Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : MTs .................

Mata Pelajaran : FIQIH

Kelas/ Semester : IX/ I

Tahun Pelajaran : 2017/ 2018

Sub Tema : Praktik Muamalah ( Jual beli )

Alokasi Waktu : 15 Menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disisplin, tanggung jawab, peduli (toleransi gotong
royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannnya

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata

4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak ( menulis, membaca, menghitung, menggambar dan
mengarang) sesuai dengan yang di pelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/
teori

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menyakini ketentuan jual beli.

2.1 Menghayati ketentuan jual beli.

3.1 Memahami ketentuan jual beli.

3.2 Menganalisis bentuk-bentuk jual beli.

4.1 Mendemonstrasikan pelaksanaan jual beli.


C. Indikator

Peserta didik mampu:

§ Menyebutkan dalil tentang jual beli

§ Menyebutkan bentuk-bentuk jual beli

§ Menjelaskan rukun dan syarat jual beli

§ Menyebutkan manfaat jual beli

§ Mempraktikkan jual beli

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui pendekatan saintifik dengan metode komperatif tentang jual beli dan larangan riba, peserta
didik dapat:

§ Menyebutkan dalil tentang jual beli

§ Menyebutkan bentuk-bentuk jual beli

§ Menjelaskan rukun dan syarat jual beli

§ Menyebutkan manfaat jual beli

§ Mempraktikkan jual beli sesuai ajaran islam

E. Materi Pembelajaran
ْ
1. Jual beli ( ُ‫ ) ال َب ْيع‬menurut bahasa artinya memberikan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu atau
tukar menukar sesuatu. Sedangkan menurut istilah berarti tukar menukar barang dengan uang atau
barang dengan barang lain disertai ijab, qabul dengan syarat dan rukun tertentu.

2. Hukum jual beli pada dasarnya adalah halal atau boleh, artinya setiap orang Islam dalam mencari
nafkah atau rezeki boleh dengan cara jual beli, berdagang atau boleh dengan cara yang lain yang penting
dengan cara yang halal dan baik. Adapun dasar disyariatkannya jual beli sebagai berikut:

a. Al-Quran, diantaranya:
ۡ َّ َ ْْۗ ِّ ۡ ۡ َ ۡ َ ‫َ ۡ َ ِّ ِّۚ َ ٰ َ َ ا ۡ َ ُ ْ ا‬ َ ‫ا‬ َ ََ َّ َ ‫ونُإ اَل َُك َم‬
َ َ ْ ِّ َ ُ ُ ۡ َ َ َّ
ُ‫ُٱلر َب ٰو ا َُوأ َح الُٱَّللُٱل َب ۡي َع َُو َح ار َم‬ ‫يُيتخ ابطهُٱلش ۡيط ََٰٰٰن ُِمنُٱلمسُذ ِلك ُِبأنهمُقال ُوا ُِإنماُٱلبيع ُِمثل‬‫اُيقومُٱل ِذ‬ ِ ‫ٱلر َب ٰو اَُل َُيقوم‬ُ‫ون‬
ُ ‫ٱل ِذينُيأ كل‬
َ ٰ َ َ ۡ ِۖ ‫ا‬ َ ۡ َ َ َ ْ ُ َ َ َ ۡ َ َ ِۖ َّ َ ۡ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ِّ ‫ ِّ ا‬ٞ َ ۡ َ َ ٓ َ َ َ ِّْۚ َ ِّ
ٰ
٢٧٥ُ‫ُٱَّللُومنُعادُفأول َٰ ِئكُأصح ََٰٰبُٱلنارُهم ُِفيهاُخ َٰ ِلدون‬ ٰ ٰ
ِ ‫ٱلرب ٰو اُفمنُجاءهۥُمو ِعظةُمنُرُب ِهۦُفٱنتَهُفلهۥُماُسلفُوأمرهۥ ُِإَل‬

Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

b. As-sunah

“Dari Rifa’ah ibn Rafiُ’RA. Nabi SAW. Ditanya tentang mata pencaharian yang paling baik, beliau
menjawab, ‘Seseorang bekerja dengan tangannya dan setiap jual-beli yang mabrur’.”(HR. Bazzar, hakim
menyahihkannya dari Rifa’ah ibn Rafi’)”

Maksud mabrur dalam hadits di atas adalah jual-beli yang terhindar dari usaha tipu-menipu dan
merugikan orang lain.

c. Ijma’

Ulamaُ’telah sepakat bahwa jual-beli diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak akan mampu
mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik
orang lain yang di butuhkannya itu, harus diganti dengan barang lain yang sesuai.

3. Rukun jual beli yaitu sebagai berikut:

a. Aqid (pihak yang bertransaksi)

b. Ma’qud ‘alaih mencakup barang yang dijual dan harganya

c. Sighat ijab qabul, ijab dari penjual dan qabul dari pembeli

4. Syarat jual beli

a) Syarat penjual dan pembeli

Jual beli dianggap sah apabila penjual dan pembeli memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Kedua belah pihak harus sedah baligh, maksudnya baik penjual atau pembeli sudah dewasa

2) Keduany berakal sehat, orang yang gila dan orang yang bodoh yang tidak mengtahui hitungan tidak
sah mengadakan perjanjian jual beli

3) Bukan pemboros, maksudnya orang tersebut tidak suka memubadzirkan barang.

4) Suka sama suka, yakni atas kehendak sendiri, atas kemauannya sendiri tanpa ada paksaan dari
orang lain:

b) Syarat barang yang diperjual belikan

1) Suci yaitu barang yang tidak suci atau barang najis seperti khomer, babi, bangkai kotoran, dan
sejenisnya tidak sah untuk diperjualbelikan dan hukumnya haram.
2) Bermanfaat yaitu semua barang yang tidak ada manfaatnya bagi kehidupan manusia tidak sah
untuk diperjualbelikan, seperti jual beli nyamuk, lalat, kecoa dan sebagainya.

3) Milik sendiri, yaitu barang-barang yang bukan milik sendiri seperti barang pinjaman, barang
sewaan, barang titipan tidak sah untuk diperjualbelikan.

4) Barang yang dijual dapat dikuasai oleh pembeli. Oleh karena itu tidak sah jual beli ayam yang
belum ditangkap atau jual beli barang merpati yang masih keliaran, dan jual beli ikan yang masih dalam
kolam dan sebagainya.

5) Jelas dan dapat dilihat atau diketahui oleh kedua belah pihak. Penjual harus memperlihatkan
barang yang akan dijual kepada pembeli secara jelas, baik ukuran dan timbangannya, jenis, sifat maupun
harganya.

c) Ijab dan qabul

Ijab dilakukan oleh pihak penjual barang dan qabul dilakukan oleh pembeli barang. Ijab qabul dapat
dilakukan dengan kata-kata penyerahan dan penerimaan atau dapat juga berbentuk tulisan seperti
faktur, kuitansi atau nota dan lain sebagainya.

d) Alat untuk tukar menukar barang

Alat tukar menukar haruslah alat yang bernilai dan diakui secara umum penggunannya.

5. Macam-macam jual beli

a) Ba’i Shohihah

Yaitu akad jual beli yang telah memenuhi syarat dan rukunya

b) Ba’i Fasidah

Yaitu akad jual beli yang tidak memenuhi salah satu syarat dan rukunya

1) jual beli sistem ijon adalah jual beli hasil tanaman yang masih belum nyata buahnya, belum ada
isinya, belum ada buahnya, seperti jual beli padi masih muda, jual beli mangga masih berwujud bunga.
Semua itu kemungkinan bisa rusak masih besar, yang akan dapat merugikan kedua belah pihak.
Rasulullah saw. bersabda:
َ ِّ ْ َ ْ َ ‫ََ َ َ ا‬ ْ َ
)‫ُح َاب َُي ْبد ْو َصالح َهاُ(متفقُعليه‬
َ ‫ُالث َمار‬ ‫ُالن ا‬
‫ُعنُبيع‬.‫م‬.‫بُص‬‫عنُابنُعمرُنَه ِ ي‬
Artinya : “Dari Ibnu Umar Nabi saw. telah melarang jual beli buah-buahan sehingga nyata baiknya buah
itu (pantas untuk diambil dan dipetik buahnya)”, (HR.Mutafq ‘alaih)

2) Jual beli barang yang diharamkan hukumnya tidak sah dan dilarang serta karena haram hukumnya.
Seperti jual beli minuman keras (khamar), bangkai, darah, daging babi, patung berhala dan sebagainya.
3) Jual beli sperma hewan tidak sah, karena sperma tidak dapat diketahui kadarnya dan tidak dapat
diterima wujudnya.

4) Jual beli anak binantang yang masih dalam kandungan induknya. Hal ini dilarang karena belum jelas
kemungkinannya ketika lahir hidup atau mati.

5) Jual beli barang yang belum dimilikinya. Maksudnya adalah jual beli yang barangnya belum
diterima dan masih berada di tangan penjual pertama.

6) Jual beli yang belum jelas. menjual buah-buahan yang belum nyata buahnya.

6. Jual beli yang Sah Hukumnya, tetapi Dilarang Agama

a) Jual beli pada saat Khutbah dan shalat jum’at

Larangan melakukan kegiatan jual beli pada saat khutbah dan shalat jum’at ini tentu bagi laki-laki
muslim, karena pada waktu itu setiap muslim laki-laki wajib melaksanakan shalat jum’at. Allah swt
berfirman:
َ َ َ ُ ُ َّ َ ۡ ُ ٰ َ ِّۚ َ ۡ َ ۡ ْ َ َ َّ ۡ ٰ َ ْ ۡ َ ۡ َ َ ۡ ۡ َ َ ‫َ ا‬ َ ْ َ َ َ َّ َ ُّ َ ٰ َ
٩ُ‫يُلك ۡم ُِإنُكنت ۡمُت ۡعلمون‬ٞ ۡ ۡ ‫مُخ‬ ِ ‫ودي ُِللصل ٰو ِة ُِمنُيو ِمُٱلجمع ِةُفٱسعوا ُِإَل ُِذكر‬
ُ ‫ُٱَّللُوذ ُرواُٱلبيعُذ ِلك‬ ِ ‫ي َٰأيهاُٱل ِذينُءامنوا ُِإذاُن‬
Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum´at, maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.

b) Jual beli dengan cara menghadang di jalan sebelum sampai pasar

Jual beli seperti ini, penjual tidak mengetahui harga pasar yang sebenarnya, dengan tujuan barang akan
dibeli dengan harga yang serendah-rendahnya, selanjutnya akan dijual di pasar dengan harga setinggi-
tingginya. Rasulullah saw. bersabda:
َ ْ ُّ ْ ُّ َ َ َ َ
)‫اُالرك َبانُ(رواهُالبخاريُومسلم‬‫َلُتتلقو‬

Artinya : “janganlah kamu menghambat orang-orang yang akan ke pasarُ”(HR. Bukhari dan Muslim)

c) Jual beli dengan niat menimbun barang

Contoh jual beli mengurangi ukuran dan timbangan adalah apabila ia bermaksud menipu, ia menjual
minyak tanah dengan mengatakan satu liter ternyata tidak ada satu liter, menjual beras ُ1kg, ternyata
setelah ditimbang hanya ُ8ons dan sebagainya.

d) Jual beli dengan cara mengecoh

Jual beli ini termasuk menipu sehingga dilarang, misalnya penjual mangga meletakkan mangga yang
bagus-bagus di atas onggokan, sedangkan yang jelek-jelek ditempatkan di bawah onggokan.

e) Jual beli barang yang masih dalam tawaran orang lain


Apabila masih terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli hendaknya penjual tidak menjual
kepada orang lain, sebaliknya apabila seseorang akan membeli sesuatu barang maka hendaknya tidak
ikut membeli sesuatu barang yang sedang ditawar oleh orang lain, kecuali sudah tidak ada kepastian
dari orang tersebut atau sudah membatalkan jual belinya.

F. Metode pembelajaran

1. Pendekatan

Scientific: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan


mengkomunikasikan.

2. Model

Direct intruction (pembelajaran langsung)

3. Metode

Ceramah, tanya jawab

G. Sumber Belajar

§ Buku pedoman guru FIQIH kelas IX MTs.

§ Buku pegangan siswa FIQIH kelas IX MTs paket siswa

§ Buku rujukan yang sesuai dengan materi ajar

§ Alat peraga, bahan, alat yang relevan untuk memperjelas penyampaian materi ajar

H. Langkah-langkah pembelajaran

a. Kegiatan pendahuluan

a. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama

b. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk di sesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran

c. Guru memotivasi peserta didik untuk bersyukur karena bisa bersekolah, apalagi posisinya belajar di
tingkat madrasah yang berarti harus bisa mandiri dan disiplin di banding sewaktu belajar di madrasah
ibtidaiyah atau sekolah dasar

d. Guru memberikan informasi, tentang tujuan dan manfaat mempelajari seputar jual beli.

e. Guru dapat memakai beberapa alternatif media/ alat peraga/ alat bantu, dapat berupa tulisan
manual di papan tulis.
f. Guru menggunakan metode contextual teaching and learning (CTL) antara lain tanya jawab lisan
yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling) artinya menekankan kepada
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang di pelajari dan
menghubungkannya sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari.

b. Kegiatan inti

a. Guru meminta peserta didik untuk mengamati materi (kegiatan mengamati)

b. Guru memberi stimulus kepada peserta agar penasaran terhadap apa yang di amatinya, dan
merangsang peserta didik untuk membuat pertanyaan dari hasil pengamatan

c. Guru meminta peserta didik mengangkat tangan sebelum mengeluarkan pendapatnya.

d. Peserta didik mengemukakan hasil pengamatannya, dan peserta lain mendengarkan.

e. Guru mengajarkan bagaimana menghargai orang berbicara

f. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang di kemukakan peserta didik dari hasil
pengamatannya.

g. Lalu guru memotivasi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan setelah mendengarkan
pendapat temannya dan penguatan dari guru serta menghubungkannya dengan pemahaman jual beli.
Peserta didik bisa bertanya dengan menggunakan kata tanya: apa, mengapa, bagaimana jika dan
sebagainya (kegiatan menanya)

h. Usahakan guru tidak menjawab langsung pertanyaan-pertanyaan siswa, melainkan melempar


pertanyaan tersebut kepada peserta didik yang lain

i. Lalu guru menguatkan dengan menjelaskan beberapa point yang di ramu dari beberapa point
pertanyaan atau tanggapan siswa sebelumnya (kegiatan membaca)

j. Guru memberi tugas siswa untuk membaca dan memahami materi, setelah selesai guru meminta
peserta didik dibagi menjadi dua kelompok

k. Guru menyuruh tiap-tiap kelompok untuk mengirimkan satu perwakilan untuk menjawab soal
yang telah dibacakan

l. Guru memberikan beberapa batang korek api kepeda setiap kelompok

m. Guru menunjuk siswa untuk membacakan soal yang akan diperebutkan dua kelompok

n. Setelah soal dibacakan kemudian siswa lari menuju tempat yang akan dijadikan menara korek,
siswa yang cepat meletakkan korek tersebut ia berhak menjawab soal
o. Apabila perwakilan kelompok satu tidak bisa menjawab, maka soal akan dilempar ke kelompok
yang lain

p. Guru memberikan reward atau penghargaan kepada kelompok yang bisa memenangkan kuis
tersebut

q. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang di kemukakan siswa tentang
pertanyaan

r. Guru membimbing peserta didik untuk melakukan jual beli dengan syariat islam dan menjauhi riba

s. Untuk memperkuat pemahaman tentang perintah jual beli dan larangan riba, guru meminta
peserta didik untuk melakukan simulasi kegiatan jual beli (kegiatan mempraktikkan)

t. Guru bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan intisari dari pelajaran tersebut sesuai
dengan buku teks siswa

c. Kegiatan penutup

a. Bersama-sama melakuakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah di laksanakan

b. Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja siswa

c. Guru menjelaskan materi yang akan di pelajarai pada pertemuan berikutnya dan menyampaikan
tugas tidak terstruktur

d. Sebelum berdoa, guru mengingatkan peserta didik untuk benar-benar melakukan muamalah dalam
kehidupan sehari-hari

e. Bersama-sama menutup dengan doa

I. Penilaian

Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam kegiatan sebagai berikut:

Pengamatan Efektif
1. Penilaian pada kegiatan mengamati dan bertanya

No

Nama siswa

Aspek penilaian

Nilai

1.

Musthofa

2.

Agustina

3.

Wahab
Dst

Aspek rubrik penilaian:

a. Frekwensi dalam bertanya

1) Jika peserta didik bertanya 3 kali atau lebih, skor 4.

2) Jika peserta didik bertanya 2 kali, skor 3.

3) Jika peserta didik bertanya 1 kali, skor 2.

b. Keterkaitan pertanyaan dengan materi.

1) Jika pertanyaan sesuai dengan materi, skor 4.

2) Jika pertanyaan kurang sesuai dengan materi, skor 3

3) Jika pertanyaan tidak sesuai dengan materi, skor 2

c. Kejelasan/ bahasa yang di gunakan saat bertanya

1) Jika bahasa jelas, lugas dan mudah di pahami, skor 3.

2) Jika bahasa kurang lugas, dan kurang mudah di pahami, skor 3.

3) Jika bahasa tidak jelas, tidak lugas dan sulit di pahami, skor 2.

Pedoman penskoran

Nilai = Jumlah Nilai Skor yang di peroleh X 100

Jumlah Skor Maksimal


2. Penilaian kognitif

a. Pilihan ganda

Pilihlah jawaban dengan benar!

1. Tukar menukar barang dengan uang atau barang dengan barang lain disertai ijab, qabul dengan
syarat dan rukun tertentu adalah pengertian dari . . .

a. Qiradh

b. Ba’i

c. Riba

d. Gadai

2. Dalil yang menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba terdapat dalam surat ……

a. Q.S Al-baqarah: 275

b. Q.S Al-baqarah: 257

c. Q.S Al-baqarah: 276

d. Q.S Al-baqarah: 278

3. Diantara rukun-rukun jual beli adalah, kecuali . . .

a. Penjual

b. Pembeli

c. Aqad

d. Baligh

4. Syarat-syarat sah penjual dan pembeli diantaranya adalah ………….

a. Ada barang yang dijual belikan

b. Aqad

c. Tidak pemboros

d. Alat ukur untuk menukar

5. akad jual beli yang telah memenuhi syarat dan rukunya . . .

a. Jual beli fasidah


b. Jual beli maslahah

c. Jual beli shohihah

d. Jual beli ahsan

6. akad jual beli yang tidak memenuhi salah satu syarat dan rukunya . . .

a. Jual beli ahsan

b. Jual beli shohihah

c. Jual beli fasidah

d. Jual beli maslahah

7. Salah satu bentuk jual beli dengan sistem ijon adalah …………

a. Jual beli mangga masih berwujud bunga

b. Jual beli barang yang belum ditangan

c. Jual beli yang dilakukan pada waktu sholat Juma’at

d. Jual beli dengan cara menghadang dipinggir jalan

8. Dalam pandangn hukum islam, Jual beli Shohihah hukumnya....

a. Dilarang

b. Makruh

c. Haram

d. Mubah

9. Jual beli yang sah hukumnya, tetapi dilarang agama adalah. . .

a. Jual beli pada saat Khutbah dan shalat jum’at

b. Jual beli barang haram

c. Jual beli barang yang belum dimiliki

d. Jual beli buah yang belum berbuah

10. Jual beli barang yang masih dalam tawaran orang lain, hukumnya . . .

a. Boleh
b. Mubah

c. Wajib

d. Haram atau tidak boleh

Kunci jawaban pilihan ganda

1. B

2. A

3. D

4. C

5. C

6. C

7. A

8. D

9. A

10. D

b. Soal uraian

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Jelaskan pengertian al-Ba’i!

2. Jelaskan dalil yang membolehkan jual beli!

3. Jelaskan bentuk-bentuk jual-beli!

4. Jelaskan syarat dan rukun jual beli!

5. Sebutkan jual beli fasidah!

Kunci jawaban uraian


ْ
1. Jual beli ( ُ‫ ) ال َب ْيع‬menurut bahasa artinya memberikan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu atau
tukar menukar sesuatu. Sedangkan menurut istilah berarti tukar menukar barang dengan uang atau
barang dengan barang lain disertai ijab, qabul dengan syarat dan rukun tertentu.
2. Hukum jual beli pada dasarnya adalah halal atau boleh, artinya setiap orang Islam dalam mencari
nafkah atau rezeki boleh dengan cara jual beli, berdagang atau boleh dengan cara yang lain yang penting
dengan cara yang halal dan baik. Adapun dasar disyariatkannya jual beli sebagai berikut :
ْ ِّ َ ‫َ َ َ ا َّ ۡ َ ۡ َ َ َ ا‬
ُ‫ُٱلر َب ُٰو ا‬ ‫وأحلُٱَّللُٱلبيعُوحرم‬

3. - Ba’i Shohihah

Yaitu akad jual beli yang telah memenuhi syarat dan rukunya

- Ba’i Fasidah

Yaitu akad jual beli yang tidak memenuhi salah satu syarat dan rukunya

4. - Syarat penjual dan pembeli

Jual beli dianggap sah apabila penjual dan pembeli memenuhi syarat sebagai berikut:

· Kedua belah pihak harus sedah baligh

· Keduany berakal sehat

· Bukan pemboros, maksudnya orang tersebut tidak suka memubadzirkan barang.

· Suka sama suka, yakni atas kehendak sendiri, atas kemauannya sendiri tanpa ada paksaan dari
orang lain:

- Syarat barang yang diperjual belikan

· Suci yaitu barang yang tidak suci atau barang najis seperti khomer, babi, bangkai kotoran, dan
sejenisnya tidak sah untuk diperjualbelikan dan hukumnya haram.

· Bermanfaat yaitu semua barang yang tidak ada manfaatnya bagi kehidupan manusia tidak sah
untuk diperjualbelikan, seperti jual beli nyamuk, lalat, kecoa dan sebagainya.

· Milik sendiri, yaitu barang-barang yang bukan milik sendiri seperti barang pinjaman, barang
sewaan, barang titipan tidak sah untuk diperjualbelikan.

· Barang yang dijual dapat dikuasai oleh pembeli. Oleh karena itu tidak sah jual beli ayam yang
belum ditangkap atau jual beli barang merpati yang masih keliaran, dan jual beli ikan yang masih dalam
kolam dan sebagainya.

· Jelas dan dapat dilihat atau diketahui oleh kedua belah pihak. Penjual harus memperlihatkan
barang yang akan dijual kepada pembeli secara jelas, baik ukuran dan timbangannya, jenis, sifat maupun
harganya.
- Ijab dan qabul

Ijab dilakukan oleh pihak penjual barang dan qabul dilakukan oleh pembeli barang. Ijab qabul dapat
dilakukan dengan kata-kata penyerahan dan penerimaan atau dapat juga berbentuk tulisan seperti
faktur, kuitansi atau nota dan lain sebagainya.

- Alat untuk tukar menukar barang

Alat tukar menukar haruslah alat yang bernilai dan diakui secara umum penggunannya.

5. Jual beli fasidah :

a. jual beli sistem ijon

b. Jual beli barang yang diharamkan hukumnya tidak sah dan dilarang serta karena haram hukumnya.

c. Jual beli sperma hewan

Rubrik penilaian:

No.

soal

Rubrik penilaian

Skor

1.

a. Jika peserta didik dapat menuliskan pengertian jual beli secara sempurna, skor 4

b. Jika peserta didik dapat menuliskan pengertian jual beli kurang lengkap, skor 3

c. Jika peserta didik salah menuliskan pengertian jual beli dengan lengkap, skor 2

d. Jika peserta didik tidak dapat menuliskan pengertian jual beli, skor 0
4

2.

a. Jika peserta didik dapat menuliskan dalil yang membolehkan jual beli dengan sempurna, skor 4

b. Jika peserta didik dapat menuliskan dalil yang membolehkan jual beli kurang sempurna, skor 3

c. Jika peserta didik salah menuliskan dalil yang membolehkan jual beli dengan lengkap, skor 2

d. Jika peserta didik tidak dapat menuliskan dalil yang membolehkan jual beli, skor 0

3.

a. Jika peserta didik dapat menuliskan bentuk-bentuk jual beli secara sempurna, skor 4

b. Jika peserta didik dapat menuliskan bentuk-bentuk jual beli kurang lengkap, skor 3

c. Jika peserta didik salah menuliskan bentuk-bentuk jual beli dengan lengkap, skor 2

d. Jika peserta didik tidak dapat menuliskan bentuk-bentuk jual beli, skor 0

4.

a. Jika peserta didik dapat menuliskan Syarat dan rukun jual beli secara sempurna, skor 4

b. Jika peserta didik dapat menuliskan Syarat dan rukun jual beli kurang lengkap, skor 3

c. Jika peserta didik salah menuliskan Syarat dan rukun jual beli dengan lengkap, skor 2

d. Jika peserta didik tidak dapat menuliskan Syarat dan rukun jual beli skor 0

5.

a. Jika peserta didik dapat menuliskan jual beli yang termasuk fasidah secara sempurna, skor 4

b. Jika peserta didik dapat menuliskan jual beli yang termasuk fasidah kurang lengkap, skor 3

c. Jika peserta didik salah menuliskan jual beli yang termasuk fasidah dengan lengkap, skor 2

d. Jika peserta didik tidak dapat menuliskan jual beli yang termasuk fasidah skor 0
4

Jumlah skor

20

Nilai = Jumlah nilai skor yang di peroleh X 100

Jumlah skor maksimal

Anda mungkin juga menyukai