Anda di halaman 1dari 2

Nama : Jenti Oktavia Sianturi

NIM : 2004016019
Matkul : Pemuliaan Pohon

Inti Sari dari Orasi Ilmiah


Membangun Hutan Tropika Basah Kalimantan
Modalitas Menuju Indonesia`s FOLU Net Sink 2030
FOLU Net Sink 2030 adalah sebuah kondisi yang ingin dicapai melalui penurunan
emisi GRK dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan dengan kondisi dimana tingkat
serapan sama atau lebih tinggi dari tingkat emisi.
Pemanfaatan hutan secara lestari dapat dilakukan dengan pemanfaatan kawasan,
pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta
pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu melalui mekanisme perizinan.
Ada 19 langkah dan kebijakan korektif yang telah dilakukan selama lebih dari 7 tahun
terakhir, dimulai dari perubahan arah pengelolaan hutan dari Timber Based Management
menjadi Forest Landscape Management, langkah operasional penurunan angka tingkat
deforestasi, pengendalian karhutla, penanaman pohon, pengusahaan hutan secaralestari,
hingga penguatan sistem dan database informasi sumber daya hutan yang bersifat keruangan/
spasial, yang berkualitas dan terintegrasi sebagai instrumen pengambilan keputusan yang
cepat, sistematis, kontinyu, dan konsisten.
Upaya signifikan mengurangi emisi sektor FOLU dan mengubahnya menjadi Net
Sink tahun 2030 akan sangat bergatung pada keberhasilan upaya-upaya berikut:
➢ Pengurangan emisi dan deforestasi
➢ Pegurangan emisi dan lahan gambut (dekomposisi gambut dan kebakaran gambut)
➢ Peningkatan kapasitas hutan alam dalam menyerap karbon melalui pengurangan
degradasi hutan.
➢ Peningkatan kapasitas hutan alam dalam menyerap karbon melalui peningkatan
regenerai alami.
➢ Penerapan praktik-praktik pengelolaan hutan lestari
➢ Restorasi dan perbaikan tata air gambut
➢ Restorasi dan rehabilitasi hutan (penanaman pengayaan untuk meningkatkan serapan
karbon)
➢ Optimalisasi pemanfaatan lahan yang tidak produktif untuk pembangunan hutan dan
pertanian serta perkebunan.
➢ Peningkatan produktifitas lahan dan indeks penanaman, serta praktik-praktik teknik
pengelolaan lahan land preparation seperti bajak sawah
➢ Pencegahan konservasi lahan pertanian menjadi nonpertanian
➢ Pengurangan kehilangan hasil pertanian dan limbah makanan.
Indonesia`s FOLU Net Sink 2030 menggunakan modalitas kerja 3 pijakan dasar utama
yaitu: Sustainable Forest Management, Environmental Governance, dan Carbon
Governance.
Prinsip pengembangan Forest City memuat arahan pembangunan kota yang dapat
memaksimalkan fungsi egologis hutan dengan 10 prinsip pembangunan di bidang
lingkungan hidup, ekonomi, sosial budaya, dan tata kelola. Karakteristik lanskap wilayah
IKN sebagian besar marupakan Hutan Tanaman Industri (HTI) dikelilingi oleh hutan
produksi, hutan konservasi dan kawasan lindung.
Transformasi yang dilakukan untuk menghadirkan kembali hutan alam tropika basah akan
diwujudkan melalui kombinasi penanaman berbagai jenis tanaman pada hamparan
wilayah IKN seperti:
1. Jenis tanaman endemik Kalimantan, yang sebagian besar dapat tumbuh aik di
bawah naungan, sedangkan jenis-jenis yang mampu tumbuh di area terbuka yaitu
Belangeran (Shorea balangeran) kapur (Dryobalanops sp.)
2. Jenis tanaman yang termasuk dalam Multi Purpose Tree Species , MPTS, yang
memiliki fungsi sebagai naungan dan sumber pakan bagi satwa, sehingga dapat
mempercepat pemulihan ekosistem dengn meningkatkan biodiversity flora dan
fauna.
3. Jeis tanaman cepat tumbuh (Fast Growing Spesies) yaitu jenis sengon (Falcataria
mollucana) dan nyawai (Ficus variegata) yang berfungsi sebagai naungan untuk
jenis-jenis endemik asli terutama dari Family Dipterocarpaceae
4. Jenis tanaman anti nyamuk, untuk mencegah penyakit malaria dan demam
berdarah secara alami, yaitu jenis sereh wangi (Cymbopogon nardus), kemangi
(Ocimum basilicum), dan laverder (Lavandula sp.)
Pembangunan pusat plasma nutfah nusatara memiliki tujuan :
➢ Mengoleksi dan menyimpan plasma nutfah dalam bentuk material hidup (benih,
sperma, sel telur, embrio, sel somatis, stem cell, jaringan lain) dan bagian-bagian
makhluk hidup lainnya.
➢ Mengoleksi dan menyimpan plasma nutfah dalam bentuk koleksi satwa terancam
punah, dilindungi, dan endemik.
➢ Mengoleksi dn menyimpan plasma nutfah dalam bentuk kebun bibit/ persemaian,
arboretum
➢ Mengembangkan identifikasi, keanekaragaman hayati indonesia
➢ Menyediakan media/ bahan dalam upaya peningkatan populasi.
Pembangunan pusat plasma nutfah perlu disinergikan dengan konsep IKN sebagai green
and smart city, dengan tujuan agar pusat plasma nutfah menjadi pusat ilmu pengetahuan
keanekaragaman hayati dan pembangunan dengan pendekatan landskap dan stepping stone
dalam menyusun elemen elemen pusat plasma nutfah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai