STUDI KASUS
Rencana pembangunan hutan tanaman hingga pemeliharaan tahun ke-5
Luas areal : 10 ha
Penanaman dilaksanakan : Oktober hingga Desember 2020
Jarak tanam : 3mx3m
Komposisi : 80 % pokok, 20% pengisi
5.1. Jumlah Tanaman yang Dibutuhkan
Jenis tanaman : jati (pokok), kesambi (pengisi)
Jarak tanam : 3x3 m.
Tanaman pokok yang dibutuhkan : 80% dari total tanaman
Tanaman pengisi yang dibutuhkan : 20% dari total tanaman yang akan ditanam.
Luas lahan : 100.000 m2.
jumlah tanaman yang dibutuhkan : 11.111 bibit. Bibit tanaman jati yang dibutuhkan
adalah sebanyak 8.888 bibit dan tanaman pengisi yang dibutuhkan adalah 2.222 bibit.
Perbenihan :
a. Asal benih : Puslitbang Cepu
b. Identitas benih : Klon A (97) dan Klon B (101)
c. Sumber benih : Kebun pangkas stek pucuk
Benih yang digunakan mengandalkan produksi dari kebun pangkas
a. Luas kebun pangkas : 1 ha
b. Jumlah indukan : 10.000 pohon
c. Jarak tanam : 1m x 1m
d. Produktivitas kebun pangkas : 1.200.000 pucuk/tahun
e. Kebutuhan bibit: 8.889 plc
f. Target produksi : 10.000 pucuk
Persemaian :
a. Tipe persemaian : persemaian permanen
b. Luas persemaian : 7,5 ha
c. Jumlah bedeng : 1200 bedeng
Pembibitan:
d. Ukuran bedeng : 5m x 1m a. Kebutuhan bibit :
e. Kapasitas bedeng : 1000 bibit • Jati : 8889 plc
f. Jarak antar bedeng : 0,5m • Kesambi : 2.222 plc
g. Fasilitas : b. Kebutuhan bedeng : 12
• Kantor mandor bedeng
• Mushola c. Kebutuhan luas : 60m2
• Tempat parker d. Ukuran polybag : 10cm x
• Jalan angkutan 15cm
• Jaringan pipa air e. Kebutuhan media :
• Gudang • Kompos : 1.610 kg
• Pos jaga • Pasir : 1.555 m3
• Rumah genset • Top soil : 7.77 m3
h. Kapasitas produksi : f. Kebutuhan lain :
3.000.000 plc • Larutan IBA : 0.2 gr
• Pupuk kandang : 33.333 kg
Jenis tanaman yang akan ditanam disesuaikan dengan kelas perusahaan, untuk
studi kasus ini kelas perusahaan yang digunakan adalah kelas perusahaan jati.
Pemeriksaan lapangan dilakukan Asper/KBKPH setelah SPT (Surat Perintah Tanam)
diterima pada bulan Januari. Pada kegiatan pemeriksaan lapangan ditentukan batas dan
bidang tanam sekaligus memasang patok-patok tanda batas sementara dengan rincian
patok batas tanaman, patok tanda larangan, dan patok batas khusus. Patok batas
tanaman ditanam pada batas-batas bidang tanaman. Patok tanda larangan ditanam pada
lereng terjal, tepi jurang, sumber mata air, sungai, selokan/parit, telaga, waduk, dan
monument. Patok tanda batas khusus ditanam di sekeliling tempat-tempat yang becek
dan tandus yang tidak dapat ditanami jati. Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan
dalam rencana tapak berskala 1:10.000 menggambarkan lahan yang boleh ditanami
dan tidak boleh ditanami antara lain: jurang, mata air, lereng yang terjal, KPS
(Kawasan Perlindungan Setempat), dan jalan pemeriksaan sehngga diketahui luas
efektif tanaman. Dari hasil rencana tapak dibuat blok-blok tanaman yang dibatasi jalan
pemeriksaan atau batas-batas alam (4-5 ha/blok). Penomoran blok searah jarum jam
dimulai dari arah barat laut.
Sistem Tanaman dipilih Tumpangsari karena lahan yang akan ditanami
memenuhi syarat untuk Tumpangsari yaitu:
a. Kelerengan <15%
b. Tenaga kerja mudah diperoleh (pesanggem)
c. Lokasi dekat dengan desa
d. Tingkat erosi rendah
e. Bonita II1/2 up
f. Aksesibilitas mudah
5.4. Penanaman
Tabel . Tata Waktu Penanaman