NAMA
Christine Panda Huki
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat -Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik. Judul makalah ini
“Pemanfaatan HHBK Kayu Manis untuk Kesehatan”. Makalah ini berisi tentang
pemanfaatan kayu manis.
Penulis menyadari bahwa mkalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan
saran sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini baik dari segi teori, metode, dan
analisis sehingga dapat menjadi acuan referensi bagi penulis selanjutnya
Penulis
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1.1. Latarbelakang.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
2.1. HHBK.............................................................................................
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Hasil hutan bukan kayu atau HHBK merupakan sumberdaya hutan yang dapat dimanfaatkan
atau dipungut oleh masyarakat sekitar hutan serta memiliki nilai . HHBK adalah hasil hutan
hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan fan budidaya kecuali kayu
yang berasal dari hutan. Ada berbagai macam komoditi HHBK yang ditetapkan oleh SK
Mentri salah satunya adalah kayu manis. Walaupun produk HHBK Kayu manis
berpengaruh bagi mata pencaharian, penambahan pendapatan dan ekonomi lokal masyarakat
sekitar atau dalam kawasan hutan namun bukan menjadi komoditas utama bagi petani.
Ketersediaan kayu manis secara teratur menjadi sesuatu yang penting untuk menjaga
kelestarian dan pendapatan petani.
Beberapa jenis komoditas HHBK telah lama dimanfaatkan dan diusahakan dalam mencukupi
kebutuhan hidup oleh masyarakat sekitar hutan di Indonesia. Jenis-jenis komoditas HHBK
terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu resin, minyak atsiri, minyak lemak, pati dan buah-
buahan, tanin, bahan pewarna dan getah, tumbuhan obat dan tanaman hias, palma, bambu,
alkaloid dan lainnya serta hasil hewan . berdasarkan standar klasifikasi HHBK terdapat 2
kelompok hasil hutan bukan kayu kelompok I terdiri dari hasil hutan bukan kayu yang berasal
dari tumbuhan, hewan dan mineral, sedangkan kelompok II yaitu jasa. Hasil hutan bukan
kayu yang berasal dari tanaman termasuk rempahrempah dan bumbu. Tanaman Kayu manis
termasuk salah tanaman yang termasuk dalam kelompok rempah-rempah dan bumbu.
Indonesia sudah lama mengembangkan tanaman kayu manis (Cinnamomum burmanii) dan
merupakan salah satu komoditi rempah yang diperdagangkan. Sampai saat ini kayu manis
masih diperdagangkan di pasar regional dan internasional, yang di ekspor melalui Penang
Malaysia dan Singapura. Sumatera Barat dan Jambi merupkan daerah sentra produksi kayu
manis, dan merupakan salah satu komoditi unggulan baik sebagai rempah ataupun kesehatan..
Sehingga Makalah ini bertujuan untuk mengetahui manfaat kayu manis bagi kesahatan,
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuannya sebai berikut:
1. Mengetahui pengertian HHBK
2. Mengetahui klasifikasi kayu manis
3. Mengidentifikasi kandungan kimia pada kayu manis
4. Mengidentifikasi manfaat kayu manis bagi kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HHBK
Jenis Penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) merupakan pilihan yang paling logis,
karena di kawasan hutan lindung pemanfaatan kayu tidak diperbolehkan. Jenis hasil hutan
ini sangat baik untuk dikembangkan karena dengan memanfaatkan hasil hutan
yang bukan kayu, kita telah mengurangi emisi karbon. Selain itu pengembangan
HHBK pun sangat strategis karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
sekitar hutan, memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan nilai tambah dan
pendapatan negara, serta pemerataan pembangunan daerah.
Saat ini tercatat 565 jenis HHBK dan baru diprioritaskan pada komoditi rotan,
bambu, gaharu, sutera alam, madu, dan nyamplung. Sebanayak 565 jenis HHBK
ini secara garis besar dibedakan atas jenis resin, minyak atsiri, minyak lemak,
karbohidrat, buah-buahan, tanin dan getah, tanaman obat dan hias, rotan dan
bambu, hasil hewan, jasa hutan, serta lainnya.
Kayu manis akan tumbuh baik pada daerah beriklim tropis basah, tersebar di
seluruh wilayah Indonesia. Faktor iklim yang harus diperhatikan adalah: 1.) .Curah
hujan. Kayu manis menghendaki hujan merata sepanjang tahun dengan jumlah cukup,
yaitu berkisar 2000-2500 mm/tahun. Apabila curah hujan terlalu tinggi
akanmenyebabkan rendemen menjadi rendah. 2). Suhu rata-rata 25°C dengan suhu
maksimum 27°C dan suhu minimum 18°C. 3). Kelembaban, 70-90%, semakin tinggi
Kelembaban maka pertumbuhan akan semakin baik. 4). Penyinaran. sekitar 40-70%
a. curah hujan
kayu manis menghendaki hujan yang merata sepanjang tahun dengan
jumlah cukup, sekitar 2000 – 2500 mm/tahun.
b. suhu
daerah penanaman yang dikehendaki kayu manis sebaiknya bersuhu
rata-rata 25o C dengan batas maksimum 27oC dan minimum 18oC, tergantung
jenisnya.
c. kelembapan
kelembapan yang diinginkan kayu manis berkisar 70 – 90%.
d. sinar matahari
tanaman kayu manis tidak dapat tumbuh baikpada penyinaran penuh.
Sinar matahari yang dibutuhkan tanaman hanya sekitar 40-70%.
3. ketinggian tempat
Lebih dari 75% areal penanaman kayu manis berada ditanah miring atau
lereng dan hanya 25% saja yang berada ditanah datar.
2.3 Kandungan Kimia kayu manis
Kandungan kimia dalam batang kulit kayu manis adalah minyak atsiri,
eugenol, safrole, sinamaldehide, flafonoid, triterponoid, saponin dan zat penyamak
(Arumningtyas, 2016).
a. Minyak atsiri
Minyak atsiri adalah senyawa yang diekstrak dari tumbuhan. Senyawa
aromatik yang unik memberikan esensi karakteristik pada setiap minyak
yang dihasilkan. Minyak atsiri diekstraksi dari bunga, kulit kayu,
batang, daun, akar, buah-buahan, dan bagian tanaman lainnya dengan
berbagai cara.
b. eugenol
Eugenol adalah molekul fenolik alami yang ditemukan di tanaman
seperti kayu manis, cengkeh, dan daun salam. Eugenol telah digunakan
sebagai antiseptik topikal sebagai kontra-iritan. Juga digunakan dalam sediaan
gigi dengan seng oksida untuk penyegelan saluran akar dan pengendalian
nyeri.
c. Safrole
Safrole, juga disebut shikimol, adalah suatu fenilpropena. Zat ini adalah
cairan berminyak tidak berwarna atau agak kuning. Zat ini diekstrak secara
khas dari akar kayu atau buah tanaman sassafras dalam bentuk minyak
sassafras atau disintesis dari senyawa metilendioksi terkait lainnya.
d. Sinamaldehide
Cinnamaldehyde adalah salah satu senyawa kimia dalam kayu manis.
Senyawa tersebut dapat membantu mengontrol atau menyeimbangkan
hormon-hormon dalam tubuh jika di konsumsi secara teratur. Misalnya
dapat menurunkan kadar hormon progesteron dan menurunkan hormon
testosteron.
e. Flavonoid
Flavonoid adalah kelompok senyawa bioaktif yang banyak ditemukan
pada bahan makanan yang berasal dari tumbuhan. Flavonoid serupa
dengan antioksidan, yang memiliki beragam manfaat untuk tubuh Anda,
seperti dapat memperbaiki sel yang rusak akibat radikal bebas. Suplemen
flavonoid juga diduga bisa mengurangi risiko kanker, hipertensi, dan
diabetes.
f. Triterponoid
Senyawa triterpenoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang dapat
diisolasi dari tumbuhan, hewan ataupun jamur. Senyawa ini memiliki
berbagai bioaktifitas, diantaranya yaitu antikanker, antiinflamasi,
antioksidatif, antivirus, antibakteri dan antijamur
g. Saponin
Saponin adalah jenis senyawa kimia yang berlimpah dalam berbagai
spesies tumbuhan. Senyawa ini merupakan glikosida amfipatik yang dapat
mengeluarkan busa jika dikocok dengan kencang di dalam larutan.
Busanya bersifat stabil dan tidak mudah hilang.
h. zat penyamak
Penyamakan adalah suatu rentetan pengerjaan pada kulit dengan zat-zat
atau bahan-bahan penyamak sehingga kulit yang semula labil terhadap
pengruh kimia, fisis, dan biologis menjadi stabil pada tingkat tertentu
2.4. MANFAAT KAYU MANIS BAGI KESEHATAN
1. Kaya akan Antioksidan
Antioksidan berfungsi melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif yang
disebabkan oleh radikal bebas. Kayu manis sarat antioksidan yang kuat,
seperti polifenol Menurut sebuah penelitian yang membandingkan aktivitas
antioksidan dari 26 rempah-rempah, bahkan kayu manis mengungguli
'makanan super' seperti bawang putih dan oregano.
6. Menurunkan Kadar Gula Darah dan Memiliki Efek Anti Diabetes yang
Kuat
Kayu manis terkenal karena sifat penurun gula darahnya. Terlepas dari
manfaatnya pada resistensi insulin, kayu manis dapat menurunkan gula darah
dengan beberapa mekanisme lain. Pertama, kayu manis telah terbukti
mengurangi jumlah glukosa yang masuk ke aliran darah setelah makan. Ini
dilakukan dengan menggunakan sejumlah enzim pencernaan, yang
memperlambat penguraian karbohidrat di saluran pencernaan Anda. Kedua,
senyawa dalam kayu manis dapat bekerja pada sel dengan meniru insulin.
Cara ini bisa meningkatkan penyerapan glukosa oleh sel-sel Anda, meskipun
bertindak jauh lebih lambat daripada insulin itu sendiri. Sejumlah penelitian
pada manusia telah mengkonfirmasi efek anti-diabetes dari kayu manis.
Ditunjukkan bahwa kayu manis dapat menurunkan kadar gula darah puasa
sebesar 10–29%. Dosis efektif biasanya 1-6 gram atau sekitar 0,5-2 sendok teh
kayu manis per hari..
8. Menyehatkan Otak
Para peneliti mengungkap bahwa mengonsumsi kayu manis bisa
melindungi sel saraf otak dari kerusakan. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang menunjukkan bahwa kayu manis bisa mencegah penyakit seperti
Alzheimer dan Parkinson. Ekstrak dalam kayu manis bisa mencegah
terjadinya penumpukkan protein berbahaya di otak, seperti yang ditemukan
pada pasien Alzheimer. Kandungannya ini juga bisa meningkatkan fungsi
motorik, terutama untuk pengidap Parkinson.
Harmoko, A. D. 2012. Potensi anti fungal ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmanii)
terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in Vitro. Skiripsi. Fakultas Kedokteran.
Uniersitas Sebelas Maret . 44 p
Idris, H. dan Nurmansyah. 2018. Pestisida Nabati Minyak Kayu manis dan Serai wangi untuk
Pengendalian Hama Penggulung Daun Nilam Pachyzancla stultalis. Bul.Littro, 28(2),
163–170.
Jamalius, H. Idris, Adria. dan Nurmansyah. 1995. Distribusi Hama Penggerek Batang Kayu
manis (Cinnamomum burmanii) di Sentra Produksi Sumatera Barat. Prosiding Seminar
Tanaman Rempah dan Obat, Solok, 06, 68–73.
Nurcahyo D, LU Khasanah, B. A. 2014. Produksi Oleoresin Berbahan Baku Limbah Destilasi
Kayu manis (Cinnamomum burmanii). Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, 7(1), 1–11.
Rusli S, Ma'mun. dan Triantoro. 1990. Penyulingan Beberapa Macam Kulit Cassia Vera.
Bul.
Littro, 5(1), 59–63.
Suherdi. 1994. Karakteristik Kulit Kayu manis (Cinnamomum burmanii) pada Tiga Tingkatan
Umur Panen. Prosiding SeminarTanaman Rempah dan Obat, Solok, 42–46.
Sudjatmoko. B dan Y. Ferry. 2007. Peranan Tanaman Kayumanis Terhadap Pendapatan
Petani di Sumatera Barat. Prosiding Seminar Nasional Rempah. Bogor 21 Agustus
2007.
Syahrizal. 2017. Pemanfaatan Bubuk Kayu manis (Cinnamomum veru) sebagai
Bioinsektisida Alami untuk Mengusir Lalat Rumah (Musca domestica). Jurnal
Kesehatan Ilmiah Nasuwakes, 10(1), 108–116.
Wikardi. E A, dan TE Wahyono. 1991. Serangga Serangga Perusak Tanaman Kayu manis
(Cinnamomum spp) . Bul.littro 6(1): 20-26..
Ulinnuha. M. 2018. Pasca Panen Kayu manis. 3 hlm. https://alat-uji.com/pasca-panen-
kayumanis
di akses 1 Juli 2019.