Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN MEDIA POWER POINT BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PADA MATERI SIKLUS AIR KELAS V di SD NEGERI PANIMBANGJAYA 3

Ajeng Sri Ratulangi


Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Terbuka

Abstrak
Karena kurangnya media yang menarik, pembelajaran di bawah standar dan siswa berjuang untuk memahami materi
pelajaran. Media pembelajaran yang memenuhi kebutuhan siswa harus diciptakan agar dapat memaksimalkan proses
pembelajaran. Proyek ini bermaksud untuk membuat media Power Point untuk kelas V sekolah dasar yang berbasis
pendekatan kontekstual pada konten ilmu siklus air. Model pengembangan Hannafin dan Peck, yang terdiri dari tahap
penilaian kebutuhan, tahap desain, dan tahap pengembangan dan implementasi, digunakan untuk studi semacam ini.
menunjukkan kemanjuran media Power Point berbasis pendekatan kontekstual mengingat uji coba individu dan ulasan dari
media pembelajaran, konten pembelajaran, dan spesialis desain pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan
meliputi observasi, wawancara, pencatatan dokumen, dan kuesioner. Analisis deskriptif, kualitatif, dan kuantitatif digunakan
dalam analisis data. Siswa sekolah dasar di kelas lima dijadikan sebagai subjek penelitian. Pada pembuatan media Power
Point berbasis pendekatan kontekstual ini diperoleh uji coba individu dengan skor 92,50% dengan kualifikasi sangat baik,
90,00% dengan kualifikasi sangat baik untuk ahli materi pembelajaran, 90,38% dengan kualifikasi sangat baik untuk ahli
desain pembelajaran, dan 88,33% dengan kualifikasi baik. kualifikasi ahli media pembelajaran. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa media Power Point berbasis pendekatan kontekstual cocok digunakan dalam dunia pendidikan karena dapat
membangkitkan minat siswa dalam belajar, khususnya pembelajaran online, serta dapat mendorong mereka untuk lebih
memperhatikan apa yang dipelajarinya.

Kata kunci: Power point; pendekatan kontekstual; IPA

Abstract
Due to a lack of engaging media, learning is substandard and students struggle to understand the subject matter. Learning
media that meet the needs of students must be created in order to maximize the learning process. This project intends to
create PowerPoint media for grade V elementary schools based on a contextual approach to water cycle science content.
Hannafin and Peck's development model, consisting of a needs assessment stage, a design stage, and a development and
implementation stage, was used for such a study. demonstrating the efficacy of contextual approach-based Power Point
media considering individual trials and reviews from instructional media, instructional content, and instructional design
specialists. Data collection techniques used include observation, interviews, document recording, and questionnaires.
Descriptive, qualitative, and quantitative analyzes were used in the data analysis. Elementary school students in fifth grade
were used as research subjects. In making Power Point media based on this contextual approach, individual trials were
obtained with a score of 92.50% with very good qualifications, 90.00% with very good qualifications for learning material
experts, 90.38% with very good qualifications for learning design experts, and 88.33% with good qualifications. learning
media expert qualifications. Thus, it can be said that Power Point media based on a contextual approach is suitable for use
in the world of education because it can arouse students' interest in learning, especially online learning, and can encourage
them to pay more attention to what they are learning..
Keywords: Power point; contextual approach; Natural Science
Pendahuluan
Pengaruh perkembangan teknologi informasi yang pesat pada periode globalisasi saat
ini terhadap bidang pendidikan tidak dapat diabaikan (Budiman, 2017; Dewi et al., 2019).
Banyak aspek kehidupan manusia yang secara signifikan dipengaruhi oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Kharisma & Arvianto, 2019; Kuswanto & Radiansyah, 2018).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak diragukan lagi sangat dibantu oleh
pendidikan sebagai komponen penting dari proses pematangan manusia, tetapi agar
pendidikan dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, ia juga harus mendapat
manfaat dari perkembangan tersebut. 2010 (Muhson). Media harus digunakan sebagai alat
untuk mempromosikan pembelajaran dalam rangka meningkatkan standar pengajaran.
Adanya media pembelajaran akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik,
misalnya dari segi tampilan dipadukan dengan beberapa gambar atau animasi (Kuswanto &
Radiansah, 2018).
Evolusi media terus menghadapi berbagai persoalan dengan isu-isu yang muncul
sepanjang proses pembelajaran, khususnya pada topik sains. Pendekatan pembelajaran yang
gigih pada proses pembelajaran yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA
menyebabkan penemuan ide ilmiah siswa di kelas kurang kebaruan (Ariyanto, 2018; Azura et
al., 2019). Secara umum, penggunaan materi pembelajaran sains yang kurang ideal dapat
berdampak pada bagaimana suatu mata pelajaran diajarkan. Sesuai dengan temuan dari
berbagai penelitian tersebut di atas, diketahui melalui pengamatan dan observasi di sekolah
dasar bahwa media yang digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran
IPA kurang menarik minat siswa dan cepat bosan dalam belajar. . Menurut temuan
wawancara, instruktur mengalami kesulitan dalam membuat materi yang menarik untuk
digunakan dalam proses pengajaran. Instruktur tidak pernah menggunakan Power Point
sebagai alat pengajaran. Akibatnya siswa kelas V SD Negeri Panimbangjaya 3 memiliki
prestasi belajar IPA yang rendah. Oleh karena itu, penyediaan media yang berhubungan
dengan sains sangat penting agar anak dapat memahami informasi tentang benda-benda alam
di lingkungannya.
Menurut Christopher et al. (2019), Pakpahan & Fitriani (2020), dan Suwasono (2013),
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
dan merangsang ide, perasaan, kekhawatiran, dan keinginan siswa untuk berpartisipasi dalam
proses pembelajaran. Sebagai salah satu elemen sistem, media berfungsi sebagai alat
komunikasi nonverbal (Ulya & Irawati, 2016). Oleh karena itu, karena media adalah bagian
dari sistem, maka harus ada atau digunakan dalam setiap instruksi. Minat belajar siswa akan
meningkat jika media pembelajaran digunakan untuk memberikan konten di dalam kelas
(Irfan et al., 2019; Supriyono, 2018). Karena dapat meningkatkan semangat dan minat siswa
dalam belajar dan menjelaskan mata pelajaran yang diberikan, penggunaan media audio
visual di kelas dipandang sangat ideal (Busyaeri et al., 2016; Sholiha, 2017; Yusup et al.,
2016 ). Power Point merupakan salah satu media yang dapat dimanfaatkan dalam setting
pendidikan. Alat perangkat lunak yang disebut Microsoft Power Point dapat digunakan untuk
menyajikan informasi menggunakan teks, bentuk gambar, foto, warna dan gaya penulisan
yang berbeda, fungsi hyperlink, audio, video, dan animasi. (Seruni et al., 2019; Nurhidayati et
al., 2019). Menurut Iswanto dkk. (2018) dan Kurniati & Perdana (2018), Power Point dapat
dipandang sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan keinginan. untuk mempelajari. Hal ini memungkinkan proses belajar
menjadi disengaja, disengaja, dan dikendalikan.
Menurut penelitian sebelumnya, presentasi Power Point Sains untuk siswa kelas V di
SD Negeri Panimbangjaya 3 dapat meningkatkan semangat siswa dalam mempelajari materi
(Wijayanti & Christian Relmasira, 2019). Selain itu, menurut Irfan et al. (2019), adopsi
materi pembelajaran sains berbasis Power Point dapat memotivasi siswa untuk merangkul
pembelajaran dan menarik perhatian mereka. Pembuatan media Power Point berbasis Sparkol
dengan topik Rumusan Keadaan Dasar dalam disiplin Ilmu Pengetahuan Alam terbukti sangat
valid dan bermanfaat dalam proses pendidikan (Sunarni, 2016). Menurut Jayusman et al.
(2017), penelitian tentang penggunaan bahan ajar multimedia powerpoint pada kelas sejarah
Asia Timur menghasilkan temuan yang sangat reliabel dan sangat cocok untuk digunakan
dalam proses pembelajaran. Selama ini, pembuatan multimedia berbasis Power Point yang
disandingkan dengan permainan kuis Course Maze pada konten sistem ekskresi telah
menghasilkan outcome dengan kriteria yang bermanfaat dan aplikatif untuk proses
pembelajaran (Monemi et al., 2017). Penelitian lain menunjukkan bahwa pengembangan
program Microsoft Office Power Point berbasis Android dengan pendekatan kontekstual
sangat efektif diterapkan dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa (Bagus & Khuzaini, 2019). Berdasarkan pemaparan sebelumnya, maka dirasa perlu
dikembangkan media Power Point untuk meningkatkan minat belajar siswa khususnya pada
materi siklus air isi IPA. pengembangan media Power Point ini akan membuat siswa lebih
tertarik untuk mempelajari mata pelajaran Siklus Air dalam konten IPA yang dikemas dalam
slide Power Point. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan Media Power
Point Berbasis Pendekatan Kontekstual pada Materi Siklus Air Kelas V SD. Sehingga siswa
akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bervariasi dan bermakna.

Metode
Penelitian perkembangan adalah apa yang dibutuhkan oleh penelitian ini. Penelitian
ini menggunakan model pengembangan Hannafin and Peck yang meliputi tahapan penilaian
kebutuhan, desain, dan pengembangan serta implementasi, untuk membuat media Power
Point berbasis pendekatan kontekstual pada materi siklus air bermuatan IPA untuk siswa
kelas V di SD Negeri Panimbangjaya 3
Tahap pertama pada model pengembangan Hannafin and Peck adalah penilaian
kebutuhan. Tahap analisis kebutuhan dimaksudkan untuk mengitentifikasi kebutuhan-
kebutuhan dalam pengembangan. Kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud seperti
permasalahan pembelajaran yang terjadi, proses pembelajaran, kesediaan peralatan
pendukung produk dan sasaran produk. Informasi tersebut dapat diperoleh melaui
wawancara, observasi, dan diskusi. Hasil dari analisis penilaian kebutuhan akan digunakan
pada tahap selanjutnya. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu tahap desain. Pada
tahap desain yang dilakukan adalah mengolah hasil analisis penilaian kebutuhan dalam
bentuk dokumen yang dapat digunakan dalam menentukan desain produk. Adapun dokumen
yang dihasilkan adalah kerangka media, tampilan media dan menetapkan desain media.
Tahap ketiga dari model pengembangan Hannafin and Peck adalah pengembangan dan
implementasi. Pada tahap ini dilakukan kegiatan mengembangkan media. Bahan ajar yang
dihasilkan selanjutnya dianalisis untuk memastikan bahwa bahan ajar tersebut sesuai dengan
kebutuhan dan dapat digunakan dalam pembelajaran yang sebenarnya.
Tata cara pengumpulan informasi dalam riset ini dikumpulkan lewat penerapan
penilaian formatif . Data - data yang sudah terkumpul , setelah itu dikelompokkan bagi
sifatnya jadi 2 ialah informasi kualitatif serta kuantitatif . Tata cara yang digunakan buat
mengumpulan informasi ialah dengan kuesioner / angket , observasi , wawancara , serta
pencatatan dokumen . Pengembangan media Power Point berbasis pendekatan kontekstual ini
diharapkan bisa mempunyai tingkatan kelayakan yang besar sehingga layak digunakan dalam
proses pendidikan . Buat mengenali kelayakan dari media Power Point hingga dicoba uji
coba produk yang terdiri dari sebagian tahapan , ialah : review oleh pakar isi pendidikan ,
review oleh pakar desain pendidikan , review oleh pakar media pendidikan , serta uji coba
perorangan.
Dalam riset pengembangan ini digunakan 2 metode analisis informasi, ialah metode
analisis deskriptif kualiatif, serta analisis deskriptif kuantitatif. Metode analisis deskriptif
kualitatif dicoba dengan mengelompokkan informasi- informasi dari informasi kualitatif yang
berbentuk masukan, tanggapan, kritik, serta anjuran revisi yang ada pada angket serta hasil
wawancara. Hasil analisis informasi setelah itu digunakan buat merevisi produk yang
dibesarkan. Metode analisis dskriptif kuantitatif digunakan buat mencerna informasi yang
diperoleh lewat angket dalam wujud deskriptif persentase. Informasi skor yang diperoleh dari
para pakar dalam riset ini dianalisis memakai skala likert yang dimodifikasi. Subjek uji coba
perorangan pada riset ini memakai 3 siswa, buat menghitung persentase totalitas subjek butuh
dicari rata- rata dari segala skor dengan metode menjumlahkan. segala persentase responden
setelah itu dipecah dengan jumlah responden. Berikutnya hasil yang diperoleh dikriteriakan
memakai konversi tingkatan pencapaian skala 5 kelayakan media.

Hasil dan Pembahasan


Hasil Penelitian
Riset ini dicoba buat mengenali rancang bangun serta validitas media Power Point
berbasis pendekatan kontekstual. Pengembangan media Power Point berbasis pendekatan
kontekstual ini dibesarkan memakai model Hannafin and Peck. Model Hannafin and Peck
merupakan model desain pengajaran yang terdiri dari 3 tahapan. Ada pula 3 tahapan dari
model pengembangan Hannafin and Peck, ialah:( 1) sesi analisis kebutuhan( Need
Assesment),( 2) sesi mendesain produk( design), serta( 3) sesi pengembangan serta
implementasi( development and implementation)( Tegeh et angkatan laut(AL)., 2014).
Dalam model ini, evaluasi serta pengulangan butuh dijalankan dalam tiap fase. Model ini
merupakan model desain pendidikan yang berorientasi produk.

Sesi awal pada model pengembangan Hannafin and Peck merupakan evaluasi
kebutuhan. Pada sesi ini dicoba analisis ciri siswa, analisis konten, analisis area serta sarana
sekolah. Tata cara yang digunakan buat mengenali ciri siswa merupakan kuesioner.
Bersumber pada hasil analisis dari penyebaran kuesioner kepada siswa secara online, bisa
disimpulkan kalau ciri siswa kelas V di SD Negara Panimbangjaya 3 ialah siswa yang
bahagia belajar memakai media pendidikan audio visual dengan animasi serta foto yang
menarik. Perihal tersebut bisa dilihat dari kuesioner yang disebarkan kepada siswa kalau dari
13 siswa totalitas menanggapi bahagia belajar memakai media pendidikan audio visual
dengan animasi serta foto yang menarik. Pada sesi analisis konten dinggunakan tata cara
wawancara dengan guru kelas VA di SD Negara Panimbangjaya 3, diperoleh hasil modul
yang hendak dicantumkan merupakan modul tentang siklus air pada mata pelajaran IPA.
Setelah itu pada analisis area menampilkan bahwa sangat sesuai dibesarkan media Power
Point. Sebab, pada proses obeservasi area menampilkan kalau sekolah belum mempunyai
media Power Point yang bisa menunjang serta mengaktifkan siswa dikala belajar yang
disesuaikan pula dengan keadaan dikala ini.
Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu tahap desain. Adapun dokumen yang
dihasilkan adalah media flowchart dan storyboard, teks media, desain media, instrumentasi,
dan RPP. Tahap ketiga dari model pengembangan Hannafin and Peck adalah pengembangan
dan implementasi. Pada tahap ini dilakukan kegiatan mengembangkan media. Bahan ajar
yang dihasilkan selanjutnya dianalisis untuk memastikan bahwa bahan ajar tersebut sesuai
dengan kebutuhan dan dapat digunakan dalam pembelajaran yang sebenarnya. Setelah media
Power Point dikembangkan dilakukan evaluasi melalui uji coba tahap pertama yang
dilakukan oleh ahli isi pembelajaran dengan menggunakan instrument kuesioner. Adapun
hasil review dari ahli isi
pembelajaran menunjukkan presentase sebesar 90,00% dengan kualifikasi sangat baik,
sehingga tidak perlu direvisi. Berdasarkan hasil uji ahli isi pembelajaran tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa media Power Point yang dikembangkan layak untuk digunakan. Setelah
dilakukan review ahli isi pembelajaran dilanjutkan dengan review ahli desain pembelajaran
yang menunjukkan hasil presentase sebesar 90,38% dengan kualifikasi sangat baik, sehingga
tidak perlu direvisi. Berdasarkan hasil uji ahli desain pembelajaran tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa media Power Point yang dikembangkan layak untuk digunakan.
Kemudian, pada langkah ketiga, ahli media pembelajaran melakukan review. Harus
agak dimutakhirkan karena temuan review dari para profesional media pembelajaran
mengungkapkan proporsi 88,33% dengan kredensial baik. Media PowerPoint yang dihasilkan
layak untuk digunakan, namun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan evaluasi ulang
sesuai dengan hasil uji ahli media pembelajaran. Pada tahap keempat, tiga siswa kelas VA
SDN Panimbangjaya 3 melakukan uji coba individu untuk mengetahui kelayakan produk
media Power Point. Tingkat prestasi akademik ketiga pemuda itu berkisar dari rendah hingga
sangat baik. Hasil percobaan individu mengungkapkan tingkat 92,50% dengan kualifikasi
sangat baik, sehingga tidak perlu direvisi. Dari hasil percobaan individu ini dapat
disimpulkan bahwa materi PowerPoint yang dibuat praktis untuk digunakan. Tabel 1 akan
memberikan penyajian yang lebih menyeluruh dari data yang terkumpul.

Tabel 1. Persentase Hasil Validitas Pengembangan Media Power Point

No Subjek Uji Coba Hasil Validitas Keterangan


1 Uji Ahli Isi Pembelajaran 90,00 % Sangat Baik
2 Uji Ahli Desain Pembelajaran 90,38 % Sangat Baik
3 Uji Ahli Media Pembelajaran 88,33 % Baik
4 Uji Coba Perorangan 92,50 % Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 3 persentase hasil validitas pengembangan media Power Point


menurut keahlian subjek uji coba pada isi pembelajaran, desain pembelajaran, dan media
pembelajaran adalah 90,00%, 90,38%, 88,33%, dan 92,50%. masing-masing. Gambar 1 dan 2
menunjukkan hasil pembuatan media Power Point ini dalam bentuk akhirnya.

Gambar 1. Tampilan Awal Media Power Gambar 2. Tampilan Isi Media Power Point
Point
Pembahasan Hasil Penelitian
Produk penelitian pengembangan yang dibuat ini adalah media Power Point berbasis
pendekatan kontekstual untuk kelas V SD Negeri Panimbangjaya 3. Media ini dikembangkan
untuk memudahkan siswa menciptakan suasana belajar yang menarik dan lebih bermakna
(Sumerta & Sudana, 2019). Siklus air konten IPA tercakup dalam media yang dikembangkan.
Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran ketika belajar karena media dilengkapi
dengan gambar, animasi, dan video (Wuryanti & Kartowagiran, 2016). Media Power Point
berbasis pendekatan kontekstual ini telah melalui beberapa tahapan pengujian dan perbaikan
dalam pengembangannya. Tinjauan dari para profesional dalam konten pembelajaran, desain
pembelajaran, media pembelajaran, dan uji coba individu dilakukan. 2016 (Suartama).
Menurut Setiawan (2019), pembelajaran IPA di sekolah dasar dapat bertujuan untuk
memberikan pengalaman kepada siswa dalam merencanakan dan menyelesaikan karya ilmiah
untuk membantu mereka mengembangkan sikap ilmiah. Selain itu juga dapat meningkatkan
kesadaran untuk menjaga dan melestarikan lingkungan dan sumber daya alam (Iswanto et al.,
2018; Lohr et al., 2021). Hasilnya, media Power Point yang dihasilkan diklaim dapat diterima
karena dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran, khususnya
pembelajaran IPA konten siklus air, dan karena dapat memberikan pembelajaran yang
bermakna bagi siswa..
Media Power Point yang menggabungkan teks, grafik, animasi, dan suara/audio
dengan elemen desain lainnya dapat menarik perhatian siswa dan membantu mereka
memahami informasi mata pelajaran. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa materi Power
Point yang dibuat dapat diandalkan dan cocok untuk digunakan siswa dalam kegiatan
pendidikan, khususnya yang melibatkan pembelajaran siklus air dalam sains. Teknik
pembelajaran harus diatur dengan cara yang mendukung pengajaran dan pembelajaran.
Taktik yang dapat digunakan adalah pendekatan pembelajaran secara kontekstual.
Pembelajaran kontekstual adalah gagasan yang membantu guru dalam menghubungkan
pelajaran mereka dengan pengalaman sehari-hari siswa. Siswa dapat menghubungkan
signifikansi topik akademik mereka dengan dunia nyata menggunakan pendekatan
kontekstual (Sulastri, 2016). Menurut temuan dan rekomendasi ini, pendekatan kontekstual
dapat membantu penyampaian informasi pembelajaran secara efektif. Menurut Ricardo dan
Meilani (2017), minat siswa dalam belajar ditunjukkan oleh perasaan senang dan tertarik
dalam belajar, partisipasi aktif mereka, kecenderungan mereka untuk perhatian dan
konsentrasi yang intens, sikap positif mereka dan tumbuhnya kemauan untuk belajar, dan
minat mereka untuk belajar. kenyamanan saat belajar. Menurut umpan balik dan rekomendasi
yang dibuat oleh subjek tes khusus yang diberikan responden dan siswa, media Power Point
diterima dengan baik. Media pembelajaran Power Point dapat menjadi alternative dalam
pembelajaran di Sekolah Dasar karena penggunaannya yang relatif mudah (Agustiana &
Rusmana, 2018).
Temuan dari penelitian yang sudah ada sebelumnya mendukung penelitian ini yaitu
media Power Point IPA di kelas V SD dapat meningkatkan ketertarikan siswa pada media
pembelajaran (Wijayanti & Christian Relmasira, 2019). Hasil penelitian dari Irfan et al.
(Hendra Anggryawan, 2018; Irfan et al., 2019) menunjukkan bahwa penggunaan media
pembelajaran saintifik berbasis Power Point di sekolah dasar dapat menarik perhatian siswa
dan memotivasi mereka untuk belajar. Menurut Bagus dan Khuzaini (2019) dan Iswanto et
al. (2018), multimedia power point dapat membantu guru dalam memberikan materi
pembelajaran dengan memotivasi dan menarik perhatian siswa. Menurut temuan penelitian
dari Monemi et al. (2017), media Power Point yang dipadukan dengan permainan course
maze quiz memiliki kriteria yang relevan dan bermanfaat yang dapat membantu siswa
memahami materi pelajaran dan dapat menginspirasi siswa untuk belajar.
Dikembangkannya media Power Point berbasis Pendekatan Kontekstual pada materi
siklus air kelas V SD ini dapat membantu siswa memecahkan masalah-masalah belajar
sehingga siswa dapat memahami materi, meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar,
serta dapat memotivasi siswa. Berdasarkan penilaian dari para ahli dan uji coba perorangan,
media Power Point layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

Simpulan
Media dalam Power Point Berbasis Pendekatan Kontekstual Materi Sikluus Air Kelas V
SD memperoleh kualifikasi sangat baik dari ahli isi pembelajaran, ahli desain pembelajaran, uji
coba individu, dan memperoleh kualifikasi baik dari ahli media pembelajaran. Karena dapat
menarik minat siswa dalam belajar, oleh karena itu praktis untuk digunakan dalam proses
pendidikan. Saran yang dapat dikemukakan adalah agar hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai referensi untuk memperluas wawasan pembaca, sebagai referensi penelitian yang
relevan dan dapat dikembangkan lebih lanjut ke tahap uji efektivitas.

Daftar Rujukan
Agustiana, L., & Rusmana, I. M. (2018). Pemanfaatan Microsoft Power Point sebagai
Alternatif Media. Prosiding Seminar Dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar, 374–
379. http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/psdpd/article/view/10164.
Ariyanto, M. (2018). Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Kenampakan Rupa Bumi
Menggunakan Model Scramble. Profesi Pendidikan Dasar, 3(2), 133.
https://doi.org/10.23917/ppd.v3i2.3844.
Azura, A. R., Kamariyah, N., & Taufiq, M. (2019). Pengembangan Model Pembelajaran
Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan
Materi Perubahan Wujud Benda Kelas V Di Sd Al-Islah Surabaya. Journal of Natural
Science Education Research, 1(2), 171–180.
https://doi.org/http://journal.trunojoyo.ac.id/nser/article/view/5187/3505.
Bagus, T., & Khuzaini, N. (2019). Pengembangan Program Microsoft Office Power Point
Berbasis Android untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Matematika,
1–14. https://doi.org/http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/7099/.
Budiman, H. (2017). Peran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan. Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 31.
https://doi.org/10.24042/atjpi.v8i1.2095.
Busyaeri, A., Udin, T., & Zaenudin, A. (2016). Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mapel Ipa Di Min Kroya Cirebon. Jurnal
Pendidikan Guru MI, 3(1), 116–137. https://doi.org/10.24235/al.ibtida.snj.v3i1.584.
Christopher, A. E., Waluyanto, H. D., & Wahyudi, A. T. (2019). Perancangan Board Game
Pembelajaran Toleransi Terhadap Perbedaan Pada Pelajaran Ppkn. Jurnal DKV
Adiwarna, 2(15), 1–9.
https://doi.org/http://publication.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/9733.
Dewi, R. K., Wardani, S., Wijayati, N., & Sumarni, W. (2019). Demand of ICT-Based
Chemistry Learning Media in the Disruptive Era. International Journal of Evaluation
and Research in Education, 8(2), 265–270. https://doi.org/10.11591/ijere.v8i2.17107.
Hendra Anggryawan, I. (2018). Pengaruh Fasilitas Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi. Jurnal Pendidikan Ekonomi
(JUPE), 2(1), 19–28. https://doi.org/10.26740/jupe.v7n3.p71-75.
Irfan, Muhiddin, & Ristiana, E. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis
Powerpoint di Sekolah Dasar. Indonesian Journal of Primary Education, 3(2), 16–27.
https://doi.org/https://ejournal.upi.edu/ index.php/IJPE/article/view/21765.
Iswanto, E., Suharmono, R., & Hidayat, S. (2018). Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran Berbasis Powerpoint Dan Buku Teks Terhadap Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam (Ipa) Materi Tata Surya Siswa Kelas Vi Semester Ganjil Tahun
Pelajaran. Jurnal of Education Technologi and Innovation (JETI), 1(2), 7–20.
https://doi.org/https://doi.org/10.31537/jeti.v1i2.
Jayusman, I., Gurdjita, G., & Shavab, O. A. K. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran
Multi Media Power Point Pada Mata Kuliah Sejarah Asia Timur. Jurnal
Candrasangkala Pendidikan Sejarah, 3(1), 37.
https://doi.org/10.30870/candrasangkala.v3i1.2886.
Kharisma, G. I., & Arvianto, F. (2019). Pengembangan aplikasi android berbentuk education
games berbasis budaya lokal untuk keterampilan membaca permulaan bagi siswa
kelas 1 SD/MI. Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran,
9(2), 203. https://doi.org/10.25273/pe.v9i2.5234.
Kurniati, & Perdana, D. C. (2018). Kajian Teori Mengenai Multimedia Interaktif Power Point
Berbasis Konteks Dan Pemahaman Matematis. Jurnal Universitas Ibn Khaldun,
Bogor, 1, 382–388. https://doi.org/http://pkm.uika- bogor.ac.id/index.
php/SNTP/article/view/282.
Kuswanto, J., & Radiansah, F. (2018). Media Pembelajaran Berbasis Android Pada Mata
Pelajaran Sistem Operasi Jaringan Kelas XI. Jurnal Media Infotama, 14(01), 129.
https://doi.org/https://jurnal.unived.ac.id /index.php/jmi/article/view/467.
Lohr, A., Stadler, M., Schultz-Pernice, F., Chernikova, O., Sailer, M., Fischer, F., & Sailer,
M. (2021). On powerpointers, clickerers, and digital pros: Investigating the initiation
of digital learning activities by teachers in higher education. Computers in Human
Behavior, 119. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.chb.2021.106715.
Monemi, R., Lufri, & Leilani, I. (2017). Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis
Power Point Disertai Games Kuis Course Maze Pada Materi Sistem Ekskresi Untuk
Peserta Didik Kelas Viii Smp Developing Interactive Multimedia Based on Power
Point With Course Maze Games Kuis About Excretion Syste. Journal Biosains, 1(2),
252–260.
https://doi.org/http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/bio/issue/download/355/56
.
Muhson, A. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 8(2). https://doi.org/10.21831/jpai.v8i2.949.
Nurhidayati, N., Asrori, I., Ahsanuddin, M., & Dariyadi, M. W. (2019). Pembuatan Media
Pembelajaran Berbasis Powerpoint Dan Pemanfaatan Aplikasi Android Untuk Guru
Bahasa Arab. Jurnal KARINOV, 2(3), 181. https://doi.org/10.17977/um045v2i3p181-
184.
Pakpahan, R., & Fitriani, Y. (2020). Analisa Pemafaatan Teknologi Informasi Dalam
Pemeblajaran Jarak Jauh Di Tengah Pandemi Virus Corona Covid-19. JISAMAR
(Journal of Information System, Applied, Management, Accounting and Researh),
4(2), 30–36. http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/jisamar/article/view/181.
Ricardo, & Meilani, R. I. (2017). Impak Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 2(2), 79.
https://doi.org/10.17509/jpm.v2i2.8108.
Seruni, R., Munawaoh, S., Kurniadewi, F., & Nurjayadi, M. (2019). Pengembangan Modul
Elektronik (E-Module) Biokimia Pada Materi Metabolisme Lipid Menggunakan Flip
Pdf Professional. JTK (Jurnal Tadris Kimiya), 4(1), 48–56.
https://doi.org/10.15575/jtk.v4i1.4672.
Setiawan, A. R. (2019). Penyusunan Program Pembelajaran Biologi Berorientasi Literasi
Saintifik. 2(1), 109–116. https://doi.org/10.31226/osf.io/etg5n.
Sholiha, A. (2017). Efektivitas Pembelajaran Geografi Pokok Bahasan Siklus Air dengan
Menggunakan Media Komik Strip Pada Siswa Kelas X IPS Man Purwodadi. Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.
https://doi.org/https://lib.unnes.ac.id/31728/1/3201412036.
Suartama, I. K. (2016). Evaluasi dan Kriteria Kualitas Multimedia Pembeajaran (Issue
January 2016). Universitas Pendidikan Ganesha.
Sulastri, A. (2016). Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Matematika
Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1), 156–170.
https://doi.org/10.17509/jpgsd.v1i1.9068.
Sumerta, I. W., & Sudana, D. N. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Snowball Throwing Berbantuan Lagu Daerah Terhadap Hasil Belajar Ipa. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 2(1). https://doi.org/10.23887/jippg.v2i1.18085.
Sunarni, S. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Power Point. Jurnal Penelitian Dan
Pendidikan IPS (JPPI), 10(3), 363–372.
https://doi.org/http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI.
Supriyono. (2018). Pentingnya Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat Belajar
Siswa SD. Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar, II(1), 43–48.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpd/article/view/6262/3180.
Suwasono. (2013). Pengembangan E-Modul Online Elektronika Analog Pada Pendidikan
Jarak Jauh. Teknologi Dan Kejuruan, 36(1), 51–62.
https://doi.org/10.17977/tk.v36i1.4070.
Tegeh, I. M., Jampel, I. N., & Pudjawan, K. (2014). Model Penelitian Pengembangan. Graha
Ilmu.
Ulya, I. F., & Irawati, R. (2016). Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Dan Motivasi
Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Kontekstual. Jurnal Pena Ilmiah, 1(1), 121–
130. https://doi.org/10.23819/pi.v1i1.2940.
Wijayanti, W., & Christian Relmasira, S. (2019). Pengembangan Media PowerPoint IPA
Untuk Siswa Kelas IV SD Negeri Samirono. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Pendidikan, 3(2), 77. https://doi.org/10.23887/jppp.v3i2.17381.
Wuryanti, U., & Kartowagiran, B. (2016). Pengembangan Media Video Animasi Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Karakter Kerja Keras Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Karakter, 6(2), 232–245. https://doi.org/10.21831/jpk.v6i2.12055.
Yusup, M., Aini, Q., & Pertiwi, K. D. (2016). Media Audio Visual Menggunakan
Videoscribe Sebagai Penyajian Informasi Pembelajaran Pada Kelas Sistem Operasi.
Technomedia Journal, 1(1), 126–138. https://doi.org/10.33050/tmj.v1i1.8.

Anda mungkin juga menyukai