Anda di halaman 1dari 5

Persemaian Jati

I. Pengadaan benih jati

Benih jati TBS berasal dari tegakan benih bersertifikat, sedangkan benih JPP berasal dari CSO
Pusbanghut (biji dan stek) dan untuk FGS berasal dari lokal KPH. Administrator menerbitkan Surat
Pengumpulan Benih berdasarkan surat dari Divisi Regional dan disesuaikan dengan kebuthan.

1. Persiapan lapangan
 Sebelum melaksanakan pengumpulan benih, membersihkan petak dengan jalan membabat
tumbuhan bawah,semak-semak oleh tenaga kerja harian yang diawasi oleh petugas kbhusus
(mandor) waktu pelaksanaan bulan Juni (T-1)
 Mengumpulkan serasah daun dan hasil babatan tumbuhan sawah dibawah tegakan secara
sejajar dengan jarak 10 m, antar larikan.
 Serasah daun dan hasil babatan tumbuhan bawah tidak boleh dibakar dan dimanfaatkan
untuk bahas kompos dibawah tegakan.
 Penomoran ulang pohon dilokasi oleh tenaga kerja harian dan diawasi oleh mandor.
2. Pengumpulan/pengunduhan benih
 Pengunduhan benih Jati dilakukan pada Juni-Agustus, biji kesambi pada byulan September-
Januari (pengunduhan yang terbaik pada bulan Desember-Januari), sedangkan untuk biji
secang pada bulan Juni –September oleh tenaga harian yang suidah terlatih dan diawasi
secara ketat oleh petugas khusus yang ditunjuk mandor
 Rencana pengumpulan dan pemvbagian benih untuk setiap KPH ditetapkan dengan surat
Divisi Regional dan disesuaikan dengan kebutuhan
 Benih jati dikumpulkan dari biji yang jatuh dinawah tegakan berupa biji yang sudah tua dan
baik, berwarna coklat mengkilat serta tidak berlubang lubang akibat gtangguan hama. Biji
kesambi yang diambil adalah biji yang cukup kering, warna coklat keabuan dan keadaanya
mentes (2.600butir/kg). Sedangkan untuk biji secang wrna biji yang baik coklat, tidak kena
gangguan hama (bubuk) atau jamur dan tenggelam bila direndam dengan air
 Penerimaan benih dilakukan oleh mandor hanya pada benih yang dikumpulkan hari itu
ditampung di TPB
 Petak TBS Jati diharapkan dapat menghasilkan benih baik minimal kurang lebih 1/5 kg per
pohon
 Upah diberikan secara harian sesuai tarif yang berlaku
3. Seleksi benih
 Melakukan seleksi benih Jati yang telah terkumpul di TPB berupa ukuran dan fisik dengan
menggunakan ayakan berdiameter 14 mm. Benih jati dikumpulkan dari biji yang jatuh
dibawah tegakan berupa biji yang sudah tua dan baik, berwarna coklat mengkilat serta tidak
berlubang lubang akibat gangguan hama. Benih dikeringkan/dijemur selama 1 hari. Benih
dikeringkan/dojemur selama 1 hari (1.200-1.500 butir/kg).

Persyaratan mutu biji jati :

a. Diameter : paling kecil 14 mm


b. Kemurnian : paling sedikit 99%
c. Daya kecambah : paling sedikit 60%
 Biji kesambi yang diambil adalah biji yang cukup kering, warnma coklat keabu abuan dan
keadaannya mentes (2.600 butir/kg).
 Biji secang warna biji yang baik coklat, tidak kena gangguan hama (bubuk), atau jamur dan
tenggelam bila direndam dalam air.
 Seleksi dilakukan oleh tenaga harian terlatih diawasi oleh KRPH/Mandor.
4. Pengemasan benih
 Pengemasan dilakukan oleh KPH pada bulan Juli-Agustus
 Untuk memudahkan dalam angkutan dalam perhitungan maka tiap wadah/karung plastik
agar diisi sama yaitu 20 kg
 Pengemasan dengan menggunakan wadah/karung plastik yang baru. Tiap wadah diberi label
benih (A.2) yang meliputi :
a) Nama : Lokal botani
b) Berat netto :
c) Asal biji APB : Petak, RPH, BKPH, KPH, Divisi
 Masing masing karung didalamnya diberi keterangan yaitu asal (petak, RPH, BKPH, KPH),
Pemurnian benih, kadar air dpl.
5. Pengiriman benih

Pengiriman benih langsung dari KPH produsen ke KPH pemakai pada bulan Agustus.
Mengirimkan benih jati langsung dari KPH produsen kepada KPH sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh departemen RSDHL Perum Perhutani Divisi Regional.

6. Pencacatan dan pelaporan


 Produksi penerimaan dan penggunaan benih supaya dicatat pada buku mandor secara
harian untuk intern BKPH dan melaporkan secara mingguan ke KPH
 Pencatatan dan pelaporan dilakukan pada bulan Agustus.
 Hasil pengumpulan benih jati supaya dilaporkan kedivisi regional setiap 15 hari lewat VHF
dan setiap bulan dengan menggunakan laporan bulanan yang dibakukan (DKP).

II. Pembuatan Persemaian Jati

Berdasarkan pengesahan RTT tahun berjalan dan Departemen Perencanaan SDH (RTT Persemaian),
Administrator/KKPH menerbitkan SPK Persemaian kepada Asper/KBKPH sebagai pelaksana
dilapangan. Proses penyelenggaraan persemaian dimulai dari persiapan lapangan sampai dengan
pengangkutan bibit dilapangan melalui tahapan sebagai berikut :

1. Persiapan lapangan

Persiapan lapangam terdiri dari :

 Pembersihan lapangan dan pengaturan lahan.


a. Menetapkan rencana lokasi persemaian dan dipetakan pada peta dengan skala 1:10.000
b. Membersihkan lokasi persemaian dengan pembabatan dan pembakaran rumput
pengganggu/semak semak setelah bersih dilakukan pengaturan letak bedeng tabur, bedeng
sapih dan jalan pemeriksa dan irigasi sehingga tampak rapi
c. Memasang pal batas lokasi persemaian oleh KRPH.
d. Membuat babagan persemaian dengan ukuran 4x6m.
e. Mengambil top soil dibawah tegakan yang masih murni.
f. Kegiatan pembersihan lapangan dilakukan pada bulan Juni.
 Pembuatan jalan pemeriksaan
a. Jalan pemeriksaan dibuat selebar 1 m (jalan pemeriksaan utama lebar 2 m) pada bulan Juli-
Agustus.
b. Jalan pemeriksaan membagi lokasi persemaian menjadi blok blok persemaian.
c. Tiap blok dalam persemaian terdiri dari 40 bedeng.
 Pembuatan saluran air (Drainase)
Saluran air dibuat agar air mengalir dengan lancar didalam lokasi persemaian untuk menghindari
genangan air pada bedengan.

 Pembuatan bedeng tabur


a. Membuat bedeng tabur dengan ukuran 5 x 1 m, pada masing masing bedeng tabur diberi
pelipit dari bahan bambu
b. Media tabur berupa pasir ayakan yang steril, dituangkan pada bedeng tabur setebal kurang
lebih 10 cm dengan arah membujur utara selatan. Namun bila lokasi tidak sepenuhnya datar
arah bedeng disesuaikan dengan arah kontur yang penting sinar matahari bisa matahari bisa
menyinari dengan efektif
c. Bedeng diberi disungkup plastik putih transparan setinggi kurang lebih 75 cm
d. Jarak antar bedeng kurang lebih 0,6 m dan jarak dalam bedeng kurang lebih 0,5 m
e. Mandor persemaian membuat bedeng tabur untuk jenis rimba pada bulan Februari dan Jati
pada bulan Juni
 Pembuatan Bedeng Sapih
a. Masing masing bedeng diberi bambu pada masing masing sisi dengan arah utara selatan.
Dilakukan pada bulan Juli
b. Jarak antara bedengan 50 cm
c. Media sapih berupa campuran antara kompos dan top soil dengan perbandingan 40:60.
Campuran media dimasukkan . Membuat bedeng sapigh dengan ukuran 5x1m dan kealam
kantong plastik dan diatur pada masing masing bedeng sapih.
d. Tiap bedeng berisi 500 bibit untuk jati, nyamplung, dan rimba lain 1.000 bibit
e. Kantong plastik untuk media sapih jenis PE warna hitam dengan ukuran 15x10x0,0004 cm
untuk jati dan kesambi 13x5x5x0,0004 cm untuk jenis rimba lain
f. Alat alat yabg digunakan untuk kepentingan ini adalah meteran, tali plastik, cangkul, garpu,
golok/sabit, gergaji, selang plastik, gembor.
g. Tenaga kerja persemaian diambil dari masyarakat sekitar.
 Pembuatan Gubuk Kerja
a. Kerangka gubuk dibuat dari kayu (tiang, galar/pelupuh dan kaso kaso)
b. Gubuk kerja dibuat untuk tempat infromasi, mengerjakan administrasi dan untuk
menyimpan alat alat kerja
c. Untuk 1 ha persemaian dibuat gubuk dengan 4x6 m
2. Seleksi Mutu Benih

Seleksi mutu benih dilakukan pada bulan September. Benih jati yang telah memenuhi standar mutu
dilaksanakan perlakuan dalam rangka memperpendek waktu dormansi dengan alternatif sebagai
berikut :

a. Benih jati direndam dalam air mengalir selama 3x24 jam selanjutnya ditiris 1 malam, dan
pagi hari ditabur
b. Dipanaskan/dijemur diatas seng atau plaster langsung kurang lebih 1 hari
3. Penaburan Benih
a. Penaburan benih jati dibedeng tabur dilakukan pada bulan Juli-September berdasarkan surat
Administrator
b. Tabur benih jati secara merata, jaraj antara benih 2,5 x 2,5 cm. Untuk satu bedeng tabur
membutuhkan benih jati 5-6 kg (8.000 butir).
c. Benih yang ditabur terus ditutup kembali dengan pasir setebal kurang lebih 2 cm.
d. Bedeng tabur disiram air dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari atau sesuai kebutuhan dan
dibuatkan saluran jika terjadi terus menerus.
e. Bedeng tabur diberi tanda pengenal yaitu nomor bedeng dan tanggal tabur.
f. Bedeng tabur dibersihkan dari gulma dan tumbuhan penganggu lainnya.
4. Penyapihan
a. Kegiatan penyapihan dilaksanakan pada bulan Juli-September
b. Kecambah siap sapih
- Kecambah yang baik disapih yaitu mulai pletekan sampai dengan yang sudah tumbuh daun
kurang lebih 2 lembar, sehat dan normal. Waktu perkecambahan antara hari ke 12 sampai
hari ke-60.
- Teknik penyapihan
 Bedeng tabur siram sehingga jenuh air
 Mencabut kecabah dilakukan satu persatu dan dimasukkan ke ember yang berisi air
 Kecambah segera ditanam atau dipindahkan pada media sapih di dalam kantong plastik.
 Waktu penyapihan yang terbaik dilaksanakan pukul 15.00 atau pagi hari sebelum pukul
09.00
- Mandor persemaian sesuai NPS (%) harus sudah menyelesaikan tanaman mimbo,
nyamplung, pada bulan April (100%), mahoni pada bulan Agustus (100%), RBC pada bulan
September (100%) dan Jati pada bulan Oktober (100%)
5. Pemeliharaan
- Penyiraman teratur dilaksanakan setiap hari (pagi dan sore) atau sesuai kebutuhan.
- Penyiangan dilakukan secara rutin 5 hari sekali
- Sulaman dibedeng sapih dilaksanakan 1 minggu setelah penyapihan
- Untuk bibit yang pertumbuhannya lambat/kerdil dapat disemprot dengan pupuk daun yang
tidak termasuk kategori B3 (Bahan-bahan beracun dan berbahaya) dan diulang seminggu
sekali dan NPK dengan dosis pemupukan 20 ml/plc (bentuk cair). Bila pupuk NPK berupa
butiran diberikan dengan cara membuat 2 lubang kanan kiri 2 butir/lubang (dilaksanakan
pada saat bibit berumur 1 bulan setelah penyapihan dan diulang pada umur 2 bulan)
- Setelah bibit dibedeng sapih berumur satu minggu, tutup/naungan dibuka atau dibuat
- Perkembangan pertumbuhan bibit mulai dari penyapihan sampai dengan siap tanam diamati
setiap minggu baik tinggi maupun kualitas bibit
6. Seleksi bibit
- Setelah bibit berumur 1 bulan dilakukan seleksi untuk mengumpulkan bibit bibit yang
pertumbuhannya seragam dan berkualitas yang sama
- Bibit yang kerdil/tertekan dikumpulkan dalam bedeng yang lain
- Seleksi bibit dilakukan secara rutin setiap akhir bulan
- Sulaman dilaksanakan 1-3 minggu setelah penyapihan
7. Pengemasan dan pengangkutan bibit

Pengangkutan bibit ke lapangan/siap tanam setelah berumur kurang lebih 2-3 bulan.
Pelaksanaannya dilaksanakan pada bulan Desember berdasarkan Surat Penetapan Biaya Angkut dan
Administrator Pelaksanaan Pengemasan dan Pengangkutan sebagai berikut :

- Sebelum dikemas dikotak, bibit disiram terlebih dahulu


- Bibit dimasukkan dan disusun dalam kotak kayu ukuran 40x40x30 cm
- Kotak kayu dimasukkan, disusun dalam truk sebanyak 4-5 lapis
- Waktu pengangkutan bibit harus menghindari panas matahari karena itu harus dilaksanakan
pagi atau sore hari
- Sampai lokasi bibit harus segera ditanam atau bila belum ditanam harus dipelihara seperti
dilokasi persemaian
- Pengangkutan bibit dilengkapi surat pengantar angkutan untuk bukti pengiriman bibit
- Sebelum dari persemaian diangkut ke lapangan harus diperhitungkan dahulu kemampuan
atau prestasi kerja pesanggem untuk menentukan jumlah bibit yang akan ditanam
dilapangan.
- Kesalahan dalam menentukan jumlah bibit yang diangkut kelapangan tanpa
memperhitungkan kemampuan/prestasi pesanggem tersebut menyebabkan kelebihan bibit
dilapangan tidak bisa ditanam langsung akibatnya bibit tersebut menyebabkan kelebihan
bibit dilapangan tidak bisa ditanam langsung akibatnya bibit tersebut rusak dan mati.
8. Pencatatan dan pelaporan

Kegiatan pencatatan dan [pelaporan dilakukan oleh mandor persemaian pada bulan Desember.

- Pencatatan
a. Buku laporan kemajuan pekerjaan
b. Buku tamu
c. Daftar curah hujan/hari hujan
d. Buku harian mandor
e. Daftar hadir peserta
f. Daftar alat-alat kerja/inventaris persemaian
g. Buku voorad/persediaan barang gudang
h. Buku distribusi bibit
- Pelaporan
a. Laporan setiap minggu saat penaburan selesai 100%
b. Laporan setiap dua minggu setelah penyapihan selesai sampai berumur 1 bulan. Laporan-
laporan tersebut dikirim ke KPH. Laporan setiap 1 bulan sekali (DKP) ke Divisi Regional
c. Laporan mingguan mulai penaburan sampai dengan penyapihan selesai
d. Laporan bulanan
e. Laporan mutasi benih dan bibit
f. Laporan dikirim ke kantor KPH untuk selanjutnya dikirim ke kantor Divisi Regional

Anda mungkin juga menyukai