Anda di halaman 1dari 9

identik dengan Kota Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta.

Memang bisa dibilang kota tersebut merupakan sentra dari kerajinan yang oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi ini. Namun tidak banyak yang tahu bahwa di Kabupaten Lamongan juga ada industri batik tulis, tepatnya di Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran.

Di desa yang menjadi tempat makam Sunan Sendang Duwur ini ada puluhan warga yang menekuni pekerjaan sebagai pembatik tulis, salah satunya adalah Bapak Harsono. Ia menceritakan bahwa batik tulis di Sendang Duwur sudah ada sejak ia lahir, sudah lebih dari 60 tahun yang lalu. Namun beberapa tahun setelah itu industri ini mulai surut dan sempat hilang. Hingga pada tahun 80-an, baru batik tulis sendang mulai dikenal luas hingga saat ini.

Sama seperti batik-batik tulis lainnya, proses pembuatan batik sendang dimulai dari menggambar pola batik di atas kain. Setelah pola diterapkan, baru proses pembatikan menggunakan canting dimulai. Proses ini akan sangat berpengaruh terhadap harga batik. Apabila pola batik rumit dan dibatik dengan halus (baik), harga kain batik bisa mahal. Sebaliknya, apabila polanya sederhana dengan proses pembatikan yang kurang halus (kurang baik), harganya pun otomatis lebih murah.

Batik sendang didominasi oleh warna merah bata dan biru. Untuk urusan motif, batik ini condong pada pola-pola berbentuk bunga dan burung, mirip seperti motif pada batik solo dan batik pekalongan. Menurut Pak Harsono kesamaan pola ini terjadi karena para pengrajin batik sendang memang belum bisa membuat pola secara mandiri. Umumnya pola diambil dari pola lama yang dikembangkan.

Proses MembantikSetelah proses pembatikan selesai, kain siap untuk proses pewarnaan. Proses ini bisa berlangsung satu kali dan bisa juga berkali-kali, tergantung berapa warna yang akan diberikan pada batik tersebut. Batik sendang tidak memiliki banyak corak warna. Kebanyakan batik ini hanya memiliki satu atau dua warna saja, seperti industri batik yang dimiliki Bapak Harsono. Di sini kalau membuat batik paling banyak dua warna, ujar Bapak yang pernah berkerja sebagai pengrajin emas ini.

Sedikitnya corak warna di batik sendang memang membuat batik ini kurang bervariasi jika dibandingkan dengan batik yogyakarta, batik pekalongan, atau batik solo. Di batik-batik tersebut kita bisa dengan mudah menjumpai 3 atau 4 warna dalam selembar kain batiknya.

Setelah proses perwarnaan selesai, batik dijemur, dilepas malamnya, dan siap untuk dipasarkan. Butuh waktu setidaknya tiga hari untuk proses dari menggambar pola hingga batik sendang siap dijual.

Berbeda dengan corak warnanya yang kurang variatif, harga batik sendang cukup bervariasi, tergantung jenis serta kerumitan dan kehalusan proses membatiknya seperti yang saya sebutkan tadi. Batik yang diproduksi oleh Pak Harsono misalnya, mematok harga antara Rp 125.000 sampai Rp 135.000 untuk jenis selendang, Rp 85.000 sampai Rp 150.000 untuk bahan sarung, dan Rp 100.000 sampai Rp 175.000 untuk bahan baju.

Saat pameran batik di Surabaya tahun 2004, meskipun batik yang Pak Harsono pamerkan tidak mendapatkan penghargaan, namun peminatnya tidak kalah dengan batik-batik yang lebih terkenal. Saya sendiri nggak nyangka, kalau batik (sendang) ini sangat diminati saat (pameran) itu, ucapnya sambil tersenyum.

Proses PerwarnaanSaat ini pemasaran batik sendang masih sebatas di pasar-pasar di Kabupaten Lamongan. Namun dengan diadakannya pelatihan membatik di Desa Sendang secara rutin, Pak Harsono dan pembatik lainnya berharap batik sendang akan bisa bersaing dengan batik yang sudah terkenal nantinya.

Jika Anda tertarik memiliki batik asli Sendang ini, selain mencarinya di pasar-pasar, Anda juga bisa membeli langsung ke pengrajinnya untuk sekalian melihat proses pembuatan batik ini. Desa Sendang Duwur berada sekitar 4 km sebelah selatan pertigaan Paciran. Pertigaan ini berada 2 km sebelah barat Wisata Bahari Lamongan (WBL).

Saat Anda sedang berziarah ke makam Sunan Sendang Duwur, sepanjang perjalanan Anda akan banyak menemui papan nama tempat produksi batik tulis sendang duwur. Tidak ada salahnya jika Anda mampir dan membeli batik ini sebagai kenang-kenangan.

Oh iya sekadar saran dari saya, jika Anda berniat mencari batik tulis ini langsung ke Desa Sendang Duwur: Saat bertanya kepada orang, Anda jangan lupa untuk mengatakan batik tulis, jangan hanya mengatakan batik saja. Jika tidak, bisa jadi Anda akan dibawa ke tempat batik bordir yang juga banyak diproduksi di desa ini.Kain Batik Sendang *Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam seni dan budaya yang berpotensi untuk dilestarikan, dikembangkan dan didayagunakan. Kerajinan yang

dikuasai masyarakat sangat beragam di antaranya yaitu : kerajinan anyam, kerajinan kayu, kerajinan kulit, dan kerajinan batik. Salah satu bukti keaneka ragaman kesenian daerah adalah seni kerajinan batik yang secara turun-temurun diwariskan oleh nenek moyang kepada kita. Sehingga kerajinan batik dapat berkembang meluas di tengah-tengah masyarakat, baik yang berupa penciptaan maupun pendayagunaannya. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya raya, bangsa yang dianugerahi banyak kelebihan oleh Allah dibanding bangsa lain. Baik karunia yang ada di perut bumi, di atas daratan, maupun di udara dan di segala penjuru mata angin bumi Indonesia. Karunia akal budi, daya kreatifitas yang dianugerahkan oleh Allah kepada pribadi-pribadi bangsa Indonesia juga jauh di atas bangsa lain. Namun, kadang kala penghargaan, penghormatan, dan rasa kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia yang masih kurang. Salah satunya adalah batik yang menjadi kekayaan dan karya seni luhur budaya bangsa Indonesia dan telah diakui sebagai warisan budaya dunia. Sudah sepatutnya, kita bangga dan melestarikan salah satu kekayaan bangsa Indonesia ini. Di samping itu, batik merupakan salah satu seni khas bangsa Indonesia yang telah berabadabad tumbuh dan berkembang. Hal ini merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah bangsa Indonesia. Batik merupakan karya peninggalan nenek moyang yang bernilai tinggi yang dibanggakan oleh bangsa Indonesia. Sehingga, perlu adanya pelestarian oleh berbagai pihak baik generasi muda maupun pemerintah. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009. Batik merupakan hasil karya kerajinan dan salah satu peninggalan sejarah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Perhatian masyarakat akan batik dulu sangat besar, misalnya pada acara kegiatan upacara ritual, batik tidak pernah ketinggalan khususnya batik tradisional. Sebab warna dan motif batik tradisional khususnya mengandung nilai magis dan bermakna simbolis. Bila ditinjau dari segi fungsi, batik tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sandang seperti selendang, baju, sarung, dan jarik saja. Tetapi, sekarang sudah berkembang pada pemenuhan rasa keindahan atau nilai estetis sehingga menjadi barang seni yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Selain sebagai pendidikan budaya, kerajinan batik sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, harus ditingkatkan mutu serta produktifitasnya agar dapat bersaing di perdagangan dunia sehingga dapat menyumbangkan devisa bagi negara. Penyebaran kerajinan batik berkembang hampir di seluruh penjuru nusantara. Khususnya di Lamongan dan pulau Jawa pada umumnya. Setiap daerah memiliki bentuk motif serta ragam hias yang berbeda. Namun memiliki kesamaan dalam teknik pewarnaan.

Namun, hingga saat ini belum diketahui tentang asal-usul batik itu sendiri, sehingga belum diketahui sejak kapan orang mulai membatik. Kabupaten Lamongan merupakan salah satu dari deretan kabupatenkabupaten di Jawa Timur yang menyimpan seni tradisi rakyat berupa pembuatan seni kerajinan batik. Daerah ini kebanyakan terletak dekat pantai atau daerah pesisir. Seperti halnya di Desa Sendang Duwur yang letaknya kurang lebih 3 km di Selatan pantai Utara. Desa Sendang Duwur merupakan salah satu penghasil kerajinan batik tulis di Kabupaten Lamongan. Desa Sendang Duwur merupakan salah satu desa yang sebagian masyarakatnya masih berusaha untuk melestarikan, meningkatkan, serta mengembangkan batik tulis. Keterampilan membatik kebanyakan di dapatkan secara turun-temurun, serta mendapat bimbingan dari Dinas Perindustrian Kabupaten Lamongan. Berdasarkan analisis data yang diperoleh, bahwa Batik Sendang Duwur merupakan pengabadian ajaran Raden Nur Rahmad yang tertuang dalam motif dan warna. Pengabadian dalam motif yaitu karena semasa hidupnya beliau menganjurkan menanam tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat, disamping juga anjuran bermasyarakat. Motif-motif batik tulis Sendang Duwur kebanyakan tergolong pada motif non-geometris, dan yang menjadi ciri khas motif Batik Tulis Sendang Duwur antara lain : Modang, Byur, dan Patinan. Begitu juga pada warna, yang melambangkan tiga alam yang dilalui manusia dalam menghadap Tuhannya, yaitu warna putih sebagai alam Garba (kandungan), warna merah untuk alam Fana (dunia) dan warna hitam sebagai alam baka (akhirat). Sedangkan teknik membatik pada batik tulis Sendang Duwur, antara lain :mencuci (mengetel kain), membuat desain, memola pada kertas minyak, memindah pola pada kain, proses pencantingan, pelorotan, pembilasan dengan air bersih, sehingga malamnya habis, dan kemudian dijemur ditempat yang teduh. Modal untuk kegiatan industri batik tulis di Desa Sendang Duwur berasal dari masing-masing pengerajin. Rata-rata pengerajin batik tulis di Desa Sendang Duwur membuka usahanya dengan modal sendiri. Namun, tidak banyak pula yang membuka usahanya dengan modal turun-temurun dari usaha keluarga terdahulu, serta bantuan modal berasal dari pemerintah. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran. Pemasaran produk dari industry batik tulis di desa sendang kecamatan Paciran kabupaten Lamongan Jawa Timur semenjak berdiri sudah mencapai pasaran lokal, regional dan bahkan internasional khususnya Negara Timur Tengah. Perkembangan industri batik tulis di Desa Sendang Duwur Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan ternyata memberi dampak sosial ekonomi maupun sosial budaya pada masyarakat. Usaha pelestarian batik tulis Sendang Duwur memerlukan adanya regenerasi dan pengkaderan. Untuk itu instansi terkait hendaknya memberikan penyuluhan, apabila masalah

kaderisasi ini tidak mendapatkan tempat dan dilakukan secepatnya, maka cepat atau lambat kerajinan batik tulis Sendang Duwur akan dilupakan orang bahkan punah. Dengan adanya otonomi daerah, sekarang ini para pengusaha khususnya pengrajin batik berusaha untuk membangun dan mengembangkan hasil karyanya agar dapat dikenal dan dapat bersaing dengan produk dari daerah-daerah lain yang masing-masing memiliki karakteristik sendiri-sendiri. *Batik merupakan hasil karya kerajinan dan salah satu peninggalan sejarah yang menjadi cir khas bangsa Indonesia. Perhatian masyarakat akan batik dulu sangat besar, misalnya pada acara kegiatan upacara ritual, batik tidak pernah ketinggalan khususnya batik tradisional. Sebab warna dan motif batik tradisional khususnya mengandung nilai magis dan bermakna simbolis. Hingga saat ini belum diketahui tentang asal-usul batik itu sendiri, sehingga belum diketahui sejak kapan orang mulai membatik. Kabupaten Lamongan merupakan salah satu dari deretan kabupatenkabupaten di Jawa Timur yang menyimpan seni tradisi rakyat, yaitu BatikSendang. Dengan adanya penelitian tentang motif dan warna Batik Sendang, maka dapat dipaparkan ciri khas motif dan warna Batik Sendang di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Untuk mencapai tujuan di atas, maka metode yang digunakan untuk mencari dan mengumpulkan data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi, dengan lokasi penelitian di Desa Sendang Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Sumber Data berasal dari pembina pengrajin Batik Sendang, pengrajin Batik Sendang, responden, dokumentasi batik. Untuk mencapai validitas data digunakan trianggulasi data dan informan review. Berdasarkan analisis data yang diperoleh, bahwa Batik Sendang merupakan pengabadian ajaran Raden Nur Rahmad yang tertuang dalam motif dan warna. Pengabadian dalam motif yaitu karena semasa hidupnya beliau menganjurkan menanam tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat, disamping juga anjuran bermasyarakat. Motif-motif Batik Sendang kebanyakan tergolong pada motif non-geometris, dan yang menjadi ciri khas motif Batik Sendag antara lain Modang, Byur, dan Patinan. Begitu juga pada warna, yang melambangkan tiga alam yang dilalui manusia dalam menghadap Tuhannya, yaitu warna putih sebagai alam Garba (kandungan), warna merah untuk alam Fana (dunia) dan warna hitam sebagai alam Baka (akherat). Usaha pelestarian Batik Sendang memerlukan adanya regenerasi dan atau pengkaderan, Untuk itu instansi terkait hendaknya memberikan penyuluhan, apabila masalah kaderisasi ini tidak mendapatkan tempat dan dilakukan secepatnya, maka cepat atau lambat kerajinan Batik Tulis Sendang akan dilupakan orang bahkan punah. *Sejarah Lamongan

Nama Lamongan berasal dari nama seorang tokoh pada masa silam. Pada zaman dulu, ada seorang pemuda bernama Hadi, karena mendapatkan pangkat rangga, maka ia disebut Ranggahadi. Ranggahadi kemudian bernama Mbah Lamong, yaitu sebutan yang diberikan oleh rakyat daerah ini. Karena Ranggahadi pandai Ngemong Rakyat, pandai membina daerah dan mahir menyebarkan ajaran agama Islamserta dicintai oleh seluruh rakyatnya, dari asal kata Mbah Lamong inilah kawasan ini lalu disebut Lamongan. Adapun yang menobatkan Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama, tidak lain adalah Kanjeng Sunan Giri IV yang bergelar Sunan Prapen. Wisuda tersebut bertepatan dengan hari pasamuan agung yang diselenggarakan di Puri Kasunanan Giri di Gresik, yang dihadiri oleh para pembesar yang sudah masuk agama Islam dan para Sentana Agung Kasunanan Giri. Pelaksanaan Pasamuan Agung tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Besar Islam yaitu Idhul Adha tanggal 10 Dzulhijjah. Berbeda dengan daerah-daerah Kabupaten lain khususnya di Jawa Timur yang kebanyakan mengambil sumber dari sesuatu prasasti, atau dari suatu Candi dan dari peninggalan sejarah yang lain, tetapi hari lahir lamongan mengambil sumber dari buku wasiat. Silsilah Kanjeng Sunan Giri yang ditulis tangan dalam huruf Jawa Kuno/Lama yang disimpan oleh Juru Kunci Makam Giri di Gresik. Almarhum Bapak Muhammad Baddawi di dalam buku tersebut ditulis, bahwa diwisudanya Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan dilakukan dalam pasamuan agung di Tahun 976 H. Yang ditulis dalam buku wasiat tersebut memang hanya tahunnya saja, sedangkan tanggal, hari dan bulannya tidak dituliskan. Oleh karena itu, maka Panitia Khusus Penggali Hari Jadi Lamongan mencari pembuktian sebagai dasar yang kuat guna mencari dan menetapkan tanggal, hari dan bulannya. Setelah Panitia menelusuri buku sejarah, terutama yang bersangkutan dengan Kasunanan Giri, serta Sejarah para wali dan adat istiadat di waktu itu, akhirnya Panitia menemukan bukti, bahwa adat atau tradisi kuno yang berlaku di zaman Kasunanan Giri dan Kerajaan Islam di Jawa waktu itu, selalu melaksanakan pasamuan agung yang utama dengan memanggil menghadap para Adipati, Tumenggung serta para pembesar lainnya yang sudah memeluk agama Islam. Pasamuan Agung tersebut dilaksanakan bersamaan dengan Hari Peringatan Islam tanggal 10 Dzulhijjah yang disebut Garebeg Besar atau Idhul Adha. Berdasarkan adat yang berlaku pada saat itu, maka Panitia menetapkan wisuda Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama dilakukan dalam pasamuan agung Garebeg Besar pada tanggal 10 Dzulhijjah Tahun 976 Hijriyah. Selanjutnya Panitia menelusuri jalannya tarikh hijriyah dipadukan dengan jalannya tarikh masehi, dengan berpedoman tanggal 1 Muharam Tahun 1 Hijriyah jatuh pada tanggal 16 Juni 622 Masehi, akhirnya Panitia Menemukan bahwa tanggal 10 Dzulhijjah 976 H., itu jatuh pada Hari Kamis Pahing tanggal 26 Mei 1569 M. Dengan demikian jelas bahwa perkembangan daerah Lamongan sampai akhirnya menjadi wilayah Kabupaten Lamongan, sepenuhnya berlangsung di zaman keislaman dengan Kasultanan Pajang sebagai pusat pemerintahan. Tetapi yang bertindak meningkatkan Kranggan Lamongan menjadi Kabupaten Lamongan serta yang mengangkat/mewisuda

Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama bukanlah Sultan Pajang, melainkan Kanjeng Sunan Giri IV. Hal itu disebabkan Kanjeng Sunan Giri prihatin terhadap Kasultanan Pajang yang selalu resah dan situasi pemerintahan yang kurang mantap. Disamping itu Kanjeng Sunan Giri juga merasa prihatin dengan adanya ancaman dan ulah para pedagang asing dari Eropa yaitu orang Portugis yang ingin menguasai Nusantara khususnya Pulau Jawa. Tumenggung Surajaya adalah Hadi yang berasal dari dusun Cancing yang sekarang termasuk wilayah Desa Sendangrejo Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan. Sejak masih muda Hadi sudah nyuwito di Kasunanan Giri dan menjadi seorang santri yang dikasihi oleh Kanjeng Sunan Giri karena sifatnya yang baik, pemuda yang trampil, cakap dan cepat menguasai ajaran agama Islam serta seluk beluk pemerintahan. Disebabkan pertimbangan itu akhirnya Sunan Giri menunjuk Hadi untuk melaksanakan perintah menyebarkan Agama Islam dan sekaligus mengatur pemerintahan dan kehidupan Rakyat di Kawasan yang terletak di sebelah barat Kasunanan Giri yang bernama Kenduruan. Untuk melaksanakan tugas berat tersebut Sunan Giri memberikan Pangkat Rangga kepada Hadi. Ringkasnya sejarah, Rangga Hadi dengan segenap pengikutnya dengan naik perahu melalui Kali Lamong, akhirnya dapat menemukan tempat yang bernama Kenduruan itu. Adapu kawasan yang disebut Kenduruan tersebut sampai sekarang masih ada dan tetap bernama Kenduruan, berstatus Kampung di Kelurahan Sidokumpul wilayah Kecamatan Lamongan. Di daerah baru tersebut ternyata semua usaha dan rencana Rangga Hadi dapat berjalan dengan mudah dan lancar, terutama di dalam usaha menyebarkan agama Islam, mengatur pemerintahan dan kehidupan masyarakat. Pesantren untuk menyebar Agama Islam peninggalan Rangga Hadi sampai sekarang masih ada.

PARIWISATA

Lamongan memiliki sejumlah obyek wisata menarik. Di daerah pantai terdapat obyek wisata Monumen Van der Wijck, Waduk Gondang, Wisata Bahari Lamongan. Gua Maharani terletak diKecamatan Paciran, di tepi jalur utama pantura (jalan Raya Daendels dengan sebutan jalan Anyer - Panarukan), merupakan gua kapur yang sangat indah. Tak jauh dari Gua Maharani, terdapat Makam Sunan Drajat dan Makam Sunan Sendang Duwur, yakni penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Kedua makam tersebut memiliki arsitektur yang sangat dipengaruhi oleh Majapahit. Di dekat kompleks makam terdapat Museum Sunan Drajat. Mampu menyedot jutaan peziarah dan wisatawan nusantara maupun manca negara. Keduanya kini jadi wisata andalan dan pintu gerbang informasi perekonomian rakyat Lamongan dengan dunia luar. Tiada mengenal waktu, siang dan malam, berjalan kaki atau berombongan naik mobil dan bus-bus, berduyun-duyun orang silih berganti berdatangan berziarah mengunjungi makam Sunan Drajat dalam perjalanan wisata Walisongo. Daya

tarik Sunan Drajat membawa berkah mengalirnya uang bermilyar-milyar rupiah dari para peziarah, mampu menggerakkan berbagai aktifitas perekonomian rakyat. Fenomena sosial wisatawan religi, budaya dan ekonomi itu dikemas untuk menggerakkan perekonomian rakyatnya dengan memanfaatkan potensi kunjungan jutaan wisatawan religi yang tiada putus-putusnya itu, dihadang diroute bersejarah jalan raya Deandels untuk mampir pula menikmati keajaiban isi perut bumi Gua Maharani dan keindahan alam pantai wisata bahari Tanjung Kodok. Obyek wisata lokalan itupun kemudian dibangun bertaraf internasional dengan manajemen modern dibawah payung PT. Bumi Lamongan Sejati, sebuah perusahaan patungan Pemerintah Kabupaten Lamongan dengan PT. Bunga Wangsa Sejati yang berhasil membangun dan mengembangkan Jatim Park Batu. Tanjung Kodok kini bertrade mark baru Wisata Bahari Lamongan WBL Tanjung Kodok atau Jatim Park II. Obyek wisata alam pantai berbatu cadas mirip kodak itu dulu tanggal 11 Juni 1983 dijadikan lokasi penelitian gejala astronomi gerhana matahari total oleh NASA Arnerika Serikat. Kini dilokasi .itu dibangun secara besar-besaran dan profesional dengan studi perpaduan konsep Wisata Bahari Ancol Jakarta, Singapura dan pantai Jepang. Di Wisata Bahari Lamongan Tanjung Kodok terapat replika ziarah Walisongo, pemandian dan kolam renang air tawar dan air laut, arena ketangkasan, playground remaja, sepeda air dan speed boat, rumah sakit hantu, istana bawah laut, rumah kucing, arena motor cross, pondok penginapan pelajar, Qua insectarium, arena gocar, lapangan tenis, menara rukyat, cottage dan hotel dengan pelayanan Islami, restoran dan berbagai fasilitas wisata menarik lainnya yang masih terus dikembangkan di kawasan jelajah seluas 20ha. Kawasan wisata ini juga dekat dengan sentra kerajinan emas,batik tulis dan bordir. Desa Sendang Agung dan Sendang Duwur serta pusat pendaratan ikan terbesar Jawa Timur di pelabuhan Brondong. Desa Gendongkulon Dusun Pereng setiap tahun telah mengadakan sedekah bumi suatu kebudayaan Daerah Dusun pereng yang masih terplihara dan terjaga

oleh-oleh Lamongan dikenal memiliki makanan khas, yang cukup populer dan dapat dijumpai di berbagai daerah di Jawa Timur, misalnya Sego Boranan, Soto Lamongan, Nasi Boranan, Tahu tek, dan Tahu campur lamongan. Wingko Babat adalah makanan ringan khas dari Babat. Selain itu ada makanan khas dari daerah Paciran yang disebut dengan Jumbreg, selain Jumbreg Paciran juga merupakan daerah penghasil buah siwalan muda yang biasa disebut Ental dalam bahasa jawa.

Anda mungkin juga menyukai