Anda di halaman 1dari 38

IEL

ISLAMIC ECONOMIC LITERATION


HUKUM BISNIS ONLINE
(DROPSHIPPING)
Muhamamad Yugi Al-Midani
CAKUPAN SYARI’AT ISLAM

Mu’amalah yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah dalam arti sempit, yaitu: hanya menyangkut
interaksi manusia dalam pengelolaan harta benda.
Apa Itu
Dropshippping ?
Dropshipping yaitu system jual beli yang
memungkinkan dropshipper menjual barang secara
langsung dari supplier/toko kepada pembeli melalui
media online tanpa harus menstok/membeli
barangnya terlebih dulu.

Dropshipper adalah orang yang melakukan jual beli


dengan sistem dropshipping
MEKANISME
DROPSHIPPING
1. Dropshipper menawarkan
barangnya (biasanya secara on
line) kepada pembeli,
bermodalkan foto barang dari
supplier/toko, disertai deskripsi
barang tersebut, dengan harga
yang ditentukan oleh dropshipper
sendiri.
MEKANISME
DROPSHIPPING
2. Pembeli yang berminat
menghubungi dropshipper.

3. Setelah ada kesepakatan (akad)


antara pembeli dan dropshipper,
pembeli mentransfer uang ke
rekening dropshipper.
MEKANISME
DROPSHIPPING
4. Lalu dropshipper membayar
kepada supplier sesuai dengan
harga beli dropshipper (ditambah
dengan ongkos kirim ke pembeli)
dengan memberikan data-data
pembeli (nama, alamat, nomor
ponsel) kepada supplier.
MEKANISME
DROPSHIPPING
5. Supplier langsung mengirim
barang pesanan dropshipper
langsung ke pembeli, dengan
nama pengirim tetap atas nama
dropshipper, bukan atas nama
supplier.
Model
DROPSHIPPING
1

Model Pertama, supplier memberikan harga ke


dropshipper, lalu dropshipper menjual barang
dengan harga yang ditetapkan dropshipper itu
sendiri, dengan memasukkan keuntungan
dropshipper.
2

Model Kedua, Supplier sudah menetapkan harga


sejak awal kepada dropshipper, termasuk besaran
fee untuk dropshipper bagi setiap barang yang
terjual.
HUKUM DROPSHIPPING
MODEL PERTAMA
Hukumnya TIDAK SAH

‫ال تبع ما ليس عندك‬


“Janganlah kamu menjual apa yang tidak ada di
sisimu."
(HR. Khamsah) Ahmad, Abu Daud, Tirmizi, Nasa’i, Ibnu Majah)
SOLUSI
JUAL BELI
SALAM
Pengertian
JUAL BELI SALAM

Jual beli salam adalah jual beli


pada barang yang belum dimiliki
penjual pada saat akad dengan
pembayaran uang di depan
sedang barang diserahkan
belakangan.
Pengertian
JUAL BELI SALAM
‫ف فِي‬
ٍ ‫ص ْو‬ ُ ‫ش ْي ٍء َم ْو‬َ ‫سلَ ْم ُه َو بَ ْي ُع‬َّ ‫اَل‬
َ ‫الذ َّم ِة اِلَى ا َ َج ٍل ِب‬
‫َش ْي ٍء ُمََ ََّّ ٍل‬ ِ
"Salam adalah menjual suatu
barang yang dijelaskan sifatnya
dalam tanggungan (tidak hadir)
hingga tempo tertentu dengan
harga yang dibayarkan di depan.“
Dalil-Dalil
JUAL BELI SALAM
‫َم ْن ا َ ْسلَ َم فَ ْليُ ْس ِل ْم فِ ْي َك ْي ٍل‬
‫َم َْلُ ْو ٍم َو َو ْز ٍن َم َْلُ ْو ٍم اِلَى ا َ َج ٍل‬
‫َم َْلُ ْو ٍم‬
"Barangsiapa melakukan salam,
hendaklah dia melakukan salam pada
takaran yang diketahui dan timbangan
yang diketahui, hingga tempo yang
diketahui."
(HR. Bukhari)
1 Syarat Sahnya
SALAM
PEMBELI harus membayar di depan secara
keseluruhan kepada Penjual. Jika harga
dibayar belakangan (setelah barang
diterima) atau dibayar sebagain (uang
muka atau DP) jual belinya tidak sah.
DALIL WAJIBNYA MEMBAYAR DI DEPAN

• Dalilnya dari Hadits Nabi SAW sebagai berikut:


‫ع ْن بَي ِْع ْال َكا ِل ِئ‬ َّ ‫• أ َ َّن النَّ ِب‬
َ ‫ نَ َهى‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬
‫ِب ْال َكا ِل ِئ‬
• “Bahwa Nabi SAW melarang menjual hutang dengan
hutang.” (HR. Imam Ad-Daraquthni).
• Jika penjual belum memiliki barang, berarti barang masih
dalam tanggungan (hutang) penjual.
• Demikian juga, jika pembeli membayarnya di belakang,
maka pembeli juga masing memiliki tanggungan (hutang).
• Oleh karena itu, jual beli hutang dengan hutang adalah
tidak sah.
2 Syarat Sahnya
SALAM
Hanya untuk jenis barang tertentu saja,
Barangnya termasuk barang yang dihitung,
ditakar, ditimbang. Contoh : gula, beras, dll.
Tidak boleh salam pada barang yang tak
dihitung, ditakar, ditimbang, misalnya: tanah,
bangunan, mobil, dsb.
Dalil
SYARAT KE-2

‫ف إال فِي‬ ْ ‫ف فَال ي ْس ِل‬ َ


َ ‫َم ْن أ‬
‫ل‬ ‫س‬
ْ َ
‫َك ْي ٍل َم ْعل ْو ٍم َو َو ْز ٍن َم ْعل ْو ٍم‬
“Barangsiapa yang melakukan salaf (jual
beli salam), maka hendaklah dia tidak
melakukan salaf kecuali pada takaran yang
diketahui dan timbangan yang diketahui”
(HR Muslim, Shahih Muslim no 1604).
3 Syarat Sahnya
SALAM
Barang tidak boleh langsung dikirim kepada
pembeli. Barang HARUS DITERIMA (Taqobudh)
terlebih dahulu oleh penjual, baru dikirim
kepembeli
DALIL WAJIBNYA BARANG
DI TERIMA DAHULU OLEH PENJUAL

• Imam Ahmad meriwayatkan dari Hakim bin Hizam


Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku berkata, ‘Wahai
Rasulullah aku telah banyak melakukan jual beli,
manakah jual beli yang di halalkan untukku dan mana
yang di haramkan?’
• Lalu beliau menjawab:

َ ‫ش ْيئًا فَالَ تَ ِب ْعه َحتَّى تَ ْق ِب‬


• .‫ضه‬ َ ‫ِإ َذا ا ْشتَ َري‬
َ ‫ْت‬
• ‘Apabila engkau membeli sesuatu, maka janganlah
engkau menjualnya kembali sampai engkau menerima
(barang tersebut).’”
DALIL WAJIBNYA BARANG
DI TERIMA DAHULU OLEH PENJUAL

ِ ‫ان ِجزَ افًا فَنَ َهانَا َرس ْول‬


‫هللا‬ ِ َ‫الر ْكب‬ ُّ ‫ام ِم َن‬ َ َ‫الطع‬ َّ ‫• كنَّا نَ ْشت َ ِري‬
‫سلَّ َم أ َ ْن نَ ِب ْيعَه َحتَّى نَ ْنقلَه ِم ْن َم َكانِ ِه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫صلَّى هللا‬
َ

Dari Abdullah bin Umar, dia berkata, “Dahulu kami (para


sahabat) membeli makanan secara taksiran, maka
Rasulullah melarang kami menjual lagi sampai kami
memindahkannya dari tempat belinya.” (HR. Muslim: 1526)
HUKUM DROPSHIPPING
MODEL KEDUA
Hukumnya BOLEH (Mubah)

Ada syarat dan ketentuan berlaku.


Syarat itu tidak lain adalah bahwa jual beli itu
harus menggunakan akad SAMSARAH
PENGERTIAN SAMSARAH

‫ حرفة يكون محترفها الواسطة بين البائع‬: ‫• السمسرة‬


‫والمشتري‬
• Samsarah (brokerage) adalah suatu profesi
(pekerjaan) dimana pelakunya menjadi
perantara antara penjual dan pembeli.
‫ الوسيط بين البائع والمشتري‬: ‫• السمسار‬
• Simsar (pelaku samsarah, broker) adalah
perantara antara penjual dan pembeli.
• Rawwas Qal’ah Jie, Mu’jam Lughah Al Fuqaha, hlm. 191.
PENGERTIAN SAMSARAH

‫السمسار بأنه اسم ِلمن يعمل للغير‬


َ ‫ف الفقهاء‬
َ ‫ع َّر‬
َ ‫• وقد‬
‫ فإنه‬.‫ وهو يصدق على ال َّدالَّل‬.‫بأجر بيعا ً وشرا ًء‬
‫بأجر بيعا ً وشراء‬
ٍ ‫يعمل للغير‬
• Para fuqoha (ahli fiqih) mendefinisikan simsar
(pelaku samsarah) sebagai orang yang bekerja untuk
orang lain dengan upah baik untuk menjual maupun
untuk membeli.
• Definisi simsar juga berlaku untuk dallaal, yaitu
orang yang bekerja untuk orang lain dengan upah
baik menjual maupun membeli.
• Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 2/310
HUKUM SAMSARAH

• Samsarah adalah pekerjaan yang


halal menurut Syariah Islam.
• Dalilnya:
1. Hadits Nabi SAW yang men-taqrir
samsarah pada masa Nabi SAW.
2. Dalil dari Qais bin Abi Gharazah Al
Kinani RA, dia berkata :
DALIL SAMSARAH

‫ فَخ ََر َج‬،ً‫س َما ِس َرة‬


َ ‫سنَا‬ َ ‫ساقَ ِفي ْال َم ِد ْينَ ِة َون‬
َ ‫س ِمي أ َ ْنف‬ َ ‫• كنَّا نَ ْبتَاع األ َ ْو‬
‫سن‬ َ ‫س َّمانَا ِبا ْس ٍم ه َو أ َ ْح‬
َ َ‫هللا صلى هللا عليه وسلم ف‬ ِ ‫علَ ْينَا َرس ْول‬ َ
‫ ِإ َّن ْالبَ ْي َع يَ ْحضره اللَّ ْغو‬،‫ار‬ ِ ‫ يَا َم ْعش ََر الت ُّ َّج‬:‫ِم ِن ا ْس ِمنَا قَا َل‬
َّ ‫َو ْال َح ْلف فَشوبوه ِبال‬
‫ص َدقَ ِة‬
• “Dahulu kami (para shahabat) berjual beli di pasar-pasar di
Madinah dan kami menyebut diri kami samasirah (para
simsar/makelar). Keluarlah Rasululullah SAW kepada kami
kemudian beliau menamai kami dengan nama yang lebih
baik daripada nama dari kami. Rasulullah SAW bersabda:
‘Wahai golongan para pedagang, sesungguhnya jual beli
sering kali disertai dengan ucapan yang sia-sia dan sumpah,
maka bersihkanlah itu dengan shadaqah”.
• (HR Abu Dawud no 3326; Ibnu Majah no 2145; Ahmad 4/6; Al Hakim
dalam Al Mustadrak no 2138, 2139, 2140, dan 2141).
SYARAT-SYARAT SAMSARAH

• Dalam samsarah disyaratkan sbb:


1. Pekerjaan simsar itu harus jelas (ma’lum).
2. Upah (ujrah) atau komisi (‘umulah) yang diterima oleh
simsar harus jelas (ma’lum).
3. Upah bagi samsarah tersebut tidak terlalu tinggi
(ghaban fahisy) atau mengeksploitir kebutuhan
masyarakat.
4. Samsarah yang dilakukan tidak termasuk samsarah
yang diharamkan, misalnya samsarah dalam jual beli
antara orang kota dengan orang dusun.
5. Tidak boleh ada unsur samsarah ‘ala samsarah
PENJELASAN SYARAT KE-1

• Pekerjaan simsar itu harus jelas (ma’lum),


baik dengan menjelaskan barang yang akan
diperjual-belikan atau dengan menjelaskan
berapa lama simsar bekerja.
• Contoh menjelaskan barang: “Juallah
rumahku yang itu, yang alamatnya di sini,
dst.”.
• Contoh menjelaskan lama bekerja: “Juallah
rumahku dalam waktu satu minggu ini”.
• Jika pekerjaan simsar tidak jelas, maka akad
samsarahnya fasid.
PENJELASAN SYARAT KE-2

• Upah (ujrah) atau komisi (‘umulah) yang


diterima oleh simsar harus jelas (ma’lum):
1. Berupa jumlah uang tertentu.
2. Berupa persentase dari laba.
3. Berupa persentase dari harga barang.
4. Berupa kelebihan harga dari harga yang
ditetapkan penjual.
5. Berupa ketentuan lainnya sesuai
kesepakatan.
• Yusuf Al Qardhawi, Al Halal wal Haran fil Islam hlm. 226,
Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 2/310
BEBERAPA DALILNYA:
• Imam Bukhari berkata dalam kitabnya Shahih Bukhari: “Ibnu
Sirin, Atha`, Ibrahim [An Nakha`i], Al Hasan [Al Bashri],
memandang tidak masalah mengenai upah bagi simsar
[hukumnya boleh].
• Ibnu Abbas berkata, “Tidak masalah [penjual] berkata [kepada
simsar]: ‘Juallah olehmu baju ini dengan harga sekian, maka
apa yang lebih dari harga sekian itu, menjadi milikmu’.”
• Ibnu Sirin berkata: “Jika [penjual] berkata [kepada simsar]:
‘Juallah olehmu barang ini dengan harga sekian. Apa yang
menjadi keuntungannya, itu menjadi milikmu atau dibagi
antara aku dan kamu’, maka hal itu tidak masalah”.
• Telah bersabda Nabi SAW: “Kaum muslimin [bermuamalah]
menurut syarat-syarat di antara mereka”.
• (Yusuf Al Qaradhawi, Al Halal wal Haram fil Islam hlm. 226).
PENJELASAN SYARAT KE-3

• Upah bagi samsarah tersebut tidak boleh terlalu


tinggi (ghaban fahisy) atau mengeksploitir
kebutuhan masyarakat.
• Sebab menjual belikan barang dengan terlalu tinggi
(ghaban fahisy) telah diharamkan syariah.
• Mengeksploitir kebutuhan masyarakat akan
menimbulkan dharar (bahaya) bagi penjual atau
pembeli.
• (Lihat Yusuf Al Qaradhawi, Al Halal wal Haram fil
Islam hlm. 226.)
PENJELASAN SYARAT KE-4

• Samsarah yang dilakukan tidak termasuk


samsarah yang diharamkan.
• Misalnya: samsarah dalam jual beli antara
orang kota dengan orang dusun, dimana
orang dusun tidak tahu harga kota.
• Atau, samsarah yang mengandung unsur
penipuan (al khidaa’).
• Ziyad Ghazal, Masyru’ Qanun Al Buyu’, hlm. 59.
• Taqiyuddin An Nabhani, As Syakhshiyyah Al
Islamiyyah, 2/314-315.
APA SAJA SYARAT SAMSARAH
YANG HARUS DI PENUHI?

Syarat-syarat samsarah yang harus dipenuhi, diantaranya


adalah :
1. Barang yang dikirim wajib atas namakan SUPPLIER,
tidak boleh diatas namakan DROPSHIPPER
2. Dropshipper tak boleh mencari Perantara Lagi (yang
disebut reseller)

PENJUAL -> SIMSAR -> SIMSAR ->PEMBELI

Anda mungkin juga menyukai