BAB I ............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ........................................................................................................1
BAB II ...........................................................................................................................3
ISI ..................................................................................................................................3
PENUTUP ..................................................................................................................31
PENDAHULUAN
Untuk mengetahui lebih lanjut, maka di dalam makalah ini akan dijelaskan
mengenai peradaban Islam di Andalusia mulai dari asal usulnya, perkembangan
1
politik dan pemerintahan, kemajuan islam, kemunduan dan kehancuran islam,
serta konstribusi peradaban Islam terhadap kemajuan Eropa.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui proses awal masuknya Islam ke Andalusia
2. Mengetahui perkembangan politik dan pemerintahan Islam di Andalusia
3. Mengetahui kemajuan peradaban Islam di Andalusia
4. Mengetahui penyebab kemunduran dan kehancuran Islam di Andalusia
5. Mengetahui konstribusi peradaban Islam terhadap kemajuan Eropa
2
BAB II
ISI
Tharif ibnu Abdul Malik an-Nakha’I diperintah gubernur Musa ibnu Nushair
pada tahun 91 H/710 M untuk melakukan penjajahan awal memasuki wilayah
Andalusia. Ia membawa 400 tentara dan 100 pasukan berkuda, ia dan pasukannya
menyebrangi selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa, dan mendarat
di sebuah tempat yang kemudian diberi nama Tarifa. Ekspedisi ini berhasil dan
Tharif kembali ke Afrika Utara membawa banyak harta rampasan (Ghanimah).2
1
Ahmad Choirul Rofiq. Sejarah Islam Periode Klasik, Malang: Gunung Samudera, 2017, h. 191
2
Sunanto dan Musyrifah. Sejarah Islam Klasik, Jakarta : Kencana, 2007, h.118
3
Pada tahun 92 H/711 M, Gubernur Musa ibnu Nushair mengutus Thariq ibnu
Ziyad untuk melanjutkan penyerangan ke Andalusia dengan pasukan sebanyak
7000 orang. Musa ibnu Nushair pun melibatkan diri untuk membantu perjuangan
Thariq. Dalam suatu pertempuran di suatu tempat (Bakkah), Raja Roderik tewas.
Thariq dan pasukannya menaklukan kota-kota penting seperti Cordoba,
Archedonia, Malaga, Elvira, Granada, dan Toledo sebagai ibukota kerajaan
Visigoth. Ketika akan menaklukan kota Toledo pasukan Thariq ditambah 5000
personel sehingga berjumlah 12.000 orang Barbar dan Arab yang menghadapi
pasukan Raja Roderik yang berkekuatan 100.000 personel. Sejat itulah Islam
berkuasa di Andalusia. 3
3
Ratu Suntiah dan Maslani. Sejarah Peradaban Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017, h. 157
4
Ibid.
4
itulah, Andalusia akhirnya menjadi bagian dari wilayah kekuasaan dinasti
Umawiyyah (Umayyah) I yang berpusat di Damaskus.
5
Ahmad Syalabi, Mawsu’ah al-Tarikh al-Islami wa al-Hadarah al-Islamiyah, vol.4, Kairo: Maktabat al-Nahdah al-Misriyyah,
1979, h. 26
5
akhirnya dimenangkan oleh Abd al-Rahman. Yusuf al-Fihri tebunuh dan
akhirnya Abd al-Rahman al Dakhil dapat memasuki Cordoba dan menguasai
Andalusia.
Adapun gangguan dari luar berasal dari sisa-sisa musuh Islam yang ada
di Spanyol. Mereka bertempat tinggal di daerah pegunungan dan tidak pernah
tunduk kepada pemerintahan Islam Spanyol. Karena sering terjadinya konflik
internal dan mendapat serangan-serangan dari luar, pada periode ini Spanyol
belum mampu melaksanakan pembangunan di bidang peradaban dan
6
Ratu Suntiah dan Maslani, Op. Cit., h. 159
7
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014, h.93-94
8
Ibid.
6
kebudayaan. Periode para wali ini berakhir setelah datangnya Abdul Rahman
ad-Dakhil ke Spanyol pada tahun 755 M. 9
9
Ibid.
10
Ratu Suntiah dan Maslani, Op.Cit., h.159
11
Badri Yatim, Op. Cit., h.94-95
12
Ibid.
7
dia memakai gelar amir, bukan khalifah. Kekuasaan yang didirikan oleh
Abdrahman ad-Dakhil mampu bertahan selama dua tiga per empat abad (756-
1031).13
Para penguasa Spanyol pada masa Keamiran adalah: Abdurrahman ad-
Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abdul Rahman al-Ausath, Muhammad ibn
Abdurrahman, Munzir ibn Muhammad dan Abdullah bin Muhammad.14 Masa
Keamiran di Spanyol mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan
amir ke delapan, Abdurrahman III (912-961) yang merupakan pemimpin
terkuat dan orang yang pertama sekali menyandang gelar
khalifah.15Abdurrahman III memilih sendiri gelarnya, yaitu Al-Khalifah An-
Nashir li Din Allah (Khalifah penolong agama Allah).16
Pada periode pemerintahan di bawah para amir, Spanyol sudah mulai
memperoleh kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang
peradaban. Abdurrahman ad-Dakhil pada saat itu mendirikan masjid Cordova
dan juga membangun sekolah di beberapa kota besar di Spanyol. Selain
Abdurrahman ad-Dakhil, beberapa amir lainnya juga telah berhasil
membangun peradaban di Spanyol. Hisyam dikenal berjasa dalam
menegakkan hukum Islam di Spanyol. Sementara itu, Hakam dikenal sebagai
pembaharu dalam bidang kemiliteran yang telah memprakarsai tentara
bayaran di Spanyol. Sedangkan Abdul Rahman al-Ausath dikenal sebagai
penguasan yang mencintai ilmu pengetahuan. Pada periode ini, pemikiran
filsafat juga sudah mulai masuk ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu
pengetahuan di Spanyol sudah mulai marak.17 Meskipun demikian, stabilitas
negara pada periode pemerintahan para amir juga sempat terganggu dengan
munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari kesyahidan pada
pertengahan abad ke-9. Namun, seluruh gereja Kristen di Spanyol tidak
13
Dedi Supriyadi . Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2008, h.115
14
Badri Yatim., Loc. Cit.
15
Dedi Supriyadi., Loc. Cit
16
Ibid., h. 116
17
Badri Yatim, Loc. Cit
8
mendukung gerakan tersebut karena jauh sebelumnya pemerintahan Islam
telah mengembangkan kebebasan beragama di Spanyol.
Gangguan politik paling serius pada masa ini justru datang dari umat
Islam sendiri. Gerakan pemberontak di Toledo pada tahun 825 M telah
berhasil membantuk negara kota yang berlangsung selama 80 tahun. Di
samping itu, perseteruan antara orang Arab dan Barbar juga terus terjadi di
Spanyol.18
9
Ada tiga orang khalifah besar yang mengendalikan kekuasaan Islam di
Spanyol, yaitu Abdurrahman III (912-961 M), Hakam II (961-976 M) dan
Hisyam II (976-1009 M).20
Pemerintahan Abdurrahman III dan penerusnya Al-Hakam II,
kemudian dilanjutkan oleh kediktatoran Hajib al-Manshur menandai puncak
kejayan muslim di Barat. Sebelum dan sesudah periode ini, sebagaimana
disebut Hitti, Spanyol muslim tidak pernah mampu menggenggam pengaruh
politik sedemikian rupa, baik di Eropa maupun di Afrika.21 Pada periode ini,
umat Islam di Spanyol berhasil mencapai puncak kejayaan dan mampu
menyaingi kejayaan Daulah Bani Abbasiyah di Baghdad. Pada masa ini
masyarakat Spanyol dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran.22
Terpecahnya negara islam di spanyol itu menjadi lebih dari tiga puluh
kerjaan kecil yang dipimpin oleh raja-raja golongan atau Al-Muluk at-
Thawaif. Pemerintahan ini terpusat di kota-kota tertentu, seperti Seville,
Cordova, Toledo dan sebagainya. Kerajaan terbesar pada masa ini adalah
Abbadiyah di Seville. Pada masa ini juga sering terjadi perang saudara antara
umat Islam, bahkan ada sebagian pihak yang meminta bantuan kepada raja-
raja Kristen. Disebabkan kondisi umat Islam yang lemah pada saat itu, para
penguasa Kristen mulai melakukan penyerangan. Meskipun kondisi politik
20
Badri Yatim, Loc. Ci.t
21
Philip K. Hitti, History of The Arabs, terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Slamet Riyadi, Jakarta: Serambi, 2005, h. 668-669
22
Badri Yatim,Op. Cit., h.97
23
Susanto dan Musrifah, Loc. Cit.
10
tidak stabil, namun pada masa Muluk at-Thawaif ini kehidupan intelektual
terus mengalami perkembangan.24
Kerajaan-kerajaan kecil pada masa Muluk at-Thawaif dipimpin oleh
orang-orang Barbar, Slavia dan Arab. Kerajaan kecil yang terkuat pada masa
ini, di antaranya: Bani Ibad di Seville, Alfasid di Bedajoz, Al-Ziri di Granada,
Zu al-Nun di Toledo dan Bani Hud di Saragossa serta 38 kerajaan kecil
lainnya yang tersebar di wilayah Spanyol. 25
Puncak berakhirnya Muluk Thawaif ditandai dengan jatuhnya Toledo
ke tangan Alfonso VI (1065-1109) yang pada saat itu berada dalam
pemerintahan Banu Zi an-Nun (1032-1085). Alfonso memanfaatkan
pertentangan raja-raja kecil Muluk at-Thawaif dengan memberikan bantuan
kepada salah satu pihak yang sedang bertikai. 26
11
pihak Kristen, sehingga pada akhirnya seluruh Andalusia lepas dari kekuasaan
Islam, kecuali Granada.
6. Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini umat islam berada dibawah kekuasaan Dinasti Bani
Ahmar (1232-1492 M) di daerah Granada. Peradaban kembali mengalami
kemajuan pada masa Abdurrahman an-Nasir dengan munculnya filsuf-filsuf
besar, seperti Ibnu Tufail, Ibnu Bajjah, dan Ibnu Rusyd.28
Setelah sempat berhenti beberapa saat, karena mengurusi pertikaian
internal antar pemimpin Kristen di utara, proses perebutan kembali ini
menjadi lebih cepat karena Castile dan Leon telah bersatu pada tahun 1230 M.
Pada paruh abad ke-13, penaklukkan kembali ini dengan pengecualian
Granada hampir tuntas dijalankan. Toledo direbut pada tahun 1085 M, diikuti
Cordova tahun 1236 M dan Seville pada 1248 M. 29
Andalusia adalah sebuah negara yang pernah ditaklukan oleh Islam untuk
mengembangkan agama Islam di negeri tersebut. Ketika islam masuk ke
Andalusia banyak mengalami perkembangan peradaban yang pesat, baik dari
kebudayaan maupun pendidikan Islam yang dimulai dari dengan mempelajari
ilmu agama dan sastra, kemudian meningkatkan dengan ilmu-ilmu akal.30
28
Ratu Suntiah dan Maslani, Op. Cit., h. 161
29
Philip K. Hitti, Op. Cit., h. 700
30
Badri Yatim, Op. Cit., h. 7
12
bayaran di Andalusia; dan abd al-rahman al-ausath dikenal sebagai penguasa
yang cinta ilmu dengan mengundang para ahli dari dunia islam lainnya untuk
datang ke Andalusia, sehingga kegiatan ilmu pengethauan mulai semarak. 31
Satu hal yang tidak dapat dipungkiri, bahwa kemajuan peradaban Islam di
Spanyol pada saat itu telah berimbas pada bangkitnya Renaisans di dunia Barat
pada abad pertengahan sehingga dapat dikatakan bahwa Arab Spanyol adalah
guru bagi bangsa Eropa. Cordova sebagai ibukota Spanyol merupakan pusat
peradaban Islam yang tinggi sehingga dapat menyamai kemasyhuran Baghdad di
Timur dan Kairo di Mesir.33
1. Bahasa Arab
31
Ratu Suntiah dan Maslani, Op. Cit., h. 161 dan 162
32
Badri Yatim, Op. Cit., h. 106-107
33
Dedi Supiyadi, Op. Cit., h.120
34
Ensiklopedia Islam 1, Jakarta :PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994, h. 146-147
13
Sebagai realisasi kebijakan arabisasi (pengaraban) Dimesti Umayyah
Damaskus dalam bidang bahasa, ilmu pengetahuan berkembang dengan
perantaraan bahasa Arab. Masyarakat Andalusia baik muslim maupun
nonmuslim menerima dan mempelajari bahasa Arab. Oleh karena itu, lahirlah
ahli bahasa antara lain ibnu khuruf, Ibnu Al-hajj, Abu Hasan, Ibnu Asfur, Abu
Hayyan al-Garnati, dan Ibnu Malik yang merupakan pengarang kitab alfiyah.
Ulama lainnya yang diungkapkan Mubarak adalah al-Zabidi (guru Ibnu
Quthiyah) dengan karyanya antara lain Mukhtasar al-Ayn dan Akhbar al-
Nahwiyin, ali-Qali.
2. Tafsir
Para ahli dibidang tafsir Al-Qur’an antara lain Ibnu Atiah dan al-Qurtubi.
Kedua Mufasir itu menggunakan metode penulisan at-Tabari, yang dikenal
dengan Tafsir bi al-Ma’sur
3. Hadis
Para ahli dibidang hadits antara lain Ibnu waddah ibnu Abdul Barr, al-Qodi
ibnu Yahya al-laisu, Abdul walaid al-Baji, Abdul Walid Ibnu Rusyd, dan Abu
Hasim yang menulis kitab at-Tuhfah(Suntiah dan Maslani.2017:163).
4. Fikih
Masyarakat Abdalusia menganut Madzab al-Auza’i, kemudian Madzab
Maliki yang diperkenalkan pertama kali Oleh Zidan ibnu Abd al-Rahman.
Prinsip-prinsip yurisprudensi malik diulas dan diberi penjelasan sehingga
tahun 800 M muncul buku-buku tentang pemikiran yurisprudensi Malik, yang
diperkenalkan oleh Isa Ibnu Dinar (w. 827 M) dan Yahya al-laitsi (w.847 M).
Ilmuwan terkemuka lainnya seperti Abu Bakar al-Qutiyah, Ibnu Hazm yang
menulis kitab al-muhalla. (tentang fikih) dan al-ahkamfi ushul al-ahkam
(tentang ushul fiqh) serta al-fashlifi al-milal wa ahwa’ fi al-nihal Tentang
ilmu kalam) Munzir ibnu sa.id al-Balluti (w.355 H) yang pernah menjadi
14
hakim Agung pada massa Abdurrahman III, dan Ibnu Rusyd dengan kitabnya
Bidayah al-Mujtahid (permulaan bagi seorang mujtahid).
5. Tasawuf
Ilmuwan dalam bidang tasawuf adalah Muhyidin ibnu arabi yang terkenal
dengan faham Wahdatul Wujud ( Kesatuan wujud) dan menghasilkan banyak
karya tulis sains antara lain al-futuhat al-Makkiyyah (penaklukan Mekkah).
6. Filsafat
Apabila dari kawasan timur dikenal nama-nama besar seperti al-kindi, al-
farabi, dan Ibnu Sina, maka dari kawasan Barat (Andalusia) dikenal Ibnu
Bajjah, ibnu tufail, dan Ibnu Rusyd sebagai bandingannya.
Ibnu Bajjah (w. 533 H/1138 M) lahir di saragosa. Beliau hidup saat
pemerintahan al-murabithun di Barat dikenal dengan nama Avenpace ia juga
pernah menjadi penguasa Granada dab Saragosa dibawah Raja Yusuf al-
Murabiti. Ia merupakan komentator karya-karya Aristoteles, ahli Fisika dan
ahli Musik.
15
terhadap karya Aristoteles adalah Jami’ Talkhis (Rangkuman yang lengkap).
Karena pengaruhnya yang besar, di Eropa muncul suatu aliran Filsafat yang
dikenal dengan nama Averoisme. Disamping sebagai filsuf, ia juga dikenal
sebagai ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al-Muztahid.
7. Kedokteran
Ada banyak sumbangan Islam yang sangat menonjol dan telah menjadi
dasar kemajuan Barat dalam ilmu kedokteran. Dokter Islam, al-Kindi (809-
873 M), telah menulis buku Ilmu Mata yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin menjadi Optics. Selain itu, terkenal pula ar-Razi (865-925 M) yang oleh
orang Barat-Latin disebut Rhazez. Ia mengarang sebuah buku kedokteran
berjudul al-Hawi. Buku tersebut telah diterjemahkan oleh Faraj bin Salim
(seorang tabib Yahudi dari Sicilia) ke dalam bahasa Latin dengan
judul Continens atas perintah Raja Farel dari Anyou. Ia memuat dan
merangkum ilmu ketabiban dari Persi, Yunani dan Hindu, dan hasil-hasil
penyelidikan.
16
Andalusia mencapai kejayaan dibidang kedokteran dengan Cordova
sebagai salah satu pusat aktivitas medis, yang kemudian melahirkan beberapa
ilmuwan terkemuka, antara lain Ibnu Rusyd dengan karya besarnya kitab al-
kulliyyat fi at-tibb (tentang filsafat dalam ilmu kedokteran). Kita referensi
yang dipakai berabad-abad di Eropa. Ilmuwan dibidang obat-obatan antara
lain Abu ja’far Ahmad Ibnu Muhammad al-Gafiqi dengan karyannya Al-
Adawiyah al-Mufradah (Uraian tentang berbagai macam Obat) dan Abu
Zakariya Yahya ibnu Awwan dengan Karyanya al-Filahat (Uraian tentang
berbagai macam Obat) (Suntiah dan Maslani.2017:164).
8. Pertanian
Andalusia sudah mengenal irigasi dan saluran-saluran air sehingga dapat
membangun kebun-kebun tebu, kapas, padi, jeruk, anggur dan sebagainya.
Kemajuan dalam bidang pertanian telah membawa Andalusia pada
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, Andalusia
mampu membangun beberapa kota yang megah dan mempunyai banyak
bangunan monumental(Suntiah dan Maslani.2017:165).
9. Seni
Seni Arsitektur dan desain Andalusia dapat dilihat dari keindahan istana-
istana dan mesjid-mesjid yang tersebar di kota-kota besar. Sebut saja misalnya
mesjid Cordoba, yang dibangun massa Abdurahman ad-Dakhil tahun 170
H/786 M hingga kini masih kokoh ; Al-Qshr al-Kabir, Rusfahat, Madinat al-
Zahra, an-Nashir yang dibangun tahun 325 H/936 M. Kota ini dilengkapi
dengan mesjid tanpa atap kecuali mihrabnya dan air mengalir di tengah
mesjid, danau kecil yang berisi ikan-ikan yang indah, taman hewan
(margasatwa), pabrik senjata, dan pabrik perhiasan; istana alhambra di
Granada yang merupakan pusat dan puncak ketinggian arsitektur Andalusia,
yang dikelilingi teman-teman yang menakjubkan; ada juga istana al-Gazar,
17
menara Girilda masih di Granada, Istana Ja’fariyah di saragosa yang tak kalah
indahmya
Salah seorang musisi terkenal yang bernama Ziryab (Hasan Ibnu Nafi’)
itu. berkebangsaan Persia dan pernah mengharumkan musisi Istana Harun al-
Rasyid di Baghdad. Setelah diusir khalifa harun, ia mendapat perlindungan
Abdurrahman II Al Awsath di Cordoba. keahliannya di bidang musik
membekas hingga sekarang bahkan ia dianggap sebagai peletak dasar musik
spanyol modern. Menurut Sigrid Hunke dan Abd Mun’im Maguid, bahwa
yang memperkenalkan not lagu : do-re-mi-fa-so-la-si adalah ulama arab yang
berasal dari bunyi-bunyi huruf : د-ر-م-ف-ص-ل-س.
35
Merduati, Op. Cit., h. 58
36
Dedi Supriyadi, Op. Cit., h.122
18
kecemburuan dari gurunya yang sama-sama populer, Ishaq Al-Maushuli.
Akhirnya Ziryab melarikan diri ke Afrika Barat Laut. Ziryab bersinar sebagai
seorang penyair sekaligus astronom dan ahli geografi. Ziryab menjadi figur
paling popular pada masa itu dan bahkan menjadi pencipta trend. 37
10. Sastra
Banyak ahli sastra terkenal pada saat itu, seperti Ibnu Sayidar al-Andalusi
dengan kitabnya al-mu’jam (ensiklopedi), Muhammad Ibnu Hani menulis
Andalus (Uraian tentang Andalusia), Ibnu Zaydun yang sajaknya banyak
mengungkapkan kisah kasihnya kepada Ratu Wallada, Ibnu Abdi Rabbi
karyanya a;-iqd al-farid, Ibnu Bassah dan Fath ibnu Khaqan ( Kitab al-
Qaal\aid).
Adapun bidang penulis lainnya yang paling terkenal adalah Ibn Abd Rabbihi
(860-940 M) dari Cordova yang merupakan penyair kesayangan Abdurrahman
III. Tapi pujangga terbesar dan memiliki pemikiran murni dari kalangan
muslim Spanyol adalah Ali ibn Hazm (994-1064 M)40. Selain itu, penyair
terkenal lainnya adalah Abu al-Walid ibn Zaidun (1003-1071 M). Dia
37
Philip K. Hitti, Op. Cit., h.654
38
Ibid., h.765
39
Badri Yatim, Op. Cit., h. 103
40
Philip K. Hitti, Op. Cit., h.709
19
dianggap oleh beberapa orang sebagai penyair terbesar di Andalusia
(Spanyol). 41
11. Sejarah
Ahli sejarah terkenal adalah Ibnu Qutiya (w.927 M) dengan karyanya
Tarikh Iftitah al-andalus, yang berisi sejarah penaklukan Andalusia sampai
dengan masa awal kekuasaan Abdurahman III.
Ahli sejarah lainnya yaitu Ibnu Khaldun yang terkenal melalui karyanya
Miqaddimah. Sebagai seorang ilmuan yang mencoba merumuskan hukum-
hukum kemajuan dan kemunduran suatu bangsa, Ibn Khaldun juga dianggap
sebagai penemu sejati cabang ilmu sosiologi. Tidak ada penulis Arab, atau
pun Eropa yang pernah meletakkan sudut pandang sejarah dengan begitu
komprehensif dan filosofis. Menurut Hitti, semua pendapat kritis bersepakat
bahwa Ibn Khaldun merupakan filosof sejarah terbesar yang pernah dilahirkan
Islam sepanjang masa.42
12. Geografi
Ahli geografi terkenal seperti Ibnu Abdul Aziz al-Bahri dengan karyanya
al-masalik wa al-Mamalik (tentang Geografi) al-Idrisi, Abul Husain ibnu
Ahmad al-kinani, ibnu jubair dengan karyanya Rihlah (Suatu petjalanan), dan
Muhammad al-mazini (1080-1170 M) di Granada yang menulis Geografi
Islam Timur dan daerah Vopga yang di dasarkan atas perjalanannya.
Muhammad ibnu Ali az-Zuhri dari Spanyol. Menulis suatu Risalah teori
geografi setelah tahun 1140. Sementara al-Idrisi dari Silia menulis untuk Raja
Normandia, Roger II, yang kemudian diketahui sebagai sebuah deskripsi
Geografis yang paling teliti diDunia. Al-Idrsi juga mengubah ensiklopedia
geografi antara tahun 1154 dari 1166 untuk William I.
41
Ibid., h.712
42
Ibid., h. 724
20
Pada abad ke-11 M Al-Bakri yang merupakan ahli geografis tersebut,
seorang Arab Spanyol. Al-Bakri adalah ahli geografi pertama dari muslim
Barat yang karyanya mampu bertahan sampai sekarang. Sedangkan penulis
geografi dan ahli kartografi paling cerdas pada abad ke-12 adalah Al-Idrisi,
seorang keturunan bangsawan Arab Spanyol. Setelah Al-Idrisi, kepustakaan
geografi berbahasa Arab dapat dikatakan tidak sepenuhnya menampilkan
originalitas, tapi lebih banyak bercerita tentang kisah para petualang. 43
13. Astronomi
Ahli astronomi terkenal antara lain az-Zarqali (I. 1029 M) di Toledo dan
Abul Qasim Maslama ibnu Ahmad al-Farabi al-Hasib al-Majriti (w.1007 M)
di Cordoba. Keduanya merupakan Ilmuwan angkatan pertama. Di Sevilla
muncul Jabir ibnu aflah Abu Muhammad dengan karyanya Kitab Al-Hai’a,
yang memuat angka-angka trigonometri yang masih digunakan sampai
sekarang , dan Nuruddin Abu Ishaq al-Bitruji (w.1204 M) dengan karyanya
kitab al-Hai’a. Sementara Muhammad Ibnu Ali az-Zuhri menulis risalah teori
geografi setelah tahun 1140 M; Al-Mazini di Granada menulis Geografi Islam
Timur dan Daerah Volga, yang didasarkan atas perjalanannya. Karya-karya
para astronom muslim ini telah banyak menyumbangkan istilah yang berasal
dari bahasa Arab ke dalam perbendaharaan Ilmu Astronomi dan Matematika.
14. Trigonometri
Ahli trigonometri ternama adalah Jabir Ibnu Afth dari Seville, pengantar
risalah Astronominya ditulis oleh Islah al-Majisti, yang berisi tentang teori-
teori trigonometrikal.
43
Ibid.
21
telah menguraikan 360 serum dalam sebuah karya yang juga memiliki makna
penting dalam ilmu botan.
44
Dedi Supriyadi, Loc. Cit.
45
Philip K. Hitti, Op. Cit., h. 747-748
22
Keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari pengejaran Dinasti
Abbasiyah adalah Abdurrahman ad-Dakhil. Beliau melarikan diri hingga
sampai ke Andalusia dengan bantuan temannya yang bernama Badar.
Abdurrahman ad-dakhil inilah yang mendirikan Dinasti Umayyah II di
Andalusia setelah behasil mengalahkan Yusuf al-Fihri, Gubernur Andalusia.
Kemunduran dinasti ini bermula ketika Hisyam naik tahta dalam usia 11
tahun, sehingga kekuasaan aktual berada di tangan para pejabat. Tahun 981 M,
khalifah menunjuk Ibnu Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak yang
ambisius. Beliau berhasil menancapkan kekuasaannya dan memperluas wilayah
kekuasaan Islam dengan menyingkirkan para pesaingnya. 46 Ibnu Amir digelar
sebagai Al-Hajib ( )الحاجبdan Al-Mansur (المنصور, sang pemenang) yang
merupakan seorang jendeal dan politikus dari tahun 976-1002, dimana
kekuasaannya melebihi khalifah yang resmi. Ibnu Amir sebelumnnya pernah
menjabat sebagai Pelaksana Kuasa pada masa Hakam II yang kemudian
diangkat lagi oleh anaknya, Hasyim. Berkat kegigihannya, ia berhasil
menjadikan Andalusia sebagai negara terkuat di Semenanjung Iberia.
46
Ratu Suntiah dan Maslani, Op. Cit., h. 168
23
wafat tahun 1008 M, sehingga negara yang tadinya makmur dilanda kekacauan
dan kehancuran total. Tahun 1009 M, khalifah pun mengundurkan diri dan
tidak ada seorangpun yang sanggup memperbaiki keadaan. Tahun 1013, Dewan
Menteri memerintah Cordova menghapus jabatan khalifah dimana Andalusia
sudah terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil (Muluk at-Thawaif).47
47
Ibid
48
Badri Yatim, Op. Cit., h.98
24
dan disusul oleh Seville. Satu-satunya kota yang masih berada dalam kekuasaan
Kristen dan tidak mampu direbut oleh Dinasti Murabithun adalah kota Toledo.
49
Penguasa Dinasti Murabithun sepeninggal Yusuf ibn Tasyfin adalah orang-
orang lemah sehingga pada tahun 1143 M kekuasaan Dinasti Murabithun
berakhir, baik di Afrika Utara maupun di Spanyol. Pada saat Spanyol dikuasai
oleh Dinasti Murabithun, tepatnya pada tahun 1118 M, Saragossa jatuh ke
tangan Kristen. Sepeninggal Dinasti Murabithun ini, Spanyol kembali muncul
dinasti-dinasti kecil yang berlangsung 3 tahun. Selanjutnya kekuasaan Dinasti
Murabithun digantikan oleh Dinasti Muwahidun.50
Pada periode keenam sejarah Islam di Spanyol, umat Islam hanya berkuasa
di Granada yaitu di bawah kekuasaan Dinasti Bani Ahmar atau disebut juga
49
Merduati, Runtuhnya Kekuasaan Islam di Spanyol dan Implikasinya Terhadap Umat Islam di Eropa, Banda Aceh, 2007, h.36
50
Badri Yatim, Loc. Cit.
51
Badri Yatim, Op.Cit.,h. 99
25
Dinasti Nasriyyah. Kelangsungan dinasti ini dalam rentang waktu yang cukup
lama dikarenakan kesediaannya dalam membayar upeti kepada penguasa
kristen sehingga ketika pembayaran upeti tidak dilaksanakan umat Islam, maka
penguasa kristen akan langsung menjatuhkan dinasti ini.52 Pembayaran upeti
setiap tahunnya ini merupakan perjanjian Granada kepada kerajaan Castile,
salah satu kerajaan kristen yang terkuat di Eropa. Timbal baliknya, Castile
menjamin tidak akan mengancam ataupun menyerang Granada. Keruntuhan
Granada dimulai ketika Raja Ferdinand dari Aragon menikah dengan Putri
Isabela dari Castile. Pernikahan ini menyatukan dua kerajaan terkuat di
semenanjung Iberia, dimana tujuannya sama yaitu menaklukkan kekuasaan
Islam di Granada.
52
Philip K. Hitti, Op. Cit.,h. 703
53
Ahmad Syalabi, Op. Cit., h. 78
26
akan dijamin keaamnannya serta dibei kebebasan menjalankan agamanya.
Penyerahan Granada terjadi pada tanggal 2 Januri 1492. Ternyata Ferdinan dan
Isabella melanggar janji yang sudah disepakati bersama.54 Mereka selanjutnya
melakukan gerakan kristenisasi, yakni memaksa orang menganut kembali
agama kisten. Kadinal Ximenes de Cisneros menyingkikan dan mebaka semua
buku Arab yang menguraikan agama Islam. Kemudian pada tahun 1556 M,
Raja Philip II (aja Spanyol 1556-1598 M) mengumumkan undang-undang agar
kaum Muslimin yang masih tinggal di Andalusia membuang kepercayaan,
bahsa, adat istiadat, dan cara hidupnya. Tahun 1609 M, Raja Philip III (1598-
1621 M) mengusir secara paksa semua kaum Muslimin dari Andalusia atau
mereka dihadapkan pada dua pilihan, masuk Kisten atau keluar dari
Andalusia.55 Tidak kurang dari 5.000.000 orang Islam terusir dari Andalusia
secara sangat menyedihkan.56
54
Ibid., h. 81
55
Ensiklopedia Islam 1 Op. Cit.,h. 114
56
Ahmad Syalabi, Loc. Cit.
27
salah satu penyebab kehidupan negara Islam di Andalusia tidak pernah
berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Akhirnya pada abad
ke-11, umat Islam Andalusia mengalami kemunduran, sedang umat Kristen
memperoleh kemajuan pesat dalam bidang IPTEK dan strategi perang.57
Kemunduran dan kehancuran Islam di Andalusia disebabkan oleh para
penguasa Islam yang cukup puas menerima upeti dari penguasa Kristen dan
tidak melakukan Islamisasi secara sempurna di Spanyol. Sementara
kehadiran bangsa Arab di Spanyol menimbulkan rasa iri bagi penduduk
Kristen dan kondisi ini turut membangkitkan rasa kebangsaan umat Kristen
di Spanyol. Selain itu, loyalitas militer Islam sebagai tentara bayaran juga
sangat diragukan. Di sisi lain, etnis-etnis non Arab di Spanyol juga sering
menjadi perusak perdamaian.58
57
Badri Yatim, Op. Cit., h.107
58
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2009, h. 250
28
berusaha menghidupkan kembali fanatisme kesukuan guna mengalahkan
Bani Umayyah.59
3. Kesulitan Ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia,
para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan
peradaban Islam, sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian.
Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh
bagi perkembangan politik dan militer. Kenyataan ini diperparah lagi
dengan datangnya musim paceklik dan membuat para petani tidak mampu
membayar pajak. Selain itu, penggunaan keuangan negara tidak terkendali
oleh para penguasa muslim.60
5. Keterpencilan
Letak Andalusia yang terpencil dari dunia Islam yang lain, secara tidak
langsung telah mendorong Andalusia berjuang sendiri tanpa bantuan dari
59
Badri Yatim, Loc. Cit.
60
Ibid., h.108
61
Merduati, Op. Cit.,h. 52
62
Badri Yatim, Loc. Cit
29
negara Islam lainna, kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada
kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen di
sana.63
63
Ibid.
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam telah menorehkan catatan sejarah yang sangat bepengaruh di tanah
Eropa. Mulai dari proses awal masuknya Islam di Andalusia, kedudukan para
khalifah-khalifah dalam setiap dinasti-dinasti yang didirikan berdasarkan
periodenya hingga keruntuhan kekuasaan Islam di Andalusia. Penguasaan Islam
terhadap Andalusia berlangsung selama tujuh setengah abad. Suatu masa
kekuasaan dalam waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam. Selama
masa kekuasaannya, Islam menghadapi berbagai peristiwa yang membuat
mereka jatuh bangun untuk mempertahankan kekuasaannya. Diawali dari konflik
internal yang terjadi di antara para pemimpin Islam yang menyebabkan
perpecahan diantara mereka, dan konflik yang kerap terjadi antara umat Islam
dan Kristen hingga menimbulkan peperangan yang terjadi beberapa kali.
Kekuasaan Islam harus berakhir di Andalusia karena dikalahkan oleh umat
Kristen. Walaupun masa kekuasaan Islam di Andalusia tidak abadi, Islam telah
memberikan konstribusi terhadap kemajuan peradaban di negara Eropa.
3.2 Saran
Penyusun menyarankan kepada para pembaca bahwa belajar dari peristiwa
masa lalu adalah suatu hal yang perlu dilakukan. Ketika kita telah belajar dari
sebuah masa lalu, maka kita akan terus berusaha untuk menjadi lebih baik.
Berdasarkan penjelasan pada makalah ini, kita sebagai umat Islam harus
melindungi martabat Islam, menjaga persatuan dan kesatuan Islam agar para
musuh-musuh Islam tidak dapat menjatuhkan bahkan menghancukan Islam dari
segi mana pun. Dalam penjelasan makalah ini dapat diambil pelajaran bahwa
umat Islam harus siap menghadapi berbagai persoalan dan tantangan yang
31
berhubungan dengan agama kita, mempertahankan ajaran-ajaran Islam,
senantiasa aktif dalam da’wah memperjuangkan Islam serta selalu menerapkan
ajaran Islam dalam kehidupan individu, masyarakat, dan negara.
32