Anda di halaman 1dari 54

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Data-data generator sinkron 3 fasa adalah sebagai berikut :


o
o
o

Daya keluaran P = 12 kW
Tegangan kerja V = 220/380 V
Putaran
n = 1.500 rpm

Untuk merancang suatu mesin maka harus mematuhi kelima hirarki, sehingga
perancangan generator sinkron 3 fasa ini dirancang berdasarkan :
1.

Jenis Mesin
Telah diketahui jenis mesin yang akan dirancang adalah generator sinkron 3 fasa

yang mana merupakan salah satu mesin bolak-balik (AC).


2. Fungsi Mesin
Generator sinkron 3 fasa ini direncanakan untuk pembangkit litrik tenaga
mikrohidro (PLTMH) untuk memenuhi kebutuhan lisrik di pedesaan. Di pedesaan ini
beban yang digunakan sebagian besar adalah berupa lampu TL, televisi, ada juga
pompa air. Dengan beban tersebut maka besar faktor daya yang dirancang adalah
sebesar 0,86 lagging.
Generator ini digerakkan oleh turbin air berjenis cross flow.
3. Daya Keluaran Mesin
Sesuai dengan data, generator ini akan dirancang untuk daya keluaran sebesar 12
kW, maka karena generator ini merupakan mesin AC maka daya keluaran mesin

adalah Q =
4.

= 13.953,49 VA

Putaran Mesin
Putaran yang diinginkan (n) adalah 1.500 rpm =

5.

= 25 rps

Tegangan Mesin
Sesuai data perancangan ini mempunyai tegangan jangkar sebesar 220/380 V.

I.

Perancangan Dimensi Utama

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Telah diketahui bahwa rumus persamaan daya adalah


kVA Q = 13.953,49 kVA.

Perlu diperhitungkan besar dari koefisien keluaran (

Pertimbangan dari perhitungan

) dengan cara :

, sesuai dengan data dengan putaran 1.500 rpm,

yang mana putaran ini dapat menggunakan penggerak turbin air dan
menggunakan aturan perancangan kutub menonjol. Sehingga syarat-syarat yang
harus dipenuhi :
-

Wb/m2 (Sawhney,736), dipilih

A/m (Sawhney,737), dipilih

= 0,6 Wb/m2
= 40.000 A/m

dapat diasumsikan sebesar 0,955


Kecepatan peripheral maksimum turbo generator

Sehingga diperoleh besarnya koefisien keluaran (

m/s (Sawhney,725)

):

Sehingga dengan Q = 13.953,49 kVA akan diperoleh :


kVA

D dan L ini akan diperoleh dengan menggunakan persyaratan sebagai berikut:

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

= konstanta ; =

dan dengan

2011

= 4 kutub

Bentuk menonjol tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu round pole (kutub
bulat) dan rectangular pole (kutub rektangular). Pada perancangan ini dipilih tipe
rectangular pole (kutub rektangular) dengan :
Rasio

= 1 sampai 5 (Sawhney,738)

Direncankan untuk generator faktor daya yang baik sehingga :


Rasio

yang dipilih

= 1,25 (Hari Santoso,16)

Maka perhitungan ini menjadi sebagai berikut :

= 1,25

= 1,25

Jadi diperoleh :

m
Sehingga:

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Dari hasil perhitungan tersebut telah didapatkan nilai D sebesar 0,131133 m dan
L sebesar 0,128739 m.
Pengecekan
Dengan nilai D sebesar 0,131133 m dapat dilakukan pengecekan terhadap

(Sawhney,724)

m/s
Didapatkan

m/s sehingga nilai D dapat digunakan karena tidak

melebihi dari kecepatan peripheral maksimum turbo generator sebesar 175 m/s.
Dari nilai

, kita dapat mengetahui jenis pemasangan kutub pada yoke (gandar).

Untuk mengetahui jenis pemasangan kutubnya, kita harus mengetahui kecepatan


run-away yang didapatkan dari perkalian

dengan faktor pengali :

Turbin cross flow memiliki nilai faktor pengali 1,8 (Sawhney, 725)
Maka, dengan faktor pengali 1,8 kecepatan peripheral saat run-away adalah
m/s.
Karena nilai kecepatan peripheral saat run-away dibawah 50 m/s, maka
menggunakan jenis pemasangan kutub dengan konstruksi bautan pada yoke.
Selanjutnya dengan

, maka dapat dilakukan pengecekan terhadap Q :

kVA

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

kVA
kVA
Karena nilai Q sesuai dengan data yang diberikan maka nilai D sebesar 0,131133
m dan L sebesar 0,128739 m dapat digunakan.
Bentuk Muka Kutub ()
Rasio busur kutub terhadap kisar kutub () bervariasi dari :
=

= 0,67 0,75 (Sawhney, 742), dipilih = 0,7

Maka kisar kutubnya :


=

= 0,102939 m = 102,939 mm

Jadi busur kutub = x kisar kutub = x =

mm

Panjang inti besi


Panjang kotor inti besi mempunyai rumus :
Karena panjang inti tidak lebih dari 20 cm (

cm), maka tidak

diperlukan lubang pendingin, sehingga nilai


Maka

cm

Kemudian inti stator dibagi menjadi 4 bagian setiap lebar 3,218475 cm


Panjang bersih inti besi

cm

II. Perancangan Stator


Kumparan Stator
Perlu diketahui besaran dari :

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

merupakan tegangan per fasa (Sawhney, 744) sebesar

Fluksi per kutub ( ) adalah sebesar


(Sawhney,744)
Wb
Sehingga didapatkan nilai lilit per fasanya, yaitu:

(Sawhney, 744)

= 130,510238

131

Jumlah Alur
Kisar alur ( ) untuk mesin AC adalah

Dengan kisar alur tersebut dipilih

(Sawwhney, 743)

adalah sebesar 20 mm maka akan dapat

dilakukan perhitungan selanjutnya yaitu:

Alur per kutub per fasanya sebesar

(Sawhney, 753)

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

Total alur stator ( ) sebesar

Jumlah konduktor stator ( ) sebesar

2011

(Sawhney, 753)

(Sawhney, 753)

Maka dapat diperoleh jumlah konduktor per alur (

):

(Sawhney,753)

= 32,75 33

Jumlah konduktor per alur harus integer genap dengan tujuan penggunaan dari
kumparan fraksional (dengan jumlah fraksional per alur per kutub, maka dapat
menggunakan kumparan double layer yang memerlukan konduktor per alur yang
genap) ,(Sawhney, 742).
Sehingga dengan ketentuan tersebut maka konduktor per alur diambil

36

(sebenarnya jumlah alur harus dipilih sehingga jumlah konduktor yang dihitung
tidak berubah banyak ).
o

Konduktor per alur menjadi

Jumlah konduktor pada stator adalah

Jumlah lilit per fasanya sebesar

Kerapatan fluksi rata-rata di celah udara :


=

= 144

= 0,500347 Wb/m2

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

Dengan perubahan tersebut maka akan berengaruh terhadap


o

Kerapatan fluksi per kutub

dan

2011

menjadi :

sebesar :
Wb

Kisar alur stator

sebesar :

=
m

mm

Maka telah didapatkan nilai-nilai baru yang digunakan untuk perhitungan


selanjutnya.
Konduktor Jangkar
Luas bagian melintang pada kumparan jangkar ( ) perlu diketahui :

Arus per fasa (

) diperoleh

(Sawhney, 744)

= 21,141652 A

Pembebanan pada alur =


-

Kerapatan arus pada konduktor jangkar ( ) :


Berkisar 3 sampai 5 A/mm2 (Sawhney, 744), dipilih
Sehingga didapatkan

= 4 A/mm2.

(Sawhney, 744)

= 5,285413 mm2

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Konduktor ini diambil 2 strip dengan luas penampang

dengan

susunan paralel, dengan luas penampang yang digunakan

mm2.

Kerapatan arus yang digunakan pada konduktor jangkar ini menjadi:


=

= 0,438623 A/mm2 = 438,623 mA/mm2

Dimensi Alur (Lebar dan Kedalaman Alur)


Kerapatan fluksi pada alur saat tanpa beban adalah tidak lebih dari 1,7 sampai
1,8 Wb/m2 (Sawhney, 744), dipilih 1,8 Wb/mm2.
-

Mencari nilai dari lebar alur minimum (


=

(Sawhney, 748)

=
-

Mencari nilai dari lebar alur maksimum (

(Sawhney, 748)
m

Dengan menggunakan ketebalan 0,1 mm yang memisahkan antar kawat dan 0,1
mm untuk isolasi pada konduktor. Ketebalan isolasi pada dinding utama 0,25 mm.
Sehingga dapat diperhitungkan dan dituliskan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Lebar Alur ( dalam mm )
Nama

Jumlah

Ukuran

Total

Bare konduktor

Isolasi konduktor

0,1

0,2

isolasi alur utama

0,25

0,5

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

Isolasi antar lilit

0,29

0,29

spasi (slack)

Total

2011

6,99

Total lebar alur Ws 6,99 mm


Sedangkan untuk mendapatkan kedalaman alur dituliskan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.2 Kedalaman Alur (dalam mm)
Nama

Jumlah

Bare konduktor

Ukuran

Total

36

0,85

30,6

Isolasi antar strand

0,1

0,2

Isolasi konduktor

36

0,1

3,6

Isolasi alur utama

0,25

Separator

0,5

0,5

tooth lip

0,75

0,75

Wedge

Spasi (slack)

Total
Total kedalaman alur

39,65

39,65 mm

Parameter Jangkar
Panjang lilit efektif kumparan stator (

) adalah:
(Sawhney, 728)

Dengan rincian :

10

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Panjang lilit di dalam alur

Panjang lilit di luar alur

Resistansi stator
Resistansi d.c stator per fasa dengan konduktor tembaga pada suhu 750C :
(Sawhney, 753) dengan

= 0,049722

Resistansi Stator Efektif


Resistansi d.c. stator per fasa di dalam alur adalah :
=

= 0,016154

Rugi tembaga per fasa


Dengan

adalah faktor eddy current loses rata-rata

Sehingga akan diperoleh :

Resistansi d.c stator per fasa di luat alur adalah :


=

11

= 0,033568

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Rugi tembaga per fasa di luar alur

Rugi Tembaga
Sehingga diperoleh rugi tembaga pada stator per fasa adalah :

Resistansi A.C.
Resistansi A.C untuk tiap fasanya adalah

(Sawhney, 783)

PU Resistansi

Rugi Tembaga Total


Maka rugi tembaga total untuk semua fasa adalah :
= 3 x rugi tembaga total per fasa
=3x

W = 66,672642 W

Inti Stator
Untuk mendapatkan diameter luar laminasi stator perlu diketahui:
-

Fluksi pada inti stator (

Kerapatan fluksi pada inti stator (


Wb/m2. Dipilih

) adalah

) kutub menonjol adalah 1,0 sampai 1,2

= 1,2Wb/m2

Sehingga diperoleh nilai kedalaman inti stator (


=

12

), adalah :

= 0,023850 m

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

Sehingga didapatkan nilai dari diameter luar laminasi stator (

2011

) yaitu :

(Sawhney, 748)

Panjang celah udara


Dengan didapatkannya panjang celah udara maka dapt diketahui pula diameter
rotor. Namun untuk melakukan perhitungannya maka perlu diketahui nilai-nilai
dari besaran berikut ini :
-

Mencari nilai dari

maka perlu mengetahui nilai dari:

GGM jangkar per kutub adalah

Rasio hubung singkat (SCR) untuk generator hidro elektrik dengan kutub
menonjol berkisar antara 1,0 sampai 1,5 (Sawhney, 740). Dipilih SCR = 1,1
Dapat diperoleh GGM medan per kutub tanpa beban adalah :

Perlu diketahui bahwa 80% GGM dikonsumsi oleh celah udara (Sawhney, 740),
sehingga
Kerapatan fluksi maksimum di celah udara adalah
=

13

Wb/m2

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Sehingga dari perhitungan diatas akan didapatkan lebar celah udara ( ) apabila
diasumsikan faktor konstraksi celah udara

adalah :

Sehingga dengan

mm didapatkan diameter rotornya adalah :

, (Sawhney, 783)
m
Diperoleh diameter rotor (

) adalah sebesar

III. Perancangan Rotor


Kutub

Sebelumnya telah dipilih bentuk recangular poles (kutub rektangular) sehingga


dapat digambarkan penampang atas bentuk kutub tersebut sebagai berikut :

Lp

bp

Gambar 3.1 Bentuk kutub rektangular

14

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Sumber : A.K. Sawhney, A Course in Electrical Machines Designed (1990:758)


Diketahui bahwa faktor kebocoran ( ) berkisar antara 1,15 sampai 1,2
(Sawhney, 758), dipilih
Sehingga didapatkan fluksi pada body kutub adalah :
Wb

Kerapatan fluksi pada kutub


(Sawhney, 758), dipilih

) yang diijinkan berkisar 1,5 samapai 1,7 Wb/m 2


Wb/m2

Jadi luas permukaan body kutub adalah

(Sawhney, 758)

m2
Untuk kutub rektangular seperti Gambar 3.1 maka
Untuk panjang aksial kutub

, diambil sama dengan panjang inti stator kotor .

Faktor stacking untuk laminasi kutub diambil 0,98. (Sawhney, 758)


Sehingga dapat diperoleh lebar kutub adalah :
=

= 0,0355543 m = 35,5543 mm

Tinggi Kutub
Berdasarkan perancangan awal faktor daya adalah sebesar
Sehingga :

Dengan melihat Gambar 12.31 (Sawhney, 759) dapat menentukan nilai faktor
cross reaction (

15

), dengan kisar kutub

maka didapatkan

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Gambar 3.2 Diagram Fasor dengan Resistansi Jangkar dan Reaktansi Bocor
Kumparan Jangkar yang Diabaikan
Sumber : A.K. Sawhney, A Course in Electrical Machines Designed (1990:759)

Gambar 3.3 Diagram Fasor dengan Resistansi Jangkar dan Reaktansi Bocor
Kumparan Jangkar yang Diabaikan
Sumber : A.K. Sawhney, A Course in Electrical Machines Designed (1990:784)
Berdasarkan diagram fasor yang telah dikutip diatas, maka:
o
pada sudut

16

terhadap

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

o
o

gabungan oc dan perpanjangannya, menurunkan perpanjangan ac untuk


berpotongan pada titik d

GGM medan beban penuh per kutub (

Didapatkan sudut

Besar

Besar

adalah

), yang dapat diperoleh dari :

adalah

Maka ggm medan beban penuh per kutub


Dengan luas tembaga pada kumparan medan adalah :
(Sawhney, 759)
Dengan

berkisar 3 sampai 4 A/mm2 (Sawhney, 759), dipilih

4 A/mm2

Didapatkan tembaga pada kumparan medan :


=

= 888,5782 mm2

Total luas tembaga pada kumparan medan adalah :


(Sawhney,759)

17

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Dalam hal ini nilai dari space factor berkisar antara 0,8 sampai 0,9
(Sawhney,759), sehingga dipilih space factor = 0,9
Maka dibutuhkan luas tembaga pada kumparan medan
= 987,3091 mm2
Pada buku A Course in Electrical Machines Designed terdapat aturan dalam
menentukan kedalaman kumparan dari kisar kutubnya seperti pada Tabel 12.3.
(Sawhney, 767), yang tertera sepeti Tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 kedalaman kumparan medan
Kisar kutub (mm)

Kedalaman kumparan (mm)

0.2
0.35
0.50
0.65
1.00
1.00 dst

30
35
40
45
50
55

Dengan nilai diameter rotor sebesar


kumparan medan

. Diambil

m, maka dapt ditentukan


= 25 mm.

Sehingga ketinggian kumpatan medan

mm
Untuk mengetahui panjang radial total kutub, maka harus menambahkan
pinggiran kutub17 mm dan ketinggiansepatu kutub h1 = 5 mm. Dapat dilihat
gambar kutub gb.12.48 pada buku A Course in Electrical Machines Designed.
Ketinggian body kutub

18

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

Total ketinggian (panjang radial kutub)

2011

(Sawhney, 784)

Damper Winding (Kumparan Katup)


Dengan kerapatan arus pada batang katup dipilih 4 A/mm2, dapat ditentukan luas
permukaan batang damper per kutub adalah :
(Sawhney, 784)

= 205,878 mm2
Kisar alur pada damper winding dibuat berbeda dari kisar alur stator, sekitar 20%
yang bertujuan untuk mengurangi arus induksi pada damper winding oleh ripple
dari gigi.
Yang mana jumlah batang-batang katup adalah

Jadi luas untuk setiap batang adalah

Sehingga dapat diketahui diameter batang adalah :

19

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

mm2

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

= 7,2406 7 mm

Didapatkan :

Faktor area ring short circuit berkisar antara 0,8 sampai 1 (Sawhney, 762).
Dipilih faktor area ring short circuit 0,8
Jadi luas penampang dari setiap ring short circuit pada batang adalah :

mm2
Yoke (Gandar)
Dapat ditentukan fluksi dalam yoke

(Sawhney, 785)

=
Kerapatan fluksi diambil 1,2 Wb/mm2
Sehingga lus permuakaan yoke adalah

=
m2

Kemudian kedalaman yoke tersebut adalah :


(Sawhney, 785)

m=

mm

Menggambar Kutub

20

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Dalam menggambar kutub perlu diketahu besarnya sudut mekanik antara pusat

kutub dengan pusat interpolar, yaitu

= 45o

Panjang celah udara yang terujung adalah :

Ketinggian sepatu kutub yang terujung ( ) adalah


mm
Lebar sepatu kutub ( )

dapat diperhitngkan dengan melihat pada buku A

Course in Electrical Machines Designed gambar 4.72. Sehingga akan


didapatkan:

mm
Menggambar Sirkuit Magnetik
Berdasarkan gambar 4.73 tertera bahwa :
b1 = 24 ; b2 = 55 ; b3 = 82 ; b4 = 98 ; b5 = 100 dan b6 = 100
Sehingga amplitudo dan harmonisa pada kerapatan celah udara dapat dijabarkan
sebagai berikut :

21

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Setelah didapatkannya nilai nilai tersebut maka dapt diperoleh kurva distribusi
fluksi dapat dituliskan sebagai berikut :

Sedangkan faktor medannya adalah


Yang mana tegangan fasa sebesar 220 V.
Faktor distribsi untuk kumparan alur frsksional pada sudut fasa 60o, adalah :
; dengan q =

dan M = 2

maka,

Ada 2 alur per kutub per fasa.


Agar kisar kumparan penuh, maka lebar kumparan haruslah 2 x 3 = 6 alur
dengan rentang kumparan yang sebenarnya adalah 4.
Jadi sudut listrik untuk lebar kumparan =
Dengan sudut antar kumparan
Sehingga akan dapat diperhitungkan faktor kisar untuk harmonisa ke-n adalah :

22

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Maka,

=
=

Faktor kumparannya adalah :

Tegangan per fasanya dalah :

Telah dijelaskan sebelumnya, perhitungan ini mengabaikan harmonisa ke-tiga,


maka persamaan diatas akan menjadi :

Sehingga akan diperoleh :

Wb

23

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Nilai komponen utama kerapatan fluksi rata-rata adalah :


Wb/m2

Sedangkan nilai maksimum komponen utama kerapatan fluksi adalah :

Wb/m2

Dengan

Wb/m2

maka

Kerapatan fluksi rata-rata terbesar


W/m2
Sehingga didapatkan fluksi total per kutub adalah :
Wb
Sirkui Magnetik
(i)

GGM pada celah udara

Untuk mendapatkan rasionya adalah dengan menggunakan cara

24

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Gambar 3.4 Koofisien Celah Udara Carter


Sumber : A.K. Sawhney, A Course in Electrical Machines Designed (1990)
Seperti yang dperlihatkan pada Gambar 3.3 ini maka dapat dlihat nilai dari
Koefisien Carter adalah

Faktor kontraksi celah udara untuk alur (

) adalah

Karena mesin ini tidak menggunakan pendingin maka :

Rasio =
Berdasarkan rasio yang didapatkan ini maka koefisien Carter (

25

) adalah 0

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Faktor kontraksi pada saluran

Diperoleh

adalah sebasar 1

Sehingga faktor kontraksi pada celah udara adalah

Selanjutnya GGM yang diperlukan pada celah udara adalah :

A
(ii)

GGM pada gigi jangkar

Lebar gigi pada sepertiga tinggi dari daerah terujung adalah :


(Sawhney, 787)

m
Kerapatan fluksi di gigi pada

26

mm
ketinggian dari daerah terujung adalah :

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

(Sawhney, 787)

Wb/m2

Gambar 3.5 Kurva B-at untuk Dinamo Baja Lembaran


Sumber : A.K. Sawhney, A Course in Electrical Machines Designed (1990:764)
Dengan menggunakan kurva B at yang tertera pada Gambar 3.5 diatas ini maka
dapat diketahui nilai dari

A/m.

Sehingga akan didapatkan GGM total yang diperlukan oleh gigi (

) adalah :

(iii)

GGM pada inti

Luas permukaan inti (

27

) adalah

(Sawhney, 787)

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

m2

Kerapatan fluksi di inti besi (

) adalah

(Sawhney, 787)

Wb/m2
Sehingga dengan didapatkannya nilai dari

pada perhitungan sebelumnya,

maka dengan menggunakan kurva B-at ( pada Gambar 3.5) akan diketahui
A/m2

GGMnya yaitu

Panjang bagian fluksi pada inti stator ( ) adalah :

(Sawhney, 787)

GGM total pada inti (

) adalah
A

Jadi,
(iv)

28

GGM pada kutub

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

Telah diketahui bahwa lebar sepatu kutu adalah

mm

Sehingga jarak antara batas sepatu kutub ( ) adalah :

(Sawhney, 787)

m
Yang mana, tinggi dari sepatu kutub itu sendiri adalah
Lebar body kutub (

) adalah

mm

Jarak antar body dengan kutub yang bersebelahan adalah :

(Sawhney, 787)

Fluksi bocor pada sepatu kutub dapat diperhitungkan sebagai berikut :

29

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

2011

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

Sedangkan fluksi bocor di antara body kutub adalah sebagai berikut :

Sehingga ,

30

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

2011

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

Setelah didapatkannya nilai dari

dan

2011

diatas ini maka akan diperoleh

fluksi minimum pada kutub sebagai berikut :


Wb
Dan fluksi maksimum pada kutub adalah :
Wb
Kerapatan fluksi minimum pada kutub (

) adalah :

Sedangkan nilai dari kerapatan maksimum pada kutub (

) adalah :

Apabila dilihat kembali pada kurva B at ( Gambar 3.5 ), maka dengan


kerapatan fluksi maksimum dan minimum di atas, GGM per meternya adalah :
A
A
Jadi, GGM total yang diperlukan kutub adalah :

(Sawhney, 788)

31

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

(v)

2011

GGM pada yoke

Fluksi pada yoke (

) adalah

(Sawhney, 788)

Wb

Luas permukaan yoke (

) adalah sebagai berikut :

m2

Sehingga diperoleh kerapatan fluksi di yoke (

) adalah

Wb/mm2
Dengan melihat kembali kurva B at ( Gambar 3.5 ), maka dengan kerapatan
fluksi di yoke diatas akan dapat diketahui nilai dari :
A/m.
Sehingga panjang dari fluksi di yoke adalah sebagai berikut :

32

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

(Sawhney, 788)

GGM di yoke (

mm

) adalah

(Sawhney, 788)

A
Jadi, total GGM yang diperlukan saat tanpa beban untuk kerapatan fluksi
nominalny adalah sebagai berikut :
(Sawhney, 788)

A
Karakteristik Open Circuit
Berdasarkan gambar alur pada lampiran gambar dapat ditulisakan sebagai
berikut, maka :
Tabel 3.1 Variabel-variabel Alur
variabel nilai (mm)
h1

36,9

h2

0,85

h3

0,75

h4

Ws

6,99

Wt

8,5825

33

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

(Slack 0,8 mm telah ditambahkan pada


Permeance alur spesifik

) dapat diperoleh sebagai berikut :


(Sawhney, 790)

Perhitungan untuk reaktansi bocor (

) pada alur adalah :

) (Sawhney, 790)

Rasio

34

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

2011

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Gambar 3.6 Grafik Faktor Kebocoran Alur


Sumber : A.K. Sawhney, A Course in Electrical Machines Designed (1990)
Setelah didapatkan rasio dengan nilai 0,6667, maka dengan menggunakan grafik
faktor kebocoran alur (Gambar 3.6) akan didapatkan

Sehingga akan didapatkan

Reaktansi bocor overhang (


(

) adalah sebagai berikut :


) (Sawhney, 790)

35

(Sawhney, 790)

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Setelah didapatkan nilai-nilai tersebut maka akan diperoleh reaktansi bocor stator
( ) adalah sebagai berikut :

Dan apabila diubah reaktans bocor ini dalam satuan PU adalah :


(Sawhney, 790)

p.u.
Ggm medan beban penuh
Tegangan (

) yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

p.u.

Sehingga nilai

Dari nilai

dalam p.u. yaitu sebesar 0,991897 diatas maka dapat dilihat pada

grafik karakteristik opern circuit ( Gambar 3.7 ) dapat dilihat seperti dibawah ini:

36

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Gambar 3.7 Karakteristik Open Circuit


Sumber : A.K. Sawhney, A Course in Electrical Machines Designed (1990:790)
Eksitasi medan (

) seperti kurva karakteristik open circuit ( Gambar 3.7 )

adalah

Sudut rentang busur kutub ( ) adalah

(Sawhney, 791)

Faktor raksi jangkar (

(Sawhney, 791)

) adalah

Sehingga akan diperoleh faktor reduksi untuk GGM jangkar sumbu axis
langsung (

) adalah sebagai berikut :


A

37

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Gambar 3.8 Ketetapan GGM medan beban penuh


Sumber : A.K. Sawhney, A Course in Electrical Machines Designed (1990:766)
Selanjutnya untuk menghitung GGM medan pada saat beban penuh konstruksi
yang diberikan pada Gambar 3.8 , yang mana :
A
A
Dengan melihat Gambar 3.8, maka besarnya GGM medan beban penuh adalah
dengan

sebagai referensi. Sehingga perhitungannya adalah sebagai

berikut :
(Sawhney, 791)

Sehingga ,

38

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Diketahui bahwa
-

Yang mana untuk mencari nilai

dengan mengguanakan carasebagai berikut :

Sehingga diperoleh

Selanjutnya

Jadi medan pada saat beban penuh (

) adalah

Gambar 3.9 Estimasi GGM medan beban penuh

Perancangan Kumparan Medan


Terdapat prosedur yang perlu dilakukan untuk merancang kumpaan medan pada
generator sinkron 3 fasa ini, yaitu sebagai berikut :
o Tegangan eksitasi kumparan medan harus diketahui.
Dipilih terlebih dahulu tegangan eksitasi sebesar 125 V (Sawhney, 791) yang
mana digunakan untuk mesin ukuran kecil sampai dengan ukuran sedang,
tegangan yang melewati setiap kumparan medan. Sehinggaperhitungannya :

39

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Dengan menggunakan spool metal yang mempunyai ketebalan 2,5 mm,


ketebalan bekelit kertas sebesar 6 mm dan tinggi kumparanya adalah :
mm

Perlu diperhatikan pula pemilihan kedalaman dari kumpaan medan (


diambil

) apabila

mm, maka dapat diperhitungkan :

m
o

Perhitungan luas permukaan konduktor kumparan medan sebagai berikut :

mm2
o

Nilai arus medan dapat dicari dengan mengasumsikan nilai kerapatan arus pada
konduktor medan. Kerapatan arus pada konduktor medan adalah
. Sehingga arus medan ( ) adalah
A

Jumlah lilit kumparan ( ) adalah sebesar

40

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

mm2, dan

Luas penampang konduktor pada perhitungan adalah


lebar dari konduktor ini adalah 30 mm. Sehinggaakan didapatkan :
- Kedalaman konduktornya adalah
- Luas permukaan konduktor yang diperlukan menjadi :
mm2

- Dengan menggunakan isolasi antar konduktor sebesar 0,3 mm, maka


ketinggian konduktornya adalah :
mm
- Resistansi setiap medan kumparannya ( ) adalah

Sehingga didapatkan nilai arus medan yang sebenarnya adalah :


A

- Didapatkan GGM (

) sekarang menjadi

(Sawhney, 792)

41

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

- Rugi-rugi pada setiap kumparan medan (

2011

) adalah sebagai berikut :

W
- Daerah permukaan yang terbuang dapat diperhitungkan :
(Sawhney, 792)

m2
Seperti dalam tabel koefisien pendinginan pada buku A Course in Electrical
Machines Designed (Tabel 3.6 Sawhney, 111), untuk mesin dengan kumparan
penguatan yang berputar maka nilai koefisien pendinginannya(

) adalah:

dan dipilih 0,12

Sehingga nilai koefisien pendinginannya menjadi :

Maka diperoleh kenaikan temperaturnya adalah :


(Sawhney, 792)

Rugi-Rugi
(i) Rugi tembaga

42

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Rugi tembaga total dalam hal ini adalah termasuk rugi arus eddy pada setiap
fasany adalah sebesar

W yang mana telah dihitung pada bagian awal

perhitungan resistansi stator efektif).


Maka total rugi tembaganya adalah

3x

W = 66,672642 W

(ii) Stray Load Loss


Pada perhitungan ini, stray load loss diambil 20% dari total rugi tembaga
(Sawhney, 792), sehingga diperoleh :
W
(iii) Rugi besi
a) Gigi stator
Diameter jangkar pada pertengahan gigi sebesar

Maka kisar alur pada petengahan gigi

Gigi pertengahan sebesar


mm
Untuk berat gigi stator adalah :
(Sawhney, 792)
kg
Kerapatan fluksi pada

tinggi dari ujung adalah

Wb/m2 dengan a =

6,5 (Eq 4.58, Sawhney, 149)


Sehingga rugi besi spesifik di gigi adalah
W/kg
Jadi berdasarkan perhitungan di atas didapatkan rugi besi pada gigi sebesar:
W

43

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

b) Inti
Telah diketahui bahwa besarnya diameter inti rata-rata adalah 0,131133 m.
Sehingga berat inti statornya adalah
(Sawhney, 792)
kg
Kerapatan fluksi pada inti adalah 1,1 Wb/mm 2, maka rugi besi spesifik pada
inti ( sesuai dengan Persamaan 4.58 buku A Course in Electrical Machines
Designed ) yaitu :
Wb/m2
Sedangkan rug besi di inti

Jadi, total rugi besi di inti adalah sebesar :


W
c) Rugi Gesek dan Angin
Rugi gesek an angin ini didapatkan dari 0,7 % dari rating kVA. Sehingga
akan diperoleh rgi gesek dan angin :
kW

d) Rugi Medan Tembaga


Rugi medan tembaga

(Sawhney, 792)
W

Dengan jatuh tegangan sebsar 1 volt pada setiap sikat, maka didapatkan rugi
sambungan sikat
Input Exciter sebesar

W
W

Apabila efisiensi exciter sebesar 88 %, maka total exciter outputnya :

44

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Didapatkan rugi eksitasinya sebesar

Maka, dapat diperhitungakan total rugi-ruginya pada Tabel 3.2.


Tabel 3.2 Total rugi-rugi
No.

Rugi - rugi

Nilai
rugi-rugi

1 Rugi Tembaga termasuk arus eddy


2 Stray load losses
3 Rugi besi
4 Rugi gesek dan angin
5 Rugi eksitasi
Total Rugi-Rugi
Rated output adalah sebesar
Input

Efisiensifl
Kenaikan Temperatur Stator
o

Permukaan luar silinder stator dapat diperoleh dengan :


m2
Seperti dalam tabel koefisien pendinginan stator pada buku A Course in
Electrical Machines Designed (Tabel 3.6 Sawhney, 111), berkisar antara 0,025
sampai dengan 0,04, Dipilih 0,03.

45

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Maka akan diperoleh daya yang terbuang pada belakang inti stator adalah :
W/oC
o

Permukaan dalam silinder stator


Untuk mendapatkan besarnya permukaan dalam silinder stator adalah :
m2
Sedangkan untuk koefisien pendinginan stator dalam perhitungan ini, pada buku
A Course in Electrical Machines Designed (Tabel 3.6 Sawhney, 111), berkisar
antara :
apabila dipilih 0,03

Maka,

Diperoleh daya yang terbuang pada permukaan dalam stator adalah :

W/oC
o

Luas pemukaan akhir termasuk saluran sebagai berikut :

(Sawhney, 792)

m2

Koefisien pendinginan yang mana kecepatan duct adalah

46

, maka :

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

Total daya yang didisipasikan adalah


W/oC
Rugi tembaga pada konduktor bagian alur
W
Maka, rugi total yang terdisipasi dari permukaan stator adalah
W

Didapatkan kenaikan temperatur stator sebesar


Regulasi
Dari karakteristik hubung buka mengacu pada GGM beban penuh yaitu sebesar
A dengan tegangan

per unit.

Sehingga regulasi yang digunakan adalah sebesar 10%


Karakteristik hubung singkat
o

Reaktansi bocor pada generator ini sebesar

p.u. Maka akan diketahui

GGM pada jatuh reaktansi bocor dari grafik karakteristik hubung buka yaitu
sebesar 380 A.
o

GGM medan yang ekivalen dengan GGM jangkar adalah

A.

Sehingga, GGM medan yang dibutuhkan untuk sirkulasi arus beban penuh dalam
jangkar saat hubung singkat sebesar :
A

47

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

2011

GGM medan yang dibutuhkan untuk membangkitkan tegangan nominal tanpa


beban sebesar

Maka diperoleh rasio hubung singkat


Nilai tersebut merupakan nilai SCR yang sebenarnya yaitu

yang sebelumnya

diasumsikan nilai SCR adalah sebesar 1,1.

Dari keseluruhan data-data melalui perhitungan sebelumnya maka dapat


dituliskan spesifikasi data-data generator sinkron 3 fasa sebagai berikut :

DESIGN SHEET
Daya

kVA

Tegangan

Frekuensi

Hubungan

: Y ( star )

48

Power factor :

lagging

Phase :
Hz

Arus

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

Rating
1. daya beban penuh kVA
2. daya beban penuh kW
3. tegangan line
4. tegangan fasa
5. power factor
6. frekuensi
7. kecepatan
8. jumlah kutub

2011

V
V
lagging
Hz
rps

Dimensi utama
1. kerapatan fluksi spesifik
2. konduktor arus spesifik
3. diameter stator
4. panjang inti kotor
5. pendingin radial : No.
Lebar
6. panjang besi kotor
7. panjang besi bersih
8. kisar kutub
9. arus per fasa

Wb/m2
A/m
m
m
mm

m
m
m
A

Stator
1. kumparan
2.
3.
4.
5.
6.

49

Double layer lap


diamond coil

jumlah bagian yang paralel


jumlah alur
alur per kutub per fasa
konduktor per alur
lebar kumparan / coil span

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

7. lebar kumparan/kisar kutub


8. konduktor : ukuran
luas penampang
9. kerapatan arus
10. panjang lilit efektif
11. ukuran alur : lebar
kedalaman
12. kedalaman inti
13. diameter luar stator
14. resistansi per fasa
15. total rugi tembaga per fasa

2011

4 alur, 1--6

mm2
mm2
mA/mm2
m
m
m
m
m

50

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

Rotor
1. tipe kutub
2. Damper Winding :
jumlah batang-batang
diameter setiap batang
3. busur kutub
4. pole section
5. panjang radial kutub
6. lilit per kutub
7. konduktor :
ukuran
luasan
8. arus beban penuh
9. kerapatan arus
10. panjang lilitan rata-rata
11. jatuh tegangan
12. rugi medan tembaga
13. kecepatan peripheral

2011

rectangular,
terlaminasi, bolted

mm
m
mm

mm2
mm2
A
A/mm2
m
V
W
m/s

Magnetisasi
1. fluksi per kutub
2. inti :
luas penampang
kerapatan
mmf
3. Kerapatan fluksi gigi :
Busur per kutub
Kerapatan

51

Wb
m2
Wb/m2
A

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

mmf
4. celah udara :
luasan
faktor kontraksi
kerapatan
mmf
5. kutub :
luasan
kerapatan
mmf
6. gandar (Yoke) :
luasan
kerapatan
mmf
7. total mmf per kutub :
tanpa beban
beban penuh
8. mmf jangkar
per kutub
9. mmf medan ekivalen
terhadap mmf jangkar
per kutub

2011

m2
Wb/m2
A
m2
Wb/m2
A
m2
Wb/m2
Wb/m2
A

m2
Wb/m3
A
A
A
A

52

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

Efisiensi
1. rugi inti besi
2. rugi tembaga
3. stray load loss
4. rugi eksitasi
5. rugi gesek dan angin
6. total rugi-rugi
7. efesiensi

2011

W
W
W
W
W
W

Kenaikan temperatur
1. kenaikan temperatur kumparan

medan
2. kenaikan temperatur jangkar

Menghitung Poros Mesin Sinkron

Diameter poros (shaft) adalah :

mm

mm

mm

Perhitungan per bagiannya adalah sebagai berikut :

53

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

Perancangan Mesin Elektrik Generator Sinkron 3 Fasa

54

Faradina Magistasari ( 0810630054 ) Teknik Elektro Universitas


Brawijaya

2011

Anda mungkin juga menyukai