PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gula aren adalah produk hasil pemekatan nira aren dengan panas (pemasakan)
sampai kadar air yang sangat rendah (<6%) sehingga ketika dingin produk
mengeras.Pembuatan gula aren hampir sama dengan sirup aren. Nira dipanaskan sampai
kental sekali, Setelah itu, cairan gula kental tersebut dituangkan ke cetakan dan ditunggu
sampai dingin.Pembuatan gula aren ini juga mudah dan dapat dilakukan dengan
menggunakan peralatan yang sederhana.
Gula yang dihasilkan dari pengolahan gula aren sangat membantu dalam
menambah penghasilan masyarakat. Selama ini industri gula aren masih dijadikan usaha
sampingan terutama oleh masyarakat desa. Mereka tidak mengharapkan terlalu banyak dari
industri gula aren tersebut dengan pertimbangan bahwa penghasilan terlalu sedikit. Karena
itu mereka masih bekerja di sawah, ladang dan pekerjaan lainnya sebagai penopang
kehidupan ekonomi keluarganya. Oleh karena itu, sangat tepat jika pemerintah dalam hal
ini Departemen Perindustrian dan Perdagangan, selalu memberikan dorongan dan motivasi
kepada masyarakat, terutama masyarakat pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan
melalui industri gula aren yang telah mereka miliki.
Pada umumnya masyarakat di Desa Kekait Kecamatan Batu Layar Kabupaten
Lombok Barat bermata pencaharian sebagai pembuat gula aren, dari hasil survei terdapat
11 warga sebagai pembuat gula Aren. Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari hasil
penjualan pengolahan gula Aren cukup membantu. masyarakat di desa Kekait Kabupaten
Lombok Barat.
B. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui besarnya biaya dan penerimaan gula aren di desa Kekait Kecamatan
Batu Layar Kabupaten Lombok Barat.
2. Mengetahui besarnya pendapatan dalam usaha pengolahan gula aren di desa
Kekait Kecamatan Batul Layar Kabupaten Lombok Barat.
C. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pengrajin usaha pengolahan
gula aren guna meningkatkan produksi.
2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah/dinas terkait dalam
menentukankebijakan untuk meningkatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
3. Sebagai bahan masukan untuk penelitian berikutnya.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Hutan
Hutan adalah suatu komunitas biologi dari tumbuhan dan hewan yang
hidup dalam suatu kondisi tertentu, berinteraksi secara kompleks dengan
komponen lingkungan tak hidup (abiotic) yang meliputi faktor-faktor seperti
tanah, iklim dan fisiografi. Dari aspek legal dalam konteks hokum formal,
maka hutan adalah suatu wilayah lahan hutan yang telah ditetapkan dalam
undang- bundang kehutanan atau peraturan lain sebagai hutan, seperti hutan
lindung, hutan produksi, hutan desa, hutan adat, dan hutan
konservasi(Wanggai,2009).
Inventarisasi Hutan
HHBK
Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.35/Menhut-II/2007, hasil
hutan bukan kayu yang selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil hutan hayati
baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali
kayu yang berasal dari hutan. Sedangkan menurut Suhesti dan Hadinoto
(2015), hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan bagian dari ekosistem
hutan yang memiliki peranan yang beragam, baik terhadap lingkungan alam
maupun terhadap kehidupan manusia. HHBK yang sudah biasa dimanfaatkan
dan dikomersilkan diantaranya adalah cendana, gaharu, sagu, rotan, aren,
sukun, bambu, sutera alam, jernang, kemenyan, kayu putih, aneka tanaman
obat, minyak atsiri dan madu.
Waktu dan tempat Praktikum Inventarisasi Sumber Daya Hutan ini adalah
dilaksanakan pada hari rabu tanggal 4 Mei 2021 bertempat di desa Kekait Kecamatan Batu
Layar Kabupaten Lombok Barat.
Alat dan Bahan
Alat:
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1. Alat Tulis
2. Motor
3. Hp
Bahan:
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah masyarakat di desa Kekait
Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat.
Cara Kerja:
Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah:
1. Mendatangin masyarakat yag berada di desa Kekait.
2. Mewawancarai masyarakat petani Hhbk .
3. Merekam dan mencatat hasil wawancara.
VI. PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Hutan adalah suatu komunitas biologi dari tumbuhan dan hewan yang hidup
dalam suatu kondisi tertentu, berinteraksi secara kompleks dengan komponen
lingkungan tak hidup (abiotic) yang meliputi faktor-faktor seperti tanah, iklim
dan fisiografi. Dari aspek legal dalam konteks hokum formal, maka hutan adalah
suatu wilayah lahan hutan yang telah ditetapkan dalam undang- undang kehutanan
ata u peraturan lain sebagai hutan, seperti hutan lindung, hutan produksi, hutan
desa, hutan adat, dan hutan konservasi.
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Jenis HHBK yang biasa dimanfaatkan oleh petani di Desa Kekait
Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat yaitu gula aren, kolang-
kaling, pisang, durian, coklat.
2. Hasil hutan bukan kayu merupakan produk selain kayu yang
dihasilkan dari bagian pohon atau benda biologi lain yang diperoleh dari
hutan, berupa barang (good product) maupun jasa (services product) dan
konservasi. Produk berupa barang seperti produk minyak-minyakan, getah,
rotan, bambu, penyamak, lak, madu, obat-obatan, sedangkan jenis jasa dan
konservasi meliputi pariwisata dan jasa ekologis. Untuk hasil hutan bukan
kayu nabati bisa dikelompokkan kedalam kelompok rotan, kelompok
bambu dan kelompok bahan ekstraktif.
B. SaranBerdasarkan hasil penelitian disarankan kepada petani
hortikultura yang juga memanfaatkan hasil hutan
yaitu1.Petani hortikultura yang juga memanfaatkan hasil
hutan yang berada di Desa Molotabu Kecamatan Kabila
Bone Kabupaten Bone Bolango lebih meningkatkan lagi
pemanfaatan hasil hutankarena dengan hasil hutan
tersebut bisamenambah pendapatan rumah tangga.2.Petani
hortikultura pemanfaatkan hasil hutan agar kiranya
mengambil hasil hutan dengantetap menjaga kelestarian
hutan.
DAFTAR PUSTAKA
ZAnonim, 2007a. Permenhut No P.35/Menhut-II/2007 tentang Penetapan jenis-jenis HHBK.
Departemen Kehutanan RI. Jakarta.
Anonim, 2007b. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan.
Anonim, 2009. Permenhut Nomor P.19/Menhut-II/2009 tentang Strategi Pengembangan Hasil Hutan
Bukan Kayu Nasional. Departemen Kehutanan RI. Jakarta.
Arief.2001. Agenda Riset Nasional 2006-2009. Dewan Riset Nasional. Jakarta.
Darusman.2006.pengenalan hhbk (jenis-jenis hhbk serta cara pengolahannya).media
komputindo.jakarta
LAMPIRAN