Anda di halaman 1dari 8

III.

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Landak Kecamatan Ngabang
Kalimantan Barat. Penelitian ini dimulai pada tanggal 13 Januari sampai dengan
23 Februari 2019.
B. Bahan dan Alat
A. Bahan
Bahan yang akan digunakan antara lain:
a. Benih sawi
Benih sawi yang digunakan didalam penelitian ini adalah varietas Samhong
King F1.
b. Box sterofoam
Box sterofoam yang digunakan adalah box bekas buah anggur yang didapat
dari toko buah.
c. Rockwool
Penelitian ini menggunakan media tanam berupa rockwool yang didapat di
toko pertanian.
d. Plastik Mulsa
Fungsi plastik mulsa didalam penelitian ini adalah untuk melapisi box agar
tidak terjadi kebocoran.
e. Kain flanel
Kain flanel didalam penelitian ini berfungsi sebagai sumbu penghantar
larutan nutrisi bagi tanaman.
f. Netpot
Netpot yang digunakan didalam penelitian ini menggunakan cup plastik
yang dibuat serupa seperti netpot pada umumnya.
g. Air hujan
Penelitian ini memanfaatkan air hujan yang ditampung terlebih dahulu
ditong penampung.

13
14

h. Nutrisi AB mix goodplant


Nutrisi yang digunakan adalah nutrisi AB mix Goodplant yang diperoleh
dari toko pertanian hidroponik Pontianak. (Kandungan Nutrisi AB mix
goodplant pada Lampiran 2)
i. Urin Sapi Terfermentasi
Urin sapi terfermentasi yang digunakan adalah kosarin yang dibeli dari
seorang petani bernama pak Suma di Sungai Kunyit Mempawah.
j. Bahan pendukung
Bahan pendukung antara lain kayu, paku, polynet, plastik UV, papan dll.

B. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: , TDS meter,
pH meter, gelasukur, thermohygrometer, timbangan elektrik, alat tulis, alat
dokumentasi dan lain-lain.
C. Rancangan Percobaan
Rancangan ini menggunakan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari satu faktor perlakuan, yaitu kombinasi nutrisi anorganik (AB-
Mix) dan nutrisi organik (Urin sapi terfermentasi) dengan 6 (enam) perlakuan, 4
(empat) ulangan, dan 6 (enam) sampel tanaman, sehingga terdapat 144 satuan
pengamatan. antara lain:
P1 = 5 ml A-B mix/L Larutan.
P2 = 2,5 ml A-B mix + 50 ml Urin Sapi Terfermentasi/L Larutan.
P3 = 2,5 ml A-B mix + 60 ml Urin Sapi Terfermentasi /L Larutan.
P4 = 2,5 ml A-B mix + 70 ml Urin Sapi Terfermentasi /L Larutan.
P5 = 2,5 ml A-B mix + 80 ml Urin Sapi Terfermentasi /L Larutan.
P6 = 90 ml Urin Sapi Terfermentasi /L Larutan.
D. Pelaksanan Penelitian
1. Penyemaian
Berikut tahapan-tahapan penyemaian yang dilakukan didalam penelitian
ini :
Pilih benih yang berkualitas dengan melakukan penyortiran sebelum
memulai penyemaian. Pada penelitian ini, benih disortir dengan cara
melakukan perendaman, benih yang dipakai adalah benih yang tenggelam
15

apabila direndam.Setelah mendapatkan benih yang layak untuk disemai,


persiapkan media semai yang akan digunakan. Penelitian ini menggunakan
rockwool sebagai media semai yang dipotong dadu dengan ukuran 2,5cm x 2,5
cm. Susun potongan rockwool yang sudah dipersiapkan di atas nampan plastik
dan pada permukaan rockwool dilubangi sebagai tempat benih
diletakkan.Taburkan benih pada potongan rockwool yang sudah dipersiapkan.
Setiap satu potongan dadu rockwool diisi satu benih.Setelah semua benih
selesai diletakkan diatas potongan dadu rockwool, siram rockwool dengan
menggunakan air hujan. Usahakan air tidak terlalu menggenangi potongan
rockwool untuk menghindari terjadinya busuk pada benih.Selanjutnya bungkus
nampan plastik menggunakan plastik hitam. Pembungkusan bertujuan untuk
mempercepat proses perkecambahan benih. Setelah benih mulai pecah, buka
bungkusan plastik hitam dan benih langsung dikenakan pada matahari agar
menghindari terjadinya etiolasi pada benih. Biasanya benih akan pecah selama
1x24 jam setelah semai.Selama penyemaian berlangsung, jaga kelembaban
rockwool agar benih mendapatkan air yang cukup. Setelah semaian berusia
kurang lebih 2 minggu, lakukan lagi penyortiran. Pilih bibit yang seragam dan
mempunyai daun berjumlah 4 helai.
2. Persiapan Rumah Penelitian
Rumah penelitian dibangun dengan menyesuaikan iklim pada daerah
yang akan dijadikan tempat penelitian sehingga suhu dan kelembaban yang
diinginkan oleh tanaman dapat terjaga. Bangunan rumah penelitian yang dibuat
beskala panjang 3 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 3 meter. Atap menggunakan
plastik UV dan sekeliling sisi bangunan dibiarkan terbuka dengan tujuan
menjaga agar sirkulasi udara terjaga. Dalam rumah penelitian dibangun rak
pada sisi kiri dan kanan untuk meletakkan instalasi dan pada bagian tengah rak
adalah jalan.

Atap dibuat lebih lebar dibanding rak instalasi dengan tujuan agar air
hujan tidak masuk mengenai instalasi dan sekeliling rumah penelitian
dibersihkan dari rumput dan sampah dengan tujuan agar hama dan penyakit
dapat dicegah.
16

3. Persiapan Media Tanam


Media tanam yang digunakan didalam penelitian ini adalah rockwool
yang berukuran panjang 25cm, lebar 15cm, dan tebal 7,5cm.Potong rockwool
menjadi 6 bagian sama panjang, sehingga masing-masing berukuran panjang
25cm, lebar 2,5cm, dan tebal 7,5cm.Kemudian potong semua rockwool
berukuran 25cm, lebar 2,5cm, dan tebal 7,5cm. Bagi sisi panjangnya menjadi
10 bagian sama besar, sehingga didapatkan ukuran panjang 2,5cm, lebar
2,5cm, dan tebal 7,5cm sebanyak 60 potong.Setelah didapatkan potongan
rockwool dengan ukuran panjang 2,5cm, lebar 2,5cm, dan tebal 7,5cm
sebanyak 60 potong, bagi 3 tebal keseluruhan potong rockwool sehingga
didapatkan potongan dadu rockwool dengan ukuran panjang 2,5cm, lebar
2,5cm, dan tebal 2,5cm sebanyak 180 potong. Pada penelitian ini digunakan
potongan dadu rockwool sebanyak 144 buah.
4. Persiapan Instalasi Hidroponik Rakit Apung
Instalasi sistem hidroponik sumbu dibuat dari box sterofoam bekas buah
anggur yang berukuran panjang 60cm dan lebar 40cm.Bagian wadah box
dimanfaatkakan sebagai tempat penampung air nutrisi. Wadah box dilapisi
plastik mulsa agar tidak terjadi kebocoran. Kenudian tutup box dimanfaatkan
menjadi platform untuk meletakkan tanaman. Tutup box dilubangi sesuai
ukuran netpot yang dipakai dan jarak lubang netpot yang dipakai adalah 15cm
x15cm.

5. Persiapan Nutrisi AB MIX danUrin Sapi Terfermentasi


Nutrisi yang akan digunakan adalah nutrisi AB mix goodplant dengan
ukuran stok 5 liter air.
a. Pembuatan Larutan Stok AB-Mix
Siapkan serbuk stok A dan stok B. Siapkan 2 wadah yang sesuai
dengan jumlah nutrisi yang akan dilarutkan. Pada penelitian ini digunakan
AB mix goodplant dengan ukuran stok 5 liter air.Masukkan stok A-B Mix
pada masing-masing wadah yang telah disediakan, kemudian tambahkan air
setengah dari volume wadah agar pada saat pengadukkan menjadi lebih
mudah.Aduk hingga larut sempurna, setelah larut kemudian penuhi wadah
yang berukuran 5liter dengan air. Kemudian larutan stok yang sudah jadi
17

disimpan didalam jerigen yang sudah diberi label stok A dan stok B agar
tidak tertukar.
b. Pemakaian Larutan Stok Nutrisi AB-Mix dan Urin Sapi Terfermentasi
Siapkan air terlebih dahulu sesuai dengan keperluan. Disini jumlah air
yang dipakai adalah 10liter per box.Isi box dengan 5 liter air terlebih dahulu
untuk memudahkan pengadukkan nutrisi.Tambahkan stok A lalu stok B
sesuai konsentrasi yang digunakan didalam penelitian.Aduk larutan hingga
tercampur sempurna.Setelah nutrisi A-B Mix tercampur sempurna, larutkan
Urin Sapi Terfermentasi sesuai konsentrasi yang digunakan didalam
penelitian.Tambah 5 liter air sehingga total larutan yang digunakan adalah
10 liter per box. Aduk sampai tercampur sempurna. Kemudian ukur ppm air
menggunakan TDS meter.
6. Penanaman
Siapkan larutan nutrisi yang akan digunakan didalam instalasi hidroponik
sistem sumbu. Sebelumnya di box instalasi sudah diberi label agar setiap
perlakuan tidak tertukar dan disusun sesuai denah penelitian.Kemudian sortir
bibit terlebih dahulu, pilih yang seragam dan yang mempunyai daun berjumlah
4 helai.Masukkan bibit beserta rockwool di dalam netpot yang sudah disiapkan
terlebih dahulu.Susun netpot pada wadah instalasi yang sudah disiapkan.

7. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman dengan cara mengontrol secara rutin larutan
nutrisi yang digunakan, baik ph air nutrisi, kepekatan nutrisi, dan suhu nutrisi
agar nutrisi yang berada pada larutan dapat diserap oleh tanaman secara
optimal.
8. Pengendalian penyakit

Selama berlangsungnya penelitian, hama yang menyerang adalah ulat


bulu. Pengendalian hama ulat bulu dilakukan secara manual yaitu dengan
merendam tanaman beserta netpot sampai ulat bulu dan kotorannya terlepas
dari badan tanaman.
18

9. Panen
Panen dilakukan pada saat tanaman sudah berumur kurang lebih 28 hari
setelah pindah tanam.Pemanenan dilakukan dengan mencabut tanaman berserta
akarnya secara hati-hati agar akar tanaman tidak terputus.
E. Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati antara lain:
1. Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran akan dilakukan saat tanaman ber umur 2,3, dan 4 minggu
setelah tanam sampai dengan waktu panen dengan cara mengukur tinggi
tanaman dari permukaan sampai ujung daun tertinggi.
2. Jumlah Daun (helai)
Penghitungan akan dilakukan saat tanaman berusia 2,3, dan 4 minggu
setelah tanam sampai memasuki waktu panen dengan cara menghitung jumlah
daun yang ada pada tanaman.
3. Luas Daun (cm)
Luas daun akan diukur diakhir penelitian dengn, dengan cara
mengukur luas daun yang terbuka sempurna dengan menggunakan Leaf Area
Meter (LAM).

4. Berat Segar Tanaman (g)

Berat segar tanaman diukur diakhir penelitian, bagian daun tua dan
pelepah kering dibuang serta akarnya dibersihkan dari sisa rockwool yang
melekat, kemudian lakukan penimbangan menggunakan timbangan elektrik.
5. Berat Kering Tanaman (g)
Berat kering tanaman diukur diakhir penelitian dengan cara mengambil
sampel kemudian menimbang tanaman sawi setelah itu di keringkan
menggunakan oven dengan suhu 70°C.
6. Volume Akar (ml)
Pengukuran volume akar dilakukan pada saat panen, dengan cara
memasukkan akar tanaman sawi yang telah dipisahkan dari bagian batangnya
ke dalam gelas ukur yang telah diisi air. Penambahan volume setelah
dimasukkan akar tanaman dikurangi dengan volume awal merupakan volume
akar tanaman sawi.
19

Selain variabel pengamatan tanaman juga dilakukan pengamatan terhadap


kondisi lingkungan penelitian yang meliputi :
1. Suhu Udara (oC)
Suhu udara diukur setiap hari dengan menggunakan termometer pada
pagi, siang dan sore hari yaitu jam 06.00, 12.00 dan 18.00 WIB. Hasilnya
dirata-ratakan dengan rumus:
2 × suhu pagi+ suhu siang+ suhu sore
Su hu udara (℃)=
4
2. Kelembaban Udara (%)
Kelembaban udara diukur setiap hari dengan menggunakan hygrometer
pada pagi, siang dan sore hari yaitu jam 06.00, 12.00 dan 18.00 WIB. Hasilnya
dirata-ratakan dengan rumus:
2 × suhu pagi + suhu siang+ suhu sore
Kelembabanudara (%)=
4
F. Analisis Statistik
Menurut Gasperz (1991) model linier untuk metode Rancangan Acak
Lengkap (RAL) adalah :
Yij=μ+Ti+ εij

Dimana :
Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke i, ulangan ke j
µ = nilai tengah umum
αi = pengaruh perlakuan ke i
εijk = pengaruh acak (kesalahan percobaan) pada perlakuan ke i, dan ulangan ke j
Selanjutnya hasil pengamatan dianalisis secara statistik dan disusun
kedalam model analisis keragaman (ANOVA) sebagai berikut :
Tabel 1. Sumber Keragaman (ANOVA)
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat
F Hitung F Tabel
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah
Perlakuan p–1 JKP KTP KTP/KTG F(α, db-P, db-G)
Galat p (r-1) JKG KTG
Total pr - 1 JKT
Setelah didapat F hitung maka hasilnya dibandingkan dengan F tabel 5%
sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Jika F hitung ≤ F tabel 5%, perlakuan berpengaruh tidak nyata
2. Jika F hitung ˃ F tabel 5%, perlakuan berpengaruh nyata
20

Jika diketahui hasil perhitungan analisis keragaman diperoleh hasil yang


berpengaruh nyata maka dilanjutkan dalam uji beda nyata jujur (BNJ) untuk
mengetahui perbedaan antara perlakuan. Rumus uji BNJ pada taraf 5% adalah
sebagai berikut :
BNJ=Qa ( t .dbg ) √ KTG :r
Dimana:
Qa = nilai yang diamati dari tabel Q 5%
p = Jumlah perlakuan
dbg = derajat bebas galat
KTG = kuadrat tengah galat
r = jumlah ulangan

Besarnya keragaman hasil penelitian dapat dihitung dengan rumus koefisien


keragaman KK =√ KTG : x × 100

Anda mungkin juga menyukai