Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : SITI RAHMAWATI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 858429029

Tanggal Lahir :22 JULI 2002

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4403

Kode/Nama Program Studi : 118/PGSD-S1

Kode/Nama UPBJJ : 50/SAMRINDA

Hari/Tanggal UAS THE : Jumat 30 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat
Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Siti Rahmawati


NIM : 858429029
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4403
Fakultas : Unifersitas Terbuka
Program Studi : 118/PGSD-S1
UPBJJ-UT : 50/Samarinda

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh
dari aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun
dalam pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan
mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan
hukuman sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas
akademik dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal
dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji
lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Sangatta, 30 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

Siti rahmawati
1. Jelaskan menurut Anda pendekatan apa yang cocok di dalam proses pembelajaran dengan
play full activity yang berpusat pada siswa? Uraikan penerapan dari prinsip pendekatan yang
Anda tuliskan!

Jawab:

- Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme pada dasarnya dibangun oleh anak melalui


interaksi dengan lingkungan. Dalam proses belajar anak harus berbuat di
lingkungannya, mengkreasi atau memanipulasi objek. Dengan kata lain, anak harus
difasilitasi oleh guru untuk berbuat atau membangun sesuatu daripada sekadar melakukan
atau meniru yang dibangun orang lain. pemikiran yang memungkinkan aktivitas belajar
anak SD lebih bermakna dengan menerapkan prinsip konstruktivisme. Pemikiran ini
terutama berkenaan dengan upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran. Jika para
guru cenderung menggunakan cara pembelajaran yang terarah dengan berpusat pada
guru (teacher centered approach), tentu pendekatan itu tidak relevan dengan prinsip-
prinsip pandangan konstruktivistik. Cara mengajar demikian, tidak memberi peluang kepada
anak untuk mengkreasi dan membangun pengetahuan. Sebaliknya, pandangan
konstruktivisme menghendaki para guru untuk menerapkan pendekatan mengajar
yang berpusat pada anak (child-centered approach). Secara lebih terperinci,

- penerapan dari prinsip pendekatan pembelajaran Konstruktivisme sebagai berikut:


a. orientasi mengajar tidak hanya pada segi pencapaian prestasi akademik. Kegiatan
mengajar tidak sekadar diarahkan untuk membuat anakmenguasai sejumlah konsep
pengetahuan dan/atau keterampilan lebih sempit lagi terampil dalam menyelesaikan soal-
soal dalam tes, melainkan juga diarahkan untuk mengembangkan sikap dan minat belajar
serta potensi dasar anak. Dalam mengajarkan IPA, misalnya guru tidak hanya
menekankan pengembangan konsep IPA pada anak, tetapi juga pengembangan
wawasantentang proses IPA, keterampilan inquiry, dan sikap positif terhadap IPA.
b. untuk membuat pelajaran bermakna bagi anak, topik-topik yang dipilih dan dipelajari
didasarkan pada pengalaman-pengalaman anak yang relevan. Masalah-masalah yang
dibahas harus bersifat menantang dan aktual. Hal tersebut diperlukan untuk
mengembangkan sikap positif dan apresiasi anak terhadap pelajaran. Dengan cara
demikian, pelajaran tidak dipersepsi anak sebagai tugas dari atau sesuatu yang
dipaksakan oleh guru, melainkan sebagai bagian dari atau sebagai alat yang dibutuhkan
dalam kehidupan anak
c. metode mengajar yang digunakan harus membuat anak terlibat dalam suatu aktivitas
langsung dan bersifat bermain yang menyenangkan atau a pleasurable hands-on and playful
activity dan bukannya sekadar membuat anak mengikuti pelajaran yang alami dan
bermakna. Mereka mengalami aktivitas belajar sebagai aktivitas sehari-hari dan
bukan sebagai kegiatan yang dipaksakan dari luar.
d. dalam proses belajar, kesempatan anak untuk bermain dan bekerja sama dengan orang
lain juga perlu diprioritaskan. Hal demikian, akan berdampak positif bukan sekadar pada
perkembangan sosial anak, melainkan juga pada perkembangan berpikirnya.
e. bahan-bahan pelajaran yang digunakan hendaknya bahan-bahan yang konkret dan, kalau
mungkin ini bahkan yang sebenarnya. Ini penting untuk membuat proses belajar yang
diikuti anak sesuai dengan perkembangan. Temuan Piaget menjelaskan bahwa tahap
perkembangan berpikir anak itu masih terbatas pada tahap operasi konkret.
f. dalam menilai hasil belajar anak, para guru tidak hanya menekankan aspek kognitif
dengan menggunakan tes tulis (paper-pencil test), tetapi harus pula mencakup semua
domain perilaku anak yang relevan dengan melibatkan sejumlah alat penilaian. Tentunya,
baik proses maupun hasil belajaranak juga dipertimbangkan dalam penilaian itu.
g. ide di atas akhirnya mengimplikasikan perlunya para guru menampilkan peran utama
sebagai guru dalam proses pembelajaran anak, dan bukannya sebagai transmitor
pengetahuan kepada anak. Mereka perlu memilikikemauan yang kuat untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas dengan mengubah sikap dan strategi mereka dalam
mengajar. Kreativitas para guru dalam menyediakan dan mengembangkan aktivitas
dan lingkungan pembelajaran yang kondusif juga merupakan hal yang esensial bagi
merekauntuk dapat merealisasikan prinsip-prinsip dari pendekatan konstruktivistik ini dalam
praktik.
2. Jelaskan peran guru untuk mengefektifkan dalam implementasi dari interaksi sosial siswa di
dalam pembelajaran sesuai dengan kasus yang terjadi? Berikan tiga (3) contoh kongkritnya!
3. Berikan 2 (dua) ulasan tentang peran guru yang seharusnya pada proses pembelajaran?
Bagaimana seharusnya prinsip-prinsip belajar yang ideal di dalam kelas?

Jawab:

Di dalam proses pembelajaran, terkandung proses mengajar dan belajar sebagai dua
proses yang saling tergantung; mengajar hanya akan ada jika terjadi proses belajar. Tugas
utama guru bukan hanya mengajar tetapi membelajarkan anak, yaitu membuat anak
aktif melakukan berbagai bentukkegiatan, bukan hanya mendengarkan guru berbicara di
depan kelas atau menuliskan sesuatu. Bisa saja pembelajaran itu bentuknya melakukan
observasi dan membuat laporan dengan cara berdiskusi, mengerjakan aktivitas bersama
tim untuk menghasilkan sesuatu, mengujicobakan suatu prinsip. Sumber belajar bisa saja
ada di luar kelas, bisa ada di sawah, dikebun, di pantai, dan sebagainya. Jadi dengan
pembelajaran, anak bisa belajardimana saja, tidak dibatasi oleh empat dinding dan harus
selalu guru yang menjadi satu-satunya sumber belajar bagi ana

prinsip-prinsip belajar yang ideal di dalam kelas:

a. belajar dapat membantu perkembangan optimal individu sebagai manusia utuh.


Prinsip ini menandakan bahwa belajar memungkinkan anak untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan dirinya secara utuh, menyangkut seluruh aspek
intelektual, sosial, moral, spiritual, dan emosional. Jadi tidak bersifat pragmentaris
(sebagian-sebagian). Ingat, individu berarti suatukesatuan jiwa raga yang tidak dapat
dipisah-pisahkan. Belajar juga dapatmemenuhi berbagai kebutuhan dirinya untuk
tumbuh dan berkembang di lingkungan sosio-budayanya, sesuai dengan tingkat
dan irama perkembangannya
b. Kedua, belajar sebagai proses terpadu harus memposisikan anak sebagai titik sentral.
Anak SD akan memperoleh pengalaman bilamana anak merasakan kebermaknaan
interaksi dengan lingkungannya. Dalam pada itu, kebermaknaan lingkungan
akan sangat bergantung bagaimana anak sebagai pebelajar (subyek belajar) memberi
apresiasi terhadap lingkungannya sendiri. Pemenuhan kebutuhan dan minat belajar
merupakan hal yang esensial danakan diapresiasi serta diberi makna positif oleh anak.
Dalam suasana ini, anak akan bergairah (senang) dan aktif belajar sehingga seluruh aspek
psiko-fisik anak akan dilibatkan. Singkatnya, Anda sebagai guru harus menciptakan
lingkungan pendidikan secara kreatif, menata lingkungan yang sehat dan
menyenangkan, karena anak akan belajar dengan baik jika lingkungannya diapresiasi
secara positif oleh anak.
c. aktivitas pembelajaran yang diciptakan harus membuat anak terlibat sepenuh hati, aktif
menggunakan berbagai potensi yang dimilikinya. Siswa tidak hanya senang berada di
lingkungan, tetapi merasa tertantang untuk berkompetisi dan atau bekerja sama melakukan
berbagai kegiatan yang terarah pada pencapaian tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Dalam konteks ini, Anda sebagai guru SD sebaiknya berupaya secara kreatif;
antaralain membentuk proyek-proyek kegiatan bersama di dalam maupun di luar kelas
atau sekolah, mendirikan pusat-pusat belajar kebudayaan, bahasa,matematika,
keterampilan, dan sebagainya, mengujicobakan atau memprak-tikkan sesuatu,
menciptakan berbagai alat bantu belajar sangat disarankan. Kegiatan Anda jangan
hanya menjelaskan sesuatu di dalam kelas apalagi menyuruh anak menyalin tulisan
dalam buku atau di papan tulis.
d. Keenam, pembelajaran di sekolah harus memberi kesempatan kepada setiap anak
untuk maju berkelanjutan sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kecepatan belajar
masing-masing. Dalam budaya demokrasi yang tengah dikembangkan di negara kita,
tanggung jawab anak sebagai individu sebaiknya dipupuk dan dikembangkan sejak dini.
Belajar sebagai aktivitas terpadu sebaiknya memberi kesempatan kepada tiap anak
untuk maju berkelanjutan sesuai dengan kecepatan belajar dan potensinya masing-
masing. Pemberdayaan siswa sebagai individu yang utuh dan bermartabat
mendapatkan perhatian yang penting, namun akan sangat tergantung pada apresiasi
anak itu sendiri terhadap dirinya. Siswa sebaiknya diberi kesempatan dan tanggung
jawab untuk mencapai masterylevel sesuai dengan kecepatan belajar dan potensi
obyektifnya masing-masing. Kompetisi tidak dapat dihindari dalam kehidupan demokrasi,
namun sikap jujur, fair play dan tanggung jawab dalam berkompetisi harus dijunjung tinggi.
Prinsip ini juga bukan hanya untuk anak, melainkan untuk Anda sekarang dalam
kehidupan nyata di masyarakat.

4. Bagaimana peran guru dalam mengefektifkan pengajaran sehingga masalah yang timbul dari
diri siswa dapat diatasi oleh guru? Berikan 2 (dua) contoh usaha nyata Anda sebagai guru
dalam membimbing siswa!

Jawab:

a. Menigkatkan Partisipasi Siswa Secara Aktif dalam Kelas

Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar, sedangkan belajar
proses dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam
kegiatan pembelajaran.
Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, antara lain :
1. Aktivitas visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksprimen
2. Aktivitas lisan, seperti bercerita, tanya jawab
3.Aktivitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pengarahan guru
4. Aktivitas gerak, seperti melakukan praktek di tempat praktek/laboratorium
5. Aktivitas menulis, seperti mengarang, membuat surat, membuat karya tulis mengerjakan tugas
Setiap aktivitas yang digolongkan memiliki kadar atau bobot yang berbeda, tergantung pada segi
tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran tetapi, aktivitas kegiatan pembelajaran
siswa di kelas hendaknya lebih banyak melibatkan siswa, atau lebih memperhatikan aktivitas siswa .
Guru boleh meningkatkan keterlibatan siswa dengan cara sebagai berikut :
1.Tingkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara menggunakan berbagai
metode mengajar;
2.Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran;
3. Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Untuk itu guru harus mengetahui minat
siswa dan mengaitkannya dengan bahan pembelajaran;
b. Memelihara Keterlibatan Siswa dalam Proses Belajar-menagajar
Unsur – unsur aktivitas yang dapat ditampilkan oleh guru pada aspek ini adalah :
(a) menyediakan lembaran kerja bagi setiap siswa,
(b). mengajukan banyak pertanyaan dan berusaha memperoleh jawaban dari semua siswa,
(c). jawaban – jawaban yang tepat dihargai, demikian pula jawaban yang tidak tepat diarahkan
secara baik.,
(d). mengadakan simulasi dan permainan peranan,
(e). memantau kemajuan siswa ketika memberikan umpan balik dengan tujuan agar bisa
memberikan sebuah umpan balik yang sistematis dan bisa memperbaiki tiap kesalahan, entah dalam
pendapat sebelumnya dalam penyampaian, dan
(f). membantu siswa berpikir kritis memcahkan masalah, dilemma, atau situasi yang mengandung
konflik.

c. Menjadi Motivator bagi Siswa


Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku
untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Seorang pendidik diharuskan untuk memompa
semangat anak didiknya untuk belajar dengan tekun. Dengan motivasi tersebut, anak didik akan
merasa dihargai dan dipercaya.
Berikut ini beberapa cara bagaimana membangkitkan motivasi siswa :
1. Pada awal kegiatan pembelajaran, guru sebaiknya memberikan apersepsi tentang tujuan
pembelajaran itu, sehingga siswa terpancing untuk memperhatikan.
2.Guru mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan yang realita.
3.Guru berusaha mendorong siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran;
4. Guru hendaknya banyak memberikan kebebasan kepada siswa untuk meraih sukses dengan
usahanya sendiri
5. Menguatkan siswa dengan adanya pretest dengan imbalan nilai plus.
d. Membuat PembelajaranMenarik Minat dan Perhatian Siswa
Sering kali terjadi kebosanan dan bahkan sampai membuat siswa ngantuk di kelas karena kurang
ketertarikan dari pembelajaran yang dibawakan oleh seorang guru kelas akibatnya kelas tidak
efektif. Sementara kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa
dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini
besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu
yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat dan kecerdasan siswa.
Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan siswa merupakan pembelajaran
yang diminati. Oleh karena itu guru harus bisa membuat pembelajaran yang akan dibawanya bisa
menarik minat dan perhatian dari siswa dengan mengadakan variasi dalam kegiatan belajar
mengajar yang berguna mengurangi kejenuhan/kebosanan atau kejenuhan siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar siswa senantiasa lebih bersemangat, tekun, antusias,
dan berpartisipasi penuh dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan.
Pengadaan variasi yang tepat dalam kegiatan belajr mengajar dapat memungkinkan guru untuk :
a.Menimbulkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
b.Mewujudkan dengan baik kesempatan berkembangnya bakat siswa
c.Membentuk dan mengembangkan sikap positif siswa terhadap guru dan sekolah melalui berbagi
cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
d.Memberi kesempatan yang luas bagi siswa untuk memperoleh cara-cara menerima dan
memahami pelajaran yang disenanginya.
e. Menyiapkan dan Menggunakan Berbagai Media yang relevan dalam Pembelajaran.
Media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu
memperjelas materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya
verbalisme pada diri siswa. Sebab, pembelajaran yang mengggunakan banyak verbalisme tentu akan
membosankan. Sebaliknya pembelajaran akan lebih menarik, bila siswa merasa senang dan gembira
setiap menerima pelajaran dari gurunya.
Pembelajaran yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman kongkret
yang dibantu dengan sejumlah alat peraga dengan memperhatikan dari segi nilai dan manfaat alat
peraga tersebut dalam membantu menyukseskan proses pembelajaran di kelas.

Diagnosis Kesulitan Belajar


Ada berbagai cara untuk mengidentifikasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
Berdasarkan informasi yang diterima dari tes formatif, maka akan diketahui kesulitan khusus yang
dialami oleh siswa. Mengatasi kesulitan belajar siswa, tidak dapat dibicarakan secara terpisah
dengan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar tersebut. Oleh karena itu, mencari sumber
penyebab utama dan lainnya adalah mutlak bagi seorang guru. Apabila seorang guru menemukan
siswanya mengalami kesulitan belajar, maka harus mengamatinya apakah gangguan yang terjadi
pada peserta didik itu merupakan gangguan internal ataukah gangguan eksternal

Usaha perbaikan kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan memperhatikan apabila ada lebih
dari satu siswa yang mengalami kesulitan belajar yang sama. Maka upaya perbaikan ini hendaknya
diberikan terhadap kelompok siswa itu secara bersama-sama. Akan tetapi, apabila ada siswa yang
memiliki kesulitan khusus yang bersifat unik, maka upaya perbaikan hendaknya diberikan secara
individual. Ada empat langkah utama dalam mendiagnosa dan memperbaiki kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa, yaitu:
1. Menentukan siswa mana yang mengalami kesulitan belajar; tekniknya dapat dilakukan dengan
cara mengobservasi proses belajar siswa, meneliti nilai ulangannya, dan kemudian
membandingkannya dengan nilai rata-rata kelasnya, juga memeriksa buku catatan pribadi siswa
yang ada pada guru Bimbingan Konseling (BK).
2. Menentukan bentuk khusus dari kesulitan belajar itu.
3. Menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar itu, misalnya karena metode
mengajar tidak sesuai, atau materi pelajaran yang bersifat kompleks.
4. Menetapkan prosedur remedial yang sesuai.

Pengajaran Remedial
Banyak alternatif yang dilakukan oleh guru dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa. Namun,
sebelum alternatif tertentu diambil, guru terlebih dahulu melakukan tindakan berikut:
1) Menganalisis hasil diagnosis. Hal ini perlu dilakukan karena data dan informasi yang diperoleh
melalui tes diagnosis kesulitan belajar itu masih merupakan data mentah yang harus dianalisis
sehingga dapat diketahui secara pasti mengenai sebab dan jenis kesulitan belajarnya.
2) Mengidentifikasi dan menentukan kecakapan tertentu yang bermasalah dan memerlukan
perbaikan. Hal ini dapat dilakukan dengan berdasarkan atas hasil analisis yang dilakukan sebelumnya
oleh guru tersebut. Bidang kecakapan ini dapat berupa kecakapan bermasalah yang dapat ditangani
oleh guru sendiri, atau oleh guru dengan bantuan orang tua. Dengan demikian, guru dapat
merencanakan langkah selanjutnya.
3) Menyusun program perbaikan, khususnya pengajaran remedial (remedial teaching). Sebelum
menyusun program kegiatan perbaikan ini, guru harus menentukan tujuan, materi, metode, alokasi
waktu, dan evaluasi pengajaran remedial yang akan dilaksanakan.
4) Melaksanakan program perbaikan. Pada prinsipnya, program pengajaran remedial ini akan lebih
baik apabila dilakukan lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai