Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam masa pembaharuan dan masa

pembangunan sekarang ini untuk memecahkan berbagai masalah dalam segala

bidang, termasuk keolahragaan. Penulis berkeinginan meningkatkan prestasi

dalam salah satu cabang olahraga atletik yaitu loncat tinggi. Peloncat tinggi yang

berprestasi adalah mampu meloncat setinggi–tingginya, maka peloncat

memerlukan latihan yang bersungguh–sungguh. Pada dasarnya seorang atlet yang

berprestasi tidak dilahirkan tetapi diciptakan atau dibina oleh seorang pelatih yang

profesional dalam bidangnya. Oleh karena itu seorang atlet harus menguasai

beberapa faktor yang dapat menunjang terhadap tercapainya prestasinya. Adapun

faktor yang dapat menunjang terhadap suatu prestasi maksimal adalah asfek fisik,

teknik, mental dan manajemen.

Sejalan dengan hal diatas, untuk memperoleh loncatan yang tinggi

diperlukan tenaga yang eksplosif dari power otot kaki. Power dan daya tahan

kekuatan (dynamic strength) haruslah dimiliki oleh para siswa, karena dengan

memiliki daya tahan kekuatan, siswa mampu mengatasi tahanan atau hambatan

yang ada baik dari beban tubuh itu sendiri ataupun dari tekanan udara untuk

meningkatkan prestasi.

Pengertian daya tahan menurut Harsono, (1988: 200) adalah, “Power

adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu

yang sangat cepat”.

1
2

Dengan memperhatikan uraian di atas, maka jelaslah fungsi dan peranan

power dan daya tahan kekuatan (dynamic strength) sangatlah perlu dalam

olahraga atletik, terutama pana nomor loncat tinggi gaya straddle.

Kenyataan di lapangan pada saat mengamati siswa melakukan loncat

tinggi masih ada yang melakukan loncatan yang rendah. Setelah diamati penulis,

ternyata kurang dukungan dari faktor fisik. Dengan demikian timbullah keinginan

penulis untuk meneliti hubungan komponen fisik terhadap ketinggian pada loncat

tinggi gaya straddle. Hubungan yang dimaksud yaitu hubungan otot kaki dengan

ketinggian loncat tinggi gaya straddle. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul

“Kontribusi Naik Turun Kursi Terhadap Hasil Belajar Loncat Tinggi Gaya

Straddle pada Siswa Putra Kelas VII SMP Negeri 2 Jatinunggal Kabupaten

Sumedang”.

1.2 Rumusan Masalah

Pada hakekatnya peneliti adalah untuk memecahkan masalah yang

dihadapi. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagi berikut:

1) Apakah naik turun kursi memiliki kontribusi terhadap hasil belajar loncat

tinggi gaya straddle pada siswa putra SMP Negeri 2 Jatinunggal?

2) Seberapa besar kontribusi naik turun kursi terhadap hasil belajar loncat

tinggi gaya straddle pada siswa putra SMP Negeri 2 Jatinunggal?


3

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan agar dalam

pelaksanaanya lebih terarah pada tujuan. Adapun batasan masalah dalam

penelitian ini, yaitu:

1) Kontribusi naik turun kursi terhadap belajar loncat tinggi gaya straddle.

2) Objek penelitian adalah siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Jatinunggal.

1.4 Tujuan Penelitian

1) Tujuan Umum

Dalam penelitaian ini, tujuan yang umum yang ingin dicapai adalah

menemukan kontribusi naik turun kursi terhadap hasil belajar loncat tinggi

gaya straddle pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Jatinunggal.

2) Tujuan Khusus

Ingin mengetahui seberapa besar kontribusi naik turun kursi terhadap hasil

belajar loncat tinggi gaya straddle pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2

Jatinunggal.

1.5 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan dapat diketahui apakah naik

turun kursi mempunyai kontibusi terhadap hasil belajar loncat tinggi gaya straddle

. Hasil penelitian ini berguna bagi:

1) Secara teoritis: hasil penelitian ini berguna untuk memberikan informasi

ilmiah dalam bidang olahraga loncat tinggi gaya straddle, serta ilmu
4

kepelatihan pada umumnya terutama yang berkaitan dengan kekuatan otot

kaki yang hubungannya dengan ketinggian loncat tinggi gaya straddle.

2) Secara praktis: hasil penelitian ini dapat direkomendasikan kepada para

pelatih atau para pembina cabang olahraga loncat tinggi khususnya gaya

straddle sebagai bahan informasi tambahan tentang hubungan dari kekuatan

otot kaki terhadap loncat tinggi gaya straddle. Sehingga hasil penelitian ini

bisa dijadikan landasan untuk proses pembinaan dalam mencari bibit atlet

loncat tinggi yang berbakat.

1.6 Anggapan Dasar

Anggapan dasar merupakan titik tolak bagi penulis untuk menulis

penelitian yang sangat diperlukan sebagai pegangan secara umum.

Penulis memaparkan asumsi atau anggapan dasar yang mendasari

penelitian ini adalah sebagai berikut: bahwa adanya kontribusi naik turun kursi

terhadap hasil belajar loncat tinggi gaya straddle pada siswa putra kelas VII SMP

Negeri 2 Jatinunggal. Adapun asumsi dari kontribusi naik turun kursi dalam

loncat tinggi gaya straddle adalah: pada naik turun kursi yang diutamakan adalah

kekutan otot kaki begitu juga dalam loncat tinggi yang diutamakan adalah kekutan

otot kaki dalam melakukan awalan dan juga tolakan agar menghasilkan loncatan

yang tinggi.
5

1.7 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang

di teliti, berdasarkan anggapan dasar di atas, maka penulis mengajukan hipotesis

penelitian ini bahwa naik turun kursi memiliki kontribusi yang signifikan terhadap

hasil belajar loncatan dalam loncat tinggi gaya straddle pada siswa putra kelas VII

SMP Negeri 2 Jatinunggal kabupaten Sumedang.

1.8 Definisi Oprasional

Dalam penelitian ini penulis jelaskan mengenai istilah-istilah yang

dipergunakan dalam judul skripsi ini, agar terhindar dari salah tafsir. Istilah-istilah

tersebut adalah:

Kontribusi adalah sumbangan atau dukungan, jadi kontribusi yang dimaksud

dalam hal ini adalah sumbangan atau dukungan dari latihan loncat tali terhadap

peningkatan tinggi loncatan pada loncat tinggi gaya straddle

Latihan menurut Harsono, (1988: 105) adalah “proses yang sistematis dari

berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian

bertambah jumlah beban latihan atau pekerjaan.”

Loncat tinggi menurut Muhtar (2009: 72) adalah “suatu bentuk gerakan melompat

ke atas dengan cara mengangkat kaki ke depan ke atas dalam upaya membawa

titik berat badan setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendarat) yang

dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki

untuk mencapai suatu ketinggian tertentu.”


6

Gaya straddle menurut Muhtar (2009: 72) adalah “pelompat melakukn tolakan

dengan kaki yang terdekat dengan mistar.”

Naik turun kursi menurut Lutan (1991: 160) adalah “suatu bentuk latihan dengan

cara naik turun kursi yang tujuan untuk physical fitnes, dan atau melatih power

tungkai.”

Hasil belajar menurut Tulus. (2004: 76). adalah hasil yang terfokus pada angka

atau nilai yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut

terutama dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang dinilai oleh guru untuk

melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar.

Anda mungkin juga menyukai