Anda di halaman 1dari 7

6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hutan
2.1.1 Deskripsi dan Fungsi Hutan
Hutan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan merupakan suatu ekosistem berisi sumber daya alam hayati didominasi oleh
pepohanan dan terdapat interaksi antar organisme yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain.Pengertian hutan menurut Cahyanto (2014) yaitu hutan sebagai tempat tinggal bagi spesies
tumbuhan ataupun hewan, serta menyediakan lahan untuk pemukiman dan pertanian.Hutan
merupakan sekumpulan pepohonan ataupun tumbuhan dengan bunga yang beranekaragam
warnanya dan berperan sangat penting bagi kehidupan di bumi ini (Arief, 2001).
Hutandapat didefinisikan sebagaitempatberbagai macam tumbuh-
tumbuhanuntukberkembang yangdikelilingioleh pepohonan ataupun tumbuhan lainnya
(Agustina, 2008).
Hutan sebagai salah satu kekayaan alam mempunyai tiga fungsi utama menurut
Susyandiana (2003) yaitu:
a) Fungsi pelestarian dan perlindungan alam, sumberdaya alam dan lingkungan.
b) Fungsi sosial serta pengembangan hutan bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat
terutama masyarakat di sekitar hutan.
c) Fungsi produksi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup manusia.
Hutan dilihat dari tiga aspekdapat berfungsi penting sebagai aset dan modal suatu
bangsa meliputi:
1) Dari aspek ekonomi, hutan dapat berfungsi sebagai sumber devisa yang sangat penting baik
flora maupun fauna dalam hutan tersebut.
2) Ditinjau dari aspek lingkungan, hutan berperansebagai paru-paru dunia serta sebagai habitat
keanekaragaman hayati, hidrologis (pengatur tata air), serta sebagai penahan erosi.
3) Selanjutnya dari aspek sosial dan kemasyarakatan, hutan berfungsi sebagai sumber
penghidupan yang telah membentuk tradisi dan budaya (Mustofa, 2011).

2.1.2 Klasifikasi Hutan


Klasifikasi hutan berdasarkan fungsi dan cara permudaannya, maka ditetapkan
klasifikasi hutan sebagai berikut:
7

1. Klasifikasi Hutan berdasarkan Fungsi


Kawasan hutan dapat dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu:
a) Hutan Produksimerupakan hutan yang ditumbuhi oleh jenis-jenis pohon yang dapat
dipungut kayunya secara komersial untuk digunakan sebagai bahan untuk berbagai
keperluan seperti bahan baku bagi industri perkayuan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat maupun untuk ekspor.
b) Hutan Lindung adalah hutan yang berperan dalam pengaturan siklus hidrologi, mencegah
bencana banjir, mengurangi erosi, serta memelihara kesuburan tanah. Kawasan hutan
lindung memerlukan pengawasan yang intensif, jika terjadi pengurangan kawasan lindung
maka akan menyebabkan hilangnya fungsi kawasan lindung dalam meresapkan air ketika
terjadinya hujan sehingga dapat menimbulkan bencana alam seperti banjir.
c) Hutan Suaka Alam didefinisikan sebagai hutan yang keadaan alamnya memiliki sifat khas
dan dapat diperuntukkan secara khusus untuk perlindungan alam hayati atau pemanfaatan
lainnya. Hutan tersebut memiliki berbagai jenis flora dan fauna yang langka, sehingga
berperan penting bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Hutan suaka alam
dibagi menjadi Cagar Alam dan Suaka Margasatwa.
d) Hutan Wisata dapat diartikan hutan yang dibina secara khusus untuk keperluan pariwisata,
terbagi menjadi Taman Wisata dan TamanWisataBuru (Djajapertundja, 2001).

2. Klasifikasi Hutan berdasarkan Cara Permudaannya


Menurut Arief (2001) klasifikasi hutan berdasarkan cara permudaannya dibedakan
menjadi tiga bagian yaitu:
a. Hutan Alam (Natural Forest) merupakan hutan yang tumbuh secara alami tanpa adanya
campur tangan manusia. Hutan alam mempunyai keanekaragaman flora yang tinggi.
b. Hutan Buatan (Artificial Forest) adalah hutan tanaman pohon yang sengaja ditumbuhkan
oleh manusia dan dikelola secara intensif.
c. Hutan Permudaan Alam (Natural Regenaration Forest) merupakan hutan alam yang
mendapat perlakuan campuran tangan manusia dalam pengelolaannya sehingga disebut
hutan buatan.

2.1.3 Pemanfaatan Hutan


8

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan Penggunaan Kawasan Hutan
menjelaskan bahwa pemanfaatan hutan adalah bentuk kegiatan berupa pemanfaatan hasil hutan
kayu dan bukan kayu, pemanfaatan kawasan hutan, pemanfaatan jasa lingkungan, serta
pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap
menjaga kelestariannya. Pemanfaatan hutan berdasarkan fungsi pokoknya dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1) Pemanfaatan hutan pada hutan konservasi seperti: kawasan hutan suaka alam, kawasan
hutan pelestarian alam, dan taman buru.
2) Pemanfaatan hutan pada hutan produksi dapat berupa: pemanfaatan kawasan, pemanfaatan
hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta pemungutan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan
kayu.
3) Pemanfaatan hutan pada hutan lindung dapat berupa:
a. Pemanfaatan kawasan meliputi: usaha budidaya tanaman obat (herba), budidaya
penangkaran satwa liar, budidaya jamur, budidaya perlebahan, danbudidaya tanaman
hias.
b. Pemungutan hasil hutan bukan kayuberupa: mengambil rotan, mengambil buah dan
aneka hasil hutan lainnya, dan mengambil madu.
c. Pemanfaatan jasa lingkungan berupa: usaha wisata alam, olah raga tantangan (arum
jeram), penyelamatan hutan dan lingkungan, serta pemanfaatan air.
9

2.2 Wisata Alam Hutan Lindung Sesaot

Gambar 2.1. Hutan Lindung Sesaot


(Sumber: mobillombok.com)
Menurut Mudhofir (2019) menyatakan bahwa komposisi vegetasi penyusun hutan
lindung diberbagai kawasan memiliki karakteristik yang berbeda, perbedaan tersebut
disebabkan adanya perbedaan pengelolaan kawasan.Salah satu hutan lindung yang telah
dimanfaatkan jasa lingkungannya sebagai wisata alam yaitu Hutan Lindung Sesaot.Hutan
Sesaot telah memiliki fungsi sebagai hutan lindung dengan pertimbangan daerah tersebut
penting untuk resapan air guna menunjang kebutuhan air minum dan irigasi bagi warga
Lombok Barat, serta Wisata Alam Hutan Lindung Sesaot terletak pada bagian barat dari
kompleks Taman Nasional Gunung Rinjani (Hidayat, 2014).
Luas seluruh wilayah Hutan lindung Sesaot terdiri dari 43% hutan buatan dan 56%
hutan alami dengan secara umum hutan ini terbagi menjadi 3 area yaitu hutan primer, hutan
sekunder, serta perkebunan Mahoni. Total luas Hutan Lindung Sesaot wilayah Resort Sesaot
yaitu sebesar ±6.270 HA (Peta Wilayah Resort Sesaot, 2017).

2.3 Vegetasi
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan saling berinteraksi sehingga
membentuk suatu ekosistem(Agustina, 2018).Segala hal yang ditekankan pada hubungan sangat
erat antara komponen organisme dengan faktor lingkungan, maka hal ini disebut
ekosistem.Komponen utama suatu ekosistem alamiah maupun buatan yaitu komponen biotik
10

dan komponen abiotik.Menurut Irawati (2014) ada berbagai jenis vegetasi tumbuhan yaitu
dimulai dari strata semak, perdu herba, dan pohon.Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem
yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya (Prasojo, 2018).

2.3.1 Struktur dan Komposisi Vegetasi


Struktur vegetasi adalah suatu organisasi individu–individu dalam ruang yang
membentuk suatu pertambahan tipe vegetasi atau asosiasi tumbuhan (Destaranti,
2017).Komposisi vegetasi adalah daftar floristik dari variasi jenis flora yang menyusun suatu
komunitas (Nurjaman, 2017).Menurut Indriyanto (2006), secara garis besar struktur vegetasi
dibatasi oleh tiga komponen, yaitu:
1) Stratifikasi, merupakan diagram profil menggambarkan lapisan (strata) pohon (tree), tiang
(pole), semai (seedling), pancang (sapling), dan herba sebagai penyusun dari vegetasi.
2) Penyebaran horizontal penyusun vegetasi tersebut menggambarkan, letak dan kedudukan
dari satu anggota terhadap anggota yang lain.
3) Kelimpahan atau banyaknya individu dari jenis penyusun tersebut.

2.3.2 Analisis Vegetasi


Menurut (Bakri, 2009) analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari dan bentuk
dan susunan vegetasi tumbuh-tumbuhan seperti mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat pohon
dan permudaannya.Analisa vegetasi merupakan cara mempelajari bentuk (struktur) vegetasi dan
susunan (komponen jenis).

2.4 Pemanfaatan Hasil Penelitian Menjadi Sumber Belajar Biologi


Sumber belajar biologi merupakan daya yang dapat berupa alat, tempat, maupun orang
dimanfaatkan untuk kepentingan saat proses pembelajaran berlangsung supaya dapat
memberikan kemudahan pada peserta didik untuk memperoleh ilmu pengetahuan, informasi, dan
mengembangkan keterampilannya (Khanifah, 2012).
Hasil serta luaran yang diharapkan dalam penelitian ini sejalan dengan taksonomi bloom
dan juga standar isi dari kurikulum 2013, sehingga kompetensi siswa dalam proses pembelajaran
dapat diperoleh dalam 3 aspek, yaitu: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penjelasan
mengenai ketiga aspek tersebut sebagai berikut: 1) Aspek Kognitif, siswa diharapkan dapat
menjelaskan ciri-ciri tingkat keanekaragaman hayati, menjelaskan penggertian klasifikasi
makhluk hidup, serta dapat mengkriteriakan tata nama binomial berdasarkan kajian literatur; 2)
11

Aspek Afektif, siswa diharapkan dapat memiliki sikap, minat dan semangat dalam
memanfaatkan vegetasi di hutan sebagai pencegah banjir, dapat menjaga keseimbangan hutan,
pencegah erosi, serta siswa dapat diharapkan memiliki sikap mengagumi ciptaan Tuhan; dan 3)
Psikomotorik, siswa diharapkan dapat terampil dalam memahami, menjaga, serta ikut merawat
vegetasi, sehingga menghasilkan lulusan dengan kemampuan yang ahli dalam bidang
lingkungan, serta dapat membuat laporan ilmiah hasil pengamatan tentang tumbuhan.
12

2.5 Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Wisata Alam Hutan lindung Sesaot

Karakteristik Vegetasi di Hutan lindung Sesaot

Abiotik Karakteristik Biotik

Kelembaban Suhu

Penelitian Sebelumnya

Struktur dan Komposisi Vegetasi

Identifikasi

Ciri-ciri Spesies

Sumber Belajar Biologi

Gambar 2.2 Kerangka konseptual struktur dan komposisi vegetasi Hutan Lindung Sesaot

Anda mungkin juga menyukai