Anda di halaman 1dari 44

JUAL BELI

DEFINISI JUAL BELI


Mencakup 2 makna, yaitu jual (al-bai’) dan beli
(al-syira).
Pengertian al-bai’ , yaitu :
1. Muqabalah/ saling menerima, yaitu menerima
sesuatu atas sesuatu yang lain.
2. Mubadalah/ saling mengganti.
3. Mu’awadhat/pertukaran.
Arti jual beli secara bahasa :
a) Terdapat dua pihak yang berperan (penjual
dan pembeli).
b) Objek yang dipertukarkan, yaitu barang yang
dijual (mabi’) dan harga (tsaman).
Pengertian jual beli secara istilah :
1. HARTA YANG DIPERTUKARKAN, yaitu
barang yang dijual (al-mabi’) dan harga
(Tsaman).
2. SHIGHAT AKAD, yaitu pernyataan atau
perbuatan yang berupa penawaran (ijab)
dan penerimaan (qabul).
3. PEMINDAHAN KEPEMILIKAN (intiqal al-
milkyyah), yaitu barang yang dijual
berpindah kepemilikannya dari milik
penjual menjadi milik pembeli dan harga
(tsaman) berpindah kepemilikannya dari
milik pembeli menjadi milik penjual.
4. Al-ta’bid, pemindahan kepemilikan
bersifat kekal.
DALIL JUAL BELI
1. QS Al-Baqarah; 275, Allah menghalalkan Jual beli
dan mengharamkan riba.
‫َو َاَح َّل ُهّٰللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر ٰب وۗا‬
2. QS Al-Baqarah; 282
‫ٰٓل‬
‫ْو ُه‬‫ُب‬‫ُت‬ ‫ْك‬‫ا‬‫َف‬ ‫ى‬ ‫ًّم‬ ‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا َتَد اَيْنُتْم ِبَد ْيٍن ِا َج ٍل ُّمَس‬
‫َا‬ ‫ى‬
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.

‫َو اْس َتْش ِهُد ْو ا َش ِهْيَد ْيِن ِم ْن ِّر َج اِلُك ْۚم َفِاْن َّلْم َيُك ْو َنا َر ُج َلْيِن َفَر ُجٌل‬
‫َّو اْمَر َاٰت ِن ِمَّم ْن َتْر َض ْو َن ِم َن الُّش َهَۤد اِء َاْن َتِض َّل ِاْح ٰد ىُهَم ا َفُتَذِّك َر‬
‫ِاْح ٰد ىُهَم ا اُاْلْخ ٰر ۗى‬
Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari
orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua
oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua
orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,
supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya

‫ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َح اِض َر ًة ُتِد ْيُر ْو َنَها َبْيَنُك ْم َفَلْيَس َع َلْيُك ْم‬
‫ُج َناٌح َااَّل َتْك ُتُبْو َهۗا‬
kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang
kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada
dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya
3. QS al-Baqarah; 198, Allah membolehkan
manusia untuk mencari rizki dengan bisnis.
‫ۗ َلْيَس َع َلْيُك ْم ُج َناٌح َاْن َتْبَتُغ ْو ا َفْض اًل ِّم ْن َّر ِّبُك ْم‬
Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari
Tuhanmu

4. QS Annisa; 29, Tijarah harus dilakukan atas


dasar saling rela/ridha (terhindar dari unsur
Paksaan).
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل‬
‫ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َع ْن َتَر اٍض ِّم ْنُك ْم‬
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu
ETIKA JUAL-BELI
1. Tidak mengandung penipuan dalam
memperoleh keuntungan.
2. Jujur dalam ber-mu’amalah.
3. Lemah lembut (Al Samahah)/ Memudahkan
dalam ber-mu’amalah, Hadits Nabi
Muhammad SAW
‫ان هللا يحب سمح البيع‬
‫سمح الشراء سمح القضاء‬
“Allah SWT menyukai kemudahan dalam
menjual barang, ketik menagih hutang dan
ketika membeli barang.
4. Menghindari sumpah, walaupun benar.

Hindarilah banyak bersumpah dalam


berdagang, sesungguhnya sumpah tersebut
melariskan kemudian menghilangkan.

‫ ُمْم ِح َقٌة ِلْلَبَر َك ِة‬، ‫الَح ِلُف ُم َن ِّفَقٌة ِللِّس ْلَع ِة‬
Sumpah itu melariskan barang dagangan,
namun menghilangkan keberkahan
5. Banyak Bersedekah.
6. Penulisan utang piutang disertai saksi (QS
Albaqarah 282).
RUKUN JUAL BELI
Jumhur Ulama :
1. Penjual.
2. Pembeli.
3. Shighat (ijab-qabul).
4. Obyek Akad.
Pakar Hukum Islam Kontemporer, al-Zarqa :
5. Pihak-pihak yang melakukan Akad
(aqidain).
6. Penyataan kehendak para pihak (Shighat
al-’aqad).
7. Obyek Akad (ma’qud alaih).
8. Tujuan Akad (maudhu’ al-’aqd)
MACAM-MACAM
JUAL BELI
CARA PENENTUAN HARGA
Jual beli amanah adalah jual beli yang
didasarkan pada kepercayaan pembeli kepada
penjual mengenai keterbukaannya dalam
memberikan informasi harga perolehan yang
akan dijual.
Jual Beli Tauliyah adalah transaksi antara
penjual dan pembeli atas barang, dimana
penjual menjual barang tertentu kepada
pembeli sesuai dengan harga perolehan.
Ciri ;
1. Penjual dan pembeli mengetahui harga
perolehan.
2. Penjual tidak memperoleh keuntungan
3. Tidak untungnya penjual diketahui pembeli.
MURABAHAH

Adalah Akad Penyediaan Barang


berdasarkan prinsip jual beli,
dimana bank membelikan kebutuhan
barang nasabah (Konsumtif
/investasi/ modal kerja) dengan
harga perolehan dan bank menjual
kembali kepada nasabah ditambah
dengan keuntungan yang disepakati
Jual beli wadhi’ah adalah
transaksi antara penjual
dan pembeli, dimana
penjual mengalami
kerugian (al-kharasah),
yaitu penjual menjual
barang kepada pembeli
dengan harga yang lebih
rendah dibanding dengan
harga beli. (cuci gudang).

Boleh tidak nya jual


beli tauliyah dan
wadhi’ah tergantung
kepada kebiasaan bisnis
(‘Urf Tijari)
Jual Beli Isyrak adalah transaksi antara penjual
dan pembeli mengenai barang, dimana
penjual menjual barang kepada pembeli
sesuai dengan harga perolehan, tetapi yang
dibeli hanya sebagiannya sehingga harganya
pun bersifat proporsional.
Karakter
1. Obyek yang diperjualbelikan termasuk benda
yang dapat dibagi serta tidak merusak
kualitasnya karena pembagian tersebut.
2. Harga barang diperjualbelikan sesuai dengan
harga perolehan.
3. Barang yang diperjualbelikan hanya
sebagian.
CARA PENENTUAN HARGA
MUTHLAQAH
Jual beli musawwamah adalah jual beli yang
harganya ditetapkan atas dasar kesepakatan
(sesuai teori permintaaan dan penawaran)
atau adanya tawar menawar antara pembeli
dengan penjual. Dalam perkembangannya jual
beli musawwamah mengalami perubahan,
yaitu jual beli dalam bentuk penentuan harga
sepihak (banderol).
Jual Beli Muzayyadah (lelang); adalah transaksi
jual beli yang harganya ditetapkan secara
sepihak oleh pemilik barang. Harga barang
tidak pernah diturunkan, tetapi akan
mengalami kenaikan apabila permintaan
tergolong tinggi (setelah ada penawaran
tertinggi)
Jual beli Munaqashah (tender) adalah transaksi
jual beli yang harganya didasarkan pada
penawaran calon pembeli guna mendapatkan
harga yang paling baik & rendah (dikenal
dengan tender). Pada umumnya dilakukan atas
jual beli proyek konstruksi.
JUAL BELI DARI SEGI
OBYEK YANG DIPERTUKARKAN
Muqayyadah ; Adalah pertukaran jual beli
barang dengan barang (barter).
Muthlaq ; Adalah Pertukaran jual beli berupa
pertukaran antara barang dengan uang.

Muthlaq
Sharf ; Adalah pertukaran jual beli
uang dengan uang.
Sharf dibolehkan
1. Tidak untuk spekulasi.
2. Ada kebutuhan transaksi atau
untuk berjaga-jaga.
3. Apabila mata uang sejenis harus
sawaan bisawain (nilainya harus
sama), mitslan bimitslin dan
yadan biyadin (tunai)
4. Apabila mata uangnya berlainan
jenis harus dilakukan dengan
nilai tukar (kurs) yang berlaku
pada saat transaksi dan
dilakukan yadan biyadin (secara
tunai).
Juallah emas dengan emas, perak dengan perak,
gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir,
kurma dengan dengan kurma dan garam dengan
garam, dengan syarat (harus) sama dan sejenis
serta secara tunai, jika jenisnya berbeda
juallah sekehendakmu jika dilakukan secara
tunai
TRANSAKSI SPOT
Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian
dan penjualan valuta asing (valas) untuk
penyerahan pada saat itu (over the
counter) atau penyelesaiannya paling
lambat dalam jangka waktu dua hari.
Hukumnya adalah BOLEH, karena dianggap
tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap
sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa
dihindari dan merupakan transaksi
internasional.
TRANSAKSI FORWARD
Transaksi FORWARD, yaitu transaksi pembelian
dan penjualan valas yang nilainya ditetapkan
pada saat sekarang dan diberlakukan untuk
jangka waktu yang akan datang, antara 2 x 24
jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya
adalah HARAM, karena harga yang digunakan
adalah harga yang diperjanjikan (muwa’dah)
dan penyerahannya dilakukan dikemudian
hari, padahal harga pada waktu penyerahan
tersebut belum tentu sama dengan nilai yang
disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk
forward agreement untuk kebutuhan yang
tidak dapat dihindari(lil hajah).
TRANSAKSI SWAP & OPTION
Transaksi SWAP, yaitu suatu kontrak pembelian
atau penjualan valas dengan harga spot yang
dikombinasikan dengan pembelian antara
penjualan valas yang sama dengan harga
forward. Hukumnya HARAM, karena
mengandung unsur maisir (spekulasi).
Transaksi OPTION, yaitu kontrak untuk
memperoleh hak dalam rangka membeli atau
hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan
atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan
jangka waktu atau tanggal akhir tertentu.
Hukumnya HARAM, karena mengandung unsur
maisir (spekulasi).
JUAL BELI DARI SEGI
CARA PEMBAYARAN
Jual beli Tunai (Naqd); adalah
jual beli yang pembayaran
harganya dilakukan secara
tunai. mencakup dua macam
jual beli, yaitu jual beli
BARTER dan jual beli
PERTUKARAN BARANG
DENGAN UANG. Serah terima
barang dan harga dilakukan
berdasarkan kesepakatan
sesuai dengan pilihan majelis
akad dan waktu serah terima
sesuai dengan ‘urf tijari
dan/atau peraturan undang-
undang yang berlaku.
Jual beli tangguh
(Ta’jil); adalah
transaksi jual beli
dimana penyerahan
barang/aset pada saat
akad, sedangkan
pembayaran harganya
dilakukan pada masa
yang akan datang.
Jual beli Taqsith
(Angsur); adalah
transaksi jual beli
dimana penyerahan
barang/aset pada saat
akad, dan
pembayarannya
dilakukan secara
Syarat-syarat terkait HARGA dalam jual beli
Taqsith;
1. Bukan pertukaran benda ribawi (Harus
Tunai). Harus jelas jumlah utangnya dan
harus jelas pula uang yang harus dibayar
setiap angsuran.
2. Jumlah angsuran yang dibayar setiap
periodik harus merupakan utang dalam
bentuk uang (bukan barang). Tidak boleh
barter.
3. Barang yang diperjualbelikan harus
diserahterimakan pada saat akad.
Syarat-syarat mengenai CARA ANGSURAN dalam jual
beli Taqsith;
1. Jangka waktu pembayaran harus jelas, baik jangka
waktu tenornya (misal 36 bulan), maupun waktu
pembayarannya (misalkan setiap tanggal 15).
2. Jual beli angsuran harus termasuk akad
Munjiz(yang dikaitkan dengan suatu syarat atau
ditangguhkan pada waktu yang akan datang) Harus
terhindar dari hal atau syarat yang sifat mu’alaq
dan dicirikan dengan ;
a) Setiap pertambahan nilai atau pertambahan
alamiah atas barang diperjualbelikan termasuk
milik pembeli.
b) Pembeli berhak mendayagunakan dan
memanfaatkannya selama tidak menyalahi
perjanjian.
JUAL BELI WUJUD
JUAL BELI
WUJUD

BELUM
WUJUD
WUJUD

ISTISNA’ SALAM
Akad salam adalah Akad pembelian suatu hasil
produksi (komoditi) untuk pengiriman yang
ditangguhkan (Pemesanan) dengan
pembayaran segera sesuai dengan
persyaratan tertentu
atau “Penjualan suatu komoditi untuk pengiriman
yang ditangguhkan dengan pembayaran
segera/di muka”

Menurut rumusan fatwa DSN MUI Istisna’ ialah


”akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan
persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan/pembeli (mustashni’) dan
penjual/pembuat (shani’)
BAI’ ARABUN
Seseorang membeli sesuatu dengan
membayar harga panjar
/persekot /’arabun kepada penjual.
Jika calon pembeli mengurungkannya,
maka persekot hangus dan menjadi
hibah kepada penjual Jika jual beli
diteruskan, maka harga persekot
merupakan bagian dari harga beli.
Ahmad bin Hanbal, “Jual beli ini
dibolehkan”. Dalilnya adalah hadits yang
dikeluarkan oleh Abdul Razzzaq dari Zaid
bin Aslam bahwa Rasulullah saw ditanya
tentang ‘arabun di dalam jual beli, maka
beliau menghalalkannya”

Bahwa Zaid bin Aslam membelikan Umar RA


rumah tahanan dari Sofyan bin Ummayyah
dengan persekot 400 dirham, sedangkan
harga rumah tahanan itu 4000 dirham. Jika
nanti Umar ridha, maka jual beli
diteruskan,(dan harga disempurnakan).
Apabila tidak ridha maka bagi Sofyan 400
dirham tersebut.
Menurut sebagian ulama selain Hanabilah,
jual beli ini dilarang dan hukumnya tidak
sah, karena bisa merugikan para pihak dan
sifatnya spekulatif serta mengandung
uncertainty (gharar) ; jual beli bisa jadi,
bisa tidak.
Dalilnya hadits Nabi Saw :
‫نهى رسول هللا صلعم بيع العربان (أالمام مالك عن‬ 
)‫عمر بن شعيب‬
“Rasul saw melarang jual beli ‘arabun” .
(HR.Imam Malik dari ‘Amar bin Syu’aib,
Subulus Salam, Juz III, hlm.17)
Hadits larangan tersebut statusnya
munqathi’, di dalamnya ada seorang
perawi tidak bernama. Di dalam satu
riwayat memang ada disebutkan namanya
tetapi statusnya dha’if, karena rawinya
banyak dinilai negatif oleh banyak orang
(Wahbah Az-Zuhaily dan Subulus Salam)

KETERANGAN KUALITAS HADITS


Ini jual beli yang di dalamnya ada khiyar
bagi pembeli. Ia bisa meneruskan atau
menggagalkan jual beli. Sebagian ulama
hanafiyah mewajibkan batasan waktu
menunggu bagi penjual.
Jika jual beli gagal, maka persekot menjadi
hak calon penjual sebagai kompensasi dari
masa menunggu, karena ia telah
kehilangan kesempatan untuk menjual
barang itu kepada orang lain, jika ada
orang yang mau membeli.
PENDAPAT “KITA”
Jual beli ‘Arabun dibolehkan asalkan masanya
dibatasi dengan jelas.
Besar persekot sesuai dengan adat kebiasaan
(‘urf). Prinsipnya tidak ada yang terzalimi
dan didasarkan ‘antaradhin
Hadits yang melarang ‘arabun ternyata dha’if
Ada praktek ‘arabun di masa Rasul Saw yang
dilegitamasi langsung oleh Nabi Muhammad
Saw
Dalil ‘Urf Jika praktek arabun telah menjadi
kebiasaan, dan dibutuhkan masyarakat,
maka ia dibenarkan, sesuai dengan kaedah
‫الثابت بالعرف‬
‫كالثابت بالشرع‬
Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan
sama dengan
Sesuatu yang berlaku berdasarkan syara’ (syari’ah)

Selama tidak bertentangan


dengan prinsip syari’ah
Fatwa DSN MUI NO: 13/DSN-MUI/IX/2000
Tentang
UANG MUKA DALAM MURABAHAH

1. Dalam akad pembiayaan murabahah, Lembaga


Keuangan Syari’ah (LKS) dibolehkan untuk meminta
uang muka apabila kedua belah pihak bersepakat.
2. Besar jumlah uang muka ditentukan berdasarkan
kesepakatan.
3. Jika nasabah membatalkan akad murabahah,
nasabah harus memberikan ganti rugi kepada LKS
dari uang muka tersebut.
4. Jika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS
dapat meminta tambahan kepada nasabah.
5. Jika jumlah uang muka lebih besar dari kerugian, LKS
harus mengembalikan kelebihannya kepada nasabah
DR. ONI SAHRONI, MA
DP dalam fiqh kontemporer biasa disebut :
1. ‘Urbun : Apabila pembeli jadi membeli maka DP
tersebut menjadi harga beli, Jika tidak jadi membeli
maka Dp menjadi hangus
2. Hamisy Jiddiyah : Apabila pembeli jadi membeli
maka DP tersebut menjadi komponen harga beli. Jika
tidak jadi beli maka akan dipotong sebesar kerugian
riil yang dialami oleh calon penjual. Diperkenankan
oleh fatwa internasional AAOIFI. Berlaku untuk untuk
seluruh akad jual beli, seluruh akad bagi hasil selama
kedua belah pihak ridha

 AAOIFI (Accounting and Auditing Organizations for


Islamic Financial Institutions

Anda mungkin juga menyukai