Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT DAN MESIN PERTANIAN


MENGHITUNG EFISIENSI HASIL PEMBAJAKAN DAN
ANALISIS HASIL BAJAK AKTUAL DAN TEORITIS

AHMAD NURIL ISHLAH


J1B014004

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGRO INDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini merupakan salah satu syarat telah menyelesaikan mata kuliah
Alat dan Mesin Budidaya Pertanian pada Semester Genap Tahun 2017/2018 di
Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Mataram, 29 Mei 2017

Mengetahui,

Mataram, 29 Mei 2017


Mengetahui,
Co.Assisten Praktikum Alsintan Praktikan

Wayan Eko widiyanto Ahmad Nuril Ishlah


NIM.J1B013021 NIM. J1B014004
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Proses pengolahan tanah atau lahan merupakan salah satu bagian
terpenting dari proses pengolahan produksi pertanian .Pengolahan lahan bertujuan
untuk memperbaiki kemampuan tanah menyimpan dan menyediakan hara serta
untuk memperbesar volume perakaran.
Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia.
Penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-mesin modern membantu
percepatan proses pengolahan produksi pertanian. Salah satu alat yang umum dan
paling sering digunakan adalah Traktor. Namun beberapa alat yang digunakan
dalam pengolahan tanah seperti traktor perlu diuji terlebih dahulu untuk
mengetahui kinerja dan efisensi alat tersebut terhadap lahan yang akan diolah
agar mendapatkan hasil yang maksimal oleh karena itu perlu dilakukan praktikan
alat dan mesin pertanian untuk mengetahui tingkat efektifitas hasil pembajakan
serta membandingkan kapasitas aktual dan teoritis.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat
efektifitas hasil pembajakan serta membandingkan kapasitas aktual dan teoritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bajak singkal


Bajak singkal ditujukan untuk pemecahan banyak tipe tanah dan cocok
sekali untuk pembalikan tanah serta penutupan sisa-sisa tanaman. Telapak bajak
secara keseluruhan merupakan hal yang sangat esensial untuk pembajakan yang
baik, pemotongan oleh mata bajak dan sedikit pengangkatan irisan alur,
pengendalian sisi samping, kemantapan bajak, sementara singkal menyelesaikan
pengangkatan, penggemburan, dan pembalikan pemotongan tanah paliran.
Terutama pada singkallah tergantung pembajakan yang berhasil. Lengkung dan
panjang singkal menentukan derajat kegemburan yang diberikan kepada tanah
potongan paliran (Smith dan Wilkes, 1990)
2.2. Traktor Tangan
Traktor roda dua atau traktor tangan (power tiller atau hand tractor)
adalah mesin pertanian yang dapat digunakan untuk mengolah tanah dan lain
sebagainya. Pekerjaan pertanian dengan alat pengolah tanahnya digandengkan
atau dipasang di bagian belakang mesin. Mesin ini mempunyai efisiensi tinggi,
karena pembalikan dan pemotongan tanah dapat dikerjakan dalam waktu yang
bersamaan. Traktor roda dua merupakan mesin serba guna karena dapat juga
berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk alat-alat lain seperti pompa air, alat
processing, gandengan (trailer), dan sebagainya (Hardjosentono, et al., 2000).
2.3. Slip
Slip adalah suatu kondisi dimana traktor mengalami pergerakan perputaran
roda berulang ulang pada satu titik lokasi dengan tingkat kelicinan tertentu. Slip
akan membuat traktor sukar untuk melaju, kemampuan laju berkurang, jarak
tempuh lebih sedikit, dan waktu pembajakan menjadi lebih lama. Skid adalah
kondisi traktor bergerak dalam kondisi bergeser. Perputaran roda terjadi yang
kemudian diiringi dengan pergeseran keadaan traktor, atau kendaraan lainnya dari
kedudukannya semula. Dengan demikian traktor akan mengalami irama
pergerakan yang tidak stabil yang mengelok elok saat ia berjalan walaupun
perputaran rodanya tinggi pada saat itu (Hanafiah, 2005).
2.4. Hubungan Waktu Hilang Dengan Kapasitas Lapang
Waktu hilang merupakan variabel yang paling sulit dinilai dalam
hubungannya dengan kapasitas lapang.Waktu lapang bisa hilang akibat
penyetelan/pembetulan atau pelumasan alat, kerusakan, penggumpalan, belok di
ujung, penambahan benih atau pupuk, pengosongan hasil panenan, menunggu alat
pengangkut, dsb. Dalam kaitannya dengan kapasitas lapang efektif dan efisiensi
lapang, waktu hilang tidak mencakup waktu pemasangan atau perawatan harian
alat, ataupun waktu hilang akibat kerusakan yang berat. Waktu hilang hanya
mencakup waktu untuk perbaikan kecil di lapang dan waktu untuk pelumasan
yang dibutuhkan di luar perawatan harian( Irwanto, 2010).
2.5. Fungsi Bajak Singkal
Pada umumnya instrumen yang digunakan dalam pengolahan tanah adalah bajak
singkal kemudian dilanjutkan dengan gelebeg atau garu untuk melumpurkan dan
meratakan. Dalam menyelesaikan pekerjaan olah tanah tersebut waktu yang
dibutuhkan 16-20 jam/ha dan kapasitas kerja traktor yang dihasilkan bervariasi
antara 0,30-0,65 ha/hari atau rata-rata 0,50 ha/hari. Umumnya pada tanah-tanah
mineral, kapasitas kerja traktor lebih tinggi dibanding pada tanah gambut.
Pengolahan tanah kering pada lahan gambut akan meningkatkan kapasitas kerja
dari 0,093 ha/jam menjadi 0,148 ha/jam, sedangkan penggenangan di tanah
mineral akan meningkatkan kapasitas kerja dari 0,100 ha/jam menjadi 0,115
ha/jam (Ananto dan Astanto, 2000).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 21 Mei 2017 di
Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum


3.2.1. Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Traktor,
stopwach, meteran, penggaris, dan alat tulis.
3.2.2. Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah, patok
dan tali rafia.

3.3. Prosedur Kerja


Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Diperiksa mesin dan semua bagian teraktor sampai yakin dalam kondisi baik

2. Dipasang tuas standar dan bajak singkal

3. Diperiksa bahwa tuas verseneling dalam keadaan netral

4. Dinyalakan motor dengan cara mengengkol dan menaikan putaran motor


dengan cara mengatur tuas gas

5. Dipegang stang kemudi dengan sedikit menekanya,sehingga mencapai batas


pinggang dan dilepaskan tuas standar, dengan posisi tangan tetap pada stang
kemudi , setelah itu diikuti gerak motor

6. Dihitung waktu tempuh traktor,lebar pembajakan, kedalaman pembajakan, dan


putaran roda teraktor.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengamatan
No. Pengamatan Hasil
1 Lebar Bajak Teoritis 0,23 m
2. Lebar Bajak Aktual 0,165 m
3 Diameter Roda 0,74 m
4 Luas Lahan 0,01 ha
5 Waktu Total Pengerjaan 0,115 jam
6 Kedalaman Pembajakan 0,08 m
7 Putaran Roda 4 putaran
8 Waktu Untuk Belok 0,000972 jam
9 Total Jarak Tempuh 400 m
10 Lebar Hasil Pembajakan 0,018125 m
11 Luas Hasil Pembajakan 0,0033 ha
12 Kecepatan Traktor 0,135 ha/jam
13 Kapasitas Lapang Teoritis 0,0031 ha/jam
14 Kapasitas Lapang Aktual 0,002 ha/jam
15 % Waktu Hilang untuk Tumpang Tindih 28,26 %
16 % Waktu Hilang untuk Slip Roda 45,6 %
17 % Waktu hilang untuk Belok 0,065 %
18 % Waktu hilang karena macet/berhenti 35,8 %
19 Efisiensi Teoritis 70,96 %
20 Efisiensi Aktual 25,04%

4.2. Hasil Perhitungan

1. Kapasitas Lapang Teoritis (Kt)


Kt =WxV
= 0,23 m x 0,135 km/jam
= 0,0031 ha/jam
2. Kapasitas Lapang Aktual (Ka)
Luas lahan (A) = Luas lahan yang dibajak (ha)
Luas hasil bajakan
Ka =
Total waktu
0,0033 ha
=
1,48 jam
= 0,002 ha/jam
3. Persentase Waktu Hilang karena Tumpang Tindih (Overlapping)

W1-W2
% L1 = x 100%
W1
0,23 m-0,165 m
= x 100%
0,23 m
= 28,26 %
4. Persentase Waktu Hilang Karena Slip
DN-M
% L2 = x 100%
DN
(3,14x 0,74 m x 4)- 5,05
= x 100%
3,14 x 0,74 m x 4
= 45,6 %
5. Persentase Waktu Hilang Saat Membelok
T1
% L3 = x 100%
T
9,72 x 10-4 jam
= x 100%
1,48 jam
= 0,065 %
6. Persentase Waktu Hilang Karena Macet atau Berhenti
T2
% L4 = x 100%
T
0,53 jam
= x 100%
1,48 jam
= 35,8 %
7. Efesiensi Kerja (Lapangan Aktual)
E = (1 L1) x (1 L2) x (1 L3) x (1 L4) x 100%
= (1- 0,2826) x ( 1- 0,456) x (1- 0,00065) x (1- 0,358) x 100%
= 25,04%

8. Efesiensi Teoritis
Ka
E = x 100%
Kt
0,002 ha/jam
= x 100%
0,0031 ha/jam
= 70,96 %

BAB V
PEMBAHASAN

Kecepatan penggarapan suatu lapang dengan sebuah mesin, merupakan


salah satu dasar pertimbangan dalam menghitung biaya pengerjaan tersebut per
satuan luas. Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan
lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya
memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan selalu
memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya. Waktu per hektar teoritis ialah waktu
yang dibutuhkan pada kapasitas lapang teortis tersebut. Waktu ker a efektif ialah
waktu sepanjang mana mesin secara aktual melakukan fungsi/ker anya. Waktu
kerja efektif per hektar akan lebih besar dibanding waktu kerja teoritik per hektar
jika lebar kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya. Kapasitas lapang
efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang aktual menggunakan suatu mesin,
didasarkan pada waktu lapang total. Kapasitas lapang efektif biasanya dinyatakan
dalam hektar per jam. Efisiensi lapang ialah perbandingan antara kapasitas lapang
efektif dengan kapasitas lapang teoritis, dinyatakan dalam persen. Efisiensi lapang
melibatkan pengaruh waktu hilang di lapang dan ketakmampuan untuk
memanfaatkan lebar teoritis mesin. Efisiensi kinerja ialah suatu ukuran efektifitas
fungsional suatu mesin, misalnya persentase perolehan produk bermanfaat dari
penggunaan sebuah mesin pemanen.
Kapasitas lapang efektif suatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja
teoritis mesin, prosentase lebar teoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan
jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan. Dengan alat-alat
semacam garu, penyiang lapang,pemotong rumput dan pemanen padu, secara
praktis tidak mungkin untuk memanfaatkan lebar teoritisnya tanpa adanya
tumpang tindih. Besarnya tumpang tindih yang diperlukan terutama merupakan
fungsi dari kecepatan, kondisi tanah dan ketrampilan operator. Pada beberapa
keadaan, hasil suatu tanaman bisa jadi terlalu banyak sehingga pemanen tidak
dapat digunakan memanen selebar lebar kerjanya, bahkan pada kecepatan maju
minimum yang masih mungkin.
Pada praktikum alat dan mesin pertanian kali ini tentang efisiensi hasil
pembajakan dan analisis bajak aktual dan teoritis yang bertujuan untuk dari
mengetahui tingkat efektifitas hasil pembajakan serta membandingkan kapasitas
aktual dan teoritis.. Pengukuran kapasitas teoritis dan aktual sangat diperlukan
untuk mengetahui waktu yang dihabiskan oleh sebuah traktor dalam mengolah
tanah yang akan digunakan persatuan luas, untuk menghitung waktu kerja efektif
traktor, untuk menghitung waktu yang hilang dan untuk menghitung kapasitas
lapang efektif. Sehingga petani dapat memperkirakan total biaya yang diperlukan
untuk melakukan pengolahan suatu lahan serta untuk pengefisiensian pengolahan
lahan.
Praktikum kali ini menggunakan taktor yang memiliki lebar bajak teoritis
sebesar 0,23 m, lebar bajak aktualnya sebesar 0,165 m dan diameter roda traktor
0,74 m. Traktor digunakan mengolah lahan seluas 0,01 ha yang membutuhkan
waktu selama 1,48 jam. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh
kapasitas lapang teoritis sebesar 0,0031 ha/jam sedangkan kapasitas lapang aktual
sebesar 0,02 ha/jam. Persentase yang hilang untuk tumpang tindih yaitu 28,26 %,
persentase waktu hilang karena slip roda yaitu 45,6 %, persentase waktu hilang
untuk membelok yaitu 0,065 %, persentase waktu hilang karena macet/berhenti
yaitu 35,8 %. Jadi efisiensi kerja lapang aktual diperoleh sebesar 25,04 % dan
efisiensi teoritis diperoleh sebesar 70,96 %.
Faktor faktor yang mempengaruhi nilai efisiensi kapsitas lapang pada
traktor terhadap lahan yang digarap adalah yang pertama kondisi lahan yang
mengandung cukup air sehingga tanah menjadi lebih licin menyebabkan sering
terjadi selip pada roda teraktor sehingga banyak waktu yang terbuang , faktor
yang kedua adalah operator yang mengendalikan traktor, banyak dari operator
yang belum menguasai cara mengendalikan teraktor saat membajak lahan
sehingga banyak kesalahan-kesalahan saat melakukan praktikum, faktor yang
ketiga adalah kesalahan saat pengambilan data dan kesalahan pembacaan dalam
Pengukuran waktu berbelok, slip dan tumpang tindih beberapa faktor ini sangat
mempengaruhi nilai untuk menentukan efisiensi hasil pembajakan secara aktual
maupuun teoritis.
BAB VI
PENUTUP

6.1.Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, adapun beberapa kesimpulan
yang dapat ditarik sebagai berikut:
1. Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan lahan yang
akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya memanfaatkan
100 % waktunya
2. Waktu per hektar teoritis ialah waktu yang dibutuhkan pada kapasitas lapang
teortis tersebut..
3. Praktikum kali ini menggunakan taktor yang memiliki lebar bajak teoritis
sebesar 0,23 m, lebar bajak aktualnya sebesar 0,165 m dan diameter roda
traktor 0,74 m. Traktor digunakan mengolah lahan seluas 0,01 ha yang
membutuhkan waktu selama 1,48 jam.
4. Hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh kapasitas lapang teoritis
sebesar 0,0031 ha/jam sedangkan kapasitas lapang aktual sebesar 0,02
ha/jam. Persentase yang hilang untuk tumpang tindih yaitu 28,26 %,
persentase waktu hilang karena slip roda yaitu 45,6 %, persentase waktu
hilang untuk membelok yaitu 0,065 %, persentase waktu hilang karena
macet/berhenti yaitu 35,8 %.
5. Efisiensi kerja lapang aktual diperoleh sebesar 25,04 % dan efisiensi teoritis
diperoleh sebesar 70,96 %.
6. Faktor faktor yang mempengaruhi nilai efisiensi kapsitas lapang pada traktor
terhadap lahan yang digarap adalah yang pertama kondisi lahan yang basah,
pengemudi traktor yang kurang handal, dan saat pengambilan data.

6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah bahwa pada
saat melaksanakan praktikum, praktikan melakukannya dengan sesuai, teliti dan
benar agar data yang diperoleh sesuai, serta dengan melakukan praktik lapangan
secara langsung agar wawasan kita bertambah dan dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Ananto, E.E. dan Astanto, 2000. Kelayakan Usaha Jasa Pelayanan Alsintan
(Traktor) Kelompok Tani di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan. Laporan
Teknis P2SLPS2. Badan Litbang Pertanian
Smith dan Wilkes. 1990. Optimalisasi Sistem Penanganan Panen Padi di Lahan
Pasang Surut Sumatera Selatan. Bulletin Enjiniring Pertanian: VI (1/2). BBP
Alsintan. Serpong
Hanafiah, K.2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Irwanto, 2010. Mesin-Mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Hardjosentono, et al. 2000. Pengembangan Teknologi dan Aplikasi Mekanisasi
Untuk Mewujudkan Pertanian Modern dan Berkelanjutan. Pros. Seminar Nasional
Teknik Pertanian (PERTETA), vol. 1 Juli 11-12 Juli. Hlm 1-9.

Anda mungkin juga menyukai