Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM HASIL HUTAN BUKAN KAYU DAN JASA

LINGKUNGAN
ACARA 2
“PEMANFAATAN HHBK OLEH MASYARAKAT LOKAL”

Disusun oleh:
Nama : Fajri Ramdani
NPM : E1B020048
Kelompok :2A
Dosen : 1. Dr. Drs. Wahyudi Arianto., M.Si
2. Prof. Ir. Ridwan Yahya., M.Sc., Ph.D.

Co-Ass : 1. Wahyudi Hidayat (E1B019015)


2. Rahmat Hidayat (E1B019053)
3. Abeng Hariato (E1B019006)
4. Ami Aprizalita (E1B019082)
5. Shinta Aulia Putri (E1B019010)
6. Sellawati (E1B019005)

LABORATORIUM KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. `Latar Belakang


Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU No.41 Tahun1999). Hutan dipandang sebagai
suatu ekosistem karena terdapat hubungan antara masyarakat tumbuh-tumbuhan
pembentuk hutan, binatang liar, dan lingkungannya tidak berdiri sendiri, tetapi saling
mempengaruhi dan sangat erat kaitannya, serta tidak dapat dipisahkan karena saling
bergantung antar satu dengan yang lainya.Adanya hubungan yang saling ketergantungan
ini menyebabkan masyarakat tumbuhan (plant communites) juga mengalami kompetisi
antar sesama komponennya.
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) merupakankawasan hutan yang
secara khusus diperuntukan untuk kepentingan penelitiandan pengembangan kehutanan,
pendidikan dan pelatihan kehutanan, pengembangan di kawasan Hutan Lindung (HL), serta
religi dan budaya.Berdasarkan plang pemberitahuan yang terpampang disamping
gerbangmasuk ke lokasi wisata air terjun kemumu. Terlihat jelas bahwa luas KHDTK 217,2
Hektar, yang saat ini masih dibawah naungan kementerian kehutanan. Hutan lindung ini
memiliki potensiekowisata, karbon, perlindungan kekayaan hayati dan berbagai
jasalingkungan. Potensi jasa lingkungan yang dapat dikelola di area hutan lindungadalah
ekowisata berbasis keanekaragaman hayati. Namun sebagianmasyarakat juga dapat
mengelola manfaat HHBK dari KHDTK.
Pemanfaatan hasil hutan oleh manusia telah berlangsung lama, seiring dengan
dimulainya interaksi manusia dengan alam sekitarnya. Salah satu peradaban awal manusia
dimulai dari praktek berburu dan meramu yang berlokasi di hutan.Pada tahap kebudayaan
ini manusia bergantung pada hutan, dimana hutan menyediakan segala kebutuhan
primernya seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.Ketergantungan ini menjadikan
manusia terus menerus memanfaatkan hutan dan mempelajari fenomena sumber daya
hutan.Salah satu fungsi hutan yang sering diabaikan oleh masyarakat pada umumnya
adalah fungsi hasil hutan bukan kayu (HHBK).

1.2. Tujuan
Mahasiswa memperoleh informasi tentang berbagai jenis HHBK yang dmanfaatkan
oleh masyarakat sekitar hutan dan kontribusinya terhadap perekonomian rumah tangga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) merupakan bagian dari ekosistem hutan yang memiliki
peran terhadap alam maupun terhadap manusia. HHBK yang sudah dimanfaatkan dan
dikomersilkan diantaranya adalah cendana, gaharu, sagu, rotan, aren, sukun, bambu, sutera
alam, jernang, aneka tanaman obat, minyak atsiri, dan madu. (Suhesti dan Hadinoto, 2015).
HHBK akhir-akhir ini dianggap semakin penting setelah produktifitas kayu dari hutan alam
semakin menurun.Perubahan paradigma dalam pengelolaan hutan semakin cendrung kepada
pegelolaan kawasan (ekosistem hutan secara utuh), juga telah menuntut diversifikasi hasil hutan
bukan kayu. Hasil hutan bukan kayu (HHBK) berasal dari bagian pohon atau tumbuh-tumbuhan
yang memiliki sifat khusus yang dapat menjadi suatu barang yang diperlukan masyarakat, dijual
sebagaikomoditi ekspor atau sebagai bahan baku untuk industry.

Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.35/Menhut-II/2007, hasil hutan bukan


kayu yang selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani
beserta produk turunan dan budidaya kevuali kayu yang berasal dari hutan. Sedangkan menurut
Suhesti dan Hadinoto (2015), hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan bagian dari
ekosistem hutan yang memiliki peranan yang beragam, baik terhadap lingkungan dalam
terhadap kehidupan manusia.

Menurut Sudarmalik et al (2006) Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dalam


pemanfaatannya memiliki kelebihan dibandingkan hasil hutan kayu. Adapun kelebihan /
keunggulan HHBK dibanding komoditas lainnya adalah :

 Pemanfaatan HHBK tidak menimbulkan kerusakan yang besar pada lingkungan, karena
pemanenannya dilakukan dengan cara penyadapan, pemungutan, pemangkasan dan lain-
lain.
 Beberapa komoditas HHBK memiliki nilai ekonomi yang besar, persatuan volume sangat
besar, contoh gaharu.
 Pemanfaatan HHBK dilakukan oleh masyarakat secara luas dengan modal yang tidak
terlalu besar.
 Teknologi yang digunakan untuk pemanfaatan dan pengolahan adalah teknologi sederhana
sampai menengah.
 Bagian yang dimanfaatkan adalah getah, daun, kulit, bunga, buah dan akar sehingga tidak
merusak ekosistem
Selain pemanfaatan hasil hutan berupa kayu di indonesia, terdapat juga bentuk
pemanfaatan sumber daya hasil hutan bukan kayu (HHBK),hasil hutan bukan kayu merupakan
pemanfaatan segala jenis produk atau sumber daya yang dihasilkan oleh hutan selain dari kayu,
baik yang berasal dari flora (tumbuhan) maupun fauna (binatang). Contoh dari HHBK antara
lain buah-buahan, jamu dan obat-obatan, rotan, madu hutan, tanaman hias, produk herbal, bahan
pewarna alami, serta berbagai jenis hewan. HHBK memiliki potensi ekonomi yang besar,
karena dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat setempat dan industri.
pemanfaatan HHBK yang berkelanjutan juga dapat memberikan manfaat lingkungan, karena
dapat meminimalkan tekanan terhadap kayu dan hutan yang berlebihan. Oleh karena itu,
pengelolaan dan pemanfaatan HHBK yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga
keberlangsungan fungsi ekologis hutan.(Feronia et al., 2021) (Hastari & Yulianti, 2018)

Sebagai bentuk pengaturan tentang pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, pemerintah
republic indonesia melalui Kementerian linkungan hidup dan kehutanan mengeluarkan Permen
KLHK no 77 tahun 2019, dalam peraturan tersebut di jelaskan bahwa pemanfaatan HHBK
dapat dilakukan pada wilayah hutan produksi dan hutan negara, dan dalam pengelolaannya
harus mendapat Izin Usaha Pemanfaatan HHBK dari Hutan Tanaman pada Hutan Produksi atau
dsingkat IUPHHBK-HT. (Iqbal & Septina, 2018) (Sasmita et al., 2021)

Pemanfaatan sumberdaya hutan khususnya kayu masih mendominasi. Namun demikian,


HHBK juga tidak dapat diabaikan begitu saja karena HHBK menjadi salah satu peluang yang
tepat untuk dikembangkan dan dapat mengurangi tingkat ketergantungan masyarakat hasil
hutan kayu (Jafar, 2013). Kelebihan pemanfaatan HHBK dapat membantu masyarakat
mendapatkan sumber mata pencaharian yang lebih beragam tanpa merusak hutan (Indrasari
dkk, 2017). Palmolina (2014) menambahkan, beberapa tahun terakhir keberadaan Hasil Hutan
Bukan Kayu (HHBK) dipandang penting untuk terus dikembangkan mengingat produktivitas
kayu dari hutan alam semakin menurun.
BAB III

METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum untuk penyampaian materi ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13
Februari 2024 di Laboratorium Kehutanan. Namun, untuk pelaksanaan pengambilan data
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 18 Februari 2024 di Kel. Kemumu KHDTK Kab.
Bengulu Utara.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
1. Kamera
2. Alat Tulis
3. Daftar Pertanyaan (Kusioner)
3.2.2. Bahan
HHBK yang ada di kawasan

3.3. Cara Kerja


1. Lakukan survei terhadap masyarakat yang berada desa-desa sekitar hutan terkait dengan
pemanfaatan HHBK oleh masyarakat tersebut.
2. Tentukan desa untuk didata.
3. Tentukan responden yang akan diwawancarai. Minimal jumlah responden adalah 5
orang . Data kemudian di rekap untuk dijadikan acuan dalam pembuatan laporan akhir
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Nama desa : Kel. Kemumu Nama


Responden : Adel ( 22 tahun)Rekapitulasi
Data :
No Jenis HHBK Kegunaan Bagian yang Kebutuhan
dimanfaatkan sendiri/dijual

1 Jasa Ekowisata Keindahan alam, Dijual


Lingkungan sumber air, ekosistem,
keanekaragaman
hayati (bunga
Raflesia)
2 Lempaung Konsumsi Buah Dijual

Nama desa : Kel. Kemumu Nama


Responden : Sulastri (34 tahun)
Rekapitulasi Data :
No Jenis Kegunaan Bagia Kebutuhan
HHBK n yang sendiri/dijual
diman
faatka
n
1 Graol atau Konsumsi Buah Dijual
Lempaung  Kripik (dagin
crispy g
 Dodol buahn
 Manisan ya)
 Sirup
 Sambal
2 Jahe merah Konsumsi Umbi Dijual
 serbuk
instan
jahe)
3 Keladi atau Konsumsi Batang, umbi Sendiri dan
lumba (keladi dijual
kemumu)

Nama desa : Kel. Kemumu


Nama Responden : Elis (30 tahun)
Rekapitulasi Data :
No Jenis HHBK Kegunaan Bagian Kebutuhan
yang sendiri/dijual
dimanfaa
tkan
1 Madu Konsumsi Madu Sendiri dan
dijual

Nama desa : Kel. Kemumu


Nama Responden : ardi (30 tahun)
Rekapitulasi Data :
No Jenis HHBK Kegunaan Bagian yang Kebutuhan
dimanfaatkan sendiri/dijual

1 Babi Hutan Makanan Daging Dijual


(Sus scrorfa) peliharaan
2 Madu Konsumsi Madu Sendiri
Nama desa : Kel. Kemumu
Nama Responden : Yoni (31 tahun)
Rekapitulasi Data :

No Jenis Kegunaan Bagian yang Kebutuhan


HHBK dimanfaatkan sendiri/dijual

1 Bambu  Bahan Batang Sendiri dan


(Bambusa anyaman dijual
sp)  Topi
caping
 pagar

2 Rotan Penguat Batang Sendiri


(Calamus beronang
sp) dan tali
4.2. Pembahasan

Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya Kabupaten BengkuluUtara memiliki


potensi fisik maupun nonfisik yang beragam. Contohnyaadalah HHBK dan Jasa
Lingkungan. Menurut Senoaji, potensi jasa lingkunganyang dapat dikelola di area
kawasan hutan adalah ekowisata berbasiskeanekaragaman hayati. Namun sebagian
masyarakat juga dapat mengelolamanfaat HHBK dari KHDTK. Hal ini dikarenakan
HHBK mudah diperoleh dan tidak membutuhkan biaya untuk mendapatkannya selain
itu HHBK jugamemiliki nilai ekonomi yang penting untuk masyarakat. Hal ini
dapatmenjelaskan bahwa keberadaan HHBK diyakini paling bersinggungan dengan
kepentingan masyarakat sekitar hutan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.Potensi
HHBK di KHDK kurang diketahui dan dikembangkan karena tidak ada data lengkap
dari Pemeritah Daerah sekitar tentang HHBK . Maka dari itu pada kesempatan ini kami
melaksanakan survei wawancara secara langsungkepada masyarakat tentang
pemanfaatan HHBK disekitar Kawasan HutanDengan Tujuan Khusus (KHDTK)
Universitas Bengkulu.
Pengambilan data dilakukan dengan cara mewawancarai masyarakatsecara
langsung di kelurahan Kemumu Arma Jaya Bengkulu Utara.Pengambilan data
dilaksanakan menggunakan metode survey, sedangkanmetode penentuan sampel
menggunakan metode Random samplingyaitu suatu teknik pengambilan sampel secara
acak, dimana setiap individu memilikikesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
sampel. Responden berjumlah 5, pekerjaan mereka adalah sebagai petani dan Ibu
Rumah tangga (IRT). Jenis HHBK yang dimanfaatkan oleh masyarakat kelurahan
Kemumudidominasi oleh pemanfaatan nabati, antara lain bambu, rotan, graol,
jahemerah, dan keladi. Untuk hasil hutan bukan kayu hewani yang dimanfaatkanantara
lain babi hutan dan madu. Selain itu jasa lingkungan yang dimanfaatkanoleh masyarkat
anakmuda karang tarunanya adalah potensi ekowisata alam.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Jenis-jenis hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang dimanfaatkan olehmasyarakat


Kelurahan Kemumu di Kawasan Hutan Dengan Tujuan KhususUniversitas Bengkulu
HHBK Nabati, yaitu: buah lempaung/graol, bambu,rotan, keladi, jahe merah. HHBK
Hewani, yaitu: babi hutan dan madu. JasaLingkungan adalah wisata alam Palak Siring.
Hasil hutan bukan kayu kayu(HHBK) dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan
sehari-hari sertauntuk dijual.

5.2. Saran
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan HHBK pada
beberapa jenis tanaman menyebabkan pemanfaatan hasil panen hanyasebatas untuk
konsumsi pribadi dan belum bisa dimanfaatkan sebagai penunjang ekonomi sehingga
diharapkan adanya inventarisasi jenis-jenisHHBK di Kawasan Hutan Dengan Tujuan
Khusus Universitas Bengkulu diKelurahan Kemumu dan adanya sosialisasi tentang
HHBK serta tindak lanjutdari pihak pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
Feronia, P., Desyanti, D., & Susilastri, S. (2021). Potensi Dan Pemanfaatan Hasil Hutan
Bukan Kayu (Hhbk) Di Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas
Muhammadiyah …. Strofor Journal, 05(02), 727–735.
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/STROFOR/article/view/3028%0Ahttp://jurnal.u
msb.ac.id/index.p hp/STROFOR/article/viewFile/3028/2295

Hastari, B., & Yulianti, R. (2018). Pemanfaatan Dan Nilai Ekonomi Hasil Hutan Bukan
Kayu Di Kphl Kapuas-Kahayan. Jurnal Hutan Tropis, 6(2), 145.
https://doi.org/10.20527/jht.v6i2.5402

Indrasari, D., Wulandari, C. dan Bintoro, A. 2017. Pengembangan potensi hasil hutan
bukan kayu oleh kelompok sadar hutan lestari wana agung di register 22 Way Waya
Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Sylva Lestari. 5(1): 81-91.

Iqbal, M., & Septina, A. D. (2018). Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu oleh masyarakat
lokal di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Jurnal Penelitian Ekosistem
Dipterokarpa, 4(1), 19–34.

Jafar, I. 2013. Pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan hasil hutan bukan kayu
(HHBK) di Kawasan Cagar Alam Gunung Sibela. Skripsi. Departemen Manajeman
Hutan Fakultas Kehutanan. Bogor.

Palmolina M. 2014. Peranan hasil hutan bukan kayu dalam pembangunan hutan
kemasyarakatan di Perbukitan Menoreh (Kasus di Desa Hargorejo, Kokap. Kulon
Progo, D.I. Yogyakarta). Jurnal Ilmu Kehutanan 8(2): 120-127.

Sasmita, D. F., Diba, F., & Setyawati, D. (2021). Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu
Sebagai Kerajinan Anyaman Oleh Masyarakat Di Desa Kuala Dua Kecamatan
Kembayan Kabupaten Sanggau. Jurnal Hutan Lestari, 9(1), 1.
https://doi.org/10.26418/jhl.v9i1.45319

Sudarmalik et al. 2006. Peranan Beberapa Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Di Riau dan
Sumatera Barat. Prosiding Seminar Hasil Hutan : 199 – 219

Suhesti, E. dan Hadinoto. 2015. Hasil hutan bukan kayu madu sialang di Kabupaten
Kampar (studi kasus:Kecamatan Kampar Kiri Tengah). Jurnal Kehutanan. 10(2): 16-
26
LAMPIRAN

Kondisi Kawasan KHDTKdi Kelurahan Kemumu


Produk dan Pemasaran dari buah Graol atau Lempaung “ CRISPY BUAH GRAOL”

Melakukan wawancara kepada warga yang mengambil dan mengelolah madu dari
kawasan hutan KHDTK

Anda mungkin juga menyukai