Anda di halaman 1dari 13

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Tinggi Tanaman (cm) dan Jumlah Daun (helai)
Data rerata hasil pengukuran variabel tinggi tanaman dan jumlah daun
dapat dilihat pada Tabel Lampiran 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Hasil analisis
keragaman Pengaruh Kombinasi Nutrisi Ab-Mix dan Urin Sapi Terfermentasi
terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Keragaman Pengaruh Kombinasi Nutrisi Ab-Mix dan Urin
Sapi Terfermntasi terhadap Tinggi Tanaman (TT), dan Jumlah Daun (JD)
F hitung
Sumber
TT TT TT JD JD F
keragama D JD
2 3 4 2M 4MS tabel
n b 3MST
MST MST MST ST T 5%
Perlakua 283,0 357,8 197,2 95,0 137,11 178,9
5 3,06
n 8* 3* 9* 9* * 9*
1
Galat
8
2
Total
3
6, 4,48 3,8
KK(%) 4,40 2,56 2,61
21 5
*
Keterangan : Berpengaruh Nyata

Hasil analisis keragaman pada Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan


Kombinasi Nutrisi Ab-Mix dan Urin Sapi Terfermentasi berpengaruh nyata
terhadap Tinggi Tanaman dan jumlah daun umur 2, 3, dan 4 MST. Selanjutnya
untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dilakukan uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Kombinasi Nutrisi Ab-Mix dan Urin
Sapi Terfermentasi terhadap Tinggi Tanaman (TT) dan Jumlah
Daun (JD).
Rerata
AB-Mix(ml)+Urin TT TT TT JD JD JD
Fermentasi 2MST 3MST 4MST 2MST 3MST 4MST
(cm) (cm) (cm) (helai) (helai) (helai)
5 ml AB-mix/L Larutan 19,9 a 28,06 a 36,19 a 8,91 a 10,95 a 13,5 a
2,5 ml + 50 ml/L Larutan 9,86 d 17,79 d 26,75 d 5,66 c 7,58 c 9,5 c
2,5 ml + 60 ml/L Larutan 13,73 c 21,92 c 30,96 c 5,66 c 7,66 c 9,54 c
2,5 ml + 70 ml/L Larutan 15,43 b 23,06 bc 32,76 b 6,87 b 8,83 b 10,91 b
2,5 ml + 80 ml/L Larutan 15,68 b 23,59 b 32,81 b 6,83 b 8,91 b 11,08 b
90 ml Urin/L Larutan 5,71 e 13,17 e 20,68 e 3,21 d 4,54 d 5,66 d

21
22

BNJ 5% 1,32 1,22 1,76 0,86 0,81 0,86


Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom
berbeda nyata dibandingkan dengan uji BNJ taraf 5%

Hasil uji BNJ pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi


tanaman sawi keriting pada umur 2, 3, dan 4 MST yang tertinggi terdapat pada
perakuan 5 ml ab-mix/L larutan dengan rerata masing - masing 19,9 cm, 28,06
cm, dan 36,19 cm berbeda nyata terhadap semua perlakuan. Sedangkan
perlakuan kombinasi 2,5 ml ab-mix + 70 ml urin sapi terfermentasi /L larutan
berbeda tidak nyata terhadap perlakuan kombinasi 2,5 ml ab-mix + 80 ml urin
sapi terfermentasi / L larutan pada umur 2, 3, dan 4 MST, dan pada umur 3
MST perlakuan kombinasi 2,5 ml ab-mix + 60 ml urin sapi terfermentasi / L
larutan berbeda tidak nyata dengan perlakuan kombinasi 2,5 ml ab-mix + 70
ml urin sapi terfermentasi / L larutan.
Jadi dapat dilihat secara keseluruhan bahwa pada umur 2, 3, dan 4
MST, pertumbuhan tinggi tanaman sawi keriting yang tertinggi adalah pada
perlakuan 5ml ab-mix/ L larutan dengan rerata masing – masing 19,9 cm,
28,06 cm, dan 36,19 cm. Sedangkan perlakuan dengan tinggi tanaman sawi
keriting terendah pada umur umur 2, 3, dan 4 MST terdapat pada perlakuan 90
ml urin sapi terfermentasi dengan rerata masing – masing 5,71 cm, 13,18 cm,
dan 20,68 cm.
Hasil uji BNJ pada Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah daun sawi
keriting pada umur 2, 3, dan 4 MST menunjukkan bahwa perlakuan 5ml ab-
mix/ L larutan dengan rerata masing – masing 8,91 helai, 10,95 helai, dan 13,5
helai berbeda nyata terhadap semua perlakuan. Sedangkan perlakuan
kombinasi 2,5ml ab-mix + 50ml urin sapi terfermentasi/L larutan dengan
rerata masing – masing 5,66 helai, 7,58 helai, dan 9,5 helai berbeda tidak nyata
dengan perlakuan kombinasi 2,5ml ab-mix + 60ml urin sapi terfermentasi/L
larutan dan perlakuan kombinasi 2,5ml ab-mix + 70ml urin sapi
terfermentasi/L larutan dengan rerata masing – masing 6,87 helai, 8,83 helai,
dan 10,91 helai berbeda tidak nyata dengan perlakuan kombinasi 2,5ml ab-mix
+ 80ml urin sapi terfermentasi/L larutan.
23

Jadi dapat dilihat secara keseluruhan bahwa pada umur 2, 3, dan 4 MST,
pertumbuhan jumlah daun sawi keriting yang tertinggi adalah pada perlakuan
5ml ab-mix/ L larutan dengan rerata masing – masing 8,91 helai, 10,95 helai,
dan 13,5 helai. Sedangkan perlakuan dengan jumlah daun sawi keriting
terendah pada umur 2, 3, dan 4 MST terdapat pada perlakuan 90 ml urin sapi
terfermentasi dengan rerata masing – masing 3,21 helai, 4,54 helai, dan 5,66
helai.
2. Luas Daun (cm), Berat Segar Tanaman (g), Berat Kering Tanaman (g), dan
Volume Akar (ml).
Data rerata hasil pengukuran variabel luas daun, berat segar tanaman,
berat kering tanaman, dan volume akar dapat dilihat pada Tabel Lampiran 11,
12, 13, dan 14. Hasil analisis keragaman Pengaruh Kombinasi Nutrisi Ab-Mix
dan Urin Sapi Terfermentasi terhadap luas daun, berat segar tanaman, berat
kering tanaman, dan volume akar dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Analisis Keragaman Pengaruh Kombinasi Nutrisi Ab-Mix dan Urin
Sapi Terfermntasi terhadap Luas Daun (LD), Berat Segar Tanaman
(BST), Berat Kering Tanaman (BKT), dan Volume Akar (VA).
F hitung
Sumber
F tabel
keragaman Db LD BST BKT VA
5%
Perlakuan 5 34,19* 489,78* 23,28* 224,02* 3,06
Galat 18
Total 23
KK(%) 11,13 4,04 15,22 1,58
*
Keterangan : Berpengaruh Nyata

Hasil analisis keragaman pada Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan


Kombinasi Nutrisi Ab-Mix dan Urin Sapi Terfermentasi berpengaruh nyata
terhadap luas daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman, dan volume
akar. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dilakukan uji
Beda Nyata Jujur (BNJ) yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Kombinasi Nutrisi Ab-Mix dan Urin
Sapi Terfermentasi terhadap Luas Daun (LD), Berat Segar Tanaman
(BST), Berat Kering Tanaman (BKT), Dan Volume Akar (VA).
Rerata
AB-Mix(ml)+Urin Fermentasi
LD (cm) BST (g) BKT (g) VA (ml)
5 ml AB-mix/L Larutan 1956,25 a 219,67 a 8,13 a 184,1 a
2,5 ml + 50 ml/L Larutan 1088,5 bc 92,63 d 3,54 cd 162,52 d
2,5 ml + 60 ml/L Larutan 1176,5 b 122,62 c 4,80 bc 168,25 cd
2,5 ml + 70 ml/L Larutan 1292,5 b 123,83 c 5,22 bc 169,75 c
24

2,5 ml + 80 ml/L Larutan 1794 a 151,78 b 6,08 b 177,05 b


90 ml Urin/L Larutan 800,5 c 51,30 e 2,88 d 128,02 e
BNJ 5% 338,29 11,54 1,74 5,87
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom
berbeda nyata dibandingkan dengan uji BNJ taraf 5%
Hasil uji BNJ pada Tabel 5 menunjukkan bahwa pertumbuhan luas daun
sawi keriting perlakuan 5ml ab-mix/ L larutan dengan rerata 1956,25 cm
berbeda nyata terhadap perlakuan kombinasi 2,5ml ab-mix + 50ml urin sapi
terfermentasi/L larutan, 2,5ml abmix + 60ml urin sapi terfermentasi/L larutan,
2,5ml ab-mix + 70ml urin sapi terfermentasi/L larutan dan 90ml urin sapi
terfermentasi/ L larutan. Sedangkan perlakuan 5ml ab-mix/ L larutan dengan
rerata 1956,25 cm berbeda tidak nyata dengan perlakuan kombinasi 2,5ml ab-
mix + 80ml urin sapi terfermentasi/L larutan, perlakuan kombinasi 2,5ml ab-
mix + 60ml urin sapi terfermentasi/L larutan dengan rerata 1176,5 cm berbeda
tidak nyata dengan perlakuan kombinasi 2,5ml ab-mix + 70ml urin sapi
terfermentasi/L larutan dan perlakuan kombinasi 2,5ml ab-mix + 50ml urin
sapi terfermentasi/L larutan dan 90ml urin sapi terfermentasi/ L larutan dengan
rerata 800,5 cm berbeda tidak nyata dengan 2,5ml ab-mix + 50ml urin sapi
terfermentasi/L.
Jadi dapat dilihat secara keseluruhan bahwa pertumbuhan luas daun
tanaman sawi keriting yang terlebar terdapat pada perlakuan 5ml ab-mix/ L
larutan dengan rerata 1956,25 cm dan luas daun terendah terdapat pada
perlakuan 90ml urin sapi terfermentasi/ L larutan dengan rerata 800,5 cm.

Hasil uji BNJ pada Tabel 5 menunjukkan bahwa berat segar tanaman
sawi keriting perlakuan 5ml ab-mix/ L larutan dengan rerata 219,67 gram
berbeda nyata terhadap semua perlakuan. Sedangkan perlakuan kombinasi
2,5ml ab-mix + 60ml urin sapi terfermentasi/L larutan dengan rerata 122,62
gram berbeda tidak nyata dengan perlakuan kombinasi 2,5ml ab-mix + 70ml
urin sapi terfermentasi/L larutan.
Jadi dapat dilihat secara keseluruhan bahwa pertumbuhan berat segar
tanaman sawi keriting yang tertinggi terdapat pada perlakuan 5ml ab-mix/ L
larutan dengan rerata 219,67 gram dan berat segar tanaman terendah terdapat
pada perlakuan 90ml urin sapi terfermentasi/ L larutan dengan rerata 51,30
gram.
25

Hasil uji BNJ pada Tabel 5 menunjukkan bahwa berat kering tanaman
sawi keriting perlakuan 5ml ab-mix/ L larutan dengan rerata 8,13 gram
berbeda nyata terhadap semua perlakuan. Sedangkan perlakuan kombinasi
2,5ml ab-mix + 80ml urin sapi terfermentasi/L larutan dengan rerata 6,08 gram
berbeda tidak nyata dengan perlakuan kombinasi 2,5ml ab-mix + 60ml urin
sapi terfermentasi/L larutan dan perlakuan kombinasi 2,5ml abmix + 70ml urin
sapi terfermentasi/L larutan. perlakuan 90ml urin sapi terfermentasi/ L larutan
dengan rerata 2,88 gram berbeda tidak nyata dengan perlakuan kombinasi
2,5ml ab-mix + 50ml urin sapi terfermentasi/L larutan.
Jadi dapat dilihat secara keseluruhan bahwa berat kering tanaman sawi
keriting yang tertinggi terdapat pada perlakuan 5ml ab-mix/ L larutan dengan
rerata 8,13 gram dan berat kering tanaman terendah terdapat pada perlakuan
90ml urin sapi terfermentasi/ L larutan dengan rerata 2,88 gram.
Hasil uji BNJ pada Tabel 5 menunjukkan bahwa volume akar sawi
keriting perlakuan 5ml ab-mix/ L larutan dengan rerata 184,1 ml berbeda nyata
terhadap semua perlakuan. Sedangkan perlakuan kombinasi 2,5ml ab-mix +
70ml urin sapi terfermentasi/L larutan dengan rerata 169,75 ml berbeda tidak
nyata dengan perlakuan kombinasi 2,5ml ab-mix + 60ml urin sapi
terfermentasi/L larutan dan perlakuan kombinasi 2,5ml ab-mix + 50ml urin
sapi terfermentasi/L larutan dengan rerata 162,52 ml berbeda tidak nyata
dengan perlakuan kombinasi 2,5ml ab-mix + 60ml urin sapi terfermentasi/L
larutan.
Jadi dapat dilihat secara keseluruhan bahwa pertumbuhan volume akar
tanaman sawi keriting yang ttertinggi terdapat pada perlakuan 5ml ab-mix/ L
larutan dengan rerata 184,1 gram dan volume akar terendah terdapat pada
perlakuan 90ml urin sapi terfermentasi/ L larutan dengan rerata 128,02 gram.

B. Pembahasan
Hasil analisis keragaman disemua variabel pengamatan menunjukkan
bahwa perlakuan Kombinasi Nutrisi Ab-Mix dan Urin Sapi Terfermentasi
berpengaruh nyata terhadap semua variabel yang diamati (Tinggi Tanaman,
Jumlah Daun, Luas Daun, Berat Segar Tanaman, Berat Kering Tanaman, dan
Volume Akar).
26

a. Tinggi Tanaman (cm)


Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan bahwa
pada umur 2, 3, dan 4 MST kombinasi nutrisi ab-mix dan urin sapi
terfermentasi menunjukkan adanya pengaruh nyata pada taraf α 5%
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman sawi keriting.
Tabel lampiran 5, 6, dan 7 rerata pertumbuhan tinggi tanaman sawi
keriting kombinasi nutrisi ab-mix dan urin sapi terfermentasi menjelaskan
bahwa pada umur 2, 3, dan 4 MST perlakuan 5 ml A-B mix/L larutan
mempunyai rerata tertinggi yakni masing-masing 19,9 cm, 28,06 cm, dan
36,19 cm. Sedangkan perlakuan dengan tinggi tanaman sawi keriting
terendah pada umur 2, 3, dan 4 MST terdapat pada perlakuan 90 ml urin
sapi terfermentasi dengan rerata masing – masing 5,71 cm, 13,18 cm, dan
20,68 cm. Hal ini disebabkan tinggi tanaman dipengaruhi oleh kandungan
nitrogen dalam larutan nutrisi ab-mix yang diberikan. Menurut Lingga
(2002), nitrogen bagi tanaman mempunyai peran penting merangsang
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan
daun. Selanjutnya Nicolas (1963), menyatakan bahwa tanaman
menunjukkan respon yang sangat tinggi terhadap perlakuan nitrogen,
karena nitrogen merupakan elemen nutrisi utama penyusun asam amino dan
protein. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Harjadi (1996) yang
menyatakan bahwa pupuk nitrogen diperlukan tanaman untuk merangsang
pertumbuhan tanaman terutama cabang, batang, dan daun. Pupuk nitrogen
menace daun yang berperan sebagai indikator pertumbuhan tanaman dalam
proses fotosintesis. Meratanya cahaya yang diterima oleh daun
menyebabkan meningkatnya proses asimilasi yang diakumulasi akan lebih
banyak, dimana asimilat tersebut akan digunakan sebagai energi
pertumbuhan tanaman untuk membentuk organ vegetatif seperti tinggi
tanaman dan daun (Napitupulu dan Winarto, 2010)
Sesuai yang dinyatakan Watimena (1988) penggunaan hormon pada
konsentrasi yang tepat akan berpengaruh baik terhadap pertumbuhan
tanaman, namun konsentrasi yang terlalu rendah tidak menunjukkan
pengaruh berbeda terhadap pertumbuhan tanaman. Diperjelas oleh Taiz dan
Zeiger (1991) dalam Nirmala (2013) bahwa auksin mampu meningkatkan
27

aktivitas pembelahan, pemanjangan, dan pembesaran sel, sehingga dengan


diberikan pada konsentrasi yang tepat dapat mendukung pertambahan tinggi
tanaman dan jumlah daun.

b. Jumlah Daun (helai)


Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan bahwa
pada umur 2, 3, dan 4 MST kombinasi nutrisi ab-mix dan urin sapi
terfermentasi menunjukkan adanya pengaruh nyata pada taraf α 5%
terhadap pertumbuhan jumlah daun sawi keriting.
Tabel lampiran 8, 9, dan 10 rerata pertumbuhan jumlah daun sawi
keriting kombinasi nutrisi ab-mix dan urin sapi terfermentasi menjelaskan
bahwa pada umur 2, 3, dan 4 MST pada perlakuan 5 ml A-B mix/L larutan
mempunyai rerata tertinggi yakni masing-masing 8,91 helai, 10,95 helai,
dan 13,5 helai. Sedangkan perlakuan dengan jumlah daun sawi keriting
terendah pada umur 2, 3, dan 4 MST terdapat pada perlakuan 90 ml urin
sapi terfermentasi dengan rerata masing – masing 3,21 helai, 4,54 helai, dan
5,66 helai. Hal ini disebabkan nutrisi ab-mix mengandung N yang tinggi.
Sesuai dengan pendapat Harlina (2003) yang menyatakan bahwa apabila
unsur N tersedia dalam jumlah yang banyak maka lebih banyak pula protein
yang terbentuk sehingga pertumbuhan tanaman dapat lebih baik.
Pengukuran jumlah daun menunjukkan bahwa pertambahan jumlah
daun meningkat seiring dengan pertambahan tinggi tanaman. Hal ini akan
berpengaruh terhadap kandungan klorofil dalam daun juga meningkat
dimana klorofil dalam daun berperan sebagai penyerapan cahaya untuk
melangsungkan proses fotosintesis. Apabila kandungan klorofil dalam daun
cukup tersedia maka fotosintesis yang dihasilkan semakin meningkat.
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Novizan (2001), jumlah daun yang
banyak disebabkan oleh unsur hara nitrogen yang terkandung didalam
larutan nutrisi karena nitrogen adalah komponen utama dari berbagai
substansi penting didalam pembentukan daun tanaman. Selain itu, unsur
nitrogen juga dapat membentuk daun tanaman bertambah lebar dan
memperluas permukaan yang tersedia untuk proses fotosintesis
(Setyamidjaja, 1986).
28

Menurut Suwandi dan Nurtika (1987) dalam Gomies (2012) pupuk


organik cair akan mempercepat pembentukan daun jika diaplikasikan dalam
konsentrasi tepat dengan pemberian secara rutin. Pupuk organik cair akan
memberikan hasil budidaya tanaman yang rendah apabila diberikan hanya
beberapa kali pemupukkan dalam masa tanam. Sesuai yang dinyatakan
Heddy (1996) dalam Nirmala (2013) hormon dalam konsentrasi yang tepat
mampu menstimulir pertumbuhan tanaman.

c. Luas Daun (cm)


Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan bahwa
kombinasi nutrisi ab-mix dan urin sapi terfermentasi menunjukkan adanya
pengaruh nyata pada taraf α 5% terhadap pertumbuhan luas daun sawi
keriting.
Tabel lampiran 11 rerata pertumbuhan luas daun sawi keriting
kombinasi nutrisi abmix dan urin sapi terfermentasi menjelaskan bahwa
pertumbuhan luas daun tanaman sawi keriting yang terlebar terdapat pada
perlakuan 5ml ab-mix/ L larutan dengan rerata 1956,25 cm dan luas daun
terendah terdapat pada perlakuan 90ml urin sapi terfermentasi/ L larutan
dengan rerata 800,5 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Lakitan (2012),
jika kandungan hara cukup tersedia maka luas daun suatu tanaman akan
semakin tinggi, dimana sebagian besar asimilat dialokasikan untuk
pembentukkan daun yang mengakibatkan luas daun bertambah. Jumlah ab-
mix yang diberikan mengakibatkan jumlah nutrisi khususnya nitrogen yang
dapat dimanfaatkan oleh tanaman semakin bertambah.
Menurut Amarnthi dkk (2004), daun merupakan tempat
berlangsungnya fotosintesis yang akan menghasilkan fotosintat dan
ditranslokasikan keseluruh organ tanaman melalui pembuluh floem. Dalam
proses fotosintesis, hal yang penting yaitu adanya penyerapan radiasi
matahari yang datang dapat diserap oleh permukaan daun. Faktor – faktor
yang mempengaruhi penyerapan radiasi matahari yaitu variasi bentuk daun,
ketipisan (cahaya yang dipancarkan), inklinasi dan distribusi vertikal.
Pembentukan daun dapat berlangsung baik pada suhu dan intensitas cahaya
yang konstan seperti yang dikemukakan Lakitan (2012) bahwa laju
29

pembentukan daun (jumlah daun persatuan waktu) atau nilai indeks


plastokhron (selang waktu yang dibutuhkan per daun tumbuhan yang
terbentuk) relatif konstan.
Selain itu proses fotosintesis juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti suhu dan kelembaban udara. Rata-rata suhu harian
selama penelitian berkisar antara 26,96 – 28,000C (Tabel lampiran 3).
Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan tanamam sawi adalah
diantara 27,00C - 32,00C (Rukmana, 2007). Sedangkan rata-rata
kelembaban udara harian selama penelitian berkisar antara 87,48 – 88,67%
(Tabel lampiran 4). Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan
tanaman sawi yang optimal berkisar antara 80%-90%.
Apabila fotosintesis berlangsung dengan baik maka fotosintat yang
terbentuk semakin meningkat untuk ditranslokasikan ke bagian – bagian
vegetatif tanaman untuk membentuk organ – organ baru (Novizan, 2007).

d. Berat Segar Tanaman (g)


Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan bahwa
kombinasi nutrisi ab-mix dan urin sapi terfermentasi menunjukkan adanya
pengaruh nyata pada taraf α 5% terhadap pertumbuhan berat segar tanaman
sawi keriting.
Tabel lampiran 12 rerata pertumbuhan berat segar tanaman sawi
keriting kombinasi nutrisi ab-mix dan urin sapi terfermentasi menjelaskan
bahwa pertumbuhan berat segar tanaman sawi keriting yang tertinggi
terdapat pada perlakuan 5ml ab-mix/ L larutan dengan rerata 219,67 gram
dan berat segar tanaman terendah terdapat pada perlakuan 90ml urin sapi
terfermentasi/ L larutan dengan rerata 51,30 gram. Hal ini dikarenakan
berat tanaman meningkat seiring bertambahnya ukuran tanaman. Menurut
Suratman dalam Kinasihati (2003) peningkatan berat segar ini disebabkan
oleh peningkatan tinggi tanaman dan jumlah daun sebagai bagian vegetatif
pada tanaman.
Selain itu ketersediaan unsur hara sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama unsur hara nitrogen
30

untuk tanaman sawi keriting. Unsur nitrogen yang rendah pada perlakuan
P6 90ml urin sapi terfermentasi/ L larutan mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, seperti yang dikemukakan oleh
Gardner at.all. (1991), fungsi esensial dari unsur hara nitrogen didalam
jaringan tanaman adalah pembelahan dan pembesaran sel – selnya akan
mengalami hambatan. Rendahnya penyerapan unsur hara mempengaruhi
laju fotosintesis dan juga kandungan protein sehingga perkembangan
tanaman menjadi terhambat yang mengakibatkan rendahnya hasil bobot
segar tanaman.
Hasil fotosintesis digunakan untuk pertumbuhan organ – organ
tanaman, dimana semakin besar organ tanaman yang terbentuk maka
semakin banyak kadar air yang dapat diikat oleh tanaman (Koryati, 2004).
Disamping itu, semakin meningkat tinggi tanaman dan luas daun, maka
semakin meningkat pula bobot segar tanaman. Hal ini sependapat dengan
Prasetya (2009) yang menyatakan bahwa bobot segar tanaman dipengaruhi
oleh tinggi tanaman dan luas daun, semakin tinggi dan semakin besar luas
daunnya maka bobot segar dan bobot kering tanaman akan semakin tinggi.
e. Berat Kering Tanaman (g)
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan bahwa
kombinasi nutrisi ab-mix dan urin sapi terfermentasi menunjukkan adanya
pengaruh nyata pada taraf α 5% terhadap pertumbuhan berat kering
tanaman sawi keriting.
Tabel lampiran 13 rerata pertumbuhan berat kering tanaman sawi
keriting kombinasi nutrisi ab-mix dan urin sapi terfermentasi menjelaskan
bahwa pertumbuhan berat kering tanaman sawi keriting yang tertinggi
terdapat pada perlakuan 5ml ab-mix/ L larutan dengan rerata 8,13 gram dan
berat kering tanaman terendah terdapat pada perlakuan 90ml urin sapi
terfermentasi/ L larutan dengan rerata 2,88 gram. Ini menunjukan bahwa
proses fotosintesis yang terjadi berlangsung lebih baik atau efisien karena
meningkatnya bobot kering tanaman, berkaitan dengan adanya kondisi
31

pertumbuhan tanaman yang lebih baik bagi berlangsungnya aktifitas


metabolism tanaman seperti fotosintesis.
Hal ini sejalan dengan pendapat Prayudyaningsih dan Tikupadang
(2008), bobot kering merupakan indikasi keberhasilan pertumbuhan
tanaman, karena bobot kering merupakan petunjuk adanya hasil fotosintesis
bersih yang dapat diendapkan setelah kadar airnya dikeringkan. Bobot
kering menunjukan kemampuan tanaman dalam mengambil unsur hara dari
media tanam untuk menunjang pertumbuhannya. Meningkatnya bobot
kering tanaman berkaitan dengan metabolisme tanaman atau adanya kondisi
perumbuhan tanaman yang lebih baik bagi berlangsungnya aktifitas
metabolisme tanaman seperti fotosintesis. Dengan demikian semakin besar
berat kering menunjukan proses fotosintesis berlangsung lebih efisien.
Semakin besar berat kering semakin efisien proses fotosintesis yang terjadi
dan produktifitas serta perkmbangan sel-sel jaringan semakin tinggi dan
cepat, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Nitrogen yang
tersedia sebagai penyusun protein berperan dalam memacu pembelahan
jaringan meritem dan merangsang pertumbuhan akar dan perkembangan
daun.
Apabila unsur hara tersedia dalam keadaan seimbang dapat
meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan bobot kering tanaman, akan tetapi
apabila keadaan unsur hara dalam kondisi yang kurang akan menghasilkan
bobot kering yang rendah. (Ratna, 2002). Apabila tanaman dapat
berkembang dengan baik, maka penyerapan nutrisi akan berjalan dengan
lancar. Aktifitas tersebut mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman serta bagian – bagiannya menjadi lebih baik, sehingga
menghasilkan bobot kering yang tinggi.
f. Volume Akar (ml)
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan bahwa
kombinasi nutrisi ab-mix dan urin sapi terfermentasi menunjukkan adanya
pengaruh nyata pada taraf α 5% terhadap volume akar tanaman sawi
keriting.
32

Tabel lampiran 14 rerata volume akar tanaman sawi keriting


kombinasi nutrisi abmix dan urin sapi terfermentasi menjelaskan bahwa
volume akar tanaman sawi keriting yang tertinggi terdapat pada perlakuan
5ml ab-mix/ L larutan dengan rerata 184,1 ml dan volume akar terendah
terdapat pada perlakuan 90ml urin sapi terfermentasi/ L larutan dengan
rerata 128,02 ml. Pada dasarnya nutrisi larutan hidroponik yang diberikan
mempunyai komposisi kandungan unsur hara maro dan mikro sesuai
dengan standar yang direkomendasikan. Seperti yang dikemukakan oleh
Santoso (2005), bahwa kandungan kalium mempunyai fungsi dalam
pembentukan dan penyebaran akar. Artinya perbedaan panjang akar pada
masing – masing perlakuan dipengaruhi oleh kalium yang tersedia didalam
larutan nutrisi. Sumardi dan Pudjoarianto (2006) menyatakan sistem
perakaran lebih dikendalikan oleh sifat genetis dari tanaman yang
bersangkutan, tetapi telah pula dibuktikan bahwa sistem perakaran tanaman
dapat dipengarihi oleh kondisi media tumbuh tanaman. Pada kondisi fisik
dan kimia yang optimal, sistem perakaran tanaman sepenuhnya dipengaruhi
oleh faktor genetik. Perkembangan sistem percabangan akar akan lebih
terangsang pada tempat – tempat dimana air dan unsur hara lebih tersedia.
C. Rangkuman Hasil Penelitian
Rekapitulasi hasil pengamatan terhadap penelitian Pengaruh
Kombinasi Nutrisi Ab-Mix dan Urin Sapi Terfermentasi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Sawi Secara Hidroponik pada Tabel 14

Rerata
P TT 2 TT 3 TT 4 JD 2 JD 3 JD 4 LD BST BKT
MST MST MST MST MST MST VA
P1 19,9 28,06 36,19 8,91 10,95 13,5 1956,25 219,67 8,13 184,1
P2 9,86 17,79 26,75 5,66 7,58 9,5 1088,5 92,63 3,54 162,52
P3 13,73 21,92 30,96 5,66 7,66 9,54 1176,5 122,62 4,80 168,25
P4 15,43 23,06 32,76 6,87 8,83 10,91 1292,5 123,83 5,22 169,75
P5 15,68 23,59 32,81 6,83 8,91 11,08 1794 151,78 6,08 177,05
P6 5,71 13,18 20,68 3,21 4,54 5,66 800,5 51,30 2,88 128,02
Fhitung 283,08* 357,83* 197,29* 95,09* 137,11* 178,99* 34,19* 489,78* 23,28* 224,02*
F table 3,06
KK (%) 4,40 2,56 2,61 6,21 4,48 3,85 11,13 4,04 15,22 1,58
Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Penelitian Pengaruh Kombinasi Nutrisi Ab-Mix
dan Urin Sapi Terfermentasi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Sawi Secara Hidroponik.
33

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :


1. Diduga kombinasi nutrisi AB- Mix dan urin sapi terfermentasi
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil sawi secara
hidropoik.
2. Diduga salah satu kombinasi memberikan pertumbuhan dan hasil
sawi yang terbaik secara hidroponik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi terbaik terdapat
pada 2,5 ml ab-mix + 80 ml urin sapi terfermentasi / L larutan oleh karena itu
hipotesis yang diajukan diterima.

Anda mungkin juga menyukai