Disusun Oleh :
1. Andina Rahelia Desinta
2. Astri Resti Rahmadani
3. Elivia Safitri
4. Khodijah
5. Luthfiah Aini
6. Uswatun Hasanah
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pemurah dan Lagi Maha
Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul Jual Beli Online dan Ijon
Menurut Pandangan Islam
Dulu jual beli seorang penjual dan pembeli langsung bertatap muka dalam
transaksinya namun dengan bekembanganya teknologi dijaman sekarang kita
mengenal yang namanya jual beli online. karena sekarang ini internet merupakan
bagian dari gaya hidup atau mungkin sudah termasuk daftar kebutuhan hidup.
Rukun Jual Beli menurut islam adalah adanya penjual, pembeli, barang yang di
jual dan Ucapan ijab qabul. Dalam Islam berbisnis melalui online diperbolehkan
selagi tidak terdapat kezaliman, monopoli, serta unsur-unsur riba, dan juga
penipuan. Karena dalam alquran sudah dijelaskan tentang bahaya riba seperti
yang terdapat didalam Alquran surat Albaqarah, Ar Rum, dan an Nisa.
Tidak melanggar hukum agama, seperti misalnya jual beli barang haram,
penipuan dan jual beli yang curang.
Ada akad jual beli, kesepekatan antar penjual dan beli jika terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan.
Adanya kontrol, sangsi dan aturan hukum yang tegas dan jelas dari
pemerintah untuk menjamin keamanan jual beli online agar tidak terjadi
hal hal yang tidak dinginkan.
Hukum jual beli online haram atau tidak diperbolehkan jika jual beli secara
online tidak sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan. Karena kemaslahatan dan
perlindungan terhadap masyarakat dalam jual beli dan usaha harus dalam
perlindungan negara atau lembaga yang berkompeten. Jadi jelas bahwasannya
hukum jual beli online diperbolehkan asalkan tidak melanggar syariat dan
merugikan orang lain.
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.(QS: al-
Baqarah:275)
Adapun keterangan al-Hadits mengenai jual beli adalah sebagai berikut:
,
.
,
, :
: . (( ( ))
)
Dalam islam jual beli online termasuk dari akad jual beli salam, yang mana bai
as-salam mempunyai pengertian yang sederhana yaitu pembelian barang yang
diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan dimuka. Bai
as-salam juga disebut dengan akad pesanan Oleh sebab itu hukum bai as- salam
boleh dalam islam. Oleh karenanya mengapa jual beli online termasuk bai as-
salam? Sebab jual beli online itu menggunakan akad pesanan dalam bisnis pada
zaman sekarang yang mana penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung
dengan hanya melakukan transfer untuk pembayaran dan menggunakan internet
untuk melakukan transaksi antara kedua belah pihak. Perkembangan zaman dan
kecanggihan teknologilah yang dapat memudahkan transaksi jarak jauh hanya
dengan menggunakan jaringan internet kita dapat berinteraksi tanpa tatap muka,
tetapi dalam bisnis ini yang terpenting memberikan informasi dan mencari
keuntungan.
Jual beli online dalam islam diperbolehkan dengan syarat harus diterangkan
sifat- sifatnya dan ciri- cirinya. Jika barang sesuai dengan keterangan penjual,
maka sahlah jual belinya. Tetapi jika tidak sesuai maka pembeli mempunyai hak
khiyar, artinya boleh meneruskan atau membatalkan jual belinya.
Dari pengertian di atas tampak adanya pembedaan antara menjual buah atau
biji-bijian yang masih di dahan tetapi sudah tampak wujud baiknya dan menjual
buah atau biji-bijian yang belum dapat dipastikan kebaikannya karena belum
kelihatan secara jelas wujud matang atau kerasnya.
4. DALIL TENTANG JUAL BELI IJON
Jual beli ijon adalah jual beli yang terlarang di dalam Islam karena ia
mengandung unsur gharar/ketidak jelasan.
Jual beli ijon dengan tanpa keraguan sama sekali jelas mengandung apa yang
beliau isyaratkan. Karena buah yang sudah dibeli bisa saja rusak sebelum dipanen
baik karena bencana atau hama atau faktor lainnya. Maka dari itu dalam hadits
lain yang lebih gamblang Nabi shalallahu alaihi wa sallam melarang jenis jual beli
seperti ini.
.
.
Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu sesungguhnya Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam melarang jual beli buah-buahan hingga menua? Para sahabat
bertanya ; Apa maksudnya telah menua?. Beliau menjawab ; Bila telah
berwarna merah. Kemudian beliau bersabda ; Bila Allah menghalangi masa
panen buah-buahan tersebut, maka apa alasannya engkau mengambil harta
saudaramu ? (HR. Bukhari : 2198, Muslim : 1555).