SEJALAN
DENGAN
TUJUANNYA
Dosen Pengampu : H.Ade Mujaddid, M,Ag
KELOMPOK 4
Ana Naila Rochaniah Ach. Luqi Ila Nurin Naja Ardian Ainur Roziq
01
KAIDAH
02 03
BA’IL AL-’INAH TAWARRUQ
01 KAIDAH
DASAR KAIDAH
األمور بمقاصدها
(Semua urusan sejalan dengan tujuannya)
1. Dasar Al-Qur’an
Firman Allah Qs. Ali Imran : 145
اب اآْل ِخ َر ِة نُْؤ تِ ِه ِم ْنهَا
َ اب ال ُّد ْنيَا نُْؤ تِ ِه ِم ْنهَا َو َم ْن ي ُِر ْد ثَ َو
َ “ۚ َو َم ْن ي ُِر ْد ثَ َو
“Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan
kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala
akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu.” (Qs. Ali
Imran : 145)
MAKSUD DARI KAIDAH
02 BA’I
AL-‘INAH
JUAL BELI BA’I AL -‘INAH
Jual beli ba’i al-‘inah yaitu seorang penjual menjual barangnya
dengan cara ditangguhkan, kemudian ia membeli kembali barangnya
dari orang yang telah membeli barangnya tersebut dengan harga yang
lebih sedikit dari yang ia jual, namun ia membayar harganya dengan
kontan sesuai dengan kesepakatan.
Hukum ba’i al-‘inah menurut mayoritas ulama adalah tidak
diperbolehkan karena ba’i al-‘Inah ini merupakan cara (zariah) atau
alasan pembenar (hilah) untuk meligitimasi riba. Pendapat utama dari
para ahli syariah di Timur Tengah dan bagian dunia yang lain
berpendapat tidak bolehnya ba’i al-‘inah.
LADASAN HUKUM JUAL BELI BA’I
AL-‘INAH
Dari Ibnu Umar r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.” (QS. A-baqarah : 275)
HUKUM TAWARRUQ
Pada dasarnya, meskipun secara dhahir tampak berbeda,
namun pada dasarnya para ulama salaf adalah sepakat bahwa
konsep tawarruq ini adalah boleh. Akan tetapi, ada catatan
yang membuat bahwa konsep tawarruq ini menjadi boleh,
yaitu: