Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hutan merupakan wilayah yang luas dan ditumbuhi oleh berbagai jenis

tumbuhan sehingga memiliki daya serap karbon dioksida yang tinggi. Hutan

sendiri juga merupakan pemasok oksigen paling besar di permukaan bumi.

Tentunya oksigen yang dihasilkan oleh hutan akan sangat bermanfaat bagi

manusia dan hewan untuk bernafas. Tidak heran kalau hutan mendapat julukan

sebagai paru-paru dunia.

Penyebaran hutan yang ada di seluruh bumi tentu bukan tanpa alasan.

Keberadaan hutan ternyata membawa dampak yang positif baik bagi manusia atau

pun lingkungan dan makhluk hidup lainnya. Fungsi utama dari hutan yang

ditumbuhi berbagai jenis tanaman lebat ialah untuk menyerap karbon dioksida

yang ditimbulkan oleh manusia, kendaraan bermotor, limbah pabrik maupun

sumber-sumber lainnya.

Komitmen pencapaian penurunan emisi GRK dari sektor FOLU ini pun

dikukuhkan dalam inisiasi Indonesia FOLU Net Sink 2030, yakni suatu kondisi di

mana tingkat penyerapan emisi karbon dari sektor FOLU lebih tinggi ketimbang

emisi yang dilepaskan. Salah satu aksi mitigasi sektor FOLU adalah pengelolaan

hutan lestari yang dilakukan melalui penerapan multiusaha kehutanan, penerapan

pemanenan berdampak rendah (reduced impact logging/RIL), dan penerapan

teknik silvikultur insentif (SILIN).


Pengelolaan hutan yang lebih baik adalah solusi iklim alami yang paling

menjanjikan di planet kita. Hutan membersihkan udara dan air, memberikan

kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat, mendukung keanekaragaman hayati,

menyediakan produk hutan yang diandalkan orang setiap hari dan berfungsi

sebagai teknologi penyimpanan karbon tertua dan paling terbukti di dunia. Anda

dapat mendukung upaya YKAN untuk melindungi bentang lahan demi upaya

penurunan emisi dan membuat bumi kita tetap nyaman.

Dalam pembangunan rehabilitasi hutan dan lahan diperlukan bibit yang

bermutu yang memenuhi kriteria dan standar mutu bibit berkualitas. Untuk

menentukan mutu bibit, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan mutu bibit dan

kemudian hasilnya disesuaikan dengan standar dan kriteria yang berlaku. Untuk

tujuan Sertifikasi Mutu Bibit kriteria dan standar mutu bibit diatur dalam

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.01/MENHUT-II/2009 tentang

Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan dan Peraturan Direktur Jenderal

Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Nomor P.11/V-PTH/2007 tentang

Petunjuk Teknis Penilaian Mutu Bibit Tanaman Hutan. Standar mutu bibit terdiri

dari standar mutu genetik dan mutu fisik-fisiologis. Standar mutu genetik

ditentukan berdasarkan klasifikasi sumber benih yang telah disertifikasi yaitu :

tegakan benih teridentifikasi, tegakan benih terseleksi, areal produksi benih,

tegakan benih provenan, kebun benih semai, kebun benih klon dan kebun

pangkas. Standar mutu fisik – fisiologi ditentukan berdasarkan pada mutu fisik –

fisiologi bibit yang meliputi nilai kisaran kuantitatif dan atau kualitatif dari nilai :

keadaan batang, pengkayuan batang, kesehatan, diameter, tinggi, kekompakan


media, jumlah daun/LCR dan umur. Dalam pelaksanaan pemeriksaan mutu fisik-

fisiologi, bibit yang diperiksa harus memenuhi syarat umum dan syarat khusus.

Syarat umum mutu bibit meliputi batang tunggal dan utuh, sehat, serta pangkal

batang berkayu. Syarat umum ini berlaku untuk semua jenis bibit tanaman hutan.

1.2 Manfaat

1. Agar diperoleh hasil tegakan yang optimal dan berkualitas

2. Agar dapat melakukan pemilihan bibit yang tepat


BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Penanaman
“Gerakan menanam satu juta pohon memiliki tujuan untuk melestarikan

lingkungan dan menanam pohon yang memiliki banyak manfaat untuk kehidupan

manusia. Selain untuk pencegahan banjir, pohon juga sebagai paru-paru dunia

karena dapat menyerap berbagai macam polusi dan menjadikan udara menjadi

bersih.

Manfaat Penggunaan Bibit Bermutu dalam Penanaman Dalam rangka

mencapai hutan lestari dan mengatasi lahan kritis yang terus bertambah, maka

kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan saat ini makin ditingkatkan. Agar dari

kegiatan RHL diperoleh hasil tegakan yang optimal dan berkualitas sangat

dianjurkan menggunakan bibit yang bermutu.

Pengambilan Contoh Tanaman Hutan,tujuannya adalah Langkah awal

dalam pemeriksaan mutu bibit adalah melakukan pengambilan contoh secara

sistematik dengan awal acak pada seluruh bedeng sehingga dapat mewakili lot

bibit yang diperiksa. Pengambilan contoh ini bertujuan untuk memperoleh contoh

bibit yang akan diperiksa mutunya dengan jumlah tertentu dan dapat mewakili lot

bibit yang akan diperiksa di persemaian. Teknik Pengambilan Bibit Untuk

mendapatkan sertifikasi Mutu bibit, teknik pengambilan contoh secara bertahap

dilakukan sebagai berikut :

1. Menghitung jumlah keseluruhan lot bibit yang diajukan untuk disertifikasi.

Jumlah bibit yang akan diperiksa ( batang ) Jumlah contoh bibit ( batang ) <
1.000 10 ( sepuluh ) 1.000 s/d < 10.000 100 ( seratus ) 10.000 s/d < 50.000

200 ( dua ratus ) 50.000 s/d < 100.000 500 ( lima ratus ) 100.000 s/d <

1.000.000 1000 ( seribu ) >1.000.000 2000 (duaribu) Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Kehutanan, 2014 Silvikultur 13

2. Menghitung jumlah bedeng dari lot bibit yang dipergunakan untuk diajukan

sertifikasi/pengakuan dari lembaga standarisasi /penilaian

3. Menghitung jumlah bibit yang disusun dalam setiap bedengnya

4. Menentukan jumlah contoh bibit yang akan diperiksa berdasarkan tabel

5. Mengambil contoh bibit tersebut secara sistimatik sampling dengan awal acak

yang tersebar di seluruh bedeng lot bibit yang diajukan untuk diperiksa

6. Memisahkan contoh bibit yang terpilih di satu tempat pemeriksaan untuk

memudahkan pengukuran dan pengamatan.

Dirjen Nomor : P.05/V-PTH/2007 tentang Pedoman Sertifikasi Mutu bibit

Tanaman hutan dan dan Peraturan Dirjen Nomor : P.11/V-PTH/2007 tentang

Petunjuk Teknis Penilaian Mutu Bibit Tanaman Hutan. Disamping itu untuk

memberikan suatu jaminan mutu bibit layak edar yang diakui oleh Lembaga

Standardisasi Nasional, Pusat Standardisasi Lingkungan telah mengeluarkan

Standar Nasional Indonesia tentang Mutu Bibit beberapa jenis tanaman hutan

(akasia, ampupu, gmelina, sengon, tusam, meranti dan tengkawang).

Beberapa cara atau Langkah menanam :


1. Pemilihan bibit

Karena bibit memperoleh kelembapan dan nutrisi dari tanah, penting untuk

mencocokkan spesies dengan jenis tanah di lokasi penanaman Anda.

Beberapa spesies, seperti kemiri, lebih menyukai tanah basah. Yang

lainnya, seperti pinus berdaun pendek, tumbuh paling baik di tanah yang

lebih kering. Kebanyakan pohon mampu tumbuh dengan baik pada

berbagai jenis tanah, namun pohon akan tumbuh paling baik pada jenis

tanah yang cocok untuknya. Pertimbangkan juga jumlah sinar matahari

yang akan diterima bibit. Kebanyakan pohon lebih menyukai sinar matahari

penuh, jadi menanam pohon di lahan tua adalah pilihan yang ideal. Spesies

lain, seperti dogwood berbunga atau serviceberry berbulu halus,

membutuhkan naungan dan kemungkinan besar akan mati jika ditanam di

bawah sinar matahari penuh. Sekali lagi, hubungi ahli kehutanan

profesional untuk mendapatkan rekomendasi. Ingat, spesies yang tepat,

tempat yang tepat. Menanam bibit pada waktu yang tepat akan

memungkinkan sistem perakarannya tumbuh dengan baik sebelum

mengalami perubahan musim, seperti suhu tinggi, curah hujan rendah, dan

angin kencang. Penanaman pada musim gugur tidak disarankan karena

dapat menimbulkan beberapa kemungkinan kegagalan penanaman: embun

beku (pembengkakan tanah yang disebabkan oleh siklus pembekuan dan

pencairan yang berulang), kekeringan bibit, penyakit, kerusakan pada satwa

liar, dan cedera musim dingin. Hindari smenanam bibit ketika lokasi sangat
basah atau kering, karena genangan air atau tekanan kekeringan dapat

mengakibatkan buruknya kelangsungan hidup dan pertumbuhan bibit.

2. Perhatikan Lokasi Untuk Menanam

Persiapan lokasi merupakan langkah yang sangat penting dalam

keberhasilan proyek penanaman pohon. Hal yang sama juga berlaku dalam

penanaman pohon. Singkirkan semua rumput dan gulma yang bersaing

yang akan merampas kelembapan dan nutrisi bibit baru sehingga bibit yang

baru ditanam akan memiliki peluang lebih baik untuk bertahan hidup. Ada

dua metode persiapan lokasi yaitu mekanis dan kimia. Persiapan lokasi

secara mekanis melibatkan pemindahan fisik vegetasi pesaing dari lokasi

penanaman. Untuk penanaman kecil, singkirkan tanah dan gulma dari

lokasi berdiameter 3 kaki di mana setiap pohon akan ditanam. Untuk

penanaman yang lebih besar, bajak atau buatlah potongan selebar 3 kaki di

mana barisan akan ditanam. Meninggalkan vegetasi di antara barisan akan

membantu mencegah erosi tanah. Namun, jika lokasi penanaman Anda

adalah lahan datar, tidak masalah jika Anda menyiapkan seluruh areanya.

Persiapan lokasi secara kimia terdiri dari penggunaan herbisida untuk

mengendalikan vegetasi pesaing. Biasanya herbisida disemprotkan pada

spot treatment di sekitar setiap bibit atau pada strip tempat barisan pohon

akan ditanam. Ada banyak herbisida berbeda dengan karakteristik berbeda.

Beberapa membunuh rumput; yang lain membunuh gulma berdaun lebar.

Sayangnya, dibandingkan herbisida yang dirancang untuk membunuh

gulma berdaun lebar, bibit pohon kayu keras “terlihat” seperti gulma
berdaun lebar. Jadi, memilih herbisida yang tepat dan mengaplikasikannya

pada waktu dan cara yang tepat sangat penting untuk penanaman pohon

kayu keras. Jika Anda menanam tumbuhan runjung, Anda memiliki lebih

banyak waktu luang. Selalu hubungi ahli kehutanan profesional untuk

mendapatkan rekomendasi terbaru.

3. Jangan Menanam Ditanah yang Basah

Jangan menggali tanah saat kondisi tanah basah. Menggali tanah basah

hanya akan merusak strukturnya bahkan mempersulit perkembangan akar.

Kamu bisa menunggu hingga kondisi tanah normal kembali.

4. Menggalih Tanah

Setelah kamu menentukan lokasi menanam pohon, selanjutnya mulailah

menggali tanah dengan memerhatikan ukuran bola akar. Lubang yang

digali harus dua atau tiga kali selebar bola akar. Selain itu, kedalaman

galian pun harus menyesuaikan dalamnya bola akar pohon.Kamu juga bisa

manfaatkan cangkul untuk menggali, kemudian setelah galian selesai

diamkan selama kurang lebih satu minggu. Kamu tidak bisa langsung

menanam pohon di lubang galian yang sudah dibuat. Mengapa tidak

langsung ditanam? Hal ini dilakukan untuk menghilangkan racun dalam

tanah sehingga pohon yang kamu tanam dapat tumbuh dengan baik dan

benar.

5. Menanam Bibit

Langkah menanam pohon selanjutnya adalah menanam bibit pohon yang

sudah disiapkan. Kamu bisa melepaskan bibit dari polybag apabila bibit
tersebut menggunakan wadah atau goni. Namun hal yang perlu kamu

perhatikan adalah bola akar, usahakan untuk membuat bola akar tetap utuh

dan tidak terpotong.

6. Setelah Penanaman

Perawatan dan penanganan bibit akar gundul yang tepat selama proses

penanaman sangat penting untuk kelangsungan hidup bibit. Menanam pada

hari yang sejuk dan mendung membantu meminimalkan paparan bibit

terhadap kondisi kering dan keras. Selama proses berlangsung, lindungi

akar bibit agar tidak mengering. Bahkan paparan sinar matahari langsung

pada akar secara singkat dapat menyebabkan akar mengering dan bibit

mati. Pindahkan bibit dari tempat penyimpanan ke lokasi penanaman

sebanyak yang dapat ditanam dalam satu hari. Pindahkan bibit dari

bungkusan persemaian dan segera tanam, atau pindahkan ke dalam kantong

tanam agar akarnya tetap lembab. Pisahkan bibit secara perlahan dari

bungkusannya, jaga agar akar lateral tetap utuh; jangan melakukan root

pada pangkas. Tutupi akar dengan kain goni lembab, lumut gambut, atau

bahan serupa untuk melindunginya dari kekeringan. Jangan merendam

sistem akar di dalam ember berisi air.

7. Penanaman tangan atau penanaman mesin

Bibit akar gundul dapat ditanam dengan tangan atau mesin. Menanam

dengan tangan cocok untuk lahan kecil; ketika peralatan penanaman pohon

tidak tersedia; atau di lokasi yang tidak dapat menampung peralatan

penanaman. Kru penanaman tangan yang terdiri dari dua orang dan
berpengalaman biasanya dapat menanam 1.000 hingga 1.500 bibit per hari.

Untuk lokasi perkebunan yang luas, gunakan penanam pohon. Tiga orang

dapat menanam sekitar 4.000 hingga 6.000 bibit per hari dengan

menggunakan traktor dan penanam mekanis. Ingatlah empat kebutuhan

dasar berikut saat menanam bibit pohon, baik dengan tangan maupun

mesin:

 Lubang atau alur harus cukup besar untuk menampung seluruh

sistem perakaran

 Bibit sebaiknya ditanam dengan leher akar tepat di bawah

permukaan tanah.

 Akarnya harus lurus di dalam lubang, tidak terpelintir atau bengkok

(berakar J).

 Tanah di sekitar bibit harus padat untuk menghindari kantong udara,

yang dapat menyebabkan akar mengering dan mematikan bibit.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penanaman pohon hutan yang sukses dimulai dengan persiapan lokasi

yang tepat dan pemilihan spesies yang sesuai dengan lokasi dan lokasi Anda. Baik

bibit yang ditanam dalam kondisi akar gundul maupun dalam wadah, bibit harus

mempunyai sistem perakaran yang kuat dan berkembang dengan baik, serta tunas

yang bebas dari penyakit, serangga, dan kerusakan mekanis. Penanaman bisa

dilakukan dengan tangan atau mesin; pastikan saja lubang tanam telah ditutup

dengan baik untuk memastikan kontak akar dengan tanah baik. Ingat, waktu

terbaik menanam pohon adalah 50 tahun lalu. Waktu terbaik kedua adalah hari ini.

Keberhasilan penanaman pohon di hutan memerlukan perencanaan;

komitmen waktu dan sumber daya; dan penanaman, pemeliharaan, dan

perlindungan yang tepat. Penanaman bibit mempunyai keunggulan dibandingkan

penyemaian langsung. Keuntungan utamanya adalah bibit akan lebih efektif

bersaing dengan tanaman yang tidak diinginkan – seperti rumput, semak, dan

tanaman herba – untuk mendapatkan kelembapan, sinar matahari, dan nutrisi

tanah.
MAKALAH
MATA KULIAH SILVIKULTUR
“PENANAMAN”

DIBUAT OLEH :
NAMA : AZHIMAN FIBRIANSYAH
NIM : 105951103122

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai