Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM BERBASIS

APLIKASI ANDROID X-KALOR PADA


PEMBELAJARAN FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS
Farah Apit Tantri1, Raga Patmita R. F. S. I. N2 , Rini Iswandari3
1
Universitas Sebelas Maret, farahtantri01@student.uns.ac.id
2
Universitas Sebelas Maret, ragapatmita02@student.uns.ac.id
3
Universitas Sebelas Maret, riswandari90@student.uns.ac.id

Abstrak: Penggunaan alat praktikum dalam proses pembelajaran fisika dapat membantu siswa untuk
memahami suatu konsep. Pada masa pandemi pembelajaran dilakukan secara jarak jauh sehingga tidak
bisa melakukan kegiatan praktikum secara langsung. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan
menurunnya motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan alat
praktikum berbasis aplikasi android X-kalor pada materi suhu dan kalor. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengembangkan alat praktikum berbasis android X-kalor pada pembelajaran fisika
materi suhu dan kalor untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas. Metode
yang dilakukan pada penelitian ini adalah Research and Development yang mengadaptasi model
ADDIE yang terdiri dari lima tahapan, meliputi analysis, design, development, implementation, dan
evaluation. Hasil dari pengembangan alat praktikum dilakukan uji validitas terhadap ahli materi dan
ahli media dengan persentase 90% dan 76% yang menunjukkan kriteria sangat baik dan baik. Setelah
alat praktikum dinyatakan valid, selanjutnya dilakukan pengujian dengan memberikan angket motivasi
sebelum melakukan praktikum dan sesudah melakukan praktikum meliputi 14 responden dari siswa
SMA Islam 1 Surakarta. Hasil pengujian diperoleh nilai sig. (2-tailed) yaitu 0,001. Hasil tersebut
menyatakan bahwa alat praktikum berbasis aplikasi android X-Kalor memberikan pengaruh terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa sekolah menengah atas pada praktikum suhu dan kalor.

Kata Kunci: alat praktikum; android; X-Kalor; motivasi belajar

PENDAHULUAN
Fisika merupakan salah satu ilmu yang mempelajari konsep, hukum, dan fenomena-fenomena
yang bersifat nyata ataupun abstrak. Mempelajari fisika dibutuhkan pemahaman konsep dan
pengetahuan tentang alam semesta yang akan melatih berpikir dan bernalar sehingga dapat
menambah daya pikir (Supardi et al., 2015). Proses pemahaman konsep pada siswa sering
92
terjadi miskonsepsi terutama pada materi suhu dan kalor. Siswa kesulitan dalam memahi
konsep suhu, konsep kalor, perpindahan kalor, perubahan suhu, dan titik didih (Sayyadi et al.,
2016). Pembelajaran pada materi suhu dan kalor, siswa sering mengalami miskonsepsi
dikarenakan pengetahuan yang diterima masih bersifat abstrak.

Edgar Dale menyatakan dalam pengalamannya bahwa pengetahuan akan semakin abstrak
apabila pesan hanya disampaikan melalui kata verbal dan akan semakin konkrit apabila
disampaikan lewat pengalaman langsung (Susilana, R., & Riyana, 2009). Praktikum menjadi
kegiatan yang dapat memberikan pengalaman secara langsung melalui proses mencari tahu.
Tidak hanya itu, pelaksanaan kegiatan praktikum juga dapat meninggkatkan penguasaan
konsep fisika serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih metode ilmiah
(Hermansyah & Herayanti Lovy, 2015). Praktikum adalah kegiatan yang bertujuan untuk
membekali siswa supaya dapat memahami teori dan praktik (Nisa, 2017). Kegiatan praktikum
dilakukan oleh siswa untuk memahami suatu konsep yang akan dibelajarkan atau untuk
membuktikan suatu konsep. Akan tetapi pada akhir tahun 2019 dunia digemparkan dengan
penemuan virus baru yang bernama Novel Coronavirus atau yang biasa yang disebut dengan
COVID-19 (Kesehatan, n.d.). Pandemi COVID-19 menyebabkan adanya kebijakan baru yang
membuat siswa harus belajar di rumah dan tidak bisa melakukan praktikum secara fisik.

Pandemi COVID-19 terjadi di seluruh dunia, tidak terkecuali di negara Indonesia. Pandemi
COVID-19 telah memberikan dampak pada tatanan dunia dalam berbagai bidang, salah
satunya pada bidang pendidikan (Huang, 2021). Terjadinya pandemic COVID-19 membuat
pemerintah mengambil kebijakan untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ)
berdasarkan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Kemendikbud Nomor 4 Tahuun 2020 tentang
pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat coronavirus disease (COVID-19) (Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, 2020). Setelah satu tahun menjalankan pembelajaran jarak jauh,
Indonesia memasuki era new normal sehingga dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4
93
Menteri 2021 menyatakan bahwa penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi COVID-19
dilakukan secara tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan; dan/atau
pembelajaran jarak jauh baik pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi di wilayah masing-masing (Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan et al., 2021).

Menindaklanjuti SKB 4 Menteri 2021 pada era new normal beberapa sekolah dan perguruan
tinggi sudah melakukan pembelajaran model blended learning dengan menerapkan sistem satu
minggu tatap muka dan satu minggu daring yang dimulai sejak semester ganjil 2021 (Sugandi
et al., 2021). Blended learning menjadi pilihan utama yang direkomendasikan oleh pemerintah
dan para ahli di bidang pendidikan karena blended learning dinilai lebih memberikan
kemudahan dalam proses pembelajaran. Blended learning adalah penggabungan metode
pembelajaran tradisonal (pengajaran klasikal/tatap muka) dengan metode pembelajarn modern
(pengajaran online/e-learning) (Melton et al., 2009; Sari, 2013). Kelebihan dari blended
learning yaitu pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, efisien, memudahkan siswa
dalam mencari sumber belajar, serta hasil belajar siswa akan lebih optimal (Setiawan, 2013).
Penerapan blended learning di sekolah dapat dilakukan dengan menambahkan aktivitas
praktikum untuk memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik di laboratorium
(Setiawan, 2013).

Pelaksanaan blended learning pada pembelajaran belum sepenuhnya membuat siswa


termotivasi untuk belajar terutama pada kegiatan praktikum. Pada sistem blended learning
siswa yang sedang mengikuti pembelajaran secara online tidak bisa melakukan praktikum
secara fisik di laboratorium yang berdampak pada motivasi belajar siswa. Motivasi adalah
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang memiliki
kemauan dan berkeinginan melakukan sesuatu dan apabila tidak menyukainya maka akan
berusaha untuk menyukainya (Emda, 2017). Sehingga motivasi belajar dapat diartikan sebagai
94
suatu usaha untuk melakukan aktivitas belajar. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
oleh Mirian dan Mesta didapat bahwa pada era new normal hasil belajar siswa menurun dengan
salah satu faktor penyebabnya adalah menurunnya motivasi belajar siwa (Tandi & Limbong,
2021).

Menurunnya motivasi belajar menuntut guru untuk berinovasi dalam proses pembelajaran.
Penggunaan teknologi digital dirasa menjadi hal yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini.
Meskipun sekolah tatap muka masih bersifat terbatas namun metode pembelajaran praktikum
bisa diselenggarakan karena melihat pentingnya pelaksanaan praktikum dalam pembelajaran.
Selain itu, dengan menggunakan teknologi siswa dapat berkolaborasi untuk melakukan
praktikum secara blanded. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan dengan melakukan
Pengembangan Alat Praktikum Berbasis Aplikasi Android X-kalor untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas.

Alat praktikum berbasis aplikasi X-kalor adalah alat praktikum yang mengintegrasikan antara
alat pengukur suhu dengan aplikasi android X-Kalor. Alat ini dirancang supaya bisa digunakan
siswa pada era new normal dimana pembelajaran dilakukan secara blended. Pelaksanaan
praktikum dilakukan dengan mengkolaborasikan siswa yang mengikuti pembelajaran tatap
muka dan siswa yang sedang melakukan pembelajaran secara online. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengembangkan alat praktikum berbasis android X-kalor pada pembelajaran
fisika materi suhu dan kalor untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Sekolah Menengah
Atas.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Research and Development (R&D) yang
menerapkan model ADDIE yang dilakukan dengan 5 tahapan, yaitu; (1) Analisis (Analysis),
(2) Perancangan (Desain), (3) Pengembangan (Development), (4) Implementasi
95
(Implementation), dan (5) Evaluasi (Evaluation) (Harjanta & Herlambang, 2018). Penelitian
ini dilakukan pada Universitas Sebelas Maret bertempat di Ruang Program Studi Pendidikan
Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan SMA Islam 1 Surakarta sebagai tempat
pengambilan data. Subjek penelitian ini yaitu 14 siswa SMA Islam Surakarta kelas XI.
Kegiatan pengumpulan data dilakukan secara luring dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan dengan cara melakukan praktikum dan mengisi angket motivasi belajar siswa.
Berikut tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan berdasarkan model ADDIE.
A. Analisis (Analysis)
Tahapan awal pada penelitian ini adalah tahap analisis. Tahap analisis dilakukan dengan
studi literatur terkait permasalahan yang terjadi pada pembelajaran fisika. Kemudian
melakukan penentuan materi yang akan diangkat sebagai dasar pembuatan alat praktikum
berbasis android.
B. Perancangan (Design)
Tahap selanjutnya adalah perancangan alat praktikum berbasis android. Tahapan ini dibagi
menjadi 2 yaitu; (1) Perancangan alat praktikum dan (2) Perancangan aplikasi android.
Pada tahap perancangan alat praktikum dilakukan membuat desain alat yang akan
dikembangkan dan mencari referensi cara pembuatan alat pratikum tersebut. Pada tahap
perancangan aplikasi, dilakukan dengan membuat desain tampilan aplikasi dan merancang
konten aplikasi android yang akan disajikan.
C. Pengembangan (Development)
Tahapan pengembangan pada penelitian ini dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu; (1)
Pengembangan alat; (2) Pengembangan aplikasi android; (3) Melakukan integrasi pada
alat praktikum dan aplikasi android; dan (4) Pembuatan instrumen angket motivasi belajar
siswa. Tahapan tersebut antara lain:

96
1. Tahap Pengembangan Alat Praktikum
Tahapan ini dilakukan mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti sensor
DS18B20, NodeMCU, breadboard, dan resistor. Setelah itu, dilakukan proses
perakitan komponen menjadi alat yang siap untuk dipakai.
2. Tahap Pengembangan Aplikasi Android
Proses pengembangan aplikasi android dilakukan menggunakan website Codular.Io.
Aplikasi android yang dikembangkan yaitu X-Kalor yang digunakan sebagai suatu
kesatuan dari alat praktikum yang dikembangkan. Konten yang tersaji dalam aplikasi
ini antara lain, menu petunjuk, menu teori, menu pretest dan menu pengukuran. Menu
pengukuran digunakan untuk memonitoring suhu yang diukur menggunakan alat yang
telah dikembangkan.
3. Melakukan Integrasi pada Alat Praktikum dan Aplikasi Android
Alat praktikum yang telah dikembangkan akan diintegrasikan pada aplikasi android.
Tujuannya adalah untuk melakukan monitoring suhu yang terdeteksi oleh alat. Proses
integrasi dilakukan dengan bantuan software Arduino IDE dan website Firebase.
4. Pembuatan Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa
Pembuatan instrumen angket motivasi belajar siswa dilakukan dengan menghimpun
pendapat para ahli mengenai motivasi belajar siswa dan kemudian disimpulkan. Hasil
dari kesimpulan tersebut akan digunakan sebagai bahan indikator untuk membuat
instrumen angket motivasi.
D. Implementasi (Implementation)
Tahapan Implementasi pada penelitian ini dilakukan dengan mengaplikasikan alat
praktikum berbasis android pada siswa. Pelaksanaan implementasi di awali dengan
pengisian angket motivasi oleh siswa sebelum melakukan praktikum; kemudian
dilakukan praktikum dengan menggunakan alat praktikum berbasis android; setelah itu,
dilakukan pengisian angket motivasi setelah melakukan praktikum. Proses
implementasi dilakukan pada siswa SMA Islam 1 Surakarta.
97
Gambar 1 Proses Pengukuran Suhu

Gambar 2 Proses Praktikum Siswa

Gambar 3 Hasil Pengukuran Suhu di Aplikasi X-Kalor

E. Evaluasi (Evaluation)
Pada penelitian ini dilakukan 3 kali evaluasi, meliputi ; (1) Evaluasi oleh ahli materi
untuk melakukan validasi materi pada konten aplikasi; (2) Evaluasi yang dilakukan
oleh ahli media untuk melakukan validasi media pada alat praktikum dan aplikasi yang
telah dikembangkan; (3) Evaluasi mengenai motivasi belajar siswa dengan memberikan
angket motivasi sebelum dan sesudah praktikum kepada siswa.

98
Setelah tahapan pada penelitian telah dilaksanakan, kemudian dilakukan analisis data.
Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan paired sample t-test.
Analisis ini diakukan dengan menampilkan gambaran data tanpa membuat kesimpulan
secara umum (Sugiyono, 2016).Skor pre-test dan post-test angket motivasi dengan
menggunakan analisis tersebut. Dasar pengambilan keputusan pada hasil analisis
menggunakan paired sample t-test antara lain:

1. Apabila nilai sig.(2-tailed)<0,05 artinya terdapat perbedaan secara signifikan


antara hasil pre-test dan post-test motivasi belajar siswa.
2. Apabila nilai sig.(2-tailed)>0,05 artinya tidak terdapat perbedaan secara signifikan
antara hasil pre-test dan post-test motivasi belajar siswa.

PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan Alat Praktikum Berbasis Android
Alat praktikum berbasis android merupakan alat praktikum yang menggunakan
sensor DS18B20 sebagai reseptor dan NodeMCU sebagai mikrokontroler dengan
memanfaatkan jaringan internet untuk menerima, mengolah, dan mengirimkan data
pada aplikasi X-Kalor. Alat praktikum ini dikembangkan sebagai alat praktikum suhu
dan kalor. Sensor DS18B20 digunakan sebagai reseptor suhu kemudian hasil dari
pengukuran akan muncul pada aplikasi X-Kalor. Berikut merupakan Alat praktikum
berbasis Android :

Gambar 4 Alat praktikum

99
Alat praktikum di rancang dengan menggunakan NodeMCU dan sensor DS18B20
sebagai komponen utamanya. Alat ini digunakan mengukur suhu air dengan cara
mencelupkan sensor pada air. Kemudian data yang diperoleh sensor akan diolah pada
NodeMCU dengan memanfaatkan koneksi internet. Setelah itu data akan dikirimkan ke
aplikasi X-Kalor untuk menampilkan suhu air yang diukur. Tampilan pada aplikasi X-
Kalor sebagai berikut :

Gambar 5 Tampilan Aplikasi X-Kalor

Aplikasi X-Kalor digunakan untuk melakukan monitoring suhu yang diukur


oleh sensor dengan. Konten yang tersaji pada aplikasi X-Kalor menyajikan konten
untuk praktikum kalor lebur es. Di dalam aplikasi X-Kalor dilengkapi dengan menu
petunjuk yang berisi petunjuk praktikum. Data monitoring suhu akan muncul pada
menu pengukuran. Selain itu, pada aplikasi X-Kalor juga terdapat menu teori, petunjuk,
dan pre-test. Menu teori berisi dasar teori dari praktikum. Menu petunjuk berisi
petunjuk praktikum. Menu pre-test digunakan untuk mengukur pemahaman siswa
terkait teori yang akan dipraktikkan.
100
B. Hasil Analisis
Data yang diperoleh dari pretest dan postest angket motivasi belajar siswa dianalisis
menggunakan paired sample t-test.

Tabel 1 Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Std. Std. Interval of the
Deviati Error Difference Sig. (2-
Mean on Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Pre Test - - 5.09093 1.36061 - - - 13 .001
1 Post Test 6.0714 9.01084 3.13201 4.462
3
Berdasarkan analisis tersebut didapatkan nilai sig. 0,01. Nilai tersebut <0,05.
Berdasarkan hasil tersebut maka pengambilan keputusan dari penelitian ini yaitu
terdapat perbedaan secara signifikan antara hasil pre-test dan post-test motivasi belajar
siswa. Oleh karena itu, Alat Praktikum Berbasis Android dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Alat Praktikum Berbasis Aplikasi Android
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini didasarkan hasil analisis dengan
menggunakan pired sample t-test yang menghasilkan nilai sig (2-tiled) 0.001. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil pre-test dan post-test
motivasi belajar siswa pada pembelajaran fisika materi suhu dan kalor. Penelitian ini
diharapkan mampu membantu siswa dalam meningkatkan motivasi belajar.

101
DAFTAR PUSTAKA

Emda Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, A. (2017). Kedudukan
Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. Lantanida Journal, 5(2), 93–196.

Harjanta, A. T. J., & Herlambang, B. A. (2018). Rancang Bangun Game Edukasi Pemilihan
Gubernur Jateng Berbasis Android Dengan Model ADDIE. Jurnal Transformatika,
16(1), 91. https://doi.org/10.26623/transformatika.v16i1.894

Hermansyah, G., & Herayanti Lovy. (2015). Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual
Terhadap. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi, I(2), 2407–6902.
http://www.jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPFT/article/view/242

Huang, Q. W. R. (2021). The impact of COVID-19 pandemic on sustainable development golas


A survey. Environment Research, 5. www.elsevier.co/locate/envreshuang

Kesehatan, K. (n.d.). Berita Positif.


http://www.padk.kemkes.go.id/article/read/2020/03/24/17/berita-positif.html

Melton, B. F., Bland, H., & Chopak-Foss, J. (2009). Achievement and Satisfaction in Blended
Learning versus Traditional General Health Course Designs. International Journal for
the Scholarship of Teaching and Learning, 3(1).
https://doi.org/10.20429/ijsotl.2009.030126

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). SURAT EDARAN NOMOR 4 TAHUN 2O2O.
300. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/se-mendikbud-pelaksanaan-
kebijakan-pendidikan-dalam-masa-darurat-penyebaran-covid19

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Agama, M., Kesehatan, M., & Negeri, M. dalam. (2021).
SKB 4 Menteri RI. 35. https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/SKB 4 MENTERI
PANDUAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA.pdf

Nisa, U. M. (2017). Metode Praktikum untuk Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar
Siswa Kelas V MI YPPI 1945 Babat pada Materi Zat Tunggal dan Campuran. Journal
Biology Education, 14(1), 62–68.

Sari, A. R. (2013). Strategi Blended Learning Untuk Peningkatan Kemandirian Belajar Dan
Kemampuan Critical Thinking Mahasiswa Di Era Digital. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia, 11(2), 32–43. https://doi.org/10.21831/jpai.v11i2.1689

Sayyadi, M., Hidayat, A., & Muhardjito, M. (2016). Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Dan Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Pada Materi Suhu
102
Dan Kalor Dilihat Dari Kemampuan Awal Siswa. Jurnal Inspirasi Pendidikan, 6(2),
866. https://doi.org/10.21067/jip.v6i2.1325

Setiawan, A. (2013). Metode Praktikum Dalam Pembelajaran Pengantar Fisika Sma : Studi
Pada Konsep Besaran Dan Satuan Tahun Ajaran 2012-2013. Jurnal Pembelajaran
Fisika, 1(3), 285–290.

Sugandi, W., Srifitriani, A., Arga, S. P., & Kelana, J. B. (2021). Blended Learning Alternatif
Pembelajaran Pada Pendidikan Tinggi Era New Normal melalui pembelajaran daring
( Yudiawan , Hana Sakura Putu Arga , Jajang Bayu Covid-19 Pertimbangan pemilihan
Pendidikan Geografi antara lain satu-satunya program studi di Unive.

Sugiyono, P. D. (2016). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


R&D (Cetakan Ke). Bandung: CV Alfabeta.

Supardi, S. U. S., Leonard, L., Suhendri, H., & Rismurdiyati, R. (2015). Pengaruh Media
Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika. Formatif: Jurnal
Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(1), 71–81. https://doi.org/10.30998/formatif.v2i1.86

Susilana, R., & Riyana, C. (2009). MEDIA PEMBELAJARAN: Hakikat, Pengembangan,


Pemanfaatan,dan PenilaianNo Title. CV Wacana Prima.

Tandi, M., & Limbong, M. (2021). Evaluasi Hasil Belajar Siswa Sma Kristen Barana’ Pada
Pembelajaran Tatap Muka Di Masa New Normal. Jurnal Manajemen Pendidikan,
10(1), 13–20. https://doi.org/10.33541/jmp.v10i1.3262

103

Anda mungkin juga menyukai