RESUME
Berupa hutan homogen, yaitu pada kawasan hutan hanya terdapat satu jenis tanaman
atau pohon. Contohnya hutan karet maupun hutan jati
Pemanfaatan hutan untuk kebutuhan konsumtif
Areal hutan luas untuk memenuhi kebutuhan hasil hutan bagi manusia
Dimiliki dan dikelola oleh perusahaan swasta atau pemerintah daerah setempat
Pengawasan ketat terhadap pemanfaatan dan penggunaannya
Produk hasil dari hutan produksi meliputi hasil hutan kayu dan non kayu,
antara lain:
1. Kayu
Kayu adalah hasil hutan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Kayu
merupakan bagian batang / cabang / ranting tumbuhan yang mengeras akibat
proses lignifikasi atau pengayuan secara alami. Kayu terbentuk akibat
akumulasi selulosa dan lignin pada bagian dinding sel berbagai jaringan pada
batang pohon.
2. Non Kayu
Hutan produksi juga menghasilkan hasil hutan non kayu (HHNK) atau hasil
hutan bukan kayu (HHBK). Hasil Hutan Bukan Kayu adalah hasil hutan hayati
meliputi nabatu atupun hewani serta produk turunannya kecuali kayu yang berasal
dari hutan. HHBK merupakan sumber daya alam yang memiliki potensi untuk
dikembangkan serta jumlahnya sangat melimpah.
Hasil hutan jenis ini diperoleh dari flora dan fauna yang hidup di dalam
hutan. Contohnya adalah rotan, getah, damar, getah pinus, buah-buahan,
bambu, sagu, madu, nipah dan lainnya.
PT Toba Pulp Lestari Tbk adalah produsen pulp industri atau yang biasa dikenal
dengan pulp. Produksinya dijual di pasar domestik dan luar negeri (ekspor). Kapasitas lisensi
165 ribu ton / tahun dengan toleransi 30%. Produksi tahun lalu (2012) mencapai 178.767
ton.Dengan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri
(IUPHHK- HTI) melalui SK Menteri Kehutanan No. 493/Kpts-II/1992 tanggal 1 Juni 1992,
SK. Menhut No. SK.58/Menhut-II/2011 Toba Pulp Lestari memiliki areal usaha seluas
185.016 Ha untuk ditanami Eucalyptus. Dengan konsep pengelolaan secara lestari dan
berkesinambungan (Sustainable Forestry), perusahaan berkapasitas produksi 240 ribu ton ini
merencanakan pembangunan hutan sekitar 75 ribu hektar (40%) dari total 185.016 ha izin
lahan yang diberikan pemerintah.
Pembangunan Hutan Tanaman Industri dengan konsep penanaman 3 juta bibit setiap
bulannya, dengan volume 1.667 batang pohon di setiap Ha, berarti TPL melaksanakan
pembangunan hutan tanaman industri dengan 36 juta pohon setiap tahun. Dalam proses
pelaksanaan penanaman yang dilakukan di hutan kayu, TPL memberdayakan masyarakat
lokal dengan sistem pekerja kontraktor yang mencapai jumlah sekitar 7.000 orang.
Dipusat pembibitan (Nursery) TPL sendiri, perusahaan tidak hanya mengembangkan
bibit eucalyptus semata, ada beberapa jenis tanaman yang juga dikembangkan oleh para ahli
tanaman. “Selain Eucalyptus, kita juga mengembangkan bibit kemenyan atau haminjon
disebut orang Batak, dan kita sudah bagikan kepada beberapa kelompok masyarakat
semenjak tahun 2013, kita harapkan ini dapat membantu masyarakat dalam pengembangan
kemenyan” jelas Janres,
Selain dari pengembangan bibit, pelestarian kawasan hutan juga menjadi perhatian
khusus TPL. Berbagai usaha dilakukan seperti penerapan kawasan lindung dan kawasan
pelestarian plasma nutfah yang ditujukan untuk menjaga kelestarian hutan.
Penerapan sistem pengelolaan hutan produksi pada setiap unit manajemen akan
dapat melestarikan fungsi produksi ekonomi, ekologi dan sosial budaya masyarakat
sekitar hutan. ·