Anda di halaman 1dari 19

PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN

Sasaran :
Menghasilkan
pertumbuhan

tanaman
yang

baik

kelapa
dan

sawit

mampu

dengan

keragaan

memberikan

tingkat

produktivitas TBS yang tinggi


1. Pemeliharaan jalan dan jembatan
Pemeliharaan jalan ditekankan kepada parit-parit jalan, agar pada
saat hujan air dapat mengalir dengan lancar. Disamping itu,
pemeliharaan kondisi jalan juga sangat pentin, yaitu diusahakan
dalam keadaan cembung dan tidak ada genangan air di tengah
jalan
Perbaikan jalan dilakukan secara manual maupun mekanis
dengan bantuan Garder dan Compactor. Sedangkan untuk
pemeliharaan jembatan dan parit jalan dilakukan secara manual.
Segera

kayu-kayuan/

rumput/

sampah

yang

menghambat

kelancaran air harus dibuang/dibersihkan.


Untuk mencegah erosi badan jalan yang menyangga jembatan,
maka parit jalan yang langsung menuju ke jembatan agar
disimpangkan/dibelokkan agak jauh dari jembatan.
Pemeliharaan jalan primer, sekunder, dan tersier diupayakan
secara mekanis dengan menggunakan Grader dan Compactor.
Rotasi pemeliharaan 1 x 6 bulan dengan penambahan sirtu atau
laterit sebanyak 5 % dari kebutuhan awal. Selanjutnya dilakukan
pemadatan dengan Compactor sebanyak 4 6 kali lintasan.
Apabila kondisi jalan primer telah rusak sebelum waktu rotasi
pemeliharaan tiba, maka peleliharaan dilakuakn secara manual.

Khusus untuk pemeliharaan jalan sekunder dan tersier yang


dilakukan secara manual, maka rotasi pemeliharaan adalah 1 x 6
bulan.
Apabila ditemukan lubang/cekungan dalam badan jalan, maka
dilakukan penimbunan dengan tanah dan sirtu. Sedangkan
apabila badan jalan terlalu tinggi maka harus dilandaikan.
Untuk kegiatan pengerasan jalan, maka badan jalan yang telah
dibentuk dan dipadatkan agar ditabur sirtu atau laterit dengan
ketebalan 10 15 cm dan selanjutnya dipadaykan kembali
dengan Compactor sebanyak 4 6 kali lintasan.
2. Pemeliharaan Teras, Rorak, dan Tapak Kuda
Tapak kuda
Pemeliharaan tapak kuda dilakukan dengan menimbun tanah
yang terhanyut/longsor

oleh

air.

Penambahan tanah untuk

perbaukan diambil dari dinding teras.

Rotasi pemeliharaan

dilakukan 1 x 3 bulan
Rorak
Pemeliharaan rorak dilakukan dengan menggali keluar tanah yang
masuk ke dalam rorak, mencabut gulma yang tumbuh dan
kacangan yang masuk serta menutupi rorak.
Teras
Tanah

galian

teras

yang

longsor

harus

diperbaiki

dan

mengembalikannya ke tempat semula. Dinding permukaan harus


selalu dipelihara agar sudut kemiringan tetap 100. Rehabilitasi
teras dilakukan 1 x 3 tahun. Pemeliharaan benteng penahan erosi
dilakukan apabila ada kerusakan akibat aliran permukaan yang
berlebihan.
3. Pemeliharaan Parit/Drainase

Pemeliharaan drainase dilakukan dengan mengangkat tanah yang


masuk atau menutupi parit, membuang sampah, akyu-kayuan,
rumput dan semak yang tumbuh di tebing.
Rotasi pemeliharaan dilakukan 1 x 6 bulan.

4. Dongkel Kayu-kayuan
Semua gulma berkayu yang merupakan kompetitor tanaman
harus didongkel sampai akarnya.
Semua jenis keladi dan pakis gajah harus disongkel, kemudian
dijepit dengan cagak agar cepat kering.
Rotasi dongkel anak kayu dilakukan 1 x 3 bulan.
5. Pemeliharaan Piringan, Pasar pikul, dan TPH
Piringan dan pasar pikul harus bersih dari gulma. Pemeliharaan
piringan dilakukan hingga jari-jari 2,4 m dari pangkal batang
tanaman.
Pada areal rendahan yang basah/becek, gulma yang tumbuh di
gawangan dibabat sampai tandas.
Rumput-rumput dan pakis-pakisan yang tumbuh pada batang
kelapa sawit harus dicabut bersih sampai setinggi jangkauan
tangan.
Rotasi pemeliharaan piringan dan dasar pikul secara manual
dilakukan 2 3 bulan sekali.
Penggunaan herbisida untuk mengendalikan gulma di piringan
dan pasar pikul pada areal terbuka menggunakan herbisida
sulfosat/gifosat sebanyak 200 cc/90 ltr air/ha dan diselingi
dengan menggaruk dengan rotasi 1 x 6 bulan. Sedangkan pada
areal tertutup digunakan herbisida paraquat dengan dosis 250
cc/90 ltr air/ha dengan menggunakan nozzle biru.

Rotasi denagnmenggunakan herbisida paraquat dan sulfosat


adalah 1 x 3 bulan.
Pemeliharaan
pemeliharaan

tangga

panen

piringan

dan

dilakukan
pasar

bersamaan

pikul,

yaitu

dengan
dengan

memperbaiki kondisi anak tangga yang rusak dan membersihkan


rumput-rumputan.
TPH harus bersih dari gulma/rumput dan diperbaiki kembali
apabila bentuk TPH sudah rusak. Pekerjaan pemeliharaan TPH
dilakukan secara manual dan bersamaan dengan pemeliharaan
piringan.

6. Pemeliharaan Pasar Hektar


Pada saat TM-1, di dalam areal tanaman dibuat pasar hektar
untuk setiap 11 pohon dengan arah tegak lurus barisan tanaman
dan

dibuat

dengan

lebar

1,5

m.

Pembuatan

dan

pemeliharaannya adalah bersamaan dengan pembuatan dan


pemeliharaan piringan dan pasar pikul.
7. Pemangkasan Pelepah dan Sanitasi
Maksud dilakukannya pemangkasan pelepah adalah sebagai
berikut :

Menjaga keseimbangan metabolisme tanah.

Memperlancar penyerbukan.

Mempermudah pemanen buah.

Mempermudah penilaian kematangan buah.

Mengurangi kehilangan brondolan buah akibat terjepit pada


ketiak pelepah.

Mengurangi penghambat pembesar buah.

Mengurangi kelembaban sehingga dapat mencegah serangan


hama dan penyakit.

Pangkasan produksi dilakukan haay pada saat awal tahun


dimulainya kegiatan panen.

Pangkasan panen dilakukan untuk menjaga kebersihan dan


proses metabolisme tanaman.
Pada tanaman menghasilkan yang masih muda (TM-1), panen
pada

tahun

penyangga.

pertama
Namun

dilakukan

setelah

tanpa

memotong

bulan

pelepah

perlu

diadakan

pemeliharaan

sekaligus

pemangkasan terhadap pelepah.


Pada

saat

dilakukan

pemangkasan

dilakukan pembersihan terhadap sampah yang berada di pohon


seperti sisa bunga jantan, buah busuk, buah-buah yang tidak jadi
(kering), tumbuhan yang tumbuh pada batang tanaman sampai
ketinggian 2 m dari tanah (terjangkau tangan).
Pangkasan pemeliharaan menurut umur tanaman disajikan pada
Tabel 1.
Pelepah yang telah dipangkas agar dipotong menjadi 2 s/d 3
bagian. Bagian berduri diletakkan menghadap ke bawah disusun
diantara pohon yang tegak lurus terhadap pasar pikul, minimal 1
m dari tepi piringan pohon. Sedangkan bagian yang tidak berduri
disusun di gawangan mati sejajar dengan pasar pikul.
Tabel 1. Jumlah pelepah menurut umur tanaman
Umur

Rotasi

Jumlah pelepah

(tahun)

pemangkasan

normal

(bulan)

Yang ditinggal di

1x6

pohon
57 64

5 - 10

1x6

49 56

10

1x8

42 - 48

Pada daerah miring, penyusunan pelepah dilakukan di pinggir


piringan searah kontur.
Tidak diperkenankan ada pelepah yang masuk atau menutupi
piringan, parit, pasar pikul, dan jalan.
Pelepah

dipotong

mepet

terhadap

batang

dengan

bekas

batang

dengan

bekas

potongan membentuk tapak kuda.


Pelepah

dipotong

mepet

terhadap

potongan membentuk tapa kuda.


Pemengkasan pelepah, sebaiknya tidak dilakukan pada saat
panen puncak. Sedangkan pada daerah yang memiliki musim
kering panjang, maka pemangkasan agar diselelsaikan sebelum
musim kemarau tiba.
8. Pemupukan
Mengingat biaya pemupukan yang cukup tinggi (60% - 70% dari
biaya

pemeliharaan

),

maka

dalam

aplikasinya

harus

memeperhatikan 4 tepat :

Tepat Jenis : pemberian pupuk disesuaikan dengan kebutuhan


unsur hara tanaman.

Tepat Dosis : jumlah dosis pupuk yang diberikan harus sesuai


dengan kebutuhan tanaman.

Tepat Waktu : pemupukan dilakukan sesuai jadwal dengan


memperhatikan keadaan cuaca saat dilaksanakan pemupukan.

Tepat Cara : cara pembarian pupuk dan letak tebar pupuk


harus dilakukan secara tepat dengan memperhatikan umur
tanaman dan penyebaran akar.

Jenis dan dosis pupuk sert frekuensi pemupukan didasarkan pada


hasil rekomendasi pemupukan dari Balai Pusat Pemeliharaan
Kelapa Sawit.

Jenis dan letak teber pupuk sesuai dengan umur tanaman


disajikan pada lampiran.
Pemupukan pada level areal jurangan atau areal tapak kuda
dilakukan di dalam piringan dengan 2/3 dosis dari jumlah pupuk
yang diberikan, ditaburkan pada lingkaran yang berdampingan
dengan dinding tapak kuda dan 1/3 dosis, dosis ditaburkan di
bagian atas tapak kuda.
Tidak diperkenankan menaburkan pupuk pada kaki tapak kuda.
Urutan applikasi pupuk dimulai dengan pupuk yang mengandung
hara

N,

K,

Mg

dan

terakhir

atau

disesuaikan

dengan

rekomendasi Balai/Pusat Penelitian Kelepa Sawit.


Interval waktu aplikasi pupuk N, K, dan Mg masing-masing
minimum 1 minggu. Namun, apabila sumber hara N berasal dari
pupuk ZA dan sumber hara Mg berasal dari pupuk Kieserite, maka
interval waktu aplikasi adalah 3 minggu.
Interval waktu aplikasi pupuk ZA (diberikan lebih dahulu) dengan
pupuk RP dianjurkan 4 minggu atau dapat dipercepat menjadi 2
minggu apabila pada kurun waktu tersebut curah hujan 50 mm
(tanah cukup basah dan lembab).
Sebelum pemupukan dilaksanakan, keadaan piringan, tapak
kuda, teras dan kontur dan sifit/torak harus dalam keadaan baik
dan bebas dari gulma.
Pada piringan pohon yang berbatasan dengan parit, rorak, tebing
dan teras jalan, penebaran pupuk jangan sampai masuk ke dalam
parit, rorak, tebing dan teras jalan.
Pupuk yang masih menggumpal, sebelum ditebar harus ditumbuk
hingga hancur, kemudian baru ditebar.
a. Sarana dan peralatan pupuk.

Untuk mengukur jumlah pupuk yang akan diaplikasikan


digunakan takaran pupuk yang ukurannya disesuaikan dengan
jenis dan dosis pupuk yang akan diberikan.
Luas areal yang dipremikan maksimum 30 % dari luas areal
yang dipupuk padi hari tertsebut.
b. Organisasi pemupukan.
Persiapan yang diperlukan untuk mengatur kerja pemupukan,
yaitu :

Persiapan awal dilakukan erkaitan dengan rekomendasi


pemupukan yaitu mempersiapkan jenis, dosis, jumlah dan
kebutuhan pupuk.

Untuk permintaan kebutuhan pupuk gigunakan pupuk AU58. padasaat akan memupuk harus sudah dipersiapkan
jumlah tenaga penabur, pengecer dan pengangkut pupuk.

Piringan dan pasar pikul harus dalam keadaan bersih dari


kotoran dan gulma. Apabila menggunakan sitem pocket,
maka pada piringan dibuat lubang pupuk sebanyak 4 6
lubang dengan jarak > 1 m dari batang pohon.

Peralatan yang dipersiapkan adalah takaran pupuk untuk


masing-masing dosis pupuk, ember pupuk, selendang, dan
parang untuk merobek kantong pupuk.

Asisten Afdelling harus membuat rencana harian dan rencana


mingguan pemupukan.
Asisten Afdelling harus membuat peta pemupukan harian dan
barchart pempukan yang emnggambarkan lokasi, rencana,
dan realisasi pemupukan.
Asisten Afdelling juga harus dapat menentukan letak Supply
Point Besar (SPB) (5 10/ha/SPB) dan letak Supply Point Kecil
(SPK) (> 2 ha/SPK).

Rasio tenaga pemupuk untuk areal rata-rata adalah 2 orang


penabur dan 1 orang pengecer, sedangkan untuk areal
jurangan dusesuaikan dengan kebutuhan.
Pengangkutan pupuk dari gudang ke lokasi dilalukan pada pagi
hari dan sekaligus dilakukan pengeceran pupuk pada tempattempat yang telah ditentukan untuk memudahkan kegiatan
pemupukan.
Tenaga pemupuk harus sudah siap di lokasi pemupukan paling
lambta 06.30 untuk memulai memupuk.
c. Pengawasan pemupukan.
Pengawasan pemupukan dilapangan harus dilakukan secara
ketat dan intensif oleh :

Mandor pupuk : sepanjang hari pemupukan.

Mandor besar : sepanjang hari pemupukan.

Asisten Afdelling : setiap hari pemupukan.

Asisten

kepala

semua

afdelling

pada

setiap

hari

pemupukan.

Administratur : penanggung jawab pelaksana pemupukan.

Selama

berlangsungnya

Afdelling

tidak

kegiatan

diperkenankan

pemupukan,
meninggalkan

Asisten
lokasi

pemupukan.
Selanjutnya, agar dilaksanakan administrasi dan pengawasan
pemupukan
Pemeliharaan

seperti

yang

Tanaman

disajikan

Belum

pada

Menghasilkan

Buku

Saku

(pemupukan

TBM).
9. Kesatuan Contoh Daun/KCD (Leaf Smapling Unit/LSJ)
Dalam menentukan areal untuk 1 unit KCD, maka areal tersebut
harus mempunyai keseragaman dalam unur tanaman, jenis

tanah, dan perlakuan kultur teknis serta variasi topografi dan


drainase sekecil mungkin.
Pada umumnya luas 1 unit KCD 20, 25, dan 30 ha. Apabila kondisi
blok

seragam,

maka

luas

KCD

dapat

diperbesar,

namun

sebaliknya tidak boleh lebih dari 40 ha.


Sistem pengembilan pohon contoh

Sistem

yang

digunakan

sesuai

petunjuk

Balai/lembaga

Penelitian adalah :

Sistem acak tersebar

Sistem sentral (terpusat)

Pola

penentuan

pohon

contoh

dengan

sistem

tersebar

dilakukan

dengan

disajikan pada Tabel 2.


Sementara

dengan

sistem

terpusat,

menentukan 2 3 baris tanaman yang dianggap mewakili


lingkungan 1 (satu) KCD dan umumnya dipilih yang terletak di
tengah areal. Dari barisan tanaman yang telah ditetapkan
tersebut, dipilih 30 pohon contoh dengan menggunakan
interval tertentu.
Pohon contoh yang telah ditentukan sebagai KCD harus diberi
tanda dengan cat dan diberi nomer. Pohon contoh yang telah
ditandai akan digunakan pada tahun berikutnya. Apabila setelah
1 tahun terdapat pohon contoh yang tidak dapat diambil daunnya
(misalnya karean sakit atau mati), maka diganti dengan pohon
lain pada barisan yang sama tetapi harus selang 1 pohon dan
dapat mewakili.
Tabel 2. Penentuan pohon contoh sistem tersebar
Luas

Jumlah

Jumla

(Ha)

pohon

h
Pohon
conto

Cara penentuan pohon


%

contoh

20

2.860

25

3.575

30

4.290

35

5.005

h
28
29
31
30

1,00

Setiap 10 pohon, selang

0,83

10 baris
Setiap 10 pohon, selang

0,72

12 baris
Setiap 10 pohon, selang

0,60

15 baris
Setiap 10 pohon, selang
16 baris

a. Syarat-syarat pohon contoh untuk KCD :

Pohon normal

Sehat dan tidak terserang hama/penyakit

Tidak dekat dengan parit, sungai, jalan atau bangunan.

Tidak bersebelahan dengan pohon mati atau sisipan.

Tidak berdekatan denag tanah/areal kosong.

Bukan pohon eks sulaman.

b. Penentuan daun untuk dianalisa

Untuk

tanaman

menghasilkan

(TM),

contoh

daun

yang

digunakan adalah pelepah daun ke-17, sementara untuk TBM


digunakan pelepah daun ke-8.

Apabila pelepah daun ke-17 tersebut rusak, maka pelepah


daun pengganti adalah pelepah daun ke-9. hanya saja
pergantian pelepah tersebut harus dicantumkan di dalam
label.

Untuk memudahkan dalam menentukan pelepah daun ke-17


dapat digunakan pedoman sebagai berikut :
-

Tentukan dahulu pelepah daun ke-1, yaitu daun termuda


dengan anak daun telah mekar seluruhnya atau jarak

antara helai atau anak daun yang satu dengan yang lainnya
di pangkal cabang telah tampak dengan jelas.
-

Di bawah pelepah daun ke-1 agak ke sebelah kiri (pusingan


kanan) dan agak ke sebelah kanan (pusingan kiri).

Selanjutnya letak pelepah daun ke-17 adalah di bawah


pelepah daun ke-9 agak ke sebelah kiri (pusingan kanan)
dan agak ke sebelah kanan (pusingan kiri).

Sebagai alat bantu untuk menentukan pelepah daun ke-17


tersebut, disajikan sketsa letak daun.

c. Waktu pengambilan contoh daun.


Agar cotoh daun yang dikirim untuk tujuan analisa benar, maka
hal-hal berikut perlu diperhatikan :
Pengambilan contoh daun dilakukan minimal 2 bulan setelah
pemupukan terakhir.
Untuk menghindari terjadinya hasil analisis yang bias, maka
pengambilan

contoh

daun

tidak

dilakukan

pada

musim

kemarau panjang ataupun pada bulan dengan curah hujan


lebih tinggi dari 400 mm
d. Prosedur Waktu pengambilan contoh daun.
Pengambilan contoh daun dilakukan pada pukul 07.00 s/d
11.00 siang. Pada ssat hari hujan atau sore hari pengambilan
contoh daun tidak diperkenankan.
Cara pengambilancontoh daun adalah sebagai berikut :

Potong pelepah daun ke-17.

Dari pelepah daun ke-17 tersebut, diambil 2 helai daun


pada bagian sebelah kiri dan 2 helai daun pada bagian

sebelah kanan. Pengambilan contoh helai daun tersebut


adalah pada titik ujung permukaan datar dari bagian atas
pelepah. Helai daun yang diambil adalah salah satu yang
tumbuhnya arah ke atas dan satu yang tumbuhnya arah ke
bawah.

Helai daun yang diambil, selanjutnya disebrsihkan dengan


kain lap yang dilembabkan.

Bagian helai daun yang digunakan untuk keperluan analisa


adalah

sepertiga

bagia

tengah,

dengan

membuang

sepertiga bagian bawah dan sepertiga bagian ujung daun.

Lidi dari heli daun dibuang dan kemudian helai daun dari 1
KCD diikat dan dijadikan 1 contoh.

Contoh daun agar dikeringkan pada hari itu juga dengan


cara

menggunakan

oven

pengering.

Pengeringan

dilakukan dengan memanaskan pada suhu 80 0 C selama 12


15 jam.

Selanjutnya daun contoh dimasukkan ke dalam kantong


plastik dengan dilengkapi label sebagai berikut :

10.

Nama kebun

Nomor KCD

Afdelling

Blok

Tahun tanam

Luas

Nomnor pelepah

Tanggal pengambilan

Pencatat

Bulan pemupukan terakhir

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Serangan hama pada stadium sedang sampai berat akan


menutrunkan produksi hingga mencapai 70 %, bahkan serangan
yang hebat dapat menyebabkan kematian tanaman.
Hama yang menyerang tanaman kelapa sawit adalah dari
golongan insekta dan mamalia. Golongan insekta antara lain :
ordo Lepidotera (kupu-kupu) misalnya ulat api dan ulat kantong,
ordo Coleoptera (kumbang) misalnya Oryctes sp, dan ordo
Orthoptera (belalang). Untuk golongan mamalia antara lain: tikus,
babi hutan, dan landak.
Untuk mencegah kerugian akibat serangan hama, perlu dilakukan
upaya pencegahan dengan menekan populasi hama hingga batas
toleransi.
Pada dasarnya pengenalan hama-hama dan pentakit penting
pada tanaman kelapa sawit telah disajikan di dalam buku saku
Tanaman Belum Menghasilkan. Pencegahan dan pengendalian
terhadap serangan hama dan penyakit di areal TM pada
umumnya relatif sama dengan di TBM. Hanya saja dalam
pengendalian hama dan penyakit di areal TM perlu disesuaikan
dengan

kondisi

pengendalian

ulat

tinggi

tanaman.

pemakan

daun

Sebagai

contoh,

keplapa

sawit

untuk
(UPDKS)

dilakukan dengan sistem pengabutan ataupun dengan sistem


infus akar.
11.

Pengendalian gulma

a. Pelaksanaan pengendalian
Pengendalian gulma di areal TM ditekankan pada penegndalian
alang-alang (wiping) sehingga areal tanaman selalu dalam
kondisi bebas alang-alang. Wiping alang-alang dilakukan
dengan menggunakan herbisida glifosat yang diularutkan ke
dalam air dengan konsentrasi 0,75 s/d 1 % dan dosis 20 s/d 30
cc/ha/rotasi

Cara wiping alang-alang, kain lap dicelupkan ke dalam larutan


herbisida glifosat (0,75 s/d 1 %), diperas dan kemudian
diusapkan secara merta pada permukaan daun.
Teknik menyiang gawangan secara manual dilakukan dengan
mencabut atau mendongkel semua gulma terutama gulma
berkayu

yang

tumbuh

di

gawangan.

Rotasi

pentiangan

dan

dilakukan

gawangan adalah 1 x 3 bulan.


Penyiangan

pasar

pikul

TPH

dengan

menggunakan herbisida glifosat (0,3 %) dengan rotasi 1 x 4


bulan. Pada areal yang masih murni LCC, penyiangan TPH
cukup dilakukan dengan cara dibabat.
Penyiangan piringan dapat dilakukan dengan cara manual
maupun

khemis.

Piringan

harus

bersih

sehingga

tidak

menggangu pengutipan brondolan dan pemupukan. Rotasi


penyiangan piringan pada TM 1 adalah 1 x 2 bulan. Pada TM II
dan seterusnya dengan sistem khemis dengan rotasi 1 x 3
bulan.
Pengendalian Mikania sp dilaksanakan secara khemis. Salah
satu herbisida yang dapat digunakan adalah 2,4 D amine
sebanyak 1,4 ltr/ha. Dianjurkan untuk menggunakan wetting
agent sebanyak 25 cc/100 ltr air.
Salah

satu

faktor

yang

perlu

dioerhatikan

dalam

penyemprotan gulma adalah kalibrasi dalam penyemprotan


herbisida perlu dioerhatikan keadaan nozzle, tekanan pompa,
kecepatan berjalan dan organisasi kerja.
Perencanaan yang matang, pelaksanaan yang cermat dan
teliti, pengawasan yang intrnsif dan kontinu merupakan kunci
keberhasilan dalam melaksanakan pengendalian gulma. Oleh
karena itu, perlu dibuat jadwal pelaksanaan pengendalian
gulma secara rinci yang meliputi :

Lokasi dan luas areal yang akan dikendalikan.


Jumlah tenaga kerja dan alat sprayer yang diperlukan.
Jumlah herbisida, wetting agent dan volume air yang
diperlukan.
Alat-alat yang digunakan seperti drum, jerigen, ember, gelas
ukur dan lain-lain.
b. Organisasi pengendalian gulma.
Penanggung jawab : Admistratur
Pelaksana teknis : Asisten Kepala, Asisten Afdelling, dan
Mandor I
Pembinaan teknis, berupa :
-

Pengenalan jenis gulma, termasuk pengetahuan secara


botanis.

Pengetahuan

dasar

metode

pemberantasan

dan

pengendalian gulma.
-

Pengendalian jenis-jenis herbisida dan wetting agent serta


perlindungan kesehatan.

Penugasan teknik penyemprotan terutama kalibrasi.

Pengetahuan tentang penggunaan serta perawatan alat


(sprayer).

12.

Penghitungan Tandan (Trossen telling)

Trossen telling dilakukan untuk estimasi produksi tandan yang


dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan mendatang. Pembentukan
tandan mulai dari penyerbutan sampai menjadi buah matang
yang siap dipanen memerlukan waktu 6 bulan.
Trossen telling dilakukan juga sebgai indikator pemantau atas
Rencana Kerja Anggaran Pendapatan tahunan dan pedoman
untuk pembuatan PAT Triwulan.

Trossen telling dilaksanakan 2 x 1 tahun yaitu 1 bulan sebelum


semester I (Desember) dan 1 bulan sebelum semester II (Juni)
Penetapan pohon contoh

Jumlah pohon yang diamati tergantung pada luas blok.


Berikut ini disajikan jumlah pohon contoh yang diperlukan.
-

Penetapan barisan tanaman contoh dilakukan dengan


interval 5 baris.

Dalam baris tanaman yang telah ditetapkan tersebut,


tentukan pohon contoh dengan interval 5 pohon.

Pada umumnya untuk blok dengan luas 25 ha, jumlah pohon


contoh yang diamati adalah 120 s/d 163 pohon dan untuk
luasan 16 ha berkisar 72 s/d 110 pohon.

Untuk memudahkan pengawasan, maka setiap pohon contoh


yang ditrossen telling harus diberi tanda dengan cat dan diberi
nomor.
Jumlah bunga dan tandan yang dihitung dari pohon contoh yaitu
bunga dan tandan yang diperkirakan dapat dipanen untuk jangka
waktu 3 6 bulan mendatang.
Berat tandan yang dihitung mulai dari pengamatan sampai siap
panen akan bertambah 0,2 kg setiap bulan.
Untuk menghitung progonosa produksi tanam, faktor koreksi yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Hujan

K.1.a.

1,0 (100%) curah hujan normal

K.1.b.

0,9 (90%) curah hujan di bawah normal

K.1.c.

0,8 (80%) terdapat musim kering selama

3 bulan pada 2 tahun sebelumnya


Pemupukan

K.2.a.

1,0

(100%)

pemupukan

sesuai

rekomendasi

K.2.b.

0,8

(90%)

pempukan

pada

semester

sebelumnya tidak berjalan baik

K.2.c.

0,8

(80%) pemupukan diberikan sedikit

atau tidak diberikan


Hama/penyakit

K.3.a.

1,0

(100%)

tidak

ada

gangguan

hama/penyakit

K.3.b.

0,9 (90%) ada gangguan ringan

K.3.c.

0,6 (80%) pada 1 2 tahun sebelumnya

ada gangguan berat


Topografi

K.4.a.

1,0 (100%) datar

K.4.b.

0,8 (90%) berbukit

K.2.c.

0,8 (80%) jurang dan tergenang

Pemangkasan

K.5.a.

1,0 (100%) pemangkasan sesuai rotasi

K.2.b.

0,8 (90%) pemangkasan terlambat belum

0,8 (80%) pemangkasan terlambat lebih

satu rotasi

K.2.c.
dari 1 hari

Perhitungan prognosa produksi TBS


P = (AxBxC) x (K1+K2+K3+K4+K5)
D

Keterangan :
A
= Jumlah tanda pemeriksaan
B
= Rata-rata berat tandan
C
= Jumlah seluruh pohon dalam blok
D
= Jumlah pohon pengamatan

K1
K2
K3
K4
K5
P

= Faktor koreksi hujan


= Faktor koreksi pemupukan
= Faktor koreksi serangan hama/penyakit
= Faktor koreksi topografi
= Faktor koreksi pemangkasan
= Prognosa produksi TBS

Perhitungan buah untuk taksasi panen


-

Kegiatan perhitungan buah dilakukan 1 hari sebelum panen


tersebut dipanen.

Buah yang diamati dan dihitung adalah buah yang matang


panen.

Hasil perhitungan tandan atau angka kerapatan panen


tersebut digunakan untuk memperhitungkan jumlah tenaga
panen yang dibutuhkan.

13.

Inventarisasi pohon

Inventarisasi pohon dilaksanakan satu kali dalam setahun dan


umumnya dilakukan pada bulan Maret. Hasil inventarisasi pohon,
selain dapat digunakan untuk mengetahui jumlah tegakan pohon
per ha, juga dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan
pupuk.
Pelaksanaan inventarisasi pohon harus dilalukan dengan benar
dan hasil yang diperoleh agar dibubukan dalam Rystaat tanaman.

Anda mungkin juga menyukai