Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN MESIN LISTRIK

Perencanaan Motor Listrik 3 Fasa Rotor Sangkar

RONI ADI PUTRA ( TTL A/18050514017/2018 )

Hari/Jam Kuliah: Kamis/12.00-Selesai

S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2021
A. Judul
Perencanaan Motor Listrik 3 Fasa Rotor Sangkar

B. Rumusan Masalah
kegiatan perencanaan motor listrik 3 fasa rotor sangkar ini memiliki
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana proses perhitungan untuk menentukan perencanaan motor
listrik 3 fasa rotor sangkar?
2. Bagaimanan menentukan jumlah kutub pada perencanaan motor listrik
3 fasa rotor sangkar?
3. Bagaimana cara menentukan nilai fluksi pada motor yang meliputi nilai
fluksi kutub, fluksi total, rapat fluksi gigi alur stator serta apat fluksi
pada celah udara dalam merencanakan sebuah motor listrik 3 fasa rotor
sangkar?
4. Bagaimana menentukan besar tegangan kerja pada sebuah perencanaan
motor listrik 3 fasa rotor sangkar?
5. Bagaimana cara menentukan nilai faktor perpendekan dan faktor
distribusi pada perencanaan motor listrik 3 fasa rotor sangkar?
6. Bagaimana menentukan jumlah nilai kawat total, kawat per alur, dan
jumlah kawat per alur dalam merencanakan sebuah motor listrik 3 fasa
rotor sangkar?
7. Bagiamana menentukan jumlah alir/kutub/fasa dan jarak antar alur
terdekat pada perencanaan motor listrik 3 fasa rotor sangkar?
8. Bagiaman cara menetapkan jenis kumparan, langkah kumparan,
langkah belitan serta penggambaran bentangan langkah belitan pada
perencanaan motor listrik 3 fasa rotor sangkar?

C. Tujuan
Dalam penyusunan laporan ini terdapat beberapa tujuan dari
perencanaan motor listrik 3 fasa rotor sangkar adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat menentukan perhitungan untuk menentukan
perencanaan motor listrik 3 fasa rotor sangkar

2
2. Mahasiswa dapat menentukan jumlah kutub pada perencanaan motor
listrik 3 fasa rotor sangkar
3. Mahasiswa dapat menentukan nilai fluksi pada motor yang meliputi
nilai fluksi kutub, fluksi total, rapat fluksi gigi alur stator serta apat
fluksi pada celah udara dalam merencanakan sebuah motor listrik 3 fasa
rotor sangkar
4. Mahasiswa dapat menentukan besar tegangan kerja pada sebuah
perencanaan motor listrik 3 fasa rotor sangkar
5. Mahasiswa dapat menentukan nilai faktor perpendekan dan faktor
distribusi pada perencanaan motor listrik 3 fasa rotor sangkar
6. Mahasiswa dapat menentukan jumlah nilai kawat total, kawat per alur,
dan jumlah kawat per alur dalam merencanakan sebuah motor listrik 3
fasa rotor sangkar
7. Mahasiswa dapat menentukan jumlah alir/kutub/fasa dan jarak antar
alur terdekat pada perencanaan motor listrik 3 fasa rotor sangkar
8. Mahasiswa dapat menentukan jenis kumparan, langkah kumparan,
langkah belitan serta penggambaran bentangan langkah belitan pada
perencanaan motor listrik 3 fasa rotor sangkar

D. Teori singkat

1. Prosedur Perencanaan Mesin Listrik


Dalam melakukan perencanan mesin listrik terdapat prosedur yang
harus diperhatikan adalah (1) mengenali kebutuhan atau tujuan; (2)
mekanisme kerja mesin listrik; mentukan gaya aksi pada setiap bagian
mesin dan energi yang ditransmisikan pada setiap bagian mesin; (3)
pemiilihan material yang paling sesuai untuk setiap bagian dari mesin.
mentukan bentuk dan ukuran bagian mesin dengan mempertimbangkan
gaya aksi pada elemen mesin dan tegangan yang diijinkan untuk
material yang digunakan; dan (4) Gambar detail. Menggambar secara
detail setiap komponen dan perakitan mesin dengan spesifikasi lengkap
untuk proses produksi.

3
2. Perencanaan Belitan Motor Listrik 3 Phasa Rotor Sangkar
Tujuan merencanakan belitan motor listrik 3 phasa sebagai
meminimalisir kesalahan langkah belitan, menentukan diameter kawat
email yang digunakan.
Kecepatan motor listrik dapat sesuai dengan keinginan yang dihendaki
dalam jumlah putaran tiap menitnya yang dirumuskan berikut ini.
𝑝. 𝑛
𝑓=
60
n merupakan jumlah putaran tiap menitnya (rpm), f adalah besar
frekuensi yang digunakan (Hz), dan p yaitu jumlah pasang kutup yang
digunakan dalam motor listrik. Faktor penentu dalam merencanakan
kecapatan motor listrik sebagai berikut.
a. Menambahkan besar frekuensi yang digunakan
b. Banyaknya jumlah pasang kutub yang dipakai
Kedua faktor tersebut merupakan penentu dalam merencanakan
kecepatan motor listrik yang diinginkan.
3. Menentukan Belitan Motor Listrik
Dalam melakukan pekerjaan membelit motor listrik terdapat syarat
yang yang harus dipertimbangkan adalah (1) besarnya tegangan kerja
motor listrik yang akan dipasangkan; (2) Jumlah putaran yang
direncakan; (3) Frekuensi kerja motor listrik; (4) Jumlah alur dan kelas
isolasi yang akan dipasangkan. Keempat syarat tersebut harus terpenuhi
dalam merencankan membelit motor listrik. Tegangan phasa dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus E = 4,44 . z . ɸ . f . fd . 10-8
volt, dimana E merupakan tegangan yang dipasangkan pada belitan
motor stator satuannya dalam volt, z yakni jumlah kawat stator dalam
satu phasa, f adalah besaran frekuensi satuan dalam Hertz, ffaktro
distribusi (fd) yang bekerja dalam motor listrik, dan (Φ) besar fluxi atau
garis-garis gaya magnet yang ditetapkan dalam satuan Maxwel. Rapat
fluxi pada mesin bertujuan untuk keamanan pada mesin listrik dan
penggunanya. Fluxi berhubungan dengan arus listrik dan terdapat
macam-macam rapat-rapat fluxi sebagai berikut.

4
a. Rapat Fluxi pada Celah Udara
ɸt = π . D1 . L . Bg
Rapat fluxi pada celah udara semakin kecil maka semakin
menjamin motor listri tidak panas. Ukuran rapat fluxi celah pada
udara dapat dia,bil sekitar 3.840-6.400 garis-garis/cm2.
b. Rapat Fluxi pada Gigi Stator
ɸt
Bts1 =
𝑊𝑡𝑠𝑙1 . 𝐿. 𝐾1 . 𝑆𝑠
K1 merupakan lembaran isolasi yang dapat diambir sekitar
0,9-0,93 yang digunakan sebagi faktor penyesuaian fluxi pada gigi
stator. Rapat gigi terkecil yang disyaratkan berkisar antara 12.640
sampai 14.000 garis-garis/cm2.
c. Rapat Fluxi pada Gandar Stator
ɸt . fdɸ
ɸ=
2p
Rumus diatas merupakan untuk menghitung fluxi ditiap
kutub dengan satuan garis-garis. Fluxi yang disyaratkan diambil
rata-rata antara 8.160 sampai dengan 14.240 garis-garis/cm2.
ɸ
Bys =
𝐷𝑦 . 𝐿. 𝐾1

E. Bahan Perencanaan
Dalam melaksanakan perencanaan mesin listrik 3 fasa rotor sangkar
bahan perencanaan berupa data adalah sebagai berikut.

Diameter Dalam Stator (D1) = 80,80 mm = 8,080 cm


Diameter Luar Stator (D2) = 125,00 mm = 12,5 cm
Tebal Gandar (Dy) = 14,89 mm = 1,489 cm
Panjang Stator (L) = 113,99 mm = 11,399 cm
Lebar Gigi Terkecil (Wt1) = 4,98 mm = 0,498 cm
Jumlah Alur (Ss) = 24 buah
Putaran (n) = 1325 rpm
Frekuensi (f) = 50 Hz

5
Tegangan (V) = 220/380 V
Luas Alur Kotor = 82,318 mm2 = 0,82318 cm2
Faktor isolasi lembaran2 (K1) = 0,9 – 0,93 0,93
Faktor Distribusi Fluksi (fdɸ ) = 0,637

F. Perhitungan Perencanaan Motor Listrik

Dengan mengetahui data di atas maka perancanaan belitan motor


dapat dilakukan. Berikut tahapan dari merencana belitan motor

1. Menghitung Jumlah Kutub


𝑝.𝑛
𝑓= 𝐻𝑧
60
𝑓.60
𝑝= 𝑛

Keterangan:
n = jumlah putaran tiap menit (rpm)
f = besarnya frekuensi dalam (Hz)
p = jumlah pasang kutup
Nilai kutub untuk perencanaan
𝑓.60
𝑝= 𝑛
50.60
𝑝= 1325

𝑝 = 2,26
Karena jumlah kutub harus bilangan bulat maka jumlah pasang
kutub (p) dalam perencanaan ini adalah 2 jumlah kutub. Untuk
jumlah Kutub (P) adalah 4 kutub

2. Menghitung fluksi total


ɸt = π . D1 . L . Bg
Keterangan:
ɸt = Fluksi (Maxwell)
D1 = Diameter stator (cm)

6
L = Panjang Stator (cm)
Bg = Rapat fluksi empirik untuk motor asinkron 3 fasa
dengan ketentuan (3.840 – 6400) garis –
garis/cm2
Hasil perhitungan perencanaan (untuk perhitungan menggunakan
rapat fluksi celah udara (Bg) terkecil dari hasil empirik yaitu Bg=3840):
ɸt = π . D1 . L . Bg
ɸt = 3,14 . 8,080. 11,399 . 6400
ɸt = 146959,977 garis-garis
Jadi untuk fluksi total (ɸt) dalam perencanaan ini adalah 146959,977 garis-garis
3. Menghitung rapat fluksi pada gigi stator
ɸt
𝐵𝑡𝑠𝑙 = 𝑊
𝑡𝑠𝑙 . 𝑘1 . 𝐿 . 𝑆𝑠
Keterangan:
𝐵𝑡𝑠𝑙 = Rapat fluksi gigi stator terkecil (garis-garis / cm2)
ɸt =Fluksi total (Maxwell)
𝑊𝑡𝑠𝑙 = lebar gigi stator (cm).
L = Panjang stator (cm)
k1 = Faktor isolasi (0,9-0,93)
𝑆𝑠 = Jumlah gigi stator (buah)
Untuk perhitungan pada perencanaan ini nilai faktor isolasi (k1)
menggunakan nilai terbesar yaitu 0,93
ɸt
𝐵𝑡𝑠𝑙 = 𝑊
𝑡𝑠𝑙 . 𝑘1 . 𝐿 . 𝑆𝑠

1110552,23
𝐵𝑡𝑠𝑙 = 0,498 . 0,93 . 11,399 . 24
1110552,23
𝐵𝑡𝑠𝑙 = 567,375

𝐵𝑡𝑠𝑙 = 1957,351 garis-garis/cm2


Untuk rapat fluksi (𝐵𝑡𝑠𝑙 ) pada perencaan sebesar 𝟏𝟗𝟓𝟕, 𝟑𝟓𝟏 ga ris-
garis/cm2

4. Menghitung Fluksi tiap kutub


ɸt . fdɸ
ɸ = 2𝑝

7
Keterangan:
ɸ = Fluksi tiap kutub (garis-garis)
ɸt = Fluksi total (garis-garis)
fdɸ = Faktor distribusi fluksi
Pada perhitungan pada perencanaan ini nilai faktor distribusi (fdɸ )
adalah sebesar 0,637 dikarenakan fluxi total berbentuk sinus dan setiap
gandar memiliki rapat fluksi yang sama. Berikut untuk perhitungannya:
ɸt . fdɸ
ɸ = 2𝑝
1110552,23 . 0,637
ɸ =
2. 2

ɸ = 176855,44 garis-garis
Jadi untuk besar fluksi tiap kutub (ɸ) pada perencanaan ini sebesar
𝟏𝟕𝟔𝟖𝟓𝟓, 𝟒𝟒 garis-garis

5. Menghitung rapat fluksi pada gandar stator


ɸ
Bys = 𝐷
𝑦 . 𝐿 . 𝑘1

Keterangan:
Bys = Rapat fluksi gandar (garis-garis/cm2)
ɸ = Fluksi tiap kutub (Maxwell)
𝐷𝑦 = Tebal gandar (cm)
k1 = Faktor isolasi (0,9-0,93)
L = Faktor distribusi fluksi (maxwell)

Berikut adalah hasil perhitungan pada perencanan:


ɸ
Bys = 𝐷
𝑦 . 𝐿 . 𝑘1

176855,44
Bys = 1,489 . 11,399 . 0,93
176855,44
Bys = 15,78499

Bys = 11204,027 garis-garis/cm2

Untuk besar fluksi pada gandar stator (Bys) pada perencanaan ini
adalah sebesar 𝟏𝟏𝟐𝟎𝟒, 𝟎𝟐𝟕 garis-garis/cm2

8
Rapat fluxi pada gandar diizinkan rata – rata (8.160 – 14.240) garis
– garis/cm2, besar fluksi pada gandar stator (Bys) hasil perhitungan
memiliki nilai diantara rata-rata ketetapan, dengan demikian nilai ini dapat
digunakan

Dari perhitungan di atas maka diperoleh data sebagai berikut:

Rapat fluxi udara (Bg) = 6400 garis-garis/cm2


Fluxi total (ɸ𝑡) = 146959,977 garis-garis

Rapat fluxi gigi stator (Bts1) = 1957,351 garis-garis/cm2


Rapat fluxi gandar (Bys) = 11204,027 garis-garis/cm2
Fluxi kutub (ɸ) = 176855,44 garis-garis

6. Menghitunng jumlah kawat total


E = 4,44 . z . Φ. f . fd . 10−8 volt

Keterangan:
E = Tegangan (garis-garis/cm2)
ɸ = Fluksi tiap kutub (garis-garis)
fd = faktor distribusi (0,966)
f = Frekuensi (Hz)
Untuk nilai fd pada perhitungan ini menggunakan nilai ketetapan
sebesar 0,966 dan nilai tegangan (E) yang paling besar yaitu 415volt
𝐸 . 108
z =
4,44 . Φ . f . fd

415 . 108
z = 4,44 . 𝟏𝟕𝟔𝟖𝟓𝟓,𝟒𝟒 . 50 . 0,966
415 . 108
z =
37927002,8

z = 1094,207

9
7. Menghitung jumlah alur tiap fasa
𝑆
alur per fasa =
3

Keterangan:
S = Jumlah alur
Perhitungan dalam perencanaan ini sebagai berikut:
24
alur per fasa =
3

alur per fasa = 8 𝑎𝑙𝑢𝑟


maka dapat ditentukan dalam perencanaan motor ini besar banyak
alur perfasa adalah 8 alur

8. Jarak antar alur terdekat (KAR)


360° 360°
= = 15˚ radian.
𝑆 24

9. Menghirung jumlah alur per kutub per fasa


𝑆
((2.𝑝))
Ea =
3
24
((2.2))
=
3
24
(4)
= = 2 alur
3
10. Menghitung faktor distribusi (fd)
Sebelum melakukan perhitungan faktor distribusi maka harus
menentukan besar kisar derajat listrik pada alur
Kisar alur dalam derajat listrik (KAL) = KAR . p
KAL = 15 . 2
KAL = 30˚ listrik
Maka nilai fd dapat dihitung
𝐸1
fd = 𝐸𝑎+𝐸𝑏+𝐸𝑐 dimana Ea = Eb = Ec.

Jadi
E1 = Ea + 2 Ea cos 30°

10
E1 = Ea (1 + 2 cos 30°)
E1 = Ea . 2,732
𝐸1
fd = 3 . 𝐸𝑎
(2 . 2,732)
fd = 3. 2

fd = 0,91

11. Menghitung jumlah kawat tiap phasa


E = 4,44 . z . Φ. f . fd . 10−8 volt

Keterangan:
E = Tegangan (garis-garis/cm2)
ɸ = Fluksi tiap kutub (garis-garis)
fd = faktor distribusi (0,91)
f = Frekuensi (Hz)
Untuk nilai fd pada perhitungan ini menggunakan nilai ketetapan
sebesar 0,966 dan nilai tegangan (E) yang paling besar yaitu 415volt

𝐸 . 108
z =
4,44 . Φ . f . fd

415 . 108
z =
4,44 . 176855,44 . 50 . 0,91

415 . 108
z =
35728336

z = 11.615,430 buah

12. Jumlah kawat per alur dalam satu phasa


𝑧
𝑁 = 𝑆/3

11.615,430
𝑁= 24/3

11.615,430
𝑁= 8

𝑁= 1.451,92 kawat

11
Jumlah kawat tiap alur hanya baik bila genap, maka jumlah kawat
tiap alur dalam satu phasa dibuat 1.452 buah kawatkawat.

13. Menghitung jumlah kawat total


Jumlah kawat total = N . S
= 1452 . 24
= 34.848 buah kawat
14. Menghitung luas penampang kawat
0,75 . 𝐴
q = 𝑁

Keterangan:
q = Luas penampang kawat
A = Luas alur bersih (Luas alur kotor – faktor isolasi)
N = jumlah kawat per alur dalam satu fasa
Berikut adalah perhitungannya:
0,75 . 81,313
q = 1451

q = 0,0420 mm2
Dengan demikian maka luas penampang kawat yang digunakan adalah
sebesar 0,0420 mm2

15. Luas Alur Bersih


Telah diketahui luas alur kotor 82, 318 mm2. Sebelum mencari
diameter kawat, perlu diketahui terlebih dahulu luas penampang kawat,
maka:
a. Luas alur kotor = ℼ.r2
82, 318 = 3,14.r2
82,318
r2 = 3,14

= 26,215 mm2
r2 = √26,215
r = 5,120 mm
b. Jari-jari alur bersih = r alur kotor – tebal prespan
= 5,120 - 0,15

12
= 4,97 mm
c. Luas alur bersih = ℼ.r2
= 3,14 . 5,12002
= 82,313 mm2
16. Menentukan Luas Penampang Belitan Sesuai Dengan Nilai Bahan di
Pasaran
Dalam perencanaan sebuah mesing listrik kawat belitan yang
difunakan merupakan kawat email. Dalam perancanaan motor listrik 3
fasa rotor sangkar luas penampang kawat dapat ditentukan sebagai
berikut.

0,75 . 𝐴
q = 𝑁
0,75 . 81,313
q = 1451

q = 0,0420mm2
Pada hasil perhitungan nilai luas penampang kawat email diperoleh
sebesar 0,0420mm2. Dengan demikian penggunaan kawat harus
disesuaikan pada nilai penampang kawat yang ada pada tabel bahan
kawat untuk membelit motor listrik. Untuk tabel bahan kawat membelit
dilampirkan pada bagian lampiran. Dengan mengacu tabel tersebut
maka diperoleh nilai penampang kawat terletak pada 0,0418 mm2 dan
0,1184 mm2. Untuk menentukan penggunaanya maka harus ditentukan
hasil selisih dengan koreksi sebagai berikut.
a. Hasil selisih dengan nilai penampang 0,0418 mm2
Hasil pada tabel bahan 0,0418 mm2
Selisih 0,0420 – 0,0418 = 0,0002 mm2
b. Hasil selisih dengan nilai penampang 0,1184 mm2
Hasil pada tabel bahan 0,1184 mm2
Selisih 0,1184 – 0,0420 = 0,0764 mm2
Setelah mengetahui nilai selisih dari penampang pada perhitungan
dan luas penampang pada tabel bahan maka nilai selisi yang terkecil
yang akan digunakan. Pada perhitungan di atas dapat ditentukan bahwa

13
pada perencanaan ini nilai luas penampang pada bahan yang digunakan
adalah 0,0418 mm2 dengan diameter 0,95mm.
17. Menentukan Langkah Belitan
a. Jumlah alur tiap phasa = 8 alur
b. Jumlah pasang kutub = 2 pasang
c. Jumlah kutub = 4 kutub
d. Jumlah alur tiap phasa tiap kutub = 2 alur
e. Pengaturan tiap kutub
1) Kutub U1-S1 = 2 alur
2) Kutub U2-S2 = 2 alur
3) Kutub U3-S3 = 2 alur
4) Kutub U4-S4 = 2 alur
360° 360°
f. Kisar alur dalam derajat radian (KAR) = = = 15˚ radian
𝑆 24

g. Kisar alur dalam derajat listrik (KAL) = KAR . p = 30˚ listrik


120° 𝐿 120°
h. Kisar Fasa (KP) = = = 4 alur
𝐾𝐴𝐿 30
24
i. Kisaran belitan = = 3 alur
8

j. Langkah belitan U-X


1) Alur 1 ke alur 7
2) Alur 2 ke alur 8
3) Alur 13 ke alur 19
4) Alur 14 ke alur 20
k. Langkah belitan V-Y
1) Alur 5 ke alur 11
2) Alur 6 ke alur 12
3) Alur 17 ke alur 23
4) Alur 18 ke alur 24
l. Langlah belitan W-Z
1) Alur 9 ke alur 15
2) Alur 10 ke alur 16
3) Alur 21 ke alur 3
4) Alur 22 ke alur 4

14
18. Menentukan Langkah Belitan

19. Menentukan Bentangan Belitan

G. Pembahasan
Dalam perencanaan motor listrik 3 fasa rotor sangkar memiliki hasil
data sesuai dengan perhitungan. Beberapa data yang dapat diperoleh sebagai
acuan dalam melaksanakan pembelitan sebuah motor listrik 3 fasa rotor
sangkar adalah sebagai berikut.

15
Jumlah pasang kutub (p) =2 kutub
Jumlah kutub (P) =4 kutub
Fluksi total (ɸt) = 146959,977 garis-garis
Rapat fluksi pada gigi stator (𝐵𝑡𝑠𝑙 ) = 1957,351 garis-garis/cm2
Fluksi tiap kutub (ɸ) = 176855,44 garis-garis
Rapat fluksi gandar stator (Bys) = 11204,027 garis-garis
Jumlah alur tiap fasa =8 alur
Jarak alur terdekat (KAR) = 15 ˚ radian
Jumlah alur per kutub per fasa (Ea) =2 alur
Faktor distribusi (fd) = 0,91
Kisar alur dalam derajat listrik (KAL) = 30 ˚ listrik
Jumlah kawat tiap fasa (z) = 11.615,430 buah
Jumlah kawat per alur dalam (N) = 1.451,92 kawat
satu fasa
Jumlah kawat total =34.848 kawat
Luas penampang kawat (q) = 0,0420 mm2
Luas alur kotor = 5,120 mm
Jari-jari alur bersih = 4,97 mm
Luas alur bersih = 82,313 mm2
Luas penampang kawat sesuai (q) = 0,0418 mm2
pasaran

Tabel di atas merupakan tabel hasil perhitungan dari perencanaan


sebuah motor listrik 3 fasa rotor sangkar. Hasil perhitungan ini berdasarkan
pada spesifikasi yang ingin dimiliki pada motor listrik yang akan di lakukan
belit ulang. Hasil perhitungan ini digunakan untuk dasar memmbelit ulang
dengan nilai yang sesuai dengan aslinya. Setelah menentukan hasil
perhitungan maka langkah belitan juga harus ditentukan. Dalam
merencanakan sebuah mesin listrik 3 fasa rotor sangkar yang memiliki 48
buah alur adalah sebagai berikut.

16
a. Langkah belitan U-X
1) Alur 1 ke alur 7
2) Alur 2 ke alur 8
3) Alur 13 ke alur 19
4) Alur 14 ke alur 20
b. Langkah belitan V-Y
1) Alur 5 ke alur 11
2) Alur 6 ke alur 12
3) Alur 17 ke alur 23
4) Alur 18 ke alur 24
c. Langlah belitan W-Z
1) Alur 9 ke alur 15
2) Alur 10 ke alur 16
3) Alur 21 ke alur 3
4) Alur 22 ke alur 4

H. Simpulan dan Saran


Dari perhitugan dalam perencanaan sebuah motor listrik 3 fasa roto
sangkar yang suda dilakukan di atas menunjukkan bahwa dalam
merencanakan atau mengkontruksi sebuah motor listrik 3 fasa dengan rotor
sangkar memiliki beberapa urutan perhitungan yang harus dilakukan. Besar
nilai putaran sebuha motor listrik 3 fasa rotor sangkar tergantung pada besar
nilai fluksi yang dicapai. Semakin besar nilai fluksi maka akan semakin
besar nilai putaran sebuah motor listrik 3 fasa. Dalam hal perencanaan
sebuah motor listrik 3 fasa, ukuran kawat dan jumlah kawat juga menjadi
penentu keberhasilan. Hasil perhitungan kawat nantinya akan dibelit sesuai
dengan langkah belitan dengan mengikuti kontruksi gambar dari bentangan
langkah belitan dengan menyesuaikan dengan jumlah alur yang ada.

17

Anda mungkin juga menyukai