Oleh
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 April 2021 pukul 07.00-09.50.
Melalui via zoom meeting.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Komputer dan Smart Phone.
Sedangkan untuk bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Jurnal serta
website resmi tentang manajemen hutan.
Hutan sebagai salah satu sumber saya alam yang bersifat dapat diperbaharui
memiliki peran dan kontribusi yang sangat penting bagi kelansungan hidup umat
manusia secara lintas generasi. Karena itu, menjadi sangat penting bagi
masyarakat Indonesia untuk memahami seberapa besar potensi yang terkandung
dalam sumber daya hutan sehingga proses pengelolaan dan pemanfaatannya baik
dalam konteks manfaat ekonomi, ekologi dan sosial akan dapat dilakukan secara
efektif dan optimal (Syamsu dkk, 2009).
Akar kecapi berkhasiat sebagai obat keputihan, penguat tubuh wanita setelah
melahirkan, obat sakit perut dan diare, sedangkan daunnya digunakan sebagai
obat batuk.Buah dari tanaman gondang putih memiliki khasiat sebagai obat
mencret dan obat eksim.Kandungan kimianya berupa saponin, fl avanoida dan
polifenol.masyarakat di daerah sunda memanfaatkan buah dan daun tanaman
lampeni untuk mengobati sakit perut (murus). Kulit batang tanaman jemang oleh
etnis Anak Dalam di daerah Jambi biasa digunakan untuk mengobati diare, dan
dikenal dengan nama daerah merepuyon. Selain itu pucuk daun tanaman ini juga
berkhasiat dalam memperlancar kelahiran, dan biasa dimanfaatkan oleh orang-
orang etnis melayu tradisional di daerah perbatasan Riau-Jambi (Abdullah dkk,
2010).
Bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, hutan identik sebagai objek lanskap
yang sakral, tertutup, dan harus dijaga, sehingga muncul tradisi menjaga
hutan.Pernyataan ini didukung dengan adanya budaya lisan tentang sebuah
larangan untuk memasuki, merusak, atau berbuat tidak pantas di sekitar hutan. Hal
tersebut merupakan produk para leluhur yan melakukan buday lisan secara turun
temurun yang secara tak langsung melestarikan keberadaan hutan .Jadi, bagi
masyarakat Indonesia pada umumnya, lanskap-lanskap dengan kerapatan vegetasi
yang tinggi, cenderung mendapatkan penilaian kesan yang cenderung
menakutkan. Tak heran dari hasil penelitian ini,lanskap-lanskap dengan kerapatan
vegetasi yang tinggi tidak memperoleh nilai kualitas visual yang tinggi (Syahadat
dan Priambudi, 2020).
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Syahadat, Ray March, and Priambudi Trie Putra.2020. Manfaat visual keberadaan
hutan kota Padang Golf Halim. Jurnal Arsitektur Lansekap . 6(1): 107-114.
Hastari , Belinda dan Reri Yulianti. 2018. Pemanfaatan Dan Nilai Ekonomi Hasil
Hutan Bukan Kayu Di Kphl Kapuas Kahayan.Jurnal Hutan Tropis Vol
6(2):145- 153.
Suzana, B. O. L., Timban, J., Kaunang, R., & Ahmad, F. (2011).Valuasi Ekonomi
Sumberdaya Hutan Mangrove Di Desa Palaes Kecamatan Likupang Barat
Kabupaten Minahasa Utara.Agri-Sosioekonomi, 7(2), 29-38.
Syamsu ,Supratman, dan Muhammad Alif K.S.2009. Buku Ajar Ekonomi Sumber
D aya Hutan . Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.Makassar.
Temmalewa, M. (2012). Daerah Jelajah (Home range) dan Perilaku Harian Soa-
soa (Hydrosaurus amboinensis) Di Hutan Pendidikan Universitas
Hasanuddin (Skripsi).Makassar
Yulian, Erfan Noor., Lailan Syaufina., dan Eka Intan K.P. 2011. Valuasi
Ekonomi Sumberdaya Alam Taman Hutan Raya Bukit Soeharto Di Provinsi
Kalimantan Timur. JPSL. 1)1: 38–46
Widyarini ,P.A. dan Heddy, Y.S.B. 2018. Penilaian Estetika dan Fungsional
Pohon Tepi Jalan Berdasarkan Persepsi Pengguna Jalan (Studi Kasus : Jl
Ijen dan Jl Veteran Kota Malang). Jurnal Produksi Tanaman.. 6(9), hlm
2320 – 2327.
Wirakusumah. 2003. Ekonomi Sumberdaya Hutan. Departemen Manajemen
Hutan IPB. Bogor