Anda di halaman 1dari 13

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : RIZKA AWALIA PIIDA LUBIS

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 859874749

Tanggal Lahir : 01 November 1992

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4202 / Pembelajaran IPA di SD

Kode/Nama Program Studi : 119 / PGSD S1 (Masukan Sarjana) Kurikulum Baru

Kode/Nama UPBJJ : 12/ MEDAN

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu / 05 Juli 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : RIZKA AWALIA PIIDA LUBIS


NIM : 859874749
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4202 / Pembelajaran IPA di SD

Fakultas : FKIP
Program Studi : PGSD S1 (Masukan Sarjana) Kurikulum Baru
UPBJJ-UT : MEDAN

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Medan, 05 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

Rizka Awalia Pinida Lubis


1. Pak Ahmad adalah peserta pelatihan pengembangan guru SD. Ia terpilih untuk
mewakili guru Kelas 5 Gugus Melati di wilayahnya. Pak Ahmad diberikan tugas
untuk mengimplementasikan salah satu materi pelatihan yang diikutinya
diantaranya adalah implementasi teori belajar dalam pembelajaran IPA di SD. Ia
memilih materi Perubahan Wujud Zat sub materi macam-macam Perubahan
Wujud Zat untuk diimplementasikan menggunakan teori belajar Bruner. Jika
Saudara di posisi Pak Ahmad, berilah contoh penerapan pembelajaran tersebut
agar sesuai dengan tujuan pembelajaran dengan menggunakan teori belajar
Bruner!

Jawab :

Bruner adalah seorang ahli psikologi perkembangan, sebagaimana nampak dalam


pandangannya tentang perkembangan kognitif anak dan ahli psikologi belajar kognitif.
Namun Bruner tidak mengembangkan suatu teori bulat tentang belajar sebagaimana
dilakukan oleh Gagne. Yang penting baginya ialah cara – cara bagaimana orang memilih,
mempertahankan dan mentranspormasi informasi secara aktif dan inilah menurut
Bruner inti dari belajar. Bruner memusatkan perhatiannya pada masalah apa yang
dilakukan oleh manusia dengan informasi yang diterimanya dan apa yang dilakukannya
sesudah memperoleh informasi untuk mencapai pemahaman. Teori Bruner didasarkan
pada dua asumsi. Asumsi pertama ialah bahwa perolehan penegtahuan merupakan
suatu proses interaktif, asumsi kedua ialah bahwa orang mengkonstruksi
pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang
disimpan yang diperoleh sebelumnya. Teori Bruner dikenal dengan belajar penemuan
(discovery learning) (Dahar ; 1989 : 103). Bruner menganggap, bahwa belajar penemuan
seusuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan
sendirinya memberikan hasil yang paling baik.

Bruner beranggapan bahwa semua interaksi – interaksi kita dengan alam


melibatkan kategori – kategori yang di butuhkan bagi pempungsian manusia. Karena
sistem kategori kita dapat mengenal obyek – obyek baru. Oleh karena obyek – obyek
baru memiliki kemiripan dengan obyek – obyek yang telah ada, kita dapat
mengklasifikasikan dan memberikan ciri – ciri tertentu pada benda – benda atau
gagasan baru.
Bruner mengemukakan, bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung
hampir bersamaan. Ketiga proses itu ialah (1) Memperoleh informasi baru, (2)
Transfomasi informasi, dan (3) Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan (Bruner
dalam Dahar ; 1989 : 101).

Dalam belajar penemuan, metode dan tujuan tidak sepenuhnya seiring. Tujuan
belajar bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan saja. Tujuan belajar sebenarnya
ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih
kemampuan – kemampuan intelektual para siswa, dan merangsang keingintahuan
mereka dan meotivasi kemampuan mereka. Inilah yang dimaksud dengan memperoleh
penengetahuan melalui belajar penemuan.

Jadi, kalau kita sebagai pak Ahmad yang mengajarkan sains misalnya, dalam
materi Perubahan Wujud Zat sub materi macam-macam Perubahan Wujud Zat. ingin
membuat peserta didik berpikir secara matematis bagi dirinya sendiri, berperan serta
dalam proses peroleh pengetahuan. Mengetahui itu adalah suatu proses, bukan suatu
produk. Mempraktekan perubahan wujud seperi air jika diletakkan di freezer akan
menjadi wujud padat atau membeku. Jangan menyimpulkan akan menjadi Es batu tapi
simpulkan penemuan apa yang mereka dapatkan setelah mempelajarinya.

Dalam belajar penemuan pada materi Perubahan Wujud Zat, peranan guru dapat
dirangkum sebagai berikut :

(1). Merencanakan pelajaran Perubahan Wujud Zat dengan pembagian sub


materinya, sehingga pelajaran itu terpusat pada masalah – masalah yang tepat
untuk diselidiki oleh para siswa.

(2). Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa
untuk memecahkan masalah. Guru hendaknya mulai dengan sesuatu yang sudah
dikenal oleh siswa – siswa. Seperti perubahan wujud dari Padat menjadi Cair.
Misalnya pada Sebuah Gula merah yang seperti batu jika dipanaskan akan
mencair, nah kenapa bisa mencair? Disinilah Kemudian guru mengemukakan
sesuatu yang berlawanan. Dengan demikian terjadi konflik dengan pengalaman
siswa. Akibatnya timubullah masalah. Kemudian merangsang para siswa untuk
menyelidiki masalah itu, menyusun hipotesis – hipotesis, dan mencoba
menemukan konsep – kosep atau prinsip – prinsip yang mendasari masalah itu.
(3). Untuk menjamin keberhasilan belajar, guru hendaknya jangan menggunakan
cara penyajian yang tidak sesuai dengan tingkat kognitif siswa. Disarankan agar
guru mengikuti aturan penyajian dari enaktif, ikonik, lalu simbolik. Perkembangan
intelektual diasumsikan mengikuti urutan enaktif, ikonik, dan simbolik. Jadi
demikian pula harapan tentang urutan pengajaran.

(4). Bila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis, guru
hendaknya berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor. Sebagai seorang
tutor, guru sebaiknya memberikan umpan balik pada waktu yang tepat

(5). Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan.
Seperti kita ketahui, tujuan – tujuan tidak dapat dirumuskan secara mendetail,
dan tujuan – tujuan itu tidak sama untuk berbagai siswa. Lagi pula tujuan dan
proses tidak selalu seiring. Secara garis besar, tujuan belajar penemuan ialah
mempelajari generalisasi – generalisasi dengan menemukan sendiri generalisasi –
generalisasi itu.
2. Dewasa ini masalah lingkungan adalah adalah salah satu masalah serius yang dibahas
dalam era pembangunan berkelanjutan. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk
berkontribusi memecahkan masalah lingkungan ini salah satunya adalah melalui
pembelajaran IPA di SD. Guru IPA atau Sains dapat berperan dalam meningkatkan
pengetahuan siswanya tentang penggunaan sumber daya alam atau meningkatkan
pemahaman tentang gejala alam dalam kehidupan sehari- hari menggnakan pendekatan
Sains Lingkungan Teknologi dan Masyarakat. Terkait kondisi tersebut, menurut saudara
bagaimana penerapan pengalaman belajar siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan
pendekatan Sains-Lingkungan Teknologi-Masyarakat di kelas? (catatan: materi bebas)

Jawab :

Definisi S-T-M menurut The National Science Teachers Association (NSTA)


adalah belajar dan mengajar sains dalam konteks pengalaman manusia.
Sedangkan Poedjiadi (2005:47) mengatakan bahwa pembelajaran S-T-M berarti
menggunakan teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan S-T-M
merupakan suatu strategi pembelajaran yang memadukan pemahaman dan
pemanfaatan sains, teknologi dan masyarakat dengan tujuan agar konsep sains
dapat diaplikasikan melalui keterampilan yang bermanfaat bagi peserta didik dan
masyarakat.

Menurut Fajar (2003:108), mengemukakan pada umumnya S-T-M memiliki


karakteristik/ciri-ciri sebagai berikut:

a) Identifikasi masalah-masalah setempat yang memiliki kepentingan dan


dampak.

b) Penggunaan sumber daya setempat (manusia, benda, lingkungan) untuk


mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.

c) Keikutsertaan yang aktif dari siswa dalam mencari informasi yang dapat
diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-
hari.

d) Perpanjangan belajar di luar kelas dan sekolah.


e) Fokus kepada dampak sains dan teknologi terhadap siswa.

f) Suatu pandangan bahwa isi dari pada sains bukan hanya konsep-konsep saja
yang harus dikuasai siswa dalam tes.

g) Penekanan pada keterampilan proses dimana siswa dapat menggunakannya


dalam memecahkan masalah.

h) Penekanan pada kesadaran karir yang berkaitan dengan sains dan teknologi.

i) Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga negara dimana ia


mencoba untuk memecahkan isu-isu yang telah diidentiflkasikan.

j) Identifikasi sejauhmana sains dan teknologi berdampak di masa depan.

Contoh penerapan model pembelajaran STM adalah materi Melestarikan


Lingkungan. Dengan Tema Mengatur Sampah dan Pembuatan Kompos. Guru melakukan
pembelajaran tentang Pembuatan kompos dan penilaian portofolio pada pelajaran IPA
kelas V SD. Siswa dapat memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar
rumah dan sekolah. Tujuannya agar Siswa dapat menjelaskan pentingnya memelihara
lingkungan alam dan lingkungan buatan di sekitar rumah.

Langkah-langkah pembelajaran STM dengan tema Mengatur sampah dan pembuatan


Kompos.

i. Buatlah sketsa dengan kertas dari perabotan rumah dan atur pada sebuah denah
yang menggambarkan rumah anak. Potong kertas untuk menggambarkan
perabotan itu, anak-anak dapat memulai belajar bagaimana menempatkan
benda-benda sesuai dengan lingkungannya yang bersih.

ii. Tanyakan anak didik Anda bagaimana menurut mereka jika halaman rumah tidak
dipelihara (membiarkan rumput menjadi tinggi, tidak membersihkan daun-daun
yang jatuh atau membiarkan tanaman liar tumbuh). Lingkungan yang penuh
dengan sampah mengakibatkan berbagai masalah kesehatan.

iii. Ajaklah anak didik Anda jika di lingkungannya dilakukan kerja bakti membersihkan
lingkungan sekitar tempat tinggal. Diskusikan tentang macam-macam
penanganan sampah (misalnya dijadikan urukan, dibuang begitu saja atau di daur
ulang menjadi kompos) dan bagaimana hal itu bisa mempengaruhi lingkungan.

iv. Ajaklah anak didik melihat contoh bagaimana manusia membentuk lingkungan,
seperti membuat tempat sampah, membuat kolam penampungan air, membuat
sawah berteras-teras atau membangun rumah di atas bukit. Diskusikan
bagaimana dan mengapa?

v. Jika anak tinggal di daerah perkotaan, kunjungilah daerah bantaran sungai yang
penuh dengan sampah. Bagaimana perilaku manusia yang tinggal di dekat sungai
tersebut dalam membuang sampah.

vi. Jika anak pergi ke taman, cobalah untuk melihat kegiatan alami para penghuni
taman itu (tumbuhan dan hewan) yang biasanya terjadi di tempat itu. Guru dan
anak dapat mempelajari tentang tumbuhan dan hewan dalam menghasilkan sisa-
sisa sampah alami. Apakah berbahaya atau menguntungkan bagi manusia.

Kemudian Guru memberikan Inisiasi pada siswa.

Masalah: Bagaimana mengatur sampah basah (organik) di halaman sekitar tempat


tinggal untuk dijadikan kompos.

Setiap hari kita membuang sampah. Kita telah belajar bagaimana perjalanan
sampah- sampah itu hingga ke tempat pembuangan akhir. Sampah-sampah itu hanya
ditumpuk dan dibakar. Padahal, sampah yang dibakar tidak baik bagi lingkungan.
Mengurus sampah dengan baik juga merupakan tanggung jawab kita sebagai anggota
masyarakat. Kita tidak dapat hanya membuang sampah di tempat sampah kemudian
menyerahkan tugas kepada tukang sampah. Karena sampah semakin lama semakin
menggunung, kita dapat membantu menjaga lingkungan dengan cara mengurangi
jumlah sampah.Bagaimana cara kita mengurangi sampah? Ada banyak yang dapat kita
lakukan. Cobalah untuk tidak memakai kantong plastik bila tidak diperlukan. Gunakan
keranjang saat pergi ke pasar. Bila kita membeli minuman, lebih baik belilah minuman
botol kaca daripada plastik. Penggunaan plastik dapat mencemari lingkungan.
Memisahkan sampah juga merupakan cara yang baik untuk menjaga lingkungan.
Sampah-sampah yang basah dapat dibuat sebagai pupuk kompos sementara sampah
yang kering dapat didaur ulang kembali.
3. Bu Intan akan mengajarkan IPA materi listrik di kelas 5. Ia ingin mengajak para
siswanya memiliki kesadaran bahwa pada materi listrik memiliki keterkaitan dan dapat
melahirkan satu atau beberapa tema pembelajaran. Jika pembelajaran Bu Intan
termasuk ke dalam pembelajaran terintegrasi, bagaimanakah rancangan pembelajaran
yang dapat dilakukan Bu Ani?

Jawab :

Pembelajaran IPA terintegrasi merupakan sebuah konsep yang dapat dianggap


sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan konsep – konsep dalam
ilmu pengetahuan untuk memberikan pengalaman belajar menjadi lebih bermakna
kepada anak didik. Integrasi berati pembauran, penggabungan sehingga menjadi satu.
Perkembangan pembelajaran IPA ini yang tadinya berpusat pada guru ke arah
pembelajaran yang berpusat pada siswa, semua aktifitas dilaksanakan oleh guru, guru
cenderung mendominasi kelas dengan menggunkan ceramah, mendengar sambil
mencatat apa yang diucapkan oleh guru. Pembelajaran terpadu adalah:
1. Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tetentu sebagai pusat perhatian yang
digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain , baik dari bidang studi yang
bersangkutan maupun dari bidang studi lainya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang
mencerminkan dunia nyata.
3. Suatu cara untuk mengajarkan pengetahuan atau keterampilan secara simultan.
4. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang
berbeda dengan harapan siswa akan belajar dengan baik.

Makna terpadu dalam pembelajaran IPA adalah adanya keterkaitan antara


berbagai aspek dan materi yang tertuang dalam Kompetensi Dasar IPA sehingga
melahirkan satu atau beberapa tema pembelajaran. Pembelajaran Terpadu dibedakan
menjadi dua jenis berdasarkan cakupan materi yang akan diintegrasikan, yaitu
intrakurikulum dan ekstrakurikulum.

a. Pembelajaran terpadu intrakurikulum mengintegrasikan topik-topik yang


terdapat dalam satu rumpun bidang studi misalnya IPA terdiri dari Fisika, Kimia,
dan Biologi walaupun pada kenyataannya untuk pembelajaran IPA di SD tidak ada
pemisahan yang jelas dalam arti tidak ada batas-batas yang jelas dari tiga bidang
tersebut.
b. Pembelajaran terpadu extra kurikulum mengintegrasikan topik atau konsep
dalam berbagai bidang ilmu.

Sebagai seorang guru yang ingin mengajarkan materi listrik dengan pendekatan
pembelajaran terintegrasi, Bu Intan dapat merancang pembelajaran dengan
menghubungkan materi listrik dengan tema-tema pembelajaran lain yang relevan dan
menarik bagi siswa.

Berikut adalah rancangan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh Bu Intan dengan
topic Listrik (Intrakurikulum) :

1. Identifikasi masalahnya yaitu Materi Listrik dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dalam pembelajaran di kelas perlu diungkap pengertian listrik serta sifat-sifatnya,


hal yang dapat dijadikan sebagai sumber listrik, meminta siswa untuk
memberikan contoh alat-alat apa saja yang dapat membangkitkan tenaga listrik.

3. Kemudian berpindah topik ke cahaya dengan menanyakan manfaat listrik bagi


kehidupan?, Adakah alat-alat atau perabotan di rumahmu yang menggunakan
listrik? Misalnya TV, Radio, Ac menggunakan listrik.

4. Kemudian berpindah topik ke energi, gaya dan kerja. Dalalm hal ini dikaitkan
dengan topik listrik. Dengan mengajukan pertanyaan, apakah kaitan antara listrik
dengan energi? Apakah kaitan antara listrik dan gaya? Listrik dapat menghasilkan
energi misalnya Dalam kehidupan sehari-hari, listrik juga digunakan untuk
menghasilkan gerak. Energi listrik dapat diubah menjadi energi mekanik yang
menghasilkan gerak. Contohnya adalah kipas angin, mobil listrik, eskalator, dan
lift. Energi listrik merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya pada Beberapa pekerjaan rumah seperti menyetrika, mencuci,
menyimpan makanan, semua membutuhkan listrik.

5. Dengan ilmu sosial, apakah dampak dari terpasangnya listrik terhadap perubahan
kehidupan sosial dan budaya. Contohnya dalam meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat. Sebelum ada listrik, masyarakat sulit melakukan pengobatan karena
alat dan teknologi yang belum memadai. Namun, setelah listrik diciptakan diiringi
dengan perkembangan teknologi, kesehatan masyarakat jadi lebih terjamin dan
kualitas hidup menjadi meningkat.
Selain itu, listrik berpengaruh bagi kegiatan sosial sehari-hari. Dengan adanya
penerangan listrik di jalan-jalan umum dapat meningkatkan keamanan, sehingga
penduduk merasa lebih aman dan nyaman. Komunikasi juga lebih mudah terjalin
berkat energi listrik.

4. Bu Nina pada pertemuan sebelumnya telah menyelesaikan materi "Perubahan Fisik


dan Kimia dalam Makanan pada pembahasan pembusukan makanan". Pada pertemuan
hari ini Bu Nina akan melakukan evaluasi terhadap proses belajar yang sudah
dilaksanakan sebelumnya untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa dalam konsep
dan materi tersebut, Apakah siswanya sudah memahami atau perlu perbaikan. Oleh
karena itu dibutuhkanlah alat evaluasi.

Bantulah Bu Nina untuk menentukan alat evaluasi seperti apa yang cocok untuk
mengukur hasil belajar siswa terkait Perubahan Fisik dan Kimia dalam Makanan pada
pembahasan pembusukan makanan!

Jawab :

Alat evaluasi yang cocok untuk mengukur hasil belajar siswa terkait materi
tersebut adalah :

1. Tes Tertulis:

Bu Nina dapat menyusun kuis atau tes tertulis yang mencakup pertanyaan-
pertanyaan tentang konsep dan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Tes ini
dapat mencakup soal pilihan ganda, isian singkat, atau pertanyaan essay untuk
mengukur pemahaman siswa tentang perubahan fisik dan kimia dalam makanan
serta pembusukan makanan.

2. Penugasan Projek

Bu Nina dapat memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan penelitian


dan presentasi tentang proses pembusukan makanan. Siswa dapat diminta untuk
mengumpulkan informasi tentang perubahan fisik dan kimia yang terjadi pada
makanan saat pembusukan, serta langkah-langkah pencegahan pembusukan
makanan. Penugasan proyek ini akan membantu siswa menunjukkan pemahaman
mereka dan kemampuan untuk menyampaikan informasi dengan baik.
3. Demonstrasi atau Praktikum:

Bu Nina dapat mengadakan sesi demonstrasi atau praktikum di mana siswa


melakukan percobaan untuk mengamati perubahan fisik dan kimia dalam
makanan selama pembusukan. Siswa dapat mengamati perubahan warna,
tekstur, atau bau yang terjadi pada makanan yang rusak. Bu Nina dapat
mengevaluasi pemahaman siswa berdasarkan pengamatan mereka selama
praktikum.

4. Diskusi kelompok dan melakukan persentasi di depan kelas dengan memberikan


pertanyaan dan jawaban masing-masing kelompok.

5. Menganalisis Hasil Evaluasi kemudian memberikan pemahaman yang masih


keliru dan memberikan umpan balik.

Anda mungkin juga menyukai