DOSEN PENGAMPU:
2023
I. PENDAHULUAN
OLEH
Saat ini konflik sosial sering muncul dalam hubungannya dengan masalah lahan.
Untuk mengatasi, disamping diperlukan ketelitian status lahan seperti tersebut di
atas, masyarakat sekitar hutan perlu diikutsertakan di dalam kegiatan
pembangunan hutan tanaman. Disamping sebagai tenaga kerja di dalam
perusahaan, masyarakat dapat diajak dalam berbagai pola/bentuk
kerjasama, partisipasi, antara lain:
a. Rakyat diberi bibit tanaman untuk ditanam pada lahannya sendiri, serta
diberi bibit tanaman tumpang sari. Hasil pohon yang ditanam dapat dipasok
kepada perusahaan pengolah kayu. Cara ini telah dilaksanakan di beberapa
pembangunan HTI
b. Rakyat di suatu kampung dibangunkan kebun sebagai kompensasi lahan-
lahan bekas perladangannya yang dibangun hutan tanaman. Lahan bekas
perladangan tersebut seringkali statusnya hutan produksi, dan hal ini dapat
terjadi karena penentuan status hutan produksi yang hanya di atas kertas,
atau karena hutan produksi yang dirambah rakyat.
• Contoh di Kalimantan Barat, rakyat dibangunkan kebun karet unggul seluas 5 %
dari luas tanaman HTI, dibangun tanaman pohon serba guna (multi purpose
tree species (MPTS) seluas 5 % luas hutan tanaman HTI, diberikan kompensasi
terhadap dibangunnya jalan-jalan, serta diberikan bagian dari hasil panen hutan
tanamannya.
c. Penanaman hutan menyerupai pola tumpang sari di Jawa, yaitu dengan cara
mengolah lahan (dengan traktor) dan menanam tanaman pertanian diantara
tanaman pohon-pohon, bersama rakyat. Hasil dari tanaman tumpang sari ini
diberikan kepada rakyat. Mungkin harga pupuk dapat dikembalikan dari hasil
panen tumpang sari, sehingga dapat dipakai lagi untuk pemupukan pada lokasi
tanaman yang lain.
d. Kerja sama juga dapat dilaksanakan dengan kombinasi dari pola-pola
tersebut di atas atau dengan variasi-variasi tertentu.
e. Disamping kerja sama dalam penanaman, keikutsertaan rakyat sekitar hutan
juga dapat dilaksanakan di dalam kegiatan pemeliharaan atau pemanenan.
f. Kerja sama dalam bentuk saham dapat pula dipertimbangkan, karena dengan
demikian masyarakat ikut memiliki tanaman.
3. Hambatan dari dalam
Hambatan dari dalam yang dimaksud adalah hambatan yang mungkin
berasal dari kebijaksanaan pemerintah atau prosedur yang kurang atau tidak
mendukung. Kebijakan pemerintah yang mengarah kepada BUMNisasi pemanfaatan
hutan akan menghambat keinginan swasta untuk investasi langsung dalam
pembangunan hutan tanaman. Disamping menghambat investasi langsung,
issue perumisasi juga dapat menggoyahkan investasi swasta langsung yang
sudah ada atau sudah dikembangkan lagi.
4. Hambatan dari pesaing
Yang dimaksud dengan hambatan dari pesaing adalah usaha-usaha dari
perusahaan atau negara lain yang khawatir akan mendapat saingan dari
pembangunan hutan tanaman di Indonesia. Hal itu disebabkan karena
negara-negara sub tropis dan temperate (beriklim dingin) memerlukan waktu yang
lebih lama untuk pertumbuhan pohonnnya dari pohon-pohon yang ditanam di
Indonesia. Di Finlandia dan Kanada misalnya, untuk memanen kayu-kyu pulp
diperlukan waktu 20 tahun, sementara itu jenis-jenis kayu pulp di Indonesia cukup
hanya 8 tahun bahkan mungkin dapat dipersingkat lagi menjadi 6 tahun.
MACAM-MACAM HUTAN TANAMAN
•Hutan Tanaman Industri (HTI)
•Hutan Tanaman Rakyat
•Hutan Kemasyarakatan
•Hutan Tanaman Energi (HTE), dll.
PENGERTIAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI
• Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah hutan yang
memproduksi tanaman dengan menerapkan budidaya
kehutanan untuk memenuhi bahan baku industri.
• Aturan khusus tentang tipe hutan ini diatur dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 1990 tentang Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
Industri.
• Menurut peraturan tersebut, HTI merupakan hutan
tanaman yang dibangun dalam rangka meningkatkan
potensi dan kualitas hutan produksi dengan
menerapkan silvikultur intensif untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku industri hasil hutan.
PEMBANGUNAN HTI
• Hutan tanaman industri diarahkan untuk dibangun di kawasan hutan alam
yang sudah tidak produktif lagi. Menurut Kementrian
Kehutanan kriteria hutan alam yang tidak produktif dicirikan oleh tiga hal,
pertama, pohon yang berdiameter kurang dari 20 cm tidak lebih dari 25
batang per hektar. Kedua, pohon induk kurang dari 10 batang per hektar.
Ketiga, kemampuan permudaan alamnya sudah menurun: semai ≤ 1000
batang/hektar, pancang ≤ 240 batang/hektar dan tiang ≤ 75
batang/hektar.
• Dalam pelaksanaannya, hutan tanaman industri harus menerapkan
manajemen budidaya kehutanan yang intensif. Pada awalnya, semua
pepohonan ditebang habis, kemudian dilakukan permudaan buatan.
Perusahaan yang akan membuka HTI diwajibkan mempekerjakan
profesional di bidang kehutanan.
Tata ruang untuk hutan tanaman industri
adalah sebagai berikut:
• Areal tanaman pokok 70%
• Areal tanaman unggulan 10%
• Areal tanaman tanaman kehidupan 5%
• Kawasan lindung 10%
• Sarana dan pra sarana 5%
TUJUAN PEMBANGUNAN HTI
• Secara spesifik, Direktorat Bina Pembangunan
Hutan Tanaman pada tahun 2009
menyatakan tujuan dibangunnya HTI sbb:
1) Memenuhi kebutuhan bahan baku industri
berupa perkayuan.
2) Memberdayakan masyarakat khususnya
daerah hutan agar lebih sejahtera secara
ekonomi.
3) Memperbaiki dan meningkatkan kualitas
lingkungan
4) Meningkatkan produktivitas sebagai hutan produksi
5) Menyediakan lapangan usaha dan lapangan kerja
6) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
7) Mendorong daya saing produk dalam negeri
khususnya bahan baku industri kayu seperti pulp, kayu
lapis, kertas, penggergajian, mebel, kayu
pertukangan, dan lain-lain
8) Menciptakan hasil industri hutan untuk kebutuhan
masyarakat dalam negeri serta untuk ekspor ke luar
negeri
9)Meningkatkan devisa dan nilai tambah
HUTAN TANAMAN RAKYAT (HTR)
• Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya
disingkat HTR adalah hutan
tanaman pada hutan produksi yang dibangun
oleh kelompok masyarakat untuk
meningkatkan potensi dan
kualitas hutan produksi dengan menerapkan
silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian
sumber daya hutan.
• Hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik maupun hak
lainnya di luar kawasan hutan dengan ketentuan luas minimal 0,25 ha,
penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan/atau jenis tanaman lainnya
lebih dari 50%”(Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 9 Tahun 2013).
• ”MAKSUD Mewujudkan tanaman hutan di luar kawasan hutan negara
(lahan milik rakyat) sebagai upaya rehabilitasi lahan tidak produktif (lahan
kosong/ kritis) di DAS prioritas
• TUJUAN- Untuk memulihkan fungsi dan meningkatkan produktivitas lahan
dengan berbagai hasil tanaman berupa kayu dan non kayu,- Memperbaiki
kualitas lingkungan dan mengurangi tekanan penebangan liar di dalam
kawasan hutan negara (illegal logging)- Memberikan peluang kesempatan
kerja dan berusaha, meningkatkan pendapatan masyarakat,- Menjadi
alternatif sumber bahan baku potensial bagi industri kehutanan
KARAKTERISTIK HUTAN RAKYAT
• Tersebar atau tidak mengelompok.Lahan relatif kurang suburPola tanam
sangat beragam (mono- kultur, multi-kultur, agro-forestry).Pengelolaan
berbasis pada usaha keluarga.Sistem pemanenan belum
mempertimbangkan aspek kelestarianMekanisme perdagangan kayu
belum berpihak pada petani Hutan rakyat.
• Potensi Hutan RakyatHutan rakyat memiliki potensi cukup besar dalam
menyediakan kayu bulat baik untuk industri kayu pertukangan maupun kayu
bakar.Luas hutan rakyat Indonesia mencapai 34,8 juta Ha dengan komposisi
dan potensi:Di Pulau Jawa : 2,7 juta Ha, dengan potensi kayu 78,7 juta
m3Luar Pulau Jawa : 32,1 juta Ha, dengan potensi kayu 912 juta m3
• Hutan rakyat memasok 46,9% dari kebutuhan kayu log
nasional.
Ke depan peranannya dalam pasokan kayu dapat terus
ditingkatkan, seiring dengan penggunaan benih
bersertifikat, penanganan hama dan penyakit, dan upaya-
upaya lainnya.Pembangunan hutan rakyat ke depan
menjadi target kita bersama. Pembangunan diutamakan di
lahan kritis pada 80 DAS Prioritas.Inilah surga yang kita
bangun di dunia. Ada pohon, ada air, ada air ada
kehidupan, ada kehidupan ada kesejahteraan.Maka, kalau
mau membuat “surga” di dunia, kita bisa lakukan.Semua
tergantung pada kita sendiri. Caranya adalah dengan
membangun hutan rakyat.
HUTAN KEMASYARAKATAN
• Pengertian Hutan Kemasyarakatan
Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Kehutaan
No.P.37/Menhut-II/007
tentang Hutan Kemasyarakatan, hutan masyar
akat adalah hutan Negara yang
pemanfaatan utamanya ditujukan untuk
memberdayakan masyarakat setempat .
HUTAN TANAMAN ENERGI (HTE)
Secara umum, kayu sebagai bahan organik dapat dijadikan sebagai sumber
energi. Kayu dapat dibakar untuk menghasilkan energi panas secara langsung.
Ada jenis kayu tertentu yang dapat dan ada jenis kayu yang harus dikeringkan
agar mudah terbakar
• Perlakuan Persemaian
• Penanaman Monokultur
1. Kadar Air
Semakin tinggi kadar air kayu maka efisiensi energi menjadi semakin rendah karena dalam proses
konversi energi dari kayu tersebut akan lebih banyak kalor yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air
menjadi uap sehingga energi yang tersisa dalam bahan bakar menjadi lebih kecil.
2. Kerapatan Kayu
Kerapatan kayu sering dijadikan parameter penduga kesesuaian kayu sebagai bahan baku energi
biomassa. Tiruno dan Sabit (2011) menyatakan bahwa kerapatan kayu memiliki korelasi dengan nilai
kalor yang dihasilkan. Nilai kalor cenderung semakin besar untuk jenis kayu berkerapatan tinggi.
8. Karakteristik penebangan yang baik dengan kemampuan melakukannya dalam beberapa rotasi;
1, Biobriket
• Biobriket merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon,
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan dapat menyala dalam
waktu yang lama. Biobriket ini merupakan arang yang diperoleh
dengan membakar biomassa kering tanpa udara dan dimampatkan
dengan bantuan perekat sehingga bentuknya menjadi lebih
teratur.Dengan penggunaan biobriket sebagai bahan bakar
maka kita dapat menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama
dari hutan.Dengan memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan
pembuatan biobriket maka akan memanfaatkan limbah hasil hutan
sekaligus mengurangi pencemaran udara, karena selama ini serbuk
gergaji kayu yang ada hanya dibakar begitu saja.
2. Briket Kayu
• Briket kayu merupakanserpihan atau serbuk kayu yang diubah
bentuk, ukuran dankerapatannya dengan cara pengempaan
campuran serbuk kayu dengan bahan perekat mejadi produk yang
lebih efisien dalam penggunaannya sebagai bahan bakar.
3. Arang Kayu
• Arang kayu adalah ssuatu bahan padat yang berpori-pori
dan merupakan hasil pembakaran dari bahan berkayu yang
mengandung unsur karbon (C). Sebagian besar dari pori-porinya
masih tertutup dengan hidrokarbon dan senyawa organik
lain(Sudradjat, 2006). Komponen-komponennya terdiri dari
fixed carbon, abu, air,nitrogen dan sulfur. Bentuknya berupa
bongkahan-bongkahan berukuran kecil sekitar 5–10 cm dan
berwarna hitam pekat.
POTENSI KETERSEDIAAN SPESIES UNTUK
HUTAN TANAMAN
• Jati
• Sengon
• Gmelina
• Ekaliptus
• Kaliandra
• Balsa
• Pinus
• Kayu kuku, dll.
Terimakasih
Semoga
Bermanfaat
K1: 07/02/2023