Anda di halaman 1dari 106

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), CAPITAL

ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING


(NPF) DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN
OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP PROFITABILITAS PADA
BANK UMUM SYARIAH

SKRIPSI

Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar


Sarjana Ekonomi

Oleh:

DEVITA YUNIAR
1701045023
S1 EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital


Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing
(NPF) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Pada
Bank Umum Syariah
Nama : Devita Yuniar
NIM : 1701045023
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ilmu Ekonomi
Program Studi : S1 Ekonomi Islam

Menyetujui,
Pembimbing

Hj. Isna Yuningsih., SE. MM., Ak., CA


NIP 19620630 199303 2 002

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Ekonomi Islam

Hj. Isna Yuningsih., SE. MM., Ak., CA


NIP 19620630 199303 2 002

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa di dalam naskah Skripsi ini

tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh

gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip

dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-

unsur penjiplakan, saya bersedia Skripsi dan Gelar Sarjana atas nama saya dibatalkan,

serta diproses sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Samarinda,
Mahasiswa

Devita Yuniar
NIM. 1701045023

iii
RIWAYAT HIDUP

Devita Yuniar lahir pada tanggal 29 Oktober 1999 di Kecamatan Sangasanga,

Kalimantan Timur. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan

Bapak Mulyono dan Ibu Suyatini. Jenjang pendidikan penulis dimulai pada tahun 2005

di Sekolah Dasar Tunas Harapan Sangasanga dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun

yang sama melanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1

Sangasanga dan lulus pada tahun 2014. Setelah lulus, penulis melanjutkan pendidikan

ke jenjang Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Samarinda dan lulus pada tahun 2017.

Melanjutkan pendidikan Akademis pada tahun 2017 di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Mulawarman Samarinda dengan memilih jurusan Ilmu Ekonomi

Program Studi S1-Ekonomi Syariah. Penulis melaksanakan program Kuliah Kerja

Nyata Reguler angkatan 46 di Kelurahan Muara Jawa Pesisir, Kabupaten Kutai

Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur pada bulan Juli hingga Agustus 2020.

Samarinda,
Mahasiswa

Devita Yuniar
NIM. 1701045023

iv
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan segala karunia dan limpahan rahmatnya, serta junjungan kita Nabi

Muhammad SAW sebagai panutan kita, yang akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah”. Skripsi ini

disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Mulawarman Samarinda.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si selaku Rektor Universitas Mulawarman


Samarinda.

2. Prof. Dr. Hj. Syarifah Hudayah, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Mulawarman Samarinda.

3. Hj. Isna Yuningsih., SE. MM., Ak., CA selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

4. Hj. Isna Yuningsih., SE. MM., Ak., CA, selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan nasihat dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingn
dalam penyusuna skripsi ini.

5. Para Dosen Penguji yang telah memberikan petunjuk, saran dan msukan demi
perbaikan skripsi ini.

v
6. Seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman yang
dengan penuh perhatian memberikan pelayanan terbaik.

7. Bapak Mulyono dan Ibu Suyatini selaku orang tua terbaik yang telah
memberikan dorongan, nasihat, dan semangat baik segi moril ataupun materil
kepada penulis.

8. Bapak Agus Junaidi dan Ibu Sri Wahidah selaku orang tua kedua saya yang
telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat penulis yang telah menemani dan memberikan semangat,


nasihat, kebahagiaan dan motivasi kepada penulis dalam masa perkuliahan dan
penyelesaian skripsi.

10. Terakhir, saya berterimakasih kepada diri sendiri karena telah bekerja keras
melewati segala hal sulit, terimakasih telah mempercayai diri sendiri,
terimakasih untuk tidak pernah lelah dan menyerah, terimakasih untuk tetap
menjadi diri sendiri.

Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat-Nya dan membalas semua kebaikan

mereka. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Akhir harapan

dari penulis semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca, semua pihak, dan dapat

dijadikan sebagai kajian lebih lanjut.

Samarinda, 2021

Devita Yuniar
NIM. 1701045023

vi
ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan oleh Devita Yuniar dengan judul “Pengaruh Dana
Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing
(NPF) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah” dibawah bimbingan ibu Isna
Yuningsih. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh
DPK, CAR, NPF, dan BOPO terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode analisis yang
digunakan adalah regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik. Teknik
pengumpulan data yaitu studi pustaka. Data yang digunakan dalam penelitian ini
didapatkan melalui website www.ojk.go.id. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel DPK dan CAR memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
variabel profitabilitas, lalu variabel NPF dan BOPO memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap variabel profitabilitas.
Kata Kunci: DPK, CAR, NPF, BOPO, Profitabilitas, Bank Umum Syariah

vii
ABSTRAC

This research was conducted by Devita Yuniar with the title “Efect of Third
Party Funds (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Finance
(NPF), and Operating Expenses to Operating Income (BOPO) on the Profitability
of Sharia General Bank” under the guidance of Isna Yuningsih. The aim of study is
to give an emptive line of effect on DPK, CAR, NPF, and BOPO on profitability of
Sharia General Bank. It uses the kind of quantitative research. This multiple linier
regresion with classic assumption test was used to hypothesis testing. The data-
collection technique is a library study. The data used in this research was obtained via
the website www.ojk.go.id. The results showed that DPK and CAR had a positive effect
and no significantly, then NPF and BOPO had a negative effect and significant on the
profatibily.
Keywords: DPK, CAR, NPF, BOPO, Profitability, Sharia General Bank.

viii
ix
x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................ v
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 10


2.1 Landasan Teori............................................................................................. 10
2.1.1 Teori Pertanggungjawaban (Stewardship Theory) ............................... 10
2.1.2 Teori Manajemen Kewajiban (The Liability Management Theory) .... 11
2.1.3 Manajemen Keuangan Syariah ............................................................ 12
2.1.4 Perbankan Syariah............................................................................... 13
2.1.5 Profitabilitas ......................................................................................... 19
2.1.6 Dana Pihak Ketiga................................................................................ 21
2.1.7 Capital Adequacy Ratio (CAR) ........................................................... 22
2.1.8 Non Performing Finance (NPF) ........................................................... 22
2.1.9 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ........... 22
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 23
2.3 Kerangka Penelitian ..................................................................................... 26

xi
2.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................................. 27
2.4.1 Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Profitabilitas ................................ 27
2.4.2 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas ....... 28
2.4.3 Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas.. 29
2.4.4 Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Profitabilitas ......................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 31


3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel........................................... 31
3.1.1 Variabel Dependen ............................................................................... 31
3.1.2 Variabel Independen ............................................................................ 31
3.1 Populasi dan Sampel .................................................................................... 33
3.2.1 Populasi ................................................................................................ 33
3.2.2 Sampel .................................................................................................. 34
3.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 35
3.3.1 Jenis Data ............................................................................................. 35
3.3.2 Sumber Data ......................................................................................... 35
3.3 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 36
3.4 Analisis Data ................................................................................................ 36
3.5.1 Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 36
3.5.2 Uji Kelayakan Model (uji - f) ................................................................. 39
3.5.3 Uji Hipotesis........................................................................................ 39
3.5.4 Analisis Regresi Berganda ................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................... 42


4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 42
4.1.1 Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 42
4.1.2 Uji Kelayakan Model (uji – F) ............................................................. 46
4.1.3 Uji Hipotesis........................................................................................ 47
4.1.4 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................ 50
4.2 Pembahasan.................................................................................................. 52
4.2.1 Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Profitabilitas ........................... 52
4.2.2 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas ....... 54

xii
4.2.3 Pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap Profitabilitas ..... 57
4.2.4 Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Profitabilitas ......................................................................................... 59

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 62


5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 62
5.2 Saran ............................................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 65


LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 72

xiii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1.1 Indikator Kinerja iB di Indonesia............................................................... 5


Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 23
Tabel 3.1 Daftar Sampel Bank Umum Syariah .......................................................... 35
Tabel 4.1 Uji Normalitas ............................................................................................ 43
Tabel 4.2 Uji Multikolonieritas .................................................................................. 44
Tabel 4.3 Uji Autokorelasi ......................................................................................... 45
Tabel 4.4 Uji Heterosdekastisitas .............................................................................. 46
Tabel 4.5 Uji F .......................................................................................................... 47
Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................................. 48
Tabel 4.7 Uji - t (Parsial ............................................................................................. 49
Tabel 4.8 Analisis Regresi Linier Berganda .............................................................. 51

xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian 27

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Data Penelitian ........................................................................................ 68
Lampiran 2 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 77
Lampiran 3 Uji Hipotesi............................................................................................. 79
Lampiran 4 Uji Regresi Linier Berganda ................................................................... 80

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem perekonomian Islam semakin diminati tidak hanya di negara-negara

Islam tetapi juga negara-negara yang menganut paham pragtisme dan libarisme

sempit. Minat tersebut dapat dilihat melalui berkembangnya perbankan syariah di

seluruh dunia. Produk-produk yang diterbitkan oleh perbankan syariah yang tidak

hanya diminati oleh masyarakat muslim, menjadi bentuk nyata berkembangnya sistem

perekonomian Islam di masyarakat umum.

Ekonomi Islam menurut Umar Chapra adalah sebagai pendahulu

perekonomian, dengan sebutan Ekonomi Tauhid atau divine economics (Chapra,

2008). Aspek aturan yang harus dipelajari oleh para pelaku ekonomi merupakan

cerminan watak “Ketuhanan” ekonomi Islam bukan pada aspek pelaku ekonominya,

sebab pelakunya pastilah manusia. Aspek tersebut didasari oleh keyakinan hakikatnya

manusia sebagai faktor ekonomi yang pada dasarnya adalah kepunyaan Allah dan

kepada aturan-Nya dikembalikan segala urusan. Imam Al-Ghazali dalam al-

Mustasyfa, mengemukakan bahwa tujuan utama syariah adalah untuk mensejahteraan

manusia yang dapat dilihat pada pemeliharaan iman, hidup, akal keturunan, dan harta.

Perekonomian Islam dimulai dengan kemunculan perbankan syariah sebagai

lembaga keuangan yang berlandaskan sistem dan etika dengan dasar Al-Qur’an dan

Hadist. Keberadaan bank syariah di berbagai penjuru dunia tidak hanya di negara

Islam merupakan salah satu bentuk nyata perkembangan perekonomian Islam di dunia.

1
2

Perbankan syariah yang merupakan bagian dari sistem perbankan nasional diharapkan

dapat menjadi salah satu tumpuan perkembangan perekonomian suatu Negara.

Pada Pasal 3 UU Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

menyatakan bahwa Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan

pemerataan kesejahteraan rakyat. Terbitnya peraturan perundang-undangan yang baru

memiliki dampak positif terhadap kepatuhan syariah, iklim investasi dan kepastian

usaha, serta perlindungan konsumen, dan stabilitas sktor perbankan secara keseluruhan

yang dapat dirasakan. Berdasarkan pernyataan tersebut, perbankan syariah Indonesia

memiliki kesempatan berkembang dengan lebih luas, melaksanakan kegiatan usaha,

termasuk membuka kesempatan kepada bank umum konvensional untuk

mengembangkan kantor cabang yang melaksanakan prinsip syariah pada operasional

perbankan.

Eksistensi perbankan syariah ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat

Indonesia (BMI) pada tahun 1991 sebagai bank pertama yang beroperasi secara

syariah. Keberadaan Bank Umum Syariah pertama di Indonesia ini diperkuat secara

konstitusi dengan diterbitkannya Undang-Undang (UU) No. 7 tahun 1992 tentang

Perbankan, dimana perbankan bagi hasil diakomodasi. Pendirian Bank Muamalat

Indonesia (BMI) dan kemunculan peraturan pendukung beroperasinya perbankan

syariah menjadi pendorong berdirinya Bank Umum Syariah lainnya, seperti Bank

Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Namun keberadaan dua lembaga keuangan ini

belum sanggup menjangkau semua lapisan masyarakat Islam di Indonesia. Oleh


3

karena itu pemerintah mulai memperhatikan landasan hukum yang jelas dan kuat

untuk perbankan syariah yang akan berdiri di Indonesia. Dapat dilihat sekarang setelah

berbagai proses pembuatan landasan hukum yang tepat, sejak tahun 1992 sampai

dengan 1999 hanya ada satu Bank Umum Syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat

Indonesia (BMI). Kemudian dari tahun 2000 sampai dengan 2003 Bank Umum

Syariah bertambah satu yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM). Kemudian dari tahun

2004 sampai dengan 2007 Bank Umum Syariah bertambah satu lagi yaitu Bank

Syariah Mega Indonesia (BSMI). Pada tahun 2008 bertambah dua Bank Umum

Syariah yaitu unit Usaha Syariah yang melakukan spin-off (BRI Syariah dan Bank

Syariah Bukopin), pada tahun 2009 bertambah satu lagi Bank Umum Syariah di

Indonesia yaitu BNI Syariah. Pada tahun 2010 sampai dengan sekarang terjadi

perkembangan yang pesat dengan pertambahan 7 Bank Umum Syariah di Indonesia

yaitu BJB Banten Syariah, Bank Viktoria Syariah, Bank Panin Syariah, BCA Syariah,

Maybank Syariah Indonesia, BTPN Syariah. Pada Februari 2021, penggabungan

antara tiga bank syariah besar di Indonesia yaitu, Bank Rakyat Indonesia Syariah

(BRIS), Bank Mandiri Syariah, dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS)

menjadikan harapan semakin berkembang pesatnya perbankan syariah di Indonesia.

Perkembangan perbankan syariah yang menuju arah positif menjadi salah satu

kesempatan usaha untuk meningkatkan pangsa. Untuk semakin meningkatkan

eksistensi perbankan syariah serta kepercayaan masyarakat Indonesia, maka perlu

meningkatkan kinerja pada perbankan syariah. Indikator dan barometer meningkatnya

kinerja keuangan perbankan dapat diukur dengan tingkat profitabilitas (Fitria, 2017).

Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba gabungan antara Bank
4

Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) tercatat tumbuh lebih tinggi

dibandingkan dengan bank umum konvensional pada Maret 2020. Tercatat bahwa laba

bersih perbankan syariah senilai Rp2,18 triliun atau tumbuh 39,48 persen

dibandingkan periode sebelumnya secara year on year (yoy).

Dilansir Islamic Finance Development Indicator pada 2020, menempatkan

Indonesia pada peringkat ke-2 dunia dalam industri keuangan syariah. Menurut data

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyatakan bahwa pertumbuhan aset perbankan

syariah yakni Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sebesar

9,22% per Juni 2020 secara year on year (yoy) menjadi Rp545,39 triliun. Realisasi

tersebut juga berkat dorongan dari pertumbuhan pembiayaan sebesar 10,13% yoy

menjadi Rp 377,53 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) yang naik menjadi Rp 430,21

triliun. Bank Umum Syariah (BUS) menjadi penyumbang terbesar di industri

perbankan syariah, baik secara total aset perbankan syariah, pembiayaan yang

disalurkan, maupun DPK. Total aset Bank Umum Syariah (BUS) mencapai Rp356,33

triliun, pembiayaan mencapai Rp232,86 triliun, dan DPK mencapai RP293,73 triliun.

Kinerja keuangan bank dapat dilihat dari likuiditas, profitabilitas, solvabilitas,

dan kualitas aktiva (Indriani, 2016). Profitabilitas adalah indikator yang paling tepat

untuk mengukur kinerja suatu bank. Tingkat ROA digunakan dalam mengukur

profitabilitas. Berdasarkan penelitian terdahulu ada beberapa variabel mempengaruhi

besar kecilnya profitabilitas perbankan syariah. Variabel yang dijelaskan dalam

penelitian adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),

Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional terhadap Penadapatan Operasional


5

(BOPO), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Financing to Deposit Ratio (FDR) (Ariyanti,

2017).

Tabel 1.1 Indikator Kinerja iB di Indonesia

Indikator 2014 2015 2016 2017 2018 2019 –


Utama Februari

Bank Umum Syariah (BUS)

CAR (%) 15.74 15.02 16.63 17.91 20.39 20.3

ROA (%) 0.41 0.49 0.63 0.63 1.28 1.32

NPF (%) 4.95 4.84 4.42 4.76 3.26 3.44

NPF Net (%) 3.38 3.19 2.17 2.57 1.95 2.09

FDR (% 86.66 88.03 85.99 79.61 78.53 77.52

BOPO (%) 96.97 97.01 96.22 94.91 89.18 89.09

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Dapat dilihat pada tabel 1.1, bahwa ROA agregat pada perbankan syariah terus

mengalami penigkatan. Hal ini menunjukkan bahwa laba perbankan syariah

mengalami peningkatan. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan Bank Indonsia, ROA

agregat pada perbankan syariah berada pada level cukup sehat pada tahun 2015-2017.

Lalu, terus meningkat hingga pada November 2018 bank syariah telah naik dengan

kriteria sehat sebesar 1,26 (1,25% < ROA ≤ 1,5%).

Dapat dilihat pada tabel 1.1, CAR agregat pada perbankan syariah mengalami

peningkatan yang positif setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa perbankan

syariah telah kredibel dengan aset yang telah memenuhi kriteria. Berdasarkan pada

penilaian Bank Indonesia, CAR agregat perbankan Indonesia memiliki penilaian yang

sangat sehat (CAR ≥ 12%). Rasio keuangan perbankan syariah juga dalam kondisi
6

baik pada tahun 2017 mengalami peningkatan daripada tahun sebelumnya. Rasio

kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) terjaga sebesar 18,62 persen.

Sementara, rasio Non Performing Financial (NPF) tercatat sebesar 4,31 persen atau

berada di bawah ambang batas aman OJK sebesar 5 persen.

Pada penelitian Husaeni (2017) menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga

(DPK) tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas, tetapi pada penilitian Anggraini

(2018) menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap Profitabilitas. Pada penelitian Munir (2018) menunjukkan bahwa

Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas, tetapi

pada penelitian Muluk (2020) Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap Profitabilitas. Pada penelitian Munir (2018)

menyatakan bahwa Non Performing Finance (NPF) memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap Profitabilitas, tetapi pada penelitian Setiawan (2016) menyatakan

bahwa Non Performing Finance (NPF) memiliki pengaruh negative dan signifikan

terhadap Profitabilitas.

Perbedaan hasil penelitian terdahulu yang telah dipaparkan di atas, menarik

untuk diteliti kembali yang dapat dijadikan isu permasalahan pada penelitian kali ini

yaitu mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR),

Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas. Dari penjelasan yang telah dipaparkan,

muncul keinginan untuk meneliti dan mengambil topik mengenai perkembangan


7

pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia karena itu, penulis mengambil

judul:

“Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah”

1.2 Rumusan Masalah

Perkembangan perbankan syariah terus mengalami peningkatan pesat dari tahun

ke tahun. Peningkatan jumlah perbankan syariah sejalan dengan peningkatan

permintaan pembiayaan. Dengan meningkatnya pembiayaan bank syariah dari tahun

ke tahun akan diuji, Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Financing (NPF), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah profitabilitas

yang didapatkan oleh bank syariah. Sehingga muncul pertanyaan dari penelitian ini,

yaitu:

1. Apakah ada pengaruh DPK terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah?

2. Apakah ada pengaruh CAR terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah?

3. Apakah ada pengaruh NPF terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah?

4. Apakah ada pengaruh BOPO terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan

diatas tujuan penelitian adalah:


8

1. Untuk menganalisis pengaruh DPK terhadap profitabilitas Bank Umum

Syariah,

2. Untuk menganalisis pengaruh CAR terhadap profitabilitas Bank Umum

Syariah,

3. Untuk menganalisis pengaruh NPF terhadap profitabilitas Bank Umum

Syariah,

4. Untuk menganalisis pengaruh BOPO terhadap profitabilitas pada Bank

Umum Syariah.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa tinjauan pada

pembeharuan ilmu dan pengembangan teori khusunya pada penggunaan variabel-

variabel yang berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah. Selain itu,

penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya

khususnya di bidang ekonomi islam.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Akademis

Hasil penelitian diharapkan menjadi sebagai salah satu sumber informasi bagi

penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan dengan topik penelitian ini.
9

b. Bagi Lembaga

Hasil penelitian dapat berguna sebagai sarana pengembangan dan sarana

memperoleh informasi sehingga dapat memperoleh keputusan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Pertanggungjawaban (Stewardship Theory)

Teori pertanggungjawaban (stewardship theory) merupakan teori yang

menggambarkan situasi dimana para manajer terfokus pada sasaran hasil utama

mereka untuk kepentingan organisasi dan tidak termotivasi oleh tujuan-tujuan

individu (Donaldson, 1991). Sehingga teori ini mempunyai dasar psikologi dan

sosiologi yang telah dirancang guna para petinggi organisasi sebagai

penanggungjawab memiliki keinginan untuk bertindak sesuai keinginan prinsipal,

selain itu perilaku penanggungjawab tidak akan meninggalkan organisasi sebab

penanggungjawab berusaha mencapai tujuan organisasinya. Teori ini digunakan untuk

para peneliti dalam menguji situasi dimana para petinggi organisasi sebagai pelayan

dapat termotivasi untuk bertindak dengan cara terbaik pada prinsipnya.

Teori penanggungjawab (stewardship theory) dibangun atas asumsi filosofis

mengenasi sifat manusia, yaitu manusia pada dasarnya dapat dipercaya, mampu

bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap

pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan yang berlandaskan kepercayaan yang

diinginkan oleh stakeholder. Sehingga pada teori ini, manajer dipandang sebagai

seorang yang dapat dipercaya untuk melakukan tindakan yang sebaik-baiknya bagi

kepentingan publik maupun stakeholder (Kaihatu, 2006).

10
11

Pada teori penanggungjawab (stewardship theory), model of man diasumsikan

sebagai seseorang yang memiliki perilaku yang dapat diajak bekerjasama dalam

menjalankan organisasi, memiliki perilaku kolektif atau berkelompok dengan utilitas

tinggi daripada individunya dan selalu bersedia untuk melayani. Pada teori ini terdapat

suatu pilihan antara perilaku self-serving dan pro-organisational. Adapun perilaku

manajer tidak dapat dipisahkan dari kepentingan organisasi pula bahwa perilaku

petinggi organisasi disejajarkan dengan kepentingan prinsipal dimana para

penanggungjawab berada.

Teori penanggungjawab (stewardship theory) merupakan suatu pandangan

baru tentang mengelola dan menjalankan organisasi, suatu perubahan pendekatan pada

konsep kepemimpinan dan manajemen yang ada dari konsep mengendalikan (control)

dan mengarahkan, kearah konsep peraturan, kemitraan, dan kepemilikan secara

bersama oleh anggota dalam organisasi, yang merasa organisasi adalah satu kesatuan

yang tidak dapat dipisahkan dari diri sendiri (Hasanah, 2015).

2.1.2 Teori Manajemen Kewajiban (The Liability Management Theory)

Teori manajemen kewajiban (The Liability Management Theory) merupakan

teori yang membahas bagaimana bank dapat mengelola pasivanya sebaik mungkin

sehingga pasiva tersebut dapat menjadi sumber likuiditas (Darwis, 2019). Likuiditas

yang diperlukan bagi bank adalah:

1. Untuk menghadapi penarikan oleh nasabah,

2. Memenuhi kewajiban jatuh tempo,


12

3. Memenuhi permintaan pinjaman dari nasabah.

2.1.3 Manajemen Keuangan Syariah

Manajemen keuangan syariah merupakan pengaturan kegiatan mengelola

perusahaan berdasarkan dengan prinsip-prinsip syariah (Abdullah, 2017). Kegiatan

tersebut mencakup kegiatan perencanaan keuangan, anlisis keuangan dan

pengendalian keuangan. Manajemen keuangan syariah dapat diartikan sebagai

manajemen yang menggunakan fungsi-fungsi keuangan dengan bingkai syariah islam

yang berkaitan dengan masalah keuangan perusahaan. Pada perbankan konvensional

untuk mengukur tingkat keuntungan digunakannya suku bunga (rate of interest),

sedangkan pada perbankan syariah dalam pembagian keuntungan digunakan margin

(rate of profit).

2.1.3.1 Al-ribh (Keuntungan)

Keuntungan atau profitabilitas menjadi salah satu unsur penting dalam

perdagangan atau jual-beli. Untung dalam bahasa arab disebut dengan al-ribh yang

artinya pertambahan atau pertumbuhan dalam perdagangan. Dalam memperoleh

keuntungan yang maksimal dalam islam harus memperhatikan konsep suka sama suka

dan mengutamakan kesejahteraan orang lain (Muhammad, 2014). Konsep untung juga

dijelaskan dalam Q.S Asy-Syura : 20;

ٰ ْ ‫ث الدُّ ْنيَا نُؤْ ت ِٖه ِم ْن َه ۙا َو َما لَهٗ فِى‬


ِ َّ‫اْلخِ َرةِ ِم ْن ن‬
‫صيْب‬ َ ‫ي َح ْرث ٖ ِٖۚه َو َم ْن َكانَ ي ُِر ْيدُ َح ْر‬ ْٰ ‫ث‬
ْ ِ‫اْلخِ َرةِ ن َِزدْ لَ ٗه ف‬ َ ‫َم ْن َكانَ ي ُِر ْيدُ َح ْر‬

Artinya: Barang siapa menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambahkan


keuntungan itu baginya, dan barang siapa menghendaki keuntungan di dunia kami
berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi tidak akan mendapat
bagian di akhirat.
13

Oleh karena itu kiranya tidak mengambil keuntungan untuk bagian dunia saja,

maka dalam pengambilan keuntungan dalam transaksi perbankan syariah diharuskan

dasar pendapatan berdasarkan kesepakatan berssama (suka sama suka) bukan dengan

jalan yang tidak diridhai.

2.1.3.2 Margin (Rate of Profit)

Margin (rate of profit) merupakan nilai perbandingan antara total penjualan

perusahaan terhadap laba bersihnya (Supriyanto, 2015). Margin (rate of profit) sendiri

merupakan aplikasi pembagian keuntungan yang digunakan oleh perbankan syariah

sebagai pengganti suku bunga (rate of interest). Sesuai dengan teori margin (rate of

profit) yang islami, keuntungan yang diambil harus mengandung tiga unsur, yaitu

(Rosly, 2005):

1. Nilai tambah atau value addition karena adanya unsur kerja

2. Pengambilan resiko atau risk taking karena adanya risiko perubahan harga

pada barang yang sedang diperdagangkan

3. Penanggungan kewajiban jika terjadi kecacatan pada barang yang diperjual

belikan atau liability

2.1.4 Perbankan Syariah

2.1.4.1 Pengertian Perbankan Syariah

Menurut Undang-undang No. 21 tahun 2008, bank syariah merupakan bank

yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan menurut jenisnya

terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Pengoperasian
14

bank syariah mengacu pada ketentuan-ketentuan dalan Al-Qur’an dan hadist. Yang

dimaksudkan disini yaitu dalam beroperasi bank mengikuti ketentuan-ketentuan

syariah dan tidak melakukan hal yang dilarang dalan Al-Qur’an dan hadist, terutama

dalam hal yang menyangkut tata cara bermuamalah sesuai syariah Islam. Praktik-

praktik yang dikwatirkan dalam tata cara bermuamalah menurut syariah Islam seperti

hal yang dapat menimbulkan riba. Diharapkan praktik yang dijalankan yaitu kegiatan-

kegiatan investasi yang berdasarkan bagi hasil dan pembiayaan perdagangan ataupun

praktik-praktik usaha yang telah dilakukan oleh Rasullah dan tidak dilarang oleh

beliau.

2.1.4.2 Prinsip-prinsip Bank Syariah

Islam sebagai merupakan agama yang memiliki konsep dalam mengatur

kehidupan manusia secara komperhensif dan universal baik dalam hubungan dengan

Sang Pencipta (habluminAllah) maupun dalam hubungan sesame manusia

(hablumminannas). Ada tiga pilar pokok dlam ajaran Islam yaitu:

1. Aqidah

Aqidah merupakan ajaran Islam yang mengatur tentang keyakinan atas

keberadaan dan kekuasaan Allah sehingga seorang muslim manakala melakukan

berbagai aktivitas dimuka bumi semata-mata untuk mendapatkan keridlaan Allah

sebagai khalifah yang mendapat amanah dari Allah.

2. Syariah

Syariah merupakan ajaran Islam yang mengatur tentang kehidupan seorang

muslim dalam bidang ibadah (habluminAllah) maupun dalam bidang muamalah

(hablumminannas) yang merupakan implemenptasi dari akidah yang menjadi


15

keyakinan. Sedangkan muamalah sendiri meliputi kegiatan yang menyangkut ekonomi

atau harta dan perniagaan juga disebut sebagai muamalah maliyah.

3. Akhlaq

Akhlaq merupakan landasan perilaku dan kepribadian yang taat berdasarkan

aqidah dan syariah yang menjadi pedoman hidupnya sehingga disebut memiliki

aklaqul karimah.

Ada beberapa tuntutan Islam yang mengatur tentang kehidupan ekonomi umat antara

lain adalah sebagai berikut:

a. Tidak memperbolehkan berbagai jenis kegiatan yang mengandung unsur

spekulasi dan perjudian termasuk berbagai aktivitas ekonomi yang dapat

mendatangkan kerugian bagi masyarakat.

b. Harta harus berputar (diniagakan) sehingga tidak boleh hanya berpusat pada

segilintir orang dan Allah sangat tidak menyukai orang yang menimbun harta

sehingga tidak produktif dan oleh karenanya bagi mereka yang mempunyai

harta yang tidak produktif akan dikenakan zakat yang lebih besar disbanding

jika diproduktifkan.

c. Bekerja dan atau mencari nafkah adalah ibadah dan wajib dilakukan

sehingga tidak seorangpun tanpa bekerja dapat memperoleh keuntungan atau

manfaat.

d. Dalam berbagai bidang kehidupan termasuk dalam hal ekonomi harus

dilakukan secara transparan dan adil tanpa paksaan dari pihak manapun.

e. Adanya kewajiban untuk melakukan pencatatan atas setiap transaksi

khususnya yang tidak bersifat tunai dan adanya saksi yang bias dipercaya.
16

f. Zakat sebagai kewajiban penyisihan harta yang merupakan hak orang lain,

demikian juga anjuran untuk mengeluarkan infaq dan shodaqah sebagai

realisasi dari pentingnya pemerataan kekayaan dan memerangi kemiskinan.

g. Sesungguhnya telah menjadi kesepakatan ulama, ahli fikih dan Islamic

banker dikalangan dunia Islam yang menyatakan bahwa bunga bank adalah

riba dan riba diharamkan.

Dalam operasionalnya perbankan syariah harus menerapkan prinsip dasar

berlandaskan pada ketetapan Al-Qur’an dan hadis. Dasar yang harus ditetapkan oleh

Bank Syariah (Andrianto, 2019):

a. Menjauhkan praktik dari unsur riba, caranya:

1. Menghindari pelaksanaan sistem yang menyungguhkan diawal secara

pasti keberhasilan suatu usaha seperti yang disebutkan dalam Q.S

Luqman : 34;

َ ُ ‫س َماذَا‬
‫غدًا ۖ َو َما‬ َ ‫ع ِة َويُن َِز ُل ا ْلغَي‬
ٌ ‫ْث َو َي ْعلَ ُم َما فِي ْاْل َ ْر َح ِام ۖ َو َما تَد ِْري نَ ْف‬ َ ‫َّللا ِع ْندَهُ ِع ْل ُم السَّا‬
َ َّ ‫ِإ َّن‬

‫يرت َ ْكسِب‬
ٌ ‫علِي ٌم َخ ِب‬ ٍ ‫س ِبأَي ِ أ َ ْر‬
َ َّ ‫ض ت َ ُموتُ ۚ ِإ َّن‬
َ ‫َّللا‬ ٌ ‫تَد ِْري نَ ْف‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan


tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

2. Menghindari pelaksanaan sistem penyajian untuk pembebanan biaya

terhadap hutang atau pemberian timbalan terhadap simpanan yang

memuat unsur melipatgandakan secara otomatis hutang/simpanan tanpa

alasan jelas yang dijelaskan pada Q.S Ali’imron : 130;

َ‫ٱلربَ َٰٓو ۟ا يََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِين‬


ِ ‫وا‬۟ ُ‫وا ََل ت َأْكُل‬
۟ ُ‫وا َءا َمن‬
۟ ُ‫ضعَفَةً ۖ َوٱتَّق‬ ْ َ ‫ٱّلل أ‬
َ ‫ضعَفًا ُّم‬ َ َّ َ‫لَعَلَّكُ ْم ت ُ ْف ِلحُون‬
17

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba


dengan berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan.”

3. Menghindari pelaksanaan sistem penyewaan/perdagangan barang

ribawi dengan barang ribawa pula dengan mendapatkan kelebihan baik

dalam hal kuantitas atau kualitas (HR. Muslim Bab Riba No. 1551 s/d

1567);

4. Menghindari pelaksanaan sistem yang menetapkan dimuka sebagai

tambahan atas hutang yang bukan atas inisiatif yang mempunyai hutang

secara sukarela (HR. Muslim, Bab Riba No. 1569 s/d 1572).

b. Melaksanakan sistem bagi hasil dan perdagangan, berdasarkan pada Q.S

Al-Baqarah : 275;

ۘ ‫الرب‬
‫وا‬ ِ ‫س ذلِكَ بِاَنَّ ُه ْم قَالُ َْٰٓوا اِنَّ َما ا ْلبَ ْي ُع مِ ثْ ُل‬
ِّۗ ِ ‫شيْطنُ مِنَ ا ْل َم‬ ِ َ‫اَلَّ ِذيْنَ يَأْكُلُ ْون‬
ْ ‫الربوا ََل يَقُ ْو ُم ْونَ ا ََِّل َك َما يَقُ ْو ُم الَّ ِذ‬
َّ ‫ي يَت َ َخبَّطُهُ ال‬
ۤ َ ‫وا فَ َم ْن َج ۤا َء ٗه َم ْو ِع‬
ِّۗ ‫الرب‬
َ‫عادَ فَاُولىِٕك‬ ِ ‫ف َوا َ ْم ُر ٗ َٰٓه اِلَى ه‬
َ ‫َّللا ِّۗ َو َم ْن‬ َ ‫ظةٌ ِم ْن َّر ِب ٖه فَا ْنت َهى فَلَهٗ َما‬
َ ِّۗ َ‫سل‬ ِ ‫َّللاُ ا ْل َب ْي َع َو َح َّر َم‬
‫َوا َ َح َّل ه‬

ِ َّ‫صحبُ الن‬
َ‫ار ۚ هُ ْم فِ ْي َها خ ِلد ُْون‬ ْ َ‫ا‬

Artinya: “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka
berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia
berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.”

Lalu pada Q.S An-nisa : 29;

َ‫َّللا‬ َ ُ‫اض ِم ْنكُ ْم ِّۗ َو ََل ت َ ْقتُلُ َْٰٓوا ا َ ْنف‬


‫سكُ ْم ِّۗ ا َِّن ه‬ ٍ ‫ع ْن ت ََر‬ َٰٓ َّ ‫يَٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َمنُ ْوا ََل ت َأْكُلُ َْٰٓوا ا َ ْم َوالَكُ ْم بَ ْينَكُ ْم بِا ْلبَاطِ ِل ا‬
َ ‫َِل ا َ ْن تَكُ ْونَ تِ َج‬
َ ً ‫ارة‬

‫َكانَ بِكُ ْم َرحِ ْي ًما‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.
18

Maka setiap praktik dan transaksi kelembagaan keuangan syariah harus berlandaskan

sistem bagi hasil dan perdagangan atau transaksi berdasarkan adanya pertukaran antara

uang dan barang.

2.1.4.3 Dasar Hukum Bank Syariah

Landasan hukum Islam tentang perbankan syariah tercantum dalam Q.S An-

Nisa’ : 29;

َ‫َّللا‬ َ ُ‫اض ِم ْنكُ ْم ِّۗ َو ََل ت َ ْقتُلُ َْٰٓوا ا َ ْنف‬


‫سكُ ْم ِّۗ ا َِّن ه‬ ٍ ‫ع ْن ت ََر‬ َٰٓ َّ ‫يَٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َمنُ ْوا ََل ت َأْكُلُ َْٰٓوا ا َ ْم َوالَكُ ْم بَ ْينَكُ ْم ِبا ْلبَاطِ ِل ا‬
َ ‫َِل ا َ ْن تَكُ ْونَ تِ َج‬
َ ً ‫ارة‬

‫َكانَ بِكُ ْم َرحِ ْي ًما‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.”

Dalam artian ini, dapat ditafsirkan bahwa bank syariah tidak boleh keluar dari ajaran

Islam (batil) dalam menjalankanka praktiknya melainkan harus saling tolong

menolong demi menciptakan kesejahteraan bagi semua.

Secara yuridis dan normatif dan yuridis empiris perbankan syariah diakui

eksistensinya di Indonesia. Pengakuan bersifat yuridis normatif tercantum dalam

peraturan perundang-undangan di Indonesia, sedangkan dalam yuridis empiris dapat

dilihat bank syariah diberikan peluang dan kesempatan untuk berkembang di seluruh

wilayah Indonesia.

Dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syrariah, bank

syariah yaitu bank yang melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip

syariah dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah. Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang

perbankan sebagai halnya diubah dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 telah
19

diatur tentang sistem perbankan syariah. Praktik usaha perbankan syariah pada

hakikatnya adalah pengembangan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan

dan mengharapkan pembayaran imbalan yang tidak didasari pada sistem bunga, tetapi

atas dasar prinsip syariah.

Selain dari Al-Qur’an dan peraturan perundang-undangan, peraturan yang

dijadikan pedoman bagi perbankan syariah yaitu peraturan Bank Indonesia. Bank

Indonesia mempunyai peranan penting dalam dunia perbankan Indonesia dikarenakan

Bank Indonesia merupakn bank sentral atau bank utama di Indonesia. Berikut beberapa

peraturan yang dibuat oleh Bank Indonesia untuk memberikan pedoman kinerja bagi

bank syariah di Indonesia, yaitu:

1. PBI No. 9/19/PBI/2007 tentang penerapan prinsip-prinsip syariah dalam

praktik penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa dari

bank syariah.

2. PBI No.7/35/PBI/2005 tentang pelaksanaan praktik usaha bank umum

berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

2.1.5 Profitabilitas

Rasio profitabilitas dalam penelitian ini merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal

bisnisnya (Hery, 2016). Rasio profitabilitas pada penelitian ini diproksikan dengan

Return On Assets (ROA). ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur besaran

jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam

total aset. Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset maka akan semakin tinggi pula
20

jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total

aset (Hery, 2016).

2.1.5.1 Macam-macam Profitabilitas

a. Net Profit Margin (NPF)

Net Profit Margin (NPM) menggambarkan berapa besar persentase pendapatan

bersih yang diperoleh dari setiap penjualan (Kasmir, 2019). Semakin besar rasio ini,

maka akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu dalam mendapatkan laba

yang cukup tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih

menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengendalikan perusahaan cukup

berhasil untuk meyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik

yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan akan

mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Resiko ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌


NPM = x 100%
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏

b. Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) merupakan keberhasilan manajemen dalam

menghasilkan laba secara keseluruhan dengan cara membandingkan antara laba

sebelum pajak dengan total aset (Kasmir, 2019). ROA juga menggambarkan tentang

perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Semakin besar ROA suatu bank,

maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut, dan akan

semakin baik pula posisi bank tersebut dilihat dari penggunaan aset. ROA merupakan

rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen dalam meningkatkan keuntungan


21

perusahaan dan untuk menilai kemampuan manajemennya dalam mengendalikan

biaya-biaya dan akan menunjukkan produktivitas bank tersebut. ROA digunakan

untuk menganalisis tingkat profitabilitas. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
ROA = x 100%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

c. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah

pajak dengan modal sendiri (equity), yang merupakan indikator penting bagi para

pemegang saham dan calon investor dalam mengukur kemampuan bank memperoleh

laba bersih yang dikaitkan dengan pembayarn dividen (Kasmir, 2019). Rasio ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌


ROE = x 100%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍

2.1.6 Dana Pihak Ketiga

UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah (Pasal 1) menyebutkan

bahwa, simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada Bank Syariah

dan/atau UUS berdasarkan akad wadi’ah ataupun akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan, atau bentuk lainnya atau yang

dipersamakan. Dana-dana masyarakat yang dihimpun dalam bank merupakan sumber

dana terbesar yang paling diandalkan bank yang terdiri atas tiga jenis, yaitu dalam

bentuk giro deposito, dan tabungan.


22

2.1.7 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Kekayaan suatu bank tercermin dari aktiva lancar dan aktiva tetap yang menjadi

jaminan solvalibilitas bank, sedangkan dana (modal) bank diperuntukkan bagi modal

kerja dan penjamin likuiditas bank berangkutan. Peraturan Bank Indonesia Nomor

3/21/PBI/2001 menyatakan, bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8%

dari aktiva tertimbang menurut resiko yang dinyatakan dalam rasio Capital Adequacy

Ratio (CAR). Rasio ditujukan untuk memastikan jika dalam aktivitasnya bank

mengalami kerugian, maka ketersediaan modal yang dimiliki oleh bank mampu

menutupi kerugian tersebut.

2.1.8 Non Performing Finance (NPF)

Non Performing Finance (NPF) merupakan tolak ukur yang menunjukkan

kerugian akibat resiko kredit. Non Performing Finance (NPF) merupakan rasio antara

pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank

syariah. Bank Indonesia telah menetapkan kriteria kategori yang termasuk dalam NPF

adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet.

2.1.9 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio yang

digunakan dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan dalam menjalankan

kegiatan operasinya (Wibisono, 2017). Menurut ketentuan Bank Indonesia, efisiensi

operasi diukur dengan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

dengan batas maksimum Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) yaitu 96 persen (Nurvinda, 2017).


23

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam rangka mengkaji penelitian ini, diperlukan dasar-dasar berupa penelitian

terdahulu sebagai pembanding dan referensi. Selain itu, adanya penelitian terdahulu

diharapkan mampu melengkapi penelitian sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Variabel


No Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian Penelitian

1. Cindy Pengaruh Dependen : - CAR berpengaruh


Erlastrianto, Isna Capital negatif terhadap
Yuningsih, dan Adequacy - Bagi Hasil bagi hasil deposito
Rusliansyah, Ratio (CAR) Deposito mudharabah.
(2018). dan Return On Mudharabah
Asset (ROA) - ROA berpengaruh
Independen : negatif terhadap
serta Dana
Pihak Ketiga bagi hasil deposito
- CAR
(DPK) mudharabah.
terhadap Bagi -ROA
- DPK berpengaruh
Hasil Depesito
-DPK positif terhadap bagi
Murabahah
hasil deposito
pada Bank
mudharabah.
Umum Syariah
di Indonesia.

2. Afifah Anfasa Pengaruh DPK, Dependen : - DPK berpengaruh


Muluk, (2020). Sertifikat Bank positif dan tidak
Indonesia - Profitabilitas signifikan terhadap
Syariah FDR dan
Independen :
(SBIS), Dan Profitabilitas.
Capital - DPK - SBIS berpengaruh
Adequacy negatif dan tidak
Ratio (CAR) - SBIS signifikan terhadap
Terhadap FDR dan
Profitabilitas - CAR Profitabilitas.
Bank Syariah Interverning : - CAR berpengaruh
Dengan positif dan
Financing To - FDR

Disambung ke halaman berikutnya


24

Tabel 2.1 Sambungan

Deposit Ratio signifikan terhadap


(FDR) Sebagai FDR dan
Variabel Profitabilitas.
Interverning
(Pada Bank
Umum Syariah
Periode 2014 –
2018).

3. Husaeni, (2017). Analisis Dependen : Dana Pihak Ketiga


Pengaruh Dana (DPK) dan Non
Pihak Ketiga - ROA Performing Finance
Dan Non (NPF) secara
Independen :
Performing stimultan (bersama-
Financing - DPK sama) berpengaruh
Terhadap signifikan terhadap
Return On - NPF variabel ROA.
Asset Pada
BPRS Di
Indonesia.

4. Munir, (2018). Analisis Dependen : - Berdasarkan uji t,


Pengaruh variabel NPF
CAR, NPF, - Profitabilitas berpengaruh positif
FDR dan dan signifikan
Independen :
Inflasi terhadap terhadap RoA.
Profitabilitas - CAR - Sementara variabel
Perbankan CAR, FDR, dan
Syariah di - NPF inflasi tidak
Indonesia. berpengaruh
- FDR terhadap RoA.
- Inflasi

5. Anggraini, Pengaruh Dana Dependen : - DPK memiliki


(2018). Pihak Ketiga pengaruh signifikan
(DPK), Non - Profitabilitas positif terhadap
Performing profitabilitas dan
Independen :
Finance (NPF), tidak memiliki
Tingkat Bagi - DPK pengaruh terhadap
Hasil Dan pembiayaan bagi
Modal Sendiri - NPF hasil.
Terhadap - NPF memiliki
Profitabilitas pengaruh signifikan

Disambung ke halaman berikutnya


25

Tabel 2.1 Sambungan

Dengan - TBH terhadap


Pembiayaan profitabilitas dan
Bagi Hasil - Modal Sendiri tidak memiliki
Sebagai pengaruh signifikan
Interverning :
Variabel terhadap
Interverning - Pembiayaan profitabilitas dan
Pada Bagi Hasil tidak memiliki
Perbankan pengaruh signifikan
Syariah. terhadap
pembiayaan bagi
hasil.
- TBH tidak
memiliki pengaruh
signifikan positif
terhadap
profitabilitas dan
pembiayaan bagi
hasil.
- Modal sendiri
tidak memiliki
pengaruh signifikan
terhadap
profitabilitas dan
memiliki pengaruh
positif terhadap
pembiayaan bagi
hasil.
6. Nanda Nur Aini Pengaruh Dependen : Hasil dari uji
Fadillah, (2021). CAR, NPF, simultan variabel
FDR, Inflasi - Profitabilitas CAR, NPF, FDR,
Dan BI Rate Inflasi, dan BI Rate
Independen :
Terhadap mempunyai dampak
Profitabilitas - CAR atas ROA.
Perusahaan
Perbankan - NPF
Syariah Di
Indonesia - FDR
Periode 2014- - Infalsi
2018.

7. Ulin Nuha Aji Pengaruh Dana Dependen : - DPK tidak


Setiawan & Pihak Ketiga berpengaruh
Astiwi Indriani, (DPK), Capital - Profitabilitas signifikan terhadap

Disambung ke halaman berikutnya


26

Tabel 2.1 Sambungan

(2016). Adequacy Independen : pembiayaan.


Ratio (CAR), - CAR berpengaruh
dan Non - DPK negatif signifikan
Performing terhadap
- CAR
Financing pembiayaan.
(NPF) terhadap - NPF - NPFt-1
Profitabilitas berpengaruh negatif
Bank Interverning : signifikan terhadap
Syariah dengan pembiayaan. Hal
Pembiayaan - Pembiayaan tersebut dapat dilihat
sebagai dari nilai t hitung
Variabel sebesar 2,633dengan
Intervening. nilai signifikansi
0,010 y.
8. Faisal Maulana, Pengaruh Dependen : Hasil dari uji
Yeni Irawan, dan BOPO, CAR, simultan variabel
M. Suip (2019). SBIS, Dan - Profitabilitas BOPO, CAR, SBIS,
Kurs Terhadap dan Kurs
Independen :
Profitabilitas berpengaruh
Pada Bank - BOPO signifikan terhadap
Umum Syariah ROA.
Di Indonesia. - CAR
- SBIS
- Kurs

2.3 Kerangka Penelitian

Berdasarkan pada landasan teori dan hasil penelitian terdahulu serta

permasalahan yang telah diteliti, maka sebagai dasar perumusan hipotesis, berikut

pemikiran yang dijelaskan dalam model penelitian pada gambar berikut :


27

Dana Pihak Ketiga


(DPK)

Capital Adequacy Ratio

(CAR)

Profitabilitas
Non- Performing Ratio
(NPF)

Biaya Operasional
terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO)

Gambar 2.3
Kerangka Konsep Penelitian

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Profitabilitas

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah seluruh dana yang dihasilkan dari produk

penghimpunan dana pada perbankan syaria, seperti giro wadiah, tabungan wadiah,

tabungan dan deposito mudharabah. Nilai dana yang berhasil dihimpun oleh suatu

bank merupakan ukuran dalam menilai tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank

tersebut. Salah satu sumber dana yang dapat digunakan oleh bank untuk pembiayaan

adalah simpanan (Andrianto, 2019). Sebuah studi yang menunjukkan bahwa Dana
28

Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (Husaeni,

2017).

Secara operasional perbankan, Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber

likuiditas untuk memperlancar pembiayaan yang terdapat pada sisi aktiva neraca bank.

Semakin tingginya pembiayaan yang disalurkan oleh bank maka semakin tinggi pula

sumber dana (simpanan) yang ada dan tentunya hal tersebut akan meningkatkan

profitabilitas (Indriani, 2016). Jika bank tidak menyalurkan kredit sementara dana

yang terhimpun dari simpanan banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Dana Pihak Ketiga (DPK) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

penyaluran profitabilitas.

2.4.2 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang memperlihatkan secara

keseluruhan aktiva bank yang mengandung resiko(kredit, penyertaan, surat berharga,

tagihan pada pihak lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping

memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat,

pinjaman (utang), dan lain-lain (Wardiantika, 2014). Sebuah studi menunjukan dari

hasil penelitiannya menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai

pengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Fadillah, 2021).

Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR) maka semakin tinggi pula

sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha

dan mengantisipasi potensi kerugian yang akan diakibatkan oleh penyaluran kredit.
29

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan cerminan dari kemampuan bank dalam

menanggung risiko yang mungkin terjadi dalam kegiatan usaha bank dan risiko

terbesar yang akan dihadapi terdapat dari kredit. Berdasarkan pemaparan diatas, maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap profitabilitas.

2.4.3 Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas

Non Performing Financing (NPF) merupakan indikator yang digunakan untuk

menunjukkan kerugian akibat resiko pembiayaan (Wardiantika, 2014). Jika nilai Non

Performing Financing (NPF) tinggi maka menunjukkan bahwa semakin tinggi

pembiayaan bermasalah akan membuat bank lebih berhati-hati dalam penyaluran

pembiayaan karena bank harus membentuk cadangan penyisihan penghapusan aktiva

produk yang tinggi. Sebuah studi menunjukkan bahwa Non Performing Financing

(NPF) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (Indriani, 2016).

Non Performing Financing (NPF) merupakan faktor yang terkait dengan

profitabilitas. Jika nilai Non Performing Financing (NPF) semakin tinggi maka akan

menurunkan profitabilitas yang didapatkan oleh bank akan semakin rendah (Harianto,

2017). Kredit bermasalah yang tinggi dapat menimbulkan ketidakmampuan bank

dalam menyalurkan kredit karena diharuskan untuk membentuk cadangan

penghapusan yang besar. Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :


30

H3 : Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan

terhadap profitabilitas.

2.4.4 Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

terhadap Profitabilitas

Semakin kecil Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

maka akan menunjukkan tingkat efisiensi bank dalam mengelola kegiatannya sehingga

Return On Asset (ROA) akan meningkat (Harun, 2016). Jika Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) semakin meningkat berarti biaya operasi

semakin besar, sehingga pada akhirnya Return On Asset (ROA) akan menurun.

Berdasarkan penelitian terdahulu diperoleh hasil bahwa Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return

On Asset (ROA) (Harianto, 2017). Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H4 : Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) mempunyai

pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1 Variabel Dependen

Variabel dependen pada penelitian ini adalah profitabilitas. Profitabilitas

dinyatakan sebagai variabel dependen (Y). Profitabilitas merupakan rasio yang

digunakan untuk menghitung nilai kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan, rasio ini memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

perusahaan, hal ini ditujukan lewat laba yang dihasilkan melalui penjualan dan

pendapatan investasi (Kasmir, 2019). Rasio profitabilitas yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu Return On Assets (ROA). Secara sistematis diperoleh rumus dari

ROA sebagai berikut :

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
ROA = x 100%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

3.1.2 Variabel Independen

Variabel Independen dalam penelitian ini yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK),

Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Ratio (NPF), dan Return on Asset

(ROA). Penjelasan tentang definisi operasionalnya, sebagai berikut:

1. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana yang dipercayakan oleh

masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam


31
32

bentuk giro, tabungan, deposito, dan atau bentuk lainnya yang sejenis. Dana

Pihak Ketiga (DPK) diukur dengan skala rasio dalam satuan rupiah. Dana

Pihak Ketiga (DPK) dinyatakan sebagai variabel independen (X1). Dana Pihak

Ketiga (DPK) secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

DPK = Giro + Deposito + Tabungan

2. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang menunjukkan

sejauh mana keseluruhan aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan,

surat berharga, dan tagihan pada bank lain) yang dibiayai dari dana modal bank sendiri

disamping memperoleh dana-dana dari sumber diluar bank, seperti pinjaman (utang),

dana dari masyarakat, dan lain-lain. Capital Adequacy Ratio (CAR) diukur dengan

skala rasio. Capital Adequacy Ratio (CAR) dinyatakan sebagai variabel independen

(X2). Capital Adequacy Ratio (CAR) secara matematis dapat dirumuskan sebagai

berikut:

𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊
CAR = X 100%
𝑨𝑻𝑴𝑹

3. Non Performing Ratio (NPF)

Non Performing Ratio (NPF) merupakan rasioa antara pembiayaan

yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Non
33

Performing Ratio (NPF) diukur dengan skala rasio. Non Performing Ratio (NPF)

dinyatakan sebagai variabel independen (X3). Non Performing Ratio (NPF) secara

matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑷𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉
NPF = X 100%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏

4. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasioanal (BOPO)

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasioanal (BOPO)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan

bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Wibisono, 2017). Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasioanal (BOPO) dinyatakan sebagai variabel independen

(X4). Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasioanal (BOPO) secara matematis

dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍
BOPO = 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍 X 100%

3.1 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi merupakan sekelompok individu-individu ataupun objek yang

memiliki standar-standar tertentu dari ciri-ciri yang telah ditetapkan sebelumnya.

Populasi juga memiliki arti sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang memiliki kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
34

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017). Populasi dalam

penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah periode 2014 –

2019. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 14 Bank Umum Syariah

(BUS) yang ada di Indonesia.

3.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Purposive Sampling artinya sampel dipilih agar dapat mewakili

populasinya, sampel yang dipilih menurut aturan umum bahwa pengambilan sampel

disyaratkan minimal lima periode untuk tiap independen. Sedangkan dalam teknik

pemilihan sampel Non Probability Sampling adalah metode pengambilan sampel yang

tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Hanya elemen populasi yang memenuhi kriteria tertentu

dari penelitian yang akan dijadikan sampel. Dan berdasarkan kriteria yang telah

disebutkan maka sampelnya yaitu Laporan Triwulan Keuangan Bank Umum Syariah

periode 2014 – 2019.

Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel yaitu Bank Umum Syariah

(BUS) yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan kriteria

tersebut terdapat 11 Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan (OJK). Adapun daftar Bank Umum Syariah (BUS) yang menjadi sampel

dalam penelitian adalah sebagai berikut :


35

Tabel 3.1 Daftar Sampel Bank Umum Syariah (BUS)

No Nama Bank

1. PT. Bank Muamalat Indonesia

2. PT. Bank Mega Syariah

3. PT. Bank Syariah Bukopin

4. PT. Bank BNI Syariah

5. PT. Bank Jabar Banten Syariah

6. PT. BCA Syariah

7. PT. Bank Victoria Syariah

8. PT. Bank BRI Syariah

9. PT. Bank Panin Syariah

10. PT. Bank Bukopin

11. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah kuantitatif. Data kuantitatif

adalah data yang dapat dihitung dalam bentuk angka. Data yang digunakan adalah data

laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah periode 2014 – 2019 yang memenuhi

kriteria sampel.

3.3.2 Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder. Data

sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya. Data
36

sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan

dipublikasikan kepada masyarakat sebagai pengguna data (Nursalam & Fallis, 2013).

Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan Bank

Umum Syariah periode 2014 – 2019 yang dipublikasikan dalam situs resmi Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) dengan alamat situsnya www.ojk.go.id.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka yaitu dengan

cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji laporan keuangan triwulan Bank Umum

Syariah periode 2014 – 2019 yang dipublikasikan pada situs resmi Otoritas Jasa

Keuangan (OJK). Data yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan Bank Umum

Syariah periode 2014 – 2019 yang dipublikasikan dalam situs resmi Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dengan alamat situsnya www.ojk.go.id.

3.4 Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan yaitu dengan metode anilisi Regresi Linier

Berganda. Dalam melakukan analisis regresi linier berganda, metode ini

mengharuskan untuk melakukan uji asumsi klasik agar mendapatkan hasil regresi yang

baik (Sugiyono, 2017).

3.5.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian

asumsi klasik. Berdasarkan dari tujuan penelitian ini, maka ada beberapa metode

analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu:


37

3.5.1.1 Uji Normalitas

Uji asumsi normalitas memiliki tujuan untuk menguji sebuah model regresi,

variabel depnden, variabel independen, atau keduanya memiliki distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. Uji

normalitas dilakukan dengan menguji nilai residual dari persamaan regresi dengan

menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Jika signifikansi pada nilai Kolmogrov-

Smirnov < 0,05 maka H0 ditolak, jadi data residual berdistribusi tidak normal. Jika

signifikansi pada nilai Kolmogrov-Smirnov >0,05 maka H0 diterima, jadi data residual

berdistribusi normal (Ghozali, 2018).

3.5.1.2 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas memiliki tujuan untuk mengetahui apakan model masing-

masing pada variabel bebas (independen) saling berhubungan secara linier. Dapat

dikatakan bahwa model regresi yang baik yaitu yang tidak terdapat korelasi

linier/hubungan yang kuat antar variabel bebasnya. Jika pada model regresi muncul

gejala multikolinieritas, maka model regresi tersebut tidak dapat meperkirakan secara

tepat sehingga akan memperoleh kesimpulan yang salah tentang variabel yang diteliti.

Mengukur multikolinieritas dapat dilihat dari niali tolerance atau VIF (Varience

Inflation Factor) dari masing-masing variabel. Jika nilai toleransi < 0,10 atau VIF >

10 maka terdapat multikolinieritas sehingga variabel tidak dapat digunakan (atau

sebaliknya).
38

3.5.1.3 Uji Autokorelasi

Menurut, uji asumsi autokorelasi memiliki tujuan untuk menguji apakah pada

suatu model tegresi linier memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Pengambilan keputusan ada tidaknya

autokorelasi, sebagai berikut:

1. Jika 0 < d < dl, maka tidak ada autokorelasi positif

2. Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada autokorelasi positif

3. Jika 4-dl < d < 4, maka tidak ada autokorelasi negatif

4. Jika 4-du ≤ d ≤ 4-dl, maka tidak ada autokorelasi negatif

3.5.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji asumsi heterodesitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke lainnya. Jika

ditemukan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut dengan homokesdastitas sedangkan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Cara mendeteksi terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melakukan uji

Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresi nilai absolut residual dari model

yang diestimasi terhadap variabel-variabel penjelas. Menurut Ghozali (2018), dasar

pengambilan keputusan ada tidaknya heterosdekastisitas yaitu:

1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka tidak terjadi heterosdekastisitas,

2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka terjadi gejala heterosdekastisitas.


39

3.5.2 Uji Kelayakan Model (uji - f)

Uji kelayakan model (uji - f) dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan

semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model yang memiliki pengaruh secara

bersama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2018). Uji ini dilakukan untuk melihat

apakah model yang akan dianalisis mampu memenuhi tingkat kelayakan model. Hal

tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan apakah variabel-variabel yang digunakan

dapat menjelaskan fenomena penelitian.

Uji kelayakan model (uji - f) dapat dilakukan melalui pengamatan nilai

signifikan F pada tingkat α yang digunakan (dalam penelitian ini menggunakan tingkat

α sebesar 5%). Analisis didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi 0,05

dimana syarat-syaratnya sebagai berikut:

1. Jika signifikansi F < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti model persamaan

penelitian ini layak.

2. Jika signifikansi F > 0,05 maka H0 diterima yaitu berarti model persamaan

penelitian ini tidak layak.

3.5.3 Uji Hipotesis

3.5.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2 memiliki tujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol

dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel depneden sanagat terbatas. Nilai yang mendekati satu
40

memiliki arti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variasi dependen (Ghozali, 2018).

3.5.3.2 Uji Parsial (uji – t)

Uji t bertujuan untuk mengukur seberepa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Apabila

tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5 persen, dengan kata lain jika probabilitas

Ha > 0,05 maka dinyatakan tidak signifikan, dan jika probabilitas H a < 0,05 maka

dinyatakan signifikan (Ghozali 2018).

Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada

tingkat α yang digunakan. Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai

signifikansi F dengan nilai signifikansi 0,05 dengan syarat-syarat sebagai berikut:

1. Jika signifikansi t < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti variabel-variabel

independent secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependent

2. Jika signifikansi t > 0,05 maka H0 diterima, yang berarti variabel-variabel

independent secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependent

3.5.4 Analisis Regresi Berganda

Pada penelitian ini, data yang telah dikumpulkan di analisis dengan

menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil atau

Ordinary Least Square (OLS). Sebelum melakukan estimasi yang tidak bias dengan

analisis regresi, perlu dilakukan uji BLUE.


41

Metode yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

independen terhadap variabel independen. Persamaan regresi yang dibentuk adalah

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan:

Y = Variabel Profitabilitas
A = konstanta
b1 = slope
X1= variabel Dana Pihak Ketiga (DPK)
X2= variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)
X3= variabel Non Performing Finance (NPF)
X4= variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
E = Nilai residu
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Uji Asumsi Klasik

4.1.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji

normalitas Kolmogrov-Smirnov. Berikut adalah hasil dari uji normalitas:

Tabel 4.1 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 81
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .33543962
Most Extreme Differences Absolute .140
Positive .140
Negative -.126
Test Statistic .140
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
Kolmogrov - Smirnov Sig. (2- Sig. .075d
tailed) 99% Confidence Interval Lower Bound .069
Upper Bound .082
Sumber: Data diolah

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, menunjukan hasil uji normalitas Kolmogrov-

Smirnov memiliki signifikansi sebesar 0,075 lebih besar dari 0,05 (Sig > α), Hal ini

mengindikasikan nilai residual berdistribusi secara normal.

42
43

4.1.1.2 Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang

terbentuk ada korelasi yang tinggi diantara variabel bebas atau tidk. Untuk menguji

ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai

Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum digunakan

untuk melihat adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan

VIF < 10, maka model dinyatakan tidak terdaoat gejala multikolinieritas. Berikut

adalah hasil dari uji multikolinieritas:

Tabel 4.2 Uji Multikolonieritas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 3.433 1.035 3.318 .001
DPK (X1) 5.950E-10 .000 .002 .018 .986 .781 1.281
CAR (X2) .001 .007 .010 .075 .940 .508 1.970
NPF (X3) -.101 .038 -.328 -2.680 .009 .572 1.748
BOPO
-.027 .010 -.350 -2.821 .006 .554 1.804
(X4)

a. Dependent Variable: ROA (Y)


Sumber: Data diolah

Berdasarkan output pada Coefficients dalam Tabel 4.2 di atas, menunjukkan

bahwa terdapat keempat variabel independen yang memiliki nilai Tolerance lebih dari

0,10, yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan nilai 0,781, Capital Adequacy Ratio

(CAR) dengan nilai 0,508, Non Performing Finance (NPF) dengan nilai 0,572, dan

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dengan nilai 0,554.

Hasil dari perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal
44

yang sama, yaitu ketiga variable independen memiliki nilai VIF kurang dari 10. Pada

variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF)

sebesar 1,281, variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan nilai 1,970, variabel

Non Performing Finance (NPF) dengan nilai 1,748, dan variabel Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dengan nilai 1,804. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas.

4.1.1.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara

serangkaian data yang diuraikan menurut waktu (time-series) atau ruang (cross

section). Uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (uji D-W) yang

merupakan pengujian yang melihat ada atau tidaknya masalah autokorelasi dari model

empiris yang diestimasi. Berikut adalah hasil dari uji autokorelasi:

Tabel 4.3 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate Durbin-Watson

1 .552a .305 .267 .429 1.929

a. Predictors: (Constant), X1, X2, X3, X4


b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai Durbin Watson sebesar 1,929.

Berdasarkan syarat uji autokorelasi Durbin Watson, uji memenuhi syarat jika dU < d
45

< 4-dU maka akan menhasilkan nilai 1,7438 < 1,9290 < 2,2562. Maka dapat

disimpulkan data dalam penelitian ini tidak ada autokorelasi.

4.1.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menguji apakah ada varian variabel pada model regresi

yang tidak sama (konstan). Uji yang digunakan merupakan uji glejser, yang

menguslkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Hasil

probabilitas dikatakan signifikan jika nilai signifikansinya diatas kepercayaan 5%.

Berikut adalah hasil dari uji heteroskedastisitas:

Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data diolah


Berdasarkan tabel 4.4 di atas, terlihat bahwa nilai signifikan menunjukkan

terdapat keempat variabel independen yang memiliki nilai signifikan lebih dari 0,05,

yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan nilai 0,257, Capital Adequacy Ratio (CAR)

dengan nilai 0,144, Non Performing Finance (NPF) dengan nilai 0,809, dan Biaya
46

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dengan nilai 0,288. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

4.1.2 Uji Kelayakan Model (uji – F)

Penggunaan dilakukan untuk melihat apakah model yang dianalisis memiliki

tingkat kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-variabel yang digunakan mampu

untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis. Uji F bertujuan untuk mengetahui

apakah variabel-variabel bebas secara signifikan bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel tak bebas (Yuliara,2016). Uji F digunakan untuk menguji hipotesis yaitu

apakah secara simultan variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Finance (NPF), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap

Profitabilitas. Untuk mengetahui uji F yaitu dengan melihat nilai signifikan level (sig.),

jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak.

Tabel 4.5 Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.854 4 1.214 10.246 .000b

Residual 9.002 76 .118

Total 13.856 80

a. Dependent Variable: ROA (Y)


b. Predictors: (Constant), BOPO (X4), DPK (X1), NPF (X3), CAR (X2)
Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.5, nilai F hitung sebesar 10,246 dengan nilai signifikansi

0,000. Jadi kesimpulannya adalah nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05)
47

maka H0 ditolak dan Ha diterima, dengan nilai F hitung > F tabel (10,246 > 2,72)

dengan nilai F tabel df : α, (k – 1), (n – k) atau 0,05, (4 - 1), (80 – 4) = 2,72.

Berdasarkan keseluruhan pengukuran maka uji kelayakan model dari tabel 4.5

mengindikasikan bahwa model yang diajukan dalam penelitian dapat diterima dan

memenuhi model yang diharapkan.

4.1.3 Uji Hipotesis

4.1.3.1 Uji Koefisien Determenasi (R2)

Koefisien determenasi (R2) merupakan besarnya kontribusi variabel bebas

terhadap variabel terikat. Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi

kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel

terikatnya. Berikut adalah hasil uji koefisien determenasi (R 2):

Tabel 4.6 Uji Koefisien Determenasi (R2)


Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .592a .350 .316 .34415

a. Predictors: (Constant), BOPO (X4), DPK (X1), NPF (X3), CAR (X2)
b. Dependent Variable: ROA (Y)
Sumber: Data diolah

Pada tabel 4.6 menunjukkan nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini

adalah 0,316 yang berarti 31,6% variabel profitabilitas dapat dijelaskan oleh variabel

independen (DPK, CAR, NPF, BOPO) dan sisanya 68,4% kemungkinan dijelaskan

dengan faktor diluar model misalnya inflasi, suku bunga, tingkat ekonomi dan

sebagainya.
48

Pada tabel 4.6 di atas menunjukkan nilai korelasi atau hubungan antara variabel

bebas dan terikatnya. Nilai R sebesar 0,592 atau 59,2% yang menyatakan bahwa

terdapat hubungan yang kuat antara X1 (DPK), X2 (CAR), X3 (NPF), dan X4 (BOPO)

secara bersama-sama terhadap variabel Y (ROA). Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh

faktor lain diluar model.

4.1.3.2 Uji Parsial (uji – t)

Uji t digunakan dalam menguji apakah secara parsial variabel Dana Pihak

Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Finance (NPF), dan

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) memberikan pengaruh

yang signifikan atau tidak terhadap profitabilitas. Untuk mengetahuinya dilakukan uji

t yaitu dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dan nilai signifikansi.

Tabel 4.7 Uji – t (Parsial)

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.433 1.035 3.318 .001
DPK (X1) .095 .000 .002 .018 .986
CAR (X2) .001 .007 .010 .075 .940
NPF (X3) -.101 .038 -.328 -2.680 .009
BOPO (X4) -.027 .010 -.350 -2.821 .006

a. Dependent Variable: ROA (Y)


Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.7 dengan mengamati baris, kolom t dan sig, maka dapat

dijelaskan sebagai berikut:


49

1. Pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Profitabilitas (H1)

Berdasarkan hasil output SPSS diatas, nilai signifikansi Dana Pihak Ketiga

(DPK) adalah 0,986. Sedangkan nilai t hitung X1 = 0,018 dan pada tabel t sebesar

1,9921 (df (n-k) 80 - 4 – 1 = 75 , α = 0,05), sehingga t hitung < t tabel (0,018 < 1,9921).

Jadi kesimpulannya adalah H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas.

2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas (H2)

Berdasarkan hasil output SPSS diatas, nilai signifikansi Capital Adequacy

Ratio (CAR) adalah 0,940. Sedangkan nilai t hitung X2 = 0,075 dan pada tabel t sebesar

1,9921 (df (n-k) 80 - 4 – 1 = 75 , α = 0,05), sehingga t hitung < t tabel (0,075 < 1,9921).

Jadi kesimpulannya adalah H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas.

3. Pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap Profitabilitas (H3)

Berdasarkan hasil output SPSS diatas, nilai signifikansi Non Performing

Finance (NPF) adalah 0,009. Sedangkan nilai t hitung X3 =-2,680 dan pada tabel t

sebesar 1,9921 (df (n-k) 80 - 4 – 1 = 75 , α = 0,05), sehingga t hitung < t tabel (2,680

> 1,9921). Jadi kesimpulannya adalah H0 diteolak dan Ha diterima sehingga dapat
50

disimpulkan bahwa variabel Non Performing Finance (NPF) berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

4. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

terhadap Profitabilitas (H4)

Berdasarkan hasil output SPSS diatas, nilai signifikansi Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah 0,006. Sedangkan nilai t hitung X4

= -2,821 dan pada tabel t sebesar 1,9921 (df (n-k) 80 - 4 – 1 = 75 , α = 0,05), sehingga

t hitung < t tabel (2,821 > 1,9921). Jadi kesimpulannya adalah H 0 diteolak dan Ha

diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

4.1.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel di atas selanjutnya akan

dianalisis dengan bantuan aplikasi SPSS 22.0 untuk mengetahui besarnya pengaruh

Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Finance

(NPF), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Hasil

pengolahan data dapat dilihat sebagai berikut.


51

Tabel 4.8 Analisis Regresi Linier Berganda


Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3.433 1.035 3.318 .001

DPK (X1) 5.950E-10 .000 .002 .018 .986

CAR (X2) .001 .007 .010 .075 .940

NPF (X3) -.101 .038 -.328 -2.680 .009

BOPO (X4) -.027 .010 -.350 -2.821 .006

a. Dependent Variable: ROA (Y)

Sumber: Data diolah

Berdasarkan analisis data yang telah diolah, maka diperolah hasil persamaan

regresi sebagai berikut:

Y = 3,433 + 5,950E-10X1 + 0,001X2 + -0,101X3 + -0,027X4

Persamaan regresi di atas memperlihatkan hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen secara parsial, dari persamaan tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa:

1. Apabila variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR),

Non Performing Finance (NPF), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) bernilai 0, maka nilai profitabilitas (ROA) adalah 3,433

yang artinya jika profitabilitas tidak mengalami kenaikan ataupun penurunanan

nilai dalam periode 2014 – 2019 jumlah Return On Assets (ROA) sebesar

34,33%.
52

2. Nilai koefisien regresi variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah 5,950E-10

artinya jika setiap variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar 1

satuan, akan menyebabkan meningkatnya profitabilitas sebesar 5,950E-10

dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

3. Nilai koefisien regresi Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah 0,001, artinya

jika nilai variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat sebesar 1 satuan

maka akan menyebabkan meningkatnya profitabilitas sebesar 0,001 dengan

catatan variabel lain dianggap konstan.

4. Nilai koefisien regresi Non Performing Finance (NPF) adalah -0,101 dengan

arah koefisien negatif, artinya jika nilai Non Performing Finance (NPF)

meningkat sebesar 1 satuan maka akan menyebabkan menurunnya

profitabilitas sebesar 0,101 dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

5. Nilai koefisien Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) adalah -0,027 dengan arah koefisien negatif, artinya jika nilai Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) meningkat sebesar 1

satuan maka akan menyebabkan menurunnya profitabilitas sebesar 0,027

dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum dalam tabel 4.5. Nilai signifikan

dari variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap profitabilitas adalah 0,986 yang

berarti diatas taraf signifikansi (≥ 0,05). Sementara itu, positif negatifnya suatu
53

hubungan variabel dapat dilihat pada nilai t hitung variabel Dana Pihak Ketiga (DPK)

yang dihasilkan pada tabel Coefficients diperoleh t hitung sebesar 0,018. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap variabel profitabilitas. Dan hipotesis yang diajukan adalah Dana

Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, maka

dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak.

Berlandaskan dengan teori the liability management theory yang menyatakan

bahwa suatu bank dapat menata passivanya sebaik mungkin sehingga passiva dapat

bener-benar menjadi likuiditas. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa sebagian

besar sumber aset bank syariah diperoleh dari deposit (simpanan), walaupun bank

syariah memiliki modal sendiri tetapi kewajibannya lebih dominan dari modal sendiri.

Akibatnya pengembangan aset dipengaruhi oleh meningkatnya lialibitas. Kita harus

mengetahui mengapa bank memerlukan likuiditas, yakni untuk melakukan

pembayaran atas penarikan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang merupakan komposisi dana terbesar yang

terdapat di perbankan syariah memiliki fungsi sebagai roda penggerak utama dalam

menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Berdasarkan hasil analisis yang

dilakukan, Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas bank. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar Dana Pihak Ketiga

(DPK) yang dimiliki oleh suatu bank, tidak selalu mencerminkan profitabilitas yang

besar akan diperoleh oleh bank tersebut.


54

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Firmansyah (2013)

yang menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas disebabkan karena ketidakseimbangan antara jumlah sumber dana yang

masuk dengan jumlah kredit yang dilemparkan kepada masyarakat. Selain itu

penelitian yang dilakukan Sukma (2013) yang menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga

(DPK) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas disebabkan karena kurangnya

kepercayaan masyarakat kepada pihak bank untuk menyimpan dan mengelola uang

yang disimpan didalam bank tersebut. Penelitian yang dilakukan Aryani (2019) juga

menunjukkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas. Jika jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) maka profitabilitas tidak akan

mengalami perubahan karena ketidakseimbangan antara jumlah sumber dana yang

masuk dengan jumlah pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah.

Direkomendasikan pemaksimalan dalam menghimpun Dana Pihak Ketiga

(DPK) oleh perbankan syariah sehingga pembiayaan yang akan disalurkan oleh bank

syariah semakin besar yang kemudian akan meningkatkan profit yang didapat. Dana

Pihak Ketiga (DPK) yang telah dihimpun oleh bank syariah kemudian akan disalurkan

kembali kepada masyarakat melalui pembiayaan. Kegiatan penyaluran pembiayaan

yang seimbang dengan sumber dana yang akan disalurkan kepada masyarakat yang

berjalan lancar akan meningkatkan profitabilitas perbankan syariah.

4.2.2 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum dalam tabel 4.5. Nilai signifikan

dari variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas adalah 0,940 yang
55

berarti diatas taraf signifikansi (≥ 0,05). Sementara itu, positif negatifnya suatu

hubungan variabel dapat dilihat pada nilai t hitung variabel Capital Adequacy Ratio

(CAR) yang dihasilkan pada tabel Coefficients diperoleh t hitung sebesar 0,075. Hal

ini menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)) berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap variabel profitabilitas. Berdasarkan nilai koefisien

tersebut dapat diartikan semakin tinggi tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) maka

akan meningkat pula nilai profitabilitas secara positif tetapi tidak memiliki pengaruh

yang signifikan. Dan hipotesis yang diajukan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, maka dapat disimpulkan

bahwa H1 ditolak.

Berlandaskan pada teori penanggungjawab (stewardship theory) yang

membahas tentang bagaimana para manajer akan berfokus dalam mencapai tujuan atau

sasaran hasil utama untuk kepentingan organisasi. Hal tersebut akan menjadikan

manajer melakukan yang terbaik dalam mengatasi atau mengolah hasil laporan

keuangan organisasi.

Faktor penting yang menjadi penyebab tidak signifikannya Capital Adequacy

Ratio (CAR) yaitu dikarenakan adanya peraturan Bank Indonesia (BI) yang

mewajibkan bank menjaga Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan ketentuan minimal

8%. Hal tersebut menjadikan bank harus menyiapkan dana cadangan untuk memenuhi

ketentuan minimum tersebut disamping untuk mengantisipasi aadanya resiko kredit.

Walaupun bank memiliki modal yang tinggi dan tingkat Capital Adequacy Ratio

(CAR) yang tinggi, harus selaras dan diimbangi dengan investasi dan penyaluran dana
56

yang baik, sehingga Capital Adequacy Ratio (CAR) akan berpengaruh terhadap

profitibilitas.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Pinasti

dan Indah (2018) yang menyatakan Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas disebabkan tidak sejalannya tingkat kenaikan Capital

Adequacy Ratio (CAR) dengan investasi dan penyaluran dana lainnya. Penelitian yang

dilakukan Agustiningrum (2012) menyatakan Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas disebabkan oleh faktor eksternal seperti

keadaan perekonomian yang tidak menentu . penelitian yang dilakukan Almunawaroh

dan Rina (2018) menyatakan Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh

terhadap profitabilitas disebabkan bank syariah tidak mengoptimalkan dana yang ada.

Direkomendasikan kepada pihak bank agar tetap memperhatikan nilai dari

Capital Adequacy Ratio (CAR). Walaupun dalam praktiknya tinggi atau rendahnya

nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak mempengaruhi tingkat profitabilitas secara

signifikan, tetapi nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat mempengaruhi

kepercayaan masyarakat dalam menginvestasikan dananya kepada bank. Dengan kata

lain, modal pertama bank syariah yaitu para nasabah atau masyarakat luas. Oleh karena

itu, walaupun bank memiliki modal dan tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) yang

tinggi, apabila tidak diimbangi dengan ketidakpercayaan nasabah atau masyarakat

dalam menghimpun, menginvestasikan, dan menyalurkan dana yang baik, maka nilai

Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak akan berpengaruh banyak terhadap profitabilitas

sebuah bank.
57

4.2.3 Pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum dalam tabel 4.5. Nilai signifikan

dari variabel Non Performing Finance (NPF) terhadap profitabilitas adalah 0,009

yang berarti dibawah taraf signifikansi (≥ 0,05). Sementara itu, positif negatifnya suatu

hubungan variabel dapat dilihat pada nilai t hitung variabel Non Performing Finance

(NPF) yang dihasilkan pada tabel Coefficients diperoleh t hitung sebesar (-2,680). Hal

ini menunjukkan bahwa variabel Non Performing Finance (NPF) berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap variabel profitabilitas. Berdasarkan nilai koefisien tersebut

maka dapat diartikan jika nilai Non Performing Finance (NPF) meningkat maka akan

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Artinya bahwa setiap

kenaikan 1 satuan nilai Non Performing Finance (NPF), maka akan menurunkan nilai

profitabilitas sebesar 2,680 dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap. Dan

hipotesis yang diajukan adalah Non Performing Finance (NPF) berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap profitabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima.

Berangkat dari teori penanggungjawab (stewardship theory) yang membahas

tentang bagaimana pihak bank akan melakukan upaya maksimal dalam mengelola

laporan kinerja keuangan dengan baik , yang mana hal tersebut akan membuat manajer

atau pihak dari bank akan mengelola nilai dari Non Performing Finance (NPF),

dengan bagaimana semakin kecilnya nilai Non Performing Finance (NPF) maka akan

mencerminkan kinerja keuangan yang baik pula.

Non Performing Finance (NPF) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengetahui pembiayaan yang bermasalah terkait dengan kemungkinan bahwa pada


58

saat jatuh tempo debitur dana gagal memenuhi kewajibannya terhadap bank.

Tingginya Non Performing Finance (NPF) mengakibatkan munculnya pencadangan

yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank menjadi berkurang. Tingginya

nilai Non Performing Finance (NPF) menjadi salah satu penghambat tersalurnya

pembiayaan perbankan. Kerugian pembiayaan merupakan biaya yang akan

menurunkan laba bank. Semakin tinggi nilai Non Performing Finance (NPF) maka

semakin besar pula kerugian yang dialamin bank, yang kemudian akan mengakibatkan

berkurangnya profitabilitas bank.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Almunawaroh dan

Rina (2018) yang menyatakan Non Performing Finance (NPF) memiliki pengaruh

negatif dan signifikan terhadap profitabilitas disebabkan oleh pembiayaan yang

bermasalah. Penelitian yang dilakukan Fitriana dan Hening (2016) yang menyatakan

Non Performing Finance (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

profitabilitas disebabkan sampel yang digunakan berada di atas tingkat ketentuan yang

telah diberikan oleh Bank Indonesia yaitu 5%. Hal ini selaras pula dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Syah (2018) yang menyatakan Non Performing

Finance (NPF) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh nilai Non Performing Finance (NPF)

memiliki arti bahwa semakin tinggi pembiayaan macet dalam pengelolaan pembiayaan

bank yang makin meningkat maka akan mempengaruhi besar kecilnya tingkat

profitabilitas. Sehingga semakin kecil nilai pembiayaan macet maka akan semakin

tinggi pula nilai profitabilitas perbankan syariah.


59

Direkomendasikan kepada bank syariah untuk memilah atau membuat

kebijakan yang lebih rinci sebagai syarat penyaluran pembiayaan bagi masyarakat.

Terjadinya Non Performing Finance (NPF) atau pembiayaan bermasalah dikarenakan

terlalu mudahnya bank dalam memberikan pembiayaan atau melakukan investasi

karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan likuiditas, sehingga penilaian atau proses

pembiayaan kurang cermat dalam mengatisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha

yang dibiayainya. Pengelolaan Non Performing Finance (NPF) atau pembiayaan

bermasalah yang semakin baik akan meningkatkan nilai profitabilitas perbankan

syariah pula.

4.2.4 Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum dalam tabel 4.5. Nilai signifikan

dari variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap

profitabilitas adalah 0,006 yang berarti dibawah taraf signifikansi (≥ 0,05). Sementara

itu, positif negatifnya suatu hubungan variabel dapat dilihat pada nilai t hitung variabel

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang dihasilkan pada

tabel Coefficients diperoleh t hitung sebesar (-2,821). Hal ini menunjukkan bahwa

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap variabel profitabilitas. Berdasarkan nilai koefisien tersebut maka

dapat diartikan jika nilai Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

meningkat maka aka berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilits. Artinya

bahwa setiap kenaikan 1 satuan nilai Biaya Operasional terhadap Pendapatan


60

Operasional (BOPO), maka akan menurunkan nilai profitabilitas sebesar 2,821 dengan

asumsi variabel lainnya dianggap tetap. Dan hipotesis yang diajukan adalah Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap profitabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima.

Berdasarkan dari teori penanggungjawab (stewarship theory) yang membahas

bagaimana pihak bank atau pengelola akan berusaha maksimald dalam mencapai

sasaran organisasinya, yang mana hal tersebut akan membuat pihak bank berusaha

maksimal dalam mengelola laporan keuangannya. Dinyatakan bahwa jika nilai Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) semakin kecil maka akan

semakin baik pula laporan keuangan sebuah bank, adapun nantinya akan

mempengaruhi pihak luar untuk berinvestasi ataupun percaya kepada bank tersebut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hartini (2016)

menyatakan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas disebabkan oleh kurangnya

kemampuan bank dalam mengelola biaya operasionalnya. Penelitian yang dilakukan

Bhekti (2011) yang menyatakan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas disebabkan oleh

infisiensi biaya yang tidak dikelola dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Syah

(2018) juga menyatakan bahwa Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.


61

Direkomendasikan, untuk mengelola kegiatan operasional dengan efisien

(dalam hal ini rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

rendah) maka profitabilitas yang didapatkan akan semakin besar. Efesiensi dapat

dikatakan baik ketika manajemen perusahaan dapat mengendalikan biaya operasional

terhadap pendapatan operasional dan perusahaan mampu dalam membayar kewajiban

jangka pendeknya pada saat akan jatuh tempo. Adapun keselarasan praktik dengan

teori yang digunakan yaitu stewardship theory yang mana manajer akan berupaya

maksimal dalam mengelola keuangan perusahaan. Selain itu pengelolaan biaya dana

yang efisien juga akan mempengaruhi nilai Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO), jika biaya dana rendah maka nilai Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) sehingga profitabilitas bank akan semakin besar.

Tingkat efesiensi bank dalam menjalankan kegiatannya, berpengaruh terhadap tingkat

pendapatan atau earning yang dihasilkan oleh bank tersebut. Selain itu, besarnya rasio

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) juga disebabkan karena

tingginya biaya dana yang dihimpun dan rendahnya pendapatan dari penyaluran

pembiayaan sehingga semakin besar Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) maka akan semakin kecil profitabilitas sehingga semakin terlihat

pentingnya mengelola pendapatn dan pengeluaran secara efesien dan efektif.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang mempengaruhi profitabilitas. Adapun

objek pada penelitian ini merupakan Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2014-2019 dan yang memenuhi syarat dalam

proses penyaringan sampel diperoleh sebanyak 10 bank syariah.

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap profitabilitas.

2. Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap profitabilitas.

3. Non Performing Financing (NPF) memiliki pengaruh negatif dan signifikan

terhadap profitabilitas.

4. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki

pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.

62
63

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang diperoleh di atas, maka saran yang dapat diberikan antara lain:

1. Bagi Peniliti Selanjutnya

Adapun penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan yang perlu

diperbaiki dan dikaji lebih lanjut. Dalam penelitian ini, penulis hanya

menggunakan empat variabel bebas (independen), yang pada dasrnya masih

banyak variabel makro lain yang belum diteliti. Sehingga diharapkan untuk

peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan

menggunakan lebih banyak pengaruh internal dan eksternal Bank Umum

Syariah dengan variabel makro yang belum diteliti.

2. Bagi Bank Umum Syariah

a. Bagi Bank Umum Syariah, perhatian untuk jumlah Dana Pihak Ketiga

(DPK) harus diimbangi dengan kegiatan penyaluran kredit sehingga bank

tidak akan mengalami penurunan atau kerugian. Adapun Bank Umum

Syariah diharapkan dapat meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan

inovasi produk perbankan syariah lainnya untuk menarik perhatian

nasabah.

b. Bagi Bank Umum Syariah, perhatian untuk meningkatkan nilai

profitabilitas harus memerlukan kepercayaan dari masyarakat, karena bank

yang profitable tidak harus memiliki tingkat Capital Adequacy Ratio

(CAR) senilai 8%. Adapun Bank Umum Syariah diharapkan dapat


64

meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan mengumpulkan

modal semaksimal mungkin yang nantinya akan disalurkan sebagai kredit

untuk menutup biaya operasional yang dibutuhkan bank.

c. Bagi Bank Umum Syariah harus menjaga tingkat Non Performing Finance

(NPF) karena rendahnya pembiayaan macet dalam pengelolaan

pembiayaan bank maka akan meningkatkan nilai profitabilitasnya dan

membuat kebijakan baru mengenai penyaluran kredit guna menekan

jumlah kredit bermasalah.

d. Bagi Bank Umum Syariah harus menjaga tingkat Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) agar tetap rendah, dikarenakan

nilai Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang

rendah menunjukkan kemampuan manajemen bank yang baik dalam

memenuhi biaya-biaya operasioanl dengan menghasilkan laba yang

maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Boedi. (2017). Manajemen Keuangan Syariah. Bandung. CV. Pustaka Setia

Agustiningrum, Riski, (2012). Analisis Pengaruh CAR, NPL, Dan LDR Terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan. Skripsi. Fakultas Ekonomi.
Universitas Udayana.

Ahmad, M. R., & Yupi, Y. (2017). Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Finance (NPF) Terhadap Pembiayaan.
JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 5 (3), 2017, 1535-1540.
Diakses pada 29 Januari 2021. http://ejournal.upi.edu/index.php/JRAK

Alfi, Nur Azizah. (2020). Aset Perbankan Syariah Tetap Bertumbuh di Tengah
Pendemi. Bisnis.com. Diakses pada 10 Februari 2020.
https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20200923/231/1295698
/aset-perbankan-syariah-tetap-bertumbuh-di-tengah-pendemi.

Almunawwaroh, Medina & Rina M. (2018). Pengaruh CAR, NPF, Dan FDR
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan
Keuangan Syariah Vol. 2 No. 1 January 2018 Page 1-18.

Andrianto & Anang, F. (2019). Manajemen Bank Syariah. Qiara Media Partner.

Anggraini, Dilla. (2018). Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Finance (NPF), Tingkat Bagi Hasil Dan Modal Sendiri Terhadap Profitabilitas
Dengan Pembiayaan Bagi Hasil Sebagai Variabel Interverning Pada Perbankan
Syariah. Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia Vol 1 , No 1. Diakses pada 10
Februari 2021.

Annisa, Suci & Dedi, F. (2017). Pengaruh Dpk, Car, Npf Dan Roa Terhadap
Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Bank Syariah Mandiri Periode
2011-2015. Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 19 No 2, Juli
2017.

Aryani, Syeril R. (2019). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Efisiensi Operasional,


Likiuditas Dan Resiko Pembiayaan Terhadap Profitabilitas Pada Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Di Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis. Universitas Jember.

Ariyanti, Indah, dkk. (2016). Pengaruh CAR, NPF, NIM, BOPO, dan DPK terhadap
Profitabilitas dengan FDR sebagai Variabel Interverning (Studi Kasus Perbankan
Umum Syariah Tahun 2011- 2014).

Aziza, R. V. S., & Mulazid, A. D. E. S. (2015). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga,
65
66

Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio, Modal Sendiri Dan Marjin
Keuntungan Terhadap Pembiayaan Murabahah. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Islam (JEBI), 2, 1–15. Diakses pada 08 Desember 2020.

Bakti, N. S. (2018). Analisis Dpk, Car, Roa Dan Npf Terhadap Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah. Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 17(2), 15. Diakses pada 08
Desember 2020. https://doi.org/10.20961/jbm.v17i2.17180

Bank Indonesia. (2007). Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/PBI/2007 tentang


praktik penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa dari bank
syariah. Jakarta.

Bank Indonesia. 2004. Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 tentang


pelaksanaan praktik usaha bank umum berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Jakarta.

Baqi, M. F. A. (2010). Kumpulan Hadist Shahih Bukhari Muslim. Insan Kamil.

Bhekti, Iqror Nuso. (2011). Pengaruh DPK, CAR, NPF, BOPO, Dan FDR Terhadap
Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia (Periode 2003-2009). Skripsi. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi.

Brigham, E & Houston . J. F. (2011). Dasar-dasar Manajemen Keuangan: Essentials


of Financial Management, 11th Edition. Jakarta: Salemba Empat.

Chrisna, Sagita & Mira. (2019). Analisis penilaian aspek agunan pada pembiayaan
murabahah. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol 17, No 2 (2020). Diakses pada
02 Februari 2020. http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/KINERJA

Darwis. (2019). Manajemen Asset dan Liabilitas. Yogyakarta: Trust Media


Publishing.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahannya, Bandung:


CV Terbit Diponegoro, 2011.

Dewi, Oktavia R. (2018). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Inflasi, BI Rate, Dan Kurs
Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2013-2017.
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas Islam Negeri Raden
Intan.

Donaldson, Lex & Davis. J. (1991). Stewardship Theory or Agency Theory: CEO
Governance and Shareholder Returns. Australian Journal of Management.

Erlastanto, Cindy., Isna, Y., & Rusliansyah. (2019). Pengaruh Capital Adequacy Ratio
(CAR) dan Return On Asset (ROA) serta Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal
67

Ilmu Akuntansi Mulawarman Vol 3 , No 2.

Fadillah, N. N. A. (2021). Pengaruh CAR, NPF, FDR, Inflasi Dan BI Rate Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2014-2018.
Jurnal Ilmu Manajemen Vol 9 , No 1. Diakses pada 10 Febryari 2021.

Firmansyah, Ade. (2013). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal,
Penyalurann Kredit, Dan Efisiensi Operasi Terhadap Profitabilitas Bank (Studi
Kasus Pada Bank Persero Periode 2009-2012). Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Fitriana, Endang & Hening, W. O. (2016). Pengaruh NPF, CAR, Dan EVA Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Perbankan Syariah Di BEI . Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen:
Volume 5, Nomor 4, April 2016.

Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Badan Penerbit
UNDIP.

_____________ (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS


20. Semarang: Badan Penerbit Undip

_____________ (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS


20. Semarang: Badan Penerbit Undip.

Hakim, M, L. (2018). Konsep dan Aplikasi Manajemen Keuangan Islam. Jurnal Prodi
Ekonomi Syariah Vol. 1 No. 2. Diakses pada 12 Juni 2021

Harianto, Syawal. (2017). Rasio Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Profitabilitas


pada Bank Rakyat syariah di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol 7 (1).

Hartini, Titin. (2016). Pengaruh Biaya Operasional Dan Pendapatan Operasional


(Bopo) Terhadap Profitibilitas Bank Syariah Di Indonesia. Uin Raden Fatah
Palembang. I-Finance Vol. 2 No. 1 Juli 2016.

Hasanah, Uswatun. (2015). Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah dan Islamic Corporate


Governance Terhadap Kesehatan Finansial Pada Bank Umum Syariah. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang.

Hasyim, L, T, U. (2016). Peran Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Sektor Riil di Indonesia. AKRUAL 8 (1). http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj

Husaeni, A. U. (2017). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing
Financing Terhadap Return On Asset Pada BPRS Di Indonesia. EQUILIBRIUM:
Jurnal Ekonomi Syariah, 5(1), 1–16.
68

Ichsan, Nurul. (2013). Pengelolaan Likuiditas Bank Syariah. Universitas Prof. Dr.
Hamka. Jakarta.

Kasmir. (2019). Analisis Laporan Keuangan. Surabaya: Raja Grafindo


Persada/Rajawali Pers.

Kharisma, D, N, Dudi, P. (2012). Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Non Performing
Finance Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah. Universitas Telkom.
Bandung.

Muhammad. (2014). Manajemen Keuangan Syariah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Munir, Misbahul. (2018). Analisis Pengaruh Car, Npf, Fdr Dan Inflasi Terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia. Journal Of Islamic Economics,
Finance, And Bankingvol, 1 No. 1&2, Juni-Desember 2018.

Nurdin, R, Muslina. (2016). Analisis Kesesuaian Konsep Assets and Liability


Management (ALMA) dengan Sistem Perbankan Syariah. Wahana Kajian
Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 18 No. 2.

Otoritas Jasa Keuangan. (2014-2019). Data Laporan Keuangan Bank Muamalat


Indonesia Triwulan. Diakses 02 Mei 2021. http://www.ojk.go.id.

____________________ (2014-2019). Data Laporan Keuangan Bank Syariah


Bukopin Triwulan. Diakses 02 Mei 2021. http://www.ojk.go.id.

_____________________ (2014-2019). Data Laporan Keuangan Bank BNI Syariah


Triwulan. Diakses 02 Mei 2021. http://www.ojk.go.id.

_____________________ (2014-2019). Data Laporan Keuangan Bank Jabar Banten


Syariah Triwulan. Diakses 02 Mei 2021. http://www.ojk.go.id.

_____________________ (2014-2019). Data Laporan Keuangan Bank BCA Syariah


Triwulan. Diakses 02 Mei 2021. http://www.ojk.go.id.

____________________ (2014-2019). Data Laporan Keuangan Bank Victoria


Syariah Triwulan. Diakses 02 Mei 2021. http://www.ojk.go.id.

_____________________ (2014-2019). Data Laporan Keuangan Bank BRI Syariah


Triwulan. Diakses 02 Mei 2021. http://www.ojk.go.id.

_____________________ (2014-2019). Data Laporan Keuangan Bank Panin Syariah


Triwulan. Diakses 02 Mei 2021. http://www.ojk.go.id.

_____________________ (2014-2019). Data Laporan Keuangan Bank Tabungan


Pensiunan Nasional Syariah Triwulan. Diakses 02 Mei 2021.
69

http://www.ojk.go.id.

_____________________ (2014-2019). Data Laporan Keuangan Bank Mega Syariah


Triwulan. Diakses 02 Mei 2021. http://www.ojk.go.id.

Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009, tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan
atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang penerapan manajemen
risiko bagi bank umum.

Pinasti, Wildan F & RR. Indah M. (2018). Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM, Dan
LDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum Periode 2011-2015. JURNAL
NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018.

Pratami, W. A. N. (2011). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital


Adiquacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Return On Asset
(ROA) Terhadap Pembiayaan pada Perbankan Syariah. Skripsi. Universitas
Dipenogoro Semarang.

Republik Indonesia. (1992). Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Sekretariat Negara. Jakarta

________________ (1998). Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.


Sekretariat Negara. Jakarta

________________(2008). Undang – Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan


Syariah. Sekretariat Negara. Jakarta

Rosly, S. A. (2005). Islamic Interbank Money Market : Critical Issues on Islamic Bank
and Financial Markets. Kuala Lumpur: Dinamas Publishing.

Setiawan, U.N. A., & Indriani, A. (2016). Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital
Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap
Profitabilitas Bank Syariah dengan Pembiayaan sebagai Variabel Intervening.
Dipenogoro Journal of Management Vol 5, No 4. Diakses pada 10 Februari 2021.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/management.

Siahaan, D, Nadia, A. (2016). Pengaruh Likuiditas dan Kualitas Aset Terhadap


Profitabilitas Pada Bank Umum Nasional (Studi Pada Bursa Efek Indonesia
Periode 2010 - 2014). BISMA-Bisnis dan Manajemen-Vol. 9 No. 1. Diakses pada
11 Juni 2021.

Sitanggang, L. M. S. (2019). Alhamdulillah, Usai 28 tahun Akhirnya Pangsa Pasar


Perbankan Syariah Tembus 6%. Kontan.Co.Id, 2. Diakses pada 12 Desember
2020. https://keuangan.kontan.co.id/news/alhamdulillah-usai-28-tahun-
akhirnya-pangsa-pasar-perbankan-syariah-tembus-6?page=all
70

Sudiyanto, Bambang. (2010). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan
LDR Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan yang Go Public di
Bursa Efek Indonesi (BEI) (Periode 2005 - 2008). Dinamika Keuangan dan
Perbankan Vol. 2 No. 2. Diakses pada 10 Juni 2021.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D). Bandung: Alfabeta.

________ (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan RND. Bandung :


Alfabeta.

________ (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

________ (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


Kombinasi, dan R&D. CV. Alfabeta.

Sukma, Yoli Lara. (2013). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal Dan
Resiko Kredit Terhadap Profitabilitas (Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di
BEI). Skrispsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang.

Supriyanto, Trisladi. (2015). Konsep Rate Of Profit dan Stabilitas Ekonomi Perbankan
Syariah. Jurnal Etikonomi Vol. 14 No. 2. Diakses pada 12 Juni 2021.
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/etikonomi

Syah, Toufan Aldian. (2018). Pengaruh Inflasi, BI Rate, NPF, Dan BOPO Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Islam Vol. 6
No. 1 Januari-Juni 2018.

Umer, Chapra. Khan, Tariqullah. (2008). Corporate Governance. Edisi terjemahan:


Lembaga Keuangan Syariah. Penerjemah: Ikhwan Abidin Basri. Jakarata Timur:
PT. Bumi Aksara.

Wardiantika, L., & Kusumaningtias, R. (2014). Pengaruh Dpk, Car, Npf, Dan Swbi
Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012.
Ifstin Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 2(4), 1550–1561. Diakses pada 29
Desember 2020.
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jim/article/view/11151

Wibisono, M. Y. (2017). Pengaruh CAR, NPF, BOPO, FDR terhadap ROA yang
dimediasi oleh NOM. Jurnal Bisnis & Manajemen Vol 17 , No 1. Diakses pada
10 Februari 2021.

Wicaksono, A. (2019). Penyebaran Stagnan, RI Peringkat 1 Keuangan Syariah Global.


CNN Indonesia, 1. Diakses pada 24 Januari 2021.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191018122546-78-
71

440645/penyebaran-stagnan-ri-peringkat-1-keuangan-syariah-global

Yuliara, I M. (2016). Modul: Regresi Linier Berganda. Bali: Universitas Udayana.


LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN
SEKTOR TRI
PERBAN TAH WUL CAR NPF BOPO ROA
No KAN UN AN DPK (X1) (X2) (X3) (X4) (Y)

1 BMI 2014 I 35535742 17,64 1,56 85,55 1,44

2 II 35514364 16,31 2,58 89,11 1,03

3 III 35172055 14,77 4,67 98,32 0,1

4 IV 36070762 14,22 4,76 97,33 0,17

5 2015 I 35576583 14,61 4,98 93,37 0,62

6 II 35987185 14,91 3,81 98,84 0,51

7 III 37016915 13,71 2,71 96,26 0,36

8 IV 39425773 12,1 4,33 97,32 0,25

9 2016 II 34666576 12,78 4,61 99,9 0,15

10 III 36055032 12,75 4,43 98,89 0,13

11 IV 36406468 12,74 3,83 97,76 0,22

12 2017 I 37926996 12,83 3,26 98,19 0,12

13 II 39957806 12,94 2,67 97,4 0,15

14 III 41917926 11,58 3,07 98,1 0,11

15 IV 42337075 13,62 2,75 97,68 0,11

16 2018 I 40243327 10,16 3,45 98,03 0,15

17 II 37261314 15,92 0,88 92,78 0,49

18 III 38345155 12,12 2,5 94,38 0,35

19 IV 39605436 12,34 2,58 98,24 0,08

20 2019 I 39386557 12,58 3,35 99,13 0,02


21 II 39103012 12,01 4,53 99,04 0,02

22 III 37830733 12,42 4,64 98,83 0,02

23 IV 33353455 12,42 4,3 99,5 0,05

24 MEGA 2014 I 3275667 15,28 1,62 89,82 1,18

25 II 3093788 15,93 1,81 91,9 0,99

26 III 3254822 16,9 1,82 97,96 0,24

27 IV 4909187 19,26 1,81 97,61 0,29

28 2015 I 4187151 21,42 1,96 110,53 -1,21

29 II 3643824 16,54 3,07 94,92 -0,73

30 III 3441720 17,81 3,08 102,33 -0,34

31 IV 3748175 18,74 3,16 99,51 0,3

32 2016 I - 22,22 3,25 84,92 4,82

33 II - 22,86 3,03 89,07 3,21

34 III 3800077 22,97 2,83 89,5 2,63

35 IV 4395285 23,53 2,81 88,16 2,63

36 2017 I 4202655 25,76 2,95 88,82 1,82

37 II 4168860 20,89 2,79 88,8 1,63

38 III 4411184 21,94 2,8 89,42 1,54

39 IV 4497306 22,19 2,75 89,16 1,56

40 2018 I 4342882 23,41 2,61 93,58 0,91

41 II 4383882 22,91 2,39 93,34 0,98

42 III 5166378 21,38 2,23 93,78 0,96

43 IV - 20,54 1,96 93,84 0,93

44 2019 I 4826810 21,05 1,73 94,91 0,65


45 II 5109734 20,45 1,72 94,91 0,65

46 III 5277827 20,45 1,72 94,91 0,65

47 IV 5557295 19,96 1,49 93,71 0,89

48 BUKOPIN 2014 I - 11,24 3,97 97,33 0,22

49 II - 10,74 3,86 98,63 0,27

50 III - 16,15 3,81 97,08 0,23

51 IV - 15,85 3,34 96,73 0,27

52 2015 I - 14,5 3,95 96,1 0,35

53 II 3543570 14,1 2,47 94,78 0,49

54 III 3749659 16,26 2,45 93,14 0,66

55 IV 4074337 16,31 2,74 91,99 0,79

56 2016 I 4467025 15,62 2,34 88,95 1,13

57 II 4540049 14,82 2,37 89,88 1

58 III 4749566 15,06 2,05 89,74 0,99

59 IV 4773473 17 2,72 91,76 0,76

60 2017 I 4738444 16,71 1,69 94,12 0,53

61 II 5062191 16,41 2,25 95,44 0,39

62 III 5240476 18,68 3,1 96,54 0,27

63 IV 4724337 19,2 4,18 99,2 0,02

64 2018 I 4588225 19,25 3,86 98,81 0,09

65 II 4086252 19,65 4,94 97,61 0,18

66 III 3857568 17,92 4,89 97,22 0,21

67 IV 3937122 19,31 3,65 99,45 0,02

68 2019 I 4371591 19,61 4,02 99,75 0,03


69 II 4150579 15,99 4,36 99,44 0,04

70 II 4007686 16,23 4,18 99,96 0,03

71 IV 4454175 15,25 4,05 99,6 0,04

72 BNI 2014 I - 15,89 1,27 84,51 1,22

73 II - 14,68 1,35 86,34 1,11

74 III - 19,57 1,51 85,55 1,11

75 IV - 18,76 1,04 85,03 1,27

76 2015 I - 18,45 1,29 84,92 1,2

77 II 14857555 15,11 1,38 90,39 1,3

78 III 16394927 15,38 1,33 89,65 1,32

79 IV 16542020 15,48 1,46 89,63 1,43

80 2016 I 17988929 15,58 1,59 85,37 1,65

81 II 18545236 15,56 1,5 85,88 1,59

82 III 19274965 15,82 1,41 86,28 1,53

83 IV 20153925 14,92 1,64 87,67 1,44

84 2017 I 21655788 14,44 1,63 87,29 1,4

85 II 21992911 14,33 1,76 86,5 1,48

86 III 22578211 14,9 1,72 87,62 1,44

87 IV 23408504 20,14 1,5 87,62 1,31

88 2018 I 26652622 19,42 1,67 86,53 1,35

89 II 25329064 19,24 1,76 85,43 1,42

90 III 25695604 19,22 1,86 85,49 1,42

91 IV 26661075 19,31 1,52 85,37 1,42

92 2019 I 29193888 18,23 1,65 82,96 1,66


93 II 26200644 18,38 1,67 79,85 1,97

94 III 26620736 18,73 1,69 80,67 1,91

95 IV 31831475 18,88 1,44 81,26 1,82

JABAR
96 BANTEN 2014 I - 18,1 2,33 97,42 0,15

97 II - 16,9 2,41 98,82 0,07

98 III - 16,08 5,63 92,98 0,46

99 IV - 15,87 3,87 91,01 0,72

100 2015 I - 13,85 4,28 98,73 0,08

101 II 4931118 - - - -

102 III 4469188 22,44 4,5 104,25 -0,95

103 IV 4299119 22,53 4,45 98,78 0,25

104 2016 I 5750794 24,58 4,26 95,12 0,9

105 II 5197923 20,93 13,54 106,12 -1,94

106 III - 23,1 4,02 118,66 -6,15

107 IV - 18,25 4,94 122,77 -8,09

108 2017 I 5740794 17,96 4,8 97,76 0,39

109 II 5821272 18,74 3,8 108,03 -1,34

110 III - 13,11 2,1 132,49 -5,31

112 IV - 16,25 2,85 134,63 -5,65

113 2018 I 5331430 17,54 3,26 97,37 0,52

114 II 5223723 17,62 3,38 95,32 0,52

115 III 4872555 16,28 3,22 94,46 0,55

116 IV 4805401 16,43 1,96 94,66 0,54


117 2019 I 4825387 15,95 1,8 95,04 0,51

118 II 5233987 16,3 1,7 95,46 0,45

119 III 5310640 15,19 1,79 95,97 0,39

120 IV 5362739 14,95 1,5 93,93 0,6

121 BCA 2014 I - 21,68 0,05 85,37 0,86

122 II - 21,83 0,04 88,95 0,69

123 III - 35,18 0,14 88,95 0,67

124 IV - 29,57 0,1 88,11 0,76

125 2015 I - 25,53 0,88 90,62 0,71

126 II 2351077 23,56 0,48 94,89 4,05

127 III 2282185 36,6 0,44 94,61 0,86

128 IV 2903406 34,3 0,52 94,14 0,96

129 2016 I 2794589 39,16 0,4 94,07 0,76

130 II 2826248 37,93 0,47 92,87 0,9

131 III 3025525 37,12 0,33 92,21 0,99

132 IV 3477007 36,78 0,21 92,18 1,13

133 2017 I 3853735 35,26 0,17 92,27 0,99

134 II 3896248 30,99 0,18 92,56 1,05

135 III 3800043 31,99 0,2 87,76 1,12

136 IV 4078714 29,39 0,04 87,2 1,17

137 2018 I 4293680 27,73 0,14 88,39 1,1

138 II 4519955 25 0,31 87,84 1,13

139 III 4816300 24,8 0,29 87,89 1,12

140 IV 4838323 24,47 0,28 87,43 1,17


141 2019 I 4607509 25,68 0,42 90,14 1

142 II 4712514 25,67 0,62 89,04 1,03

143 III 4725868 43,78 0,53 89,2 1

144 IV 4878717 38,28 0,26 87,55 1,15

VICTORI
145 A 2014 I - 16,53 3,74 91,65 0,49

146 II - 16,85 6,44 100,66 -0,02

147 III - 20,19 4,72 112,17 -1,52

148 IV - 15,27 4,75 143,31 -1,87

149 2015 I - 17,97 4,58 114,78 -1,65

150 II - - - - -

151 III - 19,87 4,4 99,74 0,05

152 IV - 16,14 4,82 119,19 -2,36

153 2016 I - 16,05 4,79 113,2 -3,23

154 II - 15,88 4,59 177,9 -7,46

155 III - 14,2 3,82 163,42 -6,19

156 IV - 15,98 3,36 131,34 -2,19

157 2017 I - 24,44 4,96 98,86 0,26

158 II - 22,36 4,38 98,01 0,27

159 III - 21,03 4,09 97,07 0,29

160 IV - 19,29 4,08 96,02 0,36

161 2018 I - 19,39 3,71 96,59 0,3

162 II - 22,94 1,33 96,62 0,31

163 III - 21,18 4,05 95,64 0,33


164 IV - 22,07 3,41 96,38 0,32

165 2019 I - 23,85 2,38 96,45 0,34

166 II - 18,5 4,08 97,87 0,2

167 III - 18,04 3,42 99,16 0,06

168 IV - 19,44 2,64 99,8 0,05

169 BRI 2014 I - 14,15 3,36 92,43 0,46

170 II - 13,99 3,61 99,84 0,03

171 III - 13,86 4,19 97,03 0,2

172 IV - 12,89 3,65 99,14 0,08

173 2015 I - 13,22 3,96 96,2 0,53

174 II - - - - -

175 III - 13,82 3,86 93,91 0,8

176 IV - 13,94 3,89 93,79 0,76

177 2016 I - 14,66 3,9 90,7 0,99

178 II - 14,06 3,83 90,41 1,03

179 III - 14,3 3,89 90,99 0,98

180 IV - 20,63 3,19 91,33 0,95

181 2017 I - 21,14 3,33 93,67 0,65

182 II - 20,38 3,5 92,78 0,71

183 III - 20,98 4,02 92,03 0,82

184 IV - 20,29 4,72 95,24 0,51

185 2018 I - 23,64 4,1 90,75 0,86

186 II - 29,31 4,23 89,92 0,92

187 III - 29,79 4,3 91,49 0,77


188 IV - 29,72 4,97 95,32 0,43

189 2019 I - 27,82 4,34 95,67 0,43

190 II - 26,88 4,51 96,74 0,32

191 III - 26,55 3,97 96,78 0,32

192 IV - 25,26 3,38 96,8 0,31

193 PANIN 2014 I - 31,15 1,03 80,67 1,45

194 II - 25,52 0,76 76,9 1,64

195 III - 26,16 0,81 72,09 1,82

196 IV - 25,69 0,53 66,47 1,99

197 2015 I - 24,71 0,88 79,19 1,56

198 II 4703044 21,17 0,91 88,8 1,22

199 III 4697572 21,44 1,76 89,57 1,13

200 IV 5137396 20,3 2,63 89,29 1,12

201 2016 I 4572220 19,77 2,7 98,14 0,2

202 II 5569822 19,51 2,7 96,51 0,36

203 III 4969930 19,86 2,87 95,91 0,42

204 IV 5929890 18,17 2,26 96,17 0,37

205 2017 I 6421917 18,04 2,28 91,56 0,8

206 II 7212480 16,41 3,8 95,26 0,45

207 III 6980398 16,83 4,46 96,87 0,29

208 IV - 11,51 12,52 217,4 -10,77

209 2018 I 5930114 27,08 11,28 97,02 0,26

210 II 5228596 27,74 8,45 98,17 0,26

211 III 5107631 25,97 4,79 97,85 0,25


212 IV 6148088 23,15 4,81 99,57 0,26

213 2019 I 6060688 18,47 5 97,47 0,24

214 II 7057331 16,7 4,56 98,84 0,15

215 III 7065554 15,17 4,41 98,65 0,16

216 IV 8206969 14,16 3,81 97,74 0,25

217 BTPNS 2014 I - - - - -

218 II - - - - -

219 III - 35,81 1,07 79,9 5,28

220 IV - 33,88 1,29 85,92 4,23

221 2015 I - 31,56 1,81 89,72 3,21

222 II - 20,57 1,21 88,72 4,09

223 III - 21,19 1,3 86,83 4,88

224 IV - 19,96 1,25 85,82 5,24

225 2016 I - 22,03 1,22 81,14 6,98

226 II - 21,47 1,18 79,17 7,57

227 III - 23,82 1,41 77,1 8,4

228 IV - 23,8 1,53 75,14 8,98

229 2017 I - 23,88 1,74 71,98 9,97

230 II - 24,76 1,7 71,23 10,38

231 III - 27,26 1,66 70,26 10,74

232 IV - 28,91 1,67 68,81 11,19

233 2018 I - 27,74 1,67 63,82 12,49

234 II - 36,9 62,9 1,65 12,54

235 III - 36,69 1,56 62,61 12,39


236 IV - 40,92 1,39 62,36 12,37

237 2019 I - 39,34 1,38 61,27 12,68

238 II - 39,4 1,34 60,4 12,73

239 III - 41,11 1,3 59,62 13,05

240 IV - 44,57 1,36 58,07 0,58

TRANSFORMASI DATA

No. DPK CAR NPF BOPO ROA

1 3093788 15.93 1.81 91.90 0.99

2 3254822 16.99 1.82 97.96 0.24

3 4909187 19.26 1.81 97.61 0.29

4 3643824 16.54 3.07 94.92 -0.73

5 3748175 18.74 3.16 99.51 0.30

6 4202655 25.76 2.95 88.82 1.82

7 4168860 20.89 2.79 88.80 1.63

8 4411184 21.94 2.80 89.42 1.54

9 4497306 22.19 2.75 89.16 1.56

10 4342882 23.41 2.61 93.58 0.91

11 4383882 22.91 2.39 93.34 0.98

12 5166378 21.38 2.23 93.78 0.96

13 4826810 21.05 1.73 94.91 0.65

14 5109734 20.45 1.72 94.91 0.65

15 5277827 20.45 1.72 94.91 0.65


16 5557295 19.96 1.49 93.71 0.89

17 3543570 14.10 2.47 94.78 0.49

18 3749659 16.26 2.45 93.14 0.66

19 4074337 16.31 2.74 91.99 0.79

20 4467025 15.62 2.34 88.95 1.13

21 4540049 14.82 2.37 89.88 1.00

22 4749566 15.06 2.05 89.74 0.99

23 4773473 17.00 2.72 91.76 0.76

24 4738444 16.71 1.69 94.12 0.53

25 5062191 16.41 2.25 95.44 0.39

26 5240476 18.68 3.10 96.54 0.27

27 4724337 19.20 4.18 99.20 0.20

28 4588225 19.25 3.86 99.81 0.90

29 4086252 19.65 4.94 97.61 0.18

30 3857568 19.62 4.89 97.22 0.21

31 3937122 19.31 3.65 99.45 0.20

32 4007686 16.23 4.18 99.96 0.30

33 4454175 15.25 4.05 99.60 0.40

34 4299119 22.53 4.45 98.78 0.25

35 5750794 20.48 4.26 95.12 0.90

36 5740794 17.96 4.80 97.76 0.39

37 5331430 17.54 3.26 97.37 0.52

38 5223723 17.64 3.38 95.32 0.52

39 4872555 16.28 3.22 94.46 0.55


40 4805401 16.43 1.96 94.46 0.54

41 4825387 15.95 1.80 95.04 0.51

42 5233987 16.30 1.70 95.46 0.45

43 5310640 15.19 1.79 95.97 0.39

44 5362739 14.95 1.50 93.93 0.60

45 2282185 36.60 0.44 94.61 0.86

46 2903406 34.30 0.52 94.14 0.96

47 2794589 39.16 0.40 94.07 0.76

48 2826248 37.93 0.47 92.87 0.90

49 3025525 37.12 0.33 92.21 0.99

50 3477007 36.78 0.21 92.18 1.13

51 3853735 35.26 0.17 92.27 0.99

52 3896248 30.99 0.18 92.56 1.05

53 3800043 31.99 0.20 87.76 1.12

54 4078714 29.39 0.40 87.20 1.17

55 4293680 27.73 0.14 88.39 1.10

56 4519955 25.00 0.31 87.84 1.13

57 4816300 24.80 0.29 87.89 1.12

58 4838323 24.47 0.28 87.43 1.17

59 4607509 25.68 0.42 90.14 1.00

60 4712514 25.67 0.62 89.04 1.03

61 4725868 43.78 0.53 89.20 1.00

62 4878717 38.28 0.26 87.55 1.15

63 1634777 19.39 3.71 96.59 0.30


64 1429739 22.94 1.33 96.62 0.31

65 1360246 21.18 4.05 95.64 0.33

66 1450020 22.07 3.41 96.38 0.32

67 1290324 23.85 2.38 96.45 0.34

68 1280901 18.50 4.08 97.87 0.20

69 1613752 18.04 3.42 99.16 0.60

70 1506190 19.44 2.64 99.80 0.50

71 4703044 21.17 0.91 88.80 1.22

72 4697572 21.44 1.76 89.57 1.13

73 5137396 20.30 2.63 89.29 1.12

74 4572220 19.77 2.70 98.14 0.20

75 5569822 19.51 2.70 96.51 0.36

76 4969930 19.86 2.87 95.91 0.42

77 5929890 18.17 2.26 96.17 0.37

78 6421917 18.04 2.28 91.56 0.80

79 7212480 16.41 3.80 95.26 0.45

80 6980398 16.83 4.46 98.67 0.29

81 7550664 44.57 1.36 58.07 0.58


LAMPIRAN 2 UJI ASUMSI KLASIK

1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 81
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .33543962
Most Extreme Differences Absolute .140
Positive .140
Negative -.126
Test Statistic .140
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
Kolmogrov - Smirnov Sig. (2- Sig. .075d
tailed) 99% Confidence Interval Lower Bound .069

Upper Bound .082

2. Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF


1 (Constant) 3.433 1.035 3.318 .001

DPK (X1) 5.950E-10 .000 .002 .018 .986 .781 1.281

CAR (X2) .001 .007 .010 .075 .940 .508 1.970

NPF (X3) -.101 .038 -.328 -2.680 .009 .572 1.748

BOPO
-.027 .010 -.350 -2.821 .006 .554 1.804
(X4)

a. Dependent Variable: ROA (Y)

3. Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate Durbin-Watson

1 .552a .305 .267 .429 1.929

a. Predictors: (Constant), X1, X2, X3, X4


b. Dependent Variable: Y

4. Uji Heterosdekastisitas
88

LAMPIRAN 3 UJI HIPOTESIS

1. Uji Kelayakan Model (uji - F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.854 4 1.214 10.246 .000b

Residual 9.002 76 .118

Total 13.856 80

a. Dependent Variable: ROA (Y)


b. Predictors: (Constant), BOPO (X4), DPK (X1), NPF (X3), CAR (X2)

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .592a .350 .316 .34415

a. Predictors: (Constant), BOPO (X4), DPK (X1), NPF (X3), CAR (X2)
b. Dependent Variable: ROA (Y)

3. Uji Parsial (uji - t)

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3.433 1.035 3.318 .001

DPK (X1) .095 .000 .002 .018 .986

CAR (X2) .001 .007 .010 .075 .940

NPF (X3) -.101 .038 -.328 -2.680 .009

BOPO (X4) -.027 .010 -.350 -2.821 .006


a. Dependent Variable: ROA (Y)
89
90

LAMPIRAN 4 UJI REGRESI LINIER BERGANDA

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3.433 1.035 3.318 .001

DPK (X1) 5.950E-10 .000 .002 .018 .986

CAR (X2) .001 .007 .010 .075 .940

NPF (X3) -.101 .038 -.328 -2.680 .009

BOPO (X4) -.027 .010 -.350 -2.821 .006

a. Dependent Variable: ROA (Y)

Anda mungkin juga menyukai