Anda di halaman 1dari 33

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran di daerah Semenanjung
Arab, bangsa-bangsa Eropa justru mulai bangkit dari tidurnya yang panjang,
yang kemudian banyak dikenal dengan Renaissance. Kebangkitan tersebut
bukan saja dalam bidang politik, dengan keberhasilan Eropa mengalahkan
kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Harus diakui, bahwa justru dalam
bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan negara-negara
baru Eropa.Kemajuan-kemajuan Eropa tidak dapat dipisahkan dari peran Islam
saat menguasai Spanyol.1
Dari Spanyol Islam itulah Eropa banyak menimba ilmu pengetahuan.
Ketika Islam mencapai masa keemasannya, kota Cordoba dan Granada di
Spanyol merupakan pusat-pusat peradaban Islam yang sangat penting saat itu
dan dianggap menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa
Kristen, Katolik maupun Yahudi dari berbagai wilayah dan negara banyak
belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi “guru” bagi
orang Eropa.2
Di sini pula mereka dapat hidup dengan aman penuh dengan kedamaian
dan toleransi yang tinggi, kebebasan untuk berimajinasi dan adanya ruang yang
luas untuk mengekspresikan jiwa-jiwa seni dan sastra.3
Penduduk keturunan Spanyol dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori,
yaitu: Pertama, kelompok yang telah memeluk Islam; Kedua, kelompok yang
tetap pada keyakinannya tetapi meniru adat dan kebiasaan bangsa Arab, baik
dalam bertingkah laku maupun bertutur kata; mereka kemudian dikenal dengan
sebutan Musta’ribah, dan Ketiga, kelompok yang tetap berpegang teguh pada
agamanya semula dan warisan budaya nenek moyangnya. Tidak sedikit dari
mereka, yang non muslim, menjadi pejabat sipil maupun militer, di dalam

1
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam,( Jakarta, Kencana. 2005). hal. 109
2
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, (Jakarta, Rajawali Pers.
2004), hal. 87
3
Dean Derhak, Muslim Spain and European Culture, dalam www.muslimheritage.com

1
kekuasaan Islam Spanyol. Mereka pun mendapat keleluasaan dalam
menjalankan ibadah mereka tanpa diganggu atau mendapat rintangan dari
penguasa muslim saat itu, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya saat
penguasa Kristen memerintah Spanyol.4
B.Rumusan Masalah
Dari uraian diatas terdapat beberapa permasalahan untuk mengungkap
Islam di Eropa yaitu:
1. Bagaimana proses masuknya Islam di Eropa.
2. Bagaiamana proses masuknya peradaban Islam di Eropa.
3. Apa kontribusi Islam terhadap kemajuan di Eropa
4. Apa faktor Kemajuan dan Kemunduran Islam di Eropa.
5. Apa Bukti kemajuan Islam di Eropa.
6. Apa pengaruh Islam terhadap kemajuan Eropa

4
Siti Maryam, dkk., Sejarah Peradaban Islam: Dari masa Klasik hingga Modern.
(Yogyakarta.LESFI, 2004). hal. 83

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Masuknya Islam ke Eropa


Islam masuk ke Spanyol (Cordoba) pada tahun 93 H (711 M) melalui
jalur Afrika Utara di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad yang memimpin
angkatan perang Islam untuk membuka Andalusia.5
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang
dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana.
Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn
Nushair.Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik.Ia menyeberangi
selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan
perang lima ratus orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki
empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Ia menang dan kembali ke
Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya.
Didorong oleh keberhasilan Tharif ibn Malik dan kemelut yang terjadi dalam
tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta
dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn
Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang
di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.6
Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penaklukan Spanyol
karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri
dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan
sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid.Pasukan itu
kemudian menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. 7 Sebuah
gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan
pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dengan
dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki
Spanyol.Dalam pertempuran di Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari

5
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Opcit, hal. 110
6
Philip K. Hitti, History of the Arab,( London, Macmillan Press, 1970), hal. 493
7
Carl, Brockelmann, History of the Islami Peoples, (London: Rotledge & Kegan Paul,
1980), hal. 83

3
situ Thariq dan pasukannya menaklukkan kota-kota penting seperti Cordova,
Granada dan Toledo (Ibu kota kerajaan Goth saat itu).8 Sebelum menaklukkan
kota Toledo, Thariq meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair di
Afrika Utara. Lalu dikirimlah 5000 personil, sehingga jumlah pasukan Thariq
12000 orang.Jumlah ini tidak sebanding dengan pasukan ghothic yang
berjumlah 25.000 orang.9
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan
untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Musa bin Nushair pun
melibatkan diri untuk membantu perjuangan Thariq. Selanjutnya, keduanya
berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya
mulai dari Saragosa sampai Navarre.10
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa
pemerintahan Khalifah Umar ibn Abdil Aziz tahun 99 H/717 M, dengan
sasarannya menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan.
Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang geraknya
dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol
dan melebar jauh ke Prancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia.11
Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu
mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal.
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di
dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-
orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam
keadaan menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan
terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu, penguasa
Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa,
yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain, Yahudi.

8
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid 2, (Jakarta, Pustaka Alhusna, 1983),
hal. 161
9
Philip K. Hitti, History of the Arab, Opcit, hal. 628
10
Carl, Brockelmann, History of the Islami Peoples, Opcit, hal. 14
11
Bertol Spuler, The Muslim World: A Hisrorical Survey,( Leiden: E. J. Bril, 1960), hal.
100

4
Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk
Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen.Yang tidak bersedia disiksa
dan dibunuh secara brutal.12 Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas,
sehingga, keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan
persamaan hak. Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan
juru pembebas dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam.13
Berkenaan dengan itu, Ameer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin mengatakan,
ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi material,
kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan tetangganya di jazirah Spanyol
berada dalam keadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan resi penguasa
Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat
pada penderitaan masyarakat.14 Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni
Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan
pemberontakan.Perpecahan dalam negeri Spanyol ini banyak membantu
keberhasilan campur tangan Islam di tahun 711 M. Perpecahan itu amat banyak
coraknya dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri.
Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika
Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh.
Padahal, sewaktu Spanyol berada di bawah pemerintahan Romawi, berkat
kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan,
industri, dan perdagangan karena didukung oleh sarana transportasi yang baik.
Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth,
perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. Hektaran tanah
dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ditutup, dan antara satu
daerah dengan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat
perawatan.15

12
Thomas W. Arnold, Sejarah Da’wah Islam, (Jakarta: Wijaya, 1983), hal. 118
13
Mahmudunnasir, Islam Its Concept & History, (New Delhi: Kitab Bravan, 1981), hal.
214
14
S. M. Imaduddin, Muslim Spain: 711-1492 A.D, (Leiden: E. J. Brill, 1981), hal. 9
15
Ibid, hal. 13

5
Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama
disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada
masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam.
Awal kehancuran kerajaan Ghot adalah ketika Raja Roderick
memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara Witiza,
yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja.
Keadaan ini memancing amarah dari Oppas dan Achila, kakak, dan anak
Witiza.Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan
Roderick.Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum
muslimin.Sementara itu, terjadi pula konflik antara Roderick dengan Ratu
Julian, mantan penguasa wilayah Septah.Julian juga bergabung dengan kaum
Muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai
Spanyol.Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai
oleh Tharif, Tariq, dan Musa.16
Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adalah tentara Roderick yang
terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat
perang.Selain itu, orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan
persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.17
Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang
terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang, dan para prajurit Islam
yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya.Para
pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan
penuh percaya diri.Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi
setiap persoalan.Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang
ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong
menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam
pribadi kaum Muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut
kehadiran Islam di sana.

16
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Opcit, hal. 96
17
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Opcit, hal. 158

6
Pada masa pemerintahan bani umayah di Damaskus, Andalusia dipimpin
oleh Amir (gubernur) diantaranya oleh putra Musa sendiri, yaitu Abdul Aziz.
Runtuhnya kebesaran Bani Umayah di Damaskus dengan berdirinya daulah
bani Abbasyah di bawah pimpinan Abdul Abbas As Safaf (penumpah darah)
yang berpusat di baghdad, yang menyebabkan seluruh keluarga Kerajaan Bani
Umayyah ditumpas. Namun, salah seorang keturunan dari Bani Umayah, yaitu
Abdur Rahman berhasil melarikan diri dan menyusup ke Spanyol. Di sana dia
mendirikan Kerajaan Bani Umayah yang mampu bertahan sejak tahun 193-458
H (756-1065 M).
Kondisi masyarakat Spanyol sebelum Islam, mereka memeluk agama
khatolik, dan sesudah Islam tersebar luas tidak sedikit dari mereka yang
memeluk agama Islam secara suka rela. Hubungan antar agama selama itu
dapat berjalan dengan baik karena raja-raja Islam yang berkuasa memberi
kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika disana telah terjadi percampuran darah juga terdapat orang-
orang yanng berbahasa Arab, beradat istiadat Arab, meskipun tetap memeluk
agama nenek moyang mereka.
Keberadaan kerajaan Islam di Spanyol sungguh merupakan perantara
sekaligus obor kebudayaan dan peradaban. Dimana ilmu pengetahuan kuno dan
filsafat ditemukan kembali. Disamping itu, Spanyol menjadi pusat kebudayaan,
karena banyaknya para sarjana dan mahasiswa dari berbagai pelosok dunia
berkumpul menuntut ilmu di Granada, Cordova, Seville, dan Toledo. Di kota-
kota tersebut banyak melahirkan ilmuwan terkemuka. Seperti Abdur Rabbi
(sastrawan terkemuka), Ali ibn Hazn (penulis 400 jilid buku sejarah, agama,
logika, adat istiadat), Al Khatib (ahli sejarah), Ibnu Khaldun (ahli filsafat yang
terkenal dengan bukunya “muqaddimah”), Al Bakri dan Al Idrisi (ahli ilmu
bumi), dan Ibnu Batuta adalah pengembara terkenal yang menjelajahi negeri-
negeri Islam di dunia. Kemudian lahir pula seorang ahli filsafat yang lain,
yakni Solomon bin Gabirol, Abu Bakar Muhammad, Ibnu Bajjah (ahli filsafat
abad 12 pentafsir karya-karya Aristoteles), dan Ibnu Rusyd (ahli bintang,
sekaligus seorang dokter dan ahli filsafat). Adapun sumbangan utama Ibnu

7
Rusyd di bidang pengobatan ialah buku ensiklopedi dengan judul Al Kuliyat fit
At Tibb, serta buku filsafat “Thahafut At Tahafut”.
Perlu pula diketahui bahwa peranan wanita-wanita muslim di Spanyol
saat itu tidak hanya mengurus dapur mereka, tetapi mereka juga memberikan
sumbangan besar di bidang kesustraan, seperti Nazhun, Zaynab, Hamda,
Hafsah, Al-Kalayyah, Safia dan Marian dari Seville (adalah seorang guru
terkenal). Penulis-penulis wanita dan dokter-dokter wanita, seperti Sysyah,
Hasanah At Tamiyah dan Umm ul Ula serta masih banyak lagi. Pada abad 12
di Spanyol didirikan pabrik kertas pertama. Kenangan pertama dari peristiwa
itu ialah kata “Rim” melalui kata “Ralyme” (perancis selatan) diambil dari
bahasa Spanyol “ Risma” dari bahas Arab “Rizma” artinya bendel.
Berakhirnya kekuasaan Bani Umayah di Spanyol di bawah kekuasaan
Khalifah Sulaiman, diganti oleh dinasti-dinasti Islam kecil, seperti Al-
Murabithin, Al-Muhades (muwahidun) , dan kerajaan bani ahmar. Setelah
delapan abad umat Islam menguasai Andalusia pada tahun 898 H (1492 M).
Raja Abdullah menyerahkan kunci kota Granada kepada Ferdinand pemimpin
kaum Salib, yang selanjutnya beliau menduduki istana Al Hambra, dimana
sebelum itu Khalifah Abdullah bersedia menandatangani perjanjian yang terdiri
atas 72 pasal, diantara isinya antara lain Ferdinand akan menjamin keselamatan
jiwa keluarga Raja Bani Ahmar, demikian pula kehormatan dan kekayaan
mereka. Dalam pada itu, kemerdekaan beragama pun akan dijamin terhadap
kaum muslimin yang tinggal di Andalusia. Akan tetapi, di kemudian hari
perjanjian tersebut diingkari oelh Ferdinand sendiri dan malah mendesak
semua pasukan raja Abdullah untuk masuk Kristen, jka menolak diusir dan
harta bendanya disita.
Pertumbuhan agama Islam di Eropa sekarang memang cukup sulit
dibandingkan dengan berdakwah di Asia-Afrika, dimana masyarakatnya
terlanjur sekuler, namun karena kegigihan para mubaligh berdakwah sehingga
dalam perkembangannya agama Islam semakin baik dalam kualitas maupun
kuantitasnya. Apalagi setelah Paulus Paulus II membuka dialog antar umat
beragama, seperti yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh muslim khususnya dari

8
Indonesia dan pada masa hidupnya Paus Paulus II pernah mengundang Menteri
Agama RI untuk menjelaskan praktek kerukunan hidup beragama di tanah air.
Penaklukan Islam atas Andalus telah mengubah kondisi Spanyol secara
umum Penaklukan Islam telah berhasil melenyapkan bangsa Ghatia dan
berbagai pengaruhnya dari negeri tersebut sehingga bangsa Ghatia tidak lagi
memiliki kekuatan, melainkan mereka yang berhasil melarikan diri ke
pegunungan Jaliqiah yang terletak di barat laut Spanyol.
Kerajaan dan harta kekayaan mereka telah berpindah tangan kepada
bangsa Arab sebagai penakluk. Sementara pemerintahan Islam membiarkan
sebagian penguasa lama yang telah membantu tetap memerintah, sehingga
Julian dikembalikan pada posisi semula sebagai penguasa Sabtah dan harta
kekayaannya dikembalikan semua. Sedangkan orang-orang Yahudi yang
menderita dan terhina oleh Penguasa Ghatia diperbolehkan bergerak di sektor
perdagangan dan terlindungi di bawah pemerintah Islam.18
Bangsa Arab telah memperlakukan mereka yang selama ini hidup dan
tertekan dengan baik, sehingga pada masa pemerintahan Islam mereka
memperoleh dan menikmati hak-hak sipil secara luas. Di sisi lain bangsa Arab
memperkokoh stabilitas dan perdamaian di antara berbagai etnis yang
berlainan. Karenanya bangsa Spanyol sebagai bangsa yang patuh dengan
pemerintah Islam didapatkan sikap toleran sebagaimana yang diharapkan.
Sejumlah besar dari penduduk lapisan bawah telah beralih menjadi
pemeluk Islam yang taat. Perhatian mereka kini beralih terhadap Islam dari
kehidupan masa lalu di bawah para pemimpin yang tidak pernah
memperhatikan dan mengubah nasib buruk mereka serta kehidupan yang
penuh penindasan dan perampasan terhadap rakyatnya.19
Kita mengetahui bahwa peradaban Yunani muncul di Eropa kemudian
datang berikutnya bangsa Romawi, mereka menyebarkan peradaban dan
menguasai seluruh daerah Eropa kecuali kaum bar-bar.

18
Taqiyuddin bin Ahmad bin Ali al-Muqraizi, Nafkh at-Thib min Ghusn al-Andalus, jilid 1
(Mesir: Bulaq, 1862). hal 126-127.
19
Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam, Jilid 2, terj. H.A Bahauddin, (Jakarta: Kalam
Ilahi, 2003) hal 82.

9
Pada abad empat masehi, bangsa Bar-bar datang ke Eropa dari Asia
Tengah dan Utara Eropa, mayoritas mereka tidak menetap (nomaden). Mereka
menekan batasan Bangsa Romawi sehingga bangsa Bar-bar menguasai mereka.
Kemudian peradaban Yunani berpindah ke Timur demi menyelamatkan
kebudayaan Romawi ke Konstantinopel ibukota Imperium Bizantium.
Bangsa Eropa kala itu pada zaman pertengahan belum memiliki
peradaban yang maju. dikenal zaman itu dengan zaman kegelapan. Belum
dijumpai daerah-daerah yang menjadi pusat pencerahan kecuali daerah-daerah
tertentu saja, itu pun yang ditempati oleh para pendeta yang memahami bahasa
Yunani dan bahasa latin. Dengan masuknya Islam ke Spanyol, merubah tatanan
baru dan pencerahan terhadap bangsa Eropa dengan sebuah peradaban baru
yakni peradaban Islam yang dibawa oleh bangsa Arab dan masuk melalui
Spanyol. Karenanya, sulit dipungkiri kemajuan Eropa tidak bisa dilepaskan
dari pemerintah Islam di Spanyol.

B. Proses Masuknya Peradaban Islam di Eropa


Menurut Abdul Mu’in Majid, Peradaban Islam masuk di Eropa melalui
empat cara yaitu:20
1. Melalui Andalusia (Spanyol)

Sebagian besar pengaruh kebudayaan Islam atas Eropa terjadi akibat


pendudukan kaum muslimin atas Spanyol dan Sisilia.21 Bangsa arab selama 8
abad lamanya menempati daerah ini. Karenanya peradaban Islam menyebar di
pusat-pusat tempat yang berbeda. Seperti: di Kordova, Sevilla, Granada,
Toledo.
Penduduk Andalusia (Spanyol) mayoritas menganut ajaran masehi, yang
kemudian terpecah dengan datangnya peradaban arab. Bahkan mereka ganti
bahasa mereka dengan berbicara dengan bahasa arab. Mereka mengenal istilah

20
Lebih lanjut lihat Abdul Mun’im Majid, Tarikh al-Hadharah al-Islamiyah fil Ushuri al-
Wustho, (Cairo: Maktabah Misriyah,1978)
21
W. Montgemary Watt, Islam dan Peradaban Dunia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,
1997) hal 2.

10
Mozabarabes, kata ini yang dalam bahasa arab disebut musta’rib.22 Untuk itu
pula para pendeta nasrani melakukan terjemahan injil ke dalam bahasa Arab.
Sebagaimana disebutkan syalabi bahwa orang Spanyol telah meninggalkan
bahasa latin dan melupakannya, Seorang pendeta di Cordova mengeluh,
hampir di kalangan mereka tidak ada yang mampu membaca kitab suci yang
berbahasa latin. Bahkan cendekiawan muda hanya mengetahui dan memahami
bahasa Arab.23 Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di Spanyol, Islam
memainkan peranan yang sangat besar selama hampir 8 abad. Dari Spanyollah
peradaban Islam pindah ke Eropa
2. Melalui Sisilia
Kita mengetahui bahwa bangsa Arab menaklukan Sisilia di masa akhir
dinasti Aghalibah yang berdiri di Afrika (Sekarang Tunisia dan Al-Jazair) di
era Abbasiah yaitu di pertengahan abad 3 hijriah atau 10 Masehi dan paska
Romawi menyerang daerah-daerah Islam. Ketika datang bangsa Fatimiah dan
membangun kekuasaannya di Barat, mereka juga menguasai Sisilia bagian dari
dinasti Aghalibah serta menguasai Selatan Italia sampai Roma.
Penguasaan bangsa Arab terhadap daerah-daerah Italia menyebabkan
peradaban Islam menjadi luas, daerah-daerah sepertiPalermo, Messine,
Siracusaa, Bari selanjutnya menjadi pusat peradaban Islam di Italia.
Dunia Kristen latin ini merasakan pengaruh Muslim melalui Sisilia.
Serangan pertama ke Sisilia tahun 652, ketika kota Siracusa dimasuki, orang-
orang Arab memiliki angkatan perang yang mampu menandingi angkatan
perang Bizantium. Pendudukan Arab atas Sisilia tidak berlangsung lama seperti
pendudukan atas Spanyol. Pada pertengahan abad ke-18, ksatria Norman
melihat bahwa mereka hidup dengan baik di Italia bagian selatan, sebagai
pedagang atau sebagai pengusaha militer independen. Efesiensi kemiliteran
mereka sedemikian rupa sehingga beberapa ratus ksatria di bawah pimpinan

22
Musta’rib adalah kelompok yang tetap kepada keyakinannya tapi meniru adat istiadat
bangsa Arab baik bertingkah laku maupun bertutur kata. (lihat: Siti Maryam: Sejarah Perdaban
Islam), hal. 99
23
Syalabi, Mausu’ah Tarikh, (Mesir: Maktabah Nahdah al-Misriyah,1983) hal 89-90.

11
Robert Guiscard telah berhasil mengalahkan Bizantium dan mendirikan
kerajaan Norman.
Pada tahun 1060, saudaranya Roger memimpin invasi ke Sisilia dan
berhasil merebut Messina dan berlanjut dengan pendudukan seluruh wilayah
tersebut sampai 1091.24
Dengan demikian, kehadiran orang-orang Arab di Spanyol dan Sisilia,
keunggulan Arab secara perlahan menemukan jalur masuknya ke Eropa Barat.
Meskipun Eropa Barat telah menjalin hubungan dengan Imperium Bizantium,
ia jauh lebih banyak mengambil alih kebudayaan orang-orang Arab ketimbang
orang-orang Bizantium.25
3. Posisi Geografis Balkan
Posisi geografis Balkan merupakan salah satu faktor utama dan yang
membuka peluang pengenalan rakyat Balkan kepada agama Islam. Pengenalan
mereka kepada Islam ini bermula dari Albania. Secara tekstual, terdapat tiga
agama di Albania; Islam, Katolik Roma, dan Kristen Orthodox. Islam, setelah
melalui perjalanan panjang, terpecah menjadi dua; Sunni Hanafie dan Bektashi.
Keduanya menarik garis perbedaan yang tegas. Sunni Hanafie dengan
tradisinya sendiri, dan Bektashi menggabungkan elemen paganisme, konsep
trinitas, pengampunan dossa kepada imam, dan kultus individu Shiah. Bektashi
dengan 200 ribu pengikutnya menyebut diri sebagai Muslim toleran, namun
menolak semua praktek ritual Islam; shalat lima waktu, puasa di bulan
Ramadhan, dan pergi haji.
4. Melalui datangnya orang-orang salib di Timur Islam.
Invasi atas Spanyol dan Sisilia memberi arti bahwa suatu waktu Islam
hadir di daerah pinggiran Kristen Latin. Namun demikian, kehadiran ini
bukanlah persoalan pentingnya menuntut reaksi besar-besaran kecuali dari
wilatah-wilayah tetangga yang dekat dengan wilayah kaum muslim itu sendiri.
Karenanya reaksi itu menjadikan munculnya gerakan perang salib pada abad ke
11. Hal ini bias dianggap sebagai reaksi yang besar terhadap kehadiran Islam,

24
W.Montgemary Watt, Opcit, hal 6-7.
25
Ibid, hal 42.

12
tetapi pusatnya justru di bagian Utara Perancis, yang jauh kontaknya secara
langsung di Negara-negara Islam.26
Selama perang salib ini telah mengakibatkan terjadinya tukar menukart
pengaruh budaya di antara mereka, atau lebih tepatnya penerimaan orang-orang
Eropa atas corak-corak kebudayaan Islam. Penyebaran budaya ini tidak
diragukan lagi dengan ditopang oleh keterampilan dan ketangguhan orang-
orang Arab dalam bidang perdagangan.
Di seluruh wilayah yang tunduk di bawah pemerintahan Islam, tidak
hanya terdapat kebudayaan Islam saja yang relative homogen melainkan juga
barang-barang yang dihasilkan kaum muslim tersebar jauh melampaui batas-
batas wilayah Islam.27
Selanjutnya orang-orang salib menetap di Timur Islam dalam waktu yang
cukup lama sejak abad 5 H sampai 7 H (Abad 12 sampai 17 M). karenanya
terjadi hubungan yang intensif dengan seluruh peradaban Islam yang
mengherankan mereka. Walaupun peperangan terus terjadi antara kaum
muslimin tidak menutup para cendekiawan mereka mengambil seluruh
peradaban Islam dengan cara menyaksikan sendiri.
Serangkaian perang Salib di wilayah-wilayah Islam tidak diragukan lagi
telah memberikan sumbangan penyebaran kebudayaan Arab di Eropa Barat.
5. Pertukaran perniagaan antara timur dan barat melalui Mesir.
Peristiwa ini terjadi sejak datangnya bangsa Fatimiah di Mesir dan
menjadikan Mesir sebagai pusat politik, perdagangan dan kebudayaan. Karena
itu penyerangan Mongol di Irak menjadikan Mesir sebagai ka’bah peradaban
Islam di era dinasti Mamalik sebagaimana dikatakan Ibnu Khaldun bahwa
munculnya peradaban di Mesir dengan kembalinya peradaban Islam sejak
ribuan tahun yang lalu.
Maka muncullah di Mesir gerakan Ilmu dan seni yang menjadikan para
penuntut ilmu datang dari Timur dan Barat. Ibnu Khaldun melanjutkan dengan

26
Ibid, hal 18.
27
Ibid, hal 22.

13
perkataannya ”Saya tidak melihat Mesir kecuali sebagai induknya Ilmu,
wadahnya Islam dan sumber ilmu serta pusat perniagaan.
Mesir telah membantu kemajuan peradaban di Eropa, adapun kota-kota
di Eropa seperti: Pisa, Genova, Venezis, Napoli, Firenze memiliki hubungan
dagang dengan Mesir. Kota-kota inilah yang kemudian menjadi bangkitnya
Eropa atau yang dikenal dengan renaissance serta menjadi cikal bakal
peradaban modern di Eropa.
C. Pengaruh Peradaban Islam terhadap Kemajuan Eropa
Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan Islam di Spanyol, umat
Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka
peroleh, bahkan, pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia, kepada
kemajuan yang lebih kompleks.
1. Kemajuan Intelektual
Spanyol adalah negeri yang subur.Kesuburan itu mendatangkan
penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan
pemikir.
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri
dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-
orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika
Utara), al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria
yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk
dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab dan
Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali
yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya
lingkungan budaya Andalus yang melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra, dan
pembangunan fisik di Spanyol.28
2. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat
brilian dalam bentangan sejarah Islam.Ia berperan sebagai jembatan

28
Lutfi abd al-Badi, al-Islam fi Isbaniya, (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyyah,
1969), hal. 38

14
penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada
abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan
pada abad ke-9 M, selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5,
Muhammad ibn Abd Al-Rahman (832-886 M).29
Atas inisiatif Al-Hakam (961 -976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis
diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga, Cordova dengan
perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad
sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia islam.
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu
Bakr Muhammad ibn Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn
Bajjah.Dilahirkan di Saragosa, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal
karena keracunan di Fez tahun 1138 M dalam usia yang masih muda. Seperti
Al-Farabi dan Ibn Sina di Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis
dan eskatologis.Magnum opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid.
Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi
Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut
tahun 1185 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi, dan filsafat.
Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut
Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibnu Rusyd
dari Cordova. la lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri
khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan
kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian
filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al-Mujtahid.
Ibnu Rusyd memiliki sikap realisme, rasionalisme, positivisme ilmiah
Aristotelian. Sikap skeptis terhadap mistisisme adalah basis di mana ia
menyerang filsafat Al-Ghazali.30

29
Masjid fakhri, Sejarah Filsafat Islam, (Jakarta: Pustaka jaya, 1986), hal. 357
30
Mehdi Nakosteen, Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat, (Surabaya: Risalah
Gusti, 1996), hal. 241

15
3. Ilmu Pengetahuan
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan Iain-lain
juga berkembang dengan baik.Abbas ibn Farnas termasyhur dalam ilmu kimia
dan astronomi.Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari
batu.31 Ibrahim ibn Yahya Al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. la dapat
menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa
lamanya. la juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan
jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova
adalah ahli dalam bidang obat-obatan.Umm Al-Hasan bint Abi Ja’far dan
saudara perempuan Al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan
wanita. Bidang ilmu pengetahuan yang berkembanga di Eropa pada masa Islam
diantaranya yaitu:
1) Fisika
Kitab Mizanul Hikmah (The Scale of Wisdom) yang ditulis oleh Abdul
Rahman al-Khazini pada tahun 1121, adalah satu karya fundamental dalam
ilmu fisika di Abad Pertengahan, mewujudkan “tabel berat jenis benda cair dan
padat dan berbagai teori dan kenyataan yang berhubungan dengan fisika.32
2) Astronomi
Dalam bidan Astronomi, dalam Pengantar Trigonometri Jabir ibnu
Aflah, dari Seville, ditulis oleh Islah al-Majisti pada pertengahan abad dua
belas, berisi tentang teori-teori trigonometrikal. Hasan al-Marrakusyi telah
melengkapi pada tahun 1229 di Maroko, suatu risalah astronomi dengan
informasi trigonometri. Karyanya tersebut berisi “tabel sinus untuk setiap
setengah derajat, juga tabel untuk mengenal benar-benar sinus, arc sinus dan
arc cotangen”.
Observatorium Maragha, berdiri pada tahun 1259 di Azerbaijan, menjadi
pusat studi astronomi dan alat-alat (baru) atau untuk memperbaiki alat-alat
astronomi, kreatif dan terkenal untuk suatu periode yang singkat di Persia.

31
Ahmad Syalabi, Mausu’ah al-Tarikh al-Islami wa al-Hadharah al-Islamiyah, jilid 4,
(Kairo: Maktabah al-Mishriyah, 1979), hal. 76
32
Mehdi Nakosteen, Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat, Opcit, hal. 245

16
Pusat yang menarik bagi ahli astronomi dan pembuat alat-alat astronomi dari
Persia dan mungkin Cina.33
3) Sejarah dan geografi
Di wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibn
Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim
Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M)
mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn Al-Khatib (1317-1374 M) menyusun
riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat
sejarah.Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian
pindah ke Afrika.
Zamakhsyari (wafat 1144) seorang Persia, menulis Kitabul Amkina
waljibal wal Miyah (The Book of Places, Mountains and Waters). Yaqut
menulis Mu’jamul Buldan (The Persian Book of Places), tahun 1228, berupa
suatu daftar ekstensif data-data geografis menurut abjad termasuk fakta-fakta
atas manusia dan geografi alam, arkeologi, astronomi, fisika dan geografi
sejarah. Aja’ib al-Buldan (The Wonders of Lands), karya al-Qazwini, tahun
1262, ditulis dalam tujuh bagian yang berkaitan dengan iklim.Muhammad ibnu
Ali az-Zuhri dari Spanyol, menulis satu risalah teori geografi setelah tahun
1140.Al-Idrisi dari Sisilia, menulis untuk raja Normandia, Roger II, yang
kemudian diketahui sebagai sebuah deskripsi geografi yang paling teliti di
dunia. Ia juga menggubah ensiklopedia geografi antara tahun 1154 dan 1166
untuk William I. Al-Mazini di Granada telah menulis geografi Islam Timur dan
daerah Volga; keduanya didasarkan atas perjalanannya.34
4) Fiqih
Dalam bidang fiqih, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut Maliki.
Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziyad ibn Abd Al-Rahman.
Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qadhi
pada masa Hisyam ibn Abd Al-Rahman.Ahli-ahli fiqih lainnya di antaranya

33
Ibid, hal. 243
34
Ibid, hal. 243

17
adalah Abu Bakr ibn Al-Quthiyah, Munzir ibn Sa’id Al-Baluthi, dan Ibn Hazm
yang terkenal.35
5) Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islam mencapai
kecemerlangan dengan tokohnya Al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki
zaryab.Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu
tampil mempertunjukkan kebolehannya.la juga terkenal sebagai penggubah
lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-anaknya, baik pria
maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya
tersebar luas.
Studi-studi musikal Islam, seperti telah diprakarsai oleh para teoritikus
al-Kindi, Avicenna dan Farabi, telah diterjemahkan ke bahasa Hebrew dan
Latin sampai periode pencerahan Eropa. Banyak penulis-penulis dan
musikolog Barat setelah tahun 1200, Gundi Salvus, Robert Kilwardi, Ramon
Lull, Adam de Fulda, dan George Reish dan Iain-lain, menunjuk kepada
terjemahan Latin dari tulisan-tulisan musikal Farabi. Dua bukunya yang paling
sering disebut adalah De Scientiis dan De Ortu Scientiarum.
Musik Muslim juga disebarluaskan ke seluruh benua Eropa oleh para
“penyanyi-pengembara” dari periode pertengahan ini memperkenalkan banyak
instrumen dan elemen-elemen musik Islami.Instrumen-instrumen yang lebih
terkenal adalah lute (al-lud), pandore (tanbur) dan gitar (gitara).Kontribusi
Muslim yang penting terhadap warisan musik Barat adalah musik mensural dan
nilai-nilai mensural dalam noot dan mode ritmik.Tarian Morris di Inggris
berasal dari Moorish mentas (Morise).Spanyol banyak menerapkan model-
model musikal untuk sajak dan rima syair dari kebudayaan Muslim.36
Banyak risalah musikal yang telah di tulis oleh para tokoh Islam seperti
Nasiruddin Tusi dan Qutubuddin Asy-Syairazi yang lebih banyak menyusun
teori-teori music.37

35
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, , Opcit, hal. 103
36
Mehdi Nakosteen, Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat, Opcit, hal. 261
37
Ibid, hal. 245

18
6) Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan
Islam di Spanyol.Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-
Islam.Bahkan, penduduk asli Spanyol menomor duakan bahasa asli
mereka.Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik
keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn
Sayyidih, Ibn Malik pengarang Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali Al-
Isybili, Abu Al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan Al-Gharnathi.
4. Pembangunan Fisik / Arsitektur
Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam
sangat banyak.Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar
dibangun.Bidang pertanian demikian juga.Sistem irigasi baru diperkenalkan
kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya.Dam-dam,
kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air
didirikan.Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air.
Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan
irigasi.Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air, waduk (kolam) dibuat
untuk konservasi (penyimpanan air). Pengaturan hidrolik itu dibangun dengan
memperkenalkan roda air (water wheel) asal Persia yang dinamakan na’urah
(Spanyol: Noria). Di samping itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan
pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun, dan taman-taman.38
Industri, di samping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang
punggung ekonomi Spanyol Islam.Di antaranya adalah tekstil, kayu, kulit,
logam, dan industri barang-barang tembikar.
Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang paling
menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota,
istana, mesjid, pemukiman, dan taman-taman. Di antara pembangunan yang
megah adalah mesjid Cordova, kota Al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa,
tembok Toledo, istana Al-Makmun, mesjid Seville, dan istana Al-Hamra di
Granada.

38
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Opcit, hal. 104

19
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil
alih oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan
diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah
kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol Islam. Pohon-
pohon dan : bunga-bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri
istana-istana yang megah yang semakin mempercantik peman-dangan, setiap
istana dan taman diberi nama tersendiri dan di puncaknya terpancang istana
Damsik.
Di antara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah masjid Cordova.
Menurut Ibn Al-Dala’i, terdapat 491 mesjid di sana. Di samping itu, ciri khusus
kota-kota Islam adalah adanya tempat-tempat pemandian.Di Cordova saja
terdapat sekitar 900 pemandi-an. Di sekitarnya berdiri perkampungan-
perkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa
muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 Km.
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Di
sana berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova
diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di
Spanyol.Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa.Istana Al-
Hamra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur
Spanyol Islam.Istana itu dikelilingi taman-taman yang tidak kalah indahnya.
Kisah tentang kemajuan pembangunan fisik ini masih bisa diperpanjang
dengan kota dan istana Al-Zahra, istana Al-Gazar, inenara Girilda, dan Iain-
lain.39
D. Kontribusinya Islam Terhadap Renaissance Eropa
Selama ini banyak diantara muslimin yang melupakan sejarahnya sendiri,
sehingga mereka hanya mengenal barat sebagai penggagas mutlak terjadinya
revolusi ilmu pengetahuan di abad ke-17 M, padahal sepuluh abad sebelumnya
umat Islam sudah mulai mempelajari ilmu pengetahuan.Terbukti, pada akhir
abad ke-7 M Khalid bin Yazid (cucu pertama dari khalifah Bani Umayyah)
merupakan yang pertama dalam sejarah kekhalifahan umat Islam yang belajar

39
Ibid,, hal. 105

20
Ilmu kesehatan kepada John (seorang ahli bahasa dari Alexandria) dan beliau
juga belajar kimia kepada Marrinos dari Yunani.40 Setelah itu di mulailah
penerjemahan besar-besaran yang dilakukan pada zaman Bani Abassiyah.
Perpustakaan Bait al-Hikmah yang didirikan oleh khalifah al-Ma’mun
berisi para penerjemah yang terdiri dari orang Yahudi, Kristen dan para
penyembah Bintang. Di antara para penerjemah yang cukup terkenal dengan
produk terjemahannya itu adalah Yahya ibn al-Bitriq (wafat 200 H/ 815 M)
yang banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran pemikir Yunani, seperti
Kitab al-hayawan (buku tentang makhluk hidup) dan Timaeus karya Plato. Al-
Hajjaj ibn Mathar yang hidup pada masa pemerintahan al-Ma’mun dan telah
menerjemahkan buku Euklids ke dalam bahasaArab serta menafsirkan buku al-
Majisti karya Ptolemaeus. Abd al-Masih ibn Na’imah al-Himsi (wafat 220 H/
835 M) yang menerjemahkan buku Sophistica karya Aristoteles. Yuhana ibn
Masawaih seorang dokter pandai dari Jundisapur (Wafat 242 H/ 857 M) yang
kemudian diangkat oleh khalifah al-Ma’mun sebagai kepala perpustakaan bait
al-hikmah, banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran klasik. Seorang
penerjemah yang sangat terkenal karena banyak terjemahan yang dilahirkannya
adalah Hunain ibn Ishaq al-Abadi yang merupakan seorang Kristen Nestorian
(194-260 H/ 810-873 M)
Selain Bait al-Hikmah, pada Awal 750 M Harun Ar-Rsyid mendirikan
Observatorium di Damaskus didalamnya banyak ahli astronom Islam yang
mengadakan penelitian dibidang Astronomi sehingga lahirlah para Astronom
Islam seperti al-Farghani (850M), Ibnu Yunis (1009 M) dari Kairo, Al-Zarkali
(1029-1087 M) dari Kordoba. Kemudian diatara ilmuan Muslim yang ahli
dalam bidang Matematik adalah Al-Khawarizmi (835 M) Ibnu Abi Ubaidah
(1007 M) dari Valencia dan lain-lain. Dalam bidang Kimia kita mengenal
Muawiyyah, Ja`far Muhammad al-Shadiq (765 M), Jabir bin Hayyan (765 M)
al-Razi dan lain-lain. Dalam bidang Fisika ada, Qutb al-Run al-Shirazi, Ibn al-

40
Dr. Sharif Kaf Al-Ghazal, The Influence of Islamic Philosophy and Ethics on The
Development of Medicine During The Islamic Renaissance, Islam online. net tanggal 9 januari
2005

21
haitham dan al-Biruni.41 Dalam Ilmu Filsafat peripatetik dapat kita lihat pada
gejala Aristotelianisme. Para filsuf Islam yang masuk dalam kategori filsuf
peripatetik diantaranya adalah Ibnu Bajjah (wafat 533 H/ 1138 M), Ibnu Tufail
(wafat 581 H/ 1185 M) dan Ibnu Rushd (520-595 H/1126-1198 M). Dalam
Filsafat iluminasi yang dalam bahasa Arab disebut dengan Hikmat al-Isyraq
dapat kita ikuti jejaknya mulai dari al-Maqtul Syihab al-Din al-Suhrawardi. Ia
lahir di Aleppo, Suriah pada 1154 dan dihukum mati oleh Shaladin pada 1191
atas tuduhan kafir seperti yang diklaim oleh para teolog dan fuqaha. Dan
terakhir tokoh Ilmu kalam Al-Ghazali dengan karya controversialnya Tahafut
al-Falsafah.
Abad 13 M merupakan akhir dari pengembangan ilmu pengetahuan
dalam Islam, setelah itu kekacauan demi kekacauan terjadi dalam Islam, antara
lain penjajahan bangsa Mongolia terhadap Islam pada tahun 1218-1268 dan
meletusnya perang salib Konstatinopel Bizantium pada tahun 1204. Disusul
Imprelialisme Perancis atas Timur tengah pada tanggal 19 Mei 1798 yang
dipimpin oleh Napoleon Bonaparte dengan membawa 38.000 perajurit dan 400
kapal. Napoleon mendaratkan 4300 perajurit di Alexandria untuk merebut kota
tersebut. Napoleon membangun kerajaan di Mesir kemudian ia membawa
kaum intelektual dan bersamanya sebuah perpustakaan yang penuh dengan
literature Eropa modern, Sebuah laboratrium ilmiah dan sebuah mesin cetak
berhuruf Arab.42 Kaum muslimin harus rela kehilangan kesejahtraan dalam
hidupnya dan kehilangan berbagai cabang keilmuan akibat penjajahan yang
menyedihkan. Sehingga mereka tidak bisa mengenbangkan kembali Ilmu
Pengtahuan yang diwariskan para leluhurnya.
F. Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan Islam Di Eropa
Pada saat Islam sudah mengalami perkembangan dan kemajuan dalam
dunia ilmu pengetahuan, bangsa-bangsa di Eropa masih terbelakang, masih
berada pada zaman kegelapan. Mereka yang dipandang terpelajar (intelektual)

41
Dr. Umar A.M. Kasule, Revolusi Ilmu Pengetahuan: Kenapa Terjadi di Eropa Bukan
di Dunia Islam, (Jurnal Islamia Thn. I no. 3 September-November 2005), hal. 81
42
Karen Armstrong, Berperang demi Tuhan; Fundamentalisme dalam Islam, Kristen dan
Yahudi, (Penerbit Mizan, cetakan III Oktober 2002), hal. 92

22
adalah orang-orang gereja. Sumber kebenaran ilmu adalah gereja (Paus) yang
dogmatis. Setiap informasi yang bertentangan dengan dogma gereja, harus
ditolak.43
Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-
penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-
kekuatan umat Islam, seperti Abd Al Rahman Al-Dakhil, Abd Al-Rahman Al-
Wasith dan Abd Al-Kahman Al-Nashir.
Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh
kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang mempelopori kegiatan-
kegiatan ilmiah yang terpenting di antara penguasa dinasti Umayyah di
Spanyol dalam hal ini adalah Muhammad Ibn Abd Al-Rahman (852-886) dan
Al-Hakam II Al-Muntashir (961-976).
Toleransi beragama ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut
agama Kristen dan Yahudi, sehingga, mereka ikut berpartisipasi mewujudkan
peradaban Arab Islam di Spanyol.Untuk orang Kristen, sebagaimana juga
orang-orang Yahudi, disediakan hakim khusus yang menangani masalah sesuai
dengan ajaran agama mereka masing-masing.44
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk, terdiri dari
berbagai komunitas, baik agama maupun bangsa. Dengan ditegakkannya
toleransi beragama, komunitas-komunitas itu dapat bekerja sama dan
menyumbangkan kelebihannya masing-masing.
Meskipun ada persaingan yang sengit antara Abbasiyah di Baghdad dan
Umayyah di Spanyol, hubungan budaya dari Timur dan Barat tidak selalu
berupa peperangan.Sejak abad ke-11 M dan seterusnya, banyak sarjana
mengadakan perjalanan dari ujung barat wilayah Islam ke ujung timur, sambil
membawa buku-buku dan gagasan-gagasan. Hal ini menunjukkan bahwa,

43
http://.wordpress.com/2011/07/30/islam-di-spanyol-asal-usul perkembangan -dan-
kehancuran/ ( diunduh tanggal 11 Februari 2019 )
44
Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam al-Sitasi wa al-Dini wa al-Tsaqafi wa al-
Ijtima’i, (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah, Tanpa Tahun), hal. 428, dalam Bardi Yatim,
Opcit, hal.106.

23
meskipun umat Islam terpecah dalam beberapa kesatuan politik, terdapat api
yang disebut kesatuan budaya dunia Islam.45
Perpecahan politik pada masa Muluk Al-Thawa’if dan sesudahnya tidak
menyebabkan mundurnya peradaban.Masa itu, bahkan, merupakan puncak
kemajuan ilmu pengetahuan, Kesenian, dan kebudayaan Spanyol Islam. Setiap
dinasti (raja) di Malaga, Toledo, Sevilla, Granada, dan Iain-lain berusaha
menyaingi Cordova. Kalau sebelumnya Cordova merupakan satu-satunya pusat
ilmu dan peradaban Islam di Spanyol, Muluk Al-Thawa’if berhasil mendirikan
pusat-pusat peradaban baru yang di antaranya justru lebih maju.46
Pada saat Islam mencapai puncak kemajuannya, peradaban Islam di
Spanyol merupakan salah satu pusat peradaban Islam, disamping pusat
peradaban Islam lainnya yaitu di Bagdad dan di Mesir. Kemajuan peradaban
Islam di Spanyol tidak hanya memiliki arti penting bagi perkembangan ilmu
dan teknologi dalam lingkup peradaban dunia Islam, namun juga tercatat
mempunyai arti penting dalam perkembangan peradaban manusia pada
umumnya.
Perkembangan dan kemajuan peradaban yang melahirkan kemajuan ilmu
dan teknologi pada masa kejayaan Islam di Spanyol, terutama malalui
sumbangan berpikir rasional, telah mampu membangkitkan dan mengangkat
Eropa dari keterbelakangannya, yang semula dibelenggu oleh cara berfikir
dogmatis dan statis yang berlaku di lingkungan gereja. Kebebasan berfikir
dalam Islam yang dikembangkan oleh para ulama dan cendekiawan muslim
pada masa kemajuan peradaban Islam di Spanyol, merupakan sumbangan besar
bagi kemajuan dan perkembangan Eropa khususnya dan kemajuan dunia Barat
pada umumnya.47
Setelah banyak orang Eropa belajar ke Andalus (Spanyol), mereka
menyerap pemikiran rational antara lain melalui filsafat Ibn Rusyd (Averroes).
Sejak saat itulah muncul bibit-bibit kebangkitan pemikiran rasional di bumi

45
Masjid fakhri, Sejarah Filsafat Islam, Opcit, hal. 357
46
Lutfi abd al-Badi, al-Islam fi Isbaniya, Opcit, hal. 10
47
http: //.wordpress.com/2011/07/30/islam-di-spanyol-asal-usulperkembangan-dan-
kehancuran/ ( diunduh tanggal 11 Februari 2019 )

24
Eropa, sampai berkembangnya dunia sains. Namun pada saat kebenaran ilmu
pengetahuan mulai diyakini, ternyata mendapat tantangan dari pihak gereja.
Pertentangan dogma dengan ilmu pengetahuan ini, kelak menjadi bibit
penyebab munculnya faham sekuler, karena dogma gereja tidak mau mengakui
kebenaran ilmu pengetahuan.
G. Penyebab Kemunduran dan Kehancuran Islam di Eropa
1. Konflik Islam dengan Kristen

Para penguasa Muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna.


Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan
Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan
adat mereka, termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan
bersenjata.38 Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa
kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan
negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam
dan Kristen.Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat,
sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran.48

2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu


Kalau di tempat-tempat lain, para mukalaf diperlakukan sebagai orang
Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani
Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang
pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi
istilah ‘ibad dan muwalladun kepada para mukalaf itu, suatu ungkapan yang
dinilai merendahkan.Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non-Arab yang ada
sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak
besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini menunjukkan
tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, di samping
kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu.49

48
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,Opcit, hal. 107
49
Ibid, hal. 107

25
3. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat “serius”, sehingga lalai
membina perekonomian.50 Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat
memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.
4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris.Bahkan,
karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawaif muncul.
Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ke
tangan Ferdinand dan Isabella, di antaranya juga disebabkan permasalahan
ini.51
5. Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. la selalu
berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dan Afrika Utara. Dengan
demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan
Kristen di sana.52
H. Bukti Peradaban Islam di Eropa
Bukti adanya peradaban Islam di Eropa, pengaruhnya dapat dirasakan
dengan berbagai buku yang diterjemahkan dari bahasa arab ke bahasa latin,
bahasa Thalia dan Ibrani. Buku-buku tersebut memenuhi perpustakaan Eropa
di era-era awal. Dengan kata lain berlangsungnya penerjemahan besar-besaran
dari bahasa Arab ke bahasa latin.
Hal ini menunjukan majunya keilmuan Islam dengan segala cabangnya.
Begitu pula di era kebangkitan Eropa ketika bangsa Eropa kembali dengan
ilmu-ilmu Yunani klasik, mereka menjumpai buku-buku yang memang telah
dimuat dalam khazanah buku muslimin. Karenanya sebuah peradaban berdiri
tidak lepas dari peradaban sebelumnya.
Buku-buku lain yang mereka nukilkan adalah ilmu filsafat, ilmu
kedokteran, (buku-buku Ibnu sina dan Ar-Razi yang sudah diterjemahkan).

50
Lutfi abd al-Badi, al-Islam fi Isbaniya, hal. 25
51
Ahmad Al-Usayri, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar, 2004), hal. 345
52
Ibid, hal. 346

26
Buku-buku kedokteran ini diajarkan di kampus-kampus Eropa sampai abad 18
tak terkecuali Sekolah Salerno yang dianggap sebagai sekolah kedokteran
pertama di Eropa. Ibnu Sina dan Razi menjadi referensi kuliah kedokteran di
Paris bahkan lebih dari itu teori-teori Ibnu Khaldun yang menjadi peletak dasar
ilmu sosial masih dikenal di kampus-kampus Eropa sampai sekarang.
Selanjutnya dalam review buku ini disebutkan para penterjemah yang
berasal dari agama dan suku bangsa yang berbeda; mereka menukil dan
pindahkan ilmu bangsa Arab ke bangsa Eropa yang dimulai dari abad 11
Masehi hingga akhir era pertengahan, antara lain: Gerberto, Adelard ofbath,
Leonardo Pisano, Petrus alfons, dll.
Ketergantungan Eropa yang terus menerus kepada kedokteran Arab
hingga abad ke 15 dan ke 16 ditunjukkan dengan daftar buku yang dicetak.
Dari semua daftar itu, buku pertama adalah komentar Ferrari da Grado, seorang
guru besar di Pavia, atas bagian dari Continens, ensiklopedi besar karangan al-
Razi. Karangan Ibnu Sina, Canon dicetak pada tahun 1473, lalu pada tahun
1475. dan sudah pada cetakannya yang ketiga bahkan sebelum karya Galen
dicetak.
Hingga tahun 1500, buku ini sudah dipublikasikan dalam cetakkan yang
keenam belas. Karena masih terus digunakan hingga tahun 1650, buku itu
dipandang sebagai karya dalam bidang kedokteran yang paling banyak
dipelajari sepanjang sejarah. Buku ini diikuti oleh karya-karya terjemahan dari
bahasa Arab lainnya, termasuk beberapa karangan al-Razi, Ibnu Rushd, Hunain
bin Ishaq dan Haly Abbas.

Dalam karya Ferrari de Gardo, misalnya; Ibnu Sina dikutip lebih dari tiga
ribu kali, al-Razi dan Galen masing-masing seribu kali, sedang hippocrates
hanya seratus kali. Dengan demikian, kedokteran Eropa abad ke-15 dan ke-16
masih merupakan kedokteran yang sedikit lebih luas dari sekedar kepanjangan
kedokteran arab.53

53
W.Montgemary Watt, Opcit, hal 99.

27
Hal lainnya dapat dijumpai dalam karya sastra yang seluruhnya berasal
dari bahasa Arab, buku yang paling populer, diantaranya: ‫ كليلة و دمنة‬, ‫ألف ليل‬
‫ وليلة‬, dll. Pengaruh karya sastra bangsa Eropa banyak diilhami dari dua buku
ini. Sebut saja sastrawan modern baratShakespeare yang berasal dari Inggris,
banyak tulisannya sangat terpengaruh dari cerita-cerita timur.
Bukti lain dari pengaruh peradaban Islam di Eropa adalah kata yang
berasal dari bahasa Arab dan masih digunakan sampai sekarang. Bukti ini bisa
dikatakan yang paling besar pengaruhnya di bangsa Eropa, kalimat-kalimat
bahasa Arab ini dapat dijumpai dalam bahasa Spanyol, Portugis, Italia dan
lainnya. Mencakup pula bahasa tentang kehidupan dan ilmu pengetahuan.
Antara lain: Chiffre adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yakni ‫( صفر‬nol),
berarti penomoran dari arab. Admiral atauAmiral kata dari ‫( أمير البحر‬pemimpin
laut), Cable yaitu ‫( الحبل‬kabel), dsb.
Masih banyak lagi bukti pengaruh peradaban Islam di Eropa baik dari
musik dan kesenian, arsitek bangunan, pertanian dan perdagangan serta ilmu
peta. Untuk pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan
kota, istana, masjid dan taman-taman. Di antara bangunan yang megah adalah
masjid Cordova, kota al-Zahra, masjid Sevile, istana al-Hamra di Granada,
istana al-Makmun, tembok toledo dan istana Ja’fariyah di Saragosa.
Sebagaimana disebutkan bahwa Cristoper Colombus telah menelaah peta
Arab saat itu tersebar di Eropa yang telah diungkap sebelumnya oleh ahli
geografi orang-orang Arab, mereka dikenal dengan‫المغررين‬
ّ yang berjumlah 8
orang, mereka berjalan dalam lautan yang gelap ke barat selama 11 hari
kemudian terus melaut ke selatan 12 hari sampai masuk ke salah satu selatan
pulau Amerika.
Disebutkan pula dalam buku Masalikul Abshor karangan ibnu Fadlillah
Al-Umari bahwa sekelompok orang dari bani Barzal melaut ke lautan gelap;
pastilah nama Brazil diambil dari nama-nama mereka. Begitu juga penemuan
Portugis di Afrika, kedatangan bangsa Eropa ke Hindia didasari dengan apa
yang pernah dilakukan oleh bangsa Arab.

28
Kebudaayan Islam dan Arab sangat mempengaruhi peradaban Eropa
waktu itu, apalagi bangsa Eropa ketika itu masuk dalam era kegelapan. Begitu
Islam masuk ke Eropa melalui Spanyol telah membawa Eropa maju pesat
dengan memunculkan gerakan renaissance atau gerakan kebangkitan Eropa.
Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak
berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di
periode klasik. Memang telah dikemukakan di atas bahwa saluran peradaban
Islam yang mempengaruhi Eropa melalui Spanyol, Sisilia, perang Salib
maupun pertukaran perniagaan. Tetapi Saluran yang terpenting dalam hal ini
adalah Spanyol Islam. Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi
Eropa menyerap peradaban Islam. Baik dalam hubungan politik, sosial,
ekonomi maupun peradaban antar negara. Bahwa suatu kenyataan sejarah
Spanyol selama tujuh abad lebih berada dalam kekuasaan Islam.
Pengaruh peradaban Islam termasuk di dalamnya pemikiran ibnu Sina,
Razi dan ibnu Rusyd, pemikiran yang paling banyak dipelajari. Kemudian
banyaknya para pemuda Eropa yang belajar ke univesitas-universitas Islam di
Spanyol, seperti universitas Cordova, Sevile, Granada, Malaga dan Salamanca.
Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya
ilmuwan-ilmuwan muslim. Pusat penerjamahan adalah Toledo. Setelah pulang
ke negerinya mereka mendirikan sekolah dan universitas.
Universitas pertama di Eropa adalah universitas Paris yang didirikan
tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd. Di akhir zaman
pertengahan Eropa, baru berdiri 18 universitas. Ilmu yang mereka peroleh dari
universitas adalah ilmu kedokteran, ilmu pasti dan filsafat.
Pengaruh ilmu pengetahuan dan peradaban Islam di Eropa yang
berlangsung abad 12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali
(renaissance) pusaka Yunani di Eropa abad ke 14 M. berkembangnya
pemikiran Yunani di Eropa ini melalui terjemahan-terjemahan Arab yang
dipelajari dan diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin.
Walaupun akhirnya Islam terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang
sangat kejam, tetapi Islam telah membidangi gerakan kebangkitan di Eropa,

29
gerakan kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik padan abad 14 M
yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme
pada abad ke-17 M dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke 18 M.54
Montgemary Watt menyebutkan bahwa pengaruh kebudayaan Islam atas
Eropa dengan tiga hal; Pertama, sumbangan orang Arab ke Eropa tidak
diragukan lagi terutama dalam hal-hal yang menyokong perbaikan tingkat
kehidupan dan memperkokoh basis materialnya. Kedua, sebagian besar orang
Eropa kurang menyadari pengaruh orang Arab dan karakter Islam yang mereka
ambil dan ketiga, kesastraan orang-orang Arab dan yang menyertainya telah
merangsang tumbuhnya imajinasi Eropa dan kejeniusan politik orang
Romawi.55

54
S.I Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, (Jakarta:
P3M, cet ke-2, 1986) hal 77.
55
W. Montgemary Watt, Opcit, hal 42.

30
BAB III KESIMPULAN

Eksistensi perkembangan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh


peradaban Spanyol Islam di segala bidang, telah menjadikannya sebagai sebuah
negara adikuasa di zamannya. Kehadirannya telah banyak mewarnai
perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban manusia.
Dengan semangat science for science mereka melakukan serangkaian upaya
pengembangan khazanah keilmuan yang telah di kemukakan oleh Pemikir Yunani
kuno dengan tanpa melepaskan pada frame religius islami. Semangat inilah yang
mereka lakukan dalam melakukan itjihad keilmuan.Dari akumulasi dan hubungan
yang harmonis inilah kemudian melahirkan ilmu pengetahuan islami yang sangat
bermanfaat bagi perkembangan kebudayaan manusia selanjutnya.
Di saat perkembangan keilmuwan mencapai zaman keemasan inilah pada
waktu yang bersamaan dunia Eropa berada dalam keadaan yang memprihatinkan.
Mereka terkekang oleh dogma gerejani yang absolut yang mengharamkan
umatnya untuk mengembangkan daya nalarnya.
Montgemary Watt menyebutkan bahwa pengaruh kebudayaan Islam atas
Eropa dengan tiga hal; Pertama, sumbangan orang Arab ke Eropa tidak diragukan
lagi terutama dalam hal-hal yang menyokong perbaikan tingkat kehidupan dan
memperkokoh basis materialnya. Kedua, sebagian besar orang Eropa kurang
menyadari pengaruh orang Arab dan karakter Islam yang mereka ambil dan
ketiga, kesastraan orang-orang Arab dan yang menyertainya telah merangsang
tumbuhnya imajinasi Eropa dan kejeniusan politik orang Romawi.

31
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mun’im Majid, Tarkh al-Hadharah al-Islamiyah fil Ushuri al-Wustho,


Cairo: Maktabah Misriyah,1978
Al-Usayri Ahmad, Sejarah Islam, Jakarta: Akbar, 2004
Bertol Spuler, The Muslim World: A Hisrorical Survey, Leiden: E. J. Bril, 1960
Carl Brockelmann, History of the Islami Peoples, London: Rotledge & Kegan
Paul, 1980
Derhak Dean, Muslim Spain and European Culture, dalam
www.muslimheritage.com
Dr. Sharif Kaf Al-Ghazal, The Influence of Islamic Philosophy and Ethics on The
Development of Medicine During The Islamic Renaissance, Islam
online. net tanggal 9 januari 2005
Dr. Umar A.M. Kasule, Revolusi Ilmu Pengetahuan: Kenapa Terjadi di Eropa
Bukan di Dunia Islam,, Jurnal Islamia Thn. I no. 3 September-
November 2005
Fakhri Majid Sejarah Filsafat Islam, Jakarta: Pustaka jaya, 1986

Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam, Jilid 2, terj. H.A Bahauddin, Jakarta:
Kalam Ilahi, 2003
Lutfi abd al-Badi, al-Islam fi Isbaniya, Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-
Mishriyyah, 1969
Mahmudunnasir, Islam Its Concept & History, New Delhi: Kitab Bravan, 1981
Mehdi Nakosteen, Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat, Surabaya:
Risalah Gusti, 1996
Philip K. Hitti, History of the Arab, London, Macmillan Press, 1970
S. M. Imaduddin, Muslim Spain: 711-1492 A.D, Leiden: E. J. Brill, 1981
S.I. Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern,
Jakarta: P3M, 1986
Siti Maryam, dkk., Sejarah Peradaban Islam: Dari masa Klasik hingga Modern.
Yogyakarta. LESFI, 2004

32
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana. 2005
Syalabi Ahmad, Mausu’ah al-Tarikh al-Islami wa al-Hadharah al-Islamiyah, jilid
4, Kairo: Maktabah al-Mishriyah, 1979
Taqiyuddin bin Ahmad bin Ali al-Muqraizi, Nafkh at-Thib min Ghusn al-Andalus,
jilid 1, Mesir: Bulaq, 1862
Thomas W. Arnold, Sejarah Da’wah Islam, Jakarta: Wijaya, 1983
W. Montgemary Watt, Islam dan Peradaban Dunia, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka, 1997
W. Montgomery Watt, Kejayaan Islam: Kajian kritis dari tokoh orientalis.
Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada : 2003
Yatim,Badri Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, Jakarta: Rajawali
Pers. 2004
Zainal Abidin Ahmad, Riwayat Hidup Ibn Rusyd, Jakarta: Bulan Bintan: 1975
http://.wordpress.com/2011/07/30/islam-di-spanyol-asal-usul perkembangan -dan-
kehancuran/ ( diunduh tanggal 11Februari 2019 )

33

Anda mungkin juga menyukai