Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERSIAPAN DAN PEMBUKAAN LAHAN DAN PEMBIBITAN TANAMAN SAWIT

DISUSUN OLEH:

KETUA :NELLA ERLITA DAMANIK (223020016)


PEMATERI :M.SALMAN ALFRIZY PILIANG (223020048)
MODERATOR :RADEY ROVIOLA SIMBOLON (223020090)
NOTULEN :MARIO PURBA (223020074)
NOTULEN :SAPRIZAL PURBA (223020058)
NOTULEN :AGA NAH ZUHRI (223020032)
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Persiapan dan Pembukaan Lahan dan Pembibitan Tanaman Sawit”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Pematang Siantar, September 2023


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
BAB II
PEMBAHASAN
A. TANAMAN SAWIT
Kelapa sawit adalah jenis tumbuhan yang termasuk dalam genus Elaeis dan
ordo Arecaceae. Tumbuhan ini digunakan dalam usaha pertanian komersial untuk
memproduksi minyak sawit. Genus ini memiliki dua spesies anggota. Kelapa
sawit Elaeis guineensis adalah spesies kelapa sawit yang paling umum dibudidayakan
di dunia, terutama di Indonesia, dan sumber utama minyak kelapa sawit dunia. Kelapa
sawit Elaeis oleifera[1] adalah tanaman asli Amerika Selatan dan Tengah tropis,[2] dan
digunakan secara lokal untuk produksi minyak.
Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku penghasil minyak
masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Indonesia adalah penghasil minyak
kelapa sawit terbesar di dunia.[3] Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai
timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Terdapat beberapa spesies kelapa
sawit yaitu E. guineensis Jacq., E. oleifera, dan E. odora. Varietas atau tipe kelapa
sawit digolongkan berdasarkan dua karakteristik yaitu ketebalan endokarp dan warna
buah. Berdasarkan ketebalan endokarpnya, kelapa sawit digolongkan menjadi tiga
varietas yaitu Dura, Pisifera, dan Tenera, sedangkan menurut warna buahnya, kelapa
sawit digolongkan menjadi tiga varietas yaitu Nigrescens, Virescens, dan Albescens.
Secara umum, kelapa sawit terdiri atas beberapa bagian yaitu akar, batang, daun,
bunga dan buah. Bagian dari kelapa sawit yang diolah menjadi minyak adalah buah.

B PERSIAPAN DAN PEMBUKAAN LAHAN SAWIT

Di dalam pelaksanaan persiapan lahan, perkebunan rakyat mempunyai


komitmen pelestarian lingkungan “environmental sustainability”. Hal ini sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1995 yang menyangkut pengembangan
perkebunan nasional. Untuk mendukung kebijakan di atas, komitmen pekebun adalah
menerapkan metode “zero burning” yaitu land clearing perkebunan tanpa
pembakaran. Land clearing dengan metode “zero burning” memiliki beberapa
keuntungan, antara lain:
 Terjaganya kelestarian keanekaragaman hayati (flora dan fauna).
 Mencegah terjadinya pencemaran udara karena asap.
 Mempertahankan unsur hara tanah yang berasal dari pelapukan limbah
hutan.
 Mencegah terjadinya penyebaran kebakaran ke lahan masyarakat dan
kebun.
Persiapan lahan adalah kegiatan persiapan areal sampai areal tersebut siap
ditanami kelapa sawit. Persiapan lahan dilakukan pada semua areal perencanaan
pertanaman yang dimulai dari proses perencanaan, penataan kebun, penentuan tata
batas, imas, tumbang, rumpuk sampai areal siap tanam. Pada praktik persiapan lahan
juga dilihat kesesuaian lahan. Kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat
kecocokan lahan untuk penggunaan tertentu. Suatu wilayah mempunyai kelas
kesesuaian lahan yang berbeda-beda terhadap macam-macam penggunaannya.
Dengan demikian setiap lahan dapat dipetakan menurut kesesuaiannya, misalnya
lahan untuk tanaman kopi, karet, kakao, kelapa sawit dll. Penekanan dalam
kesesuaian lahan yaitu mencari lokasi yang mempunyai faktor-faktor yang
menguntungkan bagi keberhasilan produksi atau penggunaan. Hal ini dapat dilakukan
dengan menginterpretasi peta tanah dalam kaitannya dengan persyaratan tumbuh
berbagai tanaman dan pengelolaan yang diperlukan. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih lahan yang sesuai, yaitu :
 Menilai persyaratan tumbuh tanaman yang akan diusahakan dengan mengetahui
sifat-sifat tanah dan lokasi yang mempunyai pengaruh yang merugikan bagi tanaman.
 Mengidentifikasikan dan membatasi lahan yang mempunyai sifat-sifat yang
menguntungkan paling banyak dan sifat yang merugikan paling sedikit bagi tanaman
yang akan diusahakan. Kualitas kesesuaian lahan yang optimum bagi kebutuhan
tanaman merupakan batasan bagi kelas kesesuaian lahan yang paling baik (S1).
Kualitas lahan di bawah optimum merupakan kesesuaian lahan antara kelas yang
cukup sesuai (S2) dan sesuai marginal (S3). Di luar batasan tersebut di atas
merupakan lahan-lahan yang tergolong tidak sesuai. Dalam aspek hukum, juga
menjadi hal yang wajib dipenuhi dalam aktivitas pembukaan lahan. Untuk
mendapatkan nilai ekonomis dalam budidaya perkebunan kelapa sawit dibutuhkan
areal kebun yang relatif luas minimal 5.000 hektar Keadaan tanah memenuhi
syarat/layak dari sisi teknis kebun, Status areal sesuai peruntukannya dapat diurus,
pelepasannya/tidak masuk dalam kawasan yang dilarang, Kelengkapan perijinan dan
legalitas.
Persiapan atau pembukaan lahan merupakan kegiatan fisik awal terhadap areal
lahan penanaman. Pembukaan lahan sangat tergantung pada jenis vegetasi, topografi,
saran, dan prasaran pendukung. Sebelum membuka lahan disarankan melakukan studi
kesesuaian lahan untuk menilai lahan tersebut sesuai atau tidak untuk pertumbuhan
kelapa sawit dan mendukung produktivitas tanaman. Kesesuaian lahan bisa dinilai
berdasarkan kesesuaian lahan actual dan kesesuain lahan potensial. Kesesuain lahan
actual adalah kesesuain lahan tanpa perbaikan karakteristik utama lahan. Dalam hal
ini karakteristik lahan dinilai apa adanya. Kesesuain lahan potensial adalah kesesuaian
lahan setelah dilakukan upaya perbaikan karakteristik utama lahan (kesesuaian lahan
actual ditmbah teknologi dan modal).Sementara itu, karakteristik lahan merupakan
sifat fisik dan kimia suatu lingkungan yang dapat diukur secara langsung
berhubungan dengan penggunaan lahan untuk perkebunan.

Survei Lapangan
1. Menentukan klasifikasi hutan primer,sekunder,dan tersier.
2. Menggambar topografi lahan (datar, bergelombang, atau berbukit).
3. Menggambar letak sungai, rawa, kampung, dan lainnya.
4. Membuat jalan rintisan untuk pengukuran.
5. Memeriksa tempat sumber air dan mengambil contoh tanah.
6. Membuat peta orientasi dan membuat petak-petak hektaran (blok)
7. Membuat lorong-lorong (peta blok kebun) dari patok batas areal.

Menebas pohon berdiameter kurang dari 3 inch

Pohon-pohon yang berdiameter kurang dari 3 inci (7,5 cm), termasuk semak
ditebas,dan tanaman merambat di cincang. Tinggi tebasan harus rata dengan permukaan
tanah. Pekerjaan ini sebaiknya dilakukan di areal yang rendah kearah yang lebih tinggi.

Menebang pohon berdiameter lebih dari 3 inch

Penebangan pohon berdiameter lebih dari 3 inch dilakukan oleh tenaga manusia
meggunakan chainsaw. Tinggi tebangan dari atas tanah harus diukur berdasarkan diameter
pohon seperti berikut:
1. Diameter 3-10 inci, tinggi tebangan maksimal 30 cm.
2. Diameter 10-12 inci, tinggi tebangan maksimum 60 cm.
3. Diameter 13-30 inci, tinggi tebangan maksimum 90 cm.
4. Diameter lebih dari 31 inci, tinggi tebangan maksimum 150 inci.

Jarak Tanam
Intensitas cahaya matahari yang optimum yang diperlukan oleh tanaman bervariasi
menurut jenis tanamannya. Intensitas, kualitas dan lamanya penyinaran merupakan salah
satu yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan morfologi. Tanaman yang terlindung
pertumbuhannya akan meninggi (etiolasi), habitusnya rendah dan lemah. Jumlah daun
sedikit dan bunga betina berkurang
C.PEMANCANGAN DAN JARAK TANAM KELAPA SAWIT

1.Pemancangan
Jarak tanam tergantung dari jenis/tipe tanah dan jenis bibit. Rekomendasi beberapainstitusi
penghasil benih mengenai pola tanam umumnya 136 pokok/ha (9,2 m x 9,2 m x9,2 m) untuk tanah
mineral dan 150 pokok/ha (8,8 m x 8,8 m x 8,8 m) untuk tanahgambut.
Pemancangan dimaksudkan untuk memberikan tanda-tanda guna pembuatan
lubangtanam sesuai dengan jarak tanam yang telah direncanakan. Selain itu, pemancangan
jugadigunakan sebagai pedoman untuk pembuatan jalan, parit, teras/tapak kuda,
danpenanaman kacang-kacangan penutup tanah.
Bahan dan alat yang diperlukan untuk melakukan pemancangan berupa kompas,
kayupancang (pancang induk dan anak pancang), parang, meteran, tali rami/sling besi untukjarak
antar tanaman dan jarak antar baris tanaman. Setiap tim pancang terdiri atas 5orang, yaitu 1
orang tukang teropong, 2 orang tukang pancang, dan 2 orang tukang tariktali.

PANCANGAN PADA LAHAN DATAR

a. Tentukan garis pancang utama. Garis pancang utama ini biasanya


merupakankelanjutan dari pemancangan sebelumnya.

b. Areal yang akan dipancang dibagi menjadi blok-blok dan diberi tanda sementarapancang
sudut

c. Tentukan jalur pancang kepala dengan sudut yang tepat (900) terhadap
garispancang utama. Garis pancang kepala blok harus sejajar dengan jalan produksi.

d. Beri tanda titik tanam sepanjang garis pancang kepala.

e. Tali ditarik dengan membentuk sudut 600 antara titik-titik pada garis pancangkepala
blok dengan titik-titik pada garis pancang kepala utama. Titik-titik diantaranya
diberi tanda dengan pancang.

f. Sekali satu bagian areal telah dipancang, selanjutnya bagian ini dijadikan acuanuntuk
pemancangan pada blok tersebut. Tentukan titik tanam denganmenggunakan kawat
yang telah diberi tanda jarak tanam.
g. Beri tanda tengah-tengah calon jalan produksi dengan pancang merah.
Jalanproduksi ini mengorbankan satu titik tanam setiap 2 baris tanam.

PEMANCANGAN PADA LAHAN MIRING

Dengan melihat aspek pengawetan lahan dan air,sebenarnya tidak dianjurkan untuk
menanam kelapa sawit pada areal berbukit yang sudut kemiringan nya tidak sesuai dengan
persyaratan namun, oleh karena lahan yang tersedia untuk estensivikasi semakin lama semakin
berkurang, penanaman kelapa sawit pada areal berbukit tampaknya akan merupakan hal yg wajar
diusahakan, sejalan dengan praktik pengawetan lahan dan air dengan teknik pembuatan teras
bersambung maupun teras individu.

Walaupun pembuatan teras bersambung menyebabkan tingkat kesuburan tanah berkurang, ada
beberapa aspek menguntungkan yg harus diperhitungkan dalam memutuskan pembutan teras yaitu
sebagai berikut:

a) Pembuatan teras akan mengurangi bahaya erosi, sekaligus juga mengawetkan air sehingga
relatif tersedia bagi tanaman. Adapun penanaman secara langsung didaerah berbukit akan
menimbulkan masalah erosi yg serius
b) Penanaman kelapa sawit dan pekerjaan perawatan rutin lainnya menjadi lebih mudah sehingga
prestasi kerja akan meningkat dan biaya produksi dapat ditekan
c) Pada saat tanaman sudah menghasilkan,pekerjaan panen dan mengeluarkan TBS dari dalam
blok akan lebih mudah pada areal yang tidak ada terasnya, buah yang dipanen akan
menggelundung ke bawah bukit sehingga kualitas TBS cenderung akan menurun karena
meningkatnya kadar kotoran.
d) Lebih sedikit buah yang hilang terutama sekali brondolan pada kelapa sawit yg ditanam teras.

2. JARAK TANAM
Intensitas cahaya matahari yg optimum yg diperlukan oleh tanaman bervariasi menurut jenis
tanamannya Intensitas, Kualitas dan lamanya penyinaran merupakan salah satu yg memengaruhi
terhadap pertumbuhan morfologi. Tanaman yg terlindung pertumbuhannya pertumbuhannya akan
meninggi (etoilasi) habitusnya rendah dan lemah. Jumlah daumsedikit dan bunga betina berkurang.

Populasi perhektar yg terlalu padat lama kelamaan produksinya akan menurun,karena selain
kompetisi dalam pengambilan unsur hara juga terjadi tumpang tindih pelepah sehingga insentitas
dan kualitas sinar matahari yg diterima kurang optimum dan ini mengurangi luasan asimilasi
(fotosintesis)
Dengan demikian maka pengaturan jarak tanam amatlah penting, untuk kelapa sawit jenis Tenera D
x P populasi per hektar = 143 pokok, semula merupakan jarak tanam yg optimum,namun ternyata
dari hasil percobaan para ahli dari marihat pada umur 8 tahun pelepah sudah mulai over laping dan
pengaruh terhadap perkembangan produksi.
Untuk mencegah dan mengatasi timbulnya pengaruh intensitas dan kualitas sinar matahari maka
diperlukan jarak tanam dan arah barisan tanam. Jarak tanam pada kelapa sawit pada umumnya
dibuat segitiga sama sisi (triangular). Sedangkan arah barisan tanaman mengarah dari utara ke
selatan sehingga pendistribusian sinar matahari dari arah timur cukup banyak untuk setiap tanaman.

D.PEMBUATAN LUBANG TANAM

Pembuatan lubang tanam idealnya dilakukan satu minggu sebelum penanaman pembuatan
lubang tanam lebih dari satu minggu akan memungkinkan tertimbulnya kembali sebagai lubang yg
sudah digali dengan tanah yg berada disekitar galian lubang tersebut . Hal ini dapat mengurangi
produktivitas tenaga kerja penanaman bibitan, karena tenaga kerja harus mengulang kembali
penggalian lubang yg telah tertimbun. Begitu pula sebaliknya penggalian lubang tanam yg terlalu
cepat atau kurang dari satu minggu juga tidak di anjurkan karena semakin kecil persiapan untuk
mengontrol kebenaran ukuran dan posisi lubang.

PEMBUATAN LUBANG TANAM PADA TANAH MINERAL

Lubang digali secara manual dengan menggunakan cangkul, anak pancang digunakan sebagai
titik tengah dari lubang tersebut. Pembuatan lubangan pada tanah mineral, baik diareal datar pada
teras individu maupun pada teras bersambung, hanya dibuat satu lubang tanam (tunggal) untuk
setiap tanaman dengan ukuran lubang sebesar 60cm x 60cm x 60cm. Untuk posisi lubang tanam
pada kedua jenis terasan, lubang dibuat berjarak 1m dari dinding teras. Tanah galian lubang bagian
atas (top soil) diletakkan disebelah kanan anak pancang tanaman, sedangkan tanah galian lubang
bagian bawah (sub soil) diletakkan disebelah kiri bagian anak pancang tanaman.

PEMBUATAN LUBANG TANAM PADA TANAH GAMBUT

Pembuatan lubang tanam secara manual dapat dibuat ganda (double hole) atau disebut jg
dengan lubang didalam lubang. Pada tahap awal lubang bagian alas atau lubang pertama, dibuat
dengan ukuran 100cm x 100cm x 30cm, kemudian tepat ditengah-tengah lubang pertama digali lagi
lubang tanaman yg kedua dengan ukuran 60cm x 60cm x 60cm. Lapisan tanah top soil dan sub soil
diletakkan seperti halnya yg telah dilakukan pada tanah mineral.
Tujuan pembuatan lubang dalam lubang adalah untuk mengurangi resiko terjadinya
pertumbuhan tanaman yg miring ke salah satu posisi pada saat awal perkembangannya, terutama
jika tanaman ditanam di atas areal gambut sedang hingga dalam.Kemiringan tanaman dapat terjadi
karena tanaman yg masih muda belum mempunyai struktur akar yg kuat untuk memegang lapisan
tanah gambut, sedangkan gambut secara lambat laun akan mengalami penyusunan pada lapisan
permukaannya. Dengan dibuatnya lubang ganda secara bertingkat diharapkan pada saat terjadinnya
penyusutan lapisan permukaan gambut secara lambat laun yg diawali dari penyusutan lubang
pertama secara alami pula akar-akar tanaman akan semakin kuat untuk memegang lapisan tanah
tersebut. Sekalipun penerapan metode seperti ini tidak dapat menjamin seratus persen tanaman
akan tumbuh tegak dengan baik seperti layaknya pertumbuhan tanaman pada tanah mineral, tetapi
setidaknya perlakuan tersebut dapat mengurangi resiko terjadinya kemiringan tanaman yg lebih
besar. Miringnya pertumbuhan tanaman-tanaman kelapa sawit akan memerlukan energi lebih
banyak yg terbuang sia-sia hanya untuk menegakan batangnya sehingga hanya sebagian energi saja
yg dimanfaatkan untuk keperluan produksi tanaman jika demikian akan terjadi penurunan produksi
yg cukup besar.

Pembuatan lubang tanam harus memperhatikan media tanah yang digunakan. Media tanah
mineral cukup satu lubang dengan ukuran 60cm x 60cm x 60cm hal ini cukup karena tanah mineral
cukup kuat untuk menjaga tanaman agar tetap tegak. Sedangkan media tanah gambut media ini
berhubungan dengan yg saya gunakan dengan maksud lubang dalam lubang yg pertama berukuran
agak luas namun tidak dalam, lubang kedua cukup dalam namun luasnya lebih kecil dari lubang
pertama untuk dibuat 100cm x 100cm x 30cm untuk lubang pertama namun 60cm x 60cm x 60cm
untuk lubang kedua, hal ini dimaksudkan untuk menjadi tanaman tetap tegak.

E.PEMBIBITAN

Proses penyediaan Benih

Proses penyediaan benih dapat dilakukan seperti langkah-langkah berikut:

a) Pemeraman bulir sawit dilepas dari tandan kemudian diperam selama 7 hari dalam peti
kayu untuk memudahkan pengupasan.
b) Pengupasan setelah diperam buah dikupas dengan pengupas.
c) Pengeringan biji yg telah dikupas kemudian dikeringkan/dianginkan diatas rak selama 24
jam.
d) Seleksi biji memilih biji-biji yg akan dijadikan benih dan langsung dimasukkan kedalam
kantong plastik berlobang-lobang

Proses Pengecambahan Benih

Proses pengecambahan benih bertujuan untuk menumbuhkan kecambah berupa tunas dan
akar muda pada benih kelapa sawit. Ada banyak sekali metode yg dapat dilakukan salah satunya
yaitu dengan melepaskan tangkai buah kelapa sawit dari spikeletnya. Waktu ideal untuk mengeram
tandan buah ini selama tiga hari dimana sesekali disiram dengan air untuk menjaga tingkat
kelembabanya. Lalu buah kelapa sawit dipisahkan dari tandannya, dan diperam lagi selama tiga
hari.

Pemisahan daging buah dari biji kelapa sawit bisa dilakukan memakai mesin khusus agar
lebih efektif. Kemudian biji-biji ini di cuci bersih dan di rendam di larutan Dithane M-45 0,2%
selama tiga menit. Berikutnya keringkan biji-biij kelapa sawit ini serta lakukan penyeleksian untuk
memilih biji yg berwujud seragam sebelum dikecambakan, biji-biji sawit berkualitas baik yg telah
terkumpul ini lantas disimpan diruangan tertutup yg memiliki suhu 27c dengan tingkat kelembaban
60-70 persen.
Treatmen sebelum proses pengecambahan jg bisa dilakukan dengan merendam biji kelapa
sawit didalam air selama 6-7 hari dengan penggatian air secara teratur.
Setelah itu biji-biji ini direndam dilarutan Dithane M-45 0,2% selama dua menit. Terakhit biji-biji
kelapa sawit di angin-anginkan selama tiga menit.

Setelah itu benih direndam kembali di air selama beberapa saat agar mengandung air dengan
kadar antara 20-30 persen kemudian diangin-anginkan. Selanjutnya biji direndam lagi didalam
larutan Dithane M 11/2 45 0,2% selama lebih kurang dua menit lalu tempatkan diruangan bersuhu
27c. Biji-biji kelapa sawit akan berkecambah dengan sendirinya setelah melewati 10 hari. Biji yg
telah berkecambah sebaiknya lekas digunakan sebagai benih kelapa sawit. Benih yg sudah berusia
lebih dari 30 hari sebaiknya tidak digunakan karena kualitas nya sudah menurun drastis.

Pemilihan Benih Kelapa Sawit

Selama mempersiapkan benih, banyak hal yg dapat terjadi, seperti infeksi, penyakit jamur,
hingga bakal batang dan akar rusak. Jadi dalam proses pemilihan benih perlu diperhatikan beberapa
ciri yg benih perlu diperhatikan beberapa ciri yg dapat digunakan untuk menandai kecamabah yg
dikategorikan baik dan layak untuk ditanam. Ciri-ciri berikut antara lain:
a) Warna radikula kekuning-kuningan, sedangkan warna plumulannya keputih-putihan.
b) Ukuran radikula lebih besar daripada plumula.
c) Pertumbuhan radikula dan plumula lurus dan berlawan arah.
d) Panjang maksimum radikula 5cm, sedang panjang plumula 3cm.

Proses Pembibitan Kelapa Sawit

Pembibitan kelapa sawit dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dederan dan langsung.
Untuk melakukan pendederan bersihkan lah lahan pembibitan terlebih dahulu kemudian lahan
di atur perataanya sedemikian rupa dan dipasangi instalasi penyiraman jarak ideal untuk
pembibitan benih kelapa sawit yaitu 50 x 50cm sampai 100 x 100cm tergantung jenis benih dan
kondisi lahan jadi kebutuhan benih yg diperlukan sebanyak 12.500-25.000 benih/hektar.
Benih kelapa sawit berupa biji berkecambah lalu dimasukkan ke polybag yg berukuran 12x23
cm atau 15x23cm. Sebelumnya polybag sudah diisi dengan tanah lapisan atas yg telah di ayak
sebanyak 1,5 hingga 2kg. Benih kecambah ini ditanamkan di polybag dengan kedalaman 2cm lalu
polybag disimpan dibedengan berdiameter 120cm agar tingkat kelembabanya terjaga. Benih bisa
dipindahkan ketempat pembibitan setelah usianya mencapai 3-4 bulan, dimana setiap benih kelapa
sawit memiliki 4-5 daun.
Dari polybag pertama, benih kelapa sawit dipindahkan ke polybag berukuran 40x50cm atau
45x60cm yg berisi tanah lapisan teratas sebanyak 15-30kg jangan lupa siram terlebih dahulu tanah
di polybag sampai basah untuk memudahkan bibit kelapa sawit beradaptasi dengan lingkungan
barunnya. Polybag-polybag yg berisi bibit kelapa sawit ini lalu disusun dilahan yg sudah di siapkan
sebelumnya dengan pola segitiga sama sisi agar lebih mudah di pantau kondisinya.
Sementara itu, proses pembibitan secara langsung sebenarnya sama seperti metode dederan
yg membedakan adalah benih langsung ditanam di polybag berukuran besar tanpa melalui polybag
dederan. Tujuan nya adalah untuk menghemat waktu, biaya, dan tenaga.

Pemeliharaan Bibit Kelapa Sawit

Pemeliharaan meliputi penyiraman,pembersihan lahan,pemupukan,serta pemberantasan hama


dan penyakit.

1. Penyiraman: bibit kelapa sawit membutuhkan untuk kelangsungan hidupnya. Penyiraman


bibit dilakukan dua kali sehari, kecuali apabila jatuh hujan lebih dari 7-8mm pada hari itu,
air untuk menyiram bibit harus bersih cara menyiramnya harus dengan semprotan halus
agar bibit agar bibit dalam polybag tidak rusak dan tempat tumbuh nya tidak padat.
Kebutuhsn air siraman lebih kurang 2 liter/polybag/hari atau disesuaikan dengan umur
bibit jangan sampai lupa menyiram bibit, karena jika terlambat bibit bisa layu dan
akhirnya mati.
2. Penyiangan: bibit yg ditanam dalam polybag dapat diganggu oleh gulma, gulma didalam
polybag biasanya berupa rumput gulma seperti itu biasa jadi berasal dari biji rumput yg
masuk bersama tanah digunakan sebagai media tanam dalam polybag. Selain itu tanah
diantara dua polybag juga menjadi lahan subur gulma, gulma yg tumbuh dalam polybag
dan ditanah antara polybag harus dibersihkan atau di disemprot dengan herbisida
penyianagan gulma harus dilakukan 2-3 kali dalam sebulan, atau disesuaikan dengan
pertumbuhan gulma. Pertumbuhan gulma cenderung lebih cepat daripada bibit kelapa
sawit dari cahaya matahari. Akibatnya pertumbuhan bibit bisa terlambat karena kurang
mendapatkan cahaya matahari.
3. Pengawasan dan Seleksi: pengawasan yg rutin menjadi pekerjaan yg harus dilakukan
pembudidayaan. Pengawasan bibit dilakukan dengan untuk mengamati pertumbuhan bibit
dan perkembangan gangguan oleh hama dan penyakit. Bibit yg tumbuh kerdil, abnormal,
berpenyakit, dan mempunyai kelainan genetis harus segera dibuang. Pertumbuhan bibit
dilakukan pada saat pemindahan ke main nursey, yaitu pada saat bibit berumur 4 bulan
dan 9 bulan, serta pada saat pemindahan kelapangan tanaman yg bentuknya abnormal
harus segera dibuang. Adapun bibit kelapa sawit yg tumbuh secara abnormal memiliki
ciri-ciri:
- Bibit tumbuh meninggi dan kaku
- Bibit terkulai
- Anak daun tidak membelah sempurna
- Bibit terkena penyakit
- Anak daun tidak sempurna.

Berikut beberapa kesalahan teknis penanaman yg menyebabkan bibit tumbuh abnormal:

- Penanaman kecambah terbalik, bakal daun ditanam kearah bawah


- Penanaman kecambah terlalu dalam sehingga pertumbuhan terlambat
- Kecambah ditanam terlalu dangkal sehingga akar tergantung
- Tanah terlalu padat sehingga mempersulit pertumbuhan akar
- Tanah mengandung bebatuan sehingga menggangu perkembangan akar
- Tanah terlalu basah, karena air tidak dapat terbuang dari kantong plastik atau
penyiraman tidak sempurna sehingga menyebabkan akar bibit membusuk.

Pemupukan Bibit

Pemupukan berguna untuk memberi nutrisi pada bibit. Pemupukan bibit sangat penting untuk
memperoleh bibit yg sehat, tumbuh cepat, dan subur pupuk yg diberikan adalah pupuk urea
dalam bentuk larutan dan pupuk majemuk. Dosis dan jenis pupuk yg diberikan saat
pembibitan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Umur bibit (minggu Jenis pupuk Dosis Rotasi


ke-)
4-5 Larutan urea 0,2% 3-4 liter larutan/100 1 minggu
bibit
6-7 Larutan urea 0,2% 4-5 liter larutan/100 1 minggu
bibit
8-16 Rustica 15.15.64 1 gram/bibit 1 minggu

17-20 Rustica 12.12.17.2 5 gram/bibit 2 minggu

21-28 Rustica 12.12.17.2 8 gram/bibit 2 minggu

29-40 Rustica 12.12.17.2 15 gram/bibit 2 minggu

41-48 Rustica 12.12.17.2 17 gram/bibit 2 minggu

F.PENANAMAN KELAPA SAWIT

1). Pembuatan Piringan dan Pemberian Pupuk Dasar


Sekitar dua hari sebelum pemberian pupuk dasar, perlu dilakukan pembuatan piringan
caranya dengan membabat kacang-kacangan/tanaman penutup tanah dalam radius 1 meter
dari lubang atas. Pupuk dasar diberikan satu hari sebelum penanaman bibit. Untuk tanah
mineral, bisa menggunakan pupuk phospat anorganik seperti SP-18 yg mengandung sekitar
18% P2O5 dengan dosis 250gr perlubang atau pupuk TSP yg mengandung sekitar 45% P2O5
dengan dosis 100gr per lubang. Untuk tanah gambut dapat digunakan pupuk phospat yg
netral terhadap reaksi keasaman tanah seperti phospat alam CIRP yang mengandung sekitar
29-38% P2O5 atau pupuk RP yg mengandung sekitar 25-28% P2O5 dengan dosis 500gr
perlubang perlu juga ditambahkan pupuk cupri sulfat CuSO4 dengan dosis 15gr per lubang
2). Persiapan Bibit
Bibit tanam terlebih dahulu diseleksi sebelum di pindahkan terutama dari segi umur
dan tinggi bibit yg tahan terhadap hama dan penyakit serta memiliki produktivitas yg tinggi.
Umur bibit yg akan ditanam dilapangan tidak sama di semua tempat. Hal ini
disebabkan oleh iklim yg mempengaruhinya. Pemindahan bibit pada umur yg tidak tepat
dapat menyebabkan kematian bibit dengan umur 12-14 bulan adalah yg terbaik untuk di
pindahkan, bibit yg berumur kurang dari enam bulan tidak terhadap hama dan penyakit.
Sebaliknya jika berumur lebih dari 14 bulan akan menambah akan menambah biaya
penanaman dan waktu tanam. Walaupun umurnya sama tinggi bibit di pembibitan tidak
seragam. Tinggi bibit yg dianjurkan 70-180cm bibit yg tingginya kurang dari ukuran yg di
anjurkan akan menurunkan produksi karena dapat diprediksi tanaman tersebut memiliki
pertumbuhan yg lambat,sedangkan bibit yg lebih tinggi produksinya belum tentu lebih dari
tanaman yg berasal dari bibit yg dianjurkan.

3). Pengangkutan Bibit ke Lapangan


Bibit yg diangkut dari areal pembibitan disusun dengan baik dan rapi di pinggir-
pinggir jalan utama maupun jalan koleksi pada setiap blok atau grup. Satu truk sejenis colf
diesel dapat memuat sebanyak sekitar 150 batang bibit per tripnya. Bibit disusun rapi dan
jangan sampai ditumpuk-tumpuk karena dapat menyebabkan kerusakan.

4). Penanaman Bibit di Lapangan


Penanaman pada awal musim hujan adalah yg paling tepat karena persediaan air
sangat berperan dalam pertumbuhan bibit tanaman yg baru dipindahkan. Penanaman yg
dilakukan pada awal musim kemarau dapat menyebabkan kematian dan memerlukan biaya
yg lebih karena perlu persediaan air. Minuman 10 hari setelah penanaman diharapkan turun
hujan secara berturut-turut.
Pada umumnya sering terjadi kesalahan penanaman kelapa sawit diantaranya:
a) Penanaman bibit terlalu dalam terlalu tinggi, atau tidak tegak
b) Tanah di sekitar akar dipecah dan dibuang.

G.PEMELIHARAAN

Umumnya kelapa sawit akan mulai berproduksi ketika umumnya sudah mencapai 3
tahun pada usia yg demikian biaya awal yg diinvestasikan bakal tertutupi oleh penghasilan
dari buah-buah sawit. Kelapa sawit yg dipelihara dengan baik biasanya mampu menghasilkan
tandan buah yg lebih melimpah sehingga justru tidak efektif jika biaya perawatan dalam
tahap ini dikurangi.

1.Sensus Tanaman Kelapa Sawit


Sensus dilakukan secara berkala untuk mengetahui kondisi semua tanaman budidaya.
Setiap tanaman sawit yg mati perlu dikumpulkan dan didata dengan benar. Begitu pula
tanaman sawit yg diselingi sisipan TBM maupun titik tanam yg kosong perlu dicatat untuk
dimasukkan di dalam data.
Untuk mempermudah sensus dimulai dari kebun bagian barat menuju ke timur. Ada
seorang kepala penyensus yg bertugas untuk mengatur kinerja sensus agar tidak saling
tumpang tindih, setiap penyensus mengamati setiap dua barisan tanaman. Hasil sensus
kemudian diserahkan kepada manajer prakiraan.
2. Membuat Peta Pohon di Perkebunan Sawit
Peta pohon merupakan peta yg menggambarkan kondisi ril dari perkebunan kelapa
sawit. Tujuan nya untuk memberikan informasi tanaman yg siap panen, menyediakan peta
dasar untuk sensus berikutnya dan membantu menentukan kelayakan panen kelapa sawit.
Standar peta pohon yg baik harus membuat informasi mengenai titik yg tidak
ditanami, tanaman belum menghasilkan jalan,jembatan,sungai,dan topografi tanah peta pohon
dirancang dikertas menggunakan tinta dan pensil khusus,meja gambar,rak peta,serta alat
bantu hitung.
3.Penunasan Tanaman Kelapa Sawit
Pemanasan dilakukan dengan menjaga tajuk tanaman yg sehat, membuang pelepah yg
berlebihan, dan mempertahankan luas daun kelapa sawit. Daun yg menghalangi kegiatan
permanen dan yg tidak dibuang selama pemanenan juga sebaiknya turut ditunas.
Untuk melakukan pekerjaan ini diperlukan peralatan berupa dodos,egrek,dan batu asah.
Tanaman kelapa sawit muda yg pemanennya menggunakan dodos, maka penunasanya
dengan memotong seluruh pelepah daun yg terletak dibawah tiga lingkaran daun bawah
tandan yg akan dipanen berikutnya. Sedangkan untuk tanaman yg dipanen menggunakan
egrek penunasanya dikerjakan pada 1-2 lingkaran pelepah daun diatas tandan yg akan di
panen berikutnya,serabut yg berpotensi menggangu kegiatan panen dibuat memakai dodos
dan egrek
4.Pengendalian Gulma,Hama,dan Penyakit
Tahap ini bertujuan untuk mempertahankan kualitas lahan budidaya demi
mempermudah akses terhadap pemupukan,penunasan,pemeliharaan,pemanenan dan
pengumpulan buah. Gulma jg perlu dikendalikan untuk mengurangi kompetisi tanaman
budidaya khususnya dalam mendapatkan nutrisi,air,dan sinar matahari.Proses pengendalian
gulma,hama,dan penyakit ini dapat dilakukan dengan metode mekanik biologis maupun
kimiawi. Pengendalian dikerjakan secara teratur dan tidak terikat oleh waktu.

H.PEMANENAN
Kelapa sawit biasanya dapat dipanen setelah berumur 31 bulan sejak penanaman
dilahan, namun ada juga kelapa sawit yg berbuah ketika usiannya telah menginjak 2,5 tahun
dimana buah akan benar-benar matang setelah 6 bulan kemudian.Bisa dibilang dari 5 pohon
kelapa sawit setidaknya ada satu tandan buah yg bisa diambil setiap minggunya.
Ciri-ciri tandan buah kelapa sawit yg telah layak panen adalah bobotnya kira-kira lebih dari
10kg. Selain itu terdapat minimal 10 buah sawit yg jatuh karena terlepas sendiri dari
tandannya. Jika bobot tandan sawit dibawah 10kg maka setidaknya telah ada 5 buah sawit
matang yg jatuh sendiri,tanda yg lain khususnya untuk tandan kelapa sawit yg
memberondol,bobot rata-ratanya ialah 3kg.
Proses memanen kelapa sawit dilakukan pada tandan yg memiliki tingkat kematangan
mencapai fraksi 1-3 maksudnya prosentasi buah yg matang dan jatuh sendiri antara 12,5-
75persen. Teknik pemanenan bisa dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu sistem
tetap dan sistem giring.

Berikut ini langkah-langkah pemanenan kelapa sawit:


1. Pilih tandan kelapa sawit yg telah matang dengan kriteria 25-27 persen buah kurang
matang,12,5-25 persen buah memberondol,dan sisanya buah matang.
2. Potong pelepah daun yg menyangga buah dan tandan buah menggunakan egrek
dibagian pangkalnya,sedangkan untuk pohon yg masih rendah bisa diambil tandannya
menggunakan dodos.
3. Untuk memudahkan pemantauan tanaman berikan keterangan berupa tanggal panen
dibekas potongan tanda tadi.
4. Kumpulkan pelepah daun kelapa sawit dengan menelangkupkannya digawangan agar
tidak berserakan di mana-mana serta dapat memicu berkembangnya hama dan
penyakit.
5. Tandan-tandan buah sawit lantas diangkut menggunakan gerobak ke tempat
pengumpulan selanjutnya tandan-tandan ini diangkat kembali ke pabrik menggunakan
mobil bak terbuka.

Frekuensi panen kelapa sawit dapat dikerjakan setiap enam hari dalam seminggu, satu hari
sisa biasanya digunakan untuk beristirahat dan merawat alat-alat panen. Disamping itu hal ini
juga bertujuan untuk memberikan kesempatan tanaman-tanaman budidaya menyesuaikan diri
kembali. Jangan pernah memanen buah yg masih mentah sebab dapat menyebabkan kelapa
sawit mengalami stres dan enggan menghasilkan bunga betina.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa kelapa sawit adalah tanaman
penghasil minyak nabati yg dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai
kegunaanya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yg
umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120o lintang utara 120o lintang selatan. Curah hujan
optimal yg dikehendaki antara 2.000-2.500mm pertahun dengan pembagian yg merata
sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari optimum antara 5-7jam perhari dan suhu
optimum berkisar 240-380C.
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah
matang panen dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen
adalah sedikitnya ada 5 buah yg lepas jatuh dari tandan yg beratnya kurang dari 10kg atau
sedikitnya ada 10 buah yg lepas dari tandan yg beratnya 10kg atau lebih. Tanaman dengan
umur kurang dari 10 tahun jumlah brondolan kurang lebih 10 butir dan tanaman dengan umur
lebih 10 tahun jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa sawit akan
menghasilkan tandan buah segar (TBS) yg dapat dipanen pada saat tanaman berumur 3 atau 4
tahun.

SARAN

Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yg akan datang sering
dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit,maka perlu dipikirkan
teknologi produksi sebagai usaha peningkatan kuantitas produksi kelapa sawit.
:::Sensus Tanaman Kelapa Sawit
Sensus dilakukan secara berkala untuk mengetahui kondisi semua tanaman budidaya.
Setiap tanaman sawit yang mati perlu dikumpulkan dan didata dengan benar. Begitu pula
tanaman sawit yang diselingi sisipan TBM maupun titik tanam yang kosong perlu dicatat
untuk dimasukkan di dalam data.
Untuk mempermudah, sensus dimulai dari kebun bagian barat menuju ke timur. Ada
seorang kepala penyensus yang bertugas untuk mengatur kinerja sensus agar tidak saling
tumpang tindih. Setiap penyensus mengamati setiap dua barisan tanaman. Hasil
sensus
kemudian diserahkan kepada manajer prakir

Anda mungkin juga menyukai