LINGKUNGAN
ACARA 2
“PEMANFAATAN HHBK OLEH MASYARAKAT LOKAL”
Disusun oleh:
Nama : Fajri Ramdani
NPM : E1B020048
Kelompok :2A
Dosen : 1. Dr. Drs. Wahyudi Arianto., M.Si
2. Prof. Ir. Ridwan Yahya., M.Sc., Ph.D.
LABORATORIUM KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Mahasiswa memperoleh informasi tentang berbagai jenis HHBK yang dmanfaatkan
oleh masyarakat sekitar hutan dan kontribusinya terhadap perekonomian rumah tangga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) merupakan bagian dari ekosistem hutan yang memiliki
peran terhadap alam maupun terhadap manusia. HHBK yang sudah dimanfaatkan dan
dikomersilkan diantaranya adalah cendana, gaharu, sagu, rotan, aren, sukun, bambu, sutera
alam, jernang, aneka tanaman obat, minyak atsiri, dan madu. (Suhesti dan Hadinoto, 2015).
HHBK akhir-akhir ini dianggap semakin penting setelah produktifitas kayu dari hutan alam
semakin menurun.Perubahan paradigma dalam pengelolaan hutan semakin cendrung kepada
pegelolaan kawasan (ekosistem hutan secara utuh), juga telah menuntut diversifikasi hasil hutan
bukan kayu. Hasil hutan bukan kayu (HHBK) berasal dari bagian pohon atau tumbuh-tumbuhan
yang memiliki sifat khusus yang dapat menjadi suatu barang yang diperlukan masyarakat, dijual
sebagaikomoditi ekspor atau sebagai bahan baku untuk industry.
Pemanfaatan HHBK tidak menimbulkan kerusakan yang besar pada lingkungan, karena
pemanenannya dilakukan dengan cara penyadapan, pemungutan, pemangkasan dan lain-
lain.
Beberapa komoditas HHBK memiliki nilai ekonomi yang besar, persatuan volume sangat
besar, contoh gaharu.
Pemanfaatan HHBK dilakukan oleh masyarakat secara luas dengan modal yang tidak
terlalu besar.
Teknologi yang digunakan untuk pemanfaatan dan pengolahan adalah teknologi sederhana
sampai menengah.
Bagian yang dimanfaatkan adalah getah, daun, kulit, bunga, buah dan akar sehingga tidak
merusak ekosistem
Selain pemanfaatan hasil hutan berupa kayu di indonesia, terdapat juga bentuk
pemanfaatan sumber daya hasil hutan bukan kayu (HHBK),hasil hutan bukan kayu merupakan
pemanfaatan segala jenis produk atau sumber daya yang dihasilkan oleh hutan selain dari kayu,
baik yang berasal dari flora (tumbuhan) maupun fauna (binatang). Contoh dari HHBK antara
lain buah-buahan, jamu dan obat-obatan, rotan, madu hutan, tanaman hias, produk herbal, bahan
pewarna alami, serta berbagai jenis hewan. HHBK memiliki potensi ekonomi yang besar,
karena dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat setempat dan industri.
pemanfaatan HHBK yang berkelanjutan juga dapat memberikan manfaat lingkungan, karena
dapat meminimalkan tekanan terhadap kayu dan hutan yang berlebihan. Oleh karena itu,
pengelolaan dan pemanfaatan HHBK yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga
keberlangsungan fungsi ekologis hutan.(Feronia et al., 2021) (Hastari & Yulianti, 2018)
Sebagai bentuk pengaturan tentang pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, pemerintah
republic indonesia melalui Kementerian linkungan hidup dan kehutanan mengeluarkan Permen
KLHK no 77 tahun 2019, dalam peraturan tersebut di jelaskan bahwa pemanfaatan HHBK
dapat dilakukan pada wilayah hutan produksi dan hutan negara, dan dalam pengelolaannya
harus mendapat Izin Usaha Pemanfaatan HHBK dari Hutan Tanaman pada Hutan Produksi atau
dsingkat IUPHHBK-HT. (Iqbal & Septina, 2018) (Sasmita et al., 2021)
METODOLOGI
4.1. Hasil
5.2. Saran
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan HHBK pada
beberapa jenis tanaman menyebabkan pemanfaatan hasil panen hanyasebatas untuk
konsumsi pribadi dan belum bisa dimanfaatkan sebagai penunjang ekonomi sehingga
diharapkan adanya inventarisasi jenis-jenisHHBK di Kawasan Hutan Dengan Tujuan
Khusus Universitas Bengkulu diKelurahan Kemumu dan adanya sosialisasi tentang
HHBK serta tindak lanjutdari pihak pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
Feronia, P., Desyanti, D., & Susilastri, S. (2021). Potensi Dan Pemanfaatan Hasil Hutan
Bukan Kayu (Hhbk) Di Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas
Muhammadiyah …. Strofor Journal, 05(02), 727–735.
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/STROFOR/article/view/3028%0Ahttp://jurnal.u
msb.ac.id/index.p hp/STROFOR/article/viewFile/3028/2295
Hastari, B., & Yulianti, R. (2018). Pemanfaatan Dan Nilai Ekonomi Hasil Hutan Bukan
Kayu Di Kphl Kapuas-Kahayan. Jurnal Hutan Tropis, 6(2), 145.
https://doi.org/10.20527/jht.v6i2.5402
Indrasari, D., Wulandari, C. dan Bintoro, A. 2017. Pengembangan potensi hasil hutan
bukan kayu oleh kelompok sadar hutan lestari wana agung di register 22 Way Waya
Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Sylva Lestari. 5(1): 81-91.
Iqbal, M., & Septina, A. D. (2018). Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu oleh masyarakat
lokal di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Jurnal Penelitian Ekosistem
Dipterokarpa, 4(1), 19–34.
Jafar, I. 2013. Pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan hasil hutan bukan kayu
(HHBK) di Kawasan Cagar Alam Gunung Sibela. Skripsi. Departemen Manajeman
Hutan Fakultas Kehutanan. Bogor.
Palmolina M. 2014. Peranan hasil hutan bukan kayu dalam pembangunan hutan
kemasyarakatan di Perbukitan Menoreh (Kasus di Desa Hargorejo, Kokap. Kulon
Progo, D.I. Yogyakarta). Jurnal Ilmu Kehutanan 8(2): 120-127.
Sasmita, D. F., Diba, F., & Setyawati, D. (2021). Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu
Sebagai Kerajinan Anyaman Oleh Masyarakat Di Desa Kuala Dua Kecamatan
Kembayan Kabupaten Sanggau. Jurnal Hutan Lestari, 9(1), 1.
https://doi.org/10.26418/jhl.v9i1.45319
Sudarmalik et al. 2006. Peranan Beberapa Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Di Riau dan
Sumatera Barat. Prosiding Seminar Hasil Hutan : 199 – 219
Suhesti, E. dan Hadinoto. 2015. Hasil hutan bukan kayu madu sialang di Kabupaten
Kampar (studi kasus:Kecamatan Kampar Kiri Tengah). Jurnal Kehutanan. 10(2): 16-
26
LAMPIRAN
Melakukan wawancara kepada warga yang mengambil dan mengelolah madu dari
kawasan hutan KHDTK