Anda di halaman 1dari 3

Kelompok

Bangka Botanical Garden (BBG) yang berada di Provinsi Bangka Belitung merupakan lahan pribadi milik
pengusaha smelter yaitu Bapak Djohan Ridduan Hasan dan awalnya dibentuk atas kepentingan pribadi.
Dalam waktu beberapa tahun pelaksanaan reklamasi lahan dengan bantuan dari sebuah komunitas
peduli lingkungan yaitu Bangka Goes Green dan beberapa ahli lingkungan, Beliau berhasil
mereklamasikan area lahan kritis bekas tambang timah menjadi lahan produktif. Usaha yang dilakukan
adalah mendirikan peternakan sapi dan menerapkan sistem Zero Waste guna memperbaiki pH tanah
yang saat itu masih di bawah level 5. Selain itu merekajuga mengambil tanah dengan pH normal dari
lokasi lain dan memindahkannya ke lokasi reklamasi. Setelah kegiatan reklamasi berhasil, pada akhir
tahun 2006 BBG bekerjasama dengan perusahaan peleburan timah yaitu PT Dona Kembara Jaya dan
memulai program untuk perencanaan kawasan BBG. Sesuai keputusan bersama, akhirnya BBG didirikan
sebagai objek wisata untuk masyarakat umum dan dibentuk dengan tema Education and Recreation
yang menghadirkan 4 (empat) konsep di dalamnya yaitu Edukasi, Penelitian, Rekreasi, serta Hobi &
Olahraga. Lokasi agrowisata ini meruapakan ruang hijau seluas 300 hektar. Agrowisata ini letaknya
cukup strategis, bersebelahan dengan Lantai Pasir Padi, serta mudah dijangkau dari pusat Kota
Pangkalpinang.Lokasi BBG dapat ditempuh sekitar 14 km dari pusat Kota Pangkalpinang. Arahnya sama
saat menuju Pantai Pasir Padi Pangkalpinang. BBG hanya berjarak sekitar 7 km dari Bandara Depati Amir
Bangka. Saat pertama kali memasuki area ini, pepohonan dan tanaman perdu tampak berjejer rapi
menghiasi tepi jalan. Suasananya tetap rindang meski sinar matahari sedang terang-benderang. Di
beberapa sudut juga banyak terlihat rawa-rawa. Saya sempat menjumpai beberapa ekor biawak yang
hidup dan berkembang biak di tempat ini.

Dalam konteks terpadu ini. BBG menerpakan zerowaste (tanpa sisa), suatu acuan yang memaksimalkan
limbah, semua limbah bermanfaat untuk seluruh bidang idustri yang dikembangkan. Contohnya,
pemanfaatan limbah sapi berupa air seni dan kotorannya. Air seni sapi yang mengandung urea jika
ditaburi di tambak ikan, maka akan bereaksi yang menciptakan ekosistem baru, antara lain tumbuh
lumut, melimpahnya zooplankton, cacing-cacing, jentik jentik, kutu air, yang merupakan makanan alami
untuk ikan.Dari limbah kotoran sapi dikembangkan menjadi pupuk kompos yang dibutuhkan sektor
pertanian dan perkebunan maupun persawahan pada lahan bekas tambang timah. Limbah pertanian
seperti padi dan jagung bermanfaat untuk kebutuhan peternakan sapi dan sebagainya. Begitu
seterusnya.Di atas lahan 200 hektar yang sebelumnya berupa lahan gambut dan berpasir, kemudian
diolah dan diciptakan ekosistem baru yang bermanfaat untuk jangka panjang. Antara lain kawasan ini
menjadi pusat pembibitan beragam jenis tanaman, pembibitan beragam jenis ikan air tawar,
menciptakan lahan-lahan persawahan yang telah ditanami berbagai jenis palawija, tambak budidaya
ikan, maupun peternakan sapi perah dan potong.
Kendati demikian keaslian flora fauna tetap dipertahankan. Keasrian tumbuhan seperti pohon Gelam
yang berusia satusan tahun dan tumbuhan lainnya tetap dilestarikan. Sepanjang jalan kawasan ini telah
ditanami Cemara Pantai.

Selain itu 8.000 tanaman buah Naga telah tumbuh subur di kawasan ini. Demikia pula Rumput Gajah
(King Grass) tumbuh subur di atas lahan yang selama ini dikenal hanya memiliki pH (keasaman) di bawah
5, sebagai indikasi lahan tidak subur tapi tidak kritis.Rumput Gajah untuk konsumsi 300 sapi perah dan
potong, jenis Fristien Holstein, Limousine, Simental, Black Angus, dan sapi Bali. Rumput Gajah yang
penuh gizi menghasilkan berat sapi potong di atas 1 (satu) ton. Berat sapi ini merupakan rekor, selama
ini dibawah satu ton yang dihasilkan para peternak sapi di Banka Belitung.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suti sutisna selaku pemilik kebun jeruk kalimantan, Bapak
ini merupaka pekerja di bagian warung dan perkebunan jeruk kalimantan yang bekerja sama dengan
Bangka Botanical Garden (BBG). Beliau bekerja di BBG sejak 14 tahun yang lalu. sebagai pengelolaan
perkebunan jeruk. Beliau mengatakan bahwa, sebelum dirinya sebagai pengelola, masih ada beberapa
pengelola-pengelola yang berbeda, tergantung bos yang mengelolah bagian dari BBG, beliau bekerja
sendiri dalam mengelola perkebunan jeruk ini. Beliau menjelaskan bahwa dirinya memiliki 400 batang
pohon jeruk dengan terget panen habis lebaran dengan harga jual jeruk 15.000/kg. Bangka Botanical
Garden (BBG) yang berada di Provinsi Bangka Belitung merupakan lahan pribadi milik pengusaha smelter
yaitu Bapak Djohan Ridduan Hasan dan awalnya dibentuk atas kepentingan pribadi. Jumlah pekerja di
BBG ini sekitaran di atas 60 orang, sekarang sepertinya sudah berkurang Mayoritas pekerja laki- laki
campuran sekitaran anak muda. Di perkebunan BBG membudidayakan banyak tanaman seperti jeruk,
naga, jagung (sudah jarang karena banyak hewan seperti monyet) namun jika berbicara dulu, banyak
buah-buahan yang masih tumbuh alami seperti naga, mangga dan jambu. Untuk sekarang ini, beliau
mengatakan hanya jeruk saja yang masih tumbuh hingga sekarang, dan kebun jeruk tersebut bakal
menjadi target kedepan untuk menjadi wisata karena tempat yg strategis dan berada di tengah-tengah
kota. Kemudian untuk hewan-hewan yang ada di BBG, beliau juga sempat menjelaskan sekilas seperti
merak, bebek, rusa, merak, sapi tersebut diambil dari luar.

Target pembangunan Bangka Botanical Garden meliputi beberapa hal, antara lain:
1. Konservasi Keanekaragaman Hayati:Menjaga, melestarikan, dan mendokumentasikan flora endemik
Pulau Bangka serta spesies tumbuhan yang mungkin terancam punah.
2. Pendidikan dan Edukasi: Menyediakan fasilitas pendidikan dan edukasi untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang pentingnya keanekaragaman hayati dan upaya konservasi.
3. Penelitian Ilmiah: Menjadi pusat penelitian untuk ilmu pengetahuan tumbuhan, membantu dalam
pemahaman lebih lanjut tentang flora lokal dan global.
4. Rekreasi: Memberikan ruang rekreasi bagi masyarakat setempat dan wisatawan, menciptakan
kesadaran akan keindahan alam serta pentingnya menjaga ekosistem.
5. Pengembangan Ekowisata: Mendorong pengembangan ekowisata yang berkelanjutan, memberikan
manfaat ekonomi kepada komunitas lokal.Pengelolaan Berkelanjutan: Memastikan pengelolaan taman
secara berkelanjutan, melibatkan komunitas setempat dalam pengambilan keputusan, dan menjaga
keseimbangan antara pelestarian dan penggunaan berkelanjutan.
7. Kemitraan Internasional: Berkolaborasi dengan lembaga dan organisasi internasional untuk
pertukaran pengetahuan dan pengalaman, serta mendukung upaya konservasi global.Implementasi
target ini akan mendukung visi pembangunan berkelanjutan dan pelestarian keanekaragaman hayati di
Pulau Bangka Belitung

Kesimpulan

Kebun Raya Bangka yang terletak di Indonesia menawarkan berbagai manfaat, antara lain konservasi
keanekaragaman hayati, pendidikan lingkungan, dan peluang penelitian. Kawasan ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan hidup berbagai spesies tanaman, berkontribusi terhadap keseimbangan ekologi
dan menyediakan platform untuk studi ilmiah tentang kehidupan tanaman. Selain itu, taman ini dapat
mempromosikan ekowisata, menumbuhkan apresiasi terhadap alam dan mendukung perekonomian
lokal.

Bangka Botanical Garden (BBG) yang berada di Provinsi Bangka Belitung merupakan lahan pribadi milik
pengusaha smelter yaitu Bapak Djohan Ridduan Hasan dan awalnya dibentuk atas kepentingan pribadi.
Nama Bangka Botanical Garden atau BBG memiliki makna filosofis yang menjadi dasar dibentuknya
nama tersebut. Dalam waktu beberapa tahun pelaksanaan reklamasi lahan dengan bantuan dari sebuah
komunitas peduli lingkungan yaitu Bangka Goes Green dan beberapa ahli lingkungan, Beliau berhasil
mereklamasikan area lahan kritis bekas tambang timah menjadi lahan produktif.

Bangka Botanical Garden sebagai agrowisata menyediakan 4 usaha yang dikelola secara besar,
diantaranya peternakan, perkebunan, budidaya ikan, dan budidaya sayuran. Selain itu, adanya BBG ini
dapat memberikan manfaat bagi misi pendidikan yang dimana memberikan misi penelitian bagi
masyarakat dan para akademisi dalam melihat tanaman apa saja yang cocok untuk ditanam di Bangka
Belitung yang dimana dahulunya merupakan lahan pertambangan.

Anda mungkin juga menyukai