Anda di halaman 1dari 2

Judul : Ppemilihan Jenis Hutan Produksi

Hari/tanggal : Rabu, 10 Maret 2021


Pemateri : Margaretha Tampubolon (171201155)
: Firdaus Ramadhan Purba (171201070)

RESUME

Hutan produksi adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok


menghasilkan hasil hutan baik itu hasil hutan kayu maupun hasil hutan non
kayu. Selain itu, pemanfaatan hutan produksi lainnya berupa pemanfaatan
kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, dan pemungutan hasil hutan baik kayu
maupun non kayu.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 104 Tahun 2015 tentang Tata
Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan, jenis-jenis hutan
produksi meliputi hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi tetap (HP),
dan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK).
Hutan produksi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
baik kebutuhan kayu atau non kayu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Berupa hutan homogen, yaitu pada kawasan hutan hanya terdapat satu jenis tanaman
atau pohon. Contohnya hutan karet maupun hutan jati
 Pemanfaatan hutan untuk kebutuhan konsumtif
 Areal hutan luas untuk memenuhi kebutuhan hasil hutan bagi manusia
 Dimiliki dan dikelola oleh perusahaan swasta atau pemerintah daerah setempat
 Pengawasan ketat terhadap pemanfaatan dan penggunaannya

Produk hasil dari hutan produksi meliputi hasil hutan kayu dan non kayu,
antara lain:

1. Kayu
Kayu adalah hasil hutan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Kayu
merupakan bagian batang / cabang / ranting tumbuhan yang mengeras akibat
proses lignifikasi atau pengayuan secara alami. Kayu terbentuk akibat
akumulasi selulosa  dan lignin pada bagian dinding sel berbagai jaringan pada
batang pohon.

Hasil hutan jenis produksi berupa kayu diperoleh dari pohon-pohon


komersial, seperti jati, mahoni, kamper, jabon, meranti, eboni dan lain sebagainya.

2. Non Kayu
Hutan produksi juga menghasilkan hasil hutan non kayu (HHNK) atau hasil
hutan bukan kayu (HHBK). Hasil Hutan Bukan Kayu adalah hasil hutan hayati
meliputi nabatu atupun hewani serta produk turunannya kecuali kayu yang berasal
dari hutan. HHBK merupakan sumber daya alam yang memiliki potensi untuk
dikembangkan serta jumlahnya sangat melimpah.

Hasil hutan jenis ini diperoleh dari flora dan fauna yang hidup di dalam
hutan. Contohnya adalah rotan, getah, damar, getah pinus, buah-buahan,
bambu, sagu, madu, nipah dan lainnya.

3. Pemanfaatan Kawasan Hutan


Kawasan hutan yang luas dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,
seperti budidaya tanaman obat, budidaya tanaman hias, budidaya jamur, budidaya
lebah, budidaya ulat sutra, penangkaran satwa, budidaya sarang walet, budidaya
pakan ternak.

4. Pemanfaatan Jasa Lingkungan


Hutan memiliki potensi untuk memberikan jasa lingkungan, antara lain
pemanfaatan aliran air, pemanfaatan sumber air, wisata alam, perlindungan
keanekaragaman hayati, penyelamatan dan perlindungan lingkungan, penyerapan
dan atau penyimpan karbon.Pemanfaatan jasa lingkungan ini tentunya tidak
dilakukan dengan merusak lingkungan dan mengurangi fungsi utamanya.

HUTAN PRODUKSI PT. TOBA PULP INDUSTRI LESTARI

PT Toba Pulp Lestari Tbk adalah produsen pulp industri atau yang biasa dikenal
dengan pulp. Produksinya dijual di pasar domestik dan luar negeri (ekspor). Kapasitas lisensi
165 ribu ton / tahun dengan toleransi 30%. Produksi tahun lalu (2012) mencapai 178.767
ton.Dengan  Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri
(IUPHHK- HTI)  melalui SK Menteri Kehutanan No. 493/Kpts-II/1992 tanggal 1 Juni 1992,
SK. Menhut No. SK.58/Menhut-II/2011 Toba Pulp Lestari memiliki areal usaha seluas
185.016 Ha untuk ditanami Eucalyptus. Dengan konsep pengelolaan secara lestari dan
berkesinambungan (Sustainable Forestry), perusahaan berkapasitas produksi 240 ribu ton ini
merencanakan pembangunan hutan sekitar 75 ribu hektar (40%) dari total 185.016 ha izin
lahan yang diberikan pemerintah.
Pembangunan Hutan Tanaman Industri dengan konsep penanaman 3 juta bibit setiap
bulannya, dengan volume 1.667 batang pohon di setiap Ha,  berarti TPL melaksanakan
pembangunan hutan tanaman industri dengan 36 juta pohon setiap tahun. Dalam proses
pelaksanaan penanaman yang dilakukan di hutan kayu, TPL memberdayakan masyarakat
lokal dengan sistem pekerja kontraktor yang mencapai jumlah sekitar 7.000 orang.
Dipusat pembibitan (Nursery) TPL sendiri, perusahaan tidak hanya mengembangkan
bibit eucalyptus semata, ada beberapa jenis tanaman yang juga dikembangkan oleh para ahli
tanaman. “Selain Eucalyptus, kita juga mengembangkan bibit kemenyan atau haminjon
disebut orang Batak, dan kita sudah bagikan kepada beberapa kelompok masyarakat
semenjak tahun 2013, kita harapkan ini dapat membantu masyarakat dalam pengembangan
kemenyan” jelas Janres,
  Selain dari pengembangan bibit, pelestarian kawasan hutan juga menjadi perhatian
khusus TPL. Berbagai usaha dilakukan seperti penerapan kawasan lindung dan kawasan
pelestarian plasma nutfah yang ditujukan untuk menjaga kelestarian hutan.
Penerapan sistem pengelolaan hutan produksi pada setiap unit manajemen akan
dapat melestarikan fungsi produksi ekonomi, ekologi dan sosial budaya masyarakat
sekitar hutan. ·

Anda mungkin juga menyukai