Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS

TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : NABILA HELMI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 856963671

Tanggal Lahir : 15-02-2000

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK 4405

Kode/Nama Program Studi : S 1 PGSD

Kode/Nama UPBJJ : UT BANDAR LAMPUNG

Hari/Tanggal UAS THE : 23-DESEMBER-2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : NABILA HELMI

NIM : 856963671
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK 4405
Fakultas : FKIP
Program Studi : S 1 PGSD
UPBJJ-UT : UT BANDAR LAMPUNG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
23, Desember, 2022
Yang Membuat Pernyataan

NABILA HELMI
1. bandingkan konsep sosial studies awal
dengan realita sosial studies sekarang bahkan ketika terjadi tarik menarik antara keduanya

JAWABAN:
- Pemikiran mengenai konsep pendidikan IPS di Indonesia, banyak dipengaruhi oleh pemikiran studi
sosial di Amerika Serikat yang kita anggap sebagai salah satu negara yang memiliki pengalaman
panjang dan reputasi akademis yang signifikan dalam bidang itu. Reputasi tersebut tampak dalam
perkembangan pemikiran mengenai bidang itu, seperti dapat disimak dari berbagai karya akademis
yang antara lain dipublikasikan oleh National Council for the Social Studies (NCSS) sejak pertemuan
organisasi tersebut untuk pertama kalinya tanggal 28-30 November 1935 sampai sekarang.
Untuk menelusuri perkembangan pemikiran atau konsep pendidikan IPS di Indonesia secara
historis epistemologis terasa sangat sukar karena dua alasan. Pertama di Indonesia belum ada
lembaga profesional bidang pendidikan IPS setua dan sekuat pengaruh NCSS

atau SSEC. Lembaga serupa yang dimiliki Indonesia, yakni HISPIPSI (Himpunan Sarjana pendidikan
IPS Indonesia) usianya masih sangat muda dan produktivitas akademisnya masih belum optimal
karena masih terbatas pada pertemuan tahunan dan komunikasi antaranggota secara insidental.
Kedua perkembangan kurikulum dan pembelajaran IPS sebagai ontologi ilmu pendidikan (disiplin)
IPS sampai saat ini sangat tergantung pada pemikiran individual dan atau kelompok pakar yang
ditugasi secara insidental untuk mengembangkan perangkat kurikulum IPS melalui Pusat
Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Balitbang Dikbud (Puskur). Pengaruh akademis
dari komunitas ilmiah bidang ini terhadap pengembangan IPS tersebut sangatlah terbatas, sebatas
yang tersalur melalui anggotanya yang kebetulan dilibatkan dalam berbagai kegiatan tersebut.
Jadi, sangat jauh berbeda dengan peranan dan kontribusi Social Studies Curriculum Task Force- nya
NCSS, atau SSEC di Amerika Serikat.

- Adapun terjadinya tarik menarik antara keduanya adalah, di satu pihak, adanya gerakan
untuk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu sosial untuk tujuan pendidikan
kewarganegaraan yang terus bergulir sampai mencapai tahap yang lebih canggih. Di pihak
lain terus bergulir nya gerakan pemisahan berbagai disiplin ilmu sosial yang cendrung
memperlemah konsepsi pendidikan studi sosial.
2. Atas dasar keterkaitan tiga unsur tersebut diatas antara waktu, ruang dan manusia analisislah apa
yang kira-kira akan terjadi ketika masing-masing perannya tidak berjalan dengan baik?

JAWABAN:
- Yang akan terjadi Ketika masing-masing peran nya tidak berjalan dengan baik adalah
terjadinya peristiwa alam maupun peristiwa sosial dan peristiwa sejarah dalam proses
perjalanan waktu. Dalam hal ini suatu peristiwa di pengaruhi oleh kekuatan yang ada di luar
manusia, yaitu berupa kekuatan fisik-material.kekuatan-kekuatan tersebut merupakan suatu
potensi bagi terjadinya suatu peristiwa.terwujud nya kemungkinan-kemungkinan tersebut
dapat tercermin dalam suatu peristiwa yang membawa perubahan terhadap manusia dalam
dimensi ruang dan dimensi waktu secara fungsional dan terhubung. Selain itu juga,
Mempelajari sejarah tidak lepas dari manusia sebagai objeknya. Manusia dan sejarah
memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tanpa sejarah manusia sebagai makhluk hidup patut
dipertanyakan keberadaan dan aktifitasnya. Demikian juga dengan sejarah, tanpa manusia tak
akan ada sejarah. Hal ini dikarenakan bahwa sejarah adalah peristiwa hasil dari perbuatan
manusia. Terdapat tiga unsur utama dalamsejarah,yaitu manusia, ruang dan waktu. Ketiganya
saling berkait dan berinteraksi secara kronologis dan berkesinambungan sehingga
membentuk suatu peristiwa sejarah
Konsep ruang berarti tempat dimana manusia melakukan sebuah peristiwa/ sejarah.
Sedangkan konsep waktu itu menunjukkan kapan peristiwa itu dilakukan. Setiap kejadian/
peristiwa yang dilakukan pasti meliputi tempat dan waktu, hal ini yg menjadikan kedua
konsep tersebut tidak dapat dipisahkan.
Jika semua tidak berjalan sesuai perannya maka manusia tidak akan tau akan waktu hari jam
dan tahun

3. Atas dasar paparan tersebut diatas, coba Anda jelaskan pembelajaran konvensional itu seperti
apa
dan rancang langkah-langkah penerapan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran IPS!

JAWABAN:

- Pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang umum dilakukan dalam proses
pembelajaran, yakni dilakukan dengan cara pendidik menjelaskan dan murid mendengarkan.
Model pembelajaran ini banyak dilakukan di negara negara yang belum maju atau belum
memiliki sarana prasarana yang lengkap, namun tentu saja terdapat kelebihan dan
kelemahannya. model pembelajaran konvensional menekankan pada penjelasan materi, tanpa
memberikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk secara dua arah memahami materi
materi yang diberikan oleh pengajar atau pendidik, dan menghubungkannya dengan
pengetahuan sebelumnya, atau menerapkan kepada situasi kehidupan nyata.
model pembelajaran konvensional ini lebih menekankan kepada tujuan pembelajaran berupa
penambahan pengetahuan dan penggambaran secara umum, sehingga proses belajar dilihat
sebagai proses menghafal, meniru, dan mengulang kembali sesuai apa yang disampaikan
pengajar atau pendidik dan peserta didik dituntut untuk dapat mengungkapkan kembali
pengetahuan yang sudah dipelajari melalui kuis atau tes biasa.

- Langkah-langkah menerapkan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut.


 Pembukaan
Seperti biasa guru menyiapkan kelas dengan mengabsen, memberikan apersepsi dan
motivasi. Pada kegiatan ini, siswa diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi pembelajaran. Bisa dengan mengajak siswa untuk mengeluarkan buku paket
atau buku bacaan lain yang dapat mendukung jalannya pembelajaran.
 Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan pembelajaran. Pembelajaran dijelaskan atau
dibawakan guru dengan verbal. Sedangkan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru.
Jika nantinya ada yang tidak paham maka siswa dapat menanyakan hal tersebut pada
guru. Selain itu, pada kegiatan inti juga terdapat kegiatan pemberian tugas. Pemberian
dimaksudkan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa akan materi.
 Kegiatan Penutup
Pada kegiatan ini, guru memberikan evaluasi pada proses pembelajaran. Guru dapat
menanyakan ulang apa yang telah dijelaskannya pada siswa. Kemudian, guru juga
membuat ringkasan materi yang dibawakan pada hari ini.

4. Coba Anda analisis model-model pembelajaran apa saja yang yang dipandang bisa menjadi
alternatif dalam pembelajaran IPS di SD?
JAWABAN:
diseleksi, diadaptasi dan dimodifikasi untuk tujuan institusional didaksmen (Sidiharjo, 1997).
Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Mengatasi Masalah Pendidikan IPS di.
 Model Inkuiri
- Makna Pembelajaran Inkuiri
Model inkuiri adalah salah satu model pembelajaran yang memfokuskan kepada
pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir reflektif kritis, dan kreatif. Inkuiri adalah
salah satu model pembelajaran yang dipandang modern yang dapat dipergunakan pada
berbagai jenjang pendidikan, mulai tingkat pendidikan dasar hingga menengah. Pelaksanaan
inkuiri di dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial dirasionalisasi pada pandangan dasar
bahwa dalam model pembelajaran tersebut, siswa didorong untuk mencari dan mendapatkan
informasi melalui kegiatan belajar mandiri. Model inkuiri pada hakekatnya merupakan
penerapan metode ilmiah khususnya di lapangan Sains, namun dapat dilakukan terhadap
berbagai pemecahan problem sosial. Savage Amstrong mengemukakan bahwa model
tersebut secara luas dapat digunakan dalam proses pembelajaran Social Studies (Savage and
Amstrong, 1996). Pengembangan strategi pembelajaran dengan model inkuiri dipandang
sanagt sesuai dengan karakteristik materil pendidikan Pengetahuan Sosial yang bertujuan
mengembangkan tanggungjawab individu dan kemampuan berpartisipasi aktif baik sebagai
anggota masyarakat dan warganegara.
- Langkah-langkah Inkuiri
Langkah-langkah yang harus ditempuh di dalam model inkuiri pada hakekatnya tidak
berbeda jauh dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang dikembangkan oleh John
Dewey dalam bukunya “How We Think”. Langkah-langkah tersebut antara lain:
a. Langkah pertama, adalah orientation, siswa mengidentifikasi masalah, dengan
pengarahan dari guru terutama yang berkaitan dengan situasi kehidupan sehari-hari.
b. Langkah kedua hypothesis, yakni kegiatan menyusun sebuah hipotesis yang dirumuskan
sejelas mungkin sebagai antiseden dan konsekuensi dari penjelasan yang telah diajukan.
c. Langkah ketiga definition, yaitu mengklarifikasi hipotesis yang telah diajukan dalam
forum diskusi kelas untuk mendapat tanggapan.
d. Langkah keempat exploration, pada tahap ini hipotesis dipeluas kajiannya dalam
pengertian implikasinya dengan asumsi yang dikembangkan dari hipotesis tersebut.
e. Langkah kelima evidencing, fakta dan bukti dikumpulkan untuk mencari dukungan atau
pengujian bagi hipotesa tersebut
f. Langkah keenam generalization, pada tahap ini kegiatan inkuiri sudah sampai pada tahap
mengambil kesimpulan pemecahan masalah (Joyce dan Weil, 1980

 Model Pembelajaran VCT.
- MaknaPembelajaran VCT
VCT adalah salah satu teknik pembelajaran yang dapat memenuhi tujuan pancapaian
Pendidikan nilai. Djahiri (1979: 115) mengemukakan bahwa Value Clarification Technique,
merupakan sebuah cara bagaimana menanamkan dan menggali/ mengungkapkan nilai-nilai
tertentu dari diri peserta didik. Karena itu, pada prosesnya VCT berfungsi untuk: a)
mengukur atau mengetahui tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai; b) membina
kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimilikinya baik yang positif maupun yang negatif
untuk kemudian dibina kearah peningkatan atau pembetulannya; c) menanamkan suatu nilai
kepada siswa melalui cara yang rasional dan diterima siswa sebagai milik pribadinya.
Dengan kata lain, Djahiri (1979: 116) menyimpulkan bahwa VCT dimaksudkan untuk
“melatih dan membina siswa tentang bagaimana cara menilai, mengambil keputusan
terhadap suatu nilai umum untuk kemudian dilaksanakannya sebagai warga masyarakat”.
- Langkah Pembelajaran Model VCT
Berkenaan dengan teknik pembelajaran nilai Jarolimek merekomendasikan beberapa cara,
antara lain:
a. Teknik evaluasi diri (self evaluation) dan evaluasi kelompok (group evaluation)
Dalam teknik evaluasi diri dan evaluasi kelompok pesertadidik diajak berdiskusi ata
tanya-jawab tentang apa yang dilakukannya serta diarakan kepada keinginan untuk
perbaikan dan penyempurnaan oleh dirinya sendiri:
a. Menentukan tema, dari persoalan yang ada atau yang ditemukan peserta didik
b. Guru bertanya berkenaan yang dialami peserta didik
c. Peserta didik merespon pernyataan guru
d. Tanya jawab guru dengan peserta didik berlangsung terus hingga sampai pada
tujuan yang diharapkan untuk menanamkan niai-nilai yang terkandung dalam
materi tersebut.
b. Teknik Lecturing
Teknik lecturing, dilalukan guru gengan bercerita dan mengangkat apa yang menjadi
topik bahasannya. Langkah-langkahnya antara lain:
a. Memilih satu masalah / kasus / kejadian yang diambil dari buku atau yang dibuat
guru.
b. Siswa dipersilahkan memberikan tanda-tanda penilaiannya dengan menggunakan
kode, misalnya: baik-buruk, salah benar, adil tidak adil, dsb.
c. Hasil kerja kemudian dibahas bersama-sama atau kelompok kalau dibagi
kelompok untuk memberikan kesempatan alasan dan argumentasi terhadap
penilaian tersebut.

 Model Bermain Peta.
Keterampilan menggunakan dan menafsirkan peta dan globe merupakan salah satu tujuan
penting dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial. Keterampilan menginterpretasi peta maupun
globe perlu dilakukan peserta didik secara fungsional. Peta dan globe memberikan manfaat,
yaitu: a) siswa dapat memperoleh gambaran mengenai bentuk, besar, batas-batas suatu daerah; b)
memperoleh pengertian yang lebih jelas mengenai istilah-istilah geografi seperti: pulau, selat,
semnanjung, samudera, benua dan sebagainya; c) memahami peta dan globe, diperlukan
beberapa syarat yaitu : (a) arah, siswa mengerti tentang cara menentukan tempat di bumi seperti
arah mata angin, meridian, paralel, belahan timur dan barat; (b) skala, merupakan model atau
gambar yang lebih kecil dari keadaan yang sebenarnya; (c) lambing lambang, merupakan simbo-
simbol yang mudah dibaca tanpa ada keterangan lain; (d) warna, menggunakan berbagai warna
untuk menyatakan hal-hal tertentu misalnya: laut, beda tinggi daratan, daerah, negara tertentu

 Pendekatan ITM (Ilmu-Teknologi dan Masyarakat) ...


a. Kebermaknaan Model Pendekatan ITM
Pendekatan ITM (Ilmu, Teknologi, dan Masyarakat) atau juga disebut STS (Science
Technology-Society) muncul menjadi sebuah pilihan jawaban atas kritik terhadap
pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang bersifat tradisional (texbook), yakni berkisar
masih pada pengajaran tentang fakta-fakta dan teori-teori tanpa menghubungkannya
dengan dunia nyata yang integral. ITM dikembangkan kemudian sebagai sebuah
pendekatan guna mencapai tujuan pembelajaran yang berkaitan langsung dengan
lingkungan nyata dengan cara melibatkan peran aktif peserta didik dalam mencari
informasi untuk meemcahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan kesehariannya.
Pendekatan ITM menekankan pad aktivitas peserta didik melalui penggunaan
keterampilanproses dan mendorong berpikir tingkat tinggi, seperti; melakukan kegiatan
pengumpulan data, menganalisis data, melakukan survey observasi, wawancara dengan
masyarakat bahkan kegiatan di laboratorium dsb. Oleh karena itu, permasalahan tentang
kemasyarakatan sebagaimana adanya tidak terlepas dari perkembangan ilmu dan
teknologi, dapat dijawab melalui inkuiri. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut peserta
didik menjadi lebih aktif dalam menggali permasalahan berdasarkan pada pengalaman
sendiri hingga mampu melahirkan kerangka pemecahan masalah dan tindakan yang dapat
dilakukan secara nyata. Karena itu, pendekatan ITM dipandang dapat memberi kontribusi
langsung terhadap misi pokok pembelajaran pengetahuan sosial, khusus dalam
mempersiapkan warga negara agar memiliki kemampuan:
a. memahami ilmu pengetahuan di masyarakat,
b. mengambil keputusan sebagai warga negara,
c. membuat hubungan antar pengetahuan, dan
d. mengingat sejarah perjuangan dan peradaban luhur bangsanya.

- Langkah Pendekatan ITM Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
pembelajaran pendekatan ITM antara lain:
a. Menekankan pada paham kontruktivisme, bahwa setiap individu peserta didik, telah
memiliki sejumlah pengetahuan dari pengalamannya sendiri dalam kehidupan faktual di
lingkungan keluarga dan masyarakat.
b. Peserta didik dituntut untuk belajar dalam memecahkan permasalahan dan dapat
menggunakan sumber-sumber setempat (nara sumber dan bahan-bahan lainnya) untuk
memperoleh informasi yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah.
c. Pola pembelajaran bersifat kooperatif (kerja sama) dalam setiap kegiatan pembelajaran
serta menekankan pada keterampilan proses dalam rangka melatih peserta didik berfikir
tingkat tinggi.
d. Peserta didik menggali konsep-konsep melalui proses pembelajaran yang ditempuh
dengan cara pengamatan (observasi) terhadap objek-objek yang dipelajarinya.
e. Masalah-masalah aktual sebagai objek kajian, dibahas bersama guru dan peserta didik
guna menghindari terjadi kesalahan konsep.
f. Pemilihan tema-tema didasarakan urutan integratif.
g. Tema pengorganisasian pokok dari sejumlah unit ITM adalah isu dan masalah sosial yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

 Model Role Playing.
Kebermaknaan Penggunaan Model Role Playing
Role Playing adalah salah satu model pembelajaran yang perlu menjadi pengalaman belajar
peserta didik, terutama dalam konteks pembelajaran Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan
didalamnya. Sebagai langkah teknis, role playing sendiri tidak jarang menjadi pelengkap
kegiatan pembelajaran yang dikembangkan dengan stressing model pendekatan lainnya, seperti
inkuiri, ITM, Portofolio, dan lainnya. Secara komprehensif makna penggunaan role playing
dikemukakan George Shaftel (Djahiri, 1978: 109) antara lain:
a. untuk menghayati sesuatu/hal/kejadian sebenarnya dalam realitas kehidupan; 2) agar
memahami apa yang menjadi sebab dari sesuatu serta bagaimana akibatnya; 3) untuk
mempertajam indera dan perasaan siswa terhadap sesuatu; 4) sebagai penyaluran/pelepasan
tensi (kelebihan energi psykhis) dan perasaan-perasaan; 5) sebagai alat diagnosa keadaan; 6)
ke arah pembentukan konsep secara mandiri; 7) menggali peran-peran dari pada dalam suatu
kehidupan/kejadian/keadaan; 8) menggali dan meneliti nilai-nilai (norma) dan peranan
budaya dalam kehidupan; 9) membantu siswa dalam mengklarifikasikan (memperinci) pola
berpikir, berbuat dan keterampilannya dalam membuat/ mengambil keputusan menurut
caranya sendiri; 10) membina siswa dalam kemampuan memecahakan masalah.
b. Langkah-langkah
no Urutan langkah Kegiatan dan Pelakunya
1. Penjelasan umum Mencari atau mengemukakan permasalahan (oleh guru atau
bersama siswa).
b. Memperjelas masalah/ topik tersebut (guru).
c.  Mencari bahan-bahan, keterangan atau penjelasan lebih
lanjut, dengan menunjukan sumbernya (guru & siswa).
d. Menjelaskan tujuan, makna dari role playing.

2. Memilih para Menganalisis peran yang harus dimainkan (guru bersama


pelaku siswa).
b.    Memilih para pelakunya (dibantu guru).

3. Menentukan jalan Gariskan jalan ceritanya.


cerita b.    tegaskan peran-peran yang ada didalamnya.
c.    berikut gambaran situasi keadaan cerita tersebut (guru +
siswa).

4. Pelaksanaan Mulai melakonkan permainan tersebut


(bermain) b.    Menjaga agar setiap peran berjalan.
c.    Jagalah agar babakan-babakan terlihat jelas.

5. Diskusi dan Telaah setiap peran, posisi, dan permainan.


permainan b.    diskusikan hal tersebut berikut saran perbaikannya.
c.    Siapkan permainan ulangan

6. Permainan ulang dan     Seperti sub 5 dan sub 6


diskusi serta
penelaahan
7. Mempertukarkan Setiap pelaku mengemukakan pengalaman, perasaan dan
pikiran, pengalaman pendapatnya.
dan membuat b.    Observer mengemukakan penilaian pendapatnya.
kesimpulan c.    Siswa dan guru membuat kesimpulan dan merangkainya
dengan topik / konsep yang sedang dipelajarinya.

 Model Portofolio.
- Makna Pembelajaran Portofolio
Protofolio dalam pendidikan mulai dipergunakan sebagai salah satu jenis model penilaian
(Assesment) yang berbasis produk, yakni penilaian yang didasarkan pada segala hasil yang
dapat dibuat atau ditunjukan peserta didik, kemudian dihimpun dalam sebuah ‘map jepit’
(portofolio) untuk dijadikan bahan pertimbangan guru dalam memberikan asesmen otentik
terhadap kinerja peserta didik
- Langkah-langkah Pembelajaran Portofolio
Secara teknis pendekatan portofolio dimulai dengan membagi peserta didik dalam kelas ke
dalam beberapa kelompok, lajimnya dilakukan menjadi 4 atau sesuai menurut keadaan dan
keperluannya. Berdasarkan urutannya, setiap kelompok membidangi tugas dan
tanggungjawab masing-masing, antara lain:
a. Kelompok portofolio-satu; Menjelaskan masalah, dalam tugasnya kelompokini
bertanggung jawab untuk menjelaskan masalah yang telah mereka pilih untuk
dikaji dalam kelas.
b. Kelompok portofolio-dua; Menilai kebijakan alternatif yang diusulkan untuk
memecahkan masalah, dalam tugasnya kelompok ini bertanggung jawab untuk
menjelaskan kebijakan saat ini dan atau kebijakan yang dirancang untuk
memecahkan masalah.
c. Kelompok portofolio-tiga; Membuat satu kebijakan publik yang didukung oleh
kelas, dalam tugasnya kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat satu
kebijakan publik tertentu yang disepakati untuk didukung oleh mayoritas kelas
serta memberikan pembenaran terhadap kebijakan tersebut.
d. Kelompok portofolio-empat; Membuat satu rencana tindakan agar pemerintah
(setempat) dalam masyarakat mau menerima kebijakan kelas. Dalam tugasnya
kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat suatu rencana tindakan yang
menujukkan bagaimana warganegara dapat mempengaruhi pemerintah (setempat)
untuk menerima kebijakan yang didukung oleh kelas.

Anda mungkin juga menyukai