Nim : 200141792
Kelas : 4A PGSD
Makul : Al islam
Dalam pandangan madzhab Imam Syafi’i dalam perkara perdagangan, barang yang
diperjualbelikan disyaratkan dapat dilihat secara langsung oleh kedua belah pihak. Hal ini
merupakan bentuk kehati-hatian agar tidak terjadi penipuan (ghoror) dalam jual beli karena
Rasulullah melarang praktik tersebut sebagaimana dalam sebuah hadis dinyatakan Rasulullah
saw melarang jual beli yang didalamnya terdapat penipuan (HR.Muslim) .
Islam merupakan agama yang sesuai dengan setiap perkembangan zaman. Dengan demikian,
Islam juga tidak melarang jual beli online.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih, mudah, dan beragam membuat perubahan pada
perilaku masyarakat terutama dalam kegiatan berbelanja. Pada saat ini, media sosial menjadi
platform yang sangat digemari oleh masyarakat dikarenakan sangat mudahnya melakukan
transaksi jual beli.
Di dalam Islam secara umum ada empat jenis jual beli, tiga diantaranya dihalalkan dan satu yang
diharamkan.
Maka jika melihat sistem jual beli online seperti atas adanya, ini merupakan tidak lain dari
penerapan akad salam dan istishna’. Karena barang-barang yang ditransaksikan sama-sama
ditangguhkan dan pembayaran dilakukan di awal. Akad salam maupun akad istishna’ ini
dilegalkan di dalam Islam.
Dalil kebolehan melakukan akad tersebut adalah diantaranya hadis Nabi SAW:
ٍ Hف َك ْي
لH ِ لف ْ Hيسْ ر فَ ْلHٍ Hَف ت
ِ َلفHأس ْ َم ْن: الH ِْْ نHالس
َ Hَتي فَ ق َّ ار السَّنةَ َو ِ َ َوهُ ْم يسْلفُونHَصلى هللاُ عَل ْي ِه َو َسل َم ال َم ِدينة
ِ ف الث َم َ ِ ُّق ِد َم النب
َمعْلوم َو َو ْز ٍن َمعْلوم إ َل أ َج ٍل َمعْلوم
“Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di kota Madinah, penduduk Madinah telah biasa
memesan buah kurma dengan waktu satu dan dua tahun. maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Barangsiapa memesan kurma, maka hendaknya ia memesan dalam takaran,
timbangan dan tempo yang jelas (diketahui oleh kedua belah pihak).” [Muttafaqun ‘alaih].
Abdurrahman bin Abza dan Abdullah bin Auf RA keduanya mengatakan,”Kami biasa mendapat
ghanimah bersama Rasulullah SAW. Datang orang-orang dari negeri syam. Lalu kami
bertransaksi secara akad salam dengan mereka dengan gandum, jelai -dalam riwayat lain :
lemak- dan kismis, dengan jangka waktu tertentu”.
Ketika ditanyakan kepada kami,”Apakah mereka itu mempunyai tanaman?”. Jawab kedua
sahabat ini,”Tidak kami tanyakan kepada mereka tentang itu”. (HR Bukhari dan Muslim)
ف كتابه وأذن فيه ثم قرأ هذه اآلية
ِ أشهد أن السلف المضمون إ َل أجل مسمى قد أحل هللا: قال ابن عباس
Ibnu Al-Abbas berkata, Aku bersaksi bahwa akad salaf (salam) yang ditanggung hingga waktu
yang ditentukan telah dihalalkan Allah dalam Kitab-Nya dan Dia telah mengizinkannya.
Kemudian beliau membaca ayat ini. (HR Asy-Syafi’i dalam musnadnya)
Hukum jual beli barang yang bukan milik kita adalah haram kecuali kita mendapatkan izin dari
pemilik untuk menjual barang-barangnya. Adapun syarat-syarat jual beli dalam Islam untuk
memahami lebih dalam tentang hukum jual beli dalam Islam serta menjual belikan barang yang
bukan milik kita.
انَ بِ ُك ْم َر ِحي ًماHH ُك ْم ۚ ِإ َّن هَّللا َ َكHوا َأ ْنفُ َسHHُاض ِم ْن ُك ْم ۚ َواَل تَ ْقتُل ْأ
ٍ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَ ُكلُوا َأ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل ِإاَّل َأ ْن تَ ُكونَ تِ َجا َرةً ع َْن تَ َر
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu." (QS. An Nisa: 29)
َدHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHْس ِع ْن
َ ْع َما لَيHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHِالَ تَب
Artinya: "Janganlah engkau menjual sesuatu yang bukan milikmu," (HR. Abu Dawud).
Salah satu transaksi yang jujur dapat dilakukan melalui ukuran timbangan yang sesuai dengan
hitungan. Allah berfirman:
Selain kepemilikan sendiri, transaksi jual-beli juga harus memperdagangkan barang yang halal.
Hal ini sesuai dengan salah satu riwayat hadits, Rasullullah SAW bersabda:
ُهHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHَ َّر َم َعلَ ْي ِه ْم ثَ َمنHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH ْيٍئ َحHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH َل َشHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHوْ ٍم َأ ْكHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHَ َّر َم َعلَى قHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHوَِإ َّن هللاَ ِإ َذا َح
"Sesungguhnya Allah jika mengharamkan atas suatu kaum memakan sesuatu, maka diharamkan
pula hasil penjualannya." (HR Abu Daud dan Ahmad).
5. Objek jual beli dapat diserahterimakan
Barang yang menjadi objek jual-beli, haruslah barang yang dapat diserah terimakan segera dari
penjual kepada pembeli. Rasullullah bersabda: