Hutan produksi adalah jenis hutan yang sering dimanfaatkan dalam produksi pada hasil hutan.
Produksi yang dihasilkan dalam bentuk kayu maupun hasil non kayu.
Pemenuhan pengelolaan hutan produksi biasa dijadikan masyarakat untuk bahan baku. Hutan
produksi memiliki kawasan yang luas dan dikelola oleh Pemda (pemerintah daerah) dan
perusahaan swasta.
Dalam pengelolaannya, hutan produksi seringkali dikelola oleh Perum Perhutani. Terlebih lagi,
terdapat izin usaha yang harus dimiliki untuk pengelolaan jenis hutan ini diantaranya yaitu:
Baca juga: Hutan Pantai Adalah: Pengertian, Ciri-ciri, Persebaran dan Manfaatnya
Para ahli dan cendekiawan telah mengemukakan beberapa pengertian hutan produksi
diantaranya yaitu:
1. Ekawati (2013)
Menurut Ekawati, pengertian hutan produksi adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi untuk
memenuhi kepentingan produksi hasil dari hutan dengan tujuan untuk mendapat manfaat dari
ekonomi yang besar. Namun tetap memperdulikan kelestarian lingkungan dan keadaan
lingkungan kawasan hutan tersebut.
2. Hamidah (2019)
Pengertian hutan produksi menurut Hamidah adalah wilayah hutan yang memiliki fungsi utama
dalam produksi hasil hutan. Hasil hutan tersebut dalam bentuk kayu utuh yang akan dikirim
untuk disimpan.
3. Romzy (2019)
Hutan produksi adalah wilayah hutan yang dapat dimanfaatkan untuk produksi hasil hutan
dengan kegiatan berupa penanaman, pengelolaan, pengamanan, panen hingga pemasaran
hasil hutan.
Wibowo dan Zaini menjelaskan pengertian hutan produksi yaitu bagian dari sumber daya alam
yang bisa diperbaharui dengan pengelolaan yang harus bijak agar kelestarian manfaatnya dapat
dipastikan untuk jangka panjang.
5. Indriyanto (2008)
Hutan produksi menurut Indriyanto merupakan kawasan hutan yang memiliki fungsi utama
untuk produksi hasil pada hutan.
Berbeda dengan hutan lindung dan jenis hutan lainnya, hutan produksi mempunyai karakteristik
dan ciri-ciri khusus diantaranya yaitu:
Hutan produksi memang ditanami untuk ditebang dan hasilnya akan diambil. Contohnya, pohon
akasia ditanam karena dapat ditebang untuk pembuatan bahan baku kertas.
Pada umumnya, hutan mempunyai beberapa tanaman yang dapat digunakan untuk keperluan
industri yaitu pohon akasia, pohon jati dan tanaman karet. Sehingga lahan pada hutan produksi
ditanami hanya satu jenis tanaman tersebut.
Pengelolaan hutan produksi biasa dilakukan oleh Pemda ataupun pengusaha swasta dengan izin
usaha yang. Hal ini disebabkan wilayah hutan yang luas dan hasil yang banyak untuk dikelola.
Dalam pengelolaan hutan produksi harus terdapat pengawasan yang ketat terutama dalam izin
yang diberikan dari pemerintah pusat ke perusahaan swasta. Tindakan tersebut dilakukan untuk
melestarikan lingkungan hutan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 104 Tahun 2015, hutan produksi terbagi
menjadi 5 jenis yaitu:
Hutan Produksi Terbatas (HPT) merupakan lingkup hutan dengan jenis tanah, lereng serta
intensitas hutan yang setelah dikali dengan angka penimbang berada pada skor di antara 125-
174.
Jenis hutan HPT berada di luar lingkungan hutan lindung, suaka alam, pelestarian alam dan
taman buru. HPT tidak dapat dieksploitasi secara besar-besaran karena letaknya yang berada
pada pegunungan dengan topografi yang curam.
Hutan Produksi Tetap (HP) adalah lingkup hutan dengan jenis tanah, lereng serta intensitas
hutan yang setelah dikali dengan angka penimbang berada pada skor di bawah 125.
HP tidak termasuk kawasan hutan lindung, suaka alam, pelestarian alam dan taman buru.
Tindakan eksploitasi dan pemanfaatan pada jenis hutan ini dapat menyeluruh, dengan teknik
tebang pilih atau pun tebang habis.
Jenis hutan ini terletak pada topografi yang cenderung landai, curah hujan yang sedikit dan
memiliki resiko erosi yang rendah.
Hutan Produksi Dapat Dikonversi (HPK) adalah daerah hutan produksi dengan sifat produktif
dan tidak produktif.
Berdasarkan ruang, lingkup hutan produksi tersebut dapat dijadikan sebagai cadangan guna
aktivitas pembangunan luar hutan. HPK dapat dijadikan sebagai pengganti lahan untuk
pertukaran di kawasan hutan.
Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah kawasan hutan yang ada dalam hutan produksi.
Manfaatnya adalah untuk meningkatkan potensi serta kualitas hutan produksi itu sendiri, yaitu
melalui cara budidaya.
Metode tersebut dilakukan guna memenuhi kebutuhan bahan industri. Kegiatan yang dilakukan
antara lain, persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, kegiatan panen, dan
pengolahan.
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) adalah hutan dengan skala yang kecil. Luas areanya sekitar 5-10
hektar per kepala keluarga (KK).
Pengelolaan HTR melibatkan masyarakat sekitar hutan. Tujuannya adalah untuk memberikan
peluang kepada masyarakat supaya dapat mengantisipasi kekurangan di bidang industri.
Kawasan yang diperbolehkan untuk tujuan Hutan Tanaman Rakyat adalah kawasan tidak
produktif, padang ilalang, tanah kosong dan area yang tidak memerlukan izin.
Peraturan Terkait Hutan Produksi
Di Indonesia terdapat aturan yang mengatur mengenai hutan yang dikhususkan untuk
eksploitasi, yaitu:
Peraturan Pemerintah No 104 Tahun 2015 mengenai Tata Cara Perubahan dan Fungsi dari
Kawasan Hutan.
Baca juga: Apa itu SVLK? Pengertian, Tujuan, Syarat dan Mekanisme Pendaftaran Sistem
Verifikasi Legalitas Kayu
Dalam pengelolaan dan eksplorasi hutan produksi memberikan banyak bagi masyarakat yang
tinggal di sekitar hutan. Beberapa manfaat hutan produksi diantaranya yaitu:
Lahan pembangunan kawasan serta pemanfaatan hasil hutan, berupa kayu dan non kayu yang
dapat diperjual belikan akan meningkatkan kualitas pasar. Selain itu juga akan menjadi potensi
lapangan kerja yang tepat untuk masyarakat.
Kawasan Hutan Produksi dapat menjadi kawasan budidaya dan perlindungan, seperti budidaya
tanaman obat, lebah, penangkaran untuk satwa, hingga budidaya sarang bu rung wallet .
Sebagai tempat wisata alam, sama halnya dengan jenis hutan lain nya. Hutan Produksi juga
dapat dijadikan sebagai kawasan wisata karena kawasan sekitar memiliki kondisi yang sejuk
dan asri.
Hutan Produksi juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
hal ini cenderung lebih aman dan efektif karena dalam hal eksplorasi pun hutan produksi lebih
ketat daripada jenis hutan lain. Sehingga sumber daya alam yang ada di dalamnya akan lebih
terlindungi.
Sebagai perlindungan lingkungan karena peran Hutan sebagai paru-paru dunia, sekaligus dapat
menyerap dan sebagai cadangan karbon.
Hutan produksi adalah jenis hutan yang sering dimanfaatkan dalam produksi pada hasil hutan
kayu dan bukan kayu. Pengelolaan hutan ini membutuhkan perizinan dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah dan instansi terkait.
Referensi dan rujukan yang digunakan pada artikel dan pembahasan ini.