Anda di halaman 1dari 61

PERAN TAKMIR DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN

MASJID AL-MA’RUF SAMARINDA


(Studi pada Masjid Al-Ma’ruf Samarinda)

SKRIPSI

Sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
UMI MUNAWAROH
1701045039
EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Peran Takmir Dalam Pengelolaan Keuangan Masjid Al-


Ma‟ruf Samarinda (Studi pada Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda)

Nama : Umi Munawaroh

NIM : 1701045039

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Program Studi : S1- Ekonomi Syariah

Menyetujui
Pembimbing

Dr. Miftahul Huda, S.Ag., MA


NIP. 19760311212 200812 1 001

Mengetahui
Koordinator Program Studi Ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mulawarman

Hj. Isna Yuningsih, S.E., MM, Ak., CA.


NIP. 19620630 199303 2 002

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang................................................................................. ............ ..........1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................10


1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................10
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................10
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 12

2.1 Masjid........................ .............................................................................. 12


2.1.1 Definisi Masjid .............................................................................................. 12
2.1.2 Fungsi Masjid ................................................................................................. 14
2.1.3 Pengelolaan Keuangan Masjid....................................................................... 16
2.2Takmir Masjid....... .................................................................................... 22
2.2.1 Definisi Takmir .............................................................................................. 22
2.2.2 Peran Takmir Masjid ..................................................................................... 23
2.3 pengelolaan keuangan ................................................................................. 25
2.3.1 Penggalangan Dana ....................................................................................... 28
2.3.2 Investasi Dana ................................................................................................ 28
2.3.3 Pemanfaatan Dana ......................................................................................... 29
2.4 Penelitian Terdahulu .................................................................................30
2.5 Definisi Kopsesional ..................................................................................32

iii
2.6 Kerangka Proses Berfikir .........................................................................33
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 34

3.1 Definisi Operasional ..................................................................................34


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................35
3.3 Jenis dan Sumber Data .............................................................................35
3.4 Informan Penelitian ..................................................................................36
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................37
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 40

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data Laporan Penggalangan..................................................................5

Tabel 1.2. Data Laporan Pemanfaatan....................................................................6

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu............................................................................32

Tabel 3.1. Informan Penelitian..............................................................................38

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Proses Berfikir..................................................................35

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Pedoman Wawancara...................................................................46


Lampiran II. Data Laporan Penggalangan dan Pemanfaatan ..........................52

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara muslim terbesar dunia. Berdasarkan data

Globalreligiusfuturere, penduduk Indonesia yang beragama islam pada 2010

mencapai 209,12 juta jiwa atau sekitar 87% dari total populasi. Kemudian pada

tahun 2020, penduduk muslim Indonesia diperkirakan akan mencapai 229,62 juta

jiwa. Dilihat dari data tersebut bahwa terdapat peningkatan yang pesat untuk yang

beragama islam yang berada di Indonesia. Berdasarkan catatan Badan Pusat

Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur (2021, 23 Feb) pada tahun 2019

mencatat bahwa dari total 3.630.765 Penduduk Kalimantan Timur, dimana

terdapat 3.170.868 di antaranya yaitu penduduk di Kalimantan Timur merupakan

masyarakat muslim, dan 724.698 diantaranya merupakan penduduk muslim yang

berada di Kota Samarinda, dan dapat dikatakan setiap tahunnya meningkat untuk

penduduk muslim itu sendiri. Ketua umum Dewan Masjid Indonesia mengatakan

jumlah masjid dan Mushola di Indonesia 800.000 atau terbanyak di dunia.

Dilihat dari banyaknya penduduk muslim diIndonesia maka tempat

beribadah masyarakat Muslim yaitu Masjid sangat banyak sekali kita jumpai di

Indonesia. Secara terminologis Masjid ialah sebagai tempat Ibadah umat Islam,

serta terkhusus dalam menegakkan sholat. Dan kata Masjid itu sendiri memiliki

pengertian khusus, yaitu suatu bangunan yang memiliki fungsi sebagai tempat

Ibadah atau tempat sholat.

1
Menurut Kartini (2018) Secara terminologis masjid ialah sebagai tempat

ibadah umat islam, serta terkhusus dalam menegakkan sholat. dan kata masjid itu

sendiri memiliki pengertian khusus, yaitu suatu bangunan yang memiliki fungsi

sebagai tempat ibadah atau tempat sholat. Baik Shalat lima waktu, Shalat Jumat,

serta Shalat Hari Raya. Masjid dalam kegiatan perawatan dibutuhkan sebuah

organisasi yang disebut dengan takmir. Yang bertanggung jawab mengelola,

memelihara serta bertanggung jawab.

Menurut Kartini (2018) takmir masjid ialah sekumpulan masyarakat yang

menjadi pengurus masjid yang dimana mereka bertugas untuk mengatur kegiatan

dimasjid, selain itu takmir masjid juga berperan penuh dengan keberlangsungan

dakwah yang dilakukan.

Menurut Andarsari (2017) takmir melaksanakan kedudukannya bersumber

pada keyakinan umat, sehingga laporan keuangan itu ialah wujud pertanggung

jawaban para pengurus masjid ataupun takmir sangat dibutuhkan buat penuhi

keyakinan yang sudah diberikan. Laporan oraganisasi Masjid membagikan data

meliputi: 1. Peninggalan/ harta 2. Kewajiban/ hutang 3. Ekuitas/ modal 4.

Pemasukan, serta 5. Arus Kas.

Takmir masjid ialah salah satu organisasi nirlaba berperan dalam bidang

keagamaan yang sesuai dengan Peryantaan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

45 tahun 2011 tentang Organisasi nirlaba, yang menyatakan bahwa organisasi

nirlaba juga harus dan berhak membuat laporan keuangan dan melaporkan kepada

pengguna laporan keuangan. Takmir Masjid diharuskan membuat laporan

keuangan yang akurat serta memberikan informasi kepada pengguna laporan

2
keuangan tersebut kepada para donator masjid. Kegunaan membuat laporan

keungan tersebut ialah meningkatkan kepercayaan kepada para donator agar

senantiasa percaya berdonatur di masjid tersebut. Selain itu diharapkan untuk

semua masjid dan mushola memiliki peran aktif dimana masjid dalam

manajemennya mengagendakan beberapa hal yang dapat memenuhi harapan-

harapan yang ada. Seperti pemberdayaan masyarakat dalam penyaluran zakat.

(Kartini 2018). Maka dari itu diperlukannya peran seorang takmir dalam

mengurus seluruh kegiatan yang berkaitan dengan masjid, baik dalam

pembangunan, memelihara maupun memakmurkan masjid. Dan juga dalam

pengelolaan serta pemanfataan dana masjid.

Menurut Alam (2019) dilihat peran takmir masjid di Indonesia juga, bahwa

pengetahuan dan keterampilan untuk pengelolaan keuangan serta menjalankan

proses akuntansi dalam menyediakan informasi kepada publik. Maka dari itu para

personal yang menjadi takmir masjid harus memiliki komitmen karena memiliki

peran besar bagi kesuksesan dalam memakmurkan suatu masjid.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Urusan Agama Islam dan

pembinaan Syariah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Kementerian Agama Republik Indonesia nomor DJ.II/802 Tahun 2014 tentang

standar Pembinaan Manajemen Masjid yang dikeluarkan pada februari 2015, yang

mengatur tentang pengelolaan keuangan yang meliputi pengadaan uang,

pembelanjaan yang tepat dan administrasi keuangan yang baik, selain itu juga

tujuan pengelolaan keungan adalah untuk menumbuhkan kepercayaan antar

3
pengurus masjid dan masyarakat sehingga mendorong orang agar lebih senang

beramal.

Sesuai dengan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

tahun 2011, tentang organisasi nirlaba juga harus dan berhak untuk membuat

laporan keuangan dan melaporkan kepada para pemakai laporan keuangan (Ikatan

Akuntansi Indonesia, 2009). Masjid harus membuat laporan keuangan yang akurat

untuk para donatur. Seperti Salah satu masjid di indonesia yang telah menyusun

laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 tahun 2011,

yaitu Masjid Agung Nurul Huda yang terletak di Sumbawa besar yang dimana

dapat membuktikan bahwa pelaporan keuangan Masjid Agung Nurul Huda telah

disusun dan disesuaikan dalam PSAK No. 45. (Di et al., 2019)

Menurut Fitria (2017) Pada umumnya masjid-masjid yang terdapat di

Kalimantan Timur khususnya yang berada di Balikpapan didasarkan pada

pengembangan kegiatan. Dengan demikian, semua masjid dibangun berdasarkan

kegiatan masyarakat. Serta tipologi yang berbeda dari masjid dan memiliki

karakteristik yang berbeda dalam memberikan mekanisme pengelolaan keuangan

masjid. Ada tiga jenis tipologi di Balikpapan, Kalimantan Timur, yaitu masjid

yayasan, masjid pemerintah, dan Masjid komunitis.

Takmir masjid di Samarinda pada umumnya juga telah melaksanakan

pelaporan keuangan dengan melakukan pembacaan total saldo keuangan masjid

pada setiap shalat jum‟at. Seperti Masjid Baburahman akan tetapi, hal ini tidak

menjadikan acuan sepenuhnya bahwa praktik akuntabilitas masjid telah berjalan

dengan baik dan benar. Prakter akuntansi pada masjid di samarinda sebenarnya

4
dilakukan cukup sederhana dan belum baku. Sedangkan dalam pernyataan dalam

Pernyataan Standar Akntansi Keuangan (PSAK) Nomor. 45 tentang pelaporan

keuangan entitas nirlaba diatur mengenai laporan yang perlu disajikan oleh

pengurus masjid terdiri dari 4 jenis laporan keuangan yaitu, laporan posisi

keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

(Sari dkk., 2018)

Selain Masjid Baburahman juga ada Masjid Al-Ma‟ruf. Masjid Al-Ma‟ruf

Samarinda pertama kali berdiri pada tahun 1976 yang pada waktu itu bertepatan

dengan MTQ Nasioanal,selain itu masjid Al-Ma‟ruf sebagai prasarana komplek

perumahan. Dan pada tahun 2013 masjid direhap total sampai dengan tahun 2015.

Sistem mekanisme penggalangan dana masjid Al-Ma‟ruf awalnya murni

hanya dengan Infaq jamaah/kotak amal saja.

Tabel 1.1 Data Laporan Penggalangan Keuangan Masjid Al- Ma’ruf

Samarinda Periode 1 Januari s/d 31 Desember Tahun 2020

No. Keterangan Nominal

1. Hasil infaq shalawat jum‟at dan Penerimaan infaq Rp. 1.316.210.800,-

do‟a arwah

2. Penerimaan dana pemakaian masjid dari kegiatan Rp. 24.800.000,-

keagamaan

3. Penerimaan dana program QRIS, Penerimaan infaq Rp. 4.764.964,-

program CSR PT. Telkomsel, dan Penerimaan

infaq dari PT. Victoria

4. Penerimaan titipan pembayaran zakat dan

5
penerimaan dana sumbangan bantuan korban banjir Rp. 4.160.000,-

5. Penerimaan titipan pembayaran kolektif hewan Rp. 141.500.000,-

qurban, pengembalian dana kegiatan hari asyura,

dan pendapatan dari sewa counter untuk butik

6. Hasil shalawat Idul Adha 1441 H Rp. 15.986.000,-

7. Pendapatan dari bagi hasil Bank Syariah Mandiri Rp. 12.120.213,-

dan pendapatan dari bagi hasil Bank Kaltim Syariah

TOTAL PENGGALANGAN Rp. 1.519.541.977,-

sumber : Masjid Al-Ma’Ruf Samarinda

Tabel di atas menjelaskan bahwa pemanfaatan Masjid Al-Ma‟Ruf

Samarinda pada tahun 2020 mencapai Rp. 1.519.541.977,- dengan demikian

dapat dikatan bahwa pemasukan kas pada masjid Al- Ma‟Ruf Samarinda yang

terbilang besar.

Tabel 1.2 Data Laporan Pemanfaatan Keuangan Masjid Al- Ma’ruf

Samarinda Periode 1 Januari s/d 31 Desember Tahun 2020

1. Pembiayaan pengajian rutin & konsumsi pengajian Rp. 617.695.000,-

rutin dan Dana kas harian sekretariat masjid

2. Honorarium Imam, Muadzin, pelaksana sekretariat, Rp. 557.050.000,-

pelaksana keberhasilan, pelaksana keamanan &

guru TKI/TPA Al- Ma‟ruf

3. Biaya refill tabung APAR masjid oleh Damkar

6
Kota Samarinda dan pembelian alat-alat dan bahan- Rp. 41.900.000,-

bahan kebersihan

4. Bantuan biaya perjalanan ibadah umroh untuk Rp. 4.000.000,-

Imam Masjid Jami‟ Al- Ma‟ruf an. H. Sutanil

Fadhlan dan Sabran Abbas, S.Pdi Fadhlan Ma‟ruf

5.. Pengadaan seragam jubah imam masjid, biaya Rp. 86.225.000,-

operasional Dewan Pengawas & pengurus Inti

Yayasan, dan penggantian biaya pembuatan black

steel.

6. Pinjaman karyawan an. Heri Susanto Rp. 5.000.000,-

7. Pembayaran insentif Idul Fitri 1441 H untuk Rp. 29.450.000,-

petugas masjid, pengadaan pasrcel lebaran untuk

pengurus dan petugas masjid, dan perbaikan ruang

belajar TK Islam Al-Ma‟ruf & perbaikan mesin air

8. Pengadaan perelengkapan sekuriti untuk tahun Rp. 151.060.000,-

2020, Pembelian 1 galon 20 cairan hand sanityzer,

Penarikan dan titipan pembayaran kolektif hewan

qurban, Pembelian hand pallet uk. 2 ton, dan Biaya

pekerjaan perbaikan trotoar masjid.

9. Biaya kegiatan Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad Saw Rp. 30.200.000,-

1441, Biaya kegiatan Idul Adha 1441, dan

pembelian air mineral untuk konsumsi pengajian

rutin.

7
10. Penarikan dana titipan zakat, Pembayaran untuk Rp. 79.710.000,-

bantuan korban kebaran di kec. Sedulung Kab.

Kutai Kartanegara, Pembayaran pekerjaan cor lantai

ruang genset & Hydrant, Biaya kegiatan Hari

Assyura 10 Muharram 1442 H,

11. Pembayaran rekening PDAM Masjid, pembayaran Rp. 12.386.200,-

santunan kedudukan untuk an M. Nasikin,

Pembelian 10 lembar alas tempat wudhu pria,dan

Pendebatan rekening karena kesalahan transfer.

12. Biaya kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW Rp. 14.250.000,-

1442 H dan Pembelian 30 Exp kalender Ponpes

Darul falah Samarinda.

13. Biaya administrasi bank dan pajak Bank Mandiri Rp. 1.908.020,-

Syariah dan Biaya Administrasi bank dan pajak

Bank Kaltimtara syariah.

TOTAL PEMANFAATAN Rp. 1.655.134.221,-

Sumber :Masjid Al- Ma’ruf Samarinda

Tabel di atas menjelaskan bahwa pemanfaatan Masjid Al-Ma‟Ruf

Samarinda pada tahun 2020 mencapai Rp. 1.655.134.221,-

Seiring berjalannya waktu Masjid Al-Ma‟Ruf bekerjasama dengan QRIS

untuk penggalangan dana masjid yaitu melalui salah satu mobile payment yang

berkembang pada saat ini, Quick Response Code (QRIS). Hal ini disambut

antusias oleh masyarakat karena dengan adanya penggunaaan QRIS di tempat

8
ibadah, selain memudahkan jamaah dalam memberikan zakat dan sedekah, donasi

dari luar negeri juga bisa masuk.

QRIS adalah standar kode QR Nasional untuk memfasilitasi pembayaran

kode QR di indonesia yang diluncurkan oleh kerjasama Bi dengan Asosiasi

Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Sebagai pelaku yang melakukan code

respon. BI memfasilitasi sehingga terjadi interkonekvitas. Kepala Divisi Sistem

Pembayaran dan pengelolaan Uang Rupiah BI Kaltim, Yudhistira juga

menambahkan, yang menyelenggarakan QRIS, adalah semua Penyelenggara Jasa

Sistem Pembayaran (PJSP) yang memiliki izin dari BI. “jadi secara keamanan

bisa kami jamin.” Ungkapnya. (OKTARIYANTO, 2020)

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dengan demikian perlunya di

lakukan penelitian tentang bagaimana peran takmir dalam pengelolaan dana

masjid yang diterapkan di Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda. Karena banyak

Masyarakat yang menaruh kepercayaan mereka terhadap takmir. Maka dari itu

dilakukan penelitian yang berjudul “Peran Takmir dalam Pengelolaan

Keuangan Masjid Al-Ma’ruf Samarinda (Studi kasus pada Masjid Al-

Ma’Ruf Samarinda)”.

9
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini :

1. Bagaimana peran Takmir Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda dalam usaha

penggalangan dana?

2. Bagaimana peran Takmir Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda dalam

memanfaatkan dana?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peran Takmir Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda dalam usaha

penggalangan dana.

2. Untuk mengetahui peran Takmir Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda dalam

memanfaatkan dana.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak serta dapat diterapkan langsung, yaitu antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat jadi sumbangsih pemikiran maupun donasi

ilmiah dalam menciptakan konsep pengelolaan dana masjid yang baik. Dan

membagikan data kepada warga paling utama mat muslim menimpa metode

pengelolaan dana yang dicoba oleh takmir sehingga dapat memperoleh dan

tingkatan keyakinan masyarakat untuk berzakat, berinfak serta bersedekah

di Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda.

10
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan yang

bermanfaat bagi pemerintah pusat dan daerah khususnya, melalui

Kementerian Agama dalam membuat peraturan serta kebijakan untuk

meningkatkan pengelolaan dan pendayagunaan masjid agar lebih tertata

dengan dengan baik secara efektif, sehingga lebih banyak lagi masyarakat

yang berzakat, berinfak, dan bersedekah.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan peran takmir dalam pengelolaan dana

masjid yang diterapkan di Masjid Al-Ma‟Ruf samarinda dapat

meningkatkan perekonomian serta mengurangi tingkat kemiskinan

masyarakat. Penelitian ini juga diharapkan dapa menjadi acuan Takmir

Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda sebagai lembaga pengelola dana masjid untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam pengelolaan dana masjid yang

diterapkan saat ini, agar kedepannya lebih baik lagi, dan dapat menjadi

contoh takmir pada masjid lain.

11
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Masjid

Masjid merupakan sarana dalam beribadah bagi umat Islam kepada Allah

SWT. Secara tektual masjid berasal dari kata, “sajadah” yang berarti meletakkan

wajah ke bumi/tanah (Mandzur, 1940). Secara istilah masjid memiliki arti setiap

tempat di bumi yang dapat dilakukan untuk bersujud. Allah menjadikan bumi

sebagai tempat shalat dan sarana bersuci (tayammum) dan jika umat-Nya datang

pada waktu shalat (di suatu tempat), maka diharuskan shalat (di sana). Hal

tersebut tertuang dalam sabda nabi: “Dan bumi ini dijadikan bagiku sebagi tempat

shalat dan sarana bersuci (tayammum). Maka siapapun dari umat-Ku yang

datang waktu shalat (di suatu tempat), maka hendaklah ia shalat (di sana). (H.R

Al-Bukhri dan Muslim).

Keberadaan masjid juga merupakan rumah tempat ibadah umat islam dan

Muslim. Masjid artinya tempat sujud, sebutan lain yang berkaitan dengan masjid

di Indonesia adalah mushola, langgar atau surau. Istilah tersebut diperentukan

bagi bangunan menyerupai masjid yang tiak digunakan untuk shalat jum‟at,

iktikaf, dan umumnya berukuran kecil.

2.1.1 Definisi Masjid

Menurut Umar (2019) masjid berasal dari kata sajada- yasjudu yang artiya

merendahkan diri, menyembah atau bersujud. Kata masjid diambil dari kata

bahasa Arab, yang artinya meletakkan dahi di atas bumi (bersujud), sedangkan

12
masjid atau masjad dalam bahasa arab berarti tempat sujud. Oleh karena itu, setiap

tempat yang digunakan untuk shalat maka termaksud kategori masjid.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa masjid merupakan

bangunan tempat bangunan tempat shalat kamum muslimin, sedangkan dalam

kamus Al Munawwir, masjid yang berasal dari kata: sajad-yasjudu-suju dan,

mempunyai arti membungkuk dengan khidmat. Dari pemahaman diatas mengenai

tentang membungkuk dengan patuh tersebut dapat dimengerti bahwa dengan

makna menghormati dan memuliakan. Dalam surah al Baqarah ayat 34 Allah

SWT.

Menurut Nur Rahmawati (2020) menyebutkan istilah masjid menjadi

mosque dalam Bahasa Inggris berasal dari kata mosque’e yang merupakan turunan

dari kata mezquita dalam Bahasa Spanyol. Kata mezquita merupakan terjemahan

kata masjid dalam Bahasa Arab yang merupakan serapan dari kata masgheda dari

bahasa Aramaic.

Menurut Husain (2007: 9) ditinjau dari lafaznya atau definisinya secara

etimologi, kata masjid berkedudukan sebagai isim (kata benda) yang berasal dari

fi’il (kata kerja) sajada-yasjudu yang berarti sujud. Selain itu menyebutkan juga

bahwa al-masjid berarti tempat bersujud, al-misjad berarti al-khumrah, yakni tikar

kecil yang digunakan sebagai alat shalat untuk meletakkan kening ketika sujud.

Sebagian kalangan Arab berpendapat bahwa al-misjid berarti rumah tempat

bersujud, dan al-masjad berarti mihrab di rumah atau tempat shalat di suatu

perkumpulan manusia.

13
2.1.2 Fungsi Masjid

Menurut Dewan Masjid Indonesia (DMI) terdapat tiga fungsi masjid

pertama masjid sebagai ibadah (mahdlah) juga merupakan tempat untuk beribadah

secara luas (Gairu Mahdhlah) selama dilakukan dalam batas-batas syariah. Ketika

Nabi SAW memilih masjid sebagai langkah pertama membangun masyarakat

(kabilah) tertentu, tetapi masjid sebagai majelis utuk memotivasi atau

mengendalikan seluruh masyarakat (Pusat pengendalian masyarakat). Secara

konseptual masjid juga disebut sebagai Rumah Allah (Baitullah) atau bahkan

rumah masyarakat (bai al jami’)

Menurut Ayub (1996) fungsi utama masjid ialah sebagai tempat beribadah

kepada Allah SWT, yaitu menunaikan. Guna utama masjid merupakan tempat

sujud kepada Allah SWT, tempat shalat, dan beribadah kepadanya-Nya. Lima

dalam sehari semalam umat islam mendatangi masjid serta melakukan kewajiban

mereka dengan shalat berjamaah. Masjid juga ialah tempat yang dimana umat

muslim mengumandangkan nama Allah melalui azan, qamat, tasbih, tahmid,

tahlil, istigfar serta perkataan lain dilafazkan yang berkaitan dengan pengagungan

asma Allah.

Menurut Umar (2019) terdapat beberapa fungsi dasar masjid yang

diantaranya yaitu:

a. Pertama, fungsi keaagamaan untuk melakukan penertiban shalat,

pembagian zakat, memberikan fatwa, dll.

b. Kedua, fungsi sosial untuk tempat saling mengenal, memahami dan

menerima orang lain baik secara individual maupun kolektif.

14
c. Ketiga, fungsi psikologis untuk memberikan rasa aman dan kebersaman,

senasib, dan seiman yang memupuk persatuan dan rasa optimis.

d. Keempat, fungsi edukatif dan dakwah untuk pendidikan ‘ulu>m al

Qur’a>n, ‘ulu>m al hadi>s, ilmu-ilmu sosial-ekonomi dan eksak,

pendidikan moral dan juga perpustakaan.

e. Kelima, fungsi politik untuk perdamaian, tempat mengatur strategi militer,

menerima delegasi dan memusyawarakahkan urusan kenegaraan.

f. Keenam, fungsi pengobatan fisik dan mental.

g. Ketujuh, fungsi peradilan yaitu sebagai tempat untuk mengadili perkara

pidana dan perdata.

h. Kedelapan, fungsi komunikatif, yaitu untuk mengomunikasikan berbagai

informasi aktual.

i. Kesembilan, fungsi keamanan dan ketenangan.

j. Kesepuluh, fungsi estesis untuk menuangkan kreativitas seni.

Menurut Iskandar (2019) pada intinya Masjid memiliki Fungsi normatif dan

alikatif. Dilihat dari fungsi normatif bahwa masjid memiliki fungsi sebagai tempat

ibadah yang sesuai dengan fungsinya dan digunakan setiap saat bagi umat Islam

yang menunaikan ibadah shalat. Selain itu masjid juga digunakan sebagai tempat

kegiatan keislaman atau biasa dikenal sebagai syiar untuk tempat pembinaan ilmu

pengetahuan. Dan yang lebih pentingnya sebagai tempat untuk pembinaan mental

dan spritual bagi umat muslim.

15
Disamping itu fungsi normatif, masjid juga memiliki fungsi aplikasi sebagai

aplikasi sebagai wadah kegiatan umat islam secara spesifik. Fungsi aplikatif

tersebut diantara lain yaitu:

a. Menyelenggarakan kegiatan shalat rawatib yang nyaman dan aman.

b. Menyelenggarakan beragam kegiatan keislaman yang dibutuhkan para

jamaah.

c. Menyelenggarakan pengajian, kajian, pendidikan ataupun kegiatan yang

bersifat transformasi ilmu pengetahuan dan akhlaq.

d. Keberadaan menjadikan tempat yang nyaman, tenang dan tentram serta

memberikan kesan relijius bagi para jamaah baik jamaah insidental maupun

jamaah rutin.

e. Masjid sebagai tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri

kepaa Allah SWT.

f. Masjid sebagai tempat kaum muslimin ber‟itikaf, membersihkan diri.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi masjid tidak

hanya digunakan sebagai tempat Ibadah akan tetapi, masjid juga sangat berperan

penting bagi perkembangan umat islam.

2.1.3 Pengelolaan Keuangan Masjid

Menurut Ayub (1996) dalam mengelola masjid salah satu yang perlu

diperhatikan ialah sistem pengelolaan keuangan yang terdapat pada masjid.

Karena jika pengelolaan keuangan masjid dilaksanakan dengan baik, maka dapat

dikatakan bahwa pengurus masjid ialah orang-orang yang dapat dipercaya serta

16
bertanggung jawab, karena itu juga merupakan salah satu faktor yang menunjukan

kemakmuran suatu masjid.

Dilihat dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa Pengelolaan keuangan

masjid juga merupakan suatu hal yang harus diperhatikan lembaga masjid.

Karena pengelolaan keuangan masjid yang tersusun dan terorganisir dengan baik

serta profesional menjadi suatu keharusan sehingga dapat menumbuhkan

kepercayaan masyarakat terhadap masjid tersebut. Jika dilihat secara umum

pengelolaan diartikan sebagai kegiatan yang merubah sesuatu hingga menjadi baik

berat memiliki nilai-nilai yang tinggi dari semula. Pengelolaan juga sesuatu

kegiatan yang dilakukan agar sesui serta cocok dengan kebutuhan sehingga lebih

bermanfaat.

a. Sumber Keuangan Masjid

Menurut Agung Budi Sulistiyo dkk., (2019) masjid merupakan salah satu

organisasi nirlaba (non profit oriental) dilihat dari dalam bidang keagamaan

dalam menjalankan aktivitasnya, dengan mengelola sumber daya yang dimilikinya

dan sumber dana yang diperoleh dari masyarakat secara sukarela dan iklas,

dengan demikian diperlukannya donatur pendanaan. Karena masjid memerlukan

biaya yang tidak sedikit jumlahnya untuk setiap bulannya. Tanpa ketersediaan

dana semua gagasan untuk dapat memakmurkan masjid tidak dapat dilaksanakan.

Menurut Tim LTM-PBNU dan LAKPESDAM (2014:24-25), mnyatakan

bahwa ada beberapa sumber dana yang dapat dimanfaatkan oleh pengurus masjid,

antara lain:

1. Zakat, infak, dan sedekah dari para jamaah

17
2. Memproduksi harta benda wakaf

3. Infak donatur, instansi, atau perusahaan

4. Infak dari jasa parker dan penitipan barang

5. Usaha atau bisnis halal, seperti:

a) Mengadakan pasar atau bazar

b) Hasil produktif dari sewa aula masjid

c) Infak dari operasional lembaga pendidikan masjid

d) Menjual kalender

e) Lelang bahan bangunan masjid

f) Rumah sakit (klinik)

g) Pembuatan usaha kecil

h) Konsultasi keagamaan

Menurut Iskandar, (2019) dalam suatu kegiatan yang diadakan oleh takmir

masjid biasanya memerlukan dana yang tidak sedikit. Kemungkinan pendanaan

yang kurang dapat menyebabkan terhambatnya kegiatan-kegiatan yang telah

dirancang. Maka dari itu perlu ditangani secara serius.

Adapun kegiatan penggalangan dana yang dapat dilakukan, diantaranya:

(Iskandar, 2019)

a. Donatur Tetap

Donatur tetap diklasifikasikan atau disimpulkan dari jama‟ah sendiri

maupun pihak besarnya uang donasi. Donatur secara sukarela tiap bulan

menyisihkan sebagian hartanya untuk infak diikuti dengan shadaqah atau

zakat.

18
b. Donatur tidak tetap

Donatur tidak tetap yaitu takmir masjid mengajukan permohonan dana yang

dilengkapi dengan proposal aktifitas kepada instansi pemerintah, instansi

swasta, lembaga donur, simpatisan.

c. Donatur bebas

Dana yang diperoleh baik dari lingkungan jama‟ah masjid sendiri maupun

dari luar yang sifatnya insidental. Di lakukan dengan cara himbauan untuk

melaksanakan zakat, infak, shadaqah maupun wakaf. Selain itu juga dapat

menyediakan kotak amal permanen di pintu masjid. Dan juga meyediaan

kotak amal Jariyah di tempat-tempat tersentu, misalnya; toko, supermarket,

kantor dan lain sebagainya. Serta neyediakan kotal amal jum‟at dijalankan

pada saat beribadah. Melakukan penggalangan dana pada saat kegiatan

tertentu, misalnya shalat ied, Ramadhan, lelang amal dan lain sebagainya.

Tidak melakukan pencaraian dana dengan mengganggu masyarkat, misalnya

dengan mempersempit jalan.

d. Usaha ekonomi

Jika perlu dibutuhkan oleh pimpinan untuk karyawan yang digaji. Kegiatan

usaha ekonomi diselenggarakan diluar bangunan masjid. Agar tidak

menjadikan masjid sebagai tempat kegiatan jual beli. Usaha yang dilakukan

bisa berupa pelayanan jasa pembayaran listrik, air dan telephone kepada

masyarakat dengan imbalan tertentu mencetak dan menjual kalender

hijriyah yang bergambar kegiatan-kegiatan tak‟mir masjid.

19
b. Pemanfaatan Keuangan Masjid

Pemanfaatan keuangan atau dana yang digunakan ialah untuk kebutuhan

internal dan eksternal. Yang dimaksud dengan kebutuhan internal adalah

kebutuhan untuk masjid itu sendiri serta orang yang bersangkutan diantaranya

honor petugas kebersihan, penjaga masjid/satpam, biaya alat tulis dan

perlengkapan listrik dan lainnya. Selain kebutuhan internal adapun kebutuhan

eksternal masjid yaitu kebutuhan orang luar (selain pengurus) yang mempunyai

hubungan dengan masjid meliputi honor khatib jum‟at, dan hari raya, penceramah,

biaya-biaya peringatan hari-hari besar islam serta bantuan sosial lainnya. Selain

itu adapun pendukung masjid, biaya ini biasanya diperlukan untuk publikasi

perbuatan brosur, bulletin serta pembuatan spanduk dan lainnya.

Menurut Kamaru, (2018) pemanfaatan dana masjid salah satunya ialah

peningkatan pembangunan masjid yang ditujukan untuk kemakmuran dan

kesejahteraan masyarakat. Terutama pembangunan masjid yang merupakan media

yang akan digunakan oleh masyarakat sebagai tempat ibadah dan juga pembinaan

umat atau jamaah di sekitar masjid. Untuk itu perlu adanya Badan Ta‟amirul

masjid yang dimana sebagai lembaga untuk mengelola berbagai kegiatan yang

berhubungan dengan keagamaan serta melakukan pengelolaan masjid.

c. Laporan Keuangan Masjid

sesuai dengan pernyataan Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 tahun 2011

tentang organisasi nirlaba, bahwa oraganisasi nirlaba juga harus dan berhak untuk

membuat laporan keuangan dan melaporkan kepada para pemakai laporan

keuangan. Maka dari itu lembaga masjid wajib dan berhak untuk membuat

20
laporan kepada pemakai laporan keuangan yang akuntabilitas dan melaporkan

kepada pemakai laporan keuangan lembaga masjid.

Menurut Ayub (1996) laporan keuangan dibagi menjadi dua jalur yaitu:

pemasukan dan pengeluaran uang. Dengan demikian, laporan keuangan itu dapat

menjelaskan dari mana saja sumber uang yang diperoleh dan digunakan untuk

apa saja uang itu dipergunakan.

Kegiatan yang dilakukan dalam proses akuntansi meliputi pencatatan,

penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisian data keuangan dari suatu

organisasi. Maka dari itu masjid dengan menerapkan akuntabilitas sebagai alat

bantu pengelolaan, perencanaan dan pengawasan keuangan dengan pedoman

PSAK No. 45 tahun 2011 tentang standar pelaporan keuangan oraganisasi nirlaba

yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sehingga laporan keuangan

yang dihasilkan oleh lembaga masjid dapat dipercaya dan transparan dalam

pelapornya.

Adapun laporan Organisasi Masjid memberikan informasi sebagai berikut:

(Ayub, 1996)

a. Aset /harta

b. Kewajiban/hutang

c. Ekuitas/modal

d. Pendapatan, dan

e. Arus kas

Menurut Andarsari (2017) terdapat beberapa teknik akuntansi yang dapat

diadopsi oleh publik, yaitu: akuntansi anggaran,akuntansi komitmen,

21
akuntansi dana, akuntansi kas, dan akuntansi akrual. Dalam pencatatan

akuntansi pada masjid lebih sederhana dibanding dengan pencatatan

akuntansi komersial. Selain itu pencatatan akuntansi masjid langkah yang

pertama dilakukan ialah pengelompokan sumber pendapatan.

Pada penerapannya, akuntansi masjid lebih menggunakan metode

pencatatan cash basis yakni mengakui pendapatan dan biaya pada saat kas

diterima dan dibayarkan. Selain itu, akuntansi masjid menggunakan metode

pembukuan tunggal (single entry method) dengan alasan lebih praktis dan muda.

Laporan keuangannya disajikan dengan membandingkan antara anggaran yang

telah dibuat dengan realisasinya.

2.2 Takmir Masjid

Takmir masjid adalah organisasi yang mengurus seluruh kegiatan yang

berkaitan dengan masjid, Baik dalam pembangunan, memelihara maupun

memakmurkannya dan juga termaksud usaha-usaha pembinaan remaja masjid

sebagai remaja muslim.

2.2.1 Definisi Takmir

Menurut Nashar (2018) takmir masjid ialah sekumpulan masyarakat yang

menjadi pengurus masjid yang dimana mereka bertugas untuk mengatur kegiatan

di masjid, selain itu takmir masjid juga berperan penuh dengan keberlangsungan

dakwah yang dilakukan.

Takmir masjid, „amaratul masjid ialah upaya kegiatan, perbuatan

meramaikan dan mengadakan aktifitas-aktifitas masjid dengan keagamaan yang

22
dapat membawa seseorang ridha dan rahmat Allah serta dapat meningkatkan

ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT. yang dimana dilakukan oleh

sekumpulan orang yang bertugas. (Masyuhuri, 2018)

istilah takmir masjid bukanlah satu-satunya istilah yang digunakan dalam

penamaan oraganisasi pengelolaan masjid, terdapat istilah lain. Diantaranya ada

yang menggunakan istilah dewan kemakmuran masjid. Akan tetapi pada intinya

semua istilah itu mempunya tujuan yang sama yaitu untuk mengurusi, mengelola,

memakmurkan masjid, sehingga dapat berjalannya program-program yang ada

dimasjid terutama dalam bidang ibadah dan pendidikan. (Sakinah dkk., 2020)

Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para takmir di dalam

mereka melaksakan tugas seorang takmir yaitu: (Sakinah dkk., 2020)

a. Masjid sebagai tempat ibadah umat muslim.

b. Masjid sebagai pusat pembinaan umat.

c. Menjaga kerukunan dan memperbanyak amalan soleh.

Dilihat dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa takmir

masjid sangatlah berperan penting dalam kemakmuran masjid. Dan juga takmir

harus menyadari bahwa masjid itu adalah tempat beribadah yang harus dikelola

dengan baik, serta diperhatikan dan dijaga, baik itu kenyamanannya dan juga

ketertibannya. Karena dengan adanya semua itu semua orang akan merasa betah

berlama di masjid.

2.2.2 Peran Takmir Masjid

Takmir masjid mempunyai peranan sangat penting dalam memakmurkan

masjid. Suatu masjid dapat dikatakan makmur jika masjid tersebut berhasil

23
tumbuh menjadi sentral dinamika bagi umat. Jika di dalam masjid tersebut tidak

mempunyai kegiatan maka takmir masjid tidak bisa menjalankan tugas dan

perannya selaku pemimpin.

Menurut Al-ghazali dkk., (2018) peran di dalam masyarakat dapat

dijelaskan berdasarkan historis dan menurut sosial. Adapun penjelasan menurut

historis ialah karakter seseorang yang dimiliki atau dibawakan aktor dalam sebuah

pentas dengan karaker tertentu. Dalam ilmu sosial, peran diartikan sebagai tingkah

laku seseorang yang diharapkan oleh orang lain dengan kedudukan yang ia punya

dalam suatu sistem.

Menurut Soerjono Soekanto dikutip dari Al-ghazali dkk., (2018) bahwa

untuk menempati sebuah posisi status sosial peran dalam kalangan masyarakat

terdapat tiga syarat. Pertama, peran meliputi norma-norma yang dihubungkan

dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Yang dimaksud peranan

dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing

seseorang dalam masyarakat. Kedua, peranan konsep perilaku apa yang dapat

dilaksanakan individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Perananan

yang dimaksud ialah perilaku individu, yang berpengaruh bagi struktur sosial

masyarakat. Ketiga, peran yang mengikut sertakan suatu rangkaian yang teratur

dan disebabkan karena suatu jabatan.

Menurut Agung Budi Sulistiyo (2019) takmir masjid wajib mempunyai

keahlian manejerial yang baik sebab mereka mengelola masjid dalam suatu

kawasan perekonomian yang baik. Ada pula metode-metode yang jadi penguatan

kapasitas takmir masjid di dasarkan kepada target yang ingin dicapai. Salah

24
satunya keahlian serta teknis dalam mengerjakan pekerjaan (tecnical skill) serta

menambah kemampuan serta kecakapan mengetahui dan mengambil keputusan

(managerial skill). Tidak hanya itu takmir dituntut membiasakan diri dengan

keadaan umat, bukan umat dituntut untuk menyusuaikan diri dengan takmir.

Takmir perlu membentuk mindset jika mereka merupakan ujung tombak

pelayanan umat.

Menurut Al-baihaqi dkk., (2020) keberadaan takmir sangatlah berperan

bagi kalangan msyarakat karena mereka merupakan penggerak dalam kegiatan

masjid, baik di dalam masjid maupun lingkungan masjid. Dengan adanya berbagai

aktifitas yang dilakukan oleh pengurus masjid diharapkan menjadi salah satu

pengembangan pendidikan agama islam di lingkungan sekitar masjid.

Oleh karena itu untuk mencapai suatu target yang di jelaskan diatas maka

takmir harus memiliki keseriusan dalam melaukan pembinaan sampingan atau

dengan program yang insidental saja. Karena takmir masjid merupakan salah satu

mediator dalam pembinaan umat tentunya harus memberikan teladan yang baik.

Selain itu, suksesnya takmir juga berpengaruh terhadap kemakmuran masjid yang

mereka kelola.

2.3 pengelolaan keuangan

menurut Hamid dkk., (2021) pengelolaan berasal dari bahasa management,

yang berarti mengatur, mengelola, menangani, serta membuat suatu sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pengelolaan ini sangat penting dilakukan

untuk menjalankan roda suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

25
Beberapa definisi pengelolaan menurut para ahli, diantaranya:

1. Terry (1997) mendefinisikan pengelolaan sebagai proses atau cara yang

tersistematis untuk melakukan sesuatu. Proses tersebut terdiri dari

perancanaan (planing), pengorganisasian (organizing), penggerakan

(actuating), dan pengawasan (controlling). Pengelolaan atau manajemen

menurut pandangan (Terry, 1977) merupakan ilmu pengetahuan dan seni.

Sebagai ilmu pengetahuan, pengelolaan dapat diuji kebenarannya secara

umum.

2. Stoner & Freeman (1992) berargumen pengelolaan adalah suatu proses yang

dimulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan berbagai usaha yang dilakukan oleh anggota organisasi tersebut

dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

3. Fattah (2019) mendefinisikan pengelolaan sebagai suatu proses

perancanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan upaya

organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara

efektif dan efesien.

4. Hamalik (2000) berpendapat bahwa pengelolaan adalah suatu proses sosial

yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan

manusia lain serta sumber-sumber lain, menggunakan metode bantuan yang

efektif dan efesien untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.

26
Dari beberapa pendapat ahli diatas yang telah disebutkan, dapat disimpulkan

bahwa pengelolaan merupakan suatu upaya yang sistematis dalam melakukan

proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian dan pengawasan

yang dilakukan secara efektif dengan menggunakan sumber daya alam suatu

organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Jatmiko (2017) keuangan adalah seni dan ilmu dalam mengelola

uaang. Ibaratnya, tidak akan ada manusia, jika tidak ada darah. Demikian pula,

perusahan pasti juga membutuhkan keuangan sesuai dengan target dan tujuannya.

Selain itu keuangan menjadi syarat penting bagi perusahaan yang berfungsi untuk

menjaga kelangsungan dan pertumbuhannya.

Menurut Musthafa dkk., (2017) pengelolaan keuangan merupakan suatu

bidang pengetahuan yang cukup menyenangkan sekaligus menantang karena

mereka yang senang dalam bidang manajemen keuangan akan mendapatkan

kesempatan yang lebih luas untuk memperoleh pekerjaan seperti corporate finance

managers, perbankan, real estate, perusahaan asuransi, bahkan sektor

pemerintahan yang lain, sehingga karier mereka akan perkembang.

Menurut Pradiningtyas dkk., (2019) perilaku pengelolaan keuangan adalah

kemapuan seseorang dalam mengatur, yaitu mengatur sebuah perencanaan,

penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan. Serta sikap keuangan adalah keadaan

pikiran, pendapat, dan penilaian seseorang terhadap keuangan pribadinya yang

kemudian diterapkan pada suatu tindakan.

27
2.3.1 Penggalangan Dana

Penggalangan dana atau teyan adalah proses pengumpulan kontribusi

sukarela dalam bentuk uang atau sumber daya lain dengan meminta sumbagan

dari individu, perusahaan, yayasan, atau lembaga pemerintah.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KKBI),arti kata penggalanganan adalah

proses, cara, perbuatan menggalang. Penggalangan berasal dari kata dasar galang.

Penggalangan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga

penggalangan dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda

dan segala yang dibedakan.

Menurut john (2015) Penggalangan dana adalah perpaduan antara seni dan

sains dan bidang dimana pengalaman masih lebih dihargai daripada kredensial

formal. Asosiasi profesional penggalangan dana mendefinisikan penggalangan

dana secara sederhana,yaitu sebagai peningkatan aset dan sumber daya dari

berbagai umber untuk mendukung organisasi atau proyek tertentu (kamus online

Frundraising AFP). lindahl (2010) mendefinisikan penggalangan dana bahwa

merupakan manajemen hubungan antara organisasi nirlaba dan berbagai donatur

untuk tujuan meningkatkan pendapatan hadiah untuk organisasi.

Dapat disipulkan bahwa penggalangan dana melibatkan hubungan, yang

dimana hubungan tersebut memiliki tujuan sumber keuangan yang diberikan

secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan apapun.

2.3.2 Investasi Dana

Menurut Nurlaily, (2020) invetasi yaitu proses pengelolaan dana, atau

menanamkan dana atau modal di masa sekarang dengan harapan akan menerima

28
sejumlah aliran pembayarn yang menguntungkan di kemudian hari. Dana dikelola

dengan cara membeli sekuritas atau aset keuangan (financial asset), yaitu berupa

saham, obligas, atau derivative seperti option dan future contract. Sebagai contoh,

seorang investor mengalokasikan dana dengan cara membeli sekuritas suatu

perusahaan, dengan berharap akan naik pada saat investor berkenan bahwa nilai

sekuritas tersebut akan naik pada saat menjual aset tersebut pada masa kemudian.

Menurut Pratomo dkk., (2001) investasi dalam cakupan investasi keuangan

(financial investmen). Yang dimana pada dasarnya berinvestasi adalah “membeli”

suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat “dijual kembali” dengan nilai

yang lebih tinggi.

Menurut Nurlaily (2020) investasi berarti menaruh dana atau melakukan

komiten dana dengan tujuan memperoleh pengembalian ekonomi atau

memperoleh hasil dari dana tersebut selama suatu periode waktu tertentu, yang

biasanya dalam bentuk arus kas periodek dan atau nilai akhir.

Dilihat dari beberapa pendapat mengenai investasi dana, maka dapat

disimpulkan bahwa invetasi adalah sebuah aktivitas seseorang untuk menyimpan

atau menempatkan dana mereka pada periode tertentu dengan harapan

mendapatkan keuntungan atau peningkatan nilai investasi.

2.3.3 Pemanfaatan Dana

Adapun pemanfaatan dana dalam berinvestasi dianataranya yaitu: ( Nurlaily,

2020)

29
1. Meningkatkan Aset

Contohnya jika seseorang membeli tanah dengan tujuan investasi lalu

menjualnya beberapa tahun kemudian dengan harga yang lebih tinggi. Maka nilai

aset berupa tanah mengalami kenaikan. Namun, peningkatan nilai aset tidak

didapatkan dalam waktu singkat, butuh waktu yang lama dan kesabaran.

2. Memenuhi kebutuhan di masa depan

Investasi di masa sekarang bertujuan untuk menunjang dan mendukung

kehidupan di masa depan. Contohnya seseorang melakukan investasi dalam

bentuk emas untuk dana pendidikan di masa depan.

3. Gaya hidup hemat

Dengan investasi seseoang akan mencoba hidup hemat untuk tetap

berinvestasi, pada akhirnya orang tersebut akan menghindari membeli hal-hal

tidak penting dan bersifat lebih ekonomis.

4. Menghindari utang

Dengan gaya hidup sederhana, seseorang akan menghindari hutang. Orang-

orang yang memiliki komitmen investasi akan menghindari berhutang dan lebih

memilih hidup hemat untuk memperbaiki keeadan ekonomi.

2.4 Penelitian Terdahulu

Dari beberapa penelitian terdahulu, adapun beberapa referensi untuk penulis

untuk menggali informasi mengenai peran takmir dalam pengelolaan keuangan

Masjid. Berikut ringkasan penelitian terdahulu:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Nama/Tahun Hasil Penelitian

30
1. Pengelolaan Kusumadyahd Dari penelitian ini, sumber dana masjid
Keuangan ewi, (2018) diperoleh dari kotak amal yang tertempel di
Masjid sebagai dinding masjid, yang terdiri dari
pembangunan masjid, infaq masjid, yang
Organisasi
berhak menerima, yatim piatu, dan dhuafa.
nirlaba Dan adapun dari kotak amal ketika sholat
jum‟at, donatur tetap dan tidak tetap. Serta
untuk pertanggung jawaban para pengurus
terhadap masyarakat pengurus melakukan
transparansi keuangan yang dilakukan
dengan membuat laporan keuangan yang
melibatkan bendahara san staf harian.
Dengan diketahui oleh ketua takmir masjid
sebagai penanggungjawab.
2. Pengelolaan (Rini, 2019) Dalam penelitian ini pengurus masjid
keuangan Masjid berpendapat masjid sudah mempunyai
di Jabotabek laporan keungan. Namun hanya seberapa
saja masjid yang membuat laporan
keuangan sesuai PSAK. Mayoritas dengan
cara mengumumkan pada saat sholat jum‟at
dan di tempel pada papan pengumuman.
Rekeningyang dimiliki sebagian besar atas
nama pengurus. Penerimaan masjid
terutama berasal dari infak dan wakaf
jamaah. Dan hanya sebagian kecil saja
masjid yang sudah diaudit laporan
keuangannya. Untuk mengatasi masalah
dalam pengelolaan keuangan masjid,
sebaiknya bagi kalangan pendidikan
akuntansi khususnya akuntansi Islam secara
proaktif di masa yang akan datang
mengusahakan untuk mengadakan pelatihan
khusus mengenai manajemen masjid
modern khususnya pengendalian internal.
3. Transparansi (Kurniasari, Hasil penelitian ini menjelaskan tentang
Pengelolaan 2011) pengelolaan Masjid. Yang mana disebutkan
Masjid dengan bahwa salah satu faktor utama dalam
laporan meningkatkankan kemakmuran masjid ialah
keuangan sistem pengelolaanya. Selain itu juga
memerlukan sistem laporan keuangan yang
akurat, terutama yang berkaitan dengan :1)
keadaan dan kondisi jamaah, 2) keadaan
dan kondisi keuangan harta benda dan
masjid, dan, 3) informasi lain
yang diperlukan sehubungan dengan
kepentingan masjid. Oleh karena itu
diperlukan pengelolaan keuangan masjid
berdasarkan pernyataan Standar Akuntansi

31
Keuangan (PSAK) No. 45 mensyaratkan
akuntansi pada organisasi nirlaba (dalam ini
hal masjid) dengan menggunakan metode
akrual, yang terdiri dari laporan keuangan.
Posisi, laporan aktivitas, laporan arus kas
dan catatan atas laporan keuangan (IAI
2007).
4. Manajemen (Sochimin, hasil penelitian ini menjelaskan bahwa
Keuangan 2017) masjid merupakan salah satu sumber daya
Masjid Berbasis yang dimiliki umat Islam, maka dari itu
Pembedayaan sepantasnya umat islam memanfaatkan
Ekonomi Umat seoptimal mungkin untuk kemakmuran
umat islam itu sendiri. Diantara masjid-
masjid di Purwakerto yang melakukan
pemberdayaan ekonomi umat adalah Masjid
Fatimatuzzahra, Masjid Nurul Huda, Masjid
al-Ihya‟, Masjid al-Muttaqin, Masjid al-
Fattah, Jami‟Baitul Hikmah.

2.5 Definisi Kopsesional

Untuk mempermudah dan menghindari kesalahan presepsi atau pengertian

melalui penelitian ini. Maka batasan masing-masing istilah yaitu sebagai berikut :

1. Menurut Soekanto (2002-243) peran adalah aspek dinamis kedudukan

(status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan,

maka ia menjalankan suatu peranan. (Badan dkk ., 2017)

2. Takmir masjid adalah sekumpulan orang yng mempuynai kewajiban

memakmurkan masjid. Takmir masjid bermakna juga kepengurusan masjid.

(Lantaeda dkk., 2017)

3. Menurut Kamus Besar Indonesia (KKBI), Pengelolaan adalah proses, cara,

pembuatan mengelola. Ialah proses melakukan kegiatan tertentu dengan

menggerekkan tenaga orang lain. Prsoses yang membantu merumuskan

kebijaksanaan dan tujuan organisasi. Proses yang memberikan pengawasan

32
pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanan kebijaksanaan dalam

pencapaian tujuan.

4. Menurut Poerwadaminto (2002 : 125) Pemanfataan adalah suatu kegiatan,

proses, cara atau perbuatan yang menjadikan suatu yang ada menjadi

bermanfaat. Dengan demikian pemanfaatan diartikan suatu proses, cara dan

perbuatan dalam menggunakan atau memanfaatkan suatu objek atau benda.

2.6 Kerangka Proses Berfikir

Adapun kerangka proses pikir merupakan alur atau langkah pemikiran

peneliti dalam penelitian ini, maka dijabarkan dalam gambar 2.1 :

Peran Takmir dalam Pengelolaan Dana Masjid terhadap Peningkatan


Kepercayaan Masyarakat untuk Berinfak dan Bersedekah

Rumusan Masalah :
1. Bagaimana Peran Takmir Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda dalam
usaha penggalangan dana ?
2. Bagaimana Peran Takmir Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda dalam
memanfaatkan dana ?

Metode Penelitian :
Wawancara, Observasi, Dokumentasi
Analisis data, Penyajian data, kesimpulan, Triangulasi

Hasil Penilitian

Gambar 2.1 Kerangka Proses Berfikir

33
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan penjelasan yang menunjukan indikator-

indikator dari suatu gejala, sehingga memudahkan dalam menganalisa data. Untuk

menghindari kesalahan dalam mengartikan variabel-variabel yang dianalisis.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai objek yang diteliti.

Maka berikut akan diuraikan definisi operasional:

1. Peran takmir adalah perilaku sekumpulan orang yang berperan penting dan

berpengaruh dalam mengembangkan dan memakmurkan masjid Al-Ma‟ruf

Samarinda. Serta sebagai pelaku dalam mengembangkan dan memakmurkan

masjid. Serta sebagai pelaku dalam interaksi sosial untuk dapat

menumbuhkan kepercayaan masyarakat dalam pemanfataaan dana untu

kesejahteraan Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda.

2. Penggalangan dana adalah proses, cara dan upaya yang dilakukan oleh

Takmir Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda dalam pengumpulan dana Masjid.

3. Pemanfaatan dana adalah proses, cara, yang dimana seorang takmir

mengelola serta memanfatkan dana yang ada dalam kepentingan Masjid

yang dilakukan Oleh Takmir Masjid Al-M‟Ruf Samarinda.

34
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Kota Samarinda tepatnya di Masjid Al-

Ma‟Ruf Samarinda yang terletak di Jalan Ramania, Vorvo Rt 41, kelurahan

Sidodadi, Samarinda ulu, Kota Samarinda Kalimantan timur. Sedangkan waktu

penelitian ini dimulai dilakukan pada bulan Agustus 2021.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian

kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Yang dimana penelitian ini dilihat

dari fakta-fakta yang ditemukan oleh peneliti pada saat dilapangan. Salah satu

kriteria penelitian kualitatif ialad data yang pasti. Data yang sebenarnya terjadi

sebagaimana adanya, bukan hanya sekedar data yang terlihat, terucap, tetapi data

yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap.

Menurut Sugiyono (2013: 1-3) metode penelitian Kualitatif adalah metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang almiyah. Objek

yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode penelitian ini sering disebut

sebagai metode naturalistik. Objek yang alamiah adalah objek yang apa adanya,

setelah berasa di objek dan setelah keluar dari objek relative tidak berubah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskripsi. Penelitian deskripsi

adalah suatu penelitian yang menggunakan metode studi kasus (Sugiyono, 2017).

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.

a. Data primer

Dalam penelitian ini diperoleh dengan cara langsung ke lapangan dengan

menggunakan teknik pengumpulan data dan wawancara dengan informan. Peneliti

35
menggunakan data ini untuk menggali informasi langsung mengenai peran takmir

dalam pengelolaan dana Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda.

b. Data sekunder

Data sekunder didapatkan dari dokumen-dokumen penelitian yang diperoleh

langsung oleh pihak Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda, sumber literatur, internet,

dokumentasi dan pendukung lainnya.

3.4 Informan Penelitian

Informan ialah seseorang yang memiliki banyak mengenai objek yang

sedang diteliti, dan bisa untuk dinilai informasi terkait dengan objek penelitian

tersebut. Informasi dari penelitian ini yaitu dari wawancara secara langsung

dengan narasumber. Adapun kriteria informan dalam penelitian ini ialah: subyek

yang memahami permasalahan, memiliki data, bersedia memberikan konfirmasi,

dan bersedia memberikan informasi lengkap. Maka informan kunci dalam

penelitian ini.

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Keterangan

1. Drs. H. Hasan Nuntji Ketua Umum Masjid Jami Al-Maruf Samarinda

2. Akhmad Muslim Bendahara Umum Masjid Jami Al-Maruf

3. Yudi Jamaah masjid

4. Supriadi Jamaah masjid

5. Sudirman Masyarakat sekitar

6. dursina Masyarkat Sekitar

36
3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

digunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara

Teknik wawancara ini ialah teknik memperoleh hasil dengan secara

langung, yang dimana peneliti bertemu langsung oleh pihak pertama yang dimana

dipercaya untuk dimintai data yang diperlukan.

b. Literature (Sumber Pustaka)

Teknik pengumpulan data dengan literature adalah teknik pengumpulan

data yang sert informasi penelitian yang menggunakan sumber dari tulisan karya

ilmiah seseorang, jurnal penelitian, buku, gambar, foto grafik dan lain sebagainya.

Teknik ini bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam penelitian.

c. Dokumentasi

Setelah melakukan teknik wawancara, peneliti melakukan sesi dokumentasi

yang dimana berupa bentuk tulisan, gambar, atau data-data yang terkait dengan

yang ingin diteliti peneliti. Dokumentasi merupakan pelengkap dan penguat dalam

penelitian kualitatif.

3.6 Teknik Analisis Data

Metode analisis informasi bagi Sugiyono( 2015) merupakan proses mencari

serta menyusun informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan

serta dokumentasi, yakni dengan metode mengorganisasikan informasi kedalam

katergori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melaksanakan sintesa menyusun

37
kedalam pola, untuk memilah mana yang berarti serta mana yang hendak

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga sehingga informasi gampang

dimengerti. Secara umum teknik analis data ini ada beberapa tahapan yaitu:

a. Reduksi Data (Data reduction)

Data yang terkumpul dan diorganiasikan menurut tema dan polanya.

Pengolahan data tersebut dilakukan dengan mengumpulkan data sebanyak-

banyaknya tentang informasi yang berkenaan dengan peran takmir dalam

pengelolaan Keuangan Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda. Setelah data dikumpulkan

maka dipilih data yang penting dan membuang data yang diperlukan.

b. Penyajian data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Hal ini dilakukan dengan alasan data

yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif biasanya berbentuk naratif

sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi isi.

c. Kesimpulan dan Verefikasi

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan konfigurasi

yang utuh. Simpulan merupakan temuan dan gambaran dari fokus penelitian yang

terdapat dilapangan. Kesimpulan dilakukan untuk menemukan inti dari isi dan

makna yang terkandung dalam data.

38
d. Triangualasi

Teknik pemeriksaan data yang digunakan adalah dengan triangulasi sumber.

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara crass-check data dengan fakta dari

sumber lain dan menggunakan kelompok informan berbeda. Triangulasi ini

dilakukan dengan cara mencari orang-orang yang terlibat dalam proses kegiatan

yaitu pengurus Masjid dan bagian keuangan takmir masjid.

39
DAFTAR PUSTAKA

Al-baihaqi, A. A. I., Pangeran, I. A. I., Nganjuk, D., Pangeran, I. A. I., &


Nganjuk, D. (2020). Strategi Komunikasi Takmir Masjid Dalam Syiar
Islam26–35 ,10 .ۚ .
Al-ghazali, S., Surakarta, I., Saputro, M. E., & Surakarta, I. (2018). al-Balagh
jurnal Dakwah dan Komunikasi. 3(1).
Alam, S., & Alam, R. (2019). Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Masjid Butuh
Komitmen dan Kompetensi Pengelola. EQUITY: Journal of Economics,
Management …, 54–71. http://ojs.stkip-
ypup.ac.id/index.php/equity/article/view/81
Andarsari, P. R. (2017). Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Lembaga
Masjid). Ekonika : Jurnal Ekonomi Universitas Kadiri, 1(2), 143–152.
https://doi.org/10.30737/ekonika.v1i2.12
Andika Saputra, S. T. M. S., & Dr. Nur Rahmawati S., S. T. M. T. (2020).
Arsitektur Masjid. Muhammadiyah University Press.
https://books.google.co.id/books?id=vpIbEAAAQBAJ
Arif Hidaatullah, Agung Budi Sulistiyo, N. H. (2019). Analisis Rekonstruksi
Penyusunan Laporan Keuangan Masjid ( Studi Kasus pada Masjid Agung
Baiturrahman Banyuwangi ). VI(1), 69–75.
Ayub, M. E. (1996). Manajemen masjid. Gema Insani Press.
https://books.google.co.id/books?id=Rb4xR05WNZIC
Di, K., Agung, M., Huda, N., Besar, S., Bisnis, E., & Sumbawa, U. T. (2019).
Analisis laporan keuangan masjid berdasarkan psak no. 45 tentang
pelaporan keuangan organisasi nirlaba (studi kasus di masjid agung nurul
huda sumbawa besar). 04(01), 45–50.
Dr. H. Nashar, S. E. M. M. M. S. D. M. M. A. M. F. I. (2018). WAJAH-WAJAH
MASJID DI MADURA (Studi Historis dan Sosiologis Dinamika Manajemen
Masjid dalam Pemberdayaan Ummat). Duta Media Publishing.
https://books.google.co.id/books?id=5p35DwAAQBAJ
Fitria, Y. (2017). Akuntabilitas pada Organisasi Religi ; Studi Kasus Masjid-
Masjid di Balikpapan , Kalimantan Timur. Akuntabel, 14(1), 38–45.
Hamid, M. A., Widyastuti, A., Firdaus, E., Chamidah, D., Tanjung, R., Sari, R.
N., Musyadad, V. F., Karwanto, K., Kato, I., Cecep, H., & others. (2021).
Pengelolaan Pendidikan. Yayasan Kita Menulis.
https://books.google.co.id/books?id=iUs2EAAAQBAJ
Iskandar, A. (2019). Ikhtiar Memakmurkan Rumah Allah: Panduan Operasional
Masjid. CV Jejak (Jejak Publisher).

40
https://books.google.co.id/books?id=1f7RDwAAQBAJ
Ismatullah, I., & Kartini, T. (2018). Transparansi Dan Akuntabilitas Dana Masjid
Dalam Pemberdayaan Ekonomi Ummat. Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi, 6(12),
186–204.
Jatmiko, D. P. (2017). Pengantar Manajemen Keuangan: Diandra Kreatif.
Diandra Kreatif. https://books.google.co.id/books?id=rnwtDwAAQBAJ
Kamaru, A. Y. K. & I. (2018). PUBLIK: Jurnal Manajemen Sumber Daya
Manusia, Administrasi dan Pelayanan Publik Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Bina Taruna Gorontalo Volume V Nomor 1 Juni 2018. V, 35–
43.
Kurniasari, W. (2011). T ransparansi Pengelolaan Masjid dengan Laporan
Keuangan Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( ( PSAK ‫ﹶ‬
‫ ﻭ ﻴ ﻃ ﹶ ﹲ ﺓ ﺪ‬6 .‫(ﻠ‬Iai 2007), 135–152.
Kusumadyahdewi, K. (2018). Pengelolaan Keuangan Masjid Sebagai Organisasi
Nirlaba. J-PIPS (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial), 4(2), 81.
https://doi.org/10.18860/jpips.v4i2.7312
Lantaeda, S. B., Lengkong, F. D. J., & Ruru, J. M. (2017). Jurnal Administrasi
Publik. 04(048).
Masyuhuri, K. H. A. A. (2018). Kamus Super Lengkap Istilah-Istilah Agama
Islam. Diva Press. https://books.google.co.id/books?id=xlc3EAAAQBAJ
Nuzula, N. F., & Nurlaily, F. (2020). Dasar-Dasar Manajemen Investasi.
Universitas Brawijaya Press.
https://books.google.co.id/books?id=xQH8DwAAQBAJ
OKTARIYANTO, B. (2020). No
Titlehttps://nomorsatukaltim.com/2020/02/09/qris-tersedia-di-tempat-
ibadah/. In NomorSatu SATU KALTIM (p. 1).
https://nomorsatukaltim.com/2020/02/09/qris-tersedia-di-tempat-ibadah/
Pradiningtyas, T. E., Lukiastuti, F., Bank, S., Jateng, B. P. D., Abstrak, S.,
Semarang, K., & Kunci, K. (2019). PENGARUH PENGETAHUAN
KEUANGAN DAN SIKAP KEUANGAN TERHADAP LOCUS OF
CONTROL DAN PERILAKU PENGELOLAAN KEUANGAN. 6(1), 96–112.
Pratomo, E. P., Nugraha, U., Pudjiarti, T., & Arlina, A. (2001). Reksa dana: solusi
perencanaan investasi di era modern. Gramedia Pustaka Utama.
https://books.google.co.id/books?id=jPK0abPFdhsC
Prof. Dr. H. Musthafa, S. E. M. M., Christian, P., Basuki, Y., Nofianto, D., Kika,
M., & Offset, A. (2017). Manajemen Keuangan (P. Christian (ed.)). Penerbit
Andi. https://books.google.co.id/books?id=4VJLDwAAQBAJ

41
Rini, R. (2019). Pengelolaan Keuangan Masjid Di Jabodetabek. Jurnal Akuntansi
Dan Keuangan Islam, 6(2), 109–126. https://doi.org/10.35836/jakis.v6i2.1
Sakinah, D., Utara, S., Mubarok, R., Tinggi, S., Islam, A., Kutai, S., &
Kalimantan, T. (2020). AL-ISHLAH. 18, 233–248.
Sari, M., Mintarti, S., & Fitria, Y. (2018). Akuntabilitas pengelolaan keuangan
organisasi keagamaan. 15(2), 45–56.
Sochimin, S. (2017). Manajemen Keuangan Masjid Berbasis Pemberdayaan
Ekonomi Umat. El-Jizya : Jurnal Ekonomi Islam, 4(1), 119–150.
https://doi.org/10.24090/ej.v4i1.2016.pp119-150
Umar, S. (2019). Pendidikan Masyarakat Berbasis Masjid. Deepublish.
https://books.google.co.id/books?id=dWXMDwAAQBAJ
Worth, M. J. (2015). Fundraising: Principles and Practice. SAGE Publications.
https://books.google.co.id/books?id=aFg0CgAAQBAJ

42
LAMPIRAN

43
Lampiran 1. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

PERAN TAKMIR MASJID AL-MA’RUF SAMARINDA

(STUDI KASUS PADA MASJID AL-MA’RUF SAMARINDA)

A. Pedoman Wawancara dengan takmir masjid

I. Penggalangan dana Keuangan Masjid Al-Ma’ruf Samarinda

Nama :

Jabatan :

Tempat :

Hari/tanggal :

1. apa saja sumber-sumber dana keuangan Masjid Al-Ma‟ruf Samarinda?

2. Bagaimanakah peran takmir masjid atau strategi dalam menjaring donatur

tetap untuk masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda?

3. Bagaimanakah mekanisme pembayaran bantuan donatur tetap untuk

Masjid Al-Ma‟ruf Samarinda?

4. Strategi apa saja yang dilakukan oleh takmir masjid dalam menjaring

donatur tidak tetap. Seperti permohonan instansi pemerintah, dan lembaga

sosial lainnya?

44
5. Bagaimanakah strategi Takmir Masjid Al-Ma‟ruf Samarinda dalam

menggalang donatur bebas. Seperti penggalangan zakat, infaq, dan

shadaqah?

6. Bagaimanakah mekanisme penggalangan dana melalui kotak amal? Serta

lokasi tempat-tempat yang terjangkau untuk diletakkannya kotak amal.

7. Bagaimanakah penggalangan dan mekanisme untuk pengalangan dana

pada saat kegiatan dan hari besar islam. Seperti penggalangan dana pada

sholat ied, bulan Ramadhan, dan hari besar lainnya.

8. Bagaimanakah strategi takmir masjid dalam memperbesar dan

memperbanyak dana masjid melalui usaha ekonomi. Seperti koperasi

masjid, dan BMT masjid, dan butik syariah.

II. Pemanfaatan Keuangan Masjid Al-Ma’ruf Samarinda

Nama :

Jabatan :

Tempat :

Hari/tanggal :

1. Bagaimanakah bentuk-bentuk biaya operasional untuk rutinitas kegiatan

masjid? Seperti gaji kaum, gaji imam, gaji bilal.

2. Bagaimanakah mekanisme pemanfaatan dana untuk pembiayaan

prasarana seperti biaya listrik, telepon, air PDAM?

3. Bagaimanakah cara Takmir Masjid Al-Ma‟ruf Samarinda membiayai

kebersihan dan penghijauan lingkungan masjid?

45
4. Bagaimanakah Takmir Masjid Al-Ma‟ruf Samarinda memanfaatkan dana

untuk keamanan dan ketertiban lingkungan masjid?

5. Apa saja dana-dana tak terduga yang dikeluarkan untuk masjid?

6. Bagaimanakah bentuk-bentuk Masjid Al-Ma‟ruf Samarinda melakukan

pembiayaan untuk kebutuhan eksternal masjid. Seperti honor khatib

jum‟at, hari raya, dan penceramah pengajian

7. Bagaimanakah bentuk-bentuk takmir masjid melakukan pembiayaan

untuk bantuan sosial terhadap masyarakat?

8. Dari dana yang sudah di keluarkan, apa saja hasil (outcame) dan manfaat

(benefit) yang suda di capai dari pengeluaran dana masjid ini?

9. Apakah ada pengawas dalam bidang keuangan Masjid Al-Ma‟ruf

Samarinda?

10. Apakah jumlah jamaah Masjid Al- Ma‟ruf Samarinda setiap tahun

mengalami peningkatan?

11. Program- program apa saja yang dilaksanakan pada Masjid Al- Ma‟ruf

Samarinda?

12. Bagaimanakah program-program kegiatan di laksanakan dalam kondisi

pandemi seperti ini?

13. Apa saja hambatan yang ditemui dalam melaksanakan program

kegiatan? Apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?

46
B. Pedoman wawancara dengan jamaah Masjid

I. Penggalanan dana keuangan Masjid Al-Ma’ruf Samarinda

Nama :

Jabatan :

Tempat :

Hari/tanggal :

1. Sudah berapa lama bapak/ibu/i menjadi jamah Masjid Al- Ma‟Ruf

Samarinda?

2. Apakah bapak/ibu/i sering mengikuti kegiatan di Masjid Al- Ma‟Ruf

Samarinda?

3. Kegiatan apa saja yang serig diikuti di Masjid Al- Ma‟Ruf Samarinda?

4. Apakah bapak/ibu/i melakukan pembayaran zakat, infaq, dan sedekah di

Masjid Al- ma‟Ruf Samarinda?

5. Sudah berapa tahun bapak mempercayakan pembayarn zakat, infaq, dan

sedekah di Masjid Al- Ma‟Ruf Samarinda?

6. Mengapa bapak/ibu/i mempercayakan zakat, infaj, sedekah, di Masjid

Al- Ma‟Ruf Samarinda?

7. Menurut yang bapak/ibu/i dari mana saja saja pemasukan dana yang

diterima Masjid Al- Ma‟Ruf Samarinda?

8. Apakah bapak pernah berdonatur pada Masjid Al- Ma‟Ruf Samarinda?

9. Menurut bapak bagaimana sistem penggalangan dana pada Masjid Al-

Ma‟Ruf Samarinda yang bapak ketahui?

47
II. Pemanfaatan dana keuangan Masjid Al-Ma’Ruf Samarinda

Nama :

Jabatan :

Tempat :

Hari/tanggal :

1. Menurut Bapak/saudara/i bagaimanakah peran takmir Masjid Al-Maruf

Samarinda dalam pengelolan dananya serta setiap programnya?

2. Apakah Takmir Masjid Al-Maruf Samarinda selalu menginformasikan

secara terbuka dan transparansi terkait dana pemasukan dan pengeluaran

dana masjid ?

3. Menurut bapak dari mana saja pemasukan dana yang diterima Masjid Al-

Maruf Samarinda?

4. Apakah bapak mengetahui pengeluaran dana masjid diperuntukan untuk

apa saja?

5. Apakah di Masjid ini terbuka dalam hal informasi keuangan masjid?

6. Menurut bapak seberapa pentingkah pelaporan kondisi keuangan kepada

masyarakat?

7. Apakah Takmir Masjid Al-Ma‟ruf Samarinda pernah melakukan

pembiayan untuk bantuan sosial terhadap masyarakat?

8. Apakah anda puas dengan kinerja Takmir Masjid Al-Ma‟ruf Samarinda?

9. Bentuk pelayanan apa saja di yang lakukan oleh Takmir Masjid Al-

Maruf Samarinda?

10. Menurut bapak dengan seiring berjalannya waktu apakah ada

48
peningkatan pelayanan yang dilakukan oleh Takmir Masjid Al-Ma‟ruf

Samarinda?

11. Apakah saran dan harapan Bapak/ibu/i untuk takmir dalam

mengelola Masjid Al-Mar‟uf terutama dalam pengelolaan keuangan

Masjid Al-Maruf Samarinda?

C. Pedoman wawancara dengan masyarakat sekitar

I. Penggalanan dana keuangan Masjid Al-Ma’ruf Samarinda

Nama :

Jabatan :

Tempat :

Hari/tanggal :

1. Bagaimana pandangan bapak/ibu/i mengenai Masjid Al-Ma‟ruf Samarinda?

2. Bagaimana pandangan bapak/ibu/i mengenai program - program yan

dijalankan oleh Takmir Masjid Al-Ma‟ruf Samarinda?

3. Bagaimana pelaksana kegiatan-kegiatan takmir Masjid Al-Ma‟ruf

Samarinda?

4. Apakah bapak/ibu/i pernah melakukan pembayaran zakat, infaq, dan

sedekah di Masjid Al-Ma‟ruf Samarinda?

5. Mengapa bapak/ibu/i mempercayakan zakat, infaq. Dan sedekah di Masjid

Al-Ma‟Ruf Samarinda?

6. Menurut Bapak/ibu/i dari mana sajakah pemasukan dana yang diterima

49
Masjid Al-Ma‟ruf Samarinda?

7. Apakah bapak pernah berdonatur pada Masjid Al-Ma‟Ruf Samarinda?

8. Menurut Bapak/ibu/i bagaimanakah Sistem penggalangan dana pada Masjid

Al-Ma‟ruf Samarinda yang bapak ketahui?

II. Pemanfaatan dana keuangan Masjid Al-Ma’ruf Samarinda

1. Menurut bapak/ibu/i bagaimana peran Takmir Masjid Al-Ma‟ruf Samarinda

dalam pengelolaan dana Masjid ?

2. Menurut bapak/ibu/i apakah Takmir Masjid Al-Ma‟ruf Samrinda selalu

menginformasikan secara terbuka dan transparan terkait pemasukan dan

pengeluaran dana masjid?

3. Menurut yang Bapak/ibu/i ketahui dari mana sajakah pemasukan dan yang

dterima Masjid Al-ma‟ruf Samarinda?

4. Apakah Bapak/ibu/i mengetahui pengeluaran dana masjid diperuntukan

untuk apa saja?

5. Apakah Takmir Masjid Al-ma‟ruf Samarinda pernah melakukan

pembiayaan untuk bantuan sosial terhadap masyarakat?

6. Apakah bapak/ibu/i puas dengan kinerja Takmir Masjid Al-Ma‟ruf

Samarinda?

7. Bentuk-bentuk pelayanan apa saja yang di lakukan oleh Takmir Masjid Al-

Ma‟ruf Samarinda?

8. Apakahada saran dan harapan bapak/ibu/i terhadap Takmir Masjid Al-

Ma‟ruf Samarinda dalam mengelola keuangan Masjid ?

50
Lampiran II. Data Laporan Penggalangan dan Pemanfaatan Keuangan

Masjid Al- Ma’ruf Samarinda Periode 1 Januari s/d 31 Desember Tahun

2020.

Data Laporan Penggalangan Keuangan Masjid Al- Ma’ruf Samarinda

Periode 1 Januari s/d 31 Desember Tahun 2020

No. Keterangan Nominal

1. Hasil infaq shalawat jum‟at Rp. 1.277.819.800,-

2. Penerimaan infaq do‟a arwah Rp. 38.391.000,-

3. Penerimaan dana pemakaian masjid dari kegiatan Rp. 24.800.000,-

keagamaan

4. Penerimaan dana program Qris Rp. 1.264.964,-

5. Penerimaan tititpan pembayaran zakat Rp. 3.660.000,-

6. Penerimaan infaq program CSR PT. Tekomsel Rp. 3.000.000,-

7. Penerimaan dana sumbangan bantuan korban banjir Rp. 500.000,-

8. Penerimaan titipan pembayaran kolektif hewan Rp. 135.000.000,-

qurban

9. Pengembalian dana kegiatan hari assyura Rp. 3.000.000,-

10. Pendapatan dari sewa counter untuk butik Rp. 3.500.000,-

11. Hasil shalawat Idul Adha 1441 H Rp. 15.986.000,-

12. Penerimaan infaq dari PT. Victoria Rp. 500.000,-

13. Pendapatan dari bagi hasil Bank Syariah Mandiri Rp. 7.157.259,-

14. Pendapatan dari bagi hasil Bank Kaltim Syariah Rp. 4.962.954,-

51
TOTAL PENGGALANGAN Rp. 1.519.541.977,-

sumber : Masjid Al-Ma’Ruf Samarinda

Data Laporan Pemanfaatan Keuangan Masjid Al- Ma’ruf Samarinda

Periode 1 Januari s/d 31 Desember Tahun 2020

1. Pembiayaan pengajian rutin & konsumsi pengajian Rp. 500.840.000,-

rutin

2. Honorarium Imam, Muadzin, pelaksana sekretariat, Rp. 557.050.000,-

pelaksana keberhasilan, pelaksana keamanan &

guru TKI/TPA Al- Ma‟ruf

3. Pembelian alat-alat dn bahan-bahan kebersihan Rp. 38.000.000,-

4. Dana kas harian sekretariat masjid Rp. 116.855.000,-

5. Biaya refill tabung APAR masjid oleh Damkar Rp. 3.900.000,-

Kota Samarinda

6. Bantuan biaya perjalanan ibadah umroh untuk Rp. 2.000.000,-

Imam Masjid Jami‟ Al- Ma‟ruf an. H. Sutanil

Fadhlan Ma‟ruf

7. Pengadaan seragam jubah imam masjid Rp. 3.025.000,-

8. Biaya operasional Dewan Pengawas & Pengurus Rp. 82.000.000,-

Inti Yayasan

9. Penggantian biaya pembuatan meja black steel Rp. 1.200.000,-

10. Bantuan biaya perjalanan ibadah umroh untuk Rp. 2.000.000,-

Imam Masjid Al- ma‟ruf. Sabran Abbas, S.Pdi

52
11. Pinjaman karyawan an. Heri Susanto Rp. 5.000.000,-

12. Pembayaran insentif Idul Fitri 1441 H untuk Rp. 9.450.000,-

petugas masjid

13. Pengadaan parcel lebaran untuk pengurus dan Rp. 18.000.000,-

petugas masjid

14. Perbaikan ruang belajar TK Islam Al- Ma‟ruf & Rp. 2.000.000,-

perbaikan mesin air

15. Pengadaan perelengkapan sekuriti untuk tahun 2020 Rp. 4.600.000,-

16. Pembelian 1 galon 20 cairan hand sanityzer Rp. 5.930.000,-

17. Penarikan dan titipan pembayaran kolektif hewan Rp. 135.000.000,-

qurban

18. Pembelian hand pallet uk. 2 ton Rp. 3.530.000,-

19. Biaya pekerjaan perbaikan trotoar masjid Rp. 2.000.000,-

20. Biaya kegiatan Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad Saw Rp. 5.250.000,-

1441

21. Biaya kegiatan Idul Adha 1441 Rp. 27.000.000,-

22. Pembelian air mineral untuk konsumsi pengajian Rp. 22.250.000,-

rutin

23. Penarikan dana titipan zakat Rp. 72.010.000,-

24. Pembayaran untuk bantuan korban kebaran di kec. Rp. 2.000.000,-

Sedulung Kab. Kutai Kartanegara

25. Pembayaran pekerjaan cor lantai ruang genset & Rp. 2.700.000,-

53
Hydrant

26. Biaya kegiatan Hari Assyura 10 Muharram 1442 H Rp. 3.000.000,-

27. Pembayaran rekening PDAM Masjid Rp. 7.382.000,-

28. Pembayaran santunan kedukaan untuk keluaraga an Rp. 2.000.000,-

M. Nasikin

29. Pembelian 10 lembar alas tempat wudhu pria Rp. 2.620.000,-

30. Pendebatan rekening karena kesalahan transfer Rp. 384.200,-

31. Biaya kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW Rp. 12.750.000,-

1442 H

32. Pembelian 30 Exp kalender Ponpes Darul Falaah Rp. 1.500.000,-

samarinda

33. Biaya administrasi bank dan pajak Bank Mandiri

Syariah Rp. 915.430,-

34. Biaya Administrasi bank dan pajak Bankkaltimtara Rp. 992.590,-

syariah

TOTAL PEMANFAATAN Rp. 1.655.134.221,-

Sumber :Masjid Al- Ma’ruf Samarinda

54

Anda mungkin juga menyukai