2011
Daya keluaran P = 12 kW
Tegangan kerja V = 220/380 V
Putaran
n = 1.500 rpm
Untuk merancang suatu mesin maka harus mematuhi kelima hirarki, sehingga
perancangan generator sinkron 3 fasa ini dirancang berdasarkan :
1.
Jenis Mesin
Telah diketahui jenis mesin yang akan dirancang adalah generator sinkron 3 fasa
adalah Q =
4.
= 13.953,49 VA
Putaran Mesin
Putaran yang diinginkan (n) adalah 1.500 rpm =
5.
= 25 rps
Tegangan Mesin
Sesuai data perancangan ini mempunyai tegangan jangkar sebesar 220/380 V.
I.
2011
) dengan cara :
yang mana putaran ini dapat menggunakan penggerak turbin air dan
menggunakan aturan perancangan kutub menonjol. Sehingga syarat-syarat yang
harus dipenuhi :
-
= 0,6 Wb/m2
= 40.000 A/m
m/s (Sawhney,725)
):
= konstanta ; =
dan dengan
2011
= 4 kutub
Bentuk menonjol tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu round pole (kutub
bulat) dan rectangular pole (kutub rektangular). Pada perancangan ini dipilih tipe
rectangular pole (kutub rektangular) dengan :
Rasio
= 1 sampai 5 (Sawhney,738)
yang dipilih
= 1,25
= 1,25
Jadi diperoleh :
m
Sehingga:
2011
Dari hasil perhitungan tersebut telah didapatkan nilai D sebesar 0,131133 m dan
L sebesar 0,128739 m.
Pengecekan
Dengan nilai D sebesar 0,131133 m dapat dilakukan pengecekan terhadap
(Sawhney,724)
m/s
Didapatkan
melebihi dari kecepatan peripheral maksimum turbo generator sebesar 175 m/s.
Dari nilai
Turbin cross flow memiliki nilai faktor pengali 1,8 (Sawhney, 725)
Maka, dengan faktor pengali 1,8 kecepatan peripheral saat run-away adalah
m/s.
Karena nilai kecepatan peripheral saat run-away dibawah 50 m/s, maka
menggunakan jenis pemasangan kutub dengan konstruksi bautan pada yoke.
Selanjutnya dengan
kVA
2011
kVA
kVA
Karena nilai Q sesuai dengan data yang diberikan maka nilai D sebesar 0,131133
m dan L sebesar 0,128739 m dapat digunakan.
Bentuk Muka Kutub ()
Rasio busur kutub terhadap kisar kutub () bervariasi dari :
=
= 0,102939 m = 102,939 mm
mm
cm
cm
2011
(Sawhney, 744)
= 130,510238
131
Jumlah Alur
Kisar alur ( ) untuk mesin AC adalah
(Sawwhney, 743)
(Sawhney, 753)
2011
(Sawhney, 753)
(Sawhney, 753)
):
(Sawhney,753)
= 32,75 33
Jumlah konduktor per alur harus integer genap dengan tujuan penggunaan dari
kumparan fraksional (dengan jumlah fraksional per alur per kutub, maka dapat
menggunakan kumparan double layer yang memerlukan konduktor per alur yang
genap) ,(Sawhney, 742).
Sehingga dengan ketentuan tersebut maka konduktor per alur diambil
36
(sebenarnya jumlah alur harus dipilih sehingga jumlah konduktor yang dihitung
tidak berubah banyak ).
o
= 144
= 0,500347 Wb/m2
dan
2011
menjadi :
sebesar :
Wb
sebesar :
=
m
mm
) diperoleh
(Sawhney, 744)
= 21,141652 A
= 4 A/mm2.
(Sawhney, 744)
= 5,285413 mm2
2011
dengan
mm2.
(Sawhney, 748)
=
-
(Sawhney, 748)
m
Dengan menggunakan ketebalan 0,1 mm yang memisahkan antar kawat dan 0,1
mm untuk isolasi pada konduktor. Ketebalan isolasi pada dinding utama 0,25 mm.
Sehingga dapat diperhitungkan dan dituliskan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Lebar Alur ( dalam mm )
Nama
Jumlah
Ukuran
Total
Bare konduktor
Isolasi konduktor
0,1
0,2
0,25
0,5
0,29
0,29
spasi (slack)
Total
2011
6,99
Jumlah
Bare konduktor
Ukuran
Total
36
0,85
30,6
0,1
0,2
Isolasi konduktor
36
0,1
3,6
0,25
Separator
0,5
0,5
tooth lip
0,75
0,75
Wedge
Spasi (slack)
Total
Total kedalaman alur
39,65
39,65 mm
Parameter Jangkar
Panjang lilit efektif kumparan stator (
) adalah:
(Sawhney, 728)
Dengan rincian :
10
2011
Resistansi stator
Resistansi d.c stator per fasa dengan konduktor tembaga pada suhu 750C :
(Sawhney, 753) dengan
= 0,049722
= 0,016154
11
= 0,033568
2011
Rugi Tembaga
Sehingga diperoleh rugi tembaga pada stator per fasa adalah :
Resistansi A.C.
Resistansi A.C untuk tiap fasanya adalah
(Sawhney, 783)
PU Resistansi
W = 66,672642 W
Inti Stator
Untuk mendapatkan diameter luar laminasi stator perlu diketahui:
-
) adalah
= 1,2Wb/m2
12
), adalah :
= 0,023850 m
2011
) yaitu :
(Sawhney, 748)
Rasio hubung singkat (SCR) untuk generator hidro elektrik dengan kutub
menonjol berkisar antara 1,0 sampai 1,5 (Sawhney, 740). Dipilih SCR = 1,1
Dapat diperoleh GGM medan per kutub tanpa beban adalah :
Perlu diketahui bahwa 80% GGM dikonsumsi oleh celah udara (Sawhney, 740),
sehingga
Kerapatan fluksi maksimum di celah udara adalah
=
13
Wb/m2
2011
Sehingga dari perhitungan diatas akan didapatkan lebar celah udara ( ) apabila
diasumsikan faktor konstraksi celah udara
adalah :
Sehingga dengan
, (Sawhney, 783)
m
Diperoleh diameter rotor (
) adalah sebesar
Lp
bp
14
2011
(Sawhney, 758)
m2
Untuk kutub rektangular seperti Gambar 3.1 maka
Untuk panjang aksial kutub
= 0,0355543 m = 35,5543 mm
Tinggi Kutub
Berdasarkan perancangan awal faktor daya adalah sebesar
Sehingga :
Dengan melihat Gambar 12.31 (Sawhney, 759) dapat menentukan nilai faktor
cross reaction (
15
maka didapatkan
2011
Gambar 3.2 Diagram Fasor dengan Resistansi Jangkar dan Reaktansi Bocor
Kumparan Jangkar yang Diabaikan
Sumber : A.K. Sawhney, A Course in Electrical Machines Designed (1990:759)
Gambar 3.3 Diagram Fasor dengan Resistansi Jangkar dan Reaktansi Bocor
Kumparan Jangkar yang Diabaikan
Sumber : A.K. Sawhney, A Course in Electrical Machines Designed (1990:784)
Berdasarkan diagram fasor yang telah dikutip diatas, maka:
o
pada sudut
16
terhadap
2011
o
o
Didapatkan sudut
Besar
Besar
adalah
adalah
4 A/mm2
= 888,5782 mm2
17
2011
Dalam hal ini nilai dari space factor berkisar antara 0,8 sampai 0,9
(Sawhney,759), sehingga dipilih space factor = 0,9
Maka dibutuhkan luas tembaga pada kumparan medan
= 987,3091 mm2
Pada buku A Course in Electrical Machines Designed terdapat aturan dalam
menentukan kedalaman kumparan dari kisar kutubnya seperti pada Tabel 12.3.
(Sawhney, 767), yang tertera sepeti Tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 kedalaman kumparan medan
Kisar kutub (mm)
0.2
0.35
0.50
0.65
1.00
1.00 dst
30
35
40
45
50
55
. Diambil
mm
Untuk mengetahui panjang radial total kutub, maka harus menambahkan
pinggiran kutub17 mm dan ketinggiansepatu kutub h1 = 5 mm. Dapat dilihat
gambar kutub gb.12.48 pada buku A Course in Electrical Machines Designed.
Ketinggian body kutub
18
2011
(Sawhney, 784)
= 205,878 mm2
Kisar alur pada damper winding dibuat berbeda dari kisar alur stator, sekitar 20%
yang bertujuan untuk mengurangi arus induksi pada damper winding oleh ripple
dari gigi.
Yang mana jumlah batang-batang katup adalah
19
mm2
2011
= 7,2406 7 mm
Didapatkan :
Faktor area ring short circuit berkisar antara 0,8 sampai 1 (Sawhney, 762).
Dipilih faktor area ring short circuit 0,8
Jadi luas penampang dari setiap ring short circuit pada batang adalah :
mm2
Yoke (Gandar)
Dapat ditentukan fluksi dalam yoke
(Sawhney, 785)
=
Kerapatan fluksi diambil 1,2 Wb/mm2
Sehingga lus permuakaan yoke adalah
=
m2
m=
mm
Menggambar Kutub
20
2011
Dalam menggambar kutub perlu diketahu besarnya sudut mekanik antara pusat
= 45o
mm
Menggambar Sirkuit Magnetik
Berdasarkan gambar 4.73 tertera bahwa :
b1 = 24 ; b2 = 55 ; b3 = 82 ; b4 = 98 ; b5 = 100 dan b6 = 100
Sehingga amplitudo dan harmonisa pada kerapatan celah udara dapat dijabarkan
sebagai berikut :
21
2011
Setelah didapatkannya nilai nilai tersebut maka dapt diperoleh kurva distribusi
fluksi dapat dituliskan sebagai berikut :
dan M = 2
maka,
22
2011
Maka,
=
=
Wb
23
2011
Wb/m2
Dengan
Wb/m2
maka
24
2011
) adalah
Rasio =
Berdasarkan rasio yang didapatkan ini maka koefisien Carter (
25
) adalah 0
2011
Diperoleh
adalah sebasar 1
A
(ii)
m
Kerapatan fluksi di gigi pada
26
mm
ketinggian dari daerah terujung adalah :
2011
(Sawhney, 787)
Wb/m2
A/m.
) adalah :
(iii)
27
) adalah
(Sawhney, 787)
2011
m2
) adalah
(Sawhney, 787)
Wb/m2
Sehingga dengan didapatkannya nilai dari
maka dengan menggunakan kurva B-at ( pada Gambar 3.5) akan diketahui
A/m2
GGMnya yaitu
(Sawhney, 787)
) adalah
A
Jadi,
(iv)
28
mm
(Sawhney, 787)
m
Yang mana, tinggi dari sepatu kutub itu sendiri adalah
Lebar body kutub (
) adalah
mm
(Sawhney, 787)
29
2011
Sehingga ,
30
2011
dan
2011
) adalah :
) adalah :
(Sawhney, 788)
31
(v)
2011
) adalah
(Sawhney, 788)
Wb
m2
) adalah
Wb/mm2
Dengan melihat kembali kurva B at ( Gambar 3.5 ), maka dengan kerapatan
fluksi di yoke diatas akan dapat diketahui nilai dari :
A/m.
Sehingga panjang dari fluksi di yoke adalah sebagai berikut :
32
2011
(Sawhney, 788)
GGM di yoke (
mm
) adalah
(Sawhney, 788)
A
Jadi, total GGM yang diperlukan saat tanpa beban untuk kerapatan fluksi
nominalny adalah sebagai berikut :
(Sawhney, 788)
A
Karakteristik Open Circuit
Berdasarkan gambar alur pada lampiran gambar dapat ditulisakan sebagai
berikut, maka :
Tabel 3.1 Variabel-variabel Alur
variabel nilai (mm)
h1
36,9
h2
0,85
h3
0,75
h4
Ws
6,99
Wt
8,5825
33
) (Sawhney, 790)
Rasio
34
2011
2011
35
(Sawhney, 790)
2011
Setelah didapatkan nilai-nilai tersebut maka akan diperoleh reaktansi bocor stator
( ) adalah sebagai berikut :
p.u.
Ggm medan beban penuh
Tegangan (
p.u.
Sehingga nilai
Dari nilai
dalam p.u. yaitu sebesar 0,991897 diatas maka dapat dilihat pada
grafik karakteristik opern circuit ( Gambar 3.7 ) dapat dilihat seperti dibawah ini:
36
2011
adalah
(Sawhney, 791)
(Sawhney, 791)
) adalah
Sehingga akan diperoleh faktor reduksi untuk GGM jangkar sumbu axis
langsung (
37
2011
berikut :
(Sawhney, 791)
Sehingga ,
38
2011
Diketahui bahwa
-
Sehingga diperoleh
Selanjutnya
) adalah
39
2011
) apabila
m
o
mm2
o
Nilai arus medan dapat dicari dengan mengasumsikan nilai kerapatan arus pada
konduktor medan. Kerapatan arus pada konduktor medan adalah
. Sehingga arus medan ( ) adalah
A
40
2011
mm2, dan
- Didapatkan GGM (
) sekarang menjadi
(Sawhney, 792)
41
2011
W
- Daerah permukaan yang terbuang dapat diperhitungkan :
(Sawhney, 792)
m2
Seperti dalam tabel koefisien pendinginan pada buku A Course in Electrical
Machines Designed (Tabel 3.6 Sawhney, 111), untuk mesin dengan kumparan
penguatan yang berputar maka nilai koefisien pendinginannya(
) adalah:
Rugi-Rugi
(i) Rugi tembaga
42
2011
Rugi tembaga total dalam hal ini adalah termasuk rugi arus eddy pada setiap
fasany adalah sebesar
3x
W = 66,672642 W
Wb/m2 dengan a =
43
2011
b) Inti
Telah diketahui bahwa besarnya diameter inti rata-rata adalah 0,131133 m.
Sehingga berat inti statornya adalah
(Sawhney, 792)
kg
Kerapatan fluksi pada inti adalah 1,1 Wb/mm 2, maka rugi besi spesifik pada
inti ( sesuai dengan Persamaan 4.58 buku A Course in Electrical Machines
Designed ) yaitu :
Wb/m2
Sedangkan rug besi di inti
(Sawhney, 792)
W
Dengan jatuh tegangan sebsar 1 volt pada setiap sikat, maka didapatkan rugi
sambungan sikat
Input Exciter sebesar
W
W
44
2011
Rugi - rugi
Nilai
rugi-rugi
Efisiensifl
Kenaikan Temperatur Stator
o
45
2011
Maka akan diperoleh daya yang terbuang pada belakang inti stator adalah :
W/oC
o
Maka,
W/oC
o
(Sawhney, 792)
m2
46
, maka :
2011
per unit.
GGM pada jatuh reaktansi bocor dari grafik karakteristik hubung buka yaitu
sebesar 380 A.
o
A.
Sehingga, GGM medan yang dibutuhkan untuk sirkulasi arus beban penuh dalam
jangkar saat hubung singkat sebesar :
A
47
2011
yang sebelumnya
DESIGN SHEET
Daya
kVA
Tegangan
Frekuensi
Hubungan
: Y ( star )
48
Power factor :
lagging
Phase :
Hz
Arus
Rating
1. daya beban penuh kVA
2. daya beban penuh kW
3. tegangan line
4. tegangan fasa
5. power factor
6. frekuensi
7. kecepatan
8. jumlah kutub
2011
V
V
lagging
Hz
rps
Dimensi utama
1. kerapatan fluksi spesifik
2. konduktor arus spesifik
3. diameter stator
4. panjang inti kotor
5. pendingin radial : No.
Lebar
6. panjang besi kotor
7. panjang besi bersih
8. kisar kutub
9. arus per fasa
Wb/m2
A/m
m
m
mm
m
m
m
A
Stator
1. kumparan
2.
3.
4.
5.
6.
49
2011
4 alur, 1--6
mm2
mm2
mA/mm2
m
m
m
m
m
50
Rotor
1. tipe kutub
2. Damper Winding :
jumlah batang-batang
diameter setiap batang
3. busur kutub
4. pole section
5. panjang radial kutub
6. lilit per kutub
7. konduktor :
ukuran
luasan
8. arus beban penuh
9. kerapatan arus
10. panjang lilitan rata-rata
11. jatuh tegangan
12. rugi medan tembaga
13. kecepatan peripheral
2011
rectangular,
terlaminasi, bolted
mm
m
mm
mm2
mm2
A
A/mm2
m
V
W
m/s
Magnetisasi
1. fluksi per kutub
2. inti :
luas penampang
kerapatan
mmf
3. Kerapatan fluksi gigi :
Busur per kutub
Kerapatan
51
Wb
m2
Wb/m2
A
mmf
4. celah udara :
luasan
faktor kontraksi
kerapatan
mmf
5. kutub :
luasan
kerapatan
mmf
6. gandar (Yoke) :
luasan
kerapatan
mmf
7. total mmf per kutub :
tanpa beban
beban penuh
8. mmf jangkar
per kutub
9. mmf medan ekivalen
terhadap mmf jangkar
per kutub
2011
m2
Wb/m2
A
m2
Wb/m2
A
m2
Wb/m2
Wb/m2
A
m2
Wb/m3
A
A
A
A
52
Efisiensi
1. rugi inti besi
2. rugi tembaga
3. stray load loss
4. rugi eksitasi
5. rugi gesek dan angin
6. total rugi-rugi
7. efesiensi
2011
W
W
W
W
W
W
Kenaikan temperatur
1. kenaikan temperatur kumparan
medan
2. kenaikan temperatur jangkar
mm
mm
mm
53
54
2011