Anda di halaman 1dari 20

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Komponen-komponen Utama


Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro (PLTPH) ini
mempunyai beberapa bagian utama yang penting untuk diperhatikan.
Bagian utama mesin merupakan bagian yang sangat penting dalam
mendukung kerja mesin, berikut komponen-komponen utama prototipe
pembangkit listrik tenaga piko hidro :
1. Pipa 6. Puli 11. Turbin 16. Fitting
2. Nozzle 7. Belt 12. Baterai 17. Stop kontak
3.Rangka mesin 8. Poros 13. Kran air 18. Saklar
4. Bak air 9. Rumah turbin 14. Inverter 19. Lampu
5. Pompa 10. Generator 15. Bearing

Gambar 15. Bagian-bagian mesin miniatur PLTMH


3.2 Langkah-langkah pembuatan
Adapun langkah-langkah untuk melakukan proses pembuatan alat yang
dilakukan seperti diagram alir berikut ini :

START

Analisa
kebutuhan

Perancangan

Sesuai tidak
kebutuhan
atau tidak?

ya
Pembuatan

Pengujian

Perbaikan

Sesuai
tidak
kebutuhan
atau tidak?

END

Gambar 16. Diagram Alir Pembuatan Alat


Diagram alir adalah suatu langkah kerja yang berisi tindakan untuk
menyelesaikan pembuatan alat mulai dari menganalisa kebutuhan,
perancangan, dan melakukan penilaian apakah barang sesuai atau tidak.
Apabila sesuai maka berlanjut ketahap pembuatan. Tahap pembuatan
pertama kali dengan proses perancangan bisa dengan sket tangan atau desain
grafis. Tahap perancangan sangat menentukan suatu alat berhasil atau gagal.
Oleh karena itu, ketika melakukan desain harus disertai perhitungan yang
matang. Proses selanjutnya yaitu pembuatan yang dilakukan dengan bahan-
bahan yang telah ditentukan sehingga terbentuk alat sesuai dengan desain
perancangan. Terakhir sampai pada tahap uji coba alat dengan melakukan
berbagai pengukuran sehingga memperoleh data-data yang digunakan untuk
mengukur apakah alat ini berhasil atau gagal. Apabila pengukuran sesuai
atau mendapat hasil bagus, maka alat yang dibuat berhasil.

3.3 Perhitungan Komponen-komponen Utama Mesin


3.3.1 Perhitungan Daya Pada Turbin Tanpa Beban
a. Potensi air tersedia
Potensi air yang tersedia pada PLTPH ini dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
Jika diketahui jarak permukaan air dengan turbin bagian atas (h) = 70
[cm] dan dengan debit air (Q) = 0,00083 m3/det dengan mengabaikan
losses.
Ppompa = Pair = ρ.g.Q.h
Ppompa = Pair = 1000 kg/m3. 9,81 m/det . 0,00083 m3/det . 37 m
Ppompa = Pair = 301,2 watt
Dimana :
P = daya hidrolik [watt]
ρ = massa jenis air [kg/m3]
g = gaya gravitasi [m/s2]
Q = debit air [m3/det]
H = Total head pompa [m]
b. Luas penampang nozzle
Luas penampang nozzle pada tugas akhir ini didapat dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Jika diketahui diameter nozzle (d) = 0,0105 [m]
1 2
A= .π .d
4
1
A= .3,14 .(0,0105 m)2
4
A = 8,6x10-5 m2
Dimana :
A = luas penampang nozzle [m2]
d = diameter [m]

c. Kecepatan aliran air pada nozzle


Kecepatan air dalam nozzle dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
Q
V=
A
0,00083 m3 /det
V=
8,6 x 10−5 m2
V = 9,6 m/det
Dimana :
Q = debit air [m3/det]
V = kecepatan aliran air dalam nozzle [m/det]
A = luas penampang [m2]

d. Kecepatan tangensial/kecepatan keliling sudu turbin


Jika diketahui sudut sudu = 30o dan diameter luar turbin = 0,3 [m].
V cos 30
U=
2
9,6 m/ det . cos 30
U=
2
U = 4,16 m/det
Dimana :
V = kecepatan aliran pipa pesat [m/det]
U = kecepatan tangensial/kecepatan keliling sudu turbin [m/det]

e. Besar gaya pada turbin


Jika diketahui diameter luar turbin = 0,3 [m], diameter dalam turbin =
0,18 [m], lebar = 0,05 [m] dan berat jenis aluminium = 2712 kg/m3.
Luas total runner = Luas luar – Luas dalam
Luas total runner = π r12 – π r22
Luas total runner = 3,14 . (0,15 m)2 – 3,14 (0,09 m)2
Luas total runner = 0,045 m2
Maka volume runner kincir adalah :
Volume = Luas total x lebar
Volume = 0,045 m2 x 0,05 m
Volume = 2,25x10-3 m3
Sehingga berat (m) yang mengenai sudu adalah :
m = Volume x berat jenis aluminium
m = 2,25x10-3 m3 x 2712 kg/m3
m = 6,1 kg
volume dalam kincir adalah:
Volume = luas total x lebar plat
Volume = π r2 x lebar
Volume = 3,14 . (0,09 m)2 x 0,004 m
Volume = 1,01x10-4m3
Sehingga berat (m) kincir dalam adalah:
m = volume x berat jenis baja
m = 1,01x10-4m3 x 7850 kg/m3
m = 0,85 kg
jadi berat total adalah:
m = 6,1 kg + 0,85 kg
m = 6,95 kg
Gaya yang terjadi pada sudu adalah :
V
F=m.
t
9,16 m/det
F = 6,95 kg .
1 det
F = 63,7 N
Dimana:
F = gaya yang terjadi pada sudu [N]
m = berat turbin [kg]
v = kecepatan aliran air [m/det]
t = waktu tumbukan [det]

f. Torsi (momen puntir)


Torsi (T) yang terjadi pada turbin dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
r 2−r 1
rx = + r1
2
0,15 m−0,09 m
rx = +0,09 m
2
rx = 0,12 m

T = F. rx
T = 63,7 N . 0,12 m
T =7,65 Nm
Dimana :
T = torsi [Nm]
F = gaya tumbukan pada turbin [N]
rx = jari-jari sudu turbin [m]
g. Kecepatan sudut turbin
U
W=
r
4,16 m/det
W=
0,15 m
W = 27,7 /det

Dimana :
W = kecepatan sudut turbin [/det]
U = kecepatan tangensial [m/det]
r = jari-jari turbin [m]

h. Daya (p) turbin


P=T.w
P = 7,65 Nm . 27,7 /det
P = 212 watt
Dimana:
P = daya turbin [watt]
T = torsi [Nm]
W = kecepatan sudut turbin [/det]

i. Daya terbangkitkan
Pout = Pturbin x ηt x ηg
Pout = 212 watt x 1 x 0,85
Pout = 180,2 watt
Pout = 180 watt (pembulatan)
Dimana :
Pout = daya terbangkitkan [watt]
Pturbin = daya turbin [watt]
ηt = efisiensi turbin
ηg = efisiensi generator

j. Daya Pada Poros


Besarnya daya yang dihasilkan pada poros turbin ini dipengaruhi oleh
seberapa besar massa dengan radius poros dan pengaruh dari putaran
turbin. Pada rancang bangun ini, poros yang digunakan berdiameter 1,8
[cm] dan panjang 28 [cm]. Bahan poros adalah St37 dimana massa
jenisnya 7850 [kg/m3].
Sehingga volume poros dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
1 2
Vporos = πd l
4
1
Vporos = 3,14 .(0,018 m)2 .0,28 m
4
Vporos = 7,12x10-5 m3
Dimana :
Vporos = volume poros [m3]
d = diameter poros [m]
l = panjang poros [m]

Dari hasil perhitungan didapat volume poros adalah 7,12x10-5 [m3].


Maka berat poros dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
m = ρ.V
m = 7850 kg/m3 . 7,12x10-5 m3
m = 0,5 kg
Dimana :
m = massa poros [kg]
ρ = massa jenis bahan poros [kg/m3]
V = volume poros [m3]

Momen inersia untuk poros


1
Iporos = mr 2
2
1 2
Iporos = . 0,5 kg .(0,009 m)
2
Iporos = 2,3x10-5 kgm2
Dimana :
Iporos = inersia poros [kgm2]
m = massa poros [kg]
r = radius poros [m]

ω f −ω o
α=
t
Dimana :
α = percepatan sudut [rad/det2]
ω f = kecepatan sudut awal [rad/det]
ω o = kecepatan sudut akhir [rad/det]
t = waktu yang diperlukan agar turbin berputar konstan = 5 [det]
N = putaran turbin [rpm]

2.π . N
−0
60
α=
t
2 . 3,14 .231
−0
60
α=
5 det
α = 4,8 rad/det2
Dari hasil perhitungan tersebut didapat percepatan sudut sebesar 16,8
[rad/det2]. Sehingga torsi yang terjadi pada poros adalah :
T=I.α
T = 2,3x10-5 kgm2 . 4,8 rad/det2
T = 0,000111 Nm
Dimana :
T = Torsi [Nm]
I = Inersia poros [kgm2]
α = percepatan sudut [rad/m2]
Maka daya pada poros adalah :
P=T.ω
2. 3,14 .231 rpm
P = 1,27x10-4 Nm.
60 det
P = 0,0026 watt
Dimana :
P = Daya poros [watt]
T = Torsi [Nm]
ω = Kecepatan sudut [rad/det]

3.3.2 Diameter puli


Pada rancangan mesin ini, sabuk dan puli digunakan untuk
mentransmisikan daya dari turbin penggerak ke puli generator.

Gambar 17. Puli dari Turbin ke Generator

Dengan mengabaikan slip pada sabuk maka jumlah putaran masing-masing


sabuk adalah sebagai berikut :
D1 . N1 = D2 . N2 ………………………...………(Sularso,2008;166)
Dimana :
D1 = Diameter puli turbin = 0,18 [m]
N1 = Putaran Turbin = 231 [rpm]
D2 = Diameter puli generator [m]
N2 = Putaran generator =1500 [rpm]

D1 . N1 = D2 . N2
0,18 m . 231 rpm = D2 . 1500 rpm
D2 = 0,0318 m
Diameter puli pada poros generator adalah 0,0318 [m]. Namun pada
mesin ini menggunakan puli generator berdiameter 0,1 [m]. Karena puli
berdiameter 0,0318 [m] tidak memungkinkan dan sulitnya menggunakan
mencari puli dengan diameter tersebut.
Berat puli (W) dapat dihitung dengan rumus :
π 2
W1 = .D .t.γ
4
3,14
W1 = .( 0,18 m)2 .0,0167 m . 2712kg /¿m3
4
W 1 = 1,1 kg

π 2
W2 = .D .t.γ
4
3,14 2
W2 = .(0,1 m) .0,0167 m .2712 kg /¿m3
4
W 2 = 0,3 kg
Dimana :
t = tebal puli = 0,0167 [m]
γ = berat jenis puli aluminium 2712 [kg /m3 ]
W1 = berat puli turbin [kg]
W2 = berat puli generator [kg]

Maka berat puli pada poros turbin adalah 1,1 [kg] dan berat puli pada poros
generator adalah 0,3 [kg].

3.3.3 Perhitungan daya yang dapat ditransmisikan sabuk


Jarak yang jauh antar dua poros sering tidak memungkinkan transmisi
langsung dengan roda gigi. Dalam hal ini, untuk mentransmisikan putaran
atau daya dapat dilakukan dengan menggunakan sabuk. Dari pemilihan puli
yang digunakan, maka sabuk yang digunakan adalah sabuk “V”. Karena
putaran pada puli turbin 231 [rpm]. Sesuai tabel diagram pemilihan sabuk
jenis-V, maka yang digunakan pada perancangan mesin ini adalah sabuk
“V” tipe A.
Gambar 18. sabuk tipe A

a. Luas penampang sabuk


Luas penampang sabuk dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
Jika menggunakan sabuk tipe “A” maka dapat diketahui lebar sabuk =
12,5 [mm], sudut sabuk = 20o dan tinggi sabuk = 9 [mm].
b
tan β =
t
b = tan . t
b = tan 20o . 9 mm
b = 3,2 mm
maka x = w – 2b
x = 12,5 mm – 2 . 3,2mm
x = 6,1 mm
jumlah sisi sejajar = w – x
= 12,5 mm + 6,1 mm
= 18,9 mm
jumlah sisi sejajar
A= xt
2
18,9 mm
A= x 9 mm
2
A = 85,05 mm2
Jadi luas penampang sabuk yang digunakan adalah 85,05 mm2.
b. Kecepatan linear sabuk
π . d p.N
V=
60 X 1000
3,14 x 0,18 m x 231 rpm
V=
60 X 1000
V = 2,17x10-3 m/det
Dimana :
V = kecepatan linear sabuk [m/det]
dp = diameter puli penggerak[m]
N = putaran poros [rpm]

c. Panjang keliling sabuk


Untuk menghitung panjang keliling sabuk dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Diketahui : Dp = 100 [mm]
dp = 180 [mm]
C = 410 [mm]
π 1
L = 2C +
2
(Dp + dp) + (d – Dp)2
4C p
3,14 1
L =2.410 mm+ (100 mm+180 mm)+ (180mm – 100
2 4 . 410 m m
mm)2
L = 1263,5 mm
Jadi panjang sabuk yang dipakai pada perancangan mesin dapat
dilihat pada (lampiran 1) yang dapat digunakan adalah 1270 [mm] atau
50 [inchi] untuk type sabuk yang dipakai dapat dilihat pada (lampiran 2)
adalah sabuk V type A.

d. Besar sudut kontak


Untuk menentukan besar sudut kontak yang terjadi pada sabuk yaitu
dengan menggunakan rumus dibawah ini :
r 1−r 2
Sin α =
C
0,09 m−0,05 m
Sin α =
0,43 m
Sin α = 0,09
α = 5,3

π
θ = (180o – 2α )
180
3,14
θ = (180o – 2 . 5,3)
180
θ = 2,95 rad

e. Tegangan Sabuk
T1
2,3 log =μ .θ
T2
T1 = σ . b . t
Dimana :
T1 = Tegangan sisi kencang pada sabuk [kg]
T2 = Tegangan sisi Kendur pada sabuk [kg]
μ = Koefisien gesek bahan sabuk 0,3 ( untuk sabuk bahan karet)
A = Luas penampang sabuk [mm2]
k = Faktor keamanan (0,8)……………(J.Stolk, elemen konstruksi
bangunan mesin;470)
σ = Tegangan tarik bahan sabuk (0,4 – 0,5) [kg/mm2]…..(J.Stolk,
elemen konstruksi bangunan mesin;470)

σ ijin=σ . k
= 0,4 kg/mm2 . 0,8
= 0,32 kg/mm2

T1 = σ ijin . b . t
T1 = 0 , 32 kg/mm2 . 3,2 mm . 9 mm
T1 = 9,5 kg = 93,1 N
T1
2,3 log =μ .θ
T2
T 1 0,3.2,98
log =
T2 2,3
T1
=log −1 0,38
T2
9,2 kg
T2 =
log−1 0,38
T2 = 6,3 kg = 61,8 N

f. Daya Sabuk
P = (T1 – T2)V
P = ( 93,1 N – 38,2 N ) 2,7x10-3 m/det
P = 0,11 watt

Untuk memeriksa apakah tegangan yang dialami sabuk aman, maka


dapat digunakan rumus dibawah ini:
T1
σ maks =
A
9,2 kg
σ maks = 2
28,8 mm
σ maks = 0,32 kg/mm2
Karena tegangan maksimum yang terjadi lebih kecil dari tegangan sabuk
yang diijinkan yaitu (0,4-0,5) [kg/mm2], maka sabuk ini aman untuk
digunakan.

3.3.4 Menghitung Momen Pada Poros Turbin


Poros yang direncanakan berdiameter 1,8 [cm] dengan panjang 28 [cm].
Poros tersebut dari baja St37. Massa jenis baja adalah 7850 [kg/m 3]. Poros
pada turbin ini mendapat beban dari turbin, puli dan sabuk. Turbin memiliki
berat ± 6,9 [kg], puli memiliki berat ± 1,1 [kg], sedangkan berat sabuk
diasumsikan 0,2 [kg]. Maka berat beban akibat turbin, puli dan sabuk
adalah:
Fturbin = m . g
Fturbin = 6,9 kg . 9,81 m/det2
Fturbin = 67,7 N
Fpuli = m . g
Fpuli = 1,1 kg . 9,81 m/det2
Fpuli = 10,8 N
Fsabuk = m . g
Fsabuk = 0,2 kg . 9,81 m/det2
Fsabuk = 1,9 N

Maka, F1 = Fturbin = 67,7 N


F2 = Fpuli + Fsabuk
F2 = 10,8 N + 1,9 N
F2 =12,7 N

F1 F2

A B C D

5 cm 14 cm 9cm

Gambar 19. Diagram Free Body Poros Turbin

Sehingga perhitungan selanjutnya adalah :


⅀ MA = 0
F1 . 5cm + F2 . 28cm – Rc . 19cm = 0
67.7N . 5cm + 12,7N . 28cm – Rc . 19cm = 0
694,1 Ncm = Rc . 19cm
Rc = 36,53 N
⅀ MC = 0
F2 . 9cm – F1 . 14cm + Ra . 19cm = 0
12,7N . 9cm – 67,7N . 14cm + Ra . 19cm = 0
- 833,5 Ncm = - Ra . 19cm
Ra = 43,8 N

Momen yang terjadi :


MB = Ra. 5 cm
MB = 43,8 N . 5 cm
MB = 219 Ncm
MB = 2190 Nmm
MD = RC . 9 cm
MD = 36,5 N . 9 cm
MD = 328,5 Ncm
MD = 3285 Nmm (momen terbesar)
Maka, momen terbesar pada poros turbin pada titik D yang memiliki
momen sebesar Md = 3285 [Nmm] = 334,8 [kgmm].

Menentukan diameter poros izin :


Bahan = St37
Faktor keamanan : 1,25 – 2 ( beban statis)
Maka :
σ t max = 37kg/mm2
τ g max = σ t max . 0,6
τ g max = 37kg/mm2 . 0,6
τ g max = 22,2 kg/mm2
τ g max
τ g izin =
sf
22,2 kg/mm 2
τ g izin =
2
τ g izin = 11,1 kg/mm2
τ p izin = 11,1 kg/mm2
P = T 2πn
231 Rpm
212 Nm/det = T . 2 . 3,14 .
60 det
T = 8,7 Nm
T = 0,893 kgm
T = 893 kgmm
Mp
τ g izin =

π 3 Mp
d =
16 τ g izin
16 . Mp
d3 =
π . τ g izin
16 .893 kgmm
d3 = 2
3,14 .11,1 kg /mm
d3 = 410,3 mm3
d = ∛410,3 mm3
d = 7,4 mm
Poros yang dirancang aman, karena poros yang digunakan pada mesin
berdiameter 18 [mm] lebih besar dari poros hasil teoritis yaitu 7,4 [mm].

3.3.5 Pemilihan Bantalan Pada Poros Turbin


Bantalan yang digunakan adalah bantalan jenis tertutup dan nomor
bantalan 6004 dengan diameter poros 20 [mm] dengan harga kapasitas
nominal dinamis spesifik (C) = 735 [kg].
Rc = 36,53 N
Rc = 3,7kg
Maka :
Beban yang diterima oleh bantalan :
Fr = Rb
Fr = 3,7 kg
Beban ekivalen dinamis :
Pr = X.V.Fr + Y.Fa
Dimana :
Pr = Beban ekivalen dinamis [kg]
X,V dan Y = Faktor – faktor bantalan …… (lampiran 3)
Fa = Beban aksial [kg] = 0
Untuk bantalan bola alur dalam Fa/Co = 0,014 – 0,56
Maka :
Pr = X.V.Fr + Y.Fa
Pr = 0,56 . 1 . 3,7 kg + 0 . 1
Pr = 2 kg
Faktor kecepatan bola :
Fn = (33,3/N)1/3
Fn = (33,3/231)1/3
Fn = 0,52

Faktor umur bantalan


C
Fh = fn .
Pr
735 kg
fh = 0,52 .
2 kg
fh = 192,7
Umur nominal bantalan
Lh = 500 . fh3
Lh = 500 . 192,73
Lh = 3577455895 jam
3.4 Aspek aspek yang akan diuji
Rancangan aspek-aspek yang akan diuji dari hasil pembuatan prototipe
pembangkit listrik tenaga piko hidro ini meliputi uji fungsi kerja yaitu
pengujian kinerja dan fungsi PLTPH. Adapun rancangan tabel pengujian
ditunjukan pada tabel berikut (tabel pengujian terlampir pada bagian
lampiran 10)
No Bukaan Kecepatan putar Kecepatan putar Output Generator
katup turbin (rpm) generator (rpm)
V (volt) I (ampere) P (watt)

1 1/2 139 268 16 6.375 102


2 Penuh 231 418 27,8 6,375 177,2

Tabel 1. Rancangan Pengujian Beban Kosong Generator DC dengan Variasi


Debit Air
Analisa pengujian :
Perhitungan pada daya (P) :
Pada percobaan 1 : bukaan katup setengah
P=V.I
P = 16 volt . 6,375 ampere
P = 102 watt
Pada percobaan 2 : bukaan katup penuh
P=V.I
P = 27,8 volt . 6,375 ampere
P = 177,2 watt

Anda mungkin juga menyukai