Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN DASAR BUDIDAYA TANAMAN

MULSA DAN PEMULSAAN

Oleh :
Nama : Qanita Rahma Shabira
NIM :165040101111143
Kelas : AA1
Asisten : Widya Sam
Prodi : Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara agaris dimana merupakan salah satu
sumber pertanian yang cukup banyak. Hal ini tidak terlepas dari latar belakang dan
budaya masyarakat Indonesia yang condong dalam pertanian. Berbicara mengenai
pertanian, keberhasilan dan kesuksesan dalam budidaya selama bercocok tanam tidak
terlepas dari pengaturan, pemeliharaan dan perawatan yang optimal. Dalam hal ini
proses usaha pertanian yang efektif adalah memadukan penggunaan sumber daya
alam terutama iklim dan tanah dalam sistem bercocok tanam yang juga perlu
dipertimbangkan dan diperhatikan. Selain itu pemilihan pemulsaan yang tepat juga
menjadi salah satu pendukung tingginya produktifitas hasil pertanian.
Pemberian mulsa juga perlu dilakukan untuk mendukung pertumbuha dan
perkembangan tanaman secara optimal yang nantinya mampu meningatka kualitas
dan kuantitas pada lahan dan tanaman yang dibudidayakan. Mulsa adalah proses atau
praktek yang meliputi tanah / tanah untuk membuat lebih pada kondisi yang
menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, perkembanngan. Tujuan dari
pemberian mulsa ini adalah melindungi agregat tanah dari percikan air hujan,
menekan pertubuhan gilma pada sekitar tanaman budidaya, mengurangi dan masih
banyak lagi tujun dari mulsa ini. Oleh karena itu, dalam membudidayakan tanaman
budidaya perlu diperhatikan tanam, pola tanam dan pemerian mulsa untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas dari tanaman budidaya nya.
Dalam penanaman suatu komoditas, diperlukan adanya mulsa. Mulsa adalah
bahan atau material penutup tanah pada tanaman budidaya yang bermanfaat untuk
menghambat pertumbuhan gulma. Penggunaan mulsa biasanya sangat
menguntungkan karena dapat membantu menghambat pertumbuhan gulma.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pemulsaan adalah untuk mengetahui untuk
mengetahui perbandingan penggunaan mulsa pada tanaman ubi jalar dengan
perlakuan yang tanpa mulsa.
2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian dan Macam-macam Mulsa

 Mulsa adalah bahan yang dihamparkan sebagian atau selirih permukaan tanah dan
mempengaruhi lingkungan mikro tanah yang ditutupi tersebut (Tambunan, 2011)
 Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk
menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit
sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik (Mubyarto, 1989).
 A mulch is a layer of material applied to the surface of an area of soil.
“Mulsaadalahlapisan bahanditerapkan padapermukaandaerahtanah”(Farlex, 2010)

2.2 Fungsi Mulsa

fungsi-fungsimulsa menurut Setjanata (1983):


 Terhadap tanaman
Dengan adanya mulsa diatas permukaan tanah , benih gulma akan sangat terhalan.
Akibatnya tanaman akan bebas tumbuh tanpa kompetisi ddengan gulma dalam
peyerapan hara mineral tanah.
 Terhadap kestabilan agregat tanah
Dengan adanya bahan mulsa diatas permukaan tanah, energi air hujan akan
ditanggung oleh bahan mulsa tersebut sehingga agregat tanah tetap stabil dan
terhindar dari proses penghancuran. Semua jenis mulsa dapat digunakan untuk
tujuan mengendalikan erosi.
 Terhadap kimia tanah
Fungsi langsung mulsa terhadap sifat kimia tanah terjadi melalui pelapukan
bahan-bahan mulsa. Fungsi ini hanya terjadi pada jenis mulsa yang mudah lapuk
seperti jerami padi, alang-alang , rumput-rumputan.
 Manfaat terhadap ketersediaan air tanah
Pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari
permukaan tanah akan ditahan oleh bahan mulsa yang jatuh kembali ketanah.
Akibatnya lahan yang ditanam tidak kekurangan air karena penguapan air ke
udara hanya terjadi melalui proses transpirasi.
 Terhadap pemeliharaan tanaman
Pemulsaan dapat memperkecil perlakuan pemupukan katrena hanya dilakukan
sekali saja yaitu sebelum saat panen. Demikian juga dengan penyiraman
perlakuannya hanya dilakukan sekali saja , dan kegiatan penyiangan tidak perlu
dilakukan pada keseluruhan lahan, melainkan hanya pada lubang tanam satu
sekitar batang tanaman.

2.3 Pengaruh Pemulsaan Terhadap Iklim Mikro dan Keberadaan Gulma


Penggunaan mulsa anorganik antara lain dapat mempercepat tanaman
berprduksi, meningkatkan hasil persatuan luas, efisien dalam penggunaan pupuk dan
air,, mengurangi erosi akibat hujan dan angin angin agurangi serangan hama dan
penyakit tanaman, menghambat pertumbuhan gulma, mencegah pemadatan tanah dan
mempunyai kesempatan untuk menanam pada bedengan yang sama lebih dari satu
kali (Lamont, 1993)
Perlakuan pemberian mulsa berpengaruh sangat nyata terhadap penurunan
suhu tanah dan suhu udara, peningkatan kelembaban udara, peningkatan tinggi
tanaman dan memperlebar luas daun (Noorhadi dan Supriyadi, 2003).
Pemakaian mulsa dapat meningkatkan suhu minimum dan menurunkan suhu
maksimum tanah karena bahan organic yang mempunyai koefisien konduktivitas
panas relative lebih kecil dengan tanah mineral (Sinukaban, 1986).
Penggunaan mulsa dari eceng gondok segar juga mampu menekan
pertumbuhan gulma 35.6% dan meningkatkan kadar air tanah sehingga lingkungan
perakaran lebih optimum menyerap hara dan meingkatkan panen jagung (Lamid,
1995).
3.BAHAN DAN METODE

3.1 Alat dan Bahan

alat yang digunakan , yaitu :

1. Cangkul : Untuk menggemburkan tanah dan membuat bulutan


2. Cangkil : Untuk menggemburkan tanah
3. Ember : Untuk penyiraman
4. Penggaris : Untuk mengukur jarak tanam dan tinggi tanaman
5. Kalengbekas : Untuk membuat lubang pada mulsa
6. Kertas : Untuk bahan pembakaran atau pemanas kaleng
7. Korekapi : Untuk membakar kertas

Bahan yang digunakansaatpraktikum, yaitu:


1. BibitMentimun : Sebagaibahantanam
2. Mulsa PHP : Sebagaipenutupbulutanmenitmun
3. pupuk urea, kcl, sp 36

3.2Cara Kerja (diagram alir)

Menyiapkan alat dan bahan

Mengolah lahan dengan cangkul dan cangkil sebelum ditanamani metimun

Membuat bulutan agar dapat di tanamami mentimun dan pemasangan mulsa

Menanam mentimun yang sudah di semai

Memelihara dan memberikan pupuk sesuai waktu dan pemberian air secara intensif

Mengamati setiap minggunya

Mendokumentasikan dan catat hasl pengamatan


3.3 Data Hasil Pengamatan

3.3.1Panjang Tanaman Mentimun


Berikut adalah tabel data hasil pengamatan panjang tanaman timun pengaruh
pemulsaan pada Umur 2 mst sampai 7 mst

Tabel 1. Perbandingan Rata-Rata Panjang Tanaman Mentimun dengan Perlakuan


Tanpa Mulsa dan Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak

Panjang tanaman
Perlakuan
2mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst
Tanpa 60,4 66,6
11,4 19,9 53,4
Mulsa
MPHP 17,6 36 62,5 74,6 77,6

Dari data diatas terlihat tinggi tanaman tanaman terus meningkat pada
pengunan mulsa maupun yang tidak mengunakan mulsa, perubahan yang sangat
signifikan dapa tdilihat diantara 5mst dengan 6 mst, dapat dilihat dari adanya selisih
yang sangat jauh. Pada data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata panjang tanaman
mentimun tertinggi pada pengunan mulsa plastic hitam perak yaitu 77,6 cm. berikut
adalah grafik tinggi tanaman timun.

90
80
Tinggi Tanaman (cm)

70
60
50
40 Tanpa Mulsa
30 MPHP
20
10
0
2 3 4 5 6 7
Umur Tanaman (mst)

Gambar 1. Perbandingan Rata-Rata Panjang Tanaman Mentimun dengan


Perlakuan mulsa dan tanpa mulsa.
3.3.2 Jumlah Daun Tanaman Mentimun

Berikut adalah tabel data hasil pengamatan jumlad daun tanaman mentimun pengaruh
pemulsaan pada umur 2mst sampai 7 mst

Tabel 2. Perbandingan Jumlah Daun Tanaman Mentimun dengan Perlakuan


Tanpa Mulsa dan Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak

Jumlah daun
Perlakuan
2mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst
TanpaMulsa 9 14 17 20 18
MPHP 12 19 25 29 38

Dari data diatas terlihat jumlah daun tanaman mentimun terus meningkat pada
pengunan mulsa maupun yang tidak mengunakan mulsa, perubahan yang sangat
signifikan dapat dilihat diantara 6 mst dengan 7 mst, dapat dilihat dari adanya
selisih yang sangat jauh. Pada data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah
daun tanaman mentimun yang menghasilkan jumlah daun terbanyak pada
pengunan mulsa plastic hitam perak yaitu dengan sebanyak 39 daun pada 7 mst.
berikut adalah grafik jumlah daun tanaman mentimun.

40
Jumlah Daun Tanaman

35
30
25
20
Tanpa Mulsa
15
MPHP
10
5
0
2 3 4 5 6 7
Umur Tanaman (mst)

Gambar 2. Perbandingan Rata-Rata Jumlah Daun mentimun dengan Perlakuan


Tanpa Mulsa dan Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak
3.3.3 Jumlah Bunga Tanaman Mentimun
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan jumlah bunga tanaman mentimun
pengaruh pemulsaan pada
Umur 2mst sampai 7 mst.

Tabel 3. Perbandingan Rata-Rata Jumlah Bunga Mentimun dengan Perlakuan


Tanpa Mulsa dan Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak

Perlakuan 2 mst 3 mst 4 mst 5mst 6 mst 7 mst


Tanpa Jantan 0 0,2 1,4 3,2 3,6 4,6
mulsa Betina 0 0,4 1 3,6 3,4 2,9
MHHP Jantan 0 1,6 4 4,6 5,2 5,6
betina 0 1 2,8 3,2 4,2 4,4

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan jumlah daun sangat meningkat
pada perlakuan mulsa dengan rata-rata jantan 5,6 dan betina 4,4 , sedangkan
yperlakuan tanpa mulsa dengan rata-rata jantan 4,6 dan betina 2,9.

3.3.4 Pengamatan Suhu Tanah


Pengamatan suhu tanah dilakukan dst.. Berikut merupakan data

Tabel 4. Hasil Pengamatan Suhu Tanah dengan Perlakuan Tanpa Mulsa dan
Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak

Suhu tanah
Perlakuan bedeng
Bedeng2 Bedeng3
1
TanpaMulsa 28,5 28 29
MPHP 25 26 26
3.3.5 Pengamatan Gulma

Berikut merupakan keberadaan gulma pada setiap...

Tabel 5. Keberadaan Gulma pada Perlakuan Mulsa

No Spesies Jumlah Dokumentasi


1 Ageratum conyzpides 19

2 Pkyllanihus urinaria 1

3 Cynodon dactylem 4

4 Ruellia tuberosa 1

Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa gulma yang terdapat pada mentimun dengan
perlakuan mulsa adalah Ageratum conyzoides sebanyak 19 tanaman, Phyllanthus
urinaria sebanyak 1 tanaman, Cynodon dactylen sebanyak 4 tanaman dan Ruellia
tuberos sebanyak 1 tanaman.

Tabel 6. Keberadaan Gulma pada Perlakuan tanpa Mulsa

No Spesies Jumlah Dokumentasi


1 panicium rapens 39

2 Oxallis barrelier 3

3 Barreria alata 9

4 Cynodon dactylen 22

5 Echinochloa colon 27
Sesuai dengan tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa gulma yang terdapat pada
mentimun dengan perlakuan tanpa mulsa yaitu Panicium rapens sebanyak 39
tanaman, Oxallis barrelier sebanyak 3 tanaman, Barreria alata sebanyak 9,
Cynodon dactylen sebanyak 22 tanaman dan Echinochloa colona sebanyak 27
tanaman.
4.PEMBAHASAN

Pemulsaan dilakukan dengan 2 perlakuan yang berbeda, yaitu perlakuan


pertama tanpa diberi mulsa, perlakuan kedua diberikan mulsa hitam plastic perak.
Kedua perlakuan tersebut memberikan efek yang berbeda pada tanaman mentimun.
Perlakuan dengan tanpa mulsa akan menyebabkan gulma tumbuh lebih banyak dari
pada yang diberi mulsa. Pada mulsa hitam plastic perak, gulma yang ditemukan tidak
banyak tumbuh. Hal tersebut terjadi karena pada MHPP terlindungi dari gulma yang
akan menyari inangnya, sehingga akan lebih sulit ditumbuhi oleh gulma.
Sehingga pada tanaman mentimun yang paling efektif adalah dengan pemberian
mulsa. Penggunaan mulsa plastik merupakan salah satu cara budidaya yang telah
terbukti dapat meningkatkan hasil tanaman. Warna mulsa plastik yang umumnya
digunakan di Amerika Utara dan Eropa secara komersial adalah warna hitam,
transparan (bening), hijau dan warna perak. Plastik berwarna hitam dapat
menghambat pertumbuhan gulma dan dapat menyerap panas matahari lebih banyak.
Mulsa plastik bening dapat menciptakan efek rumah kaca, sementara mulsa plastik
perak dapat memantulkan kembali sebagian panas yang diserap sehingga mengurangi
serangan kutu daun (aphid) pada tanaman (Mawardi, 2000 dalam P, Kusumasiwi,
2011).
Tanaman yang tidak menggunakan MPHP pertumbuhannya sangat kurang
optimal dan banyak gulmanya yang dapat mengakibatkan persaingan dan
pengambilan unsur hara serta rentan terhadap hama penyakit tanaman (Leni, 2012).
Dari hasil tersebut, menunjukkan bahwa pemberian mulsa akan menghambat
pertumbuhan gulma. Hal tersebut ditunjukkan dengan presentase gulma pada
perlakuan tampa mulsa akan lebih besar dari pada yang diberi mulsa. Menurut
Mabasya (1985) pemakaian mulsa akan mengurangi gulma yang tumbuh,
mengembalikan hara tanaman, clan mempertahankan kandungan bahan organik
tanah. Mulsa adalah bahan yang dipakai pada permukaan tanah dan berfungsi
untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan
gulma. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai mulsa adalah jerami padi.
(Bangun, 1989).
Pemberian mulsa akan sangat mempengaruhi infiltrasi yang ada dalam tanah.
Menurut Arsyad (2006) semakin tinggi penutupan tanah oleh mulsa, semakin efektif
dalam mencegah penutupan pori dan menghindari pembentukan lapisan kerak
sehingga kapasitas infiltrasi tanah dapat dipertahankan atau ditingkatkan.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa pada praktikum pemberian
mulsa, mulsa yang paling efektif untuk menghambat gumla pada tanaman ubi
jalar adalah pengunan mulsa plastic hitam perak . Penggunaan mulsa membantu
dan mendukung proses budidaya tanaman karena dapat menekan pertumbuhan
gulma hal ini dibuktikan dari data hasil pengamatan bahwa pada tanaman ubi jalar
yang diberikan perlakuan diberi MPHP tumbuh lebih subur disbanding yang
tidak, karena pada gulutan yang diberikan mulsa pertumbuhan gulma yang
ditemukan lebih sedikit dibandingkan yang tidak diberikan perlakuan mulsa jadi
pada tanaman ubi jalar tidak ada persaingan dengan gulma sehingga tanaman
pada yang diberi perlakuan MPHP lebih subur.
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, P dan M.Syam, 1989. Pengendalian gulma pada padi. Hlm. 579 – 600,
dalam Padi, buku 2, M. Ismunadji et al (penyunting). Puslitbangtan Bogor.
Juanda, Dede dan Bambang Cahyono. 2000. Ubi Jalar Budidaya Dan Analisis Usaha
Tani. Yogyakarta: Kanisius
Jumin, Hasan Basri. 1998. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: Agronomi.
Lamid,Z.1995.Pengaruh Mulsa Eceng Gondok Segar Terhadap Pertumbuhan Gulma
dan Jagung. Risalah Seminar BalaiPenelitianPanganSukarami 7: 203-208.
Lamont, W.J. 1993. Plastic Mulches for The Production of Vegetable Crops.
HortTechnology : 3(1):35-39.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian Lembaga Penelitian, Pendidikan dan
Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta: LP3ES.
Noorhadi dan Supriyadi. 2003. Pengaruuh Pemberian Air dan Mulsa Terhadap Iklim
Mikro Pada Tanaman Cabai Di Tanah Entisol. FP UNS: Surakarta.
Paryo. 2011. Pertanian Tumpang Sari, Pelosok Pedesaan. Jakarta: Rajawali
Setjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani
dalam Usaha Intensifikasi (Proyek Bimas). Lokakarya Teknologi dan Dampak
Penelitian Pola Tanam dan Usahatani, Bogor, 20-21 Juni 1983. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanam
Sinukaban, N.1986. Dasar-Dasar Konservasi Tanah dan Perencanaan Pertanian
Konservasi. Jurusan Tanah FakultasPertanian IPB. Bogor. 46 hal
Suryantono, Agus, dkk. 2013. Modul Praktikum Budidaya Tanaman. Malang:
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Suwarto, dkk. 2005. Kompetisi Tanaman Jagung dan Ubikayu dalam Sistem
Tumpang Sari. Dalam jurnal Bul. Agron. (33) (2) 1 – 7 (2005)
Tambunan, Sonia, dkk. 2011. Tanam dan Pola Tanam. http://www.tanam-dan-pola-
tanam.pdf.html. Diakes 16 mei 2017.
Wirosoedarmo. 1985. Dasar-Dasar Irigasi Pertanian. Malang: Universitas Brawijaya
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pengamatan Panjang Tanaman mentimun Mulsa


Sampel Panjang tanaman
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst
Tanaman 1 17 98 112 114
Tanaman 2 24 47 50 54
Tanaman 3 15 51 58 60
Tanaman 4 18,5 67 71` 105
Tanaman 5 13,5 49 53 55
Rata-ratan 17,5 36 62,5 74,6 77,6
Tabel 1. PanjangTanaman mentimun Mulsa

Lampiran 2. Data Pengamatan Jumah Daun Tanaman mentimun Tanpa Mulsa


Sampel jumlah daun
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst
Tanaman 1 19 21 20
Tanaman 2 16 18 21
Tanaman 3 10 12 13
Tanaman 4 21 25 18
Tanaman 5 20 25 18
Rata-ratan 17,2 20,2 18
Tabel 2. JumlahDaunTanaman Jumlah Daun Tanaman mentimun TanpaMulsa

Lampiran 3. Data pengamatan Jumlah bunga tanaman mentimun tanpa mulsa


Sampel Jumlah bunga
Jenis 2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst
Tanaman 1 Jantan 0 0 1 3 4 4
Betina 0 0 1 2 2 3
Tanaman 2 Jantan 0 1 2 4 5 7
Betina 0 0 1 1 3 4
Tanaman 3 Jantan 0 0 0 2 3 4
Betina 0 0 1 2 2 2
Tanaman 4 Jantan 0 1 1 2 3 2
Betina 0 1 1 2 2 1
Tanaman 5 Jantan 0 2 3 5 3 6
betina 0 1 2 2 3 4
Rata- rata Jantan 0 0,2 1,4 3,2 3,6 4,6
Betina 0 0,4 1 1,6 2,4 2,9

Lampiran 4. Data Pengamatan Panjang Tanaman mentimun tanpa Mulsa


Sampel Panjang tanaman
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst
Tanaman 1 11 55 64 96
Tanaman 2 12 69 73 78
Tanaman 3 7 28 35 38
Tanaman 4 17 47 53 57
Tanaman 5 10 68 77 79
Rata-ratan 11,4 19,9 58,4 60,4 66,6
Tabel 4. Panjang Tanaman mentimun tanpa Mulsa

Lampiran 5. Data Pengamatan Jumah Daun Tanaman mentimun Mulsa


Sampel jumlah daun
2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst
Tanaman 1 28 36 60
Tanaman 2 21 20 21
Tanaman 3 26 32 34
Tanaman 4 23 26 42
Tanaman 5 25 30 32
Rata-ratan 24,6 28,8 37,8
Tabel 5. JumlahDaunTanamanJumlahDaunTanamanmentimunMulsa

Lampiran 6. Data pengamatan Jumlah bunga tanaman mentimun mulsa


Sampel Jumlah bunga
Jenis 2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst
Tanaman 1 Jantan 0 2 5 7 4 5
Betina 0 1 3 5 5 4
tanaman 2 Jantan 0 3 4 3 5 7
Betina 0 2 4 2 5 6
Tanaman 3 Jantan 0 2 6 4 8 7
Betina 0 1 4 4 6 3
Tanaman 4 Jantan 0 1 3 5 6 4
Betina 0 1 2 3 3 5
Tanaman 5 Jantan 0 0 2 4 3 5
betina 0 0 1 2 2 4
Rata-rata Jantan 0 1,6 4 4,6 5,2 5,6
Betina 0 1 2,8 3,2 4,2 4,4
(pengamatan tinggi tanaman)

(pemasangan mulsa)

Anda mungkin juga menyukai