Membangun Hutan Tropika Basah Kalimantan Modalitas Menuju Indonesia`s FOLU Net Sink 2030 FOLU Net Sink 2030 adalah sebuah kondisi yang ingin dicapai melalui penurunan emisi GRK dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan dengan kondisi dimana tingkat serapan sama atau lebih tinggi dari tingkat emisi. Pemanfaatan hutan secara lestari dapat dilakukan dengan pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu melalui mekanisme perizinan. Ada 19 langkah dan kebijakan korektif yang telah dilakukan selama lebih dari 7 tahun terakhir, dimulai dari perubahan arah pengelolaan hutan dari Timber Based Management menjadi Forest Landscape Management, langkah operasional penurunan angka tingkat deforestasi, pengendalian karhutla, penanaman pohon, pengusahaan hutan secaralestari, hingga penguatan sistem dan database informasi sumber daya hutan yang bersifat keruangan/ spasial, yang berkualitas dan terintegrasi sebagai instrumen pengambilan keputusan yang cepat, sistematis, kontinyu, dan konsisten. Upaya signifikan mengurangi emisi sektor FOLU dan mengubahnya menjadi Net Sink tahun 2030 akan sangat bergatung pada keberhasilan upaya-upaya berikut: ➢ Pengurangan emisi dan deforestasi ➢ Pegurangan emisi dan lahan gambut (dekomposisi gambut dan kebakaran gambut) ➢ Peningkatan kapasitas hutan alam dalam menyerap karbon melalui pengurangan degradasi hutan. ➢ Peningkatan kapasitas hutan alam dalam menyerap karbon melalui peningkatan regenerai alami. ➢ Penerapan praktik-praktik pengelolaan hutan lestari ➢ Restorasi dan perbaikan tata air gambut ➢ Restorasi dan rehabilitasi hutan (penanaman pengayaan untuk meningkatkan serapan karbon) ➢ Optimalisasi pemanfaatan lahan yang tidak produktif untuk pembangunan hutan dan pertanian serta perkebunan. ➢ Peningkatan produktifitas lahan dan indeks penanaman, serta praktik-praktik teknik pengelolaan lahan land preparation seperti bajak sawah ➢ Pencegahan konservasi lahan pertanian menjadi nonpertanian ➢ Pengurangan kehilangan hasil pertanian dan limbah makanan. Indonesia`s FOLU Net Sink 2030 menggunakan modalitas kerja 3 pijakan dasar utama yaitu: Sustainable Forest Management, Environmental Governance, dan Carbon Governance. Prinsip pengembangan Forest City memuat arahan pembangunan kota yang dapat memaksimalkan fungsi egologis hutan dengan 10 prinsip pembangunan di bidang lingkungan hidup, ekonomi, sosial budaya, dan tata kelola. Karakteristik lanskap wilayah IKN sebagian besar marupakan Hutan Tanaman Industri (HTI) dikelilingi oleh hutan produksi, hutan konservasi dan kawasan lindung. Transformasi yang dilakukan untuk menghadirkan kembali hutan alam tropika basah akan diwujudkan melalui kombinasi penanaman berbagai jenis tanaman pada hamparan wilayah IKN seperti: 1. Jenis tanaman endemik Kalimantan, yang sebagian besar dapat tumbuh aik di bawah naungan, sedangkan jenis-jenis yang mampu tumbuh di area terbuka yaitu Belangeran (Shorea balangeran) kapur (Dryobalanops sp.) 2. Jenis tanaman yang termasuk dalam Multi Purpose Tree Species , MPTS, yang memiliki fungsi sebagai naungan dan sumber pakan bagi satwa, sehingga dapat mempercepat pemulihan ekosistem dengn meningkatkan biodiversity flora dan fauna. 3. Jeis tanaman cepat tumbuh (Fast Growing Spesies) yaitu jenis sengon (Falcataria mollucana) dan nyawai (Ficus variegata) yang berfungsi sebagai naungan untuk jenis-jenis endemik asli terutama dari Family Dipterocarpaceae 4. Jenis tanaman anti nyamuk, untuk mencegah penyakit malaria dan demam berdarah secara alami, yaitu jenis sereh wangi (Cymbopogon nardus), kemangi (Ocimum basilicum), dan laverder (Lavandula sp.) Pembangunan pusat plasma nutfah nusatara memiliki tujuan : ➢ Mengoleksi dan menyimpan plasma nutfah dalam bentuk material hidup (benih, sperma, sel telur, embrio, sel somatis, stem cell, jaringan lain) dan bagian-bagian makhluk hidup lainnya. ➢ Mengoleksi dan menyimpan plasma nutfah dalam bentuk koleksi satwa terancam punah, dilindungi, dan endemik. ➢ Mengoleksi dn menyimpan plasma nutfah dalam bentuk kebun bibit/ persemaian, arboretum ➢ Mengembangkan identifikasi, keanekaragaman hayati indonesia ➢ Menyediakan media/ bahan dalam upaya peningkatan populasi. Pembangunan pusat plasma nutfah perlu disinergikan dengan konsep IKN sebagai green and smart city, dengan tujuan agar pusat plasma nutfah menjadi pusat ilmu pengetahuan keanekaragaman hayati dan pembangunan dengan pendekatan landskap dan stepping stone dalam menyusun elemen elemen pusat plasma nutfah Indonesia.