Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN

STATISTIKA KEHUTANAN

NAMA : SYAHRUL BASRI

NIM : 105951102822

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan : Potenssi Diameter, Tinggi dan Volume Tegakan Pohon

pada area KHDTK Unismuh Makassar.

Nama Mahasiswa : Syahrul Basri

Stambuk : 105951102822

Jurusan : Kehutanan

Fakultas : Pertanian

Laporan praktek ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusa mengikuti mata

kuliah statistika kehutanan.

Disetujui oleh,

(Muhammad Tahnur, S.Hut, M.Hut, IPM)

Dosen Pengampuh

Tanggal Pengesahan :_________________________________

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang dengan rahmat dan karunia-

Nya, kami dapat menyelesaikan laporan statistika ini. Laporan ini bertujuan untuk

menyajikan data praktek lapangan yang dilaksankan di KHDTK Unismuh

Makassar. Laporan ini tidak terlepas dari kerja sama dan dukungan berbagai pihak

yang terlibat. Saya mengucapkan baanyak terima kasih kepada yang telah

memberikan kontribusi dan bantuan dalam proses pengumpulan data serta

penyusunan laporan ini.

Semoga laporan statistika ini dapat memberikan pemahaman yang lebih

mendalam dan bermanfaat bagi pembaca yang menggunakannya. Segala saran

dan kritik yang bersifat membangun kami harapkan untuk perbaikan di masa

mendatang.

Akhir kata, kami berdoa semoga hasil laporan ini dapat menjadi sumbangan

positif dalam pengembangan dan peningkatan bidang kehutanan.

Makassar, 18 Desember 2023

Syahrul Basri

iii
Daftar Isi

Halaman Judul..........................................................................................................i
Halaman Pengesahan...............................................................................................ii
Kata Pengantar……………………………………………………………...…….iii
Daftar
Isi..................................................................................................................iv
Daftar Tabel……………………………………………………………….………vi
Daftar Gambar……………………………………………………………………
vii

BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan dan kegunaan
praktek.........................................................................3
C. Rumusan Masalah..........................................................................................4
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA...............................................................................5
A. Profil KHDTK Unismuh Makassar...............................................................5
B. Tanaman Kemiri, Terap, Dan
Pinus...............................................................6
BAB III METODE PRAKTEK..............................................................................10
A. Waktu dan
Tempat.......................................................................................10
B. Bahan dan Alat............................................................................................10
C. Metode Praktek...........................................................................................11
BAB IV OLAH
DATA............................................................................................15

iv
A. Diameter Pohon..........................................................................................15
- Daftar distribusi sebaran pohon berdasarkan
diameter..............................15
- Rata-rata (Mean), Median (Me), Modus
(Mo)..........................................16
- Simpangan Baku (S),
Varians...................................................................17
- Histogram Dan polygon
Frekuensi...........................................................18
B. Tinggi Bebas Cabang (TBC)
Pohon............................................................19
- Daftar distribusi sebaran pohon berdasarkan
diameter.............................19
- Rata-rata (Mean), Median (Me), Modus
(Mo)..........................................20
- Simpangan Baku (S),
Varians...................................................................21
- Histogram Dan polygon Frekuensi…………………...…………………
22
C. Volume Pohon.............................................................................................23
- Daftar distribusi sebaran pohon berdasarkan
diameter.............................23
- Rata-rata (Mean), Median (Me), Modus
(Mo)..........................................24
- Simpangan Baku (S),
Varians...................................................................25
- Histogram Dan polygon
Frekuensi...........................................................26
BAB V
PENUTUP..................................................................................................44
A. Kesimpulan.................................................................................................44
B. Saran...........................................................................................................44

Daftar Pustaka........................................................................................................45
Lampiran................................................................................................................46

v
DAFTAR TABEL

Nomor Teks Tabel

1. Daftar distribusi Diameter……………………………………………………..16

2. Daftar distribusi TBC………………………………………………..………...20

3. Daftar distribusi Volume V.Tot……………………………...…………………24

4. Daftar distribusi Volume TBC.…………………………………………….…..28

5. Daftar distribusi Pohon………………………………………..………………31

6. Data TBC (X1) dengan Volume TBC (Y1)………...………………………… 33

7. Data Y1 Sebelum dan Y1 Sesudah (Diameter)…….………………………….36

vi
8. Data Diameter (X1) dengan Volume TBC (Y2) ………………………………38

9. Data Y2 Sebelum dan Y2 Sesudah……………...……………………………..42

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Gambar

1. Abney level……..………………..…………………………………………....11

2. Mengukur tinggi pohon……………....………………………………………..12

3. Histogram dan Polygon Frekuensi Diameter Pohon…………………………..18

4. Histogram dan Polygon Frekuensi TBC………………………………………22

5. Histogram dan Polygon Frekuensi Volume T.tot……………………………...26

6. Histogram dan Polygon Frekuensi Volume TBC..………………………...…..30

7. Grafik Persamaan Regresi Diameter dengan VTB……………………………37

vii
8. Grafik Persamaan Regresi TBC dengan VTBC……………………………… 42

9. Lampiran 1. Foto Dokumentasi……………………………………….……….46

10. Lampiran 2. Data Sesudah Diolah…………………………...………………47

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) merupakan kawasan hutan

yang ditetapkan oleh pemerintah untuk kepentingan umum seperti penelitian dan

pengembangan, pendidikan dan latihan, dan religi dan budaya yang pengelolaanny

a diberikan kepada masyarakat hukum adat, lembaga pendidikan, lembaga peneliti

an, lembaga sosial dan keagamaan. Hutan Pendidikan dan Latihan Gunung Walat

(HPGW) merupakan salah satu KHDTK yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pemer

intah dengan pengelolaan oleh Fakultas Kehutanan IPB. Penelitian ini bertujuan u

ntuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam pengelolaan KHDTK ser

ta merumuskan konsep solusi pengelolaan KHDTK oleh Perguruan Tinggi. Berda

sarkan hasil identifikasi diketahui bahwa Fakultas Kehutanan IPB belum dapat me

laksanakan kegiatan pengelolaan hutan yang terintegrasi terutama dalam pemanfa

atan potensi hasil hutan yang ada di dalam kawasan. Hal tersebut dikarenakan dib

erlakukannya norma atau aturan umum perizinan usaha pemanfaatan atau pemung

utan dan peredaran hasil hutan berbagai komoditas kehutanan yang berlaku umum

bagi entitas usaha yang terkadang tidak relevan dengan tujuan pengelolaan HPGW

Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam upaya menyusun kebijakan pengelola

an KHDTK agar tujuan KHDTK dapat tercapai dengan kepastian pendanaan.

1
Perguruan Tinggi dibidang kehutanan memiliki peran penting dalam meng

embangkan IPTEK dan mencetak lulusan yang kompeten di bidang kehutanan. Da

lam rangka menjalankan peran tersebut, perguruan tinggi kehutanan perlu didukun

g oleh hutan pendidikan sebagai sarana penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pen

elitian dan pengembangan inovasi kehutanan yang memadai. Melalui UU Nomor

41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Pemerintah dapat menetapkan KHDTK untuk k

epentingan umum seperti penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, s

erta religi dan budaya. Beberapa Perguruan Tinggi telah memperoleh hak pengelol

aan KHDTK untuk kepentingan pendidikan dan latihan serta penelitian dan penge

mbangan.

Menurut Helms (1998) pengelolaan hutan (forest management) merup

akan penerapan prinsip-prinsip dalam bidang biologi, fisika, kimia, analisis

kuantitatif, manajemen, ekonomi, sosial dan analisa kebijakan dalam rangk

aian kegiatan membangun atau meregenerasikan, membina, memanfaatkan dan

mengkonservasikan hutan untuk mendapatkan tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dengan tetap mempertahankan produktivitas dan kualitas hutan. Pengel

olaan hutan mencakup pengelolaan terhadap keindahan, ikan, fauna air lain

pada sungai-sungai di dalam hutan, air, kehidupan liar, kayu dan hasil h

utan bukan kayu, serta berbagai nilai lain yang termasuk dalam sumb

er daya hutan. Sedangkan kegiatan pengelolaan hutan menurut UU Nom

or 41 Tahun 1999 meliputi: a) tata hutan dan penyusunan rencana pengelola

an hutan, b) pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan, c) rehabilitasi

dan reklamasi hutan, dan d) perlindungan hutan dan konservasi alam.

2
Statistika adalah salah satu cabang ilmu dari matematika yang pada prinsip

nya merupakan suatu pengetahuan untuk mempelajari tentang pengumpulan data,

pengolahan dan penganalisisan data, serta penarikan kesimpulan berdasarkan anali

sis data. Dalam bidang kehutanan salah satu hal yang paling banyak dimanfaatkan

peneliti kehutanan adalah melaksanakan pengukuran pada satu variabel untuk men

entukan besaran dari variabel lainnya. (Sudjana, 2005)

Statistika dapat dipandang sebagai pengetahuan yang menyediakan sarana

untuk dapat memberikan solusi terhadap fenomena atau permasalahan yang terjadi

di dalam kehidupan, Di lingkungan pekerjaan dan di dalam ilmu pengetahuan itu s

endiri. Satistik pada dasarnya adalah data-data yang dihasilkan dari pengolahan ya

ng dipelajari di statistika. Jadi, statistika adalah ilmunya, sedangkan statistik adala

h datanya. Untuk lebih memahami dalam tentang statistik, kamu perlu mengetahui

pendapat beberapa ahli, tujuan, fungsi hingga jenis-jenisnya.

B. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan di lakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui potensi tegakan

pohon diantaranyaa diameter, Tinggi bebas cabang, Tinggi total, dan Volume

tegakan.

2. Dapat mengetahui bagaimana mengukur tinggi dan diameter pohon

3. Setelah mengikuti praktek lapangan di hutan pendidikan KHDTK Unismuh

Makassar mahasiswa di harapkan mengerti dan mampu menerapkan konsep-

konsep dasar kehutanan dalam dunia kerja. Mahasiswa juga dapat memperoleh

3
pengalaman belajar dari praktek lapangan yang di lakukan di KHDTK

Unismuh Makassar.

4. Adapun di lakukannya pratikum ini sebagai salah satu persyaratan kelulusan

mata kuliah statistika.

C. Rumusan Masalah

1. Berapa besar distribusi sebaran diameter dan volume pada tegakan pohon di

kawasan KHDTK Unismuh Makassar.

2. Berapa rata-rata, median, modus sempangan baku dan Varians serta bagaimana

bentuk polygon frekuensi dan histogram tegakan pohon di kawasan KHDTK

Unismuh Makassar.

3. Berapa rata-rata, median, modus, simpangan baku dan varians serta bagaimana

polygon frekuensi dan histogram berdasarkan volume tinggi bebas cabang dan

volume tinggi total tegakan di hutan Pendidikan Unismuh Makassar, Barru.

4. Untuk Mengetahui Persamaan Regresi dan Korelasi serta Koefisien Determinas

i Volume Tbc, Ttot, dan Diameter.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4
A. Profil KHDTK Unismuh Makassar

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyerahkan ha

k pangolalahan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Pendidik

an kepada Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.

Hutan Pendidikan Unismuh merupakan hutan yang diperuntukan untuk ker

giatan praktek penelitian, pelatihan, pengabdian kepada Masyarakat dan kerja sam

a penelitian baik dalam maupun luar negeri. Kawasan hutan Pendidikan universita

s Muhammadiyah ini terletak di desa pecekke. KHDTK hutan Pendidikan yang di

serahkan ke Unismuh, berada di pinggir jalan lebih tetapnya Kecamatan Soppeng

riaja, Kabupaten Barru, dengan luas sekitar 229 hektar. Penetapan itu tertuang dal

am SK Menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor 1097/MENLH-K/SETJE

N/PLA.0/10/2022.

KHDTK hutan pendidikan, dapat dimanfaatkan bagi seluruh mahasiswa m

aupun dosen Unismuh Makassar yang ingin melakukan penelitian, pendidikan, di

klat, pengembangan dan pemanfaatan yang berhubungan dengan kehutanan. Unis

muh Makassar diberikan hak pengelolaan Hutan Pendidikan oleh Negara ini sela

ma 20 tahun, dan akan ditinjau kembali selama digunakan sesuai dengan pemanfa

atannya.

Hutan di Kawasan Desa Pacekke kec. Soppeng Riaja Kab. Barru dijadikan

sebagai hutan pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dengan luas areal

229 ha. Hutan Pendidikan Unismuh merupakan hutan yang diperuntukkan untuk k

egiatan praktek, penelitian, pelatihan, pengabdian kepada masyarakat dan kerjasa

ma penelitian baik dalam maupun luar negeri. Kawasan Hutan Pendidikan Univer

5
sitas Muhammadiyah Makassar ini terletak di Desa Pacekke, Kecamatan Soppeng

Riaja, Kab. Barru, Sulawesi Selatan.

B. Tanaman Kemiri, Terap, Dan Pinus

1. Klasifikasi Kemiri (Aleurites moluccanus).

Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild.), adalah tumbuhan yang bijinya

dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini

masih sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae.

Dalam perdagangan antarnegara dikenal sebagai candleberry, Indian walnut,

serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree.

Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan

sebagai bahan campuran cat. Berikut klasifikasi kemiri:

Kerajaan : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Dicotyledon atau Tumbuhan Berkeping Dua)

Order : Malpighiales

Famili : Euphorbiaceae (Suku Tanaman Kemiri)

Genus : Aleurites

Spesies : Aleurites Moluccanus

2. Klasisfikasi Terap (Artocaprus odoraatissimus).

6
Terap atau tarap adalah sejenis pohon buah dari marga pohon nangka

(Artocarpus). Buahnya serupa nangka yang kecil, dengan bau wangi yang kuat,

seperti dicerminkan oleh nama ilmiahnya: Artocarpus odoratissimus. Buah ini

juga dikenal sebagai marang (Mindanao), lumuk (Sabah), timadang (Sarawak),

atau Johey oak (Ingg.).

Pohon terap dapat mencapai tinggi 25 m, dan batangnya dapat mempunyai

diameter sampai 40 cm, keabu-abuan. Ranting pohon ini memiliki bulu-bulu

panjang kuning sampai kemerahan. Daun terap berbentuk jorong sampai bundar

telur terbalik, berukuran 11-28 × 16-50 cm, bertepi rata atau menggerigi

dangkal, berujung tumpul atau sedikit meluncip, dan bertangkai 2-3 cm. Daun

penumpu berbentuk bundar telur, 1-8 cm, berbulu kuning atau merah, bila

rontok meninggalkan bekas cincin pada ranting. umbuhan berumah tunggal

(monoecious). Perbungaan terjadi dalam bongkol soliter, yang muncul pada

ketiak daun. Bongkol bunga jantan berbentuk jorong sampai gada, 2-6 × 4-11

cm. Buahnya majemuk (syncarp) berbentuk agak bulat, sampai 13 × 16 cm,

berwarna kuning kehijauan bila masak, dengan tonjolan-tonjolan serupa duri

lunak pendek, bertangkai panjang 5-14 cm, muncul di ujung ranting seperti

pada sukun. Daging buah (semu, yang sebetulnya adalah perkembangan dari

perhiasan bunga) berwarna keputihan, mengandung banyak sari buah, manis

dan harum sekali, terasa licin lunak dan agak seperti jeli di lidah. Biji (perikarp)

berukuran 8 × 12 mm. Berikut klasifikasi Terap :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

7
Division : Magnoliophyta (berbunga)

Class : Magnoliopsida (berkeping dua, daun berbelah dua)

Order : Lamiales (termasuk banyak tanaman beraroma)

Family : Lamiaceae (termasuk mint, rosemary, dan lavender)

Genus : Lavandula (Lavender, sebagai contoh)

Species : Lavandula angustifolia (Lavender English)

3. Klasifikasi Pinus (Pinus Merkusi)

Pohon Pinus merkusii Jungh. et de Vriese adalah jenis tanaman pinus yang

tumbuh asli di wilayah Indonesia. Tanaman ini pertama kali ditemukan dengan

nama “Tusam” di daerah Sipirok, Tapanuli Selatan oleh seorang ahli botani dari

Jerman Dr. F. R. Junghuhn. Pinus termasuk kategori tanaman cepat tumbuh (fast

growing species). Terlebih lagi, pohon pinus tidak memerlukan syarat-syarat

tempat tumbuh yang khusus. Sehingga mudah untuk dibudidayakan termasuk

pada tempat yang kering. Keunggulan-keunggulan di atas menjadikan tumbuhan

ini cocok untuk penghijauan dan reboisasi.

Pohon pinus termasuk kayu kelas kuat V dan kelas awet IV. Saat ini, pinus

berstatus rawan (vulnerable) berdasarkan IUCN red list. Tidak hanya kayunya saja

yang dapat dimanfaatkan, getah yang dihasilkan pinus merkusii ini juga dapat

diolah menjadi gondorukem dan terpentin. Kedua hasil olahan destilasi getah

pinus ini sangat bermanfaat sebagai bahan baku di berbagai industri. Oleh karena

8
itu, pohon ini memiliki potensi ekonomi besar untuk dibudidayakan. Berikut

Klasifikasi Pohon Pinus :

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Coniferophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusii Jungh. et de Vriese

BAB III

METODE PRAKTEk

A. Waktu Dan Tempat.

9
Kegiatan praktek ini di laksanakan pada hari sabtu tanggal 14 oktober 2023-

Minggu tanggal 15 oktober 2023 yang berlokasi di KHDTK Unismuh Makassar

tepatnya di Desa Pacekke, Kec. Soppeng Riaja, kab. Barru, Provinsi Sulawesi

Selatan.

B. Bahan Dan Alat.

Bahan dan Alat yang digunakan antara lain:

1. Kompas untuk menentukan arah

2. Tali Raffia 80 m

3. Pita Meter untuk mengukur diameter

4. Roll Meter untuk membuat plot

5. GPS/ Avensa maps

6. Haga Meter/ Abney level

7. Gunting Untuk memotong tali raffia

8. Pulpen/Pensil

9. Tali shet untuk mencatat hasil pengukuran

10. Penggaris

11. Parang

C. Metode Praktek.

1. Buat plot 20m x 20m dengan menggunakan tali raffia dengan meteran.

10
2. Identifikasi pohon kemiri yang terdapat dalam plot tersebut.

3. Ukur keliling pohon pada ketinggian 1,5 meter dari pangkal pohon atau

setinggi dada dengan menggunakan pita meter untuk mendapatkan nilai

diameter

4. Buat alat ukur tinggi pohon menggunakan penggaris, busur benang dan

pemberat. Dengan cara :

Gambar 1. Abney Level


5. Membuat abney level dengan cara sebagai berikut:

a. Busur yang akan kita gunakan di buat seperti gambar di atas, agar di saat

kita membidik puncak objek, kita dapat mengetahui ketinggian objek

tersebut, (Dalam derajat).

b. Bandul dibuat dari benda yang berat, agar tidak mudah bergoyang-goyang.

Tapi juga jangan terlalu berat, karena nanti talinya bisa putus.

c. Pada sudut 90 derajat diikatkan mistar yang tegak lurus untuk tempat

membidik objek.

11
d. Cara menggunakannya adalah dengan membidik puncak suatu objek

melalui mistar, maka dengan sendirinya tali akan menunjukan sudut

ketinggian objek.

6. Di ukur jarak pengamat dan tinggi pengamat.

7. Di ukur tinggi bebas cabang menggunakan alat yang telah dibuat sebelumnya

8. Di catat data kelilimg pohon, derajat tinggi total, derajat tinggi TBC dan

pengamat pada tabel yang telah disiapkan.

a. Cara mengukur tinggi pohon

Gambar 2. Mengukur Tinggi Pohon


Tinggi pohon dapat kita hitung dengan rumus trigonometri sederhana.

D = B x Tan A + C

Dimana:

D : Tinggi Pohon

12
B : Jarak pohon terhadap pengamat

Tan : Tangen

A : Sudut puncak objek terhadap pengamat

C : Tinggi pengamat

Diameter = Keliling/ π

b. Cara menghitung volume

Volume = ¼ π d2 .t. f

Dimana:

π = 3.14
t = tinggi pohon

f = factor koreksi = 0,8

d. Cara Menghitung Regresi

Y = a + b (x)

Dimana :

Y = Variabel Terkait

a = Intersep

b = Koefesien Regresi

x = Variabel Bebas

e. Cara Menghitung Korelasi

n ∑ xy −( ∑ x )( ∑ y )
r=
√ {n∑ x −¿ (∑ X ) }{n ∑ Y −¿ (∑ Y ) }
2 2 2

13
Dimana :

n = Banyaknya Pasangan data X dan Y

∑ X = Total Jumlah dari Variabel X


∑ Y = Total Jumlah dari Variabel Y
∑ X 2 = Menghitung Jumlah dari Variabel X Kuadrat

∑ Y 2=¿Menghitung Jumlah dari Variabel Y Kuadrat


∑ XY = Menghitung Jumalah dari Variabel X dan Variabel Y
f. Syarat kuat/ lemahnya korelasi

0 : Tidak ada korelasi antara dua variable

0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah

0,25 – 0,50 : Korelasi cukup kuat

0,50 – 0,75 : Korelasi kuat

0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat

1 : Korelasi sempurna

BAB IV

OLAH DATA

14
A. Diameter Pohon

1. Daftar distribusi sebaran pohon berdasarkan diameter.

26 36 39 30 45 51 52 26 23 50
31 40 34 51 35 34 23 25 39
32 53 54 31 53 31 40 44 50
44 43 27 25 46 27 21 50 28
30 31 39 46 50 55 34 50 50

a. Rentang = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah

= 55 - 21

=34

b. Interval Kelas = 1+(3,3) Log 46

= 1+ (3,3) 1,662

= 1+5,4846

= 6,4846

= 6 Atau 7

Rentang
c. Panjang Kelas =
Interval kelas

34
=
6

= 5,66

=5

Dari data pohon diperoleh jumlah data sebanyak 46 pohon yaitu terdiri dari

kemiri, terap, dan pinus. Dari 46 data diameter pohon tersebut diperoleh nilai

terbesar yaitu 55 dan nilai terkecil 21 sehingga dari hasil perkurangan dari data

15
tersebut dengan data terkecil diperoleh nilai rentang yaitu 34 terdapat 7 kelas dan

panjang kelas 5.

Tabel 1. Distribusi Diameter


Kelas F Xi FiXi FiXi^2
Diameter
21-25 5 23 115 13.225
26-30 7 28 196 38.416
31-35 9 33 297 88.209
36-40 6 38 228 51.984
41-45 4 43 172 29.584
46-50 8 48 384 147.456
51-55 7 53 371 137.641
Jumlah 46 1.763 506.515
Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

2. Rata-rata (Mean), Median (Me), Modus (Mo).

a. Rata-rata (Mean).

Fixi
X =
Fi

1.763
=
46

= 38,32

b. Median (Me).

16
n
−F
Me =b+p( 2 )
f

46 /2−21
= 35,5 + 5 ( )
6

2
= 35,5 + 5 ( )
6

= 35,5 + 5 (0,33)

= 35,5 + 1,65

= 37,15

c. Modus (Mo).

f 1−f 2
Mo =b+p( )
fs

9−7
= 30,5 + 5 ( )
9

2
= 30,5 + 5 ( )
9

= 30,5 + 5 (0,22)

= 30,5 + 1,1

= 31,6

3. Varians ( S2) Dan Simpangan Baku (S).

a. Varians (S2

17
= n ∑ fixi −¿ ¿
2
S2

46 ( 5 06.515 ) −3.108.169
=
46 ( 46−1 )
23.299.690−3.108 .169
=
46( 45)
20.191.521
=
2.070

= 9.754,35

b. Simpangan Baku (S)

S2 = 9.754,35
S =√ 9.754 , 35
= 98,76
Dapat diketahui juga bahwa rata-rata (Mean) 38,32 hasil dari jumlah FiXi

dibagi jumlah data yaitu 46 pohon, dan Median 37,15, Kelas diameter Modus

berada pada 31-35 dengan Modus 31,6, Varians 9.754,35 serta Simpangan baku

98,76

4. Histogram dan polygon Frekuensi Diameter Pohon

DIA METER P OHON


10
9
8
7
6
Frekuensi

5
4
3
2
1
0
20,5-25,5 25,5-30,5 30,5-35,5 35,5-40,5 40,5-45,5 45,5-50,5 50,5-55,5
Interval Kelas

histogram polygon

18
Gambar 3 : Histogram dan polygon Frekuensi Diameter Pohon

Berdasarkan Histogram dan Polygon Frekuensi sebaran pohon diameter maka

dapat diketahui bahwa nilai yang sering muncul terletak pada kelas 30,5-40,5 de-

ngan frekuensi 9.

B. Tinggi Bebas Cabang (TBC) Pohon

1. Daftar distribusi sebaran pohon berdasarkan Tinggi Bebas Cabang.

13 9 19 10 15 22 14 19 11 11
11 12 18 23 7 18 16 12 12
19 22 16 13 11 6 20 6 10

9 20 10 9 10 13 23 22 14
11 12 20 15 8 16 8 10 6

a. Rentang = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah

R = 23 - 6

=17

b.Interval Kelas = 1+(3,3) Log 46

= 1+ (3,3) 1,662

= 1+5,4846

= 6,4846

=6

17
c. Panjang Kelas =
6

= 2,8

=3

19
Dari data pohon diperoleh jumlah data sebanyak 46 pohon yaitu terdiri dari

kemiri, terap, dan pinus. Dari 46 data diameter pohon tersebut diperoleh nilai

terbesar yaitu 23 dan nilai terkecil 6 sehingga dari hasil perkurangan dari data

tersebut dengan data terkecil diperoleh nilai rentang yaitu 17 terdapat 6 kelas dan

panjang kelas 3.

Tabel 2. Distribusi TBC


Kelas TBC F Xi FiXi FiXi^2

6-8 6 7 42 1.764
9-11 13 10 130 16.900
12-14 9 13 117 13.689
15-17 5 16 80 6.400
18- 20 8 19 152 23.104
21-23 5 22 110 12.100
Jumlah n= 46 631 73.957
Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

2. Rata-rata (Mean), Median (Me), Modus (Mo).

a. Rata-rata (Mean).

Fixi
X =
Fi

631
=
46

= 13,72

b. Median (Me).

20
1
n−F
Me =b+p( 2 )
f

46 /2−19
= 11,5 + 3 ( )
9

= 11,5+ 3 (0,44)

= 11,5 + 1,32

= 12,82

c. Modus (Mo).

f 1−f 2
Mo =b+p( )
fs

13−6
= 8,5 + 3 ( )
13

7
= 8,5 + 3 ( )
13

= 8,5 + 3(0,548)

= 8,5 + 1,62

= 10,12

3. Varians (S2) dan Simpangan Baku (S).

a. Varians (S2)

= n ∑ fixi −¿ ¿
2
S2

46 ( 73.957 )−398.161
=
46 ( 46−1 )

21
3.402.022−398.161
=
46 (45)

3.003 .861
=
2.070

= 1.451,14

b.Simpangan Baku (S)

S2 = 1.451,14

S =√ 1.451 ,14

= 38,093

Dapat diketahui juga bahwa rata-rata (Mean) 13,72 hasil dari jumlah FiXi

dibagi jumlah data yaitu 46 pohon, dan Median 12,82, Kelas TBC Modus berada

pada 9-11 dengan Modus 10,12, Varians 1.451,14 serta Simpangan baku 38,093.

4. Histogram Dan polygon Frekuensi

Diagram TBC
14
12
10
Frekuensi

8
6
4
2
0
5,5-8,5 8,5-11,5 11,5-14,5 14,5-17,5 17,5-20,5 20,5-23,5
Interval kelas

histogram polygon
Gambar 4. Histogram dan Polygon Frekuensi Tinggi Bebas Cabang (TBC)

22
Berdasarkan Histogram dan Polygon Frekuensi sebaran pohon diameter maka

dapat diketahui bahwa nilai yang sering muncul terletak pada kelas 8,5-11,5

dengan frekuensi 13.

C. Volume T.tot

1. Daftar distribusi sebaran pohon berdasarkan Volume T.tot.

1,95 3,17 4,78 2,49 5,47 4,41 5,09 1,36 1,43 6,44
2,60 2,71 2,69 3,92 2,46 2,69 1,46 1,30 4,49
1,80 7,06 5,13 2,41 6,53 3,08 2,91 3,40 7,07
4,38 3,48 1,79 1,84 4,78 1,37 0,75 4,87 2,41
1,81 2,60 4,58 5,32 4,55 7,60 1,89 4,40 8,01

a. Rentang = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah

= 8,01 – 0,75

= 7,26

b. Interval Kelas = 1+(3,3) Log 46

= 1+ (3,3) 1,662

= 1+5,4846

= 6,4846

=6

7 ,26
c. Panjang Kelas =
6

23
= 1,21

Dari data pohon diperoleh jumlah data sebanyak 46 pohon yaitu terdiri dari

kemiri, terap, dan pinus. Dari 46 data diameter pohon tersebut diperoleh nilai

terbesar yaitu 8,01 dan nilai terkecil 0,75 sehingga dari hasil perkurangan dari

data tersebut dengan data terkecil diperoleh nilai rentang yaitu 7,26 terdapat 6

kelas dan panjang kelas 1,21.

Tabel 3. Distribusi Volume Ttot.


Kelas F Xi FiXi FiXi^2
Volume
0,75 - 1,93 11 1,34 14,74 217,26
1,94 - 3,15 12 2,54 30,48 929,03
3,16 - 4,37 4 3,76 15,04 226,26
4,38 - 5,59 13 4,98 64,74 4.191,26
5,60 - 6,81 2 6,20 12,4 153,76
6,82 - 8,03 4 7,42 29,68 880,90
Jumlah 46 167,08 6.598,41
Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

2. Rata-rata (Mean), Median (Me), Modus (Mo).

a. Rata-rata (Mean).

Fixi
X =
Fi

167 , 08
=
46

= 3,63

b. Median (Me).

24
1
n−F
Me =b+p( 2 )
f

46 /2−23
= 3,155 + 1,21 ( )
12

23−23
= 3,155 + 1,21 ( )
12

= 3,155 + 1,21 (0)

= 3,155 + 0

=3,155

c. Modus (Mo).

f 1−f 2
Mo = Bp + p ( )
fs

13−4
= 4,38 + 1,21 ( )
13

9
= 4,38 + 1,21 ( )
13

= 4,38 + 1,21 (0,69)

= 4,38 + 0,83

= 5,21

3.Varians (S2) dan Simpangan Baku (S).

a. Varians (S2)

= n ∑ fixi −¿ ¿
2
S2

25
46 ( 6.598 , 41 ) −27.915 ,72
=
46 ( 46−1 )

303.528 ,86−27.915 , 72
=
46( 45)

275.613 ,14
=
2.070

= 133,14

b.Simpangan Baku (S)

S2 = 133,14

S =√ 133 ,14

= 11,53

Dapat diketahui juga bahwa rata-rata (Mean) 3,63 hasil dari jumlah FiXi

dibagi jumlah data yaitu 46 pohon, dan Median 3,16, Kelas Vlume T.tot Modus

berada pada 4,38-5,59 dengan nilai Modus 5,21, Varians 133,14 serta Simpangan

baku 11,53.

4. Histogram dan Polygon Frekuensi.

26
Diagram Volume Ttot
14
12
10
8
Frekuensi

6
4
2
0
0,75-1,93 1,94-3,15 3,16-4,37 4,38-5,59 5,6-6,81 6,82-8,03
Interval kelas

histogram polygon
Gamb
ar 5. Histogram dan Polygon Frekuensi Volume Ttot

Berdasarkan Histogram dan Polygon Frekuensi sebaran pohon diameter

maka dapat diketahui bahwa nilai yang sering muncul terletak pada kelas 4,38

– 5,59 dengan frekuensi 13.

D. Volume TBC

1. Daftar distribusi sebaran pohon berdasarkan Volume TBC.

0,55 0,73 1,81 0,57 191 359 238 081 037 173
0,66 1,21 1,31 3,76 054 131 053 047 115
1,22 3,88 2,93 078 194 036 201 073 157
1,09 2,32 0,46 035 133 060 064 345 069
0,62 0,72 1,91 1,99 1,26 3,04 0,58 1,57 0,94

a. Rentang = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah

= 3,88-0,35

27
= 3,53

b. Interval Kelas = 1+(3,3) Log 46

= 1+ (3,3) 1,662

= 1+5,4846

= 6,4846

=6

3 ,53
c. Panjang Kelas =
6

= 0,58

Dari data pohon diperoleh jumlah data sebanyak 46 pohon yaitu terdiri dari

kemiri, terap, dan pinus. Dari 46 data diameter pohon tersebut diperoleh nilai

terbesar yaitu 3,88 dan nilai terkecil 0,35 sehingga dari hasil perkurangan dari

data tersebut dengan data terkecil diperoleh nilai rentang yaitu 3,53 terdapat 6

kelas dan panjang kelas 0,58.

Tabel 4. Distribusi Volume TBC.


Kelas F Xi FiXi FiXi^2
Volume
0,35 - 0,93 20 0,64 12,8 163,84
0.94 - 1,52 9 1,23 11,07 122,54
1,53 - 2,11 9 1,82 16,38 268,30
2.12 – 2,70 2 2,41 4,82 23,23
2,71 – 3,29 2 3 6 36
3,30 – 3,88 4 3,59 14,36 206,20

28
Jumlah 46 65,43 820,11
Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

2. Rata-rata (Mean), Median (Me), Modus (Mo).

a. Rata-rata (Mean).

Fixi
X =
Fi

65 , 43
=
46

= 1,42

b. Median (Me).

1
n−F
Me =b+p( 2 )
f

46 /2−20
= 0,935 + 0,58 ( )
20

23−20
= 0,935 + 0,58 ( )
20

3
= 0,935 + 0,58 ( )
20

= 0,935 + 0,58 (0,15)

= 0,935 + 0,087

= 1,022

c. Modus (Mo).

29
f 1−f 2
Mo = Bp + p ( )
fs

20−0
= 0,345 + 0,58 ( )
20

20
= 0,345 + 0,58 ( )
20

= 0,345 + 0,58 (1)

= 0,345 + 0,58

= 0,925

3.Varians (S2) dan Simpangan Baku (S).

a. Varians (S2)

= n ∑ fixi −¿ ¿
2
S2

46 ( 820 , 11) −4.281 , 08


=
46 ( 46−1 )

37.725 ,06−4.281 ,08


=
46(45)

33.443 , 98
=
2.070

= 16,15

b.Simpangan Baku (S)

S2 = 16,15

S =√ 16 , 15

= 4,01

30
Dapat diketahui juga bahwa rata-rata (Mean) 1,42 hasil dari jumlah FiXi

dibagi jumlah data yaitu 46 pohon, dan Median 1,027, Kelas Volume TBC Modus

berada pada 0,35-0,93 dengan Modus 0,93, Varians 16,15 serta Simpangan baku

4,01.

4. Histogram dan Polygon Frekuensi.

Volume TBC
25

20

15
Frekuensi

10

0
0,35 - 0,93 0.94 - 1,52 1,53 - 2,11 2.12 – 2,70 2,71 – 3,29 3,30 – 3,88
Interval Kelas

histogram polygon

Gambatr 6 :Histogram dan Polygon Frekuensi Volume TBC.


Berdasarkan Histogram dan Polygon Frekuensi sebaran pohon diameter maka

dapat diketahui bahwa nilai yang sering muncul terletak pada kelas 0,35 – 0,93

dengan frekuensi 20.

Tabel 5. Daftar Distribusi Pohon


Nomor Jenis Keliling Derajat Derajat Jarak Tinggi
Pohon (CM) T.Total TBC Pengama Pengamat
t
1 Kemiri 82 46 13
2 Kemiri 97 43 11

31
3 Kemiri 101 28 19
4 Kemiri 140 36 9
5 Kemiri 93 32 11
6 Kemiri 114 39 9
7 Kemiri 127 27 12
8 Kemiri 168 40 22
9 Kemiri 138 30 20
10 Kemiri 98 43 12
11 Kemiri 124 50 19
12 Kemiri 108 37 18
13 Kemiri 169 28 16
14 Terap 86 39 10
15 Terap 123 48 20
16 Terap 95 44 10
17 Terap 160 24 23
18 Kemiri 97 40 13
19 Kemiri 79 47 9
20 Kemiri 144 40 15
21 Kemiri 141 43 15
21 Kemiri 109 32 7
23 Kemiri 166 37 11
24 Kemiri 144 36 10
25 Kemiri 156 29 8
26 Kemiri 159 27 22
27 Kemiri 108 37 18
28 Kemiri 99 51 6
29 Terap 84 30 13
30 Terap 172 40 16

32
31 Terap 163 30 14
32 Terap 71 44 16
33 Terap 127 29 20
34 Terap 66 27 23
35 Pinus 108 26 8
36 Kemiri 83 32 19
37 Kemiri 80 33 12
38 Kemiri 137 28 6
39 Kemiri 156 31 22
40 Kemiri 158 28 10
41 Kemiri 71 43 11
42 Kemiri 122 47 12
43 Kemiri 157 45 10
44 Kemiri 89 49 14
45 Kemiri 157 51 6
46 Kemiri 158 41 11

E. Regresi Linear dan kolerasi Tinggi Bebas Cabang (X1) Dengan Volume

Tinggi Bebas Cabang (Y1).

Tabel 6.Data TBC (X1) dengan V.TBC(Y1)


No Jenis Pohon TBC (XI) V.TBC (YI) XIYI XI^2 YI^2
1 Kemiri 11,7 2,21 25,85 136,89 4,88

33
2 Tarap 20 0,59 11,8 400 0,34
3 Kemiri 9 0,20 12,33 81 0,04
4 Kemiri 17 1,37 23,29 289 1,87
5 Kemiri 22 1,50 33 484 2,25
6 Kemiri 11,9 0,66 7,85 141,61 0,43
7 Tarap 6 0,48 2,88 36 0,23
8 Kemiri 23 2,21 50,83 529 4,88
Total 120,6 9,22 167,83 2.097,5 14,92
Sumber : Data primer setelah diolah, 2022

Dari data regresi yang diambil diolah dengan membuat tabel tinggi bebas caba

ng (Y1), volume tinggi bebas cabang (X1), X1 dikali dengan Y1, X1 kuadrat, dan

Y1 kuadrat. Setelah diolah, nilai total tinggi bebas cabang (Y1) 9,22 ,volume ting

gi bebas cabang ( X1 ) 120,6, (X1² ) 2.097,5, (X1Y1) 167,83 dan (Y1²) 14,92

a. Persamaan Regresi TBC (Y1) dengan V.TBC (X1)

Y = a + b (X)

( ƩY 1 ) ( ƩX 12 ) – ( ƩX 1 ) (ƩX 1Y 1)
a=
n ( ƩX 12 )−( ƩX 1)²

( 9 , 22 )( 2 .097 , 5 )−(120 ,6)(167 , 83)


¿
8 ( 2.097 , 5 )−(120 , 6)²

19.338 ,95−20.240 , 29
¿
16.780−14.544 , 36

−901 ,34
¿
2.235 ,64

¿-0,40

n ( ƩX 1Y 1 )−( ƩX 1 ) (ƩY 1)
b¿
n ( ƩX 12 )−(ƩX 1)²

8 ( 167 , 83 )−( 120 , 6 ) ( 9 , 22 )


¿ 2
8 ( 2.097 , 5 )− (120 , 6 )

34
1.342, 64−1.111 , 93
¿
16.780−14.544 ,36

230 , 71
¿
2.235 ,64

¿ 0 , 10

Persamaan Y = a + b (X)

Y = -0,40 + 0,10 (1)

Y = -0,40 + 0,10

= -0,3

Dari hasil olah data maka didapat hasil regresi linear sederhana antara ting

gi bebas cabang (X1) dengan volume tinggi bebas cabang (Y1) dengan persamaan

{Y= a + b (X)}. Nilai a yaitu -0,40 dan b yaitu 0,10 maka diperoleh nilai Y = -0,

3 artinya jika terjadi peningkatan volume tinggi bebas cabang 1 cm 3 maka akan ter

jadi peningkatan tinggi bebas cabang 1 m.

Maka diperoleh TBC (Y1 sesudah) yaitu :

1. Y = a + b (X)

=−0 , 40+ 0 ,10 (11,7)

= −0 , 40 + 1,17

= 0,77

2. Y = a + b (X)

= −0 , 40+ 0 ,10 (20)

= −0 , 40 + 2

35
= 1,6

3. Y = a + b (X)

=−0 , 40+ 0 ,10 (9)

= −0 , 40 + 0,9

= 0,5

4. Y = a + b (X)

=−0 , 40+ 0 ,10 (17)

= −0 , 40 + 1,7

= 1,3

5. Y = a + b (X)

=−0 , 40±0 , 10 (22)

= - 0,40 + 2,2

= 1,8

6. Y = a + b (X)

=−0 , 40+ 0 ,10 (11,9)

= −0 , 40 + 1,19

= 0,79

7. Y = a + b (X)

=−0 , 40+ 0 ,10 (6)

36
= −0 , 40 + 0,6

= 0,2

8. Y = a + b (X)

=−0 , 40+ 0 ,10 (23)

= −0 , 40 + 2,3

= 1,9

G. Tabel 7.Data Y1 Sebelum dan Y1 Sesudah


No Jenis Pohon Yi(Sebelum) Yi(Sesudah)
1 Kemiri 11,7 0,77
2 Terap 20 1,6
3 Kemiri 9 0,5
4 Kemiri 17 1,3
5 Kemiri 22 1,8
6 Kemiri 11,9 0,79
7 Terap 6 0,2
8 Kemiri 23 1,9
Total 120,6 8,86
Sumber : Data primer Setelah Diolah, 2023

Dari data Y1 sebelum dan Y1 sesudah dapat dilihat pada grafik berikut:

37
Grafik Persamaan TBC Dan VTBC
25

20

15

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8
Batas Kelas

Y1 (sebelum) Y1 (sesudah)

Gambar 7.Grafik Persamaan Rengresi Tinggi Bebas Cabang dengan Volume


Tinggi Bebas Cabang.
Pada grafik regresi linear sederhana tinggi bebas cabang (Y1 sebelum) dan

tinggi bebas cabang (Y1 sesudah) merupakan hasil data berdasarkan tabel Y1 sebe

lum dan Y1 sesudah yang diambil dari hasil persamaan {Y= a + b (X)} dan dilihat

dari grafik data terbesar terdapat pada Y1 sebelum yaitu 23

b.Korelasi TBC (Y1) dengan Volume TBC (X1)

r = ¿ a ( ƩY 1 )+ b ( ∑ X 1Y 1 )−n ¿ ¿
2
¿

¿−0 , 40 ( 9 , 22 ) +0 , 10 ( 2.195 )−8¿ ¿

−3 ,68+ 219 ,5−680 , 1


¿
85 , 01−680 ,1

215 ,81−680 , 1
¿
−595 , 1

38
−461 , 29
¿
−595 , 1

¿ 0,77

r = √ 0 , 77 artinya1,10 % perubahan variabel Y ditentukan oleh variabel


2

r = 0,90 ( kolerasi sangat kuat antara dua variabel)


2
r = 0,90, artinya 2% perubahan dari variable Y ditentukan oleh variabel X

Dari hasil olah data sebanyak 8, maka nilai korelasi antara tinggi bebas cab

ang (X1) dengan volume tinggi bebas cabang (Y1) adalah 0,77. Hal ini menunjuk

kan adanya hubungan positif antara tinggi bebas cabang dengan volume tinggi be

basa cabang, jika dilihat dari nilai korelasi yaitu 0,77 hubungan variabel tersebut t

ermasuk kategori korelasi sangat kuat antara dua variabel, karena nilai yang didap

at melebihi angka 0,75 Dengan demikian tinggi bebas cabang memiliki hubungan

yang sedang dengan volume tinggi bebas cabang.

H. Regresi Linear dan Korelasi Diameter (X2) dengan Volume Tinggi Total
(Y2)
Tabel 8. Data Diameter (X2) dengan Volume Tinggi Bebas Cabang (Y2)
Ttot(X
NO Jenis Pohon 2) V.Ttot(Y2) X2y2 X2^2 Y2^2
1 Kemiri 30 5,68 170,4 900 32,26
2 Terap 24 0,71 17,04 576 0,50
3 Kemiri 32 0,71 22,72 1.024 0,50
4 Kemiri 41 3,31 135,71 1.681 10,95
5 Kemiri 31 2,11 65,41 961 4,45
6 Kemiri 18 1,01 18,18 324 1,02
7 Terap 52 4,21 218,92 2.704 17,72
8 Kemiri 29 2,79 80,91 841 7,78
Total 257 20,53 729,29 9.011 75,18

39
Sumber : Data primer setelah diolah, 2022
Data Rekresi yang diambil diolah dengan membuat tabel diameter (Y2), v

olume tinggi total (X2), X2 dikali dengan Y2, X2 kuadrat, dan Y2 kuadrat. Setela

h diolah, nilai total diameter (Y2) 20,53 volume tinggi total (X2) 257, (X2² 9.011),

(X2Y2 729,29), dan (Y2² 75,18).

a. Persamaan Regresi Diameter dengan Volume Tinggi Total

( ƩY 2 ) ( ƩX 22) – ( ƩX 2 ) (ƩX 2 Y 2)
a=
n ( X 22) −(ƩX 2)²

( 20 ,53 )( 9.011 )−(257)(7 29 , 29)


¿
8 ( 9.011 )−(257)²

184.995 ,83−187.427 , 53
¿
72.088−66.049

−2.431 ,7
¿
6.039

¿−0 , 40

n ( ƩX 2Y 2 )− ( ƩX 2 ) (ƩY 2)
b¿
n ( ƩX 22 ) −(ƩX 2)²

8 ( 729 ,29 )−( 257 ) ( 2 0 ,53 )


¿ 2
8 ( 9.011 )−( 257 )

5.834 , 32−5.276 , 21
¿
72.088−66.049

558 ,11
¿
6.039

¿ 0,09

Persamaan Y = a + b (X)

Y = -0,40 – 0,09 (X)

40
Y = -0,40 – 0,09 (1)

= -0,49

Dari hasil olah data maka didapat hasil regresi linear sederhana antara diam

eter (Y2) dengan volume tinggi total (X2) dengan persamaan {Y= a + b (X)}. Nil

ai a yaitu -0,40 dan b yaitu 0,09 maka diperoleh nilai Y = -0,49 artinya jika terjadi

peningkatan volume tinggi total 1 cm3 maka akan terjadi penurunan diameter sebe

sar -0,49 m

Maka diperoleh Diameter (Y2 sesudah) yaitu :

1. Y = a + b (X)

= −0 , 40 + 0,09 (30)

= −0 , 40 + 2,7

= 2,3

2. Y = a + b (X)

= −0 , 40 + 0,09 (24)

= −0 , 40 + 2,16

= 1,76

3. Y = a + b (X)

= −0 , 40 + 0,09 (32)

= −0 , 40 + 2,88

= 2,48

4. Y = a + b (X)

41
= −0 , 40 + 0,09 (41)

= −0 , 40 + 3,69

= 3,29

5. Y = a + b (X)

= −0 , 40 + 0,09 (31)

= −¿0,40+ 2,79

= 2,39

6. Y = a + b (X)

¿−0 , 40 + 0,09 (18)

= −0 , 40 + 1,62

= 1,22

7. Y = a + b (X)

¿−0 , 40 + 0,09 (52)

= −0 , 40 + 4,68

= 4,28

8. Y = a+b (X)

= −0 , 40 + 0,09 (29)

= −¿0,40 + 2,61

= 2,21

42
I. Tabel 9.Data Y2 Sebelum dan Y2 Sesudah

NO Jenis Pohon Y2(Sebelum) Y2(Sesudah)


1 Kemiri 30 2,3
2 Terap 24 1,76
3 Kemiri 32 2,48
4 Kemiri 41 3,29
5 Kemiri 31 2,39
6 Kemiri 18 1,22
7 Terap 52 4,28
8 Kemiri 29 2,21
Total 257 19,93
Sumber : Data primer setelah diolah, 2023

Dari data Y2 sebelum dan Y2 sesudah dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik persamaan Diameter dan VT.tot


60

50

40
frekuensi

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8
Batas kelas

Y2 Sebelum Y2 Sesudah

Gambar 8. Persamaan Rengresi Diameter dengan Volume Tinggi Total

43
Pada grafik regresi linear sederhana diameter (Y2 sebelum) dan diameter

(Y2 sesudah) merupakan hasil data berdasarkan tabel Y2 sebelum dan Y2 sesudah

yang diambil dari hasil persamaan {Y= a + b (X)} dan dilihat dari grafik data terb

esar terdapat pada Y2 sesudah yaitu 52.

b. Korelasi Diameter (Y2) dengan Volume Tinggi Total (X2)

r = ¿ a ( ƩY 2 ) +b ( ∑ X 2 Y 2 )−n ¿ ¿
2
¿

¿−0 , 40 ( 20 , 53 ) +0 , 09 ( 729 , 29 )−8 ¿ ¿

−8,212+6 5 , 63−45.216 , 25
¿
421 , 48−3.371 , 84

45.216 , 67
¿
−2.950 ,36

¿15,32

r = √ 15 ,32 artinya 30 ,36 % variabel Y ditentuknoleh variabel X


2

r = ( 3,91 ) (Hubungan kolerasi Sempurna)


2
r = 3,91 artinya 30,26% perubahan dari variable Y ditentukan oleh variabel

Dari hasil olah data sebanyak 8, maka nilai korelasi antara diameter (Y2) den

gan volume tinggi total (X2) adalah 3,91. Hal ini menunjukkan adanya hubu-nga

n positif antara diameter dengan volume tinggi total, jika dilihat dari nilai korelasi

yaitu 3,91 hubungan variabel tersebut termasuk kategori korelasi Sem-purna karen

a nilai yang didapat sudah melebihi 1. Dengan demikian diameter memiliki hubun

gan yang Sempurna dengan volume tinggi total.

44
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

B. Saran

45
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, A. F., Ichwandi, I., & Kosmaryandi, N. (2017). Analisis pengelolaan

kawasan hutan dengan tujuan khusus. Journal of Environmental Engine

ering and Waste Management, 2(2), 51-59.

Melinda, V., Andini, R., & Yanti, L. A. (2022). Analisis Morfologi Pinus (Pinus

Merkusii Jungh. Et De Vriese) Studi Kasus: Lut Tawar dan Linge, Aceh

Tengah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 7(2), 796-804.

Susilowati, N., & Primaswari, R. (2018). Pengambilan Minyak Biji Kemiri

(Aleurites moluccana, Wild) Melalui Ekstraksi Dengan Menggunakan

Soxhlet. Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Xi-28 hlm.

46
LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto Dokumentasi

47
Lampiran 2. Data Sesudah Diolah

48
49

Anda mungkin juga menyukai