SKRIPSI
Oleh:
DEVITA YUNIAR
1701045023
S1 EKONOMI ISLAM
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Ekonomi Islam
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh
gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip
dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-
unsur penjiplakan, saya bersedia Skripsi dan Gelar Sarjana atas nama saya dibatalkan,
Samarinda,
Mahasiswa
Devita Yuniar
NIM. 1701045023
iii
RIWAYAT HIDUP
Kalimantan Timur. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan
Bapak Mulyono dan Ibu Suyatini. Jenjang pendidikan penulis dimulai pada tahun 2005
di Sekolah Dasar Tunas Harapan Sangasanga dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun
Sangasanga dan lulus pada tahun 2014. Setelah lulus, penulis melanjutkan pendidikan
ke jenjang Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Samarinda dan lulus pada tahun 2017.
Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur pada bulan Juli hingga Agustus 2020.
Samarinda,
Mahasiswa
Devita Yuniar
NIM. 1701045023
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan segala karunia dan limpahan rahmatnya, serta junjungan kita Nabi
Muhammad SAW sebagai panutan kita, yang akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah”. Skripsi ini
disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Mulawarman Samarinda.
2. Prof. Dr. Hj. Syarifah Hudayah, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Mulawarman Samarinda.
3. Hj. Isna Yuningsih., SE. MM., Ak., CA selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.
4. Hj. Isna Yuningsih., SE. MM., Ak., CA, selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan nasihat dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingn
dalam penyusuna skripsi ini.
5. Para Dosen Penguji yang telah memberikan petunjuk, saran dan msukan demi
perbaikan skripsi ini.
v
6. Seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman yang
dengan penuh perhatian memberikan pelayanan terbaik.
7. Bapak Mulyono dan Ibu Suyatini selaku orang tua terbaik yang telah
memberikan dorongan, nasihat, dan semangat baik segi moril ataupun materil
kepada penulis.
8. Bapak Agus Junaidi dan Ibu Sri Wahidah selaku orang tua kedua saya yang
telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
10. Terakhir, saya berterimakasih kepada diri sendiri karena telah bekerja keras
melewati segala hal sulit, terimakasih telah mempercayai diri sendiri,
terimakasih untuk tidak pernah lelah dan menyerah, terimakasih untuk tetap
menjadi diri sendiri.
mereka. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Akhir harapan
dari penulis semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca, semua pihak, dan dapat
Samarinda, 2021
Devita Yuniar
NIM. 1701045023
vi
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan oleh Devita Yuniar dengan judul “Pengaruh Dana
Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing
(NPF) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah” dibawah bimbingan ibu Isna
Yuningsih. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh
DPK, CAR, NPF, dan BOPO terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode analisis yang
digunakan adalah regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik. Teknik
pengumpulan data yaitu studi pustaka. Data yang digunakan dalam penelitian ini
didapatkan melalui website www.ojk.go.id. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel DPK dan CAR memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
variabel profitabilitas, lalu variabel NPF dan BOPO memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap variabel profitabilitas.
Kata Kunci: DPK, CAR, NPF, BOPO, Profitabilitas, Bank Umum Syariah
vii
ABSTRAC
This research was conducted by Devita Yuniar with the title “Efect of Third
Party Funds (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Finance
(NPF), and Operating Expenses to Operating Income (BOPO) on the Profitability
of Sharia General Bank” under the guidance of Isna Yuningsih. The aim of study is
to give an emptive line of effect on DPK, CAR, NPF, and BOPO on profitability of
Sharia General Bank. It uses the kind of quantitative research. This multiple linier
regresion with classic assumption test was used to hypothesis testing. The data-
collection technique is a library study. The data used in this research was obtained via
the website www.ojk.go.id. The results showed that DPK and CAR had a positive effect
and no significantly, then NPF and BOPO had a negative effect and significant on the
profatibily.
Keywords: DPK, CAR, NPF, BOPO, Profitability, Sharia General Bank.
viii
ix
x
DAFTAR ISI
xi
2.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................................. 27
2.4.1 Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Profitabilitas ................................ 27
2.4.2 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas ....... 28
2.4.3 Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas.. 29
2.4.4 Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Profitabilitas ......................................................................................... 30
xii
4.2.3 Pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap Profitabilitas ..... 57
4.2.4 Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Profitabilitas ......................................................................................... 59
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Data Penelitian ........................................................................................ 68
Lampiran 2 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 77
Lampiran 3 Uji Hipotesi............................................................................................. 79
Lampiran 4 Uji Regresi Linier Berganda ................................................................... 80
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Islam tetapi juga negara-negara yang menganut paham pragtisme dan libarisme
seluruh dunia. Produk-produk yang diterbitkan oleh perbankan syariah yang tidak
hanya diminati oleh masyarakat muslim, menjadi bentuk nyata berkembangnya sistem
2008). Aspek aturan yang harus dipelajari oleh para pelaku ekonomi merupakan
cerminan watak “Ketuhanan” ekonomi Islam bukan pada aspek pelaku ekonominya,
sebab pelakunya pastilah manusia. Aspek tersebut didasari oleh keyakinan hakikatnya
manusia sebagai faktor ekonomi yang pada dasarnya adalah kepunyaan Allah dan
manusia yang dapat dilihat pada pemeliharaan iman, hidup, akal keturunan, dan harta.
lembaga keuangan yang berlandaskan sistem dan etika dengan dasar Al-Qur’an dan
Hadist. Keberadaan bank syariah di berbagai penjuru dunia tidak hanya di negara
Islam merupakan salah satu bentuk nyata perkembangan perekonomian Islam di dunia.
1
2
Perbankan syariah yang merupakan bagian dari sistem perbankan nasional diharapkan
memiliki dampak positif terhadap kepatuhan syariah, iklim investasi dan kepastian
usaha, serta perlindungan konsumen, dan stabilitas sktor perbankan secara keseluruhan
perbankan.
Indonesia (BMI) pada tahun 1991 sebagai bank pertama yang beroperasi secara
syariah. Keberadaan Bank Umum Syariah pertama di Indonesia ini diperkuat secara
syariah menjadi pendorong berdirinya Bank Umum Syariah lainnya, seperti Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Namun keberadaan dua lembaga keuangan ini
karena itu pemerintah mulai memperhatikan landasan hukum yang jelas dan kuat
untuk perbankan syariah yang akan berdiri di Indonesia. Dapat dilihat sekarang setelah
berbagai proses pembuatan landasan hukum yang tepat, sejak tahun 1992 sampai
dengan 1999 hanya ada satu Bank Umum Syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat
Indonesia (BMI). Kemudian dari tahun 2000 sampai dengan 2003 Bank Umum
Syariah bertambah satu yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM). Kemudian dari tahun
2004 sampai dengan 2007 Bank Umum Syariah bertambah satu lagi yaitu Bank
Syariah Mega Indonesia (BSMI). Pada tahun 2008 bertambah dua Bank Umum
Syariah yaitu unit Usaha Syariah yang melakukan spin-off (BRI Syariah dan Bank
Syariah Bukopin), pada tahun 2009 bertambah satu lagi Bank Umum Syariah di
Indonesia yaitu BNI Syariah. Pada tahun 2010 sampai dengan sekarang terjadi
yaitu BJB Banten Syariah, Bank Viktoria Syariah, Bank Panin Syariah, BCA Syariah,
antara tiga bank syariah besar di Indonesia yaitu, Bank Rakyat Indonesia Syariah
(BRIS), Bank Mandiri Syariah, dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS)
Perkembangan perbankan syariah yang menuju arah positif menjadi salah satu
kinerja keuangan perbankan dapat diukur dengan tingkat profitabilitas (Fitria, 2017).
Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba gabungan antara Bank
4
Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) tercatat tumbuh lebih tinggi
dibandingkan dengan bank umum konvensional pada Maret 2020. Tercatat bahwa laba
bersih perbankan syariah senilai Rp2,18 triliun atau tumbuh 39,48 persen
Indonesia pada peringkat ke-2 dunia dalam industri keuangan syariah. Menurut data
syariah yakni Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sebesar
9,22% per Juni 2020 secara year on year (yoy) menjadi Rp545,39 triliun. Realisasi
tersebut juga berkat dorongan dari pertumbuhan pembiayaan sebesar 10,13% yoy
menjadi Rp 377,53 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) yang naik menjadi Rp 430,21
perbankan syariah, baik secara total aset perbankan syariah, pembiayaan yang
disalurkan, maupun DPK. Total aset Bank Umum Syariah (BUS) mencapai Rp356,33
triliun, pembiayaan mencapai Rp232,86 triliun, dan DPK mencapai RP293,73 triliun.
dan kualitas aktiva (Indriani, 2016). Profitabilitas adalah indikator yang paling tepat
untuk mengukur kinerja suatu bank. Tingkat ROA digunakan dalam mengukur
penelitian adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),
(BOPO), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Financing to Deposit Ratio (FDR) (Ariyanti,
2017).
Dapat dilihat pada tabel 1.1, bahwa ROA agregat pada perbankan syariah terus
agregat pada perbankan syariah berada pada level cukup sehat pada tahun 2015-2017.
Lalu, terus meningkat hingga pada November 2018 bank syariah telah naik dengan
Dapat dilihat pada tabel 1.1, CAR agregat pada perbankan syariah mengalami
peningkatan yang positif setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa perbankan
syariah telah kredibel dengan aset yang telah memenuhi kriteria. Berdasarkan pada
penilaian Bank Indonesia, CAR agregat perbankan Indonesia memiliki penilaian yang
sangat sehat (CAR ≥ 12%). Rasio keuangan perbankan syariah juga dalam kondisi
6
baik pada tahun 2017 mengalami peningkatan daripada tahun sebelumnya. Rasio
Sementara, rasio Non Performing Financial (NPF) tercatat sebesar 4,31 persen atau
(2018) menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh positif dan
Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas, tetapi
pada penelitian Muluk (2020) Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh
menyatakan bahwa Non Performing Finance (NPF) memiliki pengaruh positif dan
bahwa Non Performing Finance (NPF) memiliki pengaruh negative dan signifikan
terhadap Profitabilitas.
untuk diteliti kembali yang dapat dijadikan isu permasalahan pada penelitian kali ini
yaitu mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR),
pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia karena itu, penulis mengambil
judul:
“Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
ke tahun akan diuji, Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
yang didapatkan oleh bank syariah. Sehingga muncul pertanyaan dari penelitian ini,
yaitu:
Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan
Syariah,
Syariah,
Syariah,
Umum Syariah.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Akademis
Hasil penelitian diharapkan menjadi sebagai salah satu sumber informasi bagi
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan dengan topik penelitian ini.
9
b. Bagi Lembaga
KAJIAN PUSTAKA
menggambarkan situasi dimana para manajer terfokus pada sasaran hasil utama
individu (Donaldson, 1991). Sehingga teori ini mempunyai dasar psikologi dan
para peneliti dalam menguji situasi dimana para petinggi organisasi sebagai pelayan
mengenasi sifat manusia, yaitu manusia pada dasarnya dapat dipercaya, mampu
bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap
pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan yang berlandaskan kepercayaan yang
diinginkan oleh stakeholder. Sehingga pada teori ini, manajer dipandang sebagai
seorang yang dapat dipercaya untuk melakukan tindakan yang sebaik-baiknya bagi
10
11
sebagai seseorang yang memiliki perilaku yang dapat diajak bekerjasama dalam
tinggi daripada individunya dan selalu bersedia untuk melayani. Pada teori ini terdapat
manajer tidak dapat dipisahkan dari kepentingan organisasi pula bahwa perilaku
penanggungjawab berada.
baru tentang mengelola dan menjalankan organisasi, suatu perubahan pendekatan pada
konsep kepemimpinan dan manajemen yang ada dari konsep mengendalikan (control)
bersama oleh anggota dalam organisasi, yang merasa organisasi adalah satu kesatuan
teori yang membahas bagaimana bank dapat mengelola pasivanya sebaik mungkin
sehingga pasiva tersebut dapat menjadi sumber likuiditas (Darwis, 2019). Likuiditas
(rate of profit).
perdagangan atau jual-beli. Untung dalam bahasa arab disebut dengan al-ribh yang
keuntungan yang maksimal dalam islam harus memperhatikan konsep suka sama suka
dan mengutamakan kesejahteraan orang lain (Muhammad, 2014). Konsep untung juga
Oleh karena itu kiranya tidak mengambil keuntungan untuk bagian dunia saja,
dasar pendapatan berdasarkan kesepakatan berssama (suka sama suka) bukan dengan
perusahaan terhadap laba bersihnya (Supriyanto, 2015). Margin (rate of profit) sendiri
sebagai pengganti suku bunga (rate of interest). Sesuai dengan teori margin (rate of
profit) yang islami, keuntungan yang diambil harus mengandung tiga unsur, yaitu
(Rosly, 2005):
2. Pengambilan resiko atau risk taking karena adanya risiko perubahan harga
yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan menurut jenisnya
terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Pengoperasian
14
bank syariah mengacu pada ketentuan-ketentuan dalan Al-Qur’an dan hadist. Yang
syariah dan tidak melakukan hal yang dilarang dalan Al-Qur’an dan hadist, terutama
dalam hal yang menyangkut tata cara bermuamalah sesuai syariah Islam. Praktik-
praktik yang dikwatirkan dalam tata cara bermuamalah menurut syariah Islam seperti
hal yang dapat menimbulkan riba. Diharapkan praktik yang dijalankan yaitu kegiatan-
kegiatan investasi yang berdasarkan bagi hasil dan pembiayaan perdagangan ataupun
praktik-praktik usaha yang telah dilakukan oleh Rasullah dan tidak dilarang oleh
beliau.
kehidupan manusia secara komperhensif dan universal baik dalam hubungan dengan
1. Aqidah
2. Syariah
3. Akhlaq
aqidah dan syariah yang menjadi pedoman hidupnya sehingga disebut memiliki
aklaqul karimah.
Ada beberapa tuntutan Islam yang mengatur tentang kehidupan ekonomi umat antara
b. Harta harus berputar (diniagakan) sehingga tidak boleh hanya berpusat pada
segilintir orang dan Allah sangat tidak menyukai orang yang menimbun harta
sehingga tidak produktif dan oleh karenanya bagi mereka yang mempunyai
harta yang tidak produktif akan dikenakan zakat yang lebih besar disbanding
jika diproduktifkan.
c. Bekerja dan atau mencari nafkah adalah ibadah dan wajib dilakukan
manfaat.
dilakukan secara transparan dan adil tanpa paksaan dari pihak manapun.
khususnya yang tidak bersifat tunai dan adanya saksi yang bias dipercaya.
16
f. Zakat sebagai kewajiban penyisihan harta yang merupakan hak orang lain,
banker dikalangan dunia Islam yang menyatakan bahwa bunga bank adalah
berlandaskan pada ketetapan Al-Qur’an dan hadis. Dasar yang harus ditetapkan oleh
Luqman : 34;
َ ُ س َماذَا
غدًا ۖ َو َما َ ع ِة َويُن َِز ُل ا ْلغَي
ٌ ْث َو َي ْعلَ ُم َما فِي ْاْل َ ْر َح ِام ۖ َو َما تَد ِْري نَ ْف َ َّللا ِع ْندَهُ ِع ْل ُم السَّا
َ َّ ِإ َّن
يرت َ ْكسِب
ٌ علِي ٌم َخ ِب ٍ س ِبأَي ِ أ َ ْر
َ َّ ض ت َ ُموتُ ۚ ِإ َّن
َ َّللا ٌ تَد ِْري نَ ْف
dalam hal kuantitas atau kualitas (HR. Muslim Bab Riba No. 1551 s/d
1567);
tambahan atas hutang yang bukan atas inisiatif yang mempunyai hutang
secara sukarela (HR. Muslim, Bab Riba No. 1569 s/d 1572).
Al-Baqarah : 275;
ۘ الرب
وا ِ س ذلِكَ بِاَنَّ ُه ْم قَالُ َْٰٓوا اِنَّ َما ا ْلبَ ْي ُع مِ ثْ ُل
ِّۗ ِ شيْطنُ مِنَ ا ْل َم ِ َاَلَّ ِذيْنَ يَأْكُلُ ْون
ْ الربوا ََل يَقُ ْو ُم ْونَ ا ََِّل َك َما يَقُ ْو ُم الَّ ِذ
َّ ي يَت َ َخبَّطُهُ ال
ۤ َ وا فَ َم ْن َج ۤا َء ٗه َم ْو ِع
ِّۗ الرب
َعادَ فَاُولىِٕك ِ ف َوا َ ْم ُر ٗ َٰٓه اِلَى ه
َ َّللا ِّۗ َو َم ْن َ ظةٌ ِم ْن َّر ِب ٖه فَا ْنت َهى فَلَهٗ َما
َ ِّۗ َسل ِ َّللاُ ا ْل َب ْي َع َو َح َّر َم
َوا َ َح َّل ه
ِ َّصحبُ الن
َار ۚ هُ ْم فِ ْي َها خ ِلد ُْون ْ َا
Artinya: “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka
berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia
berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.”
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.
18
Maka setiap praktik dan transaksi kelembagaan keuangan syariah harus berlandaskan
sistem bagi hasil dan perdagangan atau transaksi berdasarkan adanya pertukaran antara
Landasan hukum Islam tentang perbankan syariah tercantum dalam Q.S An-
Nisa’ : 29;
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.”
Dalam artian ini, dapat ditafsirkan bahwa bank syariah tidak boleh keluar dari ajaran
Secara yuridis dan normatif dan yuridis empiris perbankan syariah diakui
dilihat bank syariah diberikan peluang dan kesempatan untuk berkembang di seluruh
wilayah Indonesia.
syariah dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
perbankan sebagai halnya diubah dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 telah
19
diatur tentang sistem perbankan syariah. Praktik usaha perbankan syariah pada
dan mengharapkan pembayaran imbalan yang tidak didasari pada sistem bunga, tetapi
dijadikan pedoman bagi perbankan syariah yaitu peraturan Bank Indonesia. Bank
Bank Indonesia merupakn bank sentral atau bank utama di Indonesia. Berikut beberapa
peraturan yang dibuat oleh Bank Indonesia untuk memberikan pedoman kinerja bagi
praktik penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa dari
bank syariah.
2.1.5 Profitabilitas
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini merupakan rasio yang digunakan untuk
bisnisnya (Hery, 2016). Rasio profitabilitas pada penelitian ini diproksikan dengan
Return On Assets (ROA). ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur besaran
jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam
total aset. Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset maka akan semakin tinggi pula
20
jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total
bersih yang diperoleh dari setiap penjualan (Kasmir, 2019). Semakin besar rasio ini,
maka akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu dalam mendapatkan laba
yang cukup tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih
berhasil untuk meyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik
yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan akan
mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Resiko ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
sebelum pajak dengan total aset (Kasmir, 2019). ROA juga menggambarkan tentang
perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Semakin besar ROA suatu bank,
maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut, dan akan
semakin baik pula posisi bank tersebut dilihat dari penggunaan aset. ROA merupakan
untuk menganalisis tingkat profitabilitas. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
ROA = x 100%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂
pajak dengan modal sendiri (equity), yang merupakan indikator penting bagi para
pemegang saham dan calon investor dalam mengukur kemampuan bank memperoleh
laba bersih yang dikaitkan dengan pembayarn dividen (Kasmir, 2019). Rasio ini dapat
bahwa, simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada Bank Syariah
dan/atau UUS berdasarkan akad wadi’ah ataupun akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan, atau bentuk lainnya atau yang
dana terbesar yang paling diandalkan bank yang terdiri atas tiga jenis, yaitu dalam
Kekayaan suatu bank tercermin dari aktiva lancar dan aktiva tetap yang menjadi
jaminan solvalibilitas bank, sedangkan dana (modal) bank diperuntukkan bagi modal
kerja dan penjamin likuiditas bank berangkutan. Peraturan Bank Indonesia Nomor
dari aktiva tertimbang menurut resiko yang dinyatakan dalam rasio Capital Adequacy
Ratio (CAR). Rasio ditujukan untuk memastikan jika dalam aktivitasnya bank
mengalami kerugian, maka ketersediaan modal yang dimiliki oleh bank mampu
kerugian akibat resiko kredit. Non Performing Finance (NPF) merupakan rasio antara
pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank
syariah. Bank Indonesia telah menetapkan kriteria kategori yang termasuk dalam NPF
terdahulu sebagai pembanding dan referensi. Selain itu, adanya penelitian terdahulu
sebagai berikut :
permasalahan yang telah diteliti, maka sebagai dasar perumusan hipotesis, berikut
(CAR)
Profitabilitas
Non- Performing Ratio
(NPF)
Biaya Operasional
terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO)
Gambar 2.3
Kerangka Konsep Penelitian
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah seluruh dana yang dihasilkan dari produk
penghimpunan dana pada perbankan syaria, seperti giro wadiah, tabungan wadiah,
tabungan dan deposito mudharabah. Nilai dana yang berhasil dihimpun oleh suatu
bank merupakan ukuran dalam menilai tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank
tersebut. Salah satu sumber dana yang dapat digunakan oleh bank untuk pembiayaan
adalah simpanan (Andrianto, 2019). Sebuah studi yang menunjukkan bahwa Dana
28
2017).
likuiditas untuk memperlancar pembiayaan yang terdapat pada sisi aktiva neraca bank.
Semakin tingginya pembiayaan yang disalurkan oleh bank maka semakin tinggi pula
sumber dana (simpanan) yang ada dan tentunya hal tersebut akan meningkatkan
profitabilitas (Indriani, 2016). Jika bank tidak menyalurkan kredit sementara dana
yang terhimpun dari simpanan banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi.
H1 : Dana Pihak Ketiga (DPK) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
penyaluran profitabilitas.
tagihan pada pihak lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping
pinjaman (utang), dan lain-lain (Wardiantika, 2014). Sebuah studi menunjukan dari
Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR) maka semakin tinggi pula
sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha
dan mengantisipasi potensi kerugian yang akan diakibatkan oleh penyaluran kredit.
29
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan cerminan dari kemampuan bank dalam
menanggung risiko yang mungkin terjadi dalam kegiatan usaha bank dan risiko
terbesar yang akan dihadapi terdapat dari kredit. Berdasarkan pemaparan diatas, maka
terhadap profitabilitas.
menunjukkan kerugian akibat resiko pembiayaan (Wardiantika, 2014). Jika nilai Non
produk yang tinggi. Sebuah studi menunjukkan bahwa Non Performing Financing
profitabilitas. Jika nilai Non Performing Financing (NPF) semakin tinggi maka akan
menurunkan profitabilitas yang didapatkan oleh bank akan semakin rendah (Harianto,
terhadap profitabilitas.
terhadap Profitabilitas
maka akan menunjukkan tingkat efisiensi bank dalam mengelola kegiatannya sehingga
Return On Asset (ROA) akan meningkat (Harun, 2016). Jika Biaya Operasional
semakin besar, sehingga pada akhirnya Return On Asset (ROA) akan menurun.
METODE PENELITIAN
perusahaan, hal ini ditujukan lewat laba yang dihasilkan melalui penjualan dan
penelitian ini yaitu Return On Assets (ROA). Secara sistematis diperoleh rumus dari
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
ROA = x 100%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂
Variabel Independen dalam penelitian ini yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK),
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Ratio (NPF), dan Return on Asset
bentuk giro, tabungan, deposito, dan atau bentuk lainnya yang sejenis. Dana
Pihak Ketiga (DPK) diukur dengan skala rasio dalam satuan rupiah. Dana
Pihak Ketiga (DPK) dinyatakan sebagai variabel independen (X1). Dana Pihak
sejauh mana keseluruhan aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan,
surat berharga, dan tagihan pada bank lain) yang dibiayai dari dana modal bank sendiri
disamping memperoleh dana-dana dari sumber diluar bank, seperti pinjaman (utang),
dana dari masyarakat, dan lain-lain. Capital Adequacy Ratio (CAR) diukur dengan
skala rasio. Capital Adequacy Ratio (CAR) dinyatakan sebagai variabel independen
(X2). Capital Adequacy Ratio (CAR) secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut:
𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊
CAR = X 100%
𝑨𝑻𝑴𝑹
yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Non
33
Performing Ratio (NPF) diukur dengan skala rasio. Non Performing Ratio (NPF)
dinyatakan sebagai variabel independen (X3). Non Performing Ratio (NPF) secara
𝑷𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉
NPF = X 100%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan
𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍
BOPO = 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍 X 100%
3.2.1 Populasi
Populasi juga memiliki arti sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang memiliki kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
34
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017). Populasi dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah periode 2014 –
2019. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 14 Bank Umum Syariah
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh
penelitian ini adalah Purposive Sampling artinya sampel dipilih agar dapat mewakili
populasinya, sampel yang dipilih menurut aturan umum bahwa pengambilan sampel
disyaratkan minimal lima periode untuk tiap independen. Sedangkan dalam teknik
pemilihan sampel Non Probability Sampling adalah metode pengambilan sampel yang
tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Hanya elemen populasi yang memenuhi kriteria tertentu
dari penelitian yang akan dijadikan sampel. Dan berdasarkan kriteria yang telah
disebutkan maka sampelnya yaitu Laporan Triwulan Keuangan Bank Umum Syariah
Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel yaitu Bank Umum Syariah
(BUS) yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan kriteria
tersebut terdapat 11 Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Adapun daftar Bank Umum Syariah (BUS) yang menjadi sampel
No Nama Bank
Pada penelitian ini data yang digunakan adalah kuantitatif. Data kuantitatif
adalah data yang dapat dihitung dalam bentuk angka. Data yang digunakan adalah data
laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah periode 2014 – 2019 yang memenuhi
kriteria sampel.
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder. Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya. Data
36
dipublikasikan kepada masyarakat sebagai pengguna data (Nursalam & Fallis, 2013).
Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan Bank
Umum Syariah periode 2014 – 2019 yang dipublikasikan dalam situs resmi Otoritas
Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka yaitu dengan
cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji laporan keuangan triwulan Bank Umum
Syariah periode 2014 – 2019 yang dipublikasikan pada situs resmi Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Data yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan Bank Umum
Syariah periode 2014 – 2019 yang dipublikasikan dalam situs resmi Otoritas Jasa
Metode analisis data yang digunakan yaitu dengan metode anilisi Regresi Linier
mengharuskan untuk melakukan uji asumsi klasik agar mendapatkan hasil regresi yang
asumsi klasik. Berdasarkan dari tujuan penelitian ini, maka ada beberapa metode
Uji asumsi normalitas memiliki tujuan untuk menguji sebuah model regresi,
variabel depnden, variabel independen, atau keduanya memiliki distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. Uji
normalitas dilakukan dengan menguji nilai residual dari persamaan regresi dengan
Smirnov < 0,05 maka H0 ditolak, jadi data residual berdistribusi tidak normal. Jika
signifikansi pada nilai Kolmogrov-Smirnov >0,05 maka H0 diterima, jadi data residual
masing pada variabel bebas (independen) saling berhubungan secara linier. Dapat
dikatakan bahwa model regresi yang baik yaitu yang tidak terdapat korelasi
linier/hubungan yang kuat antar variabel bebasnya. Jika pada model regresi muncul
gejala multikolinieritas, maka model regresi tersebut tidak dapat meperkirakan secara
tepat sehingga akan memperoleh kesimpulan yang salah tentang variabel yang diteliti.
Mengukur multikolinieritas dapat dilihat dari niali tolerance atau VIF (Varience
Inflation Factor) dari masing-masing variabel. Jika nilai toleransi < 0,10 atau VIF >
sebaliknya).
38
Menurut, uji asumsi autokorelasi memiliki tujuan untuk menguji apakah pada
suatu model tegresi linier memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Pengambilan keputusan ada tidaknya
Uji asumsi heterodesitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke lainnya. Jika
ditemukan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresi nilai absolut residual dari model
semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model yang memiliki pengaruh secara
bersama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2018). Uji ini dilakukan untuk melihat
apakah model yang akan dianalisis mampu memenuhi tingkat kelayakan model. Hal
signifikan F pada tingkat α yang digunakan (dalam penelitian ini menggunakan tingkat
α sebesar 5%). Analisis didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi 0,05
1. Jika signifikansi F < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti model persamaan
2. Jika signifikansi F > 0,05 maka H0 diterima yaitu berarti model persamaan
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol
dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel depneden sanagat terbatas. Nilai yang mendekati satu
40
tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5 persen, dengan kata lain jika probabilitas
Ha > 0,05 maka dinyatakan tidak signifikan, dan jika probabilitas H a < 0,05 maka
tingkat α yang digunakan. Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai
Ordinary Least Square (OLS). Sebelum melakukan estimasi yang tidak bias dengan
sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Variabel Profitabilitas
A = konstanta
b1 = slope
X1= variabel Dana Pihak Ketiga (DPK)
X2= variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)
X3= variabel Non Performing Finance (NPF)
X4= variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
E = Nilai residu
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji
Smirnov memiliki signifikansi sebesar 0,075 lebih besar dari 0,05 (Sig > α), Hal ini
42
43
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang
terbentuk ada korelasi yang tinggi diantara variabel bebas atau tidk. Untuk menguji
ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum digunakan
untuk melihat adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan
VIF < 10, maka model dinyatakan tidak terdaoat gejala multikolinieritas. Berikut
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 3.433 1.035 3.318 .001
DPK (X1) 5.950E-10 .000 .002 .018 .986 .781 1.281
CAR (X2) .001 .007 .010 .075 .940 .508 1.970
NPF (X3) -.101 .038 -.328 -2.680 .009 .572 1.748
BOPO
-.027 .010 -.350 -2.821 .006 .554 1.804
(X4)
bahwa terdapat keempat variabel independen yang memiliki nilai Tolerance lebih dari
0,10, yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan nilai 0,781, Capital Adequacy Ratio
(CAR) dengan nilai 0,508, Non Performing Finance (NPF) dengan nilai 0,572, dan
Hasil dari perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal
44
yang sama, yaitu ketiga variable independen memiliki nilai VIF kurang dari 10. Pada
variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF)
sebesar 1,281, variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan nilai 1,970, variabel
Non Performing Finance (NPF) dengan nilai 1,748, dan variabel Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dengan nilai 1,804. Dengan demikian dapat
serangkaian data yang diuraikan menurut waktu (time-series) atau ruang (cross
merupakan pengujian yang melihat ada atau tidaknya masalah autokorelasi dari model
Model Summaryb
Berdasarkan syarat uji autokorelasi Durbin Watson, uji memenuhi syarat jika dU < d
45
< 4-dU maka akan menhasilkan nilai 1,7438 < 1,9290 < 2,2562. Maka dapat
Uji heteroskedastisitas menguji apakah ada varian variabel pada model regresi
yang tidak sama (konstan). Uji yang digunakan merupakan uji glejser, yang
menguslkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Hasil
terdapat keempat variabel independen yang memiliki nilai signifikan lebih dari 0,05,
yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan nilai 0,257, Capital Adequacy Ratio (CAR)
dengan nilai 0,144, Non Performing Finance (NPF) dengan nilai 0,809, dan Biaya
46
tingkat kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-variabel yang digunakan mampu
variabel tak bebas (Yuliara,2016). Uji F digunakan untuk menguji hipotesis yaitu
apakah secara simultan variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Finance (NPF), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Profitabilitas. Untuk mengetahui uji F yaitu dengan melihat nilai signifikan level (sig.),
ANOVAa
Total 13.856 80
Berdasarkan tabel 4.5, nilai F hitung sebesar 10,246 dengan nilai signifikansi
0,000. Jadi kesimpulannya adalah nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05)
47
maka H0 ditolak dan Ha diterima, dengan nilai F hitung > F tabel (10,246 > 2,72)
Berdasarkan keseluruhan pengukuran maka uji kelayakan model dari tabel 4.5
mengindikasikan bahwa model yang diajukan dalam penelitian dapat diterima dan
a. Predictors: (Constant), BOPO (X4), DPK (X1), NPF (X3), CAR (X2)
b. Dependent Variable: ROA (Y)
Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.6 menunjukkan nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini
adalah 0,316 yang berarti 31,6% variabel profitabilitas dapat dijelaskan oleh variabel
independen (DPK, CAR, NPF, BOPO) dan sisanya 68,4% kemungkinan dijelaskan
dengan faktor diluar model misalnya inflasi, suku bunga, tingkat ekonomi dan
sebagainya.
48
Pada tabel 4.6 di atas menunjukkan nilai korelasi atau hubungan antara variabel
bebas dan terikatnya. Nilai R sebesar 0,592 atau 59,2% yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara X1 (DPK), X2 (CAR), X3 (NPF), dan X4 (BOPO)
Uji t digunakan dalam menguji apakah secara parsial variabel Dana Pihak
Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Finance (NPF), dan
yang signifikan atau tidak terhadap profitabilitas. Untuk mengetahuinya dilakukan uji
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.433 1.035 3.318 .001
DPK (X1) .095 .000 .002 .018 .986
CAR (X2) .001 .007 .010 .075 .940
NPF (X3) -.101 .038 -.328 -2.680 .009
BOPO (X4) -.027 .010 -.350 -2.821 .006
Berdasarkan tabel 4.7 dengan mengamati baris, kolom t dan sig, maka dapat
Berdasarkan hasil output SPSS diatas, nilai signifikansi Dana Pihak Ketiga
(DPK) adalah 0,986. Sedangkan nilai t hitung X1 = 0,018 dan pada tabel t sebesar
1,9921 (df (n-k) 80 - 4 – 1 = 75 , α = 0,05), sehingga t hitung < t tabel (0,018 < 1,9921).
bahwa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas.
Ratio (CAR) adalah 0,940. Sedangkan nilai t hitung X2 = 0,075 dan pada tabel t sebesar
1,9921 (df (n-k) 80 - 4 – 1 = 75 , α = 0,05), sehingga t hitung < t tabel (0,075 < 1,9921).
bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas.
Finance (NPF) adalah 0,009. Sedangkan nilai t hitung X3 =-2,680 dan pada tabel t
sebesar 1,9921 (df (n-k) 80 - 4 – 1 = 75 , α = 0,05), sehingga t hitung < t tabel (2,680
> 1,9921). Jadi kesimpulannya adalah H0 diteolak dan Ha diterima sehingga dapat
50
terhadap profitabilitas.
= -2,821 dan pada tabel t sebesar 1,9921 (df (n-k) 80 - 4 – 1 = 75 , α = 0,05), sehingga
t hitung < t tabel (2,821 > 1,9921). Jadi kesimpulannya adalah H 0 diteolak dan Ha
Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel di atas selanjutnya akan
dianalisis dengan bantuan aplikasi SPSS 22.0 untuk mengetahui besarnya pengaruh
Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Finance
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Berdasarkan analisis data yang telah diolah, maka diperolah hasil persamaan
independen dengan variabel dependen secara parsial, dari persamaan tersebut dapat
1. Apabila variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR),
nilai dalam periode 2014 – 2019 jumlah Return On Assets (ROA) sebesar
34,33%.
52
2. Nilai koefisien regresi variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah 5,950E-10
artinya jika setiap variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar 1
3. Nilai koefisien regresi Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah 0,001, artinya
jika nilai variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat sebesar 1 satuan
4. Nilai koefisien regresi Non Performing Finance (NPF) adalah -0,101 dengan
arah koefisien negatif, artinya jika nilai Non Performing Finance (NPF)
(BOPO) adalah -0,027 dengan arah koefisien negatif, artinya jika nilai Biaya
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum dalam tabel 4.5. Nilai signifikan
dari variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap profitabilitas adalah 0,986 yang
berarti diatas taraf signifikansi (≥ 0,05). Sementara itu, positif negatifnya suatu
53
hubungan variabel dapat dilihat pada nilai t hitung variabel Dana Pihak Ketiga (DPK)
yang dihasilkan pada tabel Coefficients diperoleh t hitung sebesar 0,018. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap variabel profitabilitas. Dan hipotesis yang diajukan adalah Dana
Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, maka
bahwa suatu bank dapat menata passivanya sebaik mungkin sehingga passiva dapat
bener-benar menjadi likuiditas. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa sebagian
besar sumber aset bank syariah diperoleh dari deposit (simpanan), walaupun bank
syariah memiliki modal sendiri tetapi kewajibannya lebih dominan dari modal sendiri.
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang merupakan komposisi dana terbesar yang
terdapat di perbankan syariah memiliki fungsi sebagai roda penggerak utama dalam
profitabilitas bank. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar Dana Pihak Ketiga
(DPK) yang dimiliki oleh suatu bank, tidak selalu mencerminkan profitabilitas yang
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Firmansyah (2013)
yang menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh terhadap
masuk dengan jumlah kredit yang dilemparkan kepada masyarakat. Selain itu
penelitian yang dilakukan Sukma (2013) yang menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga
kepercayaan masyarakat kepada pihak bank untuk menyimpan dan mengelola uang
yang disimpan didalam bank tersebut. Penelitian yang dilakukan Aryani (2019) juga
profitabilitas. Jika jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) maka profitabilitas tidak akan
(DPK) oleh perbankan syariah sehingga pembiayaan yang akan disalurkan oleh bank
syariah semakin besar yang kemudian akan meningkatkan profit yang didapat. Dana
Pihak Ketiga (DPK) yang telah dihimpun oleh bank syariah kemudian akan disalurkan
yang seimbang dengan sumber dana yang akan disalurkan kepada masyarakat yang
Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum dalam tabel 4.5. Nilai signifikan
dari variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas adalah 0,940 yang
55
berarti diatas taraf signifikansi (≥ 0,05). Sementara itu, positif negatifnya suatu
hubungan variabel dapat dilihat pada nilai t hitung variabel Capital Adequacy Ratio
(CAR) yang dihasilkan pada tabel Coefficients diperoleh t hitung sebesar 0,075. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)) berpengaruh positif
tersebut dapat diartikan semakin tinggi tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) maka
akan meningkat pula nilai profitabilitas secara positif tetapi tidak memiliki pengaruh
yang signifikan. Dan hipotesis yang diajukan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR)
bahwa H1 ditolak.
membahas tentang bagaimana para manajer akan berfokus dalam mencapai tujuan atau
sasaran hasil utama untuk kepentingan organisasi. Hal tersebut akan menjadikan
manajer melakukan yang terbaik dalam mengatasi atau mengolah hasil laporan
keuangan organisasi.
Ratio (CAR) yaitu dikarenakan adanya peraturan Bank Indonesia (BI) yang
mewajibkan bank menjaga Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan ketentuan minimal
8%. Hal tersebut menjadikan bank harus menyiapkan dana cadangan untuk memenuhi
Walaupun bank memiliki modal yang tinggi dan tingkat Capital Adequacy Ratio
(CAR) yang tinggi, harus selaras dan diimbangi dengan investasi dan penyaluran dana
56
yang baik, sehingga Capital Adequacy Ratio (CAR) akan berpengaruh terhadap
profitibilitas.
dan Indah (2018) yang menyatakan Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh
Adequacy Ratio (CAR) dengan investasi dan penyaluran dana lainnya. Penelitian yang
dan Rina (2018) menyatakan Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas disebabkan bank syariah tidak mengoptimalkan dana yang ada.
Capital Adequacy Ratio (CAR). Walaupun dalam praktiknya tinggi atau rendahnya
nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak mempengaruhi tingkat profitabilitas secara
lain, modal pertama bank syariah yaitu para nasabah atau masyarakat luas. Oleh karena
itu, walaupun bank memiliki modal dan tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) yang
dalam menghimpun, menginvestasikan, dan menyalurkan dana yang baik, maka nilai
Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak akan berpengaruh banyak terhadap profitabilitas
sebuah bank.
57
Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum dalam tabel 4.5. Nilai signifikan
dari variabel Non Performing Finance (NPF) terhadap profitabilitas adalah 0,009
yang berarti dibawah taraf signifikansi (≥ 0,05). Sementara itu, positif negatifnya suatu
hubungan variabel dapat dilihat pada nilai t hitung variabel Non Performing Finance
(NPF) yang dihasilkan pada tabel Coefficients diperoleh t hitung sebesar (-2,680). Hal
ini menunjukkan bahwa variabel Non Performing Finance (NPF) berpengaruh negatif
maka dapat diartikan jika nilai Non Performing Finance (NPF) meningkat maka akan
kenaikan 1 satuan nilai Non Performing Finance (NPF), maka akan menurunkan nilai
profitabilitas sebesar 2,680 dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap. Dan
hipotesis yang diajukan adalah Non Performing Finance (NPF) berpengaruh negatif
tentang bagaimana pihak bank akan melakukan upaya maksimal dalam mengelola
laporan kinerja keuangan dengan baik , yang mana hal tersebut akan membuat manajer
atau pihak dari bank akan mengelola nilai dari Non Performing Finance (NPF),
dengan bagaimana semakin kecilnya nilai Non Performing Finance (NPF) maka akan
saat jatuh tempo debitur dana gagal memenuhi kewajibannya terhadap bank.
yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank menjadi berkurang. Tingginya
nilai Non Performing Finance (NPF) menjadi salah satu penghambat tersalurnya
menurunkan laba bank. Semakin tinggi nilai Non Performing Finance (NPF) maka
semakin besar pula kerugian yang dialamin bank, yang kemudian akan mengakibatkan
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Almunawaroh dan
Rina (2018) yang menyatakan Non Performing Finance (NPF) memiliki pengaruh
bermasalah. Penelitian yang dilakukan Fitriana dan Hening (2016) yang menyatakan
profitabilitas disebabkan sampel yang digunakan berada di atas tingkat ketentuan yang
telah diberikan oleh Bank Indonesia yaitu 5%. Hal ini selaras pula dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Syah (2018) yang menyatakan Non Performing
Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh nilai Non Performing Finance (NPF)
memiliki arti bahwa semakin tinggi pembiayaan macet dalam pengelolaan pembiayaan
bank yang makin meningkat maka akan mempengaruhi besar kecilnya tingkat
profitabilitas. Sehingga semakin kecil nilai pembiayaan macet maka akan semakin
kebijakan yang lebih rinci sebagai syarat penyaluran pembiayaan bagi masyarakat.
karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan likuiditas, sehingga penilaian atau proses
syariah pula.
terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum dalam tabel 4.5. Nilai signifikan
profitabilitas adalah 0,006 yang berarti dibawah taraf signifikansi (≥ 0,05). Sementara
itu, positif negatifnya suatu hubungan variabel dapat dilihat pada nilai t hitung variabel
tabel Coefficients diperoleh t hitung sebesar (-2,821). Hal ini menunjukkan bahwa
dapat diartikan jika nilai Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
meningkat maka aka berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilits. Artinya
Operasional (BOPO), maka akan menurunkan nilai profitabilitas sebesar 2,821 dengan
asumsi variabel lainnya dianggap tetap. Dan hipotesis yang diajukan adalah Biaya
bagaimana pihak bank atau pengelola akan berusaha maksimald dalam mencapai
sasaran organisasinya, yang mana hal tersebut akan membuat pihak bank berusaha
maksimal dalam mengelola laporan keuangannya. Dinyatakan bahwa jika nilai Biaya
semakin baik pula laporan keuangan sebuah bank, adapun nantinya akan
mempengaruhi pihak luar untuk berinvestasi ataupun percaya kepada bank tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hartini (2016)
infisiensi biaya yang tidak dikelola dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Syah
(dalam hal ini rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
rendah) maka profitabilitas yang didapatkan akan semakin besar. Efesiensi dapat
jangka pendeknya pada saat akan jatuh tempo. Adapun keselarasan praktik dengan
teori yang digunakan yaitu stewardship theory yang mana manajer akan berupaya
maksimal dalam mengelola keuangan perusahaan. Selain itu pengelolaan biaya dana
yang efisien juga akan mempengaruhi nilai Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO), jika biaya dana rendah maka nilai Biaya Operasional terhadap
pendapatan atau earning yang dihasilkan oleh bank tersebut. Selain itu, besarnya rasio
tingginya biaya dana yang dihimpun dan rendahnya pendapatan dari penyaluran
Operasional (BOPO) maka akan semakin kecil profitabilitas sehingga semakin terlihat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Biaya Operasional
objek pada penelitian ini merupakan Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2014-2019 dan yang memenuhi syarat dalam
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap profitabilitas.
terhadap profitabilitas.
62
63
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang diperoleh di atas, maka saran yang dapat diberikan antara lain:
diperbaiki dan dikaji lebih lanjut. Dalam penelitian ini, penulis hanya
banyak variabel makro lain yang belum diteliti. Sehingga diharapkan untuk
a. Bagi Bank Umum Syariah, perhatian untuk jumlah Dana Pihak Ketiga
nasabah.
c. Bagi Bank Umum Syariah harus menjaga tingkat Non Performing Finance
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Boedi. (2017). Manajemen Keuangan Syariah. Bandung. CV. Pustaka Setia
Agustiningrum, Riski, (2012). Analisis Pengaruh CAR, NPL, Dan LDR Terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan. Skripsi. Fakultas Ekonomi.
Universitas Udayana.
Ahmad, M. R., & Yupi, Y. (2017). Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Finance (NPF) Terhadap Pembiayaan.
JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 5 (3), 2017, 1535-1540.
Diakses pada 29 Januari 2021. http://ejournal.upi.edu/index.php/JRAK
Alfi, Nur Azizah. (2020). Aset Perbankan Syariah Tetap Bertumbuh di Tengah
Pendemi. Bisnis.com. Diakses pada 10 Februari 2020.
https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20200923/231/1295698
/aset-perbankan-syariah-tetap-bertumbuh-di-tengah-pendemi.
Almunawwaroh, Medina & Rina M. (2018). Pengaruh CAR, NPF, Dan FDR
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan
Keuangan Syariah Vol. 2 No. 1 January 2018 Page 1-18.
Andrianto & Anang, F. (2019). Manajemen Bank Syariah. Qiara Media Partner.
Anggraini, Dilla. (2018). Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Finance (NPF), Tingkat Bagi Hasil Dan Modal Sendiri Terhadap Profitabilitas
Dengan Pembiayaan Bagi Hasil Sebagai Variabel Interverning Pada Perbankan
Syariah. Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia Vol 1 , No 1. Diakses pada 10
Februari 2021.
Annisa, Suci & Dedi, F. (2017). Pengaruh Dpk, Car, Npf Dan Roa Terhadap
Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Bank Syariah Mandiri Periode
2011-2015. Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 19 No 2, Juli
2017.
Ariyanti, Indah, dkk. (2016). Pengaruh CAR, NPF, NIM, BOPO, dan DPK terhadap
Profitabilitas dengan FDR sebagai Variabel Interverning (Studi Kasus Perbankan
Umum Syariah Tahun 2011- 2014).
Aziza, R. V. S., & Mulazid, A. D. E. S. (2015). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga,
65
66
Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio, Modal Sendiri Dan Marjin
Keuntungan Terhadap Pembiayaan Murabahah. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Islam (JEBI), 2, 1–15. Diakses pada 08 Desember 2020.
Bakti, N. S. (2018). Analisis Dpk, Car, Roa Dan Npf Terhadap Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah. Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 17(2), 15. Diakses pada 08
Desember 2020. https://doi.org/10.20961/jbm.v17i2.17180
Bhekti, Iqror Nuso. (2011). Pengaruh DPK, CAR, NPF, BOPO, Dan FDR Terhadap
Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia (Periode 2003-2009). Skripsi. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi.
Chrisna, Sagita & Mira. (2019). Analisis penilaian aspek agunan pada pembiayaan
murabahah. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol 17, No 2 (2020). Diakses pada
02 Februari 2020. http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/KINERJA
Dewi, Oktavia R. (2018). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Inflasi, BI Rate, Dan Kurs
Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2013-2017.
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas Islam Negeri Raden
Intan.
Donaldson, Lex & Davis. J. (1991). Stewardship Theory or Agency Theory: CEO
Governance and Shareholder Returns. Australian Journal of Management.
Erlastanto, Cindy., Isna, Y., & Rusliansyah. (2019). Pengaruh Capital Adequacy Ratio
(CAR) dan Return On Asset (ROA) serta Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal
67
Fadillah, N. N. A. (2021). Pengaruh CAR, NPF, FDR, Inflasi Dan BI Rate Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2014-2018.
Jurnal Ilmu Manajemen Vol 9 , No 1. Diakses pada 10 Febryari 2021.
Firmansyah, Ade. (2013). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal,
Penyalurann Kredit, Dan Efisiensi Operasi Terhadap Profitabilitas Bank (Studi
Kasus Pada Bank Persero Periode 2009-2012). Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Fitriana, Endang & Hening, W. O. (2016). Pengaruh NPF, CAR, Dan EVA Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Perbankan Syariah Di BEI . Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen:
Volume 5, Nomor 4, April 2016.
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Badan Penerbit
UNDIP.
Hakim, M, L. (2018). Konsep dan Aplikasi Manajemen Keuangan Islam. Jurnal Prodi
Ekonomi Syariah Vol. 1 No. 2. Diakses pada 12 Juni 2021
Husaeni, A. U. (2017). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing
Financing Terhadap Return On Asset Pada BPRS Di Indonesia. EQUILIBRIUM:
Jurnal Ekonomi Syariah, 5(1), 1–16.
68
Ichsan, Nurul. (2013). Pengelolaan Likuiditas Bank Syariah. Universitas Prof. Dr.
Hamka. Jakarta.
Kharisma, D, N, Dudi, P. (2012). Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Non Performing
Finance Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah. Universitas Telkom.
Bandung.
Munir, Misbahul. (2018). Analisis Pengaruh Car, Npf, Fdr Dan Inflasi Terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia. Journal Of Islamic Economics,
Finance, And Bankingvol, 1 No. 1&2, Juni-Desember 2018.
http://www.ojk.go.id.
Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009, tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan
atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang penerapan manajemen
risiko bagi bank umum.
Pinasti, Wildan F & RR. Indah M. (2018). Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM, Dan
LDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum Periode 2011-2015. JURNAL
NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018.
Republik Indonesia. (1992). Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Sekretariat Negara. Jakarta
Rosly, S. A. (2005). Islamic Interbank Money Market : Critical Issues on Islamic Bank
and Financial Markets. Kuala Lumpur: Dinamas Publishing.
Setiawan, U.N. A., & Indriani, A. (2016). Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital
Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap
Profitabilitas Bank Syariah dengan Pembiayaan sebagai Variabel Intervening.
Dipenogoro Journal of Management Vol 5, No 4. Diakses pada 10 Februari 2021.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/management.
Sudiyanto, Bambang. (2010). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan
LDR Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan yang Go Public di
Bursa Efek Indonesi (BEI) (Periode 2005 - 2008). Dinamika Keuangan dan
Perbankan Vol. 2 No. 2. Diakses pada 10 Juni 2021.
Sukma, Yoli Lara. (2013). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal Dan
Resiko Kredit Terhadap Profitabilitas (Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di
BEI). Skrispsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang.
Supriyanto, Trisladi. (2015). Konsep Rate Of Profit dan Stabilitas Ekonomi Perbankan
Syariah. Jurnal Etikonomi Vol. 14 No. 2. Diakses pada 12 Juni 2021.
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/etikonomi
Syah, Toufan Aldian. (2018). Pengaruh Inflasi, BI Rate, NPF, Dan BOPO Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Islam Vol. 6
No. 1 Januari-Juni 2018.
Wardiantika, L., & Kusumaningtias, R. (2014). Pengaruh Dpk, Car, Npf, Dan Swbi
Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012.
Ifstin Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 2(4), 1550–1561. Diakses pada 29
Desember 2020.
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jim/article/view/11151
Wibisono, M. Y. (2017). Pengaruh CAR, NPF, BOPO, FDR terhadap ROA yang
dimediasi oleh NOM. Jurnal Bisnis & Manajemen Vol 17 , No 1. Diakses pada
10 Februari 2021.
440645/penyebaran-stagnan-ri-peringkat-1-keuangan-syariah-global
JABAR
96 BANTEN 2014 I - 18,1 2,33 97,42 0,15
101 II 4931118 - - - -
VICTORI
145 A 2014 I - 16,53 3,74 91,65 0,49
150 II - - - - -
174 II - - - - -
218 II - - - - -
TRANSFORMASI DATA
1. Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 81
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .33543962
Most Extreme Differences Absolute .140
Positive .140
Negative -.126
Test Statistic .140
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
Kolmogrov - Smirnov Sig. (2- Sig. .075d
tailed) 99% Confidence Interval Lower Bound .069
2. Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
BOPO
-.027 .010 -.350 -2.821 .006 .554 1.804
(X4)
3. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
4. Uji Heterosdekastisitas
88
ANOVAa
Total 13.856 80
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), BOPO (X4), DPK (X1), NPF (X3), CAR (X2)
b. Dependent Variable: ROA (Y)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients