Anda di halaman 1dari 67

DAFTAR ISI

BAB 1 Jual Beli .......................................................................... 1


BAB 2 Riba’.............................................................................. 13
BAB 3 Penanaman Modal ........................................................ 27

BAB 4 Syirkah (Kerjasama) ....................................................... 33


BAB 5 Gadai ............................................................................ 40
BAB 6 Hibah ............................................................................ 47
BAB 7 Ariyah (Pinjam Meminjam) ............................................ 54
BAB 8 Wakalah (Perwakilan) .................................................... 58
BAB 9 Ghasab .......................................................................... 62

i
DALIL

Allah berfirman:
ْ ُ َّ َ َ َ
‫هللا أل َب ْي َع َو َح َّر َم ِّألر َبا‬ ‫و أحل‬
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba’.”
َّ ْ َ
‫َل َت ْا ُك ُل ْوأ َأ ْم َو َأل ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِّبال َب ِّاط ِّل ِّإَل َأ ْن َت ُك ْو َن ِّت َج َارة‬
“Janganlah kalian menggunakan harta-harta kalian dengan batil
kecuali di dalam perdagangan.”

Rasulullah bersabda,
ْ ْ
‫ َو أل ُع ْس ُر ِّفي أل َم َو ِّأشي‬،‫ِّت ْس َع ُة َأ ْع َش ِّار ِّألر ْز ِّق ِّفي ِّألت َج َار ِّة‬
“Sembilan puluh persen (90%) rizki di perdaganan dan 10 % di hewan
ternak.”

• Jual beli dalam istilah fiqih disebut juga ‫ بَابُ البُي ُْوع‬/ ‫( بَابُ البَيْع‬babul
bay’/babul buyu’).
• Dalam transaksi jual beli, kita harus tahu betul hukum-hukumnya
dengan teliti karena jika kita tidak tahu efeknya bisa jadi
makanan yang kita makan atau yang kita berikan ke anak istri kita
(keluarga) itu haram.
• Dikatakan oleh Sayyidina Umar:
ْ
‫ َل َي ِّب ْع ِّف ْي ُس ْو ِّق َنا ِّإَل َم ْن َق ْد َت َف َّق َه ِّف ْي‬: ‫هللا عنه‬
ُ ‫رضي‬
َ ‫ألخطاب‬
ِّ ‫عمر ُبن‬
ُ ‫قال‬
‫ وحسنه أأَل لباني في‬. ‫ حسن غريب‬:‫) وقال‬487( ‫ روأه ألترمذي‬. ‫ِّألد ْي ِّن‬
‫صحيح ألترمذي‬
Artinya: Janganlah menjual di pasar kami kecuali bagi orang
yang telah faqih (ahli fiqih) dalam agama (Islam).

2
DEFINISI

Suatu akad (ijab qabul) dengan timbal balik berupa harta


(sesuatu yang bernilai) yang berdampak kepemilikan benda atau
manfaat selama-lamanya.

Kepemilikan Benda Kepemilikan Manfaat


• Hak meleakkan kayu di
• Mobil
tembok rumahnya
• Tanah
• Hak melewati suatu
• Bangunan, dll.
jalan, dll.
NB: Kepemilikan ini bersifat selama-lamanya

Jual beli dinyatakan sah dengan kalimat ijab dari penjual dan
kalimat qabul dari pembeli. Tidak sah suatu akad kecuali dengan
timbal balik (tidak harus berupa uang).

• Segala sesuatu yang ada ijab qabulnya itu dinamakan akad.


• Akad (dalam jual beli) bukanlah suatu adat melainkan akad itu
tertulis dalam syariat.
• Jual beli bisa Sah

Bathil (tidak sah)


Jika jual beli tidak sah maka barang tidak akan
berpindah kepemilikan dan uang pun juga
bukanlah milik si penjual.

• Menurut Imam Syafi’i, dalam jual beli harus ada shighah akad
(aku jual, aku beli), akan tetapi ada ulama yang berpendapat bisa
َ
hanya dengan ‫( ُم َعاطاة‬pemindahan uang dan barang tanpa

3
َ
shighah akad). ‫ ُم َعاطاة‬hanya bisa dalam akad jual beli, jika di akad
pernikahan, dll maka tidak bisa.

• Suatu akad tidak sah kecuali dengan timbal balik, baik berupa
uang ataupun selainnya (tidak harus berupa uang).
• Hukum jual beli ada juga yang
o Haram tapi sah : Jual beli seseorang di waktu khutbah
Jum’at. Jadi jual beli yang dilakukan sah (berpindah
kepemilikannya) tapi hukum melakukannya haram
o Haram dan tidak sah: Rukun-rukun dan syarat-syarat jual
beli tidak terpenuhi.
• Contoh dari jual beli kepemilikan manfaat adalah, seseorang
membeli suatu tanah kemudian dibangun rumah dan dia tidak
memiliki akses untuk keluar masuknya kendaraan kecuali dengan
melewati jalan di tanah orang lain. Lalu ia membeli manfaat dari
tanah tersebut untuk akses keluar masuk kendaraan. Jadi, tanah
tersebut tetap milik orang tersebut tetapi dia memiliki manfaat
tanah untuk akses lewat dan manfaat tersebut selama-lamanya.

RUKUN JUAL BELI

1. Penjual
2. Pembeli
3. Harga
4. Barang
5. Ijab
6. Qabul
• Dikatakan rukun adalah:
َّ َ َّ
‫ُج ْز ٌء ِّم َن َألم ِّاه َي ِّة أل ِّذ ْي َل َي َت َح َّق ُق ِّإَل ِّب ِّه‬
4
Bagian dari esensi yang hanya dapat diperoleh dengannya.

• Dalam rukun jual beli terdapat harga. Harga disini tidak harus
dengan uang melainkan boleh dengan apa saja.

SYARAT PENJUAL DAN PEMBELI

1. Berakal, baligh, dan bukan mahjur (tidak dilarang hakim/syari’at)


▪ Harus berakal, maka tidak sah jika dilakukan oleh orang gila.
▪ Baligh, maka tidak sah jika dilakukan oleh anak kecil, harus
tetap walinya.
▪ Bukan mahjur, yaitu seseorang yang distempel oleh hakim
untuk dilarang dari jual beli sebab dia orang yang suka
membuang-buang uang atau juga dia adalah seorang yang
bangkrut.

2. Tidak dipaksa

3. Jika yang dijual adalah mushaf, kitab hadits, kisah orang


shaleh/salaf, maka pembeli harus beragama Islam
▪ Disyaratkan pembeli harus beragama Islam dalam penjualan
mushaf, kitab hadits, kisah orang shaleh/salaf, begitu juga
dengan budak muslim tidak boleh dijual kepada non muslim
َ َ
karena khawatir jika dimiliki oleh non muslim akan ada ‫اإلهانة‬
ِ
(penghinaan, direndahkan). Tetapi jika selain barang-barang
tersebut, tidak disyaratkan pembeli harus seorang muslim
dengan dalil rasulullah SAW juga melakukan transaksi
dengan yahudi, dll.

5
4. Tidak boleh menjual peralatan perang yang akan digunakan
untuk berperang, merampok, dll.
▪ Tidak boleh juga kita menjual barang yang kita yakin akan
digunakan untuk hal-hal maksiat.
Contoh: Seorang penjual menjual semen kepada seseorang
yang dia yakin bahwa semen tersebut akan digunakan untuk
membangun gereja.

SYARAT BARANG YANG DIJUAL

1. Suci
▪ Tidak sah menjual benda yang najis seperti anjing dan
kotoran hewan. Namun sah menjual baju yang terkena najis
dan dapat disucikan.
▪ Jika jual beli dengan sesuatu yang najis (kotoran hewan, dll)
maka tidak boleh menggunakan akad jual beli tetapi boleh
dengan ‫( َر ْف ُع اليَد‬melepas kepemilikan). Adapun hukum
membeli barang yang najis adalah haram.

2. Bermanfaat walaupun di masa yang akan datang


▪ Tidak sah menjual benda yang tidak bermanfaat.
Contoh: serangga, kalajengking, ular, kelelawar, seruling, dll.
▪ Sedangkan yang bermanfaat untuk berburu, penjagaan,
dinikmati suara atau warnanya, maka sah hukumnya. Begitu
pula kucing karena bermanfaat untuk membunuh tikus.
▪ Bermanfaat walaupun di masa yang akan datang baik dari
segi:
ّ
➢ ‫حسا‬ (umum): Maka tidak sah menjual serangga,
kalajengking, ular, dll yang tidak ada manfaatnya.

6
➢ ‫( رشعا‬syari’at): Maka tidak sah menjual alat musik yang
melalaikan (seperti, gitar, seruling, dll) karena tidak
diperbolehkan dalam syari’at.

3. Dapat diterima

▪ Tidak sah menjual hewan yang hilang, benda yang dicuri


orang dan tak mungkin kembali, benda yang digadaikan, dan
benda yang diwaqafkan.

▪ Maka tanah sengketa, burung lepas atau motor yang dicuri


tidak sah karena tidak dapat diserahkan. Begitu juga dengan
barang waqaf karena barang tersebut sudah kepemilikan
Allah.

4. Barang tersebut milik si penjual, atau milik orang lain tapi


diwakilkan kepadanya untuk dijual

▪ Tak sah seorang suami menjual barang milik istrinya tanpa


seizin si istri.
▪ Tak sah seseorang menjual barang milik temannya di
tokonya, tanpa seizin pemilik.

5. Penjual dan pembeli mengetahui bendanya, ukuran (misal sekilo


beras), dan sifat-sifatnya

▪ Jika membeli rumah : harus melihat atap, ruangan, dan


tembok
▪ Jika membeli kitab : harus melihat lembar demi lembar
▪ Jika membeli kain : harus dibentangkan untuk
mengetahui apakah ada lubang
atau tidak

7
▪ Penjual dan pembeli mengetahui sifat barangnya secara detail
dan harus melihat barang tersebut agar tidak menyesal ke
depannya.

CONTOH JUAL BELI

Ali berkata kepada Ahmad, “Saya jual rumah ini seharga 100 juta.”
Ahmad menjawab, “Saya terima” atau “Saya beli.”

َّ ‫الص ُّد أو ُق َم َع‬


ُّ ‫النبي أي َن َو الصد أيق أي َن َو‬ َ ‫َّ ُ أ‬
‫الش َه َداء‬ ِ ِ ِ ِِ
َّ ‫اْل ِم أي ُن‬ ‫الت ِاجر‬
)‫(ألحديث‬
Rasulullah bersabda, “Seorang pengusaha yang amanat dan jujur
akan dikumpulkan bersama para nabi, shiddiiq (orang yang
sungguh-sungguh di jalan Allah), dan syuhada’.”

Saran dari Ustad Jamal Baagil:

1) Jika barang yang akan dibeli itu barang yang murah (seperti
makanan, pakaian, dll) maka jual beli tersebut dilakukan
tanpa akad tidak masalah, tetapi jika barang tersebut barang
yang besar/mahal (seperti mobil, motor, rumah, dll) maka jual
beli tersebut tetap menggunakan akad.

2) Jika kita mengikuti cara syari’at dalam jual beli insya Allah
tidak akan ada yang menyesal atau dirugikan, karena kaidah
dalam mu’amalat adalah tidak ada pihak yang dirugikan baik
dari penjual maupun pembeli.

8
HASIL TANYA JAWAB

1. Hukum jual beli online yang sistemnya menyerahkan uang dulu


baru barang dan terkadang barangnya tidak sesuai atau
sebaliknya.

➢ Menyerahkan uang dulu, kemudian baru barangnya.

Boleh. Kecuali emas dan perak, Maka harus langsung


diserahkan dan tidak boleh ditunda.
Ada satu akad yaitu salam (pesanan) yang justru harus bayar
terlebih dahulu.
Contoh:
A : “Tolong carikan saya handphone yang layarnya
sekian inch, kapasitasnya seperti ini, RAM-nya
sekian, dan isinya sekian gb (tidak menyebutkan
mereknya, yang penting spesifikasinya seperti itu).
Saya pesan, anda carikan seperti ini dengan uang 2
juta.”

Maka si B harus mencarikan barang tersebut dan


membelikannya, dengan syarat barangnya harus sesuai
dengan pesanan.
➢ Barang dikirim dulu, baru bayar.

Orang yang mengantarkan barang itu mendapat wakalah


dari orang yang menjual.
Contoh :
Sistem COD. Maka, si kurir itu mendapat wakalah
(perwakilan) dari penjual untuk menjualkan barangnya
kepada pembeli.

9
➢ Barang tidak sesuai dengan pesanan.

Tidak sah jual belinya, boleh untuk dikembalikan.

2. Profesi dokter gigi (jasa) apa termasuk jual beli? Bagaimana


akadnya?

➢ Jasa itu bukan termasuk jual beli, tapi termasuk ijarah (sewa-
menyewa).

Dokter gigi itu disewa jasanya untuk memperbaiki gigi, dsb.


Kita pakai jasanya dan kita bayar. Kalua jual gigi palsu, baru
itu termasuk jual-beli.

3. Hukum jual beli dengan system dropship?

➢ Boleh, karena itu termasuk wakalah.

Tidak harus dengan kalimat ‘aku wakilkan kepadamu untuk


menjual barang ini’. Yang penting dengan kata yang
menunjukkan makna ‘tolong jualkan’ atau ‘aku jualkan
barangmu’.

4. Hukum jual beli pupuk kandang dan menentukan harganya?

➢ Tidak boleh dengan akad jual beli, tapi dengan shighah


raf’iul yad (melepas kepemilikan).

Tidak boleh dengan kalimat ‘aku jual / aku beli pupuk ini.’
Tapi dengan kalimat ‘saya melepas kepemilikan pupuk ini ke
anda dengan harga sekian.’
Boleh untuk menentukan harganya.

10
5. Hukum anak kecil membeli jajan

➢ Tidak sah. Harus orang tuanya yang membelikan

Ada pendapat ulama’:


Kalau barang yang murah seperti permen, snack, maka
boleh hukumnya. Kalau seperti sepeda motor, emas, mobil,
rumah, atau barang berharga lainnya, maka tidak sah.

6. Hukum menjual hp dengan syarat nanti kita beli barang itu


kembali dengan harga yang sama pada pembeli tadi.

➢ Hukum jual belinya boleh, tapi persyaratannya hilang. Jadi,


kalau si pembeli mau menjual ke orang lain, boleh
hukumnya.

Tidak ada perbedaan pendapat dalam sahnya. Namun,


terdapat perbedaan pendapat dalam menepati janjinya
untuk tidak menjual hp itu ke orang lain. Ada yang
mengatakan wajib menepati janji tersebut, ada yang tidak
wajib (boleh menjual hp itu ke orang lain).
Pendapat terkuat adalah tidak wajib menepati janji
tersebut.

7. Hukum pembelian tanah secara kredit. Perjanjian awal akan


melunasi, di tengah-tengah ia tak mampu membayar dan
meminta untuk menjual ke orang lain. Jika sudah terjual ke orang
lain, apa uang yang sudah diterima dianggap dp dan hangus, atau
kembali 100%?

➢ Kalau gagal, maka harus dikembalikan uang dan tanahnya.

11
Hukumnya memberikan uang muka dalam jual beli suatu
barang, kemudian ketika dibatalkan uangnya tidak
dikembalikan/hangus adalah Haram.
Memberi uang muka itu hukumnya boleh. Tapi ketika terjadi
pembatalan jual beli, maka uang muka tersebut harus
dikembalikan kepada pembeli.
Kecuali jika merugikan salah satu pihak, contoh:
Si A membeli rumah seharga 1 miliyar kepada si B dalam
kurun pembayaran satu tahun. Kemudian dalam jangka satu
tahun tersebut Si A tidak dapat membayarnya, maka Si A
harus membayar biaya sewanya karena telah merugikan si B
(dengan mencegahnya untuk bertransaksi kepada orang lain
dalam kurun satu tahun).

8. Hukum menjadi makelar

➢ Boleh. Makelar termasuk menyewa jasa. Membeli informasi


dengan kesepakatan sekian persen dari penjualan.

9. Hukum kredit

➢ Selama tidak ada bunga, maka hukumnya boleh. Tapi kalau


ada bunganya, maka hukumnya jadi haram.

12
13
ۡ ُ ‫َ َ َ َّ ه‬
‫ّٰللا أل َب ۡي َع َو َح َّر َم ِّألر ٰبوأ‬ ‫وأحل‬
"Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." (Al
Baqarah: 275).

DEFINISI
Suatu akad untuk barang tertentu, yang tidak diketahui
persamaannya dalam kacamata syariat ketika akad atau tidak kontan.
َ َ ِّ
• Riba dari segi bahasa artinya ‫( الزيادة‬menambah).
ٰ َّ َ ْ ُ َ ۟ ٰ َ َ ُ َّ َ ُ َ ْ َ
‫لص َد َق ِّت‬‫يمحق ّٰللا أ ِّلربوأ وير ِّبى أ‬ •
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (Al
Baqarah: 276).

• Dalam riba, tampaknya uang yang kita miliki semakin banyak.


Namun hakikatnya semakin berkurang. Jika kita bersedekah,
tampaknya harta yang kita miliki berkurang tetapi hakikatnya
semakin bertambah.
• Riba hanya pada barang-barang tertentu. Karena tidak semua
barang yang dijual mengandung riba.
• Di dalam fiqih, terdapat istilah ‫الرب ِوية‬
َّ َ
ِّ yaitu barang-barang yang
harus berhati-hati dalam berjual beli karena di dalamnya
terdapat riba.

HUKUM RIBA’

Haram. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,


ُ ‫َل َع َن‬
‫هللا َأ ْكـ ـ َل ِّألر َبا َو َم ْو ِّك َل ُه َو َكا ِّت َب ُه َو َش ِّاه َد ْي ِّه‬
“Allah SWT melaknat pemakan riba’, yang mewakilkannya, yang
mencatatnya, dan yang menyaksikannya.”
14
Riba’ diharamkan di:

1. Makanan (karena berupa makanan pokok)


2. Emas dan perak (karena dipakai sebagai alat transaksi)

Syarat jual beli makanan sejenis (seperti gandum bur dengan bur) :

1. Setara ukurannya
▪ Takaran dengan takaran (contoh: liter dengan liter)
▪ Timbagan dengan timbangan (contoh: kg dengan kg)
Maka tidak sah 1 liter bur dengan 0,95 bur

2. Serah terima sebelum berpisah


3. Kontan

Syarat jual beli makanan yang berbeda jenisnya (seperti gandum bur
dengan sya’ir) :

1. Kontan
2. Serah terima sebelum berpisah

• Riba termasuk maksiat yang diancam peperangan oleh Allah


SWT.
• Makanan pokok, emas, dan perak termasuk barang riba. Begitu
juga mata uang atau uang kertas. Karena alat yang dipakai untuk
bertransaksi saat ini adalah uang.
• Mayoritas ulama berpendapat bahwa mata uang menempati
kedudukan emas dan perak.

15
• Syarat sah jual beli yang sejenis (emas dengan emas, beras
dengan beras):

➢ Setara ukuran
Emas dengan uang diperbolehkan. Karena uang menempati
kedudukan emas dan perak. Dengan syarat nilai uangnya
harus sama. Jika nilainya berbeda maka dianggap riba.
Contoh: 1 kg emas (seharga 850 juta) dibayar dengan uang
800 juta. Maka termasuk riba karena uang yang dibayarkan
nilainya tidak sama.
➢ Serah terima sebelum berpisah
Serah terima barang dan uang harus di tempat transaksi. Jika
lewat telepon, maka tak boleh.
➢ Kontan
Penyerahan uang harus secara langsung. Jika uang
diserahkan terlebih dahulu, lalu emas di hari berikutnya
maka hukumnya haram. Begitu pula jika emas diterima
terlebih dahulu dan uang diserahkan di hari berikutnya.

• Syarat sah jual beli yang berbeda jenis


1. Kontan
2. Serahterima sebelum berpisah

• Untuk timbangan atau ukuran tidak harus setara karena nilainya


berbeda.

Contoh:
1) Aku beli emas milikmu 1 kg dengan perak milikku 10 kg.
Maka hukumnya boleh karena tidak disyaratkan sama
ukurannya.

16
2) Aku beli beras 1 ton dengan jagung milikmu 1,5 ton. Maka
hukumnya boleh karena nilai jagung lebih rendah namun
ditinggikan ukurannya untuk menyetarakan nilai beras.

• Jika jual beli beras dengan emas, maka tidak ada persyaratan.
Jika ukurannya harus setara, maka apakah 1 kg beras setara
dengan 1 kg emas?! Dan boleh hutang karena tidak harus kontan.
Dan barang bisa diantarkan karena tidak harus serah terima di
tempat transaksi.

MACAM-MACAM RIBA’

1. Riba’ Fadhl : Menjual sesuatu yang sama jenisnya, namun


berat yang lebih disatu barang saja.
ْ
Contoh : ‫ ِّب ْع ُت َك َه َذأ أل َخ َات َم َّألذ َه َب ِّب ِّض ْع ِّف ِّه َو ْزنا ِّم َن‬: ‫أأ‬
‫َّألذ َه ِّب‬
‫ َ َق ِّب ْل ُت‬: ‫ب‬
A : “Aku jual kepdamu cincin emas ini dengan
emas yang beratnya dua kali darinya.”
B : “Ya, aku terima.”

2. Riba’ Nasa’ : Menjual sesuatu barang yang sama jenisnya,


timbangannya. Namun penyerahan barang
tidak bersamaan dengan akad (bertempo/
hutang).

17
ْ ْ
Contoh : ‫ ِّب ْع ُت َك َه َذأ أل َو ْس َق أل ِّح ْن َط َة ِّب َو ْس َق ْي ِّن ِّم َن ُّألذ َّر ِّة‬: ‫أأ‬
‫ُم َؤ َّج َل ْي ِّن ِّإ َلى َش ْهر‬
‫ َ َق ِّب ْل ُت‬: ‫ب‬
A : “Aku jual kepadamu 1 wasaq gandum ini
dengan 2 wasaq jagung, keduanya secara
tempo sampai 1 bulan.”
B : “Ya, aku terima.”

3. Riba’ Yad : Menjual sesuatu barang yang sama jenisnya,


yang bertempo penyerahan barang di majelis
akad.
ْ ْ ْ ْ
Contoh : ‫ ِّب ْع ُت َك َه َذأ أل َو ْس َق أل ِّح ْن َط َة بهذأ أل َو ْس ِّق أل ِّح ْن َط ِّة‬: ‫أأ‬
‫ َ َق ِّب ْل ُت‬: ‫ب‬
ُ َ َّ َ ْ َ َ َ َ َ َ
)‫ض‬ ِّ ‫(و يتف َّرقا قبل ألتـ ــقاب‬
A : “Aku jual kepadamu 1 wasaq biji gandum
ini dengan 1 wasaq biji gandum.”
B : “Ya, aku terima.”
(Kemudian mereka berpisah sebelum
melakukan serah-terima barangnya.)

4. Riba’ Qordh : Pinjaman yang dimanfaatkan oleh si


peminjam
Contoh : A : “Aku pinjami kamu uang 1 juta dengan
syarat kau kembalikan 1,1 juta”
B : “Ya, aku terima.”

18
• Macam-macam riba ini muncul karena syarat jual beli ada yang
tak terpenuhi.
• Riba Qordh (piutang) paling sering terjadi. Yaitu pinjaman yang
dimanfaatkan oleh si peminjam.
• Para ulama bahkan melarang untuk meminta doa dari orang
yang meminjam uang. Misalnya:
A : “Saya mau pinjam uang Rp 200.000,00 darimu.”
B : “Oke, tapi dengan syarat doakan saya!”

JUAL BELI YANG DIHARAMKAN (TAPI SAH)

• Jika jual belinya sah maka barang dan uang berpindah


kepemilikan. Jika tidak sah maka kepemilikan tidak berpindah.

1. Menjual barang dengan syarat

Segala macam transaksi jual beli yang di dalamnya terdapat


syarat (yang tidak diperkenankan oleh syari’at) maka hukumnya
haram.
Syarat yang diperbolehkan dalam syari’at ada 3:
َ َ ‫ُس‬
➢ ‫ن‬ : Terdapat sunnah di dalamnya
َ َ َْ
➢ ‫ُمقتضاياة‬ : Dibutuhkan
َ
➢ ‫َمص ِالح‬ : Terdapat kemaslahatan

Contoh: “Kujual kepadamu handphone ini dengan syarat kau


pinjami aku uang 100 ribu rupiah.”

2. Bai’ul Urbuun

Yaitu si A membeli barang dan membayar uang muka (DP).

19
▪ Jika si A senang dengan barang tersebut, maka
pembayaran dilunasi.
▪ Jika si A tidak senang dengan barang tersebut, maka
uang muka (DP) tetap menjadi milik si penjual.

Bai’ul Urbuun adalah jenis jual beli yang sering terjadi (DP hangus
jika transaksi batal).

Bai’ul Urbuun ini hukumnya haram walaupun ada perjanjian


notaris atau kedua pihak saling ridho.
3. Menimbun

Yaitu seorang penjual barang datang ke kota dan bertemu si


A. barang jualan itu sedang dibutuhkan penduduk kota.
Si A berkata, “Jangan kau jual sekarang! Aku akan menjualkan
untukmu sedikit demi sedikit supaya harganya tinggi.”
Menimbun makanan pokok (barang yang dibutuhkan orang)
hukumnya haram. Pelakunya dianggap dholim. Jika menimbun
pada barang tidak dibutuhkan, seperti HP, maka tidak apa-apa.
Karena tanpa HP, manusia masih bisa hidup.
4. Berani membeli dengan harga lebih tinggi ( ‫ألس ْوم َع َلى َس ْو ِّم َأ ِّخ ْي ِّه‬
َّ )
Penjual dan pembeli telah sepakat harga. Tiba-tiba muncul
si A dan berkata, “Wahai penjual, jangan kau jual padanya! Aku
akan membelinya dengan harga yang lebih tinggi.”
ْ
5. Berani menjual dengan harga lebih murah ( ‫)أل َب ْي ُع َع َلى َب ْي ِّع َأ ِّخ ْي ِّه‬
Penjual dan pembeli telah sepakat harga. Tiba-tiba muncul
si B dan berkata, “Wahai pembeli, batalkan transaksi kalian! Aku
akan menjual produk yang sama dengan harga yang lebih
murah.”
20
6. Membeli anggur yang akan diproses oleh pembeli menjadi
khamr.

KHIYAR (PILIHAN)
Yaitu pilihan untuk meneruskan jual beli atau membatalkannya.

1. Khiyar Majlis : Pilihan untuk membatalkan akad sebelum


berpisah
2. Khiyar Syart : Kesepakatan antara pembeli dan penjual
3. Khiyar ‘Aib : Jika ditemukan cacat produk

• Jika di suatu toko terdapat tulisan “barang yang sudah dibeli


tidak dapat dikembalikan lagi,” maka toko tersebut
menggugurkan hak khiyar.
• Khiyar ada 3:

➢ Khiyar Majlis
Jika penjual dan pembeli masih berada di tempat transaksi,
maka boleh membatalkan transaksi. Kecuali jika dalam akad
disebutkan ‘saya gugurkan hak khiyar.’
Contoh:
1) Ketika di toko, penjual dan pembeli telah bertransaksi.

Pembeli : “Saya beli barang ini.”


Penjual : “Baik, saya jual barang ini dan saya gugurkan
hak khiyar”
Pembeli : “Oke, saya gugurkan hak khiyar”
Dalam contoh ini kedua pihak sepakat menggugurkan
hak khiyar.
2) Ketika di toko, penjual dan pembeli telah bertransaksi.
21
Pembeli : “Saya mau beli barang ini.”
Penjual : “Baik, saya jual barang ini dan saya gugurkan
hak khiyar”
Dalam contoh ini, hak khiyar si penjual telah gugur.
Sedangkan si pembeli masih memiliki hak khiyar.
Demikian pula sebaliknya. Jika hanya pembeli yang
menggugurkan hak khiyar, maka si penjual tetap
memiliki hak khiyar.
➢ Khiyar Syart
Penjual atau pembeli meminta syarat tenggang waktu
beberapa hari untuk mengesahkan jual beli tersebut.
Maksimal 3 hari. Jika melebihi 3 hari maka tidak bisa dan
tidak berlaku.
Jika barang berupa makanan dan rusak dalam 2 hari, maka
khiyar syart berlaku 2 hari saja.
➢ Khiyar ‘Aib
Tetap berlaku jika aib ditemukan setelah barang dibuka.
Contoh ketika membeli buah semangka.
Pembeli : “Saya mau beli Semangka ini.”
Penjual : “Oke, semangka ini sudah matang, enak, dan
manis.”

Sesampai di rumah semangka dibelah, ternyata masih


mentah atau busuk. Maka si pembeli boleh
mengembalikannya.

• Tidak boleh jual beli yang terdapat unsur penipuan di dalamnya.


Misalnya menjual mobil lama. Lalu dimasukkan ke salon mobil
dan dipercantik hingga terlihat baru. Setelah dibeli, baru
ketahuan kerusakan mobil tersebut.

22

َ ْ َ
Penipuan ini disebut sebagai ‫ْصية‬
ِ ‫ت‬. Contoh lain menjual sapi
yang tidak diperah selama 1 minggu (si penjual mengikat puting
susunya). Ketika si pembeli memerah, keluar susu yang banyak.
Tetapi beberapa hari kemudian, susunya menjadi sedikit atau
tidak ada.

َ ْ َ
Hukum ‫ْصية‬
ِ ‫ ت‬adalah haram.

23
HASIL TANYA JAWAB

1. Hukum jual beli forex online

➢ Hukumnya sama dengan jual beli emas dengan emas.

Boleh, dengan 3 syarat: setara ukurannya, serah terima di


majelis, dan kontan.
2. Hukum tukar tambah emas

➢ Boleh. Yang penting nilainya sama antara emas dengan


uang.

Misal: Tukar tambah emas 2 gr dengan 3 gr.


Caranya: Emas yang 2 gram dijual terlebih dahulu. Setelah
serah terima, beli lagi 3 gram dengan akad baru.
3. Hukum pinjam uang ke bank, apakah barang jualan menjadi
riba’?

➢ Bukan jualannya, tetapi hukum meminjam uang bank


adalah haram karena ada bunganya.

Contoh: Beli sepeda motor 15 juta. Jika kredit satu tahun


menjadi 16 juta.
▪ Haram
Harga aslinya 15 juta. Tapi kalau dicicil setahun, maka
berbunga menjadi 16 juta (harga cicilan per bulan sekian
+ bunga sekian).
▪ Halal
Beli motor dengan uang muka 2 juta dan cicilan tiap
bulan ‘sekian’. Kemudian setelah ditotal hasilnya tetap

24
sama 16 juta (tidak boleh ada syarat denda jika
terlambat melunasi).
4. Hukum uang bunga disedekahkan ke orang miskin

➢ Terdapat perbedaan pendapat ulama’

Pendapat terkuat: Tidak boleh disedekahkan ke orang


miskin.
➢ Uang bunga/riba’:
▪ Boleh digunakan untuk kepentingan umum seperti:
membangun jalan, selokan, kamar mandi umum, dan
lampu jalan.
▪ Tidak boleh digunakan untuk keperluan masjid
▪ Menurut Habib Masyhur, uang riba’ itu digunakan untuk
sampah, WC, dan apapun yang sifatnya kotor.
▪ Tidak boleh digunakan untuk membayar denda.

5. Hukum menjadi karyawan di Bank Konvensional

➢ Haram. Meskipun tidak ikut campur tangan seperti


satpam, tukang parkir, dll. Bahkan hadiah dari bank juga
tidak boleh dinikmati.

6. Hukum menabung di bank konvensional yang ada bunganya

➢ Boleh, asalkan bunganya tidak dimakan. Bunga tersebut


wajib disisihkan untuk kepentingan umum. Kalau tidak
diambil, maka seakan-akan kita membantu bank.

7. Hukum ShopeePay Later

➢ Jika tidak ada bunganya maka boleh.

25
8. Hukum jual beli saham dan asuransi

➢ Asuransi banyak perbedaan pendapat. Jika tak diwajibkan


negara, maka sebaiknya jangan. Jika diwajibkan negara,
maka hukumnya boleh.

Contohnya di Indonesia ada BPJS yang hampir wajib. Kalau


tidak punya BPJS nanti pengobatannya mahal, rumit, dll,
maka hukumnya boleh.
➢ Asuransi yang diperbolehkan:

▪ Asuransi pesawat. Beli tiket pesawat otomatis ada


asuransi jiwa. Jika tak diwajibkan, maka sebaiknya
jangan.
▪ Di Australia, jika terjadi kecelakaan mobil, maka biaya
servis setara dengan harga rumah (harus jual rumah).
Maka asuransi seperti ini hukumnya boleh.
Sedangkan di Indonesia, harga servis sekitar 2 juta.
Maka tak perlu asuransi.
➢ Jual beli saham boleh, asal jelas semuanya.

26
27
DALIL
Qiradh juga disebut Mudharabah dan Muqarabah
َ
‫ل ْي َس َع َل ْي ُك ْم ُج َن ٌاح َأ ْن َت ْب َت ُغ ْوأ َف ْضًل ِّم ْن َّر ِّب ُك ْم‬
Allah SWT berfirman, “Tidaklah berdosa atas diri kalian untuk
mencari keutamaan dari Tuhan-Mu.”

• Dalam Madzhab Imam Syafii penanaman modal disebut Qiradh


dan di madzhab lain Mudharabah.
• Perbedaan Qiradh dan Syirkah
Qiradh : Modal murni dari pemilik dan pembagian
keuntungan dengan prosentase yang
sudah disepakati.
Syirkah : Semua pihak sama-sama mengeluarkan modal dan
pembagian keuntungan tak sesuai kesepakatan
namun sesuai modal.

DEFINISI

Si pemilik modal menitipkan uangnya kepada pihak lain untuk


diputar/diperdagangkan dengan keuntungan dibagi untuk mereka
berdua.

RUKUN QIRADH (PENANAMAN MODAL)

1. Pemilik modal
2. Pekerja (orang yang memutar/memperdagangkan uang)
3. Modal
4. Perdagangan

28
5. Keuntungan
6. Ijab qabul

SYARAT PENANAM MODAL

Seseorang yang sah berdagang.

Maka anak kecil, orang gila, dan orang bodoh atau dungu
tidak sah memutarkan uangnya kepada seorang pekerja. Namun
harus melalui wali mereka. Seperti Khalifah Umar yang menjadi wali
anak-anak yatim dan memutarkan uang mereka kepada seorang
pekerja.

Perkecualian bagi seorang yang buta, maka ia sah melakukan


qiradh meskipun tidak sah bekerja sendiri.

SYARAT PEKERJA

1. Boleh berdagang

Namun ia harus berhati-hati dalam berdagang. Tak boleh


bepergian sambil membawa modal jika berbahaya, tak boleh
kulakan jika belum pasti menguntungkan atau tidak.

2. Ditentukan orangnya

Maka tidak sah jika si pemilik modal berkata: “Aku putarkan


uang ini kepada salah satu dari kalian berdua,” tanpa
menentukan orangnya.

3. Bekerja sendiri (tidak boleh ada campur tangan pihak lain)

29
Namun ia boleh menyewa orang lain untuk membantu
pekerjaannya.

• Tidak boleh ada campur tangan pihak lain dalam bekerja


walaupun pemilik modal.

SYARAT MODAL

1. Berupa uang kontan


▪ Maka tidak sah modal berupa barang, perhiasan, jasa, dll.

2. Dapat diketahui jenis, ukuran, dan sifat

3. Modal tersebut jelas (bukan hutang) dan berada di tangan


pekerja

• Modal tersebut bukanlah sesuatu yang berada di tanggungan


orang seperti hutang, dll. Uang harus kontan/ada sebelum akad.

SYARAT PERDAGANGAN
1. Berupa jual beli
2. Pemilik modal memberikan keleluasaan kepada si pekerja dan
tidak membatasinya
Maka tidak sah memaksa pekerja untuk membeli barang
tertentu, atau jenis barang yang langka, atau kulak dari orang
tertentu, atau di hari tertentu.

• Tak boleh berupa produksi karena resiko rugi terlalu besar.


Contoh jika kulakan gandum kemudian dibuat menjadi roti.
Maka tak boleh karena bukan jual beli dan batal qiradhnya.

30
• Pekerja harus mendagangkannya dengan hati-hati karena uang
modal milik orang. Tak boleh dihutangkan, dll.

SYARAT KEUNTUNGAN

1. Untuk pemilik modal dan pekerja

Jika misalnya pekerja berkata, “Keuntungan dibagi untuk 3


pihak yaitu pemilik modal, pekerja dan amal kebaikan,” maka tak
sah.

2. Pekerja mendapatkan prosentase keuntungan (misal : 30%


keuntungan)

Maka tak sah jika keuntungan pekerja berupa barang tertentu


(misalnya pekerja mendapatkan sepeda motor) atau jumlah
tertentu (misalnya mendapatkan 5 buah sepeda) atau gaji per
bulan. Tapi harus berupa pro sentase keuntungan.

• Untuk pemilik modal dan pekerja, namun boleh diberikan untuk


amal setelah pembagian keuntungan.
• Harus berupa prosentase, tak boleh berupa nominal.

Contoh:
A : “Aku beri 100 jt, kamu kelola uang ini. Jika untung maka
buatmu 5 jt.”
B : “Berapa untung yang didapat?”
A : “Tidak tahu, jika untung 20 jt maka saya 15 jt kamu 5jt.
Jika 5 jt maka semuanya untukmu.”
Maka hukumnya tak boleh karena keuntungannya berupa
nominal.

31
CONTOH QIRADH

Ali berkata kepada Ahmad, “Aku serahkan kepadamu uang


100 juta sebagai pemutaran modal dengan prosentase keuntungan
50% untukmu sebagai pekerja.”

Ahmad berkata, “Ya, aku terima.”

32
33
DALIL
Rasulullah SAW bersabda,
َ َّ ‫ أأ َنا َثا ِّل ُث‬: ‫هللا َت َع َالى‬
.‫ألش ِّر ْي َك ْي ِّن َما ل ْم َي ُك ْن َأ َح ُد ُه َما َص ِّاح َب ُه‬ ُ ‫َي ُق ْو ُل‬
)‫ َخ َر ْج ُت ِّم ْن َب ْي ِّن ِّه َما (ألحديث‬،‫َف ِّإ َذأ َخ َان َأ َح ُد ُه َما َص ِّاح َب ُه‬
Allah berfirman: “Aku adalah yang ketiga dari dua orang yang
bekerja sama selama mereka tak berkhianat kepada temannya. Jika
salah seorang mengkhianati temannya, maka Aku keluar dari mereka
berdua.”

DEFINISI

Suatu perjanjian (akad) yang menentukan kepemilikan


sesuatu bagi dua orang atau lebih dengan cara mencampur uang.

Jika terdapat 3 orang masing-masing memiliki uang 1 juta.


Lalu mereka memutuskan untuk bisnis bersama. Maka mereka
mencampur uang mereka dan tiap orang mengizinkan satu sama lain
untuk menjalankan bisnis. Maka ini adalah syirkah. Mereka pun
terserah menamakan bisnis mereka. Misal Perusahaan Abdullah atau
CV Al Falah

• Tak boleh memetakan modal dan menentukannya untuk jual beli


tertentu.

Contoh:
Zaid dan Amr syirkah jual beli payung. Zaid memodali 10 jt dan
Amr 5 jt. Dari 10 jt tesebut dibelikan payung merk A dan dari 5

34
juta diberikan payung merk B. Kemudian hasil untung merk A
untuk Zaid dan merk B untuk Amr.

• Diantara syirkah yang haram, yaitu syirkah abdan karena


terdapat kedholiman di dalamnya.

Contoh:

1) Kerjasama antara 3 kuli di stasiun kereta api. Setiap ada


orang yang turun dari kereta, mereka mengangkatkan
barang-barangnya. Kemudian mereka mengumpulkan
hasil yang didapat dan dibagi 3.

2) Kerjasama tukang potong. Zaid dan Amr sama-sama


memberi modal 10 jt. Dari modal tersebut dibelikan alat
potong. Lalu Zaid bekerja sendiri, begitu juga dengan
Amr. Kemudian pembagian keuntungan di setiap bulan,
Zaid 50% dan Amr 50%.

Hukumnya haram karena beban yang ditanggung setiap orang


berbeda.

SYARAT SYIRKAH

1. Terdapat modal dari dua orang atau lebih


2. Nilai modal tersebutu diketahui satu sama lain
3. Modal tersebut dicampur
4. Saling mengizinkan satu sama lain untuk menjalankan bisnis,
atau memberi izin kepada orang yang ditunjuk
5. Prosentase untung/rugi berdasarkan modal

35
Syirkah Muslim dengan Kafir
Seorang muslim diperbolehkan (makruh) untuk
bekerjasama dengan orang kafir dalam bisnis. Asalkan ia bukan
orang kafir yang memerangi Islam. Jika memang seseorang
dituntut untuk bekerjasama dengan seorang kafir, maka
hendaknya ia berhati-hati dan waspada. Karena kuatir adanya
penipuan dll

RUKUN SYIRKAH

1. Dua orang yang mencampur kepemilikan (misalnya uang)


2. Modal uang dari tiap orang
3. Ijab qabul

SYARAT DUA ORANG YANG MENCAMPUR HARTANYA

Boleh mewakilkan dan boleh menjadi wakil

SYARAT MODAL UANG

1. Sama jenis dan sifatnya


Maka modal keduanya harus sama-sama mata uang rupiah

2. Modal uang tersebut dicampur sebelum ijab qabul hingga tak bisa
dibedakan
3. Adanya izin bagi orang yang memutar modal
4. Untung/rugi berdasarkan prosentase modal

36
• Pembagian keuntungan/kerugian berdasarkan prosentase
modal. Jika terdapat kerugian, maka yang paling banyak
menanggung adalah pemodal yang paling tinggi prosentasenya.
• Saham termasuk syirkah
• Tidak boleh tanam saham dengan keuntungan yang sudah
diprosentase dari awal.

SYARAT LAFADZ

Menggunakan kata-kata yang bermakna izin untuk memutar


modal bagi pemutar modal

CONTOH SYIRKAH (KERJASAMA)

Ali memiliki uang 50 juta dan Ahmad juga memiliki 50 juta.


Lalu uang keduanya dicampur. Mereka berdua berkata, “Kami
bekerja sama dan saling mengizinkan untuk memutar uang.”

SY. KHODIJAH & NABI MUHAMMAD

Sy. Khadijah r.a adalah wanita kaya dari suku Quraisy. Lalu ia
melakukan qiradh dengan Nabi Muhammad sebelum diutus. Sy.
Khadijah sebagai pemilik modal berupa barang dagangan. Lalu Nabi
Muhammad sebagai pekerja menjual barang dagangan tersebut
hingga ke Syam dan meraih keuntungan yang berlimpah.

37
HASIL TANYA JAWAB
(QIRADH & SYIRKAH)

1. Hukum jika ingin berdagang kemudian dimodali oleh saudara,


tetapi ia memberi modal dengan cuma cuma (tidak
membutuhkan bagi hasil)

➢ Boleh, karena itu termasuk qiradh.

➢ Keuntungan qiradh dengan prosentase. Boleh 10% untuk


pemberi modal, 90% untuk pekerja. Atau bahkan 100%
untuk pekerja.

➢ Yang tidak diperbolehkan; keuntungan 100% untuk pemberi


modal atau menyertakan orang lain untuk mendapat
keuntungan.

2. Penanggung kerugian dalam qiradh atau syirkah

➢ Qiradh: Sistemnya dengan prosentase keuntungan. Jika


tidak ada untungnya, maka pekerja tidak mendapat apa-apa.
Kerugian ditanggung pemilik modal.

➢ Syirkah: Untung dan rugi ditanggung semua pihak sesuai


prosentase modal yang mereka keluarkan.

3. Jika ada pekerja lain, gajinya diambil dari biaya operasional atau
dibagi sama pekerja pertama?

➢ Jika pekerja pertama, dia sudah mendapat prosentase.


Maka tidak perlu mendapat ujrah.

Misal: Si A memberi modal sebesar 100 juta kepada si B


untuk dikelola. Untungnya dibagi dua dengan si A. Dan si A

38
tidak perlu membayar ujrah untuk si B karena dia sudah
mendapat prosentase.
Jika si B mau mempekerjakan orang, maka tidak apa-apa.
Tapi itu dianggap pengeluaran/ujrah dari pekerjaan itu.
Setelah ujrah itu diberikan, hasil keuntungan dibagi berdua.
4. Hukum jika sudah terlanjur kerjasama qiradh, tapi modal sudah
diputar untuk produksi

➢ Tidak boleh dengan nama qiradh, namun boleh dengan


meminjamkan uang. Untuk keuntungannya dengan janji saja
(‘nanti kalau dapat uang, saya kasih’).

5. Hukum jika keuntungan qiradh berupa barang yang seniali


prosentase yang telah disepakati

➢ Tidak boleh. Keuntungan harus berupa uang karena


modalnya juga harus berupa uang.

6. Hukum reksa dana: Boleh, karena termasuk syirkah.

7. Hukum deposit di bank

➢ Bank Konvensional: Haram, karena keuntungannya


langsung dengan nominal (atau bunga sekian persen per
bulan) bukan dengan prosentase.

➢ Bank Syari’at: Boleh, karena keuntungannya menggunakan


prosentase. Oleh karena itu keuntungan deposit mereka
setiap bulan berbeda.

39
40
DEFINISI
Menjadikan suatu barang yang berharga sebagai jaminan,
yang bisa diambil ketika tidak mampu melunasi hutang.

• Ketika kita khawatir uang kita dipinjam orang dan kita butuh
dengan suatu jaminan maka jaminan itulah yang disebut rohn
(gadai).

RUKUN GADAI

1. Barang yang digadaikan


2. Hutang
3. Dua orang yang berakad
4. Akad

• Barang jaminan tidak harus di tangan penerima gadai, bisa di


penggadai atau pihak ke – 3.
• Ketika penggadai tak mampu melunasi hutangnya, maka
penerima gadai menjual barang jaminannya.
• Jaminan tidak harus seharga hutang.
• Jika harga jaminan melebihi hutang maka penerima gadai harus
mengembalikannya ke penggadai. Jika harga jaminan di bawah
hutang, maka kurangnya tetap di tanggungan penggadai.

SYARAT BARANG YANG DIGADAIKAN

1. Wajib berupa barang


▪ Tidak sah menggadaikan hutang.
Contoh:

41
Zaid meminjam uang pada amr 1 juta. Amr meminta Zaid untuk
memberikan jaminan. Zaid berkata, “aku jadikan hutang bakar
padaku sebesar 2 juta sebagai jaminan. Dan jika aku tidak
mampu membayarnya ambillah 1 juta di Bakar.”
Maka hukumnya tidak sah karena jaminan yang digunakan Zaid
berupa hutang.
2. Harus barang yang sah diperjualbelikan
▪ Tidak sah menggadaikan barang yang tidak bisa
diperjualbelikan seperti barang waqaf.
• Dalam rohn tidak boleh mengambil keuntungan baik dengan
penggunaan barang jaminan atau menambah pengembalian
hutang. Tak apa mengenakan biaya untuk penyimpanan barang
jaminan dengan syarat akadnya berbeda.

SYARAT HUTANG

1. Hutang
2. Diketahui bentuk dan sifatnya
▪ Hutang diketahui oleh penggadai dan penerima gadai.
Contoh:
1) Saya gadaikan hp ini padamu dengan hutang berapapun
yang akan kamu beri.

Maka tidak boleh karena hutangnya tidak diketahui.


2) Saya hutang padamu 1 juta dengan jaminan apapun yang
kamu mau.

Maka tidak boleh karena jaminannya tidak diketahui.

42
3. Barang sudah ada/tetap

Contoh: Hutang seorang suami kepada istrinya berupa nafkah.

Seorang suami wajib memberi nafkah kepada istrinya setiap hari


sehabis shubuh. Di malam harinya, istri meminta nafkahnya.
Kemudian suami berkata “baik, besok pagi akan saya berikan.” Si
istri menolaknya dan meminta jaminan karena khawatir suami
tidak akan memberikannnya besok.

Maka tak boleh karena malam hari belom dianggap hutang.


Namun jika keesokan harinya suami belum memberi nafkah,
maka dianggap hutang.

4. Luzum
Contoh:
1) Budak Mukatab
Seorang tuan berkata kepada budaknya, “saya beri kamu
waktu untuk memerdekakan dirimu selama 2 tahun, setiap
tahunnya 100 juta.” Maka si budak memiliki hutang pada
tuannya 200 jt. Namun bisa jadi di tengah-tengah si budak
berupaya, dia gagal dan mengundurkan diri.
Maka tidak dianggap luzum karena hutang budak pada
tuannya tidak pasti (hutang yang belum 100%).
2) Sayembara
“Jika kamu bisa membangunkan untuk saya sebuah rumah
‘seperti ini,’ maka saya beri 100 jt.” Ketika sudah memulai
pembangunan, ia meminta jaminan khawatir jika tidak
dibayar.
Maka tidak bisa karena hutang tidak luzum.

43
SYARAT MENGGADAIKAN DAN
YANG MENERIMA PEGADAIAN

1. Tidak ada paksaan


2. Sama-sama orang yang sah jual belinya

▪ Tidak ada paksaan, maka jika dipaksa tidak sah.


Baik dari Penggadai: “Pinjamkan uang pada saya dan
‘ini’ jaminannya. Jika tidak saya bunuh.”
Penerima gadai: “Saya pinjamkan uang 1 juta
tapi hp ini harus jadi jaminan. Jika tidak saya
bunuh.”
▪ Tak sah jika dari anak kecil atau mahjur (orang yang tidak boleh
berjual beli oleh hakim).

CONTOH SHIGHAH GADAI


َ َّ ْ ‫أ‬
‫ َر َه ْن ُت َك َد ِّأر ْي ِّبال ِّف أل ِّذ ْي ل َك َع َل َّي‬: ‫أ‬
ْ
‫ َق ِّبل ُت‬: ‫ب‬
A : “Aku gadaikan kepadamu rumahku ini dengan 1.000 dinar
piutangmu kepadaku
B : “Ya, aku terima.”

44
MASALAH TERKAIT GADAI

1) Jika barang jaminan rusak di tangan penerima gadai dan bukan


atas keteledorannya, maka tidak wajib menggantinya. Jika rusak
karena keteledorannya maka wajib menggantinya.

Apabila penggadai telah membayar hutang dan meminta


barangnya namun tidak segera diberikan. Kemudian ketika akan
diberikan, barangnya jatuh dan rusak. Maka dianggap suatu
keteledoran, karena tidak segera diberikan setelah penggadai
memintanya.
2) Penggadai enggan menjual barang jaminan yang ada pada dirinya
karena keterlambatan membayar hutang, maka hakim yang
memaksanya untuk menjual. Jika masih enggan, maka hakim
mengambil paksa barang jaminan tersebut dan menjualkannya
kemudian menyelesaikan hutang piutang.

3) Penggadai hutang 2 juta dan janji dalam waktu 1 bulan akan


melunasinya dengan jaminan beras 5 kg sebanyak 50 biji. Setelah
berjalan 2 minggu, penggadai memiliki uang 1 juta. Ia pun
memberikannya kepada penerima gadai dan meminta sebagian
beras yang dijadikan jaminan.

Maka tidak boleh karena barang gadai tidak berkurang dengan


berkurangnya hutang. Namun diperbolehkan jika hutang nya
tetap dan barang gadai di tambah.
4) Jika barang gadai ada di tangan penggadai, maka dia tidak boleh
menggunakan barang tersebut dengan sesuatu yang bisa
menghilangkan kepemilikan. Seperti dijual, dihadiahkan kepada
orang, dll.

45
Tak boleh pula penggadai melakukan sesuatu yang bisa
mengurangi nilainya. Seperti baju yang menjadi barang gadai
kemudian sering ia pakai.

46
47
DEFINISI

Pemberian cuma-cuma di kala masih hidup.

▪ Pemberian cuma-cuma secara sosial semasa hidup. Jika setelah


meninggal maka disebut wasiat.
▪ Hukumnya sunnah dan afdhal untuk mendahulukan kerabat.

RUKUN HIBAH

1. Pemberi hadiah
1. Penerima hadiah
2. Hadiah
3. Akad

SYARAT PEMBERI HADIAH

1. Memiliki barang yang dihibahkan


2. Bisa bermuamalah secara mutlak

▪ Hibah dapat berupa suatu benda atau hak. Contoh hibah hak
seperti Sayyidah Hafsoh menghibahkan giliran hari yang
semestinya Nabi datang kepadanya untuk Sayyidah Aisyah.
▪ Hibah anak kecil atau orang gila tidak sah kecuali telah mendapat
pengesahan dari walinya.

SYARAT PENERIMA HADIAH

1. Boleh memiliki hadiah tersebut

48
• Tidak sah hibah kepada janin yang ada di perut karena belum
tentu janin tersebut akan hidup atau tidak.
• Tidak sah hibah kepada hewan.

SYARAT HADIAH

1. Barangnya diketahui
▪ Maka tidak sah jika “saya hibahkan 1 diantara beras-beras
ini.”

2. Barangnya suci
▪ Tidak boleh barang yang najis seperti, khomr (minuman
keras), kulit bangkai, anjing, dll.

3. Bermanfaat
▪ Tidak sah menghibahkan sesuatu yang tidak manfaat secara
ْ َ‫( ر‬syariat)
‫( ِح ًّسا‬umumnya) seperti serangga, maupun ‫ش ًعا‬
seperti gitar, dan barang-barang haram lainnya.

4. Bisa diserahkan
▪ Motor yang dicuri, tanah sengketa, dan sesuatu yang
dighosob (diambil secara dholim) tidak bisa dijadikan hibah.

5. Dimiliki oleh pemberi hadiah

CONTOH SHIGHAH HIBAH


ْ
‫ َو َه ْب ُت َك َه َذأ أل ِّكـ َتاب‬: ‫أأ‬
A : “Aku menghadiahkan buku ini kepadamu.”

49
MASALAH TERKAIT HIBAH

1) Sunnah menyamaratakan hibah antar anak, bahkan antara laki-


laki dan perempuan.
2) Hibah menjadi kepemilikan apabila sudah dipegang. Jika belum
maka bisa di tarik kembali.
3) Boleh menarik kembali hadiah antara ayah dan anak/cucu dengan
syarat belum berpindah kepemilikan.

Jika ada tambahan dalam hadiah tersebut yang muttasil


(bersambung) setelah di tangan anak seperti menghadiahkan
kambing. Kemudian setelah dirawat, anak kambingnya menjadi
gemuk. Maka tambahan tersebut (gemuk) juga milik sang ayah.
Tetapi jika ada tambahan yang munfashil (terpisah) seperti
kambing yang dia rawat berkembang biak, maka anak kambing
tersebut milik sang anak. Contoh lain seperti seorang anak
dihadiahkan sebuah rumah oleh sang ayah. Kemudian si anak
menambahkan beberapa perabotan rumah. Ketika rumah
tersebut diminta kembali, maka menjadi milik sang ayah namun
perabotan tersebut tetap milik si anak.

50
HASIL TANYA JAWAB
(GADAI & HIBAH)

1. Hukum lelang barang gadai atau barang lain.

➢ Barang gadai dilelang: boleh, asal betul-betul sudah tidak


mampu.

➢ Kalau pegadaiaannya sah (tidak pakai riba’): boleh.

➢ Kalau pegadaiannya tidak sah (pakai riba’): tidak boleh.

Jangan beli barang di pegadaian yang pakai persyaratan


bunga, karena tidak sah. Hukum menjualnya pun tidak
diperbolehkan.
➢ Pegadaian Konvensional itu menggadaikan barang-barang
bagi orang yang tidak bisa membayar. Kalau kita mau beli,
pasti harganya miring.

➢ Diperbolehkan: jual beli langsung ke pemilik barangnya.

Misal: handphone seharga 10 juta.


Ketika digadaikan di pegadaian, dijual seharga 5 juta. Jika
kita mau membelinya, kita harus tau itu handphone siapa.
Setelah tau pemiliknya, kita katakan kepadanya, “Daripada
handphone ini dijual di pegadaian seharga 5 juta, saya beli 6
juta. Uangnya saya beri gadai 5 juta dan 1 jutanya saya
berikan ke kamu. Tapi saya jual belinya ke kamu, bukan ke
pegadaian.”
2. Apakah saham termasuk barang yang bisa digadaikan?

➢ Tidak bisa. Karena bukan ‘ain (barang yang tampak mata).

51
3. Jika menggadaikan sawah, apakah hasil panen seluruhnya
diberikan kepada pemberi hutang?

➢ Hasil seluruhnya milik orang yang menggadaikan.

4. Hukum kerja di pegadaian.

➢ Pegadaian tidak sesuai syari’at: haram (sama seperti Bank


Konvensional).

5. Hukum jika barang gadai dijual ke orang yang meminjamkan


uang, dengan meminta tambahan uang atau sesuai harga pada
saai itu.

➢ Boleh, harus sesuai dengan harga pasaran saat itu.

6. Hukum menjual hadiah yang didapat.

➢ Boleh. Karena sudah menjadi kepemilikan orang yang


menerima hadiah.

7. Si A menggadaikan sawahnya kepada si B dengan harga yang


lebih mahal dari hutangnya. Kemudian setelah jatuh tempo,
pihak A tidak bisa membayarnya. Lalu si B langsung mengambil
sawah itu dan mengelolanya tanpa dibeli terlebih dahulu.

➢ Tidak boleh, karena sawah tersebut bukan milik si B.

Sawah itu harus dijual dahulu oleh si A untuk bisa membayar


hutangnya. Atau jika si B mau mengelola sawah itu, maka dia
harus membelinya terlebih dahulu.
8. Hukum jika orang tua menghadiahkan anak perempuannya lebih
banyak dari anak laki-lakinya.

52
➢ Boleh, dengan syarat bukan waktu sakit. Tapi sunnahnya
memberi semua anaknya dengan sama rata.

9. Apakah barang yang dihadiahi ketika kerjasama termasuk


sogokan?

➢ Tidak. Kecuali jika ada tujuan supaya dapat proyek, dll, maka
itu termasuk sogokan.

Sama halnya jika kita memberi hadiah kepada hakim supaya


ketika kita salah dibenarkan, maka itu tidak diperbolehkan.
10. Hukum give away yang biasa dilakukan online shop dengan
syarat tag 3 teman, kemudian diundi terlebih dahulu.

➢ Boleh (termasuk hibah).

53
54
DEFINISI

Kebolehan mengambil manfaat dari barang yang halal


dimanfaatkan, beserta dengan tetapnya kondisi barang dengan akad
tertentu.

• Lawan dari ‘ariyah (pinjam meminjam) adalah qordh (hutang


piutang).
• Perbedaan antara ‘ariyah dan qordh
‘Ariyah : Pengembalian yang kita pinjam barangnya sama
walau 1 bulan atau lebih.
Qordh : Pengembalian barangnya dengan nilai yang sama
namun berbeda barang.

• Tak boleh meminjam sesuatu yang bisa berkurang, seperti


bolpen, makanan, dll.
• Jika barang pinjaman berkurang maka dianggap qordh.

RUKUN ARIYAH (PINJAM MEMINJAM)

1. Orang yang meminjamkan


2. Peminjam
3. Barang yang dipinjamkan
4. Akad

SYARAT ORANG YANG MEMINJAMKAN

1. Tidak dipaksa
2. Orang yang boleh jual beli
3. Kepemilikannya bermanfaat

55
• Tak sah meminjam dari seorang budak tanpa izin tuannya, anak
kecil, orang gila karena mereka tidak sah bertransaksi jual beli.
• Memiliki hak manfaat barang pinjaman seperti sewa menyewa.
Contoh seseorang menyewa mobil dan ia meminjamkan mobil
tersebut kepada orang lain. Maka hukumnya boleh karena ia
memiliki hak manfaat dari mobil tersebut.

SYARAT PEMINJAM

1. Ditentukan
▪ Peminjam ditentukan, maka tak sah jika ‘aku pinjamkan
kepada salah satu diantara kalian’.
2. Orang yang boleh jual beli

SYARAT BARANG YANG DIPINJAM

1. Peminjam bisa mengambil manfaat dari barang tersebut


▪ Tak sah jika meminjamkan barang yang tidak bermanfaat
seperti keledai tua. Namun jika bisa diambil manfaatnya di
waktu yang akan datang, maka kita lihat tempo
peminjaman. Jika temponya lama dan kita bisa mengambil
manfaatnya maka sah. Jika sebentar dan tidak sempat untuk
mengambil manfaatnya, maka tidak sah.
2. Barangnya mubah
3. Dimanfaatkan sesuai maksudnya

▪ Tak sah meminjam emas dan perak hanya unutk hiasan saja
karena tidak jelas manfaatnya.

56
4. Manfaat barang tidak hilang

▪ Manfaat barang tidak hilang, maka tak sah meminjam


apapun yang bisa habis atau berkurang.

CONTOH SHIGHAH ARIYAH


ْ
‫ َأ َع ْرُت َك َه َذأ َّألث ْو َب ِّل َتل ِّب َس ُه‬: ‫أأ‬
ْ
‫ َق ِّبل ُت‬: ‫ب‬
A : “Aku pinjamkan kepadamu pakaian ini untuk kau pakai.”

B : “Ya, aku terima.”

MASALAH TERKAIT ARIYAH

1) Kerusakan barang pinjaman


➢ Rusak ketika digunakan sesuai izin peminjaman: tidak wajib
mengganti.
➢ Rusak ketika digunakan tidak sesuai izin: wajib mengganti
meskipun tak sengaja seharga hari dimana dia merusaknya.
2) Orang yang meminjamkan, boleh meminta barang kapanpun
meski belum habis tempo peminjaman. Kecuali jika barangnya
adalah tanah untuk jenazah, maka tidak boleh sebelum
jenazahnya hancur.
3) Jika peminjam meminjamkan barang yang dipinjam ke orang lain,
maka tidak boleh kecuali telah mendapat izin dari yang
meminjamkan.

57
58
DEFINISI

Menyerahkannya seseorang kepada orang lain sesuatu yang


bisa dikerjakan dan boleh diwakilkan, untuk dikerjakan semasa
hidupnya dengan sighoh tertentu.

• Sesuatu yang bisa dikerjakan, yaitu bukan ibadah seperti sholat.


• Dikerjakan semasa hidup, jika setelah meninggal disebut wasiat.

RUKUN WAKALAH

1. Orang yang mewakilkan


2. Orang yang menerima perwakilan
3. Wewenang yang diwakilkan
4. Shighah

SYARAT ORANG YANG MEWAKILKAN


1. Sahnya dirinya untuk melakukan perwakilan

Contoh:
Zaid mewakilkan Amr untuk menikahkan putrinya sedangkan
Zaid dalam keadaan ihram (sudah berniat haji atau umroh).
Maka hukumnya tidak sah karena orang yang mewakilkan tidak
sah melakukan sesuatu yang diwakilkan.

SYARAT ORANG YANG MENERIMA PERWAKILAN

1. Sahnya dirinya untuk melakukan perwakilan


2. Penunjukannya sebagai wakil

59
SYARAT SESUATU YANG MEWAKILKAN

1. Bisa dimiliki oleh orang yang diwakilkan


2. Sesuatu yang bisa diwakilkan (misal: bukan ibadah)
▪ Bukan ibadah seperti sholat. Ada ibadah yang bisa
diwakilkan seperti qurban, membagikan zakat, dll.
3. Barangnya harus diketahui

CONTOH SHIGHAH WAKALAH

‫ َو َك ْل ُت ِّف ْي َب ْي ِّع َد ِّأر ْي‬: ‫أأ‬


ْ
‫ َق ِّبل ُت‬: ‫ب‬
A : “Aku mewakilkan kepadamu penjualan rumahku.”

B : “Ya, aku terima.”

• Lafadz yang menunjukkan keridhoan orang yang mewakilkan dan


yang menerima perwakilan.
• Tidak ada penolakan dari orang yang menerima perwakilan.

60
MASALAH TERKAIT WAKALAH

1) Jika orang yang menerima perwakilan mewakilkannya lagi


kepada orang lain, maka tidak boleh kecuali mendapat izin dari
orang yang mewakilkan. Namun jika di sesuatu yang tidak
mungkin dikerjakan sendiri maka diperbolehkan.
2) Jika barang yang diminta untuk dijualkan rusak bukan karena
keteledorannya maka tidak wajib mengganti.
3) Wakalah berhak dicabut kapanpun oleh orang yang mewakilkan.
4) Jika perwakilan sudah dicabut namun orang yang menerima
perwakilan tak mengetahuinya dan ia sudah menjualkan barang,
maka jual belinya tidak sah.
5) Perkara yang membatalkan wakalah:
➢ Meninggalnya orang yang menerima perwakilan. Maka batal
wakalahnya dan tidak jatuh wakalah ke keturunannya.
➢ Gila. Jika sembuh maka akad baru lagi karena yang awal
batal.
➢ Pingsan. Jika setelah sadar tidak mewakilkan lagi maka jual
beli yang dilakukan tidak sah karena tanpa perwakilan.

61
62
DEFINISI

Menguasai benda milik orang lain dengan cara yang tidak benar.

• Perbedaan antara ghasab dan sariqoh (mencuri)


Ghasab : Menguasai hak orang lain yang bersifat sementara
dengan cara yang tidak benar secara terang-terangan.
Sariqoh : Menguasai hak orang lain dengan cara yang tidak
benar secara sembunyi-sembunyi.
• Jika mengetahui pasti keridhaan pemilik barang maka tidak
disebut ghasab.

CONTOH GHASAB

Ahmad mengendarai sepeda motor milik Ali tanpa izin.

MASALAH TERKAIT GHASAB

1) Wajib mengembalikan barang ghasab meskipun nilai barang


tersebut sedikit/kecil, najis, dan bertambah nilainya. Seperti
mengghasab kambing, lalu kambing tersebut menjadi gemuk.
2) Jika barang rusak, maka wajib menggantinya meskipun
digunakan sesuai kegunaanya.

63
HASIL TANYA JAWAB
(ARIYAH, WAKALAH, & GHASAB)

1. Hukum pinjam meminjam melalui rentenir.

➢ Haram jika ada bunganya. Maka berdosa bagi si rentenirnya


maupun si peminjam selama tidak darurat.

➢ Sebagian ulama’ mengatakan boleh meminjam ke rentenir


untuk makanan pokok dan tidak ada yang mau memberi.

➢ Jika sudah pinjam rentenir, maka yang pertama harus


dilakukan adalah taubat (karena termasuk dosa). Kemudian
kembalikan semua uang ke rentenir dan tidak wajib
membayar bunganya, karena bunga itu haram.

➢ Pinjaman yang ada untungnya itu haram.

2. Hukum pinjam meminjam motor yang bensinnya akan berkurang


jika dipakai (apa bedanya dengan pinjam bolpen?)

➢ Kalau pinjam motor, bensin berkurang. Akan tetapi, bisa diisi


kembali bensinnya (dipenuhin).

➢ Kalau pinjam bolpen, tintanya tidak bisa dikembalikan.

3. Hukum meminjam beras 1 kuintal untuk dijualbelikan dan akan


dikembalikan setelah 3 bulan dengan kualitas yang sama.

➢ Tidak boleh. ‘Ariyah/pinjam meminjam kembalinya harus


barang yang sama, bukan kualitasnya sama.

➢ Permasalahan di atas menggunakan akad hutang piutang.

64
4. Hukum surat kuasa.

➢ Termasuk wakalah.

5. Hukum wakalah yang mengambil untung.

➢ Tidak boleh. Kecuali diizinkan oleh orang yang mewakilkan.

➢ Orang yang menerima perwakilan hanya boleh melakukan


apa-apa yang dikuasakan kepadanya.

6. Hukum seorang anak mengqadha’ shalat orang tuanya yang


sudah meninggal.

➢ Sepakat ulama’: Tidak wajib dibayar, bahkan kafarahnya,


denda, dan tidak perlu diqadha’kan. Tapi ada juga ulama’
yang pernah melakukannya (mengqadha’ shalat orang
tuanya ketika sakit).

➢ Untuk lebih berhati-hati, diqadha/dibayar saja.

65

Anda mungkin juga menyukai