BAB III
METODE PENELITIAN
a. Debit air
b. Intake
c. Saluran pembawa
d. Bak penenang
e. Ketinggian terjunan air
f. Pipa pesat
g. Generator
3.3 Analisis Berdasarkan Literatur
L = 210,6 Q / 𝐷1𝐻½
dengan:
2. Putaran turbin
dengan:
k = Koefisien kecepatan (0,087)
𝛽1 = Sudut sudu = 29°50’ atau kurang lebih 30°
t = Jarak antar sudut 4.
4. Jumlah sudut
Jumlah sudut yang tepat adalah sudut yang memiliki bentuk setipis dan
semulus mungkin.
6. Kelengkungan sudut
dengan:
ρ = Kelengkungan sudu runner
𝑟1 = Jari-jari runner
7. Jarak pancaran dari pusat poros
dengan:
𝑦1 = Jarak pancar dari pusat poros
𝑘 = Koefisien kecepatan = 0,087
8. Jarak pancaran dari tepi dalam runner
11
dengan:
Nt = Banyaknya putaran per menit
D = Diameter (meter)
2. Kecepatan satuan
Kecepatan satuan adalah kecepatan turbin (bagian yang berputar) pada 𝐻𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜
= 1 meter dan D = 1 meter.
dengan:
𝑁11 = Kecepatan satuan (rad/det)
𝑁 = Banyaknya putaran per menit
𝐷 = Diameter
𝐻𝑛 = Perbedaan tinggi muka air dikurangi kehilangan tinggi (meter)
3. Debit Satuan
Debit satuan adalah debit turbin yang geometris serupa pada 𝐻𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 = 1 meter
dan D = 1 meter.
dengan:
𝑄11 = Debit satuan (m³/s)
D = Diameter (meter)
𝐻𝑛 = Perbedaan tinggi muka air dikurangi kehilangan tinggi (meter)
4. Putaran Spesifik
Putaran spesifik adalah besarnya putaran turbin yang geometris serupa
sehingga pada 𝐻𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 = 1 meter menghasilkan daya sebesar 1 kW.
12
dengan:
Ns = Putaran spesifik ( put/menit)
N = Banyaknya putaran per menit (put/menit)
P = Daya (kW)
𝐻𝑛 = Perbedaan tinggi muka air dikurangi kehilangan tinggi (m)
c. Perumusan Daya Terbangkit
Persamaan untuk mencari daya listrik teoritis yang dibangkitkan karena
perbedaan
Apabila diasumsikan :
BAB IV
JADWAL TUGAS AKHIR
KEGIATAN Bulan
1 2 3 4 5 6
Observasi
Pencarian Data
Proposal Tugas Akhir
Bab I Pendahuluan
Bab II Studi Pustaka
Bab II Metode Penelitian
Bab IV Pembahasan
Bab V Kesimpulan &
Saran
Gambar & Lampiran