Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

BANGUNAN DAN LINGKUNGAN PERTANIAN

RINGKASAN SKRIPSI RESPON PRODUKSI TANAMAN TOMAT


VARIETAS TORA TERHADAP PERBEDAAN KONDISI IKLIM
MIKRO AKIBAT PEMAKAIAN MULSA PERAK DAN HITAM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
1. AGUNG KURNIAWAN (J1B014002)
2. AHMAD NURIL ISHLAH (J1B014004)
3. BAIQ DARA APRILIANITA (J1B014020)
4. BAIQ AGUSTINA YULIANA (J1B014024)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2017
RESPON PRODUKSI TANAMAN TOMAT VARIETAS TORA
TERHADAP PERBEDAAN KONDISI IKLIM MIKRO AKIBAT
PEMAKAIAN MULSA PERAK DAN HITAM

Tomat adalah salah satu tanaman sayuran yang memiliki nilai ekonomis penting
dikarenakan tomat sangat digemari oleh masyarakat dan mempunyai nilai gizi yang
tinggi. Radiasi dan suhu lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tomat. Perbedaan suhu lingkungan yang besar antara siang dan
malam hari juga dapat mempengaruhi buruknya pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.
Salah satu solusi untuk mengurangi intensitas penerimaan sinar radiasi dan perubahan
suhu pada budidaya tanaman tomat adalah dengan cara melakukan pemasangan mulsa
pada penanaman tomat. Sehubungan dengan hal itu, maka penelitian yang dilakukan oleh
Fitri Munawaroh dapat dijadikan sebagai acuan. Penelitian tersebut berjudul Respon
Produksi Tanaman Tomat Varietas Tora Terhadap Perbedaan Kondisi Iklim Mikro Akibat
Pemakaian Mulsa Perak Dan Hitam
Penelitian tersebut menggunakan tomat jenis Tora IPB dengan faktor yang diamati
adalah perbedaan penggunaan mulsa, yaitu mulsa plastik hitam dan mulksa plastik perak.
Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menyiapakan lahan tanam
(bedengan) dan penanaman, bedeng yang dipersiapkan sudah diberi pupuk kandang
dengan jumlkag bedeng yang dibuat adalah sebanyak 6 dengan jarak antar bedengan
adalah 50 cm dengan jarak tanam 60 cm x 50 cm. Lebar bedengan adalah 100 cm. Populasi
per bedeng adalah sebanyak 20 tanaman. Data yang diambil dalam penelitian ini meliputi
data tinggi tanaman, jumlah daun tanaman, radiasi (intersepsi, efisiensi pemanfaatan
radiasi surya, albeldo dan nilai efisiensi pemanfaatan radiasi surya), suhu sekitar tanaman,
Indeks Luas Daun (ILD), Luas Daun Spesifik (LDS), bobot kering total tanaman destruktif

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan data BMKG yang diperoleh telah tercatat bahwa selama penelitian
daerah ini memiliki kondisi cuaca dengan suhu rata rata sebesar 25.7 oC, rata rata
kelembaban 85.8 % dan curah hujan rata rata sebesar 16 mm. suhu rata-rata di sekitar
mulsa perak adalah sebesar 29.5 oC sedangkan suhu suhu rata-rata di sekitar mulsa hitam
adalah sebesar 28.6 oC . Suhu di sekitar mulsa perak lebih tinggi dibandingkan dengan
mulsa hitam karena mulsa perak berperan untuk memantulkan cahaya di sekitar tanaman
yang menyebabkan suhu semakin meningkat.
Pengukuran intensitas radiasi yang didapatkan pada penelitian ini merupakan data
primer yang menggunakan tube solarimeter. Radiasi global rata-rata yang diperoleh selama
penelitian adalah sebesar 20 MJ/m2/hari sedangkan total radiasi global didapatkan sebesar
1447 MJ/m2. Radiasi surya yang sampai ke permukaan akan mengalami pemantulan dan
penyerapan radiasi.

Hasil Pengukuran
1.Albeldo
Albedo adalah perbandingan antara radiasi surya yang dipantulkan dengan radiasi
yang datang. Menurut Akbari (2008) vegetasi berdaun lebar memiliki nilai albedo 0.15
sampai 0.18. Grafik albedo yang ada di bawah ini menunjukkan penutupan lahan yang
dikarenakan oleh mulsa. Pada penelitian ini nilai albedo pada mulsa perak memiliki rata
rata 0.53 sedangkan pada mulsa hitam memiliki rata rata 0.32.

Nilai albedo pada grafik di atas menunjukkan bahwa mulsa perak memiliki nilai
lebih besar dibandingkan dengan mulsa hitam disebabkan karena mulsa perak cenderung
semakin banyak memantulkan radiasi yang lebih banyak dibandingkan mulsa hitam.

2.Suhu

Pada grafik di atas suhu rata-rata di sekitar mulsa perak adalah sebesar 29.5 oC
sedangkan suhu suhu rata-rata di sekitar mulsa hitam adalah sebesar 28.6 oC . Suhu di
sekitar mulsa perak lebih tinggi dibandingkan dengan mulsa hitam karena mulsa perak
berperan untuk memantulkan cahaya di sekitar tanaman yang menyebabkan suhu semakin
meningkat. Masa penyemaian membutuhkan keadaan yang relatif lembab dengan suhu
yang tidak tinggi. Pada tinjauan pustaka mengenai iklim mikro khususnya suhu juga telah
disebutkan bahwa perubahan beberapa derajat saja dapat menyebabkan perubahan yang
nyata dalam laju pertumbuhan tanaman. Sehingga faktor suhu yang tinggi di sekitar
tanaman tomat akan menyebabkan lebih cepatnya waktu pemanenan karena suhu sangat
berpengaruh pada proses perkembangan tomat (Redaksi agromedia 2007).

3.Akumulasi Panas
Akumulasi panas yang diperlukan untuk mencapai tingkat pertumbuhan masak
fisiologis tanaman tomat sejak dari semai hingga buah masak pada penelitian ini adalah
1636 oC hari. Nilai ini diperoleh dari perhitungan akumulasi suhu ratata harian dengan
suhu dasar (10oC). Rata-rata suhu udara di sekitar tanaman tomat adalah pada 26.3 oC.
Menurut Koesmaryono (2002) degree day tidak dipengaruhi oleh perbedaan lokasi dan
waktu tanam. Tanaman tomat ini merupakan tanaman netral yang fenologinya dapat
diukur dihitung atau diduga dengan konsep degree day (heat unit). Penelitian sebelumnya
tentang heat unit pada tanaman tomat telah dilakukan dengan akumulasi total sampai
panen adalah 1692 oC hari (Syakur 2012).
4. Tinggi rata-rata tanaman
Tabel Pengaruh jenis mulsa terhadap tinggi rata-rata
Umur Tinggi rata-rata (cm)
Perak Hitam
1 MST 11,83 a 7,83 a
2 MST 17,16 ab 10 ab
3 MST 23,67 b 16,5 bc
4 MST 40,33 c 22,67 c
5 MST 55 d 35,33 d
6 MST 67 e 50,67 e
7 MST 72 e 62,33 f
8 MST 91,3 f 73 g
9 MST 101,6 g 80,33 h
10 MST 110,0 h 90,67 i
Huruf yang sama pada masing masing baris yang dipisahkan garis menunjukkan tidak
ada perbedaan nyata menurut uji nilai tengah Duncan taraf nyata 5%
Hasil rata-rata tinggi tanaman tomat menunjukkan bahwa perlakuan pada mulsa
perak memiliki tinggi rata rata yang lebih besar dibandingkan dengan perlakuan pada
mulsa hitam. Tinggi maksimum pada tanaman tomat diperoleh sebesar 110 cm pada mulsa
perak. Hal ini dikarenakan mulsa perak dapat memperbesar radiasi yang dapat diterima
oleh tanaman untuk melakukan proses fotosintesis.

5. Jumlah daun rata-rata tanaman


Tabel pengaruh jenis mulsa terhadap jumlah daun rata-rata tanaman
Umur Jumlah daun rata-rata (cm)
Perak Hitam
1 MST 11,0 a 9,0 a
2 MST 24,0 ab 15 a
3 MST 49 bc 23 a
4 MST 62 c 33 a
5 MST 121 d 56 b
6 MST 240 e 153 c
7 MST 355 f 168 c
8 MST 426 g 227 d
9 MST 481 h 346 e
10 MST 503 hi 351 e
11 MST 530 i 368 e
Huruf yang sama pada masing masing baris yang dipisahkan garis menunjukkan tidak ada
perbedaan nyata menurut uji nilai tengah Duncan taraf nyata 5%
Hasil uji statistik yang diperoleh pada tabel di atas menunjukkan bahwa perlakuan
perbedaan jenis mulsa berpengaruh nyata pada jumlah daun saat umur 6 sampai 11 MST.
Jumlah daun rata-rata pada perlakuan mulsa perak lebih besar dibandingkan dengan
perlakuan mulsa hitam. Hal ini disebabkan oleh kemampuan mulsa perak yang dapat
membuat radiasi yang diterima tanaman menjadi lebih besar.

6. Berat Kering Total Rata-rata Tanaman


Tabel Pengaruh jenis mulsa terhadap berat kering total rata-rata tanaman
Umur Berat kering rata-rata
Perak Hitam
3 MST 0,03a 0,01a
5 MST 0,69a 0,25a
7 MST 9,44a 2,19a
9 MST 31,43b 25,48b
11 MST 89,84c 87,03c
Huruf yang sama pada masing masing baris yang dipisahkan garis menunjukkan tidak ada
perbedaan nyata menurut uji nilai tengah Duncan taraf nyata 5%.
Berat kering pada tanaman merupakan bukti suatu tanaman mengalami
pertumbuhan. Hasil uji statistik menyatakan bahwa perlakuan perbedaan jenis mulsa tidak
berpengaruh nyata pada rata-rata berat kering total tanaman tomat. Selisih rata rata yang
kecil menyebabkan perlakuan tidak berpengaruh nyata. Namun jika dilihat dari kondisi
berat kering rata-rata saat pengukuran tercatat bahwa perlakuan menggunakan mulsa perak
lebih tinggi dibandingkan dengan mulsa hitam.
7.Indeks luas daun (ILD)

Indeks luas daun merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya radiasi
intersepsi yang diterima oleh tanaman. Besarnya nilai ILD dapat menggambarkan
kerapatan suatu tajuk tanaman. Semakin besarnya nilai ILD akan mempengaruhi besarnya
tajuk dan kerapatan pada tanaman. Hal ini akan menyebabkan radiasi yang sampai di
bawah permukaan tanah menjadi semakin sedikit. Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa
tanaman dengan perlakuan mulsa perak memiliki nilai indeks luas daun yang lebih tinggi
daripada tanaman tomat dengan perlakuan mulsa hitam.Menurut Pangaribuan et al. (2008)
tanaman tomat mengalami indeks luas daun maksimum dengan nilai 1.82.0.

8.Luas daun spesifik


Luas daun spesifik atau Specific Leaf Area (SLA) merupakan indikator yang
menunjukkan ketebalan daun dan luas daun. Semakin besar nilai SLA maka akan
menunjukkan bahwa daun yang terbentuk memiliki tekstur yang tipis dengan luas yang
besa. Grafik luas daun spesifik :

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa dengan perlakuan mulsa perak, nilai
luas daun spesifik pada tomat lebih kecil daripada tanaman dengan perlakuan mulsa hitam.
Hal ini menunjukkan bhawa tanaman tomat dengan perlakuan mulsa perak cenderung
daunnya lebih tebal dan luas daun yang rendah. Menurut Hauvelink (1995) rata-rata SLA
2
tanaman tomat pada musim panas adalah 175-250 cm /gr dan pada musim dingin adalah 300-
2
400 cm /gr.

9.Intersepsi radiasi

Intersepsi radiasi merupakan besarnya radiasi yang mampu di tahan oleh tajuk
tanaman. Nilai yang didapatkan dari penelitian menunjukkan bahwa intersepsi radiasi
mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya MST. Dalam hal ini intersepsi
radiasi memiliki nilai tertinggi pada umur 11 MST yaitu sebesar 13.09 MJ/m 2/minggu pada
perlakuan mulsa perak dan 12.03 MJ/m2/minggu pada perlakuan mulsa hitam. Nilai
tertinggi pada umur tanaman yang sama ini dikarenakan bahwa pada saat 11 MST tanaman
masih mengalami masa vegetatif yang optimum.

10.Efisiensi radiasi
Efisiensi pemanfaatan radiasi surya atau Radiation Use Efficiency (RUE) merupakan
nilai yang menunjukkan efisiensi radiasi surya dalam proses fotosintesis tanaman untuk
menghasilkan biomassa tanaman. Perlakuan mulsa perak lebih menghasilkan nilai RUE
yang lebih besar dibandingkan dengan mulsa hitam. Semakin besar nilai RUE maka
semakin efisien tanaman dalam menggunakan radiasi surya dan semakin besar pula
biomassa yang dihasilkan.
Nilai RUE semusim dapat diperoleh dari perbandingan antara penambahan biomassa
dan jumlah akumulasi radiasi intersepsi selama musim penanaman berlangsung. Nilai RUE
yang hasilkan dari penghitungan tersebut adalah 1.8 g/MJ/musim untuk tanaman dengan
perlakuan mulsa hitam dan 1.7 g/ MJ/ musim untuk tanaman dengan perlakuan mulsa
perak. Nilai RUE untuk tanaman C3 semusim, termasuk tanaman tomat adalah 1.2-1.7
g/MJ (Stockle dan Kemanian 2009).

11.Bobot buah total

Bobot buah total merupakan bobot buah yang dihitung secara kumulatif dari awal
panen sampai akhir. Menurut deskripsi varietas, tomat ini dapat menghasilkan bobot buah
per tanaman sebesar 901.63 1438.61 g. Tomat varietas Tora memiliki tingkat produksi
14.14-28.01 ton/ha. Biasanya dalam per hektar dibutuhkan sekitar 20.000 sampai 25.000
tanaman. Tomat dengan perlakuan mulsa perak menghasilkan bobot buah per tanaman
sebesar 1412 g sedangkan perlakuan mulsa hitam menghasilkan bobot buah per tanaman
sebesar 1124 g. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas pada tomat dengan perlakuan
mulsa perak lebih menghasilkan bobot per tanaman yang lebih besar dibandingkan dengan
perlakuan mulsa hitam.

12.Analisis ekonomi
Nama barang Harga per Jumlah Total (Rp)
satuan (Rp)
Total Pupuk NPK 10.000 5 kg 50.000
pengeluaran Mulsa plastik hitam 60.000 Untuk 2 30.000
Mulsa plastik perak 100.000 kali 50.000
penanama
n
Benih tomat 7.500 2 15.000
Insektisida 15.000/50 ml 1 15.000
Furadan 16.000/kg kg 4.000
Fungisida bubuk 5000/bungkus 3 15.000
Total 179.000
Total Tomat pada mulsa 6000/kg 36 kg 216.000
pendapatan perak
Tomat pada mulsa 6000/kg 15 kg 90.000
hitam
Total 306.000

KESIMPULAN
Kondisi iklim mikro pada tanaman dengan perlakuan mulsa perak dan hitam ternyata
memiliki perbedaan. Radiasi intersepsi total di tanaman pada perlakuan mulsa perak dan
hitam berturut-turut adalah sebesar 171.4 MJ m-2 dan 208.6 MJ m-2 dengan nilai RUE
semusimnya 1.7 g/MJ dan 1.8 g/MJ. Indek luas daun dari tanaman tomat yang
menggunakan mulsa perak ternyata juga menghasilkan nilai yang lebih besar yaitu 1.2 .
Dari segi produksi, bobot buah per tanaman pada mulsa perak diperoleh sebesar 1412 g
sedangkan pada mulsa hitam sebesar 1124 g dan biomassa kering total pada tanaman
dengan perlakuan mulsa perak yang 13% lebih besar dibandingkan dengan tanaman
dengan perlakuan mulsa hitam. Budidaya dengan menggunakan mulsa perak perlu
dimanfaatkan sebagai modifikasi iklim mikro pada tanaman tomat untuk meningkatkan
produksi dan pendapatan yang lebih.

Anda mungkin juga menyukai