Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM KAPASITAS DAN EFISIENSI LAPANG PENGOLAHAN TANAH

Jumat 9 April 2021, Pukul 7.00 sd 9.40

A. Pendahuluan

Kecepatan penggarapan suatu lapang dengan sebuah mesin, merupakan salah satu dasar
pertimbangan dalam menghitung biaya pengerjaan tersebut per satuan luas.

Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan lahan yang akan diperoleh
seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya memanfaatkan 100 % waktunya, pada
kecepatan maju teoritisnya dan selalu memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya.

Waktu per hektar teoritis ialah waktu yang dibutuhkan pada kapasitas lapang teoritis tersebut.

Waktu kerja efektif ialah waktu sepanjang mana mesin secara aktual melakukan
fungsi/kerjanya. Waktu kerja efektif per hektar akan lebih besar dibanding waktu kerja teoritik
per hektar jika lebar kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya.

Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang aktual menggunakan suatu
mesin, didasarkan pada waktu lapang total. Kapasitas lapang efektif biasanya dinyatakan dalam
hektar per jam.

Efisiensi lapang ialah perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang
teoritis, dinyatakan dalam persen. Efisiensi lapang melibatkan pengaruh waktu hilang di lapang
dan ketakmampuan untuk memanfaatkan lebar teoritis mesin.

Efisiensi kinerja ialah suatu ukuran efektivitas fungsional suatu mesin, misalnya prosentase
perolehan produk bermanfaat dari penggunaan sebuah mesin pemanen.

1. Kapasitas Lapang Efektif

Kapasitas lapang efektif suatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja teoritis mesin, prosentase
lebar teoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan jalan dan besarnya kehilangan waktu
lapang selama pengerjaan. Waktu yang dipakai untuk perjalanan dari dan ke lapang biasanya
tercakup dalam menggambarkan biaya overall dari suatu pengerjaan, namun tak
diperhitungkan ketika menentukan kapasitas lapang efektif atau efisiensi lapang.
Kapasitas lapang efektif suatu mesin bisa dinyatakan sebagai berikut :

Perlakuan ULANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
P (m) 120 140 100 125 135 140 130 120
t (detik) 37 32 35 34 40 35 32 36
W1 (m) 1.25 1.25 1.25 1.25 1.25 1.25 1.25 1.25
Ef (%) 80 85 85 80 85 80 90 85
W2 (m) 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.5
D (m) 1.3 1.3 1.13 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
N 300 300 250 275 350 250 275 300
L3 (m) 4 5 7 3 4 6 7 2

CARA PENGERJAAN

1. Grup 1 mengerjakan Ulangan nomer : 1 . 5, 7, 8

2. Grup 2 : 2 ; 4; 5, 8

3. Grup 3 : 3, 5, 6, 7

4. Grup 4 : 2, 6, 7, 8

5. Grup 5 : 1, 3, 5, 8

6. Grup 6 : 4. 5, 6. 7

7. Grup 7 : 3, 5, 6, 8

8. Grup 8 : 1. 3, 4, 7,
Dengan

Ce = kapasitas lapang efektif, dalam hektar per jam

S = kecepatan jalan, dalam km/jam : Kecepatan 20 25 30

W = lebar teoritis alat, dalam meter 1.2 1.2 1.2

Ef = efisiensi lapang, dalam persen.

Pengiraan kapasitas lapang efektif menggunakan satuan menit per hektar atau jam per hektar,
yang merupakan besarnya waktu teoritis per hektar ditambah waktu per hektar yang
diperlukan untuk belok ditambah waktu perhektar yang diperlukan untuk “fungsi-fungsi
penunjang”. Renoll menggolongkan seluruh waktu hilang selain belok ke dalam fungsi
penunjang. Item-item ini diukur dan diperkirakan secara individual lalu dijumlahkan.

Belok di ujung atau di sudut suatu lapang menghasilkan suatu kehilangan waktu yang seringkali
sangat berarti, terutama pada lapang-lapang pendek. Tidak peduli apakah suatu lapang
dikerjakan pulang balik, dari tepi ke tengah ataukah digarap dengan mengelilingi titik pusatnya,
jumlah waktu belok per satuan luas untuk sebuah alat dengan lebar tertentu akan berbanding
terbalik dengan panjang lapang. Untuk suatu lapang persegi tertentu digarap searah
panjangnya ataukah memutarinya, jumlah putaran perjalanan yang diperlukan akan sama pada
ketiga cara di atas. Menggarap secara pulang balik memerlukan 2 kali belokan 180o per
putaran, sedang kedua cara lainnya mencakup empat belokan 90o per putaran.

Waktu yang diperlukan untuk belok pada pengerjaan bolak-balik, misalnya pada tanaman larik,
juga dipengaruhi oleh ketakteraturan bentuk lapang, besarnya ruang belok di head-land,
kekasaran daerah belok dan lebar alat.

2. Hubungan Antara Kapasitas Dan Efisiensi

Kapasitas kerja teoritik


Kapasitas kerja efektif

Efisiensi kerja (efisiensi lapang)

atau

Ce = Ct x Ef

Efisiensi kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus

Ef = (1 – L1)(1 – L2)(1 – L3 – L4) x 100 %

L1, L2, L3 dan L4 didapat dari pengukuran i lapang, berupa waktu hilang untuk membelok di
ujung lapangan, waktu hilang karena kerusakan kecil (penyetelan)_, waktu hilang dari overlap
lebar kerja dan waktu hilang yang berasal dari slip.

Rumus-rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :


Keterangan :

Ct = kapasitas kerja lapang teoritik (Ha/jam)

Ce = kapasitas kerja lapang efektif (Ha/jam)

Ef = Efisiensi lapang (%)

L1 = Waktu hilang karena overlap lebar kerja (desimal)

L2 = Waktu hilang karena slip

L3 = Waktu hilang untuk membelok di ujung lapang

L4 = Waktu hilang untuk penyetelan dan kerusakan kecil.

W1 = Lebar kerja teoritik

W2 = Lebar kerja efektif

D = Diameter roda belakang traktor

L = Jarak tempuh traktor untuk pengukuran slip

N = Jumlah putaran roda belakang pada pengukuran slip.

T1 = Jumlah waktu belok

T2 = Jumlah waktu untuk penyetelan/kerusakan kecil lain


T = Waktu kerja total (mulai s/d selesai)

B. Bahan Dan Metode

1. Waktu dan Tempat

Praktikum alat dan mesin pertanian ini dilaksanakan di kebun Percobaan pada tanggal 9 April
2021

2. Alat dan Bahan Praktikum

a. Alat

1) Traktor roda 4 (traktor besar)

2) Traktor roda 2 (handtraktor)

3) Bajak Singkal

4) Rotari

5) Roll meter

6) Patok-patok

7) Stopwatch

8) Alat tulis

b. Bahan

1) Kertas

2) Lahan percobaan

c. Cara Kerja

1) Ukur lahan yang ingin dilakukan pembajakan sebanyak 3 petak dengan luasan yang sama
dan diberi patok

2) Periksa kondisi Traktor roda 4, handtraktor singkal dan handtraktor rotari sebelum
digunakan untuk membajak

3) Pastikan bajak singkal dan bajak rotari sudah terpasang


4) Ukur diameter belakang roda dan beri tanda pada roda tersebut

5) Ukur masing-masing lebar kerja teoristis ketiga alat tersebut

6) Menghidupkan diesel sebelum pembajakan

7) Tetapkan putaran roda yang akan dihitung

8) Jalankan traktor dari arah tepi menuju bagian tengah

9) Aktifkan stopwatch saat traktor membajak dan menghentikannya sampai traktor selesai
membajak

10) Menghitung putaran roda dan tentukan waktu pada saat traktor berhenti

11) Lakukan pengukuran slip.

12) Lakukan pengukuran lebar kerja efektif.

13) Lakukan pengolahan tanah pada luasan tersebut dengan pola continuous, catat jam mulai
dan selesai.

14) Lakukan pengukuran kecepatan kerja pembajakan.

15) Lakukan pengukuran waktu hilang untuk belok di ujung petak.

16) Semua data yang diperoleh dicatat oleh pencatat dan direkap.

17) Melakukan perhitungan dan analisis terhadap data yang diperoleh

Anda mungkin juga menyukai