Anda di halaman 1dari 14

KARYA SENI 2 DIMENSI

(BATIK SASAMBO)

Disusun oleh:
AYU AFRIANI (03)
IX IPA 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Batik Sasambo tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada
bidang studi Seni Budaya. Selain itu,saya juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Batik sasambo yang merupakan budaya asli
NTB. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait seni budaya 2 dimensi
khususnya dalam kesenian batik. Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.

[Mataram,3 agustus 2020]


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat
D. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………
A. Pengertian Batik Sasambo
B. Sejarah Batik Sasambo
C. Proses Pembuatan Batik Sasambo
D. Perkembangan Batik Sasambo
E. Contoh dan Jenis Batik Sasambo
F. Rincian Harga

BAB III PENUTUP………………………………………………………………


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Kata batik mempunyai beberapa pengertian. Menurut Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik

Klasik, pengertian batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi

bagian-bagian tertentu dengan menggunakan perintang. Zat perintang yang sering digunakan ialah lilin

atau malam.kain yang sudah digambar dengan menggunakan malam kemudian diberi warna dengan

cara pencelupan.setelah itu malam dihilangkan dengan cara merebus kain. Akhirnya dihasilkan sehelai

kain yang disebut batik berupa beragam motif yang mempunyai sifat-sifat khusus.

Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu”tik” yang berarti titik / matik (kata

kerja, membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah ”batik” (Indonesia Indah ”batik”,

1997, 14). Di samping itu mempunyai pengertian yang berhubungan dengan membuat titik atau

meneteskan malam pada kain mori. Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam

buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan menuliskan bahwa, para penulis terdahulu

menggunakan istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata”Batik” akan tetapi

seharusnya”Bathik”. Hal ini mengacu pada huruf Jawa ”tha” bukan ”ta” dan pemakaiaan bathik sebagai

rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah. Berdasarkan etimologis tersebut

sebenarnya batik identik dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran motif hingga

pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara pengambaran motif pada kain ialah

melalui proses pemalaman yaitu mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama

canting dan cap.

Batik di Indonesia memiliki keranekaragaman jenis dan ciri khas masing-masing sesuai dengan

daerahnya. Salah satu batik yang terdapat di 2 Indonesia adalah Batik Sasambo. Batik Sasambo

merupakan batik yang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Batik sendiri sudah ada di

Provinsi NTB sejak tahun 1991, akan tetapi pada saat itu batik diproduksi bukan untuk digunakan

sebagai pakaian melainkan sebagai hiasan dinding atau yang biasa disebut dengan nama batik lukis,

salah satu tokoh pelopor batik di Provinsi NTB tepatnya di Pulau Lombok saat itu adalah Bapak Samsir.
Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya pemerintah Provinsi NTB mulai mengembangkan

kerajinan Batik karena dianggap memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Sehingga pada tahun 2010,

produk pertama batik asli dari daerah Nusa Tenggara Barat ini dilaunching dan dikenal dengan nama

Batik Sasambo karena dalam produk-produk batik tersebut terdapat motif-motif yang mewakili ciri khas

kebudayaan suku-suku asli yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Sasak, Samawa, Mbojo

(Sasambo). Launching Batik Sasambo ini sendiri dilakukan pada tanggal 10 April 2010 di SMK Negeri

5 Mataram oleh Wakil Gubernur, kemudian ditindak lanjuti dengan penandatanganan kesepakatan/MoU

antara pemerintah Provinsi NTB (Gubernur) dengan pemerintah Kota Mataram (Walikota) dan

perjanjian kerjasama antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dengan Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Mataram dan SMK Negeri 5 Mataram. Setelah itu mulai bermunculan beberapa

IKM/Pengrajin Batik di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Kota

Bima dan Dompu, sampai dengan tahun 2013 IKM tersebut sudah berkembang menjadi 13

IKM/Pengrajin Batik di Provinsi NTB, dan telah mengeluarkan kurang lebih 425 Motif.

B. RumusanMasalah

1. Pengertian Batik Sasambo!!

2. Bagaimana Sejarah Batik Sasambo?

3. Bagaimana Proses Pembuatan Batik Sasambo?

4. Bagaimana Perkembangan Batik Sasambo ?

5. Apa saja Contoh dan Jenis Batik Sasambo ?

6. Rincian Harga Pembuatan Batik Sasambo

C. Manfaat

Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah kita dapat mengetahui lebih dalam tentang Batik yang ada

di Indonesia khususnya batik Sasambo.

D. Tujuan

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk untuk memperluas pengetahuan tentang Batik,

Sejarah Batik, Proses pembuatan batik dan contoh batik Sasambo agar para generasi bangsa khususnya

para pelajar diwilayah NTB dapat lebih mngenal dan melestarikan bati sasambo.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BATIK SASAMBO


Batik sudah menjadi warisan budaya nusantara. Bahkan dunia pun telah mengakui batik
merupakan milik Indonesia. Ini tak lepas dari setiap daerah yang memiliki batik sebagai kerajinan
tradisional yang sudah melekat. Tak hanya di Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pun memiliki batik
sebagai kerajinan tangan yang indah. Batik sasambo namanya. Sasambo
merupakan gabungan tiga etnis yang mendiami bumi NTB – Sasak di Lombok, Samawa di
Sumbawa, dan Mbojo di Bima. Ketiga Suku ini bersatu dalam hal kerajinan tangan tradisonal dan
dibuatlah batik sasambo sebagai medianya. Untuk motif, batik
sasambo memiliki motif sasambo, motif made sahe (mata sapi), motif kakando, dan uma
lengge (berupa rumah tradional dengan kubah yang menyerupai kerucut). Batik dari masing-masing
daerah pun dapat dibedakan dari corak dan warna yang dihasilkan. Kain yang halus dan
motif artistik bisa menjadi penentu harga jual batik sasambo, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan
rupiah. Lamanya proses pembuatan pun membuat harga batik sasambo menjadi sangat mahal. Hal
ini menjadi wajar bila melihat kain yang dihasilkan dan proses pembuatan yang rumit.
Batik sasambo masih diproses
dengan menggunakan tehnik tradisional. Keahlian tangan sang perajin dibutuhkan untuk membuat
pola, motif, dan warna pada batik sasambo. Ada yang unik ketika pelepasan warna di batik sasambo.
Potongan besi yang ujungnya telah dipanaskan akan ditempel pada kain untuk melepas bahan lilin
sebagai pemisah warna di batik sasambo.

B. SEJARAH BATIK SASAMBO

Di mulai sejak masuknya pengaruh kerajaan Majapahit melalui ekspedisi di bawah Mpu Nala


pada tahun 1343 sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa Maha Patih Gajah Mada yang kemudian
diteruskan dengan inspeksi Gajah Mada sendiri pada tahun 1352.
Pada saat kerajaan Majapahit melakukan ekspedisi di kerajaan Selaparang di wilayah Nusa
Tenggara, salah satu budaya yang ditinggalkan adalah kegiatan membatik. Namun dalam
perkembangannya batik tidak mengalami perkembangan yang bagus dikarenakan masyarakat NTB
lebih menyukai dan berupaya untuk membuat kain tenun. Bentuk dari hasil budaya batik ini bisa
kita lihat pada kain penutup kepala khas lelaki NTB yang di sebut capuq semacam ikat kepala.
Belakangan karena sedikitnya tempat membuat batik di NTB , kain yang digunakan sebagai bahan
capug itu didatangkan dari daerah lain.     
 Dalam perkembangannya seiring dengan ditetapkannya  batik sebagai warisan budaya dunia
oleh UNESCO, pemerintah Provinsi NTB tergerak untuk mengembangkan batik . Pada tanggal 17
April 2010 diluncurkanlah batik ‘Sasambo’ Sasambo ini merupakan akronim dari nama tiga suku
besar yang ada di NTB, yaitu Sasak (penduduk asli Pulau Lombok), Samawa (sekarang wilayah
Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa), dan Mbojo (masyarakat di Kabupaten Bima
dan Dompu). Hal ini dengan tujuan agar setiap suku yang ada di NTB merasa memiliki dan saling
melestarikan penggunaan batik Sasambo ini.
     C. PERKEMBANGAN BATIK SASAMBO
            Perkembangan batik Sasambo ini juga dilakukan melalui jalur pendidikan, dimana para
murid diajarkan secara dini bagaimana mengenal dan membuat batik Sasambo. Anak murid
diajarkan dan didorong untuk kreatif dalam membuat batik Sasambo.Salah satunya adalah
sekolah SMKN 5 Mataram yang beralamat di Jalan Merdeka Raya Pagesangan Mereka di dorong
untuk mampu menciptakan motif-motif batik baru. Menemukan berbagai imajinasi akan motif batik
Sasambo. 
Kemudian para santri Ponpes Tarbiyatul Ikhlas Pondok Pesantren Tarbiyathul Ikhlas terletak
di Dusun Al-Abror, Desa Jembatan Kembar, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, sekitar 35 Km
arah Selatan dari Kota Mataram, ibukota Nusa Tenggara Barat. Mereka para santri juga di dorong
untuk membatik. Hal ini selain untuk menambah pengetahuan dan keterampilan siswa, juga untuk
mendorong kemampuan ekonomi. Dimana kegiatan membatik juga dijadikan sebagai ladang
penghasilan bagi para santri untuk membantu perekonomian keluarga. 

    D. MOTIF BATIK SASAMBO


Motif batik Sasambo ini mengusung adat dan budaya lokal NTB. Ada motif ”Kelotok Sapi”
atau gantungan kayu kotak berbunyi yang biasa diikat di leher Sapi khas peternak Lombok, ada motif
kangkung yang menggambarkan makanan khas Lombok, ada motif Cabe atau Lombok, Mutiara, dan
Gerabah. Ada juga motif rumah panggung yang mewakili rumah adat di pulau Sumbawa. Kemudian
motif lumbung Raja Bima, kerang, daun pepaya, daun bebele (semacam pegangan), serta tokek yang
menjadi hewan keberuntungan di Lombok.
Motif batik Sasambo ini yang paling terkenal adalah motif Kangkung karena Lombok sangat
terkenal dengan makanan khasnya “Pelecing Kangkung”.Warna Batik Sasambo ini beragam,  merah,
oranye, biru gelap dan lain sebagainya. Sedangkan motif batik Sasambo yang paling digemari  oleh
masyarakat untuk di beli adalah motif Kangkung yang berwarna merah berpadu kuning keemasan. 

   E. PROSES PEMBUATAN BATIK


Mulai dari  pembuatan pola dengan menggunakan lilin malam,  pewarnaan, piksasi
(penguatan warna), pembilasan, pelorotan, dan penjemuran. Proses pengeringan batik sasambo juga
dilakukan dengan menggantung kain di tali jemuran.Batik Sasambo dibuat berupa batik tulis, batik
cap serta batik kombinasi tulis dan cap .

Alat-alat Untuk Membuat Batik / Perlengkapan Membatik

Terdapat beberapa hal yang harus kita persiapkan dalam mempersiapkan alat dan bahan untuk

membuat batik tulis, diantaranya adalah.

 1. Kain Mori
Kain mori adalah bahan baku batik yang bias terbuat dari katun, sutera, polyster, rayon dan bahan

sintesis yang lainnya. Warna kain mori adalah putih. Kualitas kain ini beragam, dan setiap kualitasnya

sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Kain mori yang akan dipakai

sebelummnya dipilih (dijahit pada bekas potongan) terlebih dahulu supaya benang pakan tidak

terlepas. Setelah dipilit, lalu kain dicuci dengan air tawar hingga bersih.

2. Canting

Canting adalah untuk membatik, yang terabuat dari bahan tembaga dan bamboo. Canting dipakai

untuk menyendok lilin cair yang panas, yang dipakai sebagai bahan penutup atau pelindung terhadap

zat warna. Canting dipergunakan untuk menulis atau membuat motif-motif batik yang diinginkan.

Canting terdiri dari cucuk (saluran kecil) nyamplungan dan gagang terong. Lubang cucuk bermacam-

macam, ada yang besar dan kecil. Banyaknya cucukpun beragam ada yang satu cucuk, dua cucuk, tiga

cucuk.

 3. Gawangan

Gawangan adalah alat untuk menyangkutkan dan membentangkan kain mori sewaktu dibatik.

Gawangan terbuat dari kayu atau bamboo. Gawangan ini harus dibuat sedemikian rupa agar mudah

dipindah-pindahkan, kuat dan ringan.

 4. Lilin

Lilin adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Penggunakan lilin untuk membatik berbeda

dengan lilin yang biasa. Lilin untuk membatik bersifat cepat menyerap pada kain tetapi dapat dengan

mudah lepas ketika proses pelorotan.

5. Wajan

Wajan adalah alat untuk mencairkan lilin atau malam. Wajan terbuat dari logam baja atau tanah liat.

Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan

alat lain. Wajan yang terbuat dari tanah liat, tangkainya tidak mudah panas, tapi agak lambat

memanaskan malam. Sedangkan wajan yang terbuat dari logam, tangkainya mudah panas, tetapi cepat

memanaskan malam.

6. Bandul
Bandul dibuat dari timah, kayu, atau batu yang dikantongi. Fungsi pokok bandul adalah untuk

menahan kain mori yang baru dibattik agar tidak mudah bergeser tertiup angin, atau ketarik si

pembatik secara tidak sengaja.

7.Anglo

Anglo adalah perapian yang terbuat dari tanah liat sebagai pemanas malam. Bahan bakarnya adalah

arang kayu. Selain menggunakan anglo, kompor juga bias digunakan untuk memanaskan malam,

bahan bakar kompor adalah minyak.

8. Tepas

Tepas adalah alat untuk membesarkan api, yang terbuat darin bambu. Selain tepas, dapat

menggunakan kipas angin untuk membesarkan api

9. Taplak

Taplak adalah kain untuk menutup paha sipembatik supaya tidak kena tetesan malam panas sewaktu

canting ditiup, atau waktu membatik. Taplak biasanya terbuat dari kain bekas.

 10. Saringan Malam

Saringan adalah alat untuk menyaring malam  panas yang banyak kotorannya. Jika malam  disaring,

maka kotoran dapat dibuang, sehingga tidak menganggu jalnnya malam pada cucuk canting sewaktu

dipergunakan untuk membatik.

11. Dingklik

Dingklik adalah tempat duduk untuk pembatik

a) Proses Pembuatan Batik Tulis

Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik tulis, yaitu :

·  Tahap pertama atau disebut juga proses pebatikan pertama, yaitu pembuatan pola dan motif yang

dikehendaki ditas kain putih (sutera) dilukis dengan pensil.

·  Tahap kedua, yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting dengan mengikuti pola yang

telah ada pada kedua sisi (bolak-balik)

·  Tahap ketiga, yaitu menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap bewarna putih (tidak

bewarna)

·  Tahap keempat, yaitu proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan

mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu

·  Tahap kelima, setelah dicelupkan, kain tersebut dijemur dan dikeringkan


·  Tahap keenam, setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu dengan lilin malam

menggunakan canting untuk menutupi bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang

pertama

· Kemudian dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua proses berikutnya, menghilangkan

lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakan kain tersebut dengan air panas diatas tungku

·   Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutup

lilin (menggunakan alat canting untuk menahan warna pertama kedua )

·  Proses membauka dan menutup lilin  malam dapat dilakukan berulang kali sesuai dengan banyaknya

warna dan kompelksitas motif yang diinginkan.

·  Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut kemudian mengeringkannya dengan cara

menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

b) Proses Pembuatan Batik Cap

Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik cap, yaitu :

·   Pembuatan pola dan motif yang dikehendaki diatas kain putih (sutera) dengan dicap / dicetak dengan

menggunakan alat cap tersebut ke lilin panas dan kemudian ditekan pada kain.

·  Proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain

tersebut pada warna tertentu.

·   Setelah dicelupkan, kain tersebut dijemur dan dikeringkan

· Setelah kering, kembali melakukan proses pembarikan yaitu melukis dengan lilin malam

menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewaranaan yang

pertama

·   Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua

·   Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakan kain tersebut

dengan air panas diatas tungku

·  Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan

penutupan lilin (menggunakan alat canting) untuk menahan warna pertama dan kedua

·  Proses membuka dan mentutup lilin malam dapat dilakukan berulang kali sesuai dengan banyaknya

warna kompleksitas motif yang diinginkan

· Proses terkahir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dan dengan

menjermurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.


    E.     CONTOH BATIK SASAMBO

1. Motif Lumbung (Lombok)

2. Batik SaSamBo

Jenis-jenis Batik Berdasarkan Tekniknya adalah sebagai berikut :

    a. Batik Tulis

Batik Tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan

batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.

    b.Batik Cap

Batik Cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya

terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.

    c. Batik Lukis

Batik Lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
F. RINCIAN HARGA PEMBUATAN BATIK SASAMBO

NO NAMA BARANG HARGA JUMLAH TOTAL


1. KAIN MORI Rp.25.000/m 2 Meter Rp.50.000
2. LILIN Rp.80.000/kg 1kg Rp.80.000
3. CANTING Rp.4000 2 Rp.8000
4. PEWARNASINTESIS Rp.20.000 1 Rp.20.000
5. WAJAN Rp.25.000 1 Rp.25.000
6. UPAH KARYAWAN Rp.200.000 2 orang Rp.400.000
Rp.583.000

Keterangan: pembuatan batik sasambo sebenarnya dilihat dari motif dan kesuliitanya dalam
membatik sehingga proses pembuatanya bisa cepat maupun lama itu juga dapat mempengaruhi upah
karyawan.
BAB III
PENUUTUP

A. KESIMPULAN
Batik merupakan salah satu kekayaan warisan budaya bangsa Indonesia. Khusunya batik sasambo
yang merupakan salah satu karya seni khas NTB batik ini sama seperti batik-batik lainya namun
memiliki motif tersendiri yang mencerminkan daerah SASAMBO, namun karena minimnya
pengetahuan mengenai batik sasambo sehingga banyak masyarakat khususnya kalngan pelajar yang
tidak mengetahui mengenai batik sasambo.

   B.     SARAN

Sebaiknya memakai batik perlu ditingkatkan lagi agar cirri khas kita sebagai warga Negara Indonesia

tidak hilang sehingga mampu membuat batik terus dilestarikan khusunya batik sasambo yang masih

minim diketahui oleh masyarakat. Pemerintah juga harus mulai merancang kegiatan agar para pelajar

di NTB bisa mendapatkan pengetahuan dan pembelajaran lebih mengenai batik sasambo agar kita

anak bangsa dapat terus melestarikan budaya.


 
DAFTAR PUSTAKA

https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/batik-sasambo-batik-khas-nusa-tenggara-
barat
https://www.mildaini.com/2015/11/mengenal-batik-sasambo-kepunyaan-negeri.html
https://infobatik.id/harga-alat-dan-bahan-membuat-batik/

Anda mungkin juga menyukai