Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : DIAN SETYA MAWAN

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 858797304

Tanggal Lahir : 31 Maret 1995

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4405/Materi dan Pembelajran IPS SD

Kode/Nama Program Studi : 79/S1 PGSD

Kode/Nama UPBJJ : 74/UT MALANG

Hari/Tanggal UAS THE : Jum’at, 23 Desember 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : DIAN SETYA MAWAN


NIM : 858797304
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4405/Materi dan Pembelajran IPS SD
Fakultas : FKIP
Program Studi : S1 PGSD
UPBJJ-UT : UT MALANG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Malang, 23 Desember 2022

Yang Membuat Pernyataan

Dian Setya Mawan


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Jawaban :
1. Jika dianalisis dengan cermat dalam pengertian awal studi sosial tersebut menyiratkan hal-hal
sebagai berikut :
a. studi sosial merupakan disiplin dari ilmu-ilmu sosial
b. disiplin ini dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan atau pembelajaran, baik pada
tingkat persekolahan maupun tingkat pendidikan tinggi
c. oleh karenanya aspek-aspek dari masing-masing disiplin ilmu sosial itu perlu diseleksi sesuai
dengan tujuan tersebut.

Setelah mengalami berbagai perkembangan pemikiran mengenai studi sosial, pada abad 21 NCSS
(National Council for the Social Studies) menetapkan rambu-rambu dalam rangka mewujudkan visi,
misi, dan strategi baru yang digariskan dalam hal-hal sebagai berikut :
a. program studi sosial mempunyai tujuan pokok membangun warga negara yang kompeten, yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan oleh anak didik agar mampu berperan serta
dalam kehidupan yang demokratis.
b. program studi sosial dalam dunia pendidikan persekolahan, mulai dari pendidikan Taman kanak-
kanak sampai dengan pendidikan menengah, ditandai oleh keterpaduan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap di dalam dan antardisiplin.
c. program studi sosial dititikberatkan pada upaya membantu siswa dalam membangun pengetahuan.
d. program pengetahuan dari studi sosial mencerminkan perubahan alami dari pengetahuan membantu
pengembangan beragam pendekatan yang baru dan terintegrasi untuk memecahkan isu-isu penting
bagi manusia.

2. Keterkaitan tiga unsur yaitu waktu, ruang, dan manusia merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya. Suatu peristiwa bisa diamati berdasarkan
dimensi ruang, dimensi waktu, dan dimensi manusia. Berdasarkan dimensi ruang, peristiwa memiliki
batas-batas tertentu. Dalam suatu ruang akan berlangsung berbagai peristiwa atau kejadian pada
waktu yang bersamaan. Berdasarkan dimensi manusia, manusia adalah menjadi objek dan subjek dari
peristiwa tersebut. Setiap peristiwa membawa pengaruh terhadap perubahan pada dimensi manusia
baik sebagai objek maupun subjek. Perubahan tersebut diharapkan adalah perubahan ke arah yang
lebih baik. Untuk terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik maka diperlukan kesadaran manusia
dalam memaknai peristiwa. Sementara Berdasarkan dimensi waktu suatu peristiwa merupakan suatu
proses. Hal ini berarti bahwa peristiwa berubah seiring waktu. Konsep waktu ada dan bertahan. Jadi
jika salah satu dari ketiga elemen ini tidak berjalan dengan baik, maka terjadi event, yang artinya
tidak memberikan perubahan tersendiri. Bahkan bisa membuat perubahan ke arah yang buruk. Jika
dalam suatu peristiwa, waktu, tempat dan bahkan siapa pelakunya tidak diketahui, maka akan
mempengaruhi perubahan setelah kejadian tersebut. Misalnya dalam kejadian tragedi kanjuruhan
yang terjadi di stadion kanjuruhan malang pada beberapa bulan yang lalu. Apabila tidak diketahui
dimensi ruang dan dan dimensi manusianya maka akan sulit ditemukan perubahan untuk kearah yang
lebih baik.

3. Pengertian,
Pembelajaran konvensional atau biasa dikenal dengan pendekatan pembelajaran klasikal merupakan
model pembelajaran yang menekankan pada kewibawaan pendidik dalam pembelajaran. Modus
pembelajaran ini merupakan modus pembelajaran yang masih dikritisi hingga saat ini. Namun, model
pembelajaran ini tetap yang paling banyak digunakan oleh para pendidik. Cara belajarnya biasa, siswa
mendengarkan penjelasan guru sebelum kelas, dan mengerjakan pekerjaan rumah saat guru
memberikan Latihan
Pembelajaran konvensional Menurut Djamarah (1996), metode pembelajaran konvensional adalah
metode pembelajaran tradisional atau dikenal juga dengan metode ceramah karena metode ini telah
lama digunakan sebagai sarana komunikasi lisan antara guru dan siswa selama proses belajar
mengajar. Dalam pembelajaran sejarah, pendekatan tradisional ditandai dengan ceramah, penjelasan,
pembagian kerja, dan praktik. Menurut Paulo Freire, cara belajar tradisional ini telah melahirkan
pendidikan yang dikenal dengan istilah “perbankan”, di mana siswa diisi dengan berbagai mata
pelajaran. Siswa cukup mendaftar untuk menerima semua yang dimiliki dan akan disiapkan oleh
pendidik, tanpa memerlukan kegiatan utama lainnya.

Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang umum dalam proses
pembelajaran, yang dijelaskan oleh pendidik dan siswa mendengarkan ceramah. Model pembelajaran
ini banyak dilakukan di negara-negara dengan ekonomi terbelakang atau infrastruktur yang belum
lengkap, dan tentunya ada kelebihan dan kekurangannya. Metode lain yang sering digunakan dalam
metode konvensional adalah ilustrasi. Pendekatan ekspositori ini seperti ceramah yang kegiatan
pembelajarannya berpusat pada guru sebagai pemberi informasi (materi pelajaran).
Langkah-langkah penerapan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran IPS sebagai berikut :
a) Pembukaan
Seperti biasa, guru menyiapkan pelajaran dengan hadir, memberi pengertian dan memberi
motivasi. Dalam kegiatan ini, siswa memiliki kesempatan untuk mempersiapkan pembelajaran.
Siswa dapat diajak untuk mengeluarkan buku pelajaran atau bacaan lain yang dapat menunjang
proses pembelajaran.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan pembelajaran. Pembelajaran dijelaskan atau disampaikan
secara lisan oleh guru. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. Jika di kemudian hari ada
yang kurang jelas, siswa dapat meminta saran kepada guru. Selain itu, dalam kegiatan inti terdapat
kegiatan penugasan. Tujuan pemberian adalah untuk melihat seberapa baik siswa memahami
materi.
c. Kegiatan penutup.
Dalam kegiatan ini, guru menilai proses pembelajaran. Guru dapat menanyakan kembali apa yang
telah dijelaskannya kepada siswa. Kemudian, guru juga membuat rangkuman dari materi yang
disampaikan hari ini.

4. Model model pembelajaran yang bisa menjadi alternatif dalam pembelajaran IPS di SD
diantaranya adalah :
1) Model pembelajaran interaktif
Model pembelajaran interaktif mengacu pada falsafah pendidikan konstruktivisme bahwa
pengetahuan dibentuk oleh siswa bukan ditransfer dari guru. Dalam proses pembentukan pengetahuan
tersebut guru hanya berperan sebagai fasilitator bagi siswa. Model pembelajaran ini merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengembangkan potensi rasa ingin tahu siswa terhadap suatu objek
atau peristiwa melalui pertanyaan. Model pembelajaran interaktif disebut juga pendekatan pertanyaan
siswa. Dengan kata lain guru menggali pertanyaan siswa mengenai materi pembelajaran yang sedang
dibahas, kemudian siswa mencari jawabannya. Jawaban atas pertanyaan siswa dijawab oleh siswa.
Namun perlu diperhatikan bahwa untuk menjawab pertanyaan tersebut memerlukan proses, ya itu
proses pencarian informasi. Artinya bukan pertanyaan yang dengan segera dapat dijawab oleh siswa.
2) model pemrosesan informasi
Model pembelajaran ini memiliki orientasi pada pengembangan intelektual siswa. Model ini
digunakan untuk membimbing siswa agar memiliki kemampuan dan keterampilan dalam
memecahkan masalah melalui proses analisis informasi. Bagaimana proses pencarian informasi atau
fakta, mengklasifikasikan, menginterpretasikan, menginterpretasikan, dan menyimpulkannya
sehingga Siswa memiliki kemampuan berpikir logis.
3) model interaksi sosial
Model pembelajaran ini berorientasi pada pengembangan kemampuan siswa dalam berkomunikasi.
Model ini digunakan dalam membimbing siswa bekerja sama, berargumentasi, bersosialisasi, dan
bertukar pikiran di dalam komunitasnya. Dengan demikian siswa memiliki kompetensi
berkomunikasi, berinteraksi, dan beradaptasi dengan kehidupan sosial.
4) model personal
Model pembelajaran ini berorientasi pada pengembangan pribadi siswa. Model ini digunakan dalam
membimbing siswa mengorganisasikan emosi dan pengembangan potensi diri sehingga siswa dapat
mengaktualisasikan diri dalam lingkungannya.
5) model behavioral
Metode pembelajaran ini berorientasi pada pengembangan perilaku siswa. Model ini digunakan dalam
membantu siswa agar mengalami perubahan perilaku melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran dirancang melalui tahapan-tahapan di mana setiap tahapannya mencerminkan perilaku
siswa secara terukur. Dengan demikian pada akhir kegiatan pembelajaran siswa dapat menunjukkan
perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, yang kemudian akan terbentuk pola perilaku siswa.

Anda mungkin juga menyukai