Anda di halaman 1dari 278

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

PETA SITUASI

PETA SITUASI iii


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

RINGKASAN EKSEKUTIF

KPHP (Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi) Model Kendilo ditetapkan


melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.966/Menhut-II/2013 tanggal 27
Desember 2013 dengan wilayah kelola di Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.
Penetapan tersebut diarahkan untuk menjadi solusi pengelolaan hutan khususnya di
wilayah selatan Kabupaten Paser guna mewujudkan pengelolaan yang lestari, efektif
dan efisien. Mengacu pada isu strategis yang berkembang seperti: kelembagaan yang
mandiri, kepastian kawasan dan tenurial, pengelolaan hutan secara lestari, rehabilitasi
hutan dan lahan, serta ketersediaan data dan informasi yang lengkap dan terbuka,
pengelolaan KPHP Model Kendilo mengusung visi “Mewujudkan Wilayah Pengelolaan
Hutan KPHP Model Kendilo yang Terpadu sebagai Penyangga Fungsi Ekologis
Daerah Aliran Sungai dan Bernilai Ekonomi Bagi Masyarakat serta Berperspektif
Perubahan Iklim”.
Guna mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi pengelolaan sebagai
berikut: 1) Memantapkan dan mengoptimalkan tata kelola dan pemanfaatan kawasan
hutan dalam bentuk penguatan kapasitas dan kemandirian KPHP Model Kendilo guna
mendukung inventarisasi potensi kawasan, tata batas kawasan hutan dan
pengembangan aneka usaha kehutanan berbasis keterlibatan masyarakat; 2)
Meningkatkan kualitas dan kuantitas nilai ekologis hutan KPHP Kendilo melalui
kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan/lahan kritis serta kegiatan perlindungan dan
konservasi sumber daya hutan dan ekosistem; 3) Meningkatkan koordinasi yang
sinergis dengan pemegang izin yang melaksanakan pemanfaatan hasil hutan dan
penggunaan kawasan hutan melalui monitoring dan evaluasi perizinan di wilayah
KPHP Model Kendilo; 4) Memberdayakan masyarakat desa hutan melalui peningkatan
partisipasi kelompok masyarakat dalam bentuk kerjasama pola kemitraan agroforestry
yang multi bisnis/usaha; dan 5) Mengoptimalkan peran dan partisipasi para
stakeholder dalam mendukung tugas dan fungsi KPHP Model Kendilo
Visi dan Misi tersebut akan diwujudkan melalui Rencana Pengelolaan Hutan
Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Kendilo 2017-2026 sebagai berikut:
1. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan
Kegiatan inventarisasi akan dilakukan secara berkala lima tahunan dari kondisi
awal, kondisi 5 tahun berikutnya dan kondisi 10 tahun berikutnya sehingga dapat
diketahui dengan tepat potensi, karakteristik, bentang alam, kondisi sosial-ekonomi
dan perubahan yang terjadi di wilayah KPH selama kurun waktu tersebut. Rencana
penataan hutan yang akan dilaksanakan meliputi kegiatan tata batas luar wilayah
pengelolaan KPHP Model Kendilo dengan panjang tata batas 411,46 km dan penataan
batas blok kelola sepanjang 772,7 km yang melingkupi 7 unit.
2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu
Wilayah tertentu pada KPHP Model Kendilo memiliki luas 83.972 ha yang akan
dikelola oleh KPHP Model Kendilo baik dengan pola swakelola maupun dengan
kemitraan atau kerja sama dengan investor, masyarakat ataupun pihak lain yang
berminat. Prioritas kegiatan pada pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu di dalam
wilayah KPHP Model Kendilo direncanakan pada pengembangan 3 (tiga) core
businesses di blok-blok yang telah ditentukan. Pengembangan usaha tersebut adalah
sebagai berikut: (1) Pengelolaan dan pengembangan hutan tanaman melalui pola
kemitraan agroforestry; (2) Pengelolaan dan pengembangan HHBK, seperti: rotan,
tumbuhan obat, damar, lebah madu, air mineral, aren dan gaharu; serta (3)
Pengelolaan jasa lingkungan untuk wisata alam dan penyerapan karbon.
RINGKASAN EKSEKUTIF iv
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

3. Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan pemberdayaan yang direncanakan akan dilakukan dengan skema
mengembangkan skema pola kemitraan pada kawasan hutan yang lokasinya berada
pada wilayah yang telah terdapat aktivitas masyarakat di dalam kawasan hutan
tersebut atau masyarakat memiliki akses yang tinggi terhadap kawasan hutan tersebut
dan berada di luar areal izin pengusahaan hutan. Fasilitasi pembentukan kelompok
tani hutan dilakukan secara kemitraan antara lembaga pengelola KPHP Model Kendilo,
Dinas Kehutanan dan UPT di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Secara spasial lokasi blok pemberdayaan masyarakat tersebar di empat
kecamatan dengan total luas 24.578 Ha.
4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan
Hutan pada Areal yang Berizin
Rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan pada areal KPHP-Model Kendilo
yang telah ada hak atau izin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan selama
jangka 2017-2026 di KPHP-Model Kendilo adalah sebagai berikut: (1) Inventarisasi
izin-izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan; (2) Pembinaan, monitoring dan
evaluasi pemanfaatan hutan pada hutan lindung; (3) Pembinaan, monitoring dan
evaluasi pemanfaatan hutan pada hutan produksi; dan (4) Pembinaan, monitoring,
evaluasi dan pelaporan penggunaan kawasan hutan untuk pertambangan, sarana
perhubungan/jalan, sarana telekomunikasi/radio, pinjam pakai kawasan hutan, dan
transmigrasi.
5. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Izin
Rencana lokasi penyelenggaraan rehabilitasi diarahkan pada areal-areal yang
tutupan hutannya telah terbuka atau yang memiliki penutupan semak belukar sebagai
akibat aktivitas perambahan masyarakat pada kawasan hutan, mengingat fungsi utama
dari hutan DAS Kendilo sebagai perlindungan dan pengawetan tata air dan hidrologi.
Lokasi rencana kegiatan rehabilitasi pada kawasan hutan mengacu pada sebaran LMU
Prioritas DAS dari BPDASHL Mahakam Berau ditambah dengan hasil inventarisasi
kondisi lapangani. Lokasi prioritas sasaran rehabilitasi wilayah KPHP Model Kendilo
seluas 63.713 ha melalui kegiatan: (a) reboisasi; (b) pemeliharaan tanaman; (c)
pengayaan tanaman; dan (d) penerapan teknik konservasi tanah
6. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) Pelaksanaan Rehabilitasi dan
Reklamasi pada Areal yang Ada Hak atau Izin Pemanfaatan dan Penggunaan
Kawasan Hutannya
Rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan
reklamasi pada areal yang sudah ada hak atau izin pemanfaatan dan penggunaan
kawasan KPHP Model Kendilo Jangka 2017-2026 adalah sebagai berikut: 1)
Identifikasi lahan kritis pada lahan yang dibebani izin/hak pada hutan produksi dan
hutan lindung; 2) Penyusunan rencana pengelolaan rehabilitasi lahan (RPRL) dan
Rencana Tahunan Rehabilitasi Lahan (RTnRL); 3) Pembinaan, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan rehabilitasi hutan oleh pemegang izin pemanfaatan dan atau
penggunaan kawasan hutan; 4) Membuat rencana reklamasi hutan yang meliputi
inventarisasi lokasi, penetapan lokasi reklamasi hutan; 5) Pembinaan, pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan reklamasi hutan oleh pemegang izin/hak; 6) Pembinaan
penyelenggaraan pengelolaan DAS (pengelolaan DAS terpadu, base line data DAS
dan peta lahan kritis); 7) Kampanye Pengelolaan DAS Terpadu; dan 8) Monitoring dan
Evaluasi.
7. Penyelenggaraan Perlindungan dan Konservasi Hutan
Upaya perlindungan hutan yang direncanakan adalah: (1) Indentifikasi faktor-
faktor yang menyebabkan kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan; (2)
Identifikasi dan inventarisasi serta pembuatan peta kawasan rawan kerusakan dan

RINGKASAN EKSEKUTIF v
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

keamanan kawasan hutan; 3) Sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan


serta perundang-undangan kehutanan; 4) Patroli pengamanan hutan; 5) Penyidikan,
penegakan hukum, advokasi dan konsultasi bantuan hukum; 6) Pencegahan dan
pemadaman kebakaran hutan dan lahan; 7) Penanganan pasca kebakaran; dan 8)
Pembangunan sistem informasi kebakaran hutan dan lahan. Sementara
penyelenggaraan konservasi sumberdaya alam meliputi: (1) Identifikasi dan pemetaan
kawasan hutan bernilai konservasi tinggi atau High Conservation Value Forest (HCVF);
(2) Pengelolaan kawasan lindung dan kawasan HCVF; (3) Monitoring dan evaluasi
pengelolaan kawasan lindung dan HCVF; (4) Pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; dan (5) Pemanfaatan secara lestari SDA
hayati dan ekosistemnya.
8. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang Izin
Fungsi kerja KPH dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan secara operasional
diantaranya melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi kinerja pengelolaan
hutan yang dilaksanakan oleh pemegang izin pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan hutan, pada ruang lingkup perencanaan : pemanfaatan dan penggunaan
kawasan; perlindungan dan konservasi SDA; rehabilitiasi hutan dan lahan;
pemberdayaan masyarakat; dan pengembangan investasi.
9. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder
Terkait
Kegiatan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder yang terkait
dengan KPHP Kendilo untuk mensinergikan, mengintegrasi dan mengelaborasi
program dan kegiatan KPHP Model Kendilo, sekaligus mengkomunikasi keberadaan,
tugas, pokok dan fungsi dari KPHP Kendilo, karena itu dilakukan kegiatan sebagai
berikut: 1) melakukan identifikasi dan inventarisasi stakeholder yang melakukan
kegiatan di wilayah KPHP Model Kendilo lebih detail termasuk kewenangannya terkait
pembangunan KPHP Model Kendilo; 2) melakukan integrasi program dan kegiatan
dengan instansi dan stakeholders terkait; dan 3) melakukan pengembangan program
bersama dan pembentukan forum komunikasi.
10. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM
Sebagai lembaga baru tentunya memerlukan rekrutan SDM untuk
menjalankannya. Prioritas SDM pada periode 10 tahun ke depan adalah sebanyak 38
orang dengan kualifikasi SLTA sampai dengan Sarjana (S2). Disamping pemenuhan
kebutuhan jumlah aparatur, pengembangan aparatur juga perlu dilakukan baik
struktural maupun fungsional dengan mengikuti berbagai bentuk pendidikan dan
pelatihan yang direncanakan sebanyak 33 diklat selama 10 tahun.
11. Penyediaan Pendanaan
Selama jangka waktu lima tahun pengelolaan awal, sumber pendanaan
pembangunan KPHP Kendilo diharapkan berasal dari APBN, DBH-DR Kehutanan,
DAK bidang kehutanan, DAU (pendamping DAK), dan APBD murni Prov. Kaltim. Pada
tahap lima tahun kedua ( Tahun 2022 – 2026), KPHP Model Kendilo sudah harus
mandiri dengan sumber pendanaan berasal dari hasil investasi dan bagi hasil
kemitraan. Dana pemerintah maupun lembaga donor hanya bersifat pendamping atau
fasilitasi non fisik. Investasi yang dikembangkan terutama pada wilayah tertentu untuk
pemanfaatan HHK-HT, jasa lingkungan dan HHBK dengan menjalin kerja sama
dengan pihak investor / swasta. Bagi hasil kemitraan di peroleh dari hasil panen produk
agroforestry dan sejenisnya di wilayah blok pemberdayaan masyarakat, dengan tetap
mengutamakan kelompok tani hutan.

RINGKASAN EKSEKUTIF vi
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

12. Pengembangan Database


Tujuan pengembangan sistem database dan informasi KPHP Model Kendilo
adalah untuk menyediakan data dan informasi yang dapat diakses dengan mudah oleh
para stakeholders untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembangunan
kehutanan serta materi promosi investasi dengan menyediakan data potensi wilayah
kelola KPHP Model Kendilo serta peluang investasi. Database ini disusun secara
sistematik dan berbasis komputerisasi internet dengan tahapan sebagai berikut: 1)
pengadaan peralatan pendukung database (Komputer, program dan jaringan internet);
2) pengelolaan database biogeofisik, sosial ekonomi budaya, pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan; 3) pembangunan database kehutanan berbasis Sistem
Informasi Geografis (spasial); 4) penyusunan protokol dan mekanisme pertukaran
data; dan 5) pembangunan sistem komputerisasi dan internet.
13. Rasionalisasi Wilayah Kelola
Rasionalisasi Wilayah KPHP Model Kendilo setiap 10 tahun sekali, melalui
evaluasi efektifitas dan efisiensi pengelolaan yang telah dilakukan, memonitoring
perubahan kondisi lapangan dan selalu up to date terhadap status perijinan dan hasil
tata batas. Beberapa kegiatan rencana rasionalisasi wilayah kelola KPHP Model
Kendilo adalah : 1) menginventarisasi hasil monitoring dan evaluasi wilayah kelola
KPHP Model Kendilo per lima tahun; 2) menyusun bahan evaluasi rasionalisasi
wilayah kelola KPHP Model Kendilo pada tahun ke 10; 3) menyusun rencana
rasionalisasi wilayah kelola untuk dijadikan penetapan RPHJP KPHP Model Kendilo
tahun 2027 – 2036; 4) pembahasan rencana rasionalisasi wilayah kelola KPHP Model
Kendilo dengan stakeholder terkait; dan 5) penetapan Rencana Rasionalisasi wilayah
Kelola KPHP Model Kendilo pada RPHJP KPHP Model Kendilo Tahun 2027 – 2036.
14. Review Rencana Pengelolaan
Dokumen Rencana Kelola Pemanfaatan Hutan di wilayah KPHP-Model Kendilo
Tahun 2017 – 2026 akan dilakukan review dikarenakan terjadinya dinamika politik dan
sosial, ekonomi, budaya di wilayah KPHP Model Kendilo. Kegiatan review pengelolaan
wilayah KPHP Model Kendilo pada lima tahunan sebagai berikut : 1) menginventarisasi
hasil monitoring dan evaluasi wilayah kelola KPHP Model Kendilo per tahun; 2)
Menyusun bahan evaluasi review wilayah kelola KPHP Model Kendilo pada tahun ke –
5; 3) menyusun rencana review kegiatan wilayah kelola untuk dijadikan bahan
penetapan review RPHJP KPHP Model Kendilo tahun 2017 – 2026; 4) pembahasan
rencana review kegiatan wilayah kelola KPHP Model Kendilo tahun 2017-2026; dan 5)
penetapan Rencana Kegiatan KPHP Model Kendilo Revisi I Tahun 2017 – 2026.
15. Pengembangan Investasi
Pengembangan investasi di wilayah KPHP Model Kendilo terbagi dalam dua
kelompok investasi yaitu : Kelompok investasi di wilayah non tertentu kelompok
investasi di wilayah tertentu. Investasi di wilayah tertentu akan diarahkan pada dua
sasaran yaitu : 1) investasi kerja sama antara KPHP Model Kendilo dengan pihak
Investor dari BUMN, BUMD dan swasta; dan 2) investasi kemitraan antara KPHP
Model Kendilo dengan kelompok tani hutan, koperasi desa dan BUMDES. Investasi
bisnis yang akan dikembangkan adalah pengelolaan hasil hutan kayu-hutan tanaman
dan pengembangan pembenihan/pembibitan, serta pengelolaan Hasil Hutan Bukan
Kayu (HHBK). HHBK yang menonjol adalah pengelolaan perlebahan, gaharu,
tumbuhan obat, aren, karet dan air mineral.

RINGKASAN EKSEKUTIF vii


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

KATA PENGANTAR

KPHP (Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi) Model Kendilo ditetapkan


melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.966/Menhut-II/2013 tanggal 27
Desember 2013 dengan wilayah kelola di Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.
Penetapan tersebut diarahkan untuk menjadi solusi pengelolaan hutan di Kabupaten
Paser guna mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari, efektif dan efisien.
Guna memberikan arahan pengelolaan yang terkait dengan kawasan,
kelembagaan, sumberdaya manusia, dan usaha, disusunlah dokumen Rencana
Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model 2017-2026. Dokumen ini menjadi
dasar pengelolaan yang nantinya akan dijabarkan dalam bentuk Rencana Pengelolaan
Hutan Jangka Pendek (tahunan) dengan mengusung Visi Pengelolaan ” Mewujudkan
Wilayah Pengelolaan Hutan KPHP Model Kendilo yang Terpadu sebagai Penyangga
Fungsi Ekologis Daerah Aliran Sungai dan Bernilai Ekonomi Bagi Masyarakat serta
Berperspektif Perubahan Iklim ”.
Sangat disadari bahwa dokumen ini masih sarat dengan kekurangan oleh
karena keterbatasan data dan informasi wilayah yang terkait dengan pengelolaan KPH.
Kendatipun demikian, kekurangan tersebut diharapkan dapat terus dilengkapi dengan
berjalannya pengelolaan melalui proses review lima tahunan dan rasionalisasi.
Penyusunan dokumen ini didukung oleh berbagai pihak, antara lain Kepala
Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, Kepala Balai Pemantapan Kawasan
Hutan (BPKH) Wilayah IV Samarinda, Kepala Balai Pengelolaan Hutan Produksi
(BPHP) Wilayah XI Samarinda, Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Paser, pakar dari
UPT. Ekosistem Tropis dan Pembangunan Berkelanjutan Universitas Mulawarman
serta seluruh para pihak yang telah memberikan masukan dan dukungan
pembangunan KPHP Model Kendilo. Atas partisipasi dan dukungannya disampaikan
penghargaan dan terima kasih sebesar-besarnya.
Tana Paser, Desember 2016
Kepala KPHP Model Kendilo
Kabupaten Paser,

Muhammad Hijrafie, ST, MT


NIP. 19781120 200212 1 003

KATA PENGANTAR ix
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Peta Situasi........................................................................................................ iii
Ringkasan Eksekutif ......................................................................................... iv
Kata Pengantar.................................................................................................. viii
Daftar Isi............................................................................................................. ix
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ................................................................................................... xviii
Daftar Lampiran................................................................................................. xix

I. PENDAHULUAN ................................................................................ I-1


1.1. Latar Belakang.................................................................................. I-1
1.2. Tujuan............................................................................................... I-3
1.3. Sasaran ............................................................................................ I-3
1.4. Ruang Lingkup.................................................................................. I-5
1.5. Batasan Pengertian........................................................................... I-6

II. DESKRIPSI KAWASAN .................................................................. II-1


2.1. Risalah Wilayah KPHP Model Kendilo .............................................. II-1
2.1.1. Deskripsi dan Gambaran Umum Wilayah .............................. II-1
2.1.1.1. Kondisi Geografis dan Administrasi.......................... II-1
2.1.1.2. Kondisi Geofisik Kawasan........................................ II-3
2.1.1.2.1. Geologi dan Tanah................................... II-3
2.1.1.2.2. Klimatologi ............................................... II-3
2.1.1.2.3. Topografi, Ketinggian Tempat dan Kelas
Kelerengan............................................... II-6
2.1.1.2.4. Hidrologi................................................... II-6
2.1.1.3. Aksesibilitas Kawasan dan Infrastruktur ................... II-9
2.1.1.3.1. Aksesibilitas ............................................. II-9
2.1.1.3.2. Infrastruktur.............................................. II-13
2.1.1.4. Fungsi Kawasan Hutan ............................................ II-14
2.1.1.5. Batas Wilayah .......................................................... II-17
2.1.2. Sejarah Pengelolaan Kawasan .............................................. II-17
2.1.2.1. Sejarah Pengelolaan Hutan Produksi....................... II-18
2.1.2.2. Sejarah Pengelolaan Hutan Lindung........................ II-19
2.1.3. Pembagian Unit dan Blok Pengelolaan.................................. II-21
2.2. Potensi Wilayah KPHP Model Kendilo .............................................. II-25
2.2.1. Vegetasi ................................................................................ II-25
2.2.1.1. Penutupan Vegetasi................................................. II-25
2.2.1.2. Kehadiran Jenis ....................................................... II-25
2.2.2. Potensi Kayu dan Non Kayu .................................................. II-29
2.2.2.1. Potensi Kayu............................................................ II-29
2.2.2.2. Potensi Non Kayu .................................................... II-32
2.2.3. Flora dan Fauna Langka........................................................ II-34
2.2.3.1. Flora Langka ............................................................ II-34
2.2.3.2. Fauna Langka .......................................................... II-34

DAFTAR ISI ix
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2.2.4. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam ........................... II-35


2.3. Informasi Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat di Dalam dan
Sekitar Wilayah KPHP Model Kendilo ............................................... II-42
2.3.1. Demografi.............................................................................. II-42
2.3.1.1. Kependudukan......................................................... II-42
2.3.1.2. Tingkat Pendidikan................................................... II-45
2.3.1.3. Kesehatan................................................................ II-47
2.3.2. Kondisi Perekonomian Masyarakat........................................ II-48
2.3.2.1. Mata Pencaharian .................................................... II-48
2.3.2.2. Kelestarian Sumber Daya Alam ............................... II-51
2.3.3. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat........................................ II-51
2.3.3.1. Budaya dan Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat.... II-51
2.3.3.2. Kelembagaan/Organisasi Masyarakat Desa............. II-52
2.4. Situasi Wilayah KPHP Model Kendilo Terkait Izin-izin Pemanfaatan
Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan .......................................... II-52
2.4.1. Pemanfaatan Hutan dan Hasil Hutan Kayu............................ II-52
2.4.2. Penggunaan Kawasan Hutan ................................................ II-53
2.5. Kondisi Posisi KPHP Model Kendilo dalam Perspektif Tata Ruang
Wilayah dan Pembangunan Daerah.................................................. II-54
2.5.1. Perspektif Tata Ruang Wilayah.............................................. II-54
2.5.2. Perspektif Pembangunan Daerah .......................................... II-61
2.6. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan ........................................ II-63

III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN ................................................. III-1


3.1. Visi dan Misi Pengelolan KPHP Model Kendilo ................................. III-1
3.2. Misi Pengelolaan KPHP Model Kendilo............................................. III-2
3.3. Tujuan Pengelolaan KPHP Model Kendilo ........................................ III-3

IV. ANALISIS DAN PROYEKSI .......................................................... IV-1


4.1. Analisis Data dan Informasi .............................................................. IV-2
4.1.1. Analisis Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan........... IV-2
4.1.2. Analisis Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan
Hutan..................................................................................... IV-3
4.1.3. Analisis Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan ............................ IV-4
4.1.4. Analisis Perlindungan, Pengamanan dan Konservasi Hutan.. IV-7
4.1.5. Analisis Pemberdayaan Masyarakat...................................... IV-9
4.2. Proyeksi Kondisi Wilayah KPHP Model Kendilo ............................... IV-10
4.2.1. Proyeksi Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan ......... IV-10
4.2.2. Proyeksi Kondisi Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan
Kawasan Hutan ..................................................................... IV-12
4.2.3. Proyeksi Kondisi Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan .............. IV-14
4.2.4. Proyeksi Kondisi Perlindungan, Pengamanan dan
Konservasi Hutan .................................................................. IV-15
4.2.5. Proyeksi Kondisi Pemberdayaan Masyarakat ........................ IV-17
4.3. Analisis Faktor-Faktor Internal dan Eksternal dalam Pengelolaan
KPHP Model Kendilo ........................................................................ IV-18

DAFTAR ISI x
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

V. RENCANA KEGIATAN.................................................................... V-1


5.1. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan ............... V-1
5.1.1. Inventarisasi Berkala Lima Tahunan...................................... V-2
5.1.2. Tata Batas Luar Wilayah........................................................ V-5
5.1.3. Penataan Batas Blok ............................................................. V-7
5.2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu...................................... V-9
5.2.1. Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Tanaman................ V-13
5.2.2. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu .................................. V-17
5.2.3. Pengembangan Jasa Lingkungan untuk Penyerapan Karbon V-21
5.3. Pemberdayaan Masyarakat .............................................................. V-30
5.4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan
Kawasan Hutan pada Areal yang Berizin .......................................... V-37
5.5. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Izin.......................................... V-41
5.5.1. Lokasi Kegiatan Rehabilitasi.................................................. V-41
5.5.2. Kegiatan Teknis Rehabilitasi Hutan ....................................... V-43
5.5.3. Model Rehabilitasi Hutan dan Lahan ..................................... V-45
5.6. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) Pelaksanaan Rehabilitasi
dan Reklamasi pada Areal yang Ada Hak atau Izin Pemanfaatan
dan Penggunaan Kawasan Hutannya ............................................... V-48
5.7. Penyelenggaraan Perlindungan, Pengamanan dan Konservasi
Hutan ................................................................................................ V-52
5.7.1. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan .................................. V-52
5.7.1.1. Identifikasi Faktor-faktor yang menyebabkan
Kerusakan Hutan, Kawasan Hutan dan Hasil Hutan V-52
5.7.1.2. Identifikasi dan Pembuatan Peta Kawasan Rawan
Keamanan Hutan ..................................................... V-52
5.7.1.3. Sosialisasi Pencegahan Kebakaran Hutan dan
Lahan serta Perundang-undangan Kehutanan......... V-53
5.7.1.4. Patroli Pengaman Hutan .......................................... V-53
5.7.1.5. Penyidikan,Penegakan Hukum, Advokasi dan
Konsultasi Bantuan Hukum ...................................... V-54
5.7.1.6. Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran Hutan
dan Lahan................................................................ V-54
5.7.1.7. Penanganan Pasca Kebakaran................................ V-54
5.7.1.8. Pembangunan Sistem Informasi Kebakaran Hutan
dan Lahan................................................................ V-55
5.7.2. Penyelenggaraan Konservasi Sumber Daya Alam................. V-56
5.7.2.1. Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan ........... V-56
5.7.2.2. Pengawetan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
dan Satwa Beserta Ekosistemnya............................ V-58
5.7.2.3. Pemanfaatan Secara Lestari SDA Hayati dan
Ekosistemnya........................................................... V-58
5.8. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang Izin V-62
5.9. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan
Stakeholder Terkait ........................................................................... V-70
5.10. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM .................................. V-75
5.11. Penyediaan Pendanaan .................................................................... V-80
5.12. Pengembangan Database................................................................. V-83
5.13. Rasionalisasi Wilayah Kelola ............................................................ V-85
5.14. Review Rencana Pengelolaan .......................................................... V-92
5.15. Pengembangan Investasi.................................................................. V-94

DAFTAR ISI xi
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN .... VI-1

VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ................. VII-1


7.1. Pelaksana Pemantuan, Evaluasi dan Pelaporan............................... VII-1
7.2. Tahapan Pelaksanaan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan .......... VII-2
7.2.1. Tahap Pemantauan ............................................................... VII-3
7.2.2. Tahap Evaluasi ...................................................................... VII-7
7.3. Peninjauan Ulang Rencana Pengelolaan .......................................... VII-9
7.4. Pelaporan ......................................................................................... VII-11

VIII. PENUTUP ............................................................................................. VIII-1

Daftar Pustaka .................................................................................................. xx

DAFTAR ISI xii


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

DAFTAR TABEL

Tabel II-1. Cakupan Wilayah KPHP Model Kendilo Menurut Administrasi


Pemerintahan ........................................................................... II-1
Tabel II-2. Jenis Tanah dan Batuan Induk pada Wilayah Kelola KPHP
Model Kendilo........................................................................... II-3
Tabel II-3. Banyaknya Curah Hujan di Wilayah KPHP Model Kendilo
Tahun 2013 .............................................................................. II-4
Tabel II-4. Banyaknya Curah Hujan di Wilayah KPHP Model Kendilo
Tahun 2014 .............................................................................. II-4
Tabel II-5. Banyaknya Hari Hujan di Wilayah KPHP Model Kendilo Tahun
2013 ......................................................................................... II-5
Tabel II-6. Banyaknya Hari Hujan di Wilayah KPHP Model Kendilo Tahun
2014 ......................................................................................... II-5
Tabel II-7. Luas Wilayah Setiap Kecamatan di Kabupaten Paser yang
Melingkupi Wilayah KPHP-Model Kendilo Berdasarkan
Ketinggian di Atas Permukaan Laut (m dpl).............................. II-6
Tabel II-8. Kelas Kelerengan Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo ........... II-6
Tabel II-9. Sungai-sungai Utama yang Mengalir di Wilayah Kelola KPHP
Model Kendilo........................................................................... II-7
Tabel II-10. Kondisi Aksesibilitas Jalan pada Masing-Masing Desa di
Wilayah KPHP Model Kendilo................................................... II-10
Tabel II-11. Sumber Listrik Desa-desa di Kabupaten Paser ........................ II-13
Tabel II-12. Luas Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo Berdasarkan
Fungsi Kawasan Hutan............................................................. II-14
Tabel II-13. Status Tata Batas Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo........... II-17
Tabel II-14. Pembagian Wilayah KPHP Model Kendilo Berdasarkan Izin
Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan ...................... II-22
Tabel II-15. Pembagian Blok-blok Pengelolaan dalam Wilayah KPHP
Model Kendilo........................................................................... II-23
Tabel II-16. Gambaran Detil Tipe Penutupan Lahan Wilayah Kelola KPHP
Model Kendilo........................................................................... II-25
Tabel II-17. Rangkuman Komposisi Jenis Penyusun Tegakan Hutan Alam
Produksi (Hutan Sekunder-Tegakan Bekas Tebangan) Hasil
Inventarisasi Tegakan Izin Pinjam Pakai Kawasan ................... II-26
Tabel II-18. Daftar Jenis Pohon pada Wilayah KPHP Model Kendilo........... II-27
Tabel II-19. Indeks Nilai Penting pada Strata Hutan Lahan Kering
Sekunder Tingkat Pohon .......................................................... II-28
Tabel II-20. Indeks Nilai Penting pada Strata Belukar Tingkat Pohon .......... II-29

DAFTAR TABEL xiii


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel II-21. Rekapitulasi Dugaan Rata-rata Jumlah Batang dan Volume


per Hektar pada Setiap Plot...................................................... II-30
Tabel II-22. Volume per Hektar Berdasarkan Strata Penutupan Lahan ....... II-30
Tabel II-23. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai,
Pancang dan Tiang pada Plot 1 KPHP Model Kendilo.............. II-30
Tabel II-24. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai,
Pancang dan Tiang pada Plot 2 KPHP Model Kendilo.............. II-31
Tabel II-25. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai,
Pancang dan Tiang pada Plot 3 KPHP Model Kendilo.............. II-31
Tabel II-26. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai,
Pancang dan Tiang pada Plot 4 KPHP Model Kendilo.............. II-32
Tabel II-27. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai,
Pancang dan Tiang pada Plot 5 KPHP Model Kendilo.............. II-32
Tabel II-28. Keberadaan Hasil Hutan Bukan Kayu dan Pemanfaatannya
oleh Masyarakat di Dalam dan Sekitar Wilayah KPHP Model
Kendilo ..................................................................................... II-33
Tabel II-29. Keberadaan Satwa Liar di Wilayah KPHP-Model Kendilo......... II-34
Tabel II-30. Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan........ II-41
Tabel II-31. Biomassa dan Nilai Karbon untuk Masing-masing Pentuupan
Lahan ....................................................................................... II-41
Tabel II-32. Jumlah dan Rasio Penduduk menurut Jenis Kelamin di
Kabupaten Paser...................................................................... II-42
Tabel II-33. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis
Kelamin di Kabupaten Paser .................................................... II-43
Tabel II-34. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di
Empat Kecamatan yang Termasuk dalam Wilayah Kelola
KPHP-Model Kendilo ................................................................ II-43
Tabel II-35. Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas Menurut
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan ..................................... II-46
Tabel II-36. Tingkat Pendidikan Masyarakat dan Jumlah Sekolah di
Wilayah Kelola KPHP-Model Kendilo........................................ II-47
Tabel II-37. Ketersediaan Fasilitas dan Tenaga Kesehatan bagi
Masyarakat dalam Wilayah Kelola KPHP-Model Kendilo.......... II-48
Tabel II-38. Ketersediaan Lahan Pertanian Pangan Masyarakat Sekitar
Wilayah KPHP-Model Kendilo Paser ........................................ II-49
Tabel II-39. Mata Pencaharian Penduduk pada Beberapa Desa yang Ada
di Wilayah KPHP-Model Kendilo............................................... II-49
Tabel II-40. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Wilayah
KPHP-Model Kendilo ................................................................ II-52
Tabel II-41. Izin-izin Pertambangan dalam Wilayah KPHP-Model Kendilo... II-53
Tabel IV-1. Luas dan Lokasi Rehabilitasi Hutan di Wilayah KPHP-Model
Kendilo ..................................................................................... IV-6

DAFTAR TABEL xiv


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel IV-2. Lokasi Potensial Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Sudah
Ada Hak atau Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan
Hutannya Berdasarkan Tutupan Lahannya di Wilayah KPHP Model
Kendilo ...................................................................................... IV-6
Tabel IV-3. Matrik Analisis SWOT Pengelolaan KPHP-Model Kendilo ........ IV-19
Tabel V-1. Uraian Kegiatan Inventarisasi Berkala pada Wilayah KPHP-
Model Kendilo........................................................................... V-3
Tabel V-2. Rencana dan Target Waktu Pelaksanaan Rekonstruksi Batas
Luar KPHP-Model Kendilo........................................................ V-5
Tabel V-3. Uraian Kegiatan Tata Batas Luar Wilayah KPHP-Model
Kendilo Tahun 2017-2026 ........................................................ V-6
Tabel V-4. Rencana Trayek Tata Batas Blok pada KPHP-Model Kendilo .. V-7
Tabel V-5. Uraian Kegiatan Tata Batas Blok Wilayah KPHP-Model
Kendilo Tahun 2017-2026 ........................................................ V-8
Tabel V-6. Pembagian Blok dan Penentuan Wilayah Tertentu KPHP-
Model Kendilo........................................................................... V-10
Tabel V-7. Prioritas Kegiatan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu
di Wilayah KPHP-Model Kendilo............................................... V-11
Tabel V-8. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Wilayah Kelola
KPHP-Model Kendilo ................................................................ V-13
Tabel V-9. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan
Tanaman Hutan di Wilayah Tertentu KPHP-Model Kendilo
Tahun 2017-2026 ..................................................................... V-15
Tabel V-10. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Wilayah
Kelola KPHP-Model Kendilo ..................................................... V-17
Tabel V-11. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan
HHBK di Wilayah Tertentu KPHP-Model Kendilo Tahun 2017-
2026 ......................................................................................... V-18
Tabel V-12. Uraian Rencana Pengelolaan dan Pengembangan Jasa
Lingkungan untuk Penyerapan Karbon di Wilayah Tertentu
KPHP-Model Kendilo Tahun 2017-2026 ................................... V-23
Tabel V-13. Uraian Rencana Pengelolaan dan Pengembangan Jasa
Lingkungan untuk Penyerapan Karbon di Wilayah Tertentu
KPHP-Model Kendilo Tahun 2017-2026 ................................... V-26
Tabel V-14. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Strategis Pemanfaatan pada
Wilayah Tertentu KPHP-Model Kendilo dan Target
Capaiannya .............................................................................. V-29
Tabel V-15. Kondisi dan Letak Blok Pemberdayaan KPHP-Model Kendilo
pada Wilayah Administrasi Kabupaten Paser ........................... V-30
Tabel V-16. Uraian Rencana Pengelolaan Pemberdayaan Masyarakat di
Wilayah Tertentu KPHP-Model Kendilo Tahun 2017-2026 ....... V-32

DAFTAR TABEL xv
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-17. Wilayah KPHP-Model Kendilo yang telah ada Izin


Pemanfaatan Maupun Penggunaan Kawasan Hutan dan
dalam Proses Perizinan............................................................ V-38
Tabel V-18. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan
pada Areal yang telah ada Hak atau Izin Pemanfaatan
Maupun Penggunaan Kawasan KPHP-Model Kendilo Jangka
2017-2026 ................................................................................ V-39
Tabel V-19. Sebaran Lokasi Prioritas Sasaran Rehabilitasi pada Wilayah
KPHP-Model Kendilo ................................................................ V-43
Tabel V-20. Rekapitulasi Rencana Penyelenggaraan Rehabilitasi pada
Areal di Luar Izin KPHP-Model Kendilo Jangka 2017-2026 ...... V-47
Tabel V-21. Lokasi Potensial Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang
Sudah Ada Hak atau Izin Pemanfaatan dan Penggunaan
Kawasan Hutannya Berdasarkan Tutupan Lahannya di
Wilayah KPHP-Model Kendilo .................................................. V-48
Tabel V-22. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan
Pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang
Sudah Ada Hak atau Izin Pemanfaatan dan Penggunaan
Kawasan KPHP-Model Kendilo Jangka 2017-2026 .................. V-49
Tabel V-23. Kriteria Identifikasi dan Pemetaan Wilayah Kelola KPHP-
Model Kendilo........................................................................... V-56
Tabel V-24. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyelenggaraan
Perlindungan Hutan dan konservasi Alam KPHP-Model
Kendilo Jangka 2017-2026 ....................................................... V-59
Tabel V-25. Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi KPHP-Model
Kendilo dengan Pemegang Ijin ................................................. V-62
Tabel V-26. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi
dan Sinkronisasi dengan Pemegang Izin selama Kurun Waktu
2017-2026 ................................................................................ V-64
Tabel V-27. Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi parapihak pada
Wilayah Kelola KPHP-Model Kendilo....................................... V-70
Tabel V-28. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi
dan Sinergi dengan Instansi dasn Stakeholder Terkait di
wilayah KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026 .......... V-74
Tabel V-29. Prioritas Rencana Pemenuhan SDM KPHP-Model Kendilo .... V-75
Tabel V-30. Tahapan Pemenuhan Aparatur SDM KPHP-Model Kendilo
selama 2017 - 2026.................................................................. V-76
Tabel V-31. Prioritas Kebutuhan Peningkatan SDM KPHP-Model Kendilo.. V-77
Tabel V-32. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan
SDM KPHP-Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026.............. V-79
Tabel V-33. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyediaan Pendanaan di
KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026....................... V-82

DAFTAR TABEL xvi


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-34. Pengembangan Database KPHP-Model Kendilo dalam


Mendukung Sistem Informasi Kehutanan di Tingkat KPH......... V-83
Tabel V-35. Kebutuhan SDM dan Perangkat Sistem Informasi Database
KPHP-Model Kendilo ................................................................ V-84
Tabel V-36. Pengembangan Database KPHP-Model Kendilo untuk
Mendukung Pengelolaan Hutan di Tingkat Tapak..................... V-84
Tabel V-37. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pengembangan Database
KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026....................... V-86
Tabel V-38. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Rasionalisasi Wilayah KPHP
Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026 ................................. V-90
Tabel V-39. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Review Rencana Pengelolaan
KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026....................... V-95
Tabel V-40. Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi Bisnis melalui
Pengelolaan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman....................... V-96
Tabel V-41. Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi Bisnis HHBK
pada KPHP Model Kendilo ....................................................... V-97
Tabel V-42. Rencana Kegiatan Pengembangan Jasa Lingkungan pada
KPHP Model Kendilo ................................................................ V-102
Tabel V-43. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi
KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026....................... V-105
Tabel VI-1. Matrik Proses Rencana Pembinaan – Pengawasan dan
Pengendalian (BINWASDAL) ................................................... VI-7
Tabel VII-1. Tahapan Pemantauan Rencana Kegiatan KPHP Model
Kendilo 2017-2026 ................................................................... VII-4
Tabel VII-2. Contoh matriks yang dikembangkan untuk pemantauan setiap
triwulan pelaksanaan Rencana Pengelolaan KPHP Model
Kendilo 2016-2026 ................................................................... VII-6
Tabel VII-3. Contoh matriks yang dikembangkan untuk evaluasi
pelaksanaan Rencana Pengelolaan KPHP-Model Kendilo
2016-2026 ................................................................................ VII-8

DAFTAR TABEL xvii


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

DAFTAR GAMBAR

Gambar II-1. Kesatuan Unit Pengelolaan dan Administrasi KPHP Model


Kendilo ................................................................................... II-2
Gambar II-2. Daerah Alirah Sungai dan Sungai Utama di Wilayah
Pengelolaan KPHP Model Kendilo ......................................... II-8
Gambar II-3. Jaringan Jalan Wilayah KPHP Model Kendilo ........................ II-12
Gambar II-4. Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo Berdasarkan Fungsi
Kawasan Hutan...................................................................... II-16
Gambar II-5. Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan KPHP-
Model Kendilo ........................................................................ II-20
Gambar II-6. Pembagian Blok-Blok Pengelolaan dalam wilayah KPHP
Model Kendilo ........................................................................ II-24
Gambar II-7. Potensi Wisata Alam di Wilayah KPHP Model Kendilo ........... II-38
Gambar II-8. Potensi Wisata Budaya di wilayah KPHP Model Kendilo ........ II-39
Gambar II-9. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kalimantan Timur........... II-58
Gambar II-10. Peta Kesatuan Pengelolaan Hutan di Wilayah Kalimantan
Timur...................................................................................... II-59
Gambar II-11. Peta Rencana Pola Ruang di Wilayah Kabupaten Paser ....... II-60
Gambar V-1. Penerapan Konsep 3 Core Businessis pada Agroforestry
Multi Usaha ............................................................................ V-13
Gambar V-2. Sebaran Lokasi Sasaran Rehabilitasi di Luar Izin pada
Wilayah KPHP Model Kendilo ................................................ V-42
Gambar V-3. Rencana Struktur dan Pembagian SDM KPHP Model
Kendilo Selama 2017-2026 .................................................... V-76
Gambar V-4. Skema Tahapan Penyediaan Pendanaan KPHP Model
Kendilo ................................................................................... V-81
Gambar V-5. Skema Proses Review Rencana Pengelolaan KPHP Model
Kendilo ................................................................................... V-93
Gambar V-6. Rencana Skema Pengembangan Investasi di KPHP Model
Kendilo ................................................................................... V-81
Gambar VI-1. Alur Pikir BINWASDAL........................................................... VI-4
Gambar VI-2. Proses Pelaksanaan BINWASDAL dalam Rencana
Pengelolaan KPHP-Model Kendilo ......................................... VI-5
Gambar VI-3. Keterkaitan Aspek-aspek BINWASDAL Pengelolaan KPHP-
Model Kendilo ........................................................................ VI-5
Gambar VII-1. Kerangka Sistem Monitoring dan Evaluasi dalam Rencana
Pengelolaan KPHP-Model Kendilo ......................................... VII-3
Gambar VII-2. Alur proses dan metodologi review RP KPHP-Model Kendilo
2015-2024.............................................................................. VII-10

DAFTAR GAMBAR xviii


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rangkuman Tabel Hasil Plot Hutan........................................ A-1

Lampiran 2. Peta-Peta KPHP Model Kendilo ............................................. A-11


- Peta Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
(KPHP) Model Kendilo........................................................ A-12
- Peta Kesatuan Unit Pengelolaan dan Administrasi KPHP
Model Kendilo..................................................................... A-13
- Peta Penutupan Lahan Kesatuan Pengelolaan Hutan
Produksi (KPHP) Model Kendilo ......................................... A-14
- Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kesatuan Pengelolaan
Hutan Produksi (KPHP) Model Kendilo............................... A-15
- Peta Potensi Tegakan Kesatuan Pengelolaan Hutan
Produksi (KPHP) Model Kendilo ......................................... A-16
- Peta Aksesibilitas Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
(KPHP) Model Kendilo........................................................ A-17
- Peta Pembagian Unit dan Sub-Unit Kesatuan Pengelolaan
Hutan Produksi (KPHP) Model Kendilo............................... A-18
- Peta Penataan Hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan
Produksi (KPHP) Model Kendilo ......................................... A-19
- Peta Penggunaan Lahan Kesatuan Pengelolaan Hutan
Produksi (KPHP) Model Kendilo ......................................... A-20
- Peta Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan dan
Penggunaan Kawasan Hutan Kesatuan Pengelolaan
Hutan Produksi (KPHP) Model Kendilo............................... A-21
- Peta Tanah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
(KPHP) Model Kendilo........................................................ A-22
- Peta Iklim Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)
Model Kendilo..................................................................... A-23
- Peta Geologi Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
(KPHP) Model Kendilo........................................................ A-24
- Peta Pemanfaatan Wilayah Tertentu Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Kendilo .......... A-25

DAFTAR LAMPIRAN xix


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam konteks pembangunan nasional, keberadaan tata kelola sumber daya
hutan (SDH) sangat strategis selain berperan memberikan kontribusi barang dan jasa
terhadap pembangunan perekonomian nasional, daerah dan masyarakat, juga
berperan dalam pelestarian lingkungan hidup dengan menjaga keseimbangan sistem
tata air, tanah dan udara sebagai unsur utama daya dukung lingkungan dalam sistem
penyangga kehidupan.
Seiring dengan pelaksanaan pembangunan, pertambahan jumlah penduduk dan
meningkatnya kebutuhan ruang untuk melakukan aktivitas, SDH telah mengalami
tekanan yang cukup besar. Degradasi dan deforestasi yang semakin meningkat
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: kegiatan illegal logging, perambahan
hutan, kebakaran hutan, kurangnya komitmen pengelolaan hutan oleh pemegang ijin,
serta banyaknya kawasan hutan tanpa pengelola dan penanggung jawab di tingkat
tapak yang jelas.
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari dengan menjaga
keseimbangan aspek produksi, ekologi dan memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan masyarakat, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan, telah memandatkan penyelenggaraan pengurusan SDH dalam 4 (empat)
upaya pokok, yaitu: perencanaan hutan; pengelolaan hutan; penelitian dan
pengembangan; pendidikan dan pelatihan; penyuluhan; serta pengawasan dan
pengendalian. Agar pengelolaan hutan dapat dilaksanakan dengan efisien dan lestari,
selanjutnya diamanatkan pembentukan wilayah pengelolaan hutan pada tingkat
propinsi, kabupaten/kota, dan unit pengelolaan, yang selanjutnya disebut dengan KPH
(Kesatuan Pengelolaan Hutan).
KPH merupakan wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan
peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. Untuk mewujudkan hal
tersebut perlu dibangun institusi pengelola yang profesional pada tingkat tapak yang
bertanggungjawab melaksanakan tugas dan fungsi dari organisasi sebagai berikut: (1)
menyelenggarakan pengelolaan hutan yang meliputi: tata hutan dan penyusunan
rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan,
rehabilitasi hutan dan reklamasi dan perlindungan hutan dan konservasi alam; (2)

PENDAHULUAN I-1
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

menjabarkan kebijakan kehutanan nasional, provinsi dan kabupaten/kota bidang


kehutanan untuk diimplementasikan; (3) melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan di
wilayahnya mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
serta pengendalian; (4) melaksanakan pemantauan dan penilaian atas pelaksanaan
kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya; (5) membuka peluang investasi guna
mendukung tercapainya tujuan pengelolaan hutan.
Terbentuknya organisasi pengelolaan hutan dalam bentuk KPH akan lebih
mendorong implementasi desentralisasi yang nyata, optimalisasi akses masyarakat
terhadap SDH sebagai salah satu jalan untuk resolusi konflik, kemudahan dan
kepastian investasi, tertanganinya wilayah tertentu yang belum ada pengelolanya yaitu
areal yang belum dibebani ijin, serta upaya untuk meningkatkan keberhasilan
rehabilitasi dan perlindungan hutan.
KPHP Kendilo adalah salah satu organisasi pengelolaan hutan tingkat tapak
yang ada di wilayah Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Organisasi KPHP Kendilo
penting untuk dibentuk karena di wilayah Kabupaten Paser terdapat beberapa fungsi
hutan yang diperlukan pengelolaannya pada tingkat tapak mengingat isu degradasi
dan deforestasi juga terjadi di kawasan hutan Kabupaten Paser. Kelembagaan KPHP
Kendilo ditindaklanjuti pembentukannya melalui Peraturan Bupati Paser Nomor 17
tahun 2013 tanggal 7 Januari 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kehutanan Kabupaten Paser. Secara fungsi, KPHP Model Kendilo akan
mengelola HL (Hutan Lindung) seluas ± 44.152 ha, HPT (Hutan Produksi Terbatas)
seluas ± 34.032 ha dan HP (Hutan Produksi) seluas ± 61.051 ha. Hal ini ditegaskan
melalui penetapan wilayah KPH Kendilo sebagai KPH Model melalui Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor SK.966/Menhut-II/2013 tanggal 27 Desember 2013 tentang
Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model Kendilo di
Kabupaten Paser Kalimantan Timur, dengan luas 139.235 ha. Seiring dengan
perkembangan terbaru kawasan hutan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor SK.718/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara, batas administrasi yang dikeluarkan oleh Biro Perbatasan Provinsi
Kalimantan Timur dan tata batas Hutan Lindung Sungai Samu di Kabupaten Paser,
perhitungan luas KPHP Model Kendilo menjadi 137.495,93 ha.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi KPHP Kendilo, harus didasarkan pada
rencana pengelolaan hutan yaitu RPHJP (Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Panjang). Urgensi RPHJP ini sebagai pedoman dan acuan seluruh kegiatan
pengelolaan hutan jangka panjang selama 10 tahun di wilayah KPHP Kendilo untuk

PENDAHULUAN I-2
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

mewujudkan pengelolaan hutan yang efektif dan efisien dengan memperhatikan


potensi dan kekhasan wilayah KPHP Kendilo serta sekaligus memudahkan sinergi,
koordinasi dan sinkronisasi antar stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan hutan.
Keberadaan RPHJP ini sangat penting karena telah menjabarkan secara detail
mengenai langkah-langkah untuk mencapai visi dan misi serta tujuan rencana
pengelolaan hutan di KPHP Kendilo. Dalam RPHJP akan menjabarkan kondisi yang
dihadapi, strategi serta kelayakan pengembangan pengelolaan hutan yang meliputi
kegiatan tata hutan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan
reklamasi hutan, perlindungan dan konservasi alam. RPHJP ini akan menjadi acuan
untuk menjabarkan rencana pengelolaan hutan yang lebih teknis pada jangka pendek
satu tahunan sehingga memudahkan aparat KPHP Kendilo dalam perencanaan
anggaran dan kegiatan operasional tahunannya. Berdasarkan hal tersebut, KPHP
Model Kendilo melaksanakan penyusunan RPHJP (Rencana Pengelolaan Hutan
Jangka Panjang) dengan jangka waktu 10 tahun yaitu tahun 2017-2026.
Harapannya, KPHP Kendilo benar-benar akan menjadi institusi pengelola yang
profesional pada tingkat tapak yang bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan
fungsinya guna mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari dan berkontribusi bagi
kesejahteraan masyarakat, dengan mengacu pada Rencana Pengelolaan Hutan
Jangka Panjang KPHP Kendilo Tahun 2017-2026. Dengan visi dan misi yang diemban,
KPHP Kendilo akan mampu mewujudkan pengembangan kawasan agroforestry di
setiap blok pemberdayaan sebagai bukti kemitraan KPHP Kendilo dengan masyarakat
dalam pengelolaan hutan dan semakin mengurangi aktivitas yang menyebabkan
degradasi dan deforestasi oleh masyarakat.

1.2. Tujuan
Tujuan pengelolaan hutan KPHP Kendilo adalah mempertahankan dan
meningkatkan kualitas dan kuantitas ekologis hutan yang lestari serta mampu
menghasilkan nilai ekonomi hutan yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat
dan mendukung pembangunan daerah Kabupaten Paser yang berkelanjutan.

1.3. Sasaran
Sasaran pengelolaan hutan adalah melaksanakan rencana pengelolaan hutan
dalam jangka waktu 10 tahun pada wilayah KPHP Kendilo melalui pencapaian :

PENDAHULUAN I-3
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

1. Data dan informasi yang selalu up to date secara berkala pada tiap blok
peruntukan melalui kegiatan inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan
hutannya.
2. Jenis, bentuk dan kelas perusahaan yang memanfaatkan hutan sangat jelas pada
wilayah tertentu berdasarkan pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hutan pada
wilayah tertentu sesuai karakteristik wilayah.
3. Penyediaan areal dan kelompok tani/masyarakat yang akan terlibat dalam
kemitraan KPHP Kendilo melalui pelaksanaan rencana pemberdayaan masyarakat.
4. Bentuk pembinaan dan metode pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan
hutan KPHP Kendilo pada areal yang berizin.
5. Adanya lokasi, bentuk dan pelaksana/kelas perusahaan kegiatan rehabilitasi pada
areal kerja di luar izin.
6. Bentuk pembinaan dan metode pemantauan pembinaan dan pemantauan
pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang berizin.
7. Deliniasi areal perlindungan hutan dan konservasi alam dilengkapi dengan upaya
dan tata waktunya.
8. Terbentuknya hubungan koordinasi dan sinkronisasi program kerja yang baik
antara KPHP Kendilo dengan perusahaan/pemegang izin.
9. Terbentuknya hubungan koordinasi yang sinergis KPHP Kendilo dengan
stakeholder terkait aktivitas pengelolaan hutan.
10. Terpenuhinya SDM KPHP Kendilo sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.
11. Data kebutuhan anggaran dan sumber-sumber pendanaan KPHP Kendilo yang
berkelanjutan.
12. Database pengelolaan hutan berbasis internet berkembang sesuai dengan
kebutuhan kegiatan KPHP Kendilo.
13. Rasionalisasi wilayah kelola KPHP Kendilo karena pengaruh konflik tenurial,
tumpang tindih dan aktivitas yang mendorong degradasi dan deforestasi.
14. Arah review rencana pengelolaan sebagai respon terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi dalam proses pengelolaan hutan KPHP Kendilo.
15. Tersusunnya rencana bisnis pemanfaatan hasil hutan kayu, HHBK dan jasa
lingkungan sesuai dengan potensi yang ada di wilayah KPHP Kendilo.

Berdasarkan sasaran di atas maka dalam jangka waktu 10 tahun diharapkan


akan tercapai target sebagai berikut :

PENDAHULUAN I-4
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

1. Kawasan KPHP Kendilo yang mantap dari aspek batas terluar, batas fungsi hutan,
batas unit-unit manajemen yang beroperasi, serta batas-batas wilayah kelola
masyarakat adat/local.
2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat desa
yang terlibat dalam kegiatan kemitraan KPHP Kendilo dalam pengelolaan hutan.
3. Semakin berkurangnya degradasi dan deforestasi di wilayah kelola KPHP Kendilo.
4. Pengelolaan hutan (baik pemanfaatan maupun penggunaan) yang sesuai dengan
kaidah pengelolaan hutan lestari oleh para pemegang izin dengan memperhatikan
kesejahteraan masyarakat setempat.
5. Pengembangan usaha-usaha potensial, guna menjamin kemandirian finansial
KPHP dan memberikan kontribusi kesejahteraan bagi masyarakat dan
pembangunan ekonomi daerah.

1.4. Ruang Lingkup


Ruang lingkup Rencana Pengelolaan Hutan KPHP Model Kendilo meliputi tiga
lingkup besar pengelolaan yaitu : 1) Rencana strategis pengelolaan hutan; 2) rencana
pemanfaatan wilayah tertentu dan 3) Rencana tindaklanjut. Ketiga lingkup rencana
tersebut disusun dalam kerangka mendukung visi dan misi pengelolaan hutan KPHP
Kendilo.
Rencana strategis pengelolaan hutan dikelompokkan dalam beberapa bagian
utama yaitu :
a. Rencana berkaitan dengan penguatan pengelolaan hutan sebagai penyangga
fungsi ekologi daerah aliran sungai secara lestari berspektif perubahan
iklim :
1. Rencana inventarisasi berkala wilayah kelola KPHP Kendilo serta penataan
hutannya.
2. Rencana penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM.
3. Rencana pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan hutan pada areal KPHP Kendilo.
4. Rencana penyelenggaraan rehabilitasi pada areal kerja di luar izin.
5. Rencana pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi
pada areal kerja yang sudah ada izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutannya.
6. Rencana penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam.
7. Rencana penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin.

PENDAHULUAN I-5
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

8. Rencana pengembangan database secara tepat guna.


9. Rencana rasionalisasi wilayah kelola KPHP Kendilo.
10. Rencana review rencana pengelolaan hutan KPHP Kendilo.

b. Rencana berkaitan dengan penguatan Pengelolaan hutan yang bernilai


ekonomi bagi peningkatan pendapatan masyarakat Kabupaten Paser :
1. Rencana pemberdayaan masyarakat dalam bentuk penyerapan tenaga lokal,
kemitraan, penyediaan akses usaha kehutanan dan ekonomi produktif lainnya.
2. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholdr terkait aktivitas
pengelolaan.
3. Rencana kebutuhan anggaran dan potensi sumber pendanaan.
4. Rencana pengembangan investasi di bidang pemanfaatan hasil hutan kayu,
non kayu, jasa lingkungan dan wisata alam.

Selanjutnya untuk lingkup rencana pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu


KPHP Kendilo yang memiliki luas 83.972146 ha akan tersebar pada blok-blok: (1)
Pemanfaatan; (2) HPT-Pemanfaatan, Jasa Lingkungan dan HHBK; Pemberdayaan; (3)
HP-Pemanfaatan HHK-HT; Pemberdayaan, dengan bentuk rencana pengelolaan
sebagai berikut :
a. Pengelolaan dan pengembangan hutan tanaman.
b. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.
c. Pengembangan jasa lingkungan untuk penyerapan karbon.

Lingkup rencana yang berkaitan dengan rencana tindaklanjut berupa rencana


pembinaan, pengawasan dan pengendalian (binwasdal) serta rencana pemantauan,
evaluasi dan pelaporan (monev). Rencana ini untuk mendukung keberlansungan
pelaksanaan rencana strategis pengelolaan hutan KPHP Model Kendilo agar selalu
sesuai dengan visi, misi dan tujuan pengeloaan hutan yang diinginkan.

1.5. Batasan Pengertian


Dalam rangka lebih memahami dokumen RPHJP KPHP Model Kendilo ini, maka
perlu diuraikan beberapa batasan pengertian sebagai berikut :
1. APBD adalah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah; rencana keuangan
tahunan Pemerintahan Daerah di Indonesia yang disetujui oleh DPRD;
2. APBN adalah Anggaran Pendapatan Belanja Negara; rencana keuangan
tahunan pemerintahan Negara Indonesia yang disetujui oleh DPR;

PENDAHULUAN I-6
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

3. Areal Penggunaan Lain (APL) adalah areal yang berstatus hutan negara yang
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang penunjukan Kawasan Hutan
dan Perairan Provinsi menjadi bukan Kawasan Hutan;
4. Blok adalah Bagian wilayah KPH yang dibuat relative permanen untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan;
5. Blok Pengelolaan pada wilayah KPHP adalah bagian dari wilayah KPHP yang
dibuat relatif permanen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pengelolaan;
6. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
suatu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang dibatasi oleh
pemisah topografi berupa punggung bukit atau gunung yang berfungsi
menampung air yang berasal dari hujan dan sumber-sumber air lainnya,
menyimpan serta mengalirkannya ke danau atau laut secara alami;
7. Daerah Penyangga (Buffer Zone) adalah wilayah tertentu diluar kawasan
pelestarian alam (KPA), kawasan suaka alam (KSA) dan taman buru (TB) yang
merupakan kawasan hutan atau kawasan non hutan yang berfungsi menjaga
keutuhan kawasan dari segala bentuk tekanan dan gangguan yang
mengakibatkan perubahan fungsi kawasan;
8. Fasilitasi adalah penyediaan kebutuhan atau kemudahan dalam pemberdayaan
masyarakat setempat dengan cara mengembangkan kapasitas kelembagaan,
usaha, teknologi, keterampilan teknis dan administrasi, dan pemberian akses
legalitas Kemitraan Kehutanan, permodalan, penyelesaian konflik dan akses
pemasaran oleh Pemerintah dan atau pihak lain;
9. Fasilitasi Sarana Prasarana adalah bentuk dukungan pemerintah kepada
KPHP berupa sarana dan prasarana;
10. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan, berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan;
11. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, pencegah
banjir, pengendali erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan
tanah;
12. Hutan Produksi adalah hutan yang dipertahankan sebagai hutan dengan fungsi
memberikan hasil bagi kepentingan konsumsi, industri dan ekspor;

PENDAHULUAN I-7
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

13. Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah hutan tanaman pada hutan produksi
yang dibangun oleh kelompok industri kehutanan untuk meningkatkan potensi
dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka
memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan;
14. Hutan Tanaman Rakyat (HTR) adalah kawasan hutan tanaman pada hutan
produksi yang dibangun oleh perorangan atau kelompok masyarakat dan
koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan
menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan;
15. Inventarisasi Hutan adalah rangkaian pengumpulan data untuk mengetahui
keadaan dan potensi sumber daya hutan serta lingkungannya secara lengkap;
16. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap;
17. Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disebut KPH adalah wilayah
pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola
secara efisien dan lestari;
18. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi selanjutnya disebut KPHP adalah
KPH yang luas wilayahnya seluruhnya atau sebagian besar terdiri dari kawasan
hutan produksi;
19. KPH Model adalah wujud awal dari KPH yang secara bertahap dikembangkan
menuju situasi dan kondisi aktual organisasi KPH di tingkat tapak;
20. KPHP Model Kendilo adalah merupakan salah satu KPH yang ada di
Kabupaten Paser yang ditetapkan sebagai KPHP Model. KPHP Model Kendilo
memang merupakan KPH yang pertama di Kabupaten Paser, dimana digunakan
sebagai media pembelajaran dan sekaligus contoh unit pengelolaan hutan di
tingkat tapak. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK.966/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 Tentang Penetapan
Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model Kendilo di Kabupaten
Paser Kalimantan Timur, luasnya adalah 139.235 ha;
21. Izin Pemanfaatan Hutan (IPH) adalah ijin yang diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang yang terdiri dari ijin usaha pemanfaatan kawasan, ijin usaha
pemanfaatan jasa lingkungan, ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan /
atau bukan kayu, dan ijin pemungutan hasil hutan kayu dan / atau bukan kayu
pada areal hutan yang telah ditentukan;
22. Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (IPHHBK) adalah izin untuk
mengambil hasil hutan berupa bukan kayu pada hutan lindung dan / atau hutan

PENDAHULUAN I-8
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

produksi antara lain berupa rotan, madu, buah-buahan, getah-getahan, tanaman


obat-obatan, untuk jangka waktu dan volume tertentu;
23. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) adalah izin usaha yang
diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan alam pada
hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan,
pemeliharaan dan pemasaran;
24. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK) adalah izin
usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan bukan kayu dalam hutan
alam pada hutan produksi melalui kegiatan penyiapan lahan, pembibitan,
penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran;
25. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) adalah izin untuk
mengolah kayu bulat dan atau bulat kecil menjadi satu atau beberapa jenis
produk pada satu lokasi tertentu yang diberikan kepada satu Pemegang Izin
oleh pejabat yang berwenang;
26. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu (IUIPHHBK) adalah izin
untuk mengolah hasil hutan bukan kayu menjadi satu atau beberapa jenis
produk pada satu lokasi tertentu yang diberikan kepada satu Pemegang Izin
oleh pejabat yang berwenang;
27. Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan (IUPK) adalah izin usaha yang diberikan
untuk memanfaatkan kawasan lindung dan / atau kawasan produksi;
28. Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan (IUPJL) adalah Izin usaha yang
diberikan untuk memanfaatkan jasa lingkungan pada hutan lindung dan / atau
hutan produksi;
29. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil-Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK-HA) adalah
izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam
hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan,
pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran;
30. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil-Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT)
adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu
dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan penyiapan lahan,
pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran;
31. Jasa Lingkungan adalah Jasa yang disediakan lingkungan baik bersifat
langsung maupun tidak langsung;
32. Jasa Lingkungan Hutan adalah manfaat besar dapat diperoleh dari
keberadaan hutan melalui fungsinya baik sebagai penyedia sumberdaya air bagi

PENDAHULUAN I-9
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

manusia dan lingkungan, kemampuan penyerapan karbon, pemasok oksigen di


udara, penyedia jasa wisata dan mengatur iklim global;
33. Kemitraan Kehutanan adalah kerjasama antara masyarakat setempat dengan
Pemegang Izin pemanfaatan hutan atau Pengelola Hutan, Pemegang Izin usaha
industri primer hasil hutan, dan/atau Kesatuan Pengelolaan Hutan dalam
pengembangan kapasitas dan pemberian akses, dengan prinsip kesetaraan dan
saling menguntungkan;
34. Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) adalah wilayah (dalam Rencana Tata
Ruang) yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan, dikelola
atau dipertahankan sebagai hutan atas dasar kondisi dan potensi berbagai
sumberdayanya (alam, manusia, buatan);
35. Kawasan Budidaya Non-Kehutanan (KBNK) adalah areal hutan negara yang
ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi menjadi bukan kawasan hutan;
36. Konflik Tenurial adalah perseteruan yang terjadi yang berhubungan dengan
penguasaan atas tanah hutan, baik permasalahan legalitas penguasaan lahan
atau tanah, serangkaian hak-hak dan kewajiban, maupun permasalahan antar
kelompok;
37. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap;
38. Masyarakat Setempat adalah kesatuan sosial yang terdiri dari warga Negara
Republik Indonesia yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang
memiliki komunitas sosial dengan kesamaan mata pencaharian yang
bergantung pada hutan dan aktivitasnya dapat berpengaruh terhadap ekosistem
hutan;
39. Neraca SDH adalah suatu informasi yang dapat menggambarkan cadangan
sumber daya hutan, melalui perbandingan antara pemanfaatan termasuk
kehilangan sumber daya hutan dan pemulihan termasuk pemulihan secara alami
sumber daya hutan, sehingga diketahui apakah cadangan sumber daya hutan
kecenderungannya mengalami surplus atau defisit jika dibandingkan dengan
keadaan sebelumnya;
40. Pemberdayaan masyarakat setempat melalui kemitraan kehutanan adalah
upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat setempat
untuk mendapatkan manfaat sumber daya hutan secara optimal dan adil melalui

PENDAHULUAN I-10
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Kemitraan kehutanan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat


setempat;
41. Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hutan adalah badan usaha yang
memperoleh izin untuk memanfaatkan kawasan hutan, memanfaatkan jasa
lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut
hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan
masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya;
42. Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,
memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan
kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil
untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya;
43. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;
44. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan penyusunan
rencana pen gelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan,
rehabilitasi dan reklamasi hutan serta perlindungan hutan dan konservasi alam;
45. Penggunaan Kawasan Hutan adalah penggunaan untuk kepentingan
pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok
kawasan hutan;
46. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usaha
pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan dan silvikultur yang
sama;
47. Perlindungan Hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan
hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh perbuatan
manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta
mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan
atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang
berhubungan dengan pengelolaan hutan;
48. Prasarana adalah barang atau benda yang tidak bergerak yang dapat
menunjang atau mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi
antara lain tanah, bangunan, ruang kantor;
49. Pengusahaan Hutan adalah kegiatan pemanfaatan hutan yang didasarkan atas
azaz kelestarian fungsi dan azas perusahaan yang meliputi penanaman,
pemeliharaan dan pengamanan, pemanenan hasil, pengolahan dan pemasaran
hasil hutan;

PENDAHULUAN I-11
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

50. Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak
langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi
atmosfir secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim
alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan;
51. Plasma Nutfah adalah substansi hidupan pembawa sifat keturunan yang dapat
berupa organ tubuh atau bagian dari tumbuhan atau satwa serta jasad renik;
52. Reklamasi Hutan adalah usaha memperbaiki atau memulihkan kembali lahan
dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai
dengan peruntukannya;
53. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) adalah upaya untuk memulihkan,
mempertahankan, meningkatkan daya dukung, produktivitas dan peranannya
dalam mendukung system penyangga kehidupan tetap terjaga;
54. Rencana Pengelolaan Hutan (RPH) adalah rencana pada KPH yang disusun
oleh Kepala KPH, berdasarkan hasil tata hutan dan rencana kehutanan, dengan
memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya masyarakat serta kondisi
lingkungan, memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun jangka
panjang dan jangka pendek;
55. Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) adalah rencana yang berisi
arahan-arahan makro pemanfaatan dan penggungaan spasial atau ruang dan
potensi kawasan hutan untuk pembangunan kehutanan dan pembangunan
diluar kehutanan yang menggunakan kawasan hutan dalam skala nasional
untuk jangka waktu 20 tahun;
56. Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP) adalah rencana yang berisi
arahan-arahan makro pemanfaatan dan penggungaan spasial atau ruang dan
potensi kawasan hutan untuk pembangunan kehutanan dan pembangunan
diluar kehutanan yang menggunakan kawasan hutan serta kontribusi sektor
kehutanan di wilayah provinsi untuk jangka waktu 20 tahun;
57. Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten (RKTK) adalah rencana yang berisi
arahan-arahan makro pemanfaatan dan penggunaan spasial atau ruang dan
potensi kawasan hutan untuk pembangunan kehutanan dan pembangunan
diluar kehutanan yang menggunakan kawasan hutan serta perkiraan kontribusi
sector kehutanan di wilayah kabupaten/kota untuk jangka waktu 20 tahun;
58. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang adalah rencana pengelolaan
hutan pada tingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun atau selama
jangka benah pembangunan KPHL dan KPHP;

PENDAHULUAN I-12
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

59. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek adalah Rencana Pengelolaan


Hutan berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan operasional berbasis
petak dan/atau blok;
60. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi adalah strategi
operasionalisasi arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah
nasional pada wilayah provinsi/kabupaten;
61. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRWK) Kabupaten adalah strategi
operasionalisasi arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah
nasional pada wilayah kabupaten;
62. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup
kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan
potensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari;
63. Tata Guna Hutan adalah kegiatan perencanaan penataan penggunaan hutan
sesuai fungsi dan peruntukannya menurut tata ruang dan kesepakatan dalam
rencana umum pembangunan wilayah di tiap provinsi yang bersangkutan;
64. Tata Kelola adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi
yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan sesuatu,
mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang
terlibat serta tujuan pengelolaan;
65. Tingkat Tapak adalah kegiatan di lapangan / operasional atau di tingkat unit
manajemen;
66. Wilayah Tertentu adalah wilayah dalam kelola KPH yang belum dibebani izin
pemanfaatan hutan maupun izin penggunaan kawasan;
67. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah unsur pelaksana tugas teknis
pada dinas dan badan. Pelaksana teknis dimaksudkan melaksanakan sebagian
kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang. UPTD memiliki
wilayah kerja di satu atau beberapa daerah kabupaten/kota.

PENDAHULUAN I-13
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

BAB II
DESKRIPSI KAWASAN

2.1. Risalah Wilayah KPHP Model Kendilo


2.1.1.Deskripsi dan Gambaran Umum Wilayah
2.1.1.1. Kondisi Geografis dan Administrasi
KPHP Model Kendilo memiliki areal yang terpisah, terdiri dari 7 (tujuh) unit areal
yang tidak menyatu dalam satu hamparan (Gambar II-1). Secara geografis, wilayah
KPHP Model Kendilo terletak antara 115°40'44,4"BT - 116°17'49,2"BT dan antara
1°42'32,4"LS - 2°23'24,00"LS. Secara administrasi pemerintahan, wilayah KPHP Model
Kendilo terletak di Kabupaten Paser, meliputi 4 (empat) wilayah administrasi
kecamatan yaitu Kecamatan Muara Komam, Batu Sopang, Muara Samu dan Batu
Engau (Tabel II-1).

Tabel II-1. Cakupan Wilayah KPHP Model Kendilo Menurut Administrasi Pemerintahan

Luas (ha)
No Kecamatan Desa/Kelurahan
(%)
7.394
1 Muara Komam 2 desa (Muara Langon dan Selerong)
(5%)

25.957
2 Batu Sopang 2 desa (Busui dan Samurangau)
(19%)
9 desa (Rantau Bintungan, Biu, Suweto, Muser,
77.041
3 Muara Samu Luan, Libur Dinding, Rantau Atas, Tanjung Pinang,
(56%)
dan Muara Andeh)
7 desa (Petangis, Kerang, Kerang Dayo, Lomu, 27.113
4 Batu Engau
Saing Perupuk, Mengkudu dan Riwang) (20%)

Total 137.495

Sumber: Hasil analisis peta (2016)

Sebagian besar wilayah kelola KPHP Model Kendilo terletak dalam wilayah
administrasi Kecamatan Muara Samu (56%). Sementara cakupan luasan yang paling
kecil (5%) adalah wilayah administrasi Kecamatan Muara Komam. Dari 20 desa yang
termasuk dalam wilayah KPHP Model Kendilo, pusat pemukiman masyarakat yang
berada langsung dalam wilayah hutan atau berdampingan langsung dalam wilayah
KPHP Model Kendilo sebanyak 3 desa yaitu Muara Andeh, Tanjung Pinang dan
Rantau Atas. Ketiganya masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Muara Samu.

DESKRIPSI KAWASAN II-1


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Gambar II-1. Kesatuan Unit Pengelolaan dan Administrasi KPHP Model Kendilo

DESKRIPSI KAWASAN II-2


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2.1.1.2. Kondisi Geofisik Kawasan


2.1.1.2.1. Geologi dan Tanah
Berdasarkan Peta Jenis Tanah Provinsi Kalimantan Timur (LPTI tahun 1973),
KPHP Model Kendilo secara umum memiliki jenis tanah Podsolik Kandik, Podsolik
Kromik dan Kambisol Distrik. Adapun jenis tanah dan batuan induk pada wilayah
KPHP Model Kendilo secara lengkap disajikan pada Tabel II-2.

Tabel II-2. Jenis Tanah dan Batuan Induk pada Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo

No Jenis Tanah Bahan Induk Luas (ha)


Gleisol Distrik, Aluvial Gleik, Bahan alluvial halus dan
1 6.525
Kambisol Distrik kasar
Kambisol Eutrik, Podsolik
2 Plutonik basalt 2.472
Kandik, Kambisol Distrik
Podsolik Kandik, Podsolik
3 Batu pasir 128.598
Kromik, Kambisol Distrik
Jumlah 137.495

Sumber: Hasil analisis peta (2016)

2.1.1.2.2. Klimatologi
Seperti halnya wilayah-wilayah yang terletak dekat dengan garis khatulistiwa,
Kabupaten Paser pada umumnya memiliki iklim tropis, dengan ciri memiliki curah hujan
tinggi, sebaran hujan yang merata sepanjang tahun dan penyinaran matahari yang
merata dan temperatur yang tinggi sepanjang tahun. Iklim tropis dipengaruhi oleh
perbedaan yang signifikan antara musim hujan dan kemarau. Berdasarkan klasifikasi
iklim oleh Schmidt & Ferguson, kawasan KPHP Model Kendilo termasuk dalam tipe
iklim B yaitu termasuk dalam kategori tipe hujan basah. Berdasarkan data dari
Kabupaten Paser dalam Angka Tahun 2014 dan 2015, kawasan KPHP Model Kendilo
termasuk dalam tipe iklim B dengan nilai Q=14,3% dengan rata-rata curah hujan
180,47 mm/tahun (Tahun 2013) dan 154,18 mm/tahun (Tahun 2014). Untuk
penyinaran matahari rata-rata 49%/bulan dengan rata-rata suhu udara berkisar 21,4-
36oC. Adapun rangkuman unsur iklim pada wilayah KPHP Model Kendilo secara
lengkap disajikan pada Tabel II-3 – Tabel II-6.

DESKRIPSI KAWASAN II-3


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel II-3. Banyaknya Curah Hujan di wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2013

Tahun Batu Sopang Muara Samu Batu Engau Muara Komam


Januari 375 00 265 171
Februari 465 428 318 191
Maret 355 338 228 172
April 249 234 268 124
Mei 295 242 270 76
Juni 133 111 34 59
Juli 18 159 21 64
Agustus 99 103 13 83
September 63 164 113 32
Oktober 88 34 0 61
Nopember 186 161 323 161
Desember 260 494 283 64
Rataan 215,50 215,5 178,00 104,83
Sumber : Kabupaten Paser dalam Angka (2014)

Tabel II-4. Banyaknya Curah Hujan di wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2014

Tahun Batu Sopang Muara Samu Batu Engau Muara Komam


Januari 103 102 169 120
Februari 169 250 202 113
Maret 391 583 211 189
April 107 309 162 119
Mei 207 Rusak** 122 138
Juni 288 145 60 145
Juli 159 76 93 97
Agustus 130 43 88 38
September 0 0 15 4
Oktober 157 78 33 23
Nopember 206 117 177 195
Desember 189 354 232 195
Rataan 175.5 187.00 130.33 114.67
Sumber : Kabupaten Paser dalam Angka (2015)

Ket :
**) Alat Penakar Hujan mengalami kerusakan pada bulan tersebut

DESKRIPSI KAWASAN II-4


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel II-5. Banyaknya Hari Hujan di wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2013

Tahun Batu Sopang Muara Samu Batu Engau Muara Komam


Januari 26 0 9 11
Februari 22 14 11 13
Maret 24 13 8 14
April 20 13 13 14
Mei 21 10 11 10
Juni 10 7 6 8
Juli 5 5 9 8
Agustus 12 4 4 11
September 10 7 6 7
Oktober 11 3 0 9
Nopember 17 6 11 14
Desember 19 15 12 12
Jumlah 197 97 100 131
Sumber : Kabupaten Paser dalam Angka (2014)

Tabel II-6. Banyaknya Hari Hujan di wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2014

Tahun Batu Sopang Muara Samu Batu Engau Muara Komam


Januari 15 7 9 12
Februari 16 9 12 12
Maret 19 13 11 15
April 15 9 8 13
Mei 20 ** 10 14
Juni 20 10 3 15
Juli 15 6 7 6
Agustus 13 3 5 7
September 0 0 1 2
Oktober 5 7 3 3
Nopember 15 9 5 15
Desember 20 14 13 10
Jumlah 173 97 87 124
Sumber : Kabupaten Paser dalam Angka (2015)

Ket :
**) Alat Penakar Hujan mengalami kerusakan pada bulan tersebut

DESKRIPSI KAWASAN II-5


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2.1.1.2.3. Topografi, Ketinggian Tempat dan Kelas Kelerengan


Keadaan topografi Kabupaten Paser bervariasi berdasarkan bentuk relief,
kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan laut. Keadaan topografi kawasan
KPHP Model Kendilo secara umum merupakan formasi perbukitan yang terhampar di
seluruh wilayah kecamatan yang melingkupi wilayah KPHP Model Kendilo. Ketinggian
tempat dari permukaan laut beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Paser yang
termasuk dalam wilayah KPHP Model Kendilo disajikan dalam Tabel II-7.
Tabel II-7.Luas Wilayah Setiap Kecamatan di Kabupaten Paser yang Melingkupi Wilayah
KPHP Model Kendilo Berdasarkan Ketinggian di Atas Permukaan Laut (m dpl)
Kelas Ketinggian Tempat (m dpl)
No Kecamatan 0- 11- 26- 51- 101- 251- 501- Jumlah
>1000
10 25 50 100 250 500 1000
1 Muara Komam 0 0 0 0 590 3.203 3.412 159 7.364
2 Muara Samu 0 2 1.661 13.113 19.773 27.030 14.420 8 75.818
3 Batu Sopang 106 58 171 4.665 7.702 6.163 7568 694 27.128
4 Batu Engau 399 4.062 7.168 1.497 11.282 2.030 747 0 27.185
Jumlah 505 4.122 9.000 19.275 39.258 38.426 26.147 861 137.495
Sumber: Hasil analisis peta (2016)

Tabel II-7 memperlihatkan bahwa wilayah administrasi ketiga kecamatan di


wilayah kelola KPHP Model Kendilo sebagian besar mempunyai ketinggian 26-500 m
dpl. Sedangkan berdasarkan Peta Kelas Lereng Provinsi Kalimantan Timur tahun
2015, keadaan lapangan areal didominasi oleh kelas lereng sangat curam. Secara
detil, kelas kelerengan wilayah KPHP Model Kendilo dapat dilihat pada Tabel II-8.

Tabel II-8. Kelas Kelerengan Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo

No Kelas Kelerengan Luas (ha) Persentase (%)


1 Datar (0-8%) 13.857 10,07
2 Acak curam (15-25%) 31.698 22,97
3 Curam (25-40%) 1.449 1,34
4 Sangat curam (>40%) 90.491 65,62
Jumlah 137.495 100
Sumber: Data sekunder (2015)

2.1.1.2.4. Hidrologi
Sungai Kendilo merupakan sungai utama yang membentuk kawasan tangkapan
air seluas ± 452.837 ha, atau sekitar 39% total wilayah Kabupaten Paser. Secara
hidrologis wilayah kelola KPHP Model Kendilo berada pada 3 (tiga) DAS (Daerah
Aliran Sungai), yaitu DAS Kendilo, DAS Kerang Segendang dan DAS Apar. Sungai-
sungai yang berada dalam wilayah KPHP Model Kendilo antara lain S. Komam, S.
Selerong, S. Busui, S. Samuranggau, S. Biu, S. Hampunung, S. Samu, S. Mankes, S.

DESKRIPSI KAWASAN II-6


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Pinang, S. Pinaan dan S. Kerang. Sebagian besar dari aliran sungai tersebut mengalir
ke Sungai Kendilo yang mengalir sekitar ± 60 km ke arah Laut Sulawesi (Gambar II-2).
Tabel II-9 memperlihatkan sungai-sungai yang mengalir dalam wilayah kelola KPHP
Model Kendilo.

Tabel II-9. Sungai-sungai Utama yang Mengalir di Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo

No Kecamatan Nama Sungai Panjang (Km)


S. Komam 19
1 Muara Komam
S. Selirung 17
S. Busui 20
S. Songka 4
2 Batu Sopang
S. Samurangau 23
S. Bintungan 4
S. Hampunung 15
S. Setiru 10
S. Miyatu 9
3 Muara Samu S. Biu 45
S. Samu 64
S. Pinang 20
S. Mantik 50
S. Kerang 80
4 Batu Engau
S. Mengkudu 19
Sumber: Kabupaten Paser dalam Angka (2015)

Sungai-sungai yang mengalir dalam wilayah kelola KPHP Model Kendilo


sebagian besar merupakan bagian hulu dari sungai yang ada di wilayah Kabupaten
Paser terutama Sungai Kendilo. Dengan demikian kesalahan dalam pemanfaatan
sumber daya hutan tanpa memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian akan
mengakibatkan merosotnya kualitas sub-DAS dan selanjutnya akan berakibat
timbulnya bencana alam (sebagai resiko lingkungan).
Sesuai dengan Visi KPHP Model Kendilo bahwa pengelolaan hutan di wilayah
KPHP Model Kendilo harus menjadi penyangga bagi peningkatkan kualitas dan
kuantitas ekologis DAS Kendilo karena keberadaan DAS tersebut menjadi sumber air
baku sebagian besar masyarakat di Ibukota Kabupaten Paser. Pada sekitar DAS
Kendilo terjadi terjadi kegiatan pemanfaatan lahan yang bersifat terbuka (open space),
yang awalnya berupa hutan sekunder menjadi perkebunan, ladang, pertanian,
permukiman serta pertambangan. Kegiatan tersebut menyumbang penurunan kualitas
air sungai pada DAS Kendilo akibat tingginya erositas dan kandungan zat-zat bersifat
negatif yang masuk ke sungai. Kerusakan DAS Kendilo akan semakin parah bila DAS
sungai-sungai hulu juga mengalami proses konversi hutan menjadi lahan non
berhutan.

DESKRIPSI KAWASAN II-7


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Gambar II-2. Daerah Alirah Sungai dan Sungai Utama di Wilayah Pengelolaan KPHP Model Kendilo

DESKRIPSI KAWASAN II-8


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2.1.1.3. Aksesibilitas Kawasan dan Infrastruktur


Ketersediaan infrastruktur merupakan masukan penting dalam operasional
pengelolaan hutan di lapangan, hal ini berkaitan dengan “tingkat aksesibilitas” (tingkat
keterjangkauan kawasan hutan). Selanjutnya tingkat aksesibilitas akan mempengaruhi
intensitas pengelolaan, utamanya fungsi “pengawasan”. Fungsi ini yang nantinya akan
menjadi fungsi penting yang harus diperankan oleh KPHP Model Kendilo dalam
pengelolaan wilayah kelola yang mempunyai luasan yang cukup luas yaitu 137.495 ha.
Sementara sebagian besar dari wilayah kelola tersebut sudah terdapat izin
pemanfaatan-pengelolaannya dalam bentuk IUPHHK-HT (Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman) sebanyak 2 unit dan izin pinjam pakai kawasan
untuk pertambangan oleh 2 perusahaan. Kondisi aksesibilitas harus menjadi bahan
pertimbangan dalam pembentukan dan pengembangan KPH pada umumnya,
termasuk KPHP Model Kendilo. Hal ini disebabkan salah satu fungsi penting dari
dibangun dan dikembangkannya KPH adalah fungsi monitoring dan evaluasi (monev).

2.1.1.3.1. Aksesibilitas
Transportasi darat merupakan satu-satunya alternatif sarana angkutan umum
bagi masyarakat Paser yang ingin bepergian ke luar daerah. Untuk ke luar daerah
tersedia angkutan darat melalui jalur Tanah Grogot-Batu Licin (Kalimantan Selatan),
Kuaro-Banjarmasin dan Tanah Grogot-Penajam. Untuk melayani trayek tersebut
tersedia 3 unit terminal yaitu terminal kota Tanah Grogot, terminal Tepian Batang dan
terminal Kuaro.
Jaringan jalan yang ada di sekitar dan di dalam KPHP Model Kendilo berupa
jalan negara, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kecamatan, jalan desa dan jalan
perusahaan. Jalan negara penghubung antara Samarinda – Balikpapan - Tanah
Grogot - Banjarmasin kondisi relatif bagus, begitu juga jalan poros yang
menghubungkan Tanah Grogot dan Batu Licin. Sementara jalan yang menghubungkan
antar kecamatan dan antar desa pada KPHP Model Kendilo kondisinya kurang bagus.
Jalan lain yang sudah terbangun adalah pembangunan dan pengembangan jalan
angkutan kayu bulat yang disebutkan sebagai logging road oleh para pemegang ijin
IUPHHK-HT dan yang dibuat oleh perusahaan tambang yang masuk ke dalam
kawasan KPHP Model Kendilo. Kondisi fisik jalan yang berada dalam KPHP Model
Kendilo tersebut juga bukan jalan dengan pengerasan. Sebagian besar berupa jalan
tanah yang hanya ditaburi dengan kerikil, itupun juga pada tempat-tempat yang ekstrim
(misalnya tanjakan).

DESKRIPSI KAWASAN II-9


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel II-10 dan Gambar II-3 menunjukkan jaringan jalan yang terdapat di wilayah
KPHP Model Kendilo. Dengan kondisi jalan darat yang belum berkembang dengan
baik sebagaimana dikemukakan di atas, maka masyarakat juga masih menggunakan
alat transportasi dengan menggunakan sungai. Hal ini juga dalam faktanya masyarakat
pedalaman juga sebagian besar bertempat tinggal di tepi sungai, tanah pertanian juga
sebagian besar berada di tepi sungai (tanah alluvial).

Tabel II-10. Kondisi Aksesibilitas Jalan pada Masing-masing Desa di Wilayah KPHP Model
Kendilo
No. Nama Desa Aksesibilitas Jalan Sarana Transportasi
I. Kecamatan Muara Komam
1. Selerong Jalan negara (aspal) Darat (Roda 2/Roda 4)
2. Muara Langon Jalan negara (aspal) Darat (Roda 2/Roda 4)
II. Kecamatan Batu Sopang Darat (Roda 2/Roda 4)
1. Samurangau Jalan tanah dan perkerasan kerikil Darat (Roda 2/Roda 4)
2. Busui Jalan Negara (aspal) Darat (Roda 2/Roda 4)
III. Kecamatan Muara Samu
Jalan tanah sepanjang 8 km
menuju kecamatan; jalan aspal
1. Libur Dinding Darat (Roda 2/Roda 4)
dan pengerasan sepanjang 68 km
menuju kabupaten
Jalan raya desa sepanjang 2 km
(kondisi pengerasan), jalan ke
kecamatan sepanjang 20 km
2 Rantau Atas Darat (Roda 2/ Roda 4)
(kondisi pengerasan) & jalan ke
Kabupaten sepanjang 67 km
(kondisi pengerasan & aspal)
3. Rantau Bintungan Pengerasan Darat (Roda 2/ Roda 4)
 Jalan raya sepanjang 3 km
berupa jalan tanah
 Jalan ke pasar terdekat
sepanjang 8 km berupa jalan
4. Suweto tanah Darat (Roda 2/ Roda 4)
 Jalan ke kecamatan sepanjang
8 km (jalan tanah)
 Jalan ke kabupaten sepanjang
45 km (jalan aspal & tanah)
5. Muara Andeh Jalan provinsi (kondisi rusak) Darat (Roda 2/ Roda 4)
Jalan kabupaten (aspal,
6. Biu Darat (Roda 2/ Roda 4)
batu,tanah)
Jalan kabupaten (aspal,
7. Tanjung Pinang Darat (Roda 2/ Roda 4)
batu,tanah)
Jalan kabupaten (aspal,
8. Luan Darat (Roda 2/ Roda 4)
batu,tanah)
Jalan kabupaten (aspal,
9. Muser Darat (Roda 2/ Roda 4)
batu,tanah)
IV Kecamatan Batu Engau
Jalan provinsi (kondisi jalan masih
1. Lomu Darat (Roda 2/ Roda 4)
berbatu)
2. Kerang Dayo Jalan Negara (aspal) dan Jalan Darat (Roda 2/ Roda 4)

DESKRIPSI KAWASAN II-10


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

No. Nama Desa Aksesibilitas Jalan Sarana Transportasi


Desa (tanah/batu)
Jalan Negara (aspal) dan Jalan
3. Kerang Darat (Roda 2/ Roda 4)
Desa (tanah/batu)
Jalan provinsi (kondisi jalan masih
4. Riwang Darat (Roda 2/ Roda 4)
berbatu)
Jalan Negara (aspal) dan Jalan
5. Petangis Darat (Roda 2/ Roda 4)
Desa (tanah/batu)
jalan desa (kondisi jalan masih
6. Mengkudu Darat (Roda 2/ Roda 4)
berbatu)
Jalan Negara (aspal) dan Jalan
7. Saing Prupuk Darat (Roda 2/ Roda 4)
Desa (tanah/batu)
Sumber: Monografi Desa (2015) dan BPS Kabupaten Paser (2015)

DESKRIPSI KAWASAN II-11


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Gambar II-3. Jaringan Jalan Wilayah KPHP Model Kendilo

DESKRIPSI KAWASAN II-12


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2.1.1.3.2. Infrastruktur
Infrastruktur listrik relatif terbatas, PLN baru menjangkau beberapa desa yang
berada di sekitar ibukota kabupaten dan kecamatan tertentu saja. Pada umumnya
desa yang ada di wilayah KPHP Model Kendilo belum terjangkau dengan PLN.
Beberapa desa menggunakan listrik dari mesin desa dan listrik dari mesin pribadi
(genset). Demikian juga dengan suplai air bersih, umumnya air bersih yang
masyarakat desa gunakan bersumber dari sumur timba, sumber mata air yang
dialirkan melalui pipa, dan hanya sebagian kecil yang bersumber dari PDAM. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel II-11.

Tabel II-11. Sumber Listrik Desa-desa di Wilayah KPHP Model Kendilo


No. Nama Desa Sumber Listrik Sumber Air Bersih
I. Kecamatan Muara Komam
1. Selerong
2. Muara Langon
II. Kecamatan Batu Sopang
2. Samurangau Tidak ada PLN Tidak ada PDAM
4. Busui PLN (Jmlh. Pelanggan = 170) Tidak ada PDAM
III. Kecamatan Muara Samu Semua desa Tidak ada PLN Semua desa Tidak ada PDAM
1. Libur Dinding Listrik desa (1 unit) Sumur timba
2 Rantau Atas Listrik desa (1 unit) Sumur timba 10 buah (40 KK),
jaringan pipa air minum 1
buah (174 KK)
3. Rantau Bintungan
4. Suweto Listrik perorangan Sumur timba 20 buah (100
KK)
5. Muara Andeh
6. Biu
7. Tanjung Pinang
8. Luan
9. Muser
IV Kecamatan Batu Engau
1. Lomu - Tidak ada PDAM
2. Kerang Dayo - Tidak ada PDAM
3. Kerang PLN (Jmlh. Pelanggan = 338 PDAM (jmlh. Pelanggan = 265
4. Riwang - Tidak ada PDAM
5. Petangis - Tidak ada PDAM
6. Mengkudu PLN (Jmlh. Pelanggan = 257) Tidak ada PDAM
7. Saing Prupuk - Tidak ada PDAM
Sumber: Monografi Desa (2015) dan BPS Kabupaten Paser (2015)

Dengan wilayah yang relatif luas, membuat infrastruktur komunikasi menjadi


penting dalam rangka efektifitas dan efisiensi pengelolaan di wilayah KPHP Model
Kendilo. Telepon/handpone sebagai sebagai sarana komunikasi yang paling efektif
dan efisien selama ini belum dapat menjangkau semua wilayah desa dan wilayah

DESKRIPSI KAWASAN II-13


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

kelola KPHP Model Kendilo, meskipun di beberapa tempat sudah dibangun menara-
menara telekomunikasi seluler.

2.1.1.4. Fungsi Kawasan Hutan


Luas wilayah KPHP Model Kendilo (Unit XXXIV) berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor SK.674/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
(KPHP) di Provinsi Kalimantan Timur adalah 143.709 ha. Sedangkan berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.718/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan
Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, batas administrasi yang dikeluarkan
oleh Biro Perbatasan Provinsi Kalimantan Timur dan tata batas Hutan Lindung Sungai
Samu di Kabupaten Paser, luas KPHP Model Kendilo menjadi 137.495 ha.
Berdasarkan fungsinya, wilayah KPHP Model Kendilo dapat dilihat pada Tabel II-12
dan Gambar II-4.

Tabel II-12. Luas Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo Berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan

Luas
No Fungsi Kawasan Hutan Keterangan
ha %

1 Hutan Lindung (HL) 41.558 30

2 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 34.049 25

3 Hutan Produksi (HP) 61.888 45

Luas Keseluruhan 137.495 100

Sumber: SK Menhut Nomor: 718/Menhut-II/2014, hasil tata batas BPKH dan Biro Perbatasan Provinsi
Kalimantan Timur

Sebaran spasial wilayah kelola KPHP Model Kendilo berdasarkan fungsi hutan
relatif berimbang, yang paling luas berada dalam kawasan HP dan yang terkecil pada
HPT. Dengan demikian lebih dari setengah (55%) dari wilayah kelola KPHP Model
Kendilo terdiri dari kawasan hutan dengan kondisi topografi yang berat (HL dan HPT)
dengan kelerengan >40%, sehingga dalam pengelolaannya ke depan harus benar-
benar mempertimbangkan resiko lingkungan yang ditimbulkan. Juga adanya fakta
bahwa wilayah kelola tersebut juga termasuk ke dalam DAS terbesar di Kabupaten
Paser, yaitu DAS Kendilo. Kondisi fisik lapangan tersebut ditambah lagi dengan
posisinya berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut yang sebagian besar berada

DESKRIPSI KAWASAN II-14


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

pada ketinggian 300-1.265 meter, sehingga wilayah kelola tersebut terletak di daerah
dengan curah hujan yang tinggi. Kombinasi kondisi fisik tersebut merupakan hal yang
benar-benar harus mendapatkan perhatian dan pertimbangan dalam pengelolaan
sumber daya yang terdapat di dalamnya.

DESKRIPSI KAWASAN II-15


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Gambar II-4. Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo Berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan

DESKRIPSI KAWASAN II-16


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2.1.1.5. Batas Wilayah


Secara fisik di lapangan, batas wilayah kelola KPHP Model Kendilo sebagian
besar merupakan batas alam berupa punggung gunung dan batas buatan berupa
patok. Batas wilayah kelola KPHP Model Kendilo sebagian besar terdiri dari batas
administrasi provinsi dan berbatasan dengan perkebunan dan permukiman
masyarakat. Bagian Barat dan Selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan
Selatan sementara bagian Utara dan Timur berbatasan dengan areal penggunaan lain
yang berupa permukiman, perkebunan sawit dan lahan pertanian masyarakat. Ini
menggambarkan bahwa prioritas penyelesaian tata batas adalah perbatasan wilayah
Timur dan Utara untuk menjamin kepastian kawasan hutan. Sebaliknya untuk wilayah
Barat dan Selatan yang merupakan batas administrasi pada umumnya adalah
punggung gunung, sehingga aksessibilitasnya relatif sulit.

Tabel II-13. Status Tata Batas Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo

Unit Luas (ha) Panjang Batas (km) Status dan kondisi tata batas
Hutan Lindung Sungai Samu sudah
I 118.520 257,46 ditata batas sepanjang 143,85 km dan
67,38 km
II 177 5,72 Belum ditata batas
III 388 10,58 Belum ditata batas
IV 6.515 40,00 Belum ditata batas
V 6.835 49,73 Belum ditata batas
VI 4.789 41,34 Belum ditata batas
VII 273 6,63 Belum ditata batas
137.495 411,46
Sumber: Hasil analisis peta (2016)

2.1.2.Sejarah Pengelolaan Kawasan


Wilayah KPHP Model Kendilo merupakan wilayah yang sejarah pengelolaannya
selalu berubah-ubah oleh berbagai kegiatan pengelolaan baik pemanfaatan oleh
IUPHHK-HA (Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam) dan HT, maupun
penggunaan kawasan oleh PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara) dan IUP (Izin Usaha Pertambangan) di HP, HPT dan HL. Gambar II-5
memperlihatkan kawasan-kawasan yang telah memiliki izin pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan pada wilayah kelola KPHP Model Kendilo.

DESKRIPSI KAWASAN II-17


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2.1.2.1. Sejarah Pengelolaan Hutan Produksi


Sejak tahun 1970-an, kawasan hutan yang ada pada wilayah KPHP Model
Kendilo sudah dikelola melalui izin pemanfaatan yang pada saat itu disebut dengan
HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dan HTI (Hutan Tanaman Industri). Seiring dengan
perubahan kebijakan dan kondisi perusahaan, beberapa HPH mengalami likuidasi
kemudian dikelola oleh perusahaan HPH yang lain. Oleh karena potensi yang semakin
berkurang, saat ini tidak ada IUPHHK-HA yang beroperasi. Pada sebagian besar hutan
produksi saat ini terdapat ijin pinjam pakai oleh perusahaan batubara.
 PT. Edi Mulya Corp. dengan SK HPH Nomor 227/Kpts/Um/5/74 dengan luas areal
± 130.000 ha. Pada tahun 1996 dilanjutkan pengelolaannya oleh PT. Inhutani II
melalui SK Nomor 707/Menhut-IV/1996 seluas 80.000 ha. Kemudian pada tahun
2002 izin PT. Inhutani II dicabut melalui SK Nomor 10234/Kpts-II/2002. Sampai
sekarang areal ini tidak ada izin IUPHHK baik IUPHHK-HA maupun IUPHHK-HTI.
Sebagian dari areal ini sekarang dikuasai oleh izin pinjam pakai oleh perusahaan
tambang baik izin melalui kabupaten (IUP) maupun izin pemerintah pusat (PKP2B).
Beberapa perusahaan tersebut antara lain: PT. Balengkong Mineral Resources
(IUP), PT. Tunas Muda Jaya (IUP), PT. Kideco Jaya Agung (PKP2B), PT. Borneo
Mega Perkasa (IUP), PT. Batubara Selaras Sapta (PKP2B) dan PT. Interex Sacra
Raya (PKP2B).
 Areal ex PT. Tanah Grogot dengan luas areal ± 63.200 ha tahun 1991 dikelola oleh
PT. Inhutani II dengan SK Nomor: 109/Kpts-II/1991. Sampai sekarang areal ini
tidak ada izin IUPHHK baik IUPHHK-HA maupun IUPHHK-HTI. Sebagian besar
dari areal ini sekarang dikuasai oleh izin pinjam pakai oleh perusahaan tambang
baik izin melalui kabupaten (IUP) maupun izin pemerintah pusat (PKP2B).
Beberapa perusahaan tersebut antara lain: PT. Kideco Jaya Agung (PKP2B), PT.
Arindo Antrasit (IUP), PT. Luntho Bioenergi Prima (IUP), PT. Borneo Mega Perkasa
(IUP) dan PT. Batubara Selaras Sapta (PKP2B).
 PT. Pamukan Jaya dengan SK HPH Nomor 183/Kpts/Um/4/73 dengan luas areal ±
80.000 ha yang sebagian arealnya juga masuk ke Provinsi Kalimantan Selatan.
Pada tahun 1996 dilanjutkan pengelolaannya oleh PT. Inhutani II melalui SK nomor
707/Menhut-IV/1996 seluas 17.200 ha dan sampai saat ini masih beroperasi.
 Areal ex PT. Sumber Rayon Raya seluas ± 106.000 ha, tahun 1992 sebagian
arealnya seluas 9.300 ha diberikan kepada PT. Hutani Trans Kencana yang
merupakan HTI Trans dengan SK Nomor 247/KPTS-V/92. Sedangkan areal
sisanya tahun 1993 dilanjutkan pengelolaannya oleh PT. Inhutani II melalui SK

DESKRIPSI KAWASAN II-18


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Nomor 707/Menhut-IV/1996 dengan luas ± 76.000 ha. Kemudian pada tahun 2002
izin PT. Inhutani II dicabut melalui SK Nomor 10156/Kpts-II/2002. Sebagian besar
dari areal ini sekarang dikuasai oleh izin pinjam pakai oleh perusahaan tambang
baik izin melalui kabupaten (IUP) maupun izin pemerintah pusat (PKP2B).
Beberapa perusahaan tersebut seperti: PT. Aragon Tambang Pratama (IUP), PT.
Kideco Jaya Agung (PKP2B), PT. Batubara Selaras Sapta (PKP2B), PT. Chandra
Gemilang (IUP), PT. Asiaco Citra Mulia (IUP) dan PT. Paser Bara Mandiri (IUP).
Dari luas 96.125 ha, kawasan HP dan HPT yang ada pada wilayah KPHP Model
Kendilo, jika dilihat dari sejarah pengelolaannya semuanya merupakan wilayah bekas
ijin pemanfaatan hasil hutan kayu sejak tahun 1970-an. Sampai saat ini wilayah KPHP
Model Kendilo yang masih aktif dikelola oleh IUPHHK-HT seluas 10.461 ha.

2.1.2.2. Sejarah Pengelolaan Hutan Lindung


Kawasan HL pada KPHP Model Kendilo yaitu HL Sungai Samu, yang
pengelolaannya belum maksimal, sampai dengan saat ini belum ada lembaga yang
mengelola hutan lindung ini. Kawasan HL Sungai Samu sebagian arealnya merupakan
eks areal beberapa perusahaan IUPHHK PT. Edy Mulya Corporation yang beroperasi
mulai tahun 1974, PT. Usaha Mandiri Inti Sejahtera yang beroperasi sejak tahun 2002,
dan PT. Dua Putra Nan Jaya yang beroperasi sekitar tahun 2002. Perubahan fungsi ini
berdasarkan beberapa keputusan antara lain: Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
554/Menhut-II/2013 tanggal 2 Agustus 2013 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan
Hutan Menjadi bukan Kawasan Hutan, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan dan
Penunjukan bukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan, kemudian muncul SK
Baru yaitu SK.942/Menhut-II/2013 tanggal 2 Agustus 2013 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 79/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001 tentang
Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Luas
areal hutan lindung saat ini seluas 41.558 ha.

DESKRIPSI KAWASAN II-19


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Gambar II-5. Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan KPHP Model Kendilo

DESKRIPSI KAWASAN II-20


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2.1.3.Pembagian Unit dan Blok Pengelolaan


Pembagian wilayah kelola KPH ke dalam blok merupakan bagian dan tahapan
berikut dari tahapan awal tata hutan, yaitu inventarisasi hutan. Dalam Permenhut
Nomor P.6/Menhut-II/2010, Pasal 6 (2), dinyatakan bahwa pembagian blok harus
memperhatikan: (a) karakteristik biofisik lapangan; (b) kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitar; (c) potensi sumber daya alam; dan (d) keberadaan hak-hak atau
izin usaha pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Selanjutnya
pembagian blok harus memperhatian dan mengacu pada peta arahan
RKTN/RKTP/RKTK, fungsi kawasan, izin pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan. Berdasarkan arahan kawasan dalam RKTN (Rencana Kehutanan Tingkat
Nasional) dan RKTP (Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi) Kaltim, terdapat 6 (enam)
kawasan yaitu: (a) kawasan untuk konservasi; (b) kawasan untuk perlindungan hutan
alam dan gambut; (c) kawasan untuk rehabilitasi; (d) kawasan untuk pengusahaan
hutan skala besar; (e) kawasan untuk pengusahaan hutan skala kecil; dan (f) kawasan
untuk non kehutanan (hutan produksi yang dapat dikonversi).
Blok pengelolaan pada wilayah KPH adalah bagian dari wilayah KPH dengan
persamaan karakteristik biogeofisik (potensi, penutupan lahan, bentang alam, dll.)
bersifat relatif permanen, yang ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
manajemen. Sedangkan petak adalah unit terkecil lahan hutan yang lokasi
geografisnya bersifat permanen, sebagai basis pemberian perlakuan pengelolaan dan
menjadi satuan administrasi (pencatatan) setiap kegiatan pengelolaan yang diterapkan
atasnya. Secara makro, zonasi wilayah kelola KPHP Model Kendilo terdiri dari: (a)
zona kawasan yang telah terdapat izin pengelolaan-pemanfaatan (IUPHHK-HT); (b)
zona kawasan izin pinjam pakai pertambangan; dan (c) zona kawasan yang tidak
ada/belum ada ijin pengelolaan-pemanfaatan (berupa hutan lindung dan kawasan lain).
Secara operasional selanjutnya dalam masing-masing zona dibagi dalam blok-blok dan
petak-anak petak sebagai unit kelestarian manajemen terkecil.
Berdasarkan fungsi kawasan hutan, terdapat wilayah kelola KPHP Model Kendilo
yang merupakan HP, HPT dan HL. Dengan telah adanya beberapa izin pemanfaatan
hutan dan penggunaan kawasan (khususnya pinjam pakai kawasan pertambangan),
wilayah kelola KPHP Model Kendilo secara garis besar dapat dikelompokkan dalam 4
(empat) kelompok yaitu wilayah kelola yang telah terdapat izin pemanfaatan IUPHHK-
HT, kawasan izin pinjam pakai, wilayah tumpang tindih izin pinjam pakai tambang dan
IUPHHK-HT, dan wilayah kelola yang tidak atau belum ada izin pemanfaatannya
(Tabel II-14).

DESKRIPSI KAWASAN II-21


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel II-14. Pembagian Wilayah KPHP Model Kendilo Berdasarkan Izin Pemanfaatan dan
Penggunaan Kawasan Hutan

Fungsi Hutan (ha)


No Bagian Wilayah
HL HPT HP Jumlah

1 Wilayah izin IUPHHK-HT 0 0 40.988 40.988

2 Wilayah pertambangan 0 2.398 16.454 18.852


Wilayah izin pertambangan dalam
3 0 439 16.307 16.746
IUPHHK-HT
Wilayah yang belum ada izin
4 41.558 31.723 10.691 83.972
pemanfaatannya
Sumber: Hasil analisis peta (2016)

Dari arahan kawasan-kawasan tersebut, maka berdasarkan fungsi hutan dan


peruntukan kawasan yang ada saat ini di lapangan, wilayah kelola KPHP Model
Kendilo terdiri dari: (a) kawasan hutan lindung terdiri dari blok pemanfaatan; (b)
kawasan hutan produksi terbatas terdiri dari blok pemanfaatan, jasa lingkungan dan
HHBK dan blok pemberdayaan; serta c) kawasan hutan produksi terdiri dari blok
pemanfaatan HHK-HT dan blok pemberdayaan. Pembagian blok pada wilayah tertentu
sangat tergantung dengan skema rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada
wilayah tersebut sesuai dengan fungsi kawasan, kondisi biofisik, sosial ekonomi serta
peraturan perundangan yang berlaku.
Dalam wilayah KPHP Model Kendilo terdapat kawasan hutan yang belum
dibebani hak/izin pemanfaatan atau penggunaan kawasan sehingga sebagian
kawasan tersebut selanjutnya disebut dengan wilayah tertentu. Luas wilayah tertentu
pada KPHP Model Kendilo adalah 83.972 ha yang terdiri dari HL seluas 41.558 ha,
HPT seluas 31.723 ha dan HP seluas 10.691 ha. Dalam rangka mempermudah proses
pengelolaan wilayah tertentu dan inventarisasi secara detail, sebelum dilakukan
pembagian blok sesuai dengan peruntukannya, maka wilayah tertentu pada KPHP
Model Kendilo dikelompokkan berdasarkan fungsi kawasan dan kesatuan areal
(kompartemen) dan aksesibilitas. Tabel II-15 dan Gambar II-6 memberikan gambaran
mengenai pembagian blok-blok pengelolaan dalam wilayah KPHP Model Kendilo.

DESKRIPSI KAWASAN II-22


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel II-15. Pembagian Blok-blok Pengelolaan dalam Wilayah KPHP Model Kendilo

Blok
No. Luas (ha)
Fungsi Arahan/peruntukan
1. Hutan Lindung Pemanfaatan 41.557,73

2. Hutan Produksi Terbatas Pemanfaatan, Jasa Lingkungan dan HHBK 20.934,41

Pemberdayaan Masyarakat 13.115,15

3. Hutan Produksi Pemanfaatan HHK-HT 50.498,08

Pemberdayaan Masyarakat 11.390,57

TOTAL 137.495
Sumber: Hasil analisis peta (2016)

DESKRIPSI KAWASAN II-23


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Gambar II-6. Pembagian Blok-blok Pengelolaan dalam Wilayah KPHP-Model Kendilo

DESKRIPSI KAWASAN II-24


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2.2. Potensi Wilayah KPHP Model Kendilo


2.2.1.Vegetasi
2.2.1.1. Penutupan Vegetasi
Kondisi wilayah KPHP Model Kendilo yang sebagian besar merupakan kawasan
HPT dan HL memiliki konsekuensi pada rendahnya aksesibilitas. Gambaran detil
terkait tipe tutupan hutan ataupun vegetasi dan penggunaan lahan lainnya di wilayah
KPHP Model Kendilo dapat dilihat pada Tabel II-16.

Tabel II-16. Gambaran Detil tentang Tipe Penutupan Lahan Wilayah Kelola KPHP Model
Kendilo
Tipe Penutupan Lahan Luas (ha) Persentase (%)
Hutan:
1 Hutan lahan kering sekunder 99.407,7 72,25
2 Hutan rawa sekunder 44,9 0,03
3 Hutan tanaman 2.614,2 1,90
102.066,8 74,18
Non Hutan:
1 Semak/belukar 19.530,3 14,19
2 Belukar rawa 81,2 0,06
3 Lahan terbuka 2.070,3 1,50
4 Perkebunan 5.198.0 3,78
5 Pertambangan 6.568,7 4,77
6 Pertanian lahan kering 1.671.5 1,21
7 Tubuh air 407,3 0,30
35.527,2 25,82
Total 137.594,0 100,0
Sumber: Peta tutupan lahan tahun 2016 (BPKH Wilayah IV Provinsi Kalimantan Timur)

Berdasarkan Tabel II-16, sebagian besar tutupan lahan wilayah KPHP Model
Kendilo adalah hutan (74,18%), yang terdiri dari hutan lahan kering sekunder
(72,25%), hutan tanaman (1,90%) dan hutan rawa sekunder (0,03%). Sedangkan
sisanya sekitar 25,82% merupakan areal bukan hutan yang terdiri dari semak belukar,
belukar rawa, lahan terbuka, perkebunan, pertambangan, pertanian lahan kering dan
tubuh air.

2.2.1.2. Kehadiran Jenis


Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa 74,18% wilayah KPHP Model
Kendilo merupakan areal berhutan, dimana sekitar 72,25% merupakan hutan lahan
kering sekunder yang pada umumnya berada pada kawasan HL dan HPT. Hutan

DESKRIPSI KAWASAN II-25


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

primer sudah tidak dapat ditemukan karena seluruh areal merupakan hutan bekas
tebangan yang dikelola oleh beberapa perusahaan kayu di masa lalu.
Wilayah KPHP Model Kendilo didominasi oleh ekosistem hutan lembab tropis.
Komposisi vegetasi penyusun tegakan hutan didominasi oleh famili Dipterocarpaceae.
Jenis-jenis yang dapat ditemui dari kelompok meranti diantaranya Meranti, Jelutung,
Kapur, Nyatoh, Durian, Keruing dan sebagainya. Kelompok rimba campuran yang
dapat ditemui antara lain Asam, Banitan, Binuang, Jambu, Pelawan, Kayu Arang, Kayu
Bawang, Terap dan lain-lain. Selain itu juga masih dapat ditemui kelompok kayu indah
antara lain Bungur, Sungkai dan Ulin. Berdasarkan dokumen RKU (Rencana Kerja
Usaha) dan ITSP (Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan) IUPHHK-HA,
kehadiran/komposisi jenis kayu berdasarkan kelompok komersialnya dapat
digambarkan pada Tabel II-17.

Tabel II-17.Rangkuman Komposisi Jenis Penyusun Tegakan Hutan Alam Produksi (Hutan
Sekunder-Tegakan Bekas Tebangan) Hasil Inventarisasi Tegakan Izin Pinjam Pakai Kawasan
Jumlah
No Kelompok Jenis Nama Ilmiah Pohon
(rataan/ha)
I Kayu yang Dilindungi
1. Banggeris Koompassia excelsa
2. Nyerakat/Ketiau Ganua motleyana
3. Tengkawang Shorea pinanga
4. Ulin Eusideroxylon zwageri 1
II Kelompok Jenis Meranti
1. Meranti Shorea spp. 14,5
2. Bangkirai Shorea laevis 0,5
3. Jelutung Dyera costulata
4. Kapur Dryobalanops aromatica 2
5. Keruing Dipterocarpus spp. 3,6
6. Medang Cinnamomum spp. 0,12
7. Mersawa Anisoptera spp. 2,14
8. Nyatoh Palaquium spp. 20,9
9. Palapi Heritiera spp.
10. Pulai Alstonia spp. 2
11. Resak Vatica spp.
III Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran
1. Bayur Pterospermum spp. 0,12
2. Benuang Octomeles sumatrana 2,23
3. Gerunggang Cratoxylum spp.
4. Jabon Anthocephalus spp. 3,72
5. Jambu-jambu Eugenia spp. 2,6
6. Kempas Koompassia malaccensis 0,6
7. Simpur Dillenia spp. 0,5
8. Terap Artocarpus spp. 1
IV Kelompok Jenis Kayu Eboni
1. Kayu hitam/eboni Diospyros spp.

DESKRIPSI KAWASAN II-26


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Jumlah
No Kelompok Jenis Nama Ilmiah Pohon
(rataan/ha)
IV Kelompok Jenis Kayu Indah
1. Sindur Sindora spp. 0,34
2. Sungkai Peronema canescens 7,87
Sumber: Inventarisasi tegakan ijin pinjam pakai PT. Tunas Muda Jaya (2015)

Berdasarkan dokumen ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) perusahaan yang


berada di dalam wilayah KPHP Model Kendilo, beberapa spesies flora yang dilindungi
yang dapat diidentifikasi antara lain Banggeris (Koompassia excelsa), Tengkawang
(Shorea stenoptera), Ulin (Eusideroxylon zwageri) dan Durian (Durio zibethinus). Hutan
tropika basah yang didominasi jenis-jenis seperti Meranti Merah, Meranti Kuning,
Meranti Putih, Meranti Batu, Keruing, Bengkirai, Nyatoh tersebar di wilayah KPHP
Model Kendilo. Adapun untuk jenis semak belukar yang mendominasi adalah
Karamunting (Rhosophyrtus tomentosa), Alang-alang (Imperata cylindrica) dan Paku
(Neprolepsis hyrsulata).
Untuk mengetahui jenis pohon di wilayah KPHP Model Kendilo, dilaksanakan
survei plot sebanyak 7 titik yaitu :
a. Plot 1 dan 2 : untuk mewakili jenis pohon di bagian wilayah Utara wilayah hutan
KPHP Model Kendilo, tepatnya di kawasan hutan produksi terbatas, Desa Selerong,
Kecamatan Muara Samu.
b. Plot 3 : untuk mewakili jenis pohon di bagian wilayah Utara-Tengah dari wilayah
hutan KPHP Model Kendilo, tepatnya di kawasan hutan produksi, Desa Busui,
Kecamatan Batu Sopang.
c. Plot 4 – 7 : untuk mewakili jenis pohon di bagian wilayah Tengah-Selatan dari
wilayah hutan KPHP Model Kendilo, tepatnya di kawasan hutan produksi, Desa Biu,
Kecamatan Muara Samu.
Dari hasil survei plot di wilayah KPHP Model Kendilo tersebut di atas, setidaknya
dijumpai 39 spesies. Selain itu juga ditemukan jenis bambu, pasak bumi dan beberapa
jenis rotan seperti Rotan Manau, Rotan Danan dan Rotan Semambu. Tabel II-18
menyajikan jenis-jenis pohon yang masih dapat ditemui di wilayah kelola KPHP Model
Kendilo.

Tabel II-18. Daftar Jenis Pohon pada Wilayah KPHP Model Kendilo

No Nama Lokal Nama Ilmiah


1 Asam Mangifera spp.
2 Banitan Polyalthia spp.
3 Belimbing Averhoa spp.

DESKRIPSI KAWASAN II-27


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

No Nama Lokal Nama Ilmiah


4 Binuang Octomeles sumatrana Miq.
5 Beringin Ficus spp.
6 Bilungka Cucumis spp.
7 Durian Durio spp.
8 Gaharu Aquilaria spp.
9 Jabon Anthocephalus spp.
10 Jambu-jambu Eugenia spp.
11 Jaring Hutan Pithecellobium spp.
12 Kacang-kacangan Pentace spp.
13 Kapur Dryobalanops spp.
14 Kelantan
15 Kelempayan
16 Kemuning Murraya paniculata
17 Kopi Canthium dicoccum
18 Laban Vitex pubescens
19 Lanan Shorea spp.
20 Langsat Lansium spp.
21 Lantan Alstonia spp.
22 Loa Macaranga spp.
23 Mahang Macaranga spp.
24 Mali-mali Diospyros spp.
25 Meranti Shorea spp.
26 Nyatoh Palaquium spp.
27 Paci Talinum spp.
28 Pala-pala Myristica spp.
29 Pelawan Tristania spp.
30 Petangis Talauma spp.
31 Rambutan Hutan Nephelium spp.
32 Sengkuang Dracontomelon spp.
33 Simpur Dillenia spp.
34 Sintuk Cinnamomum spp.
35 Sirihan Diospyros spp.
36 Sungkai Peronema canescens
37 Temberas Pternandra caeculescens
38 Terap Artocarpus sp.
39 Trembesi Samanea saman
Sumber: BPKH (2015)

Adapun Indeks Nilai Penting (INP) tingkat pohon (diameter >20 cm) dan
permudaan pada wilayah KPHP Model Kendilo pada masing-masing strata adalah
sebagai berikut.
Tabel II-19. Indeks Nilai Penting pada Strata Hutan Lahan Kering Sekunder Tingkat Pohon
(N=jumlah jenis; K=kerapatan jenis; Kr=kerapatan jenis relatif; D=dominansi jenis; V=volume;
Dr=dominansi jenis relatif; P=jumlah plot ditemukannya suatu jenis; F=frekuensi jenis;
Fr=frekuensi jenis relatif; INP=indeks nilai penting)

K D INP
No Jenis N Kr (%) Dr (%) P F Fr (%)
(N/ha) (V/ha) (%)
1 Kelompok Kayu 37 12,33 13,81 1,79 15,87 17 0,35 10,37 40,04

DESKRIPSI KAWASAN II-28


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

K D INP
No Jenis N Kr (%) Dr (%) P F Fr (%)
(N/ha) (V/ha) (%)
Indah
2 Kelompok Jenis
Meranti 97 32,33 36,19 4,51 40,10 48 1,00 29,27 105,56
3 Kelompok Rimba
Campuran 134 44,67 50,00 4,96 44,03 99 2,06 60,37 154,39
Jumlah 1 s/d 3 268 89,33 100,00 11,26 100,00 164 3,52 100,00 300,00
Sumber: BPKH (2015)

Dari data di atas diketahui bahwa kelompok jenis yang mendominasi di strata
hutan kering sekunder adalah kelompok jenis rimba campuran (INP = 154,39),
kelompok jenis meranti (INP = 105,56) dan kelompok jenis kayu indah (INP = 40,04).

Tabel II-20. Indeks Nilai Penting pada Strata Belukar Tingkat Pohon (N=jumlah jenis;
K=kerapatan jenis; Kr=kerapatan jenis relatif; D=dominansi jenis; V=volume; Dr=dominansi
jenis relatif; P=jumlah plot ditemukannya suatu jenis; F=frekuensi jenis; Fr=frekuensi jenis
relatif; INP=indeks nilai penting)
K D
No Jenis N Kr (%) Dr (%) P F Fr (%) INP (%)
(N/ha) (V/ha)
1 Kelompok Kayu
24 8,00 11,06 1,84 22,94 16 0,33 11,03 45,04
Indah
2 Kelompok Jenis
58 19,33 26,73 2,09 26,12 34 0,17 23,45 76,29
Meranti
3 Kelompok
Rimba 135 45,00 62,21 4,08 50,94 95 1,98 65,52 178,67
Campuran
Jumlah Total 217 72,33 100,00 8,01 100,00 145 3,02 100,00 300,00
Sumber: BPKH (2015)

Dari data di atas diketahui bahwa kelompok jenis yang mendominasi di strata
belukar adalah kelompok jenis rimba campuran (INP = 178,67), kelompok jenis
meranti (INP = 76,29) dan kelompok jenis kayu indah (INP = 45,04).

2.2.2. Potensi Kayu dan Non Kayu


2.2.2.1. Potensi Kayu
Sebagian besar (62%) dari wilayah kelola KPHP Model Kendilo terdiri dari zona
yang belum terdapat ijin pemanfaatan kawasan dan hasil hutan, yaitu pada kawasan
HL dan HPT. Dengan demikian data dan informasi tentang potensi kayu merupakan
masukan atau kebutuhan pokok-penting dalam pengelolaan sumber daya hutan di
zona tersebut.

DESKRIPSI KAWASAN II-29


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Berikut ditampilkan rekapitulasi dugaan rata-rata jumlah batang dan volume kayu
per ha berdasarkan plot pengukuran.
Tabel II-21. Rekapitulasi Dugaan Rata-Rata Jumlah Batang dan Volume per Hektar pada
Setiap Plot

No 20-29 cm 30-39 cm 40-49 cm 50 cm - up 20 cm - up


Plot N V N V N V N V N V
1 77 14,56 19 8,92 9 9,23 12 21,36 117 54,07
2 16 3,30 8 4,75 4 3,69 13 51,34 41 63,08
3 34 8,5 22 12,55 23 21,12 12 28,49 91 70,71
4 40 10,09 26 15,46 14 17,06 15 40,17 95 82,77
5 26 10,91 23 19,65 13 15,09 15 47,98 77 93,63
6 28 7,92 20 10,37 7 7,97 4 8,53 59 34,78
Jumlah 221 55,32 118 71,70 70 74,16 71 197,86 480 399,04
Sumber: BPKH (2015)

Berikut ditampilkan rekapitulasi dugaan rata-rata jumlah batang dan volume kayu
per ha berdasarkan strata penutupan lahan.

Tabel II-22. Volume per Hektar Berdasarkan Strata Penutupan Lahan

20-29 cm 30-39 cm 40-49 cm 50 cm - up 20 cm - up


Strata
N V N V N V N V N V
Hutan
33 9,85 24 16,01 18 18,58 24 39,78 89 84,22
Sekunder

Belukar 40 8,59 16 8,01 6 6,96 10 27,08 72 50,86

Jumlah 74 18,44 40 24,03 24 25,54 24 66,85 162 134,86

Sumber: BPKH (2015)

Data-data mengenai kondisi permudaan di wilayah KPHP Model Kendilo


disajikan pada tabel-tabel dan uraian berikut.
Tabel II-23. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 1 KPHP Model Kendilo

Jumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total


No Jenis Kayu
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
1 Kelompok Kayu
80 5 85 170
Indah
2 Kelompok Meranti 6 6 0 3
3 Kelompok Rimba
59 72 0 131
Campuran
Jumlah 1 s/d 3 145 83 85 304
Sumber: BPKH (2015)

DESKRIPSI KAWASAN II-30


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Pada plot 1 kondisi permudaan didominasi oleh kelompok jenis kayu indah untuk
tingkat semai dan tiang sedangkan kelompok rimba campuran yang mendominasi
untuk pancang.
Tabel II-24. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 2 KPHP Model Kendilo

Jumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total


No Jenis Kayu
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
1 Kelompok Kayu
4 13 0 17
Indah
2 Kelompok Meranti 1 0 0 1
3 Kelompok Rimba
27 36 0 63
Campuran
Jumlah 1 s/d 3 32 49 0 81
Sumber: BPKH (2015)

Pada plot 2 permudaan didominasi oleh kelompok jenis rimba campuran untuk
tingkat semai dan tingkat pancang sedangkan untuk tingkat tiang tidak ada data yang
mendominasi.
Tabel II-25. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 3 KPHP Model Kendilo

Jumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total


No Jenis Kayu
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
1 Kelompok Kayu
5 9 0 14
Indah
2 Kelompok
1 0 4 5
Meranti
3 Kelompok Rimba
62 30 0 71
Campuran
Jumlah 1 s/d 3 68 39 4 90
Sumber: BPKH (2015)

Pada plot 3 permudaan didominasi oleh kelompok jenis rimba campuran untuk
tingkat semai dan tingkat pancang sedangkan untuk tingkat tiang didominasi oleh
kelompok jenis meranti.

DESKRIPSI KAWASAN II-31


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel II-26. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 4 KPHP Model Kendilo
Jumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total
No Jenis Kayu
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
1 Kelompok Meranti 16 11 0 11
2 Kelompok Rimba
Campuran 50 25 0 75
Jumlah 1 s/d 3 66 36 0 86
Sumber: BPKH (2015)

Pada plot 4, permudaan didominasi oleh kelompok jenis rimba campuran untuk
tingkat semai dan tingkat pancang sedangkan untuk tingkat tiang tidak ada data yang
mendominasi.
Tabel II-27. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 5 KPHP Model Kendilo

Jumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total


No Jenis Kayu
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
1 Kelompok
4 7 0 11
Meranti
2 Kelompok Rimba
30 18 1 49
Campuran
Jumlah 1 s/d 2 34 25 1 60
Sumber: BPKH (2015)

Pada plot 5, permudaan didominasi oleh kelompok jenis rimba campuran untuk
tingkat semai, tingkat pancang dan tingkat tiang.

2.2.2.2. Potensi Non Kayu


Pemanfaatan sumber daya hutan, khususnya hutan alam lembab tropis yang
telah berlangsung sejak tahun 1970, pada dasarnya berfokus pada pemanfaatan HHK
(hasil hutan kayu). Fakta juga memberikan pelajaran bahwa sampai saat ini pun
pengelolaan SDH dalam skala besar dengan sistem “kontrak-konsesi” juga belum
berhasil mewujudkan pengelolaan SDH secara lestari (SFM/Sustainable Forest
Management).
Belajar dari pengalaman pengelolaan SDH dan pemanfaatan HHK tersebut maka
telah dirumuskan kembali paradigma pembangunan kehutanan. Salah satu perubahan
yang sedang dan akan dikembangkan adalah perubahan dari “timber based oriented “
menjadi “resources based oriented“. Dengan demikian SDH tidak hanya dipandang
sebagai “hanya penghasil kayu, tetapi mampu menghasilkan berbagai fungsi dan

DESKRIPSI KAWASAN II-32


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

manfaat yang lain”, antara lain HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) dan jasa lingkungan
hutan. Keberadaan HHBK dalam kawasan hutan justru memiliki nilai yang penting bagi
masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Karena itu dengan pelaksanaan inventarisasi
sosial budaya masyarakat yang dilakukan oleh BPKH (Balai Pemantapan Kawasan
Hutan), diharapkan pendataan tentang potensi HHBK akan tersedia lebih baik.
Secara historis sosiologis, keberadaan HHBK sangat erat dengan hidup dan
kehidupan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan, baik dalam aspek
ekonomi, sosial dan budayanya. Di wilayah KPHP Model Kendilo saat ini sudah
dilakukan inventarisasi potensi HHBK pada beberapa desa di sekitar wilayah KPHP.
Berdasarkan hasil inventarisasi tersebut, maka dapat digambarkan keberadaan HHBK
meliputi: damar, rotan, madu, buah-buahan, hewan buruan, dan tanaman obat-obatan.
Jika dilihat dari kegiatan pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat selama ini,
HHBK yang ditemukan dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat di dalam dan sekitar
wilayah KPHP Model Kendilo dapat dicermati pada Tabel II-28.

Tabel II-28. Keberadaan Hasil Hutan Bukan Kayu dan Pemanfaatannya oleh Masyarakat di
Dalam dan Sekitar Wilayah KPHP Model Kendilo
No Kelompok Hasil Hutan Bukan Kayu Pemanfaatan
Buah-buahan hutan antara lain: durian,
1 Dikonsumsi dan dijual
cempedak, mata kucing, langsat, dan lain-lain
Pohon/Tumbuhan obat, antara lain: pasak
2 Pengobatan tradisional
bumi, akar kuning

Rotan antara lain: sega, semambu, dan lain- Sebagai bahan kerajinan tali-temali atau
3
lain gelang-gelang untuk kemudian dijual
Kontruksi pondok, tikar, peralatan rumah
4 Bambu/rebung bambu tangga, anyaman, kandang, lemang dan lain-
lain
5 Gaharu Dijual
6 Getah damar yaitu damar pohon meranti Sebagai bahan dempul perahu
Madu pada pohon madu (banggeris, kapur
7 Dikonsumsi dan dijual
dan meranti)
Hewan buruan, antara lain: babi, payau,
8 Dikonsumsi dan dijual
pelanduk, landak dan lain sebagainya
9 Sarang burung walet Dijual
Sumber: Analisis beberapa hasil penelitian dan observasi (2016)

Sampai saat ini belum ada pengelolaan HHBK dalam rangka tujuan komersial
yang dikemas dalam bentuk usaha kerajinan seperti industri rumah tangga (home
industry). Dengan demikian masih diperlukan inventarisasi potensi HHBK dan
pengembangan usaha kerajinan pemanfaatan hasil hutan kayu di wilayah KPHP Model
Kendilo.
DESKRIPSI KAWASAN II-33
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2.2.3.Flora dan Fauna Langka


2.2.3.1. Flora Langka
Beberapa spesies flora yang dilindungi yang dapat diidentifikasi pada hutan
lembab tropis KPHP Kendilo antara lain Banggeris (Koompassia excelsa),
Tengkawang (Shorea stenoptera), Ulin (Eusideroxylon zwageri) dan Durian (Durio
zibethinus). Selain itu juga terdapat jenis-jenis flora seperti Meranti Merah, Meranti
Kuning, Meranti Putih, Meranti Batu, Keruing, Bengkirai, dan Nyatoh di wilayah KPHP
Model Kendilo.

2.2.3.2. Fauna Langka


Sebagaimana halnya dengan kekayaan flora, ekosistem hutan lembab tropis
KPHP Kendilo juga menyimpan berbagai jenis fauna yang meliputi kelas Mamalia,
Reptilia dan Aves. Berdasarkan IUCN Red List, beberapa jenis diantaranya telah
termasuk ke dalam jenis yang dilindungi dan terancam punah. Berbeda dengan flora,
data dan informasi tentang fauna masih sangat terbatas. Dalam kegiatan inventarisasi
hutan yang dilaksanakan oleh pemegang ijin IUPHHK-HT dan tambang, data dan
informasi tentang potensi fauna belum merupakan kebutuhan dalam penyusunan
rencana pengelolaan hutan. Dengan diterapkannya standar (kriteria dan indikator)
pengelolaan hutan alam produksi, terutama standar dari FSC (Forest Stewardship
Council), ketersediaan data dan informasi tentang keanekaragaman hayati
(biodiversity) baik flora maupun fauna menjadi suatu keharusan.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh PT. Inhutani II Unit Tanah Grogot
dan PT. Tunas Muda Jaya tercatat beberapa jenis satwa yang berhasil diidentifikasi
sebagaimana diperlihatkan pada Tabel II-29.

Tabel II-29. Keberadaan Satwaliar di Wilayah KPHP Model Kendilo

Status Konservasi
Kelas Nama Lokal Nama Latin
IUCN Nasional CITES
Kancil (Pelanduk) Tragulus sp. LC Dilindungi Appendix III
Jelarang Bilalang Ratufa affinis NT - -
Kijang Muncak Muntiacus muntjak LC Dilindungi Appendix III
Landak Hystrix brachyura LC Dilindungi Appendix III
Babi Sus barbatus Vu - -
Mamalia
Lutung Kelabu Trachypithecus cristatus NT - Appendix II
Monyet Ekor-panjang Macaca fascicularis LC - -
Beruang Madu Helarctos malayanus Vu Dilindungi Appendix I
Sero Ambrang Aonyx cinerea Vu - -
Musang Galing Paguma larvata LC - -

DESKRIPSI KAWASAN II-34


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Status Konservasi
Kelas Nama Lokal Nama Latin
IUCN Nasional CITES
Beo (Tiong Emas) Gracula religiosa - Dilindungi Appendix III
Dederuk Jawa Streptopelia bitorquata - - -
Sepah Hutan Pericrocotus flammeus - - -
Puyuh Batu Coturnix chinensis - - -
Tekukur Biasa Streptopelia chinensis - - -
Elang Bondol Haliastur Indus - - -
Beluk Jampuk Bubo sumatranus - - -
Perkutut Jawa Geopelia striata - - -
Tikusan Kerdil Porzana pusilla - - -
Blekok Sawah Ardeola speciosa - - -
Punai Gading Treron vernans - - -
Bondol Perut-putih Lonchura leucogastra - - -
Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster - - -
Burung Kapinis Laut Apus pacificus - - -
Kapinis Rumah Apus affinis - - -
Manyar Ploceus sp. - - -
Prenjak Prinia sp. - - -
Srigunting Batu Dicrurus paradiseus - - -
Betet Ekor-panjang Psittacula longicauda - - -
Layang-layang Hirundo sp. - - -
Merbah Cerukcuk Pycnonotus goiavier - - -
Kucica Hutan Copsychus malabaricus - - -
Bubut Alang-alag Centropus bengalensis - - -
Kucica Kampung Copsychus saularis - - -
Cucak Kuricang Pycnonotus atriceps - - -
Pelatuk Kelabu-besar Mulleripicus - - -
Sikatan Sisi-gelap pulverulentus
Muscicapa sibirica - - -
Biawak Varanus salvator - - -
Ular Kobra Ophiophagus hannah - - -
Ular Sanca Bodo Python molurus - Dilindungi Appendix II
Reptil
Ular Sawa Python reticulatus - - Appendix II
Kadal Mabuya multifaciarum - - -
Bunglon Calotes sp. - - -
Keterangan: Status national seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 7/1999, status konservasi menurut
data merah IUCN diunduh pada 07 Februari 2010: NT: Near Threatened (Mendekati terancam); LC: Least Concern
(Tidak terperhatikan); Vu: Vulnerable (Rentan) dan status CITES (Convention on International Trade in Endangered
Species of Wild Fauna and Flora); Appendix I (daftar seluruh speciestumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam
segala bentuk perdagangan internasional), Appendix II (daftar species yang tidak terancam kepunahan, tapi mungkin
terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan) dan Apeendix III (daftar species tumbuhan
dan satwa liar yang dilindungi di negara tertentu dalam batas-batas kawasan habitat)
Sumber: Dokumen ANDAL PT. Inhutani II Tanah Grogot dan PT. Tunas Muda Jaya (2015)

2.2.4.Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam


Wisata alam di Kabupaten Paser saat ini boleh dikatakan masih terfokus dan
mengandalkan wisata budaya seperti goa, museum, makam raja, sementara jasa
lingkungan dan wisata alam dengan lansekap hutan yang sebenarnya menyimpan

DESKRIPSI KAWASAN II-35


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

potensi besar masih belum banyak digarap. Disadari bahwa dalam upaya peningkatan
dan pengembangan jasa lingkungan berbasiskan lansekap hutan di Kabupaten Paser
sangat diperlukan perencanaan yang baik dan terarah.
Wisata alam merupakan potensi jasa lingkungan hutan yang ke depan
mempunyai nilai ekonomi yang perlu dikembangkan. Jasa lingkungan hutan juga
merupakan potensi SDH yang perlu digali dan dimanfaatkan di masa yang akan
datang. Dengan demikian pendataan terhadap potensi jasa lingkungan ini dan sebaran
spasialnya perlu mendapatkan perhatian dalam kegiatan inventarisasi hutan. Fungsi
estetika dari SDH merupakan salah satu potensi ekowisata yang perlu diidentifikasi
dan diinventarisir dalam pelaksanaan inventarisasi hutan ke depan.
SDH sebagai gabungan produk proses biologis berupa berbagai jenis vegetasi
dan kondisi tapak yang bervariasi, dalam kondisi tertentu-spesifik dapat menghasilkan
apa yang disebut sebagai “estetika-panorama” yang menarik. Keberadaan
keanekaragaman hayati (biodiversitas) juga merupakan potensi jasa lingkungan yang
dapat dikembangkan ke depan. Sebagai contoh, keberadaan hutan lindung dalam
wilayah kelola KPHP Model Kendilo juga merupakan potensi jasa lingkungan sebagai
sumber air. Beberapa obyek wisata yang terdapat di sekitar wilayah KPHP Model
Kendilo dan telah dikenal masyarakat yaitu Gua Tengkorak dan Liang Mangkulangit.
Apabila disinergikan dengan potensi “jasa lingkungan” yang lain dapat dikembangkan
bentuk-bentuk wisata seperti wisata alam (ecotourism), wisata pendidikan dan
penelitian. Keberadaan HL di wilayah kelola KPHP Model Kendilo yaitu Hutan Lindung
Sungai Samu juga menyimpan potensi jasa lingkungan berupa konservasi terhadap
tanah dan air. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan penyediaan sumber air bersih bagi
masyarakat di wilayah DAS Kendilo pada umumnya.
Pada wilayah kelola KPHP Model Kendilo, data dan informasi tentang potensi
wisata alam memang belum banyak terungkap, akan tetapi berdasarkan pengamatan
di lapangan dapat diketahui bahwa terdapat beberapa potensi pengembangan wisata
di sekitar wilayah KPHP Model Kendilo, diantaranya:

Wisata Alam
 Kondisi hutan Dipterocarpaceae yang relatif sehat dan baik kondisinya, menyimpan
kekayaan pohon-pohon berbagai jenis dengan diameter yang besar (> 1 m)
merupakan salah satu pemandangan yang mulai langka;
 Wisata sungai berupa air terjun dengan pemandangan alam asri dan indah dengan
berbagai jenis primata seperti monyet dan lutung serta berbagai jenis burung.

DESKRIPSI KAWASAN II-36


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Beberapa potensi air terjun yang teridentifikasi meliputi : Riam Nipo, Riam Pongson
(Desa Selerong), Riam Bangain (Desa Muara Longan), Riam Turun Dayan (desa
Busui), Doyam Glogor (Desa Libur Dinding), Air Terjun Bongkar, Air Terjun
Labuhan, Air Terjun Pancur (Desa Rantau Atas),
 Di sekitar kawasan terdapat wisata petualangan menyelusuri sungai (arum jeram),
memasuki gua-gua pegunungan karst dan gua-gua burung walet. Potensi sungai
untuk arum jeram seperti Sungai Setiru (desa Suweto) dan Sungai Andeh (Desa
Muara Andeh)

Riam Doyam Glogor di Desa Libur Dinding

Air Terjun Bongkar di Desa Rantau Atas

DESKRIPSI KAWASAN II-37


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Wisata Arung Sungai di Desa Muara Andeh

Wisata Arung Sungai Setiru di Desa Suweto

Wisata Gua Blawung di Desa Muser

Gambar II-7. Potensi Wisata Alam di Wilayah KPHP Model Kendilo

DESKRIPSI KAWASAN II-38


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Wisata Budaya
Keberadaan budaya masyarakat asli Paser dalam bentuk seni seperti tari-tarian,
kerajinan dan budaya kehidupan sehari-hari merupakan potensi yang dapat
dikembangkan sebagi bagian dari wisata, antara lain:
 Seni tari-tarian seperti: Ronggeng Paser, Rembara, Gintur, Jepen Muslim, Jepen
Daya Taka, Singkir, Belian dan Gendang Agong.
 Kerajinan tangan seperti lampit dan tas.
 Budaya kehidupan sehari-hari seperti budaya gotong-royong, memanen madu dan
rotan, perladangan berpindah, menanam, acara perkawinan dan kelahiran anak.

Hasil Panen HHBK Rotan di Wilayah KPHP Kendilo

Budaya Masyarakat Desa Tanjung Pinang


membuat Kerajinan Rotan dan Bambu

Gambar II-8. Potensi Wisata Budaya di Wilayah KPHP Model Kendilo

DESKRIPSI KAWASAN II-39


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Wisata Pendidikan
Keberadaan hutan yang masih relatif baik dipadukan dengan kearifan lokal merupakan
peluang untuk pengembangan wisata berbasis keilmuan/pendidikan. Dalam rangka
pengembangan wisata di wilayah KPHP Model Kendilo, masih diperlukan informasi
dan data yang cukup banyak meliputi keberadaan potensi, aksesibilitas, infrastruktur,
sarana dan prasarana yang ada. Perencanaan dengan mengintegrasikannya dengan
potensi-potensi wisata yang sudah berkembang seperti yang berada di Kecamatan
Muara Komam (Liang Mangkulangit) dan Kecamatan Batu Sopang (Gua Tengkorak)
sangat diperlukan.

Potensi Karbon
Salah satu program pemerintah adalah pengurangan emisi karbon dan kerusakan
hutan melalui program REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest
Degradation). Oleh karenanya perhitungan jumlah karbon yang tersimpan (carbon
stock) dan terserap (carbon sink) oleh keberadaan tegakan hutan dalam wilayah kelola
KPHP Model Kendilo menjadi penting untuk mendapat perhatian dalam
pengelolaannya ke depan. Saat ini belum pernah dilakukan penghitungan cadangan
karbon pada KPHP Model Kendilo. Metode perhitungan karbon telah banyak
dikembangkan oleh beberapa lembaga yang berkaitan dengan program REDD+
melalui program-program pelatihan MRV (Measurement, Reporting and Verification).
Dalam pelaksanaan IHMB (Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala) juga telah
dikembangkan perhitungan “berat kayu” dalam tegakan hutan disamping perhitungan
volume sebagaimana biasa dikerjakan sebelumnya, sehingga dapat dikonversi ke
dalam kandungan karbonnya, atau besarnya persediaan karbon dalam tegakan hutan.
Tabel II- adalah cadangan karbon pada beberapa tipe hutan berdasarkan hasil
penelitian dari berbagai pakar maupun lembaga. Pada tabel II- memberikan gambaran
secara umum kondisi stok karbon di KPHP Model Kendilo berdasarkan tutupan
lahanya, dimana diperkirakan total stok karbon yang ada di wilayah KPHP Model
Kendilo sebesar 44.517.934.

DESKRIPSI KAWASAN II-40


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel II-30. Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe Tutupan Lahan

Sumber: Data Sekunder (2014)

Tabel II-31. Biomassa dan Nilai Karbon untuk Masing-masing Penutupan Lahan

Tipe Penutupan Lahan Luas (ha) Stock C/Ha Total Stock C


Hutan:
1 Hutan lahan kering sekunder 99.407,70 169 16.799.901
2 Hutan rawa sekunder 44,9 155 6.960
3 Hutan tanaman 2.614,20 65 169.923
Non Hutan:
1 Semak/belukar 19.530,30 30 85.909
2 Belukar rawa 81,2 30 2.436
3 Lahan terbuka 2.070,30 2,5 5.176
4 Perkebunan 5.198 63 327.474
5 Pertambangan 6.568,70 0 -
6 Pertanian lahan kering 1.671,5 10 16.715
7 Tubuh air 407,3 0 -
Total 137.594,00 44.517.934
Sumber: Analisis Tim KPHP Model Kendilo (2016)

DESKRIPSI KAWASAN II-41


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2.3. Informasi Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat di


Dalam dan Sekitar Wilayah KPHP Model Kendilo
2.3.1.Demografi
2.3.1.1. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Paser dari tahun ke tahun terus mengalami
kenaikan yang cukup berarti, seperti yang umum terjadi pada desa-desa di Kalimantan
Timur. Jumlah penduduk Kabupaten Paser mencapai 102.936 jiwa pada tahun 1990
dan bertambah menjadi 230.316 jiwa pada tahun 2010. Dengan kata lain, penduduk
Kabupaten Paser telah tumbuh lebih dari dua kali lipat selama 20 tahun terakhir sejak
tahun 1990. Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa dari tahun 1990-2010 jumlah
penduduk laki-laki masih lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Hal
ini terlihat jelas dari rasio jenis kelamin penduduk yang selalu mengalami peningkatan.
RJK (Rasio Jenis Kelamin) merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki–laki
terhadap jumlah penduduk perempuan, dan bila nilai RJK penduduk di suatu wilayah di
atas seratus berarti proporsi penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
Dibandingkan dengan tahun 2011, dimana jumlah penduduk pada saat itu adalah
sebanyak 239.221 jiwa, maka telah terjadi pertumbuhan sebesar 3,51% di tahun 2012.

Tabel II-32. Jumlah dan Rasio Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Paser

Tahun
No. Jenis Kelamin
2010 2011 2012 2013 2014
1 Laki-laki 122.995 126.217 129.680 132.722 135.925
2 Perempuan 108.693 111.566 114.431 117.269 120.250
3 Total 231.688 237.783 244.111 249.991 256.175
4 Rasio Jenis Kelamin 113,16 113,13 113,33 113,18 113,04
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IV
Samarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)

Pertumbuhan penduduk tahun 2000-2010 mengalami penurunan jika


dibandingkan pada periode 10 tahun sebelumnya (tahun 1990-2010). Jika pada tahun
1990-2000 rata-rata laju pertumbuhan penduduk per tahun Kabupaten Paser mencapai
4,45%, maka pada tahun 2000-2010 rerata laju pertumbuhan penduduk turun menjadi
3,77%. Sedangkan pada tahun 2014 persentase pertumbuhan penduduk menurun
menjadi 2,47%.

DESKRIPSI KAWASAN II-42


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel II-33. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten
Paser
Tahun
No. Jenis Kelamin
1990 2000 2010 2013 2014
1 Laki – Laki 4,44 3,91 8,52
2 Perempuan 4,46 3,62 8,23
Total 4,45 3,77 8,39 2,41 2,47
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IV
Samarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)

Banyak penduduk yang tidak tercatat secara adminsitratif di desa, sehingga


menyebabkan perihal kependudukan tidak tersedia data yang rinci. Sedianya ada studi
menyeluruh mengenai database sosial ekonomi di wilayah Kabupaten Paser pada
wilayah DA (Demonstrative Activity), khususnya areal DA yang masuk ke dalam
wilayah kelola KPHP Model Kendilo. Jumlah penduduk berdasarkan kecamatan yang
ada di wilayah KPHP Model Kendilo tersaji dalam Tabel II-34.

Tabel II-34. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Empat Kecamatan
yang Termasuk dalam Wilayah Kelola KPHP-Model Kendilo
Kepadatan
Luas Wilayah Jumlah
No. Kecamatan Ibukota 2 Penduduk
(km ) (Jiwa) 2
(Jiwa/km )
1. Batu Engau Kerang 714,05 17.799 24,93

2. Batu Sopang Batu Kajang 1.111,38 25.139 22,62

3. Muara Komam Muara Komam 1.753,40 13.254 7,54

4. Muara Samu Muser 855,25 5.825 6,81


Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IV
Samarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)

Berdasarkan Tabel II-34 terlihat bahwa Kecamatan Muara Samu termasuk


berpenduduk yang paling sedikit dengan tingkat kepadatan yang paling rendah (6,81
jiwa/km2). Adapun rerata tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Paser sebesar
22,08 jiwa/km2. Namun tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi adalah di
Kecamatan Batu Engau yang merupakan pusat aktivitas kegiatan industri
pertambangan dengan kepadatan sebesar 24,93 jiwa/km2.
Persebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapat perhatian karena
berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk
di Kabupaten Paser secara geografis dapat dikatakan belum merata yang
mengakibatkan penumpukan penduduk pada suatu wilayah. Ketidakmerataan ini
tentunya disebabkan beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah potensi wilayah

DESKRIPSI KAWASAN II-43


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

yang dimiliki. Penduduk Kabupaten Paser masih mengelompok pada wilayah-wilayah


yang jaraknya cukup dekat dengan ibu kota kabupaten. Lebih dari 25% penduduk
Kabupaten Paser bertempat tinggal di kecamatan yang terletak di ibukota kabupaten,
yaitu Kecamatan Tanah Grogot. Sedang sisanya tidak merata tersebar di 9 kecamatan
lainnya.
Berdasarkan data yang disajikan di atas, terlihat bahwa secara umum wilayah
KPHP Model Kendilo relatif lengang atau tidak mengalami tekanan penduduk yang
tinggi. Meskipun demikian pada wilayah-wilayah di sekitar pemukiman
dipertimbangkan penting untuk tetap mendapatkan perhatian, karena pada umumnya
segala aktivitas ekonomi penduduk terkonsentrasi pada daerah-daerah dekat
pemukiman. Begitu juga tekanan populasi tidak terlihat sebagai penyebab utama dari
kerentanan.
Populasi umum di wilayah KPHP Model Kendilo secara proporsi sangat muda,
dimana lebih dari 63% populasi berusia di bawah 30 tahun. Dikaitkan dengan tingkat
pertumbuhan yang relatif tinggi dan rerata berbagai keluarga berimplikasi terhadap
tekanan populasi pada sumber daya lahan ke depan akan sangat pelik, terutama
mengingat rendahnya tingkat lahan produktif yang dimiliki oleh masing-masing
keluarga. Secara keseluruhan, rata-rata pendapatan rumah tangga penduduk di
wilayah sekitar KPHP Model Kendilo sungguh tinggi, utamanya karena tingginya
potensi pendapatan dari kegiatan non perladangan di kabupaten seperti perkebunan
kelapa sawit dan pertambangan.
Begitu pula tingkat kemiskinan relatif rendah di wilayah KPH ini, dimana 20-30%
rumah tangga dianggap sebagai keluarga ‘miskin’. Namun, kebanyakan desa di
wilayah KPH ini dianggap rentan kemiskinan akibat ketiadaan intervensi tertentu
utamanya karena ketergantungan mereka terhadap sumber daya alam dan
keterisolasian geografis.
Salah satu tantangan terberat yang dihadapi oleh keluarga di setiap desa yang
disurvei adalah ketidakmampuan menciptakan atau membangun kesejahteraan akibat
rendahnya pendapatan dan tingkat pengeluaran yang cukup tinggi. Meskipun hal ini
bukan menjadi penyebab utama dari kemiskinan, namun hal ini menjadi penghalang
utama dalam membangun ketahanan dan pengurangan kerentanan di wilayah KPH.
Ketidakmampuan untuk membangun dan memanfaatkan kekayaan sangat membatasi
kemampuan rumah tangga untuk mengadopsi strategi mata pencaharian baru dan
merespon perubahan.

DESKRIPSI KAWASAN II-44


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Hubungan antara masyarakat dengan hutan dan SDH di wilayah kelola KPHP
Model Kendilo ini diantaranya dalam bidang usaha budidaya kehutanan dalam bentuk
tanaman keras/kayu yang merupakan usaha jangka panjang. Kegiatan usaha tersebut
dilakukan baik dalam bentuk kerja sama dengan pihak perusahaan (plasma) maupun
kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Paser sendiri dalam bentuk
pemberian bibit melalui Kebun Bibit Rakyat (KBR) yang dikelola langsung oleh
kelompok tani. Usaha sektor kehutan dan perkebunan terdiri dari jati, sengon, akasia,
karet, kelapa sawit, kopi dan kelapa. Hasil hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat
antara lain damar, rotan, madu, kayu, gaharu, buah-buah dan berburu. Mekanisme
masyarakat untuk dapat memanfaatkan hasil hutan, apabila penduduk asli dapat
mengambil langsung kedalam hutan namun jika penduduk pendatang harus mendapat
izin kepala desa atau pemilik lahan. Hasil hutan sebagian dijual dan sebagian dipakai
sendiri.

2.3.1.2. Tingkat Pendidikan


Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk meningkatkan
keterampilan dan kecerdasan yang dimilikinya. Sesuai dengan amanat yang diemban
negara, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Tolok ukur yang biasa digunakan untuk melihat keberhasilan
pendidikan di suatu wilayah adalah penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, baik
gedung sekolah maupun tenaga pengajar dan rasio murid terhadap guru.
Secara umum jumlah sarana sekolah jenjang TK hingga SMU/SMK, baik negeri
maupun swasta yang berada di bawah Departemen Pendidikan secara kuantitatif
mengalami perkembangan. Fasilitas pendidikan untuk jenjang selain pendidikan dasar
dan menengah, di Kabupaten Paser juga terdapat 3, tetapi juga banyak yang keluar
kabupaten seperti ke kota yang terdekat Balikpapan, Samarinda, Banjarmasin dan ke
beberapa kota besar lainnya.
Adapun persentasi penduduk berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan
(Tabel II-35), terlihat bahwa sebagian masyarakat hanya lulus SD dan tidak
mempunyai ijazah, sementara sekitar 43% lulus SLTP & SLTA, dan hanya 6% yang
berijasah diploma/sarjana/pascasarjana.

DESKRIPSI KAWASAN II-45


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel II-35. Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Terakhir yang
Ditamatkan
Laki-laki Perempuan Jumlah
No Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan
(%) (%) (%)
1 Tidak punya ijazah 22,27 25,65 23,82
2 SD 32,11 33,68 32,83
3 SLTP 14,53 14,42 14,47
4 SLTA 25,31 20,66 23,18
5 Diploma/Sarjana/Pascasarjana 5,78 5,59 5,70
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IV
Samarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)

Dalam kaitannya dengan pengelolaan KPHP Model Kendilo ke depan, tingkat


pendidikan masyarakat merupakan faktor penting terhadap pemahaman tentang peran
hutan dan kehutanan dalam hidup dan kehidupannya ke depan. Juga berkaitan
dengan ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan
pengelolaan hutan oleh KPH. Dalam hal pendidikan terdapat 2 (dua) faktor utama yang
perlu mendapat perhatian, yaitu sejauh mana pendidikan telah menjadi kebutuhan
masyarakat dan seberapa besar peran pemerintah dalam pelaksanaan program
pendidikan bagi masyarakat.
Kemajuan dunia pendidikan pada suatu wilayah tidak lepas dari campur tangan
pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu wujud peran serta
pemerintah dalam kemajuan dunia pendidikan adalah peningkatan jumlah sekolah dari
tahun ke tahun. Sampai dengan tahun 2014, jumlah sekolah yang ada di Kabupaten
Paser berdasarkan tingkat pendidikan adalah SD 225 unit, SLTP 75 unit, SLTA 36 unit,
dan PT 3 unit.
Dari data statistik terlihat bahwa terdapat peningkatan partisipasi masyarakat
dalam bidang pendidikan. Hal ini bisa dilihat dari terus bertambahnya jumlah sekolah
dan jumlah murid di sekolah-sekolah dari SD sampai SLTA. Namun demikian
perkembangan tersebut masih terpusat di kecamatan-kecamatan yang dekat dengan
ibukota kabupaten (Tanah Grogot). Dengan demikian tingkat pendidikan masyarakat
yang jauh dari ibukota dapat dinyatakan masih rendah. Tabel II-35 memberikan
penjelasan tentang tingkat pendidikan masyarakat di kecamatan dalam wilayah kelola
KPHP Model yaitu yang sebagian besar masih didominasi oleh tingkat pendidikan SD.

DESKRIPSI KAWASAN II-46


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel II-36. Tingkat Pendidikan Masyarakat dan Jumlah Sekolah di Wilayah Kelola KPHP-
Model Kendilo
Tingkat Jumlah Jumlah Jumlah Rasio Rasio
No %
Pendidikan Sekolah Guru Murid Guru:Murid Rombel
1 Kecamatan Batu Engau
TK 2
SD 10 99 1473 14,88 20,75 65
SLTP 5 100 535 5,35 24,31
SLTA 2 25 248 9,92 27,56
Jumlah 2256
2 Kecamatan Batu Sopang
TK 7
SD 7 115 2500 21,74 30,12 65
SLTP 2 45 869 19,31 29,97
SLTA 1 35 471 13,46 29,44
Jumlah 3840
3 Kecamatan Muara Komam
TK 3
SD 6 76 938 12,34 19,14 59
SLTP 2 48 508 10,58 26,74
SLTA 1 16 157 9,81 26,17
Jumlah 1603
4 Kecamatan Muara Samu
TK 0
SD 8 70 656 9,37 12,86 76
SLTP 2 19 125 6,58 20,83
SLTA 1 14 80 5,71 26,67
Jumlah 861
66
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IV
Samarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)

Dari Tabel II-36 di atas ternyata sebagian besar (>70%) tingkat pendidikan
masyarakat sekitar wilayah kelola KPHP Model Kendilo masih rendah, yaitu tingkat
Sekolah Dasar.

2.3.1.3. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Oleh karenanya
masalah kesehatan merupakan bagian penting program pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya upaya pelayanan kesehatan
yang telah dilakukan oleh Pemda. Kabupaten Paser berupa pembangunan fasilitas

DESKRIPSI KAWASAN II-47


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

kesehatan terus ditingkatkan. Upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat dan


status kesehatan masyarakat dilakukan terus dari tahun ke tahunnya. Upaya-upaya
tersebut dilakukan antara lain dengan meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan
fasilitas dan sarana kesehatan. Jumlah rumah sakit, puskesmas, puskesmas
pembantu, dan klinik swasta di Kabupaten Paser tahun 2012 masing masing adalah 1
unit, 17 unit, 95 unit, dan 17 unit.
Gambaran tentang fasilitas dasar pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
tersedia di kecamatan dalam wilayah kelola KPHP Model Paser disajikan pada Tabel
II-37.

Tabel II-37. Ketersediaan Fasilitas dan Tenaga Kesehatan bagi Masyarakat dalam Wilayah
Kelola KPHP-Model Kendilo

Dokter Tenaga Non


Kecamatan Puskesmas Pusban Polindes Dokter Bidan
Gigi Medis Medis
Batu Engau 1 6 4 1 0 13 22 5

Batu Sopang 1 3 0 1 2 10 10 17
Muara
1 2 2 1 0 9 11 23
Komam
Muara
4 14 10 4 3 47 52 50
Samu
Jumlah 7 25 16 7 5 79 95 95
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IV
Samarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)

Tabel II-37 menjelaskan bahwa sebagian besar fasilitas kesehatan dalam


kecamatan dalam wilayah kelola KPHP Model Kendilo masih relatif sederhana.

2.3.2.Kondisi Perekonomian Masyarakat


2.3.2.1. Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat desa di wilayah KPHP Model Kendilo memiliki
sumber mata pencaharian dari sektor pertanian, terutama pertanian lahan kering
(perladangan) yang menunjukkan peningkatan. Dalam perkembangan berikutnya
usaha perkebunan juga menunjukkan peningkatan juga. Khususnya untuk pertanian
pangan, terdapat 2 (dua) sumber produksi padi, yaitu berasal dari pertanian lahan
basah (sawah) dan pertanian lahan kering (perladangan). Untuk mendapatkan
gambaran tentang sumber mata pencaharian masyarakat di sekitar wilayah kelola
KPHP Model Kendilo utamanya pertanian pangan. Tabel II-38 menyajikan
ketersediaan lahan pertanian pangan masyarakat.

DESKRIPSI KAWASAN II-48


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel II-38. Ketersediaan Lahan Pertanian Pangan Masyarakat Sekitar Wilayah KPHP-Model
Kendilo Paser
Lahan Basah Lahan Kering
(Sawah) (Ladang)
Sawah
No. Kecamatan Ladang (%)
Luas Produksi Luas Produksi (%)
panen (ha) (ton) panen (ha) (ton)
1. Batu Engau - - 300 830 - 16,26
2. Batu Sopang 22 7 354 963 50 19,19
Muara
3. - - 837 2420 - 45,37
Komam
4. Muara Samu 22 7 354 963 50 19,19
Jumlah 44 1845
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IV
Samarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)

Tabel II-38 menjelaskan bahwa lahan kering masih merupakan bagian penting
sebagai sumber mata pencaharian masyarakat di 4 (empat) kecamatan dalam wilayah
kelola KPHP Model Paser.
Secara lebih spesifik mata pencarian pada desa-desa yang ada di wilayah KPHP
Model Kendilo dapat dilihat pada Tabel II-39.
Tabel II-39. Mata Pencaharian Penduduk pada Beberapa Desa yang Terdapat di Wilayah
KPHP-Model Kendilo
Penduduk (Asli dan
No. Kecamatan/Desa Mata Pencaharian
Pendatang)
A. Batu Engau
Petani, swasta, buruh, pedagang,
1. Kerang Dayo
PNS/Pensiunan, pertukangan dll
Petani, pegawai/karyawan
(negeri/swasta), buruh, pertukangan,
2. Kerang
pedagang, pekebun, budidaya
kehutanan dll
Petani/pemilik penggarap, pekebun,
pemilik ternak, pemilik tambak, buruh
3. Mengkudu
tani, penebar hasil bumi, pengolah hasil
pertanian, budidaya kehutanan
B. Kecamatan Muara Samu
Petani (sawah, ladang, kebun),
Penduduk asli: Dayak Paser;
pedagang, pemungut hasil hutan,
suku pendatang: Banjar,
1. Libur Dinding pengrajin/industry kecil, jasa (angkutan,
Jawa, Timor, Lombok/Sasak,
tukang), pegawai/pensiunan
Bugis
(negeri/swasta), buruh dll
Wiraswasta, Petani/pekebun, karyawan
Penduduk asli : Dayak Paser;
swasta, karyawan honorer, buruh harian
2. Rantau Atas suku pendatang: Banjar,
lepas, PNS, pedagang, polisi, mengurus
Jawa, Bugis
rumah tangga, dll

DESKRIPSI KAWASAN II-49


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Penduduk (Asli dan


No. Kecamatan/Desa Mata Pencaharian
Pendatang)
Petani (sawah, ladang, kebun),
Penduduk asli: Dayak Paser;
pemungut hasil hutan,
3. Suweto suku pendatang: Banjar,
pegawai/pensiunan (negeri/swasta,
Jawa, NTT pedagang, buruh dll
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IV
Samarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)

Berdasarkan Tabel II-39 dapat disimpulkan bahwa ada tiga ketergantungan


masyarakat dengan sumber daya alam yang ada pada wilayah KPHP-Model Kendilo
Paser, yaitu:
1. Ketergantungan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari; Bentuk
pemanfaatan sumber daya hutan dan sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari seperti sandang, pangan dan papan; pangan seperti ikan, binatang buruan,
buah,sayur; papan/sandang seperti kayu, rotan. Pemanfaatan sumber daya alam
sungai merupakan sumber pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari yang
penting, teristimewa bagi desa-desa di bagian hulu.
2. Ketergantungan untuk memperoleh pendapatan (uang tunai); Bentuk
pemanfaatan untuk memperoleh pendapatan (uang tunai); gaharu, damar,
sarangburung walet, emas, madu, kayu. Pemanfaatan SDA sungai dan hutan
untukmemperoleh pendapatan/uang tunai untuk pemenuhan kebutuhan pokok
bagi masyarakat di wilayah DAS Kendilo, DAS Kerang Segendang dan DAS Apar
tidak sepenuhnya menggantungkan kebutuhan hidupnya dengan pemanfaatan
SDA, karena hasil yang diperoleh masih belum mencukupi kehidupan sehari-hari.
3. Ketergantungan terhadap fungsi lahan dan sungai untuk sarana dan
prasarana; Pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan fungsinya: sungai
sebagai sarana transportasi; lahan untuk pemukiman, pertanian/perkebunan dan
hutan sebagai daerah tangkapan air. yang membahas bagaimana masyarakat
memanfaatkan lahan untukperladangan dengan sistim ladang berpindah dengan
norma lahan pertama ditanam buah-buahan atau langsung dijadikan kebun dan
ditanami karet atau kelapa sawit dan tidak dibuka kembali sehingga tidak merusak
hutan. Untuk lahan perkebunan dengan total luas rata-rata 1.044 ha dalam
pengembangannya mulai diperkenalkan tanaman produksiseperti cokelat dengan
teknik budidaya yang tepat terutama bagi kampung-kampung dibagian hulu sungai
Kendilo. Untuk sungai dalam fungsinya sebagai jalur transportasi baik sebagai
sarana penghubung antar desa dalam membangun komunikasi dengan
menggunakan perahu ketinting atau long boat juga merupakan sumber

DESKRIPSI KAWASAN II-50


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

pendapatan melalui pelayanan jasa transportasi. Sedangkan fungsi hutan sebagai


daerah tangkapan air telah dimanfaatkan oleh masyarakat yang digunakan
sebagai sumber air bersih.

2.3.2.2. Kelestarian Sumber Daya Alam


Dalam kaitannya dengan pemanfaatan (pengelolaan) sumber daya alam yang
tersedia, Pemerintah Kabupaten Paser memiliki program-program yang
mengindikasikan adanya pengakuan dan upaya pelestarian keberadaannya. Program-
program tersebut antara lain: a) Program perlindungan dan konservasi sumber daya
alam; b) Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam; c) Program
pengembangan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dan d)
Program pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Dari gambaran mata pencaharian penduduk-masyarakat sebagaimana
dikemukakan terdahulu, bahwa pertanian dalam arti luas (pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan) merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar (±
40%) dari masyarakat di Kabupaten Paser. Sektor pertanian (dalam arti luas) tersebut
merupakan sektor yang memerlukan sumber daya lahan (basah dan/atau kering).
Dengan demikian keberadaan sumberdaya hutan akan sangat diperlukan oleh mereka.
Di sisi lain masyarakat menganggap hutan sebagai : a). tempat tinggal dan melakukan
aktivitas hidup dan kehidupan masyarakat secara kolektif dan b). disamping sebagai
sumber kehidupan, hutan juga dipandang sebagai sumber ”kebudayaan adat”
masyarakat.

2.3.3.Kondisi Sosial Budaya Masyarakat


2.3.3.1. Budaya dan Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat
Dalam wilayah kelola KPHP Model Kendilo sebagian besar desa-desa yang
berada di dalamnya masih memberlakukan sistem dan budaya adat sesuai dengan
kelompok etnis masing-masing dalam memanfaatkan SDH. Diantara mereka adalah
dari suku Dayak Paser, Banjar, Jawa dan Bugis. Masyarakat tradisional masih sangat
tergantung dari sumber daya hutan dan oleh karenanya secara umum masih
menginginkan keberlangsungan keberadaan hutan. Bagi masyarakat tradisional hutan
adalah penghidupan dan juga kehidupan, yaitu: a) sebagai penghidupan, artinya hutan
sebagai sumber kebutuhan pokok dan ekonomi masyarakat, antara lain: kayu dan
berbagai produk non kayu (nabati dan hewani) serta juga lahan pertanian dengan
tujuan utama untuk dijual ataupun menghasilkan pendapatan dan b) sebagai

DESKRIPSI KAWASAN II-51


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

kehidupan, artinya merupakan ruang dimana keseluruhan kegiatan keseharian dan


tradisi yang berkembang menjadi bagian yang integral antara lain aktivitas budaya dan
berbagai ritual adat istiadat hingga struktur dan fungsi sosial yang terbentuk
berdasarkan dinamika biofisik lingkungan hutan.

2.3.3.2. Kelembagaan/Organisasi Masyarakat Desa


Secara umum pada setiap desa yang ada di wilayah KPHP Model Kendilo
memiliki kelembagaan desa yang sama yaitu Lembaga Pemerintah Desa (Kepala
Desa dan Kepengurusannya), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), koperasi, kelompok tani, karang taruna, dasa wisma,
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Lembaga-lembaga tersebut mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pengambilan keputusan desa serta menjadi
mediator jika terjadi konflik dan gangguan keamanan di wilayah desa masing-masing.
Di beberapa desa selain terdapat kepala desa yang dibantu staf-stafnya terdapat pula
kepala adat/lembaga adat yang salah satu fungsinya tetap menjaga budaya leluhur
yang masih mereka laksanakan seperti upacara adat ketika akan melaksanakan
penanaman dan panen padi, pengobatan dan upacara perkawinan.

2.4. Situasi Wilayah KPHP Model Kendilo Terkait Izin-izin


Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
2.4.1.Pemanfaatan Hutan dan Hasil Hutan Kayu
Izin pemanfaatan hutan pada wilayah KPHP Model Kendilo terdiri dari IUPHHK-
HT sebanyak 1 unit seluas 17.200 ha dan pencadangan IUPHHK sebanyak 1 unit
manajemen seluas 36.165 ha. Dengan demikian luas keseluruhan izin pemanfaatan
hasil hutan adalah 53.365 ha. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel II-40.
Tabel II-40. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Wilayah KPHP-Model Kendilo

Luas dalam Status Di


No. Nama Perusahaan SK Masa Berlaku
Wilayah KPH (ha) Lapangan
A IUPHHK-HT
PT. Inhutani II Unit SK.504/Menhut-
1 1995 - 2024 13.933 Aktif
Tanah Grogot II/2009
Jumlah
Pencadangan
B
IUPHHK
PT. Jaya Bumi S.780/Menhut- Belum
1 2011-2012 35.303
Paser VI/2011 Aktif
JUMLAH (A + B) 53.365 49.236
Sumber: Analisis Peta (2016)

DESKRIPSI KAWASAN II-52


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Dari Tabel II-40 tergambar bahwa kedua IUPHHK yang ada tersebut, areal ijin
usahanya hampir semua berada dalam wilayah kelola KPHP Model Kendilo. Izin-izin
pemanfaatan hutan pada wilayah KPHP Model Kendilo berada pada kawasan Hutan
Produksi. Dengan Hutan Produksi (HP) yang ada pada wilayah kelola KPHP Model
Kendilo seluas 62.003 ha, maka 79 % (49.236 ha) dari total hutan produksi tersebut
sudah dibebani izin pemanfaatan atau 36 % dari luas total wilayah KPHP Model
Kendilo.

2.4.2.Penggunaan Kawasan Hutan


Pada wilayah KPHP-Model Kendilo, penggunaan kawasan hutan yang dominan
adalah ijin usaha pertambangan. Jumlah izin usaha pertambangan yang ada di wilayah
KPHP-Model Kendilo sejumlah 13 pemegang ijin terdiri dari 3 izin yang dikeluarkan
PKP2B (izin Pemerintah Pusat) dan 10 izin yang dikeluarkan oleh Bupati Paser dalam
bentuk IUP. Luas IUP yang ada pada wilayah KPHP Model Kendilo adalah 61.481 ha
yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel II-41.

Tabel II-41. Izin-izin Pertambangan dalam Wilayah KPHP-Model Kendilo

SK Perijinan Masa Luas dalam Status di


No. Nama Perusahaan Tahapan
Pertambangan Berlaku KPH (ha) Lapangan
A PKP2B
1. PT. Batubara Eksplorasi 717.K/20.01/DJ
2000 – 2005 33.203* Tidak Aktif
Selaras Sapta P/1999 GEN III
2. PT. Interex Sacra Eksploitasi 668.K/20.01/DJ
1998 – 2008 138* Selesai
Raya P/1998 GEN III
3. PT. Kideco Jaya Eksploitasi 638.K/30/DJB/2
2011-2023 11.998* Akif
Agung 011
Total A 45.339*
B IUP
4. PT. Laut Merah An Pencadangan 545/4/Operasi
Nabih Produksi/Ek/V/2 2011-2012
2.399* Tidak Aktif
010

5. PT. Lima Serumpun Eksplorasi 2008-2016 1.395* Tidak Aktif


6. PT. Aragon Eksplorasi 545/5/EKSPLOR
2009-2014 211* Tidak Aktif
Tambang Pratama ASI/EK/X/2010
7. PT. Bara Linon Besi Penyelidikan 545/1/EKSPLOR
2011-2014 3.716* Tidak Aktif
Umum ASI/EK/II/2011
8. PT. Belengkong Eksploitasi 545/1‐Operasi
Mineral Resources Produksi/Ek/V/2 2009-2018 536* Tidak Aktif
**
(B) 009
9. PT. Belengkong Eksploitasi 545/2‐Operasi
2009-2015 262* Selesai
Mineral Resources Produksi/Ek/V/2

DESKRIPSI KAWASAN II-53


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

SK Perijinan Masa Luas dalam Status di


No. Nama Perusahaan Tahapan
Pertambangan Berlaku KPH (ha) Lapangan
**
(S) 009
10. PT. Bina Utama Penyelidikan 545/21/EKSPLO
2011-2015 427* Tidak Aktif
Surya Umum RASI/EK/V/2011
11. PT. Borneo Mega Eksplorasi 545/13/EKSPLO
2011-2014 4.959* Tidak Aktif
Perkasa RASI/EK/V/2011
12. PT. Selatan Eksploitasi 545/7/Operasi
Selabara Produksi/Ek/IV/ 2013-2023 670* Tidak Aktif
**
2010
13. PT. Tunas Muda Eksploitasi 545/5/Operasi
Jaya Produksi/Ek/IV/ 2011-2021 1.567* Tidak Aktif
**
2010
Total B 16.142
Total (A+B) 61.481
Sumber: * Analisis peta, ** Data rekap IUP CnC (28 Juni 2011) dari Kementerian ESDM

Dilihat dari luasan wilayah izin usaha pertambangan, hampir 74% dari izin usaha
pertambangan adalah PKP2B (izin Pemerintah Pusat) sedangkan sisanya adalah izin
yang dikeluarkan oleh Bupati dalam bentuk KP (Kuasa Pertambangan). Disamping itu
tergambar bahwa sebagian kecil izin usaha pertambangan yang ada tersebut masuk
dalam wilayah kelola KPHP Model Kendilo yaitu sekitar 38,6% (61.481 ha) dari seluruh
luas izin pertambangan atau 44,7% dari luas total wilayah KPHP Model Kendilo.
Dalam proses pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan di wilayah
KPHP Model Kendilo perlu disaring status izin-izin yang masih aktif dan tidak aktif serta
kegiatan yang sudah selesai atau masih dalam tahap pencadangan/eksplorasi. Hal ini
penting untuk menentukan wilayah-wilayah hutan mana saja yang sudah tidak ada izin
ataupun sudah selesai kegiatannya sehingga dapat direncanakan pemanfaatan
tindaklanjutnya. Wilayah yang sudah tidak berizin atau sudah selesai
dimanfaatkan/digunakan akan dijadikan statusnya sebagai wilayah tertentu KPHP
Model Kendilo untuk dikelola sebagai bagian kegiatan investasi.

2.5. Kondisi Posisi KPHP Model Kendilo dalam Perspektif Tata


Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah
2.5.1.Perspektif Tata Ruang Wilayah
Berdasarkan UU No. 24/1992 jo UU No. 26/2007, Tata Ruang Wilayah
merupakan upaya atau kegiatan pengaturan ruang berdasarkan berbagai fungsi dan
kepentingan tertentu, dalam rangka menetapkan peluang dan batasan bagi kegiatan
pembangunan. Dengan demikian hasil tata ruang wilayah merupakan dasar dan
panduan bagi perencanaan pembangunan sehingga dapat diwujudkannya

DESKRIPSI KAWASAN II-54


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

pemanfaatan sumber daya dan distribusinya secara efisien dan mampu memberikan
nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap mempertahankan
kualitas lingkungan fisik bahkan dapat ditingkatkan bagi pembangunan berkelanjutan.
Dengan demikian RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) merupakan instrumen
akses para pemangku kepentingan dalam pembangunan terhadap keberadaan dan
pemanfaatan sumber daya yang tersedia melalui sistem yang transparan dalam
pembangunan berbasis SDA. Ketika RTRW tidak mampu mengarahkan dan
mengontrol pemanfaatan sumber daya (lack of enforcement), akan terjadi suatu
kondisi dimana interaksi aktor atau jaringan (network), politik atau kepentingan,
pelaksana kebijakan dan pelaku usaha lebih dominan (web of power) dan menjadi
kontrol ”terselubung” dalam distribusi manfaat sumber daya hutan atau lahan. Oleh
karenanya disamping sebagai panduan pembangunan, RTRW sebagai hasil sebuah
proses yang transparan yang mencerminkan keterwakilan kepentingan para pihak
pembangunan, RTRW sebagai produk sebuah proses dalam pembangunan harus
mampu menjadi dasar rule of the game dalam pembangunan dan harus mampu
menjadi instrumen pengontrol dan pengendalian alokasi dan pemanfaatan SDA yang
tersedia.
Dalam Kebijakan RTRW Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 – 2036 tetap
mengacu pada pembagian fungsi kawasan hutan menjadi tiga yaitu Hutan Lindung
(HL), Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi (HP) sebagaimana
tergambar dalam gambar II.9. Artinya kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pembagian kawaan hutan telah dijadikan
acuan dalam kebijakan RTRW Provinsi Kalimantan Timur.
Dan yang paling penting adalah bahwa dalam RTRW Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2016 – 2036 juga telah menampilkan wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan se
Kalimantan Timur, baik yang sudah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, maupun yang masih dalam proses, sebagaimana yang tergambar dalam
gambar II.10. Hal ini menunjukkan kawasan hutan di wilayah Kalimantan Timur telah
terbagi habis dalam bentuk Kesatuan Pengelola Hutan sehingga komitmen untuk
pengelolaannya di tingkat tapak akan mudah direalisasikan oleh lembaga KPHP, KPHL
maupun KPHK. Dengan demikian eksistensi KPHP Model Kendilo dalam menjalankan
peran dan fungsinya telah sejalan dengan perspektif kebijakan tata ruang wilayah di
wilayah Kalimantan Timur.
Kebijakan RTRW Kabupaten Paser juga sejalan dengan RTRW Provinsi
Kalimantan Timur dalam penetapan kawasan hutannya sebagaimana tergambar dalam

DESKRIPSI KAWASAN II-55


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Paser (Gambar II.11). Melaui Perda Nomor 9
Tahun 2015 tentang RTRW Kabupaten Paser Tahun 2015 – 2035, telah menetapkan
kawasan hutan dalam tiga fungsi yaitu Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas dan
Hutan Produksi, dimana pengelolaan tingkat tapak akan dilaksanakan oleh KPHP
Model Kendilo. Arahan untuk peruntukan hutan produksi meliputi :
a. Pemanfaatan kawasan peruntukkan hutan produksi berdasarkan prinsip-prinsip
untuk mengelola hutan lestari dan meningkatkan fungsi utamanya;
b. Diperbolehkan melakukan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan produksi;
c. Dilarang melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius
ataujarak sampai dengan 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau, cagar
alam, hutan raya, hutan lindung, 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri
kanan sungai di daerah rawa, 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai, 50
(lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai, 2 (dua) kali kedalaman jurang
dari tepi jurang, 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang
terendah dari tepi pantai;
d. Tata cara mengenai pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan produksi
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. Kegiatan permukiman dan budidaya yang telah ada di kawasan peruntukkan hutan
produksi dan dilakukan masyarakat secara turun-temurun sebelum ditetapkannya
rencana tata ruang ini tetap diakui keberadaannya, namun pengembangannya lebih
lanjut secara ekspansif dibatasi dan perijinan perluasan kegiatan tersebut tidak
diijinkan sejak diberlakukannya rencana tata ruang ini.

Dalam kaitannya dengan pembangunan dan pengembangan KPH, RTRW


merupakan dasar penetapan wilayah kelola KPHP di daerah, sebagai bentuk peran
Pemerintah Daerah sebagaimana telah diperankan oleh Pemerintah Kabupaten Paser.
Oleh karenanya dalam perspektif Tata Ruang Wilayah, keberadaan KPHP-Model
Kendilo sebagai organisasi pengelolaan sumber daya hutan di tingkat tapak yang
dibangun berdasarkan komitmen Pemerintah Daerah dan bersifat spesifik lokal,
mempunyai posisi strategis karena:
• Keberadaan organisasi KPHP Model tersebut diharapkan dapat
mengoptimalisasikan akses masyarakat terhadap hutan dan lahan sebagai bagian
dari proses perencanaan Tata Ruang Wilayah di daerah;
• Sebagai organisasi tingkat tapak, keberadaan organisasi KPHP Model tersebut
diharapkan mampu mengenali secara detail potensi dan masalah-kendala dalam
pengelolaan-pemanfaatan sumber daya hutan dan lahan di wilayahnya. Hal
DESKRIPSI KAWASAN II-56
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

demikian merupakan kondisi-prakondisi yang diperlukan dalam penyelenggaraan


resolusi konflik. Dengan demikian proses Tata Ruang Wilayah dapat dilaksanakan
pada kondisi dan situasi yang bersih dari konfik;
• Sebagai organisasi tingkat tapak, keberadaan organisasi KPHP Model tersebut
diharapkan dapat membangun komunikasi rutin dan intens dengan masyarakat-para
pihak setempat, sehingga mampu menggali potensi sesuai kebutuhan lokal. Dengan
demikian proses RTRW dapat diselenggarakan berdasarkan aspirasi para
pemangku kepentingan (partisipatif);
• Keberadaan organisasi KPHP-Model tersebut diharapkan dapat berperan sebagai
jembatan komunikasi dan mediasi antara kebijakan pemerintah dan kebutuhan lokal
(sebagai salah satu fungsi KPH). Dengan demikian keberadaan organisasi KPH
dapat berperan mendorong terselenggaranya proses RTRW yang lebih aspiratif-
obyektif dan rasional.

Dengan ditetapkannya KPHP Model Kendilo sebagai model pembangunan dan


pengembangan KPH di Kabupaten Paser melalui peran-perannya di atas, sehingga
dengan beroperasinya KPHP Model tersebut diharapkan dapat berperan kedepan
sebagai instrumen dan bagian dari proses penyelenggaraan RTRW yang lebih
transparan, aspiratif dan partisipatif. Dengan demikian diharapkan hasil proses RTRW
tersebut sebagai dokumen legal, mendapatkan akseptabilitas dan aplikabilitas secara
lebih luas. Lebih lanjut, produk RTRW tersebut dapat dipergunakan sebagai “dasar dan
panduan” dalam perencanaan pembangunan daerah berbasis pemanfaatan SDA
berkelanjutan di Kabupaten Paser ke depan.

DESKRIPSI KAWASAN II-57


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Gambar II-9. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kalimantan TImur

DESKRIPSI KAWASAN II-58


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Gambar II-10. Peta Kesatuan Pengelolaan Hutan di Wilayah Kalimantan TImur

DESKRIPSI KAWASAN II-59


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Gambar II-11. Peta Rencana Pola Ruang di Wilayah Kabupaten Paser

DESKRIPSI KAWASAN II-60


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2.5.2.Perspektif Pembangunan Daerah


Dibandingkan dengan kabupaten lain di Kalimantan Timur, Kabupaten Paser
memiliki sumber daya hutan yang relatif masih utuh, yang terbebas dari bencana alam
berupa kebakaran hutan (forest fire). Dari data luas kawasan kehutanan menurut
fungsi/statusnya, Kabupaten Paser memiliki kawasan hutan seluas 1.148.703 ha.
Dengan visi pembangunan daerah “Menuju Masyarakat Kabupaten Paser yang
Agamis, Sejahtera dan Berbudaya”, posisi dan peranan hutan dan kehutanan masih
signifikan bagi pencapaian visi pembangunan tersebut. Untuk dapat mewujudkan
masyarakat yang sejahtera di Kabupaten Paser, membutuhkan upaya pengelolaan
yang lestari terhadap sumber daya lahan dan hutan (yang kaya akan keanekaragaman
hayati) sehingga memiliki peran dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
signifikan dan proporsional. Dengan demikian sumber daya hutan dan sektor
kehutanan mempunyai ”peranan sentral” dalam rangka mewujudkan visi pembangunan
daerah di atas. Di satu sisi, sektor kehutanan harus mampu mewujudkan visi
pembangunan kehutanan di daerah ini, di sisi lain sektor kehutanan juga dihadapkan
dengan “dinamika pembangunan sektor berbasis lahan yang lain” yaitu: sektor
perkebunan dan pertambangan. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Paser,
tetapi terjadi hampir di semua kabupaten di Kalimantan Timur, sebagai konsekuensi
dari semangat desentralisasi dan reformasi dalam sistem pembangunan nasional dan
daerah. Dengan kawasan APL (Areal untuk Penggunaan Lain) seluas 489.495 ha
(42,6%) dari total kawasan hutan Kabupaten Paser, diindikasikan tidak mampu
“menampung” dinamika arah pembangunan daerah saat ini, terutama pembangunan
yang berbasis lahan (land based development).
Kawasan KPHP Model Kendilo (unit XXXIV) pada mulanya memiliki luas 143.709
ha dan telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.674/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan
Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) di Provinsi
Kalimantan Timur. Dalam rangka mengakomodir dinamika konversi hutan-lahan yang
terjadi, rencana tata ruang melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.718/Menhut-II/2014 (tentang Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur dan
Provinsi Kalimantan Utara) telah diintegrasikan dalam proses penetapan blok dan
petak KPHP-Model Kendilo selanjutnya, dengan total luas keseluruhan sekitar 137.495
ha.
Berdasarkan akumulasi pengalaman dalam pembangunan kehutanan melalui
pemanfaatan sumber daya hutan selama lebih dari 4 dasawarsa, ternyata pengelolaan

DESKRIPSI KAWASAN II-61


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

hutan di tingkat unit manajemen-tingkat tapak masih belum mampu mewujudkan


pengelolaan sumber daya hutan secara lestari. Hal tersebut terjadi karena tugas dan
tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan hutan
di tingkat unit pengelolaan masih sangat lemah, karena penjabaran tugas dan
tanggung jawab pemerintahan lebih pada bidang administrasi urusan pemerintahan
daripada langsung mengelola sumber daya hutan di lapangan (Dewan Kehutanan
Nasional, 2009).
Dari uraian di atas, maka dalam perspektif pembangunan daerah, khususnya
dalam pembangunan kehutanan, pembangunan dan pengembangan KPHP-Model
Kendilo diharapkan dapat berperan sebagai salah satu bentuk “desentralisasi“ yang
nyata (riil) dan operasional di lapangan. Bentuk peran keberadaan KPHP-Model
Kendilo tersebut antara lain:
• Fungsi pengelolaan hutan merupakan perangkat untuk membangun hutan lestari
dengan mendekatkannya kepada penyelenggara pemerintahan di daerah, oleh
karena itu implementasinya menggunakan falsafah desentralisasi penyelenggaraan
pengelolaan namun dengan tetap memperhatikan kriteria-kriteria atau syarat-syarat
menuju suatu pengelolaan hutan yang benar.
• Sesuai amanat peraturan perundangan bahwa, kelembagaan/organisasi KPH
merupakan organisasi yang mempunyai tanggung jawab sangat besar, serta
”benar-benar” menyelenggarakan pengelolaan yang sangat berbeda dengan
penyelenggaraan ”pengurusan”, oleh karena itu apabila menggunakan pendekatan
desentralisasi maka kelembagaan/organisasi KPH harus berdiri sendiri dan berada
langsung di bawah tanggung jawab pimpinan daerah (Gubernur atau Bupati).
• Demikian pula dalam pelaksanaan rehabilitasi hutan (misalnya Gerhan), serta
implementasi perijinan yang berupa Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman
Rakyat dan Hutan Desa, terdapat permasalahan, karena tidak ada yang memelihara
hasil tanaman maupun lemah dalam mempersiapkan lokasi dan masyarakat
pesertanya.
• Pembangunan KPH, sebagai perangkat pengelola di tingkat tapak/lapangan
(melaksanakan inventarisasi dan tata hutan lokasi-lokasi bagi pengembangan
ekonomi, perlindungan dan konservasi kawasan, menyusun data dan informasi
dasar, pemberdayaan masyarakat sebagai pengelola SDH mandiri serta mediasi
masalah-masalah yang terkait kepastian hak atas tanah).
• Pembentukan KPH tersebut diarahkan untuk meningkatkan intensitas pengelolaan
kawasan hutan negara.

DESKRIPSI KAWASAN II-62


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

• Terkait dengan usaha komersial kehutanan, juga terdapat biaya transaksi tinggi,
karena dalam pelaksanaan perencanaan, penetapan jatah produksi, administrasi,
dll. Belum didasarkan pada informasi lapangan secara akurat. Oleh karena itu
keberadaan KPH sangat penting dalam upaya memecahkan masalah-masalah
tersebut.

2.6. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan


Seiring dengan pelaksanaan pembangunan, pertambahan jumlah penduduk dan
meningkatnya kebutuhan ruang untuk melakukan aktivitas, sumber daya hutan juga
mengalami tekanan yang cukup besar, sehingga menjadi perhatian berbagai pihak
baik dari dalam maupun luar negeri.

Isu Strategis
 Kelembagaan yang mandiri
Dalam menjalankan fungsi pengelolaan yang bersifat berkelanjutan, kemandirian
lembaga KPHP Model Kendilo menjadi hal penting guna memastikan
keberlangsungan pelaksanaan program pengelolaan secara efektif dan efesien.
Oleh karena KPHP Model Kendilo akan berusaha mengembangkan kegiatan-
kegiatan multi usaha yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan KPHP
Model Kendilo sehingga setiap penghasilan dari usaha-usaha tersebut menjadi
penghasilan mandiri.
 Kepastian kawasan dan tenurial
Fungsi kawasan hutan yang ada pada wilayah KPHP-Model Kendilo serta di
Kabupaten Paser pada umumnya masih pada tahap penunjukan kawasan
(berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 79/KPTS-II/2001, 15 Maret 2001,
tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Kalimantan Timur), belum ada
tata batas dan pengukuhan baik batas fungsi maupun batas luar KPH. Di lapangan
masih terdapat ketidakpastian status dan fungsi kawasan sehingga masih terdapat
overlap/ketidakcocokan antara fungsi kawasan dengan ijin pengelolaan
pemanfaatan dan penggunaan kawasan seperti keberadaan perkampungan,
perkebunan dan pertanian, di dalam kawasan Hutan Produksi dan wilayah IUPHHK-
HT, serta tumpang tindih antara Izin Pemanfaatan (IUPHHK) dengan Izin
Pertambangan.

DESKRIPSI KAWASAN II-63


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

 Pengelolaan hutan secara lestari


Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya hutan masih rendah, baik
keterlibatan dalam izin pemanfaatan yang sudah ada maupun pengelolaan secara
langsung melalui skema-skema berbasis masyarakat seperti: Hutan Tanaman
Rakyat (HTR), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa, serta belum optimalnya
pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), pemanfaatan jasa lingkungan dan
pengembangan wisata alam.
 Rehabilitasi hutan dan lahan
Kabupaten Paser merupakan salah satu daerah penghasil Dana Reboisasi dan
PSDH. Perkiraan alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) SDA Kehutanan Pemerintah
Kabupaten Paser dari PSDH dan DR pada tahun 2011 sekitar Rp 24.088.032.243,-,
sekitar Rp 11.048.476.308,- pada tahun 2012 dan sekitar Rp 8.653.625.821,- pada
tahun 2013 (PMK Kehutanan, 2011-2012-2013). Pemerintah Daerah sangat
kesulitan dalam menggunakan dana tersebut dikarenakan data dan informasi lokasi
yang tidak akurat sehingga perencanaan RHL yang tidak dapat dilaksanakan, selain
itu keadaan lokasi juga dibatasi oleh keberadaan konsesi izin pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan.
 Ketersediaan data dan informasi yang lengkap dan terbuka
Data dan informasi bio-fisik,ekonomi dan sosial budaya serta spasial (keruangan)
terkait dengan sumber daya hutan di wilayah KPHP-Model Kendilo masih belum
lengkap dan belum sinkron pada berbagai tingkat pemerintahan (pusat, provinsi dan
kabupaten) serta belum tersedianya protokol pertukaran dan sinkronisasi data di
berbagai tingkatan.

Kendala
 Tata hubungan kerja dengan Dinas Kehutanan Kabupaten Paser belum ada
kejelasan, sebelum kewenangan kehutanan ditarik ke Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur. Kondisi demikian menyebabkan tugas dan fungsi KPHP Model
Kendilo hanya bersifat administrasi sebaga pelaksana dari Dinas Kehutanan
Kabupaten Paser. Pembagian tugas adminstrator dan operator belum diatur
sedemikian rupa. Pada masa transisi penarikan kewenangan kehutanan ke Provinsi
Kaltim, menyebabkan tugas dan fungsi KPHP Model Kendilo perlu disinergikan
kembali dengan kewenangan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
 Keterbatasan personil/staf, anggaran dan sarana/prasarana UPTD KPHP-Model
Kendilo sehingga lingkup pelaksanaan kegiatannya masih sangat terbatas dan

DESKRIPSI KAWASAN II-64


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

membutuhkan waktu cukup lama. Disisi lain, KPHP Model Kendilo dituntut untuk
segera mengembangkan bisnis dan investasi guna menuju kemandirian.
 Keberadaan KPH belum sepenuhnya dipahami dan diterima oleh masyarakat dan
para pihak lainnya. Masih terdapat pemahaman bahwa keberadaan KPHP Model
Kendilo adalah seperti model pemerintahan daerah sebelumnya, yang hanya
sekedar datang melaksanakan proyek-proyek kehutanan. Paradigma pembangunan
kehutanan oleh KPHP Model Kendilo adalah bermitra dan bekerja sama dengan
masyarakat dan pihak lainnya untuk mendukung kelestarian hutan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 Persepsi masyarakat terhadap keberadaan fungsi SDH masih rendah. Hal ini
dilatarbelakangi oleh model kehidupan tradisional yang dilaksanakan secara turun-
menurun. Disisi lain, masyarakat masih sangat kurang mendapatkan pengetahuan
mengenai potensi SDH yang ada di wilayah KPHP Model Kendilo. Paradigma lama
kegiatan kehutanan pun mendorong persepsi masyarakat bahwa kegiatan
kehutanan hanya berhubungan dengan kayu semata. Hasil Hutan Bukan Kayu
(HHBK) masih dianggap kegiatan tradisional yang nilai tambahnya dianggap rendah
karena memang belum dikelola dengan modern;
 Minimnya data dan informasi potensi aspek ekologi, ekonomi dan sosial-budaya
dalam kawasan KPHP-Model Kendilo. Kondisi ini disebabkan selama ini kegiatan
identifikasi potensi SDH oleh pengusaha hutan hanya difokuskan pada hasil kayu
semata. Sangat jarang dilakukan invetarisasi potensi non kayu. Demikian juga
kegiatan penggunaan lahan yang cenderung belum mampu melakukan survei
identitikasi potensi, kecuali berkaitan dengan kepentingan penilaian kepedulian
terhadap lingkungan.

Permasalahan
 Status kawasan hutan yang belum diketahui secara luas oleh masyarakat di dalam
maupun disekitar kawasan hutan. Ketidaktahuan masyarakat terhadap status
kawasan hutan didorong oleh beberapa hal yaitu :
a. Kurangnya sosialisasi mengenai batasan kawasan hutan kepada masyarakat.
Kalaupun telah ada proses sosialisasi namun belum mampu menyentuh seluruh
elemen masyarakat terutama masyarakat yang langsung berdampingan atau
beraktivitas di dalam kawasan hutan. Peserta yang hadir dalam sosialisasi
formal di kantor kecamatan atau desa kebanyakan diisi oleh para aparat desa
dan tokoh-tokoh setempat. Oleh karenanya perlu dilakukan sosialisasi secara

DESKRIPSI KAWASAN II-65


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

langsung di lapangan, bersifat non formal, menyasar langsung pada warga


masyarakat yang hidup dan beraktivitas di sekitar atau di dalam kawasan hutan.
b. Kurang terlibatnya masyarakat dalam proses tata batas kawasan hutan di
lapangan. Masyarakat biasanya hanya dijadikan tenaga buruh lepas dan
perannya kurang dilibatkan sebagai penentu tata batas. Dalam proses tata
batas tersebut, masyarakat perlu diperlukan pemahaman mengenai pembacaan
peta sehingga mampu mengetahui batas kawasan di atas peta dengan batas
yang ada di lapangan.
c. Dokumen peta hasil tata batas tidak dibagikan ke masyarakat secara luas
sehingga masyarakat tidak pernah membaca atau mengetahui batasan
kawasan hutan tersebut.
d. Proses pemeliharaan ataupun rekontruksi tidak rutin dilaksanakan, sehingga
keberadaan patok batas dengan jalur inspeksinya tidak terawat baik. Bila patok
batas tersebut rusak atau hilang maka masyarakat tidak akan pernah merasa
tahu batasan kawasan hutan.
e. Kurangnya papan informasi mengenai status kawasan hutan di lapangan.
Papan informasi tersebut sangat minim dan bahkan sangat jarang ditemukan di
lapangan. Walaupun pernah ada dipasang, mungkin sudah tidak dipelihara
sehingga keberadaan papan informasi tersebut rusak atau hilang.
 Tumpang tindih pemanfaatan kawasan sangat mungkin terjadi antara kegiatan
kehutanan dengan perkebunan kelapa sawit, terutama pada kawasan hutan yang
belum dilaksanakan tata batas. Tumpah tindih pemanfaatan ini didorong oleh
beberapa hal yaitu :
a. Kurangnya koordinasi dalam proses penerbitan izin lokasi kawasan perkebunan,
dimana dasar peta yang digunakan tidak mengacu pada peta kawasan hutan.
Biasanya, instansi lain di luar sektor kehutanan, memiliki acuan peta areal
penggunaan lain (APL) dari sumber yang berbeda dengan peta kawasan hutan,
sehingga batasan kawasan hutan dengan batas areal penggunaan lain menjadi
berbeda dan bahkan tumpang tindih.
b. Tidak adanya batas acuan lapangan untuk kawasan hutan, menyebabkan juru
ukur lapangan (biasanya pihak BPN) untuk areal perkebunan akan kesulitan
menentukan batas sebenarnya di lapangan. Terkadang mereka pun akan
kesulitan informasi patok batas kawasan hutan karena tidak mendapat dokumen
hasil tata batas kawasan hutan.

DESKRIPSI KAWASAN II-66


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

c. Proses pembebasan lahan untuk kegiatan perkebunan, kadang kala mengacu


pada klaim lahan masyarakat (ulayat/adat)sehingga dianggap apa yang menjadi
lahan masyarakat berarti bukan lahan negara. Padahal klaim masyarakat atas
lahan ulayat/adat belum tentu diakui kebenarannya. Klaim masyarakat pun
dapat dijadikan motif untuk pelepasan status kawasan hutan sehingga dapat
dikonversi menjadi lahan APL.
 Klaim kawasan/land tenure (sertifikat hak milik, tanah ulayat) menjadi permasalahan
umum di kawasan hutan terutama pada masyarakat desa/kampung yang
keberadaannya sudah ada sebelum ada proses penetapan kawasan hutan.
Masyarakat tradisional suku Paser dan Dayak merupakan masyarakat yagn hidup di
daerah pedalaman hutan. Kehidupan tradisional mereka secara turun menurun
mewariskan aturan-aturan penguasaan lahan secara perorangan maupun keluarga.
Kondisi ini hampir meliputi seluruh kawasan hutan di KPHP Model Kendilo. Konflik
tenurial yang paling mengemuka adalah klaim masyarakat desa Kerang, Kerang
Dayo, Mengkudu, Riwang dan Lomu terhadap areal kegiatan PT Inhutani II Paser.
Kebanyakan masyarakat tersebut memiliki lahan dengan dasar jual beli dengan
didasarkan Surat Keterangan Tanah dari aparat desa.
 Tingginya deforestasi dan degradasi potensi hutan
Degradasi dan deforestasi merupakan salah satu isu di sektor kehutanan yang
akhir-akhir ini menjadi perhatian berbagai pihak baik dari dalam maupun luar negeri.
Degradasi dan deforestasi selalu dikaitkan dengan kegiatan perambahan hutan,
illegal logging, konversi kawasan hutan untuk penggunaan di luar sektor kehutanan
serta pengelolaan hutan yang tidak menjaga keseimbangan lingkungan. Tidak dapat
dipungkiri bahwa pengurusan yang dilakukan oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah
saat ini masih banyak bersifat pelayanan administrasi perijinan dan tanggung jawab
pada pengelolaan di tingkat tapak sangat lemah. Pengelolaan lebih banyak
diserahkan kepada pihak ketiga selaku pemegang izin pemanfaatan hutan
sementara pengawasan dan pengendalian tidak dilakukan dengan baik. Selama tiga
tahun terakhir (2011-2013), besarnya deforestasi yang terjadi di Kabupaten Paser
sebesar 18.000 ha (ICEL-FITRA, 2013).
 Alih fungsi kawasan hutan yang belum ditindaklanjuti secara serius sehingga
menimbulkan konflik pemanfaatan, terutama kawasan yang telah memiliki izin
pemanfaatan. Tindaklanjut berupa tata batas ulang masih belum dilaksanakan oleh
pihak yang berwenang. Bagi masyarakat awam yang kurang memahami proses alih
fungsi lahan menganggap kawasan hutan yang dapat dikonversi berdasarkan surat

DESKRIPSI KAWASAN II-67


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan otomatis menjadi areal


pengunaan lain (APL). Kondisi demikian menimbulkan konflik yang cukup serius
dilapangan. Beberapa kawasan hutan yang dapat dikonversi bahkan sudah
dikeluarkan izin lokasinya untuk kegiatan perkebunan.
 Keberadaan izin pemanfaatan dan penggunaan lahan yang berstatus quo,
menyebabkan pengelolaan kawasan menjadi tidak efektif. PT Jaya Bumi Paser
pada prinsipnya mengantongi izin pencadangan untuk kegiatan pemanfaatan hutan
tamanan di kawasan hutan produksi,namun hingga saat ini belum ada kegiatan
ataupun proses tindaklanjutnya. Kondisi demikian menciptakan kewenangan
pengelolaan di tingkat lapangan menjadi tidak efektif. Kawasan tersebut cenderung
tanpa ada pemiliknya karena si pemilik izin belum melakukan pemeliharaan
kawasan. Demikian pula para pemegang izin pertambangan yang tidak melakukan
perlindungan ataupun penjagaan arealnya. Kondisi demikian dimanfaatkan oleh
masyarakat yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan ilegal logging.

DESKRIPSI KAWASAN II-68


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

BAB III
VISI DAN MISI PENGELOLAAN

3.1. Visi Pengelolaan KPHP Model Kendilo


Posisi dan peranan hutan sebagai salah satu SDA andalan di Kabupaten Paser
harus benar-benar dikelola secara strategis agar fungsinya sebagai penopang ekonomi
tetap berpijak pada fungsi utamanya untuk menjaga stabilitas lingkungan. Banyak hal
yang bisa dilakukan pada pengelolaan hutan dalam peningkatan perekonomian
masyarakat dan pemerintah, tanpa harus merubah fungsi hutan misalanya
pengembangan ekowisata dan eksplorasi manfaat dan budidaya HHBK dan
keanekaragam hayati lainnya.
KPHP Model Kendilo merupakan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah
daerah harus dapat menterjemahkan dan mendukung kebijakan pembangunan daerah
pada tingkat tapak sehingga visi dan misi pembangunan daerah dan sektor kehutanan
dapat terwujudkan. Mencermati beberapa poin pada misi dan visi Kabupaten Paser
dan juga visi, misi tujuan, strategi dan kebijakan dari Dinas Kehutanan Kabupten
Paser maka keberadaan KPHP Model Kendilo dapat menjadi bagian dari pengelolaan
hutan yang dapat menyeimbangkan unsur kelestarian dan pemanfaatan di Kabupaten
Paser. Maka ditetapkan VISI pengelolaan KPHP Model Kendilo untuk jangka waktu 10
tahun (2017-2026), yaitu “MEWUJUDKAN WILAYAH PENGELOLAAN HUTAN
KPHP MODEL KENDILO YANG TERPADU SEBAGAI PENYANGGA FUNGSI
EKOLOGIS DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN BERNILAI EKONOMI BAGI
MASYARAKAT SERTA BERPERSPEKTIF PERUBAHAN IKLIM”.
KPHP Model Kendilo diharapakan dapat menjalankan fungsinya walaupun harus
disadari pula bahwa tekanan dari sektor lain terutama pertambangan dan perkebunan
menjadi tantangan tersediri. Visi tersebut diharapkan dapat merefleksikan beberapa
cita-cita yang ingin dicapai di masa depan khususnya dalam pembentukan KPHP
Model yang pertama di Kabupaten Paser tersebut, adapun makna dari visi tersebut
adalah sebagai berkut :
 Pengelolaan hutan terpadu sebagai penyangga fungsi ekologi daerah aliran
sungai secara lestari, dimaksudkan bahwa pengelolaan hutan harus dapat
menjamin keberlanjutan fungsi ekologis hutan di Kabupaten Paser untuk
mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas ekosistem Daerah Aliran Sungai,

VISI DAN MISI PENGELOLAAN III-1


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

dimana pelaksanaannya harus secara terpadu baik sisi keterlibatan stakeholder


maupun rencana pengelolaan serta program/kegiatan di lapangan.
 Pengelolaan hutan terpadu yang bernilai ekonomi bagi masyarakat,
dimaksudkan sebagai upaya untuk mendayagunakan sumberdaya hutan sesuai
dengan fungsinya, khususnya hutan produksi maupun hutan lindung sebagai
modal pembangunan ekonomi masyarakat dan daerah serta harus menjadi
bagian pilar utama dalam meningkatkan pendapatan masyarakat terutama
masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan hutan, dimana pelaksanaannya
harus secara terpadu baik sisi keterlibatan stakeholder maupun rencana
pengelolaan serta program/kegiatan di lapangan.
 Pengelolaan hutan terpadu yang berperspektif perubahan iklim,
dimaksudkan sebagai bagian dari agenda besar nasional dan internasional dari
isu perubahan iklim untuk penyelamatan lingkungan bumi, khususnya di
Kalimantan Timur, dimana pelaksanaannya harus secara terpadu baik sisi
keterlibatan stakeholder maupun rencana pengelolaan serta program/kegiatan di
lapangan.

3.2. Misi Pengelolaan KPHP Model Kendilo


Untuk mewujudkan visi tersebut maka perlu diwujudkan beberapa misi dari
KPHP Model Kendilo, sebagai berikut :
1. Memantapkan dan mengoptimalkan tata kelola dan pemanfaatan kawasan hutan
dalam bentuk penguatan kapasitas dan kemandirian KPHP Model Kendilo guna
mendukung inventarisasi potensi kawasan, tata batas kawasan hutan dan
pengembangan aneka usaha kehutanan berbasis keterlibatan masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas nilai ekologis hutan KPHP Kendilo melalui
kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan/lahan kritis serta kegiatan perlindungan
dan konservasi sumber daya hutan dan ekosistem.
3. Meningkatkan koordinasi yang sinergis dengan pemegang izin yang
melaksanakan pemanfaatan hasil hutan dan penggunaan kawasan hutan melalui
monitoring dan evaluasi perizinan di wilayah KPHP Model Kendilo;
4. Memberdayakan masyarakat desa hutan melalui peningkatan partisipasi kelompok
masyarakat dalam bentuk kerjasama pola kemitraan agroforestry yang multi
bisnis/usaha.
5. Mengoptimalkan peran dan partisipasi para stakeholder dalam mendukung tugas
dan fungsi KPHP Model Kendilo.

VISI DAN MISI PENGELOLAAN III-2


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

3.3. Tujuan Pengelolaan KPHP Model Kendilo


Tujuan yang akan dicapai dari KPHP Kendilo dalam kurun 10 tahun (2017-2026)
terkait dengan implementasi dari misi di atas adalah :
1. Melaksanakan proses inventarisasi wilayah hutan KPHP Model Kendilo pada
setiap unit pengelolaan hutan (unit I – VII) secara bertahap setiap tahun selama 10
tahun.
2. Melaksanakan penataan :
a. batas luar wilayah hutan KPHP Model Kendilo sepanjang 20 Km setiap tahun
selama 10 tahun.
b. batas blok pemanfaatan; blok pemanfaatan, jasa lingkungan dan HHBK; blok
pemberdayaan masyarakat; dan blok pemanfaatan HHK-HT, sepanjang 10 Km
setiap tahun selama 10 tahun.
3. Melaksanakan pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu :
a. melalui pola kemitraan masyarakat pada blok pemberdayaan, dan blok
pemanfaatan, jasa lingkungan dan hhbk, seluas 10 ha tiap 2 desa, setiap
tahun selama 10 tahun.
b. Melalui pola kerjasama investor dan pihak berminat lainnya pada blok
pemanfaatan dan blok pemanfaatan, jasa lingkungan dan hhbk, seluas minimal
>50 ha, setiap dua tahun selama 10 tahun.
4. Terkelolanya blok-blok pemberdayaan masyarakat melalui pola kemitraan antara
KPHP Kendilo dengan Kelompok Tani Hutan dengan membangun areal
agroforestry sebagai core bisnis bersifat multi bisnis/usaha melalui pembentukan
20 kelompok tani hutan yaitu sebanyak >1 kelompok setiap desa, setiap tahun
selama 10 tahun, dengan didukung fasilitisasi penguatan kelembagaannya.
5. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan pada :
a. Setiap pemegang Izin IUPHHK-HT Pemanfaatan hutan satu kali dalam
setahun selama 10 tahun.
b. Setiap pemegang izin penggunaan lahan (pinjam pakai) satu kali dalam
setahun selama 10 tahun.
6. Melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan pada areal di luar izin dengan kategori :
a. LMU Prioritas I seluas > 100 Ha per tahun selama 10 tahun.
b. LMU Prioritas II seluas > 25 Ha per tahun selama 10 tahun.
7. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan
reklamasi pada :

VISI DAN MISI PENGELOLAAN III-3


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

a. Areal setiap pemegang Izin IUPHHK-HT satu kali dalam setahun selama 10
tahun.
b. Areal setiap pemegang izin penggunaan lahan (pinjam pakai) satu kali dalam
setahun selama 10 tahun.
8. Melaksanakan perlindungan dan konservasi alam melalui kegiatan :
a. Survey lapangan identifikasi faktor penyebab kerusakan hutan/kawasan
hutan/hasil hutan di wilayah pemegang Izin maupun wilayah tertentu, setiap
satu kali dalam setahun selama 10 tahun.
b. Survey lapangan identifikasi dan pembuatan peta kawasan rawan keamanan
hutan di wilayah pemegang Izin maupun wilayah tertentu, setiap satu kali dalam
setahun selama 10 tahun
c. Sosialiasi perundang-undangan kehutanan pada 20 desa dalam wilayah kerja
KPHP Model Kendilo, masing-maing satu kali dalam setahun selama 10 tahun.
9. Melaksanakan perlindungan sistem penyangga kehidupan melalui kegiatan :
a. Survey identifikasi dan pemetaan kawasan hutan bernilai konservasi tinggi
pada setiap unit blok peruntukan hutan, satu kali per unit dalam setahun selama
10 tahun.
b. Pengelolaan kawasan lindung dan kawasan HCVF baik di wilayah pemegang
Izin maupun wilayah tertentu, selama 10 tahun.
c. Monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan lindung dan HCVF, baik di
wilayah pemegang Izin maupun wilayah tertentu, satu kali dalam setahun
selama 10 tahun.
d. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya, selama 10 tahun.
e. Pemanfaatan secara lestari SDA hayati dan ekosistemnya selama 10 tahun.
10. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin (IUPHHK-HT dan
Izin Pinjam Pakai) mengenai harmonisasi tata hubungan, program/kegiatan RPH
dan pelaksanaan lapangan, yang dilaksanakan empat kali dalam setahun selama
10 tahun.
11. Melaksanakan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait
untuk menciptakan dan menjalin tata hubungan kerja yang sinergis antara KPHP
Kendilo dengan pemerintah pusat dan daerah, serta terbentuknya hubungan kerja
sama yang baik dengan lembaga non pemerintahan (NGO) serta pihak swasta
untuk mendukung tugas dan fungsi KPHP Kendilo di tingkat lapangan, yang
dilaksanakan minimal 10 kali dalam setahun selama 10 tahun.

VISI DAN MISI PENGELOLAAN III-4


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

12. Menyediakan minimal 20 orang SDM KPHP Kendilo pada tahun 2017 dan
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan minimal 1 orang satu diklat
dalam 5 tahun selama 10 tahun.
13. Menyediakan pendanaan kegiatan rutin dan operasional KPHP Model Kendilo,
dengan skema :
a. Tahap awal bersumber dari dana pemerintah yaitu APBN, DBH-DR Kehutanan,
DAK bidang Kehutanan, APBD Provinsi Kaltim, serta dana dari lembaga donor
selama 5 tahun pertama.
b. Tahap Kedua 70 % bersumber dari keuntungan investasi kerjasama dengan
pihak investor/lainnya serta bagi hasil dari kemitraan KPHP Model Kendilo
dengan Kelompok Tani Hutan, menginjak pada 5 Tahun kedua.
14. Mengembangkan database kehutanan KPHP Model Kendilo secara
komputerariasi dan internet pada tahun ke 5.
15. Melaksanakan rasionalisasi wilayah kelola KPHP Kendilo setiap 10 tahun sekali.
16. Melaksanakan review rencana pengelolaan wilayah Hutan KPHP Model Kendilo
setiap 5 tahun sekali.
17. Mengembangkan investasi skala besar dan kecil pada :
a. Pengelolaan hasil hutan kayu-hutan tanaman mulai pada tahun ke 5 pada
areal kemitraan agroforestry blok pemberdayaan.
b. Pengembangan pembenihan dan pembibitan seluas 100 Meter persegi mulai
pada tahun ke 3 pada setiap areal agroforestry di 20 desa.
c. Pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) :
- Madu alam di mulai tahun ke 3 dengan target 1 ton tiap tahun.
- Air minuman kemasan mulai tahun ke 5 dengan target 1000 dus botol tiap
tahun.
- Gaharu di mulai tahun ke 8 dengan target 500 kg kayu gaharu siap olah.

VISI DAN MISI PENGELOLAAN III-5


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

BAB IV
ANALISIS DAN PROYEKSI

Analisis dan proyeksi mencakup dua aspek penting yaitu; (a) analisis data dan
informasi yang saat ini tersedia (baik data primer hasil dari inventarisasi hutan dan
penataan hutan, maupun data sekunder) dan (b) proyeksi kondisi wilayah KPH di masa
yang akan datang. Pelaksanaan pengelolaan hutan dalam wilayah KPHP-Model
Kendilo oleh kelembagaan yang telah dibentuk diharapkan mampu: memperbaiki tata
kelola hutan (forest governance); memperkecil laju degradasi hutan; mempercepat
upaya-upaya rehabilitasi dan reforestasi; meningkatkan perlindungan dan pengamanan
hutan; meningkatkan stabilitas supply hasil hutan; serta meningkatkan manfaat hutan
bagi masyarakat di dalam dan sekitar hutan.
Dengan telah ditetapkannya kawasan hutan seluas 137.495 ha sebagai wilayah
kelola KPHP-Model Kendilo dan organisasi pengelolanya, diharapkan dapat
diwujudkan Visi dan Misi pengelolaan hutan yang telah ditetapkan dalam wilayah
tersebut. Untuk selanjutnya diharapkan keberadaan KPHP-Model Kendilo dapat
memberikan kontribusi dalam beberapa aspek pengelolaan hutan di tingkat tapak
sebagai berikut:
1. Penataan hutan dan rencana pengelolaan hutan. Ketersediaan dan akurasi
data dan informasi potensi, karakteristik, bentang alam, kondisi sosial ekonomi
serta informasi lain pada wilayah kelola KPHP-Model Kendilo merupakan acuan
dalam penataan hutan dan penyusunan rencana pengelolaan. Dengan demikian
ada jaminan kepastian kawasan yang lebih baik sehingga kapasitas pengawasan
pengelolaan dapat lebih ditingkatkan. Dengan keberadaan KPH, rencana dan
investasi kehutanan dapat diintegrasikan pada tingkat tapak karena didasarkan
pada tersedianya informasi sumber daya hutan yang lebih akurat.
2. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Wilayah KPHP-Model
Kendilo dapat terkelola secara optimal, baik hasil hutan kayu, bukan kayu maupun
jasa lingkungan sesuai dengan kaidah-kaidah kelestarian, baik wilayah tertentu
yang dikelola oleh KPH maupun wilayah yang dibebani ijin pemanfaatan.
Penggunaan kawasan hutan yang termasuk dalam wilayah KPHP-Model Kendilo
juga dapat terpantau dan dikendalikan dengan baik.

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-1


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

3. Rehabilitasi dan reklamasi hutan. Kegiatan RHL pada wilayah KPHP-Model


Kendilo dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan data dan informasi tingkat
tapak yang akurat dan kelembagaan yang mendukung.
4. Perlindungan, pengamanan dan konservasi sumber daya hutan. Keberadaan
organisasi KPH mampu mendeteksi dini dan menanggulangi berbagai gangguan
terhadap sumber daya hutan secara lebih intensif serta meningkatkan fungsi
konservasi wilayah KPHP-Model Kendilo;
5. Pemberdayaan masyarakat. KPHP-Model Kendilo dapat mengelola hutan secara
mandiri dengan melibatkan masyarakat setempat melalui pola kemitraan sehingga
diharapkan pada akhirnya KPHP Model Kendilo mampu berperan sebagai
pendorong investasi yang memberikan kontribusi terhadap penghasilan
masyarakat dan Kabupaten Paser secara berkelanjutan.

4.1. Analisis Data dan Informasi


4.1.1. Analisis Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan
Kawasan KPHP-Model Kendilo (unit XXXIV) pada mulanya memiliki luas
143.709 ha dan telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.674/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan
Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) di Provinsi
Kalimantan Timur. Dalam rangka mengakomodir dinamika konversi hutan-lahan yang
terjadi, rencana tata ruang melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.718/Menhut-II/2014 (tentang Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur dan
Provinsi Kalimantan Utara) telah diintegrasikan dalam proses penetapan blok dan
petak KPHP-Model Kendilo selanjutnya, dengan total luas keseluruhan sekitar 137.495
ha, yang terbagi dalam 7 (tujuh) unit. Sebagian besar batas pengelolaan KPHP-Model
Kendilo belum ditata batas, hanya bagian wilayah yang juga merupakan Hutan Lindung
Sungai Samu yang telah ditata batas (+ 251,68 km).
Secara makro, zonasi wilayah kelola KPHP-Model Kendilo terdiri dari: (a)
zona kawasan yang telah terdapat ijin pengelolaan-pemanfaatan (IUPHHK-HT); (b)
zona kawasan ijin pinjam pakai pertambangan; dan (c) zona kawasan yang tidak
ada/belum ada ijin pengelolaan-pemanfaatan (berupa hutan lindung dan kawasan lain).
Luas wilayah tertentu pada KPHP-Model Kendilo adalah 84.156 ha yang terdiri dari
Hutan Lindung seluas 41.558 ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 31.807 ha
dan Hutan Produksi (HP) seluas 10.791 ha. Dalam konteks pengaturan unit kelestarian,
blok atau bagian wilayah KPHP-Model Kendilo secara operasional dibagi dalam blok-

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-2


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

blok sebagai unit kelestarian manajemen terkecil, terdiri dari: (a) kawasan hutan
lindung terdiri dari blok inti seluas 39.153 ha dan blok pemanfaatan seluas 2.404 ha; (b)
kawasan hutan produksi terdiri dari blok perlindungan seluas 24.531 ha, blok
pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam (HHK-HA) seluas 9.040 ha, blok
pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman (HHK-HT) seluas 3.746 ha dan blok
pemberdayaan seluas 5.283 ha.
Pembagian blok KPHP-Model Kendilo memang telah dilakukan berdasarkan
kriteria pembagian masing-masing blok pada kawasan hutan, namun demikian
pembagiannya ke dalam petak-petak pengelolaan masih memerlukan risalah yang
lebh detil. Data dan informasi pada areal-areal tersebut relatif masih sangat terbatas
karena belum dilakukan inventarisasi secara menyeluruh dan terpadu. Dengan belum
tersedianya data dan informasi tentang kondisi dan potensi sumber daya hutan baik di
hutan produksi dan hutan lindung tersebut yang meliputi data dan informasi HHK,
HHBK dan jasa lingkungan hutan, sehingga belum dapat dimungkinkan tersusunnya
perencanaan pengelolaan yang rasional dan lebih komprehensif.

4.1.2. Analisis Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan


Hutan
Lemahnya perencanaan hutan, tata hutan dan perencanaan pengelolaan
hutan yang telah berjalan selama ini dilihat dari rendahnya kapasitas untuk
menjalankan seluruh kegiatan tersebut yang menjadi tanggung jawab pemerintah. Hal
ini disebabkan oleh orientasi Pemerintah dan Pemerintah Daeah pada perijinan dan
administrasi komoditas hasil hutan dan bukan pada pengelolaan wilayah/kawasan
hutan. Oleh karena itu, kegiatan pemanfaatan hutan-yang berjalan atas sejumlah
perijinan-hanya aspek pelaksanaan dari sejumlah rencana di atas, maka ketika
perencanaannya lemah, kontrol atas pemanfaatan hutan dan hasil hutan juga lemah.
Dalam kasus perijinan, prosedur untuk mendapatkan kawasan hutan yang
terbebas dari konflik juga dibebankan kepada pemohon ijin. Dengan demikian,
prakondisi adanya kawasan hutan yang bebas konflik yang menjadi urusan pemerintah,
ongkosnya dibebankan kepada pemegang ijin. Evaluasi terhadap pelaksanaan
perijinan pemanfaatan hutan dan hasil hutan saat ini tidak cukup efisien. Biaya
transaksi tinggi tidak terhindarkan dalam pelaksanaan evaluasi ini.
Data dan informasi tentang potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang
dimiliki masih sangat kurang baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini
disebabkan karena dalam kegiatan inventarisasi hutan yang dilaksanakan saat ini oleh

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-3


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

para pemegang ijin masih berfokus pada hasil hutan kayu (HHK). Namun demikian
berdasarkan hasil pengamatan di masyarakat yang dilakukan oleh IUPHHK-HT yang
ada di wilayah KPHP-Model Kendilo, menunjukkan bahwa pemanfaatan hasil hutan
bukan kayu (HHBK) telah dilakukan oleh masyarakat sekitar dan di dalam kawasan
hutan secara turun-temurun.
Berdasarkan pengalaman, terdapat beberapa jenis HHBK yang telah
dimanfaatkan oleh masyarakat, antara lain: rotan, bambu, damar, madu, buah
tengkawang, getah gaharu, buah-buahan (buah kapul, maritem, jenis-jenis durian, dan
sebagainya) tanaman obat-obatan, sarang semut, hewan buruan (babi, rusa, burung
dan lain-lain) serta sarang burung walet. Sampai saat ini belum terdapat pemegang ijin
pemanfaatan HHBK dan jasa lingkungan hutan dalam wilayah kelola KPHP-Model
Kendilo. Hal demikian mengindikasikan bahwa pemanfaatan potensi sumber daya
hutan belum intensif, sebagaimana diharapkan dalam perubahan paradigma
pembangunan kehutanan di atas (timber based menjadi resource based management).
Sehingga sumber daya hutan belum dapat memberikan kontribusi dalam
pembangunan (ekonomi) secara nasional dan daerah secara maksimal. Tepatnya
sumber daya hutan dan sektor kehutanan belum mampu berkontribusi secara
maksimal dalam pendapatan negara (PDRB).

4.1.3. Analisis Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan


Wilayah hutan KPHP Model Kendilo mengalami degradasi dan deforestasy
yang cukup signifikan akibat konversi atau alih fungi lahan baik yang direncanakan
maupun yang tidak direncanakan. Wilayah KPHP Model Kendilo yang mengalami
degradasi dan deforestasy sudah dipastikan akan mengganggu sistem ekologis daerah
aliran sungai Kendilo sehingga diperlukan upaya rehabilitasi dan reklamasi lahan.
Kegiatan rehabilitasi hutan lebih dominan dilaksanakan oleh pemerintah
daripada kegiatan reklamasi hutan. Kegiatan rehabilitasi hutan yang telah dilaksanakan
oleh pemerintah Kabupaten Paser melalui Dinas Kehutanan sejak bergulirnya Dana
Alokasi Khusus – Dana Reboisasi (DAK-DR) dan Dana Bagi Hasil – Dana Reboisasi
(DBH-DR). Namun, tingkat keberhasilan kegiatan rehabilitasi tersebut dipandang
kurang signifikan mengurangi areal hutan yang mengalami kerusakan. Beberapa hal
yang melatarbelakangi kurang berhasilnya kegiatan tersebut adalah :
a. Pendekatan kegiatan tersebut cenderung dilaksanakan dengan pola proyek sistem
putus tahun. Artinya target kegiatan hanya sampai pada luas dan penanaman bibit.

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-4


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tindak lanjut pemeliharaan tanaman hingga berhasil tumbuh menjadi pohon masih
kurang diperhatikan.
b. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi cenderung hanya sebagai
buruh tanam, tanpa ada tindak lanjut tanggung jawab untuk pemeliharaannya.
Masyarakat hanya dijadikan pekerja dengan imbalan upah dalam masa proyek
tersebut. Bila ada kegiatan pemeliharaan atau sejenisnya maka harus diberikan
upah tambahan.
c. Tujuan kegiatan rehabilitasi memang difokuskan pada mengembalikan fungsi
ekologi kawasan hutan yang rusak dan kurang memperhatikan kondisi ekonomi
masyarakat sekitar kegiatan.
d. Kesulitan dalam menentukan lokasi rehabilitasi hutan karena lahan hutan yang
telah terbuka akibat kegiatan perladangan masyarakat tidak diperkenakan oleh
masyarakat untuk ditanami tanaman hutan yang dianggap tidak bermanfaat bagi
mereka.
Sejauh ini belum terdapat koordinasi yang sinergis untuk menentukan lokasi
rehabilitasi hutan dan lahan, baik bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur maupun Pemerintah Kabupaten Paser. Balai Pengendalian Daerah
Aliran Sungai dan Hutan Lindung sebagai UPT yang berwenang untuk kegiatan
rehabilitasi hutan pada DAS juga hanya terbatas pada pemetaaan kawasan RHL di
Hutan Lindung. Intinya belum terdapat upaya menyatukan sistem pemetaan bersama
areal-areal kawasan hutan yang perlu di rehablitasi baik di kawasan hutan lindung,
hutan produksi terbatas dan hutan produksi. Peta RHL bersama ini harus selalu di
update setiap tahun dengan menggunakan analisis spasial dari citra landsat.
Permasalahan selanjutnya yaitu dalam pelaksanaan rehabilitasi hutan dan
lahan adalah ketiadaan pengelola setelah tanaman berumur lebih dari 3 tahun. Hal ini
kembali lagi pada konsep RHL yang cenderung diberlakukan sistem proyek. Oleh
karenanya perlu melibatkan masyarakat sekitar sebagai pengelola tanaman secara
terus menerus untuk memelihara dan menjaganya. Pendekatan RHL perlu dirubah dari
sistem proyek menjadi program yang berkesinambungan yaitu RHL pola Agroforestry.
Berdasarkan analisis spasial, wilayah tertentu pada KPHP-Model Kendilo
diperoleh luasan areal lahan yang potensial untuk dilaksanakannya kegiatan
penanaman seluas 63.713,08 ha terdiri dari Hutan Lindung seluas 39.154,21 ha dan
Hutan Produksi seluas 24.558,87 ha. Sedangkan berdasarkan hasil analisis spasial
BPDASHL Mahakan Berau Tahun 2016 diperoleh luas unit lahan kritis (LMU) 1 dan 2

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-5


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

sebesar 43.383 Ha, dengan rincian lokasi ditiap fungsi hutan dan blok peruntukan pada
pada tabel berikut :
Tabel IV-1. Luas dan Lokasi Rehabilitasi Hutan di Wilayah KPHP Model Kendilo

FUNGSI HUTAN DAN BLOK LUAS RHL PRIORITAS


NO. TOTAL
PERUNTUKAN RHL Prioritas I RHL Prioritas II
A. Hutan Lindung
 Pemanfaatan 1.787,81 25.790,39 27.578,19
B. Hutan Produksi
 Pemanfaatan HHK-HT 879,73 879,73
 Pemberdayaan Masyarakat 3,50 3,50
C. Hutan Produksi Terbatas
 Pemanfaatan, Jasa Lingkungan dan
12,91 8.302,97 8.315,88
HHBK
 Pemberdayaan Masyarakat 6.605,90 6.605,90
TOTAL 1.800,72 41.582,49 43.383,21
Sumber: Peta RHL 2016, BPDASHL Mahakam Berau

Untuk kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan dan lahan yang berada di
dalam areal berizin akan menjadi tanggung jawab pihak pemegang izin, baik itu izin
pemanfaatan hutan maupun izin penggunaan lahan. Berdasarkan data tabel IV.2
diperoleh indikasi bahwa luas potensial rehabilitasi dan reklamasi oleh pemegang izin
pinjam pakai (penggunaan lahan) mencapai 8.898,69 Ha sedangkan oleh pemegang
izin pemanfaatan hutan mencapai 6.537,61 Ha.

Tabel IV-2. Lokasi Potensial Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Sudah Ada Hak atau
Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutannya Berdasarkan Tutupan Lahannya di
Wilayah KPHP Model Kendilo
No Izin Pemanfaatan Kawasan Bentuk Tutupan Lahan Luas
Lahan terbuka 79,17
Perkebunan 16,37
1 HP-Kawasan Pinjam Pakai (IPPKH)
Pertambangan 6.540,99
Semak belukar 2.262,16
Belukar rawa 81,18
Hutan tanaman 2.610,25
Lahan terbuka 1.606,81
HP-Kawasan Pengusahaan Hutan Skala Besar
2 Perkebunan 1.456,64
(IUPHHK-HTI)
Pertambangan 26,22
Pertanian lahan kering 756,51
Semak belukar 10.680,07
Jumlah 26.116,37
Sumber: Analisis GIS (2015)

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-6


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Pemegang izin Pinjam Pakai terutama disektor pertambangan memiliki


tanggung jawab besar untuk mereklamasi lahan dan kemudian melakukan
penanaman hutan kembali sesuai fungsi utamanya. PT Kideco Jaya Agung
merupakan perusahaan yang masih aktif melakukan kegiatan pertambangan
dengan luasan lahan terbukanya sangat signifikan. PT Kideco Jaya Agung wajib
menutup lubang tambangnya sesuai ketentuan dan kemudian melakukan
penanaman kembali.
Terkait dengan para pemegang izin, maka diperlukan koordinasi yang
sinergis untuk bersama-sama melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
progges kemajuan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi. Perlu ditekankan
bahwa kegiatan tersebut harus mempertimbangkan terwujudnya fungsi kawasan
hutan yang mampu mendukung ekologis DAS Kendilo disertai dengan adanya nilai
tambah untuk kesejahteraan masyarakat.
Isu pasca tambang yang akan segera terjadi pada saat PT Kideco Jaya
Agung akan berakhir masa operasionalnya, maka perlu didorong lebih jauh tingkat
pekasanaan kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan dan lahannya. Disisi lain
kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan dan lahan tersebut harus memberikan
arti peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar. Salah satu pendekatan yang akan
dikoordinasikan dengan pihak PT Kideco Jaya Agung adalah kombinasi kegiatan
RHL dengan agroforestry, sehingga diharapkan lahan pasca tambah dapat lebih
bermanfaatn untuk kesejahteraan masyarakat.

4.1.4. Analisis Perlindungan, Pengamanan dan Konservasi


Hutan
Permasalahan kegiatan perlindungan hutan di wilayah KPHP-Model Kendilo
berkaitan dengan lemahnya pengelolaan hutan di tingkat tapak/lapangan. Data dan
informasi terkait kawasan-kawasan lindung yang ada pada Wilayah KPHP-Model
Kendilo belum memadai. Melalui data RKU IUPHHK-HA/HT sudah dipetakan kawasan-
kawasan lindung yang ada di wilayah ijin pengelolaan, akan tetapi kawasan-kawasan
penting bagi kepentingan masyarakat yang ada di sekitar hutan belum terpetakan.
Demikian juga kawasan-kawasan rawan keamanan hutan baik dari perambahan, illegal
logging maupun dari kebakaran hutan belum juga dipetakan dengan baik. Masih terjadi
perambahan pada kawasan hutan untuk kegiatan-kegiatan di luar sektor kehutanan
yang dilakukan oleh masyarakat di dalam dan di sekitar areal kerja. Berdasarkan hasil
analisis terhadap wilayah pembukaan lahan yang dilakukan oleh masyarakat pada

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-7


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

kawasan hutan khususnya pada areal konsesi PT Inhutani II yang berada pada KPHP-
Model Kendilo.
Belum ada pengelolaan secara maksimal terhadap kawasan-kawasan lindung
yang ada pada KPHP-Model Kendilo, baik hutan lindung maupun kawasan-kawasan
lindung yang ada pada Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK-HT) berupa
Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) juga kawasan lindung (sempadan sungai
dan kelerengan >40%). Kondisi pengelolaan kawasan lindung dan konservasi
sebagaimana dikemukakan di atas, akan berpengaruh terhadap upaya untuk
mewujudkan pengelolaan sumberdaya hutan secara lestari, khususnya bagi pemegang
ijin pemanfaatan. Selanjutnya dalam konservasi juga terdapat kemungkingan
dilaksanakan pemanfaatan secara terbatas, dengan tetap berpedoman pada prinsip
kelestarian (lestari produksi-ekonomi). Namun demikian, selama ini kegiatan
konservasi dilaksanakan secara spesifik dan belum terdapat pengembangan
pemanfaatan secara signifikan.
 kinerja seluruh usaha yang ada;
 Menetapkan peta indikatif yang dapat mengatasi masalah lebarnya gap antara
kawasan hutan yang tergambar di atas peta dengan realitas penggunaannya
untuk berbagai bentuk perijinan.
KPHP-Model Kendilo diharapkan dapat menjalankan fungsi integrasi berbagai
kegiatan pengelolaan hutan serta menjadi pusat informasi bagi evaluasi dan penilaian
perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh para pemegang ijin di wilayahnya.
Perencanaan jangka panjang KPH menjadi dasar untuk mengaitkan pengelolaan hutan
yang akan dilaksanakan di tingkat KPH dengan rencana pengelolaan hutan baik di
level Kabupaten Paser sendiri, Provinsi Kalimantan Timur dan Nasional. Terdapat dua
peran yang dapat dan harus dimainkan oleh KPH berkaitan dengan tersedianya data
dan informasi tentang sumber daya hutan (yang obyektif dan komprehensif serta
terbaharui), yaitu: (a) Merencanakan dan mendorong percepatan dilaksanakannya
inventarisasi (komprehensif dan akurat) pada kawasan tertentu (b) Mengidentifikasi
dan mengkoordinasikan data dan informasi yang telah diinventarisir oleh pemegang ijin
pemanfaatan (IHMB dan ITSP). Dari kedua peran tersebut maka ke depan perlu
dibangun dan dikembangkan data base dari sumber daya hutan dalam wilayah kelola
yang terbarukan dari wilayah kelola sebagai dasar untuk melakukan revisi rencana
pengelolaan hutan yang telah disusun.
Sehubungan dengan belum tersedianya data dan informasi yang memadai dari
kawasan tertentu dalam wilayah kelola KPHP-Model Kendilo, maka perlu secara

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-8


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

khusus dilakukan inventarisasi terhadap kondisi biogeofisik dan sosial budayanya.


Dengan tersedianya data dan informasi tersebut, maka dapat disusun rencana
pengelolaannya berdasarkan “core business” yang telah ditetapkan. Model
pengelolaannya kemungkinan dapat dikembangkan model pengelolaan sumber daya
hutan berbasis masyarakat (community based forest management). Dalam hal ini,
peran KPH adalah menginisiasi dan mengidentifikasi serta melakukan inventarisasi
kondisi faktual kawasan hutan, menyusun rencana pengelolaan dan rencana bisnis
(business plan) masing-masing sub-blok tertentu berdasarkan hasil inventarisasi.
Pengelolaan multi fungsi sumber daya hutan secara lestari di Kabupaten Paser
merupakan bagian penting dari keberadaan KPHP-Model Kendilo. Perwujudan upaya
pemanfaatan multi potensi sumber daya hutan ke depan perlu didasarkan pada data
dan informasi yang berkualitas. Oleh karenanya peran yang dapat dilaksanakan oleh
KPHP-Model Kendilo adalah mendorong dan bahkan mengharuskan dimasukkannya
keberadaan dan potensi dari HHBK dan jasa lingkungan hutan sebagai bagian dari
tujuan kegiatan inventarisasi hutan yang dilaksanakan oleh setiap pemegang ijin
(IUPHHK-HA/HT), termasuk pengamatan tentang kondisi pemanfaatannya oleh
masyarakat. Dengan demikian KPH dapat memetakan keberadaan dan potensi HHBK
dan jasa lingkungan hutan di wilayahnya, sehingga dapat disusun strategi dan pola
pemanfaatannya ke depan. Selain itu, wisata alam juga merupakan potensi jasa
lingkungan hutan yang ke depan mempunyai nilai ekonomi yang perlu dikembangkan.
Dengan demikian pendataan terhadap potensi jasa lingkungan ini dan sebaran
spasialnya perlu mendapatkan perhatian dalam kegiatan inventarisasi hutan. Namun
demikian sampai saat ini belum banyak mendapatkan perhatian. Fungsi estetika dari
sumber daya hutan merupakan salah satu potensi ekowisata yang perlu diidentifikasi
dan diinventarisir dalam pelaksanaan inventarisasi hutan ke depan. Terkait isu global,
Kabupaten Paser dengan kawasan hutan (alam) yang masih tersisa dapat diarahkan
posisi dan perannya dalam upaya penurunan emisi karbon.

4.1.5. Analisis Pemberdayaan Masyarakat


Berdasarkan data statistik (2013) diperoleh informasi secara umum dari aspek
sosial sebagian besar (>70%) masyarakat berpendidikan rendah (SD), sedangkan dari
aspek ekonomi sebagian memiliki sumber mata pencaharian sebagai petani (sebagian
besar petani lahan kering-ladang). Keberadaan hutan masih merupakan bagian dari
hidup dan kehidupan masyarakat di wilayah kelola KPHP-Model Kendilo.

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-9


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Beberapa bentuk ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya hutan


antara lain: (1) Ketergantungan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti
sandang, pangan dan papan; pangan seperti ikan, binatang buruan, buah, sayur;
papan/sandang seperti kayu, rotan. Pemanfaatan sumber daya alam sungai
merupakan sumber pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari yang penting, terutama
bagi kampung-kampung di bagian hulu; (2) Ketergantungan untuk memperoleh
pendapatan (uang tunai); bentuk pemanfaatan untuk memperoleh pendapatan (uang
tunai) seperti gaharu, sarang burung walet, emas dan madu. Pemanfaatan SDA sungai
dan hutan untuk memperoleh pendapatan/uang tunai untuk pemenuhan kebutuhan
pokok bagi masyarakat di wilayah DAS Kendilo masih sangat tinggi dan menjadi
pilihan utama; (3) ketergantungan terhadap fungsi lahan dan sungai untuk sarana dan
prasarana seperti sungai sebagai sarana transportasi; lahan untuk pemukiman,
pertanian/perkebunan dan hutan sebagai daerah tangkapan air.
Dengan demikian keberadaan multi fungsi sumberdaya hutan (HP dan HL),
memiliki posisi dan peran yang strategis bagi hidup dan kehidupan masyarakat di
dalam dan di sekitar kawasan hutan dalam wilayah kelola KPHP-Model Kendilo.
Kerusakan dan merosotnya kualitas sumberdaya hutan akan memiliki dampak yang
serius bagi hidup dan kebidupan masyarakat ke depan.

4.2. Proyeksi Kondisi Wilayah KPHP Model Kendilo Ke depan


4.2.1. Proyeksi Kondisi Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan
Hutan
Kegiatan tata hutan pada dasarnya dilaksanakan untuk memastikan
pemanfaatan dan penggunaan sumber daya hutan dilakukan secara terencana
berdasarkan informasi sumber daya hutan, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan
yang akurat serta memperhatikan kebijakan-kebijakan pemerintah, provinsi, kabupaten
termasuk integrasi dengan tata ruang. Tata hutan pada prinsipnya adalah kegiatan
rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup kegiatan pengelompokan sumber
daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnya
yang diwujudkan dalam bentuk tata batas, inventarisasi hutan, pembagian ke dalam
blok atau zona, pembagian petak dan anak petak, dan pemetaan, dengan tujuan untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari. Blok
atau bagian wilayah KPH dijadikan dasar untuk pengaturan unit kelestarian, sehingga
satu blok/bagian hutan dapat memiliki satu unit kelestarian. Dengan demikian, dalam

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-10


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

satu unit KPH dapat terdiri dari satu atau lebih unit kelestarian sesuai dengan
karakteristik bio-fisik, aksesibilitas lokasi dan kelas perusahaan yang dikembangkan.
Sedangkan inventarisasi yang dimaksud adalah kegiatan yang dilaksanakan
untuk mengetahui dan memperoleh data serta informasi tentang potensi sumber daya
hutan serta lingkungannya secara lengkap dan dipergunakan sebagai bahan
perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategi jangka panjang, jangka
menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman
inventarisasi yang dilaksanakan. Dalam pembagian blok, inventarisasi diarahkan untuk
memperoleh risalah terkait: (1) Karakteristik bio-fisik lapangan; (2) Kondisi sosial
ekonomi masyarakat sekitar; (3) Potensi sumber daya alam; dan (4) Keberadaan hak-
hak atau izin usaha pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan.

A. Prospek ke Depan
Perencanaan jangka panjang dan jangka pendek KPHP Model Kendilo menjadi
dasar alokasi hutan untuk perijinan dan alat kontrol tata hutan yang dilakukan oleh
pemegang ijin. Pelaksanaan pengukuhan kawasan dan tata hutan perlu ditunjang oleh
informasi mengenai potensi dan kondisi penggunaan kawasan hutan. Hasil yang
diharapkan dari adanya kegiatan rekontruksi batas luar dan penataan blok adalah:
 Adanya batas luar yang jelas mempunyai kepastian hukum yuridis formal wilayah
KPHP Model Kendilo yang meliputi tata batas unit pengelolaan dan blok serta
petak yang keberadaannya memperoleh legalitas dan pengakuan oleh seluruh
pemangku kepentingan dan pemanfaatan kawasan hutan, sehingga menjamin
kepastian areal pengelolaan kawasan hutan untuk produksi kayu, non kayu dan
jasa lingkungan sebagai unit manajemen terkecil.
 Kepastian luasan kawasan budidaya non kehutanan sebagai buffer lingkungan
dan pembinaan sosial.
 Meningkatnya pengendalian dan kelestarian kawasan hutan sesuai dengan
fungsinya.
Rencana kerja di tingkat pemegang ijin harus sejalan dengan rencana
pengelolaan KPHP-Model Kendilo, serta rencana pengelolaan Kabupaten Paser,
Provinsi Kalimantan Timur dan Nasional. Dengan dapat disusunnya rencana
pengelolaan yang rasional dan komprehensif wilayah kelola, khususnya wilayah
tertentu, berdasarkan data dan informasi yang komprehensif, lengkap, akurat dan
terbaharui, maka diharapkan kemandirian KPHP-Model Kendilo dapat diwujudkan.
Kemandirian dari aspek pendanaan dalam mengimplementasikan rencana

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-11


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

pengelolaan masih merupakan kendala yang dihadapi oleh sebagaian besar KPH di
Indonesia.

B. Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH.


Tata hutan merupakan hal utama dalam pengelolaan hutan, dimana pada
kegiatan ini perlu ditetapkan kawasan hutan yang relatif tetap dan tidak mudah diubah-
ubah selama masa pengelolaan hutan dalam rangka untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pengelolaan. Dengan adanya KPHP Model Kendilo akan meningkatkan
kapasitas untuk melakukan pengukuhan kawasan hutan bersama-sama lembaga lain
yang mempunyai kewenangan. Inventarisasi hutan sebagai salah satu komponen
penting dalam kegiatan tata hutan mengandung arti pembangkitan informasi. Dalam
bermitra dengan swasta (pemegang izin), kepemilikan informasi yang akurat oleh
pemilik sumber daya hutan (dalam hal ini KPH sebagai kepanjangan tangan
pemerintah) menjadi syarat penting bagi tegaknya hak-hak pemerintah dan sebagai
dasar untuk penilaian kinerja mitra dalam pencapaian pengelolaan hutan lestari.
Apabila kegiatan tersebut dillakukan oleh pemegang izin, maka akan
memunculkan resiko terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang merugikan
pemerintah dan kelestarian hutan. Dengan dilaksanakannya kegiatan tata hutan oleh
KPH sebagai representasi pemerintah di tingkat tapak dalam pengelolaan hutan,
munculnya resiko-resiko tersebut dapat ditekan. Beberapa kontribusi dapat disebutkan
di sini antara lain:
 Meningkatkan akurasi data dan informasi kawasan;
 Meningkatkan kemampuan dalam pembinaan, pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan izin oleh pemegang izin karena kepemilikan informasi yang kuat;
Memudahkan penerapan kriteria measurable, reportable, verifiable (MRV) dalam
implementasi REDD+ karena ketersediaan data dan informasi sumber daya hutan
yang akurat, serta dilengkapi dengan sistem monitoring dan evaluasi

4.2.2. Proyeksi Kondisi Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan


Kawasan Hutan
Penyelenggaraan pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat hasil
dan jasa hutan secara optimal, adil dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat. Secara
umum pemanfaatan hutan dapat dapat diselenggarakan melalui kegiatan: (1)
Pemanfaatan jasa lingkungan; (2) Pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu; (3)
Pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu; (4) Penggunaan kawasan hutan.
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-12
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Pemanfaatan hutan harus memiliki keabsahan legalitas izin, baik melalui izin Menteri
Kehutanan, Gubernur Kalimantan Timur maupun Bupati Kabupaten Paser. KPHP-
Model Kendilo mempunyai peran penting untuk secara ekonomis dapat mewujudkan
kelancaran perizinan tersebut dengan tetap memperhatikan kepentingan sosial dan
lingkungan.

A. Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH.


Penataan hubungan antar lembaga dalam pemanfaatan hutan perlu dibangun.
Penetapan kepastian kawasan hutan yang mendapat legitimasi dari berbagai pihak
dan peningkatan kemampuan masyarakat setempat dapat memanfaatkan peluang
perizinan perlu dijalankan dengan program tersendiri. Orientasi kerja pengelolaan
hutan dalam wilayah KPH adalah menyiapkan prakondisi berbagai ijin maupun
kegiatan pengelolaan hutan lainnya. Untuk kondisi saat ini, penyiapan kawasan hutan
yang mendapat legitimasi untuk kepastian penetapan dari berbagai pihak dan
peningkatan kemampuan masyarakat setempat menjadi prioritas utama sebelum ijin
diberlakukan. KPH diharapkan dapat menjalankan tugas ini terlebih dahulu sebelum
proses administrasi perijinan berjalan.
Untuk dapat mewujudkan pengelolaan secara lestari multi fungsi sumber daya
hutan di Kabupaten Paser, keberadaan KPHP-Model Kendilo mempunyai peran yang
sangat penting. Melakukan monitoring dan evaluasi (monev) serta pembinaan
terhadap kinerja setiap IUPHHK-HA dan IUPHHK-HT dalam penerapan 3 (tiga) aspek
pokok dari kaidah-prinsip pengelolaan hutan secera lestari, yaitu: produksi-ekologi dan
sodari KPHP-Model Kendilo. MONEV tersebut dapat dilakukan dengan bekerjasama
dengan lembaga yang memiliki kompetensi yang memadai. Keberadaan KPH tidak
menjamin efisiensi evaluasi dan penilaian perizinan apabila kontrol secara langsung
terhadap pemegang izin oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten masih dilaksanakan. Untuk kasus HTR (Hutan Tanaman Rakyat), peran
KPH dapat diarahkan untuk menyelesaikan lokasi perijinan, baik dalam hal status
kawasan hutan maupun lokasinya dalam petak/blok di dalam kawasan KPH.
Keberadaan KPH akan sangat penting untuk dapat mengurangi panjangnya prosedur
perijinan yang berlaku saat ini terutama yang terkait dengan penetapan lokasinya.
Pada kawasan yang belum terdapat ijin pemanfaatannya, KPH berperan
sebagai pengelola. Diharapkan ke depan kawasan-kawasan hutan yang ”tidak bertuan”
dalam wilayah kelola KPHP-Model Kendilo dapat dikelola secara profesional dan
lestari dengan pendekatan kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak terutama

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-13


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

masyarakat. Sebagaimana disampaikan bahwa dalam wilayah kelola KPHP-Model


Kendilo telah terdapat pemegang izin pemanfaatan (IUPHHK-HT). Dengan demikian,
pengembangan pola pengelolaan secara kolaboratif dengan mengikutsertakan
masyarakat merupakan pilihan yang perlu mendapat pertimbangan ke depan. Dengan
demikian diharapkan KPHP-Model Kendilo dapat menjadi salah satu KPHP-Model
yang mampu mandiri di Kalimantan Timur.

4.2.3. Proyeksi Kondisi Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan


Rehabilitasi hutan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas dan
peranannya dalam mendukung sistem penyanggah kehidupan tetap terjaga. Kegiatan-
kegiatan yang tercakup dalam rehabilitasi hutan meliputi reboisasi, pemeliharaan
tanaman, pengayaan tanaman dan penerapan teknik konservasi tanah. Kegiatan-
kegiatan tersebut pelaksanaannya menjadi tanggung jawab KPH, khususnya pada
wilayah KPH yang wilayahnya tidak dibebani izin/hak pemanfaatan hutan kepada pihak
ketiga. Sedangkan pada wilayah KPH yang telah dibebani izin/hak pemanfaatan hutan
kepada pihak ketiga, pelaksanaan rehabilitasi hutan dilakukan oleh pemegang izin/hak
yang bersangkutan.
Sementara itu, reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau
memulihkan kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara
optimal sesuai dengan peruntukannya. Kegiatan ini dilakukan pada lahan dan vegetasi
hutan pada kawasan hutan yang telah mengalami perubahan permukaan dan
penutupan tanah. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan reklamasi hutan menjadi
tanggung jawab pemegang izin penggunaan kawasan. Dalam hal pemegang izin
penggunaan kawasan hutan telah melaksanakan reklamasi hutan, maka Kepala KPH
bertanggung jawab atas pengamanan dan perlindungan atas hasil-hasil reklamasi
hutan yang bersangkutan.

A. Prospek ke depan.
Dengan dapat dilaksanakannya kegiatan RHL pada lahan-lahan kritis tersebut
diharapkan luas tutupan lahan kawasan tertentu akan meningkat. Hal ini tidak hanya
bermanfaat bagi upaya untuk meningkatkan kualitas DAS dan sub DAS, tetapi juga
akan bermanfaat bagi upaya untuk menurunkan emisi karbon sebagai program penting
dan strategis di Kalimantan Timur dan khususnya Kabupaten Paser. Selanjutnya

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-14


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

berbagai kegiatan ekonomi dapat dikembangkan melalui peran serta masyarakat di


sekitar dan di dalam kawasan tertentu tersebut.
Pendekatan RHL dengan pola agroforestry dipandang penting untuk
memberikan kepastian adanya pengelola kawasan RHL setelah 3 tahun berjalan
sehingga tanaman tetap terpelihara dan terjaga. Disisi lain melalui pola agroforestry
akan memberikan nilai tambah kawasan melalui tanaman-tanaman penghasil pangan
dalam jangka pendek seperti padi dan jagung serta tanaman buah-buahan untuk
pendapatan jangka menengah bagi masyarakat yang terlibat.

B. Input kegiatan dan Peran serta Kontribusi KPH.


Sebagaimana kegiatan pemanfaatan hutan dan hasil hutan, dalam
pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan diperlukan wadah pengelola hutan
yang disamping memastikan lokasi juga memastikan kelestarian dan pemanfaatan
hasil rehabilitasi tersbeut. Penetapan lokasi di dalam kawasan hutan perlu
diintegrasikan dengan rancang pembangunan KPH baik yang telah maupun yang
sedang dilakukan.
Karena kawasan tertentu belum terdapat ijin pemanfaatannya, maka KPHP-
Model Kendilo harus mengambil peran sebagai “pelaku-inisiator utama” dalam
pengelolaan tersebut. Di sisi lain, KPH juga memiliki tupoksi untuk menterjemahkan
kebijakan pembangunan nasional dan daerah, maka melibatkan dan
memperansertakan masyarakat sekitar dan di dalam kawasan hutan dalam
pengelolaan kawasan tertentu tersebut menjadi tugas KPH.

4.2.4. Proyeksi Kondisi Perlindungan, Pengamanan dan


Konservasi Hutan
Kegiatan perlindungan hutan difokuskan pada pengendalian kebakaran hutan
dan pembalakan illegal. Perlindungan dan konservasi merupakan bagian penting
dalam pengelolaan multifungsi sumber daya hutan, termasuk hutan produksi (HP) dan
terlebih hutan lindung (HL). Hal ini dapat dicermati dalam prosedur dan mekanisme
penilaian (evaluasi) kinerja pemegang ijin pemanfaatan hutan (HHK), terdapat kriteria
indikator tentang ”perlindungan dan konservasi” dalam areal kerjanya.

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-15


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

A. Prospek ke Depan.
Perlindungan, pengamanan dan konservasi hutan pada prinsipnya ditujukan
untuk menjaga hutan, hasil hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi
lindung, konservasi dan produksi tercapai secara optimal dan lestari. Agar prinsip
tersebut tercapai, 2 (dua) hal yang ditekankan adalah: (1) Mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan baik oleh manusia dan satwa,
kebakaran hutan dan hama penyakit; serta (2) Mempertahankan dan menjaga hak-hak
negara, masyarakat, perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi
serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
Seperti halnya dengan HHBK dan jasa lingkungan hutan, keberadaan
kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan perlindungan dan konservasi (di
dalam dan di luar areal kerja pemegang ijin), keberadaannya belum mendapat
perhatian secara proporsional dan komprehensif. Sementara dengan tetap
menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan multi fungsi sumberdaya hutan secara lestari,
maka pemanfaatan-pengelolaan kawasan lindung dan konservasi dapat juga
memberikan kontribusi terhadap “pembangunan ekonomi lokal”.

B. Input Kegiatan Dan Peran Serta Kontribusi KPH.


Dalam kaitannya dengan perlindungan dan konservasi hutan, sebagaimana
dikemukakan di atas, maka sudah tentu perlu dilaksanakan inventarisasi terhadap
potensi kawasan lindung dan kawasan konservasi. Oleh karenanya KPH memiliki
peran untuk mendorong dapat dilaksanakannya kegiatan tersebut, sebagai bagian dari
tupoksi pembinaan dan pengawasan terhadap pemegang ijin pemanfaatan. KPH
selanjutnya dapat berperan sebagai mediator dan fasilitator dalam pengelolaan potensi
kawasan lindung dan konservasi berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh
melalui kegiatan inventarisasi di atas.
Dalam konteks pengelolaan KPH, perlindungan pengamanan dan konservasi
hutan meliputi:
 Pengamanan areal kerja, kawasan hutan dan hasil hutan termasuk tumbuhan dan
satwa;
 Pencegahan kerusakan hutan baik karena manusia dan satwa, kebakaran hutan
dan hama penyakit;
 Pengambilan tindakan pertama yang diperlukan terhadap adanya gangguan
keamanan hutan di areal kerja;
 Pelaporan setiap adanya kejadian pelanggaran hukum di areal kerja;

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-16


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

 Penyediaan sarana dan prasarana serta tenaga pengamanan hutan yang sesuai
dengan kebutuhan.

4.2.5. Proyeksi Kondisi Pemberdayaan Masyarakat


Secara administrasi, wilayah KPHP-Model Kendilo masuk dalam 4 kecamatan
yaitu Kecamatan Muara Komam, Batu Sopang, Muara Samu dan Batu Engau.
Sebagian besar (56%) wilayah kelola KPHP-Model Kendilo terletak dalam wilayah
administrasi Kecamatan Muara Samu. Sementara cakupan luasan yang paling kecil
(5%) adalah wilayah administrasi Kecamatan Muara Komam. Dari 24 desa yang
termasuk dalam wilayah KPHP-Model Kendilo, pusat pemukiman masyarakat yang
berada langsung dalam wilayah KPHP-Model Kendilo sebanyak 3 desa yaitu Muara
Andeh, Tanjung Pinang dan Rantau Atas. Ketiganya masuk dalam wilayah
administratif Kecamatan Muara Samu.

A. Prospek ke Depan.
Diharapkan dengan keberadaan KPHP-Model Kendilo mampu
mentransformasikan kebijakan pembangunan kehutanan (utamanya kebijakan tingkat
daerah) bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan berbasis
SDH dan lahan, melalui skema-skema kemitraan dan perhutanan sosial. Masyarakat
yang berada di dalam maupun di sekitar hutan akan dibentuk dalam kelompok tani
hutan (KTH) sebagai wadah untuk membentuk kekuatan dan kemandirian organisasi
seerta peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai mitra dalam pengelolaan
hutan.
Kelompok Tani Hutan merupakan wadah masyarakat yang resmi untuk
melakukan kerjasama dan kemitraan dengan KPHP Model Kendilo dalam mengelola
kawasan hutan khususnya di blok pemberdayaan masyarakat. Kegiatan kemitraan
yang dikembangkan diutamakan berupa kemitraan agroforestry dengan sistem bagi
hasil. Pola ini akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengakses
kawasan hutan dengan mengembangkan kombinasi kegiatan budidaya tanaman
dengan kegiatan pertanian, perkebunan,perikanan, peternakan dan lainnya.
Melalui KTH, masyarakat akan mendapatkan bagi hasil lebih besar hingga
mencapai 70% dari setiap hasil panen kawasan. Hasil panen yang diperoleh dapat
berupa tanaman pangan jangka pendek seperti padi, jagung dan palawija, tanaman
jangka menengah berupa buah-buahan dan hhbk lainnya, dan terakhir tanaman jangka
panjang berupa hasil kayu-kayuan.

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-17


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

B. Input Kegiatan Dan Peran Serta Kontribusi KPH.


Dengan posisi, peran dan kontribusi keberadaan hutan yang masih memiliki
prospek ke depan, maka perlu adanya kebijakan yang ”memproteksi” keberadaan
sumber daya hutan. Adanya kecenderungan dari pembangunan berbasis lahan
yang ”mendesak” keberadaan SDH di wilayah pedesaan. Peran KPH adalah
melakukan inventarisasi kondisi faktual kawasan dan SDH di wilayah kelola KPHP-
Model yang berbatasan dengan masyarakat pedesaan. Pada saat yang sama
menginventarisasi ijin-ijin pembangunan berbasis lahan yang ada. KPHP-Model harus
berperan sebagai fasilitator dan mediator permasalahan SDH dan lahan.
Selanjutnya, KPH Model Kendilo akan melakukan sosialisasi skema kemitraan
KPHP Model Kendilo dengan masyarakat melalui Kelompok Tani Hutan. Proses
pembentukan KTH hingga penguatannya akan di fasilitasi oleh KPHP Model Kendilo,
hingga akhirnya KTH siap bekerja sama dan menjadi mitra dalam pengelolaan hutan.
Skema kemitraan akan mendudukan kesejajaran KPHP model Kendilo dengan KTH
sehingga peran dan kontribusi KTH harus sangat signifikan.
Diharapkan KTH yang dibentuk KPHP Model Kendilo akan menjadi multipler
effect pengembangan KTH lainnya yang siap bermitra dengan KPHP Model Kendilo.
Dengan demikian ketergantungan masyarakat terhadap SDH dan lahan hutan akan
terus dikembangkan dalam kerangka mendukung kelestarian hutan. Setidaknya yang
paling dimanfaatkan oleh masyarakat adalah hasil hutan bukan kayu seperti madu,
gaharu, tanaman obat, rotan, jasa lingkungan dan lainnya.
Pola agroforestry atau sejenisnya yang dikembangkan KPHP Model Kendilo
harus bersifat multi bisnis/usaha sehingga sumber-sumber pendapatan masyarakat
dalam wadah KTH akan sangat bervariasi dan berkesinambungan. Kemandirian pola
agroforestry menjadi hal yang utama untuk memastikan kesejahteraan masyarakat
hutan terus berlangsung seiring dengan kelestarian hutan dalam mendukung ekologis
daerah aliran sungai.

4.3. Analisis Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam


Pengelolaan KPHP-Model Kendilo
Dalam rangka menganalisis berbagai permasalahan dan kendala serta potensi
terkait kondisi KPHP-Model Kendilo dalam mencapai visi dan misi yang diinginkan,
maka dilakukan analisis SWOT yang merupakan analisis strategis terhadap lingkungan
internal yang meliputi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), lingkungan
eksternal yang meliputi peluang (opportunity) dan ancaman (threat).

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-18


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Keterkaitan antara hasil identifikasi analisis faktor lingkungan internal dan faktor
lingkungan eksternal dengan strategi-strategi yang telah ditetapkan dapat dilihat pada
Tabel IV-3.

Tabel IV-3. Matrik Analisis SWOT Pengelolaan KPHP-Model Kendilo

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


1. KPHP-Model Kendilo 1. Kapasitas SDM dalam
memiliki kewenangan, pengelolaan hutan masih
Faktor Internal
tugas dan fungsi yang rendah
telah diatur dalam 2. Sarana dan prasarana masih
perundang-undangan terbatas
2. Kepastian pembiayaan 3. Tata hubungan kerja dengan
dari APBD stakeholders yang belum diatur
3. Kondisi bio-geofisik yang 4. Teknologi pengembangan dan
strategis terhadap pengelolaan HHBK masih
Kabupaten Paser terbatas
4. Wilayah yang luas dengan 5. Data dan informasi kehutanan
potensi HHK, HHBK dan belum lengkap dan terintegrasi
Faktor Eksternal jasling 6. Lahan kritis yang belum
5. Keberadaan flora dan direhabilitasi masih relatif luas
fauna langka dan endemik
Peluang (O) Strategi menggunakan Strategi menanggulangi
1. Komitmen dan kebijakan kekutan untuk kelemahan dengan
pemerintah dalam pengelolaan memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang (WO)
kawasan hutan berbasis KPHP (SO)
2. Pendanaan dari APBN dan 1. Optimalisasi pengelolaan 1. Inventarisasi SDH secara
pendanaan lain berorientasi dan pemanfaatan hutan berkala
pembangunan KPH oleh KPH, terutama 2. Membangun database KPH
3. Persepsi positif dan dukungan wilayah tertentu 3. Peningkatan dan penyediaan
masyarakat terhadap 2. Mendorong kemandirian sarana prasarana
pengelolaan hutan berbasis KPH melalui 3. Penyediaan dan peningkatan
KPH pengembangan investasi kapasitas SDM
4. Adanya izin pemanfaatan kayu dan bisnis KPH 4. Mendorong koordinasi dan
(IUPHHK-HT) dan penggunaan integrasi para
kawasan hutan (pertambangan) pihak/stakeholders
dalam wilayah KPH 5. Konvergensi pendanaan APBN,
5. Dukungan dari lembaga- APBD dan mitra lain
lembaga non pemerintah 6. Membangun kemitraan dalam
(internasional dan lokal) pengelolaan HHK, HHBK dan
jasling
Ancaman (T) Strategi menggunakan Strategi memperkecil
1. Laju deforestasi dan degradasi kekuatan untuk mengatasi kelemahan untuk mengatasi
yang cukup tinggi di wilayah ancaman (ST) ancaman (WT)
KPHP-Model Kendilo akibat 1. Pemantapan kawasan 1. Rasionalisasi luas KPHP-Model
perambahan dan illegal logging hutan untuk menjamin Kendilo
2. Konflik lahan dan tekanan kepastian pengelolaan 2. Pemberdayaan dan
terhadap kawasan hutan lestari peningkatan kemandirian
3. Pemukiman penduduk yang 2. Monitoring, evaluasi dan masyarakat dalam pengelolaan
tinggal di sekitar dan di dalam pembinaan ijin pemanfatan hutan
wilayah KPH dan penggunaan kawasan 3. Sosialisasi peraturan dan
4. Pelaksanaan pengelolaan hutan kebijakan kehutanan
hutan lestari oleh IUPHHK-HT 3. Perlindungan dan 4. Mendorong dan memfasilitasi
belum optimal konservasi kemitraan/pemberdayaan dalam
5. Ijin pertambangan pada keanekaragaman hayati penyelesaian konflik tenurial
wilayah KPH (pinjam pakai) dan ekosistem

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-19


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Berdasarkan tabel matrik analisis tersebut maka ada beberapa strategi yang
harus mendapat perhatian dalam penyusunan program dan rencana kegiatan pada
KPHP-Model Kendilo yaitu :
1. Inventarisasi SDH secara berkala dan pembangunan data base KPH;
2. Peningkatan dan penyediaan sarana prasarana pengelolaan hutan;
3. Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM KPH;
4. Mendorong koordinasi dan integrasi para pihak/stakeholders dalam pelaksanaan
pengelolaan hutan;
5. Membangun kemitraan dalam pengelolaan HHK, HHBK dan jasling;
6. Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan hutan oleh KPH, terutama wilayah
tertentu;
7. Mendorong kemandirian KPH melalui pengembangan investasi dan bisnis KPH;
8. Pemantapan kawasan hutan untuk menjamin kepastian dalam pengelolaan
kawasan hutan;
9. Monitoring, evaluasi dan pembinaan izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutan;
10. Perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistem;
11. Rasionalisasi luas KPHP-Model Kendilo;
12. Pemberdayaan dan peningkatan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan
hutan;
13. Sosialisasi peraturan dan kebijakan kehutanan;
14. Mendorong dan memfasilitasi kemitraan dalam penyelesaian konflik tenurial;
15. Konvergensi pendanaan APBN, APBD dan mitra lain.

ANALISIS DAN PROYEKSI IV-20


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

BAB V
RENCANA KEGIATAN

Perencanaan program dan kegiatan KPHP Model Kendilo mengacu pada:


Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) tahun 2011-2030; Rencana Strategis
Kementerian Kehutanan tahun 2010-2014; Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Provinsi Kalimantan Timur tahun 2005-2025; Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Timur tahun 20013-2018;
Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP) Kalimantan Timur tahun 2011-2030;
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Paser tahun
2006-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Paser tahun 2011-2015, Rencana Strategis Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim tahun
2017-2018; Rencana Kerja Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim tahun 2009-2014;
Rencana Strategis Dinas Kehutanan Kabupaten Paser tahun 2011-2014; Rencana
Kerja Dinas Kehutanan Kabupaten Paser tahun 2011-2014; serta berbagai isu
strategis dan permasalahan yang muncul di tingkat tapak.
Berdasarkan hal tersebut ditetapkan Visi dan Misi KPHP Model Kendilo tahun
2017-2026 dan untuk selanjutnya dijabarkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan guna
mencapai tujuan KPHP Model Kendilo yang ditetapkan hingga tahun 2026. Rumusan
kegiatan KPHP Model Kendilo selama 10 tahun mulai tahun 2017-2026 juga
merupakan hasil analisis SWOT yang menguraikan kondisi potensi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi ke depan. Adapun kegiatan tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut.

5.1. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan


Inventarisasi berkala bio-geofisik dan sosekbud akan mengacu pada Petunjuk
Teknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan pada KPHL dan
KPHP berdasarkan Perdirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor
P.5/VII-WP3H/2012. Metode yang digunakan adalah metode IHMB. Sementara untuk
inventarisasi sosekbud akan menggunakan metode purposive sampling yakni
pengambilan sampel secara sengaja dengan beberapa pertimbangan menyangkut
wilayah/lokasi, informan (tokoh kunci) dan responden. Pelaksanaan kegiatan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif (inventarisasi bersama masyarakat, yakni

RENCANA KEGIATAN V-1


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

membangun hubungan baik dengan warga setempat sambil melakukan observasi dan
wawancara).

5.1.1. Inventarisasi Berkala Lima Tahunan


Inventarisasi hutan dilakukan guna mendapatkan data dan informasi tentang
potensi, karakteristik, bentang alam, kondisi sosial-ekonomi dan lain-lainnya. Oleh
karenanya kegiatan inventarisasi akan dilakukan secara berkala sesuai dengan
kebutuhan pada tahapan pembentukan, pembangunan dan pengembangan.
Inventarisasi berkala wilayah kelola KPH Model Kendilo merupakan kegiatan berkala
yang perlu dilakukan untuk mengetahui dengan tepat perubahan yang terjadi di
wilayah KPH Model Kendilo selama kurun waktu tertentu. Kegiatan berkala ini juga
dapat mengakomodir perubahan yang terjadi pada kondisi bio-geofisik dan dinamika
sosial ekonomi dan budaya pada setiap blok pengelolaan hutan di wilayah KPHP
Model Kendilo.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap 5 tahun sekali yang bertujuan untuk
memperoleh data update dan akurat pada masing-masing unit pengelolaan, blok dan
petak. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kegiatan dilaksanakan sesuai
arah kebijakan pengelolaan yang telah ditetapkan dan perkembangan yang dicapai.
Inventarisasi hutan secara berkala pelaksanaannya mengacu pada pedoman
inventarisasi hutan. Hasil inventarisasi ini memberikan gambaran tentang risalah
kondisi unit pengelolaan hutan secara berkala sebagai berikut:
 Kondisi awal;
 Kondisi 5 tahun berikutnya dan dilengkapi dengan uraian peningkatan dan
penurunan serta permasalahannya;
 Kondisi 10 tahun berikutnya dan dilengkapi dengan uraian peningkatan dan
penurunan serta permasalahannya.
Target kegiatan inventarisasi berkala ini menyebar pada 4 (empat) wilayah
kecamatan di Kabupaten Paser yang tercakup dalam 4 (empat) blok pengelolaan
terdiri dari : kawasan HL terdiri dari 1 blok pemanfaatan terbatas (jasling dan HHBK);
Kawasan HPT terdiri dari 1 blok pemanfaatan, jasa lingkungan dan HHBK, dan 1 blok
pemberdayaan masyarakat; dan Kawasan HP terdiri dari 1 blok pemanfaatan HHK-HT
dan 1 blok pemberdayaan masyarakat. Uraian kegiatan inventarisasi selengkapnya
pada wilayah KPHP Model Kendilo disajikan pada Tabel V-1.

RENCANA KEGIATAN V-2


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-1. Uraian Kegiatan Inventarisasi Berkala pada Wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2017 - 2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.1.1 Inventarisasi Berkala
Dokumen potensi
flora dan fauna di
a. Inventarisasi potensi  Seluruh wilayah KPHP
137.495 ha wilayah KPHP 1.000 500 500
flora dan fauna Model Kendilo
Model Kendilo
per 5 tahun
 Blok HL-Pemanfaatan 41.558 ha 400 200 200
 Blok HP- Pemanfaatan,
20.934 ha 200 100 100
b. Inventarisasi tutupan jasling dan HHBK Dokumen IHMB
hutan  Blok HP-Pemanfaatan per 5 tahun
50.498 ha 200 100 100
HHK-HT
 Blok HP-Pemberdayaan
24.996 ha 200 100 100
masyarakat
 Blok HL- Pemanfaatan 41.558 ha 225 125 100
c. Inventarisasi areal  Blok HP- Pemanfaatan, Terpetakannya
20.934 ha 225 125 100
yang telah digunakan jasling dan HHBK areal yang telah
oleh masyarakat dan  Blok HP-Pemanfaatan digunakan oleh
50.498 ha 225 125 100
pola pemanfaatannya HHK-HT masyarakat
 Blok HP-Pemberdayaan
24.996 ha 225 125 100
masyarakat
d. Inventarisasi areal Terpetakannya
Seluruh wilayah KPHP
yang perlu 137.495 ha areal yang perlu 300 200 100
Model Kendilo
direhabilitasi direhabilitasi
 Blok HL-Pemanfaatan 41.558 ha 50 25 25
 Blok HP-Pemanfaatan Dokumentasi
20.934 ha potensi karbon di 50 25 25
e. Pembuatan PUP jasling dan HHBK
 Blok HP-Pemanfaatan seluruh blok
Carbon trade 50.498 ha 50 25 25
HHK-HT pengelolaan KPHP
 Blok HP-Pemberdayaan Model Kendilo
24.996 ha 50 25 25
masyarakat

RENCANA KEGIATAN V-3


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

 Blok HL- Pemanfaatan 41.558 ha 300 200 100


Dokumen potensi
 Blok HP- Pemanfaatan,
20.934 ha HHBK (madu 300 200 100
jasling dan HHBK
f. Inventarisasi potensi alam, gaharu,
 Blok HP-Pemanfaatan
jasling dan HHBK 50.498 ha aren, tanaman 300 200 100
HHK-HT
obat dan
 Blok HP-Pemberdayaan kosmetik)
24.996 ha 300 200 100
masyarakat
Terpetakanya
Blok HP-Pemanfaatan areal-areal
g. Inventarisasi HCVA 50.498 ha 300 200 100
HHK-HT bernilai
konservasi tinggi
Dilakukan
Dokumen sosial,
h. Inventarisasi kondisi 20 desa yang berada di di tahun
ekonomi dan
sosial, ekonomi dan dalam dan sekitar wilayah 2017 dan 150 100 50
budaya
budaya masyarakat KPHP Model Kendilo 2018 @ 20
masyarakat
desa
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-4


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.1.2. Tata Batas Luar Wilayah


Kegiatan pembuatan batas luar wilayah KPHP Model Kendilo merupakan
kegiatan riil fisik di lapangan sebagai lanjutan dari sketch mapping yang telah
dilakukan dengan pendekatan GIS dan survei awal terhadap batas-batas kawasan
budidaya masyarakat atau kawasan non hutan yang ada di lapangan. Batas luar KPHP
Model Kendilo memisahkan wilayah KPH dengan areal luarnya yang dapat berupa:
 Kawasan hutan yang termasuk KPH lain (KPH Telake dan KPH wilayah Provinsi
Kalimantan Selatan);
 Kawasan non kehutanan;
 Kawasan hutan dengan fungsi lain seperti kawasan lindung, atau kawasan
konservasi dan untuk wilayah peruntukan lain, seperti jalan, pemukiman masyarakat
dan lain-lain.
Estimasi dan rencana pengukuran panjang trayek rekonstruksi batas luar wilayah
pengelolaan KPHP Model Kendilo dapat dilihat pada Tabel V-2.
Tabel V-2. Rencana dan Target Waktu Pelaksanaan Rekonstruksi Batas Luar KPHP Model
Kendilo

Unit
Fungsi Hutan Panjang Batas (km) Tahun Pelaksanaan
Pengelolaan
I Hutan Lindung 257,46 I-X
II Hutan Produksi 5,72 III
III Hutan Produksi 10,58 IV
IV Hutan Produksi 40,00 I-IV
V Hutan Produksi 49,73 I-V
VI Hutan Produksi 41,34 I-V
VII Hutan Produksi 6,63 V
411,46
Sumber: Analisis GIS (2016)

Adapun rencana kegiatan tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo meliputi :
a. Sosialisasi batas luar wilayah KPHP Model terutama yang bersinggungan dengan
masyarakat atau pihak lain.
b. Melaksanakan proses tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo.
c. Pemeliharaan pal batas.
d. Rekonstruksi batas wilayah KPHP Model Kendilo tiap 10 tahun sekali.
Sajian lengkap mengenai kegiatan tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo
dapat dilihat pada tabel V.3.

RENCANA KEGIATAN V-5


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-3. Uraian Kegiatan Tata Batas Luar Wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Tata Batas Luar Wilayah
5.1.2
KPHP Model Kendilo
a. Sosialisasi batas luar
wilayah KPHP Model
Laporan hasil
terutama yang 3 desa per
 20 Desa sosialisasi batas 150 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
bersinggungan tahun
luar setiap tahun
dengan masyarakat
atau pihak lain
 Batas luar unit I 247,39 km 500 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

 Batas luar unit II 5,72 km 50 50

 Batas luar unit III 10,58 km 100 100


Dokumen tata
b. Tata batas luar
batas wilayah
wilayah KPHP Model  Batas luar unit IV 40,00 km 200 50 50 50 50
KPHP Model
Kendilo
Kendilo
 Batas luar unit V 49,73 km 250 50 50 50 50 50

 Batas luar unit VI 41,34 km 250 50 50 50 50 50

 Batas luar unit VII 6,63 km 50 50


Laporan hasil
c. Pemeliharaan pal  Batas luar masing- pemeliharaan pal
411,46 km 250 175 175
batas masing unit batas setiap 5
Tahun
d. Rekonstruksi batas Dokumen dan
wilayah KPHP Model  Batas luar masing- peta hasil
411,46 km 500 250 250
Kendilo tiap 10 tahun masing unit rekonstruksi
sekali batas luar
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-6


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.1.3. Penataan Batas Blok


Tata batas blok dilaksanakan sebagai penataan lanjutan setelah tata batas
terluar kawasan pengelolaan. Pembagian blok dilakukan berdasarkan kesamaan
karakter fisiografi, kesamaan fungsi pengelolaan dan kemudahaan aksesibilitas,
sehingga blok dapat dikelola secara efektif dan efesien. Adapun jumlah target rencana
pelaksanaan penataan batas blok pada KPHP Model Kendilo disajikan pada Tabel V-4.
Tabel V-4. Rencana Trayek Tata Batas Blok di KPHP Model Kendilo
Blok Panjang
No. Luas (ha) Batas
Fungsi Arahan/peruntukan
(km)
1. Hutan Lindung Pemanfaatan (terbatas utk Jasling-HHBK) 41.557,73 256,02
Hutan Produksi Pemanfaatan, Jasa Lingkungan dan HHBK 20.934,41 191,51
2.
Terbatas Pemberdayaan Masyarakat 13.115,15 142,11
Pemanfaatan HHK-HT 50.498,08 146,33
3. Hutan Produksi
Pemberdayaan Masyarakat 11.390,57 36,73
137.495 772,7
Sumber: Analisis peta dan data sekunder (2016)

Hasil yang diharapkan dari adanya kegiatan rekontruksi batas luar dalam rangka
penataan blok adalah :
 Adanya batas blok yang jelas mempunyai kepastian hukum yuridis formal di
lapangan. Wilayah KPHP Model Kendilo yang meliputi tata batas unit pengelolaan
dan blok serta petak akan memperoleh legalitas dan pengakuan oleh seluruh
pemangku kepentingan dan pemanfaatan kawasan hutan, sehingga menjamin
kepastian areal pengelolaan kawasan hutan untuk produksi kayu, non kayu dan jasa
lingkungan sebagai unit manajemen terkecil;
 Kepastian luasan kawasan budidaya non kehutanan sebagai buffer lingkungan dan
pembinaan sosial;
 Meningkatnya pengendalian dan kelestarian kawasan hutan sesuai dengan
fungsinya.
Adapun rencana kegiatan tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo meliputi :
a. Sosialisasi batas luar wilayah KPHP Model terutama yang bersinggungan dengan
masyarakat atau pihak lain.
b. Melaksanakan proses tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo.
c. Pemeliharaan pal batas.
d. Rekonstruksi batas wilayah KPHP Model Kendilo tiap 10 tahun sekali.
Sajian lengkap mengenai kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel V.5.

RENCANA KEGIATAN V-7


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-5. Uraian Kegiatan Tata Batas Blok Wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Penataan Batas Blok
5.1.2 Wilayah KPHP Model
Kendilo
a. Sosialisasi batas blok
wilayah KPHP Model
Laporan hasil
terutama yang 3 desa per
 20 Desa sosialisasi batas 150 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
bersinggungan tahun
luar setiap tahun
dengan masyarakat
atau pihak lain
 Blok pemanfaatan
terbatas Jasling dan 256,02 km 1.000 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
HHBK (HL)
Dokumen tata
b. Penandaan batas  Blok pemanfaatan
191,51 km batas blok 300 50 50 50 50 50 50
blok wilayah KPHP Jasling dan HHBK (HP)
wilayah KPHP
Model Kendilo  Blok Pemberdayaan
178,84 km Model Kendilo 300 50 50 50 50 50 50
Masyarakat (HP)
 Blok pemanfaatan
146,33 km 300 50 50 50 50 50 50
HHK-HT (HP)
Laporan hasil
c. Pemeliharaan pal  Batas masing-masing pemeliharaan pal
772,7 km 300 150 150
batas blok blok batas setiap 5
Tahun
d. Rekonstruksi batas Dokumen dan
blok wilayah KPHP  Batas masing-masing peta hasil
772,7 km 300 150 150
Model Kendilo tiap blok rekonstruksi
10 tahun sekali batas blok
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-8


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu


Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum
menarik bagi pihak ketiga atau belum diminati oleh pihak ketiga untuk
mengembangkan usaha pemanfaatannya. Wilayah kelola KPHP Model Kendilo yang
belum diminati oleh investor akan dikelola sendiri sesuai dengan fungsi hutan dan
potensinya. Pemanfaatan pada wilayah tertentu akan dilaksanakan setelah KPHP
Model Kendilo mendapat penunjukan dari Menteri.
Wilayah tertentu pada KPHP Model Kendilo memiliki luas 83.972 ha yang
tersebar pada blok-blok: (1) Pemanfaatan; (2) HPT-Pemanfaatan, Jasa Lingkungan
dan HHBK; Pemberdayaan; (3) HP-Pemanfaatan HHK-HT; Pemberdayaan. Wilayah
tersebut direncanakan akan dikelola oleh KPHP Model Kendilo baik dengan pola
swakelola maupun dengan kemitraan atau kerja sama dengan investor, masyarakat
ataupun pihak lain yang berminat. Sebaran spasial, kelas perusahaan dan rencana
program kegiatan pada wilayah tertentu KPHP Model Kendilo selengkapnya disajikan
pada Tabel V-5.
Wilayah tertentu KPHP Model Kendilo akan dikelola secara profesional untuk
menjadi sumber pendapatan bagi KPHP Model Kendilo sehingga menginjak tahun
perencanaan ke - 8 sudah dapat mandiri untuk mendukung kegiatan operasional rutin
KPHP Model Kendilo. Oleh karena itu, penggalian potensi wilayah tertentu terutama
potensi HHBK dan jasa lingkungan pada proses inventarisasi awal tahun perencanaan
sangat penting untuk segera mengembangkan bisnis KPHP Model Kendilo.
Pengembangan bisnis HHBK dan jasa lingkungan diutamakan pada blok HL-
Pemanfaatan, blok HPT-Pemanfaatan, Jasa Lingkungan dan HHBK, serta blok
pemberdayaan masyarakat. Diutamakan kegiatan tersebut dilakukan dengan skema
kemitraan dan kerja sama bersama masyarakat setempat.
Wilayah tertentu KPHP Model Kendilo juga akan mengelola hutan tanaman yang
dengan skema kemitraan dan kerja sama dengan masyarakat, investor profesional
atau pihak lain yang tertarik. Pengembangan hutan tanaman ini diutamakan pada
lahan yang sudah mengalami kritis, sehingga manfaat kegiatannya sekaligus
melakukan rehabilitasi hutan dan lahan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
ekologis Daerah Aliran Sungai. Pola penanaman agroforestry akan lebih ditekankan
untuk meningkatkan nilai tambah kawasan dalam jangka pendek (tanaman pangan),
jangka menengah (tanaman MTPS) dan jangka panjang (tanaman kayu-kayuan).

RENCANA KEGIATAN V-9


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-6. Pembagian Blok dan Penentuan Wilayah Tertentu KPHP Model Kendilo

Fungsi
Unit Blok Penggunaan dan Izin Pemanfaatan Luas Kelola (ha)
Hutan
- Perlindungan ekosistem
Hutan - Usaha pemungutan HHBK
I Pemanfaatan 41.558
Lindung - Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Perlindungan dan pengawetan tata air
Hutan Pemanfaatan,
- Usaha pemungutan HHBK
Produksi I Jasa Lingkungan 20.495
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam
(Terbatas) dan HHBK
dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
- Hutan Kemasyarakatan (HKm)
- Hutan Desa (HD)
Hutan
Pemberdayaan - Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
Produksi I 11.228
Masyarakat skema Kemitraan atau kerja sama
(Terbatas)
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
- Hutan Kemasyarakatan (HKm)
- Hutan Desa (HD)
Hutan Pemberdayaan - Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
I 2.310
Produksi Masyarakat skema Kemitraan atau kerja sama
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
- Hutan Kemasyarakatan (HKm)
- Hutan Desa (HD)
Hutan Pemberdayaan - Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
II 156
Produksi Masyarakat skema Kemitraan atau kerja sama
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
- Hutan Kemasyarakatan (HKm)
- Hutan Desa (HD)
Hutan Pemberdayaan - Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
III 261
Produksi Masyarakat skema Kemitraan atau kerja sama
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
- Hutan Kemasyarakatan (HKm)
- Hutan Desa (HD)
Hutan Pemberdayaan - Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
IV 6.515
Produksi Masyarakat skema Kemitraan atau kerja sama
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
Hutan Pemberdayaan
V - Hutan Kemasyarakatan (HKm) 797
Produksi Masyarakat
- Hutan Desa (HD)

RENCANA KEGIATAN V-10


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Fungsi
Unit Blok Penggunaan dan Izin Pemanfaatan Luas Kelola (ha)
Hutan
- Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
skema Kemitraan atau kerja sama
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
- Hutan Kemasyarakatan (HKm)
- Hutan Desa (HD)
Hutan Pemberdayaan - Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
VI 364
Produksi Masyarakat skema Kemitraan atau kerja sama
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
- Hutan Kemasyarakatan (HKm)
- Hutan Desa (HD)
Hutan Pemberdayaan - Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
VII 272
Produksi Masyarakat skema Kemitraan atau kerja sama
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
Sumber: Analisis peta dan data sekunder (2016)

Prioritas kegiatan pada pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu di dalam


wilayah KPHP Model Kendilo direncanakan pada pengembangan 3 (tiga) core
businesses di blok-blok yang telah ditentukan. Pengembangan usaha tersebut adalah
sebagai berikut: (1) Pengelolaan dan pengembangan hutan tanaman melalui pola
kemitraan agroforestry; (2) Pengelolaan dan pengembangan HHBK, seperti: rotan,
tumbuhan obat, damar, lebah madu, air mineral, aren dan gaharu; serta (3)
Pengelolaan jasa lingkungan untuk wisata alam dan penyerapan karbon.

Tabel V-7. Prioritas Kegiatan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu di Wilayah KPHP
Model Kendilo

Tahun
No Jenis Usaha Blok Arahan Pencapaian
Pelaksanan
1 Pengelolaan dan -HP-Pemanfaatan Tahun 1-10 - Terbentuknya usaha dan
Pengembangan Hutan -HP-HHK-HT Prioritas 1 kelembagaan pemanfaatan
Alam dan Tanaman -HP-Pemberdayaan hasil hutan kayu hutan alam;
(pertukangan) - Terbentuknya usaha dan
kelembagaan pengelola
hutan tanaman;
- Terbangunnya usaha hutan
tanaman Pertukangan untuk
mendukung bahan baku
indutsri produk pengolahan
kayu; Pertukangan di

RENCANA KEGIATAN V-11


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tahun
No Jenis Usaha Blok Arahan Pencapaian
Pelaksanan
Kabupaten Paser

2 Pengelolaan dan Blok HL- Tahun 1 - 10 - Terbentuknya usaha


pengembangan Hasil Pemanfaatan; Blok Prioritas 1 pengelolaan HHBK (rumput
Hutan Bukan Kayu HP-Pemanfaatan, ketak, gaharu, tumbuhan
(HHBK) : gaharu, Jasa Lingkungan obat, damar, lebah madu,
tumbuhan obat, damar dan HHBK; Blok aren, dan air mineral);
agathis, lebah madu, air HP-Pemberdayaan - Terbangunnya usaha home
mineral, dan aren industry pengelolaan
tumbuhan obat, madu, air
mineral, air madu, aren/gula
merah, dan kerajinan rumput
ketak.
3 Pengelolaan Jasa Blok HL- Tahun 1 -10 - Terinventarisirnya potensi
lingkungan untuk wisata Pemanfaatan; Blok Prioritas 1 jasa lingkungan untuk carbon
alam Penyerapan HP-Pemanfaatan, trade;
karbon Jasa Lingkungan - Termanfaatkannya potensi
dan HHBK; Blok jasa lingkungan secara lestari;
HP-Pemberdayaan - Meningkatnya area yang
dapat mendukung program
penyerapan karbon.
Sumber: Hasil analisis potensi di lapangan (2016)

Gambaran penerapan tiga core businesses tersebut pada prinsipnya diwadahi


dalam kegiatan agroforestry multi bisnis/usaha. Model penerapan yang telah
dikembangkan adalah kemitraan agroforestry KPHP Kendilo dengan KTH Alas Taka,
dimana multi bisnis yang akan dikembangkan meliputi :
a. Bisnis Tanaman Hutan berupa kayu industri jabon, sengon, meranti, gaharu dan
lainnya.
b. Bisnis HHBK berupa buah-buahan, minyak gaharu, beras, bibit padi, kompos dan
lainnya;
c. Bisnis Jasa lingkungan berupa wisata alam jelajah sungai/arung jeram, air
kemasan, energi listrik mikrohidro, perkemahan, cross road, dan atraksi alam
lainnya.
Untuk lebih jelasnya gambaran pola agroforestry multi bisnis/usaha dapat dilihat
pada gambar berikut :

RENCANA KEGIATAN V-12


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Gambar V-1. Penerapan Konsep 3 Core Businessis pada Agroforestry Multi Usaha

5.2.1. Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Tanaman


Pada wilayah KPHP Model Kendilo terdapat beberapa blok hutan sekunder yang
tidak terlalu luas namun bisa berpotensi untuk dikembangkan. Pemanfaatan hasil
hutan tersebut akan dilakukan oleh KPHP Model Kendilo bekerjasama dengan
masyarakat dan dalam pengusahaannya akan melibatkan investor profesional sebagai
mitra. Pemanfatan hasil hutan kayu yang akan dilakukan di wilayah KPHP Model
Kendilo dengan kelas perusahaan pemanfaatan HHK-HT, dengan lokasi dan luasan
sebagai berikut.

Tabel V-8. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu di Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo

Jenis Pemanfaatan Lokasi Kegiatan Luas (ha)


Blok Pemanfaatan HHK-HT Unit I 40.268
Blok Pemanfaatan HHK-HT Unit V 6.036
Blok Pemanfaatan HHK-HT Unit VI 4.424
Pemanfaatan HHK-HT
Blok Pemberdayaan Masyarakat Unit I 2.758
Blok Pemberdayaan Masyarakat Unit II 177
Blok Pemberdayaan Masyarakat Unit III 388

RENCANA KEGIATAN V-13


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Jenis Pemanfaatan Lokasi Kegiatan Luas (ha)


Blok Pemberdayaan Masyarakat Unit IV 6.515
Blok Pemberdayaan Masyarakat Unit V 798
Blok Pemberdayaan Masyarakat Unit VI 364
Blok Pemberdayaan Masyarakat Unit VII 273
Jumlah 62.001
Sumber: Analisis peta dan data sekunder (2016)

Untuk pengembangan hutan tanaman, beberapa kegiatan yang dilakukan


sebagai berikut:
a. Melakukan pemetaan potensi dan sebaran hutan tanaman pada wilayah KPHP
Model Kendilo;
b. Penyusunan Rencana Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan
Tanaman (RKUPHHK-HT) berdasarkan Hasil Inventarisasi menyeluruh berkala
(IHMB);
c. Menyusun rencana pemanfaatan dan pengembangan hutan tanaman;
d. Penyiapan kelembagaan pengelola (sarana prasarana, SDM dan peralatan);
e. Pengembangan jaringan pasar;
f. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan.

Gambaran lengkap mengenai rencana pengelolaan dan pengembangan hutan


tanaman di wilayah KPHP Model Kendilo dapat dilihat pada tabel V.8.

RENCANA KEGIATAN V-14


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-8. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Tanaman Hutan di Wilayah Tertentu KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Pengelolaan dan
5.2.1 Pengembangan Hutan
Tanaman
Blok Pemanfaatan HHK-
40.151 Ha 500 100 100 100 100 100
HT Unit I
Blok Pemberdayaan
2.876 Ha 150 50 50 50
Masyarakat Unit I
Blok Pemberdayaan
177 Ha 50 30 10 10
a. Melakukan Masyarakat Unit II Dokumen dan
pemetaan potensi Blok Pemberdayaan Peta sebaran
388 Ha 50 30 10 10
dan sebaran hutan Masyarakat Unit III potensi dan
tanaman pada Blok Pemberdayaan sebaran Kayu
6.515 Ha 200 100 50 50
wilayah tertentu Masyarakat Unit IV pada Hutan
KPHP-Model Kendilo Blok Pemberdayaan Tanaman
798 Ha 50 30 10 10
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
364 Ha 50 30 10 10
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
273 Ha 50 30 10 10
Masyarakat Unit VII
Blok Pemanfaatan HHK-
b. Penyusunan Rencana 1 Dokumen 500 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
HT Unit I
Usaha Pemanfaatan Blok Pemberdayaan 10
Hasil Hutan Kayu 120 20 20 20 20 20 20
Masyarakat Unit I Dokumen
pada Hutan Tanaman
Blok Pemberdayaan Dokumen
(RKUPHHK-HT) 1 Dokumen 120 20 20 20 20 20 20
Masyarakat Unit II RKUPHHK-HT
berdasarkan Hasil
Blok Pemberdayaan
Inventarisasi 1 Dokumen 120 20 20 20 20 20 20
Masyarakat Unit III
menyeluruh berkala
(IHMB) Blok Pemberdayaan
5 Dokumen 180 30 30 30 30 30 30
Masyarakat Unit IV

RENCANA KEGIATAN V-15


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Blok Pemberdayaan
2 Dokumen 120 20 20 20 20 20 20
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 120 20 20 20 20 20 20
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 120 20 20 20 20 20 20
Masyarakat Unit VII
Blok Pemanfaatan HHK-
1 UM 50 25 25
HT Unit I
Blok Pemberdayaan
10 UM Lembaga Unit 300 150 150
Masyarakat Unit I
Blok Pemberdayaan Managemen
1 UM (UM), Dokumen 50 25 25
Masyarakat Unit II
c. Penyiapan Kesepakatan
Blok Pemberdayaan
kelembagaan 1 UM Kemitraan/Kerjas 50 25 25
Masyarakat Unit III
pengelola (sarana ama pada masing-
Blok Pemberdayaan
prasarana, SDM dan 5 UM masing blok dan 150 75 75
Masyarakat Unit IV
peralatan) kegiatan;
Blok Pemberdayaan Adanya Sarana
2 UM 100 50 50
Masyarakat Unit V dan Prasarana
Blok Pemberdayaan Operasional
1 UM 50 25 25
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
1 UM 50 25 25
Masyarakat Unit VII
4 Jaringan
Blok Pemanfaatan HHK- Adanya pasar
(Lokal,
d. Pengembangan HT Unit I dan Blok untuk
Kaltim, 200 50 25 25 25 25 25 25
jaringan pasar Pemberdayaan pemanfaatan
Kalsel,
Masyarakat Unit I-VII HHK-HT
Jawa)
Blok Pemanfaatan HHK-
e. Monitoring dan HT Unit I dan Blok Laporan Evaluasi
22 UM 100 20 20 20 20 20
Evaluasi Kegiatan Pemberdayaan Tahunan
Masyarakat Unit I-VII
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-16


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.2.2. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu


Pemanfaatan HHBK akan dilaksanakan oleh KPHP Model Kendilo bermitra atau
bekerja sama denga masyarakat. Wilayah yang akan dikembangkan dalam
pemanfaatan HHBK adalah di blok HL-pemanfaatan, blok HPT-pemanfaatan, jasa
lingkungan dan HHBK, serta blok HP-pemberdayaan. Blok pemberdayaan akan
diutamakan kegiatan agroforestry yang mengembangkan produk HHBK, terutama
pada areal dekat dengan pemukiman penduduk, yang tersebar hampir ke seluruh
wilayah KPHP Model Kendilo.

Tabel V-10. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Wilayah Kelola KPHP-Model
Kendilo

Jenis Pemanfaatan Lokasi Kegiatan (Blok/Unit/Sub-Unit) Luas (ha)


Blok HL-Pemanfaatan Unit I 41.558
Blok HPT-Pemanfaatan, Jasa Lingkungan dan
20.934
HHBK Unit I
Blok HPT-Pemberdayaan Unit I 13.187

Blok HP-Pemberdayaan Unit I 2.876


Blok HP-Pemberdayaan Unit II 177
Pemanfaatan
Blok HP-Pemberdayaan Unit III 388
Jasling dan HHBK
Blok HP-Pemberdayaan Unit IV 6.515
Blok HP-Pemberdayaan Unit V 798
Blok HP-Pemberdayaan Unit VI 364
Blok HP-Pemberdayaan Unit VII 273

Jumlah 87.070
Sumber: Analisis Peta dan Data Sekunder (2016)

Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam pengembangan HHBK adalah


sebagai berikut:
a. Melakukan pemetaan potensi dan sebaran HHBK pada wilayah KPHP Model
Kendilo;
b. Inventarisasi potensi jenis HHBK dan pola pemanfaatan oleh masyarakat, yang
akan dilaksanakan pada seluruh wilayah tertentu KPHP Model Kendilo;
c. Menyusun rencana pemanfaatan dan pengembangan HHBK;
d. Penyiapan kelembagaaan pengelola (sarana prasarana, SDM dan peralatan);
e. Pengembangan jaringan pasar.

RENCANA KEGIATAN V-17


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-11. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan HHBK di Wilayah Tertentu KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Pengelolaan dan
5.2.2
Pengembangan HHBK
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 41.558 Ha 100 50 25 25
Blok Pemanfaatan, Jasa
20.934 Ha 100 50 25 25
Lingkungan dan HHBK Unit I
Blok Pemanfaatan HHK-HT
40.151 Ha 100 50 25 25
Unit I
Blok Pemberdayaan
2.876 Ha 100 50 25 25
a. Melakukan Masyarakat Unit I
pemetaan potensi Blok Pemberdayaan
177 Ha Dokumen dan 50 25 25
dan sebaran HHBK Masyarakat Unit II
Peta sebaran
pada wilayah Blok Pemberdayaan
388 Ha potensi HHBK 50 25 25
tertentu KPHP- Masyarakat Unit III
Model Kendilo Blok Pemberdayaan
6.515 Ha 100 50 25 25
Masyarakat Unit IV
Blok Pemberdayaan
798 Ha 50 25 25
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
364 Ha 50 25 25
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
273 Ha 50 25 25
Masyarakat Unit VII
b. Inventarisasi
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 41.558 Ha 100 50 25 25
potensi jenis HHBK
dan pola Blok Pemanfaatan, Jasa
20.934 Ha Dokumen dan 100 50 25 25
pemanfaatan oleh Lingkungan dan HHBK Unit I
Peta sebaran
masyarakat, yang Blok Pemanfaatan HHK-HT
40.151 Ha potensi HHBK 100 50 25 25
akan dilaksanakan Unit I
pada seluruh Blok Pemberdayaan
2.876 Ha 100 50 25 25
wilayah tertentu Masyarakat Unit I

RENCANA KEGIATAN V-18


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
KPHP-Model Blok Pemberdayaan
177 Ha 50 25 25
Kendilo) Masyarakat Unit II
Blok Pemberdayaan
388 Ha 50 25 25
Masyarakat Unit III
Blok Pemberdayaan
6.515 Ha 100 50 25 25
Masyarakat Unit IV
Blok Pemberdayaan
798 Ha 50 25 25
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
364 Ha 50 25 25
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
273 Ha 50 25 25
Masyarakat Unit VII
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 3 Dokumen 45 25 25 25
Blok Pemanfaatan, Jasa
3 Dokumen 45 25 25 25
Lingkungan dan HHBK Unit I
Blok Pemanfaatan HHK-HT
1 Dokumen 15 5 5 5
Unit I
Blok Pemberdayaan 10
150 50 50 50
Masyarakat Unit I Dokumen
c. Menyusun Rencana Blok Pemberdayaan Dokumen
1 Dokumen 15 5 5 5
Pemanfaatan dan Masyarakat Unit II Rencana
Pengembangan Blok Pemberdayaan Pemanfaatan
1 Dokumen 15 5 5 5
HHBK Masyarakat Unit III HHBK Potensial
Blok Pemberdayaan
5 Dokumen 75 25 25 25
Masyarakat Unit IV
Blok Pemberdayaan
2 Dokumen 30 10 10 10
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 15 5 5 5
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 15 5 5 5
Masyarakat Unit VII
d. Penyiapan Blok HL-Pemanfaatan Unit I 3 UM Lembaga Unit 150 150
kelembagaan Blok Pemanfaatan, Jasa 3 Um Managemen 150 150

RENCANA KEGIATAN V-19


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
pengelola (sarana Lingkungan dan HHBK Unit I (UM), Dokumen
prasarana, SDM Blok Pemanfaatan HHK-HT Kesepakatan
1 UM 50 50
dan peralatan) Unit I Kemitraan/Kerjas
Blok Pemberdayaan ama pada masing-
10 UM masing blok dan 500 200 150 150
Masyarakat Unit I
Blok Pemberdayaan kegiatan;
1 UM Adanya Sarana 50 50
Masyarakat Unit II
Blok Pemberdayaan dan Prasarana
1 UM Operasional 50 50
Masyarakat Unit III
Blok Pemberdayaan
5 UM 250 100 50 50 50
Masyarakat Unit IV
Blok Pemberdayaan
2 UM 100 100
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
1 UM 50 50
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
1 UM 50 50
Masyarakat Unit VII
Blok HL-Pemanfaatan; Blok
4 Jaringan
Pemanfaatan, Jasling & Adanya pasar
(Lokal,
e. Pengembangan HHBK; Blok Pemanfaatan untuk
Kaltim, 200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
jaringan pasar HHK-HT Unit I dan Blok pemanfaatan
Kalsel,
Pemberdayaan Masyarakat HHBK
Jawa)
Unit I-VII
Blok HL-Pemanfaatan; Blok
Pemanfaatan, Jasling &
f. Monitoring dan HHBK; Blok Pemanfaatan Laporan Evaluasi
24 UM 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Evaluasi Kegiatan HHK-HT Unit I dan Blok Tahunan
Pemberdayaan Masyarakat
Unit I-VII
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-20


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.2.3. Pengembangan Jasa Lingkungan untuk Penyerapan


Karbon dan Wisata Alam
A. Pengembangan Jasa Lingkungan Penyerapan Karbon
Pada wilayah tertentu untuk pengembangan jasa lingkungan yang akan dikelola
langsung oleh KPHP Model Kendilo maka strateginya adalah memastikan tata kelola
yang dilakukan berorientasi pada kelestarian. Dalam upaya perlindungan hutan untuk
kelestarian serta pengurangan emisi dari degradasi dan deforestasi serta upaya
mempertahankan dan meningkatkan stok karbon dari pengelolaan hutan secara lestari
(PHL), konservasi serta rehabilitasi sebagaimana halnya program REDD+, maka
upaya tersebut juga merupakan bagian dari program-program yang akan dilaksanakan
oleh KPHP Model Kendilo sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam rangka mengukur dan memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh KPHP Model Kendilo merupakan bagian dari pengurangan emisi maka
akan dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. Pemetaan wilayah lindung dan potensi yang ada di dalamnya;
b. Inventarisasi carbon trade (PUP Karbon) dan jasa lingkungan lainnya;
c. Melakukan analisis faktor penyebab degradasi dan deforestasi skala KPHP Model
Kendilo;
d. Menyusun REL (Reduction Emission Level) skala KPHP Model Kendilo;
e. Menyusun desain penurunan emisi yang terintegrasi dengan rencana pengelolaan
KPH dan ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan;
f. Inventarisasi area yang perlu direhabilitasi.

B. Pengembangan Jasa Lingkungan Wisata Alam


Potensi wisata alam pada wilayah tertentu KPHP Model Kendilo sangat besar.
Oleh karenanya perlu keseriusan dan fokus dalam pengelolaannya dengan melibatkan
pihak terkait baik ditingkat pemerintahan lokal (desa), juga pemerintah kabupaten
Paser dan Provinsi Kaltim. Jasa lingkungan wisata alam yang dikembangkan
merupakan bagian dari kegiatan utama pemanfaatan hutan tanaman dengan pola
agroforestry yang melibatkan langsung peran masyarakat desa dalam wadah
kelompok tani hutan. Masyarakat tetap harus dilibatkan langsung dalam pengelolaan
wisata alam karena nilai manfaatnya harus dapat dirasakan langsung oleh masyarakat
sehingga kesadaran memelihara dan menjaga sarana-prasarana wisata alam menjadi
bagian tanggung jawab mereka.

RENCANA KEGIATAN V-21


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Wisata alam di KPHP Model Kendilo akan dikelola dalam bentuk paket wisata
yang saling berhubungan dengan atraksi-atraksi alam sehingga tercipta keragaman
aktivitas wisata oleh para pengunjung. Contoh pengembangan wisata alam adalah
pada areal kemitraan agroforestry KPHP Model Kendilo dengan KTH Alas Taka di
Desa Suweto. Di areal ini akan dikembangkan wisata buah kelengkeng sebagai bagian
dari kegiatan agroforestry. Selanjutnya, pengunjung akan diajak berwisata jelajah
sungai Setiru dengan menggunakan ban renang sambill menikmati arum jeram dan
pemandangan alam sungai. Bagi pengunjung yang ingin menginap, telah disiapkan
camping area dengan fasilitas kemah dan kamar mandi. Camping area ini memberikan
pemandangan alam perbukitan Desa Suweto, dengan nuansa sunrise dan sunset yang
indah. Pada malam hari, akan melihat pemandangan langit yang indah dan kemudian
akan merasakan nuansa kabut dengan tebaran kunang-kunang malam. Bagi pencinta
tantangan, pengunjung dapat menikmati cross road mengelilingi medan bukit
agroforesty dan melintasi sungai Setiru. Atraksi lainnya yang akan dikembangkan
adalah flying fox. Dari blok areal kemitraan agroforestry Suweto, akan ada aktivitas
wisata lainnya dibeberapa calon areal kemitraan agroforestry lainnya seperti air terjun,
panjat gunung blawung, wisata gua dan lainnya.
Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam pengembangan jasa lingkungan
wisata alam sebagai berikut:
a. Melakukan pemetaan dan inventarisasi potensi dan sebaran jasa lingkungan
wisata alam pada wilayah KPHP Model Kendilo;
b. Menyusun rencana pemanfaatan dan pengembangan jasa lingkungan wisata
alam;
c. Penyiapan kelembagaaan pengelola (sarana prasarana, SDM dan peralatan);
d. Pengembangan jaringan pasar;
e. Monitoring dan evaluasi.

Gambaran lengkap mengenai rencana pengelolaan dan pengembangan jasa


lingkungan penyerapan karbon dan wisata alam di wilayah KPHP Model Kendilo dapat
dilihat pada tabel V.12 dan tabel V.13.

RENCANA KEGIATAN V-22


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-12. Uraian Rencana Pengelolaan dan Pengembangan Jasa Lingkungan Untuk Penyerapan Karbon di Wilayah Tertentu KPHP Model Kendilo
Tahun 2017 – 2026
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
A. Pengelolaan dan Pengembangan Jasa Lingkungan
5.2.3
Penyerapan Karbon
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 41.558 Ha 100 50 25 25
Blok Pemanfaatan, Jasa
20.934 Ha 100 50 25 25
Lingkungan dan HHBK Unit I
Blok Pemanfaatan HHK-HT
40.151 Ha 100 50 25 25
Unit I
Blok Pemberdayaan
2.876 Ha 100 50 25 25
Masyarakat Unit I Dokumen dan
Blok Pemberdayaan Peta sebaran
a. Pemetaan wilayah 177 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit II potensi dan
lindung dan
Blok Pemberdayaan sebaran Kayu
potensinya 388 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit III pada Hutan
Blok Pemberdayaan Tanaman
6.515 Ha 100 50 25 25
Masyarakat Unit IV
Blok Pemberdayaan
798 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
364 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
273 Ha 50 20 15 15
Masyarakat Unit VII
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 41.558 Ha 100 50 25 25
b. Inventarisasi Blok Pemanfaatan, Jasa
20.934 Ha Dokumen dan 100 50 25 25
carbon trade (PUP Lingkungan dan HHBK Unit I
Peta sebaran
Karbon) dan Blok Pemanfaatan HHK-HT
40.151 Ha potensi HHBK 100 50 25 25
jasling Unit I
Blok Pemberdayaan
2.876 Ha 100 50 25 25
Masyarakat Unit I

RENCANA KEGIATAN V-23


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Blok Pemberdayaan
177 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit II
Blok Pemberdayaan
388 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit III
Blok Pemberdayaan
6.515 Ha 100 50 25 25
Masyarakat Unit IV
Blok Pemberdayaan
798 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
364 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
273 Ha 50 20 15 15
Masyarakat Unit VII
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 1 Dokumen 25 15 5 5
Blok Pemanfaatan, Jasa
1 Dokumen 25 15 5 5
Lingkungan dan HHBK Unit I
Blok Pemanfaatan HHK-HT
1 Dokumen 25 15 5 5
Unit I
Blok Pemberdayaan
c. Melakukan 1 Dokumen 25 15 5 5
Masyarakat Unit I
analisis faktor
Blok Pemberdayaan Dokumen
penyebab 1 Dokumen 25 15 5 5
Masyarakat Unit II Rencana
degradasi dan
Blok Pemberdayaan Pemanfaatan
deforestasi skala 1 Dokumen 25 15 5 5
Masyarakat Unit III HHBK Potensial
KPHP-Model
Kendilo Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 25 15 5 5
Masyarakat Unit IV
Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 25 15 5 5
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 25 15 5 5
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 25 15 5 5
Masyarakat Unit VII
d. Menyusun REL Blok HL-Pemanfaatan Unit I 3 UM Lembaga Unit 150 150
skala KPHP-Model Blok Pemanfaatan, Jasa 3 UM Managemen 150 150

RENCANA KEGIATAN V-24


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Kendilo Lingkungan dan HHBK Unit I (UM), Dokumen
Blok Pemanfaatan HHK-HT Kesepakatan
1 UM 50 50
Unit I Kemitraan/Kerjas
Blok Pemberdayaan ama pada masing-
10 UM masing blok dan 500 300 200 200
Masyarakat Unit I
Blok Pemberdayaan kegiatan;
1 UM Adanya Sarana 50 50
Masyarakat Unit II
Blok Pemberdayaan dan Prasarana
1 UM Operasional 50 50
Masyarakat Unit III
Blok Pemberdayaan
5 UM 250 100 50 50 50
Masyarakat Unit IV
Blok Pemberdayaan
2 UM 100 100
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
1 UM 50 50
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
1 UM 50 50
Masyarakat Unit VII
e. Menyusun desain
penurunan emisi
Blok HL-Pemanfaatan Unit I;
yang terintegrasi 4 Jaringan
Blok Pemanfaatan, Jasling & Adanya pasar
dengan rencana (Lokal,
HHBK Unit I; Blok untuk
pengelolaan KPH Kaltim, 200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pemanfaatan HHK-HT Unit I pemanfaatan
dan ijin Kalsel,
dan Blok Pemberdayaan HHBK
pemanfaatan dan Jawa)
Masyarakat Unit I-VII
penggunaan
kawasan hutan
Blok HL-Pemanfaatan Unit I;
Blok Pemanfaatan, Jasling &
f. Inventarisasi area
HHBK Unit I; Blok Laporan Evaluasi
yang perlu 30 UM 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Pemanfaatan HHK-HT Unit I Tahunan
direhabilitasi
dan Blok Pemberdayaan
Masyarakat Unit I-VII
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-25


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-13. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Jasa Lingkungan untuk Wisata Alam di Wilayah Tertentu KPHP Model
Kendilo Tahun 2017 – 2026
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
B. Pengelolaan dan Pengembangan Jasa Lingkungan
5.2.3.
utk Wisata Alam
Blok HL-Pemanfaatan
41.558 Ha 60 20 20 20
Unit I
Blok Pemanfaatan, Jasa
Lingkungan dan HHBK 20.934 Ha 60 20 20 20
Unit I
Blok Pemanfaatan HHK-
40.151 Ha 60 20 20 20
HT Unit I
a. Melakukan pemetaan Blok Pemberdayaan
2.876 Ha 30 15 15
dan inventarisasi Masyarakat Unit I
Dokumen dan
potensi dan sebaran Blok Pemberdayaan
177 Ha Peta sebaran 10 5 5
Jasa Lingkungan Masyarakat Unit II
potensi Wisata
Wisata Alam pada Blok Pemberdayaan
388 Ha Alam 10 5 5
wilayah tertentu Masyarakat Unit III
KPHP-Model Kendilo Blok Pemberdayaan
6.515 Ha 30 10 10 10
Masyarakat Unit IV
Blok Pemberdayaan
798 Ha 10 5 5
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
364 Ha 10 5 5
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
273 Ha 10 5 5
Masyarakat Unit VII
Blok HL-Pemanfaatan
1 Dokumen 25 10 10 5
b. Menyusun Rencana Unit I
Dokumen
Pemanfaatan dan Blok Pemanfaatan, Jasa
Rencana
Pengembangan Jasa Lingkungan dan HHBK 1 Dokumen 25 10 10 5
Pemanfaatan
Lingkungan Wisata Unit I
Wisata Alam
Alam Blok Pemanfaatan HHK-
1 Dokumen 25 10 10 5
HT Unit I

RENCANA KEGIATAN V-26


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 25 10 10 5
Masyarakat Unit I
Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 25 10 10 5
Masyarakat Unit II
Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 25 10 10 5
Masyarakat Unit III
Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 25 10 10 5
Masyarakat Unit IV
Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 25 10 10 5
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 25 10 10 5
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
1 Dokumen 25 10 10 5
Masyarakat Unit VII
Blok HL-Pemanfaatan
3 UM 150 100 50
Unit I
Blok Pemanfaatan, Jasa
Lingkungan dan HHBK 3 Um 150 100 50
Unit I Lembaga Unit
Blok Pemanfaatan HHK- Managemen
1 UM 50 25 25
HT Unit I (UM), Dokumen
Blok Pemberdayaan Kesepakatan
c. Penyiapan 10 UM 500 200 150 150
Masyarakat Unit I Kemitraan/Kerja
kelembagaan
Blok Pemberdayaan sama pada
pengelola (sarana 1 UM 50 25 25
Masyarakat Unit II masing-masing
prasarana, SDM dan
Blok Pemberdayaan blok dan
peralatan) 1 UM 50 25 25
Masyarakat Unit III kegiatan;
Blok Pemberdayaan Adanya Sarana
5 UM 250 200 100 100 100
Masyarakat Unit IV dan Prasarana
Blok Pemberdayaan Operasional
2 UM 100 50 50
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
1 UM 50 25 25
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan 1 UM 50 25 25

RENCANA KEGIATAN V-27


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Masyarakat Unit VII
Blok HL-Pemanfaatan;
Blok Pemanfaatan, Jasling 4 Jaringan
Adanya pasar
& HHBK; Blok (Lokal,
d. Pengembangan untuk
Pemanfaatan HHK-HT Kaltim, 200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
jaringan pasar pemanfaatan Jasa
Unit I dan Blok Kalsel,
Wisata
Pemberdayaan Jawa)
Masyarakat Unit I-VII
Blok HL-Pemanfaatan;
Blok Pemanfaatan, Jasling
& HHBK; Blok
e. Monitoring dan Laporan Evaluasi
Pemanfaatan HHK-HT 30 UM 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Evaluasi Kegiatan Tahunan
Unit I dan Blok
Pemberdayaan
Masyarakat Unit I-VII
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-28


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Selanjutnya untuk melaksanakan program-program kerja yang telah diuraikan di


atas maka terdapat beberapa kegiatan strategis yang perlu dilakukan dalam
pemanfaatan wilayah tertentu pada KPHP Model Kendilo periode 2017-2026.
Selengkapnya disajikan pada Tabel V-14.

Tabel V-14. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Strategis Pemanfaatan pada Wilayah Tertentu
KPHP Model Kendilo dan Target Capaiannya
No Rencana Kegiatan Target Pencapaian
 Diperoleh data potensi baik kayu maupun non kayu
Inventarisasi hutan pada
1  Diketahuinya penyebaran kelas diameter berbagai jenis
wilayah tertentu Tahun I
tegakan komersil dan non komersil
 Ditetapkannya batas dan luas areal pemanfaatan, blok, petak
Penataan hutan dan dan anak petak pada areal pemanfaatan wilayah tertentu
penetapan areal kelola yang dikelola KPHP Model Kendilo
2
pemanfaatan wilayah  Berdasarkan hasil inventarisasi dan penataan tersebut dapat
tertentu KPHP Tahun II dilakukan pengaturan hasil berdasarkan etat luas dan
berdasarkan etat volume
 Penunjukan KPHP Model Kendilo dan mengelola wilayah
Prakondisi KPHP
tertentu oleh Menteri Kehutanan dan LH
menerapkan pola
3.  Penetapan KPHP Model Kendilo sebagai lembaga yang
Pengelolaan BLU (Badan
menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan
Layanan Umum) Tahun I
Umum Daerah (BLUD) oleh Gubernur
Pembuatan business plan  Tersusunnya Buku business plan dan master plan
4 dan penentuan kelas  Terbentuknya kelas perusahaan HHK, HHBK, jasling
perusahaan
 Terlaksananya kegiatan pengusahaan hutan tanaman pada
areal wilayah tertentu
Operasionalisasi
 Terbangunnya kemitraan dan kerjasama dengan investor dan
Pengusahaan Hutan
5. atau masyarakat dalam kegiatan Pengusahaan Hutan
Tanaman
 Tersusunnnya buku Renstra Business
Tahun V
 Tersusunnya RKT/bagan kerja
 Terbentuknya operasionalisasi produksi dan pemasaran.
 Terlaksananya kegiatan usaha HHBK
 Terbangunnya kerjasama dengan investor yang tertarik
Operasionalisasi Usaha
sebagai mitra pada pengusahaan HHBK
8 HHBK
 Adanya mekanisme pengelolaan HHBK yang jelas dengan
Tahun IV-V
pihak lain (apabila usaha tersebut dilakukan dengan
kerjasama/ kemitraan)
Operasionalisasi Usaha  Terlaksananya kegiatan usaha Jasling berbasis penjualan
9 Jasa Lingkungan karbon pada hutan lindung
Tahun IV-V
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-29


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.3. Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan dan pelibatan masyarakat setempat dalam pengelolaan hutan
merupakan salah satu upaya pemanfaatan sumberdaya hutan secara optimal dan
berkelanjutan. Upaya tersebut dapat dilakukan baik melalui pengembangan kapasitas
maupun pemberian akses pemanfaatan SDH dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di dalam dan di sekitar hutan. Pemberdayaan masyarakat
setempat tersebut merupakan kewajiban pemerintah, pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab KPH.
Dalam implementasinya di wilayah KPHP-Model Kendilo terdapat Blok
Pemberdayaan masyarakat, yang lokasinya berada pada wilayah yang telah terdapat
aktivitas masyarakat di dalam kawasan hutan tersebut atau masyarakat memiliki akses
yang tinggi terhadap kawasan hutan tersebut dan berada di luar areal izin
pengusahaan hutan, sehingga cukup berpotensi menimbulkan konflik tenurial bila tidak
ditangani dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Secara spasial lokasi blok
pemberdayaan masyarakat tersebar di empat kecamatan dengan total luas 24.578 Ha.
Penutupan lahan pada blok pemberdayaan ini banyak terdapat berupa semak
belukar/lahan terbuka, pertanian campuran/kebun dan Hutan (lahan kering) sekunder.
Selengkapnya disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel V-15. Kondisi dan Letak Blok Pemberdayaan KPHP-Model Kendilo pada Wilayah
Administrasi Kabupaten Paser

Arahan
No Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (Ha)
Blok/Unit
Libur Dinding, Muara
Muara Samu, Muara Langon,Selerong, Busui,
1 I Komam, Batu Engau, Batu Muara Andeh, Kerang Dayo, 16.063
Sopang Petangis, Saing Prupuk,
Suweto, Luan
2 II Muara Samu Suweto, Rantau Bintungan 177
3 III Muara Samu Libur dinding 388
Suweto, Luan, Saing Prupuk,
4 IV Muara Samu 6.515
Petangis, Libur Dinding
5 V Batu Engau Kerang, Mengkudu 798
VI Batu Engau Lomu, Riwang, Mengkudu 364
6 VII Batu Engau Lomu 273
JUMLAH 24.578
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)

RENCANA KEGIATAN V-30


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Selanjutnya terdapat beberapa lingkup rencana kegiatan yang akan


dilaksanakan pada blok pemberdayaan masyarakat selama jangka 2017-2026 di
KPHP Model Kendilo meliputi :
1. Penyiapan dan pencadangan areal blok pemberdayaan masyarakat untuk
kegiatan skema perhutanan sosial seperti Hutan Tanaman Rakyat, Hutan
Desa, Hutan Kemasyarakatan dan Kemitraan/kerja sama.
2. Kegiatan penerapan skema perhutanan sosial berupa :
- Sosialisasi skema perhutanan sosial;
- Pendampingan dan fasilitasi pelaksanaan verifikasi lokasi sampai
penetapan;
- Penyiapan kelembagaan masyarakat (organisasi, SDM, dan sarana-
prasarana);
- Pendampingan penyusunan rencana pengelolaan dan penetapan;
- Monitoring dan evaluasi.
3. Kegiatan pendukung dalam rangka penguatan pemberdayaan masyarakat,
seperti :
- Pengembangan sumber daya manusia;
- Pengembangan kelembagaan ekonomi rakyat;
- Pengembangan kemampuan permodalan dengan membangun skema micro
finance untuk masyarakat;
- Peningkatan daya saing;
- Pembinaan jejaring dan kemitraan;
- Membangun model pembangunan masyarakat sekitar hutan produksi dalam
rangka peningkatan usaha masyarakat sekitar.
4. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk penyerapan tenaga lokal,
kemitraan, penyediaan akses usaha kehutanan dan ekonomi produktif lainnya.

Uraian masing-masing lingkup rencana kegiatan tersebut di atas akan tampilkan


pada pada Tabel V-16.

RENCANA KEGIATAN V-31


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-16. Uraian Rencana Pengelolaan Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah Tertentu KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Penyiapan dan pencadangan areal untuk skema
5.3.1
perhutanan sosial dan kemitraan agroforestry
Blok Pemberdayaan  Terbentuknya
2.876 Ha 40 20 10 10
Masyarakat Unit I Kelompok Tani
Blok Pemberdayaan HKM/HD/HTR/
177 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit II kemitraan
a. Penyiapan dan Blok Pemberdayaan kehutanan
388 Ha 25 15 5 5
pencadangan Masyarakat Unit III  Terbentuknya
areal Blok Pemberdayaan Usaha
6.515 Ha 100 50 25 25
Hkm/HD/HTR/ke Masyarakat Unit IV Pengelolaan
mitraan Blok Pemberdayaan HKM/HD/HTR/
798 Ha 25 15 5 5
kehutanan Masyarakat Unit V Kemitraan
Blok Pemberdayaan  Terbitnya SK
364 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit VI Pencadangan
Blok Pemberdayaan HKM/HD/HTR/
273 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit VII Kemitraan
Blok Pemberdayaan
2.876 Ha 40 20 10 10
Masyarakat Unit I
Blok Pemberdayaan
177 Ha  Terbentuknya 25 15 5 5
Masyarakat Unit II
Kelompok Tani
Blok Pemberdayaan
388 Ha Hutan 25 15 5 5
Masyarakat Unit III
b. Penyiapan dan  Terbentuknya
Blok Pemberdayaan
pencadangan 6.515 Ha Usaha 100 50 25 25
Masyarakat Unit IV
areal kemitraan Pengelolaan
agoforestry Blok Pemberdayaan Hutan Tanaman
798 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit V Agroforestry
Blok Pemberdayaan  Terbitnya SK
364 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit VI
KTH
Blok Pemberdayaan
Masyarakat Unit VII 273 Ha 25 15 5 5

RENCANA KEGIATAN V-32


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Kegiatan penerapan skema perhutanan sosial dan
5.3.2
kemitraan agroforestry
Laporan
a. Sosialisasi Skema 3 Desa per Sosialisasi
20 Desa di empat Kecamatan 175 25 25 25 25 25 25 25
Perhutanan Sosial tahun Masing-masing
Desa
b. Pendampingan
dan fasilitasi
pelaksanaan
verifikasi lokasi
7 Blok Pemberdayaan Unit I - SK Penetapan
sampai penetapan 24.578 Ha 300 50 50 50 50 50 50
VII Tiap Lokasi
(HTR, HD/HKM/
Kemitraan
agroforestry/kerja
sama)
Adanya
c. Penyiapan
kelembagaan,
kelembagaan
7 Blok Pemberdayaan Unit I - SDM, dan sarana
masyarakat 20 KTH 200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
VII prasarana
(Organisasi, SDM,
penunjang pada
sarana prasarana)
tiap lokasi
d. Pendampingan Dokumen
Penyusunan Rencana
7 Blok Pemberdayaan Unit I -
rencana 20 KTH Pengelolaan pada 200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
VII
pengelolaan dan masing-masing
penetapan lokasi
e. Monitoring dan 7 Blok Pemberdayaan Unit I - Laporan Evaluasi
20 KTH 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
evaluasi VII Tiap Tahun
Kegiatan pendukung dalam rangka penguatan
5.3.3
pemberdayaan masyarakat
a. Pengembangan Terlaksananya
sumber daya kegiatan
3 Desa per
manusia (petani, 20 Desa di empat Kecamatan pelatihan, studi 300 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
tahun
Polhut, peneliti, banding,
pelaku bisnis, workshop/

RENCANA KEGIATAN V-33


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
birokrasi, LSM): seminar, kursus
- Pelatihan dan magang
- Studi banding
- Workshop/
seminar
- Kursus/magang
b. Pengembangan
kelembagaan
Terwujudnya
ekonomi rakyat
regulasi,
- Membuat
terbentuknya
regulasi 3 Desa per
20 Desa di empat Kecamatan forum multi pihak 210 30 30 30 30 30 30 30
- Pembentukan tahun
dan terlaksananya
forum
pendampingan
multipihak
kelembagaan
- Pendampingan
kelembagaan
c. Pengembangan
kemampuan
permodalan
Terbangunnya
dengan 3 Desa per
20 Desa di empat Kecamatan skema mikro 210 30 30 30 30 30 30 30
membangun tahun
finance
skema micro
finance untuk
masyarakat)
d. Peningkatan
daya saing
- Sertifikasi Terwujudnya
produk sertifikasi produk
3 Desa per
- Industrialisasi 20 Desa di empat Kecamatan dan industrialisasi 1.000 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
tahun
produk produk berbasis
berbasis masyarakat
masyarakat
(home industri)
e. Pembinaan 3 Desa per Terlaksananya
20 Desa di empat Kecamatan 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
jejaring dan tahun kemitraan

RENCANA KEGIATAN V-34


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
kemitraan bisnis,perlindunga
- Kemitraan n dan konservasi
bisnis hutan
- Kemitraan
perlindungan
dan konservasi
hutan
f. Membangun
model
kelembagaan Terbangunnya
masyarakat model
sekitar HP dalam 3 Desa per kelembagaan
20 Desa di empat Kecamatan 250 50 50 50 25 25 25 25
rangka tahun masyarakat
peningkatan sekitar hutan
usaha produksi
masyarakat
sekitar
g. Pengembangan
3 Desa per Berkembangnya
sentra HHBK 20 Desa di empat Kecamatan 1000 250 250 100 100 100 100 100
tahun HHBK
unggulan
Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk
5.3.4 penyerapan tenaga lokal, kemitraan, penyediaan
akses usaha kehutanan dan ekonomi produktif lainnya
KPH Kendilo
a. Sosialisasi KPH
dikenal oleh
(membangun
4 Desa per masyarakat di
kepercayaan pada 20 Desa di empat Kecamatan 250 50 50 50 50 50
tahun sekitar Wilayah
masyarakat dan
KPHP Kendilo dan
pemerintah desa)
Kabupaten Paser
b. Mengumpulkan
data desa 4 Desa per
20 Desa di empat Kecamatan Data Desa 100 20 20 20 20 20
(monografi atau tahun
profil desa)
c. Lokakarya atau 4 Desa per Historis Daerah,
20 Desa di empat Kecamatan 200 40 40 40 40 40
pertemuan- tahun Potensi Desa

RENCANA KEGIATAN V-35


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
pertemuan 20 (SDA) Jenis
desa Program yang ada
dan pernah
masuk,
keterlibatan
pemangku
kepentingan
Kelompok desa,
ruang saling
d. Penilaian tentang
4 Desa per berbagi informasi,
kebutuhan 20 Desa di empat Kecamatan 200 40 40 40 40 40
tahun menilai komiditi
kapasitas
yang menjadi
prioritas desa
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-36


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Seperti yang terlihat pada tabel di atas, secara teknis program pemberdayaan
masyarakat setempat dalam pengelolaan hutan khusus pada Blok Pemberdayaan
Masyarakat pada KPHP Model Kendilo, dapat dilakukan dengan skema Perhutanan
Sosial yaitu Kemitraan kehutanan pola Agroforestry. Untuk menunjang upaya
sinergisitas dan kerjasama antar pihak, maka KPHP Model Kendilo memfasilitasi
terbentuknya dan memanfaatkan forum multi pihak sebagai wadah untuk
mengakomodir aspirasi dari berbagai pihak dan membangun jejaring kemitraan.
Untuk kegiatan pemberdayaan yang direncanakan akan dilakukan dengan skema
kemitraan, beberapa kegiatan pokok yang perlu dilakukan, antara lain:
1. Mengembangkan skema pola kemitraan pada kawasan hutan produksi yang tidak
produktif.
2. Fasilitasi pembentukan kelompok tani hutan dilakukan secara kemitraan antara
lembaga pengelola KPHP Model Kendilo, kelompok tani hutan, Dinas Kehutanan
dan UPT di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Pelaksanaan kegiatan pada Blok Pemberdayaan Masyarakat bertujuan untuk


meningkatkan serapan tenaga kerja lokal, proses kemitraan dan penyediaan akses
usaha kehutanan dan ekonomi produktif lainnya bagi masyarakat. Diperlukan prasyarat
awal untuk melaksanakan program kegiatan dan pencapaian tujuan dari rencana
pengembangan blok pemberdayaan masyarakat di wilayah KPHP-Model Kendilo,
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.

5.4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan


Penggunaan Kawasan Hutan pada Areal yang Berizin
Pada prinsipnya seluruh kawasan hutan dapat dimanfaatkan secara optimal bagi
kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan sifat, karakteristik dan
kerentanannya serta tidak dibenarkan mengubah fungsi pokok hutan, fungsi
konservasi, lindung dan produksi. Kesesuaian ketiga fungsi tersebut sangat dinamis
dan yang paling penting dalam pemanfaatan hutan dan kawasan hutan harus tetap
sinergi.
Pihak swasta dalam melakukan kegiatan di wilayah kehutanan, umumnya
melakukan dua jenis kegiatan yaitu : pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan
hutan. Secara umum pemanfaatan hutan pada hutan produksi dapat diselenggarakan
melalui kegiatan: (1) pemanfaatan kawasan; (2) pemanfaatan jasa lingkungan; (3)
pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu. Sebaliknya pemanfaatan hutan pada
hutan lindung dibatasi pada jenis (1) pemanfaatan kawasan, (2) pemanfaatan jasa
RENCANA KEGIATAN V-37
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

lingkungan, dan (3) Pemungutan hasil hutan bukan kayu. Sedangkan untuk
penggunaan kawasan hutan bertujuan untuk mengatur penggunaan sebagian kawasan
hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah
fungsi pokok kawasan hutan.
Beberapa kegiatan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan yang
ada di wilayah hutan KPHP Model Kendilo ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel V-17. Wilayah KPHP-Model Kendilo yang telah ada Izin Pemanfaatan maupun
Penggunaan Kawasan Hutan dan dalam Proses Perizinan

No Nama Izin Blok Kacamatan Luas (ha)


HP-Pemanfaatan IUPHHK-HT
1. Kideco Jaya Agung Muara Samu 11.723,25
unit I
HP-Pemanfaatan IUPHHK-HT - Muara Samu
2. Jaya Bumi Paser 27.749,88
unit I - Batu Engau
- HP- Pemanfaatan IUPHHK- - Batu Engau
6.036,67
HT unit V
- HP- Pemanfaatan IUPHHK- - Batu Engau
3. Inhutani II Tanah Grogot 4.424,99
HT unit VI
- HP- Pemanfaatan IUPHHK- - Batu Engau
1.060,24
HT unit I
Jumlah 50.995,03
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)

Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan pada areal KPHP-Model


Kendilo yang telah ada hak atau izin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan
selama jangka 2017-2026 di KPHP-Model Kendilo disajikan pada tabel dibawah ini:

RENCANA KEGIATAN V-38


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-18. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan pada Areal yang telah ada Hak atau Izin Pemanfaatan Maupun Penggunaan
Kawasan KPHP-Model Kendilo Periode 2017–2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
a. Inventarisasi izin-izin
pemanfaatan dan Wilayah Kelola KPHP Jumlah IPPKH dan
137.683 Ha 10 5 5
penggunaan kawasan Model Kendilo IUPHHK-HA/HT
hutan
b. Pembinaan,
Pengawasan,
Pengendalian,
Jumlah unit
Monitoring dan
manajemen/
evaluasi Pengelolaan
usaha yang
Hutan dan
2 Unit dilakukan
Pemanfaatan Hasil Blok HL-Pemanfaatan
Manajemen Pembinaan, 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Hutan pada Hutan Unit I
/Usaha Pengawasan,
Lindung seperti:
Pengendalian,
- Pemanfaatan
Monitoring dan
kawasan,
evaluasi
- Pemanfaatan jasa
lingkungan
- Pemungutan HHBK
c. Pembinaan,
Pengawasan,
Pengendalian, Jumlah unit
Monitoring dan manajemen/
evaluasi Pengelolaan - Blok HPT-Pemanfaatan; usaha yang
Hutan dan - Blok HP-Pemanfaatan, 10 Unit dilakukan
Pemanfaatan Hasil Jasa Lingkungan dan Manajemen Pembinaan, 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Hutan pada Hutan HHBK /Usaha Pengawasan,
Produksi seperti: Pengendalian,
- Pemanfaatan Monitoring dan
kawasan evaluasi
- Pemanfaatan
jasling

RENCANA KEGIATAN V-39


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
- Pemanfaatan HHK
dan HHBK
- Pemungutan Hasil
hutan kayu dalam
hutan alam,
- Pemungutan Hasil
hutan bukan kayu
dalam hutan alam
- Pemungutan Hasil
hutan bukan kayu
dalam hutan
tanaman
d. Pembinaan,
Pengawasan,
Jumlah unit
Pengendalian,
manajemen/
Monitoring dan Blok HL-Pemanfaatan;
usaha yang
evaluasi penggunaan Blok Pemanfaatan, Jasling
5 Unit dilakukan
kawasan hutan untuk & HHBK; Blok
Manajemen Pembinaan, 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
pertambangan, Pemanfaatan HHK-HT dan
/Usaha Pengawasan,
sarana perhubungan/ Blok Pemberdayaan
Pengendalian,
jalan, sarana Masyarakat
Monitoring dan
telekomunikasi/radio,
evaluasi
pinjam pakai kawasan
hutan, transmigrasi
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-40


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.5. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Izin


Sesuai visi KPHP Model Kendilo adalah mengelola kawasan hutan sebagai
penyangga daerah aliran sungai maka kegiatan rehabilitasi hutan pada areal diluar Izin
merupakan bagian penting sistem pengelolaan hutan di wilayah DAS Kendilo. Sasaran
rehabilitasi hutan adalah hutan produksi dan hutan lindung di wilayah KPHP Model
Kendilo yang telah terdegradasi dan merupakan DAS prioritas berdasarkan hasil
pemetaan lahan kritis oleh BPDASHL Mahakam Berau Samarinda. DAS Prioritas
ditunjukkan dengan status LMU terutama pada:
 Bagian hulu DAS yang rawan memberikan dampak bencana banjir, kekeringan dan
tanah longsor;
 Daerah tangkapan air (catchment area) dari waduk, bendungan dan danau;
 Daerah resapan air (recharge area) di hulu DAS;
 Daerah sempadan sungai, mata air, danau dan waduk;
 Bagian hilir DAS yang rawan bencana.

5.5.1. Lokasi Kegiatan Rehabilitasi


Pelaksanaan rehabilitasi areal di luar izin dilakukan pada areal sesuai kelas
perusahaan, kegiatan kemitraan dan konservasi yang kondisi lahannya tergolong kritis
sehingga perlu direhabilitasi. Rehabilitasi pada hakekatnya adalah upaya untuk
menghutankan kembali kawasan hutan agar dapat berfungsi optimal sebagaimana
peruntukannya. Rencana lokasi penyelenggaraan rehabilitasi diarahkan pada areal-
areal yang tutupan hutannya telah terbuka atau yang memiliki penutupan semak
belukar sebagai akibat aktivitas perambahan masyarakat pada kawasan hutan. Hal
tersebut mengingat fungsi utama dari hutan lindung sebagai perlindungan dan
pengawetan tata air dan hidrologi.

Lokasi rencana kegiatan rehabilitasi pada hutan lindung mengacu pada sebaran
LMU Prioritas DAS dari BPDASHL Mahakam Berau ditambah dengan hasil
inventarisasi kondisi lapangan. Indikasi sebaran sasaran rehabilitasi di wilayah KPHP
Model Kendilo disajikan pada Tabel V-18 dan Gambar V-2.

RENCANA KEGIATAN V-41


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
Gambar V-2. Sebaran Lokasi Sasaran Rehabilitasi di Luar Izin pada Wilayah KPHP-Model Kendilo

RENCANA KEGIATAN V-42


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-19. Sebaran Lokasi Prioritas Sasaran Rehabilitasi pada Wilayah KPHP Model Kendilo

Arahan Blok Penutupan Lahan Kecamatan Luas (ha)


Blok HL-Pemanfaatan Hutan lahan kering sekunder - Muara Komam 37.081,74
- Batu Sopang
Semak belukar - Muara Samu 2.072,47
Blok HPT-
Pemanfaatan, Jasling Hutan lahan kering sekunder - Muara Komam
dan HHBK - Batu Sopang 22.905,18
Lahan terbuka - Muara Samu 5,16
Pertanian lahan kering - Batu Engau 275,55
Semak belukar 1.367,66
TOTAL 63.713,08
Sumber: Analisis GIS (2016)

Blok pemanfaatan di Hutan Lindung dan Blok Pemanfaatan, Jasa Lingkungan


dan HHBK di Hutan Produksi Terbatas yang tutupan hutannya berupa semak belukar
dan belum dirambah masyarakat dilakukan rehabilitasi lahan melalui program RHL
dengan sistem pembuatan tanaman dan pengkayaan tanaman, sedang yang telah
dirambah masyarakat dalam bentuk pertanian lahan kering dan atau pertanian
campuran maka dilakukan rehabilitasi pola agroforestry. Hasil pengamatan lapang dan
wawancara dengan masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat menginginkan
pengembangan beberapa jenis komoditas baik berupa kayu-kayuan maupun
komoditas MPTS (Multi Purpose Tree Spesies) pada pelaksanaan RHL. Dengan
demikian masyarakat tersebut tetap akan mendapatkan untuk kebutuhan hariannya,
sementara mereka juga akan membangun tegakan hutan dengan menanam tanaman
jenis kayu-kayuan. Jenis-jenis yang diinginkan oleh masyarakat antara lain karet,
gaharu, aren, agathis/kayu damar, jenis buah-buahan seperti durian, rambutan, langsat
dan lain-lain.

5.5.2. Kegiatan Teknis Rehabilitasi Hutan


Rehabilitasi hutan di wilayah KPH Model Kendilo diselenggarakan melalui
kegiatan: (a) reboisasi; (b) pemeliharaan tanaman; (c) pengayaan tanaman; dan (d)
penerapan teknik konservasi tanah.

A. Reboisasi
Pelaksanaan reboisasi dimulai dengan tahap persiapan yang berupa:
1) Penyiapan kelembagaan: meliputi penyiapan organisasi pelaksana dan koordinasi
dengan pihak terkait untuk penyiapan lokasi, bibit dan tenaga kerja yang akan
melakukan penanaman;

RENCANA KEGIATAN V-43


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2) Penyiapan sarana prasarana seperti penyiapan rancangan pembuatan tanaman,


penyiapan dokumen-dokumen untuk pembuatan tanaman, penyiapan bahan dan
alat, penyiapan bibit tanaman;
3) Penyiapan areal seperti pembagian blok petak, pembuatan jalan pemeriksaan,
pelaksanaan penanaman.

B. Pemeliharaan Tanaman
Pada prinsipnya pemeliharaan tanaman dilakukan sampai dengan tanaman
mencapai umur tebang. Pada umumnya pemeliharaan hanya dilakukan sampai
dengan tahun kedua. Hal ini semata karena keterbatasan dana yang disediakan oleh
pemerintah. Untuk itu KPH Model Kendilo harus mampu menyediakan anggaran mulai
tahun ketiga sampai dengan tanaman siap dipanen. Pemeliharaan tanaman melalui
perawatan tanaman dan pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan oleh KPH
atau pemegang izin/hak untuk kawasan hutan yang telah dibebani hak atau izin.
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan sebagai berikut:
1) Pemeliharaan I, dilaksanakan pada tahun kedua dengan komponen pekerjaan
penyiangan, pendangiran, pemberantasan hama penyakit dan penyulaman.
Jumlah bibit untuk penyulaman pada pemeliharaan I sebanyak 20% dari jumlah
yag ditanam semula. Pemeliharaan I dapat dilakukan apabila prosentase tumbuh
tanaman pada tahun I minimal 70%;
2) Pemeliharaan II, dilaksanakan pada tahun ketiga, dengan komponen pekerjaan
penyiangan, pendangiran dan pemberantasan hama penyakit. Pemeliharaan II
dapat dilakukan apabila prosentase tumbuh tanaman setelah pemeliharaan I
minimal 80%;
3) Pemeliharaan lanjutan, untuk jenis-jenis tanaman tertentu pemeliharaan dapat
dilanjutkan sampai dengan tanman siap dipanen sepanjang dana memungkinkan.

C. Pengayaan Tanaman
Istilah pengayaan tanaman ditujukan pada hutan alam yang telah dilakukan
penebangan pada pohon-pohon yang diizinkan. Pengayaan tanaman adalah kegiatan
penambahan anakan pohon pada areal hutan rawang yang memiliki tegakan berupa
anakan, pancang, tiang dan pohon 500-700 batang per ha, dengan maksud untuk
meningkatkan nilai tegakan hutan baik kuallitas maupun kuantitas sesuai fungsinya.
Pengayaan tanaman ditujukan untuk meningkatkan produktifitas hutan, dengan
pemanfaatan ruang tumbuh secara optimal melalui jumlah dan keragaman jenis

RENCANA KEGIATAN V-44


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

tanaman. Pengayaan tanaman dilaksanakan pada hutan rawang baik di hutan produksi
maupun hutan lindung. Pengayaan tanaman meliputi kegiatan persemaian,
penanaman, pemeliharaan tanaman, dan pengamanan.

5.5.3. Model Rehabilitasi Hutan dan Lahan


A. Pola Agroforestry
Pola agroforestry yang dapat dikembangkan antara lain sylvopasture dan
agrisylviculture. Sistem penanaman dapat dilakukan dengan tumpangsari maupun
(alley cropping). Alley cropping merupakan pola agroforestry yang sesuai untuk lahan
datar sampai topografi agak miring. Dengan alley cropping tanaman pohon ditanam
secara kelompok berselang-seling dengan tanaman endemik kehutanan dan MTPS
dengan tumpangsari tanaman padi atau palawija. Pohon-pohon yang ditanam secara
berkelompok tersebut dapat berfungsi sebagai penahan erosi yang cukup efektif
disamping sebagai sumber bahan organik untuk mempertahankan dan mengembalikan
kesuburan tanah. Pada jalur tanaman kayu-kayuan ditanam jenis pohon seperti
mahoni, jati, karet, durian, rambutan, nangka dan lain-lain.

B. Pola Pengayaan
Pola pengayaan dilakukan pada kawasan hutan yang telah mengalami
kerusakan dengan penutupan lahan berupa semak belukar, atau pada lahan pertanian
lahan kering campur semak, sehingga tidak diperlukan penanaman secara
menyeluruh. Pengayaan ini mengikuti model spot/mosaik dengan jalan menanam
jenis-jenis kayu unggulan setempat dan jenis-jenis pohon penghidupan (MPTS) yang
ditanam secara mengelompok maupun secara campuran. Jenis-jenis pohon unggulan
setempat seperti: kemiri, durian, langsat, rambutan, nangka, petai, mangga, kapuk,
dan sebagainya. Penanaman dapat dilakukan secara campuran ataupun secara
kelompok.

C. Pola Hutan Tanaman Campuran/Hutan Serba Guna


Pada pola ini beberapa jenis pohon, jenis kayu-kayuan untuk pertukangan dan
jenis MPTS dapat ditanam secara bercampur disesuaikan dengan kondisi lapangan,
lebar tajuk dan kebutuhan akan cahaya dari masing-masing jenis yang dipilih. Pola ini
cukup baik untuk diterapkan pada penutupan semak belukar dan atau alang-alang.
Kombinasi tanaman dapat dilakukan sesuai keinginan dan tujuan penekanan yang
diinginkan. Perbandingan antara kayu-kayuan dan jenis MPTS dapat dipilih antara lain:

RENCANA KEGIATAN V-45


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

70% : 30%; 60% : 40%; 50% : 50% dan seterusnya. Model kebun campuran ini adalah
mengkombinasikan tanaman kayu-kayuan, MPTS dan tanaman semusim.
Beberapa pola yang dapat dikembangkan pada lahan alang-alang adalah
sebagai berikut:
 Pola hutan tanaman penghasil kayu dan buah; pola ini sesuai dilaksanakan pada
areal alang-alang dan tanah kosong untuk meningkatkan produktifitasnya dengan
menanam tanaman MPTS yang bermanfaat bagi penduduk.
 Hutan tanaman kayu pertukangan; hutan tanaman kayu pertukangan diarahkan
pada areal semak belukar, alang-alang dan tanah kosong pada kawasan hutan atau
lahan milik. Jenis yang dikembangkan adalah jenis kayu yang disenangi oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kayu pertukangan. Tanaman kayu-kayuan
ditanam pada jalur tersendiri dan tanaman MPTS ditanam pada jalur tersendiri pula,
sehingga terbentuk sabuk-sabuk yang mengikuti kontur.

Rencana penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar izin selama jangka


2017 -2026 di KPHP Model Kendilo disajikan pada Tabel V-20.

RENCANA KEGIATAN V-46


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-20. Rekapitulasi Rencana Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di Luar Izin KPHP Model Kendilo Periode 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Identifikasi lahan kritis Luas hasil
pada lahan yang tidak identifikasi Lahan
Wilayah Kelola KPHP
a. dibebani hak pada hutan 137.683 Ha kritis pada lahan 100 50 50
Model Kendilo
produksi dan hutan yang tidak
lindung dibebani hak
DAS yang mengalami Jumlah dokumen
Penyusunan rencana
b. kritis di wilayah KPHP rencana 150 150
pengelolaan DAS
Model Kendilo pengelolaan DAS
Penyusunan rencana Jumlah dokumen
pengelolaan rehabilitasi rencana
Lahan kritis di wilayah
c. lahan RPRL) dan Rencana pengelolaan dab 150 150
KPHP Model Kendilo
Tahunan Rehabilitasi rencana tahunan
Lahan (RTnRL) rehabilitasi lahan
Penyelenggaraan RHL
seperti Reboisasi,
pemeliharaan tanaman, Berkurangnya
Lahan kritis (LMU 1 dan
pengayaan tanaman di luas lahan kritis
d. LMU 2) di wilayah KPHP 63.713,08 10.000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
DAS Prioritas (RHL yang tidak
Model Kendilo
kawasan Produksi, RHL dibebani hak
Kawasan Lindung,
Rehabilitasi Lahan Kritis)
Jumlah kelompok
Kampanye Pengelolaan 20 Desa 2 desa per masyarakat yang
e. 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
DAS Terpadu tahun tersosialisasikan
pengelolaan DAS
Lahan kritis (LMU 1 dan Laporan hasil
f. Monitoring dan evaluasi LMU 2) di wilayah KPHP 63.713,08 monitoring dan 80 10 10 10 10 10 10 10 10
Model Kendilo evaluasi
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-47


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.6. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) Pelaksanaan


Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Ada Hak atau
Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutannya
Gambaran mengenai areal yang diarahkan untuk rehabilitasi dan reklamasi pada
wilayah yang sudah ada hak atau izin pemanfaatan dan penggunaan kawasannya
diperoleh dengan melakukan tumpang tindih antara peta izin pemanfaatan kawasan
dan penggunaan lahan pada wilayah KPHP Model Kendilo dengan peta penutupan
lahan. Berikut disajikan sebaran lokasi potensial rehabilitasi dan reklamasi pada areal
yang sudah ada hak atau izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutannya
berdasarkan tutupan lahannya.

Tabel V-21. Lokasi Potensial Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Sudah Ada Hak atau
Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutannya Berdasarkan Tutupan Lahannya di
Wilayah KPHP Model Kendilo
No Izin Pemanfaatan Kawasan Bentuk Tutupan Lahan Luas
Lahan terbuka 79,17
Perkebunan 16,37
1. Izin Penggunaan Kawasan Hutan
Pertambangan 6.540,99
Semak belukar 2.262,16
Belukar rawa 81,18
Hutan tanaman 2.610,25
Lahan terbuka 1.606,81
2. Izin Pemanfaatan Hutan Perkebunan 1.456,64
Pertambangan 26,22
Pertanian lahan kering 756,51
Semak belukar 10.680,07
Jumlah 26.116,37
Sumber: Analisis GIS (2016)

Rangkuman rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan


rehabilitasi dan reklamasi pada areal yang sudah ada hak atau izin pemanfaatan dan
penggunaan kawasan selama jangka 2017-2026 di KPHP Model Kendilo disajikan
pada Tabel V-22

RENCANA KEGIATAN V-48


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-22. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan Pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Sudah Ada Hak
atau Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan KPHP Model Kendilo Jangka 2017-2026
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
wilayah izin pemanfaatan Luas hasil
Identifikasi lahan kritis hutan dan penggunaan identifikasi Lahan
1. pada lahan yang dibebani kawasan Kawasan hutan 26.116 ha kritis pada lahan 150 50 50 50
izin/hak pada HP dan HL di wilayah KPHP Model yang dibebani
Kendilo izin/hak
Penyusunan rencana wilayah izin pemanfaatan Jumlah dokumen
pengelolaan rehabilitasi hutan dan penggunaan rencana
2. lahan (RPRL) dan Rencana kawasan Kawasan hutan 26.116 ha pengelolaan dan 1000 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Tahunan Rehabilitasi di wilayah KPHP Model rencana tahunan
Lahan (RTnRL) Kendilo rehabilitasi lahan
- Terlaksananya
Pembinaan dan
pemantauan
pelaksanaan
rehabilitasi
hutan oleh
pemegang izin
Pembinaan, pemantauan
pemanfaatan
dan evaluasi pelaksanaan Lahan kritis pada wilayah
dan/atau
rehabilitasi hutan oleh izin pemanfaatan hutan
penggunaan
3. pemegang izin dan penggunaan kawasan 26.116 ha 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
kawasan hutan
pemanfaatan dan atau Kawasan hutan di wilayah
- Adanya evaluasi
penggunaan kawasan KPHP Model Kendilo
dan laporan
hutan
pelaksanaan
rehabilitasi
hutan oleh
pemegang izin
pemanfaatan
dan/atau
penggunaan

RENCANA KEGIATAN V-49


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
kawasan hutan

Membuat rencana wilayah izin pemanfaatan


reklamasi hutan yang hutan dan penggunaan
4. meliputi inventarisasi kawasan Kawasan hutan 26.116 ha 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
lokasi,penetapan lokasi di wilayah KPHP Model
reklamasi hutan. Kendilo
- Terlaksananya
Pembinaan dan
pemantauan
pelaksanaan
reklamasi hutan
oleh pemegang
izin
pemanfaatan
Lahan kritis pada wilayah dan/atau
Pembinaan, pemantauan
izin pemanfaatan hutan penggunaan
dan evaluasi pelaksanaan
5. dan penggunaan kawasan 26.116 ha kawasan hutan 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
reklamasi hutan oleh
Kawasan hutan di wilayah - Adanya evaluasi
pemegang izin/hak
KPHP Model Kendilo dan laporan
pelaksanaan
reklamasi hutan
oleh pemegang
izin
pemanfaatan
dan/atau
penggunaan
kawasan hutan
Pembinaan - Terlaksananya
penyelenggaraan wilayah izin pemanfaatan Pembinaan
pengelolaan DAS hutan dan penggunaan pelaksanaan
6. (Pengelolaan DAS kawasan Kawasan hutan 26.116 ha pengelolaan 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Terpadu,Base Line di wilayah KPHP Model DAS oleh
DAS,Data dan Peta Lahan Kendilo pemegang izin
Kritis). pemanfaatan

RENCANA KEGIATAN V-50


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
dan/atau
penggunaan
kawasan hutan
- Adanya
evaluasi dan
laporan
penyelenggara
an Pengelolaan
DAS oleh
pemegang izin
pemanfaatan
dan/atau
penggunaan
kawasan hutan
Desa-desa sekitar wilayah
izin pemanfaatan hutan Jumlah kelompok
Kampanye Pengelolaan
dan penggunaan kawasan 3 desa per masyarakat yang
7. DAS Terpadu 300 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Kawasan hutan di wilayah tahun tersosialisasikan
KPHP Model Kendilo pengelolaan DAS

Lahan rehabilitasi hutan


dan reklamasi Lahan di
wilayah izin pemanfaatan Laporan hasil
8. Monitoring dan evaluasi hutan dan penggunaan 26.116 ha monitoring dan 50 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
kawasan Kawasan hutan evaluasi
di wilayah KPHP Model
Kendilo
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-51


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.7. Penyelenggaraan Perlindungan dan Konservasi Alam

5.7.1. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan


Penyelenggaraan perlindungan hutan bertujuan untuk menjaga hutan, hasil
hutan, kawasan hutan dan lingkungannya agar fungsi lindung, fungsi konservasi dan
fungsi produksi tercapai secara optimal dan lestari. Prinsip perlindungan hutan adalah
usaha mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan
yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama
dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan
perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang
berhubungan dengan pengelolaan hutan. Dalam rangka penyelenggaraan
perlindungan hutan maka akan dilakukan beberapa kegiatan prioritas sebagai berikut:

5.7.1.1. Identifikasi Faktor-faktor yang menyebabkan Kerusakan Hutan,


Kawasan Hutan dan Hasil Hutan

Sebelum dilakukan kegiatan perlindungan hutan terlebih dahulu harus dilakukan


identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan hutan, baik faktor secara
langsung maupun faktor tidak langsung.

5.7.1.2. Identifikasi dan inventarisasi serta Pembuatan Peta Kawasan


Kerawanan Kerusakan dan Keamanan Kawasan Hutan

Identifikasi dan pemetaan kawasan rawan keamanan hutan akan dilakukan pada
seluruh wilayah KPHP Model Kendilo baik yang berada pada wilayah izin pemanfaatan
dan penggunaan kawasan hutan maupun yang berada pada wilayah tertentu karena
merupakan suatu bagian yang tidak dapat terpisahkan. Identifikasi dan pemetaan
kawasan yang berada pada wilayah izin pemanfatan dan penggunaan kawasan hutan
akan dilakukan secara bersama-sama dengan pemegang izin. Sedangkan pada
wilayah tertentu akan dilaksanakan secara langsung oleh KPHP Model Kendilo.
Keluaran dari kegiatan identifikasi dan pembuatan peta kawasan rawan keamanan
hutan adalah adanya beberapa peta tematik terkait kerawanan keamanan hutan yang
meliputi:
 Peta rawan perambahan dan illegal logging;
 Peta rawan bencana alam;
 Peta rawan kebakaran hutan.

RENCANA KEGIATAN V-52


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Peta-peta tersebut akan dijadikan acuan bagi KPHP Model Kendilo dalam
melakukan pengamanan dan pemantauan terhadap lokasi-lokasi yang rawan
keamanan hutan.

5.7.1.3. Sosialisasi Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan serta


Perundang-undangan Kehutanan
Kegiatan sosialisasi perundang-undangan kehutanan akan dilaksanakan pada
seluruh wilayah KPHP Model Kendilo dengan sasaran masyarakat yang berada di
sekitar dan di dalam hutan serta pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan
kawasan hutan yang ada pada wilayah KPHP Model Kendilo. Dalam rangka efektifitas
maka kegiatan sosialisasi dan penyuluhan perundang-undangan kehutanan akan
dilakukan secara bersama-sama dan terintegrasi dengan kegiatan pemegang izin
pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan. Bentuk kegiatan sosialisasi perundang-
undangan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
 Kegiatan penyululuhan kepada sasaran kegiatan;
 Pemasangan papan peringatan dan batas-batas kawasan hutan;
 Brosur, film dan distribusi peraturan perundang-undangan kehutanan;
 Distribusi peta-peta kawasan hutan dan pemanfaatan dan penggunaan kawasan.

5.7.1.4. Patroli Pengamanan Hutan


Kegiatan patroli pengamanan SDH akan dlaksanakan pada seluruh wilayah
KPHP Model Kendilo baik wilayah yang sudah ada izin pemanfaatan dan
penggunaannya maupun wilayah tertentu. Pada wilayah yang sudah ada izin
pemanfaatan dan penggunaannya akan dilakukan monitoring, evaluasi dan pembinaan
terhadap kegiatan pengamanan yang dilakukan oleh pemegang izin dan pada wilayah
tertentu akan dilakukan secara langsung oleh KPHP Model Kendilo. Dalam rangka
meningkatkan efektifitas dan peningkatan peran para pihak maka dilakukan beberapa
kegiatan sebagai berikut:
 Penyusunan standar operasional prosedur pengamanan hutan;
 Pembentukan satuan pengamanan hutan;
 Pembentukan kelompok-kelompok pengamanan hutan di masyarakat;
 Patroli pengamanan gabungan.

RENCANA KEGIATAN V-53


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.7.1.5. Penyidikan, Penegakan Hukum, Advokasi dan Konsultasi Bantuan


Hukum
Kegiatan penyidikan, penegakan hukum, advokasi dan konsultan bantuan
hukum merupakan kegiatan pasca patroli pengamanan kawasan hutan untuk
menangani kasus-kasus tindak pidana kehutanan. Penanganan kasus tersebut akan
bekerja sama dengan PPNS, polisi dan TNI sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk keperluan tersebut maka KPHP Model Kendio harus memiliki standar
operasional dan prosedur penanganan kasus tindak pidana kehutanan serta
sumberdaya manusia yang berkompeten yaitu polisi kehutanan.

5.7.1.6. Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan


Pada kegiatan pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan
merupakan upaya-upaya antisipasi mengurangi kejadian kebakaran hutan dan lahan di
wilayah kerja KPHP Model Kendilo. Dengan melakukan patroli wilayah KPHP Model
Kendilo, setidaknya sudah dapat dipantau lokasi-lokasi yang kemungkinan akan
dibakar oleh masyarakat yang melakukan kegiatan perladangan. Sejak dini dilakukan
pendekatan kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran dan bila terpaksa
harus dibakar maka perlu diatur waktu, luasan dan penjagaannya. Koordinasi dengan
para pemegang izin pemanfatan hutan dan penggunaan lahan harus dilakukan sejak
dini untuk bersama-sama memantau kawasan pengelolaannya yang berpotensi terjadi
rembetan kebakaran.
Selain itu, kesiapan regu pemadam kebakaran hutan dan lahan KPHP Model
Kendilo juga harus mengantisipasi bila terjadi kebakaran besar pada hutan dan lahan.
Oleh karenanya kesiapan SDM dan peralatan pemadam kebakaran sangat penting
setiap waktu pada musim-musim rawan kebakaran. Titik-titik sumber air sudah harus
disiapkan pada lokasi-lokasi yang rawan terjadi kebakaran.

5.7.1.7. Penanganan Pasca Kebakaran


Kerugian akibat kejadian kebakaran hutan dan lahan umumnya sangat
merugikan terutama kerusakan ekosistem hutan. Tanpa disadari banyak flora dan
fauna yang menjadi korban kebakaran. Biasanya kejadian kebakaran dianggap serius
saat terjadi kematian pada manusia atau harta benda. Dalam skala yang lebih besar,
sesungguhnya kerusakan ekosistem hutan sangat merugikan kehidupan manusia dan
akan mempengaruhi sistem ekosistem lainnya. Misalnya kebakaran hutan di kawasan
hulu DAS, pasti akan berpengaruh terhadap kehidupan ekosistem di DAS hilirnya.

RENCANA KEGIATAN V-54


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Beberapa kegiatan penanganan pasca kebakaran yang akan dilakukan KPHP Model
Kendilo adalah :
a. Pemetaan lokasi dan kronologis kejadian kebakaran hutan dan lahan;
b. Identifikasi kerusakan dan kerugian kebakaran hutan dan lahan;
c. Identifikasi pihak-pihak yang diindikasikan terlibat kejadian kebakaran hutan dan
lahan;
d. Pelaporan kejadian kebakaran hutan dan lahan untuk dijadikan bahan tindak lanjut
bila penyelidikan bila mengandung unsur tindak pidana kehutanan.
e. Menyusun rencana pemulihan kondisi hutan dan lahan, melalui kegiatan
rehabilitasi atau penghijauan kembali.

5.7.1.8. Pembangunan Sistem Informasi Kebakaran Hutan dan Lahan


Untuk memudahkan proses pencegahan dan pemadaman serta penanganan
pasca kebakaran hutan, perlu dibangun sistem informasi kebakaran hutan dan lahan
yang terpadu sehingga sistem koordinasi informasi dan data kebakaran hutan semakin
mudah diakses dan dapat melibatkan lebih banyak stakeholder. Pembangunan sistem
informasi kebakaran hutan dan lahan ini, harus mampu menjangkau tingkat lapangan
seperti kecamatan dan desa, sehingga langkah-langkah antisipasi sudah dapat
dilakukan sejak dini oleh aparat lapangan dan lebih cepat berkoordinasi dengan regu
inti pemadam kebakaran hutan dan lahan dari KPHP Model Kendilo. Regu pemadam
Kebakaran KPHP Model Kendilo akan lebih mudah mendapat laporan-laporan kejadian
kebakaran hutan dari masyarakat ataupun pihak unit manajemen, dan mengambil
tindakan secepatnya.
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam kegiatan pembangunan sistem
informasi kebakaran hutan dan lahan adalah :
1. Pemetaan unsur-unsur data dan informasi kejadian kebakaran hutan dan lahan.
2. Identifikasi para pihak yang terlibat dalam pencegahan, pelaksanaan pemadaman
dan penanganan pasca kebakaran hutan dan lahan.
3. Menyusun model sistem informasi kebakaran hutan dan lahan.
4. Membangun sistem informasi kebakaran hutan dan lahan KPHP Model Kendilo
dan melakukan uji coba sistemnya berbasis komputerasisasi dan jaringan internet.
5. Sosialiasi sistem informasi kebakaran hutan dan lahan kepada para stakeholder.

RENCANA KEGIATAN V-55


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.7.2. Penyelenggaraan Konservasi Sumber Daya Alam


Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya, bahwa
konservasi SDA hayati adalah pengelolaan SDA hayati yang pemanfaatannya
dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Konservasi SDA hayati dan ekosistemnya bertujuan mengusahakan terwujudnya
kelestarian SDA hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih
mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan
manusia. Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan konservasi SDA hayati dan
ekosistemnya yang akan dilakukan meliputi:

5.7.2.1. Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan


Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses
ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Dalam rangka mewujudkan kegiatan
tersebut maka diperlukan identifikasi kawasan-kawasan lindung dan pengaturan
pengelolaannya. Dengan demikian akan dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:

1) Identifikasi dan Pemetaan Kawasan Hutan Bernilai Konservasi Tinggi atau


High Conservation Value Forest (HCVF)

Identifikasi dan pemetaan Kawasan Hutan Bernilai Konservasi Tinggi


dilaksanakan pada seluruh wilayah KPHP Model Kendilo dengan mempertimbangkan
beberapa aspek dan kriteria sebagai berikut:

Tabel V-23. Kriteria Identifikasi dan Pemetaan Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo

No Aspek Kriteria HCVF


a. Kawasan yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang penting
Keanekaragaman
1 b. Kawasan bentang alam yang penting bagi dinamika ekologi secara alami
hayati
c. Kawasan yang mempunyai ekosistem langka atau terancam punah
2 Jasa lingkungan Kawasan yang menyediakan jasa-jasa lingkungan alami
a. Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat lokal
3 Sosial budaya
b. Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas budaya
tradisional komunitas lokal
Sumber: Pedoman HCVF (2009)

RENCANA KEGIATAN V-56


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Pelaksanaan identifikasi dan pemetaan HCVF dilakukan dengan dua


pendekatan, yaitu: (1) Untuk wilayah yang sudah ada izin pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan maka pelaksanaannya akan dilakukan secara bersama-
sama dengan pemegang izin sebagai bagian dari pembinaan dalam mendorong
sertifikasi pengelolaan lestari. Khusus untuk perusahaan pemegang izin pengelolaab
hutan yang akan masuk dalam sertifikasi FSC (Forest Stewardship Council), konsep
HCVF atau hutan bernilai konservasi tinggi sebagai prinsip kesembilan dari standar
pengelolaan hutan yang berkelanjutan oleh FSC. Dengan demikian identifikasi dan
pemetaan HCVF merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan dokumen RKU dan
AMDAL Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan; (2) Pelaksanaan
identifikasi dan pemetaan HCVF pada wilayah tertentu atau wilayah tanpa izin
pengelolaan akan dilaksanakan secara langsung oleh KPHP Model Kendilo, sebagian
dari rencana pemanfaatan pada tiap-tiap wilayah tertentu.

2) Pengelolaan Kawasan Lindung dan Kawasan HCVF


Dalam rangka menjamin kelestarian kawasan-kawasan lindung dan HCVF, maka
perlu dilakukan pengelolaan secara lestari. Kawasan HCVF yang berada pada wilayah
izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan pengelolaannya akan dilakukan
oleh pemegang izin sebagai bagian dari rencana kegiatan pemanfaatan yang
dilakukan, fungsi KPHP pada wilayah berijin adalah melakukan monitoring, evaluasi
dan pembinaan. Sedangkan HCVF yang berada pada wilayah tertentu akan dilakukan
pengelolaan secara langsung oleh KPHP Model Kendilo. Dalam rangka efektifitas
pengelolaan kawasan lindung/HCVF maka akan dilakukan beberapa kegiatan sebagai
berikut:
 Penyusunan master plan pengelolaan HCVF (khusus wilayah tertentu);
 Menyusun standar pemanfaatan dan penggunaan kawasan HCVF.

3) Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Kawasan Lindung dan HCVF


Dalam rangka menjamin kelestarian kawasan lindung dan HCVF maka perlu
dilakukan kegiatan monitoring, evaluasi dan pembinaan terhadap pengelolaan yang
telah dilakukan secara berkala (minimal per tahun), baik yang ada pada wilayah izin
pemanfaatan dan penggunaan kawasan maupun pada wilayah tertentu.

RENCANA KEGIATAN V-57


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.7.2.2. Pengawetan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan dan Satwa Beserta


Ekosistemnya

Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya


dilaksanakan dengan menjaga keutuhan kawasan hutan agar tetap dalam keadaan
asli. Sedangkan pengawetan jenis tumbuhan dilakukan dengan menjaga dan
mengembangbiakkan jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi untuk menghindari
bahaya kepunahan.

5.7.2.3. Pemanfaatan Secara Lestari SDA Hayati dan Ekosistemnya

Pemanfaatan secara lestari SDA hayati dan ekosistemnya dilakukan dengan


ruang lingkup kegiatan sebagai berikut:
 Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam yaitu dengan tetap
menjaga kelestarian fungsi kawasan;
 Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar, yaitu dengan memperhatikan
kelangsungan potensi, daya dukung dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan
satwa liar.

Adapun penjabaran kegiatan penyelenggaraan perlindungan dan konservasi


sumberdaya alam disampaikan dalam tabel berikut :

RENCANA KEGIATAN V-58


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-24. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam KPHP Model Kendilo Jangka 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Penyelenggaraan
5.7.1
Perlindungan Hutan
Dokumen
Identifikasi faktor-faktor Identifikasi
yang menyebabkan FaktorFaktor yang
Seluruh Wilayah KPHP
1. kerusakan hutan, 137.683 ha menyebabkan 150 75 75
Model Kendilo
kawasan hutan dan hasil kerusakan hutan,
hutan kawasan hutan
dan hasil hutan
Identifikasi dan Dokumen dan
inventarisasi serta Peta Rawan
Pembuatan Peta Kawasan Seluruh Wilayah KPHP Perambahan,
2. 137.683 ha 150 75 75
Kerawanan Kerusakan Model Kendilo Ilegal Loging,
dan Keamanan Kawasan Bencana Alam,
Hutan Kebakaran Hutan
Jumlah kegiatan
Sosialisasi Pencegahan
sosialisasi
Kebakaran Hutan dan
2 kali karhutla dan
3. Lahan serta Perundang- 20 Desa 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
setahun Perundang-
undangan Kehutanan
undangan
Kehutanan
Jumlah operasi
Patroli pengamanan Seluruh Wilayah KPHP 5 kali
4. pengamanan 500 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
hutan Model Kendilo setahun
hutan
Penyidikan, Penegakan
Daeran rawan Jumlah
Hukum, Advokasi dan
perambahan,illegal 1 kasus penanganan
5. Konsultasi Bantuan 200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
logging dan kebakaran setahun kasus tindak
Hukum
hutan pidana kehutanan
Pencegahan dan Seluruh Wilayah KPHP 4 lokasi per Jumlah lokasi
6. 200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pemadaman Kebakaran Model Kendilo tahun pencegahan dan

RENCANA KEGIATAN V-59


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Hutan dan Lahan pemadam
kebakaran hutan
dan lahan
Jumlah lokasi
Kawasan hutan dan lahan penanganan
Penanganan Pasca
yang mengalami 3 lokasi per pasca kebakaran
7. Kebakaran 300 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
kebakaran tahun dan penyelesaian
penegakan
hukum kebakaran
Pembangunan Sistem Jumlah sistem
1 Program
Informasi Kebakaran Wilayah KPHP Model informasi
8. Sistem 100 50 50
Hutan dan Lahan Kendilo pengendalian
Informasi
kebakaran hutan
Penyelenggaraan
5.7.2 Konservasi Sumber Daya
Alam
Perlindungan sistem
penyangga kehidupan :
- Identifikasi dan - Dokumen dan
pemetaan kawasan Peta Kawasan
hutan bernilai Lindung dan
konservasi HCVF KPHP
tinggi/HCVF Wilayah KPHP Model Kendilo
1. 137.683 ha 200 100 100
- Pengelolaan Kawasan Kendilo - Terlaksananya
Lindung/ Kawasan Pengelolaan
HCVF Kawasan
- Monitoring dan Lindung dan
Evaluasi Pengelolaan Kawasan HCVF
Kawasan
Lindung/HCVF
Minimal 2
Pengawetan
Kawasan
keanekaragaman jenis Wilayah KPHP Model
2. 4 lokasi Pengawetan 100 25 25 25 25
tumbuhan dan satwa Kendilo
Keanekaragaman
beserta ekosistemnya
Jenis Tumbuhan

RENCANA KEGIATAN V-60


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
dan Satwa

- Termanfaatkan
nya kondisi
lingkungan
kawasan
pelestarian
alam yang tetap
menjaga
kelestarian
fungsi kawasan.
Pemanfaatan secara - Termanfaatkan
Wilayah KPHP Model
3. lestari SDA hayati dan 137.683 ha nya jenis 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Kendilo
ekosistemnya tumbuhan dan
satwa liar, yang
memperhatikan
kelangsungan
potensi, daya
dukung, dan
keanekaragama
n jenis
tumbuhan dan
satwa liar
- Jumlah lokai
Identifikasi dan
Wilayah KPHP Model sumber daya
4. inventarisasi sumber daya 137.683 ha 150 50 50 50
Kendilo genetik /
genetik/tanaman hutan
tanaman hutan
Tempat
persemaian/pembibitan/ Jumlah monev
Monitoring dan evaluasi
perawatan lokal peredaran
3. peredaran benih tanaman 10 Lokasi 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
masyarakat/perusahaan benih tanaman
hutan
di wilayah KPHP Model hutan / genetik
Kendilo
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-61


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.8. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar


Pemegang Izin
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo. Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 yang dijabarkan dalam Permenhut Nomor
P.6/Menhut-II/2010 yang mengatur mengenai norma, standar, prosedur dan kriteria
pengelolaan hutan pada KPHL dan KPHP, dijelaskan bahwa fungsi kerja KPH dalam
penyelenggaraan pengelolaan hutan secara operasional diantaranya melaksanakan
pembinaan, monitoring dan evaluasi kinerja pengelolaan hutan yang dilaksanakan oleh
pemegang izin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Ruang lingkup
koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antara pemegang izin dengan KPHP Model
Kendilo yang akan dilaksanakan pada beberapa aspek sebagai berkut:

Tabel V-25. Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi KPHP Model Kendilo dengan
Pemegang Izin

No Aspek Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi


 Sinkronisasi data dan informasi hasil inventarisasi (biofisik,
ekonomi dan sosial budaya);
 Kepastian batas kawasan dan batas wilayah kelola;
 Integarasi rencana pengelolaan antara pemegang izin
pemanfaatan (RKU, AMDAL dan RKT), izin penggunaan
1 Perencanaan
kawasan hutan (rencana kegiatan dan izin pinjam pakai dan
AMDAL) dan Rencana Pengelolaan KPHP Model Kendilo (RPJP);
 Monitoring dan evaluasi serta pembinaan pelaksanaan teknis
perencanaan pada pemegang ijin yang akan dilaksanakan oleh
KPHP Model Kendilo.
 Sinkronisasi data dan informasi pelaksanaan pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan;
 Sistim silvikultur yang dipergunakan dalam pemanfaatan hasil
hutan kayu;
Pemanfaatan dan
2  Kemitraaan dalam pemanfaatan hasil hutan antara lain
Penggunaan Kawasan
pemanfaatan limbah, HHBK dan jasa lingkungan;
 Monitoring dan evaluasi serta pembinaan pelaksanaan teknis
pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan yang akan
dilaksanakan oleh KPHP Model Kendilo.
 Sinkronisasi data dan informasi terkait pelaksanaan kegiatan
perlindungan hutan serta pengelolaan kawasan-kawasan
lindung;
Perlindungan dan  Pemetaan kawasan lindung dan kawasan rawan keamanan
3 Konservasi Sumber Daya hutan;
Alam  Kemitraaan dalam pelaksanaan kegiatan perlindungan dan
konservasi SDA;
 Monitoring dan evaluasi serta pembinaan pelaksanaan
perlindungan dan konservasi SDA oleh KPHP Model Kendilo.
 Sinkronisasi dan koordinasi terkait pelaksanaan kegiatan RHL
Rehabilitasi Hutan dan
4 yang dilaksanakan oleh pemegang izin;
Lahan (RHL)
 Kemitraaan dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan RHL;

RENCANA KEGIATAN V-62


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

No Aspek Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi


 Monitoring dan evaluasi serta pembinaan pelaksanaan
kegiatan RHL oleh KPHP Model Kendilo.
 Sinkronisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan masyarakat antar pemegang izin dan KPHP
Model Kendilo;
Pemberdayaan
5  Fasilitasi kemitraaan dan integrasi program/kegiatan dalam
masyarakat
rangka pemberdayaan masyarakat;
 Monitoring dan evaluasi serta pembinaan pemberdayaan
masyarakat oleh KPHP Model Kendilo.
 Sebagai penyedia data dan potensi pengembangan investasi
dalam KPHP Model Kendilo.
 Membangun kemitraan dalam pemanfaatan wilayah tertentu
6 Pengembangan Investasi KPHP Model Kendilo;
 Membangun kemitraan dengan pemegang izin dalam
pemanfaatan kawasan hutan, HHBK dan jasa lingkungan pada
izin pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK-HT).
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)

Dalam rangka mengefektifkan pelaksanaan sinkronisasi dan koordinasi maka


perlu dibangun tata hubungan kerja antara pemegang izin pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan dengan KPHP Model Kendilo. Norma, standar, prosedur
dan kriteria (NSPK) sinkonisasi dan koordinasi perlu dibangun melalui regulasi yang
jelas.
Adapun penjabaran kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi dengan Pemegang
Izin selama kurun waktu 2017 – 2026 disampaikan dalam tabel berikut :

RENCANA KEGIATAN V-63


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-26. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi dengan Pemegang Izin selama kurun waktu 2017 – 2026
BIAYA
TARGET / INDIKATOR WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN ( x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

5.8.1 Perencanaan
Tersusun Dokumen
Sinkronisasi data dan Wilayah Izin Pemanfaatan
sinkronisasi data dan
informasi hasil Hutan dan Penggunaan 1 Dokumen
informasi dari hasil
1. inventarisasi (biofisik, Kawasan Hutan di per lima 50 25 25
inventarisasi biofisik
ekonomi dan sosial wilayah KPHP Model tahun
dan sosekbud
budaya) Kendilo
wilayah
Wilayah Izin Pemanfaatan
Hutan dan Penggunaan Dokumen panjang
Kepastian batas kawasan
2. Kawasan Hutan di 125 Km batas kawasan dan 50 25 25
dan batas wilayah kelola
wilayah KPHP Model batas wilayah kelola
Kendilo
Integrasi rencana
pengelolaan antara
Jumlah dokumen
pemegang izin
Wilayah Izin Pemanfaatan integrasi rencana
pemanfaatan (RKU,
Hutan dan Penggunaan pengelolaan antara
AMDAL dan RKT), ijin 5 Dokumen
3. Kawasan Hutan di pemegang izin 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
penggunaan kawasan per tahun
wilayah KPHP Model dengan rencana
hutan (rencana kegiatan
Kendilo pengelolaan KPHP
izin pinjam pakai dan
Model Kendilo
AMDAL) dan RPHJP KPHP
Model Kendilo
Monitoring dan evaluasi Terlaksananya
serta pembinaan Wilayah Izin Pemanfaatan monev dan
pelaksanaan teknis Hutan dan Penggunaan pembinaan
1 kali per
4. perencanaan pada Kawasan Hutan di pelaksanaan teknis 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
tahun
pemegang izin yang akan wilayah KPHP Model perencanaan pada
dilaksanakan oleh KPHP Kendilo pemegang izin oleh
Model Kendilo KPHP Model Kendilo

RENCANA KEGIATAN V-64


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
BIAYA
TARGET / INDIKATOR WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN ( x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

5.8.2 Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan


Jumlah dokumen
sinkronisasi data dan
Sinkronisasi data dan Wilayah Izin Pemanfaatan informasi
informasi pelaksanaan Hutan dan Penggunaan 2 Dokumen pelaksanaan
5. pemanfaatan dan Kawasan Hutan di Sinkronisasi pemanfaatan dan 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
penggunaan kawasan wilayah KPHP Model per tahun penggunaan
hutan Kendilo kawasan hutan di
wilayah KPHP Model
Kendilo
Wilayah Izin Pemanfaatan Terbangunnya sistem
Sistem silvikultur yang Hutan dan Penggunaan silvikultur yang
6. dipergunakan dalam Kawasan Hutan di 2 lokasi dipergunakan dalam 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
pemanfaatan HHK wilayah KPHP Model pemanfaatan HHK
Kendilo
Jumlah
Wilayah Izin Pemanfaatan terbangunnya
Kemitraan dalam
Hutan dan Penggunaan 5 kelompok kemitraan dalam
pemanfaatan hasil hutan
7. Kawasan Hutan di tani hutan pemanfaatan HH 500 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
antara lain pemanfaatan
wilayah KPHP Model kemitraan antara lain
limbah, HHBK dan jasling
Kendilo pemanfaatan limbah,
HHBK dan jasling
Monitoring dan evaluasi
serta pembinaan Terlaksananya
pelaksanaan teknis monitoring dan
pemanfaatan dan Wilayah Izin Pemanfaatan evaluasi serta
penggunaan kawasan Hutan dan Penggunaan pembinaan
2 kali per
8. hutan oleh KPHP Model Kawasan Hutan di pelaksanaan teknis 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
tahun
Kendilo wilayah KPHP Model pemanfaatan dan
Kendilo penggunaan
kawasan hutan oleh
KPHP Model Kendilo

RENCANA KEGIATAN V-65


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
BIAYA
TARGET / INDIKATOR WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN ( x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Penyelenggaraan
5.8.3 Konservasi Sumber Daya
Alam
Tersusunnya
dokumen
Sinkronisasi data dan
Wilayah Izin Pemanfaatan sinkronisasi data dan
informasi terkait
Hutan dan Penggunaan 1 Dokumen informasi terkait
pelaksanaan kegiatan
1. Kawasan Hutan di per lima pelaksanaan 50 25 25
perlindungan hutan serta
wilayah KPHP Model tahun kegiatan
pengelolaan kawasan
Kendilo perlindungan hutan
lindung
serta pengelolaan
kawasan lindung
Wilayah Izin Pemanfaatan Terlaksananya
Pemetaan kawasan Hutan dan Penggunaan pemetaan kawasan
2. lindung dan kawasan Kawasan Hutan di 2 Peta lindung dan kawasan 50 25 25
rawan keamanan hutan wilayah KPHP Model rawan keamanan
Kendilo hutan
Terbangunnya
Wilayah Izin Pemanfaatan
Kemitraaan dalam kemitraan dalam
Hutan dan Penggunaan 5 kelompok
pelaksanaan kegiatan pelaksanaan
3. Kawasan Hutan di tani hutan 200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
perlindungan dan kegiatan
wilayah KPHP Model kemitraan
konservasi SDA perlindungan dan
Kendilo
konservasi SDA
Monitoring dan evaluasi
serta pembinaan
Terlaksananya
pelaksanaan
monitoring dan
perlindungan dan Wilayah Izin Pemanfaatan
evaluasi serta
konservasi SDA oleh KPHP Hutan dan Penggunaan
2 kali per pembinaan
4. Model Kendilo Kawasan Hutan di 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
tahun pelaksanaan
wilayah KPHP Model
perlindungan dan
Kendilo
konservasi SDA oleh
KPHP Model Kendilo

RENCANA KEGIATAN V-66


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
BIAYA
TARGET / INDIKATOR WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN ( x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Rehabilitasi Hutan dan
5.8.4
Lahan (RHL)
Tersusunnya
dokumen
Sinkronisasi dan Wilayah Izin Pemanfaatan
sinkronisasi data dan
koordinasi terkait Hutan dan Penggunaan 1 Dokumen
informasi terkait
1. pelaksanaan kegiatan RHL Kawasan Hutan di per lima 50 50
pelaksanaan
yang dilaksanakan oleh wilayah KPHP Model tahun
kegiatan RHL yang
pemegang izin Kendilo
dilaksanakan oleh
Pemegang ijin
Wilayah Izin Pemanfaatan
Hutan dan Penggunaan Terlaksananya
Pemetaan kawasan
2. Kawasan Hutan di 2 Peta pemetaan kawasan 50 25 25
potensi RHL
wilayah KPHP Model potensi RHL
Kendilo
Wilayah Izin Pemanfaatan Terbangunnya
Kemitraaan dalam Hutan dan Penggunaan 5 kelompok kemitraan dalam
3. pelaksanaan kegiatan Kawasan Hutan di tani hutan pelaksanaan 200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
kegiatan RHL wilayah KPHP Model kemitraan kegiatan kegiatan
Kendilo RHL
Terlaksananya
Wilayah Izin Pemanfaatan Monitoring &
Monitoring dan evaluasi
Hutan dan Penggunaan evaluasi serta
serta pembinaan 2 kali per
4. Kawasan Hutan di pembinaan 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
pelaksanaan kegiatan RHL tahun
wilayah KPHP Model pelaksanaan
oleh KPHP Model Kendilo
Kendilo kegiatan RHL oleh
KPHP Model Kendilo
Pemberdayaan
5.8.5
Masyarakat
Sinkronisasi dan Desa-desa sekitar wilayah Tersusunnya
koordinasi pelaksanaan Izin Pemanfaatan Hutan 1 Dokumen dokumen
a. kegiatan pemberdayaan dan Penggunaan Kawasan per lima sinkronisasi dan 50 25 25
masyarakat antar Hutan di wilayah KPHP tahun koordinasi
pemegang ijin dan KPHP Model Kendilo pelaksanaan

RENCANA KEGIATAN V-67


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
BIAYA
TARGET / INDIKATOR WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN ( x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Model Kendilo kegiatan
pemberdayaan
masyarakat antar
pemegang ijin dan
KPHP Model Kendilo
Terlaksananya
Fasilitasi kemitraaan dan Desa-desa sekitar wilayah fasilitasi Kemitraaan
10
integrasi Izin Pemanfaatan Hutan dan integarasi
kelompok
b. program/kegiatan dalam dan Penggunaan Kawasan program/ kegiatan 500 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
tani hutan
rangka pemberdayaan Hutan di wilayah KPHP dalam rangka
kemitraan
masyarakat Model Kendilo pemberdayaan
masyarakat
Terlaksananya
Monitoring dan evaluasi Desa-desa sekitar wilayah Monitoring &
serta pembinaan Izin Pemanfaatan Hutan evaluasi serta
2 kali per
c. pemberdayaan dan Penggunaan Kawasan pembinaan 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
tahun
masyarakat oleh KPHP Hutan di wilayah KPHP pemberdayaan
Model Kendilo Model Kendilo masyarakat oleh
KPHP Model Kendilo
5.8.6 Pengembangan Investasi
Terlaksananya peran
Sebagai penyedia data Pemegang Izin
sebagai penyedia
dan potensi Pemanfaatan Hutan dan
data dan potensi
1. pengembangan investasi Penggunaan Kawasan 2 UM 15 5 5 5
pengembangan
dalam KPHP Model Hutan di wilayah KPHP
investasi dalam KPHP
Kendilo Model Kendilo
Model Kendilo
Jumlah lokasi
Membangun kemitraan terbangunnya
dalam pemanfaatan Wilayah tertentu KPHP 2 Lokasi Kemitraan dalam
4. 1.000 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
wilayah tertentu KPHP Model Kendilo kemitraan pemanfaatan
Model Kendilo Wilayah tertentu
KPHP Model Kendilo
3. Membangun kemitraan Wilayah Izin Pemanfaatan 2 Lokasi Jumlah lokasi 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

RENCANA KEGIATAN V-68


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
BIAYA
TARGET / INDIKATOR WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN ( x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
dengan pemegang izin Hutan dan Penggunaan terbangunnya
dalam pemanfaatan Kawasan Hutan di kemitraan dengan
kawasan hutan, HHBK wilayah KPHP Model pemegang ijin dalam
dan jasling pada IUPHHK- Kendilo pemanfaatan
HT. Kawasan Hutan,
HHBK dan Jasa
lingkungan pada Ijin
pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu (IUPHHK-
HT).
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-69


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.9. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi


dan Stakeholder Terkait
Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan parapihak terkait merupakan salah
satu prasyarat keberhasilan KPHP Model Kendilo dalam mewujudkan visi dan misi
pengelolaannya, mengingat adanya keterbatasan-keterbatasan baik dari sisi SDM dan
kelembagaan, kewenangan serta akses pendanaan. Berdasarkan hasil analisis
pemangku kepentingan yang dilakukan oleh KPHP Model Kendilo, teridentifikasi
beberapa para pihak kunci yang berhubungan dengan KPHP Model Kendilo sebagai
berikut:

Tabel V-27. Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi Parapihak pada Wilayah Kelola
KPHP Model Kendilo

Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi


No Parapihak
yang akan dilaksanakan
1 Kementerian Kehutanan
a. Ditjen Planologi  Data dan informasi status dan fungsi kawasan hutan serta
Kehutanan dan Tata pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan;
Lingkungan, serta BPKH  Penetapan dan revisi wilayah KPH;
Wilayah IV Samarinda  Penyiapan kelembagaan (fasilitasi SDM dan sarana
prasarana);
 Inventarisasi, tata hutan dan penyusunan rencana
pengelolaan KPHP Model Kendilo;
 Penetapan wilayah izin pinjam pakai kawasan hutan;
 Monitoring dan pemantauan izin pinjam pakai kawasan
hutan;
 Tata batas dan pengukuhan kawasan hutan;
 Regulasi dan NSPK pembangunan KPH.
b. Ditjen PHPL dan BPHP  Pemanfaatan kawasan hutan produksi pada wilayah
Samarinda tertentu yang akan dilaksanakan oleh KPHP Model
Kendilo;
 Penyusunan rencana bisnis KPH;
 Penyiapan kelembagaan (fasilitasi SDM dan sarana
prasarana;
 Regulasi dan NSPK pemanfaatan kawasan hutan produksi;
 Monitoring dan pemantauan izin pemanfaatan kawasan
hutan.
 Konvergensi kegiatan dan penganggaran pembangunan
KPHP;
 Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
(RPHJP) KPHP;
c. Ditjen PSKL dan BPDASHL  Penyusunan RHL pada wilayah KPHP;
 Pengembangan perhutanan sosial (HD, HKm, HTR,
Kemitraan Kehutanan);
 Peningkatan SDM terkait RHL dan perhutanan sosial;
 Regulasi dan NSPK pelaksanaan RHL dan perhutanan
sosial.

RENCANA KEGIATAN V-70


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi


No Parapihak
yang akan dilaksanakan
 Fasilitasi penyelesaian konflik tenurial pada wilayah
KPHP.
d. Ditjend KSDAE dan  Pengelolaan kawasan lindung dan keanekaragaman
BKSDAE hayati yang dilindungi;
 Pengamanan dan perlindungan hutan.
e. BP2SDM  Fasilitasi SDM KPHP melalui Bhakti Sarjana Kehutanan
(Basarhut) dan SMK Kehutanan yang selanjutnya akan
menjadi Bhakti Rimbawan;
 Peningkatan SDM KPHP (pelatihan dan training);
 Regulasi dan NSPK SDM KPHP.
f. Biro Perencanaan  Pengalokasian anggaran DAK-Kehutanan untuk
Kementerian Kehutanan pembangunan KPH.
g. Balai Besar  Data dan informasi terkait hasil-hasil penelitian;
Dopterocarpaceae  Pengelolaan KHDTK (Kawasan Hutan dengan Tujuan
Samarinda Khusus);
 Kemitraan pengamanan dan perlindungan hutan.
2 Dinas Kehutanan Provinsi  Validasi dan informasi kehutanan;
Kalimantan Timur  Pengalokasi Anggaran Dekonsentrasi Kehutanan untuk
Pembangunan KPHP;
 Monitoring dan evaluasi pemanfaatan dan penggunaan
Kawasan hutan.
 Pelaksanaan RHL;
 Fasilitasi kelembagaan (SDM dan sarana prasarana);
 Tata hubungan kerja dan sinkronisasi tupoksi.
3 Dinas Pertambangan Provinsi  Data dan informasi terkait izin pertambangan dan pinjam
Kaltim pakai di wilayah KPHP Model Kendilo;
 Monitoring dan evaluasi kegiatan pertambangan dan
pinjam pakai.
4 Dinas Pertanian dan  Validasi dan informasi terkait kegiatan pertanian dan
Perkebunan Provinsi Kaltim perkebunan di kawasan hutan
 Monitoring dan evaluasi pemanfaatan dan penggunaan
Kawasan hutan untuk kegiatan pertanian dan
perkebunan.
5 Dinas Peternakan Provinsi  Validasi dan informasi terkait izin pertanian di kawasan
Kaltim hutan
 Monitoring dan evaluasi pemanfaatan dan penggunaan
Kawasan hutan untuk kegiatan peternakan.
4 Bappeda Kabupaten Paser  Data dan informasi penataan ruang Kabupaten Paser;
 Pengalokasian APBD dan APBN untuk pembangunan
KPHP.
5 BLH Kabupaten Paser  Data dan informasi pengelolaan lingkungan (dokumen
AMDAL pemegang izin);
 Pengelolaan kawasan lindung;
 Monitoring dan evaluasi pemanfaatan dan penggunaan
kawasan hutan terkait aspek lingkungan.
7 Badan Pertanahan Nasional  Data dan informasi terkait status hak milik pengelolaan
(BPN) lahan yang ada pada kawasan hutan;
 Batas areal transmigrasi yang masuk dalam wilayah KPHP
Model Kendilo;
 Penyelesaian kasus-kasus tenurial pada wilayah KPHP

RENCANA KEGIATAN V-71


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi


No Parapihak
yang akan dilaksanakan
Model Kendilo.
8 Polres (Polsek Muara Komam,  Pengamanan dan perlindungan hutan;
Batu Sopang, Muara Samu,  Penyelesaian konflik-konflik tenurial pada wilayah KPHP
Batu Engau) Model Kendilo.
9 Pemerintah Kecamatan  Pemberdayaan masyarakat kampung di sekitar hutan;
(Muara Komam, Batu Sopang,  Penyelesaian konflik tenurial antara masyarakat dengan
Muara Samu, Batu Engau) pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutan.
10 Perguruan Tinggi (RAKI, TESD  Penelitian dan pengembangan;
UNMUL)  Pendampingan dalam penyediaan data dan informasi.
111 Lembaga Swadaya  Data dan informasi melalui penelitian-penelitian
Masyarakat (LSM/NGO) pengembangan pengelolaan kawasan hutan
antara lain: GIZ Forclime, TBI,  Pendampingan dan peningkatan kapasitas pemegang ijin
Bioma, Prakarsa Borneo, pemanfaatan hutan untuk sertifikasi
Setapak  Pendampingan masyarakat dalam membangun kemitraan
pengelolaan kawasan hutan
 Pengembangan metode dan teknologi pengelolaan
kawasan hutan
 Pendampingan KPHP-Model Kendilo dalam peningkatan
kapasitas dan pengembangan pengelolaan kawasan
hutan
11 Kelompok-kelompok  Pemberdayaan masyarakat desa di sekitar hutan;
masyarakat dan lembaga  Penyelesaian konflik tenurial antara masyarakat dengan
antara lain: Forum CSR, pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan
lembaga adat desa. hutan;
 Membangun kemitraan antara pemegang izin dan KPHP
Model Kendilo;
 Monitoring pengelolaan SDA secara partisipatif.
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)

Kegiatan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder yang terkait
dengan KPHP Kendilo untuk mensinergikan, mengintegrasi dan mengelaborasi
program dan kegiatan KPHP Model Kendilo, sekaligus mengkomunikasi keberadaan,
tugas, pokok dan fungsi dari KPHP Kendilo, karena itu perlu dilakukan kegiatan
sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi dan inventarisasi stakeholder yang melakukan kegiatan di
wilayah KPHP Model Kendilo lebih detail termasuk kewenangannya terkait
pembangunan KPHP Model Kendilo.
2. Melakukan integrasi program dan kegiatan dengan instansi dan Stakeholders
terkait.
3. Melakukan pengembangan program bersama dan pembentukan forum
komunikasi.

RENCANA KEGIATAN V-72


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Adapun penjabaran kegiatan Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan


parapihak terkait selama kurun waktu 2017 – 2026 disampaikan dalam tabel berikut :

RENCANA KEGIATAN V-73


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-28. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait di Wilayah KPHP Model
Kendilo Jangka Waktu 2017-2026
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Melakukan identifikasi 25 25
Tersusun
dan inventarisasi
Dokumen
stakeholder yang
identifikasi dan
melakukan kegiatan di
inventarisasi
wilayah KPHP Model Wilayah Kelola KPHP
1. 1 Dokumen stakeholder yang 50
Kendilo lebih detail Model Kendilo
melakukan
termasuk
kegiatan di
kewenangannya terkait
wilayah KPHP
pembangunan KPHP
Model Kendilo
Model Kendilo
Terlaksananya 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
pertemuan
Melakukan integrasi pengintegrasian
2
program dan kegiatan Kantor KPHP Model program dan
2. Pertemuan 50
dengan instansi dan Kendilo kegiatan dengan
per tahun
parapihak instansi dan
Stakeholders
terkait
Melakukan Terlaksananya 2 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Wilayah KPHP Model > 2 Program
3. pengembangan program pengembangan 150
Kendilo per tahun
bersama program bersama
Terbentuknya 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pembentukan forum Kantor KPHP Model 1 kali forum komunikasi
4. 150
komunikasi Kendilo setahun antar
stakeholders
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-74


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Dalam rangka efektifitas pelaksanaan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan
stakeholder terkait maka perlu dibangun forum bersama antara stakeholder
berdasarkan simpul-simpul kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam konteks
koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder yang terkait telah dibentuk
Forum Komunikasi CSR Kabupaten Paser yang dapat dijadikan sarana komunikasi
antar pihak. Forum ini akan menjadi wadah untuk mengiventarisasi kegiatan-kegiatan
kemitraan yang dapat dikembangkan secara tri partit yaitu KPHP Model Kendilo, Unit
Manajemen dan Kelompok Tani Hutan.

5.10. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM


1. Penyediaan SDM
KPHP Model Kendilo merupakan lembaga yang terhitung masih proses transisi
kelembagaan dari pemerintah kabupaten ke pemerintah provinsi dengan kondisi SDM
yang masih sangat terbatas. Berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan
aparatur/personil maka perlu dilakukan penyusunan rencana SDM KPHP Model
Kendilo yang disesuaikan dengan beban kerja dan jumlah aparatur yang dibutuhkan,
dan secara simultan dilakukan penambahan personil untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
Dalam rangka memastikan KPHP Model Kendilo beroperasi secara maksimal
maka prioritas penyediaan SDM minimal yang akan dilakukan pada priode 2017-2026
adalah sebagai berikut.

Tabel V-29. Prioritas Rencana Pemenuhan SDM KPHP-Model Kendilo

Pendidikan Tersedia Sekarang


No Jabatan Kebutuhan
Minimal Jumlah Kualifikasi
1 Kepala KPHP S2 1 1 S2
2 KaSubBag TU S1 1 1 S1
3 Kasi 1 S1 1 - -
4 Kasi 2 S1 1 - -
5 Staf Perencanaan S1 2 2 S1
Staf Administrasi SMK Kehutanan/
6 2 1 S1
Umum SLTA
SMK Kehutanan/
7 Staf Pelaksana 15 4 SMK Kehutanan
SLTA
SMK Kehutanan/
8 Kepala Resort 3 - -
SLTA
SMK Kehutanan/
9 Polhut 12 - -
SLTA
Jumlah 38 9
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)

RENCANA KEGIATAN V-75


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Kebutuhan aparatur/personil KPHP Model Kendilo diharapkan sudah terisi


sejak tahun 2017 seiring dengan proses transisi kelembagaan KPHP Model Kendilo
dari pemerintah Kabupaten Paser ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Untuk
pengisian aparatur/personil jabatan struktural akan disusu berdasarkan tipe A
lembaga UPTD lingkup Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Tahapan
kebutuhan aparatur/personil disusun dengan mempertimbangkan kemampuan
pembiayaan dari pemerintah provinsi, yang diharapkan sudah terisi lengkap dalam
tiga tahap sebagai berikut :
Tabel V-30. Tahapan Pemenuhan Aparatur SDM KPHP-Model Kendilo selama 2017 - 2026

Tahap I Tahap II Tahap III


No Jabatan Kebutuhan
(2017-2018) (2019-2020) (2021-2022)
1 Kepala KPHP 1 1 - -
2 KaSubBag TU 1 1 - -
3 Kasi 1 1 1 - -
4 Kasi 2 1 1 - -
5 Staf Perencanaan 2 2 - -
6 Staf Administrasi Umum 2 1 1 -
7 Staf Pelaksana 15 8 4 3
8 Kepala Resort 3 3 - -
9 Polhut 12 6 3 3
Jumlah 38 24 8 6
Sumber: Hasil Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

Gambar V-3. Rencana Struktur dan Pembagian SDM KPHP-Model Kendilo selama 2017 -

2026

RENCANA KEGIATAN V-76


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2. Peningkatan Kapasitas Aparatur


Disamping pemenuhan kebutuhan jumlah aparatur, pengembangan aparatur
juga perlu dilakukan baik struktural maupun fungsional. Pendidikan dan latihan
struktural tentunya telah baku ditetapkan oleh Badan Diklat Daerah. Pendidikan teknis
fungsional untuk tenaga lapangan perlu dirancang untuk dapat difasilitasi agar
penyelenggaraan pengelolaan hutan semakin berkualitas. Berbagai pendidikan dan
latihan ini yang dibutuhkan diantaranya Diklat perencanaan hutan, diklat polisi
kehutanan, Diklat Pengawas Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (Wasganis
PHPL) meliputi Wasganis Canhut (Perencanaan), Wasganis Nenhut (Pemanenan
Hutan), Wasganis PKB (Penguji Kayu Bulat), Wasganis Binhut (Pembinaan Hutan),
Diklat Pengelolaan Kawasan Lindung Dan Konservasi, Diklat Penatausahaan Hasil
Hutan Kayu, Diklat Pengolahan Hasil Hutan Kayu Dan Non Kayu, Diklat Resolusi Dan
Manjemen Konflik, Diklat GIS dan Perpetaan serta Lainnya.

Tabel V-31. Prioritas Kebutuhan Peningkatan SDM KPHP Model Kendilo

No Uraian Diklat Jumlah Tahapan Pelatihan


Tahap I Tahap II Tahap III
(2017-2018) (2019-2020) (2021-2022)
A Diklat Struktural
1. Diklat Kepala KPH 1 1
2. Diklat Perencanaan Hutan 3 1 1 1
3. Diklat Kepala RPH 3 1 1 1
B Jabatan Fungsional
Perencanaan Hutan
1. Diklat Perencanaan Hutan
4 2 2 -
(Wasganis Canhut)
2. Diklat Pengukuran dan
12 4 4 4
Perpetaan (GIS)

Perlindungan Hutan &


Konservasi SDA
1. Diklat Polisi Kehutanan 12 6 3 3
2. Diklat PPNS Kehutanan 4 2 2 -
3. Diklat Pengendali Ekosistem
2 1 1 -
Hutan (PEH)
4. Diklat Pengendali Konflik
2 1 1 -
Tenurial
5. Diklat Pengendali Kebakaran
Hutan 5 2 2 1

RENCANA KEGIATAN V-77


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

No Uraian Diklat Jumlah Tahapan Pelatihan


Tahap I Tahap II Tahap III
(2017-2018) (2019-2020) (2021-2022)
Pemanfaatan dan Monev
Perizinan
1. Wasganis Pemanenan Hutan 2 1 1 -
2. Wasganis Pengukuran Kayu
2 1 1 -
Bulat (PKB)
RHL dan Perhutanan Sosial
1. Pengelola Persemaian 2 1 1 -
2. Pemberdayaan masyarakat
2 1 1 -
dan penyuluhan
C Kebutuhan Khusus
1. Diklat Pengelola Bisnis KPH 2 1 1 -
2. Diklat Pengelola Keuangan 2 1 1 -
Sumber: Hasil Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-78


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-32. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan SDM di KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Jumlah aparatur 500 500 250 250 150 150
sesuai
Kantor KPHP Model
1. Penyediaan SDM 33 Orang kompetensi yang 1.800
Kendilo
dibutuhkan
terpenuhi
Jumlah aparatur 60 60 60 60 60 60
yang mengikuti
Peningkatan kapasitas Kantor KPHP Model Pendidikan dan
2. 60 Diklat 360
aparatur Kendilo pelatihan sesuai
kebutuhan
terpenuhi
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-79


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.11. Penyediaan Pendanaan


Perencanaan pembiayaan harus dilakukan secara terpadu antara pemerintah,
pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota untuk efisiensi dan menghindari
pengadaan suatu sarana prasarana tumpang tindih. Pembiayaan dengan sumber dana
APBN, selain digunakan untuk pembangunan sarana prasarana juga dimungkinkan
untuk membiayai kegiatan pengelolaan hutan. Menggunakan KPH sebagai bagian
penguatan system pengurusan hutan dengan mewujudkan integrasi program atau
konvergensi program kehutanan nasional, provinsi dan kabupaten/kota (rehabilitasi,
inventarisasi, pemberdayaan masyarakat, dll.), sehingga diperoleh sinergisitas
kegiatan pembangunan kehutanan. Dengan banyaknya aktivitas kegiatan kehutanan
di lokasi KPH, maka secara otomatis akan menarik para rimbawan muda untuk bekerja
di lapangan.
Selama jangka waktu lima tahun pengelolaan awal, sumber pendanaan
pembangunan KPHP Kendilo diharapkan berasal dari APBN, DBH-DR Kehutanan,
DAK bidang kehutanan, DAU (pendamping DAK), dan APBD murni Prov. Kaltim.
Proses pendanaan pemerintah diusulkan melalui usulan kegiatan yang dituangkan
dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) pemerintah per tahun. Penggalian
sumber pembiayaan dari sumber lain yang syah dan tidak mengikat sangat
dimungkinkan, dengan menyampaikan program peluang investasi yang telah disusun
sesuai dengan rencana pengelolaan jangka panjang kepada lembaga donor. Pada
tahal awal ini, prinsip pendanaan dari pemerintah dan lembaga donor dijadikan modal
investasi awal untuk membangun kemantapan kelembagaan dan sarana prasarana.
Pada tahap lima tahun kedua ( Tahun 2022 – 2026), KPHP Model Kendilo sudah
harus mandiri dengan sumber pendanaan berasal dari hasil investasi dan bagi hasil
kemitraan. Dana pemerintah maupun lembaga donor hanya bersifat pendamping atau
fasilitasi non fisik. Investasi yang dikembangkan terutama pada wilayah tertentu untuk
pemanfaatan HHK-HT, jasa lingkungan dan HHBK dengan menjalin kerja sama
dengan pihak investor / swasta. Bagi hasil kemitraan di peroleh dari hasil panen produk
agroforestry dan sejenisnya di wilayah blok pemberdayaan masyarakat, dengan tetap
mengutamakan kelompok tani hutan.

RENCANA KEGIATAN V-80


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Skema tahapan sumber pendanaan KPHP Model Kendilo ditampilkan sebagai


berikut :

Gambar V-4. Skema Tahapan Penyediaan Pendanaan KPHP-Model Kendilo

Dana pemerintah direncanakan mendukung kegiatan KPHP Kendilo mencapai


90 % dan dimungkinkan dana lembaga donor mencapai 10%. Target kemandirian
KPHP Model Kendilo akan dicapai pada tahun 2022 dimana saat itu semua dana
pemerintah pada 5 tahun sebelumnya sudah menjadi investasi sarana-prasarana
usaha produktif sehingga menginjak tahun ke-6 (2022) sudah menghasilkan
pendapatan sendiri mencapai 70% yang bersumber dari investasi dan bagi hasil
kemitraan/kerja sama. Sisanya 20% tetap berasal dari dana pemerintah untuk biaya
gaji aparatur dan 10% dari lembaga donor untuk kegiatan penguatan/fasilitasi non fisik.
Beberapa kegiatan penyediaan dana KPHP Model Kendilo adalah :
1. Pengusulan rencana kegiatan dan anggaran tahunan SKPD Dinas Kehutanan
Provinsi Kalimantan Timur untuk dana APBD Provinsi.
2. Pengusulan rencana kegiatan dan anggaran kementerian/lembaga untuk Dana
APBN melalui Balai Pengelolaan hutan Produksi Wilayah XI Samarinda.
3. Pengusulan proposal kegiatan ke lembaga donor.
4. Pengusulan proposal bisnis/kerja sama investasi dengan investor/swasta untuk
pemanfaatan wilayah tertentu.
5. Pengaturan besaran bagi hasil kemitraan KPHP Model Kendilo dengan kelompok
tani hutan.

RENCANA KEGIATAN V-81


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-33. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyediaan Pendanaan di KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Tersusun
Pengusulan rencana dokumen RKA
kegiatan dan anggaran Dinas Kehutanan Provinsi 1 Dokumen dan ditetapkan
1. 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
tahunan SKPD utk Dana Kalimantan Timur per tahun DPA kegiatan
APBD Provinsi KPHP Model
Kendilo
Tersusun
Pengusulan rencana dokumen RKA-KL
kegiatan dan anggaran BPHP Wilayah XI 1 Dokumen dan ditetapkan
2. 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
kementerian/lembaga Samarinda per tahun DPA kegiatan
untuk DANA APBN KPHP Model
Kendilo
Tersusun
Pengusulan proposal dokumen
3. kegiatan ke lembaga Lembaga Donor terkait 3 Dokumen proposal dan 10 5 5
donor disetujui oleh
lembaga donor
Pengusulan proposal
Tersusun
bisnis/kerja sama
dokumen
investasi dengan Investor dan KPHP Model 10
4. proposal dan 15 5 5 5
investor/swasta untuk Kendilo Dokumen
Persetujuan kerja
pemanfaatan wilayah
sama investasi
tertentu
Pengaturan besaran bagi Persetujuan
hasil kemitraan KPHP 20 dokumen
5. KPHP Model Kendilo 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Model Kendilo dengan Dokumen kemitraan dan
kelompok tani hutan besaran bagi hasil
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-82


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.12. Pengembangan Database


Tujuan umum pengembangan sistem database dan informasi KPHP Model
Kendilo adalah untuk menyediakan data dan informasi yang dapat diakses dengan
mudah oleh para stakeholders untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pembangunan kehutanan. Selain itu, database sebagai materi promosi investasi
dengan menyediakan data potensi wilayah kelola KPHP Model Kendilo serta peluang
investasi. Database bermanfaat pula tntuk menyediakan data dan informasi dalam
rangka penelitian dan pengembangan wilayah kelola KPHP Model Kendilo.
Database ini disusun secara sistematik dan berbasis komputerisasi internet
dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pengadaan peralatan pendukung database (Komputer, program dan jaringan
internet)
2. Pengelolaan database biogeofisik, sosial ekonomi budaya, pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan.
3. Pembangunan database kehutanan berbasis Sistem Informasi Geografis (spasial).
4. Penyusunan protokol dan mekanisme pertukaran data.
5. Pembangunan sistem komputerisasi dan internet.

Jenis data dan informasi wilayah kelola KPHP Kendilo untuk mendukung sistem
informasi kehutanan secara berjenjang dan terintegrasi meliputi jenis data
sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel V-33. Pengembangan Database KPHP Model Kendilo dalam Mendukung Sistem
Informasi Kehutanan di Tingkat KPH
No Jenis Data Uraian Jenis Data
1. Kawasan dan 1. Luas dan letak wilayah kelola KPHP Kendilo
Potensi Hutan 2. Potensi Hasil Hutan Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu
3. Luas areal tertutup dan tidak tertutup hutan
4. Luas dan letak areal penggunaan kawasan hutan dan pemanfaatan hutan
5. Jenis flora dan fauna
6. Gangguan kemanan hutan
7. Lokasi dan luas areal kebakaran hutan
8. Perlindungan hutan
2. Rehabilitasi 1. Lokasi dan luas lahan kritis berdasarkan DAS
Lahan Kritis 2. Laju deforestasi dan degradasi
3. Hasil rehabilitasi hutan dan lahan
4. Luas dan kegiatan reklamasi hutan
5. Pengembangan kegiatan perbenihan
3. Pemberdayaan 1. Lokasi dan luas hutan desa
Masyarakat 2. Jumlah, letak dan luas areal HTR, HKm.
3. Pengembangan PHBM dan Jasa Lingkungan
4. Pengelolaan ekonomi dan peningkatan usaha masyarakat disekitar hutan.
4. Tata Kelola 1. Jumlah Personil (Pns Dan Non Pns)
Kehutanan 2. Alokasi Dan Realisasi Anggaran
3. Sarana Dan Prasarana Pegelolaan Hutan

RENCANA KEGIATAN V-83


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

No Jenis Data Uraian Jenis Data


4. Pelaksanaan dan Pelaporan Audit Kinerja
5. Penyuluhan Kehutanan
6. Hasil hasil Penelitian
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)

Pengembangan database ini akan membutuhkan tenaga staf khusus yang


mengelola IT di kantor KPHP Model Kendilo dan kebutuhannya di awal tahun 2017
seiring dengan penyediaan sarana dan prasarana berupa satu komputer IT dengan
jaringan internet, dengan rencana sebagai berikut :

Tabel V-35. Kebutuhan SDM dan Perangkat Sistem Informasi Database KPHP-Model Kendilo

Tahun Kebutuhan
No Kebutuhan Jumlah
2017 - 2018
1 Operator SIG 1 Org 1
2 Operator Website dan IT 1 Org 1
3 Komputer Server 1 Unit 1
4 Komputer SIG 1 Unit 1
4 Komputer Website/IT 1 Unit 1
5 Jaringan Internet 1 line/20 Gb 1
6 Program IT 1 Program 1
Sumber: Hasil Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

Keberadaan sistem informasi database akan mendukung penyelenggaran


pengelolaan hutan di tingkat tapak sesuai dengan tugas-tugas KPHP Model Kendilo
yang disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel V-36. Pengembangan Database KPHP Model Kendilo untuk Mendukung Pengelolaan
Hutan di Tingkat Tapak
No Jenis Data Uraian Jenis Data
1 Kegiatan Pengelolaan Hutan - Informasi dan Data Spasial Tata Hutan dan penyusunan
rencana pengelolaan hutan.
- Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)
- Informasi Neraca Sumber Daya Hutan (INSDH)
- Realisasi dan kemajuan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Panjang
- Realisasi dan kemajuan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Pendek
2 Pencatatan kegiatan fisik Mengakomodasi pencatatan proses, prosedur dan pelaksanaan
pengelolaan sumber daya pengelolaan hutan baik yang dilaksanakan sendiri KPHP Kendilo
hutan atau pun pemegang izin, meliputi seluruh tindakan silvikultur
pengelolaan hutan dan tindakan lainya menurut kaidah dan
atau tujuan pengelolaan hutan lestari
3 Pencatatan pembiayaan Melakukan pencatatan sumber-sumber pembiayaan dan
pengelolaan sumber daya realisasi, proses perhitungan biaya pengelolaan sumber daya
hutan hutan, penerimaan dan pengeluaran pada seluruh
pemanfaatan hutan/penggunaan hutan
4 Laporan pelaksanaan Menghasilkan laporan kegiatan fisik dan laporan keuangan dari

RENCANA KEGIATAN V-84


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

No Jenis Data Uraian Jenis Data


pengelolaan sumber daya proses pengelolaan sumber daya hutan yang menjamin
hutan akuntabilitas pengelolaan hutan dan keuangan.
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)

Pencapaian pengembangan data base dalam rencana pengelolaan hutan selama


10 tahun KPHP Model Kendilo diselenggarakan melalui kegiatan sebagaimana dalam
tabel 3.6.

5.13. Rasionalisasi Wilayah Kelola


Rasionalisasi Wilayah KPHP Model Kendilo sangat memungkinkan untuk
dilakukan mengingat pertimbangan sebagai berikut:
1. Konflik Tenurial dan Tumpang Tindih Pemanfaatan Kawasaan
Keberadaan masyarakat yang secara turun temurun di dalam dan sekitar
kawasan hutan perlu dipertimbangkan untuk enclave kawasan hutan sehingga
kepastian status kawasan terhadap wilayah kelola KPHP Model Kendilo dan
masyarakat akan semakin jelas. Setidaknya ada 20 desa yang pemukimannya berada
di dalam dan di sekitar kawasan hutan KPHP Model Kendilo. Berdasarkan hasil
pemantauan dan data yang terkumpul, serta peta penunjukan Kawasan hutan
beberapa wilayah kawasan hutan yang berada pada wilayah kelola KPHP-Model
Kendilo, masih terdapat beberapa aktivitas masyarakat yang perlu dipertimbangkan
untuk di enclave mengingat konflik tenurial yang terjadi cukup siginifikan.
Selanjutnya, perubahan luasan kawasan hutan akan secara dinamis terus terjadi
mengingat :
a. proses tata batas wilayah provinsi Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan
belum selesai sehingga luasan kawasan hutan dan perbedaan kepentingan
peruntukan wilayah hutan antara pemerintah Provinsi Kaltim dengan Kalsel masih
dinamis terjadi.
b. Secara internal, tata batas wilayah pengelolaan oleh izin pemanfaatan hutan dan
penggunaan lahan hutan juga belum selesai semua sehingga proses tata batas
kawasan pengelolaan harus terus dilakukan untuk menghindari tumpang tindih
pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.
c. Tata batas kawasan hutan secara fungsional juga belum selesai, terutama pada
fungsi kawasan hutan lindung dan hutan produksi unit I sehingga tugas rumahan
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IX Samarinda masih terus berlanjut di
bantu oleh KPHP Model Kendilo.

RENCANA KEGIATAN V-85


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-37. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pengembangan Database KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
3 unit
Pengadaan peralatan
komputer,
pendukung database Peralatan
1 program
(Komputer Server-SIG- Kantor KPHP Model pendukung
1. website, 1 200 100 100
Website, Kendilo database
line
program/software, terpenuhi
jaringan
jaringan internet)
internet
Adanya dokumen
data dan
informasi
Dokumen
Pengolahan data base biogeofisik dan
Data analog
biogeofisik, sosial sosekbud
dan data
ekonomi budaya, Kantor KPHP Model masyarakat,
2. spasial ter 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
pemanfaatan dan Kendilo pemanfaatan dan
update
penggunaan kawasan penggunaan
setiap
hutan kawasan hutan
tahun
dalam bentuk
data analog dan
spasial
Terbangunnya
Sistem Informasi
Geografis
Pembangunan database 1 set data
Kantor KPHP Model Kehutanan yang
3. kehutanan berbasis SIG tematik 20 10 10
Kendilo memuat tematik
(spasial) spasial
spasial wilayah
KPHP Model
Kendilo
Tersusunnya 5 5
Penyusunan protokol dan dokumen standar
Kantor KPHP Model
4. mekanisme pertukaran 1 Dokumen protokol dan 10
Kendilo
data mekanisme
pertukaran data

RENCANA KEGIATAN V-86


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)


NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Terbangunnya
system
Pembangunan sistem 1 Website komputerisasi
komputerisasi dan Kantor KPHP Model KPHP dan internet data
5. 10 5 5
internet database Kendilo Model base kehutanan
kehutanan Kendilo pada Website
KPHP Model
Kendilo
Launching
Jaringan
Website sistem
Website
Implementasi sistem Kantor KPHP Model Informasi
6. internal 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
informasi kehutanan Kendilo Database
dan
Kehutanan KPHP
eksternal
model Kendilo
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-87


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

2. Tingginya Deforestasi dan Degradasi Hutan


Akibat dari konflik tenurial dan tumpang tindih pemanfaatan kawasan oleh
masyarakat dan perusahaan yang berada di sekitar wilayah KPHP-Model Kendilo,
maka banyak areal yang mengalami deforestasi dan degradasi. Banyak wilayah yang
sudah terbuka dan menjadi semak belukar, hal ini menjadikan potensi kayu pada
wilayah KPHP-Model Kendilo ini sangat kurang. Dengan demikian akan ada
rasionalisasi penentuan blok peruntukan kegiatan pada wilayah KPHP yang mungkin
awalnya blok pemanfaatan HHK-HT akan menjadi blok pemberdayaan untuk
menjembatani wilayah konflik tenurial dengan konsep rehabilitasi – agroforestry.

3. Keluarnya izin baru pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan


Wilayah KPHP Model Kendilo memiliki izin pencadangaan HHK-HT PT jaya Bumi
Paser pada hutan produksi yang sewaktu-waktu status perijinan dapat meningkat
menjadi IUPHHK-HT. Disisi lain, wilayah KPHP Model Kendilo menyimpan potensi
cadangan batu bara yang belum tereksploitasi dan beberapa perusahaan tambang
(terbesar PT Kideco Jaya Agung dan PT Batubara Selaras Sapta) yang telah
mengeplot wilayah eksplorasinya. Kondisi demikian sangat berpotensi mengubah
batasan, luasan dan pola peruntukan hutan wilayah KPHP Model Kendilo. Kegiatan
pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, umumnya akan mendorong
timbulnya konflik tenurial baru bila tidak segera diantisipasi dari awal. Oleh karenanya
rasionalisasi wilayah kelola KPHP Model Kendilo menjadi obyek dampak yang harus
dilakukan dan juga menjadi bagian solusi dari permasalahan yang timbul kemudian.

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, akan dilakukan


Rasionalisasi Wilayah KPHP Model Kendilo setiap 10 tahun sekali, melalui evaluasi
efektifitas dan efisiensi pengelolaan yang telah dilakukan. Strategi yang sebaiknya
dilakukan adalah proaktif dalam melakukan koordinasi penjemputan program,
memonitoring perubahan kondisi lapangan dan selalu up to date terhadap status
perijinan dan hasil tata batas. Beberapa kegiatan rencana rasionalisasi wilayah kelola
KPHP Model Kendilo adalah :
1. Menginventarisasi hasil monitoring dan evaluasi wilayah kelola KPHP Model
Kendilo per lima tahun.
2. Menyusun bahan evaluasi rasionalisasi wilayah kelola KPHP Model Kendilo pada
tahun ke 10.
3. Menyusun rencana rasionalisasi wilayah kelola untuk dijadikan penetapan RPHJP
KPHP Model Kendilo tahun 2027 – 2036.

RENCANA KEGIATAN V-88


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

4. Pembahasan rencana rasionalisasi wilayah kelola KPHP Model Kendilo dengan


stakeholder terkait.
5. Penetapan Rencana Rasionalisasi wilayah Kelola KPHP Model Kendilo pada
RPHJP KPHP Model Kendilo Tahun 2027 – 2036.

Adapun rincian rencana rasionalisasi wilayah kelola KPHP Model Kendilo tahun
2017 – 2026 disampaikan dalam tabel berikut :

RENCANA KEGIATAN V-89


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-38. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Rasionalisasi Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Tersusunnya
dokumen
Menginventarisasi hasil
inventarisasi hasil
monitoring dan evaluasi Wilayah KPHP Model 1 Dokumen
1. monitoring dan 10 10
wilayah kelola KPHP Kendilo per 5 tahun
evaluasi wilayah
Model Kendilo
kelola KPHP
Model Kendilo
Tersusunnya
Menyusun bahan evaluasi
dokumen dan
rasionalisasi wilayah 1 Dokumen
Kantor KPHP Model peta evaluasi
2. kelola KPHP Model per 10 10 10
Kendilo rasionalisasi
Kendilo pada tahun ke 10. tahun
wilayah KPHP
Model Kendilo
Tersusunnya
Menyusun rencana
dokumen dan
rasionalisasi wilayah
peta rencana
kelola untuk dijadikan Kantor KPHP Model 1 Dokumen
3. rasionalisasi 10 10
bahan penetapan RPHJP Kendilo Rasionaliasi
wilayah KPHP
KPHP Model Kendilo
Model Kendilo
tahun 2027 – 2036
2027 - 2036
Terlaksananya
rapat
Pembahasan rencana pembahasan
rasionalisasi wilayah 1 kali dokumen dan
Kantor KPHP Model
4. kelola KPHP Model Pertemuan/ peta rencana 25 5
Kendilo
Kendilo dengan rapat rasionalisasi
stakeholder terkait wilayah KPHP
Model Kendilo
2027 - 2036
Penetapan Rencana Kantor KPHP Model 1 Dokumen Ditetapkannya
5. 15 15
Rasionalisasi wilayah Kendilo Penetapan dokumen dan

RENCANA KEGIATAN V-90


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Kelola KPHP Model Rasionaliasi peta rencana
Kendilo pada RPHJP KPHP rasionalisasi
Model Kendilo Tahun wilayah KPHP
2027 – 2036 Model Kendilo
2027 - 2036
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-91


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

5.14. Review Rencana Pengelolaan


Dokumen Rencana Kelola Pemanfaatan Hutan di wilayah KPHP-Model Kendilo
Tahun 2017 – 2026 akan dilakukan review dikarenakan terjadinya dinamika politik dan
sosial, ekonomi, budaya di wilayah KPHP Model Kendilo yang dilatarbelakangi oleh :
a. Konflik tenurial dan tumpang tindih pemanfaatan kawasan.
b. Tingginya deforestasi dan degradasi hutan.
c. Keluarnya izin baru pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan.
d. Target perencanaan tahunan, lima tahunan ataupun selama 10 tahun diprediksi
tidak akan tercapai bila tidak segera pendekatan pengelolaannya.
e. Perubahan kebijakan dan ketentuan perundang-undangan terkait pengelolaan
wilayah hutan.
f. Perubahan tata ruang tingkat nasional, provinsi dan daerah yang memprioritaskan
pemanfaataan hutan atau penggunaan kawasan hutan tertentu.
g. dan hal lainnya baik secara internal maupun eksternal yang memberikan dampak
signifikan pada pengelolaan wilayah hutan di KPHP Model Kendilo.
Perubahan kondisi di atas cenderung akan mendorong terjadinya peninjauan
ulang atas rencana yang dibuat dikarenakan dipertimbangkan rencana yang ada sudah
tidak sesuai lagi dengan kondisi yang ada. Artinya bahwa review dilakukan sebagai
jalan untuk kemungkinan melakukan revisi atas rencana yang sudah ada. Proses
review akan memanfaatan hasil monitoring dan evaluasi tahunan terhadap rencana
dan target kegiatan.
Sesuai dengan ketentuan maka kegiatan review akan dilakukan minimal 5 (lima)
tahun sekali dalam rangka memperoleh data update dan akurat pada masing-masing
unit pengelolaan, blok dan petak sehingga minimal dapat diketahui apakah kegiatan
dilaksanakan sesuai arah kebijakan pengelolaan yang telah ditetapkan dan
perkembangan yang dicapai.
. Kegiatan review pengelolaan wilayah KPHP Model Kendilo pada lima tahunan
sebagai berikut :
1. Menginventarisasi hasil monitoring dan evaluasi wilayah kelola KPHP Model
Kendilo per tahun.
2. Menyusun bahan evaluasi review wilayah kelola KPHP Model Kendilo pada tahun
ke - 5.
3. Menyusun rencana review kegiatan wilayah kelola untuk dijadikan bahan
penetapan review RPHJP KPHP Model Kendilo tahun 2017 – 2026.

RENCANA KEGIATAN V-92


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

4. Pembahasan rencana review kegiatan wilayah kelola KPHP Model Kendilo tahun
2017-2026.
5. Penetapan Rencana Kegiatan KPHP Model Kendilo Revisi I Tahun 2017 – 2026.

Skenario hasil evaluasi dapat terjadi pada beberapa alternatif yaitu :


a. Revisi Total, bila 90% rencana kegiatan tidak ada yang tercapai dan diperkirakan
tidak akan tercapai pada tahun ke-10.
b. Revisi Sebagian, bila hanya sekitar 50% yang diperkirakan rencana kegiatan
tidak akan tercapai pada tahun ke-10.
c. Tanpa Revisi, karena diprediksi sesuai kemajuan rencana kegiatan per tahun
akan tercapai hingga tahun ke-10.

Skema keseluruhan proses review rencana pengelolaan digambarkan ada


gambar berikut :

Gambar V-5. Skema Proses Review Rencana Pengelolaan KPHP-Model Kendilo

Metoda utama yang digunakan untuk review Rencana Kelola KPHP-Model


Kendilo adalah Analisis Kualitatif (Qualitative Analysis) terhadap dokumen
perencanaan pengelolaan KPH sendiri dan dokumen perencanaan daerah dan
kehutanan lainnya, dokumen-dokumen serta laporan-laporan terkait yang tersedia
berkaitan dengan hutan dan kehutanan, serta perubahan peraturan perundangan yang

RENCANA KEGIATAN V-93


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

berlaku selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, selanjutnya dikombinasikan


dengan Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) berkaitan dengan implementasinya,
observasi fakta lapangan dan jika diperlukan hasil interview terhadap parapihak yang
relevan terhadap lingkup dan tujuan review.
Adapun rincian review rencana kegiatan KPHP Model Kendilo tahun 2017 – 2026
disampaikan dalam tabel 3.8.

5.15. Pengembangan Investasi


Pengembangan investasi di wilayah KPHP Model Kendilo terbagi dalam dua
kelompok investasi yaitu :
1. Kelompok investasi di wilayah non tertentu
Investasi di wilayah non tertentu ini diarahkan pada para pemegang izin
pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan yang telah memiliki izin baik
yang telah melaksanakan kegiatan ataupun yang belum aktif. Kelas
perusahaannya adalah skala besar meliputi IUPHHK-HT dan IPPKH.

2. Kelompok investasi di wilayah tertentu


Investasi di wilayah tertentu akan diarahkan pada dua sasaran yaitu :
- Investasi kerja sama antara KPHP Model Kendilo dengan pihak Investor dari
BUMN, BUMD dan swasta. Kelas perusahaan ini bersifat skala menengah dan
besar yang akan mengelola blok HP-pemanfaatan HHK-HT, Jasa Lingkungan
dan HHBK serta Blok HL-Pemanfaatan. Ijin yang akan dikelola meliputi :
IUPHHK-HT, IUPJL,IUPHHBK dan sejenisnya.
- Investasi kemitraan antara KPHP Model Kendilo dengan kelompok tani hutan,
koperasi desa dan BUMDES. Kelas perusahaan ini bersifat skala kecil dengan
luasan kelola di bawah 100 Ha pada blok pemberdayaan masyarakat.

RENCANA KEGIATAN V-94


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-39. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Review Rencana Pengelolaan KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Tersusunnya
dokumen
Menginventarisasi hasil
inventarisasi hasil
monitoring dan evaluasi Wilayah KPHP Model 1 Dokumen
1. monitoring dan 10 10
wilayah kelola KPHP Model Kendilo per 5 tahun
evaluasi wilayah
Kendilo
kelola KPHP Model
Kendilo
Menyusun bahan evaluasi Tersusunnya
review rencana dokumen dan peta
Kantor KPHP Model 1 Dokumen
2. pengelolaan KPHP Model review rencana 10 10
Kendilo per 5 tahun
Kendilo pada tahun ke 5. pengelolaan wilayah
KPHP Model Kendilo
Tersusunnya
Menyusun review rencana
1 Dokumen dokumen dan peta
pengelolaan untuk
Kantor KPHP Model Review review rencana
3. dijadikan bahan penetapan 10 10
Kendilo Rencana pengelolaan KPHP
RPHJP KPHP Model Kendilo
Penglolaan Model Kendilo 2027 -
Revisi I tahun 2027 – 2036
2036
Terlaksananya rapat
pembahasan
Pembahasan review
1 kali dokumen dan peta
rencana pengelolaan KPHP Kantor KPHP Model
4. Pertemuan/ review rencana 25 25
Model Kendilo dengan Kendilo
rapat pengelolaan KPHP
stakeholder terkait
Model Kendilo 2027 -
2036
Penetapan Review Ditetapkannya
Rencanan Pengelolaan 1 Dokumen dokumen RPHJP
Kantor KPHP Model
5. KPHP Model Kendilo pada Penetapan KPHP Model Kendilo 15 15
Kendilo
RPHJP KPHP Model Kendilo Review Revisi I Tahun 2027 -
Revisi I Tahun 2027 – 2036 2036
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-95


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Berdasarkan potensi sumber daya hutan yang ada di KPHP Model Kendilo, maka
dua kelompok investasi di atas akan di arahkan pengembangan investasi bisnis yang
akan dikembangkan dalam kurun waktu 10 Tahun adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman dan Pengembangan


Pembenihan dan Pembibitan

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Tanaman merupakan upaya memanfaatkan kayu


hutan tanaman yang masih ada di wilayah tertentu KPHP-Model Kendilo yang terdapat
pada Blok HP-HHK-HT, yang merupakan areal bekas lahan Inhutani II yang telah tidak
aktif lagi di areal tersebut maupun areal lain di blok pemberdayaan masyarakat.
Dengan memanfaatkan hasil hutan kayu, maka diperlukan rehabilitasi lahan
setelah penebangan, untuk itu pembangunan pembenihan/pembibitan untuk
memenuhi dan meningkatkan hutan tanaman sebagai penghasil kayu baik untuk
industri, pertukangan, kayu energi dan lain-lain perlu dilakukan. Dengan menggunakan
materi tanaman yang unggul melalui kegiatan pembibitan yang baik akan dapat
meningkatkan produktivitasnya dan mutu tegakan yang dihasilkan.
Rencana kegiatan pengembangan yang akan dilakukan, secara garis besar
dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel V-40. Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi Bisnis Melalui Pengelolaan Hasil
Hutan Kayu Hutan Tanaman

Jenis Pemanfaatan Lokasi Rencana Kegiatan Produk


A. Pemanfaatan Wilayah Tertentu 1. Menyusun Master 1. Kayu Log Hutan
Hasil Hutan pada Hutan Plan/Rencana Bisnis Tanaman
Kayu-Hutan Produksi Blok HP- 2. Penyusunan RKUPHHK- 2. Kayu gergajian
Tanaman HHK-HT HT untuk Wilayah
Tertentu
3. Penyusunan rencana
Pembangunan Industri
Primer Hasil Hutan
4. Penyiapan dan
pemantapan
Kelembagaan Bisnis
(Organisasi, SDM dan
sarana prasarna)
5. Membangun kerjasama
/kemitraan dengan
investor
6. Monitoring dan Evaluasi
secara berkala
B. Pengembangan Untuk memenuhi 1. Menyusun Master 1. Benih dan Bibit
Pembenihan kebutuhan bibit Plan/Rencana Bisnis Tanaman

RENCANA KEGIATAN V-96


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Jenis Pemanfaatan Lokasi Rencana Kegiatan Produk


dan Pembibitan bagi areal Hutan 2. Pembangunan 2. Benih dan Bibit
Tanaman (HTI) persemaian Hutan Alam
yang akan 3. Penyiapan dan Sertifikasi
ditanami maka pemantapan 3. Benih dan Bibit
penting untuk Kelembagaan Bisnis Hutan Tanaman
membangun (Organisasi, SDM dan Sertifikasi
persemaian yang sarana prasarana) 4. Pengembangan
dapat dipusatkan 4. Membangun kemitraan kultur jaringan
dekat dengan dengan masyarakat
areal HTI yaitu di 5. Monitoring dan Evaluasi
Blok HP-HHK-HT. secara berkala
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

2. Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)


Sumberdaya hutan (SDH) mempunyai potensi multi fungsi yang dapat
memberikan manfaat social, ekonomi, dan budaya serta lingkungan bagi
kesejahteraan masyarakat. Manfaat tersebut selain berasal dari Hasil Hutan Kayu
(HHK), juga dapat dihasilkan dari Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Produk-produk
yang dihasilkan dari HHBK dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di antaranya
untuk pangan (Food), energi (Energy) dan obat-obatan termasuk kosmetika
(Medicine).
Potensi yang bisa diberikan oleh HHBK di wilayah KPHP Model Kendilo, sampai
saat ini belum dikelola dan memiliki potensi cukup tinggi untuk dikembangkan skala
investasi/bisnis, jika pengelolaannya dilakukan secara terpadu dengan pengembangan
teknologi dan hasil penelitian yang memadai. Dalam rangka pengembangan HHBK
untuk investasi/bisnis, KPHP Model Kendilo akan memprioritaskan pada
pengembangan pengelolaan madu, rotan, aren, gaharu, tanaman obat, dan air minum
siap pakai (kemasan/gallon).
Rencana pengembangan investasi bisnis pengelolaan hasil hutan bukan kayu
(HHBK) yang akan dilakukan dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel V-41. Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi Bisnis HHBK pada KPHP Model
Kendilo
Jenis Pemanfaatan Potensi Rencana Kegiatan Produk
A. Pengelolaan Terdapat pohon penghasil 1. Melakukan inventarisasi 1. Madu Alam
Madu Alam dan madu alam dikampung di kembali terhadap pohon dalam
Budidaya sekitar dan di dalam madu alam yang ada kemasan
wilayah KPHP Model 2. Menyiapkan yang
Kendilo (muara komam, pengembangan budidaya tersertifikasi
batu sopang, muara Samu, madu dan meniyapkan 2. Madu
Batu Engau) sebagai pakan lebah madu dari alam budidaya
penghasil madu alam dengan hutan tanaman dan Tersertifikasi
dengan rata-rata produksi agroforestry 3. Obat-obatan

RENCANA KEGIATAN V-97


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Jenis Pemanfaatan Potensi Rencana Kegiatan Produk


pada musim panen raya 3. Penyiapan dan pemantapan (propolis,
mencapai 0,5-16 Kelembagaan Bisnis beebread,
ton/tahun, dan saat ini (Organisasi, SDM dan apilarnil,
yang dimanfaat-kan oleh sarana prasarna) pollen dll.)
masyarakat hanya 4. Menyiapkan industri 4. Lilin
madunya, sedangkan pendukung (kemasan, 5. Air madu
produk turunan lainnya mengolah produk turunan) dalam
belum dimanfaatkan. 5. Bermitra dengan investor kemasan
Selain itu, dengan pendukung kegiatan
pengembangan areal (termasuk pemasaran
agroforestry akan produk)
dikembangkan budidaya
ternak lebah madu.
B. Pengelolaan Pohon gaharu alam masih 1. Melakukan inventarisasi Gaharu
Gaharu banyak terdapat di sekitar kembali terhadap pohon
dan di dalam wilayah KPHP gaharu alam
Model Kendilo, dan saat ini 2. Menyiapkan
sebagian masyarakat pengembangan budidaya
masih memiliki usaha gaharu di areal agroforestry
mencari gaharu di hutan, 3. Penyiapan dan pemantapan
dan sebagian masyarakat Kelembagaan Bisnis
telah mengembangkan (Organisasi, SDM dan
budidaya tanaman gaharu. sarana prasarna)
Kegiatan Agroforestry juga 4. Bermitra dengan investor
telah membudidayakan pendukung kegiatan
tanaman garahu (termasuk pemasaran
produk)
C. Pengelolaan Hasil Beberapa Kampung yang 1. Melakukan inventarisasi 1. Obat-Obatan
Hutan Bukan Kayu ada di dalam dan sekitar kembali terhadap Herbal
untuk tumbuhan KPHP Model Kendilo telah tumbuhan obat dan 2. Kosmetik
obat-obatan dan memanfaatkan beberapa kosmetik alam
kosmetik tanaman, buah-buahan, 2. Menyiapkan
daun-daunan, getah, pengembangan budidaya
Jamur ataupun akar tumbuhan obat dan
beberapa jenis tanaman kosmetik
untuk obat-obat 3. Penyiapan dan pemantapan
tradisional dan kosmetik, Kelembagaan Bisnis
seperti: rambai sungai, (Organisasi, SDM dan
pasak bumi, akar kuning, sarana prasarna)
bawang tiwai, tahongai, 4. Menyiapkan industri
kedaung. pendukung (kemasan,
mengolah produk)
5. Bermitra dengan investor
pendukung kegiatan.
D. Pengelolaan Hasil Pohon Aren banyak 1. Melakukan inventarisasi 1. Gula merah
Hutan Bukan Kayu tumbuh disekitar dan kembali terhadap pohon (gula aren)
Tanaman Aren didalam wilayah KPHP aren alam 2. Gula semut
Model Kendilo, dan 2. Menyiapkan (brown
merupakan usaha pengembangan budidaya sugar)
masyarakat setempat pohon aren terutama di 3. Manisan
berupa gula merah (gula areal agroforestry “buah aren”
aren). Hasil Aren di 3. Penyiapan dan pemantapan (kolang
wilayah ini berkisar antara Kelembagaan Bisnis kaling),

RENCANA KEGIATAN V-98


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Jenis Pemanfaatan Potensi Rencana Kegiatan Produk


9–21 ton/tahun (dari +/- (Organisasi, SDM dan 4. Sapu ijuk,
67ha). Saat ini umumnya sarana prasarna) sapu lidi
masyarakat hanya 4. Menyiapkan industri 5. dll
memanfaatkan aren untuk pendukung (kemasan,
dibuat gula merah dan mengolah produk turunan)
hanya sedikit untuk sapu 5. Bermitra dengan investor
lidi, sedangkan produk pendukung kegiatan
lainnya seperti untuk gula (termasuk pemasaran
semut (‘brown sugar’) produk)
belum ada yang
mengolahnya
E. Pengelolaan Hasil Tanaman rotan merupakan 6. Melakukan inventarisasi 1. Lampit/tikar
Hutan Bukan Kayu tanaman budidaya kembali terhadap tanaman 2. Keranjang/tas
Rotan masyarakat secara rotan 3. Topi
tradisional yang masih 7. Menyiapkan 4. Souvenir
banyak tumbuh disekitar pengembangan budidaya 4. dll
dan didalam wilayah KPHP tanaman rotan terutama di
Model Kendilo, dan areal agroforestry
merupakan usaha 8. Penyiapan dan pemantapan
masyarakat setempat Kelembagaan Bisnis
berupa kerajinan tangan (Organisasi, SDM dan
berupa lampit, keranjang sarana prasarana)
dan barang souvenir. 9. Menyiapkan industri
pendukung (pengolah rotan
masak)
10. Bermitra dengan investor
pendukung kegiatan
(termasuk pemasaran
produk)
F. Budi daya Karet Pohon Karet banyak 1. Melakukan inventarisasi 1. Karet
tumbuh disekitar dan kembali terhadap pohon mentah
didalam wilayah KPHP karet alam 2. Karet
Model Kendilo, dan 2. Menyiapkan setengah
merupakan usaha pengembangan budidaya jadi
masyarakat setempat karet 3. dll
berupa getah karet. Saat 3. Penyiapan dan pemantapan
ini umumnya masyarakat Kelembagaan Bisnis
hanya memanfaatkan (Organisasi, SDM dan
karet untuk diambil sarana prasarna)
getahnya. 4. Bermitra dengan investor
pendukung kegiatan
(termasuk pemasaran
produk)
G. Pengelolaan Air Pada desa-desa wilayah 1. Melakukan penataan area Air minum dan
Minum Kemasan muara samu banyak untuk pengaturan tata air. air madu siap
dan Air Madu terdapat anak sungai yang 2. Menyiapkan pakai dalam
berpotensi sebagai air pengembangan budidaya kemasan
baku air minuman pohon hutan yang sesuai
kemasan. dengan harapan
masyarakat tetapi dengan
mempertimbangkan
kebutuhan lahan.
3. Penyiapan dan pemantapan

RENCANA KEGIATAN V-99


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Jenis Pemanfaatan Potensi Rencana Kegiatan Produk


Kelembagaan Bisnis
(Organisasi, SDM dan
sarana prasarna)
4. Menyiapkan industri
pendukung (kemasan,
pengolahan produk air
bersih)
5. Bermitra dengan investor
pendukung kegiatan.
H. Pengolahan Potensi serasah rumput 1. Melakukan pengumpulan Kompos Organik
Kompos Organik dan semak belukar bekas serasah pada tiap areal dalam Kemasan
kegiatan penyiapan lahan argoforestry
pada areal agroforestry 2. Penyiapan dan pemantapan
sangat besar, ditambah Kelembagaan Bisnis
lagi dengan serasah padi (Organisasi, SDM dan sarana
dan palawija yang telah di prasarna)
panen menjadi bahan baku 3. Menyiapkan mesin
utama untuk pembuatan pengolahan kompos dan
kompos organik. Kegiatan pendukungnya
ini sekaligus mengurangi 4. Bermitra dengan investor
pembakaran lahan. pendukung kegiatan.

I. Pengolahan beras Potensi beras gunung 1. Melakukan konsolidasi Beras gunung


gunung cukup tinggi di wilayah kelompok tani hutan dalam Kemasan
KPHP Model Kendilo penghasil beras gunung
karena secara tradisional, 2. Penyiapan dan pemantapan
masyarakat telah turun Kelembagaan Bisnis
menurun mengembangkan (Organisasi, SDM dan sarana
padi gunung sebagai bahan prasarna)
pangan. Luas lahan 3. Menyiapkan mesin
kawasan hutan yang pengolahan padi gunung
dipadukan dengan dan kemasannya.
kegiatan agroporestry akan 4. Bermitra dengan investor
menjadikan wilayah KPHP pendukung kegiatan.
Model Kendilo sebagai
penghasil beras gunung.
J. Pengolahan Bibit Bibit padi gunung belum 1. Melakukan pengumpulan Bibit padi gunung
Padi Gunung diperjualbelikan dipasaran bibit padi unggul di setiap dalam Kemasan
sehingga menjadi peluang areal agroforestry
bagi KPHP Model Kendilo 2. Penyiapan dan pemantapan
untuk menyediakan bibit Kelembagaan Bisnis
padi gunung dsan (Organisasi, SDM dan sarana
mengemas serta prasarna)
menjualnya dipasaran. 3. Menyiapkan mesin
pengolahan bibit padi
gunung dan pendukungnya
4. Bermitra dengan investor
pendukung kegiatan.
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-100


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Peningkatan pertambahan penduduk yang cukup pesat berdampak pada


meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pangan, energi dan obat, sementara
produk yang dihasilkan dari tanaman HHBK selama ini belum dapat memenuhi baik
kebutuhan sehari-hari maupun penambahan pendapatan masyarakat sekitar hutan.
Dengan demikian ketiga manfaat HHBK tersebut telah menjadi isu global yang cukup
penting saat ini. Untuk menghadapi isu global tersebut, maka tujuan dari Pengelolaan
HHBK ini adalah meningkatkan produktivitas dan nilai ekonomi HHBK sebagai sumber
pangan, energi dan bahan obat-obatan serta kosmetik.
Pendekatan yang akan ditempuh oleh KPHP Model Kendilo untuk mencapai
tujuan tersebut adalah menjawab permasalahan yang ada melalui beberapa komponen
riset dari aspek hulu sampai hilir yaitu aspek budidaya (termasuk bioteknologi dan
pemuliaan), pengolahan dan sosial ekonomi serta kebijakan HHBK. Pengelolaan
HHBK yang tepat merupakan suatu sistem perencanaan hutan yang memberikan
arahan untuk kegiatan pemanfaatan/pemungutan, rehabilitasi dan konservasi,
kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, sehingga diharapkan
selain berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat sekitar hutan juga akan
berdampak pula pada pemenuhan bahan baku (kuantitas dan kualitas) bagi industri
pangan, energi pedesaan dan industri farmasi.

3. Pengembangan Jasa Lingkungan Wisata Alam dan Penyerapan Karbon


Potensi alam yang ada di wilayah KPHP Model Kendilo sangat besar bila akan
dikembangkan jasa lingkungan wisata alam. Pengembangannya membutuhkan
keseriusan dan keterpaduan dari pihak-pihak terkait. Keberadaan wisata alam ini akan
menjadi kombinasi yang menarik dalam pengembangan areal kemitraan agroforestry
karena akan menambah aktraksi dan aktivitas pengunjung untuk mengunjungi wilayah
hutan KPHP Model Kendilo.
Wisata alam yang ditawarkan di KPHP Model Kendilo memang cenderung wisata
yang berlandaskan minat khusus pengunjung pada keindahan alam dan petualangan
di alam hutan. Jenis wisata alam tersebut meliputi :
a. Wisata jelajah sungai dengan mengarungi beberapa arung jeram menggunakan
ban renang atau perahu karet. Wisata jelajah sungai yang saat ini dalam proses
pengembangan adalah jelajah sungai Setiru di areal kemitraan agroforestry KPHP
Model Kendilo dengan Kelompok Tani Hutan Alas Taka, Desa Suweto.
b. Wisata jelajah alam atau hutan menggunakan kendaraan trail dengan beberapa
track cross road.

RENCANA KEGIATAN V-101


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

c. Kemah Alam di camping area yang akan dikembangkan di setiap areal


agroforestry. Pengunjung akan menikmati suasana malam dan pagi yang berkabut
sehingga terasa sangat nyaman dan tenang untuk menyegarkan pikiran.
d. Wisata jelajah gua di kawasan pegunungan karst seperti gua blawung di Desa
Muser dan gunung sampi di Desa Luan. Dari atas punggung gunung tersebut kita
dapat menikmati pemandangan alam wilayah KPHP Model Kendilo.
Jasa lingkungan lain yang perlu dikembangkan adalah penyerapan karbon yang
sesungguhnya memiliki wilayah hutan KPHP Model Kendilo memiliki potensi untuk
dilakukan perhitungan penyimpanan karbon. Upaya pengembangan jasa lingkungan ini
memang belum terlalu dikembangkan mengingat jasa penyerapan karbon
membutuhkan upaya serius dengan pengelolaan yang profesional. Upaya RHL dan
pengembangan Agroforestry dapat menjadi pertimbangan sebagai bagian jasa
lingkungan penyerapan karbon.
Keberadaan aliran sungai di wilayah KPHP Model Kendilo dapat menjadi sumber
energi listrik melalui sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Konsep
pengembangan energi listrik mikrohidro sangat penting dilaksanakan di areal
kemitraan agroforestry untuk mendukung kemandirian energi sehingga langkah untuk
pengembangan industri hulu akan sangat terbantu dengan adanya kemandirian energi
tersebut. Salah satu energi listrik mikrohidro yang akan dikembangkan adalah di areal
kemitraan agroforestry Desa Suweto untuk mendukung industri hulu pabrik kompos,
pengemasan karung beras, bibit padi serta produk HHBK agroforestry lainnya.

Tabel V-42. Rencana Kegiatan Pengembangan Jasa Lingkungan pada KPHP Model Kendilo

Jenis Pemanfaatan Potensi Rencana Kegiatan Produk


A. Jasa Lingkungan Terdapat potensi 1. Melakukan inventarisasi 6. Wisata jelajah
Wisata Alam wisata alam : lokasi wisata alam sungai
jelajah 2. Menyiapkan 7. Wisata jelajah
sungai/arung pengembangan jasa alam hutan
jeram, jelajah wisata alam terutama 8. Wisata jlajah gua
alam hutan, pada areal agroforestry 9. Kemah lama
kemah alam, 3. Penyiapan dan
jelajah gua dan pemantapan
lainnya. Kelembagaan Bisnis
(Organisasi, SDM dan
sarana prasarna)
4. Menyiapkan atraksi
wisata pendukung (rumah
makan, akomodasi dan
lainnya)
5. Bermitra dengan investor
pendukung kegiatan
(termasuk pemasaran

RENCANA KEGIATAN V-102


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Jenis Pemanfaatan Potensi Rencana Kegiatan Produk


produk)
B. Jasa Lingkungan Potensi hutan 1. Melakukan inventarisasi Stok Karbon alam
Penyerapan Karbon alam dan areal tutupan lahan oleh
agroforestry tanaman kayu-kayuan
sebagai stock 2. Menyiapkan
penyimpan pengembangan budidaya
karbon alam tanaman kayu-kayuan di
areal RHL dan
agroforestry
3. Penyiapan dan
pemantapan
Kelembagaan Bisnis
(Organisasi, SDM dan
sarana prasarna)
4. Bermitra dengan investor
pendukung kegiatan
C. Jasa Lingkungan Potensi aliran 1. Melakukan inventarisasi Listrik tenaga mikro
pembangkit Listrik sungai di aliran sungai yang hidro
Mikrohidro kawasan hutan berpotensi dan relatif
dengan debit dekat dengan areal
yang relatif stabil pengembangan
untuk agroforestry
menggerakkan 2. Menyiapkan
turbin mikrohidro pengembangan
pembangkit listrik
mikrohidro
3. Penyiapan dan
pemantapan
Kelembagaan Bisnis
(Organisasi, SDM dan
sarana prasarna)
4. Bermitra dengan investor
pendukung kegiatan
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-103


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Gambar V-6. Rencana Skema Pengembangan Investasi di KPHP-Model Kendilo

Berdasarkan gambar di atas, pengembangan investasi pada wilayah tertentu


blok pemberdayaan masyarakat diutamakan dengan pendekatan kemitraan
agroforestry bersama kelompok tani hutan. Hal ini dilakukan agar keseimbangan
kepentingan pengelolaan hutan tidak lagi selalu berpihak kepada investor luar.
Masyarakat di dalam dan di sekitar hutan mendapat peluang yang sama untuk
mengakses pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan utama mendapatkan nilai
tambah ekonomi hutan bagi kesejahteraan masyarakat.
Adapun rekapitulasi rencana pengembangan investasi di KPHP Model Kendilo
tahun 2017 – 2026 di tampilkan pada tabel berikut :

RENCANA KEGIATAN V-104


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel V-43. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Pengelolaan Hasil Hutan
5.15.1
Kayu-Hutan Tanaman
Wilayah Tertentu pada
Tersusunnya
Hutan Produksi Blok HP-
Menyusun Master 1 Dokumen dokumen Master
1. HHK-HT dan Blok 100 100
Plan/Rencana Bisnis per tahun plan KPHP Model
Pemberdayan
Kendilo
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
Penyusunan RKUPHHK- Hutan Produksi Blok HP- dokumen
2. HT untuk Wilayah HHK-HT dan Blok 3 Dokumen RKUPHHK-HT 100 100
Tertentu Pemberdayan wilayah KPHP
Masyarakat Model Kendilo
Wilayah Tertentu pada 1 Dokumen Tersusunnya
Penyusunan rencana Hutan Produksi Blok HP- Pembangun Dokumen
3. Pembangunan Industri HHK-HT dan Blok an Industri Pembangunan 50 50
Primer Hasil Hutan Pemberdayan Primer Industri Primer
Masyarakat Hasil Hutan Hasil Hutan
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada Terbentuknya
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Lembaga lembaga
4. Kelembagaan Bisnis HHK-HT dan Blok bisnis/kerja bisnis/kerja sama 50 50
(Organisasi, SDM dan Pemberdayan sama KPHP Model
sarana prasarna ) Masyarakat Kendilo
Wilayah Tertentu pada
5
Hutan Produksi Blok HP- Terbangunnya
Membangun kemitraan Ksepakatan
5. HHK-HT dan Blok kemitraan dengan 150 50 50 50
dengan investor kerjasama
Pemberdayan investor
Kemitraan
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Terlaksananya
Hutan Produksi Blok HP- 2 Kali
Monitoring dan Evaluasi monev secara
6. HHK-HT dan Blok Monitoring 50 10 10 10 10 10
secara berkala berkala
Pemberdayan per tahun
(pelaporan)
Masyarakat

RENCANA KEGIATAN V-105


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Pengembangan
5.15.2 Pembenihan dan
Pembibitan
Wilayah Tertentu pada
Tersusunnya
Hutan Produksi Blok HP-
Menyusun Master 1 Dokumen dokumen Master
1. HHK-HT dan Blok 50 50
Plan/Rencana Bisnis per tahun plan KPHP Model
Pemberdayan
Kendilo
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Hutan Produksi Blok HP- 3 bangunan Tersusunnya
Pembangunan
2. HHK-HT dan Blok persemaian dokumen 150 50 50 50
Persemaian/ pembibitan
Pemberdayan pembibitan persemaian
Masyarakat
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada Terbentuknya
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Lembaga lembaga
4. Kelembagaan Bisnis HHK-HT dan Blok bisnis/kerja bisnis/kerja sama 50 50
(Organisasi, SDM dan Pemberdayan sama KPHP Model
sarana prasarna ) Masyarakat Kendilo
Wilayah Tertentu pada
3
Hutan Produksi Blok HP- Terbangunnya
Membangun kemitraan Ksepakatan
5. HHK-HT dan Blok kemitraan dengan 50 50
dengan investor kerjasama
Pemberdayan investor
Kemitraan
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Terlaksananya
Hutan Produksi Blok HP- 2 Kali
Monitoring dan Evaluasi monev secara
6. HHK-HT dan Blok Monitoring 25 5 5 5 5 5
secara berkala berkala
Pemberdayan per tahun
(pelaporan)
Masyarakat
Pengelolaan Hasil Hutan
5.15.3
Bukan Kayu (HHBK)
Pengelolaan Madu Alam
1.
dan Budidaya
Melakukan re- Wilayah Tertentu pada 100 Pohon Teridentifikasinya
a. inventarisasi terhadap Hutan Produksi Blok HP- menunjang pohon madu alam 75 25 25 25
pohon madu alam yang HHK-HT dan Blok lebah madu yang terjaga

RENCANA KEGIATAN V-106


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
ada Pemberdayan alam lingkungannya
Masyarakat
Menyiapkan
Wilayah Tertentu pada
pengembangan budidaya Tersusunnya
Hutan Produksi Blok HP-
madu dan menyiapkan 10 dokumen bisnis
b. HHK-HT dan Blok 20 20
pakan alami lebah madu Dokumen pengembangan
Pemberdayan
dari hutan tanaman dan budidaya madu
Masyarakat
agroforestry
10
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
kelompok
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
tani hutan
c. Kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
pengelola
(organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
budidaya
sarpras) Masyarakat
madu
Wilayah Tertentu pada
Penyiapan industri 1 Set Mesin Tersedianya
Hutan Produksi Blok HP-
pendukung (kemasan, pengolah mesin pengolah
d. HHK-HT dan Blok 100 100
pengolah produk madu dan madu dan
Pemberdayan
turunan) kemasan kemasan
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Bermitra dengan investor Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
pendukung kegiatan 2 mitra investor dengan
e. HHK-HT dan Blok 50 25 25
(termasuk pemasaran investor kelompok tani
Pemberdayan
produk) hutan
Masyarakat
2. Pengelolaan Gaharu
Wilayah Tertentu pada
Teridentifikasinya
Melakukan re- Hutan Produksi Blok HP-
pohon gaharu
a. inventarisasi terhadap HHK-HT dan Blok 1000 pohon 40 20 20
alam yang terjaga
pohon gaharu alam Pemberdayan
lingkungannya
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
Menyiapkan
Hutan Produksi Blok HP- 10 dokumen bisnis
b. pengembangan budidaya 25 25
HHK-HT dan Blok Dokumen pengembangan
gaharu
Pemberdayan budidaya gaharu

RENCANA KEGIATAN V-107


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Masyarakat

10
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
kelompok
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
tani hutan
c. kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
pengelola
(organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
budidaya
sarpras) Masyarakat
gaharu
Wilayah Tertentu pada
Bermitra dengan investor Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
pendukung kegiatan 1 Mitra investor dengan
d. HHK-HT dan Blok 50 50
(termasuk pemasaran investor kelompok tani
Pemberdayan
produk) hutan
Masyarakat
Pengelolaan HHBK untuk
3. tumbuhan obat-obatan
dan kosmetik
Wilayah Tertentu pada Teridentifikasinya
Melakukan inventarisasi 10 jenis
Hutan Produksi Blok HP- tanaman obat
kembali terhadap tanaman
a. HHK-HT dan Blok dan kosmetik 75 25 25 25
tumbuhan obat dan obat dan
Pemberdayan alam yang terjaga
kosmetik alam kosmetik
Masyarakat lingkungannya
Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
Menyiapkan
Hutan Produksi Blok HP- dokumen bisnis
pengembangan budidaya
b. HHK-HT dan Blok 1 Dokumen pengembangan 20 20
tumbuhan obat dan
Pemberdayan tumbuhan obat
kosmetik
Masyarakat dan kosmetik
1 kelompok
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
tani hutan
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
pengelola
c. Kelembagaan Bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
tanaman
(Organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
obat dan
sarana prasarna) Masyarakat
kosmetik
Wilayah Tertentu pada Terjalin kemitraan
Bermitra dengan investor 1 Mitra
d. Hutan Produksi Blok HP- investor dengan 50 50
pendukung kegiatan. investor
HHK-HT dan Blok kelompok tani

RENCANA KEGIATAN V-108


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Pemberdayan hutan
Masyarakat
Pengelolaan HHBK
4.
tanaman aren
Wilayah Tertentu pada
Teridentifikasinya
Melakukan re- Hutan Produksi Blok HP-
500 Pohon pohon aren yang
a. inventarisasi terhadap HHK-HT dan Blok 75 25 25 25
aren terjaga
pohon aren alam Pemberdayan
lingkungannya
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Tersusunnya
Menyiapkan Hutan Produksi Blok HP-
dokumen bisnis
b. pengembangan budidaya HHK-HT dan Blok 2 Dokumen 20 20
pengembangan
pohon aren Pemberdayan
budidaya aren
Masyarakat
2 kelompok
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
tani hutan
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
pengelola
c. kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
budidaya
(organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
tanaman
sarpras) Masyarakat
aren
Wilayah Tertentu pada
Menyiapkan industri 2 Mesin
Hutan Produksi Blok HP- Tersedianya
pendukung (kemasan, pengolah
d. HHK-HT dan Blok mesin pengolah 100 100
mengolah produk tanaman
Pemberdayan tanaman aren
turunan) aren
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Bermitra dengan investor Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
pendukung kegiatan 1 mitra investor dengan
e. HHK-HT dan Blok 50 50
(termasuk pemasaran investor kelompok tani
Pemberdayan
produk) hutan
Masyarakat
Pengelolaan HHBK
5
tanaman rotan
Melakukan re- Wilayah Tertentu pada 10.000 Teridentifikasinya
a. inventarisasi terhadap Hutan Produksi Blok HP- tanaman tanaman rotan 75 25 25 25
tanaman rotan HHK-HT dan Blok rotan yang terjaga

RENCANA KEGIATAN V-109


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Pemberdayan lingkungannya
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
Menyiapkan Hutan Produksi Blok HP- dokumen bisnis
b. pengembangan budidaya HHK-HT dan Blok 2 Dokumen pengembangan 20 20
tanaman rotan Pemberdayan budidaya
Masyarakat tanaman rotan
2 kelompok
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
tani hutan
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
pengelola
c. kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
budidaya
(organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
tanaman
sarpras) Masyarakat
rotan
Wilayah Tertentu pada
Menyiapkan industri 1 Mesin
Hutan Produksi Blok HP- Tersedianya
pendukung (kemasan, pengolah
d. HHK-HT dan Blok mesin pengolah 100 100
mengolah produk rotan
Pemberdayan rotan
turunan) masak
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Bermitra dengan investor Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
pendukung kegiatan 1 mitra investor dengan
e. HHK-HT dan Blok 50 50
(termasuk pemasaran investor kelompok tani
Pemberdayan
produk) hutan
Masyarakat
6. Budidaya karet
Wilayah Tertentu pada
Teridentifikasinya
Melakukan re- Hutan Produksi Blok HP- 10.000
tanaman karet
a. inventarisasi terhadap HHK-HT dan Blok tanaman 75 25 25 25
yang terjaga
pohon karet alam Pemberdayan karet
lingkungannya
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
Menyiapkan Hutan Produksi Blok HP- dokumen bisnis
b. pengembangan budidaya HHK-HT dan Blok 2 Dokumen pengembangan 20 20
karet Pemberdayan budidaya
Masyarakat tanaman karet

RENCANA KEGIATAN V-110


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
2 kelompok
Wilayah Tertentu pada
tani hutan
Penyiapan dan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
pengelola
c. pemantapan HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
budidaya
kelembagaan bisnis Pemberdayan hutan
tanaman
Masyarakat
karet
Wilayah Tertentu pada
Bermitra dengan investor Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
pendukung kegiatan 1 mitra investor dengan
d. HHK-HT dan Blok 50 50
(termasuk pemasaran investor kelompok tani
Pemberdayan
produk) hutan
Masyarakat
Pengelolaan air minum
7.
kemasan dan air madu
Wilayah Tertentu pada
Teridentifikasinya
Hutan Produksi Blok HP-
Melakukan penataan area area tangkapan
a. HHK-HT dan Blok 1.000 Ha 500 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
untuk pengaturan tata air air yang terjaga
Pemberdayan
lingkungannya
Masyarakat
Menyiapkan
pengembangan budidaya Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
pohon hutan yang sesuai Hutan Produksi Blok HP- dokumen
b. harapan masyarakat HHK-HT dan Blok 2 Dokumen pengembangan 20 20
dengan Pemberdayan budidaya pohon
mempertimbangkan Masyarakat hutan
kebutuhan lahan
1 kelompok
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada tani hutan
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- pengelola Terbentuknya
c. kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok air minum kelompok tani 50 50
(organisasi, SDM dan Pemberdayan kemasan hutan
sarpra) Masyarakat dan air
madu
Menyiapkan industri Wilayah Tertentu pada 1 Mesin Tersedianya
d. pendukung (kemasan, Hutan Produksi Blok HP- pengolah mesin pengolah 100 100
pengolahan produk air HHK-HT dan Blok produk air produk air dan

RENCANA KEGIATAN V-111


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
bersih) Pemberdayan bersih dan kemasan
Masyarakat kemasan
Wilayah Tertentu pada
Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
Bermitra dengan investor 1 mitra investor dengan
e. HHK-HT dan Blok 50 50
pendukung kegiatan investor kelompok tani
Pemberdayan
hutan
Masyarakat
Pengolahan Kompos
8.
Organik
Wilayah Tertentu pada
Melakukan pengumpulan Hutan Produksi Blok HP- Terkumpulnya
100 Ton
a. serasah pada tiap areal HHK-HT dan Blok serasah bahan 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
per tahun
argoforestry Pemberdayan baku kompos
Masyarakat
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
1 kelompok
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
tani hutan
b. kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
pengelola
(organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
kompos
sarpra) Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
1 Mesin
Menyiapkan mesin Hutan Produksi Blok HP- Tersedianya
pengolah
c. pengolahan kompos dan HHK-HT dan Blok mesin pengolah 50 50
produk
pendukungnya Pemberdayan kompos
kompos
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
Bermitra dengan investor 1 mitra investor dengan
d. HHK-HT dan Blok 50 50
pendukung kegiatan investor kelompok tani
Pemberdayan
hutan
Masyarakat
Pengolahan Beras
9.
Gunung
Melakukan konsolidasi Wilayah Tertentu pada
kelompok tani hutan Hutan Produksi Blok HP- 1000 Ton Terkumpulnya
a. 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
untuk mengumpulkan HHK-HT dan Blok per tahun beras gunung
beras gunung Pemberdayan

RENCANA KEGIATAN V-112


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Masyarakat

Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada 1 kelompok Terbentuknya


pemantapan Hutan Produksi Blok HP- tani hutan kelompok tani
b. kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok pengelola hutan pengurus 50 50
(organisasi, SDM dan Pemberdayan beras bisnis beras
sarpra) Masyarakat gunung gunung
Wilayah Tertentu pada 1 Mesin
Tersedianya
Menyiapkan mesin Hutan Produksi Blok HP- pengolah
mesin pengolah
c. pengolahan beras dan HHK-HT dan Blok produk 50 50
beras dan
dan pendukungnya Pemberdayan beras dan
pendukungnya
Masyarakat kemasanya
Wilayah Tertentu pada
Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
Bermitra dengan investor 1 mitra investor dengan
d. HHK-HT dan Blok 50 50
pendukung kegiatan investor kelompok tani
Pemberdayan
hutan
Masyarakat
Pengolahan Bibit Padi
10.
Gunung
Wilayah Tertentu pada
Melakukan pengumpulan Hutan Produksi Blok HP-
1 Ton Terkumpulnya
a. bibit padi unggul di setiap HHK-HT dan Blok 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
per tahun bibit padi gunung
areal argoforestry Pemberdayan
Masyarakat
1 kelompok
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
tani hutan
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
pengelola
b. kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
bibit padi
(organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
gunung
sarpra) Masyarakat
unggul
Wilayah Tertentu pada 1 Mesin
Tersedianya
Menyiapkan mesin Hutan Produksi Blok HP- pengolah
mesin pengolah
c. pengolahan bibit padi dan HHK-HT dan Blok bibit padi 50 50
bibit padi dan
pendukungnya Pemberdayan dan
kemasan
Masyarakat pendukung

RENCANA KEGIATAN V-113


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
nya

Wilayah Tertentu pada


Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
Bermitra dengan investor 1 mitra investor dengan
d. HHK-HT dan Blok 50 50
pendukung kegiatan investor kelompok tani
Pemberdayan
hutan
Masyarakat
Pengelolaan Jasa
5.15.4 Lingkungan Wisata Alam
dan Penyerapan Karbon
Jasa Lingkungan Wisata
1.
Alam
Wilayah Tertentu pada
Teridentifikasinya
Melakukan re- Hutan Produksi Blok HP-
10 lokasi lokasi wisata alam
a. inventarisasi terhadap HHK-HT dan Blok 100 50 50
wisata alam yang berpotensi
lokasi wisata alam Pemberdayan
dikembangkan
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
Menyiapkan Hutan Produksi Blok HP- dokumen
10
b. pengembangan jasa HHK-HT dan Blok pengembangan 25 25
Dokumen
lingkungan wisata alam Pemberdayan jasling wisata
Masyarakat alam
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada 10
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- kelompok Terbentuknya
c. Kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok tani hutan kelompok tani 50 50
(organisasi, SDM dan Pemberdayan pengelola hutan
sarpras) Masyarakat wisata alam
Wilayah Tertentu pada
Hutan Produksi Blok HP-
Bermitra dengan investor Terjalin kemitraan
HHK-HT dan Blok
pendukung kegiatan 1 mitra investor dengan
d. Pemberdayan 50 50
(termasuk pemasaran investor kelompok tani
Masyarakat
produk) hutan

RENCANA KEGIATAN V-114


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Jasa Lingkungan
2.
Penyerapan Karbon
Wilayah Tertentu pada Tersedianya areal
Melakukan re-
Hutan Produksi Blok HP- dengan
inventarisasi terhadap
a. HHK-HT dan Blok 10.000 Ha penutupan hutan 100 25 25 25 25
areal potensi carbon
Pemberdayan yang berpotensi
trade
Masyarakat carbon trade
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
5 kelompok
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
tani hutan
b.. kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
pengelola
(organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
hutan
sarpras) Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Bermitra dengan investor Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
pendukung kegiatan 1 mitra investor dengan
c. HHK-HT dan Blok 50 50
(termasuk pemasaran investor kelompok tani
Pemberdayan
produk) hutan
Masyarakat
3. Jasa Lingkungan Pembangkit Listrik Mikrohidro
Melakukan inventarisasi
Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
aliran sungai yang
Hutan Produksi Blok HP- dokumen lokasi
berpotensi dan relatif
a. HHK-HT dan Blok 10 lokasi aliran sungai 100 25 25 25 25
dekat dengan areal
Pemberdayan berpotensi listrik
pengembangan
Masyarakat mikrohidro
agroforestry
Wilayah Tertentu pada
Menyiapkan
Hutan Produksi Blok HP- Mesin
pengembangan Tersedia mesin
b. HHK-HT dan Blok turbin 100 100
pembangkit listrik turbin mikrohidro
Pemberdayan mikrohidro
mikrohidro
Masyarakat
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada 10
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- kelompok Terbentuknya
c. Kelembagaan Bisnis HHK-HT dan Blok tani hutan kelompok tani 50 50
(Organisasi, SDM dan Pemberdayan pengelola hutan
sarana prasarna) Masyarakat hutan

RENCANA KEGIATAN V-115


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Wilayah Tertentu pada
Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
Bermitra dengan investor 1 mitra investor dengan
d. HHK-HT dan Blok 50 50
pendukung kegiatan. investor kelompok tani
Pemberdayan
hutan
Masyarakat
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

RENCANA KEGIATAN V-116


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

BAB VI
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN

Perencanaan merupakan kegiatan pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan


mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa depan guna
mencapai tujuan yang diinginkan, serta pemantauan dan penilaian atas perkembangan
hasil pelaksanaannya, yang dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan.
Dengan demikian pembinaan, pengawasan dan pengendalian (BINWASDAL)
merupakan bagian dari siklus perencanaan. Dalam kaitannya dengan implementasi
rencana pengelolaan, tujuan dari BINWASDAL adalah untuk: a). Meningkatkan
kemampuan-kompetensi SDM; b). Menjaga adanya konsistensi pelaksanaan kegiatan
dengan tujuan yang ingin dicapai dan c). Menjamin kesesuaian pelaksanaan rencana
kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kegiatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu digambarkan tiga aspek penting
dalam proses BINWASDAL adalah :
a. Pelaksana BINWASDAL
Pelaksana BINWASDAL melibatkan dua lingkup lembaga yaitu :
1. Lingkup Internal
Secara internal, berarti BINWASDAL akan melibatkan lembaga KPHP Model
Kendilo sendiri untuk melakukan Pembinaan terhadap kinerja aparatur SDM,
dan konsistensi pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan dan peraturan
NSPK yang berlaku. Dalam hal ini, pejabat struktural KPHP Model Kendilo
menjadi pelaksana utama BINWASDAL yaitu :
- Kepala KPHP Model Kendilo untuk melakukan pembinaan, pengawasan
dan pengendalian seluruh sistem kegiatan yang dilaksanakan oleh
aparatur KPHP Model Kendilo.
- Kepala Seksi untuk melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
seluruh sistem kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkup tupoksinya.

2. Lingkup Eksternal
Lingkup BINWASDAL secara eksternal akan melibatkan lembaga struktural di
atas lembaga KPHP Model Kendilo, baik yang memiliki hubungan struktural
langsung atau yang berkaitan dengan hubungan lingkup kewenangan

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-1


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

kegiatannya dalam rangka melakukan Pembinaan terhadap kinerja aparatur


SDM KPHP Model Kendilo dan konsistensi pelaksanaan kegiatannya
berdasarkan tujuan dan peraturan NSPK yang berlaku. Dalam hal ini, lembaga
struktural yang berwenang untuk melakukan BINWASDAL terhadap KPHP
Model Kendilo yaitu :
- Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur selaku SKPD Induk di
Pemerintahan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Kepala Dinas dan
pejabat di bawahnya, berwenang untuk melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian seluruh sistem kegiatan yang dilaksanakan
oleh aparatur KPHP Model Kendilo. KPHP Model Kendilo sejak tahun 2017
berada di bawah struktur Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur
berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014.
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Direktorat
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari untuk melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian seluruh sistem kegiatan yang dilaksanakan
KPHP Model Kendilo. Kementerian LHK mempunyai andil besar dalam
proses BINWASDAL mengingat seluruh NSPK yang mempayungi
operasional KPHP Model Kendilo diterbitkan dan di pantau
pelaksanaannya oleh para dirjend Kementerian LHK. Demikian pula
penganggaran APBN untuk kegiatan KPHP Model Kendilo juga berasal
dari DIPA UPT BPHP Kementerian LHK.

b. Obyek BINWASDAL
Obyek BINWASDAL pada prinsipnya ada dua yaitu :
1. Aparatur KPHP Model Kendilo
Aparatur KPHP Model Kendilo merupakan sumber daya manusia yang
melaksanakan sistem program/kegiatan dan menjadi penentu berhasil atau
tidaknya program atau kegiatan tersebut dilaksanakan. Oleh karena, peranan
BINWASDAL sangat penting untuk menjamin bahwa eksistensi para aparatur
KPHP Kendilo telah sesuai dengan kompetensi dan mendorong peningkatan
kemampuannya untuk menjalankan sistem-sistem program/kegiatan yang ada
di lembaga KPHP Model Kendilo.
Aparatur KPHP Model Kendilo terdiri dari Kepala KPH, Kepala Seksi, Kasubag
Tata Usaha, Kepala Resort, dan para staf pelaksana. Masing-masing aparat
akan di BINWASDAL sesuai dengan tingkatan kewenangan tupoksinya.

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-2


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

BINWASDAL akan memberikan pengaruh terhadap kinerja aparatur dimana


aparat yang memiliki kinerja baik akan mendapatkan penghargaan sedangkan
aparat yang memiliki kinerja kurang baik akan mendapatkan sanksi.

2. Rencana Kegiatan KPHP Model Kendilo


Rencana kegiatan KPHP Model Kendilo mengacu pada dokumen RPHJP
KPHP Model Kendilo tahun 2017 – 2026 serta program/kegiatan Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Hal-hal yang perlu di BINWASDAL
pada rencana tersebut adalah :
- Rencana kegiatan tersebut harus dilaksanakan oleh para aparatur KPHP
Model Kendilo sesuai dengan target ouput kegiatan dan jangka waktu
pelaksanaannya.
- Tingkat efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan dari sisi anggaran.
- Kesesuaian pelaksanaan rencana kegiatan dengan tupoksi aparat dan
kompetensinya.
Pelaksanaan BINWADAL rencana kegiatan KPHP Model Kendilo sekaligus
menjadi tolok ukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan KPHP Model Kendilo.
Proses ini selaras dengan pelaksanaan monitoring dan pemantauan
pelaksanaan kegiatan.

c. Bentuk Kegiatan BINWASDAL dan Pelaksanaannya


Kegiatan BINWASDAL tetap memperhatikan lingkup kegiatan KPHP Model
Kendilo sesuai karakteristik wilayah kerjanya. Sebagaimana diketahui, wilayah
pengelolaan KPHP-Model Kendilo terdiri dari aspek fungsi hutan : a). Hutan produksi
tetap (HP); b). Hutan Produksi Terbatas (HPT); c). Hutan Lindung (HL). Selanjutnya
dari aspek pemanfaatan terdiri dari: a). wilayah yang telah terdapat ijin pemanfaatan
dan penggunaan kawasan hutan (IUPHHK-HT dan IPPKH) dan b). wilayah yang belum
dan tidak ada ijin pemanfaatannya. Sebagai konsekuensi logisnya, maka secara
substansial rencana pengelolaan wilayah kelola KPHP-Model Kendilo tersebut harus
mempertimbangkan atau memperhatikan keberadaan dari Rencana Pengelolaan dari
wilayah yang telah ada, yaitu bagi wilayah yang telah terdapat ijin pemanfaatannya.
Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-3


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

FUNGSI POKOK DARI KPH Berdasarkan PP : Planning


 Menyelenggarakan pengelolaan hutan  Fungsi Manajemen
Organizing
 Menjabarkan kebijakan Nasional, Provinsi dan Kab/Kota
Actuating
 Melaksanakan pengelolaan hutan dengan POAC
Controlling
 Melaksanakan Pemantauan dan penilaian pengelolaan hutan di wilayahnya
 Membuka peluang investasi.

Ditransformasikan

 Rencana terdiri dari rencana


bagian dari wilayah kelola yang
terdapat ijin pemanfaatan
(IUPHHK-Ha/Ht; KHDTK).
Pengelolaan Wilayah Kelola yang Pengelolaan Wilayah Kelola  Rencana dari kawasan tertentu.
telah terdapat ijin pemanfaatan yang belum terdapat ijin
(IUPHHK-Ha/Ht) pemanfaatan (HL + Kws.TT)

 Tujuan dari BINWASDAL pada


dasarnya adalah dapat
dicapainya tujuan dari Rencana
KPHP Pengelolaan KPH P-Model
Kendilo.
 Secara substansial
pelaksanaan BINWASDAL
meliputi aspek-aspek:
koordinasi – sinergi – integrasi
“Terwujudnya pengelolaan hutan secara mandiri dan lestari serta dan sinkronisasi.
berkontribusi pada peningkatan pendapatan masyarakat Kabupaten Paser”

Gambar VI-1. Alur Pikir BINWASDAL

Berdasarkan ketentuan P.06/2010, pembinaan, pengendalian dan pengawasan


dalam pengelolaan KPH meliputi aspek-aspek :
 Penyelenggaraan tata hutan dan penyusun an rencana pengelolaan hutan,
 Pemanfaatan hutan,
 Penggunaan kawasan hutan,
 Rehabilitasi dan reklamasi hutan dan
 Perlindungan hutan oleh KPHL dan KPHP
Dari alur pikir pelaksanaan BINWASDAL (Gambar VI-1) di atas dan lingkup
pelaksanaannya, selanjutnya Gambar VI-2 dan VI-3 berikut menyajikan proses
pelaksanaan penilaian (audit).

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-4


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Aspek Renlola apa yang perlu di Binwasdal :


 Penyelenggaraan tata hutan dan penyusunan rencana
pengelolaan hutan,
 Pemanfaatan hutan,
 Penggunaan kawasan hutan, Sumberdaya
 Rehabilitasi dan reklamasi hutan dan
 Perlindungan hutan oleh KPHL dan KPHP.
+ Sdm-Tek-Sis
TUJUAN
PENGELOLAAN

Sistem
BINWASDAL
BIN-WAS-DAL  Wilayah + Izin yang telah
 Wilayah tanpa izin berlaku (pusat-
daerah)

Koordinasi – Sinergi – Integritas - Sinkronisasi

Gambar VI-2. Proses Pelaksanaan BINWASDAL dalam Rencana Pengelolaan KPHP-Model


Kendilo

PEMBINAAN PENGAWASAN PENGENDALIAN

Koordinasi Sinergi Integrasi Sinkronisasi

Pelaksanaan BINWASDAL

Sasaran BINWASDAL (berdasarkan


P.06/2010, Bab VIII Pasal 31):
a. Tata hutan dan renlola;
 Kebijakan (peraturan,
b. Pemanfaatan hutan;
c. Penggunaan kawasan hutan;
per-UUan)
d. Rehabilitasi dan reklamasi serta  Juklak dan juknis
e. Perlindungan Hutan  Konsep - kaidah-kaidah

Gambar VI-3. Keterkaitan Aspek-aspek BINWASDAL Pengelolaan KPHP-Model Kendilo

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-5


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Berdasarkan penyajian gambar di atas, maka pelaksanaan BINWASDAL di


KPHP Model Kendilo akan difokuskan pada proses pembinaan, pengawasan dan
pengendalian dengan menggunakan prinsip koordinasi, sinergi, integritas, dan
sinkronisasi oleh para pelaksana BINWASDAL guna mengukur kinerja aparat SDM
KPHP Model Kendilo dan rencana kegiatan yang meliputi aspek penyelenggaraan tata
hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan; pemanfaatan hutan; penggunaan
kawasan hutan; rehabilitasi dan reklamasi hutan; dan perlindungan hutan oleh KPHP
Model Kendilo.
Selanjutnya Tabel VI-1 berikut menyajikan peran BINWASDAL KPHP-Model
dalam mengelola wilayah kelola dengan kondisi yang beragam (berdasarkan fungsi
hutan dan bentuk pemanfaatannya).

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-6


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel VI-1. Matrik Proses Rencana Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (BINWASDAL)
Target Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (BINWASDAL)
No. Obyek Binwasdal Pelaksana
Pembinaan Pengawasan Pengendalian
A. Sumber Daya Manusia
1. Aparatur KPHP Model Kendilo  Kementerian LHK Mendorong dan memfasilitasi Mengawasi tingkat kehadiran  Menilai tingkat kehadiran dan
 Kepala Dinas peningkatan kapasitas SDM aparat di tempat kerja dan kinerja aparat per tri wulan
Kehutanan melalui Diklat terkait lingkup intensitas kinerja melaksanakan dalam pelaksanaan kegiatan
Provinsi Kaltim rencana kegiatan. kegiatan  Pemberian insentif dan sanksi
 Kepala KPHP sesuai prestasi kinerja
 Kepala Seksi
B. Rencana Kegiatan
1. Penyelenggaraan tata hutan  Kementerian LHK  Mendorong dan memfasilitasi  Pengawasan pencapaian  Sosialisasi NSPK kegiatan
dan penyusunan rencana  Kepala Dinas penyelenggaraan : target kegiatan dan jangka tata hutan dan penyusunan
pengelolaan hutan Kehutanan - Invetarisasi berkala waktu pelaksanaannya rencana pengelolaan hutan
Provinsi Kaltim wilayah kelola dan  Pengawasan efektifitas dan  Penilaian keberhasilan
 Kepala KPHP penataan hutan efisiensi pemanfaatan pelaksanaan kegiatan tata
 Kepala Seksi - Pemberdayaan anggaran hutan dan penyusunan
masyarakat  Pengawasan kesesuaian rencana pengelolaan hutan
- Penyediaan dan pelaksanaan kegiatan dengan per tri wulan
peningkatan kapasitas kebijakan atau NSPK terkait  Pengaturan tata waktu
SDM penganggaran dan besaran
- Penyediaan pendanaan alokasi untuk mengendalikan
- Pengembangan database target pencapaian kegiatan
- Rasionalisasi wilayah tata hutan dan penyusunan
kelola rencana pengelolaan
- Review rencana
pengelolaan
- Pengembangan investasi
 Fasilitasi komunikasi dan
membangun jejaring
(networking) para stakeholder
untuk mendukung
penyelenggaraan tata hutan
dan penyusunan pengelolaan
hutan
1. Pemanfaatan Hutan  Kementerian LHK  Mendorong dan memfasilitasi  Pengawasan pencapaian  Sosialisasi NSPK kegiatan
 Kepala Dinas penyelenggaraan : target kegiatan dan jangka pemanfaatan
Kehutanan - Pemanfaatan hutan pada waktu pelaksanaannya  Penilaian keberhasilan
Provinsi Kaltim wilayah tertentu  Pengawasan efektifitas dan pelaksanaan pemanfaatan

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-7


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Target Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (BINWASDAL)


No. Obyek Binwasdal Pelaksana
Pembinaan Pengawasan Pengendalian
 Kepala KPHP - Pemberdayaan efisiensi pemanfaatan hutan per tri wulan
 Kepala Seksi masyarakat anggaran  Pengaturan tata waktu
- Pembinaan dan  Pengawasan kesesuaian penganggaran dan besaran
pemantauan pemanfaatan pelaksanaan kegiatan dengan alokasi untuk mengendalikan
hutan dan penggunaan kebijakan atau NSPK terkait target pencapaian kegiatan
kawasan hutan pada areal pemanfaatan hutan
yang berizin
- Penyelenggaraan
koordinasi dan
sinkronisasi antar
pemegang izin
- Penyelenggaraan
koordinasi dan sinergi
dengan instansi dan
stakeholder terkait
 Fasilitasi komunikasi dan
membangun jejaring
(networking) para stakeholder
untuk mendukung
pemanfaatan hutan
1. Penggunaan kawasan hutan  Kementerian LHK  Mendorong dan memfasilitasi  Pengawasan pencapaian  Sosialisasi NSPK kegiatan
 Kepala Dinas penyelenggaraan : target kegiatan dan jangka penggunaan kawasan hutan
Kehutanan - Pemanfaatan hutan pada waktu pelaksanaannya  Penilaian keberhasilan
Provinsi Kaltim wilayah tertentu  Pengawasan efektifitas dan pelaksanaan kegiatan
 Kepala KPHP - Pemberdayaan efisiensi pemanfaatan penggunaan kawasan hutan
 Kepala Seksi masyarakat anggaran per tri wulan
- Pembinaan dan  Pengawasan kesesuaian  Pengaturan tata waktu
pemantauan pemanfaatan pelaksanaan kegiatan dengan penganggaran dan besaran
hutan dan penggunaan kebijakan atau NSPK terkait alokasi untuk mengendalikan
kawasan hutan pada areal target pencapaian kegiatan
yang berizin penggunaan kawasan hutan
 Fasilitasi komunikasi dan
membangun jejaring
(networking) para stakeholder
untuk mendukung
penggunaan kawasan hutan
1. Rehabilitasi dan reklamasi  Kementerian LHK  Mendorong dan memfasilitasi  Pengawasan pencapaian  Sosialisasi NSPK kegiatan
hutan dan lahan  Kepala Dinas penyelenggaraan : target kegiatan dan jangka rehablitasi dan reklamasi

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-8


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Target Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (BINWASDAL)


No. Obyek Binwasdal Pelaksana
Pembinaan Pengawasan Pengendalian
Kehutanan - Pemanfaatan hutan pada waktu pelaksanaannya hutan dan lahan
Provinsi Kaltim wilayah tertentu  Pengawasan efektifitas dan  Penilaian keberhasilan
 Kepala KPHP - Pemberdayaan efisiensi pemanfaatan pelaksanaan kegiatan
 Kepala Seksi masyarakat anggaran Rehabilitasi dan reklamasi
- Rehabilitasi pada areal  Pengawasan kesesuaian hutan dan lahan per tri wulan
kerja di luar izin pelaksanaan kegiatan dengan  Pengaturan tata waktu
- Pembinaan dan kebijakan atau NSPK terkait penganggaran dan besaran
pemantauan pelaksanaan alokasi untuk mengendalikan
rehabilitasi dan reklamasi target pencapaian kegiatan
pada areal yang ada hak Rehabilitasi dan reklamasi
atau izin pemanfaatan dan hutan dan lahan
penggunaan kawasan
hutannya
 Fasilitasi komunikasi dan
membangun jejaring
(networking) para stakeholder
untuk mendukung Rehabilitasi
dan reklamasi hutan dan
lahan
1. Perlindungan Hutan  Kementerian LHK  Mendorong dan memfasilitasi  Pengawasan pencapaian  Sosialisasi NSPK kegiatan
 Kepala Dinas penyelenggaraan : target kegiatan dan jangka perlindungan hutan
Kehutanan - Penyelenggaraan waktu pelaksanaannya  Penilaian keberhasilan
Provinsi Kaltim perlindungan dan  Pengawasan efektifitas dan pelaksanaan kegiatan
 Kepala KPHP konservasi alam efisiensi pemanfaatan perlindungan hutan per tri
 Kepala Seksi - Penyelenggaraan anggaran wulan
koordinasi dan  Pengawasan kesesuaian  Pengaturan tata waktu
sinkronisasi antar pelaksanaan kegiatan dengan penganggaran dan besaran
pemegang izin kebijakan atau NSPK terkait alokasi untuk mengendalikan
- Penyelenggaraan target pencapaian kegiatan
koordinasi dan sinergi perlindungan hutan
dengan instansi dan
stakeholder terkait
 Fasilitasi komunikasi dan
membangun jejaring
(networking) para stakeholder
untuk mendukung
perlindungan hutan
*1 = wilayah kelola yang telah terdapat izin pemanfaatan; 2 = wilayah tertentu, yaitu wilayah kelola yang belum terdapat izin pemanfaatan

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-9


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

BAB VII
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN
PELAPORAN

Kegiatan pemantauan (monitoring), evaluasi dan pelaporan KPHP Model Kendilo


dilaksanakan dalam rangka mengemban fungsi : (a) menjamin program kegiatan yang
dijalankan akan berjalan sebagaimana rencana yang telah ditetapkan; (b) menjaga
agar perencanaan mampu beradaptasi dengan perkembangan, dinamika dan
tantangan yang mungkin saja berubah selama implementasinya; (c) mendapatkan
solusi atas permasalahan dan/atau kendala yang dihadapi; (d) mengidentifikasi adanya
kebutuhan yang harus dipenuhi dalam rangka efektifitas dan efisiensi rencana; (e)
memberikan gambaran capaian kinerja sehingga dapat dikenakan rewards atau
punishments terhadap para pelaksana.

7.1 Pelaksana Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan


Pelaksana pemantauan, evaluasi dan pelaporan akan dilaksanakan oleh
aparatur KPHP Model Kendilo secara berjenjang dan sesuai pembagian tupoksi yaitu :
a. Kepala KPHP Model Kendilo
Pemantauan, evaluasi dan pelaporan oleh Kepala KPHP Model Kendilo berada
pada jenjang tertinggi untuk melihat secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan
KPHP Model Kendilo per tahun. Kepala akan memantau setiap pelaksanaan
kegiatan pada masing-masing seksi, kasubbag dan kepala resort. Pemantauan
dapat dilakukan secara langsung atau berdasarkan laporan yang disampaikan
masing-masing bagian.
b. Kepala Seksi
Kepala seksi menjalankan proses pemantauan sesuai lingkup tupoksinya. Seksi I
akan melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan lingkup kegiatan tata hutan
dan perencanaan dan pemanfaatan hutan. Seksi II akan melakukan pemantauan,
evaluasi dan pelaporan lingkup kegiatan perlindungan, KSDAE dan
pemberdayaan masyarakat.
c. Kasubbag Tata Usaha
Kasubbag TU akan melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan lingkup
kegiatan umum, kepegawaian, program dan keuangan. Peran Kasubbag TU

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-1


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

sangat penting untuk memastikan proses penganggaran dan pelaksanaan


kegiatan sesuai dengan administrasi keuangan yang benar.
d. Kepala Resort
Pada pelaksanaan kegiatan di tingkat lapangan, akan langsung dipantau,
dievaluasi dan dilaporkan oleh kepala resort. Secara rutin, kepala resort
memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan dan memastikan berjalan sesuai
dengan target output, biaya dan waktu yang direncanakan.

7.2 Tahapan Pelaksanaan Pemantauan, Evaluasi dan


Pelaporan
Sistem Monev (monitoring, evaluasi) dan pelaporan merupakan bagian-bagian
yang terintegrasi untuk saling mendukung dalam mengawal implementasi program
terutama dalam penerapan kebijakan/strategi, teknis operasional serta alternatif solusi
pemecahan masalah yang dihadapi. Sistem yang dibangun dimulai dari monitoring
secara berkelanjutan terhadap implementasi program tahunan. Hasil seri pemantauan
tersebut menjadi masukan yang berarti untuk dievaluasi pada setiap akhir tahun yang
merupakan evaluasi terhadap implementasi program tahunan. Hasil evaluasi ini
menjadi rujukan dalam menentukan rencana program tahun berikutnya.
Dalam rencana pengelolaan jangka panjang, dikembangkan dua tahapan
evaluasi, yaitu pada pertengahan masa implementasi (tahun ke-5) dan akhir masa
implementasi rencana (tahun ke-10). Evaluasi pertengahan dimaksudkan untuk
mengatasi kemungkinan adanya kesenjangan strategi dari dinamika yang terjadi,
sekaligus membuka terjadinya review rencana pengelolaan jangka panjang (lebih detil
dipaparkan pada sub-bab selanjutnya). Kemudian evaluasi akhir menjadi landasan
dalam perencanaan pengelolaan jangka panjang periode selanjutnya.
Penjelasan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan tersebut di atas,
secara keseluruhan akan digambarkan dalam kerangka sistem monitoring dan evaluasi
dalam rencana pengelolaan KPHP-Model Kendilo sebagai berikut :

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-2


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang


Periode II (2027-2036)

Rencana Pengelolaan Evaluasi Akhir


Hutan Jangka Implementasi Pengelolan
Panjang Periode 2015-2024
KPHP-Model Kendilo
(2017-2026)

Review Evaluasi
Rencana Pertengahan
Pengelolaan Program (Th. Ke-5)

Rencana kelola
Jangka pendek/
Tahunan
Evaluasi Tahunan

Monitoring Monitoring Monitoring Monitoring


Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Gambar VII-1. Kerangka Sistem Monitoring dan Evaluasi dalam Rencana


Pengelolaan KPHP-Model Kendilo

7.2.1 Tahap Pemantauan


Pemantauan (monitoring) dilakukan oleh para aparat KPHP Model Kendilo
guna mengawal rencana RPHJP Tahun 2017-2026 yang telah ditetapkan dengan cara
meninjau kemajuan dan capaian secara berkala triwulan (tiga bulan sekali).
Penggabungan hasil pemantauan selama empat tri wulan pada akhir desember akan
dilakukan setiap tahun sehingga akan diperoleh gambaran keseluruhan pelaksanaan
kegiatan selama satu tahun. Setiap penyusunan rencana pengelolaan tahunan, akan
ditentukan target output dan indikator pencapaian dalam rangka mencapai indikator
RPHJP selama 10 tahun. Target ouput inilah yang akan dipantau oleh para aparatur
KPHP Model Kendilo. Rincian pelaksanaan pemantauan disusun sebagai berikut :

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-3


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel VII-1. Tahapan Pemantauan Rencana Kegiatan KPHP Model Kendilo selama 2017 -

2026

Jangka Waktu Pemantauan per Tahun selama 2017-2026


Lingkup Obyek Metode
No
Pemantauan Pelaksanaan
Tri Wulan I Tri Wulan II Tri Wulan III Tri Wulan IV
- Pengamatan
Inventarisasi
lapangan
Berkala Wilayah Akhir Akhir Akhir
1 - Pengisian Akhir Juni
Kelola dan Maret September Desember
Form
Penataan hutan
Pemantauan
- Pengamatan
Pemanfaatan lapangan
Akhir Akhir Akhir
2 Hutan pada - Pengisian Akhir Juni
Maret September Desember
Wilayah Tertentu Form
Pemantauan
- Pengamatan
lapangan
Pemberdayaan Akhir Akhir Akhir
3 - Pengisian Akhir Juni
Masyarakat Maret September Desember
Form
Pemantauan
Pembinaan dan
Pemantauan
- Pengamatan
Pemanfaatan
lapangan
Hutan dan Akhir Akhir Akhir
4 - Pengisian Akhir Juni
Penggunaan Maret September Desember
Form
Kawasan Hutan
Pemantauan
pada Areal yang
Berizin
- Pengamatan
Rehabilitasi pada lapangan
Akhir Akhir Akhir
5 Areal Kerja di - Pengisian Akhir Juni
Maret September Desember
Luar Izin Form
Pemantauan
Pembinaan dan
Pemantauan
Pelaksanaan
Rehabilitasi dan - Pengamatan
Reklamasi pada lapangan
Akhir Akhir Akhir
6 Areal yang ada - Pengisian Akhir Juni
Maret September Desember
hak atau Izin Form
Pemanfaatan dan Pemantauan
Penggunaan
Kawasan
Hutannya
- Pengamatan
Penyelenggaraan lapangan
Akhir Akhir Akhir
7 Perlindungan dan - Pengisian Akhir Juni
Maret September Desember
Konservasi Alam Form
Pemantauan
Penyelenggaraan - Pengamatan
Akhir Akhir Akhir
8 Koordinasi dan lapangan Akhir Juni
Maret September Desember
Sinkronisasi antar - Pengisian

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-4


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Jangka Waktu Pemantauan per Tahun selama 2017-2026


Lingkup Obyek Metode
No
Pemantauan Pelaksanaan
Tri Wulan I Tri Wulan II Tri Wulan III Tri Wulan IV
Pemegang Izin Form
Pemantauan
Penyelenggaraan
- Pengamatan
Koordinasi dan
lapangan
Sinergi dengan Akhir Akhir Akhir
9 - Pengisian Akhir Juni
instansi dan Maret September Desember
Form
stakeholder
Pemantauan
terkait
- Pengamatan
Penyediaan dan lapangan
Akhir Akhir Akhir
10 Peningkatan - Pengisian Akhir Juni
Maret September Desember
kapasitas SDM Form
Pemantauan
- Pengamatan
lapangan
Penyediaan Akhir Akhir Akhir
11 - Pengisian Akhir Juni
Pendanaan Maret September Desember
Form
Pemantauan
- Pengamatan
lapangan
Pengembangan Akhir Akhir Akhir
12 - Pengisian Akhir Juni
Database Maret September Desember
Form
Pemantauan
- Pengamatan
lapangan
Rasionalisasi Akhir Akhir Akhir
13 - Pengisian Akhir Juni
Wilayah Kelola Maret September Desember
Form
Pemantauan
- Pengamatan
lapangan
Review Rencana Akhir Akhir Akhir
14 - Pengisian Akhir Juni
Pengelolaan Maret September Desember
Form
Pemantauan
- Pengamatan
lapangan
Pengembangan Akhir Akhir Akhir
15 - Pengisian Akhir Juni
Investasi Maret September Desember
Form
Pemantauan
Sumber: Hasil Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)

Metode pelaksanaan pemantauan diutamakan dengan pengamatan lapangan


oleh para pelaksana kegiatan. Hasil pengamatan lapangan ditampilkan dalam form
pemantauan Dalam implementasi pemantauan rencana pengelolaan hutan di wilayah
KPHP-Model Kendilo dikembangkan form pemantauan yang pada dasarnya umum
digunakan dalam perencanaan lainnya, sebagai berikut :

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-5


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel VII-2. Contoh matriks yang dikembangkan untuk pemantauan setiap triwulan
pelaksanaan Rencana Pengelolaan KPHP Model Kendilo 2017-2026
Triwulan: Zona: Blok:
Kegiatan/ Pelaksana Jangka Capaian Tindak Kete-
No Indikator Target
Sub-Kegiatan PJ SH Waktu A B C Lanjut rangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1.
.
.
.
dst
Keterangan: PJ= Penanggung Jawab; SH= Parapihak Terkait

Penjelasan Kolom :
Kolom 1 : Nomor kegiatan/sub-kegiatan yang telah ditetapkan;
Kolom 2 : Kegiatan/sub-kegiatan yang dijalankan;
Kolom 3 dan 4 : Institusi penanggung jawab implementasi; dan institusi rekanan kerja yang
terlibat;
Kolom 5 : Jangka waktu implementasi rencana kegiatan/sub-kegiatan yang telah
ditetapkan dalam perencanaan;
Kolom 6 : Indikator capaian kegiatan/sub-kegiatan yang telah ditetapkan;
Kolom 7 : Target hingga pada saat pemantauan (jika ada/diperlukan); pemantauan
dilakukan setiap 3 (tiga) bulan, jadi bulan ke-3; bulan ke-6; bulan ke-9; dan
bulan ke-12 (dalam hal ini hanya bisa dilakukan pada rencana detil tahunan);
Kolom 8; 9; 10 : Capaian dari implementasi, terbagi atas 3 (tiga) tingkatan sesuai dengan
deviasinya, yaitu: A = jika yang dicapai sesuai dengan target yang ditetapkan;
B = Jika yang dicapai tidak sesuai dengan yang ditargetkan, akan tetapi masih
bisa dilaksanakan dengan berbagai upaya tindak lanjut; dan C= Jika yang
direncanakan sama sekali tidak bisa dilakukan dan mungkin memerlukan
perubahan rencana);
Kolom 11 : Upaya tindak lanjut yang akan dapat/harus dijalankan dalam rangka
melaksanakan rencana kegiatan sesuai dengan kebutuhan dari hasil
pemantauan yang dilakukan;
Kolom 12 : Keterangan, memberikan ruang terhadap hal-hal yang belum bisa diakomodir
dalam kolom 1-11, tetapi penting untuk diketahui.

Setiap rencana kegiatan/sub kegiatan yang telah direncanakan pada Bab V akan
dipantau setiap triwulan oleh manajemen internal yang ditunjuk oleh Kepala KPHP
Model Kendilo. Hasil pemantauan menjadi bahan diskusi manajemen KPHP Model
Kendilo dengan parapihak terkait untuk perbaikan dan tindak-lanjut pelaksanaan
program/kegiatan yang telah dicanangkan. Selanjutnya hasil pemantauan juga

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-6


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

dijadikan bahan telaahan untuk kegiatan evaluasi secara menyeluruh yang akan
dilakukan pada pertengahan dan akhir rencana pengelolaan.

7.2.2 Tahap Evaluasi


1. Tahap Evaluasi
Evaluasi kegiatan pengelolaan hutan KPHP Model Kendilo akan dilaksanakan
dalam dua tahap yaitu :
a. Tahap I, melakukan evaluasi rencana pengelolaan hutan jangka pendek (RPHJPd)
setiap akhir tahun kegiatan berdasarkan bahan hasil pemantauan tri wulan dan
rekapitulasi pemantauan selama 1 tahun.
b. Tahap II, melakukan evaluasi untuk rencana pengelolaan hutan jangka panjang
(RPHJP) pada pertengahan (akhir tahun ke-5) dan akhir masa perencanaan (akhir
tahun ke-10).
Hasil evaluasi tahunan akan dijadikan rujukan pengelolaan tahunan berikutnya.
Evaluasi untuk pengelolaan jangka panjang dapat dijadikan landasan review dokumen
perencanaan serta menjadi acuan perencanaan untuk rencana pengelolaan satu
dasawarsa ke depan. Pelaksanaan evaluasi Rencana Pengelolaan KPHP Model
Kendilo merupakan tanggung-jawab dari manajemen internal KPHP Model Kendilo
yang dapat dilaksanakan sendiri maupun meminta pihak lain yang berkompeten.

2. Metode Evaluasi
Evaluasi (Evaluation) adalah proses menentukan nilai atau pentingnya suatu
kegiatan, kebijakan atau program. Sebuah penilaian yang obyektif dan sistematik
terhadap kegiatan yang tengah dilangsungkan maupun telah dilaksanakan. Sehingga
penilaian kinerja biasanya dilakukan pada pertengahan dan atau akhir dari
masa/durasi perencanaan kegiatan.
Manajemen KPHP ModelKendilo akan menggunakan metode indikator output
dengan menempatkan lima kriteria evaluasi dalam menilai pelaksanaan kegiatan.
Kriteria tersebut adalah relevansi, efektifitas, efesiensi, dampak, dan keberlanjutan.
Penilaian “relevansi” merupakan evaluasi terhadap sejauh mana dukungan kegiatan
terhadap prioritas pengelolaan KPHP Model Kendilo. Kriteria “efektifitas” diarahkan
untuk melihat sejauh mana kegiatan yang dijalankan mencapai tujuan. “Efisiensi”
merupakan alat ukur untuk mengetahui keluaran (kualitatif dan kuantitatif) yang
dihubungkan dengan modal yang dipergunakan (input). Kriteria “dampak” untuk
mengetahui perubahan positif dan negatif dari kegiatan yang dilaksanakan. Sementara

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-7


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

kriteria “keberlanjutan” ditujukan untuk menilai prospek manfaat dari keberlajutan


kegiatan.
Guna aktualisasi pelaksanaan evaluasi dari rencana pengelolaan hutan di
wilayah KPHP Model Kendilo dikembangkan matriks untuk memudahkan dan
keseragaman dalam proses penilaian. Matriks tersebut akan mengurai penilaian
terhadap setiap kegiatan yang telah dicanangkan pada Bab V dengan pola sebagai
berikut :
Tabel VII-3. Contoh matriks yang dikembangkan untuk evaluasi pelaksanaan Rencana
Pengelolaan KPHP Model Kendilo 2017-2026
Kegiatan/ Pelaksana Evaluasi Capaian
No. Sub- Indikator Target Rekomendasi
PJ SH A B C D E
Kegiatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1.
.
.
.
dst
Keterangan: PJ= Penanggung Jawab; SH= Parapihak Terkait

Penjelasan :
Kolom 1 : Nomor kegiatan/sub-kegiatan yang telah ditetapkan;
Kolom 2 : Kegiatan/sub-kegiatan yang dijalankan;
Kolom 3 dan 4 : Institusi penanggung jawab implementasi; dan institusi rekanan kerja yang
terlibat;
Kolom 5 : Indikator capaian kegiatan/sub-kegiatan yang telah ditetapkan;
Kolom 6 : Target capaian hingga pada tahun ke-5 atau ke-10 (akhir 1 periode
perencanaan);
Kolom 7; 8; 9; 10; : Evaluasi dari capaian kegiatan dengan kriteria penilaian: A = faktor relevansi;
11 B = faktor efektifitas; C = efesiensi; D = Dampak; E = Keberlanjutan;
Kolom 12 : Rekomendasi dari setiap pelaksanaan kegiatan setelah memperhatikan kriteria
penilaian yang bermuara pada kesimpulan kelayakan kegiatan dan saran
perbaikan.

7.3. Peninjauan Ulang Rencana Pengelolaan


Tenggang waktu implementasi dokumen rencana pengelolaan hutan jangka
panjang (RPHJP) KPHP Model Kendilo adalah selama 10 tahun. Selama masa itu
dimungkinkan terjadi dinamika politik, sosial ekonomi, peraturan baru, kebijakan
pemerintah pusat/daerah, yang menuntut peninjauan ulang (review) atas rencana yang
telah dibuat, dikarenakan oleh pertimbangan rencana yang ada sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi yang aktual. Artinya bahwa review dilakukan sebagai jalan untuk

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-8


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

melakukan revisi atas rencana yang sudah ada, dan oleh karenanya pemanfaatan
hasil pemantauan dan evaluasi menjadi bagian penting dalam pertimbangan (lihat
Gambar 7.1.).
1. Tahapan Review
Tahapan review ada dua yaitu :
a. Tahap I : Proses review diawali dengan melihat hasil evaluasi pada
pertengahan (akhir tahun ke-5). Pada tahap ini, semua rekapitulasi hasil
evaluasi tahunan akan dikumpulkan dan dievaluasi secara keseluruhan untuk
melihat sejauh mana kegiatan pengelolaan hutan KPHP Model Kendilo telah
dicapai sesuai dengan target yang direncanakan.
b. Tahap II : proses review akan dilakukan pada akhir masa perencanaan (akhir
tahun ke-10). Hasil evaluasi akhir akan menunjukkan bagaimana tingkat
keberhasilan program/kegiatan pengelolaan hutan oleh KPHP Model Kendilo
dilaksanakan sejak tahun 2017 hingga 2026. Hasil evaluasi akhir menjadi
bahan penting untuk menyusun rencana pengelolaan hutan sepuluh tahun ke
depan.

2. Metode Review
Metoda utama yang digunakan untuk review Rencana Pengelolaan KPHP-Model
Kendilo adalah Analisis Isi secara Kualitatif (Qualitative Content Analysis) terhadap
dokumen RPH KPH sendiri dan dokumen perencanaan daerah dan kehutanan lainnya,
dokumen-dokumen serta laporan-laporan terkait yang tersedia berkaitan dengan hutan
dan kehutanan, serta perubahan peraturan perundangan yang berlaku selama kurun
waktu 5 (lima) tahun terakhir. Selanjutnya analisis tersebut dikombinasikan dengan
Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) berkaitan dengan implementasinya, observasi
fakta lapangan dan jika diperlukan hasil interviews terhadap parapihak yang relevan
terhadap lingkup dan tujuan review. Adapun alur dari review ini secara sederhana
disajikan sebagai berikut:

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-9


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

1. Substansi 2. Implementasi

Strategi
RP KPHP- Qualitative Akselerasi
Hasil dan Reko-
Model Content
Kesimpulan mendasi Modifikasi RP
Kendilo Analysis dan
Review Opsi Tahunan
2017-2026 Gap Analysis
Revisi Total RP

3. Relevansi 4. Adaptabilitas
RP KPHP Model
Kendilo 2017-
2026

Gambar VII-2. Alur proses dan metodologi review RP KPHP-Model Kendilo 2017-2026

Dalam proses analisis review dokumen RPH KPHP-Model Kendilo dipergunakan


empat aspek sebagai dasar pertimbangan hasil dan kesimpulan review. Adapun
keempat aspek tersebut adalah:
(1) Substansi, meninjau ulang apakah sudah mencakup keseluruhan informasi
kondisi, permasalahan, kebutuhan dan bahkan tantangan yang dihadapi secara
lengkap dan terpercaya agar mampu untuk merealisasikan Visi dan Misi
pengelolaan KPHP Model kendilo yang telah disusun pada Bab III;
(2) Implementasi, meninjau ulang sejauh mana substansi yang ada selama 5 tahun
pengelolaan yang memungkinkan diimplementasikan dengan komitmen,
konsisten dan konsekuensi oleh seluruh jajaran KPHP Model Kendilo dan
mendapat dukungan dari institusi lainnya;
(3) Relevansi, meninjau ulang kesesuaian substansi dan implementasi RPH KPHP-
Model Kendilo dengan dokumen perencanaan pembangunan kehutanan dan
daerah lainnya, baik yang bersifat vertikal maupun horisontal, agar tercapai
keselarasan dalam pencapaian tujuan pembangunan secara umum dan
pembangunan kehutanan secara khusus;
(4) Adaptabilitas, meninjau ulang apakah substansi, implementasi dan relevansi
yang dimiliki RPh KPHP Model Kendilo yang ada, bisa menyesuaikan diri (luwes)
terhadap segala kemungkinan perubahan atau dinamika politik, sosial dan
ekonomi sejak awal implementasi hingga akhir jangka waktu perencanaan
nantinya.

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-10


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Hasil akhir dari review terdapat tiga skenario yang akan diterapkan yaitu :
a. Tidak ada perubahan dari RPH KPHP Model Kendilo kecuali menerapkan strategi
implementasi untuk akselerasi pencapaian Visi dan Misi yang telah ditetapkan
pada masa waktu yang tersisa;
b. Tidak ada perubahan dalam perencanaan jangka panjang, tetapi modifikasi pada
rencana tahunannya;
c. Dilakukan revisi total terhadap dokumen ini sebagai RPH KPHP Model Kendilo,
dikarenakan tidak mungkin dilanjutkan guna mencapai Visi dan Misi dengan
substansi yang ada, khususnya akibat perubahan eksternal yang mendasar (misal
perubahan politik kehutanan dan pemerintahan di pusat/daerah).

7.4. Pelaporan
Dengan status saat ini sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dibawah
Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, Kepala KPHP Model Kendilo memiliki
kewajiban untuk menyampaikan seluruh perencanaan dan juga hasil monitoring dan
evaluasi implementasi kegiatan dalam perencanaan secara reguler kepada :
1. Kepala Dinas Kehutanan selaku atasan dan pejabat yang berwenang melakukan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap kinerja KPHP Model Kendilo.
Laporan ini akan menjadi bahan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan
Timur untuk disampaikan kepada Gubernur Kalimantan Timur.
2. Pemerintah Pusat c.q. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, karena
program/kegiatan pencapaian pengelolaan hutan lestari oleh Kementerian LHK
telah dilimpahkan pada pengelola tingkat tapak yaitu KPHP Model Kendilo. Oleh
karena sebagian pembiayaan kegiatan implementasi KPH diperoleh dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Disamping yang bersifat reguler, pelaporan juga dilakukan dalam konteks
insidentil, yaitu sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pengguna (users) terutama pada saat-
saat khusus (misal ada bencana alam), baik diminta ataupun tidak.
Dalam konteks pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program yang bersifat
reguler, sistem pelaporan dikembangkan dalam dua model sistematika, yaitu laporan
tahunan (jangka pendek) dan laporan akhir jangka panjang (10 tahunan). Sistimatika
laporan tahunan dirancang seperti berikut ini:

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-11


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Hasil yang Diharapkan
1.4. Metodologi
BAB II. RENCANA PENGELOLAAN KPH
2.1. Visi dan Misi
2.2. Ringkasa Rencana Jangka Panjang
2.3. Rencana Pengelolaan Jangka Pendek
2.4. Tujuan dan Sasaran Pengelolaan Jangka Pendek
BAB III. HASIL DAN ANALISIS PEMANTAUAN
3.1. Kemajuan Triwulan I
3.2. Kemajuan Triwulan II
3.3. Kemajuan Triwulan III
3.4. Kemajuan Triwulan IV
BAB IV. HASIL DAN ANALISIS EVALUASI TAHUNAN
4.1. Kondisi Awal
4.2. Capaian Akhir Tahun
4.3. Analisis dan Kesimpulan Capaian Kinerja
4.4. Rekomendasi Tindak Lanjut
BAB V. PENUTUP
RUJUKAN
LAMPIRAN

Laporan-laporan tahunan menjadi portofolio manajemen KPH untuk menyusun


laporan pengelolaan jangka panjang. Adapun sistematika laporan pengelolaan jangka
panjang dirancang sebagai berikut.

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-12


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Hasil yang Diharapkan
1.4. Metodologi
BAB II. RENCANA PENGELOLAAN KPH
2.1. Visi dan Misi
2.2. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang
2.3. Tujuan dan Sasaran Jangka Panjang
BAB III. IMPLEMENTASI PROGRAM TAHUNAN
3.1. Target dan Capaian Tahun-1
. …………………..
. …………………..
. …………………..
3.10. Target dan Capaian Tahun-10
BAB IV. HASIL DAN ANALISIS EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN
4.1. Kondisi Awal
4.2. Capaian Akhir Pengelolaan
4.3. Analisis Kinerja, Permasalahan, Peluang dan Tantangan
4.4. Rekomendasi Tindak Lanjut
BAB V. PENUTUP
RUJUKAN
LAMPIRAN

Kedua model sistematika laporan di atas untuk memberikan arahan mengenai


sistematika pelaporan kegiatan agar tercipta konsistensi dalam tiap periode pelaporan
sehingga memudahkan dalam monitoring dan evaluasi. Namun hal tersebut tidak
bersifat mutlak, melainkan dapat dikembangkan atau dimodifikasi dengan penambahan
atau pengurangan item, yang disesuaikan dengan kebutuhan saat pelaporan.

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-13


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

BAB VIII
PENUTUP

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panajang (RPHJP) KPHP Model Kendilo


tahun 2017-2026 ini diharapkan dapat menjadi arah atau pedoman
pengurusan/pembangunan kehutanan untuk dapat mencapai kondisi dimana tahun
2026 nanti dapat terbangun sesuai dengan visi dan misi pembangunan KPHP Model
Kendilo.
Diawal beroperasinya KPHP Model Kendilo tentu banyak menjumpai berbagai
kendala seperti kejelasan tata hubungan kerja dengan Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Timur sebagai bagian proses transisi pelimpahan kewenangan sektor
kehutanan dari Pemerintah Kabupaten Paser ke Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur; sarana dan prasarana yang kurang memadai, jumlah dan kualitas SDM masih
terbatas; regulasi yang belum lengkap disamping keberadaan KPH belum sepenuhnya
difahami dan diterima oleh masyarakat dan para pihak lainnya; persepsi masyarakat
mengenai keberadaan fungsi sumberdaya hutan masih sangat rendah; kemudian data
dan informasi mengenai potensi baik dari aspek ekologi, ekonomi sosial budaya
maupun hal-hal pendukung lainnya yang dimiliki masih sangat minim dan belum
memiliki pengalaman dalam tindakan pengelolaan hutan lestari.
Berdasarkan pengalaman sampai saat ini, pengelolaan multi fungsi sumberdaya
hutan sebagai bagian pokok dari pembangunan sektor kehutanan masih dihadapkan
pada banyak permasalahan bagi upaya untuk mewujudkan pengelolaan secara lestari.
Namun disisi lain, potensi pengelolaan multifungsi sumberdaya hutan akan
memberikan peluang nilai tambah bagi peningkatan nilai ekonomi kawasan hutan
karena keberadaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan jasa lingkungan dari
pemanfaatan kawasan huta memiliki nilai ekonomi sangat tinggi. Dibeberapa tempat
kawasan hutan di Indonesia telah membuktikan bahwa pengelolaan HHBK dan jasa
lingkungan mampu memberikan kontribusi pendapatan baik bagi masyarakat desa
secara langsung dan berdampak positif bagi pembangunan daerah.
Terbentuknya KPHP-Model Kendilo dengan luas 137.495 ha diharapkan
pengelolaan sumberdaya hutan di tingkat tapak dapat dilaksanakan dengan lebih baik
dan intensif. Kondisi areal wilayah kerja KPHP-Model Kendilo disamping menyimpan
potensi yang menjanjikan manfaat untuk pembangunan daerah, peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan menjaga keseimbangan lingkungan hidup, ternyata

PENUTUP VIII-1
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

juga berpotensi untuk terjadinya degradasi fungsi lahan, deforestasi sebagai akibat dari
kegiatan pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan untuk non kehutanan dan
aktifitas illegal dibidang kehutanan lainnya. KPHP Model Kendilo akan menjadi
lembaga yang memastikan kehadiran negara di tingkat tapak dan menjamin adanya
pengelolaan langsung kawasan hutan dengan berbagai program/kegiatan
berkelanjutan yang melibatkan masyarakat desa secara langsung.
Arahan dalam Rencana Pengelolaan Hutan KPHP Model Kendilo tahun 2017-
2026 ini sangat diharapkan dapat mewujudkan lembaga KPH yang mandiri, menjadi
KPHP percontohan sesuai dengan SK-nya sebagai KPH Model di Indonesia dan dapat
mewujudkan kawasan hutan yang lestari, pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutan yang optimal, laju rehablitasi yang harus melebihi laju degradasi/deforestasi,
menurunnnya angka degradasi dan deforestasi, optimalnya pengelolaan kawasan
konservasi, dengan kesetaraan antara perlindungan hutan, pengawetan dan
pemanfaatan, terinternaliasinya komitmen dan kesepakatan daerah serta nasional
sektor kehutanan dalam kebijakan dan pelaksanaan pembanguan kehutanan di pusat,
provinsi dan Kabupaten/Kota.
Proses penyusunan rencana pengelolaan hutan ini akan melibatkan melibatkan
berbagai pihak, baik ditingkat pusat, provinsi, daerah, desa hingga tingkat lapangan,
serta melibatkan para pihak diluar sektor kehutanan, baik sektor perikanan, pertanian,
perkebunan, peternakan dan sektor sosial lainnya. Pihak yang terlibat tindak hanya
kalangan pemerintahan, tetapi juga akademisi, praktisi, LSM, swasta dan lainnya.
Hubungan semua stakeholder tersebut harus dapat terbangun dan terjalin kuat
mengingat paradigma pembangunan hutan sekarang tidak lagi sekedar menanam dan
mengelola kayu semata tetapi wajib membangun masyarakat desa sekitar hutan atau
di dalam hutan dengan berbagai aspek kehidupannya. Membangun hutan juga berarti
menyelesaikan berbagai permasalahan yang telah terjadi selama era lama
pengelolaan hutan yang dianggap tidak berhasil mewujudkan pengelolaan hutan lestari
dan masyarakat sejahtera.
Dengan RPHJP KPHP Model Kendilo Tahun 2017-2026 maka semua harapan
pengelolaan hutan yang terpadu dalam mendukung mewujudkan hutan sebagai
penyangga DAS Kendilo yang berspektif perubahan iklim dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat akan benar-benar dapat dilaksanakan oleh KPHP Model
Kendilo sebagai bentuk solusi terbaik dimasa pembangunan hutan terkini saat ini,
meninggalkan pembangunan hutan yang bersifat “Business as Usual”

PENUTUP VIII-2
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IV Samarinda. 2014. Laporan Hasil


Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat di Dalam/Sekitar Kesatuan Pengelolaan
Hutan Produksi (KPHP) Model Kendilo dalam Rangka Penyusunan Tata Hutan
dan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 2014. Samarinda.
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IV Samarinda. 2014. Laporan Hasil
Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat di Dalam/Sekitar Kesatuan Pengelolaan
Hutan Produksi (KPHP) Model Kendilo dalam Rangka Penyusunan Tata Hutan
dan Rencana Pengelolaan KPH Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.
Samarinda.
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IV. 2014. Laporan Inventarisasi Hutan
pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kendilo Kabupaten Paser.
Samarinda.
Badan Planologi Kehutanan Pusat Wilayah Pengelolaan Kawasan Hutan Departemen
Kehutanan. 2007. Tanya – Jawab : Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Jakarta
Badan Pusat Statistik Kabupatenuapen Paser. 2013. Kabupatenupaten Paser Dalam
Angka 2013. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
Badan Pusat Statistik Kabupatenupaten Paser, 2013. Kecamatan Muara Samu Dalam
Angka 2013. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
Badan Pusat Statistik Kabupatenupaten Paser. 2013. Kecamatan Batu Engau Dalam
Angka 2013. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
Badan Pusat Statistik Kabupatenupaten Paser. 2013. Kecamatan Muara Koman
Dalam Angka 2013. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
Badan Pusat Statistik Kabupatenupaten Paser. 2013. Kecamatan Batu Sopang Dalam
Angka 2013. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
Biro Organisasi-Setjen Kementerian Dalam Negeri. 2011. Organisasi KPHL/KPHP
dalam Koridor Permendagri Nomor : 61 Tahun 2010. Jakarta.
Dinas Kehutanan Samarinda. 2007. Laporan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan
Inventarisasi Tegakan pada Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Ekspoitasi
Batubara dan Sarana Penunjangnya a/n PT. Tunas Jaya. Kabupaten Paser.
Kalimantan Timur.
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser. 2010. Rencana Strategis Tahun
2011-2015. Kabupaten Paser.
Badan Planologi Kehutanan. 2008. Finalisasi Rancangan KPH Model. Departemen
Kehutanan. Jakarta.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. 2011. Berita Acara dalam Rangka Tata Batas
Kawasan Hutan. Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. 2011. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.50/Menhut-II/2011, tentang Pengukuran Kawasan Hutan. Kementerian
Kehutanan RI. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA xx
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. 2011. Arahan Direktur Jenderal Planologi


Kehutanan pada Acara Rapat Koordinasi KPH. Bogor.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. 2012. Peraturan Direktur Jenderal Planologi
Kehutanan Nomor : P.5/VII-WP3H/2012, tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan
dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan
Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP).
Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Direktorat Wilayah Pengelolaan dan
Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan. 2011. Peraturan Terkait
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Direktorat Wilayah Pengelolaan dan
Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan. 2013. Ringkasan Pembangunan
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Direktorat Wilayah Pengelolaan dan
Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan. 2013. Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Menuju Kemandirian Kesatuan
Pengelolaan Hutan (KPH). Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Direktorat Wilayah Pengelolaan dan
Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan. 2013. Peraturan Terkait
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Direktorat Wilayah Pengelolaan dan
Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan. 2013. Pembangunan Kesatuan
Pengelolaan Hutan (KPH) Konsep, Peraturan Perundangan dan Implementasi.
Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.
Dinas Kehutanan., GTZ-FORCLIME. 2009. Instrumen Penilaian KPH Merujuk pada
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : 6/Menhut-II/2009, tentang Pembentukan
Wilayah KPH. Kota Tarakan.
Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ)-FORCLIME. 2012. Rencana
Kelola Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Berau Barat Tahun
2012-2022. Samarinda.
Harmonis, M. Sutisna, D. Mardji, RE Iskandar, 2007. Potensi dan prospek
pengembangan usaha perlebahan di Kalimantan Timur. Rimba Kalimantan 12
(1): 25–34
Inhutani II. 2008. Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal) Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) PT. INHUTANI II
Sub. Unit Tanah Grogot 2008. Kabupaten Paser Kalimantan Timur.
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, 2009. Rencana Strategis Pembangunan
Kehutanan Indonesia 2010-2014.
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, 2010. Rencana Strategis Kementerian
Kehutanan tahun 2010-2014 (Permenhut No. P. 08/Menhut-II/2010).
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, 2013. Statistik Kehutanan Indonesia
Tahun 2012.
Keputusan Menteri Kehutanan RI No. SK 554/Menhut-II/2013. Tentang Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan Seluas + 395.621
ha, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Seluas + 276.240 ha dan Penunjukan

DAFTAR PUSTAKA xxi


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Bukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan Seluas + 11.732 ha Di Provinsi


Kalimantan Timur.
Paparan (Presentasi). Penataan Ruang Daerah Provinsi Kalimantan Timur.
Disampaikan pada FGD Komite I DPD RI. Samarinda 18 September 2012.
Paparan (presentasi). Dr. Dadang Rukmana. Panduan Penerapan ketentuan Holding
Zone dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi/Kabupaten/Kota.
Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum. Balikpapan,
10 Mei 2012.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2004 Tentang
Perencanaan Kehutanan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Tata Hutan
dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan.
Peraturan Pemerintah RI No. 6 Tahun 1999. Tentang Pengusahaan Hutan dan
Pemungutan Hasil Hutan pada Hutan Produksi.
Peraturan Pemerintah RI No. 15 Tahun 2010. Tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang.
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.50/Menhut-II/2009 Tentang
Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan.
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.32/Menhut-II/2010 Tentang
Tukar Menukar Kawasan Hutan.
PT. Belengkong Mineral Recources. 2010. Analisis Dampak Lingkungan Rencana
Pertambangan Batubara Kapasitas Produksi : 200.000 Ton/Tahun Seluas : 711
Ha. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
PT. Kideco Jaya Agung Jakarta. 2009. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peningkatan Produksi Batubara 40 Juta Ton/Tahun Penambangan Batubara PT
Kideco Jaya Agung di Wilayah DU 1546/Kaltim di Kecamatan Batu Sopang dan
Muara Samu dan Pelabuhan Khusus Batubara di Kecamatan Tanah Grogot
Kabupatenupaten Paser, Kalimantan Timur.
PT. Kideco Jaya Agung. 2013. Rencana dan Realisasi Paket Program Corporate
Social Responsibility. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
PT. Kideco Jaya Agung 2014. Realisasi Program Corporate Social Responsibility
Triwulan I 2014. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
PT. Kideco Jaya Agung. 2014. Realisasi Program Corporate Social Responsibility
Triwulan II 2014. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
PT. Tunas Muda Jaya Jakarta 2003. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Rencana
Usaha atau Kegiatan Pertambangan Batubara (KW 0202 PP 0012 dan 0203 PP
0007) Perintegrasi dengan Rencana Usaha atau Kegiatan Pembangunan Jalan
Angkut dan Pelabuhan Khusus Batubara. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
RePPProT, 1987. Land Systems/Land Suitability. Badan Koordinasi Survey dan
Pemetaan Nasional.
Rencana Strategis Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur 2009-2013.
Sigit, M.N.A., 2013. Identifikasi Masalah Tenurial dengan Pendekatan Komunikasi
Sosial.

DAFTAR PUSTAKA xxii


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 6188/Kpts-II/2002 Tentang Organisasi dan


Tata Kerja Balai Pemanfaatan Kawasan Hutan.
Surat dan Lampiran Surat Kepala BAPPEDA Provinsi Kaltara kepada Direktur
Penataan Ruang Wilayah Nasional tanggal 26 Agustus 2013 dengan Nomor
surat: 050/012/Bapp.04/VIII/2013 perihal Masukan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara untuk RTRWN.
Undang-undang RI No. 5 Tahun 1990. Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati
dan Ekosistemnya.
Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999. Tentang Kehutanan.
Undang-undang RI No. 35 Tahun 2002. Tentang Reboisasi.
Undang-undang RI No. 33 Tahun 2004. Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007. Tentang Penataan Ruang.

DAFTAR PUSTAKA xxiii


RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

LAMPIRAN 1

RANGKUMAN TABEL HASIL PLOT POHON

LAMPIRAN A-1
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

RANGKUMAN TABEL HASIL PLOT POHON

Tabel 1. Indeks Nilai Penting pada Strata Hutan Lahan Kering Sekunder Tingkat Pohon
(N=jumlah jenis; K=kerapatan jenis; Kr=kerapatan jenis relatif; D=dominansi jenis; V=volume;
Dr=dominansi jenis relatif; P=jumlah plot ditemukannya suatu jenis; F=frekuensi jenis;
Fr=frekuensi jenis relatif; INP=indeks nilai penting)

K D INP
No Jenis N Kr (%) Dr (%) P F Fr (%)
(N/ha) (V/ha) (%)
I Kelompok Kayu Indah
1 Bungur 1 0,33 0,37 0,03 0,24 1 0,02 0,61 1,22
2 Sungkai 24 8,00 8,96 1,08 9,59 7 0,15 4,27 22,81
3 Ulin 12 4,00 4,48 0,68 6,05 9 0,19 5,49 16,01
Jumlah I 37 12,33 13,81 1,79 15,87 17 0,35 10,37 40,04
II Kelompok Jenis Meranti
1 Durian 1 0,33 0,37 0,07 0,61 1 0,02 0,61 1,59
2 Jelutung 1 0,33 0,37 0,03 0,28 1 0,02 0,61 1,26
3 Kapur 6 2,00 2,24 0,41 3,64 3 0,06 1,83 7,71
4 Lanan 5 1,67 1,87 0,19 1,68 5 0,10 3,05 6,60
5 Limpasu 1 0,33 0,37 0,06 0,49 1 0,02 0,61 1,47
6 Markabang 1 0,33 0,37 0,09 0,81 1 0,02 0,61 1,79
7 Meranti 71 23,67 26,49 3,15 28,00 30 0,63 18,29 72,79
8 Meranti Batu 1 0,33 0,37 0,03 0,24 1 0,02 0,61 1,22
9 Meranti Merah 3 1,00 1,17 0,20 1,75 3 0,06 1,83 4,70
10 Meranti Putih 1 0,33 0,37 0,04 0,39 1 0,02 0,61 1,37
11 Nyatoh 6 2,00 2,24 0,25 2,21 1 0,02 0,61 5,05
Jumlah II 97 32,33 36,19 4,51 40,10 48 1,00 29,27 105,56
III Kelompok Limbah Campuran
1 Asam 6 2,00 2,24 0,19 1,64 4 0,08 2,44 6,32
2 Banitan 1 0,33 0,37 0,02 0,14 1 0,02 0,61 1,12
3 Bawang 1 0,33 0,37 0,08 0,68 1 0,02 0,61 1,66
4 Benuang 8 2,67 2,99 0,32 2,83 4 0,08 2,44 8,26
5 Bingkungan 4 1,33 1,49 0,12 1,08 1 0,02 0,61 3,18
6 Biwan 12 4,00 4,48 0,54 4,76 6 0,13 3,66 12,89
7 Buno 1 0,33 0,37 0,02 0,17 1 0,02 0,61 1,15
8 Gusi 1 0,33 0,37 0,20 1,80 1 0,02 0,61 2,78

LAMPIRAN A-2
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

K D INP
No Jenis N Kr (%) Dr (%) P F Fr (%)
(N/ha) (V/ha) (%)
9 Jambu 30 10,00 11,19 0,90 8,03 22 0,46 13,41 32,64
10 Joleng 1 0,33 0,37 0,01 0,11 1 0,02 0,61 1,10
11 Kacang 1 0,33 0,37 0,02 0,21 1 0,02 0,61 1,19
12 Kapul 1 0,33 0,37 0,16 1,56 1 0,02 0,61 2,25
13 Kayu Arang 3 1,00 1,12 0,06 0,55 3 0,06 1,83 3,50
14 Kayu Batu 1 0,33 0,37 0,03 0,22 1 0,02 0,61 1,21
15 Kelantan 3 1,00 1,12 0,16 1,39 3 0,06 1,83 4,34
16 Kelempayan 1 0,33 0,37 0,01 0,11 1 0,02 0,61 1,09
17 Keranji 7 2,33 2,61 0,61 5,44 7 0,15 4,27 12,32
18 Laban 6 2,00 2,24 0,10 0,88 5 0,10 3,05 6,16
19 Loa 2 0,67 0,75 0,03 0,24 2 0,04 1,22 2,20
20 Mahang 5 1,67 1,87 0,09 0,83 3 0.06 1,83 4,52
21 Medang 2 0,67 0,75 0,13 1,16 2 0,04 1,33 3,12
22 Pala Pala 1 0,33 0,37 0,01 0,11 1 0,02 0,61 1,10
23 Pelawan 5 1,67 1,87 0,12 1,04 2 0,04 1,22 4,12
24 Pomanji 1 0,33 0,37 0,04 0,34 1 0,02 0,61 1,32
25 Puntung 2 0,67 0,75 0,04 0,38 2 0,04 1,22 2,35
26 Rambutan Hutan 1 0,33 0,37 0,02 0,22 1 0,02 0,61 1,20
27 Rawali 2 0,67 0,75 0,16 1,41 2 0,04 1,22 3,37
28 Sangkuang 7 2,33 2,61 0,16 1,40 4 0,08 2,44 6,45
29 Simpur 1 0,33 0,37 0,02 0,21 1 0,02 0,61 1,19
30 Tamburesan 1 0,33 0,37 0,05 0,45 1 0,02 0,61 1,43
31 Temberas 6 2,00 2,24 0,20 1,81 5 0,10 3,05 7,10
32 Terap 2 0,67 0,75 0,08 0,75 2 0,04 1,22 2,71
33 Umat 1 0,33 0,37 0,01 0,11 1 0,02 0,61 1,09
34 Wayan 7 2,33 26,61 0,22 1,99 5 0,10 3,05 7,65
Jumlah III 134 44,67 50,00 4,96 44,03 99 2,06 60,37 154,39
Jumlah I s/d III 268 89,33 100,00 11,26 100,00 164 3,52 100,00 300,00

Sumber: BPKH (2016)

LAMPIRAN A-3
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel 2. Indeks Nilai Penting pada Strata Belukar Tingkat Pohon (N=jumlah jenis;
K=kerapatan jenis; Kr=kerapatan jenis relatif; D=dominansi jenis; V=volume; Dr=dominansi
jenis relatif; P=jumlah plot ditemukannya suatu jenis; F=frekuensi jenis; Fr=frekuensi jenis
relatif; INP=indeks nilai penting)

K D
No Jenis N Kr (%) Dr (%) P F Fr (%) INP (%)
(N/ha) (V/ha)

I Kelompok Kayu Indah


1 Bungur 1 0,33 0,46 0,09 1,17 1 0,02 0,69 2,32
2 Dahu 1 0,33 0,46 0,02 0,25 1 0,02 0,69 1,40
3 Sungkai 22 7,33 10,14 1,72 21,53 14 0,29 9,66 41,32
Jumlah I 24 8,00 11,06 1,84 22,94 16 0,33 11,03 45,04
II Kelompok Jenis Meranti
1 Balik Angin 1 0,33 0,46 0,02 0,22 1 0,02 0,69 1,37
2 Jelutung 4 1,33 1,84 0,11 1,41 2 0,04 1,38 4,64
3 Kapur 1 0,33 0,46 0,01 0,15 1 0,02 0,69 1,30
4 Keruing 1 0,33 0,46 0,03 0,39 1 0,02 0,69 1,54
5 Lanan 10 3,33 4,61 0,30 3,78 4 0,08 2,76 11,14
6 Lantan 3 1,00 1,38 0,06 0,77 2 0,04 1,38 3,53
7 Markabang 11 3,67 5,07 0,49 6,09 6 0,13 4,14 15,29
8 Meranti 23 7,67 10,60 0,85 10,66 13 0,27 8,97 30,22
9 Meranti Merah 2 0,67 0,92 0,15 1,82 2 0,04 1,38 4,12
10 Meranti Putih 1 0,33 0,46 0,05 0,67 1 0,02 0,69 1,82
11 Nyatoh 1 0,33 0,46 0,01 0,17 1 0,02 0,69 1,32
Jumlah II 58 19,33 26,73 2,09 26,12 34 0,17 23,45 76,29
III Kelompok Rimba Campuran
1 Banitan 2 0,67 0,92 0,03 0,36 1 0,02 0,69 1,97
2 Bawang 1 0,33 0,46 0,12 1,50 1 0,02 0,69 2,65
3 Benuang 17 5,67 7,83 0,62 7,73 10 0,21 6,90 22,46
4 Biwan 6 2,00 2,76 0,23 2,90 5 0,10 3,45 9,11
5 Buno 1 0,33 0,46 0,05 0,57 1 0,02 0,69 1,72
6 Bunuria 1 0,33 0,46 0,01 0,13 1 0,02 0,69 1,28
7 Gusi 3 1,00 1,38 0,18 2,27 2 0,04 1,38 5,03
8 Jambu 16 5,33 7,37 0,47 5,84 11 0,23 7,59 20,80
9 Jarring Hutan 1 0,33 0,46 0,02 0,22 1 0,02 0,69 1,37
10 Kacang 2 0,67 0,92 0,05 0,56 2 0,04 1,38 2,87
11 Kariwaya 3 1,00 1,38 0,46 5,70 2 0,04 1,38 8,46

LAMPIRAN A-4
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

K D
No Jenis N Kr (%) Dr (%) P F Fr (%) INP (%)
(N/ha) (V/ha)

12 Kayu Arang 3 1,00 1,38 0,06 0,71 3 0,06 2,07 4,16


13 Kayu Bawang 3 1,00 1,38 0,05 0,60 2 0,04 1,38 3,36
14 Kelantan 8 2,67 3,69 0,27 3,36 1 0,15 4,83 11,87
15 Kelempayan 1 0,33 0,46 0,01 0,16 1 0,02 0,69 1,31
16 Keranji 2 0,67 0,92 0,08 0,97 1 0,02 0,69 2,58
17 Laban 7 2,33 3,23 0,13 1,64 4 0,08 2,76 7,63
18 Mahang 27 9,00 12,44 0,54 6,80 16 0,33 11,03 30,28
19 Medang 1 0,33 0,46 0,01 0,14 1 0,02 0,69 1,29
20 Nangka Hutan 1 0,33 0,46 0,03 0,42 1 0,02 0,69 1,57
21 Pelawan 5 1,67 2,30 0,11 1,37 4 0,08 2,76 6,43
22 Petangis 1 0,33 0,46 0,01 0,14 1 0,02 0,69 1,29
23 Rawali 2 0,67 0,92 0,05 0,64 1 0,02 0,69 2,25
24 Sengkuang 1 0,33 0,46 0,01 0,18 1 0,02 0,69 1,33
25 Simpur 1 0,33 0,46 0,07 0,91 1 0,02 0,69 2,06
26 Terap 13 4,33 5,99 0,24 3,01 9 0,19 6,21 15,20
27 Umat 1 0,33 0,46 0,01 0,14 1 0,02 0,69 1,29
28 Wayan 5 1,67 2,30 0,16 1,99 4 0,08 2,76 7,05
Jumlah III 135 45,00 62,21 4,08 50,94 95 1,98 65,52 178,67
Jumlah Total 217 72,33 100,00 8,01 100,00 145 3,02 100,00 300,00
Sumber: BPKH (2016)

LAMPIRAN A-5
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel 3. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 1 KPHP Model Kendilo

Jumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total


No Jenis Kayu
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
I Kelompok Kayu Indah
1 Mali-mali 0 1 1 2
2 Sirihan 2 4 6 12
3 Sungkai 1 0 1 2
4 Trembesi 77 0 77 154
Jumlah I 80 5 85 170
II Kelompok Meranti
1 Kapur 3 0 0 3
2 Meranti 3 6 0 0
Jumlah II 6 6 0 3
III Kelompok Rimba Campuran
1 Belimbing 2 11 0 13
2 Bilungka 0 1 0 1
3 Duru-duru 2 0 0 2
4 Jambu-jambu 10 31 0 41
5 Kelantan 2 4 0 6
6 Kopi 2 2 0 4
7 Laban 6 11 0 17
8 Langsat 0 1 0 1
9 Pala-pala 0 1 0 1
10 Pelawan 5 3 0 8
11 Petangis 0 4 0 4
12 Tengkuni 30 2 0 32
13 Umat 0 1 0 1
Jumlah III 59 72 0 131
Jumlah I s/d III 145 83 85 304
Sumber: BPKH (2016)

LAMPIRAN A-6
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel 4. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 2 KPHP Model Kendilo

Jumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total


No Jenis Kayu
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
I Kelompok Kayu Indah
1 Mali-mali 4 0 0 4
2 Sirihan 0 1 0 1
3 Sungkai 0 12 0 12
Jumlah I 4 13 0 17
II Kelompok Meranti
1 kapur 1 0 0 1
Jumlah II 1 0 0 1
III Kelompok Rimba Campuran
1 Asam 0 1 0 1
2 Gaharu 0 1 0 1
3 Jabon 0 2 0 2
4 Jambu-jambu 1 1 0 2
5 Kemuning 1 0 0 1
6 Kopi 2 0 0 2
7 Loa 1 0 0 1
8 Mahang 8 24 0 32
9 Sengkuang 1 3 0 4
10 Simpur 1 1 0 2
11 Sintuk 0 1 0 1
12 Temberas 11 1 0 12
13 Tengkuni 0 1 0 1
14 Terap 1 0 0 1
Jumlah III 27 36 0 63
Sumber: BPKH (2016)

LAMPIRAN A-7
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel 5. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 3 KPHP Model Kendilo

Jumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total


No Jenis Kayu
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
I Kelompok Kayu Indah
1 Mali-mali 5 1 0 6
2 Sungkai 0 8 0 8
Jumlah I 5 9 0 14
II Kelompok Meranti
1 Meranti 1 0 4 5
Jumlah II 1 0 4 5
III Kelompok Rimba Campuran
1 Banitan 0 4 0 4
2 Jambu-jambu 26 0 0 26
3 Jaring Hutan 0 1 0 0
4 Kacang-kacangan 0 1 0 1
5 Kelempayan 0 2 0 2
6 Kopi 10 0 0 0
7 Lanan 0 1 0 1
8 Lantan 1 0 0 1
9 Loa 0 2 0 2
10 Mahang 0 1 0 1
11 Pergipu 0 1 0 0
12 Rambutan Hutan 0 1 0 1
13 Sengkuang 17 3 0 20
14 Simpur 1 0 0 1
15 Temberas 4 5 0 0
16 Tengkuni 3 8 0 11
Jumlah III 62 30 0 71
Jumlah I s/d III 68 39 4 90
Sumber: BPKH (2016)

LAMPIRAN A-8
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel 6. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 4 KPHP Model Kendilo

Jumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total


No Jenis Kayu
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
I Kelompok Meranti
1 Durian 1 0 0 1
2 Kapur 7 2 0 9
3 Lanan 0 1 0 1
4 Meranti 8 8 0 0
Jumlah I 16 11 0 11
II Kelompok Rimba Campuran
1 Asam 0 5 0 5
2 Banitan 2 0 0 2
3 Benuang 1 0 0 1
4 Hantata 0 1 0 1
5 Jambu-jambu 9 8 0 17
6 Kelantan 0 1 0 1
7 Laban 2 3 0 5
8 Mahang 2 0 0 2
9 Paci 2 0 0 2
10 Petangis 1 0 0 1
11 Sengkuang 3 1 0 4
12 Simpur 2 0 0 2
13 Tengkuni 23 5 0 28
14 Terap 2 1 0 3
15 Umat 1 0 0 1
Jumlah II 50 25 0 75
Jumlah I s/d II 66 36 0 86
Sumber: BPKH (2016)

LAMPIRAN A-9
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

Tabel 7. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 5 KPHP Model Kendilo

Jumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total


No Jenis Kayu
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
I Kelompok Meranti
1 Meranti 4 6 0 10
2 Nyatoh 0 1 0 1
Jumlah I 4 7 0 11
II Kelompok Rimba Campuran
1 Asam 2 0 0 2
2 banitan 2 0 0 2
3 Beringin 3 0 0 3
4 Jambu-jambu 20 13 1 34
5 Laban 0 2 0 2
6 Mahang 0 1 0 1
7 temberas 3 2 0 5
Jumlah II 30 18 1 49
Jumlah I s/d II 34 25 1 60
Sumber: BPKH (2016)

LAMPIRAN A-10
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026

LAMPIRAN 2

PETA-PETA KPHP MODEL KENDILO

LAMPIRAN A-11

Anda mungkin juga menyukai