LAPORAN PRAKTIKUM
ACARA III
OLEH :
ARIFSON YONDANG
NIREM : 05.1.4.12.0370
MENTERI PERTANIAN
TAHUN 2015
A. Pendahuluan
Kecepatan penggarapan suatu lapang dengan sebuah mesin, merupakan salah satu dasar
pertimbangan dalam menghitung biaya pengerjaan tersebut per satuan luas.
Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan lahan yang akan diperoleh
seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju
teoritisnya dan selalu memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya.
Waktu per hektar teoritis ialah waktu yang dibutuhkan pada kapasitas lapang teoritis tersebut.
Waktu kerja efektif ialah waktu sepanjang mana mesin secara aktual melakukan fungsi/kerjanya.
Waktu kerja efektif per hektar akan lebih besar dibanding waktu kerja teoritik per hektar jika lebar
kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya.
Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang aktual menggunakan suatu
mesin, didasarkan pada waktu lapang total. Kapasitas lapang efektif biasanya dinyatakan dalam hektar
per jam.
Efisiensi lapang ialah perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang
teoritis, dinyatakan dalam persen. Efisiensi lapang melibatkan pengaruh waktu hilang di lapang dan
ketakmampuan untuk memanfaatkan lebar teoritis mesin.
Efisiensi kinerja ialah suatu ukuran efektivitas fungsional suatu mesin, misalnya prosentase
perolehan produk bermanfaat dari penggunaan sebuah mesin pemanen.
Dengan
Ce = kapasitas lapang efektif, dalam hektar per jam
S = kecepatan jalan, dalam km/jam
W = lebar teoritis alat, dalam meter
Ef = efisiensi lapang, dalam persen.
Pengiraan kapasitas lapang efektif menggunakan satuan menit per hektar atau jam per hektar,
yang merupakan besarnya waktu teoritis per hektar ditambah waktu per hektar yang diperlukan untuk
belok ditambah waktu perhektar yang diperlukan untuk fungsi-fungsi penunjang. Renoll
menggolongkan seluruh waktu hilang selain belok ke dalam fungsi penunjang. Item-item ini diukur
dan diperkirakan secara individual lalu dijumlahkan.
Belok di ujung atau di sudut suatu lapang menghasilkan suatu kehilangan waktu yang
seringkali sangat berarti, terutama pada lapang-lapang pendek. Tidak peduli apakah suatu lapang
dikerjakan pulang balik, dari tepi ke tengah ataukah digarap dengan mengelilingi titik pusatnya,
jumlah waktu belok per satuan luas untuk sebuah alat dengan lebar tertentu akan berbanding terbalik
dengan panjang lapang. Untuk suatu lapang persegi tertentu digarap searah panjangnya ataukah
memutarinya, jumlah putaran perjalanan yang diperlukan akan sama pada ketiga cara di atas.
Menggarap secara pulang balik memerlukan 2 kali belokan 180o per putaran, sedang kedua cara
lainnya mencakup empat belokan 90o per putaran.
Waktu yang diperlukan untuk belok pada pengerjaan bolak-balik, misalnya pada tanaman
larik, juga dipengaruhi oleh ketakteraturan bentuk lapang, besarnya ruang belok di head-land,
kekasaran daerah belok dan lebar alat.
2. Hubungan Antara Kapasitas Dan Efisiensi
Kapasitas kerja teoritik
atau
Ce = Ct x Ef
Efisiensi kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Ef = (1 L1)(1 L2)(1 L3 L4) x 100 %
L1, L2, L3 dan L4 didapat dari pengukuran i lapang, berupa waktu hilang untuk membelok di ujung
lapangan, waktu hilang karena kerusakan kecil (penyetelan)_, waktu hilang dari overlap lebar kerja
dan waktu hilang yang berasal dari slip.
Rumus-rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Ct = kapasitas kerja lapang teoritik (Ha/jam)
Ce = kapasitas kerja lapang efektif (Ha/jam)
Ef = Efisiensi lapang (%)
L1 = Waktu hilang karena overlap lebar kerja (desimal)
L2 = Waktu hilang karena slip
L3 = Waktu hilang untuk membelok di ujung lapang
L4 = Waktu hilang untuk penyetelan dan kerusakan kecil.
W1 = Lebar kerja teoritik
W2 = Lebar kerja efektif
D = Diameter roda belakang traktor
L = Jarak tempuh traktor untuk pengukuran slip
N = Jumlah putaran roda belakang pada pengukuran slip.
T1 = Jumlah waktu belok
T2 = Jumlah waktu untuk penyetelan/kerusakan kecil lain
T = Waktu kerja total (mulai s/d selesai)
3. Rotari
a. W = 12 w. Belok = 12 detik
P = 8,20
D = 12 cm
E = 50 cm
b. W = 820 12,9 w. Belok = 15 detik
P = 8,20
D = 10 cm
E = 50 cm
D. Pembahasan
Dalam praktek ini kita bisa mengamati dan mengetahui kapasitas kerja suatu mesin pertanian.
1. Hasil Pengolahan Data
Daftar Pustaka
Rizali, T. 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Unipersitas
Sumatra Utara
Umar. Sudirman. 2013. Pengelolaan Dan Pengembangan Alsintan Untuk Mendukung Usaha Tani Padi
Di Lahan Pasang Surut. Jurnal Teknologi Pertanian Universita Mulawarman Samarinda Vol 8 No 2
(37-48)
http://www.slideshare.net/AbdulMuftiPutra/laporan-praktikum-mekanisasi-pertanian-full-29555348, diakses
tanggal 27 oktober 2014 jam 16.00 WIB