Disusun oleh
XC
B.Tujuan
3
Bab II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Batik Kalimantan
5
Kalimantan karena warna – warna batik biasanya selalu identik dengan warna –
warna tua.
1. Batik Sasirangan
Dari Kalimantan Selatan
7
yang digunakan sebagian dari bahan pewarna alam, seprti kulit kayu ulin, jahe,
air kulit pisang dan daun pandan.
Proses Pembuatan:
Sumber : http://www.indonesia.travel/
Menjahit Jelujur
Selanjutnya pola-pola tersebut dijahit jelujur menggunakan benang atau bahan
perintang lainnya dengan jarak satu sampai dua mili meter atau dua sampai tiga
mili meter. Benang-benang yang terdapat pada setiap jahitan-jahitan pola
tersebut ditarik sampai membentuk kerutan-kerutan.
9
Sumber : http://santidiwyarthi.blogspot.com/
Membersihan Kain
Bila kain yang digunakan mengandung kanji maka harus dibersihkan terlebih
dahulu dengan cara merendamnya dalam air dingin yang telah dicampur dengan
kaporit selama satu malam.
Pewarnaan Kain
Sedikitnya terdapat tiga cara pewarnaan kain sasirangan, diantaranya
pencelupan, pencoletan, serta kombinasi keduanya (pencelupan dan
pencoletan).
a. Teknik pencelupan digunakan untuk memperoleh satu warna saja, yaitu
dengan cara mencelupkan kain ke dalam larutan zat pewarna, kecuali pada
bagian kain yang dijelujur. Bagian yang dijelujur akan tetap berwarna putih.
b. Pewarnaan dengan cara dicolet biasanya dilakukan apabila motif yang dibuat
memerlukan lebih dari satu warna.
c. Pada teknik pencelupan dan pencoletan, untuk memperoleh warna dasar
yang bagus kain dicelup terlebih dahulu kemudian dicolet dengan variasi warna
sebagaimana telah direncanakan.
Sumber : http://www.melayuonline.com/
Melepas Jahitan Jelujur
Selanjutnya benang-benang jahitan atau ikatan pada kain yang digunakan untuk
menjelujur tersebut kemudian dilepaskan seluruhnya, apabila kain dirasa sudah
agak kering. Sehingga akan terlihat motif-motif bekas jahitan yang tampak
diantara kain tersebut.
Sumber : http://ikm.kemenperin.go.id/
11
Pencucian
Setelah seluruh perintang dilepaskan, barulah kemudian dicuci sampai bersih
ditandai dengan air bekas cuciannya yang jernih atau tidak berwarna lagi.
Sumber : http://www.indonesia.travel/
Pengeringan
Tahap selanjutnya, kain dijemur di tempat yang teduh dan tidak terkena
paparan sinar matahari langsung.
Sumber : http://budaya-indonesia.org
Finishing / Disetrika
Sebagai penyempurnaan akhir dari proses pembuatan kainsasirangan, kain
tersebut kemudian di setrika agar menjadi halus, licin dan rapi.
13
Batik Benang Bintik merupakan kain batik khas daerah Kalimantan Tengah.
“Benang” dalam bahasa setempat berarti helaian kain putih, sedangkan “bintik”
berarti desain atau bintik yang diterakan di atas “benang”. Kekhasan pada baik
ini terletak pada jenis motif yang mencerminkan kebudayaan suku Dayak, suku
asli daerah tersebut. Motif-motif yang dituangkan dalam kain batik diambil dari
lukisan-lukisan atau ukiran-ukiran yang biasa digunakan oleh masyarakat Dayak
zaman dahulu dalam berbagai ritual atau upacara adat.
Motif dalam Batik Benang Bintik juga terpengaruh oleh kepercayaan Suku Dayak
yang disebut Kaharingan. Meskipun kini sebagian besar Suku Dayak telah
memeluk agama resmi di Indonesia, seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan
Budha, namun mereka
Pohon Kaharingan itulah yang kemudian menjadi ciri khas utama dari
motif Batik Benang Bintik di samping motif khas lainnya, seperti motif kawit
tuyan, guci, tombak, tameng, balain nihing, dan sebagainya. Meskipun
terkadang terdapat motif lain yang menghiasi kain Batik Benang Bintik, namun
motif tersebut hanya merupakan tambahan sebagai bentuk variasi dari para
pengrajin. Sampai saat ini, Batik Benang Bintik telah dipatenkan oleh Badan
Karya Dunia sebagai karya Bangsa Indonesia.
Pemilihan Batik Benang Bintik sebagai ciri khas Kalimantan Tengah
berawal dari keinginan pemerintah setempat, yaitu Gubernur Soeparmanto
(1989-1994), agar daerahnya memiliki cenderamata yang khas sekaligus
menjadi busana formal bercirikan Kalimantan Tengah. Mengingat
pemasarannya masih terbatas pada pasar lokal, maka berbagai upaya pun
dilakukan untuk memperkenalkan Batik Benang Bintik kepada masyarakat luas.
Di antaranya adalah mengikuti pameran-pameran di luar daerah dan
menetapkan kebijakan untuk menggeliatkan penggunaannya seperti
mewajibkan pegawai instansi pemerintah menggunakan Batik Benang Bintik
seminggu sekali.
aska-batik.blogspot.co.id
15
Tahapan selanjutnya adalah pengecapan atau pemberian motif pada kain
yang polos menggunakan canting. Dilanjutkan dengan pencoletan atau
pemberian warna ke dalam motif yang sudah dibuat. Setelah itu, kain yang telah
bermotif diberi warna dasar seperti warna prosen atau warna neptol, biasanya
tahap ini disebut dengan penjegeran.
3. Batik Shaho
Batik Shaho adalah Batik pengembangan dari batik batik yang sudah ada
sebelumnya di Jawa. Tidak seperti batik-batik lain yang diciptakan sejak zaman
kerajaan, batik Shaho diambil dari singkatan nama depan seluruh anggota
keluarga pencipta batik tersebut. Keluarga itu adalah Supratono dan Haryati
selaku orangtua dan ketiga anak mereka, Ardi, Hendri, dan Oki.
Shaho awalnya usaha sablon seragam sekolah yang dirintis Oki dan
orangtua pada 1990. Keterampilan menyablon didapat dari suatu pelatihan yang
diselenggarakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Balikpapan. dan
pada tahun 1993, usaha sablon itu mulai merambah ke batik.
Sepintas lalu, bila motif batik Kalimantan Timur ini dilihat seperti ragam
hias yang terdapat pada tameng atau ornamen pada topi khas Dayak ‘seraung’.
Motifnya cenderung sangat sederhana karena garis dan titik yang menjadi ciri
khas batik pada umumnya jarang ditemukan pada batik ini.
Proses pembuatan batik tulis ini seperti halnya pengolahan batik yang
sudah ada, yaitu dipola, dicanting, diwarna sampai pada proses pencelupan dan
sebagainya.
Harga batik batik tersebut bervariasi karena tergantung dari jenis kain dan
proses pembuatannya. Karena itu, ada yang dijual per meter, ada pula yang per
potong, dan ada pula yang dipasarkan siap pakai. Untuk yang jenis kainnya
17
katun dan proses membatiknya menggunakan teknik printing bukan sablon,
harga per meternya bisa Rp 15.000.
Sayangnya, Batik produksi Shaho amat sulit didapat. Produk tidak dijual
bebas di butik atau pusat perbelanjaan seperti batik-batik lainnya. Batik Shaho
cuma bisa didapat di tempat pembuatan di Batu Ampar, Kalimantan timur.
1 Batik Sasirangan
Kain sasirangan warna kuning merupakan tanda simbolik bahwa
pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit kuning
(bahasaBanjar kana wisa)
Kain sasirangan warna merah merupakan tanda simbolik bahwa
pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit sakit kepala, dan
sulit tidur (imsonia)
Kain sasirangan warna hijau merupakan tanda simbolik
bahwapemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit lumpuh
(stroke)
Kain sasirangan warna hitam merupakan tanda simbolik bahwa
pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit demam dan kulit
gatal-gatal
Kain sasirangan warna ungu merupakan tanda simbolik bahwa
pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit sakit perut
(diare,disentri, dan kolera)
Kain sasirangan warna coklat merupakan tanda simbolik bahwa
pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit tekanan jiwa
(stress)
Nilai istimewa batik Benang Bintik terletak pada ragam motif yang
menjadi cermin keunikan kebudayaan dari suku asli Kalimantan Tengah yakni
suku Dayak. Perwujudan coraknya diinspirasi dari lukisan atau ukiran yang sering
digunakan masyarakat Dayak zaman dulu ketika melakukan suatu ritual maupun
upacara adat. Kepercayaan leluhur suku Dayak yang disebut Kaharingan sangat
kental memberi pengaruh terhadap corak batik Benang Bintik.
3 Batik Shaho
Motif batik Kalimantan Timur dikenal dengan nama ‘’Motif Shaho’’ yang
merupakan ciri khas kota Balik Papan. Motif Shaho umumnya berbentuk objek
benda bernyawa seperti manusia dan binatang. Motif yang biasa ditemukan
yaitu Batang Garing, yang memiliki makna sebagai simbol batang kehidupan
masyarakat Suku Dayak. Kedua, ada motif Mandau atau senjata khas Suku
Dayak. Ketiga, motif Burung Enggang (Tinggang) Burung Elang khas Kalimantan
dan yang keempat Balangga. Batik Kalimantan Timur juga memiliki berbagai
macam bahan seperti sutra, semi sutra, serat nanas, katun, dan doby atau lebih
dikenal dengan ulap doyo. Warna yang digunakan warna-warna yang berani
seperti shocking pink, hijau stabilo, merah terang, oranye, dan masih banyak
lagi. Sementara itu Kalimantan Barat memiliki motif yang unik dan juga indah.
19
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebaiknya memakai batik perlu ditingkatkan lagi agar cirri khas kiya
sebagai warga Negara Indonesia tidak hilang. Karena beberapa Negara lainnya
sudah mengakui batik Indonesia. Untuk itu kita harus bangga menjadi anak
Indonesia.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Batik
https://www.slideshare.net/100000259467670/batik-kalimantan
http://jejetriya.blogspot.co.id/2014/01/batik-shaho-khas-kalimantan-timur.html
https://goresancanting.blogspot.co.id/2015/08/keistimewaan-batik-kalimantan.html
http://www.sirnarasa.online/2013/03/ciri-khas-batik-kalimantan.html
http://www.infobudaya.net/2017/10/batik-cantik-dari-indonesia-timur/
21