PETA SITUASI
RINGKASAN EKSEKUTIF
3. Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan pemberdayaan yang direncanakan akan dilakukan dengan skema
mengembangkan skema pola kemitraan pada kawasan hutan yang lokasinya berada
pada wilayah yang telah terdapat aktivitas masyarakat di dalam kawasan hutan
tersebut atau masyarakat memiliki akses yang tinggi terhadap kawasan hutan tersebut
dan berada di luar areal izin pengusahaan hutan. Fasilitasi pembentukan kelompok
tani hutan dilakukan secara kemitraan antara lembaga pengelola KPHP Model Kendilo,
Dinas Kehutanan dan UPT di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Secara spasial lokasi blok pemberdayaan masyarakat tersebar di empat
kecamatan dengan total luas 24.578 Ha.
4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan
Hutan pada Areal yang Berizin
Rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan pada areal KPHP-Model Kendilo
yang telah ada hak atau izin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan selama
jangka 2017-2026 di KPHP-Model Kendilo adalah sebagai berikut: (1) Inventarisasi
izin-izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan; (2) Pembinaan, monitoring dan
evaluasi pemanfaatan hutan pada hutan lindung; (3) Pembinaan, monitoring dan
evaluasi pemanfaatan hutan pada hutan produksi; dan (4) Pembinaan, monitoring,
evaluasi dan pelaporan penggunaan kawasan hutan untuk pertambangan, sarana
perhubungan/jalan, sarana telekomunikasi/radio, pinjam pakai kawasan hutan, dan
transmigrasi.
5. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Izin
Rencana lokasi penyelenggaraan rehabilitasi diarahkan pada areal-areal yang
tutupan hutannya telah terbuka atau yang memiliki penutupan semak belukar sebagai
akibat aktivitas perambahan masyarakat pada kawasan hutan, mengingat fungsi utama
dari hutan DAS Kendilo sebagai perlindungan dan pengawetan tata air dan hidrologi.
Lokasi rencana kegiatan rehabilitasi pada kawasan hutan mengacu pada sebaran LMU
Prioritas DAS dari BPDASHL Mahakam Berau ditambah dengan hasil inventarisasi
kondisi lapangani. Lokasi prioritas sasaran rehabilitasi wilayah KPHP Model Kendilo
seluas 63.713 ha melalui kegiatan: (a) reboisasi; (b) pemeliharaan tanaman; (c)
pengayaan tanaman; dan (d) penerapan teknik konservasi tanah
6. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) Pelaksanaan Rehabilitasi dan
Reklamasi pada Areal yang Ada Hak atau Izin Pemanfaatan dan Penggunaan
Kawasan Hutannya
Rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan
reklamasi pada areal yang sudah ada hak atau izin pemanfaatan dan penggunaan
kawasan KPHP Model Kendilo Jangka 2017-2026 adalah sebagai berikut: 1)
Identifikasi lahan kritis pada lahan yang dibebani izin/hak pada hutan produksi dan
hutan lindung; 2) Penyusunan rencana pengelolaan rehabilitasi lahan (RPRL) dan
Rencana Tahunan Rehabilitasi Lahan (RTnRL); 3) Pembinaan, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan rehabilitasi hutan oleh pemegang izin pemanfaatan dan atau
penggunaan kawasan hutan; 4) Membuat rencana reklamasi hutan yang meliputi
inventarisasi lokasi, penetapan lokasi reklamasi hutan; 5) Pembinaan, pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan reklamasi hutan oleh pemegang izin/hak; 6) Pembinaan
penyelenggaraan pengelolaan DAS (pengelolaan DAS terpadu, base line data DAS
dan peta lahan kritis); 7) Kampanye Pengelolaan DAS Terpadu; dan 8) Monitoring dan
Evaluasi.
7. Penyelenggaraan Perlindungan dan Konservasi Hutan
Upaya perlindungan hutan yang direncanakan adalah: (1) Indentifikasi faktor-
faktor yang menyebabkan kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan; (2)
Identifikasi dan inventarisasi serta pembuatan peta kawasan rawan kerusakan dan
RINGKASAN EKSEKUTIF v
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RINGKASAN EKSEKUTIF vi
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR ix
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Peta Situasi........................................................................................................ iii
Ringkasan Eksekutif ......................................................................................... iv
Kata Pengantar.................................................................................................. viii
Daftar Isi............................................................................................................. ix
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ................................................................................................... xviii
Daftar Lampiran................................................................................................. xix
DAFTAR ISI ix
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR ISI x
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR ISI xi
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR TABEL
Tabel IV-2. Lokasi Potensial Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Sudah
Ada Hak atau Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan
Hutannya Berdasarkan Tutupan Lahannya di Wilayah KPHP Model
Kendilo ...................................................................................... IV-6
Tabel IV-3. Matrik Analisis SWOT Pengelolaan KPHP-Model Kendilo ........ IV-19
Tabel V-1. Uraian Kegiatan Inventarisasi Berkala pada Wilayah KPHP-
Model Kendilo........................................................................... V-3
Tabel V-2. Rencana dan Target Waktu Pelaksanaan Rekonstruksi Batas
Luar KPHP-Model Kendilo........................................................ V-5
Tabel V-3. Uraian Kegiatan Tata Batas Luar Wilayah KPHP-Model
Kendilo Tahun 2017-2026 ........................................................ V-6
Tabel V-4. Rencana Trayek Tata Batas Blok pada KPHP-Model Kendilo .. V-7
Tabel V-5. Uraian Kegiatan Tata Batas Blok Wilayah KPHP-Model
Kendilo Tahun 2017-2026 ........................................................ V-8
Tabel V-6. Pembagian Blok dan Penentuan Wilayah Tertentu KPHP-
Model Kendilo........................................................................... V-10
Tabel V-7. Prioritas Kegiatan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu
di Wilayah KPHP-Model Kendilo............................................... V-11
Tabel V-8. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Wilayah Kelola
KPHP-Model Kendilo ................................................................ V-13
Tabel V-9. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan
Tanaman Hutan di Wilayah Tertentu KPHP-Model Kendilo
Tahun 2017-2026 ..................................................................... V-15
Tabel V-10. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Wilayah
Kelola KPHP-Model Kendilo ..................................................... V-17
Tabel V-11. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan
HHBK di Wilayah Tertentu KPHP-Model Kendilo Tahun 2017-
2026 ......................................................................................... V-18
Tabel V-12. Uraian Rencana Pengelolaan dan Pengembangan Jasa
Lingkungan untuk Penyerapan Karbon di Wilayah Tertentu
KPHP-Model Kendilo Tahun 2017-2026 ................................... V-23
Tabel V-13. Uraian Rencana Pengelolaan dan Pengembangan Jasa
Lingkungan untuk Penyerapan Karbon di Wilayah Tertentu
KPHP-Model Kendilo Tahun 2017-2026 ................................... V-26
Tabel V-14. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Strategis Pemanfaatan pada
Wilayah Tertentu KPHP-Model Kendilo dan Target
Capaiannya .............................................................................. V-29
Tabel V-15. Kondisi dan Letak Blok Pemberdayaan KPHP-Model Kendilo
pada Wilayah Administrasi Kabupaten Paser ........................... V-30
Tabel V-16. Uraian Rencana Pengelolaan Pemberdayaan Masyarakat di
Wilayah Tertentu KPHP-Model Kendilo Tahun 2017-2026 ....... V-32
DAFTAR TABEL xv
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN I-1
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-2
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
1.2. Tujuan
Tujuan pengelolaan hutan KPHP Kendilo adalah mempertahankan dan
meningkatkan kualitas dan kuantitas ekologis hutan yang lestari serta mampu
menghasilkan nilai ekonomi hutan yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat
dan mendukung pembangunan daerah Kabupaten Paser yang berkelanjutan.
1.3. Sasaran
Sasaran pengelolaan hutan adalah melaksanakan rencana pengelolaan hutan
dalam jangka waktu 10 tahun pada wilayah KPHP Kendilo melalui pencapaian :
PENDAHULUAN I-3
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
1. Data dan informasi yang selalu up to date secara berkala pada tiap blok
peruntukan melalui kegiatan inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan
hutannya.
2. Jenis, bentuk dan kelas perusahaan yang memanfaatkan hutan sangat jelas pada
wilayah tertentu berdasarkan pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hutan pada
wilayah tertentu sesuai karakteristik wilayah.
3. Penyediaan areal dan kelompok tani/masyarakat yang akan terlibat dalam
kemitraan KPHP Kendilo melalui pelaksanaan rencana pemberdayaan masyarakat.
4. Bentuk pembinaan dan metode pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan
hutan KPHP Kendilo pada areal yang berizin.
5. Adanya lokasi, bentuk dan pelaksana/kelas perusahaan kegiatan rehabilitasi pada
areal kerja di luar izin.
6. Bentuk pembinaan dan metode pemantauan pembinaan dan pemantauan
pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang berizin.
7. Deliniasi areal perlindungan hutan dan konservasi alam dilengkapi dengan upaya
dan tata waktunya.
8. Terbentuknya hubungan koordinasi dan sinkronisasi program kerja yang baik
antara KPHP Kendilo dengan perusahaan/pemegang izin.
9. Terbentuknya hubungan koordinasi yang sinergis KPHP Kendilo dengan
stakeholder terkait aktivitas pengelolaan hutan.
10. Terpenuhinya SDM KPHP Kendilo sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.
11. Data kebutuhan anggaran dan sumber-sumber pendanaan KPHP Kendilo yang
berkelanjutan.
12. Database pengelolaan hutan berbasis internet berkembang sesuai dengan
kebutuhan kegiatan KPHP Kendilo.
13. Rasionalisasi wilayah kelola KPHP Kendilo karena pengaruh konflik tenurial,
tumpang tindih dan aktivitas yang mendorong degradasi dan deforestasi.
14. Arah review rencana pengelolaan sebagai respon terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi dalam proses pengelolaan hutan KPHP Kendilo.
15. Tersusunnya rencana bisnis pemanfaatan hasil hutan kayu, HHBK dan jasa
lingkungan sesuai dengan potensi yang ada di wilayah KPHP Kendilo.
PENDAHULUAN I-4
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
1. Kawasan KPHP Kendilo yang mantap dari aspek batas terluar, batas fungsi hutan,
batas unit-unit manajemen yang beroperasi, serta batas-batas wilayah kelola
masyarakat adat/local.
2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat desa
yang terlibat dalam kegiatan kemitraan KPHP Kendilo dalam pengelolaan hutan.
3. Semakin berkurangnya degradasi dan deforestasi di wilayah kelola KPHP Kendilo.
4. Pengelolaan hutan (baik pemanfaatan maupun penggunaan) yang sesuai dengan
kaidah pengelolaan hutan lestari oleh para pemegang izin dengan memperhatikan
kesejahteraan masyarakat setempat.
5. Pengembangan usaha-usaha potensial, guna menjamin kemandirian finansial
KPHP dan memberikan kontribusi kesejahteraan bagi masyarakat dan
pembangunan ekonomi daerah.
PENDAHULUAN I-5
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-6
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
3. Areal Penggunaan Lain (APL) adalah areal yang berstatus hutan negara yang
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang penunjukan Kawasan Hutan
dan Perairan Provinsi menjadi bukan Kawasan Hutan;
4. Blok adalah Bagian wilayah KPH yang dibuat relative permanen untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan;
5. Blok Pengelolaan pada wilayah KPHP adalah bagian dari wilayah KPHP yang
dibuat relatif permanen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pengelolaan;
6. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
suatu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang dibatasi oleh
pemisah topografi berupa punggung bukit atau gunung yang berfungsi
menampung air yang berasal dari hujan dan sumber-sumber air lainnya,
menyimpan serta mengalirkannya ke danau atau laut secara alami;
7. Daerah Penyangga (Buffer Zone) adalah wilayah tertentu diluar kawasan
pelestarian alam (KPA), kawasan suaka alam (KSA) dan taman buru (TB) yang
merupakan kawasan hutan atau kawasan non hutan yang berfungsi menjaga
keutuhan kawasan dari segala bentuk tekanan dan gangguan yang
mengakibatkan perubahan fungsi kawasan;
8. Fasilitasi adalah penyediaan kebutuhan atau kemudahan dalam pemberdayaan
masyarakat setempat dengan cara mengembangkan kapasitas kelembagaan,
usaha, teknologi, keterampilan teknis dan administrasi, dan pemberian akses
legalitas Kemitraan Kehutanan, permodalan, penyelesaian konflik dan akses
pemasaran oleh Pemerintah dan atau pihak lain;
9. Fasilitasi Sarana Prasarana adalah bentuk dukungan pemerintah kepada
KPHP berupa sarana dan prasarana;
10. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan, berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan;
11. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, pencegah
banjir, pengendali erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan
tanah;
12. Hutan Produksi adalah hutan yang dipertahankan sebagai hutan dengan fungsi
memberikan hasil bagi kepentingan konsumsi, industri dan ekspor;
PENDAHULUAN I-7
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
13. Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah hutan tanaman pada hutan produksi
yang dibangun oleh kelompok industri kehutanan untuk meningkatkan potensi
dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka
memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan;
14. Hutan Tanaman Rakyat (HTR) adalah kawasan hutan tanaman pada hutan
produksi yang dibangun oleh perorangan atau kelompok masyarakat dan
koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan
menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan;
15. Inventarisasi Hutan adalah rangkaian pengumpulan data untuk mengetahui
keadaan dan potensi sumber daya hutan serta lingkungannya secara lengkap;
16. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap;
17. Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disebut KPH adalah wilayah
pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola
secara efisien dan lestari;
18. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi selanjutnya disebut KPHP adalah
KPH yang luas wilayahnya seluruhnya atau sebagian besar terdiri dari kawasan
hutan produksi;
19. KPH Model adalah wujud awal dari KPH yang secara bertahap dikembangkan
menuju situasi dan kondisi aktual organisasi KPH di tingkat tapak;
20. KPHP Model Kendilo adalah merupakan salah satu KPH yang ada di
Kabupaten Paser yang ditetapkan sebagai KPHP Model. KPHP Model Kendilo
memang merupakan KPH yang pertama di Kabupaten Paser, dimana digunakan
sebagai media pembelajaran dan sekaligus contoh unit pengelolaan hutan di
tingkat tapak. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK.966/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 Tentang Penetapan
Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model Kendilo di Kabupaten
Paser Kalimantan Timur, luasnya adalah 139.235 ha;
21. Izin Pemanfaatan Hutan (IPH) adalah ijin yang diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang yang terdiri dari ijin usaha pemanfaatan kawasan, ijin usaha
pemanfaatan jasa lingkungan, ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan /
atau bukan kayu, dan ijin pemungutan hasil hutan kayu dan / atau bukan kayu
pada areal hutan yang telah ditentukan;
22. Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (IPHHBK) adalah izin untuk
mengambil hasil hutan berupa bukan kayu pada hutan lindung dan / atau hutan
PENDAHULUAN I-8
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-9
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-10
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-11
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
50. Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak
langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi
atmosfir secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim
alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan;
51. Plasma Nutfah adalah substansi hidupan pembawa sifat keturunan yang dapat
berupa organ tubuh atau bagian dari tumbuhan atau satwa serta jasad renik;
52. Reklamasi Hutan adalah usaha memperbaiki atau memulihkan kembali lahan
dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai
dengan peruntukannya;
53. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) adalah upaya untuk memulihkan,
mempertahankan, meningkatkan daya dukung, produktivitas dan peranannya
dalam mendukung system penyangga kehidupan tetap terjaga;
54. Rencana Pengelolaan Hutan (RPH) adalah rencana pada KPH yang disusun
oleh Kepala KPH, berdasarkan hasil tata hutan dan rencana kehutanan, dengan
memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya masyarakat serta kondisi
lingkungan, memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun jangka
panjang dan jangka pendek;
55. Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) adalah rencana yang berisi
arahan-arahan makro pemanfaatan dan penggungaan spasial atau ruang dan
potensi kawasan hutan untuk pembangunan kehutanan dan pembangunan
diluar kehutanan yang menggunakan kawasan hutan dalam skala nasional
untuk jangka waktu 20 tahun;
56. Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP) adalah rencana yang berisi
arahan-arahan makro pemanfaatan dan penggungaan spasial atau ruang dan
potensi kawasan hutan untuk pembangunan kehutanan dan pembangunan
diluar kehutanan yang menggunakan kawasan hutan serta kontribusi sektor
kehutanan di wilayah provinsi untuk jangka waktu 20 tahun;
57. Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten (RKTK) adalah rencana yang berisi
arahan-arahan makro pemanfaatan dan penggunaan spasial atau ruang dan
potensi kawasan hutan untuk pembangunan kehutanan dan pembangunan
diluar kehutanan yang menggunakan kawasan hutan serta perkiraan kontribusi
sector kehutanan di wilayah kabupaten/kota untuk jangka waktu 20 tahun;
58. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang adalah rencana pengelolaan
hutan pada tingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun atau selama
jangka benah pembangunan KPHL dan KPHP;
PENDAHULUAN I-12
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-13
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
BAB II
DESKRIPSI KAWASAN
Tabel II-1. Cakupan Wilayah KPHP Model Kendilo Menurut Administrasi Pemerintahan
Luas (ha)
No Kecamatan Desa/Kelurahan
(%)
7.394
1 Muara Komam 2 desa (Muara Langon dan Selerong)
(5%)
25.957
2 Batu Sopang 2 desa (Busui dan Samurangau)
(19%)
9 desa (Rantau Bintungan, Biu, Suweto, Muser,
77.041
3 Muara Samu Luan, Libur Dinding, Rantau Atas, Tanjung Pinang,
(56%)
dan Muara Andeh)
7 desa (Petangis, Kerang, Kerang Dayo, Lomu, 27.113
4 Batu Engau
Saing Perupuk, Mengkudu dan Riwang) (20%)
Total 137.495
Sebagian besar wilayah kelola KPHP Model Kendilo terletak dalam wilayah
administrasi Kecamatan Muara Samu (56%). Sementara cakupan luasan yang paling
kecil (5%) adalah wilayah administrasi Kecamatan Muara Komam. Dari 20 desa yang
termasuk dalam wilayah KPHP Model Kendilo, pusat pemukiman masyarakat yang
berada langsung dalam wilayah hutan atau berdampingan langsung dalam wilayah
KPHP Model Kendilo sebanyak 3 desa yaitu Muara Andeh, Tanjung Pinang dan
Rantau Atas. Ketiganya masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Muara Samu.
Gambar II-1. Kesatuan Unit Pengelolaan dan Administrasi KPHP Model Kendilo
Tabel II-2. Jenis Tanah dan Batuan Induk pada Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo
2.1.1.2.2. Klimatologi
Seperti halnya wilayah-wilayah yang terletak dekat dengan garis khatulistiwa,
Kabupaten Paser pada umumnya memiliki iklim tropis, dengan ciri memiliki curah hujan
tinggi, sebaran hujan yang merata sepanjang tahun dan penyinaran matahari yang
merata dan temperatur yang tinggi sepanjang tahun. Iklim tropis dipengaruhi oleh
perbedaan yang signifikan antara musim hujan dan kemarau. Berdasarkan klasifikasi
iklim oleh Schmidt & Ferguson, kawasan KPHP Model Kendilo termasuk dalam tipe
iklim B yaitu termasuk dalam kategori tipe hujan basah. Berdasarkan data dari
Kabupaten Paser dalam Angka Tahun 2014 dan 2015, kawasan KPHP Model Kendilo
termasuk dalam tipe iklim B dengan nilai Q=14,3% dengan rata-rata curah hujan
180,47 mm/tahun (Tahun 2013) dan 154,18 mm/tahun (Tahun 2014). Untuk
penyinaran matahari rata-rata 49%/bulan dengan rata-rata suhu udara berkisar 21,4-
36oC. Adapun rangkuman unsur iklim pada wilayah KPHP Model Kendilo secara
lengkap disajikan pada Tabel II-3 – Tabel II-6.
Tabel II-3. Banyaknya Curah Hujan di wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2013
Tabel II-4. Banyaknya Curah Hujan di wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2014
Ket :
**) Alat Penakar Hujan mengalami kerusakan pada bulan tersebut
Tabel II-5. Banyaknya Hari Hujan di wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2013
Tabel II-6. Banyaknya Hari Hujan di wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2014
Ket :
**) Alat Penakar Hujan mengalami kerusakan pada bulan tersebut
2.1.1.2.4. Hidrologi
Sungai Kendilo merupakan sungai utama yang membentuk kawasan tangkapan
air seluas ± 452.837 ha, atau sekitar 39% total wilayah Kabupaten Paser. Secara
hidrologis wilayah kelola KPHP Model Kendilo berada pada 3 (tiga) DAS (Daerah
Aliran Sungai), yaitu DAS Kendilo, DAS Kerang Segendang dan DAS Apar. Sungai-
sungai yang berada dalam wilayah KPHP Model Kendilo antara lain S. Komam, S.
Selerong, S. Busui, S. Samuranggau, S. Biu, S. Hampunung, S. Samu, S. Mankes, S.
Pinang, S. Pinaan dan S. Kerang. Sebagian besar dari aliran sungai tersebut mengalir
ke Sungai Kendilo yang mengalir sekitar ± 60 km ke arah Laut Sulawesi (Gambar II-2).
Tabel II-9 memperlihatkan sungai-sungai yang mengalir dalam wilayah kelola KPHP
Model Kendilo.
Tabel II-9. Sungai-sungai Utama yang Mengalir di Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo
Gambar II-2. Daerah Alirah Sungai dan Sungai Utama di Wilayah Pengelolaan KPHP Model Kendilo
2.1.1.3.1. Aksesibilitas
Transportasi darat merupakan satu-satunya alternatif sarana angkutan umum
bagi masyarakat Paser yang ingin bepergian ke luar daerah. Untuk ke luar daerah
tersedia angkutan darat melalui jalur Tanah Grogot-Batu Licin (Kalimantan Selatan),
Kuaro-Banjarmasin dan Tanah Grogot-Penajam. Untuk melayani trayek tersebut
tersedia 3 unit terminal yaitu terminal kota Tanah Grogot, terminal Tepian Batang dan
terminal Kuaro.
Jaringan jalan yang ada di sekitar dan di dalam KPHP Model Kendilo berupa
jalan negara, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kecamatan, jalan desa dan jalan
perusahaan. Jalan negara penghubung antara Samarinda – Balikpapan - Tanah
Grogot - Banjarmasin kondisi relatif bagus, begitu juga jalan poros yang
menghubungkan Tanah Grogot dan Batu Licin. Sementara jalan yang menghubungkan
antar kecamatan dan antar desa pada KPHP Model Kendilo kondisinya kurang bagus.
Jalan lain yang sudah terbangun adalah pembangunan dan pengembangan jalan
angkutan kayu bulat yang disebutkan sebagai logging road oleh para pemegang ijin
IUPHHK-HT dan yang dibuat oleh perusahaan tambang yang masuk ke dalam
kawasan KPHP Model Kendilo. Kondisi fisik jalan yang berada dalam KPHP Model
Kendilo tersebut juga bukan jalan dengan pengerasan. Sebagian besar berupa jalan
tanah yang hanya ditaburi dengan kerikil, itupun juga pada tempat-tempat yang ekstrim
(misalnya tanjakan).
Tabel II-10 dan Gambar II-3 menunjukkan jaringan jalan yang terdapat di wilayah
KPHP Model Kendilo. Dengan kondisi jalan darat yang belum berkembang dengan
baik sebagaimana dikemukakan di atas, maka masyarakat juga masih menggunakan
alat transportasi dengan menggunakan sungai. Hal ini juga dalam faktanya masyarakat
pedalaman juga sebagian besar bertempat tinggal di tepi sungai, tanah pertanian juga
sebagian besar berada di tepi sungai (tanah alluvial).
Tabel II-10. Kondisi Aksesibilitas Jalan pada Masing-masing Desa di Wilayah KPHP Model
Kendilo
No. Nama Desa Aksesibilitas Jalan Sarana Transportasi
I. Kecamatan Muara Komam
1. Selerong Jalan negara (aspal) Darat (Roda 2/Roda 4)
2. Muara Langon Jalan negara (aspal) Darat (Roda 2/Roda 4)
II. Kecamatan Batu Sopang Darat (Roda 2/Roda 4)
1. Samurangau Jalan tanah dan perkerasan kerikil Darat (Roda 2/Roda 4)
2. Busui Jalan Negara (aspal) Darat (Roda 2/Roda 4)
III. Kecamatan Muara Samu
Jalan tanah sepanjang 8 km
menuju kecamatan; jalan aspal
1. Libur Dinding Darat (Roda 2/Roda 4)
dan pengerasan sepanjang 68 km
menuju kabupaten
Jalan raya desa sepanjang 2 km
(kondisi pengerasan), jalan ke
kecamatan sepanjang 20 km
2 Rantau Atas Darat (Roda 2/ Roda 4)
(kondisi pengerasan) & jalan ke
Kabupaten sepanjang 67 km
(kondisi pengerasan & aspal)
3. Rantau Bintungan Pengerasan Darat (Roda 2/ Roda 4)
Jalan raya sepanjang 3 km
berupa jalan tanah
Jalan ke pasar terdekat
sepanjang 8 km berupa jalan
4. Suweto tanah Darat (Roda 2/ Roda 4)
Jalan ke kecamatan sepanjang
8 km (jalan tanah)
Jalan ke kabupaten sepanjang
45 km (jalan aspal & tanah)
5. Muara Andeh Jalan provinsi (kondisi rusak) Darat (Roda 2/ Roda 4)
Jalan kabupaten (aspal,
6. Biu Darat (Roda 2/ Roda 4)
batu,tanah)
Jalan kabupaten (aspal,
7. Tanjung Pinang Darat (Roda 2/ Roda 4)
batu,tanah)
Jalan kabupaten (aspal,
8. Luan Darat (Roda 2/ Roda 4)
batu,tanah)
Jalan kabupaten (aspal,
9. Muser Darat (Roda 2/ Roda 4)
batu,tanah)
IV Kecamatan Batu Engau
Jalan provinsi (kondisi jalan masih
1. Lomu Darat (Roda 2/ Roda 4)
berbatu)
2. Kerang Dayo Jalan Negara (aspal) dan Jalan Darat (Roda 2/ Roda 4)
2.1.1.3.2. Infrastruktur
Infrastruktur listrik relatif terbatas, PLN baru menjangkau beberapa desa yang
berada di sekitar ibukota kabupaten dan kecamatan tertentu saja. Pada umumnya
desa yang ada di wilayah KPHP Model Kendilo belum terjangkau dengan PLN.
Beberapa desa menggunakan listrik dari mesin desa dan listrik dari mesin pribadi
(genset). Demikian juga dengan suplai air bersih, umumnya air bersih yang
masyarakat desa gunakan bersumber dari sumur timba, sumber mata air yang
dialirkan melalui pipa, dan hanya sebagian kecil yang bersumber dari PDAM. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel II-11.
kelola KPHP Model Kendilo, meskipun di beberapa tempat sudah dibangun menara-
menara telekomunikasi seluler.
Tabel II-12. Luas Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo Berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan
Luas
No Fungsi Kawasan Hutan Keterangan
ha %
Sumber: SK Menhut Nomor: 718/Menhut-II/2014, hasil tata batas BPKH dan Biro Perbatasan Provinsi
Kalimantan Timur
Sebaran spasial wilayah kelola KPHP Model Kendilo berdasarkan fungsi hutan
relatif berimbang, yang paling luas berada dalam kawasan HP dan yang terkecil pada
HPT. Dengan demikian lebih dari setengah (55%) dari wilayah kelola KPHP Model
Kendilo terdiri dari kawasan hutan dengan kondisi topografi yang berat (HL dan HPT)
dengan kelerengan >40%, sehingga dalam pengelolaannya ke depan harus benar-
benar mempertimbangkan resiko lingkungan yang ditimbulkan. Juga adanya fakta
bahwa wilayah kelola tersebut juga termasuk ke dalam DAS terbesar di Kabupaten
Paser, yaitu DAS Kendilo. Kondisi fisik lapangan tersebut ditambah lagi dengan
posisinya berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut yang sebagian besar berada
pada ketinggian 300-1.265 meter, sehingga wilayah kelola tersebut terletak di daerah
dengan curah hujan yang tinggi. Kombinasi kondisi fisik tersebut merupakan hal yang
benar-benar harus mendapatkan perhatian dan pertimbangan dalam pengelolaan
sumber daya yang terdapat di dalamnya.
Gambar II-4. Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo Berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan
Tabel II-13. Status Tata Batas Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo
Unit Luas (ha) Panjang Batas (km) Status dan kondisi tata batas
Hutan Lindung Sungai Samu sudah
I 118.520 257,46 ditata batas sepanjang 143,85 km dan
67,38 km
II 177 5,72 Belum ditata batas
III 388 10,58 Belum ditata batas
IV 6.515 40,00 Belum ditata batas
V 6.835 49,73 Belum ditata batas
VI 4.789 41,34 Belum ditata batas
VII 273 6,63 Belum ditata batas
137.495 411,46
Sumber: Hasil analisis peta (2016)
Nomor 707/Menhut-IV/1996 dengan luas ± 76.000 ha. Kemudian pada tahun 2002
izin PT. Inhutani II dicabut melalui SK Nomor 10156/Kpts-II/2002. Sebagian besar
dari areal ini sekarang dikuasai oleh izin pinjam pakai oleh perusahaan tambang
baik izin melalui kabupaten (IUP) maupun izin pemerintah pusat (PKP2B).
Beberapa perusahaan tersebut seperti: PT. Aragon Tambang Pratama (IUP), PT.
Kideco Jaya Agung (PKP2B), PT. Batubara Selaras Sapta (PKP2B), PT. Chandra
Gemilang (IUP), PT. Asiaco Citra Mulia (IUP) dan PT. Paser Bara Mandiri (IUP).
Dari luas 96.125 ha, kawasan HP dan HPT yang ada pada wilayah KPHP Model
Kendilo, jika dilihat dari sejarah pengelolaannya semuanya merupakan wilayah bekas
ijin pemanfaatan hasil hutan kayu sejak tahun 1970-an. Sampai saat ini wilayah KPHP
Model Kendilo yang masih aktif dikelola oleh IUPHHK-HT seluas 10.461 ha.
Gambar II-5. Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan KPHP Model Kendilo
Tabel II-14. Pembagian Wilayah KPHP Model Kendilo Berdasarkan Izin Pemanfaatan dan
Penggunaan Kawasan Hutan
Tabel II-15. Pembagian Blok-blok Pengelolaan dalam Wilayah KPHP Model Kendilo
Blok
No. Luas (ha)
Fungsi Arahan/peruntukan
1. Hutan Lindung Pemanfaatan 41.557,73
TOTAL 137.495
Sumber: Hasil analisis peta (2016)
Tabel II-16. Gambaran Detil tentang Tipe Penutupan Lahan Wilayah Kelola KPHP Model
Kendilo
Tipe Penutupan Lahan Luas (ha) Persentase (%)
Hutan:
1 Hutan lahan kering sekunder 99.407,7 72,25
2 Hutan rawa sekunder 44,9 0,03
3 Hutan tanaman 2.614,2 1,90
102.066,8 74,18
Non Hutan:
1 Semak/belukar 19.530,3 14,19
2 Belukar rawa 81,2 0,06
3 Lahan terbuka 2.070,3 1,50
4 Perkebunan 5.198.0 3,78
5 Pertambangan 6.568,7 4,77
6 Pertanian lahan kering 1.671.5 1,21
7 Tubuh air 407,3 0,30
35.527,2 25,82
Total 137.594,0 100,0
Sumber: Peta tutupan lahan tahun 2016 (BPKH Wilayah IV Provinsi Kalimantan Timur)
Berdasarkan Tabel II-16, sebagian besar tutupan lahan wilayah KPHP Model
Kendilo adalah hutan (74,18%), yang terdiri dari hutan lahan kering sekunder
(72,25%), hutan tanaman (1,90%) dan hutan rawa sekunder (0,03%). Sedangkan
sisanya sekitar 25,82% merupakan areal bukan hutan yang terdiri dari semak belukar,
belukar rawa, lahan terbuka, perkebunan, pertambangan, pertanian lahan kering dan
tubuh air.
primer sudah tidak dapat ditemukan karena seluruh areal merupakan hutan bekas
tebangan yang dikelola oleh beberapa perusahaan kayu di masa lalu.
Wilayah KPHP Model Kendilo didominasi oleh ekosistem hutan lembab tropis.
Komposisi vegetasi penyusun tegakan hutan didominasi oleh famili Dipterocarpaceae.
Jenis-jenis yang dapat ditemui dari kelompok meranti diantaranya Meranti, Jelutung,
Kapur, Nyatoh, Durian, Keruing dan sebagainya. Kelompok rimba campuran yang
dapat ditemui antara lain Asam, Banitan, Binuang, Jambu, Pelawan, Kayu Arang, Kayu
Bawang, Terap dan lain-lain. Selain itu juga masih dapat ditemui kelompok kayu indah
antara lain Bungur, Sungkai dan Ulin. Berdasarkan dokumen RKU (Rencana Kerja
Usaha) dan ITSP (Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan) IUPHHK-HA,
kehadiran/komposisi jenis kayu berdasarkan kelompok komersialnya dapat
digambarkan pada Tabel II-17.
Tabel II-17.Rangkuman Komposisi Jenis Penyusun Tegakan Hutan Alam Produksi (Hutan
Sekunder-Tegakan Bekas Tebangan) Hasil Inventarisasi Tegakan Izin Pinjam Pakai Kawasan
Jumlah
No Kelompok Jenis Nama Ilmiah Pohon
(rataan/ha)
I Kayu yang Dilindungi
1. Banggeris Koompassia excelsa
2. Nyerakat/Ketiau Ganua motleyana
3. Tengkawang Shorea pinanga
4. Ulin Eusideroxylon zwageri 1
II Kelompok Jenis Meranti
1. Meranti Shorea spp. 14,5
2. Bangkirai Shorea laevis 0,5
3. Jelutung Dyera costulata
4. Kapur Dryobalanops aromatica 2
5. Keruing Dipterocarpus spp. 3,6
6. Medang Cinnamomum spp. 0,12
7. Mersawa Anisoptera spp. 2,14
8. Nyatoh Palaquium spp. 20,9
9. Palapi Heritiera spp.
10. Pulai Alstonia spp. 2
11. Resak Vatica spp.
III Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran
1. Bayur Pterospermum spp. 0,12
2. Benuang Octomeles sumatrana 2,23
3. Gerunggang Cratoxylum spp.
4. Jabon Anthocephalus spp. 3,72
5. Jambu-jambu Eugenia spp. 2,6
6. Kempas Koompassia malaccensis 0,6
7. Simpur Dillenia spp. 0,5
8. Terap Artocarpus spp. 1
IV Kelompok Jenis Kayu Eboni
1. Kayu hitam/eboni Diospyros spp.
Jumlah
No Kelompok Jenis Nama Ilmiah Pohon
(rataan/ha)
IV Kelompok Jenis Kayu Indah
1. Sindur Sindora spp. 0,34
2. Sungkai Peronema canescens 7,87
Sumber: Inventarisasi tegakan ijin pinjam pakai PT. Tunas Muda Jaya (2015)
Tabel II-18. Daftar Jenis Pohon pada Wilayah KPHP Model Kendilo
Adapun Indeks Nilai Penting (INP) tingkat pohon (diameter >20 cm) dan
permudaan pada wilayah KPHP Model Kendilo pada masing-masing strata adalah
sebagai berikut.
Tabel II-19. Indeks Nilai Penting pada Strata Hutan Lahan Kering Sekunder Tingkat Pohon
(N=jumlah jenis; K=kerapatan jenis; Kr=kerapatan jenis relatif; D=dominansi jenis; V=volume;
Dr=dominansi jenis relatif; P=jumlah plot ditemukannya suatu jenis; F=frekuensi jenis;
Fr=frekuensi jenis relatif; INP=indeks nilai penting)
K D INP
No Jenis N Kr (%) Dr (%) P F Fr (%)
(N/ha) (V/ha) (%)
1 Kelompok Kayu 37 12,33 13,81 1,79 15,87 17 0,35 10,37 40,04
K D INP
No Jenis N Kr (%) Dr (%) P F Fr (%)
(N/ha) (V/ha) (%)
Indah
2 Kelompok Jenis
Meranti 97 32,33 36,19 4,51 40,10 48 1,00 29,27 105,56
3 Kelompok Rimba
Campuran 134 44,67 50,00 4,96 44,03 99 2,06 60,37 154,39
Jumlah 1 s/d 3 268 89,33 100,00 11,26 100,00 164 3,52 100,00 300,00
Sumber: BPKH (2015)
Dari data di atas diketahui bahwa kelompok jenis yang mendominasi di strata
hutan kering sekunder adalah kelompok jenis rimba campuran (INP = 154,39),
kelompok jenis meranti (INP = 105,56) dan kelompok jenis kayu indah (INP = 40,04).
Tabel II-20. Indeks Nilai Penting pada Strata Belukar Tingkat Pohon (N=jumlah jenis;
K=kerapatan jenis; Kr=kerapatan jenis relatif; D=dominansi jenis; V=volume; Dr=dominansi
jenis relatif; P=jumlah plot ditemukannya suatu jenis; F=frekuensi jenis; Fr=frekuensi jenis
relatif; INP=indeks nilai penting)
K D
No Jenis N Kr (%) Dr (%) P F Fr (%) INP (%)
(N/ha) (V/ha)
1 Kelompok Kayu
24 8,00 11,06 1,84 22,94 16 0,33 11,03 45,04
Indah
2 Kelompok Jenis
58 19,33 26,73 2,09 26,12 34 0,17 23,45 76,29
Meranti
3 Kelompok
Rimba 135 45,00 62,21 4,08 50,94 95 1,98 65,52 178,67
Campuran
Jumlah Total 217 72,33 100,00 8,01 100,00 145 3,02 100,00 300,00
Sumber: BPKH (2015)
Dari data di atas diketahui bahwa kelompok jenis yang mendominasi di strata
belukar adalah kelompok jenis rimba campuran (INP = 178,67), kelompok jenis
meranti (INP = 76,29) dan kelompok jenis kayu indah (INP = 45,04).
Berikut ditampilkan rekapitulasi dugaan rata-rata jumlah batang dan volume kayu
per ha berdasarkan plot pengukuran.
Tabel II-21. Rekapitulasi Dugaan Rata-Rata Jumlah Batang dan Volume per Hektar pada
Setiap Plot
Berikut ditampilkan rekapitulasi dugaan rata-rata jumlah batang dan volume kayu
per ha berdasarkan strata penutupan lahan.
Pada plot 1 kondisi permudaan didominasi oleh kelompok jenis kayu indah untuk
tingkat semai dan tiang sedangkan kelompok rimba campuran yang mendominasi
untuk pancang.
Tabel II-24. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 2 KPHP Model Kendilo
Pada plot 2 permudaan didominasi oleh kelompok jenis rimba campuran untuk
tingkat semai dan tingkat pancang sedangkan untuk tingkat tiang tidak ada data yang
mendominasi.
Tabel II-25. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 3 KPHP Model Kendilo
Pada plot 3 permudaan didominasi oleh kelompok jenis rimba campuran untuk
tingkat semai dan tingkat pancang sedangkan untuk tingkat tiang didominasi oleh
kelompok jenis meranti.
Tabel II-26. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 4 KPHP Model Kendilo
Jumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total
No Jenis Kayu
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
1 Kelompok Meranti 16 11 0 11
2 Kelompok Rimba
Campuran 50 25 0 75
Jumlah 1 s/d 3 66 36 0 86
Sumber: BPKH (2015)
Pada plot 4, permudaan didominasi oleh kelompok jenis rimba campuran untuk
tingkat semai dan tingkat pancang sedangkan untuk tingkat tiang tidak ada data yang
mendominasi.
Tabel II-27. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 5 KPHP Model Kendilo
Pada plot 5, permudaan didominasi oleh kelompok jenis rimba campuran untuk
tingkat semai, tingkat pancang dan tingkat tiang.
manfaat yang lain”, antara lain HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) dan jasa lingkungan
hutan. Keberadaan HHBK dalam kawasan hutan justru memiliki nilai yang penting bagi
masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Karena itu dengan pelaksanaan inventarisasi
sosial budaya masyarakat yang dilakukan oleh BPKH (Balai Pemantapan Kawasan
Hutan), diharapkan pendataan tentang potensi HHBK akan tersedia lebih baik.
Secara historis sosiologis, keberadaan HHBK sangat erat dengan hidup dan
kehidupan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan, baik dalam aspek
ekonomi, sosial dan budayanya. Di wilayah KPHP Model Kendilo saat ini sudah
dilakukan inventarisasi potensi HHBK pada beberapa desa di sekitar wilayah KPHP.
Berdasarkan hasil inventarisasi tersebut, maka dapat digambarkan keberadaan HHBK
meliputi: damar, rotan, madu, buah-buahan, hewan buruan, dan tanaman obat-obatan.
Jika dilihat dari kegiatan pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat selama ini,
HHBK yang ditemukan dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat di dalam dan sekitar
wilayah KPHP Model Kendilo dapat dicermati pada Tabel II-28.
Tabel II-28. Keberadaan Hasil Hutan Bukan Kayu dan Pemanfaatannya oleh Masyarakat di
Dalam dan Sekitar Wilayah KPHP Model Kendilo
No Kelompok Hasil Hutan Bukan Kayu Pemanfaatan
Buah-buahan hutan antara lain: durian,
1 Dikonsumsi dan dijual
cempedak, mata kucing, langsat, dan lain-lain
Pohon/Tumbuhan obat, antara lain: pasak
2 Pengobatan tradisional
bumi, akar kuning
Rotan antara lain: sega, semambu, dan lain- Sebagai bahan kerajinan tali-temali atau
3
lain gelang-gelang untuk kemudian dijual
Kontruksi pondok, tikar, peralatan rumah
4 Bambu/rebung bambu tangga, anyaman, kandang, lemang dan lain-
lain
5 Gaharu Dijual
6 Getah damar yaitu damar pohon meranti Sebagai bahan dempul perahu
Madu pada pohon madu (banggeris, kapur
7 Dikonsumsi dan dijual
dan meranti)
Hewan buruan, antara lain: babi, payau,
8 Dikonsumsi dan dijual
pelanduk, landak dan lain sebagainya
9 Sarang burung walet Dijual
Sumber: Analisis beberapa hasil penelitian dan observasi (2016)
Sampai saat ini belum ada pengelolaan HHBK dalam rangka tujuan komersial
yang dikemas dalam bentuk usaha kerajinan seperti industri rumah tangga (home
industry). Dengan demikian masih diperlukan inventarisasi potensi HHBK dan
pengembangan usaha kerajinan pemanfaatan hasil hutan kayu di wilayah KPHP Model
Kendilo.
DESKRIPSI KAWASAN II-33
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
Status Konservasi
Kelas Nama Lokal Nama Latin
IUCN Nasional CITES
Kancil (Pelanduk) Tragulus sp. LC Dilindungi Appendix III
Jelarang Bilalang Ratufa affinis NT - -
Kijang Muncak Muntiacus muntjak LC Dilindungi Appendix III
Landak Hystrix brachyura LC Dilindungi Appendix III
Babi Sus barbatus Vu - -
Mamalia
Lutung Kelabu Trachypithecus cristatus NT - Appendix II
Monyet Ekor-panjang Macaca fascicularis LC - -
Beruang Madu Helarctos malayanus Vu Dilindungi Appendix I
Sero Ambrang Aonyx cinerea Vu - -
Musang Galing Paguma larvata LC - -
Status Konservasi
Kelas Nama Lokal Nama Latin
IUCN Nasional CITES
Beo (Tiong Emas) Gracula religiosa - Dilindungi Appendix III
Dederuk Jawa Streptopelia bitorquata - - -
Sepah Hutan Pericrocotus flammeus - - -
Puyuh Batu Coturnix chinensis - - -
Tekukur Biasa Streptopelia chinensis - - -
Elang Bondol Haliastur Indus - - -
Beluk Jampuk Bubo sumatranus - - -
Perkutut Jawa Geopelia striata - - -
Tikusan Kerdil Porzana pusilla - - -
Blekok Sawah Ardeola speciosa - - -
Punai Gading Treron vernans - - -
Bondol Perut-putih Lonchura leucogastra - - -
Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster - - -
Burung Kapinis Laut Apus pacificus - - -
Kapinis Rumah Apus affinis - - -
Manyar Ploceus sp. - - -
Prenjak Prinia sp. - - -
Srigunting Batu Dicrurus paradiseus - - -
Betet Ekor-panjang Psittacula longicauda - - -
Layang-layang Hirundo sp. - - -
Merbah Cerukcuk Pycnonotus goiavier - - -
Kucica Hutan Copsychus malabaricus - - -
Bubut Alang-alag Centropus bengalensis - - -
Kucica Kampung Copsychus saularis - - -
Cucak Kuricang Pycnonotus atriceps - - -
Pelatuk Kelabu-besar Mulleripicus - - -
Sikatan Sisi-gelap pulverulentus
Muscicapa sibirica - - -
Biawak Varanus salvator - - -
Ular Kobra Ophiophagus hannah - - -
Ular Sanca Bodo Python molurus - Dilindungi Appendix II
Reptil
Ular Sawa Python reticulatus - - Appendix II
Kadal Mabuya multifaciarum - - -
Bunglon Calotes sp. - - -
Keterangan: Status national seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 7/1999, status konservasi menurut
data merah IUCN diunduh pada 07 Februari 2010: NT: Near Threatened (Mendekati terancam); LC: Least Concern
(Tidak terperhatikan); Vu: Vulnerable (Rentan) dan status CITES (Convention on International Trade in Endangered
Species of Wild Fauna and Flora); Appendix I (daftar seluruh speciestumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam
segala bentuk perdagangan internasional), Appendix II (daftar species yang tidak terancam kepunahan, tapi mungkin
terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan) dan Apeendix III (daftar species tumbuhan
dan satwa liar yang dilindungi di negara tertentu dalam batas-batas kawasan habitat)
Sumber: Dokumen ANDAL PT. Inhutani II Tanah Grogot dan PT. Tunas Muda Jaya (2015)
potensi besar masih belum banyak digarap. Disadari bahwa dalam upaya peningkatan
dan pengembangan jasa lingkungan berbasiskan lansekap hutan di Kabupaten Paser
sangat diperlukan perencanaan yang baik dan terarah.
Wisata alam merupakan potensi jasa lingkungan hutan yang ke depan
mempunyai nilai ekonomi yang perlu dikembangkan. Jasa lingkungan hutan juga
merupakan potensi SDH yang perlu digali dan dimanfaatkan di masa yang akan
datang. Dengan demikian pendataan terhadap potensi jasa lingkungan ini dan sebaran
spasialnya perlu mendapatkan perhatian dalam kegiatan inventarisasi hutan. Fungsi
estetika dari SDH merupakan salah satu potensi ekowisata yang perlu diidentifikasi
dan diinventarisir dalam pelaksanaan inventarisasi hutan ke depan.
SDH sebagai gabungan produk proses biologis berupa berbagai jenis vegetasi
dan kondisi tapak yang bervariasi, dalam kondisi tertentu-spesifik dapat menghasilkan
apa yang disebut sebagai “estetika-panorama” yang menarik. Keberadaan
keanekaragaman hayati (biodiversitas) juga merupakan potensi jasa lingkungan yang
dapat dikembangkan ke depan. Sebagai contoh, keberadaan hutan lindung dalam
wilayah kelola KPHP Model Kendilo juga merupakan potensi jasa lingkungan sebagai
sumber air. Beberapa obyek wisata yang terdapat di sekitar wilayah KPHP Model
Kendilo dan telah dikenal masyarakat yaitu Gua Tengkorak dan Liang Mangkulangit.
Apabila disinergikan dengan potensi “jasa lingkungan” yang lain dapat dikembangkan
bentuk-bentuk wisata seperti wisata alam (ecotourism), wisata pendidikan dan
penelitian. Keberadaan HL di wilayah kelola KPHP Model Kendilo yaitu Hutan Lindung
Sungai Samu juga menyimpan potensi jasa lingkungan berupa konservasi terhadap
tanah dan air. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan penyediaan sumber air bersih bagi
masyarakat di wilayah DAS Kendilo pada umumnya.
Pada wilayah kelola KPHP Model Kendilo, data dan informasi tentang potensi
wisata alam memang belum banyak terungkap, akan tetapi berdasarkan pengamatan
di lapangan dapat diketahui bahwa terdapat beberapa potensi pengembangan wisata
di sekitar wilayah KPHP Model Kendilo, diantaranya:
Wisata Alam
Kondisi hutan Dipterocarpaceae yang relatif sehat dan baik kondisinya, menyimpan
kekayaan pohon-pohon berbagai jenis dengan diameter yang besar (> 1 m)
merupakan salah satu pemandangan yang mulai langka;
Wisata sungai berupa air terjun dengan pemandangan alam asri dan indah dengan
berbagai jenis primata seperti monyet dan lutung serta berbagai jenis burung.
Beberapa potensi air terjun yang teridentifikasi meliputi : Riam Nipo, Riam Pongson
(Desa Selerong), Riam Bangain (Desa Muara Longan), Riam Turun Dayan (desa
Busui), Doyam Glogor (Desa Libur Dinding), Air Terjun Bongkar, Air Terjun
Labuhan, Air Terjun Pancur (Desa Rantau Atas),
Di sekitar kawasan terdapat wisata petualangan menyelusuri sungai (arum jeram),
memasuki gua-gua pegunungan karst dan gua-gua burung walet. Potensi sungai
untuk arum jeram seperti Sungai Setiru (desa Suweto) dan Sungai Andeh (Desa
Muara Andeh)
Wisata Budaya
Keberadaan budaya masyarakat asli Paser dalam bentuk seni seperti tari-tarian,
kerajinan dan budaya kehidupan sehari-hari merupakan potensi yang dapat
dikembangkan sebagi bagian dari wisata, antara lain:
Seni tari-tarian seperti: Ronggeng Paser, Rembara, Gintur, Jepen Muslim, Jepen
Daya Taka, Singkir, Belian dan Gendang Agong.
Kerajinan tangan seperti lampit dan tas.
Budaya kehidupan sehari-hari seperti budaya gotong-royong, memanen madu dan
rotan, perladangan berpindah, menanam, acara perkawinan dan kelahiran anak.
Wisata Pendidikan
Keberadaan hutan yang masih relatif baik dipadukan dengan kearifan lokal merupakan
peluang untuk pengembangan wisata berbasis keilmuan/pendidikan. Dalam rangka
pengembangan wisata di wilayah KPHP Model Kendilo, masih diperlukan informasi
dan data yang cukup banyak meliputi keberadaan potensi, aksesibilitas, infrastruktur,
sarana dan prasarana yang ada. Perencanaan dengan mengintegrasikannya dengan
potensi-potensi wisata yang sudah berkembang seperti yang berada di Kecamatan
Muara Komam (Liang Mangkulangit) dan Kecamatan Batu Sopang (Gua Tengkorak)
sangat diperlukan.
Potensi Karbon
Salah satu program pemerintah adalah pengurangan emisi karbon dan kerusakan
hutan melalui program REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest
Degradation). Oleh karenanya perhitungan jumlah karbon yang tersimpan (carbon
stock) dan terserap (carbon sink) oleh keberadaan tegakan hutan dalam wilayah kelola
KPHP Model Kendilo menjadi penting untuk mendapat perhatian dalam
pengelolaannya ke depan. Saat ini belum pernah dilakukan penghitungan cadangan
karbon pada KPHP Model Kendilo. Metode perhitungan karbon telah banyak
dikembangkan oleh beberapa lembaga yang berkaitan dengan program REDD+
melalui program-program pelatihan MRV (Measurement, Reporting and Verification).
Dalam pelaksanaan IHMB (Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala) juga telah
dikembangkan perhitungan “berat kayu” dalam tegakan hutan disamping perhitungan
volume sebagaimana biasa dikerjakan sebelumnya, sehingga dapat dikonversi ke
dalam kandungan karbonnya, atau besarnya persediaan karbon dalam tegakan hutan.
Tabel II- adalah cadangan karbon pada beberapa tipe hutan berdasarkan hasil
penelitian dari berbagai pakar maupun lembaga. Pada tabel II- memberikan gambaran
secara umum kondisi stok karbon di KPHP Model Kendilo berdasarkan tutupan
lahanya, dimana diperkirakan total stok karbon yang ada di wilayah KPHP Model
Kendilo sebesar 44.517.934.
Tabel II-31. Biomassa dan Nilai Karbon untuk Masing-masing Penutupan Lahan
Tabel II-32. Jumlah dan Rasio Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Paser
Tahun
No. Jenis Kelamin
2010 2011 2012 2013 2014
1 Laki-laki 122.995 126.217 129.680 132.722 135.925
2 Perempuan 108.693 111.566 114.431 117.269 120.250
3 Total 231.688 237.783 244.111 249.991 256.175
4 Rasio Jenis Kelamin 113,16 113,13 113,33 113,18 113,04
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IV
Samarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)
Tabel II-33. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten
Paser
Tahun
No. Jenis Kelamin
1990 2000 2010 2013 2014
1 Laki – Laki 4,44 3,91 8,52
2 Perempuan 4,46 3,62 8,23
Total 4,45 3,77 8,39 2,41 2,47
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IV
Samarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)
Tabel II-34. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Empat Kecamatan
yang Termasuk dalam Wilayah Kelola KPHP-Model Kendilo
Kepadatan
Luas Wilayah Jumlah
No. Kecamatan Ibukota 2 Penduduk
(km ) (Jiwa) 2
(Jiwa/km )
1. Batu Engau Kerang 714,05 17.799 24,93
Hubungan antara masyarakat dengan hutan dan SDH di wilayah kelola KPHP
Model Kendilo ini diantaranya dalam bidang usaha budidaya kehutanan dalam bentuk
tanaman keras/kayu yang merupakan usaha jangka panjang. Kegiatan usaha tersebut
dilakukan baik dalam bentuk kerja sama dengan pihak perusahaan (plasma) maupun
kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Paser sendiri dalam bentuk
pemberian bibit melalui Kebun Bibit Rakyat (KBR) yang dikelola langsung oleh
kelompok tani. Usaha sektor kehutan dan perkebunan terdiri dari jati, sengon, akasia,
karet, kelapa sawit, kopi dan kelapa. Hasil hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat
antara lain damar, rotan, madu, kayu, gaharu, buah-buah dan berburu. Mekanisme
masyarakat untuk dapat memanfaatkan hasil hutan, apabila penduduk asli dapat
mengambil langsung kedalam hutan namun jika penduduk pendatang harus mendapat
izin kepala desa atau pemilik lahan. Hasil hutan sebagian dijual dan sebagian dipakai
sendiri.
Tabel II-35. Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Terakhir yang
Ditamatkan
Laki-laki Perempuan Jumlah
No Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan
(%) (%) (%)
1 Tidak punya ijazah 22,27 25,65 23,82
2 SD 32,11 33,68 32,83
3 SLTP 14,53 14,42 14,47
4 SLTA 25,31 20,66 23,18
5 Diploma/Sarjana/Pascasarjana 5,78 5,59 5,70
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IV
Samarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)
Tabel II-36. Tingkat Pendidikan Masyarakat dan Jumlah Sekolah di Wilayah Kelola KPHP-
Model Kendilo
Tingkat Jumlah Jumlah Jumlah Rasio Rasio
No %
Pendidikan Sekolah Guru Murid Guru:Murid Rombel
1 Kecamatan Batu Engau
TK 2
SD 10 99 1473 14,88 20,75 65
SLTP 5 100 535 5,35 24,31
SLTA 2 25 248 9,92 27,56
Jumlah 2256
2 Kecamatan Batu Sopang
TK 7
SD 7 115 2500 21,74 30,12 65
SLTP 2 45 869 19,31 29,97
SLTA 1 35 471 13,46 29,44
Jumlah 3840
3 Kecamatan Muara Komam
TK 3
SD 6 76 938 12,34 19,14 59
SLTP 2 48 508 10,58 26,74
SLTA 1 16 157 9,81 26,17
Jumlah 1603
4 Kecamatan Muara Samu
TK 0
SD 8 70 656 9,37 12,86 76
SLTP 2 19 125 6,58 20,83
SLTA 1 14 80 5,71 26,67
Jumlah 861
66
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IV
Samarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)
Dari Tabel II-36 di atas ternyata sebagian besar (>70%) tingkat pendidikan
masyarakat sekitar wilayah kelola KPHP Model Kendilo masih rendah, yaitu tingkat
Sekolah Dasar.
2.3.1.3. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Oleh karenanya
masalah kesehatan merupakan bagian penting program pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya upaya pelayanan kesehatan
yang telah dilakukan oleh Pemda. Kabupaten Paser berupa pembangunan fasilitas
Tabel II-37. Ketersediaan Fasilitas dan Tenaga Kesehatan bagi Masyarakat dalam Wilayah
Kelola KPHP-Model Kendilo
Batu Sopang 1 3 0 1 2 10 10 17
Muara
1 2 2 1 0 9 11 23
Komam
Muara
4 14 10 4 3 47 52 50
Samu
Jumlah 7 25 16 7 5 79 95 95
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IV
Samarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)
Tabel II-38. Ketersediaan Lahan Pertanian Pangan Masyarakat Sekitar Wilayah KPHP-Model
Kendilo Paser
Lahan Basah Lahan Kering
(Sawah) (Ladang)
Sawah
No. Kecamatan Ladang (%)
Luas Produksi Luas Produksi (%)
panen (ha) (ton) panen (ha) (ton)
1. Batu Engau - - 300 830 - 16,26
2. Batu Sopang 22 7 354 963 50 19,19
Muara
3. - - 837 2420 - 45,37
Komam
4. Muara Samu 22 7 354 963 50 19,19
Jumlah 44 1845
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IV
Samarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)
Tabel II-38 menjelaskan bahwa lahan kering masih merupakan bagian penting
sebagai sumber mata pencaharian masyarakat di 4 (empat) kecamatan dalam wilayah
kelola KPHP Model Paser.
Secara lebih spesifik mata pencarian pada desa-desa yang ada di wilayah KPHP
Model Kendilo dapat dilihat pada Tabel II-39.
Tabel II-39. Mata Pencaharian Penduduk pada Beberapa Desa yang Terdapat di Wilayah
KPHP-Model Kendilo
Penduduk (Asli dan
No. Kecamatan/Desa Mata Pencaharian
Pendatang)
A. Batu Engau
Petani, swasta, buruh, pedagang,
1. Kerang Dayo
PNS/Pensiunan, pertukangan dll
Petani, pegawai/karyawan
(negeri/swasta), buruh, pertukangan,
2. Kerang
pedagang, pekebun, budidaya
kehutanan dll
Petani/pemilik penggarap, pekebun,
pemilik ternak, pemilik tambak, buruh
3. Mengkudu
tani, penebar hasil bumi, pengolah hasil
pertanian, budidaya kehutanan
B. Kecamatan Muara Samu
Petani (sawah, ladang, kebun),
Penduduk asli: Dayak Paser;
pedagang, pemungut hasil hutan,
suku pendatang: Banjar,
1. Libur Dinding pengrajin/industry kecil, jasa (angkutan,
Jawa, Timor, Lombok/Sasak,
tukang), pegawai/pensiunan
Bugis
(negeri/swasta), buruh dll
Wiraswasta, Petani/pekebun, karyawan
Penduduk asli : Dayak Paser;
swasta, karyawan honorer, buruh harian
2. Rantau Atas suku pendatang: Banjar,
lepas, PNS, pedagang, polisi, mengurus
Jawa, Bugis
rumah tangga, dll
Dari Tabel II-40 tergambar bahwa kedua IUPHHK yang ada tersebut, areal ijin
usahanya hampir semua berada dalam wilayah kelola KPHP Model Kendilo. Izin-izin
pemanfaatan hutan pada wilayah KPHP Model Kendilo berada pada kawasan Hutan
Produksi. Dengan Hutan Produksi (HP) yang ada pada wilayah kelola KPHP Model
Kendilo seluas 62.003 ha, maka 79 % (49.236 ha) dari total hutan produksi tersebut
sudah dibebani izin pemanfaatan atau 36 % dari luas total wilayah KPHP Model
Kendilo.
Dilihat dari luasan wilayah izin usaha pertambangan, hampir 74% dari izin usaha
pertambangan adalah PKP2B (izin Pemerintah Pusat) sedangkan sisanya adalah izin
yang dikeluarkan oleh Bupati dalam bentuk KP (Kuasa Pertambangan). Disamping itu
tergambar bahwa sebagian kecil izin usaha pertambangan yang ada tersebut masuk
dalam wilayah kelola KPHP Model Kendilo yaitu sekitar 38,6% (61.481 ha) dari seluruh
luas izin pertambangan atau 44,7% dari luas total wilayah KPHP Model Kendilo.
Dalam proses pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan di wilayah
KPHP Model Kendilo perlu disaring status izin-izin yang masih aktif dan tidak aktif serta
kegiatan yang sudah selesai atau masih dalam tahap pencadangan/eksplorasi. Hal ini
penting untuk menentukan wilayah-wilayah hutan mana saja yang sudah tidak ada izin
ataupun sudah selesai kegiatannya sehingga dapat direncanakan pemanfaatan
tindaklanjutnya. Wilayah yang sudah tidak berizin atau sudah selesai
dimanfaatkan/digunakan akan dijadikan statusnya sebagai wilayah tertentu KPHP
Model Kendilo untuk dikelola sebagai bagian kegiatan investasi.
pemanfaatan sumber daya dan distribusinya secara efisien dan mampu memberikan
nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap mempertahankan
kualitas lingkungan fisik bahkan dapat ditingkatkan bagi pembangunan berkelanjutan.
Dengan demikian RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) merupakan instrumen
akses para pemangku kepentingan dalam pembangunan terhadap keberadaan dan
pemanfaatan sumber daya yang tersedia melalui sistem yang transparan dalam
pembangunan berbasis SDA. Ketika RTRW tidak mampu mengarahkan dan
mengontrol pemanfaatan sumber daya (lack of enforcement), akan terjadi suatu
kondisi dimana interaksi aktor atau jaringan (network), politik atau kepentingan,
pelaksana kebijakan dan pelaku usaha lebih dominan (web of power) dan menjadi
kontrol ”terselubung” dalam distribusi manfaat sumber daya hutan atau lahan. Oleh
karenanya disamping sebagai panduan pembangunan, RTRW sebagai hasil sebuah
proses yang transparan yang mencerminkan keterwakilan kepentingan para pihak
pembangunan, RTRW sebagai produk sebuah proses dalam pembangunan harus
mampu menjadi dasar rule of the game dalam pembangunan dan harus mampu
menjadi instrumen pengontrol dan pengendalian alokasi dan pemanfaatan SDA yang
tersedia.
Dalam Kebijakan RTRW Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 – 2036 tetap
mengacu pada pembagian fungsi kawasan hutan menjadi tiga yaitu Hutan Lindung
(HL), Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi (HP) sebagaimana
tergambar dalam gambar II.9. Artinya kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pembagian kawaan hutan telah dijadikan
acuan dalam kebijakan RTRW Provinsi Kalimantan Timur.
Dan yang paling penting adalah bahwa dalam RTRW Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2016 – 2036 juga telah menampilkan wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan se
Kalimantan Timur, baik yang sudah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, maupun yang masih dalam proses, sebagaimana yang tergambar dalam
gambar II.10. Hal ini menunjukkan kawasan hutan di wilayah Kalimantan Timur telah
terbagi habis dalam bentuk Kesatuan Pengelola Hutan sehingga komitmen untuk
pengelolaannya di tingkat tapak akan mudah direalisasikan oleh lembaga KPHP, KPHL
maupun KPHK. Dengan demikian eksistensi KPHP Model Kendilo dalam menjalankan
peran dan fungsinya telah sejalan dengan perspektif kebijakan tata ruang wilayah di
wilayah Kalimantan Timur.
Kebijakan RTRW Kabupaten Paser juga sejalan dengan RTRW Provinsi
Kalimantan Timur dalam penetapan kawasan hutannya sebagaimana tergambar dalam
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Paser (Gambar II.11). Melaui Perda Nomor 9
Tahun 2015 tentang RTRW Kabupaten Paser Tahun 2015 – 2035, telah menetapkan
kawasan hutan dalam tiga fungsi yaitu Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas dan
Hutan Produksi, dimana pengelolaan tingkat tapak akan dilaksanakan oleh KPHP
Model Kendilo. Arahan untuk peruntukan hutan produksi meliputi :
a. Pemanfaatan kawasan peruntukkan hutan produksi berdasarkan prinsip-prinsip
untuk mengelola hutan lestari dan meningkatkan fungsi utamanya;
b. Diperbolehkan melakukan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan produksi;
c. Dilarang melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius
ataujarak sampai dengan 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau, cagar
alam, hutan raya, hutan lindung, 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri
kanan sungai di daerah rawa, 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai, 50
(lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai, 2 (dua) kali kedalaman jurang
dari tepi jurang, 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang
terendah dari tepi pantai;
d. Tata cara mengenai pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan produksi
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. Kegiatan permukiman dan budidaya yang telah ada di kawasan peruntukkan hutan
produksi dan dilakukan masyarakat secara turun-temurun sebelum ditetapkannya
rencana tata ruang ini tetap diakui keberadaannya, namun pengembangannya lebih
lanjut secara ekspansif dibatasi dan perijinan perluasan kegiatan tersebut tidak
diijinkan sejak diberlakukannya rencana tata ruang ini.
• Terkait dengan usaha komersial kehutanan, juga terdapat biaya transaksi tinggi,
karena dalam pelaksanaan perencanaan, penetapan jatah produksi, administrasi,
dll. Belum didasarkan pada informasi lapangan secara akurat. Oleh karena itu
keberadaan KPH sangat penting dalam upaya memecahkan masalah-masalah
tersebut.
Isu Strategis
Kelembagaan yang mandiri
Dalam menjalankan fungsi pengelolaan yang bersifat berkelanjutan, kemandirian
lembaga KPHP Model Kendilo menjadi hal penting guna memastikan
keberlangsungan pelaksanaan program pengelolaan secara efektif dan efesien.
Oleh karena KPHP Model Kendilo akan berusaha mengembangkan kegiatan-
kegiatan multi usaha yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan KPHP
Model Kendilo sehingga setiap penghasilan dari usaha-usaha tersebut menjadi
penghasilan mandiri.
Kepastian kawasan dan tenurial
Fungsi kawasan hutan yang ada pada wilayah KPHP-Model Kendilo serta di
Kabupaten Paser pada umumnya masih pada tahap penunjukan kawasan
(berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 79/KPTS-II/2001, 15 Maret 2001,
tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Kalimantan Timur), belum ada
tata batas dan pengukuhan baik batas fungsi maupun batas luar KPH. Di lapangan
masih terdapat ketidakpastian status dan fungsi kawasan sehingga masih terdapat
overlap/ketidakcocokan antara fungsi kawasan dengan ijin pengelolaan
pemanfaatan dan penggunaan kawasan seperti keberadaan perkampungan,
perkebunan dan pertanian, di dalam kawasan Hutan Produksi dan wilayah IUPHHK-
HT, serta tumpang tindih antara Izin Pemanfaatan (IUPHHK) dengan Izin
Pertambangan.
Kendala
Tata hubungan kerja dengan Dinas Kehutanan Kabupaten Paser belum ada
kejelasan, sebelum kewenangan kehutanan ditarik ke Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur. Kondisi demikian menyebabkan tugas dan fungsi KPHP Model
Kendilo hanya bersifat administrasi sebaga pelaksana dari Dinas Kehutanan
Kabupaten Paser. Pembagian tugas adminstrator dan operator belum diatur
sedemikian rupa. Pada masa transisi penarikan kewenangan kehutanan ke Provinsi
Kaltim, menyebabkan tugas dan fungsi KPHP Model Kendilo perlu disinergikan
kembali dengan kewenangan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
Keterbatasan personil/staf, anggaran dan sarana/prasarana UPTD KPHP-Model
Kendilo sehingga lingkup pelaksanaan kegiatannya masih sangat terbatas dan
membutuhkan waktu cukup lama. Disisi lain, KPHP Model Kendilo dituntut untuk
segera mengembangkan bisnis dan investasi guna menuju kemandirian.
Keberadaan KPH belum sepenuhnya dipahami dan diterima oleh masyarakat dan
para pihak lainnya. Masih terdapat pemahaman bahwa keberadaan KPHP Model
Kendilo adalah seperti model pemerintahan daerah sebelumnya, yang hanya
sekedar datang melaksanakan proyek-proyek kehutanan. Paradigma pembangunan
kehutanan oleh KPHP Model Kendilo adalah bermitra dan bekerja sama dengan
masyarakat dan pihak lainnya untuk mendukung kelestarian hutan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Persepsi masyarakat terhadap keberadaan fungsi SDH masih rendah. Hal ini
dilatarbelakangi oleh model kehidupan tradisional yang dilaksanakan secara turun-
menurun. Disisi lain, masyarakat masih sangat kurang mendapatkan pengetahuan
mengenai potensi SDH yang ada di wilayah KPHP Model Kendilo. Paradigma lama
kegiatan kehutanan pun mendorong persepsi masyarakat bahwa kegiatan
kehutanan hanya berhubungan dengan kayu semata. Hasil Hutan Bukan Kayu
(HHBK) masih dianggap kegiatan tradisional yang nilai tambahnya dianggap rendah
karena memang belum dikelola dengan modern;
Minimnya data dan informasi potensi aspek ekologi, ekonomi dan sosial-budaya
dalam kawasan KPHP-Model Kendilo. Kondisi ini disebabkan selama ini kegiatan
identifikasi potensi SDH oleh pengusaha hutan hanya difokuskan pada hasil kayu
semata. Sangat jarang dilakukan invetarisasi potensi non kayu. Demikian juga
kegiatan penggunaan lahan yang cenderung belum mampu melakukan survei
identitikasi potensi, kecuali berkaitan dengan kepentingan penilaian kepedulian
terhadap lingkungan.
Permasalahan
Status kawasan hutan yang belum diketahui secara luas oleh masyarakat di dalam
maupun disekitar kawasan hutan. Ketidaktahuan masyarakat terhadap status
kawasan hutan didorong oleh beberapa hal yaitu :
a. Kurangnya sosialisasi mengenai batasan kawasan hutan kepada masyarakat.
Kalaupun telah ada proses sosialisasi namun belum mampu menyentuh seluruh
elemen masyarakat terutama masyarakat yang langsung berdampingan atau
beraktivitas di dalam kawasan hutan. Peserta yang hadir dalam sosialisasi
formal di kantor kecamatan atau desa kebanyakan diisi oleh para aparat desa
dan tokoh-tokoh setempat. Oleh karenanya perlu dilakukan sosialisasi secara
BAB III
VISI DAN MISI PENGELOLAAN
a. Areal setiap pemegang Izin IUPHHK-HT satu kali dalam setahun selama 10
tahun.
b. Areal setiap pemegang izin penggunaan lahan (pinjam pakai) satu kali dalam
setahun selama 10 tahun.
8. Melaksanakan perlindungan dan konservasi alam melalui kegiatan :
a. Survey lapangan identifikasi faktor penyebab kerusakan hutan/kawasan
hutan/hasil hutan di wilayah pemegang Izin maupun wilayah tertentu, setiap
satu kali dalam setahun selama 10 tahun.
b. Survey lapangan identifikasi dan pembuatan peta kawasan rawan keamanan
hutan di wilayah pemegang Izin maupun wilayah tertentu, setiap satu kali dalam
setahun selama 10 tahun
c. Sosialiasi perundang-undangan kehutanan pada 20 desa dalam wilayah kerja
KPHP Model Kendilo, masing-maing satu kali dalam setahun selama 10 tahun.
9. Melaksanakan perlindungan sistem penyangga kehidupan melalui kegiatan :
a. Survey identifikasi dan pemetaan kawasan hutan bernilai konservasi tinggi
pada setiap unit blok peruntukan hutan, satu kali per unit dalam setahun selama
10 tahun.
b. Pengelolaan kawasan lindung dan kawasan HCVF baik di wilayah pemegang
Izin maupun wilayah tertentu, selama 10 tahun.
c. Monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan lindung dan HCVF, baik di
wilayah pemegang Izin maupun wilayah tertentu, satu kali dalam setahun
selama 10 tahun.
d. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya, selama 10 tahun.
e. Pemanfaatan secara lestari SDA hayati dan ekosistemnya selama 10 tahun.
10. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin (IUPHHK-HT dan
Izin Pinjam Pakai) mengenai harmonisasi tata hubungan, program/kegiatan RPH
dan pelaksanaan lapangan, yang dilaksanakan empat kali dalam setahun selama
10 tahun.
11. Melaksanakan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait
untuk menciptakan dan menjalin tata hubungan kerja yang sinergis antara KPHP
Kendilo dengan pemerintah pusat dan daerah, serta terbentuknya hubungan kerja
sama yang baik dengan lembaga non pemerintahan (NGO) serta pihak swasta
untuk mendukung tugas dan fungsi KPHP Kendilo di tingkat lapangan, yang
dilaksanakan minimal 10 kali dalam setahun selama 10 tahun.
12. Menyediakan minimal 20 orang SDM KPHP Kendilo pada tahun 2017 dan
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan minimal 1 orang satu diklat
dalam 5 tahun selama 10 tahun.
13. Menyediakan pendanaan kegiatan rutin dan operasional KPHP Model Kendilo,
dengan skema :
a. Tahap awal bersumber dari dana pemerintah yaitu APBN, DBH-DR Kehutanan,
DAK bidang Kehutanan, APBD Provinsi Kaltim, serta dana dari lembaga donor
selama 5 tahun pertama.
b. Tahap Kedua 70 % bersumber dari keuntungan investasi kerjasama dengan
pihak investor/lainnya serta bagi hasil dari kemitraan KPHP Model Kendilo
dengan Kelompok Tani Hutan, menginjak pada 5 Tahun kedua.
14. Mengembangkan database kehutanan KPHP Model Kendilo secara
komputerariasi dan internet pada tahun ke 5.
15. Melaksanakan rasionalisasi wilayah kelola KPHP Kendilo setiap 10 tahun sekali.
16. Melaksanakan review rencana pengelolaan wilayah Hutan KPHP Model Kendilo
setiap 5 tahun sekali.
17. Mengembangkan investasi skala besar dan kecil pada :
a. Pengelolaan hasil hutan kayu-hutan tanaman mulai pada tahun ke 5 pada
areal kemitraan agroforestry blok pemberdayaan.
b. Pengembangan pembenihan dan pembibitan seluas 100 Meter persegi mulai
pada tahun ke 3 pada setiap areal agroforestry di 20 desa.
c. Pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) :
- Madu alam di mulai tahun ke 3 dengan target 1 ton tiap tahun.
- Air minuman kemasan mulai tahun ke 5 dengan target 1000 dus botol tiap
tahun.
- Gaharu di mulai tahun ke 8 dengan target 500 kg kayu gaharu siap olah.
BAB IV
ANALISIS DAN PROYEKSI
Analisis dan proyeksi mencakup dua aspek penting yaitu; (a) analisis data dan
informasi yang saat ini tersedia (baik data primer hasil dari inventarisasi hutan dan
penataan hutan, maupun data sekunder) dan (b) proyeksi kondisi wilayah KPH di masa
yang akan datang. Pelaksanaan pengelolaan hutan dalam wilayah KPHP-Model
Kendilo oleh kelembagaan yang telah dibentuk diharapkan mampu: memperbaiki tata
kelola hutan (forest governance); memperkecil laju degradasi hutan; mempercepat
upaya-upaya rehabilitasi dan reforestasi; meningkatkan perlindungan dan pengamanan
hutan; meningkatkan stabilitas supply hasil hutan; serta meningkatkan manfaat hutan
bagi masyarakat di dalam dan sekitar hutan.
Dengan telah ditetapkannya kawasan hutan seluas 137.495 ha sebagai wilayah
kelola KPHP-Model Kendilo dan organisasi pengelolanya, diharapkan dapat
diwujudkan Visi dan Misi pengelolaan hutan yang telah ditetapkan dalam wilayah
tersebut. Untuk selanjutnya diharapkan keberadaan KPHP-Model Kendilo dapat
memberikan kontribusi dalam beberapa aspek pengelolaan hutan di tingkat tapak
sebagai berikut:
1. Penataan hutan dan rencana pengelolaan hutan. Ketersediaan dan akurasi
data dan informasi potensi, karakteristik, bentang alam, kondisi sosial ekonomi
serta informasi lain pada wilayah kelola KPHP-Model Kendilo merupakan acuan
dalam penataan hutan dan penyusunan rencana pengelolaan. Dengan demikian
ada jaminan kepastian kawasan yang lebih baik sehingga kapasitas pengawasan
pengelolaan dapat lebih ditingkatkan. Dengan keberadaan KPH, rencana dan
investasi kehutanan dapat diintegrasikan pada tingkat tapak karena didasarkan
pada tersedianya informasi sumber daya hutan yang lebih akurat.
2. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Wilayah KPHP-Model
Kendilo dapat terkelola secara optimal, baik hasil hutan kayu, bukan kayu maupun
jasa lingkungan sesuai dengan kaidah-kaidah kelestarian, baik wilayah tertentu
yang dikelola oleh KPH maupun wilayah yang dibebani ijin pemanfaatan.
Penggunaan kawasan hutan yang termasuk dalam wilayah KPHP-Model Kendilo
juga dapat terpantau dan dikendalikan dengan baik.
blok sebagai unit kelestarian manajemen terkecil, terdiri dari: (a) kawasan hutan
lindung terdiri dari blok inti seluas 39.153 ha dan blok pemanfaatan seluas 2.404 ha; (b)
kawasan hutan produksi terdiri dari blok perlindungan seluas 24.531 ha, blok
pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam (HHK-HA) seluas 9.040 ha, blok
pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman (HHK-HT) seluas 3.746 ha dan blok
pemberdayaan seluas 5.283 ha.
Pembagian blok KPHP-Model Kendilo memang telah dilakukan berdasarkan
kriteria pembagian masing-masing blok pada kawasan hutan, namun demikian
pembagiannya ke dalam petak-petak pengelolaan masih memerlukan risalah yang
lebh detil. Data dan informasi pada areal-areal tersebut relatif masih sangat terbatas
karena belum dilakukan inventarisasi secara menyeluruh dan terpadu. Dengan belum
tersedianya data dan informasi tentang kondisi dan potensi sumber daya hutan baik di
hutan produksi dan hutan lindung tersebut yang meliputi data dan informasi HHK,
HHBK dan jasa lingkungan hutan, sehingga belum dapat dimungkinkan tersusunnya
perencanaan pengelolaan yang rasional dan lebih komprehensif.
para pemegang ijin masih berfokus pada hasil hutan kayu (HHK). Namun demikian
berdasarkan hasil pengamatan di masyarakat yang dilakukan oleh IUPHHK-HT yang
ada di wilayah KPHP-Model Kendilo, menunjukkan bahwa pemanfaatan hasil hutan
bukan kayu (HHBK) telah dilakukan oleh masyarakat sekitar dan di dalam kawasan
hutan secara turun-temurun.
Berdasarkan pengalaman, terdapat beberapa jenis HHBK yang telah
dimanfaatkan oleh masyarakat, antara lain: rotan, bambu, damar, madu, buah
tengkawang, getah gaharu, buah-buahan (buah kapul, maritem, jenis-jenis durian, dan
sebagainya) tanaman obat-obatan, sarang semut, hewan buruan (babi, rusa, burung
dan lain-lain) serta sarang burung walet. Sampai saat ini belum terdapat pemegang ijin
pemanfaatan HHBK dan jasa lingkungan hutan dalam wilayah kelola KPHP-Model
Kendilo. Hal demikian mengindikasikan bahwa pemanfaatan potensi sumber daya
hutan belum intensif, sebagaimana diharapkan dalam perubahan paradigma
pembangunan kehutanan di atas (timber based menjadi resource based management).
Sehingga sumber daya hutan belum dapat memberikan kontribusi dalam
pembangunan (ekonomi) secara nasional dan daerah secara maksimal. Tepatnya
sumber daya hutan dan sektor kehutanan belum mampu berkontribusi secara
maksimal dalam pendapatan negara (PDRB).
Tindak lanjut pemeliharaan tanaman hingga berhasil tumbuh menjadi pohon masih
kurang diperhatikan.
b. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi cenderung hanya sebagai
buruh tanam, tanpa ada tindak lanjut tanggung jawab untuk pemeliharaannya.
Masyarakat hanya dijadikan pekerja dengan imbalan upah dalam masa proyek
tersebut. Bila ada kegiatan pemeliharaan atau sejenisnya maka harus diberikan
upah tambahan.
c. Tujuan kegiatan rehabilitasi memang difokuskan pada mengembalikan fungsi
ekologi kawasan hutan yang rusak dan kurang memperhatikan kondisi ekonomi
masyarakat sekitar kegiatan.
d. Kesulitan dalam menentukan lokasi rehabilitasi hutan karena lahan hutan yang
telah terbuka akibat kegiatan perladangan masyarakat tidak diperkenakan oleh
masyarakat untuk ditanami tanaman hutan yang dianggap tidak bermanfaat bagi
mereka.
Sejauh ini belum terdapat koordinasi yang sinergis untuk menentukan lokasi
rehabilitasi hutan dan lahan, baik bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur maupun Pemerintah Kabupaten Paser. Balai Pengendalian Daerah
Aliran Sungai dan Hutan Lindung sebagai UPT yang berwenang untuk kegiatan
rehabilitasi hutan pada DAS juga hanya terbatas pada pemetaaan kawasan RHL di
Hutan Lindung. Intinya belum terdapat upaya menyatukan sistem pemetaan bersama
areal-areal kawasan hutan yang perlu di rehablitasi baik di kawasan hutan lindung,
hutan produksi terbatas dan hutan produksi. Peta RHL bersama ini harus selalu di
update setiap tahun dengan menggunakan analisis spasial dari citra landsat.
Permasalahan selanjutnya yaitu dalam pelaksanaan rehabilitasi hutan dan
lahan adalah ketiadaan pengelola setelah tanaman berumur lebih dari 3 tahun. Hal ini
kembali lagi pada konsep RHL yang cenderung diberlakukan sistem proyek. Oleh
karenanya perlu melibatkan masyarakat sekitar sebagai pengelola tanaman secara
terus menerus untuk memelihara dan menjaganya. Pendekatan RHL perlu dirubah dari
sistem proyek menjadi program yang berkesinambungan yaitu RHL pola Agroforestry.
Berdasarkan analisis spasial, wilayah tertentu pada KPHP-Model Kendilo
diperoleh luasan areal lahan yang potensial untuk dilaksanakannya kegiatan
penanaman seluas 63.713,08 ha terdiri dari Hutan Lindung seluas 39.154,21 ha dan
Hutan Produksi seluas 24.558,87 ha. Sedangkan berdasarkan hasil analisis spasial
BPDASHL Mahakan Berau Tahun 2016 diperoleh luas unit lahan kritis (LMU) 1 dan 2
sebesar 43.383 Ha, dengan rincian lokasi ditiap fungsi hutan dan blok peruntukan pada
pada tabel berikut :
Tabel IV-1. Luas dan Lokasi Rehabilitasi Hutan di Wilayah KPHP Model Kendilo
Untuk kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan dan lahan yang berada di
dalam areal berizin akan menjadi tanggung jawab pihak pemegang izin, baik itu izin
pemanfaatan hutan maupun izin penggunaan lahan. Berdasarkan data tabel IV.2
diperoleh indikasi bahwa luas potensial rehabilitasi dan reklamasi oleh pemegang izin
pinjam pakai (penggunaan lahan) mencapai 8.898,69 Ha sedangkan oleh pemegang
izin pemanfaatan hutan mencapai 6.537,61 Ha.
Tabel IV-2. Lokasi Potensial Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Sudah Ada Hak atau
Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutannya Berdasarkan Tutupan Lahannya di
Wilayah KPHP Model Kendilo
No Izin Pemanfaatan Kawasan Bentuk Tutupan Lahan Luas
Lahan terbuka 79,17
Perkebunan 16,37
1 HP-Kawasan Pinjam Pakai (IPPKH)
Pertambangan 6.540,99
Semak belukar 2.262,16
Belukar rawa 81,18
Hutan tanaman 2.610,25
Lahan terbuka 1.606,81
HP-Kawasan Pengusahaan Hutan Skala Besar
2 Perkebunan 1.456,64
(IUPHHK-HTI)
Pertambangan 26,22
Pertanian lahan kering 756,51
Semak belukar 10.680,07
Jumlah 26.116,37
Sumber: Analisis GIS (2015)
kawasan hutan khususnya pada areal konsesi PT Inhutani II yang berada pada KPHP-
Model Kendilo.
Belum ada pengelolaan secara maksimal terhadap kawasan-kawasan lindung
yang ada pada KPHP-Model Kendilo, baik hutan lindung maupun kawasan-kawasan
lindung yang ada pada Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK-HT) berupa
Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) juga kawasan lindung (sempadan sungai
dan kelerengan >40%). Kondisi pengelolaan kawasan lindung dan konservasi
sebagaimana dikemukakan di atas, akan berpengaruh terhadap upaya untuk
mewujudkan pengelolaan sumberdaya hutan secara lestari, khususnya bagi pemegang
ijin pemanfaatan. Selanjutnya dalam konservasi juga terdapat kemungkingan
dilaksanakan pemanfaatan secara terbatas, dengan tetap berpedoman pada prinsip
kelestarian (lestari produksi-ekonomi). Namun demikian, selama ini kegiatan
konservasi dilaksanakan secara spesifik dan belum terdapat pengembangan
pemanfaatan secara signifikan.
kinerja seluruh usaha yang ada;
Menetapkan peta indikatif yang dapat mengatasi masalah lebarnya gap antara
kawasan hutan yang tergambar di atas peta dengan realitas penggunaannya
untuk berbagai bentuk perijinan.
KPHP-Model Kendilo diharapkan dapat menjalankan fungsi integrasi berbagai
kegiatan pengelolaan hutan serta menjadi pusat informasi bagi evaluasi dan penilaian
perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh para pemegang ijin di wilayahnya.
Perencanaan jangka panjang KPH menjadi dasar untuk mengaitkan pengelolaan hutan
yang akan dilaksanakan di tingkat KPH dengan rencana pengelolaan hutan baik di
level Kabupaten Paser sendiri, Provinsi Kalimantan Timur dan Nasional. Terdapat dua
peran yang dapat dan harus dimainkan oleh KPH berkaitan dengan tersedianya data
dan informasi tentang sumber daya hutan (yang obyektif dan komprehensif serta
terbaharui), yaitu: (a) Merencanakan dan mendorong percepatan dilaksanakannya
inventarisasi (komprehensif dan akurat) pada kawasan tertentu (b) Mengidentifikasi
dan mengkoordinasikan data dan informasi yang telah diinventarisir oleh pemegang ijin
pemanfaatan (IHMB dan ITSP). Dari kedua peran tersebut maka ke depan perlu
dibangun dan dikembangkan data base dari sumber daya hutan dalam wilayah kelola
yang terbarukan dari wilayah kelola sebagai dasar untuk melakukan revisi rencana
pengelolaan hutan yang telah disusun.
Sehubungan dengan belum tersedianya data dan informasi yang memadai dari
kawasan tertentu dalam wilayah kelola KPHP-Model Kendilo, maka perlu secara
satu unit KPH dapat terdiri dari satu atau lebih unit kelestarian sesuai dengan
karakteristik bio-fisik, aksesibilitas lokasi dan kelas perusahaan yang dikembangkan.
Sedangkan inventarisasi yang dimaksud adalah kegiatan yang dilaksanakan
untuk mengetahui dan memperoleh data serta informasi tentang potensi sumber daya
hutan serta lingkungannya secara lengkap dan dipergunakan sebagai bahan
perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategi jangka panjang, jangka
menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman
inventarisasi yang dilaksanakan. Dalam pembagian blok, inventarisasi diarahkan untuk
memperoleh risalah terkait: (1) Karakteristik bio-fisik lapangan; (2) Kondisi sosial
ekonomi masyarakat sekitar; (3) Potensi sumber daya alam; dan (4) Keberadaan hak-
hak atau izin usaha pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan.
A. Prospek ke Depan
Perencanaan jangka panjang dan jangka pendek KPHP Model Kendilo menjadi
dasar alokasi hutan untuk perijinan dan alat kontrol tata hutan yang dilakukan oleh
pemegang ijin. Pelaksanaan pengukuhan kawasan dan tata hutan perlu ditunjang oleh
informasi mengenai potensi dan kondisi penggunaan kawasan hutan. Hasil yang
diharapkan dari adanya kegiatan rekontruksi batas luar dan penataan blok adalah:
Adanya batas luar yang jelas mempunyai kepastian hukum yuridis formal wilayah
KPHP Model Kendilo yang meliputi tata batas unit pengelolaan dan blok serta
petak yang keberadaannya memperoleh legalitas dan pengakuan oleh seluruh
pemangku kepentingan dan pemanfaatan kawasan hutan, sehingga menjamin
kepastian areal pengelolaan kawasan hutan untuk produksi kayu, non kayu dan
jasa lingkungan sebagai unit manajemen terkecil.
Kepastian luasan kawasan budidaya non kehutanan sebagai buffer lingkungan
dan pembinaan sosial.
Meningkatnya pengendalian dan kelestarian kawasan hutan sesuai dengan
fungsinya.
Rencana kerja di tingkat pemegang ijin harus sejalan dengan rencana
pengelolaan KPHP-Model Kendilo, serta rencana pengelolaan Kabupaten Paser,
Provinsi Kalimantan Timur dan Nasional. Dengan dapat disusunnya rencana
pengelolaan yang rasional dan komprehensif wilayah kelola, khususnya wilayah
tertentu, berdasarkan data dan informasi yang komprehensif, lengkap, akurat dan
terbaharui, maka diharapkan kemandirian KPHP-Model Kendilo dapat diwujudkan.
Kemandirian dari aspek pendanaan dalam mengimplementasikan rencana
pengelolaan masih merupakan kendala yang dihadapi oleh sebagaian besar KPH di
Indonesia.
Pemanfaatan hutan harus memiliki keabsahan legalitas izin, baik melalui izin Menteri
Kehutanan, Gubernur Kalimantan Timur maupun Bupati Kabupaten Paser. KPHP-
Model Kendilo mempunyai peran penting untuk secara ekonomis dapat mewujudkan
kelancaran perizinan tersebut dengan tetap memperhatikan kepentingan sosial dan
lingkungan.
A. Prospek ke depan.
Dengan dapat dilaksanakannya kegiatan RHL pada lahan-lahan kritis tersebut
diharapkan luas tutupan lahan kawasan tertentu akan meningkat. Hal ini tidak hanya
bermanfaat bagi upaya untuk meningkatkan kualitas DAS dan sub DAS, tetapi juga
akan bermanfaat bagi upaya untuk menurunkan emisi karbon sebagai program penting
dan strategis di Kalimantan Timur dan khususnya Kabupaten Paser. Selanjutnya
A. Prospek ke Depan.
Perlindungan, pengamanan dan konservasi hutan pada prinsipnya ditujukan
untuk menjaga hutan, hasil hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi
lindung, konservasi dan produksi tercapai secara optimal dan lestari. Agar prinsip
tersebut tercapai, 2 (dua) hal yang ditekankan adalah: (1) Mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan baik oleh manusia dan satwa,
kebakaran hutan dan hama penyakit; serta (2) Mempertahankan dan menjaga hak-hak
negara, masyarakat, perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi
serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
Seperti halnya dengan HHBK dan jasa lingkungan hutan, keberadaan
kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan perlindungan dan konservasi (di
dalam dan di luar areal kerja pemegang ijin), keberadaannya belum mendapat
perhatian secara proporsional dan komprehensif. Sementara dengan tetap
menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan multi fungsi sumberdaya hutan secara lestari,
maka pemanfaatan-pengelolaan kawasan lindung dan konservasi dapat juga
memberikan kontribusi terhadap “pembangunan ekonomi lokal”.
Penyediaan sarana dan prasarana serta tenaga pengamanan hutan yang sesuai
dengan kebutuhan.
A. Prospek ke Depan.
Diharapkan dengan keberadaan KPHP-Model Kendilo mampu
mentransformasikan kebijakan pembangunan kehutanan (utamanya kebijakan tingkat
daerah) bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan berbasis
SDH dan lahan, melalui skema-skema kemitraan dan perhutanan sosial. Masyarakat
yang berada di dalam maupun di sekitar hutan akan dibentuk dalam kelompok tani
hutan (KTH) sebagai wadah untuk membentuk kekuatan dan kemandirian organisasi
seerta peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai mitra dalam pengelolaan
hutan.
Kelompok Tani Hutan merupakan wadah masyarakat yang resmi untuk
melakukan kerjasama dan kemitraan dengan KPHP Model Kendilo dalam mengelola
kawasan hutan khususnya di blok pemberdayaan masyarakat. Kegiatan kemitraan
yang dikembangkan diutamakan berupa kemitraan agroforestry dengan sistem bagi
hasil. Pola ini akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengakses
kawasan hutan dengan mengembangkan kombinasi kegiatan budidaya tanaman
dengan kegiatan pertanian, perkebunan,perikanan, peternakan dan lainnya.
Melalui KTH, masyarakat akan mendapatkan bagi hasil lebih besar hingga
mencapai 70% dari setiap hasil panen kawasan. Hasil panen yang diperoleh dapat
berupa tanaman pangan jangka pendek seperti padi, jagung dan palawija, tanaman
jangka menengah berupa buah-buahan dan hhbk lainnya, dan terakhir tanaman jangka
panjang berupa hasil kayu-kayuan.
Keterkaitan antara hasil identifikasi analisis faktor lingkungan internal dan faktor
lingkungan eksternal dengan strategi-strategi yang telah ditetapkan dapat dilihat pada
Tabel IV-3.
Berdasarkan tabel matrik analisis tersebut maka ada beberapa strategi yang
harus mendapat perhatian dalam penyusunan program dan rencana kegiatan pada
KPHP-Model Kendilo yaitu :
1. Inventarisasi SDH secara berkala dan pembangunan data base KPH;
2. Peningkatan dan penyediaan sarana prasarana pengelolaan hutan;
3. Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM KPH;
4. Mendorong koordinasi dan integrasi para pihak/stakeholders dalam pelaksanaan
pengelolaan hutan;
5. Membangun kemitraan dalam pengelolaan HHK, HHBK dan jasling;
6. Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan hutan oleh KPH, terutama wilayah
tertentu;
7. Mendorong kemandirian KPH melalui pengembangan investasi dan bisnis KPH;
8. Pemantapan kawasan hutan untuk menjamin kepastian dalam pengelolaan
kawasan hutan;
9. Monitoring, evaluasi dan pembinaan izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutan;
10. Perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistem;
11. Rasionalisasi luas KPHP-Model Kendilo;
12. Pemberdayaan dan peningkatan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan
hutan;
13. Sosialisasi peraturan dan kebijakan kehutanan;
14. Mendorong dan memfasilitasi kemitraan dalam penyelesaian konflik tenurial;
15. Konvergensi pendanaan APBN, APBD dan mitra lain.
BAB V
RENCANA KEGIATAN
membangun hubungan baik dengan warga setempat sambil melakukan observasi dan
wawancara).
Tabel V-1. Uraian Kegiatan Inventarisasi Berkala pada Wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2017 - 2026
Unit
Fungsi Hutan Panjang Batas (km) Tahun Pelaksanaan
Pengelolaan
I Hutan Lindung 257,46 I-X
II Hutan Produksi 5,72 III
III Hutan Produksi 10,58 IV
IV Hutan Produksi 40,00 I-IV
V Hutan Produksi 49,73 I-V
VI Hutan Produksi 41,34 I-V
VII Hutan Produksi 6,63 V
411,46
Sumber: Analisis GIS (2016)
Adapun rencana kegiatan tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo meliputi :
a. Sosialisasi batas luar wilayah KPHP Model terutama yang bersinggungan dengan
masyarakat atau pihak lain.
b. Melaksanakan proses tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo.
c. Pemeliharaan pal batas.
d. Rekonstruksi batas wilayah KPHP Model Kendilo tiap 10 tahun sekali.
Sajian lengkap mengenai kegiatan tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo
dapat dilihat pada tabel V.3.
Tabel V-3. Uraian Kegiatan Tata Batas Luar Wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026
Hasil yang diharapkan dari adanya kegiatan rekontruksi batas luar dalam rangka
penataan blok adalah :
Adanya batas blok yang jelas mempunyai kepastian hukum yuridis formal di
lapangan. Wilayah KPHP Model Kendilo yang meliputi tata batas unit pengelolaan
dan blok serta petak akan memperoleh legalitas dan pengakuan oleh seluruh
pemangku kepentingan dan pemanfaatan kawasan hutan, sehingga menjamin
kepastian areal pengelolaan kawasan hutan untuk produksi kayu, non kayu dan jasa
lingkungan sebagai unit manajemen terkecil;
Kepastian luasan kawasan budidaya non kehutanan sebagai buffer lingkungan dan
pembinaan sosial;
Meningkatnya pengendalian dan kelestarian kawasan hutan sesuai dengan
fungsinya.
Adapun rencana kegiatan tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo meliputi :
a. Sosialisasi batas luar wilayah KPHP Model terutama yang bersinggungan dengan
masyarakat atau pihak lain.
b. Melaksanakan proses tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo.
c. Pemeliharaan pal batas.
d. Rekonstruksi batas wilayah KPHP Model Kendilo tiap 10 tahun sekali.
Sajian lengkap mengenai kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel V.5.
Tabel V-5. Uraian Kegiatan Tata Batas Blok Wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026
Tabel V-6. Pembagian Blok dan Penentuan Wilayah Tertentu KPHP Model Kendilo
Fungsi
Unit Blok Penggunaan dan Izin Pemanfaatan Luas Kelola (ha)
Hutan
- Perlindungan ekosistem
Hutan - Usaha pemungutan HHBK
I Pemanfaatan 41.558
Lindung - Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Perlindungan dan pengawetan tata air
Hutan Pemanfaatan,
- Usaha pemungutan HHBK
Produksi I Jasa Lingkungan 20.495
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam
(Terbatas) dan HHBK
dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
- Hutan Kemasyarakatan (HKm)
- Hutan Desa (HD)
Hutan
Pemberdayaan - Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
Produksi I 11.228
Masyarakat skema Kemitraan atau kerja sama
(Terbatas)
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
- Hutan Kemasyarakatan (HKm)
- Hutan Desa (HD)
Hutan Pemberdayaan - Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
I 2.310
Produksi Masyarakat skema Kemitraan atau kerja sama
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
- Hutan Kemasyarakatan (HKm)
- Hutan Desa (HD)
Hutan Pemberdayaan - Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
II 156
Produksi Masyarakat skema Kemitraan atau kerja sama
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
- Hutan Kemasyarakatan (HKm)
- Hutan Desa (HD)
Hutan Pemberdayaan - Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
III 261
Produksi Masyarakat skema Kemitraan atau kerja sama
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
- Hutan Kemasyarakatan (HKm)
- Hutan Desa (HD)
Hutan Pemberdayaan - Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
IV 6.515
Produksi Masyarakat skema Kemitraan atau kerja sama
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
Hutan Pemberdayaan
V - Hutan Kemasyarakatan (HKm) 797
Produksi Masyarakat
- Hutan Desa (HD)
Fungsi
Unit Blok Penggunaan dan Izin Pemanfaatan Luas Kelola (ha)
Hutan
- Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
skema Kemitraan atau kerja sama
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
- Hutan Kemasyarakatan (HKm)
- Hutan Desa (HD)
Hutan Pemberdayaan - Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
VI 364
Produksi Masyarakat skema Kemitraan atau kerja sama
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
- Hutan Kemasyarakatan (HKm)
- Hutan Desa (HD)
Hutan Pemberdayaan - Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
VII 272
Produksi Masyarakat skema Kemitraan atau kerja sama
- Usaha pemungutan HHBK
- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
Sumber: Analisis peta dan data sekunder (2016)
Tabel V-7. Prioritas Kegiatan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu di Wilayah KPHP
Model Kendilo
Tahun
No Jenis Usaha Blok Arahan Pencapaian
Pelaksanan
1 Pengelolaan dan -HP-Pemanfaatan Tahun 1-10 - Terbentuknya usaha dan
Pengembangan Hutan -HP-HHK-HT Prioritas 1 kelembagaan pemanfaatan
Alam dan Tanaman -HP-Pemberdayaan hasil hutan kayu hutan alam;
(pertukangan) - Terbentuknya usaha dan
kelembagaan pengelola
hutan tanaman;
- Terbangunnya usaha hutan
tanaman Pertukangan untuk
mendukung bahan baku
indutsri produk pengolahan
kayu; Pertukangan di
Tahun
No Jenis Usaha Blok Arahan Pencapaian
Pelaksanan
Kabupaten Paser
Gambar V-1. Penerapan Konsep 3 Core Businessis pada Agroforestry Multi Usaha
Tabel V-8. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu di Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo
Tabel V-8. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Tanaman Hutan di Wilayah Tertentu KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026
Tabel V-10. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Wilayah Kelola KPHP-Model
Kendilo
Jumlah 87.070
Sumber: Analisis Peta dan Data Sekunder (2016)
Tabel V-11. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan HHBK di Wilayah Tertentu KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026
Wisata alam di KPHP Model Kendilo akan dikelola dalam bentuk paket wisata
yang saling berhubungan dengan atraksi-atraksi alam sehingga tercipta keragaman
aktivitas wisata oleh para pengunjung. Contoh pengembangan wisata alam adalah
pada areal kemitraan agroforestry KPHP Model Kendilo dengan KTH Alas Taka di
Desa Suweto. Di areal ini akan dikembangkan wisata buah kelengkeng sebagai bagian
dari kegiatan agroforestry. Selanjutnya, pengunjung akan diajak berwisata jelajah
sungai Setiru dengan menggunakan ban renang sambill menikmati arum jeram dan
pemandangan alam sungai. Bagi pengunjung yang ingin menginap, telah disiapkan
camping area dengan fasilitas kemah dan kamar mandi. Camping area ini memberikan
pemandangan alam perbukitan Desa Suweto, dengan nuansa sunrise dan sunset yang
indah. Pada malam hari, akan melihat pemandangan langit yang indah dan kemudian
akan merasakan nuansa kabut dengan tebaran kunang-kunang malam. Bagi pencinta
tantangan, pengunjung dapat menikmati cross road mengelilingi medan bukit
agroforesty dan melintasi sungai Setiru. Atraksi lainnya yang akan dikembangkan
adalah flying fox. Dari blok areal kemitraan agroforestry Suweto, akan ada aktivitas
wisata lainnya dibeberapa calon areal kemitraan agroforestry lainnya seperti air terjun,
panjat gunung blawung, wisata gua dan lainnya.
Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam pengembangan jasa lingkungan
wisata alam sebagai berikut:
a. Melakukan pemetaan dan inventarisasi potensi dan sebaran jasa lingkungan
wisata alam pada wilayah KPHP Model Kendilo;
b. Menyusun rencana pemanfaatan dan pengembangan jasa lingkungan wisata
alam;
c. Penyiapan kelembagaaan pengelola (sarana prasarana, SDM dan peralatan);
d. Pengembangan jaringan pasar;
e. Monitoring dan evaluasi.
Tabel V-12. Uraian Rencana Pengelolaan dan Pengembangan Jasa Lingkungan Untuk Penyerapan Karbon di Wilayah Tertentu KPHP Model Kendilo
Tahun 2017 – 2026
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
A. Pengelolaan dan Pengembangan Jasa Lingkungan
5.2.3
Penyerapan Karbon
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 41.558 Ha 100 50 25 25
Blok Pemanfaatan, Jasa
20.934 Ha 100 50 25 25
Lingkungan dan HHBK Unit I
Blok Pemanfaatan HHK-HT
40.151 Ha 100 50 25 25
Unit I
Blok Pemberdayaan
2.876 Ha 100 50 25 25
Masyarakat Unit I Dokumen dan
Blok Pemberdayaan Peta sebaran
a. Pemetaan wilayah 177 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit II potensi dan
lindung dan
Blok Pemberdayaan sebaran Kayu
potensinya 388 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit III pada Hutan
Blok Pemberdayaan Tanaman
6.515 Ha 100 50 25 25
Masyarakat Unit IV
Blok Pemberdayaan
798 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
364 Ha 25 15 5 5
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
273 Ha 50 20 15 15
Masyarakat Unit VII
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 41.558 Ha 100 50 25 25
b. Inventarisasi Blok Pemanfaatan, Jasa
20.934 Ha Dokumen dan 100 50 25 25
carbon trade (PUP Lingkungan dan HHBK Unit I
Peta sebaran
Karbon) dan Blok Pemanfaatan HHK-HT
40.151 Ha potensi HHBK 100 50 25 25
jasling Unit I
Blok Pemberdayaan
2.876 Ha 100 50 25 25
Masyarakat Unit I
Tabel V-13. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Jasa Lingkungan untuk Wisata Alam di Wilayah Tertentu KPHP Model
Kendilo Tahun 2017 – 2026
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
B. Pengelolaan dan Pengembangan Jasa Lingkungan
5.2.3.
utk Wisata Alam
Blok HL-Pemanfaatan
41.558 Ha 60 20 20 20
Unit I
Blok Pemanfaatan, Jasa
Lingkungan dan HHBK 20.934 Ha 60 20 20 20
Unit I
Blok Pemanfaatan HHK-
40.151 Ha 60 20 20 20
HT Unit I
a. Melakukan pemetaan Blok Pemberdayaan
2.876 Ha 30 15 15
dan inventarisasi Masyarakat Unit I
Dokumen dan
potensi dan sebaran Blok Pemberdayaan
177 Ha Peta sebaran 10 5 5
Jasa Lingkungan Masyarakat Unit II
potensi Wisata
Wisata Alam pada Blok Pemberdayaan
388 Ha Alam 10 5 5
wilayah tertentu Masyarakat Unit III
KPHP-Model Kendilo Blok Pemberdayaan
6.515 Ha 30 10 10 10
Masyarakat Unit IV
Blok Pemberdayaan
798 Ha 10 5 5
Masyarakat Unit V
Blok Pemberdayaan
364 Ha 10 5 5
Masyarakat Unit VI
Blok Pemberdayaan
273 Ha 10 5 5
Masyarakat Unit VII
Blok HL-Pemanfaatan
1 Dokumen 25 10 10 5
b. Menyusun Rencana Unit I
Dokumen
Pemanfaatan dan Blok Pemanfaatan, Jasa
Rencana
Pengembangan Jasa Lingkungan dan HHBK 1 Dokumen 25 10 10 5
Pemanfaatan
Lingkungan Wisata Unit I
Wisata Alam
Alam Blok Pemanfaatan HHK-
1 Dokumen 25 10 10 5
HT Unit I
Tabel V-14. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Strategis Pemanfaatan pada Wilayah Tertentu
KPHP Model Kendilo dan Target Capaiannya
No Rencana Kegiatan Target Pencapaian
Diperoleh data potensi baik kayu maupun non kayu
Inventarisasi hutan pada
1 Diketahuinya penyebaran kelas diameter berbagai jenis
wilayah tertentu Tahun I
tegakan komersil dan non komersil
Ditetapkannya batas dan luas areal pemanfaatan, blok, petak
Penataan hutan dan dan anak petak pada areal pemanfaatan wilayah tertentu
penetapan areal kelola yang dikelola KPHP Model Kendilo
2
pemanfaatan wilayah Berdasarkan hasil inventarisasi dan penataan tersebut dapat
tertentu KPHP Tahun II dilakukan pengaturan hasil berdasarkan etat luas dan
berdasarkan etat volume
Penunjukan KPHP Model Kendilo dan mengelola wilayah
Prakondisi KPHP
tertentu oleh Menteri Kehutanan dan LH
menerapkan pola
3. Penetapan KPHP Model Kendilo sebagai lembaga yang
Pengelolaan BLU (Badan
menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan
Layanan Umum) Tahun I
Umum Daerah (BLUD) oleh Gubernur
Pembuatan business plan Tersusunnya Buku business plan dan master plan
4 dan penentuan kelas Terbentuknya kelas perusahaan HHK, HHBK, jasling
perusahaan
Terlaksananya kegiatan pengusahaan hutan tanaman pada
areal wilayah tertentu
Operasionalisasi
Terbangunnya kemitraan dan kerjasama dengan investor dan
Pengusahaan Hutan
5. atau masyarakat dalam kegiatan Pengusahaan Hutan
Tanaman
Tersusunnnya buku Renstra Business
Tahun V
Tersusunnya RKT/bagan kerja
Terbentuknya operasionalisasi produksi dan pemasaran.
Terlaksananya kegiatan usaha HHBK
Terbangunnya kerjasama dengan investor yang tertarik
Operasionalisasi Usaha
sebagai mitra pada pengusahaan HHBK
8 HHBK
Adanya mekanisme pengelolaan HHBK yang jelas dengan
Tahun IV-V
pihak lain (apabila usaha tersebut dilakukan dengan
kerjasama/ kemitraan)
Operasionalisasi Usaha Terlaksananya kegiatan usaha Jasling berbasis penjualan
9 Jasa Lingkungan karbon pada hutan lindung
Tahun IV-V
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
Tabel V-15. Kondisi dan Letak Blok Pemberdayaan KPHP-Model Kendilo pada Wilayah
Administrasi Kabupaten Paser
Arahan
No Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (Ha)
Blok/Unit
Libur Dinding, Muara
Muara Samu, Muara Langon,Selerong, Busui,
1 I Komam, Batu Engau, Batu Muara Andeh, Kerang Dayo, 16.063
Sopang Petangis, Saing Prupuk,
Suweto, Luan
2 II Muara Samu Suweto, Rantau Bintungan 177
3 III Muara Samu Libur dinding 388
Suweto, Luan, Saing Prupuk,
4 IV Muara Samu 6.515
Petangis, Libur Dinding
5 V Batu Engau Kerang, Mengkudu 798
VI Batu Engau Lomu, Riwang, Mengkudu 364
6 VII Batu Engau Lomu 273
JUMLAH 24.578
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)
Tabel V-16. Uraian Rencana Pengelolaan Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah Tertentu KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026
Seperti yang terlihat pada tabel di atas, secara teknis program pemberdayaan
masyarakat setempat dalam pengelolaan hutan khusus pada Blok Pemberdayaan
Masyarakat pada KPHP Model Kendilo, dapat dilakukan dengan skema Perhutanan
Sosial yaitu Kemitraan kehutanan pola Agroforestry. Untuk menunjang upaya
sinergisitas dan kerjasama antar pihak, maka KPHP Model Kendilo memfasilitasi
terbentuknya dan memanfaatkan forum multi pihak sebagai wadah untuk
mengakomodir aspirasi dari berbagai pihak dan membangun jejaring kemitraan.
Untuk kegiatan pemberdayaan yang direncanakan akan dilakukan dengan skema
kemitraan, beberapa kegiatan pokok yang perlu dilakukan, antara lain:
1. Mengembangkan skema pola kemitraan pada kawasan hutan produksi yang tidak
produktif.
2. Fasilitasi pembentukan kelompok tani hutan dilakukan secara kemitraan antara
lembaga pengelola KPHP Model Kendilo, kelompok tani hutan, Dinas Kehutanan
dan UPT di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
lingkungan, dan (3) Pemungutan hasil hutan bukan kayu. Sedangkan untuk
penggunaan kawasan hutan bertujuan untuk mengatur penggunaan sebagian kawasan
hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah
fungsi pokok kawasan hutan.
Beberapa kegiatan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan yang
ada di wilayah hutan KPHP Model Kendilo ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel V-17. Wilayah KPHP-Model Kendilo yang telah ada Izin Pemanfaatan maupun
Penggunaan Kawasan Hutan dan dalam Proses Perizinan
Tabel V-18. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan pada Areal yang telah ada Hak atau Izin Pemanfaatan Maupun Penggunaan
Kawasan KPHP-Model Kendilo Periode 2017–2026
Lokasi rencana kegiatan rehabilitasi pada hutan lindung mengacu pada sebaran
LMU Prioritas DAS dari BPDASHL Mahakam Berau ditambah dengan hasil
inventarisasi kondisi lapangan. Indikasi sebaran sasaran rehabilitasi di wilayah KPHP
Model Kendilo disajikan pada Tabel V-18 dan Gambar V-2.
Tabel V-19. Sebaran Lokasi Prioritas Sasaran Rehabilitasi pada Wilayah KPHP Model Kendilo
A. Reboisasi
Pelaksanaan reboisasi dimulai dengan tahap persiapan yang berupa:
1) Penyiapan kelembagaan: meliputi penyiapan organisasi pelaksana dan koordinasi
dengan pihak terkait untuk penyiapan lokasi, bibit dan tenaga kerja yang akan
melakukan penanaman;
B. Pemeliharaan Tanaman
Pada prinsipnya pemeliharaan tanaman dilakukan sampai dengan tanaman
mencapai umur tebang. Pada umumnya pemeliharaan hanya dilakukan sampai
dengan tahun kedua. Hal ini semata karena keterbatasan dana yang disediakan oleh
pemerintah. Untuk itu KPH Model Kendilo harus mampu menyediakan anggaran mulai
tahun ketiga sampai dengan tanaman siap dipanen. Pemeliharaan tanaman melalui
perawatan tanaman dan pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan oleh KPH
atau pemegang izin/hak untuk kawasan hutan yang telah dibebani hak atau izin.
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan sebagai berikut:
1) Pemeliharaan I, dilaksanakan pada tahun kedua dengan komponen pekerjaan
penyiangan, pendangiran, pemberantasan hama penyakit dan penyulaman.
Jumlah bibit untuk penyulaman pada pemeliharaan I sebanyak 20% dari jumlah
yag ditanam semula. Pemeliharaan I dapat dilakukan apabila prosentase tumbuh
tanaman pada tahun I minimal 70%;
2) Pemeliharaan II, dilaksanakan pada tahun ketiga, dengan komponen pekerjaan
penyiangan, pendangiran dan pemberantasan hama penyakit. Pemeliharaan II
dapat dilakukan apabila prosentase tumbuh tanaman setelah pemeliharaan I
minimal 80%;
3) Pemeliharaan lanjutan, untuk jenis-jenis tanaman tertentu pemeliharaan dapat
dilanjutkan sampai dengan tanman siap dipanen sepanjang dana memungkinkan.
C. Pengayaan Tanaman
Istilah pengayaan tanaman ditujukan pada hutan alam yang telah dilakukan
penebangan pada pohon-pohon yang diizinkan. Pengayaan tanaman adalah kegiatan
penambahan anakan pohon pada areal hutan rawang yang memiliki tegakan berupa
anakan, pancang, tiang dan pohon 500-700 batang per ha, dengan maksud untuk
meningkatkan nilai tegakan hutan baik kuallitas maupun kuantitas sesuai fungsinya.
Pengayaan tanaman ditujukan untuk meningkatkan produktifitas hutan, dengan
pemanfaatan ruang tumbuh secara optimal melalui jumlah dan keragaman jenis
tanaman. Pengayaan tanaman dilaksanakan pada hutan rawang baik di hutan produksi
maupun hutan lindung. Pengayaan tanaman meliputi kegiatan persemaian,
penanaman, pemeliharaan tanaman, dan pengamanan.
B. Pola Pengayaan
Pola pengayaan dilakukan pada kawasan hutan yang telah mengalami
kerusakan dengan penutupan lahan berupa semak belukar, atau pada lahan pertanian
lahan kering campur semak, sehingga tidak diperlukan penanaman secara
menyeluruh. Pengayaan ini mengikuti model spot/mosaik dengan jalan menanam
jenis-jenis kayu unggulan setempat dan jenis-jenis pohon penghidupan (MPTS) yang
ditanam secara mengelompok maupun secara campuran. Jenis-jenis pohon unggulan
setempat seperti: kemiri, durian, langsat, rambutan, nangka, petai, mangga, kapuk,
dan sebagainya. Penanaman dapat dilakukan secara campuran ataupun secara
kelompok.
70% : 30%; 60% : 40%; 50% : 50% dan seterusnya. Model kebun campuran ini adalah
mengkombinasikan tanaman kayu-kayuan, MPTS dan tanaman semusim.
Beberapa pola yang dapat dikembangkan pada lahan alang-alang adalah
sebagai berikut:
Pola hutan tanaman penghasil kayu dan buah; pola ini sesuai dilaksanakan pada
areal alang-alang dan tanah kosong untuk meningkatkan produktifitasnya dengan
menanam tanaman MPTS yang bermanfaat bagi penduduk.
Hutan tanaman kayu pertukangan; hutan tanaman kayu pertukangan diarahkan
pada areal semak belukar, alang-alang dan tanah kosong pada kawasan hutan atau
lahan milik. Jenis yang dikembangkan adalah jenis kayu yang disenangi oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kayu pertukangan. Tanaman kayu-kayuan
ditanam pada jalur tersendiri dan tanaman MPTS ditanam pada jalur tersendiri pula,
sehingga terbentuk sabuk-sabuk yang mengikuti kontur.
Tabel V-20. Rekapitulasi Rencana Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di Luar Izin KPHP Model Kendilo Periode 2017-2026
Tabel V-21. Lokasi Potensial Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Sudah Ada Hak atau
Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutannya Berdasarkan Tutupan Lahannya di
Wilayah KPHP Model Kendilo
No Izin Pemanfaatan Kawasan Bentuk Tutupan Lahan Luas
Lahan terbuka 79,17
Perkebunan 16,37
1. Izin Penggunaan Kawasan Hutan
Pertambangan 6.540,99
Semak belukar 2.262,16
Belukar rawa 81,18
Hutan tanaman 2.610,25
Lahan terbuka 1.606,81
2. Izin Pemanfaatan Hutan Perkebunan 1.456,64
Pertambangan 26,22
Pertanian lahan kering 756,51
Semak belukar 10.680,07
Jumlah 26.116,37
Sumber: Analisis GIS (2016)
Tabel V-22. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan Pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Sudah Ada Hak
atau Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan KPHP Model Kendilo Jangka 2017-2026
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
wilayah izin pemanfaatan Luas hasil
Identifikasi lahan kritis hutan dan penggunaan identifikasi Lahan
1. pada lahan yang dibebani kawasan Kawasan hutan 26.116 ha kritis pada lahan 150 50 50 50
izin/hak pada HP dan HL di wilayah KPHP Model yang dibebani
Kendilo izin/hak
Penyusunan rencana wilayah izin pemanfaatan Jumlah dokumen
pengelolaan rehabilitasi hutan dan penggunaan rencana
2. lahan (RPRL) dan Rencana kawasan Kawasan hutan 26.116 ha pengelolaan dan 1000 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Tahunan Rehabilitasi di wilayah KPHP Model rencana tahunan
Lahan (RTnRL) Kendilo rehabilitasi lahan
- Terlaksananya
Pembinaan dan
pemantauan
pelaksanaan
rehabilitasi
hutan oleh
pemegang izin
Pembinaan, pemantauan
pemanfaatan
dan evaluasi pelaksanaan Lahan kritis pada wilayah
dan/atau
rehabilitasi hutan oleh izin pemanfaatan hutan
penggunaan
3. pemegang izin dan penggunaan kawasan 26.116 ha 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
kawasan hutan
pemanfaatan dan atau Kawasan hutan di wilayah
- Adanya evaluasi
penggunaan kawasan KPHP Model Kendilo
dan laporan
hutan
pelaksanaan
rehabilitasi
hutan oleh
pemegang izin
pemanfaatan
dan/atau
penggunaan
Identifikasi dan pemetaan kawasan rawan keamanan hutan akan dilakukan pada
seluruh wilayah KPHP Model Kendilo baik yang berada pada wilayah izin pemanfaatan
dan penggunaan kawasan hutan maupun yang berada pada wilayah tertentu karena
merupakan suatu bagian yang tidak dapat terpisahkan. Identifikasi dan pemetaan
kawasan yang berada pada wilayah izin pemanfatan dan penggunaan kawasan hutan
akan dilakukan secara bersama-sama dengan pemegang izin. Sedangkan pada
wilayah tertentu akan dilaksanakan secara langsung oleh KPHP Model Kendilo.
Keluaran dari kegiatan identifikasi dan pembuatan peta kawasan rawan keamanan
hutan adalah adanya beberapa peta tematik terkait kerawanan keamanan hutan yang
meliputi:
Peta rawan perambahan dan illegal logging;
Peta rawan bencana alam;
Peta rawan kebakaran hutan.
Peta-peta tersebut akan dijadikan acuan bagi KPHP Model Kendilo dalam
melakukan pengamanan dan pemantauan terhadap lokasi-lokasi yang rawan
keamanan hutan.
Beberapa kegiatan penanganan pasca kebakaran yang akan dilakukan KPHP Model
Kendilo adalah :
a. Pemetaan lokasi dan kronologis kejadian kebakaran hutan dan lahan;
b. Identifikasi kerusakan dan kerugian kebakaran hutan dan lahan;
c. Identifikasi pihak-pihak yang diindikasikan terlibat kejadian kebakaran hutan dan
lahan;
d. Pelaporan kejadian kebakaran hutan dan lahan untuk dijadikan bahan tindak lanjut
bila penyelidikan bila mengandung unsur tindak pidana kehutanan.
e. Menyusun rencana pemulihan kondisi hutan dan lahan, melalui kegiatan
rehabilitasi atau penghijauan kembali.
Tabel V-23. Kriteria Identifikasi dan Pemetaan Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo
Tabel V-24. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam KPHP Model Kendilo Jangka 2017-2026
- Termanfaatkan
nya kondisi
lingkungan
kawasan
pelestarian
alam yang tetap
menjaga
kelestarian
fungsi kawasan.
Pemanfaatan secara - Termanfaatkan
Wilayah KPHP Model
3. lestari SDA hayati dan 137.683 ha nya jenis 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Kendilo
ekosistemnya tumbuhan dan
satwa liar, yang
memperhatikan
kelangsungan
potensi, daya
dukung, dan
keanekaragama
n jenis
tumbuhan dan
satwa liar
- Jumlah lokai
Identifikasi dan
Wilayah KPHP Model sumber daya
4. inventarisasi sumber daya 137.683 ha 150 50 50 50
Kendilo genetik /
genetik/tanaman hutan
tanaman hutan
Tempat
persemaian/pembibitan/ Jumlah monev
Monitoring dan evaluasi
perawatan lokal peredaran
3. peredaran benih tanaman 10 Lokasi 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
masyarakat/perusahaan benih tanaman
hutan
di wilayah KPHP Model hutan / genetik
Kendilo
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
Tabel V-25. Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi KPHP Model Kendilo dengan
Pemegang Izin
Tabel V-26. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi dengan Pemegang Izin selama kurun waktu 2017 – 2026
BIAYA
TARGET / INDIKATOR WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN ( x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.8.1 Perencanaan
Tersusun Dokumen
Sinkronisasi data dan Wilayah Izin Pemanfaatan
sinkronisasi data dan
informasi hasil Hutan dan Penggunaan 1 Dokumen
informasi dari hasil
1. inventarisasi (biofisik, Kawasan Hutan di per lima 50 25 25
inventarisasi biofisik
ekonomi dan sosial wilayah KPHP Model tahun
dan sosekbud
budaya) Kendilo
wilayah
Wilayah Izin Pemanfaatan
Hutan dan Penggunaan Dokumen panjang
Kepastian batas kawasan
2. Kawasan Hutan di 125 Km batas kawasan dan 50 25 25
dan batas wilayah kelola
wilayah KPHP Model batas wilayah kelola
Kendilo
Integrasi rencana
pengelolaan antara
Jumlah dokumen
pemegang izin
Wilayah Izin Pemanfaatan integrasi rencana
pemanfaatan (RKU,
Hutan dan Penggunaan pengelolaan antara
AMDAL dan RKT), ijin 5 Dokumen
3. Kawasan Hutan di pemegang izin 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
penggunaan kawasan per tahun
wilayah KPHP Model dengan rencana
hutan (rencana kegiatan
Kendilo pengelolaan KPHP
izin pinjam pakai dan
Model Kendilo
AMDAL) dan RPHJP KPHP
Model Kendilo
Monitoring dan evaluasi Terlaksananya
serta pembinaan Wilayah Izin Pemanfaatan monev dan
pelaksanaan teknis Hutan dan Penggunaan pembinaan
1 kali per
4. perencanaan pada Kawasan Hutan di pelaksanaan teknis 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
tahun
pemegang izin yang akan wilayah KPHP Model perencanaan pada
dilaksanakan oleh KPHP Kendilo pemegang izin oleh
Model Kendilo KPHP Model Kendilo
Tabel V-27. Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi Parapihak pada Wilayah Kelola
KPHP Model Kendilo
Kegiatan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder yang terkait
dengan KPHP Kendilo untuk mensinergikan, mengintegrasi dan mengelaborasi
program dan kegiatan KPHP Model Kendilo, sekaligus mengkomunikasi keberadaan,
tugas, pokok dan fungsi dari KPHP Kendilo, karena itu perlu dilakukan kegiatan
sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi dan inventarisasi stakeholder yang melakukan kegiatan di
wilayah KPHP Model Kendilo lebih detail termasuk kewenangannya terkait
pembangunan KPHP Model Kendilo.
2. Melakukan integrasi program dan kegiatan dengan instansi dan Stakeholders
terkait.
3. Melakukan pengembangan program bersama dan pembentukan forum
komunikasi.
Tabel V-28. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait di Wilayah KPHP Model
Kendilo Jangka Waktu 2017-2026
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Melakukan identifikasi 25 25
Tersusun
dan inventarisasi
Dokumen
stakeholder yang
identifikasi dan
melakukan kegiatan di
inventarisasi
wilayah KPHP Model Wilayah Kelola KPHP
1. 1 Dokumen stakeholder yang 50
Kendilo lebih detail Model Kendilo
melakukan
termasuk
kegiatan di
kewenangannya terkait
wilayah KPHP
pembangunan KPHP
Model Kendilo
Model Kendilo
Terlaksananya 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
pertemuan
Melakukan integrasi pengintegrasian
2
program dan kegiatan Kantor KPHP Model program dan
2. Pertemuan 50
dengan instansi dan Kendilo kegiatan dengan
per tahun
parapihak instansi dan
Stakeholders
terkait
Melakukan Terlaksananya 2 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Wilayah KPHP Model > 2 Program
3. pengembangan program pengembangan 150
Kendilo per tahun
bersama program bersama
Terbentuknya 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Pembentukan forum Kantor KPHP Model 1 kali forum komunikasi
4. 150
komunikasi Kendilo setahun antar
stakeholders
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
Dalam rangka efektifitas pelaksanaan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan
stakeholder terkait maka perlu dibangun forum bersama antara stakeholder
berdasarkan simpul-simpul kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam konteks
koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder yang terkait telah dibentuk
Forum Komunikasi CSR Kabupaten Paser yang dapat dijadikan sarana komunikasi
antar pihak. Forum ini akan menjadi wadah untuk mengiventarisasi kegiatan-kegiatan
kemitraan yang dapat dikembangkan secara tri partit yaitu KPHP Model Kendilo, Unit
Manajemen dan Kelompok Tani Hutan.
Gambar V-3. Rencana Struktur dan Pembagian SDM KPHP-Model Kendilo selama 2017 -
2026
Tabel V-32. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan SDM di KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026
Tabel V-33. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyediaan Pendanaan di KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026
Jenis data dan informasi wilayah kelola KPHP Kendilo untuk mendukung sistem
informasi kehutanan secara berjenjang dan terintegrasi meliputi jenis data
sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel V-33. Pengembangan Database KPHP Model Kendilo dalam Mendukung Sistem
Informasi Kehutanan di Tingkat KPH
No Jenis Data Uraian Jenis Data
1. Kawasan dan 1. Luas dan letak wilayah kelola KPHP Kendilo
Potensi Hutan 2. Potensi Hasil Hutan Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu
3. Luas areal tertutup dan tidak tertutup hutan
4. Luas dan letak areal penggunaan kawasan hutan dan pemanfaatan hutan
5. Jenis flora dan fauna
6. Gangguan kemanan hutan
7. Lokasi dan luas areal kebakaran hutan
8. Perlindungan hutan
2. Rehabilitasi 1. Lokasi dan luas lahan kritis berdasarkan DAS
Lahan Kritis 2. Laju deforestasi dan degradasi
3. Hasil rehabilitasi hutan dan lahan
4. Luas dan kegiatan reklamasi hutan
5. Pengembangan kegiatan perbenihan
3. Pemberdayaan 1. Lokasi dan luas hutan desa
Masyarakat 2. Jumlah, letak dan luas areal HTR, HKm.
3. Pengembangan PHBM dan Jasa Lingkungan
4. Pengelolaan ekonomi dan peningkatan usaha masyarakat disekitar hutan.
4. Tata Kelola 1. Jumlah Personil (Pns Dan Non Pns)
Kehutanan 2. Alokasi Dan Realisasi Anggaran
3. Sarana Dan Prasarana Pegelolaan Hutan
Tabel V-35. Kebutuhan SDM dan Perangkat Sistem Informasi Database KPHP-Model Kendilo
Tahun Kebutuhan
No Kebutuhan Jumlah
2017 - 2018
1 Operator SIG 1 Org 1
2 Operator Website dan IT 1 Org 1
3 Komputer Server 1 Unit 1
4 Komputer SIG 1 Unit 1
4 Komputer Website/IT 1 Unit 1
5 Jaringan Internet 1 line/20 Gb 1
6 Program IT 1 Program 1
Sumber: Hasil Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
Tabel V-36. Pengembangan Database KPHP Model Kendilo untuk Mendukung Pengelolaan
Hutan di Tingkat Tapak
No Jenis Data Uraian Jenis Data
1 Kegiatan Pengelolaan Hutan - Informasi dan Data Spasial Tata Hutan dan penyusunan
rencana pengelolaan hutan.
- Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)
- Informasi Neraca Sumber Daya Hutan (INSDH)
- Realisasi dan kemajuan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Panjang
- Realisasi dan kemajuan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Pendek
2 Pencatatan kegiatan fisik Mengakomodasi pencatatan proses, prosedur dan pelaksanaan
pengelolaan sumber daya pengelolaan hutan baik yang dilaksanakan sendiri KPHP Kendilo
hutan atau pun pemegang izin, meliputi seluruh tindakan silvikultur
pengelolaan hutan dan tindakan lainya menurut kaidah dan
atau tujuan pengelolaan hutan lestari
3 Pencatatan pembiayaan Melakukan pencatatan sumber-sumber pembiayaan dan
pengelolaan sumber daya realisasi, proses perhitungan biaya pengelolaan sumber daya
hutan hutan, penerimaan dan pengeluaran pada seluruh
pemanfaatan hutan/penggunaan hutan
4 Laporan pelaksanaan Menghasilkan laporan kegiatan fisik dan laporan keuangan dari
Tabel V-37. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pengembangan Database KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026
Adapun rincian rencana rasionalisasi wilayah kelola KPHP Model Kendilo tahun
2017 – 2026 disampaikan dalam tabel berikut :
Tabel V-38. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Rasionalisasi Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Tersusunnya
dokumen
Menginventarisasi hasil
inventarisasi hasil
monitoring dan evaluasi Wilayah KPHP Model 1 Dokumen
1. monitoring dan 10 10
wilayah kelola KPHP Kendilo per 5 tahun
evaluasi wilayah
Model Kendilo
kelola KPHP
Model Kendilo
Tersusunnya
Menyusun bahan evaluasi
dokumen dan
rasionalisasi wilayah 1 Dokumen
Kantor KPHP Model peta evaluasi
2. kelola KPHP Model per 10 10 10
Kendilo rasionalisasi
Kendilo pada tahun ke 10. tahun
wilayah KPHP
Model Kendilo
Tersusunnya
Menyusun rencana
dokumen dan
rasionalisasi wilayah
peta rencana
kelola untuk dijadikan Kantor KPHP Model 1 Dokumen
3. rasionalisasi 10 10
bahan penetapan RPHJP Kendilo Rasionaliasi
wilayah KPHP
KPHP Model Kendilo
Model Kendilo
tahun 2027 – 2036
2027 - 2036
Terlaksananya
rapat
Pembahasan rencana pembahasan
rasionalisasi wilayah 1 kali dokumen dan
Kantor KPHP Model
4. kelola KPHP Model Pertemuan/ peta rencana 25 5
Kendilo
Kendilo dengan rapat rasionalisasi
stakeholder terkait wilayah KPHP
Model Kendilo
2027 - 2036
Penetapan Rencana Kantor KPHP Model 1 Dokumen Ditetapkannya
5. 15 15
Rasionalisasi wilayah Kendilo Penetapan dokumen dan
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Kelola KPHP Model Rasionaliasi peta rencana
Kendilo pada RPHJP KPHP rasionalisasi
Model Kendilo Tahun wilayah KPHP
2027 – 2036 Model Kendilo
2027 - 2036
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
4. Pembahasan rencana review kegiatan wilayah kelola KPHP Model Kendilo tahun
2017-2026.
5. Penetapan Rencana Kegiatan KPHP Model Kendilo Revisi I Tahun 2017 – 2026.
Tabel V-39. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Review Rencana Pengelolaan KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Tersusunnya
dokumen
Menginventarisasi hasil
inventarisasi hasil
monitoring dan evaluasi Wilayah KPHP Model 1 Dokumen
1. monitoring dan 10 10
wilayah kelola KPHP Model Kendilo per 5 tahun
evaluasi wilayah
Kendilo
kelola KPHP Model
Kendilo
Menyusun bahan evaluasi Tersusunnya
review rencana dokumen dan peta
Kantor KPHP Model 1 Dokumen
2. pengelolaan KPHP Model review rencana 10 10
Kendilo per 5 tahun
Kendilo pada tahun ke 5. pengelolaan wilayah
KPHP Model Kendilo
Tersusunnya
Menyusun review rencana
1 Dokumen dokumen dan peta
pengelolaan untuk
Kantor KPHP Model Review review rencana
3. dijadikan bahan penetapan 10 10
Kendilo Rencana pengelolaan KPHP
RPHJP KPHP Model Kendilo
Penglolaan Model Kendilo 2027 -
Revisi I tahun 2027 – 2036
2036
Terlaksananya rapat
pembahasan
Pembahasan review
1 kali dokumen dan peta
rencana pengelolaan KPHP Kantor KPHP Model
4. Pertemuan/ review rencana 25 25
Model Kendilo dengan Kendilo
rapat pengelolaan KPHP
stakeholder terkait
Model Kendilo 2027 -
2036
Penetapan Review Ditetapkannya
Rencanan Pengelolaan 1 Dokumen dokumen RPHJP
Kantor KPHP Model
5. KPHP Model Kendilo pada Penetapan KPHP Model Kendilo 15 15
Kendilo
RPHJP KPHP Model Kendilo Review Revisi I Tahun 2027 -
Revisi I Tahun 2027 – 2036 2036
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
Berdasarkan potensi sumber daya hutan yang ada di KPHP Model Kendilo, maka
dua kelompok investasi di atas akan di arahkan pengembangan investasi bisnis yang
akan dikembangkan dalam kurun waktu 10 Tahun adalah sebagai berikut :
Tabel V-40. Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi Bisnis Melalui Pengelolaan Hasil
Hutan Kayu Hutan Tanaman
Tabel V-41. Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi Bisnis HHBK pada KPHP Model
Kendilo
Jenis Pemanfaatan Potensi Rencana Kegiatan Produk
A. Pengelolaan Terdapat pohon penghasil 1. Melakukan inventarisasi 1. Madu Alam
Madu Alam dan madu alam dikampung di kembali terhadap pohon dalam
Budidaya sekitar dan di dalam madu alam yang ada kemasan
wilayah KPHP Model 2. Menyiapkan yang
Kendilo (muara komam, pengembangan budidaya tersertifikasi
batu sopang, muara Samu, madu dan meniyapkan 2. Madu
Batu Engau) sebagai pakan lebah madu dari alam budidaya
penghasil madu alam dengan hutan tanaman dan Tersertifikasi
dengan rata-rata produksi agroforestry 3. Obat-obatan
Tabel V-42. Rencana Kegiatan Pengembangan Jasa Lingkungan pada KPHP Model Kendilo
Tabel V-43. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Pengelolaan Hasil Hutan
5.15.1
Kayu-Hutan Tanaman
Wilayah Tertentu pada
Tersusunnya
Hutan Produksi Blok HP-
Menyusun Master 1 Dokumen dokumen Master
1. HHK-HT dan Blok 100 100
Plan/Rencana Bisnis per tahun plan KPHP Model
Pemberdayan
Kendilo
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
Penyusunan RKUPHHK- Hutan Produksi Blok HP- dokumen
2. HT untuk Wilayah HHK-HT dan Blok 3 Dokumen RKUPHHK-HT 100 100
Tertentu Pemberdayan wilayah KPHP
Masyarakat Model Kendilo
Wilayah Tertentu pada 1 Dokumen Tersusunnya
Penyusunan rencana Hutan Produksi Blok HP- Pembangun Dokumen
3. Pembangunan Industri HHK-HT dan Blok an Industri Pembangunan 50 50
Primer Hasil Hutan Pemberdayan Primer Industri Primer
Masyarakat Hasil Hutan Hasil Hutan
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada Terbentuknya
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Lembaga lembaga
4. Kelembagaan Bisnis HHK-HT dan Blok bisnis/kerja bisnis/kerja sama 50 50
(Organisasi, SDM dan Pemberdayan sama KPHP Model
sarana prasarna ) Masyarakat Kendilo
Wilayah Tertentu pada
5
Hutan Produksi Blok HP- Terbangunnya
Membangun kemitraan Ksepakatan
5. HHK-HT dan Blok kemitraan dengan 150 50 50 50
dengan investor kerjasama
Pemberdayan investor
Kemitraan
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Terlaksananya
Hutan Produksi Blok HP- 2 Kali
Monitoring dan Evaluasi monev secara
6. HHK-HT dan Blok Monitoring 50 10 10 10 10 10
secara berkala berkala
Pemberdayan per tahun
(pelaporan)
Masyarakat
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Pengembangan
5.15.2 Pembenihan dan
Pembibitan
Wilayah Tertentu pada
Tersusunnya
Hutan Produksi Blok HP-
Menyusun Master 1 Dokumen dokumen Master
1. HHK-HT dan Blok 50 50
Plan/Rencana Bisnis per tahun plan KPHP Model
Pemberdayan
Kendilo
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Hutan Produksi Blok HP- 3 bangunan Tersusunnya
Pembangunan
2. HHK-HT dan Blok persemaian dokumen 150 50 50 50
Persemaian/ pembibitan
Pemberdayan pembibitan persemaian
Masyarakat
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada Terbentuknya
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Lembaga lembaga
4. Kelembagaan Bisnis HHK-HT dan Blok bisnis/kerja bisnis/kerja sama 50 50
(Organisasi, SDM dan Pemberdayan sama KPHP Model
sarana prasarna ) Masyarakat Kendilo
Wilayah Tertentu pada
3
Hutan Produksi Blok HP- Terbangunnya
Membangun kemitraan Ksepakatan
5. HHK-HT dan Blok kemitraan dengan 50 50
dengan investor kerjasama
Pemberdayan investor
Kemitraan
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Terlaksananya
Hutan Produksi Blok HP- 2 Kali
Monitoring dan Evaluasi monev secara
6. HHK-HT dan Blok Monitoring 25 5 5 5 5 5
secara berkala berkala
Pemberdayan per tahun
(pelaporan)
Masyarakat
Pengelolaan Hasil Hutan
5.15.3
Bukan Kayu (HHBK)
Pengelolaan Madu Alam
1.
dan Budidaya
Melakukan re- Wilayah Tertentu pada 100 Pohon Teridentifikasinya
a. inventarisasi terhadap Hutan Produksi Blok HP- menunjang pohon madu alam 75 25 25 25
pohon madu alam yang HHK-HT dan Blok lebah madu yang terjaga
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
ada Pemberdayan alam lingkungannya
Masyarakat
Menyiapkan
Wilayah Tertentu pada
pengembangan budidaya Tersusunnya
Hutan Produksi Blok HP-
madu dan menyiapkan 10 dokumen bisnis
b. HHK-HT dan Blok 20 20
pakan alami lebah madu Dokumen pengembangan
Pemberdayan
dari hutan tanaman dan budidaya madu
Masyarakat
agroforestry
10
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
kelompok
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
tani hutan
c. Kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
pengelola
(organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
budidaya
sarpras) Masyarakat
madu
Wilayah Tertentu pada
Penyiapan industri 1 Set Mesin Tersedianya
Hutan Produksi Blok HP-
pendukung (kemasan, pengolah mesin pengolah
d. HHK-HT dan Blok 100 100
pengolah produk madu dan madu dan
Pemberdayan
turunan) kemasan kemasan
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Bermitra dengan investor Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
pendukung kegiatan 2 mitra investor dengan
e. HHK-HT dan Blok 50 25 25
(termasuk pemasaran investor kelompok tani
Pemberdayan
produk) hutan
Masyarakat
2. Pengelolaan Gaharu
Wilayah Tertentu pada
Teridentifikasinya
Melakukan re- Hutan Produksi Blok HP-
pohon gaharu
a. inventarisasi terhadap HHK-HT dan Blok 1000 pohon 40 20 20
alam yang terjaga
pohon gaharu alam Pemberdayan
lingkungannya
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
Menyiapkan
Hutan Produksi Blok HP- 10 dokumen bisnis
b. pengembangan budidaya 25 25
HHK-HT dan Blok Dokumen pengembangan
gaharu
Pemberdayan budidaya gaharu
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Masyarakat
10
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
kelompok
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
tani hutan
c. kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
pengelola
(organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
budidaya
sarpras) Masyarakat
gaharu
Wilayah Tertentu pada
Bermitra dengan investor Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
pendukung kegiatan 1 Mitra investor dengan
d. HHK-HT dan Blok 50 50
(termasuk pemasaran investor kelompok tani
Pemberdayan
produk) hutan
Masyarakat
Pengelolaan HHBK untuk
3. tumbuhan obat-obatan
dan kosmetik
Wilayah Tertentu pada Teridentifikasinya
Melakukan inventarisasi 10 jenis
Hutan Produksi Blok HP- tanaman obat
kembali terhadap tanaman
a. HHK-HT dan Blok dan kosmetik 75 25 25 25
tumbuhan obat dan obat dan
Pemberdayan alam yang terjaga
kosmetik alam kosmetik
Masyarakat lingkungannya
Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
Menyiapkan
Hutan Produksi Blok HP- dokumen bisnis
pengembangan budidaya
b. HHK-HT dan Blok 1 Dokumen pengembangan 20 20
tumbuhan obat dan
Pemberdayan tumbuhan obat
kosmetik
Masyarakat dan kosmetik
1 kelompok
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
tani hutan
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
pengelola
c. Kelembagaan Bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
tanaman
(Organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
obat dan
sarana prasarna) Masyarakat
kosmetik
Wilayah Tertentu pada Terjalin kemitraan
Bermitra dengan investor 1 Mitra
d. Hutan Produksi Blok HP- investor dengan 50 50
pendukung kegiatan. investor
HHK-HT dan Blok kelompok tani
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Pemberdayan hutan
Masyarakat
Pengelolaan HHBK
4.
tanaman aren
Wilayah Tertentu pada
Teridentifikasinya
Melakukan re- Hutan Produksi Blok HP-
500 Pohon pohon aren yang
a. inventarisasi terhadap HHK-HT dan Blok 75 25 25 25
aren terjaga
pohon aren alam Pemberdayan
lingkungannya
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Tersusunnya
Menyiapkan Hutan Produksi Blok HP-
dokumen bisnis
b. pengembangan budidaya HHK-HT dan Blok 2 Dokumen 20 20
pengembangan
pohon aren Pemberdayan
budidaya aren
Masyarakat
2 kelompok
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
tani hutan
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
pengelola
c. kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
budidaya
(organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
tanaman
sarpras) Masyarakat
aren
Wilayah Tertentu pada
Menyiapkan industri 2 Mesin
Hutan Produksi Blok HP- Tersedianya
pendukung (kemasan, pengolah
d. HHK-HT dan Blok mesin pengolah 100 100
mengolah produk tanaman
Pemberdayan tanaman aren
turunan) aren
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Bermitra dengan investor Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
pendukung kegiatan 1 mitra investor dengan
e. HHK-HT dan Blok 50 50
(termasuk pemasaran investor kelompok tani
Pemberdayan
produk) hutan
Masyarakat
Pengelolaan HHBK
5
tanaman rotan
Melakukan re- Wilayah Tertentu pada 10.000 Teridentifikasinya
a. inventarisasi terhadap Hutan Produksi Blok HP- tanaman tanaman rotan 75 25 25 25
tanaman rotan HHK-HT dan Blok rotan yang terjaga
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Pemberdayan lingkungannya
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
Menyiapkan Hutan Produksi Blok HP- dokumen bisnis
b. pengembangan budidaya HHK-HT dan Blok 2 Dokumen pengembangan 20 20
tanaman rotan Pemberdayan budidaya
Masyarakat tanaman rotan
2 kelompok
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
tani hutan
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
pengelola
c. kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
budidaya
(organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
tanaman
sarpras) Masyarakat
rotan
Wilayah Tertentu pada
Menyiapkan industri 1 Mesin
Hutan Produksi Blok HP- Tersedianya
pendukung (kemasan, pengolah
d. HHK-HT dan Blok mesin pengolah 100 100
mengolah produk rotan
Pemberdayan rotan
turunan) masak
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Bermitra dengan investor Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
pendukung kegiatan 1 mitra investor dengan
e. HHK-HT dan Blok 50 50
(termasuk pemasaran investor kelompok tani
Pemberdayan
produk) hutan
Masyarakat
6. Budidaya karet
Wilayah Tertentu pada
Teridentifikasinya
Melakukan re- Hutan Produksi Blok HP- 10.000
tanaman karet
a. inventarisasi terhadap HHK-HT dan Blok tanaman 75 25 25 25
yang terjaga
pohon karet alam Pemberdayan karet
lingkungannya
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
Menyiapkan Hutan Produksi Blok HP- dokumen bisnis
b. pengembangan budidaya HHK-HT dan Blok 2 Dokumen pengembangan 20 20
karet Pemberdayan budidaya
Masyarakat tanaman karet
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
2 kelompok
Wilayah Tertentu pada
tani hutan
Penyiapan dan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
pengelola
c. pemantapan HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
budidaya
kelembagaan bisnis Pemberdayan hutan
tanaman
Masyarakat
karet
Wilayah Tertentu pada
Bermitra dengan investor Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
pendukung kegiatan 1 mitra investor dengan
d. HHK-HT dan Blok 50 50
(termasuk pemasaran investor kelompok tani
Pemberdayan
produk) hutan
Masyarakat
Pengelolaan air minum
7.
kemasan dan air madu
Wilayah Tertentu pada
Teridentifikasinya
Hutan Produksi Blok HP-
Melakukan penataan area area tangkapan
a. HHK-HT dan Blok 1.000 Ha 500 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
untuk pengaturan tata air air yang terjaga
Pemberdayan
lingkungannya
Masyarakat
Menyiapkan
pengembangan budidaya Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
pohon hutan yang sesuai Hutan Produksi Blok HP- dokumen
b. harapan masyarakat HHK-HT dan Blok 2 Dokumen pengembangan 20 20
dengan Pemberdayan budidaya pohon
mempertimbangkan Masyarakat hutan
kebutuhan lahan
1 kelompok
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada tani hutan
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- pengelola Terbentuknya
c. kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok air minum kelompok tani 50 50
(organisasi, SDM dan Pemberdayan kemasan hutan
sarpra) Masyarakat dan air
madu
Menyiapkan industri Wilayah Tertentu pada 1 Mesin Tersedianya
d. pendukung (kemasan, Hutan Produksi Blok HP- pengolah mesin pengolah 100 100
pengolahan produk air HHK-HT dan Blok produk air produk air dan
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
bersih) Pemberdayan bersih dan kemasan
Masyarakat kemasan
Wilayah Tertentu pada
Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
Bermitra dengan investor 1 mitra investor dengan
e. HHK-HT dan Blok 50 50
pendukung kegiatan investor kelompok tani
Pemberdayan
hutan
Masyarakat
Pengolahan Kompos
8.
Organik
Wilayah Tertentu pada
Melakukan pengumpulan Hutan Produksi Blok HP- Terkumpulnya
100 Ton
a. serasah pada tiap areal HHK-HT dan Blok serasah bahan 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
per tahun
argoforestry Pemberdayan baku kompos
Masyarakat
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
1 kelompok
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
tani hutan
b. kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
pengelola
(organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
kompos
sarpra) Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
1 Mesin
Menyiapkan mesin Hutan Produksi Blok HP- Tersedianya
pengolah
c. pengolahan kompos dan HHK-HT dan Blok mesin pengolah 50 50
produk
pendukungnya Pemberdayan kompos
kompos
Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
Bermitra dengan investor 1 mitra investor dengan
d. HHK-HT dan Blok 50 50
pendukung kegiatan investor kelompok tani
Pemberdayan
hutan
Masyarakat
Pengolahan Beras
9.
Gunung
Melakukan konsolidasi Wilayah Tertentu pada
kelompok tani hutan Hutan Produksi Blok HP- 1000 Ton Terkumpulnya
a. 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
untuk mengumpulkan HHK-HT dan Blok per tahun beras gunung
beras gunung Pemberdayan
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Masyarakat
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
nya
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Jasa Lingkungan
2.
Penyerapan Karbon
Wilayah Tertentu pada Tersedianya areal
Melakukan re-
Hutan Produksi Blok HP- dengan
inventarisasi terhadap
a. HHK-HT dan Blok 10.000 Ha penutupan hutan 100 25 25 25 25
areal potensi carbon
Pemberdayan yang berpotensi
trade
Masyarakat carbon trade
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada
5 kelompok
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- Terbentuknya
tani hutan
b.. kelembagaan bisnis HHK-HT dan Blok kelompok tani 50 50
pengelola
(organisasi, SDM dan Pemberdayan hutan
hutan
sarpras) Masyarakat
Wilayah Tertentu pada
Bermitra dengan investor Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
pendukung kegiatan 1 mitra investor dengan
c. HHK-HT dan Blok 50 50
(termasuk pemasaran investor kelompok tani
Pemberdayan
produk) hutan
Masyarakat
3. Jasa Lingkungan Pembangkit Listrik Mikrohidro
Melakukan inventarisasi
Wilayah Tertentu pada Tersusunnya
aliran sungai yang
Hutan Produksi Blok HP- dokumen lokasi
berpotensi dan relatif
a. HHK-HT dan Blok 10 lokasi aliran sungai 100 25 25 25 25
dekat dengan areal
Pemberdayan berpotensi listrik
pengembangan
Masyarakat mikrohidro
agroforestry
Wilayah Tertentu pada
Menyiapkan
Hutan Produksi Blok HP- Mesin
pengembangan Tersedia mesin
b. HHK-HT dan Blok turbin 100 100
pembangkit listrik turbin mikrohidro
Pemberdayan mikrohidro
mikrohidro
Masyarakat
Penyiapan dan Wilayah Tertentu pada 10
pemantapan Hutan Produksi Blok HP- kelompok Terbentuknya
c. Kelembagaan Bisnis HHK-HT dan Blok tani hutan kelompok tani 50 50
(Organisasi, SDM dan Pemberdayan pengelola hutan
sarana prasarna) Masyarakat hutan
TARGET / INDIKATOR BIAYA WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
NO KEGIATAN
LOKASI VOLUME INDIKATOR ( x Juta) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Wilayah Tertentu pada
Terjalin kemitraan
Hutan Produksi Blok HP-
Bermitra dengan investor 1 mitra investor dengan
d. HHK-HT dan Blok 50 50
pendukung kegiatan. investor kelompok tani
Pemberdayan
hutan
Masyarakat
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
BAB VI
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN
2. Lingkup Eksternal
Lingkup BINWASDAL secara eksternal akan melibatkan lembaga struktural di
atas lembaga KPHP Model Kendilo, baik yang memiliki hubungan struktural
langsung atau yang berkaitan dengan hubungan lingkup kewenangan
b. Obyek BINWASDAL
Obyek BINWASDAL pada prinsipnya ada dua yaitu :
1. Aparatur KPHP Model Kendilo
Aparatur KPHP Model Kendilo merupakan sumber daya manusia yang
melaksanakan sistem program/kegiatan dan menjadi penentu berhasil atau
tidaknya program atau kegiatan tersebut dilaksanakan. Oleh karena, peranan
BINWASDAL sangat penting untuk menjamin bahwa eksistensi para aparatur
KPHP Kendilo telah sesuai dengan kompetensi dan mendorong peningkatan
kemampuannya untuk menjalankan sistem-sistem program/kegiatan yang ada
di lembaga KPHP Model Kendilo.
Aparatur KPHP Model Kendilo terdiri dari Kepala KPH, Kepala Seksi, Kasubag
Tata Usaha, Kepala Resort, dan para staf pelaksana. Masing-masing aparat
akan di BINWASDAL sesuai dengan tingkatan kewenangan tupoksinya.
Ditransformasikan
Sistem
BINWASDAL
BIN-WAS-DAL Wilayah + Izin yang telah
Wilayah tanpa izin berlaku (pusat-
daerah)
Pelaksanaan BINWASDAL
Tabel VI-1. Matrik Proses Rencana Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (BINWASDAL)
Target Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (BINWASDAL)
No. Obyek Binwasdal Pelaksana
Pembinaan Pengawasan Pengendalian
A. Sumber Daya Manusia
1. Aparatur KPHP Model Kendilo Kementerian LHK Mendorong dan memfasilitasi Mengawasi tingkat kehadiran Menilai tingkat kehadiran dan
Kepala Dinas peningkatan kapasitas SDM aparat di tempat kerja dan kinerja aparat per tri wulan
Kehutanan melalui Diklat terkait lingkup intensitas kinerja melaksanakan dalam pelaksanaan kegiatan
Provinsi Kaltim rencana kegiatan. kegiatan Pemberian insentif dan sanksi
Kepala KPHP sesuai prestasi kinerja
Kepala Seksi
B. Rencana Kegiatan
1. Penyelenggaraan tata hutan Kementerian LHK Mendorong dan memfasilitasi Pengawasan pencapaian Sosialisasi NSPK kegiatan
dan penyusunan rencana Kepala Dinas penyelenggaraan : target kegiatan dan jangka tata hutan dan penyusunan
pengelolaan hutan Kehutanan - Invetarisasi berkala waktu pelaksanaannya rencana pengelolaan hutan
Provinsi Kaltim wilayah kelola dan Pengawasan efektifitas dan Penilaian keberhasilan
Kepala KPHP penataan hutan efisiensi pemanfaatan pelaksanaan kegiatan tata
Kepala Seksi - Pemberdayaan anggaran hutan dan penyusunan
masyarakat Pengawasan kesesuaian rencana pengelolaan hutan
- Penyediaan dan pelaksanaan kegiatan dengan per tri wulan
peningkatan kapasitas kebijakan atau NSPK terkait Pengaturan tata waktu
SDM penganggaran dan besaran
- Penyediaan pendanaan alokasi untuk mengendalikan
- Pengembangan database target pencapaian kegiatan
- Rasionalisasi wilayah tata hutan dan penyusunan
kelola rencana pengelolaan
- Review rencana
pengelolaan
- Pengembangan investasi
Fasilitasi komunikasi dan
membangun jejaring
(networking) para stakeholder
untuk mendukung
penyelenggaraan tata hutan
dan penyusunan pengelolaan
hutan
1. Pemanfaatan Hutan Kementerian LHK Mendorong dan memfasilitasi Pengawasan pencapaian Sosialisasi NSPK kegiatan
Kepala Dinas penyelenggaraan : target kegiatan dan jangka pemanfaatan
Kehutanan - Pemanfaatan hutan pada waktu pelaksanaannya Penilaian keberhasilan
Provinsi Kaltim wilayah tertentu Pengawasan efektifitas dan pelaksanaan pemanfaatan
BAB VII
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN
PELAPORAN
Review Evaluasi
Rencana Pertengahan
Pengelolaan Program (Th. Ke-5)
Rencana kelola
Jangka pendek/
Tahunan
Evaluasi Tahunan
Tabel VII-1. Tahapan Pemantauan Rencana Kegiatan KPHP Model Kendilo selama 2017 -
2026
Tabel VII-2. Contoh matriks yang dikembangkan untuk pemantauan setiap triwulan
pelaksanaan Rencana Pengelolaan KPHP Model Kendilo 2017-2026
Triwulan: Zona: Blok:
Kegiatan/ Pelaksana Jangka Capaian Tindak Kete-
No Indikator Target
Sub-Kegiatan PJ SH Waktu A B C Lanjut rangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1.
.
.
.
dst
Keterangan: PJ= Penanggung Jawab; SH= Parapihak Terkait
Penjelasan Kolom :
Kolom 1 : Nomor kegiatan/sub-kegiatan yang telah ditetapkan;
Kolom 2 : Kegiatan/sub-kegiatan yang dijalankan;
Kolom 3 dan 4 : Institusi penanggung jawab implementasi; dan institusi rekanan kerja yang
terlibat;
Kolom 5 : Jangka waktu implementasi rencana kegiatan/sub-kegiatan yang telah
ditetapkan dalam perencanaan;
Kolom 6 : Indikator capaian kegiatan/sub-kegiatan yang telah ditetapkan;
Kolom 7 : Target hingga pada saat pemantauan (jika ada/diperlukan); pemantauan
dilakukan setiap 3 (tiga) bulan, jadi bulan ke-3; bulan ke-6; bulan ke-9; dan
bulan ke-12 (dalam hal ini hanya bisa dilakukan pada rencana detil tahunan);
Kolom 8; 9; 10 : Capaian dari implementasi, terbagi atas 3 (tiga) tingkatan sesuai dengan
deviasinya, yaitu: A = jika yang dicapai sesuai dengan target yang ditetapkan;
B = Jika yang dicapai tidak sesuai dengan yang ditargetkan, akan tetapi masih
bisa dilaksanakan dengan berbagai upaya tindak lanjut; dan C= Jika yang
direncanakan sama sekali tidak bisa dilakukan dan mungkin memerlukan
perubahan rencana);
Kolom 11 : Upaya tindak lanjut yang akan dapat/harus dijalankan dalam rangka
melaksanakan rencana kegiatan sesuai dengan kebutuhan dari hasil
pemantauan yang dilakukan;
Kolom 12 : Keterangan, memberikan ruang terhadap hal-hal yang belum bisa diakomodir
dalam kolom 1-11, tetapi penting untuk diketahui.
Setiap rencana kegiatan/sub kegiatan yang telah direncanakan pada Bab V akan
dipantau setiap triwulan oleh manajemen internal yang ditunjuk oleh Kepala KPHP
Model Kendilo. Hasil pemantauan menjadi bahan diskusi manajemen KPHP Model
Kendilo dengan parapihak terkait untuk perbaikan dan tindak-lanjut pelaksanaan
program/kegiatan yang telah dicanangkan. Selanjutnya hasil pemantauan juga
dijadikan bahan telaahan untuk kegiatan evaluasi secara menyeluruh yang akan
dilakukan pada pertengahan dan akhir rencana pengelolaan.
2. Metode Evaluasi
Evaluasi (Evaluation) adalah proses menentukan nilai atau pentingnya suatu
kegiatan, kebijakan atau program. Sebuah penilaian yang obyektif dan sistematik
terhadap kegiatan yang tengah dilangsungkan maupun telah dilaksanakan. Sehingga
penilaian kinerja biasanya dilakukan pada pertengahan dan atau akhir dari
masa/durasi perencanaan kegiatan.
Manajemen KPHP ModelKendilo akan menggunakan metode indikator output
dengan menempatkan lima kriteria evaluasi dalam menilai pelaksanaan kegiatan.
Kriteria tersebut adalah relevansi, efektifitas, efesiensi, dampak, dan keberlanjutan.
Penilaian “relevansi” merupakan evaluasi terhadap sejauh mana dukungan kegiatan
terhadap prioritas pengelolaan KPHP Model Kendilo. Kriteria “efektifitas” diarahkan
untuk melihat sejauh mana kegiatan yang dijalankan mencapai tujuan. “Efisiensi”
merupakan alat ukur untuk mengetahui keluaran (kualitatif dan kuantitatif) yang
dihubungkan dengan modal yang dipergunakan (input). Kriteria “dampak” untuk
mengetahui perubahan positif dan negatif dari kegiatan yang dilaksanakan. Sementara
Penjelasan :
Kolom 1 : Nomor kegiatan/sub-kegiatan yang telah ditetapkan;
Kolom 2 : Kegiatan/sub-kegiatan yang dijalankan;
Kolom 3 dan 4 : Institusi penanggung jawab implementasi; dan institusi rekanan kerja yang
terlibat;
Kolom 5 : Indikator capaian kegiatan/sub-kegiatan yang telah ditetapkan;
Kolom 6 : Target capaian hingga pada tahun ke-5 atau ke-10 (akhir 1 periode
perencanaan);
Kolom 7; 8; 9; 10; : Evaluasi dari capaian kegiatan dengan kriteria penilaian: A = faktor relevansi;
11 B = faktor efektifitas; C = efesiensi; D = Dampak; E = Keberlanjutan;
Kolom 12 : Rekomendasi dari setiap pelaksanaan kegiatan setelah memperhatikan kriteria
penilaian yang bermuara pada kesimpulan kelayakan kegiatan dan saran
perbaikan.
melakukan revisi atas rencana yang sudah ada, dan oleh karenanya pemanfaatan
hasil pemantauan dan evaluasi menjadi bagian penting dalam pertimbangan (lihat
Gambar 7.1.).
1. Tahapan Review
Tahapan review ada dua yaitu :
a. Tahap I : Proses review diawali dengan melihat hasil evaluasi pada
pertengahan (akhir tahun ke-5). Pada tahap ini, semua rekapitulasi hasil
evaluasi tahunan akan dikumpulkan dan dievaluasi secara keseluruhan untuk
melihat sejauh mana kegiatan pengelolaan hutan KPHP Model Kendilo telah
dicapai sesuai dengan target yang direncanakan.
b. Tahap II : proses review akan dilakukan pada akhir masa perencanaan (akhir
tahun ke-10). Hasil evaluasi akhir akan menunjukkan bagaimana tingkat
keberhasilan program/kegiatan pengelolaan hutan oleh KPHP Model Kendilo
dilaksanakan sejak tahun 2017 hingga 2026. Hasil evaluasi akhir menjadi
bahan penting untuk menyusun rencana pengelolaan hutan sepuluh tahun ke
depan.
2. Metode Review
Metoda utama yang digunakan untuk review Rencana Pengelolaan KPHP-Model
Kendilo adalah Analisis Isi secara Kualitatif (Qualitative Content Analysis) terhadap
dokumen RPH KPH sendiri dan dokumen perencanaan daerah dan kehutanan lainnya,
dokumen-dokumen serta laporan-laporan terkait yang tersedia berkaitan dengan hutan
dan kehutanan, serta perubahan peraturan perundangan yang berlaku selama kurun
waktu 5 (lima) tahun terakhir. Selanjutnya analisis tersebut dikombinasikan dengan
Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) berkaitan dengan implementasinya, observasi
fakta lapangan dan jika diperlukan hasil interviews terhadap parapihak yang relevan
terhadap lingkup dan tujuan review. Adapun alur dari review ini secara sederhana
disajikan sebagai berikut:
1. Substansi 2. Implementasi
Strategi
RP KPHP- Qualitative Akselerasi
Hasil dan Reko-
Model Content
Kesimpulan mendasi Modifikasi RP
Kendilo Analysis dan
Review Opsi Tahunan
2017-2026 Gap Analysis
Revisi Total RP
3. Relevansi 4. Adaptabilitas
RP KPHP Model
Kendilo 2017-
2026
Gambar VII-2. Alur proses dan metodologi review RP KPHP-Model Kendilo 2017-2026
Hasil akhir dari review terdapat tiga skenario yang akan diterapkan yaitu :
a. Tidak ada perubahan dari RPH KPHP Model Kendilo kecuali menerapkan strategi
implementasi untuk akselerasi pencapaian Visi dan Misi yang telah ditetapkan
pada masa waktu yang tersisa;
b. Tidak ada perubahan dalam perencanaan jangka panjang, tetapi modifikasi pada
rencana tahunannya;
c. Dilakukan revisi total terhadap dokumen ini sebagai RPH KPHP Model Kendilo,
dikarenakan tidak mungkin dilanjutkan guna mencapai Visi dan Misi dengan
substansi yang ada, khususnya akibat perubahan eksternal yang mendasar (misal
perubahan politik kehutanan dan pemerintahan di pusat/daerah).
7.4. Pelaporan
Dengan status saat ini sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dibawah
Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, Kepala KPHP Model Kendilo memiliki
kewajiban untuk menyampaikan seluruh perencanaan dan juga hasil monitoring dan
evaluasi implementasi kegiatan dalam perencanaan secara reguler kepada :
1. Kepala Dinas Kehutanan selaku atasan dan pejabat yang berwenang melakukan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap kinerja KPHP Model Kendilo.
Laporan ini akan menjadi bahan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan
Timur untuk disampaikan kepada Gubernur Kalimantan Timur.
2. Pemerintah Pusat c.q. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, karena
program/kegiatan pencapaian pengelolaan hutan lestari oleh Kementerian LHK
telah dilimpahkan pada pengelola tingkat tapak yaitu KPHP Model Kendilo. Oleh
karena sebagian pembiayaan kegiatan implementasi KPH diperoleh dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Disamping yang bersifat reguler, pelaporan juga dilakukan dalam konteks
insidentil, yaitu sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pengguna (users) terutama pada saat-
saat khusus (misal ada bencana alam), baik diminta ataupun tidak.
Dalam konteks pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program yang bersifat
reguler, sistem pelaporan dikembangkan dalam dua model sistematika, yaitu laporan
tahunan (jangka pendek) dan laporan akhir jangka panjang (10 tahunan). Sistimatika
laporan tahunan dirancang seperti berikut ini:
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Hasil yang Diharapkan
1.4. Metodologi
BAB II. RENCANA PENGELOLAAN KPH
2.1. Visi dan Misi
2.2. Ringkasa Rencana Jangka Panjang
2.3. Rencana Pengelolaan Jangka Pendek
2.4. Tujuan dan Sasaran Pengelolaan Jangka Pendek
BAB III. HASIL DAN ANALISIS PEMANTAUAN
3.1. Kemajuan Triwulan I
3.2. Kemajuan Triwulan II
3.3. Kemajuan Triwulan III
3.4. Kemajuan Triwulan IV
BAB IV. HASIL DAN ANALISIS EVALUASI TAHUNAN
4.1. Kondisi Awal
4.2. Capaian Akhir Tahun
4.3. Analisis dan Kesimpulan Capaian Kinerja
4.4. Rekomendasi Tindak Lanjut
BAB V. PENUTUP
RUJUKAN
LAMPIRAN
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Hasil yang Diharapkan
1.4. Metodologi
BAB II. RENCANA PENGELOLAAN KPH
2.1. Visi dan Misi
2.2. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang
2.3. Tujuan dan Sasaran Jangka Panjang
BAB III. IMPLEMENTASI PROGRAM TAHUNAN
3.1. Target dan Capaian Tahun-1
. …………………..
. …………………..
. …………………..
3.10. Target dan Capaian Tahun-10
BAB IV. HASIL DAN ANALISIS EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN
4.1. Kondisi Awal
4.2. Capaian Akhir Pengelolaan
4.3. Analisis Kinerja, Permasalahan, Peluang dan Tantangan
4.4. Rekomendasi Tindak Lanjut
BAB V. PENUTUP
RUJUKAN
LAMPIRAN
BAB VIII
PENUTUP
PENUTUP VIII-1
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
juga berpotensi untuk terjadinya degradasi fungsi lahan, deforestasi sebagai akibat dari
kegiatan pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan untuk non kehutanan dan
aktifitas illegal dibidang kehutanan lainnya. KPHP Model Kendilo akan menjadi
lembaga yang memastikan kehadiran negara di tingkat tapak dan menjamin adanya
pengelolaan langsung kawasan hutan dengan berbagai program/kegiatan
berkelanjutan yang melibatkan masyarakat desa secara langsung.
Arahan dalam Rencana Pengelolaan Hutan KPHP Model Kendilo tahun 2017-
2026 ini sangat diharapkan dapat mewujudkan lembaga KPH yang mandiri, menjadi
KPHP percontohan sesuai dengan SK-nya sebagai KPH Model di Indonesia dan dapat
mewujudkan kawasan hutan yang lestari, pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutan yang optimal, laju rehablitasi yang harus melebihi laju degradasi/deforestasi,
menurunnnya angka degradasi dan deforestasi, optimalnya pengelolaan kawasan
konservasi, dengan kesetaraan antara perlindungan hutan, pengawetan dan
pemanfaatan, terinternaliasinya komitmen dan kesepakatan daerah serta nasional
sektor kehutanan dalam kebijakan dan pelaksanaan pembanguan kehutanan di pusat,
provinsi dan Kabupaten/Kota.
Proses penyusunan rencana pengelolaan hutan ini akan melibatkan melibatkan
berbagai pihak, baik ditingkat pusat, provinsi, daerah, desa hingga tingkat lapangan,
serta melibatkan para pihak diluar sektor kehutanan, baik sektor perikanan, pertanian,
perkebunan, peternakan dan sektor sosial lainnya. Pihak yang terlibat tindak hanya
kalangan pemerintahan, tetapi juga akademisi, praktisi, LSM, swasta dan lainnya.
Hubungan semua stakeholder tersebut harus dapat terbangun dan terjalin kuat
mengingat paradigma pembangunan hutan sekarang tidak lagi sekedar menanam dan
mengelola kayu semata tetapi wajib membangun masyarakat desa sekitar hutan atau
di dalam hutan dengan berbagai aspek kehidupannya. Membangun hutan juga berarti
menyelesaikan berbagai permasalahan yang telah terjadi selama era lama
pengelolaan hutan yang dianggap tidak berhasil mewujudkan pengelolaan hutan lestari
dan masyarakat sejahtera.
Dengan RPHJP KPHP Model Kendilo Tahun 2017-2026 maka semua harapan
pengelolaan hutan yang terpadu dalam mendukung mewujudkan hutan sebagai
penyangga DAS Kendilo yang berspektif perubahan iklim dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat akan benar-benar dapat dilaksanakan oleh KPHP Model
Kendilo sebagai bentuk solusi terbaik dimasa pembangunan hutan terkini saat ini,
meninggalkan pembangunan hutan yang bersifat “Business as Usual”
PENUTUP VIII-2
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA xx
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN A-1
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
Tabel 1. Indeks Nilai Penting pada Strata Hutan Lahan Kering Sekunder Tingkat Pohon
(N=jumlah jenis; K=kerapatan jenis; Kr=kerapatan jenis relatif; D=dominansi jenis; V=volume;
Dr=dominansi jenis relatif; P=jumlah plot ditemukannya suatu jenis; F=frekuensi jenis;
Fr=frekuensi jenis relatif; INP=indeks nilai penting)
K D INP
No Jenis N Kr (%) Dr (%) P F Fr (%)
(N/ha) (V/ha) (%)
I Kelompok Kayu Indah
1 Bungur 1 0,33 0,37 0,03 0,24 1 0,02 0,61 1,22
2 Sungkai 24 8,00 8,96 1,08 9,59 7 0,15 4,27 22,81
3 Ulin 12 4,00 4,48 0,68 6,05 9 0,19 5,49 16,01
Jumlah I 37 12,33 13,81 1,79 15,87 17 0,35 10,37 40,04
II Kelompok Jenis Meranti
1 Durian 1 0,33 0,37 0,07 0,61 1 0,02 0,61 1,59
2 Jelutung 1 0,33 0,37 0,03 0,28 1 0,02 0,61 1,26
3 Kapur 6 2,00 2,24 0,41 3,64 3 0,06 1,83 7,71
4 Lanan 5 1,67 1,87 0,19 1,68 5 0,10 3,05 6,60
5 Limpasu 1 0,33 0,37 0,06 0,49 1 0,02 0,61 1,47
6 Markabang 1 0,33 0,37 0,09 0,81 1 0,02 0,61 1,79
7 Meranti 71 23,67 26,49 3,15 28,00 30 0,63 18,29 72,79
8 Meranti Batu 1 0,33 0,37 0,03 0,24 1 0,02 0,61 1,22
9 Meranti Merah 3 1,00 1,17 0,20 1,75 3 0,06 1,83 4,70
10 Meranti Putih 1 0,33 0,37 0,04 0,39 1 0,02 0,61 1,37
11 Nyatoh 6 2,00 2,24 0,25 2,21 1 0,02 0,61 5,05
Jumlah II 97 32,33 36,19 4,51 40,10 48 1,00 29,27 105,56
III Kelompok Limbah Campuran
1 Asam 6 2,00 2,24 0,19 1,64 4 0,08 2,44 6,32
2 Banitan 1 0,33 0,37 0,02 0,14 1 0,02 0,61 1,12
3 Bawang 1 0,33 0,37 0,08 0,68 1 0,02 0,61 1,66
4 Benuang 8 2,67 2,99 0,32 2,83 4 0,08 2,44 8,26
5 Bingkungan 4 1,33 1,49 0,12 1,08 1 0,02 0,61 3,18
6 Biwan 12 4,00 4,48 0,54 4,76 6 0,13 3,66 12,89
7 Buno 1 0,33 0,37 0,02 0,17 1 0,02 0,61 1,15
8 Gusi 1 0,33 0,37 0,20 1,80 1 0,02 0,61 2,78
LAMPIRAN A-2
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
K D INP
No Jenis N Kr (%) Dr (%) P F Fr (%)
(N/ha) (V/ha) (%)
9 Jambu 30 10,00 11,19 0,90 8,03 22 0,46 13,41 32,64
10 Joleng 1 0,33 0,37 0,01 0,11 1 0,02 0,61 1,10
11 Kacang 1 0,33 0,37 0,02 0,21 1 0,02 0,61 1,19
12 Kapul 1 0,33 0,37 0,16 1,56 1 0,02 0,61 2,25
13 Kayu Arang 3 1,00 1,12 0,06 0,55 3 0,06 1,83 3,50
14 Kayu Batu 1 0,33 0,37 0,03 0,22 1 0,02 0,61 1,21
15 Kelantan 3 1,00 1,12 0,16 1,39 3 0,06 1,83 4,34
16 Kelempayan 1 0,33 0,37 0,01 0,11 1 0,02 0,61 1,09
17 Keranji 7 2,33 2,61 0,61 5,44 7 0,15 4,27 12,32
18 Laban 6 2,00 2,24 0,10 0,88 5 0,10 3,05 6,16
19 Loa 2 0,67 0,75 0,03 0,24 2 0,04 1,22 2,20
20 Mahang 5 1,67 1,87 0,09 0,83 3 0.06 1,83 4,52
21 Medang 2 0,67 0,75 0,13 1,16 2 0,04 1,33 3,12
22 Pala Pala 1 0,33 0,37 0,01 0,11 1 0,02 0,61 1,10
23 Pelawan 5 1,67 1,87 0,12 1,04 2 0,04 1,22 4,12
24 Pomanji 1 0,33 0,37 0,04 0,34 1 0,02 0,61 1,32
25 Puntung 2 0,67 0,75 0,04 0,38 2 0,04 1,22 2,35
26 Rambutan Hutan 1 0,33 0,37 0,02 0,22 1 0,02 0,61 1,20
27 Rawali 2 0,67 0,75 0,16 1,41 2 0,04 1,22 3,37
28 Sangkuang 7 2,33 2,61 0,16 1,40 4 0,08 2,44 6,45
29 Simpur 1 0,33 0,37 0,02 0,21 1 0,02 0,61 1,19
30 Tamburesan 1 0,33 0,37 0,05 0,45 1 0,02 0,61 1,43
31 Temberas 6 2,00 2,24 0,20 1,81 5 0,10 3,05 7,10
32 Terap 2 0,67 0,75 0,08 0,75 2 0,04 1,22 2,71
33 Umat 1 0,33 0,37 0,01 0,11 1 0,02 0,61 1,09
34 Wayan 7 2,33 26,61 0,22 1,99 5 0,10 3,05 7,65
Jumlah III 134 44,67 50,00 4,96 44,03 99 2,06 60,37 154,39
Jumlah I s/d III 268 89,33 100,00 11,26 100,00 164 3,52 100,00 300,00
LAMPIRAN A-3
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
Tabel 2. Indeks Nilai Penting pada Strata Belukar Tingkat Pohon (N=jumlah jenis;
K=kerapatan jenis; Kr=kerapatan jenis relatif; D=dominansi jenis; V=volume; Dr=dominansi
jenis relatif; P=jumlah plot ditemukannya suatu jenis; F=frekuensi jenis; Fr=frekuensi jenis
relatif; INP=indeks nilai penting)
K D
No Jenis N Kr (%) Dr (%) P F Fr (%) INP (%)
(N/ha) (V/ha)
LAMPIRAN A-4
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
K D
No Jenis N Kr (%) Dr (%) P F Fr (%) INP (%)
(N/ha) (V/ha)
LAMPIRAN A-5
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
Tabel 3. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 1 KPHP Model Kendilo
LAMPIRAN A-6
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
Tabel 4. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 2 KPHP Model Kendilo
LAMPIRAN A-7
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
Tabel 5. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 3 KPHP Model Kendilo
LAMPIRAN A-8
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
Tabel 6. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 4 KPHP Model Kendilo
LAMPIRAN A-9
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
Tabel 7. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiang
pada Plot 5 KPHP Model Kendilo
LAMPIRAN A-10
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN A-11