STATISTIKA KEHUTANAN
NIM : 105951102822
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN
Stambuk : 105951102822
Jurusan : Kehutanan
Fakultas : Pertanian
Laporan praktek ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusa mengikuti mata
Disetujui oleh,
Dosen Pengampuh
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang dengan rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan laporan statistika ini. Laporan ini bertujuan untuk
Makassar. Laporan ini tidak terlepas dari kerja sama dan dukungan berbagai pihak
yang terlibat. Saya mengucapkan baanyak terima kasih kepada yang telah
dan kritik yang bersifat membangun kami harapkan untuk perbaikan di masa
mendatang.
Akhir kata, kami berdoa semoga hasil laporan ini dapat menjadi sumbangan
Syahrul Basri
iii
Daftar Isi
Halaman Judul..........................................................................................................i
Halaman Pengesahan...............................................................................................ii
Kata Pengantar……………………………………………………………...…….iii
Daftar
Isi..................................................................................................................iv
Daftar Tabel……………………………………………………………….………vi
Daftar Gambar……………………………………………………………………
vii
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan dan kegunaan
praktek.........................................................................3
C. Rumusan Masalah..........................................................................................4
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA...............................................................................5
A. Profil KHDTK Unismuh Makassar...............................................................5
B. Tanaman Kemiri, Terap, Dan
Pinus...............................................................6
BAB III METODE PRAKTEK..............................................................................10
A. Waktu dan
Tempat.......................................................................................10
B. Bahan dan Alat............................................................................................10
C. Metode Praktek...........................................................................................11
BAB IV OLAH
DATA............................................................................................15
iv
A. Diameter Pohon..........................................................................................15
- Daftar distribusi sebaran pohon berdasarkan
diameter..............................15
- Rata-rata (Mean), Median (Me), Modus
(Mo)..........................................16
- Simpangan Baku (S),
Varians...................................................................17
- Histogram Dan polygon
Frekuensi...........................................................18
B. Tinggi Bebas Cabang (TBC)
Pohon............................................................19
- Daftar distribusi sebaran pohon berdasarkan
diameter.............................19
- Rata-rata (Mean), Median (Me), Modus
(Mo)..........................................20
- Simpangan Baku (S),
Varians...................................................................21
- Histogram Dan polygon Frekuensi…………………...…………………
22
C. Volume Pohon.............................................................................................23
- Daftar distribusi sebaran pohon berdasarkan
diameter.............................23
- Rata-rata (Mean), Median (Me), Modus
(Mo)..........................................24
- Simpangan Baku (S),
Varians...................................................................25
- Histogram Dan polygon
Frekuensi...........................................................26
BAB V
PENUTUP..................................................................................................44
A. Kesimpulan.................................................................................................44
B. Saran...........................................................................................................44
Daftar Pustaka........................................................................................................45
Lampiran................................................................................................................46
v
DAFTAR TABEL
vi
8. Data Diameter (X1) dengan Volume TBC (Y2) ………………………………38
DAFTAR GAMBAR
1. Abney level……..………………..…………………………………………....11
vii
8. Grafik Persamaan Regresi TBC dengan VTBC……………………………… 42
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang ditetapkan oleh pemerintah untuk kepentingan umum seperti penelitian dan
pengembangan, pendidikan dan latihan, dan religi dan budaya yang pengelolaanny
an, lembaga sosial dan keagamaan. Hutan Pendidikan dan Latihan Gunung Walat
(HPGW) merupakan salah satu KHDTK yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pemer
intah dengan pengelolaan oleh Fakultas Kehutanan IPB. Penelitian ini bertujuan u
sarkan hasil identifikasi diketahui bahwa Fakultas Kehutanan IPB belum dapat me
atan potensi hasil hutan yang ada di dalam kawasan. Hal tersebut dikarenakan dib
erlakukannya norma atau aturan umum perizinan usaha pemanfaatan atau pemung
utan dan peredaran hasil hutan berbagai komoditas kehutanan yang berlaku umum
bagi entitas usaha yang terkadang tidak relevan dengan tujuan pengelolaan HPGW
1
Perguruan Tinggi dibidang kehutanan memiliki peran penting dalam meng
lam rangka menjalankan peran tersebut, perguruan tinggi kehutanan perlu didukun
erta religi dan budaya. Beberapa Perguruan Tinggi telah memperoleh hak pengelol
aan KHDTK untuk kepentingan pendidikan dan latihan serta penelitian dan penge
mbangan.
olaan hutan mencakup pengelolaan terhadap keindahan, ikan, fauna air lain
pada sungai-sungai di dalam hutan, air, kehidupan liar, kayu dan hasil h
utan bukan kayu, serta berbagai nilai lain yang termasuk dalam sumb
2
Statistika adalah salah satu cabang ilmu dari matematika yang pada prinsip
sis data. Dalam bidang kehutanan salah satu hal yang paling banyak dimanfaatkan
peneliti kehutanan adalah melaksanakan pengukuran pada satu variabel untuk men
untuk dapat memberikan solusi terhadap fenomena atau permasalahan yang terjadi
endiri. Satistik pada dasarnya adalah data-data yang dihasilkan dari pengolahan ya
h datanya. Untuk lebih memahami dalam tentang statistik, kamu perlu mengetahui
pohon diantaranyaa diameter, Tinggi bebas cabang, Tinggi total, dan Volume
tegakan.
konsep dasar kehutanan dalam dunia kerja. Mahasiswa juga dapat memperoleh
3
pengalaman belajar dari praktek lapangan yang di lakukan di KHDTK
Unismuh Makassar.
C. Rumusan Masalah
1. Berapa besar distribusi sebaran diameter dan volume pada tegakan pohon di
2. Berapa rata-rata, median, modus sempangan baku dan Varians serta bagaimana
Unismuh Makassar.
3. Berapa rata-rata, median, modus, simpangan baku dan varians serta bagaimana
polygon frekuensi dan histogram berdasarkan volume tinggi bebas cabang dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
A. Profil KHDTK Unismuh Makassar
giatan praktek penelitian, pelatihan, pengabdian kepada Masyarakat dan kerja sam
a penelitian baik dalam maupun luar negeri. Kawasan hutan Pendidikan universita
riaja, Kabupaten Barru, dengan luas sekitar 229 hektar. Penetapan itu tertuang dal
N/PLA.0/10/2022.
muh Makassar diberikan hak pengelolaan Hutan Pendidikan oleh Negara ini sela
ma 20 tahun, dan akan ditinjau kembali selama digunakan sesuai dengan pemanfa
atannya.
Hutan di Kawasan Desa Pacekke kec. Soppeng Riaja Kab. Barru dijadikan
229 ha. Hutan Pendidikan Unismuh merupakan hutan yang diperuntukkan untuk k
ma penelitian baik dalam maupun luar negeri. Kawasan Hutan Pendidikan Univer
5
sitas Muhammadiyah Makassar ini terletak di Desa Pacekke, Kecamatan Soppeng
serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree.
Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan
Order : Malpighiales
Genus : Aleurites
6
Terap atau tarap adalah sejenis pohon buah dari marga pohon nangka
(Artocarpus). Buahnya serupa nangka yang kecil, dengan bau wangi yang kuat,
panjang kuning sampai kemerahan. Daun terap berbentuk jorong sampai bundar
telur terbalik, berukuran 11-28 × 16-50 cm, bertepi rata atau menggerigi
dangkal, berujung tumpul atau sedikit meluncip, dan bertangkai 2-3 cm. Daun
penumpu berbentuk bundar telur, 1-8 cm, berbulu kuning atau merah, bila
ketiak daun. Bongkol bunga jantan berbentuk jorong sampai gada, 2-6 × 4-11
lunak pendek, bertangkai panjang 5-14 cm, muncul di ujung ranting seperti
pada sukun. Daging buah (semu, yang sebetulnya adalah perkembangan dari
dan harum sekali, terasa licin lunak dan agak seperti jeli di lidah. Biji (perikarp)
7
Division : Magnoliophyta (berbunga)
Pohon Pinus merkusii Jungh. et de Vriese adalah jenis tanaman pinus yang
tumbuh asli di wilayah Indonesia. Tanaman ini pertama kali ditemukan dengan
nama “Tusam” di daerah Sipirok, Tapanuli Selatan oleh seorang ahli botani dari
Jerman Dr. F. R. Junghuhn. Pinus termasuk kategori tanaman cepat tumbuh (fast
Pohon pinus termasuk kayu kelas kuat V dan kelas awet IV. Saat ini, pinus
berstatus rawan (vulnerable) berdasarkan IUCN red list. Tidak hanya kayunya saja
yang dapat dimanfaatkan, getah yang dihasilkan pinus merkusii ini juga dapat
diolah menjadi gondorukem dan terpentin. Kedua hasil olahan destilasi getah
pinus ini sangat bermanfaat sebagai bahan baku di berbagai industri. Oleh karena
8
itu, pohon ini memiliki potensi ekonomi besar untuk dibudidayakan. Berikut
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Coniferophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusii Jungh. et de Vriese
BAB III
METODE PRAKTEk
9
Kegiatan praktek ini di laksanakan pada hari sabtu tanggal 14 oktober 2023-
tepatnya di Desa Pacekke, Kec. Soppeng Riaja, kab. Barru, Provinsi Sulawesi
Selatan.
2. Tali Raffia 80 m
8. Pulpen/Pensil
10. Penggaris
11. Parang
C. Metode Praktek.
1. Buat plot 20m x 20m dengan menggunakan tali raffia dengan meteran.
10
2. Identifikasi pohon kemiri yang terdapat dalam plot tersebut.
3. Ukur keliling pohon pada ketinggian 1,5 meter dari pangkal pohon atau
diameter
4. Buat alat ukur tinggi pohon menggunakan penggaris, busur benang dan
a. Busur yang akan kita gunakan di buat seperti gambar di atas, agar di saat
b. Bandul dibuat dari benda yang berat, agar tidak mudah bergoyang-goyang.
Tapi juga jangan terlalu berat, karena nanti talinya bisa putus.
c. Pada sudut 90 derajat diikatkan mistar yang tegak lurus untuk tempat
membidik objek.
11
d. Cara menggunakannya adalah dengan membidik puncak suatu objek
ketinggian objek.
7. Di ukur tinggi bebas cabang menggunakan alat yang telah dibuat sebelumnya
8. Di catat data kelilimg pohon, derajat tinggi total, derajat tinggi TBC dan
D = B x Tan A + C
Dimana:
D : Tinggi Pohon
12
B : Jarak pohon terhadap pengamat
Tan : Tangen
C : Tinggi pengamat
Diameter = Keliling/ π
Volume = ¼ π d2 .t. f
Dimana:
π = 3.14
t = tinggi pohon
Y = a + b (x)
Dimana :
Y = Variabel Terkait
a = Intersep
b = Koefesien Regresi
x = Variabel Bebas
n ∑ xy −( ∑ x )( ∑ y )
r=
√ {n∑ x −¿ (∑ X ) }{n ∑ Y −¿ (∑ Y ) }
2 2 2
13
Dimana :
1 : Korelasi sempurna
BAB IV
OLAH DATA
14
A. Diameter Pohon
26 36 39 30 45 51 52 26 23 50
31 40 34 51 35 34 23 25 39
32 53 54 31 53 31 40 44 50
44 43 27 25 46 27 21 50 28
30 31 39 46 50 55 34 50 50
= 55 - 21
=34
= 1+ (3,3) 1,662
= 1+5,4846
= 6,4846
= 6 Atau 7
Rentang
c. Panjang Kelas =
Interval kelas
34
=
6
= 5,66
=5
Dari data pohon diperoleh jumlah data sebanyak 46 pohon yaitu terdiri dari
kemiri, terap, dan pinus. Dari 46 data diameter pohon tersebut diperoleh nilai
terbesar yaitu 55 dan nilai terkecil 21 sehingga dari hasil perkurangan dari data
15
tersebut dengan data terkecil diperoleh nilai rentang yaitu 34 terdapat 7 kelas dan
panjang kelas 5.
a. Rata-rata (Mean).
Fixi
X =
Fi
1.763
=
46
= 38,32
b. Median (Me).
16
n
−F
Me =b+p( 2 )
f
46 /2−21
= 35,5 + 5 ( )
6
2
= 35,5 + 5 ( )
6
= 35,5 + 5 (0,33)
= 35,5 + 1,65
= 37,15
c. Modus (Mo).
f 1−f 2
Mo =b+p( )
fs
9−7
= 30,5 + 5 ( )
9
2
= 30,5 + 5 ( )
9
= 30,5 + 5 (0,22)
= 30,5 + 1,1
= 31,6
a. Varians (S2
17
= n ∑ fixi −¿ ¿
2
S2
46 ( 5 06.515 ) −3.108.169
=
46 ( 46−1 )
23.299.690−3.108 .169
=
46( 45)
20.191.521
=
2.070
= 9.754,35
S2 = 9.754,35
S =√ 9.754 , 35
= 98,76
Dapat diketahui juga bahwa rata-rata (Mean) 38,32 hasil dari jumlah FiXi
dibagi jumlah data yaitu 46 pohon, dan Median 37,15, Kelas diameter Modus
berada pada 31-35 dengan Modus 31,6, Varians 9.754,35 serta Simpangan baku
98,76
5
4
3
2
1
0
20,5-25,5 25,5-30,5 30,5-35,5 35,5-40,5 40,5-45,5 45,5-50,5 50,5-55,5
Interval Kelas
histogram polygon
18
Gambar 3 : Histogram dan polygon Frekuensi Diameter Pohon
dapat diketahui bahwa nilai yang sering muncul terletak pada kelas 30,5-40,5 de-
ngan frekuensi 9.
13 9 19 10 15 22 14 19 11 11
11 12 18 23 7 18 16 12 12
19 22 16 13 11 6 20 6 10
9 20 10 9 10 13 23 22 14
11 12 20 15 8 16 8 10 6
R = 23 - 6
=17
= 1+ (3,3) 1,662
= 1+5,4846
= 6,4846
=6
17
c. Panjang Kelas =
6
= 2,8
=3
19
Dari data pohon diperoleh jumlah data sebanyak 46 pohon yaitu terdiri dari
kemiri, terap, dan pinus. Dari 46 data diameter pohon tersebut diperoleh nilai
terbesar yaitu 23 dan nilai terkecil 6 sehingga dari hasil perkurangan dari data
tersebut dengan data terkecil diperoleh nilai rentang yaitu 17 terdapat 6 kelas dan
panjang kelas 3.
6-8 6 7 42 1.764
9-11 13 10 130 16.900
12-14 9 13 117 13.689
15-17 5 16 80 6.400
18- 20 8 19 152 23.104
21-23 5 22 110 12.100
Jumlah n= 46 631 73.957
Sumber : Data primer setelah diolah, 2023
a. Rata-rata (Mean).
Fixi
X =
Fi
631
=
46
= 13,72
b. Median (Me).
20
1
n−F
Me =b+p( 2 )
f
46 /2−19
= 11,5 + 3 ( )
9
= 11,5+ 3 (0,44)
= 11,5 + 1,32
= 12,82
c. Modus (Mo).
f 1−f 2
Mo =b+p( )
fs
13−6
= 8,5 + 3 ( )
13
7
= 8,5 + 3 ( )
13
= 8,5 + 3(0,548)
= 8,5 + 1,62
= 10,12
a. Varians (S2)
= n ∑ fixi −¿ ¿
2
S2
46 ( 73.957 )−398.161
=
46 ( 46−1 )
21
3.402.022−398.161
=
46 (45)
3.003 .861
=
2.070
= 1.451,14
S2 = 1.451,14
S =√ 1.451 ,14
= 38,093
Dapat diketahui juga bahwa rata-rata (Mean) 13,72 hasil dari jumlah FiXi
dibagi jumlah data yaitu 46 pohon, dan Median 12,82, Kelas TBC Modus berada
pada 9-11 dengan Modus 10,12, Varians 1.451,14 serta Simpangan baku 38,093.
Diagram TBC
14
12
10
Frekuensi
8
6
4
2
0
5,5-8,5 8,5-11,5 11,5-14,5 14,5-17,5 17,5-20,5 20,5-23,5
Interval kelas
histogram polygon
Gambar 4. Histogram dan Polygon Frekuensi Tinggi Bebas Cabang (TBC)
22
Berdasarkan Histogram dan Polygon Frekuensi sebaran pohon diameter maka
dapat diketahui bahwa nilai yang sering muncul terletak pada kelas 8,5-11,5
C. Volume T.tot
1,95 3,17 4,78 2,49 5,47 4,41 5,09 1,36 1,43 6,44
2,60 2,71 2,69 3,92 2,46 2,69 1,46 1,30 4,49
1,80 7,06 5,13 2,41 6,53 3,08 2,91 3,40 7,07
4,38 3,48 1,79 1,84 4,78 1,37 0,75 4,87 2,41
1,81 2,60 4,58 5,32 4,55 7,60 1,89 4,40 8,01
= 8,01 – 0,75
= 7,26
= 1+ (3,3) 1,662
= 1+5,4846
= 6,4846
=6
7 ,26
c. Panjang Kelas =
6
23
= 1,21
Dari data pohon diperoleh jumlah data sebanyak 46 pohon yaitu terdiri dari
kemiri, terap, dan pinus. Dari 46 data diameter pohon tersebut diperoleh nilai
terbesar yaitu 8,01 dan nilai terkecil 0,75 sehingga dari hasil perkurangan dari
data tersebut dengan data terkecil diperoleh nilai rentang yaitu 7,26 terdapat 6
a. Rata-rata (Mean).
Fixi
X =
Fi
167 , 08
=
46
= 3,63
b. Median (Me).
24
1
n−F
Me =b+p( 2 )
f
46 /2−23
= 3,155 + 1,21 ( )
12
23−23
= 3,155 + 1,21 ( )
12
= 3,155 + 0
=3,155
c. Modus (Mo).
f 1−f 2
Mo = Bp + p ( )
fs
13−4
= 4,38 + 1,21 ( )
13
9
= 4,38 + 1,21 ( )
13
= 4,38 + 0,83
= 5,21
a. Varians (S2)
= n ∑ fixi −¿ ¿
2
S2
25
46 ( 6.598 , 41 ) −27.915 ,72
=
46 ( 46−1 )
303.528 ,86−27.915 , 72
=
46( 45)
275.613 ,14
=
2.070
= 133,14
S2 = 133,14
S =√ 133 ,14
= 11,53
Dapat diketahui juga bahwa rata-rata (Mean) 3,63 hasil dari jumlah FiXi
dibagi jumlah data yaitu 46 pohon, dan Median 3,16, Kelas Vlume T.tot Modus
berada pada 4,38-5,59 dengan nilai Modus 5,21, Varians 133,14 serta Simpangan
baku 11,53.
26
Diagram Volume Ttot
14
12
10
8
Frekuensi
6
4
2
0
0,75-1,93 1,94-3,15 3,16-4,37 4,38-5,59 5,6-6,81 6,82-8,03
Interval kelas
histogram polygon
Gamb
ar 5. Histogram dan Polygon Frekuensi Volume Ttot
maka dapat diketahui bahwa nilai yang sering muncul terletak pada kelas 4,38
D. Volume TBC
0,55 0,73 1,81 0,57 191 359 238 081 037 173
0,66 1,21 1,31 3,76 054 131 053 047 115
1,22 3,88 2,93 078 194 036 201 073 157
1,09 2,32 0,46 035 133 060 064 345 069
0,62 0,72 1,91 1,99 1,26 3,04 0,58 1,57 0,94
= 3,88-0,35
27
= 3,53
= 1+ (3,3) 1,662
= 1+5,4846
= 6,4846
=6
3 ,53
c. Panjang Kelas =
6
= 0,58
Dari data pohon diperoleh jumlah data sebanyak 46 pohon yaitu terdiri dari
kemiri, terap, dan pinus. Dari 46 data diameter pohon tersebut diperoleh nilai
terbesar yaitu 3,88 dan nilai terkecil 0,35 sehingga dari hasil perkurangan dari
data tersebut dengan data terkecil diperoleh nilai rentang yaitu 3,53 terdapat 6
28
Jumlah 46 65,43 820,11
Sumber : Data primer setelah diolah, 2023
a. Rata-rata (Mean).
Fixi
X =
Fi
65 , 43
=
46
= 1,42
b. Median (Me).
1
n−F
Me =b+p( 2 )
f
46 /2−20
= 0,935 + 0,58 ( )
20
23−20
= 0,935 + 0,58 ( )
20
3
= 0,935 + 0,58 ( )
20
= 0,935 + 0,087
= 1,022
c. Modus (Mo).
29
f 1−f 2
Mo = Bp + p ( )
fs
20−0
= 0,345 + 0,58 ( )
20
20
= 0,345 + 0,58 ( )
20
= 0,345 + 0,58
= 0,925
a. Varians (S2)
= n ∑ fixi −¿ ¿
2
S2
33.443 , 98
=
2.070
= 16,15
S2 = 16,15
S =√ 16 , 15
= 4,01
30
Dapat diketahui juga bahwa rata-rata (Mean) 1,42 hasil dari jumlah FiXi
dibagi jumlah data yaitu 46 pohon, dan Median 1,027, Kelas Volume TBC Modus
berada pada 0,35-0,93 dengan Modus 0,93, Varians 16,15 serta Simpangan baku
4,01.
Volume TBC
25
20
15
Frekuensi
10
0
0,35 - 0,93 0.94 - 1,52 1,53 - 2,11 2.12 – 2,70 2,71 – 3,29 3,30 – 3,88
Interval Kelas
histogram polygon
dapat diketahui bahwa nilai yang sering muncul terletak pada kelas 0,35 – 0,93
31
3 Kemiri 101 28 19
4 Kemiri 140 36 9
5 Kemiri 93 32 11
6 Kemiri 114 39 9
7 Kemiri 127 27 12
8 Kemiri 168 40 22
9 Kemiri 138 30 20
10 Kemiri 98 43 12
11 Kemiri 124 50 19
12 Kemiri 108 37 18
13 Kemiri 169 28 16
14 Terap 86 39 10
15 Terap 123 48 20
16 Terap 95 44 10
17 Terap 160 24 23
18 Kemiri 97 40 13
19 Kemiri 79 47 9
20 Kemiri 144 40 15
21 Kemiri 141 43 15
21 Kemiri 109 32 7
23 Kemiri 166 37 11
24 Kemiri 144 36 10
25 Kemiri 156 29 8
26 Kemiri 159 27 22
27 Kemiri 108 37 18
28 Kemiri 99 51 6
29 Terap 84 30 13
30 Terap 172 40 16
32
31 Terap 163 30 14
32 Terap 71 44 16
33 Terap 127 29 20
34 Terap 66 27 23
35 Pinus 108 26 8
36 Kemiri 83 32 19
37 Kemiri 80 33 12
38 Kemiri 137 28 6
39 Kemiri 156 31 22
40 Kemiri 158 28 10
41 Kemiri 71 43 11
42 Kemiri 122 47 12
43 Kemiri 157 45 10
44 Kemiri 89 49 14
45 Kemiri 157 51 6
46 Kemiri 158 41 11
E. Regresi Linear dan kolerasi Tinggi Bebas Cabang (X1) Dengan Volume
33
2 Tarap 20 0,59 11,8 400 0,34
3 Kemiri 9 0,20 12,33 81 0,04
4 Kemiri 17 1,37 23,29 289 1,87
5 Kemiri 22 1,50 33 484 2,25
6 Kemiri 11,9 0,66 7,85 141,61 0,43
7 Tarap 6 0,48 2,88 36 0,23
8 Kemiri 23 2,21 50,83 529 4,88
Total 120,6 9,22 167,83 2.097,5 14,92
Sumber : Data primer setelah diolah, 2022
Dari data regresi yang diambil diolah dengan membuat tabel tinggi bebas caba
ng (Y1), volume tinggi bebas cabang (X1), X1 dikali dengan Y1, X1 kuadrat, dan
Y1 kuadrat. Setelah diolah, nilai total tinggi bebas cabang (Y1) 9,22 ,volume ting
gi bebas cabang ( X1 ) 120,6, (X1² ) 2.097,5, (X1Y1) 167,83 dan (Y1²) 14,92
Y = a + b (X)
( ƩY 1 ) ( ƩX 12 ) – ( ƩX 1 ) (ƩX 1Y 1)
a=
n ( ƩX 12 )−( ƩX 1)²
19.338 ,95−20.240 , 29
¿
16.780−14.544 , 36
−901 ,34
¿
2.235 ,64
¿-0,40
n ( ƩX 1Y 1 )−( ƩX 1 ) (ƩY 1)
b¿
n ( ƩX 12 )−(ƩX 1)²
34
1.342, 64−1.111 , 93
¿
16.780−14.544 ,36
230 , 71
¿
2.235 ,64
¿ 0 , 10
Persamaan Y = a + b (X)
Y = -0,40 + 0,10
= -0,3
Dari hasil olah data maka didapat hasil regresi linear sederhana antara ting
gi bebas cabang (X1) dengan volume tinggi bebas cabang (Y1) dengan persamaan
{Y= a + b (X)}. Nilai a yaitu -0,40 dan b yaitu 0,10 maka diperoleh nilai Y = -0,
3 artinya jika terjadi peningkatan volume tinggi bebas cabang 1 cm 3 maka akan ter
1. Y = a + b (X)
= −0 , 40 + 1,17
= 0,77
2. Y = a + b (X)
= −0 , 40 + 2
35
= 1,6
3. Y = a + b (X)
= −0 , 40 + 0,9
= 0,5
4. Y = a + b (X)
= −0 , 40 + 1,7
= 1,3
5. Y = a + b (X)
= - 0,40 + 2,2
= 1,8
6. Y = a + b (X)
= −0 , 40 + 1,19
= 0,79
7. Y = a + b (X)
36
= −0 , 40 + 0,6
= 0,2
8. Y = a + b (X)
= −0 , 40 + 2,3
= 1,9
Dari data Y1 sebelum dan Y1 sesudah dapat dilihat pada grafik berikut:
37
Grafik Persamaan TBC Dan VTBC
25
20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Batas Kelas
Y1 (sebelum) Y1 (sesudah)
tinggi bebas cabang (Y1 sesudah) merupakan hasil data berdasarkan tabel Y1 sebe
lum dan Y1 sesudah yang diambil dari hasil persamaan {Y= a + b (X)} dan dilihat
r = ¿ a ( ƩY 1 )+ b ( ∑ X 1Y 1 )−n ¿ ¿
2
¿
215 ,81−680 , 1
¿
−595 , 1
38
−461 , 29
¿
−595 , 1
¿ 0,77
Dari hasil olah data sebanyak 8, maka nilai korelasi antara tinggi bebas cab
ang (X1) dengan volume tinggi bebas cabang (Y1) adalah 0,77. Hal ini menunjuk
kan adanya hubungan positif antara tinggi bebas cabang dengan volume tinggi be
basa cabang, jika dilihat dari nilai korelasi yaitu 0,77 hubungan variabel tersebut t
ermasuk kategori korelasi sangat kuat antara dua variabel, karena nilai yang didap
at melebihi angka 0,75 Dengan demikian tinggi bebas cabang memiliki hubungan
H. Regresi Linear dan Korelasi Diameter (X2) dengan Volume Tinggi Total
(Y2)
Tabel 8. Data Diameter (X2) dengan Volume Tinggi Bebas Cabang (Y2)
Ttot(X
NO Jenis Pohon 2) V.Ttot(Y2) X2y2 X2^2 Y2^2
1 Kemiri 30 5,68 170,4 900 32,26
2 Terap 24 0,71 17,04 576 0,50
3 Kemiri 32 0,71 22,72 1.024 0,50
4 Kemiri 41 3,31 135,71 1.681 10,95
5 Kemiri 31 2,11 65,41 961 4,45
6 Kemiri 18 1,01 18,18 324 1,02
7 Terap 52 4,21 218,92 2.704 17,72
8 Kemiri 29 2,79 80,91 841 7,78
Total 257 20,53 729,29 9.011 75,18
39
Sumber : Data primer setelah diolah, 2022
Data Rekresi yang diambil diolah dengan membuat tabel diameter (Y2), v
olume tinggi total (X2), X2 dikali dengan Y2, X2 kuadrat, dan Y2 kuadrat. Setela
h diolah, nilai total diameter (Y2) 20,53 volume tinggi total (X2) 257, (X2² 9.011),
( ƩY 2 ) ( ƩX 22) – ( ƩX 2 ) (ƩX 2 Y 2)
a=
n ( X 22) −(ƩX 2)²
184.995 ,83−187.427 , 53
¿
72.088−66.049
−2.431 ,7
¿
6.039
¿−0 , 40
n ( ƩX 2Y 2 )− ( ƩX 2 ) (ƩY 2)
b¿
n ( ƩX 22 ) −(ƩX 2)²
5.834 , 32−5.276 , 21
¿
72.088−66.049
558 ,11
¿
6.039
¿ 0,09
Persamaan Y = a + b (X)
40
Y = -0,40 – 0,09 (1)
= -0,49
Dari hasil olah data maka didapat hasil regresi linear sederhana antara diam
eter (Y2) dengan volume tinggi total (X2) dengan persamaan {Y= a + b (X)}. Nil
ai a yaitu -0,40 dan b yaitu 0,09 maka diperoleh nilai Y = -0,49 artinya jika terjadi
peningkatan volume tinggi total 1 cm3 maka akan terjadi penurunan diameter sebe
sar -0,49 m
1. Y = a + b (X)
= −0 , 40 + 0,09 (30)
= −0 , 40 + 2,7
= 2,3
2. Y = a + b (X)
= −0 , 40 + 0,09 (24)
= −0 , 40 + 2,16
= 1,76
3. Y = a + b (X)
= −0 , 40 + 0,09 (32)
= −0 , 40 + 2,88
= 2,48
4. Y = a + b (X)
41
= −0 , 40 + 0,09 (41)
= −0 , 40 + 3,69
= 3,29
5. Y = a + b (X)
= −0 , 40 + 0,09 (31)
= −¿0,40+ 2,79
= 2,39
6. Y = a + b (X)
= −0 , 40 + 1,62
= 1,22
7. Y = a + b (X)
= −0 , 40 + 4,68
= 4,28
8. Y = a+b (X)
= −0 , 40 + 0,09 (29)
= −¿0,40 + 2,61
= 2,21
42
I. Tabel 9.Data Y2 Sebelum dan Y2 Sesudah
Dari data Y2 sebelum dan Y2 sesudah dapat dilihat pada grafik berikut :
50
40
frekuensi
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Batas kelas
Y2 Sebelum Y2 Sesudah
43
Pada grafik regresi linear sederhana diameter (Y2 sebelum) dan diameter
(Y2 sesudah) merupakan hasil data berdasarkan tabel Y2 sebelum dan Y2 sesudah
yang diambil dari hasil persamaan {Y= a + b (X)} dan dilihat dari grafik data terb
r = ¿ a ( ƩY 2 ) +b ( ∑ X 2 Y 2 )−n ¿ ¿
2
¿
−8,212+6 5 , 63−45.216 , 25
¿
421 , 48−3.371 , 84
45.216 , 67
¿
−2.950 ,36
¿15,32
Dari hasil olah data sebanyak 8, maka nilai korelasi antara diameter (Y2) den
gan volume tinggi total (X2) adalah 3,91. Hal ini menunjukkan adanya hubu-nga
n positif antara diameter dengan volume tinggi total, jika dilihat dari nilai korelasi
yaitu 3,91 hubungan variabel tersebut termasuk kategori korelasi Sem-purna karen
a nilai yang didapat sudah melebihi 1. Dengan demikian diameter memiliki hubun
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
B. Saran
45
DAFTAR PUSTAKA
Melinda, V., Andini, R., & Yanti, L. A. (2022). Analisis Morfologi Pinus (Pinus
Merkusii Jungh. Et De Vriese) Studi Kasus: Lut Tawar dan Linge, Aceh
46
LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto Dokumentasi
47
Lampiran 2. Data Sesudah Diolah
48
49