Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI SPANYOL

SERTA PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS EROPA

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Sejarah Dunia Islam PAI-1D

Dosen Pengampu : Dr. Mustopa Halmar, M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 7 PAI-1D

Muhammad Nur Karim Setyawan (2203016140)

Eka Rifna Fauziah (2203016146)

Moch Mufti Aji (2203016150)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2022

1
PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI SPANYOL

SERTA PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS EROPA

A. Latar Belakang

Ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran, pada masa berakhirnya periode klasik
Islam. Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam
bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan
bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan
politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan Islam
di Spanyol. Dari Islam Spanyol di Eropa banyak menimba Ilmu. Pada periode klasik,
ketika Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam
yang sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen
banyak belajar di perguruan- perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi guru bagi
orang-orang Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian
peneliti untuk mengetahui lebih jauh tentang peradaban Islam di Spanyol.

B. Rumusa Masalah
1. Bagaimana Proses masuknya Islam di Spanyol?
2. Apa saja faktor yang memudahkan masuk ke spanyol?
3. Bagaimana perkembangan Islam di Spanyol?
4. Apa saja kemajuan yang dialami pada saat peradaban Islam di Spanyol?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kemajuan peradaban Islam di Spanyol?
6. Apa penyebab kemunduran serta kehancuran Islam di Spanyol?
7. Apa pengaruh peradaban Spanyol Islam bagi Renaisans Eropa?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana Proses masuknya Islam di Spanyol?
2. Mengetahui faktor-faktor yang memudahkan masuk ke spanyol?
3. Mengetahui bagaimana perkembangan Islam di Spanyol?
4. Mengetahui kemajuan-kemajuan yang dialami pada saat peradaban Islam di Spanyol?
5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan peradaban Islam di
Spanyol?
6. Mengetahui penyebab kemunduran serta kehancuran Islam di Spanyol?

2
7. Mengetahui apa pengaruh peradaban Spanyol Islam bagi Renaisans Eropa?
D. Pembahasan
1. Masuknya Islam Di Spanyol

Wilayah Spanyol merupakan daerah di semenanjung Andalusia. 1 Sebelum kedatangan


Islam, Spanyol dikenal dengan nama Iberia/Asbania, kemudian berubah menjadi
Andalusia ketika negeri subur itu dikuasai bangsa Vandal. Dari perkataan Vandal inilah
orang Arab menyebutnya Andalusia.2

Sebelum Islam masuk, Spanyol telah ditaklukkan oleh beberapa bangsa diantaranya
bangsa Romawi yang ditandai dengan perkembangan agama Kristen di Spanyol, kemudian
bangsa vandal yang ditandai dengan berubahnya nama Iberia menjadi Andalusia, lalu
bangsa Visioghotic yang mendirikan Kerajaan Ghotic.3

Islam masuk ke Spanyol melalui Afrika Utara pada tahun 711 M. Afrika Utara
merupakan salah satu provinsi di Dinasti Umayyah. Wilayahnya telah ditaklukkan pada

masa khalifah Abdul Malik, kemudian khalifah Abdul Malik (685-705 M) mengangkat
Hasan bin Nu’man al-Ghassani sebagai gubernur Afrika Utara. Kemudian diteruskan oleh
Khalifah Walid bin Abdul Malik (705-715) yang mengangkat Musa bin Nushair sebagai
gubernur Afrika Utara selanjutnya pada tahun 705 M. 4 Penaklukan wilayah Afrika oleh
Bani Umayyah ini telah direncanakan sejak 53 tahun sejak masa kekhalifahan Muawiyah
(661-680), akan tetapi baru terwujud pada masa kekhalifahan Walid bin Abdul Malik
(705-715).5 Pada masa ini, Musa telah memperluas kekuasaannya dengan menduduki
Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan kedaerah-daerah
bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka berjanji
untuk setia dan tidak membuat kekacauan-kekacauan seperti yang telah dilakukan
sebelumnya.6

Pada masa sebelum diangkatnya Musa bin Nushair menjadi gubernur Afrika Utara,
Kerajaan Gothic sedang mengalami kekacauan. kekacauan itu ditandai dengan terjadinya
1
Imaduddin, Muslim Spain711-1492 AD,(Leiden: t.p., 1981), hlm. 1.
2
Yoesoef Syoeyb, Kekuasaan Islam diIndonesia,(Jakarta: Penerbit Maju, 1984), hlm.1.
3
Musalya, Abdul Hamid al-Ubbady, Al-Mujmal fi Tarikh al-Andalus, (Kairo: Dar al-Qalam, 1964), hlm. 32.
4
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 161.
5
A. Syalabu, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pusaka Al-Husna,1983), hlm. 154.
6
Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000). hlm. 88.

3
perebutan kekuasaan di Kerajaan Ghotic bagian barat akibat wafatnya rajanya kala itu
(Witiza). Perebutan itu terjadi diantara putra dari rajanya sendiri dengan panglima
perangnya yang bernama Roderick. Ketidakmampuan putra raja menghadapi Roderick, ia
lalu bersekutu dengan sosok yang telah lama bermusuhan dengan Roderick (Graff Yulian).
Namun usaha mereka gagal, sehingga kemudian Graff Yulian meminta bantuan Musa bin
Nushair untuk menjadi gubernur Afrika Utara guna memerangi Roderick. 7 Kala itu Musa
menyetujuinya dikarenakan beberapa hal yang mendorongnya, diantaranya yaitu:

1) Karena antara penduduk Spanyol denga Afrika Utara terlibat dalam suasana
perang, sebab penduduk Spanyol terutama yang beragama Kristen pernah beberapa
kali menyerang pantai Afrika yang telah dikuasai oleh kaum muslimin.
2) Penduduk Spanyol pernah memberikan bantuan kepada tentara Romawi dan
berusaha mendiududki wilayah muslim di pantai Afrika. Dasar pertimbangan itu
kemudian dikemukakan Musa pada Khalifah Walid binAbdul Malik, sewaktu
Musa minta uzin untuk memberikan bantuan ketentara SPanyol, dan Khalifahpun
menyetujuinya.8

Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat
dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah
Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut
sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada diantara Maroko
dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang lima ratus orang di antaranya adalah
tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian(Ratu
dari Spanyol yang bergabung dengan Muslim).9 Ia menang dan kembali ke Afrika
Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh
keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang
berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta
rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol
sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.10

7
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 160-161.
8
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 161.
9
A. Syalabu, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pusaka Al-Husna,1983), hlm. 158.
10
Philip K.Hitti, History of The Arabs,(London: Macmillan Press, 1970), hlm. 493.

4
Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena
pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian
besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab
yang dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu kemudian menyeberangi Selat di bawah
pimpinan Thariq ibn Ziyad.11 Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan
pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar
(Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk
memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah, Raja
Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya terus menaklukkan kota-
kota penting, seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibu kota kerajaan Goth saat itu). 12
Sebelum Thariq menaklukkan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada
Musa ibn Nushair di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan sebanyak
5000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini
belum sebanding dengan pasukan Gothik yang jauh lebih besar, 100.000 orang.13

Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk
penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai
seluruh kota pentingdi Spanyol, termasuk bagian utaranya mulai dari Saragosa sampai
Navarre. 14

Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan


Khalifah Umar ibn Abdil Aziz tahun 99 H/717 M, dengan sasarannya menguasai
daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan. Gelombang kedua terbesar
dari penyerbuan kaum muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M
ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh ke Prancis Tengah dan
bagian-bagian penting dari Italia.15

2. Faktor-Faktor Yang Memudahkan Islam Masuk Ke Spanyol


11
Carl, Brockelmann, History of The Islamic Peoples, (London: Rotledge & Kegan Paul, 1980), hlm. 83.
12
A. Syalabu, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pusaka Al-Husna,1983), hlm. 161.
13
Ibn al-Asir, Al-Kamil, IV, hlm. 562.
14
Carl, Brockelmann, History of The Islamic Peoples, (London: Rotledge & Kegan Paul, 1980), hlm. 14.
15
Bertold Spuler, The Muslim World: A Historical Survey, (Laiden: E. J. Brill, 1960), hlm. 100.

5
Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu
tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal.

Faktor eksternalnya antara lain pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang
Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan yang
menyedihkan. Begitu juga dengan adanya perebutan kekuasaan di antara elite
pemerintahan, adanya konflik umat beragama yang menghancurkan kerukunan dan
toleransi di antara mereka. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja
Roderick, raja terakhir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran Ghot adalah ketika
Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara
Witiza yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo diberhentikan begitu saja.
Hal yang menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang
terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang. Selain itu
orang Yahudi yang selama ini tertekan juga telah mengadakan persekutuan dan
memberikan bantuan bagi perjuangan kaum muslimin.16

Adapun faktor internalnya yaitu suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa,
tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah
Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya
kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Sikap toleransi agama dan persaudaraan serta
sikap suka tolong-menolong yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu
menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.17

3. Perkembangan Islam Di Spanyol


Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga tiba masa jatuhnya
kerajaan Islam terakhir di sana, Islam telah memainkan peranan yang sangat besar.
Mengutip dari salah satu buku dari Dr. Badri Yatim, M.A., masa Islam ini terbagi menjadi
enam periode, yaitu:18

a. Periode Pertama (711-755M)

16
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 166-167.
17
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 168.
18
Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000). hlm. 93.

6
Di masa ini Spanyol di bawah kekuasaan para wali yang diangkat oleh Khalifah
bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Abdul Aziz, sebagai pengganti Musa
(yang sebelumnya merupakan Gubernur Tangier sekaligus Gubernur Andalusia).
Abdul Aziz yang pemerintahannya masih berpusat di Sevile, merupakan seorang
penguasa yang adil dan di cintai rakyat, memerintah pada tahun 714-716 M.
Setelah Abdul Aziz terbunuh, kekuatan tentara mengangkat Ayub Ibn Habib
(716M), tetapi tidak mendapat restu Gubernur Jenderal dan Khalifah. Selanjutnya
Andalusia dipimpin oleh Al-Hurr ibn Abdurrahman (716-718 M). Pada masanya
Islam berhasil menaklukkan Perancis Selatan dan Septimania. Ibu kota
pemerintahan dipindahkan dari Sevile ke Cordova. Namun akhirnya Al-Hurr ibn
Abdurrahman terbunuh oleh persatuan Kristen yang sangat kuat.
Selanjutnya Al-Anbasah ibn Sahim (721-725 M) di angkat menjadi wali di
Andalusia. Dia adalah seorang pemimpin yang adil dan administrator yang ulung.
Tetapi karena kebencian orang Kristen yang mendalam, akhirnya ia dibunuh ketika
di dalam perjalanan. Setelahnya selama enam tahun terdapat enam penguasa, satu
pun tidak ada yang cakap dalam memimpin.
Kondisi politik pada masa ini tidak stabil karena banyaknya gangguan-gangguan
baik dari dalam maupun luar. Sedangkan dari dalam terdapat persaingan antara
kalangan elit tempatan dan perbedaan kasta. Di antara umat Islam sendiri terdapat
perselisihan di antara para penguasa dan persaingan kesukuan. Dari pihak luar
gangguan dari musuh-musuh Islam yang tidak pernah berhenti menyusun siasat
untuk menghancurkan dan mengusir Islam dari Andalusia. Namun demikian, bagi
rakyat asli Andalusia, kehadiran Islam telah memancarkan cahaya dalam
kehidupan mereka yang selama ini dalam kegelapan.
b. Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini, pemerintahan dipegang oleh Amir(panglima/gubernur). Umat
Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik
maupun dalam bidang peradaban. Abd Al-Rahman Al-Dakhil mendirikan masjid
Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol. Hisyam dikenal
berjasa dalam penegakan hukum Islam dan Hakam dikenal sebagai pembaharu
dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memperkasai tentara bayaran di Spanyol.
Sedangkan Abd Al- Rahman Al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu.
Sekalipun demikian, berbagai ancaman dan kerusuhan terjadi. Pada pertengahan
abad ke-9, stabilitas negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik
7
yang mencari Kesyahidan. Namun, Gereja Kristen lainnya diseluruh Spanyol tidak
menaruh simpati pada gerakan itu, karena pemerintah Islam mengembangkan
kebebasan beragama. Penduduk Kristen diperbolehkan memiliki pengadilan sendiri
berdasarkan hukum Kristen.
c. Periode Ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini pemerintahan Spanyol dipegang oleh Khalifah, berlangsung mulai
dari pemerintahan Abd Al- Rahman III yang bergelar “An-Nasir sampai
munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawaif.
Pada periode ini, umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan,
menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Abd Al-Rahman Al- Nashir
mendirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu
buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dari pendiri perpustakaan. Pada masa
ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan
kota berlangsung cepat.
Awal dari kehancuran Khalifah Bani Umayahdi Spanyol adalah ketika Hisyam II
naik tahta dalam usia sebelas tahun. Oleh karena itu, kekuasaan aktual berada pada
tangan para penjabat. Pada tahun 981 M, Khalifah menunjuk Ibn Abi’ Amir
sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang
berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam
dengan menyingkirkan saingan-saingan dan rekan-rekannya. Atas keberhasilannya,
ia mendapat gelar Al-Manshur Billah. Ia wafat pada tahun 1002M dan digantikan
oleh anaknya Al-Muzaffar, yang masih dapat mempertahankan keunggulan
kerajaan. Akan tetapi, setelah wafat pada tahun 1008 M, ia digantikan oleh adiknya
yang tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Dalam beberapa tahun saja, negara
yang tadinya makmur dilanda kekacauan dan akhirnya kehancuran total. Pada
tahun 1009 M khalifah mengundurkan diri. Beberapa orang yang dicoba untuk
menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup memperbaiki keadaan. Akhirnya,
pada tahun 1013 M, Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan
jabatan Khalifah. Ketika itu, Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara
kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.

d. Periode Keempat (1013-1086 M)

8
Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di
bawah pemerintahan raja-raja golongan yang berpusat di suatu kota seperti Seville,
Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di
Seville. Pada peroide ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian
intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang
bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan
kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya orang-
orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun,
kehidupan politik tidak stabil, namun, kehidupan intelektual terus berkembang
pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk
mendapatkan perlindungandari suatu istana ke istana lain.
e. Periode Kelima (1086-1248M)
Pada periode ini, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara,
tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun
(1086-1143 M) dan dinasti Muwahiddun (1146- 1235 M).
Dinasti Murabithun pada mulanya adalah gerakan agama yang didirikan oleh
Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Ia masuk ke Spanyol atas undangan penguasa-
penguasa Islam pada saat itu yang tengah memikul beban berat perjuangan
mempertahankan negeri- negerinya dari serangan orang-orang Kristen. Ia dan
tentaranya masuk ke Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan
pasukan Castilla. Akan tetapi, penguasa-penguasa sesudah ibn Tasyfin adalah raja-
raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir dan digantikan
dengan dinasti Muwahiddun, pada tahun 1146 M penguasa dinasti Muwahiddun
yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini. Dinasti ini datang ke Spanyol di
bawah pimpinan Abd Al Mun’im. Antara tahun 1114 dan 1154 M, kota-kota
muslim penting, Cordova, Almeria, Granada, jatuh kebawah kekuasaannya. Untuk
jangka beberapa dekade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan. Kekuatan-
kekuatan Kristen dapat dipukul mendur. Akan tetapi, tidak lama setelah itu,
Muwahiddun mengalami keambrukan.
f. Periode Keenam (1248-1492M)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani
Ahmar (1232- 1492 M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman
Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di
wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di
9
Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam merebutkan
kekuasaan. Dan hal ini dapat di manfaatkan dengan baik oleh umat Kristen untuk
kembali merebut kekuasaan terakhir yang dimiliki oleh umat Islam, umat Islam
setelah itu dihadapkan pada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggalkan
Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah
itu.

4. Kemajuan Peradaban Islam Di Spanyol


Kemajuan Islam di Spanyol sangat menonjo diberbagai bidang, yaitu :19
1. Bidang intelektual
Dibidang ini Spanyol mengalami banyak kemajuan yang pesat baik dalam ilmu
pengetahuan(Filsafat, sains, Fiqih), Musik dan Kesenian, maupun dalam bahasa
dan sastra.
2. Bidang Ilmu Keagamaan
Dalam bidang ini Spanyol mengalami kemajuan pada ilmu Tafsir dan Ilmu Fiqih,
yang kemudian melahirkan para Ilmuan muslim dibidang tersebut.
3. Bidang Arsitektur bangunan/Pembangunan Fisik
Pada bidang ini Spanyol mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan,
pertanian, transportasi, Industri, serta gedung-gedung di pusat kota yang
diperindah, yaitu di kota Cordova, Granada, Sevilla, dan Toledo.

5. Faktor Yang Memengaruhi Majunya Islam Di Spanyol

Banyak faktor pendukung kemajuan Islam di Spanyol, antara la didukung oleh adanya
penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan
umat Islam, sepers Abdurrahman Ad-Dakhil, Abdurrahman Al-Wasith, dan Abdurrahman
An-Nashir.20

Keberhasilan politik para pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan para


penguasa lainnya yang mempelopori kegiatan ilmiah. Di antara mereka penguasa Dinasti
Umayyah di Spanyol yang berjasa adalah Muhammad bin Abdurrahman (852-886 M), dan
Al Hakam II Al-Muntashir (961-976 M).21
19
Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2012), hlm. 47-
57.
20
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 176.
21
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 176.

10
Di samping itu, toleransi ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama
Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab
Islam Spanyol. Meskipun ada persaingan yang sengit antara Abbasiyah di Baghdad dan
Umayyah di Spanyol, hubungan budaya dari Timur dan Barat tidak selalu berupa
peperangan Sejak abad ke-11 M, dan seterusnya, banyak kalangan cendekiawan
mengadakan perjalanan dari ujung barat wilayah Islam ke ujung timur, sambil membawa
buku-buku dan gagasan-gagasan. Hal ini menunjukkan bahwameskipun umat Islam
terpecah dalam beberapa kesatuan politik terdapat apa yang disebut kesatuan budaya
dalam Islam. 22

6. Kemunduran Islam Di Spanyol

Setelah Islam memperoleh kejayaan selama lebih kurang 7 abad, terjadi kemunduran
yang membawa kepada kehancuran. Menurut Badri Yatim, sebab-sebab yang menjadikan
kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol antara lain disebabkan beberapa hall
yaitu:23

a. Konflik penguasa Islam dan penguasa Kristen.


Para penguasa Muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna. Mereka sudah
merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen
taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka,
termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata.24 Namun
demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang
Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak
pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M
umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang
mengalami kemunduran.
b. Tidak adanya ideologi pemersatu
Kalau di tempat-tempat lain, para mukalaf diperlakukan sebagai orang Islam yang
sederajat,di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di
Damaskus, orang- orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi.
Setidaktidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah ‘ibad dan

22
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 176.
23
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2003) hlm. 107-108
24
Arman Aaabel, Spanyol pemech dalam negeri, (Jakarta: Yayasan perkhidmantan,1983), hlm.246.

11
muwalladun kepada para mukalaf itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.
Akibatnya, kelompok- kelompok etnis non-Arab yang ada sering menggerogoti
dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah
sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi yang
dapat memberi makna persatuan, di samping kurangnya figur yang dapat menjadi
personifikasi ideologi itu.
c. Karena kesulitan ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat “serius”, sehingga lalai
membina perekonomian.25 Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat
memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.
d. Tidak jelasnya sistem peraliahan kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Bahkan, karena
inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al- Thawaif muncul. Granada
yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhirdi Spanyol jatuh ke tangan
Ferdinand dan Isabella, di antaranya juga disebabkan permasalahan ini.
e. Karena letaknya yang terpencil dari pusat wilayah dunia Islam yang lain
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. la selalu berjuang
sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dan Afrika Utara. Dengan demikian,
tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen di
sana.

Namun ada faktor lain yang menyebabkan kemunduran kebudayaan Islam


yaitu: kelemahan dibidang politik, munculnya orang-orang Moghul, munculnya
unsur Turki, dan ditemukannya mesiu.

7. Pengaruh Perdaban Spanyol Terhadap Renaisans Di Eropa

Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi
kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik. Memang
banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, seperti Sicilia dan
Perang Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban
Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian, dan
peradaban antar negara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol
25
Arman Aaabel, Spanyol pemech dalam negeri, (Jakarta Yayasan perkhidmantan,1983), hlm.251.

12
berada dibawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa,
terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping bangunan fisik. 26

Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga di Eropa timbul gerakan


Averroisme yang menuntut kebebasan berfikir. Pihak gereja menolak pemikiran
rasional yang dibawa gerakan Averroisme ini. Berawal dari gerakan Averroisme
inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada
abad ke 17 M.27

Buku-buku Ibn Rusyd dicetak di Vinesia tahun 1481, 1482, 1483, 1489, dan 1500 M.
Bahkan edisi lengkapnya terbit pada tahun 1553 dan 1557. M. Karya-karyanya juga
diterbitkan pada abad ke 16 M di Napoli, Bologna, Lyonms, dan Atrasbourg, dan di awal
abad ke 17 M di Jenewa.

Pengaruh peradaban Islam termasuk didalamnya pemikiran Ibn Rusyd ke Eropa


berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di Universitas-
universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan
Salamanca. Selama belajardi Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya
ilmuwan Islam. Pusat penerjamahan iru sendiri berada di Toledo.

Setelah pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama.
Universitas pertama di Eropa adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231
M, tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibn Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa,
baru berdiri 18 buah universitas. Di dalam universitas itu, ilmu yang mereka peroleh
dari universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan
filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak adalah pemikiran Al-Farabi, Ibn Sina dan
Ibn Rusyd.28

Pengaruh ilmu pengetahuan Islam Salib, tetapi saluran yang penting adalah Spanyol
Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke 12 M itu menimbulkan gerakan
kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke 14 M.
Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-

26
Philip K.Hitti, History of The Arabs,(London: Macmillan Press, 1970), hlm. 526-530.
27
S.I. Poeradisistri, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan peradaban modern,( Jakarta: P3M, 1986), hlm. 67.
28
Zainal Abidin Ahmad, Riwayat Hidup Ibn Rusyd,(Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm. 148-149.

13
terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa
Latin.29

E. KESIMPULAN

1. Afrika Utara menjadi batu loncatan penguasaan Spanyol

2. Masa (Umayyah) Khalifah Abdul Malik (685-705) mengangkat Hasan ibn Nu’man Al-
Ghassani menjadi gubernur Afrika Utara, yang pada masa Khalifah al-Walid (705-715)
diganti oleh Musa ibn Nushair.

3. Musa ibn Nushair memperluas kekuasaannya; Aljazair dan Marokko, dan menaklukkan
bekas kekuasaan bangsa Barbar. Dan menundukkan bekas kekuasaan Romawi (kerajaan
Gothik). Penundukkan negeri ini memakan waktu 53 tahun sejak Muawiyah sampai Al-
Walid.

4. Terdapat 3 pahlawan penakluk Spanyol, mereka adalah :


a. Tharif ibn Malik: perintis dan penyelidik. Dengan 500 pasukan perang mengalahkan
kerajaan Visigothic
b. Musa ibn Nushair: mengirim pasukan 7000 orang ke Spanyol (711) di bawah
pimpinan Thariq bin Ziyad.
c. Thariq ibn Ziyad: Penakluk Spanyol. Bersama orang Barbar yang didukung Musa
ibn Nushair, dan sebagian orang Arab yang dikirim Khalifah.
5. Tempat pertama kali mendarat dan mempersiapkan pasukan adalah Gibraltar (Jabal
Thariq). Kemudian menaklukkan Raja Roderick (Bakkah), Cordoba, Granada, dan
Toledo (ibu kota kerajaan Gothic). Musa menyusul dan menaklukkan Sidomania,
Karmona, Seville, dan Merida.
6. Gelombang perluasan wilayah terjadi pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (717).
Wilayahnya menjangkau: seluruh Spanyol, Perancis Tengan (Bordesu, Poiter, dan
Tours), dan bagian-bagian dari Itali.
7. Faktoryang memudahkan Islam masuk ke Spayol antara lain adalah:
a. Faktor eksternal: kondisi sosial, politik, agama dan ekonomi Spanyol sedang tidak
stabil. Secara agama, penguasa Gothic (yang beraliran monofisit) tidak toleran.
Secara sosial, rakyat dibagi ke dalam sistem kelas. Secara ekonomi, lumpuh dan
kesejahteraan masyarakat menurun. Secara politik dalam negeri memicu
29
K. Betens, Ringkasan Sejarah Filsafat,(Jakarta: P.T. Pembangunan,1963)hlm. 63-82.

14
perpecahan; Ratu Julian pergi ke Afrika Utara menghimpun kekuatan dan
bergabung dangan Muslim.
b. Faktor Internal: tokoh-tokoh pejuang dan para prajurit Islam kuat, tentara kompak,
bersatu, percaya diri, berani, tabah, dan sifat ajaran Islam yang; toleran,
persaudaraan, dan tolong-menolong.
8. Islam di Spanyol kala itu cukup mengalami perkembangan, perkembangan Islam di
Spanyol di bagi menjadi 6 periode.
9. Kemajuan Peradaban Spanyol meliputi:
a. Dari segi intelektual: Filsafat, Sains, Fiqh, Musik dan Kesenian, Bahasa dan sastra.
b. Dari segi pembangunan Fisik: perdagangan, pertanian, transportasi, industri,
gedung-gedung di pusat kota; Cordoba dan Granada.
10. Faktor Kemunduran Peradaban Spanyol antaralain:
a. Konflik Islam dan Kristen
b. Tidak adanya Ideologi pemersatu
c. Kesulitan ekonomi
d. Tidak jelasnya sistem pemilihan kekuasaan
e. keterpencilan
11. Peradaban Spanyol ini membawa pengaruh terhadap renaisans (kebangkitan) Eropa.

F. Daftar Pustaka

Aaabel, A. (1983). Spanyol pemech dalam negeri. Jakarta : Yayasan perkhidmantan.


Ahmad, Z. A. (1975). Riwayat Hidup Ibn Rusyd. Jakarta: Bulan Bintang.

15
al-Asir, I. (t.th). Al-Kamil. t.k: t.p.
Betens, K. (1963). Ringkasan Sejarah Filsafat,. Jakarta: P.T. Pembangunan.
Carl, & Brockelmann. (1980). History of The Islamic Peoples. London: Rotledge & Kegan
Paul.
Fu’adi, I. (2012). Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Yogyakarta: Penerbit
Teras.
Imaduddin. (1981). Muslim Spain711-1492 AD. Leiden: t.p.
K.Hitt, P. (1970). History of The Arabs. London: Macmillan Press.
Munir, S. (2010). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Musalya, & al-Ubbady, A. H. (1964). Al-Mujmal fi Tarikh al-Andalus. Kairo: Dar al-Qalam.
Poeradisistri, S. (1986). Sumbangan Islam kepada Ilmu dan peradaban modern. Jakarta:
P3M.
Spuler, B. (1960). The Muslim World: A Historical Survey. Laiden: E. J. Brill.
Syalabu, A. (1983). Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Pusaka Al-Husna.
Syoeyb, Y. (1984). Kekuasaan Islam diIndonesia. Jakarta: Penerbit Maju.
Yatim, B. (2000). Sejarah Peradaban Islam. Jaakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai